bab iii metodologi penelitian a. metode...
TRANSCRIPT
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Eksperimen
Dilihat dari proses penelitian ini adalah mengamati hubungan sebab-akibat
melalui manipulasi variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan
oleh manipulasi tadi, sehingga penelitian ini digolongkan kepada penelitian
eksperimen (Russeffendi, 1998).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data melalui tes kemampuan dan non tes seperti, lembar
observasi, wawancara.
B. Desain Penelitian
1. Alur Penelitian
Pada bagian ini adalah prosedur-prosedur yang dilakukan dalam
penelitian
Studi Penjajagan/ observasi
Menyusun program penelitian
Menyusun Rencana Pembelajaran
Menyusun Instrumen Penelitian, uji
coba dan validitas instrument
Penentuan subyek, populasi,
sampel penelitian
Uji validitas instrument tes
Pelaksanaan instrument tes dengan
metode demonstrasi
Eksperimen pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi
Analisis data
kesimpulan
Diagram 3.1
19
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur Penelitian
Adapun penjelasan dari diagram prosedur penelitian diatas adalah:
a. Studi penjajagan atau observasi adalah langkah awal sebelum
memulai penelitian, untuk menentukan tempat atau lokasi yang
akan diteliti.
b. Setelah mendapatkan tempat atau lokasi yang memungkinkan
untuk dilakukannya penelitian, maka dilakukan penyusunan
program untuk proses penelitian.
c. Menyusun rencana pembelajaran yang akan menjadi proses
dalam penelitian.
d. Menyusun instrument penelitian berupa soal untuk mengukur
prestasi belajar matematika siswa.
e. Menentukan subjek dan sampel penelitian dari kelas yang
tersedia dengan teknik purposive sampling atau sampel yang
disengaja.
f. Mengkonsultasikan instrument penelitian dengan guru kelas
dan dosen pembimbing. Menguji cobakan instrument yang
telah divaliditas oleh guru kelas dan dosen pembimbing.
Mengadakan validitas instrument penelitian.
g. Melaksanakan penelitian yaitu memberikan instrument tes
dengan menggunakan metode demonstrasi alat peraga. Dan
memberikan perlakuan kepada kelas kontrol dengan
menggunakan metode ceramah yang biasa guru lakukan.
h. Melaksanakan eksperimen pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi uji tes kepada kelas eksperimen dengan
menggunkana metode demonstrasi.
i. Menganalisis hasil penelitian dan melakukan uji hipotesis.
j. Meyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu metode
demonstrasi dimana pada penelitian dilakukan untuk melihat suatu
hubungan sebab–akibat. Karena itu diharapkan pada penelitian ini akan
mendapatkan hasil yang baik.
20
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perlakuan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi.
Untuk kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai variabel terkait
(variabel yang akan diamati).
Pengamatan akan dilakukan pada awal sebelum proses pembelajaran
dilakukan dan setelah pelajaran dilakukan (pretest dan postest).
Sampel pada penelitian ini dipilih secara sengaja, untuk kemudian
dibagi mejadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretest
serta postes akan dilakukan pada kedua kelas tersebut. Dikelas
eksperimen akan dilakukan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi sedangkan pada kelas kontrol akan dilakukan pembelajaran
dengan metode yang lainnya, metode yang lain pada penelitian ini adalah
metode ceramah, yang mana metode ceramah adalah metode yang selalu
diberikan pada proses pembelajaran saat ini.
Mengacu pada uraian yang dijelaskan diatas, maka desain yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretest dan
postest ( Ruseffendi, 1998) menggambarkan sebagai berikut:
A 0 X1 0
A 0 X2 0
Keterangan:
A : Pengelompokan sampel secara disengaja menurut kelas
0 : Pretest = postest
X1: Metode Demonstrasi
X2: Metode Ceramah
C. Lokasi, Subyek, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi penelitian
Lokasi yang akan dijadikan untuk penelitian yaitu SD Negeri
Toyomerto 1, Kp. Wanasaba Ds. Toyomerto 1 Kec. Kramat Watu Kab.
Serang. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena jarak
rumah dengan sekolah tersebut cukup dekat, sehingga tidak
mengahabiskan waktu yang banyak untuk sampai ke sekolah atau tempat
21
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian tersebut. Oleh karena itu dalam kegiatan penelitian ini
diharapkan dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB
SD Negeri Toyomerto 1. Jumlah siswa yang ada di kelas VA berjumlah 25
orang ( terdiri dari 16 orang perempuan dan 9 orang laki-laki), sedangkan
kelas VB berjumlah 25 orang (terdiri dari 11 orang perempuan dan 14
orang laki-laki).
Tujuan dari pemilihan siswa dari masing-masing kelas tersebut
bermaksud untuk proses pengolahan data akan berjalan dengan lancar dan
tidak merusak saat pengolahan nilai yang akan dilakukan. Jumlah laki-laki
dan perempuan yang akan diolah datanya yaitu: kelas VA (terdiri dari 9
orang laki-laki dan 16 orang perempuan), dan kelas VB (terdiri dari 11
orang perempuan dan 14 orang laki-laki).
3. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”
(Sugiono, 2009: 80).
Berdasarkan hasil rapat yang dulakukan kepala sekolah se- kec
kramatwatu pada bulan desember 2009 tentang adanya perubahan atau
pembenahan Gugus, maka hasil dari rapat tersebut SD Negeri Toyomerto
1 menjadi anggota pada Gugus III, adapun SD-SD yang menjadi satu
Gugus dengan SD Negeri Toyomerto 1 yaitu SD Negeri Serdang I, SD
Negeri Serdang II, SD Negeri Harjatani, SD Negeri Larangan, SD Negeri
Toyomerto II, SD Negeri Krapyak, SDIT Harjatani. Karena faktor sekolah
yang cukup dekat dan memadai, maka penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri Toyomerto I.
4. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi” (Sugiono, 2009: 80). Sampel yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah purposive sampling atau sampel yang disengaja.
22
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian pada kelas VA dan VB SD Negeri Toyomerto 1, yang dimana
tiap kelas memiliki siswa 25 orang. Pada kelas VA (terdiri dari 9 orang
laki-laki dan 16 orang perempuan), dan kelas VB (terdiri dari 11 orang
perempuan dan 14 orang laki-laki).
Berdasarkan sampel data yang telah ada, peneliti akan memberikan
tes kemampuan berpikir kreatif kepada siswa-siswa SD Negeri Toyomerto
1, dari siswa dan siswa yang ada pastinya para siswa dan siswi memiliki
kemampuan dasar yang berbeda-beda.
Pada penelitian ini kelas VA dan kelas VB dijadikan sampel, kelas
VA yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas VB yang akan dijadikan
kelas kontrol. Seluruh siswa telah diasumsikan mempunyai kemampuan
yang sama atau setara.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes dan non
test. Instrument tes berupa soal-soal kemampuan berpikir kreatif, sedangkan
instrumen non tes terdiri dari sikap-sikap siswa, wawancara, lembar observasi
dan selama proses pembelajaran.
Setelah diberikannya ujian terhadap kelas control dan kelas eksperimen,
kemudian kedua kelas diberikan treatment yang berbeda, yaitu kelas control
menggunakan metode ceramah dan kelas eksperimen menggunakan metode
demonstrasi. Setelah kedua kelas diberikan treatmen masing-masing, kemudian
diberikan tes terakhir untuk mengetahui hubungan antara kedua metode dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa.
Pada penelitian ini, konsep yang menjadi bahan penelitian adalah
peningkatan. Kreativitas siswa dengan Penggunaan metode demonstrasi
sebagai pendekatan dalam pembelajaran matematika pada materi bangun
ruang. Bahan ajar yang dikembangkan dalam bentuk rencana pembelajaran
yang disusun oleh peneliti menitik beratkan pada menstimulus kemampuan
berpikir kreatif siswa sekolah dasar.
23
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap rencana pembelajaran yang disusun dilengkapi dengan lembar kerja
siswa (LKS). Lembar kerja siswa tersebut dipelajari dengan sejumlah
pertanyaan yang harus diselesaikan oleh siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
ada yang harus dikerjakan secara individual.
Lembar kerja siswa yang dirancang, disusun, dan dikembangkan dalam
penelitian ini disesuaikan dengan pendekatan menggunakan metode
demonstrasi yang akan diterapkan dalam pembelajaran dengan indikator
kreativitas yang menjadi fokus pembelajaran.
1. Instrumen Tes
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah tes dan non
tes, instrument akan digunakan diawal dan akhir. Tes pertama akan
digunakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrument
digunakan diawal untuk mengukur kemampuan masing-masing kelompok
pada awal pemberian tes awal sebelum dilakukannya pembelajaran.
Dalam membuat tes kemampuan berpikir kreatif siswa diawali dengan
menyusun kisi-kisi soal yang mencakup sub pokok bahasan, kompetensi
dasar, indikator, aspek kemampuan berpikir kreatif siswa yang akan
diukur, serta jumlah soal. Setelah menyusun kisi-kisi, kemudian membuat
soal, kunci jawaban dan pedoman.
a. Validitas tes
“Validitas menunjukan tingkat ketepatan suatu alat (tes) atau
tingkat keabsahan” (Wahyudin. dkk, 2008: 140). Dalam mengukur
suatu yang akan diukur, atau dalam mengungkap data yang hendak
diungkap. Setiap alat ukur harus hanya mengukur satu dimensi atau
satu aspek saja.
Untuk mengetahui kevalidan isi, dilakukan dengan berdasarkan
atas pertimbangan dari para ahli, atau orang yang dianggap ahli dalam
hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing.
Validitas soal yang dinilai oleh validator adalah:
1) kesesuaian antara indikator dan butir soal
2) kejelasan bahasa dalam soal
3) kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa
24
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) kebenaran materi atau konsep.
Dikarenakan tes kemampuan berpikir kreatif tidak diuji
cobakan terlebih dahulu dan langsung diberikan kepada subyek
peneliti, maka untuk mengetahui soal yang dibuat sudah valid
atau belum dapat diperiksa oleh dosen pembimbing atau orang
yang ahli dalam bidangnya. Akan tetapi dalam hal ini yang
memeriksa soal yang telah dibuat oleh peneliti yaitu dosen
pembimbing. Tanpa adanya perbaikan soal dari para ahli atau
dari dosen pembimbing maka hasil tes ini tidak akan berjalan
dengan lancar.
b. Validitas Muka
Validitas muka disebut pula sebagai validitas bentuk soal atau
validitas tampilan baik itu berupa pertanyaan, pernyataan atau
suruhan.Validitas muka dilakukan untuk mengetahui keabsahan
susunan kalimat pada soal sehingga tidak menimbulkan pengertian
yang ambigu.Sedangkan validitas isi membuktikan tentang kesesuaian
tes ditinjau dari materi yang diajukan, kesesuaian butir soal dengan
indikator, kesesuaian butir soal dengan tingkatan kognitif siswa, dan
kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai.
Soal dikatakan valid (dari segi validitas muka) jika telah
memenuhi kriteria validitas muka, yakni apabila soal tersebut
memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional. . Dalam
mengujikan validias muka dan isi tersebut peneliti memberikan
beberapa soal yang menguji cara berpikir kreatif siswa salah satunya
terdapat pada soal nomor 9 yaitu: siswa menyebutkan ciri-ciri bangun
ruang kubus, dengan soal yang demikian, maka siswa akan
berimajinasi dan memberikan jawaban yang berbeda-beda menurut
pemikirannya sendiri, dengan itu tes kemampuan berpikir kreatif bisa
dibuktikan. Dan validitas pada soal tersebut cukup terpenuhi.
c. Validitas isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriteria, memiliki kesejajaran antara hasil tes dan kriteria.
25
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal akan dikatakan valid jika butir soal tersebut telah sesuai
dengan:
a) Materi pokok yang diberikan.
b) Indikator pencapaian tes kemampuan.
c) Aspek kemampuan berpikir kreatif.
Tingkat kesukaran untuk siswa kelas V (Lima) SD. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria,
memiliki kesejajaran antara hasil tes dan kriteria. Teknik yang
digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi
product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh
Pearson(Arikunto, 2012, hlm. 85). Rumus korelasi produk moment
dengan angka kasar adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
banyak subjek
nilai hasil uji coba
nilai rerata harian
Setelah koefisien validitasnya diketahui, kemudian nilai
diinterpretasikan berdasarkan kriteria pada tabel dibawah ini
(Riduwan, 2006 , hlm. 228) :
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien
Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
2222 )(.()((
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
xyr
N
X
Y
xyr
26
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, dalam penelitian
ini soal tes/instrumen terlebih dahulu diujikan pada siswa lain yang
bukan siswa tempat penelitian. Dalam hal ini, sekolah yang
digunakan untuk validitas butir soal adalah SDN Sumuranja 2 Hasil
data yang diperoleh tidak dihitung secara manual, melainkan diolah
menggunakan program software Anabutis dan Microsoft Exels.
d. Reliabilitas Tes
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 173), instrumen yang reliabel
adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
pula. Sedangkan Sambas dan Maman (2007, hlm. 37)
mengemukakan bahwa uji reabilitas instrumen dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat
ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil data yang diperoleh tidak dihitung secara manual,
melainkan diolah menggunakan bantuan program software analisis
butir soal (Anabutis) sehingga diperoleh reliabilitas soal.
Tingkat reliabilitas dari suatu instrumen didasarkan pada
klasifikasi Guilford, sebagai berikut :
Tabel 3.2
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya rII Interpretasi
0,80 < rII ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rII ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rII ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rII ≤ 0,40 Rendah
rII ≤ 0,20 Sangat rendah
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu pengumpulan informasi yang akan
dibutuhkan bagi yang membutuhkan informasi, dalam wawancara
terdapat hal yang harus ditanyakan maupun yang tidak harus
ditanyakan. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
27
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh dengan cara kegiatan tanya jawab kepada nara sumber untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan. Jenis wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur.
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 197).
Wawancara atau interview merupakan suatu metode yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara
Tanya-jawab sepihak. Karena responden tidak diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan (Arikunto, 2012, hlm. 44).
Dalam penelitian, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang
akan menunjang hasil penelitiannya, diantaranya yaitu untuk
mengetahui seberapa besarkah pengaruh metode demonstrasi terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berikut wawancara yang dilakukaan:
1) Bagaimanakah pendapat anda tentang pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi yang telah dilakukan?
2) Bagaimana pengaruh metode demonstrasi terhadap pembelajaran
tentang materi bangun ruang?
3) Apakah dengan metode demonstrasi bisa menambah cara berpikir
kreatif anda?
4) Apakah dengan metode demonstrasi bisa membantumu dalam
menyelesaikan permasalahanmu sehari-hari?
E. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Tes, dilakukan sebelum (tes awal) dan sesudah (tes akhir) proses
pembelajaran terhadap kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol.
Waktu pelaksanaan tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan
agar data yang dihasilkan lebih akurat dan tidak menimbulkan kebocoran
soal dari siswa yang telah mendapatkan tes terlebih dahulu.
2. Wawancara dilakukan setelah proses pemberian tes, gunanya untuk
mengetahui tanggapan-tanggapan siswa terhadap proses pemberian
28
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument dan treatmen yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini proses
wawancara hanya untuk menguatkan hasil penelitian yang telah terjadi.
Tidak untuk diolah seperti halnya instrumen-instrumen yang telah
diberikan, wawancara hanya untuk memperkuat hasil dari proses
pemberian instrument.
F. Teknik Analisis Data
Setelah mendapatkan hasil atau data dari penelitian menggunakan
instrument yang telah dilakukan, maka selanjutnya dalah menganalisis data
yang telah diperoleh, cara yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Tes
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data–
data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas jika dihitung
secara manual adalah dengan rumus chi Kuadrat. Penggunaan metode
chi kuadrat adalah untuk mengadakan pendekatan dari Pengujian
normalitas data dengan (X2) dilakukan dengan cara membandingkan
kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul dengan
kurva normal.
Untuk menghitung uji normalitas, maka menentukan terlebih
dahulu hipotesis. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut:
H0: menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kreativitas siswa yang mendapatkan pembelajaran PLAS
dengan pembelajaran konvensional
Ha: menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kreativitas siswa yang mendapatkan pembelajaran PLAS dengan
pembelajaran konvensional
Atau bisa ditulis dengan:
H0: 1 = 2
Ha: 1 ≠ 2
Berikut Rumus Chi kuadran hitung (Sujarweni dan Poly, 2011, hlm.
49):
29
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
k
e
eo
f
ff
1
2
2 )(
Keterangan:
= chi Kuadrat
= frekuensi dari yang diamati
= frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas
dk = (k – 3), derajat kebebasan (k=banyak kelas)
akan dibandingkan dengan
atau dengan
adalah taraf signifikan 0,01
Kaidah keputusan:
Jika X2hitung ≥ X
2tabel, maka distribusi data Tidak Normal.
Jika X2hitung≤ X
2tabel, maka distribusi data Normal.
Apabila menggunakan bantuan program software SPSS
Statistic versi 21 for windows uji normalitas yang dilakukan
menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan kaidah nilai:
Sig. > 0.05, maka data berdistribusi normal.
Sig. ≤ 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
Setelah melakukan uji normalitas dari data yang diperoleh
adalah berdistribusi normal, maka selanjutnya melakukan uji
homogenitas dan uji rata-rata (Uji t). sedangkan apabila setelah
melakukan uji normalitas diperoleh data berdistribusi tidak normal,
maka langkah selajutnya melakukan uji homogenitas dan uji
nonparametrik.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sampel yang
diambil bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas variansi
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah kelas eksperimen
dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk
30
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui hasil uji homogenitas antara kelas ekperimen dan kelas
kontrol dilakukan dengan menggunakan bantuan software Statistics
Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows. Kriteria uji
yang digunakan adalah dua buah distribusi dikatakan memiliki
penyebaran yang homogen apabila nilai hitung F < nilai tabel F dengan
α (α = 0.05) tertentu dan d = ( - 1) dan d = ( - 1). (Sambas dan
Maman, 2007, hlm. 84)
Rumus untuk uji statistika yang digunakan adalah F =
Keterangan:
= varian yang besar dan
= varian yang kecil
Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah Ruseffendi dalam
Sambas A.M. dan Maman A. (2007, hlm. 84)
: =
, artinya distribusi bersifat homogeny
: ≠
, artinya distribusi bersifat tidak homogeny
3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-rata
(uji t).Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel.Uji t dua sampel ini
termasuk kepada uji perbandingan (uji komparatif).Gunanya uji
komparatif adalah untuk menguji signifikansi hasil penelitian yang
berupa perbandingan keadaan variable dari dua rata-rata sampel.Syarat
untuk melakukan uji-t ini adalah ketika uji normalitas dan uji
homogenitas terpenuhi.Adapun rumus untuk menghitung uji-t adalah
(Riduwan, 2003, hlm. 214) :
√
(
√ ) (
√ )
Keterangan:
r = Nilai Korelasi X1 dengan X2
n1 dan n2 = Jumlah sampel
31
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2
1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2
S1 dan S2 = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2
Perhitungan uji-t dalam penelitian ini, akan diperoleh
menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu
program SPSS 21.0 setelah mengatahui normalitas dan
homogenitas datanya, dengan cara memasukan input atau data
yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih
analisis compare means dan independent–samples t test. Setelah
dimasukan data pada variebel view maka akan keluar output berupa
tabel uji t.
4. Pengelompokan Data
Nilai dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang,
dan rendah. Dalam pengelompokan nilai, menggunakan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika x ≥ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “tinggi”
b. Jika (β - std) ≤ x ≤ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai
“sedang”
c. Jika x < (β – std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah”
Keterangan:
x = nilai siswa
β = nilai rata-rata siswa
std = standar deviasi kelas
5. Uji Gain
Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan hasil
belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi. Gain yang diperoleh dinormalisasi oleh selisiah
antara skor maksimal ( ) dengan skor pretest. Uji gain ini
dimaksud untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasi
32
Deni Ardiyan,2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V SD NEGERI TOYOMERTO 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perolehan gian seorang siswa. Gian yang dinormalisasi diperoleh
dengan cara menghitung selisih antara skor postest ( ) dengan skor
pretest ( ) yaitu dengan dibagi oleh selisih antara skor maksimal
dengan skor pretest.
g =
Keterangan:
g = Gain = Skor Pretest
= Skor Postest = Skor Maksimal
Kriteria tingkat n-Gain siswa menggunakan tabel yang tertera
di bawah ini.
Tabel 3.3
Kriteria n-Gain
Gain Klasifikasi
g>0,7 gain tinggi
0,3<g≤0,7 gain sedang
g≤0,3 gain rendah