bab iii metodologi penelitian a. subjek penelitian 1....

23
48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya (Sudjana, dalam Setiadi, 2005). Maulana (2009: 25-26), mengemukakan bahwa populasi merupakan, a. keseluruhan subjek atau objek penelitian, b. wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, c. seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu, d. semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah dirumuskan secara jelas. Untuk menentukan banyaknya populasi menurut Sugiyono (2007: 180), “Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah 27% dari sampel uji coba”. Jumlah SD yang ada diKecamatan Cisarua sebanyak sepuluh SD. Sekolah tersebut dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sekolah kategori tinggi, sedang dan rendah.Berdasarkan pendapat di atas, maka untuk menentukan kategori sekolah tinggi dan rendah di Kecamatan Cisarua dilakukan perhitungan 27% dari jumlah sekolah yang ada. Setelah dilakukan perhitungan dengan mengambil 27% untuk sekolah pada kategori tinggi dan 27% untuk sekolah pada kategori rendah, maka dapat diketahui jumlah populasi sekolah yang berada dalam kategori tinggi sebanyak dua SD, kategori sedang sebanyak enam SD dan kategori rendah sebanyak dua SD. Adapun untuk pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Upload: tranthien

Post on 26-May-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya (Sudjana, dalam Setiadi, 2005). Maulana (2009: 25-26), mengemukakan

bahwa populasi merupakan,

a. keseluruhan subjek atau objek penelitian,

b. wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya,

c. seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu,

d. semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah

dirumuskan secara jelas.

Untuk menentukan banyaknya populasi menurut Sugiyono (2007: 180),

“Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah 27% dari

sampel uji coba”. Jumlah SD yang ada diKecamatan Cisarua sebanyak sepuluh SD.

Sekolah tersebut dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sekolah kategori tinggi, sedang

dan rendah.Berdasarkan pendapat di atas, maka untuk menentukan kategori sekolah

tinggi dan rendah di Kecamatan Cisarua dilakukan perhitungan 27% dari jumlah

sekolah yang ada. Setelah dilakukan perhitungan dengan mengambil 27% untuk

sekolah pada kategori tinggi dan 27% untuk sekolah pada kategori rendah, maka

dapat diketahui jumlah populasi sekolah yang berada dalam kategori tinggi sebanyak

dua SD, kategori sedang sebanyak enam SD dan kategori rendah sebanyak dua SD.

Adapun untuk pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

49

Tabel 3.1

Daftar Rata-rata Nilai UN Tertinggi sampai Terendah SDN di Kecamatan

Cisarua Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nama Sekolah Rata-rata UN Jumlah Siswa Kelas V

1. SDN Cisalak III 8,18 27

2. SDN Ciuyah III 7,76 17

3. SDN Ciuyah II 7,56 96

4. SDN Ciuyah I 7,49 35

5. SDN Jambu 7,39 25

6. SDN Cisalak IV 7,35 39

7. SDN Cisalak I 7,27 34

8. SDN Cikurubuk 7,00 20

9. SDN Cisalak II 6,87 28

10. SDN Pameulah 6,80 11

Populasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah seluruh siswa kelas V

SD se-Kecamatan Cisarua yang peringkat sekolahnya termasuk ke dalam golongan

kelompok sedang. Kelompok sedang diambil sebagai populasi karena diasumsikan

akan dapat mewakili kelompok asor dan kelompok unggul. Jumlah SD yang termasuk

dalam kelompok sedang di Kecamatan Cisarua berjumlah enam SD. Hal ini sesuai

dengan data yang diperoleh dari UPTD TK, SD dan PNF Kecamatan Cisarua yang

pengelompokannya berdasarkan jumlah rata-rata nilai ujian nasional (UN) tingkat

SD/MI Kecamatan Cisarua tahun ajaran 2011/2012.

Tabel 3.2

Daftar Sekolah dengan Kriteria Sedang di Kecamatan Cisarua

No Nama Sekolah Rata-rata UN Jumlah siswa

1. SDN Ciuyah II 7,56 96

2. SDN Ciuyah I 7,49 35

3. SDN Jambu 7,39 25

4. SDN Cisalak IV 7,35 39

5. SDN Cisalak I 7,27 34

6. SDN Cikurubuk 7,00 20

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

50

2. Sampel

Untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga serta mengingat populasi yang

diambil relatif homogen yakni kelompok sedang, maka dalam penelitian ini

digunakan teknik sampling. Hanya tetap harus diperhatikan bahwa ukuran sampel

yang diambil harus merupakan sampel yang representatif. Menurut Maulana (2009:

28), “Ukuran sampel menjadi pemikiran penting dalam menentukan sampling, yakni

apakah sampel yang diambil sudah memenuhi kaidah representatif atau belum”.

Kejelian dalam menentukan sampling merupakan hal yang sangat penting karena

akan menentukan keabsahan dari generalisasi yang dilakukan.

Gay (Maulana, 2009) menentukan ukuran sampel untuk penelitian eksperimen

yakni minimum 30 subjek per kelompok.Pendapat ini sejalan dengan Sudjana

(Setiadi, 2005) yang menyatakan bahwa supaya distribusi populasi mendekati

normal, maka ukuran sampel yang diambil dalam penelitian minimal sebanyak 30

subjek, meskipun hal ini bukanlah suatu ketentuan mutlak. Dalam penelitian yang

dilakukan, sampel yang diambil sebanyak dua kelas dari enam kelas populasi. Satu

kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya dijadikan sebagai

kelas kontrol.Sampel yang diambil adalah dua kelas dari dua sekolah yang berbeda

dan berada pada kriteria sedang.Pemilihan dilakukan secara acak dan terpilihlah SDN

Ciuyah I dan SDN Cisalak IV sebagai tempat penelitian.Selanjutnya, dilakukan

pemilihan kembali untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, terpilihlah SDN Ciuyah

I sebagai kelas eksperimen dan SDN Cisalak IV sebagai kelas kontrol.Berdasarkan

uraian di atas, maka dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah siswa kelas V

SDN Ciuyah Isebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SDN Cisalak IV sebagai

kelas kontrol.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian untuk melihat hubungan

sebab-akibat yakni untuk melihat pengaruh pendekatan matematika realistik dalam

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

51

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi perbandingan.

Untuk itu, memerlukan dua kelas yang akan dibandingkan sesuai dengan hipotesis

yang dibuat. Kelas yang diperlukan terdiri atas kelas eksperimen yang diberi

perlakuan dengan pendekatan matematika realistik dan kelas kontrol dengan

pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional.Berdasarkankarakteristiknya

seperti yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian yang dilakukan termasuk ke

dalam penelitian eksperimen, karena penelitian dilakukan dengan melakukan

manipulasi terhadap variabel bebas yang kemudian dilihat hasilnya pada variabel

terikat (Maulana, 2009).

Untuk mengetahui kemampuan komunikasi awal siswa, pada dua kelas yang

dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol diberikan pretes. Selanjutnya, pada

kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik

dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.Setelah itu, pada kedua

kelas diberikan postes untuk melihat adanya peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa.Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitiannya adalah berupa

desain kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group

design).Sebagaimana menurut Ruseffendi (2005: 50), “Pada jenis desain eksperimen

ini terjadi pengelompokan secara acak (A), adanya pretes (0), dan adanya postes

(0).Kelompok yang satu tidak memperoleh perlakuan, sedangkan yang satu lagi

memperoleh perlakuan (X)”.Adapun bentuk desain penelitiannya sebagaimana

menurut Ruseffendi (2005: 50) adalah sebagai berikut ini.

A 0 X 0

A 0 0

Keterangan:

A = pemilihan secara acak

0 = pretest dan posttest

X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

52

C. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data penelitian sehingga masalah

yang dirumuskan dapat dipecahkan (Maulana, 2009). Instrumen yang akan digunakan

dalam penelitian terdiri dari instrumen tes dan nontes.

1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Tes kemampuan komunikasi matematis ini terbagi menjadi dua bagian, ada

pretesuntuk mengukur kemampuan awal siswa dan postesyang digunakan untuk

mengukur peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa.Tes ini sama-sama

diberikan untuk kelompok eksperimen maupun kelas kontrol. Instrumen yang akan

digunakan pada saat pretesmaupun postes memiliki karakteristik identik untuk setiap

soal. Kualitas dari instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal

yang penting, karena kesimpulan dibuat berasal dari data yang dikumpulkan oleh

instrumen tersebut (Maulana, 2009). Untuk mendapatkan instrumen dengan kualitas

yang baik, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran yang akan dijelaskan

sebagai berikut.

a. Validitas

Untuk mengukur ketepatan (validitas) isi soal yang dibuat, sebelumnya

dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen sebagai ahli. Selain validitas isi,

konsultasi juga dilakukan untuk mengetahui adanya validitas muka dalam arti bentuk

soal dari segi penggunaan kalimat untuk mengukur kemampuan komunikasi

matematis siswa yang digunakan memang tepat untuk diberikan kepada siswa SD.

Selain itu, digunakan juga validitas banding yang dilakukan dengan cara menghitung

koefisien korelasi antara instrumen yang dibuat dengan alat ukur lain yang

diasumsikan telah memiliki validitas tinggi, dalam hal ini nilai akhir/ nilai raport.

Koefisien korelasi ini dihitung dengan product moment raw score dari Pearson

(Maulana, 2008b: 134) dengan formula sebagai berikut ini.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

53

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = banyak subjek yang diteliti/banyaknya peserta tes

X = nilai hasil uji coba

Y = nilai rata-rata harian

Untuk menghitung validitas instrumen, digunakan bantuan Microsoft Excel

2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil

perhitungan. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford

(Suherman dan Sukjaya 1990: 147) berikut.

Tabel 3.3 Klasifikasi koefisien Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 <𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

0,60 <𝑟𝑥𝑦≤ 0,80 Validitas tinggi

0,40 <𝑟𝑥𝑦≤ 0,60 Validitas sedang

0,20 <𝑟𝑥𝑦≤ 0,40 Validitas rendah

0,00 <𝑟𝑥𝑦≤ 0,20 Validitas sangat rendah

𝑟𝑥𝑦≤ 0,00 Tidak valid

Hasil uji coba menunjukkan bahwa secara keseluruhan, soal yang digunakan

dalam penelitian ini koefisien korelasinya mencapai 0,41 yang berarti validitas

instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini berada pada kriteria sedang(perhitungan

validitas hasil uji coba instrumen terlampir). Sementara itu, validitas instrumen tes

hasil belajar masing-masing soal dapat dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

54

Validitas Tiap Butir Soal Tes Komunikasi Matematis

No

soal

Koefisien

korelasi

Interpretasi No

soal

Koefisien

korelasi

Interpretasi

1a 0,26 Rendah 6a 0,42 Sedang

1b 0,51 Sedang 6b 0,46 Sedang

2a 0,48 Sedang 6c 0,28 Rendah

2b 0,49 Sedang 7a 0,55 Sedang

3a 0,53 Sedang 7b 0,24 Rendah

3b 0,57 Sedang 8a 0,49 Sedang

4a 0,50 Sedang 8b 0,22 Rendah

4b 0,35 Rendah 9 0,54 Sedang

4c 0,41 Sedang 10 0,49 Sedang

4d 0,31 Rendah 11 0,50 Sedang

4e 0,44 Sedang 12a 0,67 Tinggi

5a 0,32 Rendah 12b 0,63 Tinggi

5b 0,15 Sangat Rendah 12c 0,33 Rendah

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur sesuatu dari siswa

(Ruseffendi, 2005). Untuk mengukur reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan

rumus Cronbach Alpha (Suherman dan Sukjaya, 1990: 194) sebagai berikut:

𝒓𝟏𝟏 = [𝒏

𝒏 − 𝟏] + [𝟏 −

𝐒𝐢𝟐

𝐒𝐭𝟐]

Keterangan:

𝑟11 = koefisien korelasi reliabilitas

𝑛 = banyaknya butir soal

𝑠𝑖2 = varians skor setiap butir soal

𝑠𝑡2 = varians skor total

Untuk menghitung reliabiltas instrumen, digunakan bantuanMicrosoft Excel

2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil

perhitungan. Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

55

dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Suherman

dan Sukjaya, 1990: 147) berikut.

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Keofisien korelasi Interpretasi

0,80 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Reliabilitassedang

0,20 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah

r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa instrumen dalam penelitian ini memiliki kriteria reliabilitas sangat tinggi

dengan koefisien korelasi 0,82. Adapun perhitungan reliabilitas instrumendapat

dilihat pada Lampiran D halaman 220.

c. Indeks Kesukaran

Menghitung indeks kesukaran item (IK) pada dasarnya digunakan untuk

memperoleh soal-soal yang termasuk kategori sangat mudah, mudah, sedang, sukar

dan sangat sukar. Untuk mengetahui tingkat indeks kesukaran tiap butir soal

digunakan rumus:

SMI

XIK

Keterangan :

IK = Indeks Kesukaran

X = Rata-rata skor

SMI = Skor maksimal ideal

Untuk menghitung indeks kesukaran, digunakan bantuan Microsoft Excel

2010 untuk memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

56

perhitungan. Indeks kesukaran yang diperoleh dari perhitungan dengan formula

diatas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut

(Suherman dan Sukjaya, 1990: 213).

Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran Interpretasi

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Sangat Mudah

Berikut ini merupakan data indeks kesukaran dari hasil uji coba instrumen tes

komunikasi matematis yang telah dilakukan.

Tabel 3.7

Analisis Tingkat Kesukaran

No

soal

Tingkat

Kesukaran

Interpretasi No

soal

Tingkat

Kesukaran

Interpretasi

1a 0,95 Mudah 6a 0,45 Sedang

1b 0,58 Sedang 6b 0,50 Sedang

2a 0,65 Sedang 6c 0,51 Sedang

2b 0,55 Sedang 7a 0,46 Sedang

3a 0,54 Sedang 7b 0,63 Sedang

3b 0,46 Sedang 8a 0,45 Sedang

4a 0,46 Sedang 8b 0,62 Sedang

4b 0,48 Sedang 9 0,46 Sedang

4c 0,40 Sedang 10 0,35 Sedang

4d 0,41 Sedang 11 0,27 Sukar

4e 0,59 Sedang 12a 0,40 Sedang

5a 0,43 Sedang 12b 0,42 Sedang

5b 0,39 Sedang 12c 0,56 Sedang

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

57

Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui terdapat satu butir soal mudah,

24 soal sedang dan satu soal sukar. Adapun persentase soal dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.8

Persentase Tingkat kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal Jumlah item soal Persentase

Mudah 1 4%

Sedang 24 92%

Sukar 1 4%

d. Daya Pembeda

Daya pembeda atau indeks diskriminasi menunjukkan sejauhmana setiap butir

soal dapat membedakan siswa yang mampu menguasai materi pembelajaran dengan

siswa yang tidak menguasai pembelajaran.Daya pembeda ini ditentukan oleh angka

yang menunjukkan besarnya daya pembeda suatu butir soal. Untuk menghitung daya

pembeda tiap butir soal uraian digunakan rumus sebagai berikut:

SMI

XXDP

BA

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

SMI = Skor Maksimal Ideal

AX = Rata-rata skor kelas atas

BX = Rata-rata skor kelas bawah

Selain perhitungan validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran, demi

memudahkan proses perhitungan dan menjamin keaukratan hasil perhitungan

Microsoft Excel 2010 juga akan digunakan untuk menghitung daya pembeda. Daya

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

58

pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya

pembeda sebagai berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990: 202).

Tabel 3.9

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya pembeda Interpretasi

DP = 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Berikut ini merupakan data daya pembeda hasil uji coba instrumen yang dilakukan.

Tabel 3.10

Daya Pembeda Butir Soal

No soal Daya Pembeda Tafsiran No soal Daya Pembeda Tafsiran

1a 0,13 Jelek 6a 0,18 Jelek

1b 0,28 Cukup 6b 0,32 Cukup

2a 0,31 Cukup 6c 0,22 Cukup

2b 0,36 Cukup 7a 0,39 Cukup

3a 0,28 Cukup 7b 0,10 Jelek

3b 0,45 Baik 8a 0,33 Cukup

4a 0,35 Cukup 8b 0,23 Cukup

4b 0,15 Jelek 9 0,23 Cukup

4c 0,17 Jelek 10 0,30 Cukup

4d 0,13 Jelek 11 0,14 Jelek

4e 0,40 Baik 12a 0,48 Baik

5a 0,22 Cukup 12b 0,47 Baik

5b 0,10 Jelek 12c 0,23 Cukup

Dari 26 soal yang diujicobakan, maka dipilih 10soal yang digunakan dalam

tes komunikasi matematis. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan dari tujuan

pembelajaran dan indikator komunikasi matematis yang digunakan. Selain itu,

pertimbangan validitas butir soal, indeks kesukaran dan daya pembeda yang telah

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

59

diketahui dari hasil ujicoba instrumen juga menjadi faktor yang menentukan dalam

pemilihan soal. Adapun soal yang dipakai dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.11

Butir Soal yang Dipakai untuk Pretes dan Postes

No

soal Validitas Tafsiran

Indeks

kesukaran Tafsiran

Daya

pembeda Tafsiran

Ket

1a 0,26 Rendah 0,95 Mudah 0,13 Jelek Tidak digunakan

1b 0,51 Sedang 0,58 Sedang 0,28 Cukup Tidak digunakan

2a 0,48 Sedang 0,65 Sedang 0,31 Cukup Tidak digunakan

2b 0,49 Sedang 0,55 Sedang 0,36 Cukup Digunakan

3a 0,53 Sedang 0,54 Sedang 0,28 Cukup Tidak digunakan

3b 0,57 Sedang 0,46 Sedang 0,45 Baik Digunakan

4a 0,50 Sedang 0,46 Sedang 0,35 Cukup Digunakan

4b 0,35 Rendah 0,48 Sedang 0,15 Jelek Tidak digunakan

4c 0,41 Sedang 0,40 Sedang 0,17 Jelek Tidak digunakan

4d 0,31 Rendah 0,41 Sedang 0,13 Jelek Tidak digunakan

4e 0,44 Sedang 0,59 Sedang 0,40 Baik Digunakan

5a 0,32 Rendah 0,43 Sedang 0,22 Cukup Tidak digunakan

5b 0,15 Sangat

rendah 0,39 Sedang 0,10 Jelek Tidak digunakan

6a 0,42 Sedang 0,45 Sedang 0,18 Jelek Tidak digunakan

6b 0,46 Sedang 0,50 Sedang 0,32 Cukup Digunakan

6c 0,28 Rendah 0,51 Sedang 0,22 Cukup Tidak digunakan

7a 0,55 Sedang 0,46 Sedang 0,39 Cukup Digunakan

7b 0,24 Rendah 0,63 Sedang 0,10 Jelek Tidak digunakan

8a 0,49 Sedang 0,45 Sedang 0,33 Cukup Tidak digunakan

8b 0,22 Rendah 0,62 Sedang 0,23 Cukup Tidak digunakan

9 0,54 Sedang 0,46 Sedang 0,23 Cukup Digunakan

10 0,49 Sedang 0,35 Sedang 0,30 Cukup Tidak Digunakan

11 0,50 Sedang 0,27 Sukar 0,14 Jelek Digunakan

12a 0,67 Tinggi 0,40 Sedang 0,48 Baik Digunakan

12b 0,63 Tinggi 0,42 Sedang 0,47 Baik Digunakan

12c 0,33 Rendah 0,56 Sedang 0,23 Cukup Tidak digunakan

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

60

2. Nontes

Instrumen nontes yang akan digunakan terdiri dariformat observasi, catatan

lapangan dan skala sikap. Penjelasan dari instrumen nontes yangakan digunakan

adalah sebagai berikut.

a. Skala Sikap

Instrumen skala sikap digunakan untuk mengukur tingkat minat serta motivasi

siswa terhadap pembelajaran matematikayang telah dilakukan. Skala sikap ini

diberikan kepada kelas eksperimen di akhir penelitian dengan cara membubuhkan

tanda cek (√) pada salah satu kolom isian. Bentuk skala sikap yang digunakan adalah

skala sikap Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yakni SS (sangat setuju), S

(setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).

b. Format Observasi

Menurut Maulana (2009:35), “Observasi merupakan pengamatan langsung

dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan jika perlu

pengecapan”. Observasi dilakukan untukmelihat aktivitas siswa dalam

pembelajaran.Selain aktivitas siswa, observasi juga dilakukan terhadap kinerja guru

dalam melakukan proses pembelajaran. Aktivitas siswa dan kinerja guru diukur

melalui format observasi yang dibuat dalam bentuk daftar cek (checklist).

Aspek yang diukur dalam aktivitas siswa, yaitu, partisipasi, kerjasama,

motivasi dan disiplin. Adapun aspek yang diukur dalam observasi kinerja guru ini

terdiri dari tiga aspekmulai dari tahapan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, hingga evaluasi yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran.

Observasi dilakukan dengan mengundang beberapa observer yang akan

mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru. Adapun pedoman observasinya berupa

format observasi kinerja guru yang bertujuan untuk mengamati kegiatan yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, serta lembar observasi aktivitas siswa yang

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

61

bertujuan untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan matematika realistik.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salahsatu cara mengumpulkan data dengan cara

mencatat setiap kejadian yang didengar, dilihat, dialami selama pembelajaran

berlangsung.Catatan ini berupa coretan seperlunya yang dipersingkat, berisi kata-

kata inti, frase, pokok-pokok pengamatan yang berguna sebagai alat perantara antara

apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya

dalam bentuk “catatan lapangan” (Moleong: 1994).

Catatan lapangan berbentuk lembar pengamatan mengenai berbagai peristiwa

yang terjadi di kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung dicatat berbagai

peristiwa yang terjadi mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Selama pembelajaran berlangsung bukan tidak mungkin akan muncul banyak

tingkah laku siswa yang diluar perkiraan guru. Tingkah laku tersebut ditulis dalam

catatan lapangan dan dijadikan temuan dalam penelitian yang dilakukan untuk dikaji

lebih lanjut.

D. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yang harus dilakukan,

yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan penelitian meliputi kegiatan sebagai berikut.

a. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat

penelitian.

b. Merancang instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

c. Mengonsultasikan instrumen yang sudah dibuat kepada pihak ahli untuk

menentukan validitas isi dan muka.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

62

d. Melakukan ujicoba instrumen. Dalam penelitian ini, ujicoba instrumen

dilakukan di kelas VI SDN Sukanegla dan SDN Pasirbiru Kecamatan

Rancakalong.

e. Melakukan pengolahan data hasil ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas

kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.

f. Melakukan pengolahan terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi, maka diuji

coba ulang.

g. Menentukan populasi.

h. Memilih sampel yang representatif, sampel terdiri dari dua kelas yang berbeda

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut.

a. Melakukan pretes baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan komunikasi matematis awal siswa. Pretes dilakukan

di SDN Ciuyah 1 sebagai kelas eksperimen dan SDN Cisalak IV sebagai kelas

kontrol.

b. Mengolah data hasil pretes untuk menentukan homogentias data, normalitas

data, dan perbedaan rata-rata siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Melakukan perlakuan, yakni menerapkan pembelajaran dengan pendekatan

matematika realistik untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol diberi

pembelajaran konvensional.

d. Melakukan postes untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa.

e. Melakukan uji hipotesis.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut.

a. Melakukan analisis data hasil penelitian dengan menggunakan uji statistika.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

63

b. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

c. Menyusun laporan penelitian.

Secara umum alur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat dalam bagan

berikut ini.

Gambar 1

Prosedur Penelitian

Perizinan

Ujicoba instrumen

Validasi

kepada ahli

Populasi

Instrumen

Sampel

X Y

Pretes

Postes

Revisi

X: kelompok eksperimen

Pembelajaran dengan pendekatan

matematika realistik

Analisis

data Penarikan kesimpulan

Y: kelompok kontrol

Pembelajaran konvensional

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

64

E. Pengolahan dan Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi dalam dua kelompok, yaitu

data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretesdan

postes.Adapun data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, skala sikap dan catatan

lapangan.

1. Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.Untuk menguji normalitas data yang terkumpul

akan dilakukan uji normalitas dengan test of normality dariKolmogorof-

Smirnovdengan menggunakan SPSS Versi 16.0 for windows.

Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, yaitu:

H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Uji normalitas dilakukan dengan α (taraf signifikansi) sebesar 5% (0,05).Jika

nilai signifikansi ≥0,05 maka H0 diterima. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0

ditolak. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan

pengujian homogenitas data dengan menggunakan SPSS 16.0. Adapun cara

melakukan uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan

nama kelompok yang diteliti.

2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai

kelas kontrol.

3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.

4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas

eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

65

5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.

6) Klik analyzedescriptivestatisticseksplore Pretes di dependent list, siswa

yang diteliti di factor listplots, normality test with plots continue lalu ok.

7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai sig di Kolmogorov-

Smirnov apabila >α sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi

normal, apabila <α sampel tersebut bukan berasal dari populasi yang

berdristribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data

sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis homogenitas data

yang memiliki distribusi normal menggunakan uji Levene’s test SPSS 16.0, tetapi bila

data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik nonparametrik

menggunakan uji Chi-kuadrat (Chi-square). Rumusan hipotesis pengujian

homogenitas, yaitu sebagai berikut.

H0 = data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau

homogen.

H1 = data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak sama atau

tidak homogen.

Taraf signifikansi pada uji Levene’s test dengan menggunakan taraf signifikansi 5%.

(0,05). Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s testpada

SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan

nama kelompok yang diteliti.

2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas

kontrol.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

66

3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.

4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas

eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.

5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.

6) Klik analyzecompare means independent-samples T-test Pretes di test

variable, siswa yang diteliti di grouping variabledefine group,use specified

values 1di group 1, 2 di group 2continue lalu ok.

7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai sig. di Levene's Test for

Equality of Variances apabila >α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila

<α variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).

Bila data berasal dari distribusi yang tidak normal, uji homogenitasnya

menggunakan uji Chi-square. Taraf signifikansi pada uji Chi-square dengan

menggunakan taraf signifikansi 5%. (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya

adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Adapun cara melakukan uji homogenitas menggunakan uji Chi-kuadrat pada SPSS

16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan

nama kelompok yang diteliti.

2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai kelas

kontrol.

3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.

4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas

eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.

5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.

6) Klik analyzeNonparametric testsChi square Pretes di test variableexact

monte carlo ganti confidence level dengan 95% continue lalu ok.

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

67

7) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai asymp sig. di tabel test

statisticsapabila > α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila <α variansi

setiap sampel tidak sama (tidak homogen).

c. Uji Perbedaan Rata-Rata

Bila syarat normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, langkah selanjutnya

yaitu uji perbedaan rata-rata (uji-t). Uji independent sample t-test dilakukan dengan

langkah-langkah dan kriteria sebagai berikut.Merumuskan hipotesis pengujian

kesamaan nilai rata-rata pretes atau nilai rata-rata postes kelas eksperimen dan kelas

kontrol, yaitu sebagai berikut ini.

H0 : kemampuan komunikasi matematis siswa sama

H1 : kemampuan komunikasi matematis siswa tidak sama

Menghitung uji beda dua rata-rata data pretes atau dua rata-rata data postes dengan

menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05). Kriteria pengambilan keputusannya

adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

Jika data dari kedua kelas normal dan homogen, digunakan uji independent

sampel t-test dan untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal

Variance Asumed (diasumsikan varians sama). Jika data dari kedua kelas normal

tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji independent sampel t-test, akan

tetapi untuk membaca hasil dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not

Asumed (diasumsikan varians tidak sama).

Jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

berdistribusi normal, diuji homogenitasnya dengan uji Chi-square menunjukkan

hasil tidak homogen, maka untuk uji beda rata-ratanya menggunakan uji statistik

nonparametrik dengan uji Mann Whitney pada SPSS 16.0. Adapun cara melakukan

uji Mann Whitney pada SPSS 16.0 for Windows langkah-langkahnya sebagai berikut:

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

68

1) Buka SPSS lalu masuk ke variable view, masukkan nama di baris kesatu dengan

nama kelompok yang diteliti.

2) Ganti label di kolom kelima yaitu 1 sebagai kelas eksperimen, dan 2 sebagai

kelas kontrol.

3) Ganti nama baris kedua dengan pretes.

4) Klik ke data view, masukkan angka 1 di kolom pertama sebanyak siswa kelas

eksperimen dan angka 2 di kolom pertama sebanyak kelas kontrol.

5) Masukkan nilai hasil pretes di kolom kedua.

8) Klik analyzeNonparametric tests 2 Independent samples masukkan Pretes

di test variable dan kelompok siswa yang diteliti di grouping variable define

group,use specified values 1di group 1, 2 di group 2exact monte carlo

ganti confidence level dengan 95% continue Lihat Test Type dan beri tanda

√ pada tulisan Mann Whitneylalu ok.

6) Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, lihat nilai asymp sig (2-tailed) pada

tabel test statisticsapabila > α kemampuan siswa sama, apabila <α kemampuan

siswa berbeda.

d. Gain Normal

Menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-Gain) menurut Meltzer (Fauzan, 2012)

yaitu sebagai berikut:

𝑔𝑎𝑖𝑛 = skor postes− skor pretes

skor max− skor pretes

Adapun kriteria N-gain menurut Hake (Fauzan, 2012) dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3.12

Kriteria tingkat N-Gain

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

69

Tingkat N-Gain Kriteria

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

2. Data kualitatif

a. Skala sikap

Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan,

digunakan skala sikap untuk mengumpulkan datanya. Derajat penilaian terhadap

suatu pernyataan dalam skala sikap terbagi menjadi 4 kategori, yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data yang diperoleh

berupa skala kualitatif, maka skala kualitatif tersebut ditransfer kedalam data

kuantitatif.Untuk tiap pernyataan, pilihan jawaban diberi skor seperti tertera pada

Tabel 3.13 (Suherman dalam Purnamasari, 2012: 55) dibawah ini.

Tabel 3.13

Ketentuan Pemberian Skor Pernyataan Angket

Pernyataan Skor tiap pilihan

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Data hasil pengisian angket dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

1) Menghitung rata-rata skor tiap siswa

X =𝐗 𝐭𝐬

𝒑

Keterangan:

X =rata-rata skor siswa

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. …repository.upi.edu/5244/5/s_pgsd_kelas_0903210_chapter3.pdfdari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

70

Xts = jumlah skor siswa

p = jumlah pernyataan

2) Menghitung rata-rata total

X t = 𝐗 𝐭𝐬

𝒏

Keterangan:

X t = Rata-rata total

X ts = Jumlah rata-rata skor tiap siswa

n = Jumlah Siswa

Tabel 3.14

Kategori Angket Sesuai Skala Likert

Skor Rata-rata(Xt) Kriteria

1≤ X t <3 Negatif

X t =3 Netral

3< X t≤5 Positif

(Suherman dalam Purnamasari, 2012: 56)

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika

realistik. Menurut Suherman dan Sukjaya(1990: 272) “Dengan menggunakan

persentase tingkat penguasaan terhadap tes, kriteria nilai biasanya tergantung pada

penilai berdasarkan pertimbangan logik”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka untuk

menentukan kriteria penilaian digunakanlah pertimbangan logis yakni dengan

membagi skala nilai (100) dengan lima kriteria yang digunakan, sehingga dihasilkan

skala 20-an.

81% - 100% = Sangat Baik 41% - 60% = Cukup

61% - 80% = Baik 21% - 40% = Kurang

0% - 20% = Kurang sekali