bab iii objek dan metode penelitian 3.1. objek...
TRANSCRIPT
45
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Suharsimi (2002:118) menyatakan bahwa objek penelitian (variabel
penelitian) adalah “apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan
menurut Sugiyono (2006:13) objek penelitian adalah “sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal
objektif, valid, dan reliabel tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.
Objek penelitian dari penelitian ini adalah orientasi profesional, orientasi
manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan anggaran pada Universitas
Pendidikan Indonesia.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, empiris berarti cara-cara tersebut dapat diamati oleh indera manusia, dan
sistematis berarti proses yang digunakan menggunakan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logis.
46
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.1. Desain Penelitian
Nazir (1999:84) mendefinisikan bahwa desain penelitian adalah “semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Sehingga
desain penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian dari tahap awal
penelitian sampai tahap akhir penelitian.
Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif analitis.
Menurut Nazir (1999: 6) penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar variabel
yang diteliti selanjutnya dianalisis secara statistik untuk diambil suatu kesimpulan.
Untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun, maka akan diteliti
variabel-variabel yang terkait. Variabel-variabel yang terkait itu adalah orientasi
profesional, orientasi manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan
anggaran. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka akan dilakukan
penelitian di lapangan dengan cara wawancara, kuisioner, dan data-data lain yang
diperlukan.
3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1. Definisi Variabel
Menurut Sugiyono (2012:38) variabel adalah “suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
47
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian dengan judul “Pengaruh orientasi profesional dan orientasi
manajerial terhadap konflik dalam partisipasi penyusunan anggaran Studi pada
Universitas Pendidikan Indonesia” memiliki dua varibel independen yaitu
orientasi profesional dan orientasi manajerial, satu variabel dependen yaitu
konflik peran dalam partisipasi penyusunan anggaran. Adapun definisi dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Orientasi Profesional
Salim & Salim (1991) mendefinisikan orientasi sebagai “dasar pemikiran
untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar”. Menurut Goode
(1960) dalam Abernethy & Stoelwinder (1991) profesional adalah
„seseorang yang memiliki keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan khusus dalam jangka panjang dengan mendasarkan
pada seperangkat pengetahuan (body of knowledge) dan profesional
tersebut lebih berorientasi untuk menghasilkan jasa (service
orientation)‟.
Sehingga orientasi profesional adalah dasar pemikiran untuk menetukan
sikap dan arah secara tepat dan benar yang harus dimiliki oleh seseorang
yang profesional.
Orientasi profesional terdiri dari lima indikator dengan skala lima poin.
Poin terendah menandakan tingkat orientasi profesional yang dimiliki
individu rendah dan sebaliknya poin tinggi menandakan tingkat orientasi
profesional yang dimiliki individu tinggi.
b. Orientasi Manajerial
Salim & Salim (1991) mendefinisikan orientasi sebagai “dasar pemikiran
untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar”. Sedangkan
48
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
manajerial adalah “tujuan yang menyinggung berbagai kondisi yang
diinginkan dari suatu organisasi” (Abernethy & Stoelwinder, 1991).
Sehingga orientasi manajerial adalah dasar pemikiran untuk menetukan
sikap dan arah secara tepat dan benar menyinggung berbagai kondisi yang
diinginkan dari suatu organisasi.
Orientasi manajerial terdiri dari empat indikator dengan skala lima poin.
Poin terendah menandakan tingkat orientasi manajerial yang dimiliki
individu rendah dan sebaliknya poin tinggi menandakan tingkat orientasi
manajerial yang dimiliki individu tinggi.
c. Konflik Peran
Menurut Gregson et al. (1994) konflik peran adalah “ketidaksesuaian
pengharapan yang berhubungan dengan peran”.
Konflik peran terdiri dari delapan indikator dengan skala lima poin. Poin
terendah menandakan tingkat konflik peran yang dihadapi individu rendah
dan sebaliknya poin tinggi menandakan tingkat konflik peran yang
dihadapi individu tinggi.
d. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi penyusunan anggaran adalah “luasnya manajer terlibat dalam
penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer terhadap sasaran
anggaran unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya” (Kenis, 1979).
Partisipasi penyusunan anggaran terdiri dari enam indikator dengan skala
lima poin. Poin terendah menandakan tingkat patisipasi dalam penyusunan
anggaran yang dilakukan individu rendah dan sebaliknya poin tinggi
49
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menandakan tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran yang
dilakukan individu tinggi.
3.2.2.2. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep oleh
Jogiyanto (2010:62) adalah “menjelaskan karakteristik dari objek (property) ke
dalam elemen-elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset”.
Operasionalisasi variabel ini dibutuhkan untuk memahami variabel-
variabel yang digunakan. Variabel-variabel yang digunakan dijabarkan ke dalam
indikator tertentu dan ditentukan data apa saja yang akan digunakan untuk
mempermudah pengukurannya. Sehingga dapat mempermudah dalam
pengumpulan data dan dalam menjawab masalah-masalah yang ditemukan karena
variabel dalam penelitian ini telah dibatasi secara operasional.
Penelitian ini menggunakan empat variabel penelitian, yaitu orientasi
profesional dan orientasi manajerial sebagai variabel independen, konflik peran
sebagai variabel dependen, dan partisipasi penyusunan anggaran maka keempat
variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam penjabaran konsep
berikut ini:
50
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala Item
Orientasi Profesional
(Miller & Wager,
1971)
(Abernethy &
Stoelwinder, 1995)
(Comerford &
Abernehty, 1999)
- Mengajukan dan mengeluarkan
ide-ide
- Mempublikasikan hasil kerja
- Melakukan penelitian sebagai
kontribusi kedudukan profesi
- Lebih peduli pada profesi dan
keahlian
- Bangga dikenal sebagai ahli
Ordinal 1
2
3
4, 5
6, 7
Orientasi Manajerial
(Abernethy &
Stoelwinder, 1995)
- Bekerja sesuai dengan job deskripsi
- Efisiensi biaya
- Loyalitas terhadap institusi
- Meningkatkan dan
mempertahankan image institusi
Ordinal 8
9
10
11
Konflik Peran
Rizzo et.al (1970)
- Melakukan hal secara berbeda
- Penugasan tanpa tenaga kerja
- Melanggar aturan untuk tugas
- Bekerja pada dua tugas yang
berbeda
- Dua tugas yang bertentangan
- Kecocokan tugas
- Tugas tanpa sumber daya materi
- Tugas yang sebenarnya tidak perlu
Ordinal 12
13
14
15
16
17
18
19
Partisipasi
Penyusunan
Anggaran
(Milani, 1975)
(Fertakis, 1967)
(Abernethy &
Stoelwinder, 1995)
- Keikutsertaan ketika anggaran
sedang disusun
- Keterlibatan manajer dalam
memberikan pendapat pada waktu
anggaran dalam proses revisi
- Frekuensi menyatakan permintaan,
memberikan pendapat dan usulan
tentang anggaran dapat diminta
- Keterlibatan manajer dalam
mempengaruhi anggaran final
- Keterlibatan manajer sebagai atasan
dalam meminta pendapat dan/atau
usulan ketika anggaran sedang
disusun
- Keterlibatan manajer dalam
memeberikan kontribusi dalam
anggaran
Ordinal 20
21
22
23, 24
25
26
51
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.3.1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:215), populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh program studi yang ada pada Universitas Pendidikan
Indonesia. Dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ketua
program studi. Alasan peneliti menjadikan ketua program studi sebagai responden
adalah karena ketua program studi merupakan orang-orang yang lebih memahami
tentang proses penyusunan anggaran karena mereka terlibat secara langsung
dalam pembuatan anggaran dan mereka yang merasakan apa pengaruh yang
mereka dapat dengan memiliki peran ganda sebagai seorang dosen dan juga
sebagai seorang ketua program studi.
Tabel 3.2.
Daftar Populasi Penelitian
No Fakultas Jumlah Program Studi
1. Fakultas Ilmu Pendidikan 9 Program Studi
2. Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial 11 Program Studi
3. Fakultas Pendidikan Bahasan dan Seni 12 Program Studi
4. Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam 11 Program Studi
5. Fakultas Pendidikan Terknik dan
Kejuruan 15 Program Studi
6. Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan 5 Program Studi
7. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis 7 Program Studi
8. Sekolah Pasca Sarjana 36 Program Studi
Jumlah 106 Program Studi
Sumber: www.upi.edu
52
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.3.2. Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi (2010:174) sampel adalah “sebagian wakil populasi
yang diteliti”. Sedangkan Sugiyono (2008:80) menyatakan bahwa sampel
didefinisikan sebagai “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”. Selanjutnya menurut Husein Umar (2008:136) menyatakan
bahwa “sampel merupakan bagian dari populasi”.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah probability
sampling. Sugiyono (2012:82) menyatakan bahwa probability sampling adalah
“teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Teknik probability
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Menurut Sugiyono (2012:82) “simple random sampling dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Metode yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel ini adalah menggunakan rumus
Slovin (Sevilla et. al., 1993:182), dengan rumus sebagai berikut:
dimana:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
E : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi
kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin
kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi.
53
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi
95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%.
Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin
besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Sesuai dengan penjelasan di atas maka jumlah sampel minimal yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 84 responden.
Setelah jumlah seluruh sampel didapatkan, maka ditentukan jumlah
sampel untuk setiap fakultas yang dihitung secara proporsional. Dengan jumlah
sampel sebanyak 84 responden, maka menurut Harun Al Rasyid (1993:80)
penentuan sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
ni = ukuran sampel yang harus diambil
Ni = ukuran populasi ke-i
N = populasi
N = sampel
54
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3.
Distribusi Sampel Proporsional
No Fakultas Jumlah
Program Studi Sampel
1. Fakultas Ilmu Pendidikan 9 7
2. Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial 11 9
3. Fakultas Pendidikan Bahasan
dan Seni 12 10
4. Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam 11 9
5. Fakultas Pendidikan Terknik
dan Kejuruan 15 12
6. Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan 5 4
7. Fakultas Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis 7 5
8. Sekolah Pasca Sarjana 36 28
Jumlah 106 84
Sumber: Data Penelitian (diolah kembali)
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.2.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012:137) menyatakan bahwa:
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Terdapat tiga teknik pengumpulan data menurut Sugiyono, yaitu
pengumpulan data melalui wawancara, angket, dan observasi. Adapun penjelasan
mengenai ketiga teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:
55
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal yang mendalam dari responden dan
jumlah respondennya sedikit. Wawancara terbagi ke dalam dua bagian
yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa saja yang akan diperoleh sedangkan wawancara
tidak terstruktur digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk
penelitian lebih mendalam tentang responden. Model wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur.
2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden. Kuisioner merupakan teknik yang
efisien apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yang akan
diukur dan apabila responden yang diberikan kuisioner jumlahnya cukup
besar dan tersebar di wilayah yang cukup jauh.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara wawancara dan kuisioner. Observasi
tidak hanya terbatas pada orang, akan tetapi dapat dilakukan terhadap
objek-objek alam yang lainnya. Observasi terbagi dalam empat bagian
yaitu observasi berperan serta, observasi nonpartisipan, observasi
terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi berperan serta yaitu
56
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti berperan serta dalam kegiatan sehari-hari orang yang menjadi
sumber penelitian, observasi nonpartisipan yaitu peneliti hanya sebagai
pengamat independen saja, observasi terstruktur yaitu observasi yang telah
dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, dan observasi
tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diteliti. Model observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi nonpartisipan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan teknik
pengambilan data yang digunakan melalui kuisioner. Menurut Sugiyono
(2012:142) kuisioner merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya”. Menurut Uma Sekaran (2010) dalam Sugiyono
(2012:142) terdapat tiga prinsip dalam penulisan angket yaitu „prinsip penulisan
angket, prinsip pengukuran, dan prinsip penampilan fisik angket‟. Adapun
penjelasan dari ketiga prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Penulisan Angket
Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan
pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup
terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan
hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang
pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
2. Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen
penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.
Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk
mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang
diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka
sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka
perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. Instrumen yang
57
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data,
akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.
3. Prinsip Penampilan Fisik Angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi
angket. Angket yang dibuat dari kertas buram, akan mendapat respon
yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang
dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal.
3.2.4.2. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010:146) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah
“alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:136) instrumen penelitian adalah
“alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
(angket) yang disebarkan kepada para responden. Kuisioner yang akan disebarkan
kepada para responden ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian awal merupakan
data diri responden dan bagian selanjutnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada responden yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan
diukur dalam penelitian ini (orientasi profesional, orientasi manajerial, konflik
peran, dan partisipasi penyusunan anggaran). Data yang diperoleh dari pengisian
kuisioner oleh responden selanjutnya akan dianalisis skornya. Sehingga akan
ditemukan skor akhir dari setiap objek yang diteliti. Skala pengukuran untuk
58
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel dalam penelitian ini adalah ordianal, dan tipe skala yang digunakan
adalah tipe skala Likert.
Sugiyono (2012:93) menyatakan bahwa:
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kenudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.
Dengan menggunakan skala Likert, jawaban dari setiap instrumen terdiri
dari sangat positif sampai sangat negatif. Setiap jawaban diberi skor masing-
masing dengan skor tertinggi lima poin dan skor terendah satu poin. Instrumen
penelitian dapat menggunakan bentuk ckecklist atau pilihan ganda. Adapun
kriteria jawaban dan skor yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Pemberian Skor Jawaban
Kriteria Skor
Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif/Sangat Baik 5
Setuju/Sering/Positif/Baik 4
Ragu-ragu/Kadang-kadang 3
Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif/Tidak Baik 2
Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif/Sangat Tidak Baik 1
Menurut Sugiyono (2010:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan hasil
jawaban dari responden adalah “skor maksimal setiap kuisioner adalah 5 dan skor
minimum adalah 1, atau berkisar antar 20%-100%, maka jarak antara skor yang
berdekatan adalah 16% ((100%-20%)/5)”. Berikut ini adalah kriteria yang
diperoleh dari interpretasi skor berdasarkan hasil jawaban responden:
59
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5.
Interpretasi Skor
Hasil Kategori
20% - 35,99% Tidak Baik/Tidak Efektif
36% - 51,99% Kurang Baik/Kurang Efektif
52% - 67,99% Cukup Baik/Cukup Efektif
68% - 83,99% Baik/Efektif
84% - 100% Sangat Baik/Sangat Efektif
Sumber: Sugiyono (2010:133)
Interpretasi skor diperoleh dengan membandingkan skor item yang
diperoleh dari jawaban yang diberikan oleh responden dengan skor tertinggi hasil
jawaban dikalikan 100%.
Hasil skor item diperoleh dari nilai skala pertanyaan dikalikan dengan
jumlah responden yang menjawab. Sedangkan skor tertinggi diperoleh dari hasil
perkalian jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dengan jumlah responden
secara keseluruhan.
Interpretasi skor di atas akan digunakan sebagai pedoman untuk
menginterpretasikan hasil penelitian data jawaban kuisioner yang telah diisi oleh
para responden. Setelah itu, hasil jawaban akan dianalisis untuk mendeskripsikan
hasil jawaban yang berkaitan dengan variabel orientasi profesional, orientasi
manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan anggaran.
3.2.5. Teknik Analisis Data
Husein Umar (2008: 107) mengemukakan bahwa:
setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikutnya
adalah melakukan pengolahan data agar data yang masih terkesan
60
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertebaran dapat disusun sedemikian rupa, sehingga lebih mudah untuk
dianalisis dalam rangka menjawab tujuan risetnya.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode statistika akan
tergantung pada skala pengukuran variabel, karena tidak semua prosedur analitis
cocok untuk skala pengukuran variabel. Metode statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Jalur (Path
Analysis).
3.2.5.1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:147) analisis statistik deskriptif adalah “statistik
yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi”. Analisa statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran
mengenai demografi responden. Gambaran tersebut meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, dan kedudukan atau jabatan di tempat responden bekerja.
3.2.5.2. Perubahan Data dari Skala Ordinal ke Interval
Penelitian ini menggunakan penelitian kuesioner yang alternatif jawaban
dalam skala ordinal, sedangkan analisis data dengan Analisis Jalur (Path Analysis)
mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval. William
L.Hays (1969) menemukan metode untuk mengalihkan skala ordinal menjadi
skala interval, metode ini bernama Method Succesice Interval (MSI). Langkah -
langkah dalam menerapkan metode ini sebagai berikut :
61
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Semua item pertanyaan dapat
dihitung frekuensi jawabannya dan berapa responden yang menjawab untuk
mendapat masing-masing skor
2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan membagi frekuensi dengan
jumlah responden.
3. Tentukan proporsi tiap skor jawaban secar kumulatif.
4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan
menggunakan tabel distribusi normal.
5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z setiap skor dengan
menggunakan tabel Densitas atau menghitung niali fungsi kepadatan dengan
menggunakan rumus:
√
6. Tentukan nilai skala untuk setiap Z dengan rumus :
NS =
7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:
NT = NS + ( 1 + | NSim | ) dimana NSim adalah harga mutlak NS
yang paling kecik dari skor yang tersedia.
3.2.5.3. Uji Instrumen Penelitian
“Kualitas data dalam suatu pengujian hipotesis akan mempengaruhi hasil
ketepatan uji hipotesis” (Wirjono dan Raharjono, 2007). Dalam penelitian ini, uji
istrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji realibilitas.
62
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.3.1. Uji Validitas Data
Menurut Sugiyono (2010:172) “instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur”.
Menurut Umar (2008:110) langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji
validitas adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan
dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment
Pearson, dengan rumus seperti berikut:
Adapun rumus Product Moment Pearson yang digunakan adalah:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
ΣX = Jumlah skor X
ΣY = Jumlah skor Y
(ΣX)2 = Kuadrat jumlah skor X
(ΣY)2 = Kuadrat jumlah skor Y (Suharsimi, 2006:162)
63
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diperoleh r xy kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel dengan
taraf signifikansi tkritis>0,3. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid
adalah dengan ketentuan :
Jika rxy > 0,3 berarti valid, sebaliknya
jika rxy ≤ 0,3 berarti tidak valid (Suharsimi, 2006:170)
3.2.5.3.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan “terjemahan dari kata reliability yang berarti
keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya” (Imam Ghozali, 2007).
“Uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian (kuisioner) dilakukan untuk
menguji apakah hasil pengukuran dapat dipercaya, dalam hal ini jawaban
responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu”
(Nurcahyani, 2010). Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama pada
alat ukur yang sama. Reliabilitas kuesioner menunjukkan pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Keandalan suatu alat ukur
menunjukkan ketepatan, kemantapan suatu alat ukur yang baik, dalam hal ini
kuesioner haruslah berisi pertanyaan-pertanyaan yang jelas sehingga hasilnya
memang benar-benar sesuai dengan kenyataan. Dalam penelitian ini untuk
menguji reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha
menurut Suharsimi Arikunto (1998:193):
64
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
{
} {
∑
}
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
12
= varians total
2 = jumlah varians butir tiap pertanyaan
Dalam Umar (2008:172) jumlah varian butir dapat dicari dengan cara
mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini:
∑ ∑
Keterangan:
n = jumlah sampel
= jumlah varians
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Insturmen dapat
dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha yang semakin
mendekati 1 (>0,06), semakin tinggi koefisien internal reliabilitasnya (Nunnally,
1967, dalam Imam Ghozali, 2007:42). Dan seperti yang dikemukakan oleh Uma
Sekaran (2011:110):
Cronbach alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukkan
seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkolerasi atau
satu sama lain. Cronbach alpha dihitung dalam rata-rata interkolrasi antar
item yang mengukur konsep.Semakin dekat Cronbach alpha dengan 1,
semakin tinggi keandalan konsistensi internal.
65
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah, maka teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path
Analysis).
„Analisis jalur pada awalnya dikembangkan oleh seorang ahli genetika,
Sewall Wright, pada tahun 1920-an untuk menguji pengaruh yang dihipotesiskan
di model studi phylogenetic’ (Lleras dalam Nindjo, 13: 2011). Analisis yang
dilakukan oleh Wright membuat suatu sistem persamaan berdasarkan korelasi
antara variabel-variabel yang mempengaruhi hasil dan kemudian untuk
menyelesaikan parameter-parameter yang tidak diketahui di dalam model.
Menurut Wright, metode analisis tersebut dimaksudkan untuk mengukur „…
pengaruh langsung setiap jalur tersendiri di sistem tersebut dan penemuan tingkat
mana variasi satu pengaruh yang diberikan kepastian oleh tiap penyebab khusus‟
(Lleras dalam Nindjo, 13: 2011). Lebih lanjut dinyatakan bahwa Wright juga
membenarkan kenyataan tersebut bahwa hubungan sebab akibat sering tidak pasti
dan mengingatkan bahwa metode ini tidak dimaksudkan untuk menyimpulkan
hubungan kausal sekedar dari koefisien korelasi. Sebaliknya, metode tersebut
memanfaatkan informasi yang disediakan oleh korelasi statistik bersama-sama
dengan infomasi yang kualitatif sehubungan denga relasi kausal untuk
menemukan akibat dari struktur hipotesis (Nindjo, 2011).
Untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel digunakan kriteria
Guilford (Sugiyono, (2012:216)) dengan kriteria sebagai berikut:
66
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6.
Kriteria Guilford
≥ 0,00 - < 0,20 Hubungan yang sangat rendah dan bisa diabaikan
≥ 0,20 - < 0,40 Hubungan yang rendah
≥ 0,40 - < 0,70 Hubungan yang sedang
≥ 0,70 - < 0,90 Hubungan yang kuat
≥ 0,90 - < 1,00 Hubungan yang sangat kuat
Langkah-langkah dalam menggunakan analisis jalur (Path Analysis)
adalah sebagai berikut dalam Harun Al Rasyid (2005:7):
1. Menggambar struktur hubungan antar variabel berdasarkan diagram
kerangka pemikiran.
Gambar 3.1.
Struktur Model Penelitian dan Analisis Jalur
Orientasi
Profesional
(X1)
Konflik
Peran (Y)
Partisipasi Penyusunan
Anggaran (Z)
Orientasi
Manajerial (X2)
rX1X2
Y
X2
Y
X1
ZX1
ZX2
YZ
67
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menghitung besaran pengaruh antara variabel penyebab dan variabel akibat
yang didasarkan pada substruktur hubungan.
a. Pengujian sub hipotesis pertama: hubungan orientasi profesional
(X1), orientasi manajerial (X2), dan konflik peran (Y).
Untuk menguji sub hipotesis pertama, maka digunakan bentuk sub
struktur sebagai berikut:
Gambar 3.2.
Sub Struktur Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2, dan Variabel Y
Sub struktur di atas memiliki persamaan struktural sebagai berikut:
Y =
Berdasarkan substruktur di atas maka koefisien dihitung dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menghitung Matrik Korelasi antar seluruh Variabel (R)
R =
X1 X2 Y
1,0000 rX1X2
rX1Y
X1
rX1X2
1,0000 rX2Y
X2
rX1Y
rX2Y
1,0000 Y
X1
X2
Y rX1X2
YX1
YX2
68
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang mana untuk menghitung korelasi tersebut dipergunakan rumus:
∑
∑ ∑
√ ∑
∑ ∑
∑
b. Menghitung Matrik Korelasi antar Variabel Independen (Eksogen) saja (R1):
R1 =
X1 X2
1,0000 rX1X2
X1
rX1X2
1,0000 X2
c. Menghitung Invers Matrik Korelasi antar Variabel Independen (Eksogen)
tersebut:
R1-1
=
X1 X2
CrX1X1 CrX1X2
X1
CrX1X2 CrX2X2 X2
d. Menghitung Korfisien Jalur variabel independen, melalui perhitungan sebagai
berikut:
PYX1X1 = CrX1X1 CrX1X2 rX1Y
PYX2X2 CrX1X2 CrX2X2 rX2Y
e. Perhitungan Koefisien yang menyatakan determinasi total seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
(R2Yi(X1,X2) = [PYX1X1 . PYX2X2]
rX1Y
rX2Y
69
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Perhitungan Pengaruh Variabel Lain di Luar X1, X2 terhadap Variabel Y
√
g. Perhitungan Pengaruh Parsial
- Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung
Y =
- Pengaruh langsung X2 terhadap Y
Y =
- Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 atau pengaruh X1 secara tidak langsung
terhadap Y
Y =
h. Sedangkan untuk mengetahui keberartian dari koefisien jalur, maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan bentuk hipotesis statistic sebagai berikut:
Ho : PYX1 = PYX2 = 0;
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah PYX1 ≠ 0;
Hipotesis dalam bentuk kalimat
Ho : Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Konflik Peran.
70
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial berpengaruh signifikan
terhadap Konflik Peran.
Dengan rumus Pengujian Hipotesis sebagai berikut:
(Nirwana SK Sitepu, 1994:38)
Apabila F > Fα;k;(n-k-1), maka Ho ditolak, yang berarti dapat diteruskan pada
pengujian secara individu dan statistik uji yang digunakan:
√
(Nirwana SK Sitepu, 1994:39)
√
(Nirwana SK Sitepu, 1994:39)
Keterangan:
n = ukuran sampel
k = banyaknya variabel eksogen yang sedang diuji
t = berdistribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1
PYX1 = merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh variabel
penyebab (Xi) terhadap variabel akibat (Y)
R2Y(X1X2) = korfisien determinasi total variabel X1 dan X2 terhadap variabelY
Bila harga-harga t1 dan t2 jatuh di daerah Ho ditolak, artinya koefisien jalur
signifikan dan diagram jalurnya tidak mengalami perubahan.
71
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari hasil pengujian koefisien jalur diperoleh keterangan bahwa koefisien
jalur dari X1 ke X2, X1 ke Y, dan dari X2 ke Y, ketiga-tiganya secara statistik
dapat diketahui.
Sedangkan pengaruh variabel lainnya dapat ditentukan melalui:
√
b. Pengujian sub hipotesis kedua: hubungan orientasi profesional (X1),
orientasi manajerial (X2), konflik peran (Y), dan partisipasi
penyusunan anggaran (Z)
Untuk menguki hipotesis kedua, maka digunakan bentuk substruktur
sebagai berikut:
Gambar 3.3.
Sub Struktur Hubungan antara Variabel X1, Variabel X2, Variabel Y, dan
Variabel Z
(X1)
(Y) (Z)
(X2)
rX1X2
Y
X2
Y
X1
ZX1
ZX2
YZ
72
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sub struktur di atas memiliki persamaan struktural sebagai berikut:
Z =
Berdasarkan substruktur di atas maka koefisien dihitung dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menghitung Matrik Korelasi antar seluruh Variabel (R)
R =
X1 X2 Y Z
1,0000 rX1X2
rX1Y
rX1Z
X1
rX1X2
1,0000 rX2Y
rX2Z
X2
rX1Y
rX2Y
1,0000 rYZ
Y
rX1Z
rX2Z
rYZ 1,0000 Z
Yang mana untuk menghitung korelasi tersebut dipergunakan rumus:
∑
∑ ∑
√ ∑
∑ ∑
∑
b. Menghitung Matrik Korelasi antar Variabel Independen (Eksogen) saja (R1):
R1 =
X1 X2 Y
1,0000 rX1X2
rX1Y
X1
rX1X2
1,0000 rX2Y
X2
rX1Y
rX2Y
1,0000 Y
c. Menghitung Invers Matrik Korelasi antar Variabel Independen (Eksogen)
tersebut:
R1-1
= X1 X2 Y
CrX1X1 CrX1X2 CrX1Y X1
73
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CrX1X2 CrX2X2 CrX1Y
X2
CrYX1
CrYX2
CrYY
Y
d. Menghitung Koefisien Jalur variabel independen, melalui perhitungan sebagai
berikut:
PYX1X1 = CrX1X1 CrX1X2 rX1Y
PYX2X2 CrX1X2 CrX2X2 rX2Y
e. Perhitungan Koefisien yang menyatakan determinasi total seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
(R2Zi(X1,X2,Y) = [PZX1X1 . PZX2X2 . PZYY]
rX1Y
rX2Y
rYZ
f. Perhitungan Pengaruh Variabel Lain di Luar X1, X2 terhadap Variabel Y
√
g. Perhitungan Pengaruh Parsial
- Pengaruh X1 terhadap Z secara langsung
Y =
- Pengaruh langsung X2 terhadap Y
Y =
- Pengaruh langsung Y terhadap Z
74
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y =
- Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Z melalui Y
Y =
- Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Z melalui Y
Y =
h. Sedangkan untuk mengetahui keberartian dari koefisien jalur, maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan bentuk hipotesis statistic sebagai berikut:
Ho : PYiXi ≤ 0, (dengan Yi = 1,2,3; Xi = 1,2)
H1 : PYiXi > 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat
Ho : Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial tidak berpengaruh
signifikan terhadap konflik peran dalam partisipasi penyusunan anggaran.
H1 : Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial berpengaruh signifikan
terhadap konflik peran dalam partisipasi penyusunan anggaran.
Dengan rumus Pengujian Hipotesis sebagai berikut:
(Nirwana SK Sitepu, 1994:38)
75
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Apabila F > Fα;k;(n-k-1), maka Ho ditolak, yang berarti dapat diteruskan pada
pengujian secara individu dan statistik uji yang digunakan:
√
(Nirwana SK Sitepu, 1994:39)
√
(Nirwana SK Sitepu, 1994:39)
√
(Nirwana SK Sitepu, 1994:39)
Keterangan:
n = ukuran sampel
k = banyaknya variabel eksogen yang sedang diuji
t = berdistribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1
PYX1 = merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh variabel
penyebab (Xi) terhadap variabel akibat (Y)
R2Y(X1X2) = korfisien determinasi total variabel X1 dan X2 terhadap variabelY
Bila harga-harga t1 dan t2 jatuh di daerah Ho ditolak, artinya koefisien jalur
signifikan dan diagram jalurnya tidak mengalami perubahan.
Sedangkan pengaruh variabel lainnya dapat ditentukan melalui:
√
3.2.5.5. Pengujian Hipotesis
76
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian hipotesis menurut (Suharyadi dan Purwanto, 2009:82) yaitu:
prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk
menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan
oleh karenanya tidak ditolak. Atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh
karena itu harus ditolak.
Hipotesis statistik yang akan diuji berdasarkan hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
Ho1: < 0 : Orientasi Profesional (X1) tidak berpengaruh positif terhadap
Konflik Peran (Y)
Ha1: > 0 : Orientasi Profesional (X1) berpengaruh positif terhadap Konflik
Peran (Y)
Ho2: < 0 : Orientasi Manajerial (X2) tidak berpengaruh positif terhadap Konflik
Peran (Y)
Ha2: > 0 : Orientasi Manajerial (X2) berpengaruh positif terhadap Konflik
Peran (Y)
Ho3: < 0 : Orientasi Profesional (X1) tidak berpengaruh positif terhadap
Partisipasi Penyusunan Anggaran (Z)
Ha3: > 0 : Orientasi Profesional (X1) berpengaruh positif terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran (Z)
Ho4: < 0 : Orientasi Manajerial (X2) tidak berpengaruh positif terhadap
Partisipasi Penyusunan Anggaran (Z)
77
Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha4: > 0 : Orientasi Manajerial (X2) berpengaruh positif terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran (Z)
Ho5: < 0 : Konflik Peran (Y) tidak berpengaruh positif terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran (Z)
Ha5: > 0 : Konflik Peran (Y) berpengaruh positif terhadap Partisipasi
Penyusunan Anggaran (Z)
Ho6: < 0 : Orientasi Profesional (X1) tidak berpengaruh positif terhadap
Konflik Peran (Y) dalam Partisipasi Penyusunan Aggaran (Z)
Ha6: > 0 : Orientasi Profesional (X1) berpengaruh positif terhadap Konflik
Peran (Y) dalam Partisipasi Penyusunan Aggaran (Z)
Ho7: < 0 : Orientasi Manajerial (X1) tidak berpengaruh positif terhadap Konflik
Peran (Y) dalam Partisipasi Penyusunan Aggaran (Z)
Ha7: > 0 : Orientasi Manajerial (X1) berpengaruh positif terhadap Konflik
Peran (Y) dalam Partisipasi Penyusunan Aggaran (Z)