bab iii objek penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00798-mc...
TRANSCRIPT
30
BAB III
OBJEK PENELITIAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Sesungguhnya pada awal abad ke-16, zaman Kerajaan Sunda, Tangerang
tampil sebagai kota pelabuhan bersama-sama Banten dan Kalapa (Jakarta kini),
sebagaimana disaksikan dan dicatat pada tahun 1513 oleh Tome Pires, orang
Portugis. Banten menempati kedudukan strategis, setelah Malaka diduduki oleh
Portugis (1511) karena Selat Sunda dan pesisir barat Sumatra menjadi jalur
utama perdagangan. Pesatnya pembangunan di Kabupaten Tangerang telah
membuktikan bahwa pembangunan di kabupaten ini telah berhasil.
Sejak dasawarsa kedua 1600-an antara Banten dan Batavia berlangsung
persaingan perdagangan yang keras. Pada satu pihak Kompeni Belanda
mendesakkan keinginannya untuk melakukan monopoli perdagangan di wilayah
Kesultanan Banten. Pada pihak lain, Sultan Banten sendiri mempertahankan
sistem perdagangan bebas dan kedaulatan negara. Begitu keras persaingan itu
sehingga berkembang menjadi konflik politik dan akhirnya konflik senjata yang
mula-mula (1652) berbentuk konflik senjata secara tertutup, namun kemudian
(1659) berbentuk perang terbuka.
Dalam suasana konflik itulah Tangerang menjadi daerah pertahanan
sekaligus medan pertempuran serta daerah rebutan antara Banten dan Batavia.
31
Selanjutnya, pihak Banten membangun benteng pertahanan di sebelah barat
Sungai Cisadane dan pihak Kompeni Belanda membangun benteng pertahanan
di sebelah timur Sungai Cisadane. Itulah sebabnya, dulu daerah ini dikenal
dengan nama Benteng, baru kemudian muncul nama Tangerang.
Dengan mengerahkan serdadu Kompeni secara besar-besaran, terutama
serdadu sewaan yang berasal dari kalangan orang nusantara sendiri, dan taktik
adu-domba (divide et impera), secara bertahap wilayah Kesultanan Banten jatuh
ke tangan kekuasaan Kompeni Belanda.
Mula-mula (1659) daerah sebelah timur Sungai Cisadane jatuh ke tangan
Kompeni, kemudian tanah di sepanjang Sungai Cisadane sejak dari daerah hulu
sampai ke muara dan daerah sebelah selatan Sungai Cisadane sampai ke Laut
Kidul (Samudra Hindia) ditetapkan masuk ke wilayah Batavia (1684). Akhirnya
(1809), Kesultanan Banten dihapuskan serta seluruh wilayahnya dimasukkan ke
wilayah pemerintahan Hindia Belanda.
Sejak itu berakhirlah kedudukan Tangerang sebagai daerah tapal batas
antara Banten dan Jakarta, karena seluruhnya berada di bawah kuasa pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Perubahan pemegang kekuasaan atas daerah
Tangerang memberikan jalan bagi perubahan status daerah itu.
Semula berstatus sebagai daerah rebutan antara Banten dan Batavia,
Tangerang menjadi daerah tanah partikelir di bawah Batavia. Sepetak demi
sepetak tanah di Tangerang dikuasai oleh pihak partikelir secara perseorangan
dan perusahaan. Muncullah sejumlah tuan tanah di daerah ini yang umumnya
32
terdiri dari orang Belanda dan orang Cina. Di samping menguasai tanah garapan
dan lingkungannya, mereka juga menguasai penduduk yang bermukim di lahan
itu.
Sebagaimana telah dikemukakan, pada awal abad ke-16 Tangerang
berstatus sebagai salah satu kota pelabuhan dalam lingkungan Kerajaan
Sunda. Pada masa itu kota pelabuhan berada di bawah kuasa seorang syahbandar
yang bertanggung jawab langsung kepada raja Sunda. Pada masa Tangerang di
bawah kuasa Kesultanan Banten (sejak tahun 1526), diberitakan bahwa sistem
pemerintahannya berbentuk kemaulanaan dan pusat pemerintahannya berada di
daerah pedalaman, yaitu di sekitar Tigaraksa sekarang.
Ketika sebagian daerah ini jatuh ke tangan Kompeni (sejak 1659), demi
keamanan pemerintahan di daerah ini dipimpin oleh seorang komandan militer
(orang Belanda). Namun, ketika seluruh daerah ini berada di bawah kuasa
Kompeni Belanda dan stabilitas keamanannya telah tercapai (sejak 1682)
pemerintahan di daerah ini berbentuk kabupaten (regentschap) yang dipimpin
oleh seorang bupati yang berasal dari kalangan penduduk pribumi. Pada 1809
terjadi perubahan sistem pemerintahan secara menyeluruh di Hindia Belanda
yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal H.W. Daendels.
Tingkat dan struktur pemerintahan di daerah Tangerang berubah lagi.
Kini Tangerang berada di bawah wilayah administrasi pemerintahan De stad
Batavia, de Ommelanden, en Jacatrasche Preanger Regentschappen (Kota
Batavia dan sekitarnya serta wilayah Jakarta-Priangan) yang kemudian disebut
33
Keresidenan Batavia ( Suganda Wirananggapati, 1997). Daerah Tangerang
disebut Batavia Barat dan berada di bawah perintah seorang Asisten Residen
yang selalu dipegang oleh orang Belanda. Selanjutnya (sejak tahun 1860-an),
daerah ini berstatus afdeling yang disebut Afdeling Tangerang yang tetap
dipimpin oleh Asisten Residen. Daerah Afdeling Tangerang dibagi atas tiga
distrik, yaitu Tangerang Timur, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara yang
selanjutnya (sejak 1880-an) masing-masing disebut Distrik Tangerang, Distrik
Balaraja, dan Distrik Mauk; lalu ditambah dengan Distrik Curug. Kepala distrik
dipegang oleh orang pribumi yang jabatannya disebut demang, kemudian
berubah jadi wedana. Tingkat dan struktur pemerintahan demikian di Tangerang
berlangsung hingga akhir kekuasaan pemerintah kolonial Hindia Belanda
(1942).
Pada zaman Jepang (1942-1945), Tangerang yang bertetangga dengan
ibu kota pemerintah pusat Jakarta dipandang sebagai daerah strategis. Dengan
demikian, tingkat dan struktur pemerintahannya dinaikkan jadi kabupaten, dan
didirikanlah lembaga pendidikan militer (Seinendojo).
Pembentukan Kabupaten Tangerang didasarkan Maklumat Jakarta Syu
Nomor 4 tanggal 27 Desember 2603 (1943), sedangkan peresmiannya dilakukan
pada hari Selasa, 4 Januari 1944, bersamaan dengan pelantikan R. Atik Suardi
menjadi Bupati Tangerang pertama. R. Atik Suardi adalah aktivis yang
kemudian (sejak akhir tahun 1920-an) jadi salah seorang pemimpin Paguyuban
Pasundan, organisasi pergerakan nasional masyarakat Sunda. Ia pernah menjabat
sebagai pembantu R. Pandu Suradiningrat di Gunseibu Jawa Barat.
34
Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 mendapat
sambutan hangat dari para pemimpin dan masyarakat Tangerang. Wujudnya
terdiri atas dua bentuk. Pertama, menegakkan kemerdekaan dengan cara
membentuk pemerintahan daerah di Tangerang yang menunjang Proklamasi.
Kemerdekaan RI, mulai dari tingkat kabupaten ke bawah. Kedua,
mempertahankan kemerdekaan dengan cara menentang dan melawan pihak
asing dan antek-anteknya yang berusaha untuk menjajah kembali dan pihak
yang mau mendirikan negara sendiri yang tidak mengakui keberadaan Republik
Indonesia. Terjadilah revolusi kemerdekaan! Akhirnya, kedaulatan Republik
Indonesia bisa ditegakkan di Tangerang.
Kedudukan Kabupaten Tangerang dikukuhkan kembali pada awal masa
Republik Indonesia (19 Agustus 1945) dan berlaku terus hingga kini. Kabupaten
ini jadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Sesuai dengan semangat
dan tuntutan otonomi daerah serta perkembangan Kota Tangerang yang
meningkat pesat, status pemerintahan di Kota Tangerang sendiri ditingkatkan.
Tadinya kota itu adalah kota kecamatan, lalu jadi kota administratif,
kemudian (sejak tahun 1993) jadi kotamadya (lantas jadi kota) yang
kedudukannya setara dengan tingkat kabupaten. Dengan demikian, di Tangerang
terdapat dua jenis pemerintahan daerah yang setara, yaitu Kabupaten Tangerang
dan Kota Tangerang.
Sementara itu, dengan berdirinya Provinsi Banten (sejak 1999),
Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang pun jadi bagian dari wilayah
Provinsi Banten. Seiring dengan program pembangunan yang dilancarkan sejak
35
tahun 1968, Kabupaten Tangerang melaksanakan program ini setahap demi
setahapPada tahun 1993 dibentuklah kotamadya Tangerang yang kemudian
disusul dengan pemindahan Ibukota Kabupaten ke Kecamatan Tigaraksa sesuai
dengan keputusan Pemerintah tahun 1995. (Sumber : Websites Pemda
Kabupaten Tangerang)
3.1.1 Profil Perusahaan
Nama Resmi : Kabupaten Tangerang
Ibukota : Tigaraksa
Provinsi : Banten
Batas Wilayah : Utara: Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Bogor
Barat : Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang
Timur : Kota Tangerang
Luas Wilayah : 1.110,38 Km²
Jumlah Penduduk : 2.781.428 Jiwa (sensus Penduduk 2000)
Jumlah Kecamatan : 26
Website : http://www.kabtangerang.go.id
Kabupaten Tangerang termasuk salah satu daerah tingkat dua
yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi
geografis cukup strategis. Di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah timur dengan Jakarta dan Kota Tangerang, di sebelah selatan
36
berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor.
Sedangkan di bagian barat berbatasan langsung dengan Kabupaten
Serang.
Jarak antara Tangerang dengan pusat pemerintahan Republik
Indonesia, Jakarta, sekitar 30 km, yang bisa ditempuh dengan waktu
setengah jam.
Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas
hambatan Jakarta-Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas
perekonomian antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Dari 200 Juta
lebih penduduk Indonesia, mayoritas terkonsentrasi di kedua pulau
tersebut (Pulau Jawa 120 juta jiwa dan Sumatera 40 juta jiwa).
Pertumbuhan penduduk daerah ini cukup pesat. Total penduduk
2.959.600 jiwa, rata-rata pertumbuhan 4,32% per tahun yang didominasi
oleh kelompok umur berusia muda. Kelompok umur 0-14 tahun
berjumlah 1.195.589 jiwa atau sebesar 40%. Kelompok umur 15-64
tahun sebesar 1.709.158 jiwa atau 57,6%. Sedangkan pada kelompok
umur 65 tahun ke atas sebanyak 65.853 jiwa atau 2,2%.
Luas wilayah Kabupaten Tangerang 111.038 ha. Dibagi ke dalam
29 kecamatan dan 316 desa dan kelurahan. Keseluruhan kondisi wilayah
memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata
0-3% menurun. Ketinggian wilayah sekitar antara 0-85 m di atas
permukaan laut. Curah hujan setahun rata-rata 1.475 mm dan temperatur
udara berkisar antara 23 °C - 33 °C. Iklim ini dipengaruhi oleh wilayah
37
di bagian utara yang merupakan daerah pesisir pantai sepanjang kurang
lebih 50 km.
3.1.2 Logo Perusahaan
Lambang daerah Kabupaten Tangerang ditetapkan dengan
peraturan daerah Nomor 19 Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984, yang
kemudian disempurnakan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
1987 tanggal 21 Mei 1987.
Motto daerah yang terkandung dalam lambang daerah adalah
"SATYA KARYA KERTA RAHARJA" artinya dengan dasar kesetiaan
dan ketaatan kepada Pemerintah dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) disertai doa dan kerja keras, kita wujudkan masyarakat
yang sejahtera, adil dan makmur dari segi fisik material dan mental
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Gambar 3.1.2
38
Arti Gambar Lambang Daerah:
I. Bagian Atas
a) Pucuk Perisai lima buah melambangkan Pancasila yang menjadi
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Susunan batu merupakan lambang benteng pertahanan yang
mengingatkan kita kepada pahlawan rakyat Kabupaten
Tangerang. Jumlah bata melambangkan tanggal, bulan dan tahun
proklamasi kemerdekaan Negara republik Indonesia, tanggal 17
bulan 8 tahun 1945.
II. Bagian Tengah
a) Jumlah butir pada, bunga kapas dan ruas bambu melambangkan
tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Tangerang.
b) Dua puluh tujuh butir padi melambangkan tanggal dua puluh
tujuh.
c) Dua belas bunga kapas melambangkan bulan dua belas.
d) Empat puluh tiga ruas bambu melambangkan tahun empat puluh
tiga.
e) Topi bambu melambangkan hasil kerajinan dan industri dari
Kabupaten tangerang.
III. Bagian Bawah
a) Garis putih berombak melambangkan bahwa Kabupaten
Tangerang dilintasi oleh sungai-sungai besar.
39
b) Garis putih biru berombak melambangkan laut yang bermakna
Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai.
(Sumber: 64 Tahun Kabupaten Tangerang)
3.1.3 Visi dan Misi
a) VISI
Berdasarkan pertimbangan kondisi obyektif seluruh sumber
daya dan komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik
maka ditetapkan visi sebagai berikut :
”Menuju Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman,
Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan Lingkungan”
Yang dimaksud dengan :
1. Masyarakat kabupaten Tangerang; adalah kelompok orang
dengan segala aspek kehidupannya, yang meliputi sikap
perilaku dan pola pikir dalam sosial budaya, agama, politik,
ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan teknologi yang
memanfaatkan sumbar daya alam dan sumber daya buatan
yang ada di Kabupaten Tangerang;
2. Beriman; adalah percaya, yakin dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dengan memenuhi segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya serta hidup rukun antar umat
manusia.Terpenuhinya kebutuhan manusia dari segi meteri
40
memerlukan penyeimbang dari sisi rohani, sehingga terjamin
keseimbangan mental dan spiritual;
3. Maju; berarti cerdas, sehat dan dinamis menuju taraf hidup
yang lebih baik, proaktif, kreatif, dan disiplin sesuai dengan
fungsi, peran dan kedudukan masing-masing anggota
masyarakat;
4. Mandiri; berarti mampu mengatasi permasalahan dan hidup
bertanggung jawab dengan tidak ada ketergantungan pada
pihak lain atau dikendalikan oleh pihak lain. Visi
kemandirian adalah tetap berada koridor Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan
UUD 1945;
5. Berorientasi Industri; berarti perilaku yang mengarah pada
pertimbangan ekonomis dengan memperhitungkan tenaga,
waktu, biaya, dan sumber daya teknologi yang terus
berkembang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri tapi beriorentasi pasar;
6. Berwawasan Lingkungan; berarti orientasi pembangunan
mempertimbang-kan kondisi lingkungan yang harus dipatuhi
oleh setiap pelaku pembangunan karena pembangunan
berwawasan lingkungan akan memberi manfaat bagi
kelangsungan hidup dan pembangunan.
41
b) MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan
misi Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan
pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu
pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta
peningkatan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh
lapisan masyarakat serta peningkatan kesejehteraan sosial.
3. Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi
melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri,
agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses
lebih besar pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah, dan sektor informal.
4. Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan
yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan
dan pengendalian tata ruang yang terstruktur.
5. Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan,
dan bertanggung jawab (good governance).
6. Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan
aspek-aspek pembangunan.
7. Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan
partisipasi kritis dalam proses pembangunan.
42
8. Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam
pembangunan.
Nilai-nilai yang tekandung dalam visi misi dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Ketakwaan;
Masyarakat kabupaten Tangerang yang bertakwa merupakan
komponen yang sangat penting untuk mewujudkan suatu
perubahan yang hakiki dalam mencapai visi misi yang telah
ditetapkan;
2. Partisipatif;
Rasa tanggungjawab dari semua komponen pemerintahan
yang terdiri eksekutif, legislatif dan masyarakat serta swasta
berperan serta mengambil bagian mulai dari tahapan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
dalam rangka mempercepat tajuan dan sasaran pembangunan
yang efisien dan efektif;
3. Transparansi;
Merupakan salah satu unsur dari good government yang
harus ditingkatkan agar dapat mendorong partisipasi
masyarakat dan swasta untuk mencapai suatu kemajuan
seperti yang tercantum dalam sasaran dan tujuan
pembangunan.
43
4. Berkelanjutan;
Prinsip berkelanjutan dalam aspek lingkungan mengandung
makna bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus
memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan
sehingga pembangunan yang akan dipacu tidak hanya untuk
kepentingan sesaat.
3.2 Struktur Perusahaan
Setiap instansi memiliki struktur organisasi perusahaan. Begitu juga
dengan Pemda Kabupaten Tangerang memiliki struktur organisasi.
Berikut ini adalah struktur organisasi dalam tabel 3.2
45
3.2.1 Job Description
a) Tugas Bupati
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
4. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
5. Melaksanakan kehidupan demokrasi;
6. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-
undangan;
7. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
8. Mengajukan dan mengembangkan daya saing Daerah;
9. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan yang bersih dan baik;
10. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan Daerah;
11. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di
Daerah dan semua perangkat Daerah;
12. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dihadapan Rapat Paripurna DPRD;
13. Memberikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan
46
pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan
laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
masyarakat.
b) Tugas Wakil Bupati
1) Membantu kepala Daerah dalam menyelenggarakan
Pemerintahan Daerah;
2) Membantu kepala Daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan
instansi vertikal Daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau
temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan
pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan
pengembangan dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan
hidup;
3) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan
Kabupaten dan Kota bagi wakil kepala Daerah provinsi;
4) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan
di wilayah Kecamatan, Kelurahan dan/atau Desa bagi wakil
kepala Daerah Kabupaten/Kota;
5) Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala Daerah
dalam menyelenggarakan kegiatan Pemerintahan Daerah;
6) Melaksanakan tugas dan kewajiban Pemerintahan lainnya yang
diberikan oleh kepala Daerah; dan
47
7) Melaksanakan tugas dan wewenang kepala Daerah apabila
kepala Daerah berhalangan
c) Tugas Sekretaris Daerah
1) Sekretaris daerah bertugas membantu kepala daerah dalam
menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan
lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah.
d) Tugas Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat ( ASDA I )
1) Membina, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan
setda dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan administrasi
bidang Bina Pemerintahan, Hukum dan Pertanahan;
2) Merumuskan bahan Renstra dan Renja Setda dalam lingkup
tugas Asisten I sesuai RPJM daerah;
3) Memantau perkembangan penyelenggaraan pemerintahan,
pembinaan aparatur dan kemasyarakatan serta pelayanan
administratif pemerintahan daerah sesuai dengan bidang
tugasnya;
4) Merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan kegiatan setda dalama rangka pembinaan
48
pencapaian sasaran dan target kinerja meliputi bidang bina
pemerintahan, hukum dan pertanahan;
5) Mengkoordinasikan pengkajian dan perumusan aspek yuridis
rancangan produk hukum peraturan perundang-undangan
daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
dan monitoring pelaksanaannya;
6) Mengkoordinasikan pengumpulan dan penyusunan bahan
laporan pertanggungjawaban Walikota atas penyelenggaraan
pemerintah daerah sesuai pedoman yang berlaku;
7) Menganalisa alternatif pemecahan masalah yang brkaitan
dengan penyelenggaraan tertib hukum, pembinaan dan
pengembangan organisasi perangkat daerah dan
ketatalaksanaan serta administrasi pemerintah daerah;
8) Memberikan rekomendasi/pertimbangan kepada walikota
bagi pengangkatan dan/atau mutasi Camat, dan rekomendasi
/ pertimbangan kepala sekretaris daerah bagi pengangkatan
lurah usulan camat;
9) Memaraf atau menandatangani naskah dinas berkaitan
dengan penyelenggaraan lingkup asisten I sesuai dengan
kewenangan dan ketentuan yang berlaku;
10) Mengkoordinasikan program dan pelayanan SKPD dalam
upaya peningkatan kinerja aparatur daerah sesuai dengan
bidang tugasnya;
49
11) Melaksanakan koordinasi dan konsultasi, baik dengan pejabat
dan/atau instansi terkait dalam rangka koordinasi kebijakan
bidang bina pemerintahan, hukum dan pertanahan;
12) Menyampaikan pertimbangan teknis dan/atau administrasi
kepada Sekretaris daerah berdasarkan laporan pencapaian
pelaksanaan tugas SKPD sesuai dengan hubungan kerja
asisiten dengan SKPD secara berkala dan/atau sesuai dengan
kebutuhan;
13) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan hasil
pelaksanaan tugas kepada Sekretaris Daerah;
14) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan
dan/atau atas perintah atasan sesuai dengan wewenang
bidang tugasnya.
e) Tugas Humas Pemerintah Daerah
1) Mempunyai tugas melaksanakan pemberitaan,
2) Mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk bahan
kebijakan pimpinan,
3) Melakukan perekaman, penyajian data, dan mengatur
keprotokoleran kegiatan pimpinan,
4) Serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretariat
daerah Kabupaten sesuai dengan bidang tugasnya.
50
3.2.2 Prosedur yang berlaku
Alur sebuah kebijakan yang harus dilalui oleh humas Pemda
Kabupaten Tangerang dalam membuat sebuah program kegiatan, yaitu
humas Pemda Kabupaten Tangerang membuat dan menyusun suatu
program yang sekiranya perlu dan harus dilakukan untuk menjaga citra
Pemda Kabupaten Tangerang itu sendiri dan dapat berguna untuk
masyarakat.
Kemudian rencana program kegiatan itu dituliskan dalam
sebuah surat yang dinamakan surat permohonan yang diajukan kepada
Bagian Sekretaris Daerah (Sekda).
Kemudian setelah surat itu sudah diterima oleh bagian
Sekretaris Daerah, Kepala Humas Pemda Kabupaten Tangerang selaku
penanggung jawab program mempresentasikan program yang akan di
buat. Setelah di setujui oleh bagian Sekretaris Daerah, di serahkan lagi
kepada Bupati untuk langsung di minta persetujuannya dan di berikan
surat disposisi untuk langsung di laksanakannya program tersebut.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer
a. Wawancara
Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan teknik
wawancara. Ada tiga narasumber yang akan di wawancara untuk
mendapatkan data yang diinginkan.
51
a) Drs. Yeyep Syarif Anwar ( Kepala Bagian Humas )
Peneliti memilih Drs. Yeyep Syarif Anwar karena beliau
adalah kepala bagian humas di Pemda Kabupaten Tangerang,
beliau yang mengetahui seluk-beluk mengenai humas dalam
lingkungan Pemda Kabupaten Tangerang dan mempunyai
wewenang penuh informasi-informasi kepada media dan
masyarakat.
b) Abdul Munir ( Kepala Sub Bagian Pemberitaan )
Peneliti memilih Abdul Munir untuk di wawancara karena
beliau yang memegang langsung bagian pemberitaan dan
berhubungan dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti.
Karena beliau yang yang bertanggung jawab untuk kegiatan
media monitoring, penerbitan press release dan advertorial.
c) Wahyu Haryadi ( Wartawan Surat Kabar Radar Banten )
Peneliti memilih Bapak Wahyu Haryadi selaku wartawan surat
kabar Radar Banten ini karena, surat kabar ini mempunyai
kerja sama dengan Pemda Kabupaten Tangerang dan juga
banyak memberitakan mengenai Kabupaten Tangerang. Dan
selalu mengikuti perkembangan dari program-program yang di
lakukan oleh Pemda Kabupaten Tangerang.
52
b. Observasi
Dalam penelitian kali ini juga peneliti melakukan observasi
partisipan, yaitu pemaparan umum apa yang terjadi di lapangan.
Peneliti melakukan observasi di lokasi penelitian (Pemda
Kabupaten Tangerang) selama 3 bulan.
Yaitu dengan mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi
selama penelitian berlangsung. Dan mencoba untuk terjun langsung
untuk mengetahui pekerjaan humas di Pemda Kabupaten
Tangerang.
3.3.2 Data Sekunder
a. Studi Pustaka
Peneliti mempelajari data-data untuk penelitian melalui
buku-buku yang terdapat di perpustakaan dan Peneliti juga
mengambil data-data melalui internet yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
b. Dokumen
Peneliti mengambil data dari dokumentasi-dokumentasi yang
telah ada sebelumnya di Pemda Kabupaten Tangerang.
3.4 Permasalahan yang ada
Pemerintahan Daerah yang berada di setiap Kabupaten sebaiknya
mampu untuk mengontrol pembangunan dan kesejahteraan masyarakat daerah
53
itu sendiri yang menjadi tanggung jawab Pemerintahan Kabupaten itu sendiri.
Pemerintah daerah Kabupaten dapat di kontrol langsung oleh masyarakat,
karena merupakan pemerintahan yang tingkatannya paling dekat dengan
masyarakat, sehingga mampu untuk mengontrol langsung pembangunan-
pembangunan infrastruktur dan program-program yang diinginkan masyarakat.
Namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang kecewa karena
program pembangunan yang dilakukan pemerintah belum sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh masyarakat dan belum efektif sampai di masyarakat.
Sehingga citra Pemda Kabupaten Tangerang menjadi menurun di mata
masyarakat.
Permasalahan ini lah yang menjadi dasar penelitian kali ini. Bagaimana
peran humas Pemda Kabupaten Tangerang dalam meningkatkan citra
pemerintahan melalui program-program yang di buat oleh pemerintah, salah
satunya program media monitoring. Apakah kegiatan media monitoring ini
sudah efektif untuk dapat meningkatkan citra Pemda Kabupaten Tangerang.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam penelitian kali ini, penulis mencari allternatif pemecahan masalah
dengan cara wawancara kepada pihak-pihak yang berkompeten untuk menjawab
semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan mempunyai kredibilitas yang
tinggi. Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi partisipan yang
dilakukan di Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang selama kurang
lebih 3 bulan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan dan
54
pengamatan secara langsung tentang apa yang terjadi di lingkungan humas
Pemda Kabupaten Tangerang dan sistematika kerja pada bagian Humas tersebut.
Selain dari kedua cara tersebut, peneliti juga menggunakan alternatif
pemecahan masalah dengan cara studi kepustakaan dan mencari data-data
melalui internet yang berhubungan dengan Humas Pemerintah Daerah
Kabupaten Tangerang.