bab iii pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling di...
TRANSCRIPT
46
BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMA UNGGULAN PONDOK PESANTREN NURUL ISLAMI
SEMARANG
A. Kondisi Umum SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami
Semarang
1. Letak Geografis
SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami didirikan dibawah naungan
Yayasan Nurul Islami Semarang yang dipimpin oleh dr. H.S. Heri
Prasetyo, M.M berdiri sejak tanggal 18 Agustus 2001. Lokasi kampus
yang cukup tenang, nyaman, sejuk, dan fasilitas yang cukup memadai
untuk menempa ilmu yaitu berada di jalan Raya Ngaliyan – Boja,
tepatnya di Wonolopo – Mijen – Semarang. Berdasarkan badan akreditasi
nasional Propinsi Jawa Tengah pertanggal 31 Maret 2005, SMA
Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang dinyatakan sebagai sekolah
dengan akreditasi A.
Luas keliling tanah seluruhnya 50.000 m2 yang sudah dipagar
permanen (termasuk pagar hidup). 50.000 m2 luas tanah dikuasai sekolah
menurut status kepemilikan dan penggunaan, status kepemilikan
bersertifikat, keseluruhan luas tanah ini terbagi menjadi 5.000 m2
bangunan, halaman 2.500 m2 lapangan olah raga 1.000 m2, kebun 37.000
m2 dan lain-lain 5.000 m2
Adapun batas wilayah SMA Nurul Islam
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ndukuh
b. Sebelah selatan berbatas dengan Desa Tempel
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wonolopo
d. Sebelah barat menempati kebun milik Nurul Islami Semarang.
47
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami memiliki komitmen menjadi
lembaga pendidikan profesional, ungul dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan berlandaskan Iman dan
Taqwa (IMTAQ)
b. Misi
SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami melaksanakan :
1). Pendidikan yang mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
2). Pendidika pesantren untuk mensantrikan peserta didik dalam
kerangka pendalaman dan pengalaman al-Quran dan hadits.
c. Tujuan
SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami mempunyai tujuan :
1). Meningkatkan IPTEK dan IMTAQ agar mampu melanjutkan
pendidikan pada perguruan tinggi terkemuka baik di dalam
maupun diluar negeri
2). Mencetak calon pemimpin yang uswatun khasanah dan akhlakul
karimah1
3. Keadaan Guru, karyawan dan siswa
a. Keadaan Guru dan Ustadz SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami tahun
pelajaran 2005 – 2006 adalah terdiri dari 22 guru denagn standar
lulusan sesuai dengan bidang studi yang di ajarkan, memiliki 13
ustadz (ustadz tetap/tidak tetap beserta bapak/ibu asuh) yang
kompeten dibidangnya.
b. Keadaan Karyawan
Salah satu unsur penting dalam suatu lembaga pendidikan adalah
keberadaan karyawan, karyawan disini mempunyai andil yang cukup
besar dalam tugas-tugas administrasi sekolah dan memperlancar
proses belajar mengajar. Adapun jumlah karyawan SMA Unggulan
1 Arsip SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang
48
Ponpes Nurul Islami sebanyak 17 karyawan, yang terdiri dari 4
karyawan Tata Usaha, 6 orang sebagai karyawan kebersihan, dan 7
orang karyawan keamanan. Dimana semua karyawan tersebut
berpartisipasi dalam memperlancar proses pendidikan di SMA
Unggulan Ponpes Nurul Islami agar berjalan efektif.
c. Keadaan Peserta Didik
Jumlah peserta didik terdiri dari 103 yang terbagi dalam 5 kelas, kelas
I sebanyak 20 anak. Kelas II IPA, IPS sebanyak 29 anak dan Kelas III
IPA, IPS sebanyak 54 anak. Selain sebagai murid di sekolah peserta
didik juga berperan sebagai santri di lingkungan pesantren.
Kegiatan belajar mengajar di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami
dilaksanakan pada pagi hari untuk sekolah di mulai pukul 06.50 –
13.45 dan untuk kegiatan pesantren dimulai setelah maghrib sekitar
18.30 – 10.00 WIB sedangkan siang harinya digunakan bagi siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler disini berfungsi sebagai upaya untuk
mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Selain itu kegiatan ekstra
juga berfungsi sebagai penghilang kejenuhan peserta didik terhadap
rutinitas di sekolah maupun pesantren, adapun kegiatan berupa :
KIR, Musik, EEL, Bola Basket, Rebana, Paskibra, Pramuka, Khitobah,
Teater, Sepak Bola, Bola Voly, Seni Baca Tulis al-Quran, Mujahada’, dan
Pecinta Alam
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami
adalah sebagai berikut :
a. Perpustakaan
b. Ruang kepala sekolah, Ruang tata usaha, ruang Bimbingan Konseling,
Ruang materiil, ruang guru, ruang OSIS, ruang UKS, ruang koperasi,
ruang BP3, ruang SPP, ruang serba guna, ruang sidang
49
c. Laboratorium : Fisika, kimia, biologi, Bahasa, Komputer, serba guna,
PKK, Media
d. Tempat ibadah, masjid
e. Olah raga ; lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan Volley,
lapangan badminton, lapangan tenis meja dan aula
f. Asrama
6. Pembinaan Keagamaan / Madrasah Diniyah
Madrasah diniyah Ponpes Nurul Islami formal yang berada di
bawah naungan Yayasan “Nurul Islami” madrasah diniyah “Nurul Islami”
ini berada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Islami yang Mottonya
“Mencetak Generasi Islam yang Mumpuni dari segi kualitas agamanya
dan dapat berakhlakul karimah sesuai dengan tuntutan Rasulullah SAW”.
Seiring dengan kemajuan dan bertambahnya santri maka dibutuhkan
segenap komponen yang ada pada madrasah diniyah seperti adanya
khodimul ma’had yang tugasnya mengatur aktifitas kegiatan malam
seperti = Madrasah diniyah, pengajian wetonan, dan bandongan, semaan
al-Quran, al-Barzanzi serta khitobah 3 bahasa.2
Selain khodimul ma’had juga ada ustadz asuh, adapun tugasnya
adalah mengontrol dan mengurusi santri pada waktu malam termasuk
membangunkan subuh para santri dan tidak ketinggalan pula mereka juga
menjadi guru pada waktu madrasah diniyah berlangsung.3
2 Arsip ponpes Nurul Islami 3 Wawancara dengan Bp. Abadi (Khodimul Ma’had) pada tanggal 20 Februari 2006
50
7. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami
Tahun Pelajaran 2005 – 29006
Sistem Administrasi dan Manajemen serta penanggungjawaban bidang
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai :
1). Manajer, yaitu satu-satunya adalah mengorganisasikan semua
kegiatan sekolah, seperti kegiatan belajar mengajar dan kegiatan
administrasi
2). Administrator, yaitu menyelenggarakan administrasi sekolah
meliputi bidang kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, perkantoran,
keuangan, perpustakaan, bimbingan dan konseling, UKM,
kegiatan kesiswaan, sarana dan prasarana dan hubungan dengan
masyarakat.
Kepala Sekolah Sukidjo
Komite Sekolah
Kepala Tata Usaha Setyorini, S.Sos
Waka Sek Hub Kerjasama Masyarakat
Wakasek Sarana Prasarana
- Joko Kumoro
Waka Sek Kesiswaan Nur Afnan
Waka Sek Kurikulum
Nursetyo, W
Guru
Siswa
51
3). Supervisor, yaitu menyelenggarakan kegiatan supervise terhadap
kegiatan dan sarana prasarana sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah mempunyai tanggung jawab langsung dengan
kepala sekolah dalam membantu kepala sekolah dalam kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun perencanaan membuat program kegiatan dan jadwal
pelaksanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Ketenagaan
5) Pengkoordinasian
6) Pengawasan
7) Penilaian
8) Identifikasi dan Pengumpulan
9) Penyusunan Laporan
Wakil kepala sekolah, bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan
bidangnya, yaitu :
(a) Wakil kepala sekolah, bidang kurikulum yang mengatur dan
menyusun program bidang kurikulum
(b) Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang mengatur dan
membina program kegiatan siswa
(c) Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, yang
mengatur kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang
proses belajar mengajar
(d) Wakil kepala sekolah bidang humas, yang mengatur dan
mengembangkan hubungan dengan komiter sekolah,
masyarakat, lembaga pemerintahan, dunia dan usaha, lembaga
sosial
52
c. Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran bertanggung jawab kepada sekolah dan
mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara
efektif dan efisien
d. Wali kelas
Wali kelas bertanggung jawab terhadap pengelolaan edukasi dan
administrasi kelas
e. Guru
Guru bimbingan konseling bertanggungjawab melaksanakan
kegiatan bimbingan konseling di sekolah
f. Perpustakaan sekolah (kondisi perpustakaan)
Kondisi perpustakaan bertanggung jawab pengadaan buku atau
bahan pustaka atau media elektronik
B. Pelaksanaan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA Unggulan
Pondok Pesantren Nurul Islami Semarang
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan landasan untuk melaksanakan pekerjaan
berikutnya, hal ini dilakukan agar tujuan program dapat tercapai. Proses
perencanaan di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami dalam
penyusunannya dilakukan oleh guru pembimbing berdasarkan apa yang
dibutuhkan peserta didik dengan segala keunikan dan permasalahan yang
biasa muncul pada remaja. Kondisi sekolah yang juga berasrama
menjadikan program bimbingan dan konseling yang di selenggarakan
lebih bervariasi mengingat permasalahan yang mungkin dialami lebih
komplek hal ini di sebabkan kondisi peserta didik yang jauh dari keluarga,
beban pelajaran yang banyak otomatis bertambah banyak pula
permasalaham yang dihadapi.
Dalam merencanakan program guru pembimbing merujuk pada
kegiatan atau pelaksanaan program tahun lalu dan juga berdasarkan pada
permasalahan yang banyak dialami oleh peserta didik pada tahun
53
sebelumnya. Penyusunan program ini di lakukan pada awal tahun
pelajaran yang tersusun dalam Program Kerja Tahunan Bimbingan dan
Konseling. (Dapat dilihat dalam lampiran)
Adapun kegiatan yang di laksanakan meliputi:
a. Penyusunan program kegiatan
Penyusunan program merupakan seperangkat kegiatan merumuskan
masalah dan tujuan, bentuk-bentuk kegiatan, personal, fasilitas,
anggaran serta berbagai bentuk usulan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, yang di laksanakan pada
bulan Juli dan Januari.
b. Konsultasi
Konsultasi program adalah kegiatan pertemuan atau rapat antara
pembimbing dengan petugas lain seperti Kepala Sekolah atau
Khodimul ma'had untuk membahas rancangan program, yang di
laksanakan pada bulan Juli dan Agustus.
c. Penyediaan Fasilitas, dilaksanakan pada bulan Juli, Agustus, Januari
dan Februari.
Fasilitas yang diperlukan antara lain:
1) Ruang bimbingan
2) Alat perlengkapan ruangan, terdiri dari :
a) Tempat penyimpanan data
b) Papan tulis dan papan pengumuman
2. Pengorganisasian
Semua pihak di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami
sangat mendukung atas kegiatan bimbingan dan konseling dikarenakan
adanya kesadaran sekolah akan pentingnya kegiatan yang bertujuan untuk
lebih memahami dan membantu peserta didik dengan segala keunikan dan
permasalahan yang ada, dalam penanganannya antara wali kelas, guru
pembimbing dan guru mata pelajaran saling berkordinasi yang kemudian
dikonsultasikan kepada kepala sekolah atau khodimul ma'had dan juga
54
pimpinan yayasan, yang selanjutnya dibuat keputusan akhir.keterkaitan ini
terlihat dalam bagan :
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling
SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami Semarang
Keterangan :
: Garis Koordinasi
: Garis Komando
Bagan tersebut menjelaskan bahwa semua pihak ikut berperan
dalam memberikan bimbingan dan juga turut serta dalam membantu
permasalahan yang dihadapi peserta didik, guru bimbingan dan konseling
di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami selain bertugas sebagai
pelaksana layanan juga sebagai koordinator pelaksana program, ini
dikarenakan jumlah guru BK di SMA ini hanya satu orang. Sebagai
koordinator, guru bimbingan dan konseling diantaranya bertugas
menyusun dan melaksanakan program layanan, namun sebelumnya
Yayasan
Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah
Tenaga Ahli Instansi lain
Tata Usaha
Guru Pembimbing Wali Kelas Guru Mata Pelajaran
S i s w a
55
dikoordinasikan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan kepala
sekolah dan pihak-pihak yang terkait dalam proses layanan,
pengkoordinasian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran bersama dengan
semua personil sekolah.4
Kelancaran pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepala sekolah, guru BK,
guru mata pelajaran, sarana prasarana, program kerja dan juga peran
peserta didik di sekolah, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pelayanan bimbingan dan konseling tentunya semua pihak di sekolah ikut
berperan serta dalam menunjang pelaksanaannya.
a. Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan
konseling
Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan
konseling berfungsi untuk memfasilitasi segala program agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sebagai motivator, dan juga
sebagai evaluator setiap program-program yang telah dilaksanakan,
pemberian motivasi ini di lakukan secara terprogram ketika rapat
sekolah, namun di setiap kesempatan kepala sekolah selalu memberi
spirit kepada guru pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya.
Kemudian memberikan saran-saran konstruktif agar kebutuhan siswa
akan bimbingan dan konseling lebih terpenuhi, karena hal ini dapat
mempengaruhi prestasi peserta didik dalam belajar.5
b. Peran Pimpinan Pondok Pesantren
Dalam manajemen bimbingan dan konseling pondok pesantren
menyerahkan sepenuhnya kepada koordinator guru bimbingan
konseling. Pondok pesantren mendukung penuh semua program yang
diselenggarakan dengan catatan semua demi kebaikan peserta didik
4 Wawancara dengan Bu Lut Tamaro (Guru pembimbing) pada tanggal 6 Maret 2006 5 Wawancara dengan Bapak Sukidjo (Kepala Sekolah), pada tanggal 21Februari 2006
56
dan mengharapkan dengan program yang baik visi, misi sekolah dapat
terwujud.6
c. Peran guru
Seperti halnya kepala sekolah maupun pimpinan pondok pesantren
guru dan ustadz di SMA Unggulan Pondok Pesantren menyerahkan
penuh apa yang menjadi program bimbingan dan konseling, guru dan
ustadz mendukung atas terselenggaranya bimbingan konseling di
sekolah dengan semua program-program yang diselenggarakan.7
3. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
a. Pelaksanaan program
Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA
Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami berdasarkan program kerja
yang telah disusun pada awal tahun, pelaksanaan bimbingan dan
konseling dengan mengikuti pola kerja yang sistematis, sehingga
program bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik.
Pelaksanaan program terdiri dari pengumpulan data dan
layanan bimbingan dan konseling :
1) Layanan pengumpulan data, meliputi :
a) Kondisi fisik
b) Kondisi psikis
c) Keadaan keluarga
d) Hubungan sosial
e) Riwayat pendidikan, hasil belajar, nilai mata pelajaran
f) Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan dari luar sekolah
g) Minat dan cita-cita khusus yang ingin dicapai
h) Prestasi yang pernah dicapai
i) Dan lain-lain
6 Wawancara dengan Bapak Abadi (Khodimul Ma'had), pada tanggal 25 Februari 2006 7 Wawancara dengan Bapak. Jazuli, pada tanggal 22 Februari 2006
57
2) Program
Program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan
bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi dan
terkoordinasi selama periode tertentu (W.S Winkle:105). Dalam
menyusun program bimbingan dan konseling di SMA Unggulan
Ponpes Nurul Islami berdasarkan pada pola 17 dan mengacu pada
buku panduan pelayanan bimbingan dan konseling.
I Wawasan umum
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari
pendidikan di sekolah termasuk di SMA Unggulan Ponpes Nurul
Islami, secara umum bimbingan yang di selenggarakan membantu
peserta didik dalam membina kepribadian dan memecahkan
Bimbingan dan Konseling
Pribadi
4 Bidang Bimbingan
Sosial Belajar Karier
Orientasi Informasi Penempatan
dan Penyaluran
PembelajaranKonseling individu
Bimbingan Kelompok
Konseling Kelompok
7 Jenis Layanan
5 Kegiatan pendukung
Aplikasi Instrumentasi
Himpunan Data
Konferensi Kasus
Kunjungan Rumah
Alih tangan Kasus
Pola 17
58
masalah serta mengembangkan bakat minatnya, dan semua
program yang dilaksanakan semata-mata demi kebutuhan peserta
didik.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Unggulan
Ponpes Nurul Islami di laksanakan oleh 1 guru pembimbing yang
berlatar belakang sarjana pendidikan dari jurusan BK untuk 103
peserta didik, adapun tugas-tugas yang di laksanakan adalah:
1) Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling,
2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka menghadapi
masalah-masalah yang di hadapi oleh peserta didik tentang
kesulitan belajar,
3) Memberikan layanan dan bimbingan kepada peserta didik agar
berprestasi dalam kegiatan belajar,
4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada peserta didik dan
memberikan gambaran tentang lanjutan pendidikan dan
lapangan yang sesuai,
5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling,
6) Menyusun hasil penilaian bimbingan dan konseling,
7) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.8
b. Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Pon-pes Nurul
Islami tidak ada jadwal khusus dalam kurikulum. Namun
kebijaksanaan sekolah dan karena kesadaran akan pentingnya
bimbingan dan konseling di sekolah maka kepala sekolah memberi
kebijakan khusus bahwa setiap satu bulan sekali bimbingan dan
konseling di jadwalkan masuk kelas yaitu pada minggu pertama, untuk
kelas I dan II, sedangkan untuk kelas III dua kali sebulan dengan
jadwal yang insidental, hal ini di karenakan bimbingan konseling ingin
menciptakan bahwa layanan program bimbingan konseling bukanlah
8 Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling, pada tanggal 21 Februari 2006
59
layanan yang menjenuhkan melainkan bimbingan konseling sendiri
mencoba fleksibel terhadap kebutuhan anak-anak, jadi tidak perlu
layanan tersebut di berikan monoton di dalam kelas melainkan setiap
saat peserta didik bisa memanfaatkan layanan tersebut, adapun jam
pelajaran yang digunakan adalah bergantian dengan mata pelajaran
PAI, hal ini di sebabkan materi yang terdapat dalam pelajaran agama
banyak juga disampaikan ketika madrasah diniyah.
1) Layanan bimbingan dan konseling
a) Bidang layanan
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA
Unggulan Ponpes Nurul Islami, meliputi:
(1) Bidang bimbingan pribadi
Bidang bimbingan pribadi merupakan pelayanan
bidang bimbingan dalam rangka membantu peserta didik
dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Materi yang di
berikan diantaranya adalah mengenai pengelolaan waktu
ketika dalam asrama, mengatasi kejenuhan, cara
mengidentifikasi diri sendiri. Bimbingan ini dapat di
lakukan secara klasikal ataupun berkelompok, hal ini di
sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik terhadap
program bimbingan.
(2) Bidang bimbingan sosial
Bidang bimbingan sosial adalah pelayanan
bimbingan yang bertujuan membantu peserta didik
memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan
etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan
tangung jawab sosial. Bimbingan dilakukan oleh semua
pihak di lingkungan sekolah dan pesantren seperti anjuran
agar bersikap sopan terhadap siapa saja baik kepada guru,
60
orang tua dan sesama teman. Materi ini di sampaikan oleh
ustadz di pesantren berkaitan dengan pembinaan akhlak.
Sedangkan materi yang diberikan oleh guru pembimbing
misalnya mengenai kiat sukses dalam bergaul, dan cara
menjalin persahabatan.
(3) Bidang bimbingan belajar
Bidang bimbingan belajar merupakan pelayanan
bimbingan yang bertujuan membantu peserta didik
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap
dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program
belajar dalam rangka menyiapkannya melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan ini
sebagian besar di laksanakan oleh guru pembimbing
materinya berisi tentang;cara belajar yang efektif, cara
membagi waktu, cara mudah menghafal dan lain
sebagainya.
(4) Bidang bimbingan karir
Pelayanan bidang bimbingan karir di sekolah di
tujukan untuk mengenal potensi diri sebagai prasarat
mempersiapkan masa depan karir masing-masing. Materi
dalam bimbingan karir berupa pemilihan jurusan, pemilihan
jenis perguruan tinggi dan karir yang sesuai dengan minat
dan bakat peserta didik. Pelaksanan bimbingan karir ini di
lakukan oleh guru pembimbing.
Dalam pelaksanaan ke-empat bidang bimbingan
tersebut tentang waktu dan obyek sasarannya di SMA
Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang secara spesifik tidak
terjadwal dengan jelas dikarenakan materi-materi tersebut di
sampaikan secara insidental kepada siapa saja yang
membutuhkan terhadap materi-materi tersebut.
61
b) Isi Layanan
(1) Layanan orientasi, adalah layanan yang bertujuan agar
peserta didik memahami lingkungan yang baru di
masukinya dan juga membantu untuk beradaptasi terhadap
situasi atau kondisi yang baru di hadapinya, materi layanan
yang di berikan adalah tentang pengenalan pada sekolah
dan lingkungan pesantren untuk kelas I yang di sampaikan
oleh guru pembimbing dan pengasuh di lingkungan pondok
pesantren. Adapun pelaksanaan layanannya terprogram
pada bulan Juli dan Agustus.
(2) Layanan informasi, layanan ini bertujuan untuk
memberikan informasi tentang hal-hal yang di butuhkan
peserta didik, materi layanan diantaranya adalah mengenai
tata tertib sekolah, narkoba, permasalahan-permasalahan
remaja dan juga sex education. Sasarannya adalah peserta
didik kelas I, II, III yang secara terprogram di laksanakan
pada bulan Agustus, Oktober, Februari dan April.
(3) Layanan penempatan dan pembelajaran, layanan yang di
berikan adalah membantu dalam memperoleh atau memilih
kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai, merencanakan pilihan
jurusan di perguruan tinggi, petunjuk mengikuti PMDK,
dan lapangan kerja yang sesuai dengan bakat minatnya.
Sasarnya dalah peserta didik kelas II dan III yang di
laksanakan pada bulan Oktober, November, April dan Mei.
(4) Layanan pembelajaran, layanan yang di berikan adalah
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan efektif,
efisien, dapat menggunakan waktu luang, belajar kelompok
bersama di asrama, mengatasi kesulitan belajar pada diri
sendiri dan juga cara bersaing dalam belajar yang kreatif.
Sasarannya dalah kelas I, II, III yang di laksanakan pada
bulan Juli, Oktober, Januari dan April.
62
(5) Layanan bimbingan kelompok, layanan ini di tujukan untuk
permasalahan umum yang di alami peserta didik, seperti
masalah remaja, kenakalan remaja, kehidupan di asrama,
kebersihan, cita-cita dan masa depan. Sasarannya adalah
peserta didik kelas I, II, III yang di laksanakan pada bulan
September, Desember, Maret dan Juni.
(6) Layanan konseling kelompok, dalam konseling kelompok
ini bertujuan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan bolos sekolah, telat masuk, hubungan dengan guru
atau teman. Sarannya dalah peserta didik kelas I, II, III
yang dilaksanakan pada Bulan November dan Mei.
(7) Layanan konseling individu, konseling ini di maksudkan
sebagai khusus dalam hubungan langsung tatap muka
antara konselor dan klien atau peserta didik dengan guru
pembimbing dalam rangka pengentasan masalahnya.
Sarannya adalah peserta didik pada kelas I, II, III yang
pelaksanaannya secara insidental kapanpun peserta didik
membutuhkan guru pembimbing dalam upaya membantu
mencari bantuan terhadap pemecahan masalahnya.
c) Kegiatan Pendukung
(1) Kunjungan rumah, secara insidental terhadap peserta didik
yang membutuhkan perhatian lebih karena masalah, guru
bimbingan dan konseling melaksanakan kunjungan rumah
pada peserta didik untuk memperoleh informasi dan
membangun kerjasama dalam menangani permasalahan
yang kadang di hadapi. Obyek sasarannya adalah peserta
didik kelas I, II, III yang dilakukan secara insidental.
(2) Himpunan data, ini dilaksanakan untuk menghimpun data-
fakta atau keterangan tentang diri peserta didik termasuk
bakat dan minatnya. Obyek sasarannya adalah peserta didik
kelas I, yang di laksanakan pada bulan Juli dan Agustus.
63
(3) Alih tangan kasus, terhadap masalah yang di hadapi peserta
didik namun guru pembimbing merasa tidak mampu atau
bukan wilayahnya, maka bimbingan dan konseling
menjadikan alih tangan kasus kepada pihak yang lebih
tepat, seperti masalah peserta didik dengan belajar, sering
kecapean dan cepat lelah atau kurang konsentrasi karena
ada masalah dengan penglihatannya. Obyek sasarannya
adalah peserta didik kelas I, II, III dengan waktu insidental.
(4) Konferensi Kasus, konferensi kasus dilaksanakan oleh guru
pembimbing, peserta didik, orang tua dan pihak terkait
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam suatu
pertemuan. Obyek sasarannya dalah peserta didik kelas I,
II, III dengan waktu insidental.9
2) Pelaksana layanan bimbingan dan konseling
Dalam upaya memberikan layanan bimbingan dan
konseling guru pembimbing selalu berkonsultasi dengan semua
pihak sekolah dan pesantren karena pelaksanaan bimbingan dan
konseling disini selain berdasarkan kaidah-kaidah pada program
bimbingan dan konseling juga lebih menekankan pada pendekatan
keagamaan, dimana setiap permasalahan yang muncul di usahakan
agar nilai-nilai keagamaan yang dipelajari di pesentren bisa
diterapkan.
9 Wawancara dengan Bu. Lut Tamaro (Guru Bimbingan Konseling), pada tanggal 22 dan
25 Februari 2006
64
Mekanisme Penanganan
Siswa bermasalah di sekolah
Bagan tersebut menjelaskan bahwa tugas untuk menangani
segala permasalahan peserta didik bukan hanya tugas dari guru
pembimbing melainkan semua yang terlibat dalam proses
pendidikan mempunyai andil dalam membimbing peserta didik
agar menjadi lebih baik.
Pelaksanaan bimbingan di SMA Unggulan Popes Nurul
Islami banyak di lakukan oleh kepala sekolah, khodimul ma'had,
guru maupun ustadz, misalnya bimbingan yang berkenaan dengan
pemecahan masalah peserta didik baik ketika berada di sekolah
maupun di asrama. Hal ini disebabkan frekuensi pertemuannya
lebih banyak di banding dengan guru pembimbing. Pelaksanaan
bimbingan adalah ketika mereka menyampaikan materi pelajaran
di mana guru atau ustadz menyisipkan nilai-nilai atau aturan yang
seharusnya maupun tidak seharusnya dilakukan oleh peserta
didik.10
Peran kepala sekolah dalam proses bimbingan adalah
berupa pemberian nasehat-nasehat kepada peserta didik ketika jam
kosong, dan pendekatan keagamaan seperti istighosah yang di
10 wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling pada tanggal 28 Februari 2006
Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah
Tenaga Ahli Instansi lain
BP3
Guru Pembina
Guru Pembelajaran
Guru Piket
Wali Kelas Guru Pembimbing
Peserta Didik
65
lakukan 1 kali semingu. pemberian bimbingan juga terlihat ketika
kepala sekolah memberikan pengarahan kepada peserta didik saat
akan ujian, mereka diarahkan untuk berdoa bersama (istighosah)
dengan tujuan meminta petunjuk agar ujian yang akan
dilaksanakan dapat berjalan lancar. Pendekatan keagamaan dalam
penanganan paserta didik dirasakan sangat bermanfaat hal ini
dikarenakan adanya kesadaran dan penghayatan anak tentang
pengamalan agama cukup tinggi.11
Di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami istilah Kyai di
sebut juga dengan Khodimul Ma’had yang artinya pelayan
Pesantren, jadi kyai di sini bukanlah tokoh sentral dalam yayasan
melainkan semua pihak saling berkoordinasi. Peran khodimul
ma’had dalam pelaksanaan bimbingan konseling adalah membantu
guru pembimbing dalam memberi layanan, selain sebagai kyai juga
bertugas mengajar santri di pesantren untuk pelajaran akhlak dan
tasawuf yang dilaksanakan dua kali seminggu, oleh karena itu pada
setiap kesempatan khodimul ma’had bisa selalu mengarahkan
santri agar selalu berlaku dan bertutur sesuai dengan tuntunan
agama dengan menanamkan nilai-nilai rohaniah atau nilai-nilai
spiritual dengan terapi dzikir dan muhasabah, hal ini sejalan
dengan tujuan dari SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami yaitu
membentuk peserta didik atau santri yang ahli fikir dan ahli
dzikir.12
Sedangkan peran guru atau ustadz disini adalah membantu
guru pembimbing dalam program layanan, guru dan ustadz sangat
mendukung penuh segala program yang diselenggarakan hal ini
karena kesadaran adanya seseorang yang dapat di jadikan tempat
curhat, tempat berkeluh kesah ketika peserta didik mengalami
masalah karena kepribadian peserta didik yang bervariasi mereka
11 Wawancara dengan Bp. Sukidjo (Kepala Sekolah), pada tanggal 21 Februari 2006 12 Wawancara dengan Bp. Abadi ( Khodimul Ma’had ), pada tanggal 25 Februari 2006
66
cenderung memilih tempat bercerita yang cocok menurut mereka,
sehingga semua pihak di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami ikut
berperan serta dalam proses membimbing peserta didik kearah
yang lebih baik.13
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,
pengumpulan data peserta didik menyangkut keadaan dirinya yang
meliputi kondisi fisik dan psikis maupun latar belakang
kehidupannya. Data ini sangat diperlukan dalam proses pemberian
layanan, karena segala permasalahan yang dialami oleh peserta
didik tidak akan lepas dari keadaan sebelumnya apa yang menjadi
kebiasaan. Kesenangan dan harapannya setelah itu layanan yang
diberikan pun berdasarkan hasil analisis data tersebut sehingga
sekolah mengupayakan agar semua kebutuhan peserta didik dapat
terpenuhi dan tujuan sekolahpun terlaksana.
Dalam penyampaian materi dan upaya penyelesaian
masalah peserta didik sekolah menggunakan teknik atau metode
khusus yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik yang dalam
pelaksanaannya menggunakan pendekatan individual atau
kelompok dan juga menggunakan metode atau alat apabila bila di
butuhkan dengan tujuan memperlancar kegiatan.
Pengaktifan nara sumber dalam pelaksanaan kegiatan di
SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang berusaha
memanfaatkan nara sumber yang ada di lingkungan sekolah
diantaranya guru olahraga, guru kesenian, serta ustadz dan juga
mengundang nara sumber dariluar apabila diperlukan. Sedangkan
waktu pelaksanaan kegiatannya guru pembimbing banyak
memanfaatkan waktu di luar jam sekolah separti ketika peserta
didik berada dalam asrama.14
13 Wawancara dengan Bp. Jazuli (Guru dan Ustadz), pada tanggal 22 Februari 2006 14 Wawancara dengan Bu Lut Tamaro (Guru Pembimbing), pada tanggal 13 Maret 2006
67
4. Pengarahan, supervisi dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling di
SMA
Setelah melewati tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya dalam
manajemen bimbingan dan konseling adalah pengarahan, di SMA
Unggulan Ponpes Nurul Islami dikarenakan koordinator guru bimbingan
dan konseling dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling itu sendiri
maka segala hal yang berkaitan dengan program di konsultasikan kepada
pihak sekolah terutama kepada kepala sekolah dan khodimul ma’had, hal
ini berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dan hal-hal yang harus
ditingkatkan dalam proses pemberian layanan. Konsultasi yang dilanjutkan
pemberian arahan kepada guru pembimbing oleh kepala sekolah ini
dilakukan sewaktu-waktu ketika memperoleh kesulitan dalam penanganan
peserta didik di lapangan, pengarahan secara terprogram dilaksanakan
ketika rapat dengan pihak sekolah, pada akhir bulan, akhir semester
ataupun akhir tahun pelajaran.
Supervisi di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami dilakukan ketika
pertemuan guru dan pihak sekolah yaitu dalam rapat dan diskusi mengenai
pembinaan sekolah, disini masukan-masukan dari kepala sekolah atau
guru-guru yang lain sangat bermanfaat untuk pelaksanaan layanan di
karenakan tugas untuk membina peserta didik menjadi seperti apa yang
diharapkan bukan hanya tugas dari guru bimbingan dan konseling
melainkan tanggung jawab semua pihak sekolah, maka diskusi tentang apa
yang sebaiknya dilakukan dan pikiran-pikiran atau pendapat oleh guru-
guru yang lain sangat membantu dalam penyelesaian masalah peserta
didik.
Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
mengetahui daya guna dan hasil guna pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah, persiapan pelaksanaan evaluasi di SMA Unggulan
Ponpes Nurul Islami meliputi : menetapkan aspek-aspek yang dievaluasi,
kriteria keberhasilan, alat atau instrument yang diperlukan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan program
68
bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami,
seberapa jauh program bimbingan dan konseling dapat terlaksana,
program-program apa yang tidak terlaksana, serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang menjadi penghambat penyelenggaraan bimbingan dan
konseling sebagai usaha untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
bimbingan dan konseling. (format penilaian terdapat dalam lampiran)
Pelaksanaan evaluasi tidak akan mempunyai arti penting tanpa ada
tindaklanjut. Tindaklanjut dari evaluasi program bimbingan dan konseling
di sekolah dimaksudkan agar dapat memanfaatkan hasil evaluasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk program kegiatan lebih lanjut
seperti :
a. Memilih alternatif program yang paling tepat untuk kegiatan
berikutnya,
b. Menyusun program yang disesuaikan dan dibutuhkan
c. Menyempurnakan program-program yang belum dapat dilaksanakan
dengan sempurna.
Jadi hasil dari evaluasi program perlu diikuti dengan tindak lanjut
sebagai follow up dari evaluasi. Pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut
dilaksanakan di setiap akhir tahun khususnya oleh kepala sekolah dan
petugas bimbingan dan konseling.
Dalam penilaian dan evaluasi tindak lanjut ini yang paling berperan
sebagai manajer adalah guru pembimbing, karena semua tugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA
Unggulan Ponpes Nurul Islami diserahkan penuh kepada guru
pembimbing untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap
program yang diselenggarakan, yang nantinya akan dipertanggung
jawabkan kepada pimpinan sekolah. Evaluasi program ataupun evaluasi
pelaksanaan di lakukan pada bulan Desember dan Juni.15
15 Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling, tanggal 21 dan 24 Maret 2006