bab iii pemodelan sistem 3.1 waktu dan tempat …
TRANSCRIPT
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto 36 D311029
BAB III
PEMODELAN SISTEM
Pada Bab III ini Penulis akan membahas tentang pemodelan sistem perancangan
pembangunan jaringan FTTH menggunakan metode micro demand untuk wilayah Solo
baru Kabupaten Sukoharjo di PT Telkom Akses Solo. Dengan menggunakan metode
survey homepass sebagai data yang mendukung perancangan jaringan FTTH untuk daeah
Solo baru, sehingga pelanggan layanan fiber optik dapat secara merata.
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN DATA
Pada Pengerjaan Tugas Akhir ini adalah hasil study kasus di PT. Telkom
Akses Solo untuk surveyor. Pada study kasus di PT. Telkom Akses Solo waktu yang
dibutuhkan selama kurang lebih 4 bulan yaitu terhitung dari tanggal 3 Ferbruari 2014
sampai dengan 7 Mei 2014 untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai surevyor,
khususnya survey homepass didaerah Solo dan sekitarnya kemudian didaerah Klaten
dan sekitarnya. Untuk survey homepass yang dilakukan adalah mendatangi lokasi /
daerah yang akan disurvey. Peralatan yang dibutuhkan adalah print out poligon dan
data excel, untuk satu boundary homepass bisa memperoleh kurang lebih 800 sampai
dengan 1000 homepass tergantung padat atau tidak rumah huni pada daerah tersebut.
3.2 PENGAMBILAN DATA HOMEPASS
Pengambilan data Homepass adalah dengan melakukan survey ke lokasi
yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Dalam melakukan pengambilan data survey team on site memerlukan data longitude
dan latitude suatu daerah tertentu, biasanya daerah lokasi ini ditandai dengan ODC.
Satu perangkat ODC dapat melayani pelanggan 100 – 1500 pelanggan, tergantung
dari jenis dan spesifikasi ODC yang digunakan. Dan pada survey yang dilakukan
perhari dapat mencapai 800 homepass.
Proses pengambilan data homepass itu sendiri meliputi menghitung perumahan pada
suatu daerah tertentu, dan pada pengerjaan Tugas akhir ini dilakukan di daerah Solo
baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Dalam Mengambil data diantaranya adalah Kriteria rumah, Dokumentasi perumahan,
dan Apakah pada rumah tersebut memakai layanan telkom atau tidak.
37
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
3.3 TEKNIK DAN PROSES PENGAMBILAN DATA HOMEPASS
Proses yang dilakukan untuk teknik pengambilan data homepass adalah
dengan cara melakukan survey terlebih dahulu. Survey yang pertama kali dilakukan
adalah dengan cara survey on site artinya terdapat team yang melakukan survey
dilapangan dibekali dengan print out poligon untuk menentukan lokasi mana saja
yang harus disurvey, dan data excel untuk menentukan type, alamat dan titik
koordinat suatu tempat lokasi. Untuk survey pelanggan yang menggunakan kabel
optik tembaga nantinya akan di ganti menjadi kabel fiber optik inilah nantinya yang
akan menjadi calon pelanggan FTTH karena tiang – tiang yang sudah existing tidak
akan dibuang akan tetapi tetap dipakai sebagai sarana distribusi jaringan FTTH.
3.3.1 Kegiatan survey yang dilakukan adalah terbagi menjadi dua team :
a. Team on site survey melakukan kegiatan survey menuju ke lokasi yang
telah ditentukan untuk menghitung calon pelanggan FTTH.
Peralatan yang dibawa pada saat survey berlangsung adalah dengan
menggunakan Print out Boundary dan data Excel
b. Team on desk survey melakukan kegiatan input data yaitu jumlah calon
pelanggan yang didapatkan dari survey on site, dan memetakannya ke
dalam aplikasi google earth. Dan dalam memetakan data homepass
kedalam google earth perlu diperhatikan letaknya agar jumlah input data
pada google earth sesuai dengan jumlah homepass pada survey on site.
3.3.2 Peralatan Team survey
Peralatan yang team survey yang dibutuhkan untuk membantu kegiatan
survey adalah :
a. Survey On Site
Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk team on site survey
dilapangan adalah sebagai berikut :
1. Print Out Boundary
Print out boundary digunakan untuk menentukan lokasi survey yang
akan dilakukan, dan biasanya dalam satu peta terdapat beberapa
boundary yang perlu di survey, boundary ini ditandai dengan perangkat
ODC yang di wakili dengan simbol segitiga merah. Gambar 3.1
dibawah ini adalah gambar print out suatu boundary.
38
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.1 Print out boundary
2. Tabel Excel Homepass
Tabel 3.11 Kriteria Tipe rumah
Tanggal : 1 April 2014
Nama: Amir dan Galih
Lokasi Klaten.
R1 R2 R3
1 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √
2 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √ Laundry
3 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √
4 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
5 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √ masjid
6 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √
7 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
8 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √
9 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ toko
10 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √
11 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
12 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
13 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
14 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ ruko
15 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
16 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
17 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ Kantor Advokat
18 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √ √
19 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
20 Griya Prima Timur, Grorol, Solo baru √ √
TV Kabel Lain KeteranganNo Alamat
Tipe Rumah
Telkom Huni TV Kabel Telkom
39
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Tabel excel homepass yang ditunjukan pada gambar 3.11 terdapat
beberapa kolom yang harus diisi yaitu untuk mendefinisikan rumah yang
dilakukan survey
a. Alamat
Informasi alamat rumah didapatkan print out poligon dan dengan
menggunakan data Longitude dan latitude team survey on site dapat
menuju ke lokasi tersebut. Sebagai penunjuk jalan team survey on site
menggunkan aplikasi penunjuk arah atau GPS yang sudah disediakan
oleh kantor.
b. Tipe Rumah R1, R2, dan R3
Untuk menentukan kriteria rumah awalnya bisa menggunakan dengan
ukuran luas rumah yang dilihat.
Seperti pada rumah R1 luas rumah berkisar antara 200 m², rumah type R2
dengan luas antara < 200 m² > 100 m² dan untuk rumah type R3 dengan
luas antara < 100 m²
c. Telkom
Team on site dapat melihat ke rumah-rumah yang di survey apakah
rumah tersebut menggunakan layanan telkom atau tidak, yaitu dengan
cara melihat kepada kabel penanggal didinding rumah. Apabila terdapat
kabel penanggal berarti rumah tersebut berlangganan layanan telkom,
tetapi apabila tidak ada berarti rumah tersebut tidak berlangganan dengan
layanan telkom.
Dan untuk membedakan rumah mana saja yang menggunakan layanan
telkom atau tidak bisa menggunakan jalur Drop yang masuk ke
pelanggan dari tiang. Terdapat dua kategori yang didapatkan pada waktu
survey yaitu pelanggan yang menggunkan layanan telkom masih
menggunkana kabel tembaga, dan pelanggan layanan Telkom yang sudah
menggunakan kabel Fiber optik.
d. Huni
Team dapat menentukan rumah tersebut huni atau tidak yaitu dengan
melihat rumah yang di survey, jika terdapat penghuni / warga yang
40
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
mendiami rumah tersebut berarti rumah tersebut huni begitu pula
sebaliknya.
e. TV kabel Telkom
Untuk layanan kabel telkom ini adalah pelanggan sudah menikmati
layanan Telkom seperti layanan TV kabel / siaran dengan menggunakan
antena TV Telkom
f. TV kabel lain
Layanan TV kabel lain adalah berasal dari luar TV kabel telkom seperti
layanan parabola, ataupun layanan antena TV yang lain.
g. Keterangan
Team dapat menambahkan keterangan pada tabel Excel Homepass
apabila pada rumah tersebut terdapat informasi yang dirasa penting
seperti nama tempat / swalayan / pendidikan.
3.3.3 Proses Input data Homepass
a. Google Earth sebagai input data homepass
Didalam proses input data homepass menggunakan aplikasi Google
earth. Penggunaan aplikasi Aplikasi Google earth digunnakan oleh team
on desk survey untuk memetakan calon pelanggan FTTH pada peta suatu
wilayah tertentu. Dengan menggunakan Google earth sangat membantu
dalam menyimpan hasil yang didapatkan dari survey on site tersebut,
karena Google earth memiliki data longitude dan latitude secara otomatis
apabila suatu titik dipetakan pada peta / lokasi tertentu.
41
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.2 Data Homepass
Pada gambar 3.2 di atas adalah simbol yang berwarna biru adalah titik
yang mewakili satu rumah. Data tersebut akan diolah dan memetakan
calon pelanggan FTTH.
b. KML CSV converter
Aplikasi KML CSV converter digunakan untuk mengkonversikan
data dari Google earth menuju ke data Excel. Dengan aplikasi ini akan
membatu untuk meng edit dan memberikan nama calon pelanggan FTTH
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di suatu site / lapangan.
42
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.3 KML CSV converter
Pada gambar 2.3 diatas adalah KML CSV converter digunakan untuk
sebagai aplikasi untuk meng convert file dari Google earth yang ber
ekstensi .KML ke dalam Microsoft Excel. Atau sebaliknya dari excel ke
Google earth.
c. Microsoft Excel
Team survey on desk menggunakan aplikasi Microsoft Excel
untuk menyimpan hasil informasi survey yang dilakukan oleh team
survey on site. Informasi tersebut adalah Alamat rumah, Kriteria rumah,
menggunakan layanan telkom atau tidak, dan keterangan dari rumah /
suatu tempat yang telah dilakukan survey.
43
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
3.4 FLOWCHART SISTEM
Mulai
Membuat batasan Boundary pada Google Earth
Memasukan data Homepass
dari Google earth ke KML
CSV converter
Menentukan perangkat dan mendesain jaringan FTTH
Menentukan Jumlah Kabel Distribusi
Menentukan Kebutuhan perangkat tambahan sesuai dengan
desain
Membuat Tabel Link Budget
Membuat Tabel BoQ (Bill of Quantity)
Selesai
Gambar 3.4 Flowchart sistem
44
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Pada gambar 3.4 diatas adalah flowchart sistem pengerjaan Tugas Akhir ini
daerah yang dijadikan sebagai perencanaan jaringan fiber optik adalah didaerah
Solo Baru kabupaten Sukoharjo dengan jumlah rumah huni 3500 rumah dan
termasuk dalam kategori padat penduduk. Dan di dalam daerah tersebut terdapat
sebagian yang masih menggunakan jaringan tembaga dan ada yang sudah
menggunakan layanan fiber optik, namun masih ada juga yang belum terjamah
oleh kedua – duanya. Perencanaan jaringan fiber optik dirasa perlu untuk didaerah
ini karena potensi yang dimiliki oleh daerah Solo baru kabupaten Sukoharjo
sangat besar. Kedepannya untuk lahan yang tadinya kosong akan dibangun rumah
mewah atau perkantoran, dan perumahan dengan type sedang nantinya akan
dirubah menjadi hunian mewah. Dan pada jalan – jalan besar dipinggirnya akan
dibangun ruko – rukoan, bengkel, toko dengan ukuran besar, dan Bank yang
nantinya akan ramai dikunjungi oleh masyarakat. Karena itulah daerah Solo Baru
sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai ajang bisnis khususnya dibidang
network jaringan fiber optik yang akan dapat melayani konsumen / pelanggannya
dengan memuaskan. Dengan basic yang dimilikinya yaitu Broadband,
Multimedia, dan Data dengan bandwith besar.
Gambar 3.5. Boudary Seluruh Homepass
Pada gambar diatas 3.5 adalah keseluruhan boundary homepass di wilayah Solo
Baru, dengan jumlah kurang lebih 3500 homepas.
45
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.6 Data Seluruh Homepass
Dengan metode input data maka akan didapatkan data berupa hasil input survey
homepass. Sebelum menggunakan aturan KR-11 data hasil survey homepass pada
google earth hanya berupa angka, setelah menggunakan aturan KR-11 seperti
yang ditunukan gambar dibawah ini gambar 3.6 diatas
3.4.1 Membuat Boundary dengan 3 Skenario
Pembuatan boundary dengan 3 skenario ini perlu dilakukan, karena
untuk membandingkan antara satu dengan skenario yang lain, setalah
melakukan perhitungan dan diaplikasikan pada desain maka dapat dipilih
dengan menggunakan skenario yang mana suatu boundary tersebut dapat
dilayani dengan baik.
a. Mengumpulkan data menggunakan aplikasi KML CSV Converter
Dalam proses mengumpulkan data menggunakan aplikasi KML CSV
converter di buat dengan tiga skenario. Dari tiga skenario tadi akan dibuat
analisis dan menentukan jumlah perangkat yang dibutuhkan.
Untuk kondisi pertama menggunakan skenario two stage 1 : 8 ini
memiliki jumlah homepass 625 rumah. Dan skenario yang ke dua pada
46
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
boundary ke 5 kondisi two stage 1 : 16 dengan jumlah homepass 625
rumah. Dan yang terahir untuk kondisi 1 : 32 masih tetap pada boundary
ke 5 dengan jumlah homepass 625 rumah.
b. Membuat Table BoQ dan Link budget.
Dari ke tiga kondisi tersebut dibuat Tabel BoQ (Bill of Quantity) untuk
menentukan material dan peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk
membangun jaringan FTTH pada suatu wilayah.
Membuat tabel Link budget untuk mengetahui redaman yang dihasilkan
yaitu dari STO sampai ONT, untuk tabel Link Bugdet menyesuaikan
dengan satuan nilai redaman yang telah dibuat pada panduan.
Tabel Link budget ini terdiri dari 3 kondisi yaitu Jarak yang terjauh dari
OLT ke ONT, jarak menengah dari OLT ke ONT, dan jarak terjauh dari
OLT ke ONT.
3.4.2 Boundary 3 skenario meliputi 1 : 8 , 1 : 16, dan 1 :32
Kombinasi passive splitter, kemudian Kombinasi passive splitter 1 : 8
artinya pada satu perangkat passive splitter dapat melayani pelanggan
sebanyak 8 pelanggan. Kombinasi passive splitter 1 : 16 artinya pada satu
perangkat passive splitter dapat melayani pelanggan sebanyak 16 pelanggan.
a. Perhitungan Two stage 1 : 4 dan 1 : 8 pada Boundary 5
Perhitungan desain ini dilakukan agar dalam menentukan jumlah
perangkat mulai dari ODP, Jalur Distribusi dan Penggunaan passive
splitter dapat sesuai dengan penerapannya pada desain.
Untuk jarak dari STO ke ODC adalah 1 Km, dan dari ODC ke ODP 2
Km dan untuk jarak dari ODP ke Pelanggan adalah maksimal 100 m.
Untuk mengetahui jumlah perangkat dan jalur distribusi dapat diketahui
dengan perhitungan sebagai berikut :
Untuk hasil perhitungan dibelakang koma, maka untuk dibulatkan ke
angka atasnya misalkan pada 625 / 8 adalah 78.125 maka akan
dibulatkan angka tersebut ke atasnya jadi 79, dan berlaku dengan
perhitungan yang lainnya karena ini akan mengantisipasi kekurangan
perangkat. Sehingga apabila jumlah perangkat lebih dari perhitungan ini
47
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
tidak menjadi masalah. Dan menjadi antisipasi kalau terjadi pertambahan
pelanggan pada daerah tersebut. Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.7
dibawah ini.
Gambar 3.7 Two stage 1 : 4 dan 1 : 8 pada Boundary 5
b. Perhitungan Two stage 1 : 2 dan 1 : 16 pada Boundary 5
Dalam perhitungan yang dilakukan pada two stage boundary 5 perangkat
yang digunakan adalah ODP kapasitas 16.
Dan menggunakan type kabel distribusi aerial dengan kapasitas 12 core
Pada perhitungan yang dilakukan di atas menggunakan kombinasi 1 : 16
artinya dalam satu ODP dapat di split sampai 16 pelanggan sekaligus,
namun dalam kenyataanya sesudah di aplikasikan ke dalam desain
banyak di wilayah tertentu slot ODP tersebut yang tidak digunakan
semuanya, karena jumlah homepass sedang tapi penyebarannya luas.
Pada gambar 3.8 dibawah ini menggunkan konfigurasi 1 : 2 dan 1 : 8
48
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.8 Two stage 1 : 2 dan 1 : 16 pada Boundary 5
c. Perhitungan One stage 1 : 32 pada Boundary 5
Dalam perhitungan yang dilakukan one stage 1 : 32 adalah
menggunakan kapasitas ODP 16, namun pada satu jalur distribusi terdiri
dari 32 Core yang nantinya akan disalurkan menjadi 32 pelanggan
sekaligus.
Dengan ODP kapasitas 16 maka satu jalur distribusi membutuhkan 2
ODP. Letak dari ODP ini dapat terpisah atau bergabung dalam 1 tiang.
Untuk kabel yang digunakan adalah menggunakan kabel distribusi udara
(Aerial) dengan kapasitas 8 core, untuk memenuhi 32 core maka dalam
satu penarikan distribusi dari ODC menuju ODP dibutuhkan kabel
distrbusi sebanyak 4 buah, dengan masing masing kapasitas 8 core maka
satu penarikan jalur distribusi akan memenuhi 32 core, yaitu 4 buah
distribusi x 8 core = 32 core
Perhitungan yang dilakukan pada boundary 5 dengan one stage 1 : 32
memiliki pola jumlah homepass sedang tapi penyebaran meluas, jadi
pada dasarnya dalam satu ODP masih terdapat Slot kosong untuk
digunakan sebagai calon pelanggan lain.
49
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.9 One stage 1 : 32 pada Boundary 5
Pada gambar 3.9 diatas adalah menggunakan konfigurasi one stage 1 :
32. Untuk penarikan kabel distribusi dari STO ke ONT menggunakan
kombinasi 1 : 32 dilakukan secara langsung tanpa menggunakan Passive
splitter di ODC, namun tetap menggunakan Passive Slitter di sisi Drop
pelanggan ini berfungsi sebagai
d. Menghitung Jumlah Distribusi dan kebutuhan perangkat pada boundary
lain menggunakan kombinasi 1 : 8 pada Boundary 2
menggunakan type kabel distribusi aerial dengan kapasitas 12 core.
Untuk menentukan kabel distribusi dapat ditentukan dengan
menggunakan jumlah ODP dibagi dengan kapasitas kabel distribusi.
Seperti gambar 3.10 dibawah ini.
50
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Gambar 3.10 Two stage 1 : 8 pada Boundary 2
3.4.3 Alokasi Perangkat Tambahan
Pada perangkat tambahan berkaitan dengan perangkat yang
dibutuhkan untuk mendesain suatu jaringan FTTH. Perangkat tambahan ini
meliputi ODP tiang kosong, atau kabel distribusi untuk percabangan.
Tiang kosong perlu di tambahkan untuk jalur distribusi menuju pelanggan
antar tiang kosong berjarak antara 45 m atau lebih sedikit, atau jarak antara
tiang kosong dengan ODP. ODP tambahan perlu ditambahkan karena sebagai
Drop ke pelanggan yang sulit untuk dijangkau, sehingga semua homepass
dapat tercover dengan baik.
3.4.4 Membuat Tabel Link Budget
Untuk mengetahui redaman pada suatu jalur distribusi menggunakan
Tabel link budget, sebelum menghitung redaman yang dihasilkan terlebih
dahulu sudah mempunyai data panjang kabel dan perangkat apa saja yang
digunakan, seperti pada contoh boundary 5 dengan 3 kondisi skenario.
51
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
a. Skenario Two stage 1 : 8 pada Boundary 5
Pada perhitungan kabel Feeder sampai dengan pelanggan dan
perangkat pendukungnya didaerah padat penduduk 625 rumah huni
dengan jarak STO adalah 1, 654 meter.
Loss link budget yang diberikan pada ODP 24 dengan jarak terdekat dari
STO adalah 1.66 km dengan 0.35 dB/km dan menggunakan Passive
Splitter 1 : 4 dan 1 : 8, loss connector menggunakan UPC satuannya
adalah 2.75 dB, sehingga akan menghasilakn Total Loss 20.961 dB.
Angka total loss maksimum pada ODP ini masih dalam batas Total
Redaman + Tolerasi yang diPerhitungan Link budget yaitu 28 dB.
Untuk nilai redaman yang diberikan pada masing masing jalur ke
pelanggan akan berbeda beda tergantung dari panjang kabel yang
digunakan dari STO sampai dengan pelanggan. Jenis konektor yang
digunakan dan berapa jumlah konektor dalam satu penarikan kabel FO.
Kemudian jenis passive splitter yang digunakan pada penarikan kabel
dengan kombinasi berapa saja, semakin kombinasi itu bervariasi maka
akan menghasilkan redaman yang tinggi.
Seperti contoh redaman pada splitter 1 : 32 adalah 17.45 dB, jika
dibandingkan dengan two stage 2 buah ODP masing masing kapasitas 1 :
2 dan 1 : 16 adalah 17.80 dB.
b. Skenario Two stage 1 : 2 dan 1 : 16
Pada perhitungan kabel Feeder sampai dengan pelanggan dan perangkat
pendukungnya didaerah padat penduduk 625 rumah huni dengan jarak
STO adalah 1, 654 meter.
Loss link budget yang diberikan pada ODP 24 dengan jarak terdekat dari
STO adalah 1.69 km dengan 0.35 dB/km dan menggunakan Passive
Splitter 1 : 2 dan 1 : 16, loss connector menggunakan UPC satuannya
adalah 2.75 dB, sehingga akan menghasilakn Total Loss 21.7331 dB.
Angka total loss maksimum pada ODP ini masih dalam batas Total
Redaman + Tolerasi yang diPerhitungan Link budget yaitu 28 dB.
52
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Untuk nilai redaman yang diberikan pada masing masing jalur ke
pelanggan akan berbeda beda tergantung dari panjang kabel yang
digunakan dari STO sampai dengan pelanggan. Jenis konektor yang
digunakan dan berapa jumlah konektor dalam satu penarikan kabel FO.
Kemudian jenis passive splitter yang digunakan pada penarikan kabel.
c. Skenario One stage 1 : 32
Pada perhitungan kabel Feeder sampai dengan pelanggan dan
perangkat pendukungnya didaerah padat penduduk 625 rumah huni
dengan jarak STO adalah 1, 654 meter.
Loss link budget yang diberikan pada jalur ODP 16 dengan jarak terdekat
dari STO adalah 1.717 km dengan 0.35 dB/km dan menggunakan Passive
Splitter 1 : 2 dan 1 : 16, loss connector menggunakan UPC satuannya
adalah 2.75 dB, sehingga akan menghasilakn Total Loss 24.8510 dB.
Angka total loss maksimum pada ODP ini masih dalam batas Total
Redaman + Tolerasi yang diPerhitungan Link budget yaitu 28 dB.
Untuk nilai redaman yang diberikan pada masing masing jalur ke
pelanggan akan berbeda beda tergantung dari panjang kabel yang
digunakan dari STO sampai dengan pelanggan. Jenis konektor yang
digunakan dan berapa jumlah konektor dalam satu penarikan kabel FO.
Kemudian jenis passive splitter yang digunakan pada penarikan kabel.
3.4.5 Membuat Tabel BoQ (Bill of Quantity)
Untuk membuat Bill of Quantity parameter yang digunakan adalah
dengan melihat material apa saja yang di butuhkan dan berapa jumlah
material tersebut. Dalam menentukan BoQ ini setiap boundary memberikan
kebutuhan material dan jumlah material yang berbeda – beda.
Semakin luas dan padat kondisi suatu perumahan maka akan menghasilkan
kebutuhan material dan jumlah material yang tinggi pula. Dan jika pada salah
satu boundary memiliki jumlah yang kurang luas dan jumlah perumahan yang
sedikit maka akan menghasilkan BoQ dengan material sedikit dan jumlah
material yang sedikit juga.
53
Laporan Tugas Akhir BAB III
STT Telematika Telkom Purwokerto D311029
Dalam membuat tabel BoQ didalamnya membahas tentang spesifikasi kabel
Feeder, spesifikasi kabel Distribusi dan spesifikasi kabel Drop Pelanggan.
Pada BoQ sebenarnya memiliki pembahasan yang mendetail sampai dengan
Jenis material yang dibutuhkan, Jumlah material, Jasa pemasangan, dan
Harga Perangkat. Tetapi pada pengerjaan Tugas Akhir ini hanya membuat
tabel BoQ sampai dengan Jenis Material dan Jumlah material.
Seperti contoh pada boundary 2 dengan jumlah Material kabel feeder yaitu –
dan , kabel Distribusi sepanjang – dan kabel drop adalah
Untuk kebutuhan perangkat yang lainnya adalah Passive splitter yang
digunakan sesuai dengan desain yang akan dibuat. Kemudian jenis konektor
yang digunakan adalah jenis Konector UPC. Jumlah ODP yang digunakan
disesuaikan dengana perhitungan dan di aplikasikan pada desain
menghasilkan – buah.
Jika terdapat sambungan maka tambahkan konektor pada kabel yang
disambung, konektor yang digunakan sesuai dengan jenis kabel yang dipakai.
Kemudian Perangkat ODC untuk dapat mengcover homepass pada boundary
tersebut. Tiang kosong dalam pembangunan distribusi jaringan FTTH
digunakan untuk menghubungkan antara satu ODP dengan yang lainnya atau
antar ODP dengan Tiang. Karena pada dasarnya ODP adalah perangkat yang
menggantung di tiang maka pada setiap ODP dapat di asumsikan adalah
tiang. Dan tiang kosong adalah bersifat tambahan yang akan digunakan untuk
mendistribusikan jalur satu dengan yang lainnya.