bab iii penggunaan micropiles dalam pekerjaan … · dalam sub bab berikut diuraikan penggunaan...

47
BAB III PENGGUNAAN MICROPILES DALAM PEKERJAAN TEKNIKSIPIL Masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, seringkali memerlukan pemikiran dan penanganan yang merupakan solusi terhadap masalah-masalah yang timbul. Masalah-masalah tersebut membutuhkan keputusan yang cepat, tepat dan efisien dalam pelaksanaan. Hal ini akan menyulitkan bila hanya mengandalkan aspek-aspek teoritis saja. Dalam banyak kasus perasaan dan pengalaman langsung dari seorang insinyur memberikan "judgement" yang sangat berarti. Micropiles merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dijumpai di lapangan. Beberapa kegunaan dari micropiles

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB III

    PENGGUNAAN MICROPILES DALAM PEKERJAAN

    TEKNIKSIPIL

    Masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, seringkali memerlukan

    pemikiran dan penanganan yang merupakan solusi terhadap masalah-masalah yang

    timbul. Masalah-masalah tersebut membutuhkan keputusan yang cepat, tepat dan

    efisien dalam pelaksanaan. Hal ini akan menyulitkan bila hanya mengandalkan

    aspek-aspek teoritis saja. Dalam banyak kasus perasaan dan pengalaman langsung

    dari seorang insinyur memberikan "judgement" yang sangat berarti.

    Micropiles merupakan salah satu alternatif untuk menyelesaikan

    masalah-masalah yang dijumpai di lapangan. Beberapa kegunaan dari micropiles

    www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id//help.html

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 29

    yaitu sebagai pondasi bangunan, pondasi untuk tangki air ( Abbs, 1984 ), sebagai

    pondasi untuk pier jembatan ( Blondeau, 1984 ), untuk stabilitas lereng, sebagai

    pendukung cableway ( Aste dan Messin, 1984), untuk stabilitas timbunan, untuk

    perkuatan pelat Ian tai bangunan pada tanah lunak yang kompresibel (Munfakh dan

    SoKman, 1986 ).

    Salah satu tipe dari micropiles yang banyak digunakan untuk

    pekerjaan-pekerjaan teknik sipil adalah sistem root piles yang juga dikenal: di Italia

    (Pali Radici), di Perancis ( Pieux Racines ), di Jerman ( Wurzelpfahle ). Root Piles

    merupakan tipe micropiles yang pertama kali diperkenalkan oleh Lizzi ( 1952 )

    dalam presentasi papemya "Reticolo Di Pali Radice for the Improvement of Soil

    Resistance,Physical Aspects and Design Approaches" dan sejak tahun 1953, root

    piles digunakan terutama untuk underpinning struktur-struktur yang ada dimana

    stniktur-struktur tersebut memiliki nilai sejarah tersendiri dan penting untuk

    dipertahankan. 1'rrn ( 1983 ) memperkenalkan beberapa penggunaan root piles

    untuk stabilisasi lereng dan untuk perkuatan tanah disekitar galian. Saat ini

    cenderung digunakan dalam masalah-masalah pondasi dan underpinning yang lebih

    kompleks.

    Dalam sub bab berikut diuraikan penggunaan root piles sebagai dinding

    penahan pada daerah yang akan digali, untuk pengendalian stabilitas lereng dan

    masalah-masalah kondisi tanah yang kurang baik ( tanah lunak dan tanah lepas),

    perfindungan terhadap pengaruh struktur-struktur yang berdekatan dan pada

    underpinning.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 30

    3.1 MICROPILES SEBAGAI DINDING PENAHAN GALIAN

    Micropiles sebagai dinding penahan ( retaining walls ) pada daerah galian

    yang akan dikerjakan terutama untuk memberikan keamanan terhadap stabilitas dari

    gedung / struktur lain di atas galian yang akan dikerjakan agar tidak terjadi

    keruntuhan (gambar 3.1).

    T Area to be excavated

    J^i^Jfmjtrrmmi

    Gambar 3.1 Micropiles dipasang pada daerah yang akan digali (Lizzi, F., 1970)

    Tanah pada dinding galian mudah longsor / runtuh akibat berat sendiri dan

    berat struktur yang berdekatan ( adjacent of structure). Penggunaan micropiles

    untuk reticulated root piles penahan galian ini merupakan penerapan / aplikasi

    pertama yang dinyatakan berhasil. Struktur micropiles dapat dikerjakan pada

    bermacam-macam tanah, tingkat heterogenitas tanah dan keberadaan hambatan /

    rintangan dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dalam

    penggunaan micropiles di lapangan.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 31

    Dari presentasi Lizzi ( 1952 ) ditemukan bahwa jaringan khusus tiang-tiang

    yang menyerupai akar ( Root Piles ) tersebut dapat dipertimbangkan untuk

    meningkatkan ketahanan tanah dan struktur tiangnya. Penemuan yang penting

    adalah jaringan tiang mampu mensuplai tahanan tarik ( tensile resistance ) bila

    dibutuhkan.

    3.1.1 Bentuk Fisik Reticulated Root Piles sebagai Dinding Penahan Galian

    Suatu dinding penahan ( retaining walls ) reticulated root piles dibuat

    sebagai berikut:

    i - H i i - t o y : \ | ETOBSBfi

    Gambar 3.2 Geometry of reticulatad root piles structure (lizzi, F., 1978 )

    a. Bagian tiang depan ( gambar 3.2,notasi A dan A' ) dibuat 2 baris tiang-tiang

    yang bergantungan satu sama lain. Tiang-tiang ini dapat dibuat dalam posisi

    tegak / vertikal dan atau posisi miring / bersudut. Tujuannya untuk mencegah /

    mengurangi gerakan tanah diantara susunan tiang-tiang dan untuk mensuplay

    tambahan tahanan pada sisi / dinding galian. Jumlah dan kerapatan tiang-tiang

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 32

    ini disesuaikan dengan karakteristik tanah dan bila diperlukan dilakukan tes-tes

    di lapangan.

    b. Bagian tiang belakang ( gambar 3.2, notasi B dan B' ) dibuat juga dalam 2

    bans. Umumnya tiang-tiang ini dibuat dalam posisi miring / bersudut. Tiang

    bagian belakang ini sangat penting untuk menerima tekanan tanah dan

    merangsang reaksi keseluruhan sistem untuk berinteraksi dengan tanah dan

    tiang-tiang. Jumlah dan kerapatan tiang-tiang ini tidak sebanyak tiang-tiang

    bagian depan (tiang A dan A*) oleh sebab tiang-tiang bagian belakang (tiang

    B dan B') dapat secara penuh diefektifkan di dalam tanah.

    c. Balok dari beton bertulang ( reinforced concrete beam ). Root Piles yang

    digunakan umumnya dikerjakan dengan memberikan kombinasi balok diatas

    tanah ( seperti sloof), pile caps ( seperti poer pada pondasi tiang umumnya )

    dan plat-plat ( slabs ). Balok dari beton bertulang lebih umum digunakan

    untuk macam pekerjaan ini dan seperti halnya macam kombinasi yang lain,

    digunakan untuk mensuplay hubungan yang kaku pada susunan root piles

    ujung bagian atas sehingga menjadi satu kesatuan antara tiang-tiang bagian

    depan (tiang A dan A') dan tiang-tiang bagian belakang (tiang B dan B').

    d. Tiang-tiang di tengah diantara tiang bagian depan dan tiang-tiang bagian

    belakang. Terutama dibuat untuk memberikan kontribusi kekakuan

    keseluruhan sistem terhadap deformasi tanah. Tiang-tiang bagian tengah dapat

    dibuat dalam posisi miring semua dan kombinasi tiang-tiang hampir

    vertikal ( sub vertikal) dengan tiang-tiang miring.

  • Penggunaan Micropiks dalam Pekerjaan TeknikSipil 33

    e. Elemen-elemen tambahan.

    Beberapa elemen-elemen tambahan digunakan untuk menggantikan kepadatan

    antara tanah dan tiang-tiang yang mengalami pengurangan terutama untuk

    galian-galian yang sangat dalam dan berfungsi sebagai penahan lateral (

    restraint) terhadap tekuk daripada tiang-tiang vertikal dan tiang-tiang yang

    hampir vertikal ( sub vertikal ). Elemen-elemen tambahan mi dibuat dalam

    posisi hampir horisontal dan miring. Dalam gambar 3.2 tidak menggunakan

    elemen-elemen tambahan.

    Jadi adanya kesatuan tiang-tiang tersebut di atas memberikan kesatuan

    sistem, sehmgga mengurangi tegangan tekan dalam tanah dan mampu menahan

    tegangan-tegangan tarik yang mungkin terjadi.

    3.1.2 Contoh Pendekatan Perencanaan Reticulated Root Piles sebagai Dinding

    Penahan Galian

    Berikut diberikan contoh perencanaan untuk reticulated root piles sebagai

    dinding penahan galian ( Adopted paper from Tira "Reticolo Di Pali Radice" for

    The Improvement of soil resistance, phisycal aspects and design approaches, VIII

    ECSMFE Helsinki 1983 Proceedings of The Eight European Conference on soil

    mechanics and foundation Engineering Vol 2, page 522-524 ). Bentuk struktur root

    piles ditunjukkan dalam gambar 3.3.1 dan data-data tanah serta tiang disertakan.

    Data yang diperlukan melipuli data geoteknis tanah, data root piles.

    Contoh perhitungan:

    Q Geotechnical Data:

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 34

    - y (unit weight of the soil)

    - Angle of internal friction

    - Cohesion (c)

    - Surcharge load (q)

    Q Reticulated Root Piles Data :

    -Diameter (dp)

    - Steel reinforcement (iij)

    - Number of piles (per unit panjang) (n)

    - Pile /soil amplification factor (m)

    - Dipakai asumsi bahwa faktor m

    = 18 KN/m 3

    = 30°

    = 0

    = 20 KN/m2

    = 0.15 m

    = 1 4> 18 mm

    = 10

    = 40

    = E / E ,

    dimana:

    E : modulus elastisitas tiang ( MPa )

    E,: modulus elastisitas tanah ( MPa )

    Anggapan dalam perencanaan:

    1. Perencanaan dflakukan secara terpisah untuk 2 nilai sudut geser dalam tanah

    yaitu: 30° dan 15°

    2. Nilai-nilai sudut geser dalam tersebut sebenamya periu dibandingkan pada

    nilai-nilai yang lebih rendah dari 15° oleh sebab struktur root piles tidak memiliki

    kemungkinan untuk dapat diterapkan bfla tanah memiliki banyak sudut geser

    dalam. Dalam perencanaan ini, nilai-nilai di luar sudut geser dalam yang dflutung

    diperkirakan saja dan nilai sudut geser dalam 15° dipakai hanya sebagai acuan

    pembanding dari nilai-nilai sudut geser dalam 30°.

  • PenggunaanMicropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 35

    h-Li-u«—H

    (30°

    "lis*

    GEOTECHN1CAL, DATA : • limit wcifkt ot tfce soli : _ 18 KN/m'

    - Angle of internal friction :

    - Cohesion : c _ 0 - Surcharge: q, _ 20 ICN/m1

    ROOT PILE'S DATA : - Diameter : D - ISO mm. - Steel reinforcement : N - 1 j IK mm.

    - Number of piles (running meter of wall) n - 10

    PILE/SOIL AMPLIFICATION FACTOR : m _ 40

    SCALES - Vertical unit stress on the soil o (Ulcm'> L_it

    Load on pUw (verticil component) Nv (KN) 1 f f

    9 m 30° T - 1 00 * > - S O * 7>-10

    Nv-2121 IM ,,.22.10

    @ WMWUH.

    O.^JO'

    NV».«

    © E

    4^.7.1

    .14.40

    O«.30

    1.01

    O . ^ V

    I V 41.10 o-«.or—

    o-9>*Ji' 4-%«W

    0.11.7? t = 7.2J

    d«g> .30'

    • « « i « * t i < . t <

    Gambar 3.3 Model perencanaan reticulated root piles pada dinding galian

    (Lizzi,F., 1978 )

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil

    Penjelasan jalannya perencanaan reticulated root piles :

    1. Dari data geoteknis tanah dapat dihitung nilai vertical unit stress ( o ) sebelum

    galian dan distribusi a terdapat dalam gambar 3.3.2.

    2. Dilakukan uji di lapangan untuk menentukan vertical unit stress sesudah galian

    dan distribusi a terdapat dalam gambar 3.3.3 dan 3.3.3 bis.

    3. Dilakukan uji di lapangan untuk menentukan beban-beban pada tiang-tiang (

    vertical components, Nv ) sesudah galian dan distribusi Nv terdapat dalam

    gambar 3.3.4 dan 3.3.4 bis. Nv yang didapat dalam gambar tersebut adalah

    murni pemisalan saja dan bersifat dugaan. Nilai Nv yang dimisalkan menganggap

    tiang-tiang mendukung beban tanah secara menyeluruh.

    4. Gambar 3.3.5 dan 3.3.5 bis serta gambar 3.3.6 dan 3.3.6 bis menunjukkan

    dugaan bilamana sesudah galian, hanya beban tambahan ( surcharge load ) yang

    bekerja pada sistem root piles. Beban berlebih ini (q) ditunjukkan dengan

    amplification factor (m). Untuk sudut geser dalam 30°, nilai o sebelum galian

    adalah 9.2 N/cm2 meningkat sampai 10.39N/cm2 dan untuk sudut geser dalam

    15°, nilai dicapai sampai H^N/cm 2

    5. Gambar 3.3.7 dan 3.3.7 bis serta gambar 3.3.8 dan 3.3.8 bis menunjukkan

    distribusi a dan Nv sesudah konstruksi tiang-tiang dipasang, sedikit demi sedikit

    beban total ( termasuk berat tanah pada dinding dan beban tambahan )

    dimasukkan dengan pemberian amplification factor (m).

    6. Kontrol stabilitas dengan perumusan sebagai berikut:

    Nrtatal.tg + A . c > S„

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TehtikSipil 37

    dimana : Ny iatd : total bcban vertikal yang bekerja pada potongan (NJ ( k N )

    : sudut geser dalam ( ° )

    A : luas potongan persegi dalam diagram distribusi Nv ( cm2)

    c : kohesi tanah ( kg / cm2)

    S0: komponen dorong horisontal ( kN)

    Hasil perencanaan diatas digunakan sebagai referensi / acuan untuk kasus-kasus

    yang terbatas dan dapat dikembangkan untuk mendapatkan nilai-nilai baru untuk

    luasan-luasan yang lain.

    Di lapangan micropiles juga sering digunakan sebagai dinding penahan

    untuk pengamanan pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi bawah tanah.

    Macam-macam pekerjaan konstruksi yang dflaksanakan di bawah kedalaman tanah

    ( seperti: terowongan / tunnel baik untuk keperhian ironing, jalan kereta api bawah

    tanah ( Mass Rapid Transport), saluran kabeL pipa untuk gas dan air ), seringkali

    menimbulkan gangguan-gangguan terhadap tanah di sekitarnya yang pada akhimya

    merambat mempengaruhi keadaan struktur lain yang berdekatan (adjacent of

    structure) dengan lokasi pembangunan.

    Fungsi dari reticulated root piles sebagai dinding penahan untuk melindungi

    pekerjaan galian pada konstruksi bawah tanah adalah mencegah penyebaran

    tekanan tanah yang dibebaskan akibat efek pekerjaan hibang terowongan di bawah

    struktur yang berdekatan. Gambar 3.4 dan 3.5 berikut menunjukkan kedudukan

    reticulated root piles sebagai pelindung galian bawah tanah. Perencanaan reticulated

    root piles untuk pekerjaan pengamanan konstruksi di bawah tanah dapat

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 38

    menggunakan spesifikasi dan analisa seperti dalam sub bab 3.1.

    i- > sand-gravel

    layer

    _T-_ i . - - _~ /"-+-; sandstone

    wifn - i n c l u s i o n s of "• - l o a r t ^ V -

    wm'l :\.>''V?TH+f*~

    t^r^^fl

    Protection of underground excavation with root piles.

    Gambar 3.4 Periindungan galian bawah tanah dengan root piles (Iizzi,F., 1978 )

    Gambar 3.S Micropiles diletakkan diantara zone A dan zone B untuk mengurangi

    perubahan dalam tanah akibat pekerjaan tunneling (IizziJF., 1970 )

    3.2 MICROPILES SEBAGAI PERKUATAN TANAH UNTUK

    KESTABILAN LERENG

    Sistem reticulated root piles untuk perkuatan tanah pada lereng baik untuk

    lereng alam maupun lereng buatan ( urugan ) terutama ditujukan untuk mencegah

  • Penggunaan Micro-piles dalam Pekerjaan TeknikSipil 39

    kelongsoran pada tanah-tanah yang memiliki kemiringan tertentu. Pada kondisi

    tanah lepas ( loose soils ) sering terjadi ( sensitif ) kelongsoran baik akibat

    pengaruh-pengaruh luar (external effects) maupun pengaruh dari dalam (internal

    effects). Pengaruh-pengaruh luar berupa : gempa, getaran, angin, alat-alat dan

    manusia. Pengaruh dari dalam berupa : berat sendiri yang ringan sehingga mudah

    bergerak. Reticulated root piles dalam kondisi tanah lepas lebih dipusatkan pada

    konsentrasi tahanan pada satu tempat sehingga kelongsoran tanah lebih besar dapat

    dicegah. Penempatannya sebagai struktur penahan tanah ini umumnya pada bagian

    yang paling rendah ( kaki lereng ) dan pada bagian dimana kemungkinan

    pergerakan tanah diperkirakan sangat besar terjadi sehingga menambah massa tanah

    yang longsor pada bagian lereng di bawahnya. Gambar 3.6 menunjukkan

    penempatan reticulated root piles pada bagian yang paling besar terjadi kelongsoran

    di atasnya.

    Gambar 3.6 Penempatan reticulated root piles untuk kestabilan lereng (Lizzi,F.,

    1978)

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 40

    Micropiles yang dibuat dalam bentuk reticulated root piles sebagai

    perkuatan tanah untuk kestabihtas lereng ( gambar 3.7 ), untuk melingkupi seluruh

    bidang lereng yang rawan longsor dan memberikan efek pemakuan pada permukaan

    bidang longsor kritis yang mungkin terjadi. Jadi fungsi micropiles untuk keadaan ini

    dapat disamakan dengan penggunaan "soil nailing". Micropiles yang dipasang

    sebagai reticulated root piles penguat tanah ditutup dengan suatu blok dan

    digrouting dan blok ini berpengaruh terhadap efek struktural reticulated root piles

    tersebut (Iizzi,1979,et all,Schlosser,1979,et all). Teknik perkuatan tanah umumnya

    dan penggunaan reticulated root piles sebagai perkuatan tanah khususnya telah

    berkembang pesat. Teknik perkuatan tanah dengan reticulated root piles ini dapat

    diklasifikasikan dalam teknik perkuatan tanah setempat. Metode perkuatan tanah

    setempat didasarkan pada prinsip-prinsip menstabilkan tanah-tanah asli / lereng

    dengan elemen-elemen yang mampu menahan gaya-gaya yang dapat menimbulkan

    tegangan tekan, tegangan tarik, tegangan geser dan atau momen.

    Disamping itu pengaturan yang khusus dari tiang-tiang micro menyebabkan

    kelakuan micropiles menjadi sangat bcrarti dalam memberikan efek struktural.

    Dalam praktek penggunaan reticulated root piles sebagai perkuatan tanah untuk

    kestabilan lereng merupakan bagian yang sangat berbeda dengan soil nailing.

    Reticulated root piles yang digunakan untuk memberikan perkuatan terhadap

    stabilitas lereng/slope dibuat dalam satu atau dua baris yang cukup luas ( Yamada,et

    all, 1971 ; Fukumoto, 1972 ; Kerisel, 1976 ; Sommer, 1979 ). Bahwa kelakuan

    sistem reticulated root piles ini berbeda dari soil nailing oleh sebab barisan

  • Penggunaan Micropiles da lam Pekerjaan Teknik Sipil 41

    tiang-tiang tersebut membentuk kesatuan yang relatif kaku dan memberikan bagian

    yang tidak kontinu pada bentuk perpindahan lereng / slope.

    Gambar 3.7 Reticulated root piles dipasang sepanjang sliding surface critical (Lizzi,

    F., 1970)

    Berdasarkan kasus yang pernah dikerjakan, penggunaan reticulated root

    piles sebagai perkuatan tanah untuk kestabilan lereng dihubungkan bagian atas

    dengan balok sebagai cap dan tiang-tiang ini ditempatkan dalam kemiringan yang

    berbeda-beda satu sama lain. Cap pada sistem ini dibuat sebelum pelaksanaan

    reticulated root piles. Reticulated root piles dibuat dengan jalan mengebor dan

    setelah itu tulangan baja dimasukkan daii atas ke bavvah dan setelah itu langsung

    digrouting. Pada penggunaannya sebagai perkuatan tanah harus ditentukan

    daerah-daerah kelongsoran dimana gangguan-gangguan tanah akan berakibat besar

    sehingga harus distabilkan. Untuk itu harus dilakukan penyelidikan untuk

    menentukan komposisi tanah dan lokasi keruntuhan yang menyebabkan

    kelongsoran tersebut.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 42

    3.2.1 Perencanaan Reticulated Root Piles sebagai Perkuatan Tanah untuk

    Kestabilan Lereng

    Dalam teknik-teknik perkuatan tanah, tiang-tiang reticulated root piles

    direncanakan mampu memikul beban-beban tarik dan tekan. Daya dukung momen

    tiang-tiang reticulated root piles sebaiknya dibatasi dimana kekakuan bending

    momen tiang-tiang micro merupakan parameter yang sangat penting dalam

    perhitungan kekuatan reticulated sesuai dengan lokasi dan tujuan fungsional

    penggunaannya. Reticulated root piles dianggap sebagai komponen yang terkumpul

    ( integrated components ) dengan massa tanah yang padat ( inert ). Keduanya

    menjadi kesatuan unit yang memiliki kelakuan seperti dinding penahan yang masif

    baik untuk gaya-gaya horisontal maupun untuk gaya-gaya vertikal. Pertimbangan

    yang mendasar untuk perencanaan stabilitas lereng adalah suatu sistem yang dapat

    memberikan tahanan dimana tanah harus ditahan sebelum mengalami pergerakan (

    longsor ) sehingga tanah berkurang dalam pergerakannya. Jadi sistem penahan /

    rintangan yang sesuai dimasukkan ke dalam tanah sehingga gaya-gaya yang terjadi

    yang tidak dapat dicapai dalam keseimbangan tanah dapat ditahan sebelum terjadi

    perpindahan / kelongsoran. Mobilitas tanah secara bertahap dikurangi makin lama

    makin besar dan bekerjanya mobilitas ini melalui bergeraknya tanah yang semakin

    berkurang akibat tahanan dari tiang-tiang yang dimasukkan sebelumnya ke dalam

    tanah. Pengurangan secara bertahap merupakan kunci keberhasilan penggunaan

    reticulated root piles ini oleh sebab tidak ada kemungkinan gangguan atau

    kehilangan stabilitas secara tiba-tiba yang terjadi. Dalam perencanaan untuk

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 43

    stabilitas kelongsoran lereng, pengurangan mobilitas tanah ini dapat disesuaikan

    dengan kebutuhan khusus dalam pelaksanaan di lapangan yaitu dengan memusatkan

    tiang-tiang dan kemiringan / sudut tiang-tiang ditempatkan. Bentuk struktur

    reticulated root piles yang dipasang reticulates memiliki konfigurasi jaringan dalam

    gambar 3.8.

    GRAPHIC VIEW OF TWO ADJACENT "PALI RADICE" (ROOT PILES)

    "Palo Radice" (Root Pile) Pressured cast-ln-place reinforced concrete pile

    (typ.)

    a ^p d j> d f>

    N>

  • Penggunacm Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 44

    4. Reticulated root piles ditentukan ukuran panjang, jarak serta diameter yang

    mampu mengadakan reaksi terhadap kelongsoran yang bekerja dengan aksi geser

    dan tahanan vertikal tiang yang tertanam dalam tanah

    Mekanismc kerja reticulated root piles dalam tanah dijelaskan sebagai berikut:

    1. Tiang-tiang dalam massa tanah mengadakan interaksi dan tegangan-tegangan

    dipindahkan dan didistribusikan ke tiang-tiang yang berdekatan melalui tanah

    antara tiang-tiang tersebut.

    2. Distribusi tegangan-tegangan ekivalen tidak dicapai dimana tiang-tiang

    semuanya ditempatkan secara paralel. Diperlukan suatu pemikiran secara kasar

    namun sangat efektif untuk struktur reticulated root piles ini ditempatkan

    sehingga berkelakuan seperti balok beton bertulang. Tanah memberikan massa

    dan tahanannya untuk gaya-gaya tekan sedangkan tiang-tiang reticulated root

    piles memberikan tahanan untuk tarik dan geser.

    Prinsip di atas dapat diterapkan untuk semua macam tanah serta persyaratan

    yang lebih tinggi untuk jaminan keamanan. Penempatan tiang-tiang micro sebagai

    reticulated root piles terkadang dilokasikan pada kaki lereng / toe slope menuju ke

    atas ( stabilitas dari bavvah ke atas ) sehingga kestabilisasi lereng ditingkatkan mulai

    dari bagian kelongsoran yang paling besar.

    Analisa perencanaan reticulated root piles untuk kestabilan lereng

    pertama-tama diusulkan oleh Iizzi ( 1978 ), menggunakan pendekatan dasar untuk

    menghitung kontribusi dari tiang-tiang untuk menahan kelongsoran tanah.

    Angka keamanan dihitung sebagai berikut:

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 45

    F ^ + R ^ R . ^1.5

    dimana: R,, - 25 . n-D2. cu (MN)

    F : factor of safety

    R(: gaya penahan geser tanah pada permukaan kritis bidang longsor (MN )

    Rp: gaya geser tambahan yang disumbangkan oleh tiang (MN )

    R t: total gaya penyebab kelongsoran sepanjang permukaan kritis ( MN )

    n : number of Root Piles

    D : diameter Root Piles (m )

    cu: undrained shear strength of the soil (MN/m2)

    Rp merupakan tegangan yang diijinkan dalam beton dan tulangan pada penampang

    melintang tiang / tahanan geser tanah sepanjang penampang tiang yang digerakkan

    oleh massa tanah yang mengalami kelongsoran. Metode pendekatan ini sangauah

    sederhana dengan tidak mempertimbangkan pengaruh-pengaruh kecepatan yang

    terjadi antara tanah dan tiangnya.

    Analisa perencanaan reticulated root piles untuk perkuatan pada lereng / slope, saat

    ini ada 3 metode perencanaan telah dikembangkan, yaitu:

    1. Metode yang mempertimbangkan tanah sebagai material plastis dan kaku dan

    menganggap tekanan tanah lateral pasif pada tiang secara kesehiruhan digerakkan

    pada kedua sisi bidang permukaan longsor ( Brinch Hansen, 1960 ). Metode ini

    biasanya diterapkan untuk tiang-tiang berdiameter besar (100 - 250 mm ).

    2. Metode pendekatan elasto-plastic memerlukan suatu penentuan yang cukup pada

    perpindahan-perpindahan relauf antara tiang dan tanah (proposed by Juran et

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 46

    all, 1981; Carrier and Gigan, 1983 ). Metode pendekatan ini lebih disesuaikan

    untuk perencanaan tiang-tiang yang agak bersifat fleksibel.

    3. Metode pendekatan yang digunakan untuk stabilisasi tanah pada lereng-lereng

    yang mengalami "creeping" atau penyusutan ( Winter et. all 1983 ).

    Metode pertama dan ketiga dipakai untuk pendekatan oleh Sommer (1979)

    dalam analisa longsoran lereng yang distabilisasi dengan satu baris tiang-tiang yang

    dipasang kaku. Diameter 300 mm untuk tiang dan tinggi lereng 10 m yang sebelum

    dipasang perkuatan tiang-tiang mengalami kelongsoran dengan kecepatan longsor

    14 mm / bulanTekanan tanah lateral pada tiang yang diukur mengalami

    peningkatan sampai kira-kira 5% total tahanan geser sepanjang bidang longsor

    ( yaitu : kekuatan geser tanah ditambah penahan-penahan geseran pada tiang ).

    Hasil percobaan menunjukkan meskipun tekanan lateral tanah mengalami

    peningkatan sampai 5% dari total tahanan geseran namun dapat mengurangi tingkat

    kecepatan longsor sampai kira-kira 10% dari tingkat kecepatan longsor 14 mm /

    bulan.

    Percobaan dikembangkan oleh Cartier dan Gigan (1983), menggunakan

    lebih banyak baris tiang-tiang ( 3 baris tiang ) terbuat dari beton diameter 400 mm

    yang diberi tulangan H 200 dari baja propil. Tingkat kelongsoran slope ( pada

    urugan jalan kereta api / railway ) yang diukur mengalami peningkatan pada nilai

    10 cm / tahun. Pengukuran perpindahan tiang-tiang untuk menghitung

    penahan-penahan geseran dan bending moments pada tiang dilakukan dan

    didapatkan bahwa dengan meningkatkan kira-kira 7% faktor keamanan dari

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 47

    sebelumnya dapat mengurangj tingkat kecepatan longsor sampai kira-kira 2.5 mm /

    tahun.

    Kenyataan sampai saat ini metode perencanaan masih mempertimbangkan

    hanya pada aspek-aspek kestabilan ektemal dari reticulated root piles. Kestabilan

    eksternal merupakan kestabilan pada lereng terfaadap timbulnya getaran-getaran /

    gempa bumi yang dapat menambah tegangan geser tanah. Tegangan geser tanah ini

    dapat melebihi ultimate perlawanan geser tanahnya.

    Alasan utama mempertimbangkan hanya aspek-aspek kestabilan eksternal

    adalah penyelidikan belum banyak dilakukan terhadap interaksi antara tanah dengan

    tiang-tiang micro yang kompleks dimana terkadang tidak cukup membuat keadaan

    yang menyatu ( monolit).

    3.2.2 Analisa Kestabilan Lereng

    Analisa kestabilan lereng dapat berupa lereng alam dan lereng buatan

    ( urugan ). Kelongsoran terjadi karena massa tanah ingin mencapai kestabilan

    dimana mengalami pergerakan turun. Kecepatan longsor tanah ( sliding velocity)

    untuk berbagai jenis tanah dan kondisi lapangan berbeda-beda.

    Berikut kecepatan longsor ini dianalisa sebagai acuan kestabilan lereng. Dimana

    analisa didasarkan pada kondisi tanah liat ( normally consolidated clay ). Asumsi

    yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu:

    • Menggunakan hukum viscositas tanah kohesif

    Pada tanah kohesif berlaku perumusan dari Leinenkugel (Jerman). Leinenkugel

    mengemukakan sifat-sifat viskositas untuk normally consolidated clay. Tingkat

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 48

    ketergantungan tanah kohesif pada kondisi undrained diberikan dalam

    persamaan berikut:

    At = A,, In ( 6 l /e0 ) (3.1)

    Tes dilakukan pada kelelehan tanah kaolin :

    '. e| c = ln(h/h0) |

    Undrained Triaxial Test with Jump Technique

    Gambar 3.9 Model undrained triaxial test with jump technique (Hvorslev, M J,

    1937)

    Rasio ketergantungan undrained cohesion ditunjukan dalam persamaan berikut:

    c u-( e,) = cu .( s,,). [1+^.ln ( e./e,)] ( 3.3 )

    dimana :

    e0: strain rate sebelum loncatan

    8j: strain rate setelah loncatan pertama

    Ivo= (< «̂- e ) / cu ( e0 ) (3.4 )

    1^ : indeks viskositas

    8 : konstanta material

  • Penggwaan Micropiks dalam Pekerjaan Tekrrik Sipil 49

    GS : equivalent stress tergantung dari ratio actual voids

    cu.( e, ) : kohesi undrained tergantung pada strain ratio el

    cu.( e 0 ) : kohesi undrained tergantung pada strain ratio e0

    cu: undrained shear strength ( MN / m2)

    Nilai 1^ ( indeks viskositas ) dapat ditentukan dengan menggunakan gambar

    3.10.Parameter-parameter viskositas ditentukan dari kejenuhan air dan

    spesimen-spesimen yang terkonsolidasi dalam tes-tes undrained triaxial test

    dengan teknik lompatan ( jump technique ). Dengan teknik ini suatu perubahan

    cepat A x diamati melalui suatu lompatan pada strain rate.

    i

    . ,' V I^-Diagram

    ; ' from Gudehus and 'I''.' tjiinenkiigel (J_0

    \ {••%.. , 10 2 0 A'O . 8 0 1 5 0 - •';.; ', . I

    ' . .w.,-,100 ' ; •'>.. i i"

    Gambar 3.10 Diagram hubungan w, - 1^ untuk % = O.Ol.h"1 (from Gudehus and

    LeinenkugeL 1978)

    G Tekanan horisontal tiang pada tanah kohesif ditunjukan dalam persamaan

    berikut:

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 50

    P / ( dn-O = F.( d,, /a).[ 1+I^.ln {(d„ / a ) / < 1- d„ / »)>-V./ (dd.«g] (3.5)

    dimana : P : gaya horisontal per unit panjang pada satu tiang ( kN)

    V0 : kecepatan komponen horisontal relatif antara tiang dan tanah

    sekitamya. Parameter mi ditentukan dengan pengukuran di

    lapangan pada permukaan tanah ( cm / month, cm / year)

    c^ : dapat diambil nilai tertinggi diantara nilai caol dan c ^

    F.( V a ) = 4-83 K 2-76- do/ a ) + 11 ( 3-6 )

    Dimana: 0 .05^dj / 3 ^ 0 - 5

    dp : diameter tiang ( m )

    a : jarak / spacing antara tiang ( m )

    Bentuk tiang dianggap bundar dan ditempatkan pada garis dengan jarak

    yang sama yaitu a (gambar 3.11)

    1 • 1 I 1 1 .1 I 1 1 *

    Gambar 3.11 Penempatan tiang-tiang dengan jarak a menahan kecepatan longsor

    V0 ( Winter, 1979 )

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Tekrtik Sipil 51

    G Stabilisasi slope dengan menurunkan muka air tanah tidak mungkin dilakukan.

    Q Distribusi beban pada tiang (dowel) di atas weak layer:

    - Bila dianggap tidak konstan (Brinch Hansen)

    dowel

    B r i n c h - H a n s e n

    Gambar 3.12a Distribusi beban pada dowel menurut Brinch-Hansen (1960)

    - Bila dianggap konstan : (gambar 3.12b)

    * ^ j >

    Constant Load Distribution j

    Gambar 3.12b Distribusi beban pada dowel adalah konstan ( Winter H.et al,

    1960)

  • Penggunaan Micropiles dalam Peketjaan TeknikSipil 52

    Pemilihan distiibusi beban masih secara kasar namun dapat dipakai untuk

    menentukan bentuk distribusi beban pada suatu kasus.

    1_J Model sistem yang disederhanakan

    Suatu blok tanah ( dengan berat volume tanah y ) mengalami kelongsoran pada

    weak layer. Tanah tersebut terdiri dari tanah liat ( kadar tanah fiat > 20 %)

    dengan viscositas tertentu. Pada umumnya kekuatan dari bagian yang langsor

    sangat tinggi dari weak layer ( C ^ >Cuo2)

    C^j = kekuatan blok tanah yang longsor

    C-IK.2 - kekuatan pada weak layer

    Gambar 3.13 Model sliding surface yang diperhitungkan dalam perencanaan (

    Brinch-Hansen, 1960)

    Keterangan gambar:

    P = sudut kemiringan lereng ( ° )

    dj = tebal sliding blok sampai batas weak layer (m )

    dj = tebal weak layer (m)

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 53

    1 = jarak antara bans tiang ( m )

    a = jarak antara tiang-tiang ( m )

    hd = panjang tiang di atas weak layer ( m )

    h = panjang efektif tiang tergantung dari distribusi beban( m )

    Dimana parameter p , dj , V0 , y dan C^j ditentukan dengan pengukuran dan

    pengetesan lapangan.

    Menentukan tegangan geser pada lapisan yang lemah adalah sebagai berikut :

    T = y d1 sin p ( 3.7 )

    Dari persamaan ini diperoleh :

    CM = x / [ 1 + ^ In (V 0 / d, .6,,) ] (3.8 )

    e0 = 0,01 ( jam/hour)

    Perencanaan reticulated root piles untuk stabilitas lereng adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan tegangan geser yang telah direduksi dalam shear zone ( daerah

    antara sliding surface dengan weak layer ). lihat gambar 3.13

    At = c ^ . I ^ . l n w (3.9)

    Selanjutnya dihitung w,

    * = V0/V1

    Dimana : p : sudut kemiringan slope ( ° )

    cml : undrained shear strength pada weak layer ( menurut persamaan

    3.7 dan 3.8)

    dj : tebal blok tanah yang longsor dalam m ( ditentukan)

    V0: kecepatan longsor mula-mula ( cm/bulan, cm/tahun)

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 54

    Vj : kecepatan longsor yang direncanakan setelah adanya tiang-tiang

    dj : tebal weak layer (ditentukan )

    ketebalan sebelum dan sesudah stabilitas adalah sama

    \0 = Indeks viskositas ( ditentukan berdasarkan nilai WL pada gambar

    3.10)

    2. Menentukan tegangan Sv

    S, = AT / ( ^ . c ^ ) ( 3.10 )

    3. Menentukan tegangan S2

    S2 = * / ( U - c,,,, ) ( 3.11 )

    x dihitung berdasarkan persamaan 5.7

    4. Mencari nilai varibel X

    Variabel X didapat dari persamaan berikut ini:

    X = 10(S2-S1) / (S2-S, ).{1 +( 10

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 55

    5. Menentukan distribusi beban

    Biasanya dianggap tidak konstan maka h = 0,414 hd ; f = 0,5

    Bila dianggap konstan maka h = hd

    6. Menentukan nilai dp/a dan dp/h

    Nilai dj/a dan dj/h ditentukan dari 2 syarat:

    a. Syarat pertama

    Momen maksimum dibuat sama dengan momen yang diijinkan menurut

    material tiang ( Ma ). Ma didapat dari hasil tes kekuatan material terhadap

    momen.

    Maksimum momen tiang diberikan dengan persamaan berikut ini:

    M = M, = f. h2 . P ( 3.13 )

    P dihitung dari persamaan berikut:

    P = Si -Kox C ^ -a. 1 / h ( 3.14 )

    Maka:

    M = f. h2 .S, . 1 ^ . C ^ .a. 1 / h (3.15 )

    Nilai a dan 1 dicoba untuk beberapa nilai sampai didapat nilai Ma yang

    mendekati momen yang diijinkan menurut material tiang.

    Cara lain untuk mempermudah mendapatkan nilai a dan 1 yang menyebabkan

    nilai persamaan 3.15 dipenuhi yaitu :

    m = (d„ / h ) . ( V * ) ( 3 1 6 )

    dimana:

    m =

  • Penggunaan Micropiks dalam Pekerjaan Teknik Sipil 56

    Nilai 1 dicoba untuk mendapatkan nilai m ( persamaan 3.17 ). Ma dalam

    persamaan 3.17 menggunakan momen yang diijinkan menurut material tiang.

    Nilai m yang didapat digunakan untuk menghitung nilai a pada persamaan

    3.16. Adapun nilai d^ ditentukan ( dpj ) dan nilai h tetap.Nilai at dan \x

    dapat ditentukan dengan menggunakan gambar 3.15.

    Gambar 3.15. Grafik hubungan nilai m - Ma/(dD3.Ivol.cuol) untuk bermacam

    macam nilai ( f .S^dyi) ( Winter,H. )

    b. Syarat kedua

    Tekanan horisontal harus cukup tinggi untuk mencapai pengurangan

    kecepatan longsor yang dkehendaki ( Vt ). Step ini mencoba menentukan

    nilai a . Dengan pertolongan gambar 3.16 nilai d̂ , / a dapat ditentukan sebagai

    fungsi dari d^ / h , X, St /( h/1 ). Nilai d^ / h dapat dihitung berdasarkan

    anggapan distribusi beban yang telah ditentukan sebelumnya, nilai X sudah

    dihitung pada step 4 dan nilai Sx /( h/1) dapat dihitung dengan memasukkan

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 5 7

    nilai lj pada step 6 a. Kemudian nilai ^ / a dimasukkan dalam persamaan

    3.5. Nilai dalam persamaan 3.5 harus lebih besar dari nilai P dalam persamaan

    3.14. Bila tidak memenuhi dicoba lagi untuk nilai 1 dan dp yang baru .

    - 2 - 1 0 1 2 3 4 5 - 2 - 1 0 1 2 3 4 5

    Inl-r-rr' i 1 h " | X - 1 0 " |

    l n , W'

    Gambar 3.16 Grafik hubungan lnCS/fli/l)) -

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 5 8

    memperkuat tanah terhadap tekanan tanah berupa longsoran pada kedalaman

    sampai di bawah permukaan bidang longsor yang paling kritis.

    Gambar 3.17 Reticulated root piles sebagai dowel piles ( Juran, I., 1981)

    Q Sebagai retaining structure

    Reticulated root piles difokuskan untuk memberikan tahanan tekanan tanah dari

    bagian lereng yang paling bawah.

    Gambar 3.18 Reticulated root piles sebagai retaining structure untuk stabilisasi

    lereng ( Li/zi, F.,1977 )

    r r

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 59

    3.3 MICROPILES SEBAGAI UNDERPINNING BANGUNAN

    Sistem micropiles / reticulated root piles digunakan untuk menyanggah

    struktur-struktur yang tinggi dan berat seperti tower dan menara. Tower merupakan

    bangunan yang tinggi dan memiliki berat struktur yang relatif berat sedangkan

    menara umumnya memiliki berat sendiri yang relatif lebih kecil dibanding tower

    namun efek pergoyangan ( kestabilan lateral ) akibat angin merupakan faktor

    dominan. Tower bila terlalu tinggi dan berat maka efek kestabilan lateral (

    pergoyangan ) menjadi faktor yang pcnting juga. Penggunaan reticulated root piles

    sebagai penyanggah sekaligus meningkatkan kestabilan struktur-struktur tersebut

    menjadi sangat penting artinya.

    3.3.1 Reticulated Root Piles sebagai Underpinning Bangunan

    Tujuan dari underpinning bangunan, yaitu :

    a. Mencegah penurunan berlanjut yang terjadi pada pondasi sebelumnya

    b. Meningkatkan daya dukung pondasi dimana mengijinkan pekerjaan galian

    berdekatan dengan struktur tanpa menyebabkan kerusakan pada struktur tersebut

    Untuk memenuhi tujuan tersebut di atas, mekanisme underpinning

    dikerjakan menurut pedoman yaitu : memindahkan / transfer beban yang

    sebelumnya disanggah oleh pondasi yang ada sebelumnya dan kedalaman lapisan

    tanah yang memberikan dukungan sebelumnya dipindahkan ke lapisan tanah yang

    lebih dalam.

    Penelitian lapangan sangat diperlukan untuk menentukan sifat-sifat material

    tanah dimana underpinning akan dikerjakan dan letak lapisan pendukung yang ada.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 60

    Evaluasi kondisi-kondisi lapisan tanah terutama dilakukan pada struktur yang ada

    yang mengalami penurunan.

    Prosedur underpinning perlu perencanaan yang ekstra hati-hati sehubungan

    dengan operasi-operasi di lapangan :

    a. Beban yang ada perlu dengan seksama diperhatikan.

    Beban tersebut sangat menentukan penurunan atau perlemahan yang mungkin

    tampak selama pekerjaan underpinning.

    Hal ini diatasi dengan mengurangj beban pada dinding/pondasi yang sekiranya

    tidak diperlukan sebelum dilakukan penggalian.

    b. Pekerjaan penggalian

    Penggalian dibatasi sampai ukuran minimum yang dibutuhkan untuk

    underpinning. Untuk mencegah gerakan horisontal disekitar tanah dapat

    digunakan turap dari kayu / baja dan bracing

    c. Pendukung sementara diperlukan untuk memberikan dukungan diluar pekerjaan

    penggalian yaitu : dengan memberi dukungan ke dalam atau di bawah struktur

    yang ada. Bidang kontak yang merupakan permukaan yang mendukung beban

    struktur yang ada harus dijaga dalam kontak yang rapat dengan menggunakan

    klos, baji atau jacks

    d. Bagian-bagian underpinning ( dalam hal ini tiang-tiang reticulated root piles )

    harus segera dikerjakan sesudah penggalian tanah selesai dikerjakan.

    Stabilitas dan penurunan struktur selama konstruksi underpinning harus

    dievaluasi. Oleh sebab itu beban yang dicobakan sebelumnya harus ditingkatkan

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 61

    untuk mengijinkan perlawanan geser yang telah berubah tersebut dengan adanya

    underpinning. Beban yang dicobakan hams ditambah 50 % dan beban tersebut

    hams dipertahankan untuk waktu selama 12 jam sebelum pendukung sementara

    antara struktur dengan tiang dibuat.

    3.3.2 Underpinning dengan Tiang-Tiang

    Underpinning dengan tiang-tiang merupakan salah satu metode

    underpinning yang dikenal. Selain itu dikenal underpinning dengan concrete walls,

    piers dan caissons. Underpinning dengan tiang-tiang dapat dikerjakan seperti pada

    pembuatan tiang bor umumnya ( bila dari beton), tiang-tiang dari baja maupun dari

    beton pracetak yang ditempatkan dalam potongan-potongan yang sudah jadi.

    Underpinning dengan tiang-tiang digunakan untuk alasan ekonomis penggalian

    dimana dibutuhkan lapisan pendukung yang sangat dalam dan kondisi tanah yang

    sukar dengan penggalian manusia. Underpinning dengan tiang-tiang dapat

    digunakan untuk mendukung bagian-bagian struktur seperti : dinding dan kolom

    pada bangunan.

    Pada underpinning untuk dinding sebaiknya tiang-tiang ditempatkan pada

    jarak-jarak berdekatan bila dinding tersebut relatif pendek.Bila tiang-tiang

    ditempatkan dengan jarak yang cukup jauh, sebaiknya balok-balok dipakai untuk

    memperkaku dan meratakan beban-beban pada tiang-tiang tersebut. Tiang-tiang

    tersebut umumnya ditempatkan dalam pasangan-pasangan, satu pada sisi dinding

    dan yang satunya pada sisi dinding yang lain seperti ditunjukkan pada gambar

    3.19a.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 62

    g 2 2 ^

    ?

    Piles Pilecaps

    TfrWZZ^ t

    *

    4 v//////;;///.

    -0-

    B

    Pilecap y

    - Piles ^

    Gambar 3.19a Underpinning dengan tiang-tiang untuk menyanggah dinding

    ( Tomlinson, M.J, 1980)

    Pada underpinning untuk kolom-kolom biasanya ditempatkan dalam

    kelompok-kelompok ( groups ) di sekitar kolom-kolom atau pada sisi-sisi dari

    kolom-kolom tersebut seperti ditunjukkan dalam gambar 3.19b.

    Pilecap

    1 i m

    "X 0 "\Tr

    Gambar 3.19b Underpinning dengan tiang-tiang pada kolom-kolom ( Tomlinson,

    M.J, 1980 )

    Tiang-tiang ditempatkan dalam kelompok pada sisi-sisi dari kolom-kolom. Sistem

    micropiles sebagai reticulated root piles yang digunakan untuk underpinning pada

    umumnya, pelaksanaannya dengan jalan mengebor oleh sebab menimbulkan sedikit

    atau tidak sama sekali suara dan getaran dan peralatan mengebor dapat dioperasikan

    dalam ruangan terbatas.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 63

    Untuk tanah pasir berair diperlukan metode casing untuk membuat lubang

    lalu dengan grouting semen untuk membuat tiang.Untuk tanah liat yang kaku ( stiff

    clays ) dapat digunakan peralatan auger boring. Berikut penjelasan pembuatan tiang

    dengan metode pengeboran dengan hydraulic jacking method.

    3.3.3 Pendekatan Perencanaan Reticulated Root Pile sebagai underpinning

    Reticulated root piles ditempatkan dalam jarak yang sangat rapat dan hal ini

    dipertimbangkan sebagai bentuk tanah yang diperkuat. Keadaan tanah yang

    diperkuat menganggap tiang-tiang yang menyerupai barisan ( seperti dinding )

    tersebut akan berkelakuan sebagai kesatuan unit yang saling berinteraksi. Dan

    interaksi ini pada reticulated root piles sangat dominan sehingga dapat dianalogikan

    dengan balok beton berfulang dengan tulangan tekan dan tulangan tarik (gambar

    3.20). Tiang-tiang reticulated root piles bekerja bersama-sama dan dianggap sebagai

    tulangan-tulangan besi / bajanya sedangkan tanah dapat dianggap sebagai beton

    namun tanpa tegangan-tegangan tarik. Maksimum bending momen yang disebabkan

    oleh beban-beban horisontal dapat dikurangi sampai sama dengan gaya-gaya tekan

    dan tarik yang membebani secara aksial baris-baris tiang. Pengurangan maksimum

    bending momen ini sampai sama dengan gaya-gaya tekan dan tarik dicapai dengan

    mengasumsikan suatu garis netral secara umum untuk seluruh struktur underpinning

    yang dibuat. Dalam praktek interaksi antara tanah dan tiang-tiang reticulated root

    piles dimasukkan dalam perhitungan dengan mengalikan faktor a < 1.0. Nilai ini

    tergantung pada tipe tanah, tipe tiang, diameter tiang, jarak antara tiang dan unit

    gesekan antara tiang dan tanah. Metode pendekatan yang diuraikan di atas telah

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 64

    dipakai sesuai dalam praktek-praktek teknik selama hampir 15 tahun.

    P

    N

    i c

    y~r-r r-r-r 7 /

    • • * • 9. • • • ? • '

    + -, *

    r

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 65

    meratakan beban. Sampai kedalaman yang diinginkan potongan-potongan tersebut

    dihcntikan dan peralatan jack berhenti dioperasikan. Unit potongan-potongan

    tersebut disatukan dengan grouting pada tabung baja yang dimasukkan ke dalam

    pusat lubang berbentuk potongan-potongan pendek beton pracetak tadi. Selanjutnya

    balok baja / rail dipasang dan peralatan jack dipindahkan dan kepala tiang dan

    packingnya disatukan dengan pengecoran.

    Prosedur yang dijelaskan berikut ini mengacu pada pekerjaan underpinning

    oleh sistem The Franki Miga dan telah diterapkan di Amerika:

    Menggunakan pipa baja dalam potongan-potongan pendek. Pipa-pipa tersebut

    umumnya dipasang dengan ujung akhir terbuka sehingga tanah dipindahkan dari

    waktu ke waktu dengan memasukkan potongan-potongan pipa tersebut. Bentuk

    pipa demikian memiliki keuntungan yaitu tidak terjadi penyumbatan tanah yang

    akhirnya dapat memperpadat tanah pada dasar tiang.Hal ini tentunya dibutuhkan

    gaya jacking yang lebih besar untuk menembus tanah tersebut. Peralatan jacking

    terdapat 2 buah bekerja secara simultan ( berbeda dengan sistem The Franki Miga

    yang menggunakan peralatan jacking hanya 1 buah ) digerakkan dan potongan

    berikutnya dimasukkan. Pekerjaan ini terus berlanjut sampai mencapai kedalaman

    yang diinginkan. Pipa akhirnya dikeluarkan / dibiarkan tertinggal di dalam lubang

    lalu diisi dengan beton. Pengecoran beton dapat dengan metode penuangan biasa

    maupun grouting dengan tekanan. Bagian antara ujung atas pipa dan pondasi

    sebelumnya diisi dengan kolom baja pendek dan sesudah peralatan jacking

    dipindahkan diberi pelat-pelat penumpu (packing plates). Packing plates dan kepala

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 66

    tiang selanjutnya dicor menjadi satu kesatuan. Packing plates penting diletakkan

    antara tiang yang dibuat dengan struktur sebelum pelepasan beban pada jacks.

    Berikut gambar 3.21a dan 3.21b yang menunjukkan pekerjaan underpinning

    dengan tiang.

    Gambar 3.21a Penggalian dilakukan di bawah pondasi ( Franki Miga Pile )

    Terlihat penggalian semacam parit dibuat untuk meletakkan selubung baja

    pipa di bawah pondasi yang ada.

    Existing foundations

    Packing piece inserted after completion of jacking

    Steel tube pile driven open-ended

    Gambar 3.21b Underpinning dengan steel tube piles ( sistem jacking method di AS )

  • Penggimaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 61

    Metode lain untuk menutup bidang kontak antara ujung atas tiang dengan

    struktur di atasnya ditunjukkan dalam gambar 3.22. Metode ini telah diterapkan

    pada pekerjaan potongan-potongan terowongan di bawah sungai Maas di

    Rotterdam. Kepala tiang dihubungkan dengan bagian paling rendah dari pondasi

    sebelumnya dengan suatu selubung bahan nylon yang mengelilingi bagian tersebut.

    Kemudian bahan grout semen diinjeksikan dengan tekanan ke dalam ruang antara

    dua komponen tersebut.

    Pile head

    Aluminium sleeve guide

    Nylon sleeve

    VGroul injection pipe

    Gambar 3.22. Underpinning piles with adjustable head (River Maas Rotterdam)

    3.3.5 Contoh Penggunaan Micropiles sebagai Underpinning Bangunan

    Micropiles sebagai underpinning telah digunakan di Perancis terutama pada

    pekerjaan underpinning gedung-gedung tua. Ditinjau dari pelaksanaannya tipe

    Micropiles yang dibuat termasuk dalam IM Piles (Injection Metal Piles ) dan hasil

    pekerjaan tersebut disajikan oleh G.Y Fenoux dan D. Gouvenot.

    Berikut beberapa contoh IM Piles yang telah diterapkan untuk underpinning

    pada beberapa gedung / struktur di Perancis :

    a. Bangunan Monument Batiment Mstorique a Bordeaux

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 68

    Gambar 3.23 Reprise des fondation d'une porte monumentale (Fenoux,G.Y., 1976)

    b. Bangunan Palais de justice de Marseille

    Detail pondasi gedung Palais de justice de Marseille ditunjukkan dalam gambar

    3.24.

    Mmrn* grit* I compact*

    Gambar 3.24 Coupe type de la nouvelle fondation ( Fenoax, G.Y., 1976 )

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 69

    c. Bangunan Crypte He'braique sous le Palais de justice de Rouen

    Gambar 3.25 menunjukkan tampak depan gedung Crypte He'braique sous de

    Palais de justice de Rouen yang diunderpinning dengan IM Piles.

    J Pieux I.M.-Jlj! -

    Gambar 3.25 Tampak potongan pondasi yang diunderpinning (Fenoux,G.Y., 1976)

    Gambar 3.26 Detail IM Piles pada salah satu lokasi yang diunderpinning

    (Fenoux,G.Y., 1976 )

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 70

    3.4 MICROPILES SEBAGAI PERKUATAN TANAH DAN STRUKTUR DI

    BAWAH TANAH

    Sistem micropiles sebagai reticulated root piles ditujukan untuk memperkuat

    struktur-struktur yang sudah dibuat di bawah tanah seperti terowongan untuk MRT

    ( Mass Rapid Transit ) supaya tidak terjadi deformasi-deformasi besar pada

    lengkungan / arching terowongan tersebut.

    Dengan adanya perkuatan tersebut memberikan tambahan dukungan busur (

    arching ) dan mensuplay tahanan menjadi beban titik (beban terpusat). Beban

    terpusat terjadi pada titik-titik ujung tiang akibat gaya tekan dan gaya tarik yang

    mungkin terjadi (gambar 3.27).

    Gambar 3.27 Reticulated root piles untuk memperkuat lining arch pada terowongan

    (Lizzi,F., 1970 )

    3.5 MASALAH-MASALAH YANG DIJUMPAI DI LAPANGAN

    SEHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MICROPILES

    Sejumlah masalah dijumpai dilokasi pembangunan yang menjadi pemikiran

    yang harus segera mendapat pemecahan. Masalah-masalah tersebut sebagian sudah

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan TeknikSipil 71

    mendapat pemecahan dan penanganan namun sebagian lagi terganrung pada kondisi

    tanahnya, kondisi lapangan, macam rintangan yang lain, tujuan dan metode

    pelaksanaan lain yang diterapkan.

    3.5.1 Pada Pekerjaan untuk Dinding Penahan Galian

    Reticulated root piles sebagai sistem pendukung sementara ataupun

    permanen untuk pekerjaan-pekerjaan galian menjumpai masalah-masalah sebagai

    berikut:

    a. Dalam kondisi lahan yang terdesak / bersebelahan dengan struktur-struktur /

    konstruksi penting yang tidak boleh menerima gangguan dalam batas-batas

    tertentu. Sistem penahan sementara harus direncanakan dengan tepat untuk

    menjamin keamanan daripada pekerjaan-pekerjaan galian maupun konstruksi

    yang berdekatan. Sistem penahan sementara berupa tiang-tiang dari beton ini,

    harus diusulkan terhadap pertimbangan kondisi tanah, adanya rintangan yang

    dijumpai di bawah tanah, variasi kedalaman galian dan bentuk/geometri galian.

    b. Peralatan mesin-mesin yang dioperasikan baik untuk mengebor dan memancang

    untuk membuat lubang serta grouting material seringkali tidak mampu bekerja

    penuh dengan berbagai kondisi kedalaman galian dan kondisi-kondisi

    balok-balok/strut-strut yang malang melintang di dalam galian.

    Kesulitan yang dijumpai pada pekerjaan dinding penahan untuk

    mengamankan konstruksi-konstruksi yang ada di bawah tanah terutama adalah

    menentukan besarnya jarak yang aman dimana sistem reticulated root piles

    ditempatkan. Ini memerlukan pertimbangan seberapa besar pengaruh

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 72

    pekerjaan-pekerjaan konstmksi / pertimbangan pengaruh dalam jangka panjang

    sesudah konstmksi tersebut selesai dikerjakan , yang rnana berdekatan dengan

    struktur-struktur yang lain. Reticulated root piles dapat dipakai sebagai pengaman

    untuk sementara waktu selama pekerjaan-pekerjaan konstmksi sedang dikerjakan

    dan sistem ini dapat dibiarkan atau diambil bilamana tidak diperlukan. Reticulated

    root piles dapat juga dipakai sebagai pengaman untuk jangka panjang dan untuk

    keperluan ini hams direncanakan seperti perencanaan dinding penahan tanah.

    Berikut masalah yang dapat dijumpai sehubungan dengan pekerjaan dinding

    penahan untuk mengamankan konstruksi-konstruksi penting di atas tanah yang

    berdekatan dengan pekerjaan konstmksi bavvah tanah :

    a. Efek getaran yang ditimbulkan pada pekerjaan konstruksi yang sedang dilakukan

    sering tidak dapat dicegah sepenuhnya dengan penempatan reticulated root piles

    pada konstruksi-konstruksi bawah tanah. Hal ini oleh sebab letak

    konstruksi-konstruksi tersebut sangat berdekatan sehingga sistem reticulated root

    piles yang ditempatkan diantaranya tidak cukup untuk menahan imbas getaran

    yang mengakibatkan deformasi dalam tanah. Sistem reticulated root piles tidak

    memungkinkan dibuat dalam jumlah yang banyak dan rapat mengjngat sulitnya

    menempatkan tiang-tiang ini tepat dengan tidak menyebabkan demolition (

    kerusakan) yang berarti pada konstruksi yang justm dilindungi.

    b. Pada keadaan bila stmktur dibawahnya sudah selesai dikerjakan, maka

    penurunan pada bangunan di atasnya untuk jangka waktu tertentu pasti akan

    terjadi dan hal ini akan mempengamhi pada struktur-struktur di bawah tanah.

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 73

    Namun dengan penempatan reticulated root piles, pengaruh kondisi yang

    disebutkan terakhir ini sangat mungkin dapat diatasi dan biasanya pengaruhnya

    kecil.

    3.5.2 Pada Pekerjaan Perkuatan Tanah untuk Kestabilitas Lereng

    Masalah yang sering dijumpai dalam pekerjaan perkuatan tanah untuk

    kestabilitas lereng adalah sebagai berikut:

    a. Massa tanah dalam keadaan miring memiliki kecenderungan untuk bergerak

    lebih besar oleh sebab itu menentukan dan mengoperasikan alat-alat untuk

    membuat lubang tanpa / sedikit getaran yang menyebabkan pergerakan relaksasi

    tanah sangat sulit dikerjakan

    b. Seringkali dalam membuat lubang dibutuhkan keahiian dan kecermatan dalam

    mengoperasikan oleh sebab mesin-mesin harus ditempatkan dan menembus

    bermacam-macam susunan dan kondisi tanah

    3.5.3 Pada Pekerjaan Underpinning Bangunan

    Masalah yang sering dijumpai dalam pekerjaan underpinning bangunan

    adalah sebagai berikut:

    1. Sulit mengoperasikan mesin-mesin di bawah struktur yang akan diunderpinning

    tanpa melakukan penggalian yang cukup dalam untuk penempatan mesin-mesin

    tersebut. Penggalian yang cukup dalam akan menimbulkan masalah tersendiri.

    2. Mesin-mesin yang beroperasi membuat lubang seringkali diperhadapkan pada

    terbatasnya kemampuan mengebor sehingga untuk mempermudah seringkali

    pengeboran dihentikan dan ini tidak menjamin struktur yang telah diunderpinning

  • Penggunaan Micropiles dalam Pekerjaan Teknik Sipil 1A

    akan stabil dan tidak mengalami penurunan yang besar.

    UK Petra Logo: Master Index: Help: Back to TOC: