bab iii perhitungan

96
BAB III ANALISIS HASIL UJI INSTRUMEN EVALUASI MATEMATIKA Evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efisiensi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan efektivitas pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan.Dengan evaluasi, seorang guru dapat memperoleh informasi tentang sejauh mana para siswanya dapat memahami materi yang disampaikan dan mengetahui tingkat ketercapaian tujuan instruksional atau pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi sebagai alat diagnostik dan sebagai alat pengukur keberhasilan. Sehubungan dengan hal tersebut, Galton (dalam Ruseffendi, 1980:53) menyatakan bahwa dalam suatu kelompok individu (siswa) yang tidak dipilih secara khusus, memiliki karaketeristik tertentu yang frekuensinya berdistribusi normal.Setiap siswa memiliki kepandaian yang berbeda dalam suatu mata pelajaran tertentu. Hal ini harus dapat diketahui melalui alat evaluasi yang digunakan, sebab alat evaluasi yang baik 10

Upload: yeni-febrianti

Post on 24-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Perhitungan

BAB III

ANALISIS HASIL UJI INSTRUMEN

EVALUASI MATEMATIKA

Evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang

sistematik dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

efisiensi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dan efektivitas pencapaian

tujuan instruksional yang telah ditetapkan.Dengan evaluasi, seorang guru dapat

memperoleh informasi tentang sejauh mana para siswanya dapat memahami

materi yang disampaikan dan mengetahui tingkat ketercapaian tujuan

instruksional atau pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD).Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi sebagai alat diagnostik dan

sebagai alat pengukur keberhasilan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Galton (dalam Ruseffendi, 1980:53)

menyatakan bahwa dalam suatu kelompok individu (siswa) yang tidak dipilih

secara khusus, memiliki karaketeristik tertentu yang frekuensinya berdistribusi

normal.Setiap siswa memiliki kepandaian yang berbeda dalam suatu mata

pelajaran tertentu. Hal ini harus dapat diketahui melalui alat evaluasi yang

digunakan, sebab alat evaluasi yang baik akan mencerminkan kemampuan

sebenarnya yang dimilki oleh masing-masing siswa (testi) yang dievaluasi dan

dapat membedakan siswa yang kemampuannya di atas rata-rata, siswa yang

kemampuannya sedang (pada kelompok rata-rata), dan siswa yang

kemampuannya di bawah rata-rata, sehingga hasil evaluasi tersebut berdistribusi

normal.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi, yaitu

kondisi testi, kondisi tester (pembuat dan pemeriksa hasil tes), pelaksanaan

evaluasi, keadaan lingkungan, dan kualitas alat evaluasi.Di antara faktor-faktor

tersebut, kualitas alat evaluasi merupakan faktor yang dapat dianalisis dan dapat

10

Page 2: Bab III Perhitungan

11

dikendalikan. Untuk memperoleh alat evaluasi yang kualitasnya baik, perlu

diperhatikan beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Validitas

b. Reliabilitas

c. Objektivitas

d. Praktikabilitas

e. Derajat kesukaran/indeks kesukaran

f. Daya pembeda

g. Efektivitas option

h. Efisiensi atau nilai ekonomis.

Berikut ini adalah uraian mengenai kriteria-kriteria tersebut yang disertai

dengan analisis hasil uji coba tes matematika SMA kelas XI IPA1 di SMA

Kartika Siliwangi 1 Bandung mengenai materi Komposisi Dua Fungsi dan Invers

Suatu Fungsi.

3.1 Validitas

Valid (absah) atau tidaknya suatu alat evaluasi dapat diketahui dari

hasil evaluasinya apakah mampu mengevaluasi dengan tepat apa yang

seharusnya dievaluasi atau tidak. Validitas atau keabsahan alat evaluasi

tergantung pada ketepatan alat evaluasi dalam menjalankan fungsinya.Secara

umum dapat dikatakan bahwa suatu alat untuk mengevaluasi karekteristik X

valid apabila yang dievaluasi itu karakteristik X pula. Alat evaluasi yang

valid untuk suatu tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan yang lain.

Dengan kata lain, validitas suatu alat evaluasi harus ditinjau dari karakteristik

tertentu. Validitas suatu alat evaluasi dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu

validitas isi, validitas konstruksi, dan validitas muka yang termasuk ke dalam

kategori validitas teoritik, serta validitas butir, validitas internal, validitas

banding, validitas ramal yang termasuk dalam kategori validitas empirik.

Jenis validitas yang mudah ditentukan nilainya adalah validitas dalam

kategori validitas empirik. Pada bagian ini akan dihitung validitas butir dan

Page 3: Bab III Perhitungan

12

validitas banding dari alat evaluasi yang telah dibuat dan diuji coba di SMA

Kartika Siliwangi 1 Bandung.

Koefisien Validitas

Cara menentukan tingkat (indeks) validitas kriterium ini ialah dengan

menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui

validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksankan dan diasumsikan

telah memiliki validitas yang tinggi (baik), sehingga hasil evaluasi yang

digunakan sebagai kriterium itu telah mencerminkan kemampuan siswa

sebenarnya. Makin tinggi koefisien korelasinya makin tinggi pula alat ukur

tadi.

Kriterium dari koefisien validitas adalah sebagai berikut:

0 ,90≤r xy≤1 , 00 validitasnya sangat tinggi (sangat baik)

0 ,70≤rxy<0 , 90 validitas tinggi (baik)

0 ,40≤r xy<0 , 70 validitas sedang (cukup)

0 ,20≤rxy<0 , 40 validitas rendah (kurang)

0 ,00≤r xy<0 ,20 validitas sangat rendah

r xy<0 , 00 tidak valid

3.1.1.Validitas Butir

Uji validitas butir ini merupakan pengujian validitas yang

dilakukan pada tiap butir soal yang diujikan. skor yang dikorelasikan

adalah skor total sebagai hasil penjumlahan dari skor untuk setiap butir

soal. Skor pada setiap butir soal menyebabkan tinggi rendahnya skor

total. Sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi bila memiliki

validitas kesejajaran atau korelasi positif dengan skor total.

Berikut merupakan tabel hasil tes perolehan siswa

Tabel 1

Tabel Persiapan Penentuan Validitas Tiap Butir Soal Tipe Objektif

Page 4: Bab III Perhitungan

13

No Nama Peserta

PILIHAN GANDA No.Tota

l 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 ANGGITIYA 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8

2 ANIE Y 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10

3 ANIS S P 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10

4 ANVIANY N 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11

5 AUFA H F 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

6 DESY N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6

7 DHANANG B 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6

8 DIANITA F U 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9

9 DIKA A N 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9

10 DWI S P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10

11 ENDAH P L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9

12 FAJAR B M 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9

13 FAKHRI R 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5

14 FATUROHMAN 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

15 FITRI W A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10

16 GINA E M 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11

17 IMAN B 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11

18 IQBAL M Y 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6

19 IRWAN S 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 8

20 JUARIAH P T 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7

21 KELLY T 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9

22 LARAS R R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

23 MEIRZA R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5

24 MILA M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11

25 NENDEN V R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

26 PEBRIANTO 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10

27 PIETRA H R 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9

28 PUTRI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10

29 PUTRI R S 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7

30 RAMADHI F 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10

31 SIESKA O R 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5

32 RIRIN W 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9

33 RIZKY P N 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8

34 RIZQI P M 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

35 SELLYANTI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

36 SIFA L 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10

37 SUSI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

38 TAOPIK H 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12

Page 5: Bab III Perhitungan

14

39 TATANG B 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6∑ x 39 33 33 15 7 19 25 4 26 17 16 26 35 23 33 ∑y=

350

∑x2 39 33 33 15 7 19 25 4 26 17 16 26 35 23 33 ∑y2= 3292

(∑x)2 1521 1089 1089

225 49 361 625

16 676 289

256 676

1225 529 1089  

r xy ~

0,10

28

0,46

4

0,49

25

0,14

19

0,50

81

0,52

94

0,04

74

0,23

96

0,32

68

0,01

09

0,48

84

0,46

81

0,54

55

0,39

18

 

Kri

teri

a

Tid

ak v

alid

San

gat

ren

dah

Sed

ang

Sed

ang

San

gat

Ren

dah

Sed

ang

Sed

ang

san

gat

ren

dah

Ren

dah

ren

dah

san

gat

ren

dah

sed

ang

sed

ang

sed

ang

ren

dah

 

Tabel 2

Tabel Persiapan Penentuan Validitas Tiap Butir Soal Tipe Uraian

No Nama PesertaESSAY

Total 1 2a 2b 2c 3a 3b

1 ANGGITIYA 1 0 1 0 0 1 3

2 ANIE Y 2 0 2 0 0 1 5

3 ANIS S P 1 3 3 0 0 2 9

4 ANVIANY N 1 1 0 0 0 0 2

5 AUFA H F 2 3 1 0 0 0 6

6 DESY N 1 0 0 0 0 0 1

7 DHANANG B 1 0 0 0 0 0 1

8 DIANITA F U 0 1 1 0 0 0 2

9 DIKA ARIF N 1 0 0 0 0 0 1

10 DWI SATRIO P 1 3 3 0 0 0 7

11 ENDAH P L 1 1 0 0 0 0 2

12 FAJAR B M 1 0 0 0 0 0 1

13 FAKHRI R 0 0 0 0 0 0 0

14 FATUROHMAN F 2 3 3 0 3 1 12

15 FITRI W A 1 0 4 0 1 1 7

16 GINA E M 1 1 2 0 0 0 4

17 IMAN BAGJA 0 0 0 0 0 0 0

18 IQBAL M Y 1 0 0 0 0 0 1

Page 6: Bab III Perhitungan

15

19 IRWAN S 1 1 0 0 1 0 3

20 JUARIAH P T 2 3 2 0 0 0 7

21 KELLY T 1 2 3 0 0 0 6

22 LARAS R R 1 0 0 0 0 0 1

23 MEIRZA R 1 1 1 0 0 0 3

24 MILA M 1 3 3 1 1 2 11

25 NENDEN V 1 1 1 0 0 1 4

26 PEBRIANTO 1 0 0 0 0 0 1

27 PIETRA HR 2 0 0 0 0 0 2

28 PUTRI P 1 2 2 0 0 0 5

29 PUTRI R 2 0 2 0 0 1 5

30 RAMADHI F 1 0 1 0 0 0 2

31 SIESKA O R 1 1 0 0 0 0 2

32 RIRIN W 1 1 3 0 0 0 5

33 RIZKY PN 2 1 0 0 0 0 3

34 RIZQI PM 2 3 3 0 0 0 8

35 SELLYANTI 1 2 2 0 0 2 7

36 SIFA LUKITA 1 1 2 1 0 0 5

37 SUSI P 1 0 0 0 0 0 1

38 TAOPIK H 2 2 3 0 0 0 7

39 TATANG B 1 3 2 1 0 0 7

∑xi 45 43 50 3 6 12 y=159

∑xi2 63 99 126 3 12 18 y2=1001

(∑xi)2 2025 1849 2500 9 36 144 (y2)=25281

si 0,53 1,15 1,26 0,26 0,53 0,61 3,01

si2 0,28 1,32 1,59 0,07 0,28 0,37 9,05

rxy 0,4560,82

1

0,87

40,344 0,520 0,578

Kriteriasedan

gTinggi Tinggi

Renda

h

Sedan

gSedang

Validitas Butir Tiap Soal

Page 7: Bab III Perhitungan

16

Untuk menghitung validitas butir tiap soal menggunakan rumus Korelasi

Product Moment Karl Pearson, yaitu:

r xy=n∑ xy−[(∑ x ) (∑ y ) ]

√[n∑ x2−(∑ x)2 ] [n∑ y2−(∑ y )

2 ]

Soal Pilihan Ganda

1) Diket: n=39 ,∑ x=39 ,∑ x2=39 ,¿

Maka:

r xy=39 (350 )−[ (39 ) (350 )]

√ [39 (39 )−1521 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=00=¿

Jadi, soal no. 1 validitas butir nya ialah tidak valid.

2) Diket: n=39 ,∑ x=33 ,∑ x2=33 ,¿

Maka:

r xy=39 (299 )−[(33 ) (350 )]

√ [39 (33 )−1089 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=111

1079,73=0,103

Jadi, soal no. 2 validitas butir nya ialah sangat rendah.

3) Diket: n=39 ,∑ x=33 ,∑ x2=33 ,¿

Maka:

r xy=39 (309 )−[ (33 ) (350 )]

√ [39 (33 )−1089 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=501

1079,73=0,464

Jadi, soal no. 3 validitas butir nya ialah sedang.

Page 8: Bab III Perhitungan

17

4) Diket: n=39 ,∑ x=15 ,∑ x2=15 ,¿

Maka:

r xy=39 (153 )−[(15 ) (350 )]

√ [39 (15 )−225 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=717

1455,91=0,492

Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah sangat sedang.

5) Diket: n=39 ,∑ x=7 ,∑ x2=7 ,¿

Maka:

r xy=39 (67 )−[ (7 ) (350 )]

√ [39 (7 )−49 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=163

1148,44=0,142

Jadi, soal no. 5 validitas butir nya ialah sangat rendah.

6) Diket: n=39 ,∑ x=19 ,∑ x2=19 ,¿

Maka:

r xy=39 (190 )−[ (19 ) (350 )]

√ [39 (19 )−361 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=760

1495,81=0,508

Jadi, soal no. 6 validitas butir nya ialah sedang.

7) Diket: n=39 ,∑ x=25 ,∑ x2=25 ,¿

Maka:

r xy=39 (234 )−[ (25 ) (350 )]

√ [39 (25 )−625 ] [39 (3292 )−(122500) ]

r xy=376

1435,55=0,262

Jadi, soal no. 7 validitas butir nya ialahrendah.

Page 9: Bab III Perhitungan

18

8) Diket: n=39 ,∑ x=4 ,∑ x2=4 ,¿

Maka:

r xy=39 (37 )−[( 4 ) (350 )]

√ [39 ( 4 )−16 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=43

907,92=0,047

Jadi, soal no. 8 validitas butir nya ialah sangat rendah.

9) Diket: n=39 ,∑ x=26 ,∑ x2=26 ,¿

Maka:

r xy=39 (242 )−[(26 ) (350 )]

√ [39 (26 )−676 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=338

1410,72=0,239

Jadi, soal no. 9 validitas butir nya ialah rendah.

10) Diket: n=39 ,∑ x=17 ,∑ x2=17 ,¿

Maka:

r xy=39 (165 )−[(17 ) (350 )]

√ [39 (17 )−289 ] [39 (3292 )−(122500) ]

r xy=485

1483,95=0,327

Jadi, soal no. 10 validitas butir nya ialah sangat rendah.

11) Dik: n=39 ,∑ x=16 ,∑ x2=16 ,¿

Maka:

r xy=39 (144 )−[ (16 ) (350 )]

√ [39 (16 )−256 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=16

1472=0,010

Jadi, soal no. 11 validitas butir nya ialah sangat rendah.

Page 10: Bab III Perhitungan

19

12) Diket: n=39 ,∑ x=26 ,∑ x2=26 ,¿

Maka:

r xy=39 (251 )−[(26 ) (350 )]

√ [39 (26 )−676 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=689

1410,72=0,488

Jadi, soal no. 12 validitas butir nya ialah sedang.

13) Dik: n=39 ,∑ x=35 ,∑ x2=35 ,¿

Maka:

r xy=39 (325 )−[(35 ) (350 )]

√ [39 (35 )−1225 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=425

907,92=0,468

Jadi, soal no. 13 validitas butir nya ialah sedang.

14) Dik: n=39 ,∑ x=23 ,∑ x2=23 ,¿

Maka:

r xy=39 (227 )−[(23 ) (350 )]

√ [39 (23 )−529 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=803

1472=0,546

Jadi, soal no. 14 validitas butir nya ialah sedang.

15) Dik: n=39 ,∑ x=33 ,∑ x2=33 ,¿

Maka:

r xy=39 (307 )−[(33 ) (350 )]

√ [39 (33 )−1089 ] [39 (3292 )−(122500)]

r xy=423

1079,73=0,392

Jadi, soal no. 15 validitas butir nya ialah sangat rendah.

Page 11: Bab III Perhitungan

20

Soal Uraian

1) Dik: n=39 ,∑ x=45 ,∑ x2=63 ,¿

Maka:

r xy=39 (212 )−[ (45 ) (159 )]

√ [39 (63 )−2025 ] [39 (1001 )−(25281)]

r xy=1113

2437,92=0,456

Jadi, soal no. 1 validitas butir nya ialah sedang.

2) Dik: n=39 ,∑ x=43 ,∑ x2=99 ,¿

Maka:

r xy=39 (286 )−[ (43 ) (159 )]

√ [39 ( 99 )−1849 ] [39 (1001 )−(25281)]

r xy=4317

5261,28=0,821

Jadi, soal no. 2 validitas butir nya ialah tinggi

3) Dik: n=39 ,∑ x=50 ,∑ x2=126 ,¿

Maka:

r xy=39 (333 )−[(50 ) (159 )]

√ [39 (126 )−2500 ] [39 (1001 )−(25281)]

r xy=5037

5762,97=0,874

Jadi, soal no. 3 validitas butir nya ialah tinggi.

4) Dik: n=39 ,∑ x=3 ,∑ x2=3 ,¿

Maka:

r xy=39 (23 )−[(3 ) (159 )]

√ [39 (3 )−9 ] [39 (1001 )−(25281)]

Page 12: Bab III Perhitungan

21

r xy=420

1218,96=0,344

Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah rendah.

5) Dik: n=39 ,∑ x=6 ,∑ x2=12 ,¿

Maka:

r xy=39 (57 )−[ (6 ) (159 )]

√ [39 (12 )−36 ] [39 (1001 )−(25281)]

r xy=1269

2437,92=0,520

Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah sedang.

6) Dik: n=39 ,∑ x=12 ,∑ x2=18 ,¿

Maka:

r xy=39 (90 )−[ (12 ) (159 )]

√ [39 (18 )−144 ] [39 (1001 )−(25281) ]

r xy=1602

2770,73=0,578

Jadi, soal no. 4 validitas butir nya ialah sedang.

3.1.2.Validitas Internal

x rxy=∑ r xy

n

x rxy=0+0,103+0,464+0,492+0,142+0,508+0,262+0,047+0,239+ ¿21

¿

0,327+0,010+0,488+0,468+0,546+0,392+0,456+0,821+0,874+0,344+0,520+0,57821

r xy=8,081

21=0,385

Page 13: Bab III Perhitungan

22

Jadi, validitas internalnya rendah.

3.1.3.Validitas Banding

Validitas banding atau yang sering disebut validitas bersama

merupakan validitas yang kriteriumnya terdapat pada waktu yang

bersamaan dengan alat evaluasi yang dianalisis validitasnya dan biasa

dilakukan terhadap subjek yang sama. Alat evaluasi yang diselidiki

validitasnya adalah tes matematika untuk pokok bahasan Fungsi dan

Komposisi Fungsi dari 39 siswa kelas XI IPA1 SMAKartika Siliwangi

Bandung yaitu membandingkan antara skor total yang diperoleh siswa

dengan nilai ujian sebelum tes uji coba dilakukan.

Misalkan nilai ujian sebelum tes uji coba adalah y dan nilai hasil tes

ujicoba yang akan dicari koefisien validitasnya adalah x. Berikut tabel dari

masing-masing nilai x dan y yang diperoleh.

Page 14: Bab III Perhitungan

23

Page 15: Bab III Perhitungan

10

Tabel 3

Tabel Persiapan Validitas Banding

NO NAMA X Y X2 Y 2 XY X Y x2 y2 xyRank

d d2

X Y

1 Desy N. 75 23,333 5625 544,44 1750 5,462 -19,907 29,833 396,275 -108,73 1,5 36,5 35 1225

2 Susi Permatasari 75 36,667 5625 1344,44 2750 5,462 -6,573 29,833 43,209 -35,9035 1,5 26,5 25 625

3 Mila Meliyawati 73 70,000 5329 4900,00 5110 3,462 26,760 11,985 716,098 92,64312 3 2 1 1

4 Aufa Hassan F. 72 60,000 5184 3600,00 4320 2,462 16,760 6,061 280,898 41,26312 5,5 5,5 0 0

5 Sellyanti 72 50,000 5184 2500,00 3600 2,462 6,760 6,061 45,698 16,64312 5,5 12 6,5 42,25

6 Tatang B 72 56,667 5184 3211,11 4080 2,462 13,427 6,061 180,275 33,05645 5,5 7,5 2 4

7 Putri P 72 43,333 5184 1877,78 3120 2,462 0,093 6,061 0,009 0,229787 5,5 18,5 13 169

8 Fitri Wulan A 71 56,667 5041 3211,11 4023,333 1,462 13,427 2,137 180,275 19,62979 8 7,5 0,5 0,25

9 Anie Yuniar 70 50,000 4900 2500,00 3500 0,462 6,760 0,213 45,698 3,12312 13 12 1 1

10 Anis Salamah P 70 63,333 4900 4011,11 4433,333 2,462 20,093 6,061 403,742 49,46979 13 3,5 9,5 90,25

11 Anviany Nadira 70 43,333 4900 1877,78 3033,333 2,462 0,093 6,061 0,009 0,229787 13 18,5 5,5 30,25

12 Gina Eka Maya 70 50,000 4900 2500,00 3500 2,462 6,760 6,061 45,698 16,64312 13 12 1 1

13 Kelly Triestanti 70 50,000 4900 2500,00 3500 2,462 6,760 6,061 45,698 16,64312 13 12 1 1

14 Laras Rizki R 70 36,667 4900 1344,44 2566,667 2,462 -6,573 6,061 43,209 -16,1835 13 26,5 13,5 182,25

15 Nenden Vina R 70 46,667 4900 2177,78 3266,667 2,462 3,427 6,061 11,742 8,436453 13 16 3 9

16 Sieska O R 70 23,333 4900 544,44 1633,333 2,462 -19,907 6,061 396,275 -49,0102 13 36,5 23,5 552,25

17 Ririn Widiastiti 70 46,667 4900 2177,78 3266,667 2,462 3,427 6,061 11,742 8,436453 13 16 3 9

Page 16: Bab III Perhitungan

11

18 Irwan Susanto 69 40,000 4761 1600,00 2760 -0,538 -3,240 0,289 10,498 1,74312 19,5 21 1,5 2,25

19 Pebrianto 69 36,667 4761 1344,44 2530 -0,538 -6,573 0,289 43,209 3,536453 19,5 26,5 7 49

20 Rizky Prawira N 69 36,667 4761 1344,44 2530 -0,538 -6,573 0,289 43,209 3,536453 19,5 26,5 7 49

21 Rizqi Putri M 69 60,000 4761 3600,00 4140 -0,538 16,760 0,289 280,898 -9,01688 19,5 5,5 14 196

22 Anggitiya H R 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25

23 Dhanang B. 68 23,333 4624 544,44 1586,667 -1,538 -19,907 2,365 396,275 30,61645 30 36,5 6,5 42,25

24 Dianita F U 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25

25 Dika Arif N 68 33,333 4624 1111,11 2266,667 -1,538 -9,907 2,365 98,142 15,23645 30 26,5 3,5 12,25

26 Dwi Satrio P 68 53,333 4624 2844,44 3626,667 -1,538 10,093 2,365 101,875 -15,5235 30 9 21 441

27 Endah Puji L 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25

28 Fajar Bahari M 68 33,333 4624 1111,11 2266,667 -1,538 -9,907 2,365 98,142 15,23645 30 32 2 4

29 Fakhri R. 68 13,333 4624 177,78 906,6667 -1,538 -29,907 2,365 894,409 45,99645 30 34 4 16

30 Faturohman F. 68 80,000 4624 6400,00 5440 -1,538 36,760 2,365 1351,298 -56,5369 30 1 29 841

31 Iman Bagja 68 33,333 4624 1111,11 2266,667 -1,538 -9,907 2,365 98,142 15,23645 30 32 2 4

32 Iqbal Maulana Y 68 23,333 4624 544,44 1586,667 -1,538 -19,907 2,365 396,275 30,61645 30 36,5 6,5 42,25

33 Juariah Puspa T 68 46,667 4624 2177,78 3173,333 -1,538 3,427 2,365 11,742 -5,27021 30 16 14 196

34 Meirza Rudyanto 68 26,667 4624 711,11 1813,333 -1,538 -16,573 2,365 274,675 25,48979 30 34 4 16

35 Pietra Heryan R 68 36,667 4624 1344,44 2493,333 -1,538 -6,573 2,365 43,209 10,10979 30 26,5 3,5 12,25

36 Putri Rahmawati 68 40,000 4624 1600,00 2720 -1,538 -3,240 2,365 10,498 4,98312 30 21 9 81

Page 17: Bab III Perhitungan

12

37 Ramadhi F 68 40,000 4624 1600,00 2720 -1,538 -3,240 2,365 10,498 4,98312 30 21 9 81

38 Sifa Lukita 68 50,000 4624 2500,00 3400 -1,538 6,760 2,365 45,698 -10,3969 30 12 18 324

39 Taopik H 68 63,333 4624 4011,11 4306,667 -1,538 20,093 2,365 403,742 -30,9035 30 3,5 26,5 702,25

JUMLAH 27121686,6

7188732

80533,33

117466,7 16,018 0,307 190,476 7588,606 206,622 771 769,500342,

56090,750

KETERANGAN :

Rerata X = 69,538

Rerata Y = 43,24

∑ X = 2712

∑X2 = 188732

∑ Y = 1686,67

∑Y 2 = 80533,33

∑XY ❑ = 117466,7

∑ x = 16,018

∑ x2 = 190,476

∑ y = 0,307

∑ y2 = 7588,606

∑ x y = 206,622

∑ d = 342,5

Page 18: Bab III Perhitungan

13

∑ d2 = 6090,750

Page 19: Bab III Perhitungan

14

Berdasarkan tabel, dapat dihitung koefisien validitasnya untuk mengetahui tingkat

validitas kriterium

a. Perhitungan validitas dengan simpangan

Dengan rumus :rxy¿∑ xy√¿¿¿

Maka koefisien validitasnya adalah

rxy¿∑ xy√¿¿¿

¿ 27,4869

√( 95,0861 )(270)

¿ 27,4869

√25673,24

¿ 27,4869160

¿0,17

Koefisien validitas tersebut menyatakan bahwa derajat validitasnya sangat rendah.

b. Perhitungan validitas dengan angka kasar, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r xy=n∑ xy−[(∑ x ) (∑ y ) ]

√[n∑ x2−(∑ x)2 ] [n∑ y2−(∑ y )

2 ]Maka didapat:

r xy=39 (117466,7 )−[ (2712,0 ) (1686,67 )]

√ [39 (188732,0 )−7354944 ] [39 (80533,33 )−2844855,689 ]

Page 20: Bab III Perhitungan

15

rxy ¿4581213−4574249,04

√(5604 )(295944,181)

rxy¿6963,96

√1658471190 ¿¿

rxy¿0,17

Jadi, validitas bandingnya ialah 0,17 sehingga kriterianya adalah sangat

rendah.

c. Perhitungan validitas dengan menggunakan rank

Dengan rumus rxy¿1−6∑ d2

N (N2−1)

Maka koefisien validitasnya adalah

rxy¿1−6∑ d2

N (N2−1)

rxy¿1−6(6090,750)39(392−1)

rxy¿1−36544,559280

rxy¿0,3835

Koefisien validitas tersebut menyatakan bahwa derajat validitasnya rendah.

3.2 Reliabilitas

Reabilitas suatu alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang

memberikan hasil yang tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan

pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu

yang berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Alat evaluasi yang reabilitasnya

tinggi disebut alat evaluasi yang reliabel. Suatu alat evaluasi (tes dan non tes)

Page 21: Bab III Perhitungan

16

disebut reliabel apabila hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk

subjek yang sama. Relatif tetap di sini dimaksudkan tidak tepat sama, tetapi

mengalami perubahan yang tak berarti (tidak signifikan) dan bisa diabaikan.

Perubahan hasil evaluasi ini disebabkan adanya unsur pengalaman dari peserta

tes dan kondisi lainnya.

Untuk menentukan reliabilitas suatu alat evaluasi (tes dan non-tes) ada

tiga cara yang paling banyak digunakan, yaitu:

1. Tes Tunggal

2. Tes Ulang

3. Tes Ekuivalen

Analisis data untuk pendekatan tes tunggal bisa digunakan ke dalam dua

macam teknik, yaitu teknik belah dua dan teknik non belah dua. Yang kami

gunakan di sini adalah teknik non belah dua karena menurut Kuder dan

Richardson teknik belah dua kurang baik dalam mencari koefisien relabilitas.

Selain itu, data yang kami sajikan tidak dapat dianalisis menggunakan teknik

belah dua karena banyaknya responden ganjil..

Tabel 4Tabel Persiapan Menghitung Reliabilitas Soal Objektif

NoNama

Peserta

PILIHAN GANDA No.Total (xt)

xt 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 ANGGITIYA 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8 64

2 ANIE Y 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 100

3 ANIS SP 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10 100

4 ANVIANY N 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11 121

Page 22: Bab III Perhitungan

17

5 AUFA HF 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 144

6 DESY N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6 36

7 DHANANG 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6 36

8 DIANITA FU 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9 81

9 DIKA AN 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9 81

10 DWI SP 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 100

11 ENDAH PL 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 81

12 FAJAR BM 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9 81

13 FAKHRI R 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 25

14 FATUROHMAN 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 144

15 FITRI WA 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10 100

16 GINA EM 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11 121

17 IMAN B 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11 121

18 IQBAL MY 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6 36

19 IRWAN S 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 8 64

20 JUARIAH PT 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7 49

21 KELLY T 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 81

22 LARAS RR 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100

23 MEIRZA R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5 25

24 MILA M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 121

25 NENDEN VR 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100

26 PEBRIANTO 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 100

Page 23: Bab III Perhitungan

18

27 PIETRA HR 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 81

28 PUTRI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10 100

29 PUTRI RS 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7 49

30 RAMADHI 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 100

31 SIESKA O 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5 25

32 RIRIN W 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9 81

33 RIZKY P 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8 64

34 RIZQI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100

35 SELLY 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100

36 SIFA L 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10 100

37 SUSI P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10 100

38 TAOPIK 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144

39 TATANG 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6 36

Np 39 33 33 15 7 19 25 4 26 17 16 26 35 23 33

∑xt = 350

∑xt2 =3292

∑pi.qi =2.63

xt =8.97

Nq 0 6 6 24 32 20 14 35 13 22 23 13 4 16 6

pi 1 0.85 0.85 0.38 0.2 0.49 0.6 0.1 0.67 0.44 0.4 0.67 0.9 0.6 0.85

qi 0 0.15 0.15 0.62 0.8 0.51 0.4 0.9 0.33 0.56 0.6 0.33 0.1 0.4 0.15

pi.qi 0 0.13 0.13 0.24 0.16 0.25 0.24 0.09 0.22 0.25 0.24 0.22 0.09 0.24 0.13

Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung koefisien reliabilitasnya denganmenggunakan

rumus KR-20 dan KR-21.

Dengan menggunakan rumus KR-20, yaitu:

n = 15

Page 24: Bab III Perhitungan

19

∑pi.qi = 2.63

st2 = (∑ x t

2)– ¿¿¿

= 3292 –

3502

1515

= 3.87

r11¿( nn−1 )( st

2−∑ pi qi

st2 )

r11¿( 1515−1 )( 3.87−2.63

3.87 )r11¿( 15

14 ) (0.32 )

r11¿0.34

Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat mamiliki derajat

reliabilitas rendah.

Dengan menggunakan rumus KR-21, yaitu:

n = 15

xt = 8.97

st2 = 3.87

r11¿( nn−1 )(1−

x t (n−x t)

nst2 )

r11¿( 1515−1 )(1−8.97 (15−8.97)

(15 ) (3.87 ) )r11¿( 15

14 )(1−54,08958,05 )

r11¿( 1514 ) (1−0,93 )

r11¿0,1

Page 25: Bab III Perhitungan

20

Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat mamiliki derajat

reliabilitas sangat rendah.

Dengan menggunakan rumus Anava, yaitu:

i) Faktor korelasi (FK) yang rumusnya adalah FK ¿¿¿

dengan∑xt = jumlah skor total masing-masing subyek

ni= banyak item

ns = banyak subyek

nixs = banyak interaksi antara item dengan subyek

dari data pada tabel diperoleh:

FK ¿¿¿

FK ¿122500

585

FK ¿209,4

ii) Jumlah kuadrat antar item (JKi) yang rumusnya adalah JKi¿(∑ x i

2)ns

- FK

dengan ∑xi2= jumlah kuadrat skor untuk setiap items

ns = banyak subyek

dari data diperoleh:

JKi¿(∑ x t

2)ns

- FK

JKi¿(392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392+392)

39 –

209,4

JKi¿9715

39 – 209,4

JKi¿39,7

Page 26: Bab III Perhitungan

21

iii) Jumlah kuadrat antar subyek (JKs) yang rumusnya adalah JKs¿(∑ xs

2)ni

– FK

dengan ∑xs2= jumlah kuadrat skor untuk setiap items

ni = banyak item

dari data diperoleh:

JKs¿(∑ xs

2)ni

– FK

JKs¿329215

– 209,4

JKs¿10,06

iv) Jumlah kuadrat total (JKt) yang rumusnya adalah JKt = ∑xt ¯ FK

dari data diperoleh:

JKt = ∑xt ¯ FK

JKt = 350¯ 209,4

JKt = 95,6

v) Jumlah kuadrat interaksi antara item dengan subyek (JKixs)yang rumusnya adalah

JKixs= JKt - JKi - JKs

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh:

JKixs= JKt - JKi - JKs

JKixs= 95,6 – 39,7 – 10,06

JKixs= 45,85

Tabel 5

Anava Hoyt

Sumber Variasi JK Dk KR

Antar item (i) 39,7 14 2,835714286

Antar subyek (s) 10,06 38 0,264736842

Interaksi (ixs) 45,85 532 0,0783760683

Page 27: Bab III Perhitungan

22

Total 95,6 585 --

Keterangan : dk = n – 1

KR = Kuadrat Rerata = JKdk

Dengan menggunakan rumus Anava Hoyt,diperoleh koefisien reliabilitas alat evaluasi

tersebut sebagai berikut:

r11¿1−KRi x s

KRs

r11¿1−0,07837606830,264736842

r11¿0,703

Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat mamiliki derajat

reliabilitas tinggi.

Mencari koefisien Reliabilitas Tes Bentuk Uraian

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian dikenal

dengan rumus Alpha seperti di bawah ini.

r11 = ( n

n−1 )(1−∑ si2

st2 )

Dengan n = banyak butir soal

si2 = varians skor tiap item

st2

=varians skor total

Page 28: Bab III Perhitungan

23

Tabel 6

Tabel Persiapan Penentuan Validitas Tiap Butir Soal Uraian

No Nama PesertaESSAY

Total 1 2a 2b 2c 3a 3b

1 ANGGITIYA 1 0 1 0 0 1 3

2 ANIE Y 2 0 2 0 0 1 5

3 ANIS S P 1 3 3 0 0 2 9

4 ANVIANY N 1 1 0 0 0 0 2

5 AUFA H F 2 3 1 0 0 0 6

6 DESY N 1 0 0 0 0 0 1

7 DHANANG B 1 0 0 0 0 0 1

8 DIANITA F U 0 1 1 0 0 0 2

9 DIKA ARIF N 1 0 0 0 0 0 1

10 DWI SATRIO P 1 3 3 0 0 0 7

11 ENDAH P L 1 1 0 0 0 0 2

12 FAJAR B M 1 0 0 0 0 0 1

13 FAKHRI R 0 0 0 0 0 0 0

14FATUROHMAN 2 3 3 0 3 1 12

15 FITRI W A 1 0 4 0 1 1 7

16 GINA E M 1 1 2 0 0 0 4

17 IMAN BAGJA 0 0 0 0 0 0 0

18 IQBAL M Y 1 0 0 0 0 0 1

19 IRWAN S 1 1 0 0 1 0 3

20 JUARIAH P T 2 3 2 0 0 0 7

21 KELLY T 1 2 3 0 0 0 6

Page 29: Bab III Perhitungan

24

22 LARAS R R 1 0 0 0 0 0 1

23 MEIRZA R 1 1 1 0 0 0 3

24 MILA M 1 3 3 1 1 2 11

25 NENDEN V 1 1 1 0 0 1 4

26 PEBRIANTO 1 0 0 0 0 0 1

27 PIETRA HR 2 0 0 0 0 0 2

28 PUTRI P 1 2 2 0 0 0 5

29 PUTRI R 2 0 2 0 0 1 5

30 RAMADHI F 1 0 1 0 0 0 2

31 SIESKA O R 1 1 0 0 0 0 2

32 RIRIN W 1 1 3 0 0 0 5

33 RIZKY PN 2 1 0 0 0 0 3

34 RIZQI PM 2 3 3 0 0 0 8

35 SELLYANTI 1 2 2 0 0 2 7

36 SIFA LUKITA 1 1 2 1 0 0 5

37 SUSI P 1 0 0 0 0 0 1

38 TAOPIK H 2 2 3 0 0 0 7

39 TATANG B 1 3 2 1 0 0 7

∑xi 45 43 50 3 6 12 y=159

∑xi2 63 99 126 3 12 18 y2=1001

(∑xi)2 2025 1849 2500 9 36 144 (y2)=25281

si 0,53 1,15 1,26 0,26 0,53 0,61 3,01

si2 0,28 1,32 1,59 0,07 0,28 0,37 9,05

Berikut ini perhitungan koefisien reliabilitas terhadap soal uraian yang telah kami uji:

Page 30: Bab III Perhitungan

25

si2 =

x2−( x )2

nn

= 63−

(45 )239

39

= 63−51,92

39 = 0,28

si2 =

x2−( x )2

nn

= 126−

(50 ) 239

39

= 126−64,10

39= 1,59

si2 =

x2−( x )2

nn

= 3−

(3 ) 239

39

= 3−0,23

39 = 0,07

si2=

x2−( x )2

nn

= 12−

(6 ) 239

39

= 12−0,92

39= 0,28

si2 =

x2−( x )2

nn

= 18−

(12 )239

39

= 18−3,69

39= 0,37

st2 =x2−

( x )2n

n

= 1001−

(159 )239

39

= 1001−648,23

39 = 9,04

n= 6

si2 = 0,28 + 1,32 + 1,59 + 0,07 + 0,28 + 0,37

= 3,91

st2= 9,04

Page 31: Bab III Perhitungan

26

dimasukkan kedalam rumus

r11 = ( nn−1 )(1− si 2

st 2)

diperoleh

r11 = ( 66−1 )(1−3,91

9,04)

r11 = ( 65 )(1−3,91

9,04)

r11 = ( 65 )(0,57)

r11 = 0,68

Koefisien realibilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat reliabilitasnya tinggi.

3.3 Daya Pembeda

Daya pembeda (DP) dari suatu butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang

mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab

soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Dengan kata lain, daya pembeda

sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara

siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan

rendah.

Banyak siswa yang mengikuti tes uji coba adalah 39 siswa, sehingga

untuk menentukan daya pembeda yang menggunakan teknik kelompok atas dan

bawah diambil sampel 30% dari kelompok atas dan 30% dari kelompok bawah,

yaitu masing-masing 11 orang siswa.

Page 32: Bab III Perhitungan

27

Kriterium daya pembeda tiap butir soal yang akan digunakan adalah

sebagai berikut:

DP≤0 sangat jelek

0<DP≤0 ,20 jelek

0 ,20<DP≤0 , 40 cukup

0 ,40< DP≤0 ,70 baik

0 ,70<DP≤1 , 00sangat baik

1) Perhitungan per tipe soal

a) Menentukan Daya Pembeda Soal Objektif

Rumus menentukan daya pembeda

DP=J BA−J BB

J SA

Dengan:

DP= daya pembeda

JBA= banyak siswa kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan

benar

JBB= banyak siswa kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan

benar

Page 33: Bab III Perhitungan

28

JSA= banyak semua siswa kelompok atas

Berdasarkan perhitungan hasil siswa untuk pilihan ganda sebanyak 15 butir

soal, maka diperoleh kelompok atas dan bawah sebagai berikut.

Tabel 7

Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Objektif

30% Kelompok Atas

No.

NamaNomor Soal

Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

011

12

13

14

15

1 Aufa Hassan F.

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

2 Faturohman F.

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

3 Taopik H 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12

4 Anviany Nadira

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11

5 Gina Eka Maya

1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11

6 Iman Bagja 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 117 Mila M 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 118 Anie Yuniar 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10

9 Anis Salamah P

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10

10 Dwi Satrio P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1011 Fitri Wulan A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10

Tabel 8

Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Objektif

40% Kelompok Tengah

No.

NamaNomor Soal Tot

al1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1

Page 34: Bab III Perhitungan

29

0 1 2 3 4 51 Laras Rizki R   1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

2 Nenden Vina R     1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

3 Pebrianto       1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 104 Putri P           1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 105 Ramadhi F      1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 106 Rizqi Putri M  1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 107 Sellyanti         1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 108 Sifa Lukita       1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10

9 Susi Permatasari  1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

10 Dianita F U     1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 911 Dika Arif N      1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 912 Endah Puji L   1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 913 Fajar Bahari 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9

14 Kelly Triestanti  1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9

15 Pietra Heryan  1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9

16 Ririn Widiastiti  1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9

17 Anggitiya H R     1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8

Tabel 9

Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Objektif

30% Kelompok Bawah

No.

NamaNomor Soal

Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

011

12

13

14

15

1 Irwan Susanto 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 8

2 Rizky Prawira N

1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 18

3 Juariah Puspa T

1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 17

Page 35: Bab III Perhitungan

30

4 Putri Rahmawati

1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 17

5 Desy N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 66 Dhanang B 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6

7 Iqbal Maulana Y

1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 16

8 Tatang B 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 69 Fakhri R 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 510 Meirza R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 511 Rieska O R 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5

Perhitungan Daya Pembeda Untuk Type Soal Objektif

Nomor 1

DP=11−1111

=0(sangat jelek)

Nomor 2

DP=9−811

=0 , 091(jelek)

Nomor 3

DP=9−711

=0 ,182(jelek)

Nomor 4

DP=7−111

=0 ,545(baik)

Nomor 5

DP=4−111

=0 ,273(cukup)

Nomor 6

DP=9−211

=0 ,636(baik)

Nomor 7

Page 36: Bab III Perhitungan

31

DP=9−511

=0 ,364(cukup)

Nomor 8

DP=3−111

=0 , 182(jelek)

Nomor 9

DP=5−511

=0(sangat jelek)

Nomor 10

DP=7−111

=0 ,545(baik)

Nomor 11

DP=6−411

=0 ,182(jelek)

Nomor 12

DP=11−411

=0 ,636(baik)

Nomor 13

DP=11−811

=0 , 273(cukup)

Nomor 14

DP=9−311

=0 ,545(baik)

Nomor 15

DP=10−811

=0 ,182(jelek)

Jika kita bekerja secara cermat, perhitungan daya pembeda dengan

menggunakan kelompok atas dan kelompok bawah sebagai sampel, mempunyai

Page 37: Bab III Perhitungan

32

kelemahan. Kelemahannya adalah karena cara ini tidak melibatkan kelompok

tengah (middle group) sebanyak 40%. Tidak dilibatkannya kelompok tengah

setidaknya akan mencemari hasil analisis (bias). Untuk mengatasi kelemahan

itu, beberapa pakar evaluasi mengemukakan cara lain yaitu dengan

menggunakan teknik korelasi biserial titik (point biserial correlation). Rumus

yang digunakan untuk menghitung daya pembeda butir soal tes pilihan ganda

dengan teknik tersebut adalah:

r pbis=( x p−x t )

st √ pq

dengan:

x p=Rerata skor testi yang menjawab benar pada soal yang bersangkutan.

x t= Rerata skor total untuk semua testi.

st= Simpangan baku skor total setiap testi.

p = Proporsi testi yang dapat menjawab benar butir soal yang bersangkutan.

q = 1-p

Sehingga apabila kita menggunakan rumus di atas untuk menghitung daya

pembeda dari soal tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:

Nomor 1

r pbis=(8 .97−8 ,97 )

1 , 99 √ 10=0

(harus diperbaiki)

Nomor 2

r pbis=(9 .06−8 , 97 )

1 , 99 √ 0 , 850 , 15

=0 ,01(harus diperbaiki)

Page 38: Bab III Perhitungan

33

Nomor 3

r pbis=(9,36−8 , 97 )

1 , 99 √ 0 , 850 , 15

=0 , 47 (harus diperbaiki)

Nomor 4

r pbis=(10,2−8 , 97 )

1 ,99 √ 0 ,380 ,62

=0 ,48 (harus diperbaiki)

Nomor 5

r pbis=(9,60−8 , 97)

1 , 99 √ 0 , 180 , 82

=0 ,15 (harus diperbaiki)

Nomor 6

r pbis=(10−8 ,97 )

1 , 99 √ 0 ,490 ,51

=0 , 51 (sebaiknya diperbaiki)

Nomor 7

r pbis=(9,4−8 , 97 )

1 , 99 √ 0 ,640 ,36

=0 , 29 (sebaiknya diperbaiki)

Nomor 8

r pbis=(9,25−8 , 97)

1 , 99 √ 0 , 100 , 90

=0 ,05 (harus diperbaiki)

Nomor 9

r pbis=(9,30−8 , 97)

1 , 99 √ 0 , 670 , 33

=0 ,24 (sebaiknya diperbaiki)

Nomor 10

r pbis=(9,81−8 ,97 )

1 , 99 √ 0 , 440 , 56

=0 ,37 (harus diperbaiki)

Nomor 11

Page 39: Bab III Perhitungan

34

r pbis=(9,00−8 , 97)

1 , 99 √ 0 , 410 , 59

=0 ,01 (harus diperbaiki)

Nomor 12

r pbis=(9 .65−8 . 97 )

1,99 √ 0 ,670 ,33

=0 ,49(harus diperbaiki)

Nomor 13

r pbis=(9,29−8 , 97)

1 , 99 √ 0 , 900 , 10

=0 ,49 (harus diperbaiki)

Nomor 14

r pbis=(9,87−8 , 97 )

1 , 99 √ 0 , 590 , 41

=0 ,22 (sebaiknya diperbaiki)

Nomor 15

r pbis=(9,30−8 , 97)

1 , 99 √ 0 , 850 , 15

=0 ,39 (harus diperbaiki)

b) Daya Pembeda uraian

Karena jumlah populasinya lebih dari 30, maka diambil sampelnya

sebesar 30% kelompok atas dan 30% kelompok bawah.

Rumus menentukan daya pembeda uraian:

DP=∑ X̄atas−∑ X̄ bawah

SMI

Tabel 10

Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Uraian

30% Kelompok Atas

Page 40: Bab III Perhitungan

35

No. NamaNomor Soal

Total1 2 3 4 5 6

1 FATUROHMAN FAJAR  2 3 3 0 3 1 122 MILA MELIYAWATI   1 3 3 1 1 2 113 ANIS SALAMAH P    1 3 3 0 0 2 94 RIZQI PUTRI M     2 3 3 0 0 0 85 DWI SATRIO P      1 3 3 0 0 0 76 FITRI WULAN A     1 0 4 0 1 1 77 JUARIAH PUSPA T   2 3 2 0 0 0 78 SELLYANTI         1 2 2 0 0 2 79 TAOPIK H          2 2 3 0 0 0 710 TATANG B          1 3 2 1 0 0 711 AUFA HASSAN FAIZ  2 3 1 0 0 0 6

Tabel 11

Tabel Persiapan Daya Pembeda Tipe Soal Uraian

30% Kelompok Bawah

No. NamaNomor Soal

Total1 2 3 4 5 6

1 Rieska O R        1 1 0 0 0 0 22 Desy Nurlindasari 1 0 0 0 0 0 13 Dhanang Bagaskara 1 0 0 0 0 0 14 Dika Arif N       1 0 0 0 0 0 15 Fajar Bahari M    1 0 0 0 0 0 16 Iqbal Maulana Y   1 0 0 0 0 0 17 Laras Rizki R     1 0 0 0 0 0 18 Pebrianto         1 0 0 0 0 0 19 Susi Permatasari  1 0 0 0 0 0 110 Fakhri Rahmansyah 0 0 0 0 0 0 011 Iman Bagja        0 0 0 0 0 0 0

Perhitungan Daya Pembeda Type Soal Uraian

Page 41: Bab III Perhitungan

36

Nomor 16

DP=1 , 45−0 , 8215

=0 , 042(jelek)

Nomor 17

DP=2 ,54−0 ,0915

=0 , 163 (cukup)

Nomor 18

DP=2 ,64−0 , 0015

=0 ,176 (jelek)

Nomor 19

DP=0 ,18−0 ,0015

=0 , 012 (jelek)

Nomor 20

DP=0 , 45−0 , 0015

=0 , 03

Nomor 21

DP=0 ,73−0 ,0015

=0 , 049

3.4 Indeks Kesukaran

Alat evaluasi yang baik akan menghasilkan skor yang berdistribusi

normal. Jika suatu alat evaluasi terlalu sukar, maka frekuensi distribusi yang

paling banyak terletak pada skor yang rendah, karena sebagian besar mendapat

nilai yang jelek. Jika alat evaluasi seperti ini seringkali diberikan akan

mengakibatkan siswa menjadi putus asa, sebaliknya jika soal yang diberikan

terlalu mudah, hal ini kurang merangsang siswa untuk berpikir tinggi. Suatu soal

(jelek)

(jelek)

Page 42: Bab III Perhitungan

37

dikatakan memiliki derajat kesukaran yang baik bila soal tersebut tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sukar.

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang

disebut Indeks Kesukaran (difficulty index). Bilangan tersebut adalah bilangan

real pada interval (kontinum) 0,00 sampai 1,00.

Klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal yang paling banyak

digunakan adalah:

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00< IK ¿ 0,30 soal sukar

0,30< IK ¿ 0,70 soal sedang

0,70< IK <1,00 soal mudah

IK = 1,00 soal terlalu mudah

Rumus menentukan Indeks Kesukaran

IK=JBA+JBB

JSA+JSB

Karena JSA=JS B maka rumus di atas dapat diubah menjadi

IK=JBA+JBB

2 JSA atauIK=

JBA+JBB

2 JSB

Sedangkan rumus Indeks Kesukaran untuk soal uraian, yaitu :

IK= XSMI

dengan IK = Indeks Kesukaran

JBA = Jumlah Benar kelompok Atas

JBB = Jumlah Benar kelompok Bawah

JSA = Jumlah Subjek kelompok Atas

JSB = Jumlah Subjek kelompok Bawah

X = Rerata

Page 43: Bab III Perhitungan

38

SMI = Skor Maksimal Ideal

Berdasarkan perhitungan hasil siswa untuk pilihan ganda sebanyak 15

butir soal, maka diperoleh kelompok atas dan bawah sebagai berikut.

Tabel 12

Persiapan Indeks Kesukaran Type Soal Objektif

No Nama Peserta PILIHAN GANDA No. Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Aufa Hassan 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

2 Faturohman F. 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12

3 Taopik H 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12

4 Anviany Nadira 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 11

5 Gina EkaMaya 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11

6 Iman Bagja 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11

7 Mila Meliyawati 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11

8 Anie Yuniar 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10

9 Anis Salamah 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10

10 Dwi Satrio P 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10

11 Fitri Wulan A 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 10

12 Laras Rizki R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

13 Nenden Vina R 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

14 Pebrianto 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10

15 Putri P 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 10

16 Ramadhi F 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10

17 Rizqi Putri M 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

18 Sellyanti 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

Page 44: Bab III Perhitungan

39

19 Sifa Lukita 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 10

20 Susi Permatasari 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10

21 Dianita F U 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 9

22 Dika Arif N 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 9

23 Endah Puji L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9

24 Fajar Bahari 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 9

25 Kelly Triestanti 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9

26 Pietra Heryan 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9

27 Ririn Widiastiti 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 9

28 Anggitiya H R 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 8

29 Irwan Susanto 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 8

30 Rizky Prawira 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8

31 Juariah Puspa 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7

32 Putri Rahmawati 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7

33 Desy N 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 6

34 Dhanang B. 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6

35 Iqbal Maulana 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 6

36 Tatang B 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 6

37 Fakhri R. 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5

38 Meirza R. 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5

39 Sieska O R 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5

Indeks kesukarannya adalah sebagai berikut:

1. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 1

Page 45: Bab III Perhitungan

40

IK=JBA+JBB

2JS A

=11+112(11)

=1( soal terlalu mudah)

2. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2

IK=JBA+JBB

2JS A

= 9+82(11)

=0,77 ( soalmudah)

3. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3

IK=JBA+JBB

2JS A

= 9+72(11)

=0,73 ( soalmudah )

4. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 4

IK=JBA+JBB

2JS A

= 7+12(11)

=0,36 ( soalsedang )

5. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 5

IK=JBA+JBB

2JS A

= 4+12(11)

=0,23 ( soal sukar )

6. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 6

IK=JBA+JBB

2JS A

= 9+22(11)

=0,5 ( soal sedang)

7. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 7

IK=JBA+JBB

2JS A

= 9+52(11)

=0,63 ( soal sedang)

8. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 8

IK=JBA+JBB

2JS A

= 3+12(11)

=0,18 ( soalsukar )

9. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 9

IK=JBA+JBB

2JS A

= 5+52(11)

=0,45 ( soal sedang )

10. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 10

Page 46: Bab III Perhitungan

41

IK=JBA+JBB

2JS A

= 7+22(11)

=0,41 ( soal sedang)

11. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 11

IK=JBA+JBB

2JS A

= 6+42(11)

=0,45 ( soal sedang )

12. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 12

IK=JBA+JBB

2JS A

=11+42(11)

=0,68 ( soalsedang)

13. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 13

IK=JBA+JBB

2JS A

=11+82(11)

=0,86 ( soal mudah )

14. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 14

IK=JBA+JBB

2JS A

= 9+32(11)

=0,54 ( soalsedang)

15. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 15

IK=JBA+JBB

2JS A

=10+82(11)

=0,82 ( soal mudah)

Sedangkan perhitungan hasil siswa untuk uraian sebanyak 3 butir soal, maka

diperoleh sebagai berikut.

Tabel 13

Tabel Persiapan Indeks Kesukaran Tipe Soal Uraian

No

Nama Peserta ESSAY Total (X1)

1 2a 2b 2c 3a 3b

1 Faturohman Fajar 2 3 3 0 3 1 12

2 Mila Meliyawati 1 3 3 1 1 2 11

3 Anis Salamah P 1 3 3 0 0 2 9

Page 47: Bab III Perhitungan

42

4 Rizqi Putri M 2 3 3 0 0 0 8

5 Dwi Satrio P 1 3 3 0 0 0 7

6 Fitri Wulan A 1 0 4 0 1 1 7

7 Juariah Puspa T 2 3 2 0 0 0 7

8 Sellyanti 1 2 2 0 0 2 7

9 Taopik H 2 2 3 0 0 0 7

10 Tatang B 1 3 2 1 0 0 7

11 Aufa Hassan Faiz 2 3 1 0 0 0 6

12 Kelly Triestanti 1 2 3 0 0 0 6

13 Anie Yuniar 2 0 2 0 0 1 5

14 Putri P 1 2 2 0 0 0 5

15 Putri Rahmawati S 2 0 2 0 0 1 5

16 Ririn Widiastiti 1 1 3 0 0 0 5

17 Sifa Lukita 1 1 2 1 0 0 5

18 Gina Eka Maya 1 1 2 0 0 0 4

19 Nenden Vina R 1 1 1 0 0 1 4

20 Anggitiya H R 1 0 1 0 0 1 3

21 Irwan Susanto 1 1 0 0 1 0 3

22 Meirza Rudyanto 1 1 1 0 0 0 3

23 Rizky Prawira N 2 1 0 0 0 0 3

24 Anviany Nadira 1 1 0 0 0 0 2

25 Dianita F U 0 1 1 0 0 0 2

26 Endah Puji L 1 1 0 0 0 0 2

Page 48: Bab III Perhitungan

43

27 Pietra Heryan R 2 0 0 0 0 0 2

28 Ramadhi F 1 0 1 0 0 0 2

29 Sieska O R 1 1 0 0 0 0 2

30 Desy Nurlindasari 1 0 0 0 0 0 1

31 Dhanang Bagaskara 1 0 0 0 0 0 1

32 Dika Arif N 1 0 0 0 0 0 1

33 Fajar Bahari M 1 0 0 0 0 0 1

34 Iqbal Maulana Y 1 0 0 0 0 0 1

35 Laras Rizki R 1 0 0 0 0 0 1

36 Pebrianto 1 0 0 0 0 0 1

37 Susi Permatasari 1 0 0 0 0 0 1

38 Fakhri Rahmansyah 0 0 0 0 0 0 0

39 Iman Bagja 0 0 0 0 0 0 0

X 1,15 1,10 1,28 0,08 0,15 0,31

SMI 2 3 3 1 3 3

Indeks kesukarannya adalah sebagai berikut

1. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 1

IK= ❑SMI

=1,152

=¿0,575 ( soal sedang )

2. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2a

IK= ❑SMI

=1,103

=0,367 ( soal sedang )

3. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2b

IK= ❑SMI

=1,283

=0,43 ( soal sedang )

Page 49: Bab III Perhitungan

44

4. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2c

IK= ❑SMI

=0,081

=0,08 ( soal sukar )

5. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3a

IK= ❑SMI

=0,153

=0,05 ( soal sukar )

6. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3b

IK= ❑SMI

=0,313

=0,103 ( soal sukar )

Tabel 14

Tabel Perhitungan Indeks Kesukaran Seluruh Butir Soal

No. Soal IK Kriteria

1 1 Terlalu Mudah

2 0,77 Mudah

3 0,73 Mudah

4 0,36 Sedang

5 0,23 Sukar

6 0,5 Sedang

7 0,63 Sedang

8 0,18 Sukar

9 0,45 Sedang

10 0,41 Sedang

11 0,45 Sedang

12 0,68 Sedang

Page 50: Bab III Perhitungan

45

13 0,86 Mudah

14 0,54 Sedang

15 0,82 Mudah

16 0,575 Sedang

17 0,367 Sedang

18 0,43 Sedang

19 0,08 Sukar

20 0,05 Sukar

21 0,103 Sukar

Seperti halnya dengan daya pembeda, analisis indeks kesukaran dengan

menggunakan kelompok atas dan kelompok bawah mempunyai kelemahan

karena untuk kelompok besar tidak melibatkan siswa pada kelompok tengah

yaitu sebanyak 30 %.Untuk mengurangi kelemahan tersebut, dapat digunakan

teknik analisis untuk derajat kesukaran dengan menggunakan Teknik

Frisbie.Untuk soal bentuk pilihan ganda, derajat kesukaran setiap butir soal dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

RKR i=n(2 pi−1 )−1

n−1

Keterangan: RKRi= rasio kesukaran relatif untuk butir soal ke-i

n = banyak alternatif jawaban (option)

pi= proporsi testi yang dapat menjawab benar untuk butir

soal ke-i

Catatan: Makin tinggi nilai RKRi, makin mudah butir soal yang bersangkutan.

Page 51: Bab III Perhitungan

46

Sehingga untuk indeks kesukaran instrumen evaluasi pilihan ganda di atas adalah

sebagai berikut.

1. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 1

RKR1=5 (2 (1 )−1 )−1

4=1,00

2. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 2

RKR1=5 (2 (0,85 )−1 )−1

4=0,625

3. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 3

RKR1=5 (2 (0,85 )−1 )−1

4=0,625

4. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 4

RKR1=5 (2 (0,38 )−1 )−1

4=−0,55

5. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 5

RKR1=5 (2 (0,18 )−1 )−1

4=−1,05

6. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 6

RKR1=5 (2 (0,49 )−1 )−1

4=−0,275

7. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 7

RKR1=5 (2 (0,64 )−1 )−1

4=0,1

8. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 8

RKR1=5 (2 (0,10 )−1 )−1

4=−1,25

9. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 9

RKR1=5 (2 (0,67 )−1 )−1

4=0,175

10. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 10

Page 52: Bab III Perhitungan

47

RKR1=5 (2 (0,44 )−1 )−1

4=−0,40

11. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 11

RKR1=5 (2 (0,41 )−1 )−1

4=−0,475

12. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 12

RKR1=5 (2 (0,67 )−1 )−1

4=0,175

13. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 13

RKR1=5 (2 (0,90 )−1 )−1

4=0,75

14. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 14

RKR1=5 (2 (0,59 )−1 )−1

4=−0,025

15. Indeks kesukaran untuk butir soal nomor 15

RKR1=5 (2 (0,85 )−1 )−1

4=0,625

Sedangkan indeks kesukaran secara keseluruhan adalah:

RKR X=2 n X−k (n+1 )

k (n−1)

Keterangan:RKR X= rasio kesukaran relatif seluruh tes

X= rerata skor seluruh testi

k = banyak seluruh butir tes

n = banyaknya option

Untuk data pada instrumen evaluasi yang terdiri dari 15 butir soal (untuk

tiap butir tes memiliki 5option), dengan rerata skor seluruh testi X=

8,97, maka rasio kesukaran relatif seluruh tesnya adalah:

Page 53: Bab III Perhitungan

48

2 (5 ) (8.97 ) – (15 (5+1 ))15(5−1)

= 89,7 – 90

60

= - 0,005

Makin kecil nilai

RKR X

daripada 0,00 berarti set soal tersebut makin

sukar, sebaliknya jika makin lebih besar daripada 0,00 berarti makin mudah.

Karena rasio kesukaran relatif seluruh tesnya lebih kecil dari 0,00, berarti set soal

termasuk dalam kategori sukar.

3.5 Efektivitas Option

Suatu option disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau tujuan

disajikannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa setiap option yang

disajikan masing-masing mempunyai kemungkinannya yang sama untuk dipilih,

jika testi menjawab soal itu dengan menerka-menerka (spekulasi).

Option yang merupakan jawaban yang benar disebut option kunci (key

option), sedangkan option lainnya disebut option pengecoh (distractor option).

Agar suatu option yang disajikan efektif harus diusahakan homogen

(serupa), baik dari segi isi, notasi, maupun panjang pendeknya kalimat pada

option tersebut.Jika sebuah option merupakan sebuah bilangan, maka option

yang lainnya pun bilangan pula dan nilai serta bentuknya tidak berbeda secara

mencolok. Jika tidak demikian testi akan mudah menebak option tanpa harus

memikirkan materi soal.

Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa pada

kelompok atas dan kelompok bawah, dapat ditentukan option yang berfungsi

efektif dan yang tidak. Kriteria option yang berfungsi secara efektif adalah :

Page 54: Bab III Perhitungan

49

a) Untuk option kunci

i) Jumlah pemilih kelompok atas harus lebih banyak daripada jumlah

pemilih kelompok bawah, yaitu siwa yang pandai lebih banyak yang

menjawab benar daripada siswa yang bodoh.

ii) Jumlah pemilih kelompok atas dan bawah lebih dari 0,25 tetapi tidak lebih

dari 0,75 dari seluruh siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah.

Jika jumlah tersebut kurang dari 0,25 berarti sebagian besar testi

kelompok Atas dan kelompok Bawah menjawab salah untuk soal tersebut.

Soal tersebut dikategorikan sukar atau terlalu sukar. Sebaliknya jika

jumlah tersebut lebih dari 0,75 soal itu termasuk kategori mudah atau

terlalu mudah.

b) Untuk option pengecoh

i) Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit daripada jumlah pemilih

kelompok bawah. Hal ini berarti untuk jawaban yang salah siswa yang

bodoh lebih banyak yang memilih daripada siswa yang pandai. Idealnya

siswa pandai tidak memilih jawaban yang salah dan siswa yang bodoh

memilihnya.

ii) Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal sebanyak

0,25 dari seperdua jumlah option pengecoh kali jumlah kelompok atas dan

kelompok bawah. Dirumuskan dalam formula matematika menjadi :

JPA+JPB≥0 , 25× 12(n−1 )

×( JSA+JSB)

Dengan JPA = jumlah pemilih kelompok atas

JPB = jumlah pemilih kelompok bawah

n = banyak option pengecoh

JSA = jumlah subyek pada kelompok atas

JSB = jumlah subyek pada kelompok bawah

iii) Option pengecoh itu harus dipilih minimum oleh 5% peserta tes pada

kedua kelompok siswa.

Page 55: Bab III Perhitungan

50

Jika peserta tes mengabaikan semua option (tidak memilih) disebut omit.

Option disebut efektif jika omit ini jumlahnya tidak lebih dari 10% jumlah

siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah.

Tabel 12

Tabel Sebaran Pilihan Siswa Kelompok Atas pada Tiap Butir Soal

Nomor Soal

OptionOmit

A b c d e1 0 0 0 11 0 02 1 0 9 0 1 03 9 2 0 0 0 04 3 2 0 0 6 05 1 5 2 2 1 06 1 0 8 2 0 07 0 9 0 1 1 08 5 2 0 0 3 09 6 0 3 2 0 010 1 2 0 2 6 011 5 0 0 4 2 012 0 1 0 10 0 013 0 11 0 0 0 014 8 2 1 0 0 015 9 1 1 0 0 0

Tabel 13

Tabel Sebaran Pilihan Siswa Kelompok Bawah pada Tiap Butir Soal

Nomor Soal

OptionOmit

A b c d e1 0 0 0 11 0 02 0 0 10 1 0 03 8 2 1 0 0 04 6 2 0 0 3 05 0 6 1 1 3 06 1 2 3 5 0 0

Page 56: Bab III Perhitungan

51

7 1 7 0 1 2 08 8 2 0 1 0 09 7 0 2 2 0 010 1 0 1 5 4 011 7 0 2 2 0 012 0 4 0 5 2 013 0 9 2 0 0 014 5 6 0 0 0 015 10 0 0 0 1 0

Berdasarkan tabel di atas akan diuji efektivitas optionnya sebagai berikut:

Nomor 1

Tabel 14

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 1

KelompokOption

Omita b C d e

Atas 0 0 0 11 0 0

Bawah 0 0 0 11 0 0

a. Option (a), (b), (c), dan (e)

Option (a), (b), (c), dan (e) sebagai pengecoh tidak berfungsi efektif

sebab jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok

bawah sama.

b. Option (d)

Option (d) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas sama

dengan jumlah pemilih kelompok bawah, jumlah pemilih kelompok atas

dan kelompok bawah sebanyak

11+1122

=1

Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi option (d) tidak efektif. Soal tesebut

terlalu mudah.

Page 57: Bab III Perhitungan

52

Nomor 2

Tabel 15

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 2

KelompokOption

Omita B C d e

Atas 1 0 9 0 1 0

Bawah 0 0 10 1 0 0

a. Option (a) dan (e)

Option A sebagai pengecoh tidak efektif, sebab salah satu syarat tidak

dipenuhi yaitu jumlah pemilih kelompok atas lebih dari jumlah pemilih

kelompok bawah

b. Option (b)

Option (b) juga tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas sama

dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

c. Option (c)

Untuk option (c) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih sedikit dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

9+1022

=0,86

Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi soal termasuk dalam kategori terlalu

mudah.Namun karena jawaban jumlah pemilih kelompok atas lebih

sedikit dari jumlah pemilih kelompok bawah, maka soal tersebut dapat

dikatakan tidak efektif.

Nomor 3

Tabel 16

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 3

Kelompok Option Omit

Page 58: Bab III Perhitungan

53

a b c d e

Atas 9 2 0 0 0 0

Bawah 8 2 1 0 0 0

a. Option (a)

Untuk option (a) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

9+822

=0,77

Nilai tersebut lebih dari 0,25. Jadi option (d) kurang efektif dan soal

tersebut terlalu mudah.

b. Option (b), (d), dan (e)

Option (b), (d), dan (e) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok

atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

c. Option (c)

Untuk option (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:

- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah.

- Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah 0+1=1,

sedangkan nilai

0,25 x 1

2 x 3 x 22= 0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 17 > 1

Nomor 4

Tabel 17

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 4

Page 59: Bab III Perhitungan

54

KelompokOption

Omita b c d e

Atas 3 2 0 0 6 0

Bawah 6 2 0 0 3 0

a. Option (a)

Untuk option (a) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:

- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah.

- Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah 3+6=9,

sedangkan nilai

0,25 x 1

2 x 3 x 22= 0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 9 > 1

b. Option (b), (c), dan (d)

Option (b), (c), dan (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok

atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

c. Option (e)

Untuk option (e) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

6+322

=0,77

Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi option (d) kurang efektif dan soal

tersebut terlalu mudah.

Nomor 5

Tabel 18

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 5

Page 60: Bab III Perhitungan

55

KelompokOption

Omita b c d e

Atas 1 5 2 2 1 0

Bawah 0 6 1 1 3 0

a. Option (a) , (b), dan (e)

Untuk option (a) , (b), dan (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:

- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah.

- Untuk option (a),jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok

bawah 1+0=1,

- Untuk option (b),jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok

bawah5+6=11,

- Untuk option (e),jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok

bawah 1+3=4,

sedangkan nilai

0,25 x 1

2 x 3 x 22= 0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 1, 11, 4 ≥ 1

b. Option (c)

Untuk option (c) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

2+122

=0,14

Nilai tersebut kurang dari 0,25. Jadi option (c) kurang efektif dan soal

tersebut terlalu sukar.

c. Option (d)

Page 61: Bab III Perhitungan

56

Option (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas lebih dari

jumlah pemilih kelompok bawah.

Nomor 6

Tabel 19

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 6

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 1 0 8 2 0 0

Bawah 1 2 3 5 0 0

a. Option (a) dan (e)

Option (a) dan (e) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas

sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

b. Option (b) dan (d)

Untuk option (b) dan (d) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:

- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah.

- Untuk option (b), jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah

0+2=4, dan untuk option (d), jumlah pemilih kelompok atas dan

kelompok bawah 2+5=7, sedangkan nilai 0,25 x 1

2 x 3 x 22= 0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 4, 7 > 1

c. Option (c)

Untuk option (c) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

8+322

=0,5

Page 62: Bab III Perhitungan

57

Nilai tersebut lebih ada diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (e) efektif

Nomor 7

Tabel 20

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 7

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 0 9 0 1 1 0

Bawah 1 7 0 1 2 0

a. Option (b)

Untuk option (b) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

9+722

=0,73

Nilai tersebut lebih ada diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (b) efektif

b. Option (c) dan (d)

Option (c) dan (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas

sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

c. Option (a) dan (e)

Untuk option (a) dan (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:

- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah.

- Untuk option (e), jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah

1+2=3, sedangkan nilai 0,25 x 1

2 x 3 x 22= 0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 3 > 1

Nomor 8

Page 63: Bab III Perhitungan

58

Tabel 21

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 8

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 5 2 0 0 3 0

Bawah 8 2 0 1 0 0

a. Option (a) dan (d)

Untuk option (a) dan (d) sebagai pengecoh berfungsi efektif sebab:

- Jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah.

- Untuk option (a), jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah

5+8=13,untuk option (d)jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok

bawah 0+1=1, sedangkan nilai 0,25 x 1

2 x 3 x 22= 0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 3 > 1 atau 1 ≥ 1

b. Option (b)

Untuk option (b) sebagai kunci jawaban, jumlah pemilih kelompok atas

sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah, sehingga option b tidak

efektif.

c. Option (c)

Option (c) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas sama

dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

d. Option (e)

Untuk option (e) sebagai pengecoh tidak efektif sebab jumlah pemilih

kelompok atas lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah.

Nomor 9

Page 64: Bab III Perhitungan

59

Tabel 22

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 9

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 6 0 3 2 0 0

Bawah 7 0 2 2 0 0

a. Option (a) sebagai kunci jawaban tidak efektif karena jumlah pemilih

atas kurang dari jumlah pemilih bawah

b. Option (b), (d), dan (e) sebagai pengecoh tidak efektif karena jumlah

pemilih kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

c. Option (c) juga tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok atas lebih

besar dari jumlah pemilih kelompok bawah

Nomor 10

Tabel 23

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 10

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 1 2 0 2 6 0

Bawah 1 0 1 5 4 0

a. Option (a)

Option (a) sebagai pengecoh tidak efektif karena jumlah pemilih

kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah

b. Option (b)

Option (b) juga tidak efektif karena ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu

jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak daripada jumlah pemilih

kelompok bawah.

c. Option (c) dan (d)

Page 65: Bab III Perhitungan

60

Option (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena

- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih kelompok

bawah

- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok bawah

0+1=1 dan 2+7=9 sedangkan nilai

0,25 ×1

2(4−1)× 22=0,92

Sehingga 1>0,92 dan 9>0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 1 ≥ 1 dan 9>1

d. Option (e)

Untuk option (e) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

6+422

=0,4

Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (d) efektif

Nomor 11

Tabel 24

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 11

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 5 0 0 4 2 0

Bawah 7 0 2 2 0 0

a. Option (a) dan (c)

Option (a) dan (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena

- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah

Page 66: Bab III Perhitungan

61

- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok bawah

5+7=12 dan 4+2=6 sedangkan nilai

0,25 ×1

2 (4−1 )× 22=0,92

Sehingga 12>0,92 dan 6>0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga12≥ 1 dan 6>1

b. Option (b)

Option (b) sebagai pengecoh kurang efektif karena jumlah pemilih

kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

c. Option (d)

Untuk option (d) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

4+222

=0,27

Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (d) efektif

d. Option (e)

Option (e) sebagai pengecoh kurang efektif karena ada syarat yang

tidak terpenuhi karena jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak

daripada jumlah pemilih kelompok bawah.

Nomor 12

Tabel 25

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 12

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 0 1 0 10 0 0

Bawah 0 4 0 5 2 0

a. Option (a) dan (c)

Page 67: Bab III Perhitungan

62

Option (a) dan (c) sebagai pengecoh kurang efektif karena jumlah

pemilih kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

b. Option (b)dan (e)

Option (b) dan (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena

- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah

- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok

bawah 1+4=5 dan 0+2+2 sedangkan nilai

0,25 ×1

2(4−1)× 22=0,92

Sehingga 5>0,92 dan 2>0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga5> 1 dan 2>1

c. Option (d)

Untuk option (d) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

10+522

=0,68

Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (d) efektif

Nomor 13

Tabel 26

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 13

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 0 11 0 0 0 0

Bawah 0 9 2 0 0 0

a. Option (a), (d), dan (e)

Page 68: Bab III Perhitungan

63

Option (a), (d) dan (e) sebagai pengecoh tidak efektif karena jumlah

pemilih kelompok atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

b. Option (b)

Untuk option (b) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

11+922

=0,9

Nilai tersebut lebih dari 0,75. Jadi option (a) kurangtidak. Soal ini

terlalu mudah

c. Option(c)

Option (c) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena

- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah

- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok

bawah 0+2=2 sedangkan nilai

0,25 ×1

2(4−1)× 22=0,92

Sehingga 2>0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 2>1

Nomor 14

Tabel 27

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 14

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 8 2 1 0 0 0

Bawah 5 6 0 0 0 0

Page 69: Bab III Perhitungan

64

a. Option (a)

Untuk option (a) sebagai kunci jawaban jumlah pemilih kelompok atas

lebih banyak dari jumlah pemilih kelompok bawah sebanyak:

8+522

=0,59

Nilai tersebut terletak diantara 0,25 dan 0,75. Jadi option (a) efektif.

b. Option (b)

Option (b) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena

- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih

kelompok bawah

- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok

bawah 2+6=8 sedangkan nilai

0,25 ×1

2(4−1)× 22=0,92

Sehingga 8>0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga8>1

c. Option (c )

Option (c) sebagai pengecoh kurang efektif karena ada syarat yang

tidak terpenuhi karena jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak

daripada jumlah pemilih kelompok bawah.

d. Option (d) dan (e)

Option (d) dan (e) juga tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok

atas sama dengan jumlah pemilih kelompok bawah.

Nomor 15

Tabel 28

Tabel Sebaran Pemilih pada Butir Soal 15

Page 70: Bab III Perhitungan

65

KelompokOption

OmitA B C D E

Atas 9 1 1 0 0 0

Bawah 10 0 0 0 1 0

a. Option (a)

Untuk option (a) sebagai kunci jawaban tidak efektif karena jumlah

pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih kelompok bawah,

b. Option (b) dan (c)

Option (b) dan (c) kurang efektif karena ada syarat yang tidak terpenuhi

karena jumlah pemilih kelompok atas lebih banyak daripada jumlah

pemilih kelompok bawah.

c. Option (d)

Option (d) tidak efektif karena jumlah pemilih kelompok sama dengan

jumlah pemilih kelompok bawah.

d. Option (e)

Option (e) sebagai pengecoh berfungsi efektif karena

- jumlah pemilih kelompok atas kurang dari jumlah pemilih kelompok

bawah

- jumlah pemilih kelompok atas dan jumlah pemilih kelompok bawah

0+1=1 sedangkan nilai

0,25 ×1

2(4−1)× 22=0,92

Sehingga 1>0,92

- JPA = jumlah pemilih kelompok atas dan 5 % dari 22 = 1,1 ≈ 1

sehingga 8>1

3.6 Objektivitas

Dalam pemeriksaan hasil tes, faktor subjektif pemeriksaan biasanya

berperan, apalagi jika tes tersebut berbentuk uraian. Sebuah tes hendaknya

Page 71: Bab III Perhitungan

66

bersifat objektif, maksudnya adalah hasil dari tes tersebut harus selalu sama,

meskipun diperiksa oleh orang yang berlainan. Soal yang dibuat harus memiliki

jawaban yang jelas, karena makin divergen atau beragam jawaban siswa akan

berakibat terjadinya penilaian yang kurang objektif.

Besarnya skor yang diberikan kepada testi menunjukkan sampai

sejauhmana tingkat penguasaan materi yang telah dimiliki oleh siswa

tersebut.Gambaran dari skor ini hendaknya bersifat seobjektif mungkin, oleh

karena itu tester yang memberikan nilai (skor) harus objektif dan benar-benar

mengevaluasi kemampuan siswa secara tepat.

Tes yang satu berbeda dengan tes yang lain dalam hal tujuan dan

jenisnya, maka objektifitas tes juga mempunyai tingkatan yang berbeda pula.

Tingkatan-tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Objektifitas tinggi

Tes yang memiliki objektifitas tinggi adalah tes yang telah diuji-coba,

sehingga hasil pemeriksaan mempunyai objektifitas yang sama antara satu

penilai dengan penilai lainnya. Umumnya tes yang seperti ini adalah tes baku

(standardized test).

b. Objektifitas sedang

Jika terdapat tes baku yang dalam pemeriksaannya mendorong ke arah

penilaian subjektif.

c. Objektifitas fleksibel

Tes yang mempunyai objektifitas fleksibel adalah tes yang dimaksudkan

untuk tujuan-tujuan tertentu.

Jika dikaitkan dengan reliabilitas, objektivitas memberikan penekanan pada

ketepatan sistem pemberian skor sedangkan reliabilitas memberikan

penekanan pada ketepatan hasil.

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi derajat objektivitas tersebut,

yaitu:

a. Tipe tes

Page 72: Bab III Perhitungan

67

Tes dengan tipe uraian akan lebih banyak mengurangi objektivitas

daripada tes objektif.

b. Penilaian/pemeriksa

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi objektivitas dari penilai antara

lain kesan penilai terhadap pribadi siswa, tulisan, bahasa, kerapihan

pekerjaan.

3.7 Praktikabilitas

Tes yang baik harus bersifat praktis, artinya mudah dilaksanakan dan

efisien dari segi biaya dan tenaga.Dalam penyusunan tes hendaknya biaya yang

diperlukan tidak terlampau tinggi, namun masih memenuhi persyaratan sebuah

tes yang baik.Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila

tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis

adalah tes yang:

1) mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan

memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian

yang dianggap mudah oleh siswa.

2) mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban

maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan

lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.

3) dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/

diawali oleh orang lain