bab iii prosedur penelitian metode...
TRANSCRIPT
146
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Mengacu pada Bogdan (1990), Nasution (1988), Nana Sujana dan Ibrahim (1989) yang
menyatakan bahwa penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau
kejadian yang terjadi pada saat sekarang pada waktu penelitian berlangsung disebut penelitian
deskriptif maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini didasarkan
karena penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi saat
ini, seperti dikemukakan di atas.
Penulis memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam
rangka menggali secara pasti hubungan dan pengaruh antar variabel yakni tentang pengaruh
efektivitas manajemen SIA, budaya TIK, kematangan pemanfaatan IT oleh lembaga,
ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM SIA terhadap kinerja perguruan tinggi dan
dampaknya terhadap prestasi belajar mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota Bandung yang
dijadikan objek penelitian.
Metode deskriptif dalam penyelidikannya melalui kegiatan menuturkan,
menggambarkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survei,
interview, angket, observasi, wawancara dan tes. Makna penggunaan pendekatan kuantitatif
dalam penelitian deskriptif adalah usaha untuk mengekplorasi dan mengungkap situasi sosial.
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode penelitian deskriptif
tertuju pada penyelidikan terhadap masalah di saat sekarang, dengan ciri-ciri sebagai berikut;
147
(a) memfokuskan pada masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, (b) data
yang dikumpulkan pertama disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis. Jadi metode deskriptif
dapat digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yakni
ingin mengetahui pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik, budaya TIK,
ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja
perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa di beberapa perguruan
tinggi di Kota Bandung.
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Seperti dikemukakan Nazir (2004) mengatakan bahwa populasi adalah: “
… berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya”. Demikian Nawawi (2003),
menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.
Populasi dalam penelitian ini adalah perguruan tinggi di Kota Bandung yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1. PT yang mengadaptasikan TIK dalam sistem administrasi akademik.
2. PT yang mengelola program strata-1 (S1) meliputi : Sekolah Tinggi, Institut dan
Universitas
148
Penyebarannya Perguruan Tinggi di Kota Bandung baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
TABEL 3.1
PENYEBARAN POPULASI PENELITIAN
No. Jenis PT (Negeri/Swasta) Jumlah SIA- Enabled
SIA-Non TIK Enabled
1 Universitas 17+2=19 12 7 2 Institut 5+1= 6 5 1 4 Sekolah Tinggi 58 +1=59 15 39 Jumlah PT (Negeri &
Swasta) 84 37 47
2. Sampel Penelitian
Setelah populasi tergambarkan seperti pada pembahasan di atas, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan sampel, karena dalam penelitian ini tidak akan semua populasi
dijadikan objek penelitian. Sesuai pendapat Sugiyono, (2004), bahwa: “sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate random sampling
(Sampel Acak secara Proporsional) berdasarkan bentuk perguruan tinggi (Sekolah Tinggi,
Institut dan Universitas. Sampel akan diambil dari setiap bentuk perguruan tinggi secara
proporsional.
Tidak semua perguruan tinggi yang diidentifikasi telah menerapkan TIK dapat dijadikan
responden. Beberapa perguruan tinggi sedang melakukan upgrading system sehingga
menolak/keberatan untuk dilakukan penilaian jadi perguruan tinggi yang layak dijadikan
149
populasi dalam penelitian ini berjumlah 22. Selanjutnya penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Yamane (1967: 258) sebagai berikut:
� =�
�. �� + 1
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2= presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%).
Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
1)1.0(22
222 +
=x
n
n = 18.033 (dibulatkan menjadi 18)
Berdasarkan jumlah sampel hasil perhitungan diatas kemudian dilakukan perhitungan
proporsi jumlah sampel pada setiap kelompok berdasarkan bentuk perguruan tinggi yaitu :
1. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Universitas adalah :
n1 = nN
N1
= 1822
11 = 9
2. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Institut adalah :
n2 = nN
N2 = 1822
3 = 2.45 (dibulatkan jadi 2)
3. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Sekolah Tinggi adalah :
n3 = nN
N3 = 1822
9 = 7.36 (dibulatkan jadi 7)
150
Perguruan tinggi yang dapat dijadikan sampel adalah 18 perguruan tinggi.
Selanjutnya pada masing-masing perguruan tinggi dilakukan pengambilan sampel yang
meliputi dosen dan mahasiswa. Pengukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
Yamane (1967:258):
� =�
�. �� + 1
No Perguruan Tinggi Jenis PT Jumlah Dosen Jumlah Mahasiswa
N n N n
1 STBA PTS 55 35 956 91
2 STMIK BDG PTS 32 24 298 75
3 STIMIK LIKMI PTS 40 29 1044 91
4 STIE INABA PTS 27 21 401 80
5 STT YBS PTS 20 17 60 38
6 STMIK DHARMA NEGARA
PTS 50 33 200 67
7 STMIK MANDIRA PTS 42 30 328 77
8 IM Telkom PTS 116 54 2930 97
9 ITENAS PTS 228 70 3620 97
10 UNIV. ALGIFARI PTS 70 41 506 83
11 UNIKOM PTS 149 60 9061 99
12 UNPAS PTS 399 80 12500 99
13 UNISBA PTS 412 80 6595 99
14 UNIV. WIDYATAMA PTS 345 78 6000 98
15 UNIBI PTS 122 55 908 90
16 UPI PTN 1629 94 37972 100
17 ITB PTN 1201 92 35735 100
18 UNPAD PTN 1876 95 37734 100
Total 3736 988 83379 1581
151
C. DESAIN PENELITIAN
Agar lebih memudahkan dalam memahami alur penelitian, maka berikut ini dirancang
dalam bentuk gambar.
Gambar 3.1. Desain Penelitian
X1
X2
X3
X4
Y
Z
1yxρ
2yxρ
3yxρ
4yxρ
1zxρ 2zxρ
3zxρ
4zxρ
zyρ
1ε
2ε
14xxr
13xxr
24xxr
12xxr
23xxr
34xxr
152
1. Efektivitas Manajemen Sistem Informasi Akademik (X1)
Efektivitas manajemen sistem informasi akademik sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap kinerja perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan pada para stakeholdernya
(mahasiswa, dosen, orang tua, atau pihak lainnya). Untuk mengukur efektif atau tidak nya
sistem manajemen sistem informasi akademik ini ada beberapa ukuran yang dijadikan
parameter penilaian, yaitu
a. Perencanaan dan Organisasi SIA
b. Implementasi SIA
c. Monitoring dan Evaluasi
d. Kualitas informasi yang dihasilkan
e. Kualitas sistem
Sistem informasi akademik yang efektif memberikan dasar baik bagi mahasiswa
ataupun dosen, bahkan lembaga dalam mengukur kinerja mereka. bagi mahasiswa, sistem
informasi akademik yang efektif akan memberikan umpan balik secara segera tentang hasil
belajar atau proses pembelajaran yang mereka telah alami. Bagi dosen, ini juga memberikan
umpan balik atas kinerja mereka dalam memandu perkuliahan dan membimbing mahasiswa.
Secara umum, bagi fakultas atau perguruan tinggi bisa mengetahui capaian mahasiswa dan
kinerja dosen.
2. Budaya TIK (X2)
Budaya TIK merupakan dasar dari terselenggaranya sistem informasi akademik secara
efektif dalam praktik. Berkembangkanya budaya TIK akan mendorong terdayagunakannya
153
sistem informasi akademik karena konteks sistem yang mendukung. Budaya menggambarkan
nilai, kebiasaan, dan suasana kerja di organisasi publik yang terikat dan familier dalam
menggunakan TIK.
Kondisi di atas tentu akan sangat mendukung pelaksanaan sistem informasi akademik
yang berbasis TIK. Dimana semua orang telah siap dalam hal keterampilannya, sikapnya,
persepsinya, dan iklim kerjanya.
3. Ketersediaan Fasilitas (X3)
Fasilitas sebagai salah satu instrumen penting dalam efektivitas penyelenggaraan sistem
informasi akademik yang berbasis TIK. Ketersediaan ini memiliki beberapa variabel pokok,
yaitu kesesuain jumlah, spesifikasi, dan kualitas fasilitas yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan sistem informasi akademik.
4. Kualitas SDM (X4)
Aspek manusia sebagai pihak yang memegang peranan penting dalam kinerja meliputi
jumlah orang yang menangani sistem, pendidikan dan pengalaman yang mereka miliki terkait
dengan bidang yang mereka selenggarakan.
5. Kinerja Perguruan Tinggi (Y)
154
Yang menjadi ukuran kinerja perguruan tinggi adalah Mutu dan produktivitas hasil-
hasil akademis; Produktivitas dalam pengajaran dan pembelajaran; dan Produktivitas dalam
penelitian dan ilmu pengetahuan. Ketiga dimensi inilah yang menjadi parameter kinerja
perguruan tinggi yang dipengaruhi oleh variabel-variabel X di atas.
6. Prestasi Belajar (Akademik) Mahasiswa (Z)
Segala upaya yang dilakukan lembaga akan berujung pada tujuan pendidikan, yang
dalam hal ini diukur dari derajat prestasi belajar mahasiswa. Dalam konteks ini, prestasi belajar
mahasiswa (variabel Z) menggunakan parameter indeks prestasi akademik (IPK) sebagai
parameter prestasi akademik. Disamping itu juga perstasi akademik diukur melalui masa studi
dan lama penyelesaian tugas akhir.
Secara skematis, hubungan antar variabel ini digambarkan sebagai berikut:
Efektivitas SIA
Ketersediaan
Fasilitas IT
Budaya TIK
Kualitas SDM SIA
Kinerja
Lembaga/PT
Prestasi
Akademik
Mahasiswa
155
Selain melihat pengaruh langsung dan tidak langsung juga dilihat perbedaan antara
perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi swasta (PTS) pada faktor-faktor kinerja
perguruan tinggi yang berasal dari pengelolaan manajemen sistem informasi akademik (SIA)
yang meliputi : Efektivitas manajemen SIA (X1), Budaya TIK (X2), Ketersediaan Fasilitas TIK
(X3) dan Kualitas SDM SIA (X4), serta Kinerja PT dan Prestasi akademik mahasiswa.
Beberapa hal yang mendasari pengelompokan tersebut antara lain :
1. Peringkat webomentrics negeri-swasta berbeda jauh khususnya pada PT di Kota Bandung
2. Status negeri dan swasta mengindikasi faktor:
a. Persepsi masyarakat tentang perbedaan kualitas (kualitas dosen, input/mahasiswa,
sarana prasarana,
b. Persepsi masyarakat tentang perbedaaan bonafiditas
c. Perbedaan sistem pengelolaan kelembagaan
3. Pengelompokkan data yang lebih feasible dalam pengolahan data hanya dengan
pengelompokkan negeri-swasta (2 kategori) mengingat jumlah sampel yang hanya 18
perguruan tinggi saja.
D. OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Operasionalisasi variabel penelitian dilakukan berdasarkan kerangka yang ditetapkan
dan berdasarkan kajian teori yang relevan. Adapun tabel operasionalisasi variabel (Lembaga,
Dosen dan Mahasiswa) tersebut adalah seperti di bawah ini.
156
156
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian (lembaga)
No Variabel Aspek Indikator (Nomor Item) Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item
1 2 3 4 5 6
I Efektivitas manajemen SIA
a. Perencanaan dan Organisasi SIA
b. Implementasi SIA c. Monitoring dan Evaluasi d. Kualitas informasi yang
dihasilkan e. Kualitas sistem
A1 Renstra SIA A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA A4 Pengelolaan SDM A5 Perangkat lunak B1 Trouble shooting dan Problem solving C1 Unit pengendalian C2 Proses monitoring dan evaluasi D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan D4 Reliabilitas E1. Efisiensi E2 Ketersediaan E3. Integritas E4 Keamanan jaringan/sistem
Pimpinan/ Pengelola
• Questionaire • Pedoman wawancara • Membercheck • Pedoman studi
dokumentasi
1,2 5,6,7,8 3,4 9 10,11 12,13 14,15 25-28 33,34,37,38 42 35,36 30,31,32 45 18,21,23,39,41 22,24,29,40,44 43 16,17
II Budaya TIK a. Keyakinan b. Nilai-nilai c. Kebiasaan dan Sikap d. Keterampilan
A1. Kesamaan hak (1,2) B1. Transparan (3,4) B2. Desentralisasi (5,6) B4. Integratif (7,8) B5. Demokratis (9,10) B6. Mandiri (11,12) C1. Self-Decesion Making (13,14) C2. Pelayanan cepat (15,16,18) C3. Tanggap (17,19) C4. Efisien (20,21) C5. Melayani dan dilayani sendiri (22) C6. Sharing informasi (23,24) C7. Fleksibel (25,26) D1. Terampil (27,28) D2. Computer-Literarated (29,30)
Pimpinan/ Pengelola
Questionairre 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 11,12 13,14 15,16,17 17,19 20,21 22 23,24 25,26 27,28 29,30
III Ketersediaan Fasilitas TIK
a. Ketersediaan sarana b. Ketersediaan infrastruktur
A1. Jumlah komputer SIA A2. Jumlah komputer pelayanan SIA
Pimpinan/ Pengelola
1 2 3,4
157
B1. Ketersediaan jaringan B2. Kualitas jaringan
5-6,87
1 2 3 4 5 6 7
IV Kualitas SDM SIA
a. Pendidikan dan pelatihan b. Pengalaman c. Etos kerja
A1. Pendidikan yang relevan A2. Pelatihan yang relevan B1. Pengalaman yang relevan C1. Kehadiran
Pimpinan/ Pengelola
Questionairre 1 2 3,4 5
VI Kinerja PT a. Reputasi Akademik b. Admisi c. SDM d. Riset e. Sumber Daya Keuangan
A1. Akreditas BAN PT A2. Sertifikasi ISO/Lainnya B1. Animo calon mahasiswa lebih tinggi B2. Persentase mahasiswa diterima lebih besar
daripada pendaftar B3. Minimal 10% Mahasiswa berasal dari
sekolah menengah unggul/ B4. Lama Studi mahasiswa B5.Lama lulusan mendapatkan pekerjaan
pertama setelah lulus C1. 100% dosen berkualifikasi S2 atau lebih
tinggi C2. Pendapatan dosen lebih tinggi dari PNS
biasa C3. Anggaran pengeluaran rata-rata perdosen C4. Ukuran kelas 1:40 C5. Rasio Dosen: mahasiswa 1>15 D1. Penghargaan perdosen dari jurnal
internasional D2. Jumlah judul penelitian per semester D3. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi
internasional D4. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi
nasional. E1. Jumlah anggaran pengeluaran E2. Pengeluaran rata-rata mahasiswa E3. Anggaran untuk perpustakaan
permahasiswa E4. Akses internet per mahasiswa
(bandwith/mahasiswa) E5. Rasio Komputer: mahasiswa
Pimpinan/ Pengelola
• Pedoman wawancara • Panduan studi
dokumentasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,11 11,12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
V Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi akademik A. IPK Pimpinan Dokumentasi 1 2
158
B. Masa Studi C. Lama Penyelesaian Tugas Akhir
3
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian (Dosen)
No Variabel Aspek Indikator (nomor item) Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item
1 2 3 4 5 6 I Efektivitas
manajemen SIA a. Perencanaan dan Organisasi
SIA b. Implementasi SIA c. Monitoring dan Evaluasi d. Kualitas informasi yang
dihasilkan e. Kualitas sistem
A1 Renstra SIA A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA A5 Perangkat lunak B1 Trouble shooting dan Problem solving C3 Sistem Keamanan D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan E1. Efisiensi E2 Ketersediaan E4 Keamanan jaringan/sistem
dosen • Questionaire
- 3,4,5,6 1,2 7 8,9 10,11 2,23,26,27,30 31 24,25 19,20,21 12-17, 28-29 18,33,34 31-32
II Budaya TIK e. Keyakinan f. Nilai-nilai g. Kebiasaan dan Sikap h. Keterampilan
A1. Kesamaan hak (1,17) B1. Transparan (2,18) B2. Desentralisasi (3,19) B4. Integratif (4,20) B5. Demokratis (5,21) B6. Mandiri (6,22) C1. Self-Decesion Making (7,23) C2. Pelayanan cepat (8,24) C3. Tanggap (9,25) C4. Efisien (10,26) C5. Melayani dan dilayani sendiri (11,27) C6. Sharing informasi (12,28) C7. Fleksibel (13,29) D1. Terampil (14,15) D2. Computer-Literarated (16,30)
dosen Questionairre 1,17 2,18 3,19 4,20 5,21 6,22 7,23 8,24 9,25 10,26 11,27 12,28 13,29 14,15 16,30
III Ketersediaan Fasilitas TIK
a. Ketersediaan sarana b. Ketersediaan infrastruktur
A1. Jumlah komputer SIA A2. Jumlah komputer pelayanan SIA
Pengelola Questionairre Dokumentasi
1 2 3,4
159
B1. Ketersediaan jaringan B2. Kualitas jaringan
5-6,8
IV Kualitas SDM SIA
a. Pendidikan dan pelatihan b. Pengalaman c. Etos kerja
A1. Pendidikan yang relevan A2. Pelatihan yang relevan B1. Pengalaman yang relevan C1. Kehadiran
Pengelola Questionairre Dokumentasi
1 2 3,4 5
1 2 3 4 5 6 7
V Kinerja PT a. Reputasi Akademik b. Admisi c. SDM d. Riset e. Sumber Daya Keuangan
A1. Akreditas BAN PT A2. Sertifikasi ISO/Lainnya B1. Animo calon mahasiswa lebih tinggi B2. Persentase mahasiswa diterima lebih besar
daripada pendaftar B3. Minimal 10% Mahasiswa berasal dari
sekolah menengah unggul/ B4. Lama Studi mahasiswa B5.Lama lulusan mendapatkan pekerjaan
pertama setelah lulus C1. 100% dosen berkualifikasi S2 atau lebih
tinggi C2. Pendapatan dosen lebih tinggi dari PNS
biasa C3. Anggaran pengeluaran rata-rata perdosen C4. Ukuran kelas 1:40 C5. Rasio Dosen: mahasiswa 1>15 D1. Penghargaan perdosen dari jurnal
internasional D2. Jumlah judul penelitian per semester D3. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi
internasional D4. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi
nasional. E1. Jumlah anggaran pengeluaran E2. Pengeluaran rata-rata mahasiswa E3. Anggaran untuk perpustakaan
permahasiswa E4. Akses internet per mahasiswa
(bandwith/mahasiswa) E5. Rasio Komputer: mahasiswa
Lembaga • dokumentasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,11 11,12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
VI Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi akademik D. IPK Lembaga Dokumentasi 1 2
160
E. Masa Studi F. Lama Penyelesaian Tugas Akhir
3
Tabel 3.4. Operasionalisasi variabel Penelitian (Mahasiswa)
No Variabel Aspek Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7
I Efektivitas manajemen SIA
f. Perencanaan dan Organisasi SIA
g. Implementasi SIA h. Monitoring dan Evaluasi i. Kualitas informasi yang
dihasilkan j. Kualitas sistem
A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA A4 Pengelolaan SDM A5 Perangkat Lunak B1 Trouble shooting dan Problem solving C2 Proses monitoring dan evaluasi C3 Sistem Keamanan D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan E1. Efisiensi E2 Ketersediaan
Mahasiswa • Questionaire
3,4,5,6 1,2 7 8 9,10 16,17,18,19 11 24,25,26,28,29,32,33 30,31 27 21,22,23 12,13,14 15,20
II Budaya TIK i. Keyakinan j. Nilai-nilai k. Kebiasaan dan Sikap l. Keterampilan
A1. Kesamaan hak B1. Transparan B2. Desentralisasi C1. Self-Decesion Making C2. Pelayanan cepat C3. Tanggap C4. Efisien C5. Melayani dan dilayani sendiri C7. Fleksibel D1. Terampil D2. Computer-Literarated
Mahasiswa Questionairre 1,2 2,13 3,14 4 5,15 6,16 7,17 8,18 9,19 10,20 11,21
161
III Ketersediaan Fasilitas TIK
a. Ketersediaan sarana b. Ketersediaan infrastruktur
A1. Jumlah komputer SIA A2. Jumlah komputer pelayanan SIA B1. Ketersediaan jaringan B2. Kualitas jaringan
Pimpinan/ Pengelola
Questionairre Dokumentasi
1 2 3,4 5-6,8 7
IV Kualitas SDM SIA
a. Pendidikan dan pelatihan b. Pengalaman c. Etos kerja
A1. Pendidikan yang relevan A2. Pelatihan yang relevan B1. Pengalaman yang relevan C1. Kehadiran
Pimpinan/ Pengelola
Questionairre Dokumentasi
1 2 3,4 5
1 2 3 4 5 6 7
V Kinerja PT a. Reputasi Akademik b. Admisi c. SDM d. Riset e. Sumber Daya Keuangan
A1. Akreditas BAN PT A2. Sertifikasi ISO/Lainnya B1. Animo calon mahasiswa lebih tinggi B2. Persentase mahasiswa diterima lebih besar
daripada pendaftar B3. Minimal 10% Mahasiswa berasal dari
sekolah menengah unggul/ B4. Lama Studi mahasiswa B5.Lama lulusan mendapatkan pekerjaan
pertama setelah lulus C1. 100% dosen berkualifikasi S2 atau lebih
tinggi C2. Pendapatan dosen lebih tinggi dari PNS
biasa C3. Anggaran pengeluaran rata-rata perdosen C4. Ukuran kelas 1:40 C5. Rasio Dosen: mahasiswa 1>15 D1. Penghargaan perdosen dari jurnal
internasional D2. Jumlah judul penelitian per semester D3. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi
internasional D4. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi
nasional. E1. Jumlah anggaran pengeluaran E2. Pengeluaran rata-rata mahasiswa E3. Anggaran untuk perpustakaan
permahasiswa E4. Akses internet per mahasiswa
Pimpinan/ Pengelola
Questionairre Dokumentasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10,11 11,12 13 14 15 16 17 18 19 20
162
(bandwith/mahasiswa) E5. Rasio Komputer: mahasiswa
21
VI Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi akademik G. IPK H. Masa Studi I. Lama Penyelesaian Tugas Akhir
Pengelola Dokumentasi 1 2 3
162
E. UJI COBA INSTRUMEN
Alat pengumpul data yang dipakai berbentuk angket terbuka-tertutup setelah
mendapat saran dari pakar, sebelum digunakan diuji coba terlebih dahulu. Pengujian dilakukan
terhadap 10 PT, untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitasnya. Adapun hasil uji coba
tersebut adalah sebagai berikut (terlampir)
F. UJI VALIDITAS
Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi
dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai
pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti
menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun
pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan
penelitian.
Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat daya
pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat
digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item dalam penalitian ini dilakukan denan cara:
“ korelasi item-total ”.
Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan
yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan,
163
yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan
langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :
Koefisien Korelasi Product Moment
∑ ∑ ∑∑∑ ∑ ∑
−−
−=
})(}{)({
))((
222 YYnXXn
YXYXnr
iii
iiiixy
Dengan:
n = Jumlah sampel
X = Variabel independen
Y = Variabel dependen
Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka terkecil
yang dapat dianggap cukup “ tinggi ” sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan
skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item
dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan
menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati
nol (0,00).
Menurut Friedenberg (1995) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala
psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. Dengan
demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item
yang akan dimasukkan dalam alat test adalah item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30
dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik
pula konsistensinya (validitasnya).
164
G. UJI RELIABILITAS
Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran
yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang
terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama intrumen
pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor
hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut
koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara
0,00 – 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah
dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan
sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda
positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya
kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada
koefisien reliabilitas yang positif.
165
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan
menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
−−
=∑
=
total
k
ii
S
S
k
k21
2
11
α
dimana :
k adalah banyaknya belahan item
Si2 adalah varians dari item ke-i
S2total adalah total varians dari keseluruhan item
Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan
bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :
1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)
3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat
4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)
5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)
6. 1,00 : Hubungan yang sempurna
H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
166
Untuk memperoleh data tentang efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik,
budaya TIK, ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM Sistem Informasi Akademik
terhadap kinerja perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa
penulis menggunakan alat angket terbuka-tertutup. Angket diberikan kepada setiap individu
yang dijadikan sampel di tiap perguruan tinggi dengan jumlah sesuai hasil perhitungan secara
proporsional.
I. TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisa dengan analisis deskriptif,
sedangkan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur atau path analysis. Selanjutnya
dilakukan uji beda rata-rata (uji t) untuk mengetahui perbedaan masing-masing aspek yang
diteliti antara Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif berusaha memaparkan data atau jawaban-jawaban yang diberikan oleh
siswa sebagai responden atas sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bentuk
kuesioner, sehingga hasil yang didapat akan memperjelas masalah yang akan diteliti.
2. Analisis Jalur / Path Analysis
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis
jalur/ path analysis. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu
167
konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan cara ini, dapat dihitung
hubungan langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel
terikat. Hubungan ini tercermin dalam koefisien jalur (path coefficient) yang sesungguhnya ialah
koefisien regresi yang telah dibakukan. Menurut Dillon dan Goldstein (1984:438), agar analisis
jalur efektif ada enam asumsi yang harus dipenuhi:
1. Hubungan-hubungan diantara variabel bersifat linier dan aditif.
2. Kekeliruan yang satu tidak berkorelasi dengan yang lain.
3. Harus ada model rekursif.
4. Data variabel penelitian berskala interval.
5. Variabel-variabel yang diamati diukur tanpa kekeliruan.
6. Model-model hubungan mencerminkan kekhususan model.
3. Metode trasnformasi Data (Method Of Successive Interval (MSI))
Mengenai variabel-variabel peneliti yang terkumpul melalui kuesioner adalah data yang
berskala ordinal sedangkan syarat data untuk dapat digunakan statistik inferential sebagai
analisis utama dalam pengujian hipotesis pada peneliti ini adalah sekurang-kurangnya berskala
interval. Oleh karena itu terlebih dahulu dilakukan konversi untuk menaikkan dari skala ordinal
ke skala interval. Teknik yang dipergunakan adalah method of successive interval dari Hays
dalam Harun Al-Rasyid (1994) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Hitung Frekuensi (f) setiap skor (1 sampai 5) dari responden yang memberikan respon.
2. Hitung proporsi dengan membagi setiap jumlah f (frekuensi) dengan jumlah n sampel.
3. Tentukan proporsi kumulatif dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan setiap
respon.
168
4. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku, Selanjutnya hitung nilai Z
berdasarkan propori kumulatif tadi.
5. Dari nilai Z yang diketahui tersebut tentukan nilai density-nya dengan menggunakan
tabel 4 (ordinates (Y) the norma curve of Z).
6. Menghitung SV untuk masing-masing pilihan dengan rumus :
Scale value = Density at lower limit – Density at upper limit
Area under upper limit – Area under lower limit
Keterangan :
(density at lower limit) = kepadatan batas bawah
(density at upper limit) = kepadatan batas atas
(area under upper limit) = daerah di bawah batas atas
(area under lower limit) = daerah di bawah batas bawah
7. Mengubah SV terkecil menjadi sama dengan 1 dan mentransformasikan masing –
masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale
Value (TSV). Proses perhitungan ini menggunakan SPSS 14.00, statistik atau excel 2002.
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data
variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk
pasangan-pasangan tersebut.
4. Langkah-Langkah Analisis Jalur
1) Gambarkan terlebih dahulu diagram jalurnya sesuai dengan hipotesis yang akan diuji.
X1
Y 1yxρ
2yxρ
3yxρ
1ε
12xxr
169
Gambar 3.2 Diagram Jalur
Adapun bentuk persamaan jalurnya adalah sebagai berikut :
a) Persamaan Pertama
Y = Pyx1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 +1ε
b) Persamaan Kedua
Z = Pzx1 + Pzx2 + Pzx3 + Pzx4 + Pzy +2ε
Keterangan :
Y : variabel akibat (endogenus)
ρ : koefisien jalur antara variabel akibat dan variabel penyebab
ε : variabel residu
2) Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen & endogen.
170
=
1
...1
...1
R 2
121
XXM
k
k
XX
XXXX
r
rr
Rumus untuk menentukan korelasinya adalah sebagai berikut :
k
YYnXXn
YXYXnr
n
h
n
hhh
n
h
n
hjhjh
n
h
n
h
n
hhjhhjh
yx ....,2,1;
1
2
1
2
1
2
1
2
1 1 11
=
−
−
−=
∑ ∑∑ ∑
∑ ∑ ∑
= == =
= = =
3) Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur.
=
1
...1
...1
R 2
121
XXMO
k
k
XX
XXXX
r
rr
4) Hitung Matrik invers.
=−
kk
k
k
C
CC
CCC
RM
K
K
222
11211
1
5) Hitung semua koefisien jalur ,X 1uρ X i = 1,2,...,k dengan rumus :
=
kU
u
u
k XX
XX
XX
X
X
X
r
r
r
MM
L
L
M
2
1
U
2u
1U
kk
2k22
1k1211
X
X
X
C
CC
CCC
P
P
P
6) Hitung R2 y (X1X2...Xk) yang merupakan koefisien determinasi total X1, X2,...Xk terhadap
Y yang rumusnya :
171
[ ]
=
KU
U
U
KUUu
XX
XX
XX
XXXXXXk
r
r
r
PPPxxxyRM
K 2
1
21 )...( 21
2
7) Hitung PyE berdasarkan rumus :
21 2 31y yx x xP Rε = −
8) Uji keberartian model secara keseluruhan dengan menggunakan uji F. Hipotesis pada
pengujian ini adalah sebagai berikut :
Ho : PYX1 = PYX2 = .... = PYxk = 0
H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah PYxj ≠ 0
Statistik ujinya :
=(� − � − 1)����
�
�(1 − ����� )
Statistik uji di atas dengan derajat bebas penyebut (v1 = k) dan derajat bebas
pembilang (v2 = n - k –1), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
variabel penelitian.
Kriteria Pengujian :
Tolak H0 bila Fhitung > Ftabel
9) Jika uji F signifikan maka selanjutnya diuji masing-masing koefisien jalur untuk
mengetahui keberartiannya.
a. Kita tentukan hipotesis uji misalkan
H0 : Pyx1 = 0 versus H1 : pyx1 ≠ 0
172
b. Gunakan statistik uji :
2(1 )1
yxii
ii
Pt
R CR
n k
=−
− −
Keterangan :
i = 1,2,...,k
k = banyaknya variabel penyebab dalam sub struktur t
berdistribusi t- studen dengan derajat bebas (n-k-1)
c. Tolak H0 jika thitung > ttabel