bab iii sistim dan cara pemeliharaan

70
Bab Bab III SISTIM dan TATA CARA PEMELIHARAAN 1. Pemeliharaan Induk Bunting Awal Segera setelah babi dara (calon induk) atau induk dikawinkan secara tepat, perlu dilakukan pengecekan setiap 20-21 hari selama dua kali berturut-turut untuk memastikan kebuntingan sudah terjadi, yaitu tidak memperlihatkan tanda-tanda estrus. Hari kebuntingan dihitung saat babi dikawinkan, dan hari partus 115 hari kemudian. Bila setelah dikawinkan masih ada tanda estrus, berarti kebuntingan belum terjadi dan induk harus dikawinkan ulang. Sampai tanda estrus tidak nampak setelah kawin

Upload: rmontong

Post on 29-May-2015

6.891 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Bab Bab III

SISTIM dan TATA CARA PEMELIHARAAN

1. Pemeliharaan Induk Bunting Awal

Segera setelah babi dara (calon induk) atau induk

dikawinkan secara tepat, perlu dilakukan pengecekan

setiap 20-21 hari selama dua kali berturut-turut untuk

memastikan kebuntingan sudah terjadi, yaitu tidak

memperlihatkan tanda-tanda estrus. Hari kebuntingan

dihitung saat babi dikawinkan, dan hari partus 115 hari

kemudian. Bila setelah dikawinkan masih ada tanda

estrus, berarti kebuntingan belum terjadi dan induk harus

dikawinkan ulang. Sampai tanda estrus tidak nampak

setelah kawin ulang, maka tanggal kawin ulang tersebut

ditetapkan sebagai hari awal kebuntingan dan partus

ditetapkan 115 hari berikutnya.

Jika keadaan memungkinkan, setelah babi dara

atau induk positif bunting, maka pemeliharaannya harus

terpisah dari induk kering/babi dara lainnya yaitu pada

kandang khusus induk bunting. Hal ini dilakukan untuk

mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti

perkelahian dan sebagainya. Sampai 2,5 bulan pertama

Page 2: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

tidak ada hal-hal istimewa yang perlu dilakukan dalam

menangani induk bunting awal ini. Makanan diberi

dalam jumlah biasa, yaitu 2,5 kg/ekor/hari.

2. Pemeliharaan pada akhir kebuntingan

Sebulan sebelum tanggal penetapan kelahiran

disebut sebagai masa kebuntingan akhir. Jika

memungkinkan, persiapkan kandang khusus untuk

partus. Pada akhir kebuntingan ini, induk tidak dicampur

dengan induk kering atau status lainnya. Kandang harus

cukup ruangan untuk induk berjalan-jalan (exercise)

guna memperlancar peredaran darah saat proses

kelahiran. Induk dan kandang harus selalu bersih.

Page 3: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Seminggu sebelum partus, induk diperkenalkan dengan

kandang beranak. Hal ini perlu untuk induk beradaptasi

dengan lingkungan kandang yang baru. Sebelum

dimasuki induk untuk beranak, kandang didesinfeksi;

dan induk dimandikan,yakni dibersihkan dengan sabun

dan air hangat.

Tujuan memelihara induk yaitu menghasilkan

dan membesarkan anak-anaknya sampai saat

penyapihan. Semakin efisien tugas induk semakin besar

profit suatu usaha peternakan babi. Profit di dalam usaha

peternakan babi secara sederhana diukur dengan rumus:

profit = output – input cost (hasil penjualan dikurangi

biaya produksi). Bila lama laktasi 6 minggu, maka

hitungan siklus melahirkan induk adalah 365 : 163 =

2,23 kali/tahun.

3. Pemberian makan induk bunting

Keinginan memberikan makan induk babi

sebanyak mungkin agar menghasilkan air susu sebanyak

mungkin, mempertahankan kondisi tubuh jumlah besar

anak-anak tetap berat. Agar supaya induk babi dapat

menghasilkan panas sekitarnya dan mencegah untuk

Page 4: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

bergerak maka tempatkan induk babi tersebut dalam

luasan kandang terbatas sehingga akan memudahkan

juga penggunakan kandang sapihan. Penggunaan panas

kandang dengan lampu rumah yang sulit bagi sebagian

masyarakat akan memberikan pengaruh pada induk babi.

Pembuktian cara alternatif yang ekonomis dan lebih

efisien dan jauh lebih maju harus terus dilakukan.

Jumlah konsumsi induk babi tergantung pada

suhu lingkungan. Suhu kandang yang ideal untuk induk

babi bunting adalah antara 64-68° F, tetapi yang ideal

untuk anak babi pada 102°F. Perbedaan ini merupakan

kesulitan utama. Untuk setiap peningkatan 2° F suhu

lingkungan di atas 68° F, induk babi akan mengurangi

jumlah konsumsi 0,5 kg pakan per hari. Setelah periode

penyapihan, penting memberikan pakan induk hingga

terus meningkat pada hari ke-10 masa laktasi. Tetapi

pemberian makanan berlebihan bagi induk bunting, akan

membuat nafsu makannya menurun. Peningkatan gizi

harus mencerminkan peningkatan volume produksi air

susu induk.

Proses kelahiran (partus) merupakan salah satu

faktor paling kritis dalam keseluruhan proses produksi

Page 5: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

ternak babi, dalam hubungan dengan kesejahteraan induk

babi dan anak-anaknya. Berbagai hal dapat terjadi yang

dapat menyebabkan kematian atau setidaknya

menurunkan efisiensi pemeliharaan induk dan anak-

anaknya. Oleh sebab itu penting sekali untuk

menghasilkan suatu kelahiran normal, dan mengetahui

secara dini bila ada kelainan supaya dapat diambil

tindakan secepatnya.

4. Proses beranak (farrowing process)

Pernahkah terpikir bahwa saat anak babi lahir,

maka sistem produksi induk akan terpengaruh? Proses

kelahiran anak babi merupakan perubahan drastis suhu

yang konstan 103° F menjadi 36° F. Dari suhu hangat

tubuh induk anak babi akan keluar berpindah melalui

leher rahim menuju ke suatu tempat dengan kondisi

dalam keadaan basah serta dingin berangin. Anak babi

keluar dan terjatuh ke tempat di tengah-tengah alas

kering yang sebagian merupakan tumpukan kotoran

babi.

Hal seperti ini sering terjadi tetapi sebagian besar

anak-anak babi mampu bertahan. Tetapi, apabila terjadi

Page 6: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

stress dalam proses kelahiran atau tidak berjalan baik,

maka akan berpengaruh negatif pada potensi

produktivitas babi. Jika hal itu terjadi pada proses

beranak (partus), dapat mengakibatkan anak babi tidak

bertumbuh dengan baik sehinga tidak mencapai berat

ideal saat pemotongan.

Karena laju pertumbuhan berkurang, rendah pula

konversi pakan menjadi daging selama proses

pertumbuhan anak babi. Dari sudut ekonomi, masih

lebih baik anak babi mati pada saat masih kecil,

dianggap sebagai risiko kerugian pada tahap awal.

Sementara itu induk dapat menyusui mereka yang

selamat untuk mendapatkan pengganti energi

cadangannya yang rendah. Induk akan mendapatkan

sumber panas tubuh dari putingnya sehingga dapat

melanjutkan produktivitasnya.

Pada proses partus, ada persyaratan unik yang

harus diperhatikan bagi anak babi. Setiap individu harus

dirawat tersendiri agar dapat mengurangi stress yang

dialaminya. Idealnya anak-anak babi harus dikeringkan

pada saat lahir, dan dimasukkan ke dalam iklim mikro

pada 102 °F, dan disusui segera setelah induknya siap.

Page 7: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Pada umumnya proses partus terjadi pada malam hari

tanpa pengawasan, kecuali kalau ada perlakuan

prostaglandin untuk mengatur waktu partus.

Tubuh anak babi memiliki luas permukaan yang

relatif sangat besar dibandingkan dengan berat badannya

sehingga dengan cepat akan kehilangan panas dan

cadangan energi, maka kebutuhan panas dalam keadaan

kering sangat penting. Setelah selesai proses partus,

persyaratan lingkungan anak babi dapat disiapkan

dengan menyediakan tempat beriklim mikro yang sesuai.

Tempat itu harus dekat dengan induknya, tapi masih

melindungi anak dari tindihan induk babi (crushing), dan

meminimalisasi pengaruh panas induk babi. Tempat

tersebut disebut kandang sapihan (brooder) yang harus

mudah dikontrol.

5. Proses partus induk babi

Tanda-tanda induk akan memasuki periode

partus adalah setelah gangguan bergerak teratasi, induk

mulai terlihat duduk dan mencoba membuat sarang

untuk persiapan partus meskipun tidak tersedia material

baginya. Selanjutnya peternak akan mengarahkan induk

Page 8: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

babi ke kandang tempat beranak, suhu tubuhnya

meningkat, dan mulai terlihat tanda kesakitan. Kontraksi

datang cepat, dan terlihat mulai ganas karena rasa

sakitnya. Setelah mengalami kelelahan beberapa jam,

induk tua dapat mengatur kondisi otot yang baik sebelum

proses partus. Jika beranak dengan jumlah ’litter size’ 13

dalam selang waktu 20 menit per kelahiran, maka akan

memakan waktu rata-rata 260 menit atau 4 jam lebih.

Apabila kondisinya lemah, induk akan cepat

menjadi lelah sehingga proses pengeluaran foetus lebih

lama, yang akan mengakibatkan anak babi mati lemas,

dan hasilnya lahir mati. Anak babi yang lain akan

kekurangan oksigen (anoxia) dan akan cacat permanen

walaupun dapat bertahan hidup. Karena aktivitas otot

dan sumber panas punggungnya, induk babi pun menjadi

rentan terhadap panas yang disebabkan kelelahan,

sehingga akan melahirkan anak-anak babi yang sudah

mati.

6. Pemberian makanan pada induk menyusui

Setelah beranak atau proses partus sampai

beberapa hari, nafsu makan induk babi pun menurun.

Page 9: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Karena itu perlu pemberian air minum yang banyak.

Setelah 3 hari, ransum makanan induk diberikan agar

produktivitas air susu induk sesuai dengan jumlah anak.

7. Pemeliharaan anak-anak babi yang baru lahir

Tiga hari pertama setelah beranak merupakan

masa kritis, sebab anak babi sangat peka terhadap

berbagai bahaya. Tanpa bulu-bulu yang cukup untuk

melindungi tubuhnya, anak-anak babi sangat peka

terhadap udara dingin. Kemungkinan terinjak atau

terhimpit oleh induk, atau kelaparan bila produksi susu

induk jelek sehingga anak kekurangan gizi dan lemah.

Perhatikan baik-baik anak-anak babi ini bila

menjerit lapar. Perhatikan dan periksa puting susu atau

ambing induknya: bila terasa sangat panas atau sangat

dingin, segera panggil dokter hewan untuk dibedah.

Setelah 3 hari pertama masa kritis berlalu, anak-anak

babi akan menjadi lebih baik. Pada masa setelah

kelahiran (post farrowing), adalah penting mengarahkan

anak-anak babi sampai ke ambing supaya mendapatkan

konsumsi kolostrum.

Page 10: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Ternak muda memiliki kemampuan untuk

menyerap antibodi secara langsung ke dalam aliran darah

untuk beberapa jam pertama setelah lahir. Kemampuan

tersebut kemudian akan berkurang karena penambahan

usia, dan terutama setelah cairan pertama tertelan. Oleh

karena itu penting bahwa semua anak-anak babi harus

dapat menyusui kolostrum yang kaya antibodi.

Dalam kandang besar, praktik perlakuan yang

baik adalah mengumpulkan anak babi yang pertama

lahir, dan membatasi mereka di daerah ‘creep feeder’

supaya akses ke ambing anak-anak babi yang lahir

kemudian tidak terhalang.

Gambar 10a. Kandang sapihan (brooder) tradisional

Page 11: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

8. Pemeliharaan Anak Babi

8.1. Pemotongan Taring dan Ekor

Anak babi yang baru lahir mempunyai gigi yang

tajam yang dapat menimbulkan rasa sakit pada puting

induk saat menyusu. Ujung gigi ‘canin’ dan ‘pre molar’

ini harus dihilangkan dengan menggunakan gunting yang

tajam (pinset gigi).

Dalam proses perkembangan selanjutnya, juga

sering dilakukan pemotongan terhadap ekor anak babi.

Ekor anak babi akan cukup merugikan dalam proses

perkembangan dan pertumbuhannya. Beberapa hal

merugikan apabila ekor ternak babi dibiarkan, yaitu

mudah terjadi perkelahian atau gigitan antarternak pada

ekor; hal lainnya ekor juga akan menyebabkan ternak

babi turut mengibaskan kotoran ke tempat makan atau ke

sesama ternak dalam kandang.

Pemotongan taring dan ekor dilakukan pada saat

masih anak babi agar mudah dilaksanakan dan

mengurangi resiko terlalu banyak pendarahan, tetapi

harus dilakukan secara steril dan higienis untuk

Page 12: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

menghindari serta mengurangi terjadinya infeksi

penyakit yang sangat mudah menyerang anak babi.

Operator pemotongan taring dan ekor sebaiknya sangat

memperhatikan kemungkinan adanya anak babi yang

sakit agar tidak ditempatkan bersama-sama dengan

ternak yang sehat.

8.2. Penyuntikan Ferrum

Zat besi di dalam tubuh anak babi sangat

terbatas, padahal zat itu sangat esensial untuk

pembentukan hemoglobin, yaitu pigmen dalam sel darah

merah yang bertanggung jawab membawa oksigen ke

seluruh tubuh. Defisiensi zat besi ini menyebabkan

anemia, yaitu suatu penyakit yang lazim terjadi pada

anak-anak babi yang dipelihara dalam kandang. Kadar

zat besi di dalam air susu induk sangat sedikit, karena itu

sangat perlu menambahkan zat besi pada anak babi yang

baru lahir. Penambahan ini dapat diberikan melalui oral

atau dengan injeksi.

Page 13: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

8.3. Penimbangan pada umur 3 minggu

Sangat dianjurkan menimbang anak babi sebab

hal ini menjadi indikator tentang kemampuan induk

mensuplai air susu, karena berat anak babi (litter) pada

umur 3 minggu semata-

mata tergantung pada

penampilan induk babi

akan kemampuannya

menghasilkan dan

memberi makan anak-

anaknya.

9. Pemeliharaan

Masa Penyapihan sampai Potong

9.1. Penyapihan

Penyapihan ternak atau hewan adalah suatu

periode transisi dari hewan mamalia muda, dari

ketergantungan gizi dan sosial secara menyeluruh

terhadap induknya, menjadi bebas dari ketergantungan

Gambar 10b. Kandang sapihan (brooder) modern

Page 14: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

pada induknya. Proses penyapihan pada umumnya sulit

dan lambat. Dalam periode tersebut hewan/ternak muda

mulai menunjukkan perilaku dewasa dalam memenuhi

kebutuhan berbeda seturut umurnya.

Umur anak babi bebas/tidak tergantung pada

induknya dapat tercapai dalam kondisi alamiah,

tergantung pada interaksi yang rumit antara kepentingan

sepihak sang induk dan anak babi muda (off spring).

Optimalisasi untuk menyelesaikan proses

penyapihan, dari sudut pandang induk, akan berbeda

ketika induk telah berinvestasi cukup pada babi muda

dalam memaksimalkan peluang berkembang biak

mereka sesuai dengan peningkatan usia hidup, diiringi

dengan konsistensinya untuk mempertahankan tingkat

energi yang cukup tinggi agar mereka berhasil dalam

berkembang biak. Ternak muda biasanya memiliki

ketergantungan yang lebih pada induknya untuk bertahan

lebih lama memenuhi kebutuhan mereka yang tinggi dari

induk supaya mendapatkan pertumbuhan yang optimal.

Untuk menentukan akhir proses penyapihan perlu

memperhatikan keseimbangan antara berbagai faktor,

seperti kondisi gizi induk, kemungkinan berkembang

Page 15: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

biak lagi, kondisi gizi ternak muda, dan jumlah

perawatan yang masih disediakan oleh induk secara

alami setelah penyapihan.

Untuk dapat melahirkan dua kali setahun, maka

induk babi harus menjaga anaknya paling lambat pada

umur 2 bulan (8 minggu). Tetapi dengan kemajuan

teknologi dalam kandang dan manajemen, maka tak

perlu menunggu sampai 8 minggu. Banyak peternak

melakukan penyapihan pada umur 5 minggu (berat

badan <13 kg).

Di negara maju seperti USA, bahan-bahan pakan

yang tinggi protein, seperti dadih (whey kering), yaitu

bahan hasil sisa pembuatan keju, dan susu skim kering

tidak diijinkan sebagai ransum babi starter (anak babi).

Karena itu, penyapihan dilaksanakan tidak lebih awal

dari umur 28 hari. Karena baru setelah umur tersebut,

sistem pencernaan anak babi sudah mampu mencerna

secara efektif makanan yang berbasis butiran, seperti

sereal gandum, dan tidak berefek buruk bagi kesehatan

dan penampilan produksi ternak babi, maka para ahli

menyarankan agar penyapihan dilakukakan pada usia

>35 hari.

Page 16: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Dalam proses penyapihan, cara yang baik

dilakukan adalah induk dipisahkan dari anak (induk

keluar dari kandang beranak) dan bukan sebaliknya. Hal

ini berarti bahwa anak-anak babi tetap dalam lingkungan

kelompok yang sama sehingga mengurangi stress pada

anak babi. Pemeliharaan anak babi yang disapih

bertujuan untuk keuntungan potensial masa depan.

Penyapihan dan pemeliharaan yang tepat akan menjamin

kerja dan eksistensi masa depan usaha peternakan.

Memelihara dengan baik akan menjadi permulaan yang

baik dan sangat penting bagi masa depan kinerja dan

profitabilitas usaha.

9.2. Proses penyapihan

Penyapihan adalah masa pemeliharaan yang

sangat traumatis bagi anak babi. Peternak akan

mengganti atau memindahkan sumber utama makanan

dan air dari kandang dan mengelompokkan anak-anak

babi keluar dari induknya. Di banyak peternakan,

kelompok anak babi akan digabungkan dengan sejumlah

besar ternak babi lain; dipindahkan dengan memasukkan

mereka ke dalam gerobak atau trailer, atau lebih buruk

Page 17: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

lagi dengan angkutan tanpa pelindung, dan dibawa dan

dipindahkan ke kandang yang baru. Ada yang tetap

dalam kandang mereka, tetapi yang lain dipindahkan dan

dicampuradukkan dengan ternak babi lain yang lebih

besar dan berbeda jenis, yang mana per kandang (pen)

dapat bervariasi jumlah anak babinya, dari sepuluh

hingga ratusan.

9.3. Tujuan utama penyapihan

Tujuan utama penyapihan adalah mendapatkan

anak-anak babi yang baik dan mengkonsumsi pakan

secepat mungkin. Anak-anak babi diberi makan secara

‘ad libitum’ dengan makanan hangat, steril, dan bergizi

tinggi untuk pengganti air susu induk babi. Makanan dan

minuman yang memadai tersebut harus tersedia bagi

semua anak babi supaya mereka makan dan minum

bersama.

Air bersih harus tersedia secara bebas di tempat

minum yang terbuka di kandang. Jika anak babi tidak

minum maka ia akan berhenti makan dan mengalami

dehidrasi sangat cepat. Dehidrasi adalah risiko terbesar

pasca penyapihan. Harus selalu diperhatikan dengan

Page 18: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

sangat bahwa sistem pengairan bekerja dengan benar,

dan tempat air pada jaringan pipa tangki harus bersih

untuk ketersediaan air bersih dan segar. Apakah tidak

tersedia sistem air minum dalam bentuk putting, maka

sistem pemeliharaan air harus baik. Sistem ketersediaan

air minum berada di sekitar kandang agar memudahkan

anak babi sapihan mengakses air.

Dalam beberapa hari pertama, air segar dan

makanan harus diberikan sesering mungkin dalam

kandang (pen) anak babi sapihan. Sedikit tetapi sering

adalah yang terbaik. Butiran (creep feed) tidak boleh

disimpan dalam tempat tertutup atau kantung tertutup

dalam gudang penyimpanan karena pakan tersebut akan

menyerap bau dan menjadi cepat basi.

Jika terlalu banyak tersedia pakan segar bagi

anak babi sapihan, maka akan banyak pakan yang

terbuang–jika sudah mencapai lebih dari 10% maka itu–

merupakan biaya pemborosan yang besar untuk usaha

ternak babi.

Page 19: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Induk babi sering menyusui pada malam hari dan

setelah itu anak babi akan mencari makanan. Karena itu

disarankan kandang sapihan (brooder) perlu diberikan

penerangan lampu supaya anak babi bisa bergerak di

malam hari, dan untuk mempertahankan suhu tetap

hangat di lingkungan kandang. Ternak babi memiliki

penglihatan kurang pada malam hari. Pemberian

makanan anak babi sapihan harus pada malam hari,

diberi makan dan minum malam dan pagi hari esoknya.

Tempat makan harus selalu dalam keadaan bersih

dari sisa makanan lama setiap pemberian makan. Tetapi

Page 20: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

sisa makanan ini dapat diberikan kepada babi lebih tua.

Hal rutin yang berguna adalah menempatkan alas kayu

solid atau nampan di lantai kandang untuk beberapa hari

pertama sebagai tempat pakan butiran.

9.4. Lingkungan

Anak babi yang baru disapih sangat memerlukan

suhu lingkungan yang tinggi pasca penyapihan. Hal itu

disebabkan oleh lemak tubuh yang melindungi dirinya

masih sangat tipis menghadapi suhu lingkungan yang

rendah. Perubahan dari makanan yang didominasi cairan

(dari air susu induknya) ke makanan terpisah yang

berbentuk padat dan cair, akan menyebabkan konsumsi

pakannya menurun atau rendah.

Persaingan bertahan hidup antar anak babi

sapihan di kandang baru membuat anak babi perlu

penyesuaian diri pada tempat akomodasi barunya. Pada

mulanya suhu ruangan pada 28-30°C (82-86°F) dan

dengan meningkatnya jumlah konsumsi akan memberi

toleransi penurunan suhu lingkungannya. Peningkatan

jumlah konsumsi berbanding terbalik dengan toleransi

penurunan suhu lingkungan. Ini harus terjadi agar tidak

Page 21: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

terjadi potensi terhambatnya pertumbuhan karena

pengaruh cekaman panas. Tetapi jika suhu turun terlalu

cepat, anak-anak babi akan mengalami stress sehingga

mudah terjangkit penyakit, disebabkan daya tahan tubuh

berkurang. Hal tersebut sangat tergantung pada

pengamatan yang baik dalam mengetahui jumlah

konsumsi yang meningkat.

Sistem sirkulasi udara harus diatur untuk

mempertahankan suhu internal yang konsisten untuk

menghindari pengaruh-pengaruh eksternal. Sistem

sirkulasi harus mampu memelihara keseimbangan

lingkungan dengan udara segar agar variasi naik

turunnya suhu tidak terlalu ekstrim dan drastis. Daya

tahan tubuh anak babi pada temperatur lebih rendah di

malam hari cukup, tetapi jika terlalu berfluktuasi dapat

menyebabkan stress yang menurunkan daya tahan

terhadap penyakit.

9.5. Makanan

Pemberian pakan pada anak babi sangat penting

dan kritis. Air merupakan bahan yang sangat esensial

yang sering kurang diperhatikan oleh peternak. Kualitas

Page 22: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

ransum dan kandungan zat-zat makanan tergantung pada

usia menyapih anak babi dan jumlah konsumsi bahan

makanan. Semakin muda umur anak babi disapih,

semakin lebih tinggi kualitas pakan. Makin cepat usia

penyapihan (5-10 hari), makin membutuhkan pengganti

susu sebagai bahan utama sebagai sistem pencernaan

otomatis. Sistem ini tersedia dan dapat beroperasi

dengan baik bila digunakan dengan penuh perhatian.

Semakin meningkatnya usia penyapihan akan

menurunkan kualitas bahan makanan, dari total susu

menjadi butiran untuk usia babi lebih tua. Pada 3-4

minggu usia sapihan, butiran berkualitas baik dengan

palatabilitas tinggi akan mudah dicerna dengan

konsentrasi (tingkat energi tinggi) pada jumlah konsumsi

rendah. Bahan makanan ini mahal, tetapi penggunaannya

masih dalam jumlah kecil. Butiran pakan ini diberikan

bagi anak babi yang sudah dapat mengkonsumsi

makanan padat.

Rahasia untuk mendapatkan efisiensi produksi

terletak pada saat transisi pemberian makanan, dari

bentuk cair ke bentuk padat, yakni minimum stres pada

saat penurunan pertumbuhan yang menyertai situasi

Page 23: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

transisi itu. Anak babi mencapai pertumbuhan 250gr per

hari saat menyusui pada minggu pertama penyapihan.

Ada banyak ahli gizi di seluruh dunia dan banyak

produsen pakan creep. Tetapi dalam usaha peternakan,

peternak harus menguji sendiri berdasarkan keahlian dan

pengetahuan yang dimilik tentang sistem tersebut

(=bahan pengganti susu) sesuai dengan kondisi terbaik.

Pengaruh peningkatan laju pertumbuhan pada beberapa

minggu pertama pasca penyapihan telah terbukti

mempengaruhi kinerja selanjutnya pada produktivitas.

Selain bahan makanan, selanjutnya penting

memperhatikan sistem pemberian makanan yang

membuat anak babi mengkonsumsi bahan makanan

butiran secepat mungkin. Di satu sisi, pemberian

makanan yang berlebihan dengan kandungan zat-zat

makanan tinggi dapat mengakibatkan kerugian besar

karena biaya yang sangat tinggi dari setiap kilo berat

hidup yang dihasilkan. Sementara di lain sisi, dengan

pemberian zat-zat makanan dengan kandungan rendah

terlalu dini akan mengakibatkan berkurangnya tingkat

pertumbuhan sehingga akan meningkatkan biaya pakan

dan biaya produksi. Uji coba terus menerus perlu

Page 24: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

dilakukan sebagai evaluasi atas sistem mana yang tepat

untuk usaha peternakan.

9.6. Pengaturan perkandangan

Pengaturan perkandangan anak babi harus

berpegang pada prinsip "all in all out", suatu kebijakan

dengan masa penyapihan satu minggu. Penting dalam

suatu usaha peternakan babi untuk mengatur sistem

produksi/reproduksi menghasilkan jumlah yang cukup,

dengan usia rata-rata sama, dan ditempatkan pada

kandang khusus anak babi.

Luasan kandang yang tidak sebanding dengan

jumlah isi ternak akan menyebabkan peningkatan biaya

dalam mengatur suhu lingkungan yang benar.

Meningkatnya biaya akan menyebabkan kerugian dan

mempengaruhi kinerja usaha peternakan.

Apabila ditemukan ternak yang tidak dapat

beradaptasi dengan suhu kandang, maka dia harus

dikeluarkan, dan tidak boleh dikembalikan dan

digabungkan ke kandang anak babi untuk mengikuti

masa penyapihan berikutnya. Anak babi tersebut bisa

gabung bersama dengan ternak sapihan lainnya yang

Page 25: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

akan diafkir. Ternak-ternak babi ini harus ditampung

pada tempat yang terpisah dengan tempat sistim

pemeliharaan yang normal, agar terisolasidari dari

sumber infeksi untuk ternak yang lebih muda.

Akses yang memadai dalam penyediaan pakan

dan air sangat penting setelah penyapihan. Dan,

perlengkapan harus tersedia supaya semua anak babi

makan dan minum bersamaan untuk beberapa hari

pertama setelah penyapihan. Tambahan tempat minum

pada kandang dengan sistem ‘nipple’ serta perluasan

area makan, harus tersedia untuk mengurangi persaingan

dalam kandang sehingga akan membantu anak babi yang

lebih lemah mendapatkan konsumsi yang memadai.

Kebersihan dan kesehatan (higienis) sangat

penting dalam kandang ternak babi. Ruang kandang

harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah ternak

terakhir dikeluarkan. Dan jika memungkinkan, lebih baik

dikeringkan dan diistirahatkan. Sistem ventilasi harus

menyediakan pertukaran udara bersih dengan risiko

minimal terkontaminasi oleh udara buangan dari

kandang ternak babi lainnya.

Page 26: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Pergerakan keluar masuk ternak babi di kandang

harus diperhatikan dengan penuh kesabaran. Tidak ada

toleransi terhadap perlakuan yang keliru. Masa depan

usaha peternakan sangat tergantung pada proses

pemeliharaan anak babi untuk mencapai keuntungan

sehingga akan mengurangi stres dan berakhir pada

keuntungan.

Pada periode menyusui, anak babi dapat tumbuh

rata-rata 250gr per hari. Stres pada saat penyapihan

berarti anak babi kehilangan berat badan dalam beberapa

hari pertama. Ini harus diminimalkan, dan jumlah

konsumsi harus ditingkatkan, secepat mungkin disiapkan

kandang sapihan. Setelah masa kritis diatasi pada proses

penyapihan, tingkat pertumbuhan harus meningkat

bersamaan dengan jumlah konsumsi dan umur ternak

babi.

9.7. Kekebalan tubuh (Imunitas)

Imunitas Induk yang ditransfer ke anak babi

melalui kolostrum akan menurun, karena usia bertambah

dan sistem kekebalan sendiri akan aktif berkembang

Page 27: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

sesuai dengan pertambahan usia dan peningkatan jumlah

konsumsi.

Masa aktif imunitas induk bervariasi terhadap jenis

penyakit, tetapi secara umum anak babi sekitar 30 kg

paling rentan terhadap penyakit. Ternak ini akan

membuang jumlah besar kotoran yang terinfeksi, dan

berisiko terutama pada anak babi lainnya. Tidak ada

ketentuan baku tentang pengaruh kontak antar ternak

babi yang berbeda umur. Akan tetapi selalu harus

diperhatikan, setiap ternak Babi yang akan dipindahkan

harus dibawa ke tempat bersih, dan pisahkan ternak babi

yang akan diafkir dari sistem usaha yang diinginkan.

Setiap ternak yang lebih muda sebelum digabung

dengan kelompok ternak yang lebih tua harus diperiksa

lebih dahulu. Bersihkan dan disinfektasi peralatan antar

kandang untuk meminimalkan risiko pindahnya kotoran

ternak tua ke ternak muda.

Salah satu rahasia keberhasilan dalam peternakan

babi, yaitu pemeliharaan ternak pada fase tumbuh: tak

bercacat sejak lahir sampai dijual. Sebab babi sehat akan

memiliki pertumbuhan cepat, memiliki konversi pakan

yang baik, dan menghasilkan kualitas karkas baik.

Page 28: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Tercapainya pertumbuhan maksimum ditentukan pada

awal umur, karena pertumbuhan akan berkurang pada

akhir periode pertumbuhan. Bila dalam suatu peternakan

dapat diatur waktu perkawinan yang bersamaan, maka

akan diperoleh masa kelahiran yang bersamaan.

Sehingga setelah disapih, anak babi dapat dikumpulkan

bersama dalam suatu kelompok dalam jumlah besar saat

berumur 8 minggu.

Anak babi ini diberi makan dalam ‘self feeder’

dengan air yang cukup, dan akan lebih baik lagi jika

lantai kandang dilapisi dengan jerami yang cukup tebal

agar kaki dan kuku anak babi serta tubuh ternak babi

muda tersebut akan mendapatkan kehangatan dan

terhindar dari lecet karena gesekan dengan lantai

kandang. Segera setelah mencapai berat badan 50 kg,

ternak dapat dipindahkan ke kandang penggemukan.

Sedapat mungkin pengelompokan babi kastrasi

dilakukan terpisah dari babi betina muda, karena

kecepatan tumbuhnya yang berbeda.

Page 29: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

9.8. Kastrasi

Babi jantan pasca pubertas membentuk bahan

hormonal (misalnya, androstenone dan skatole) dalam

jaringan lemak mereka yang menyebabkan terbentuknya

noda babi (boar taint) dalam komposisi daging babi.

Kastrasi (pengebirian fisik) adalah metode yang paling

umum untuk mengendalikan noda babi (boar taint)

dalam komposisi daging di mana di Indonesia ditemukan

bahwa lebih dari 95% dari babi jantan diperkirakan

secara fisik dikastrasi.

Page 30: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Kastrasi adalah tindakan menghilangkan bagian

dari alat reproduksi jantan agar tidak dapat menghasilkan

keturunan. Kastrasi biasanya dilakukan pada anak babi

jantan yang dipersiapkan sebagai ternak potong, bisa

juga dilakukan pada babi betina yang tidak digunakan

sebagai calon induk untuk tujuan pembibitan (breeding).

Teknik yang paling umum bedah kastrasi

(pengebirian) adalah memotong membran sekitar

skrotum dan testis, kemudian mengeluarkan testis dari

skrotum yang terputus lewat cara memotong, clamping

atau merobek. Beberapa metode umum lainnya, yaitu

kastrasi yang dilakukan dengan gelang karet elastis atau

burdizzo 'castrators berdarah'. Ini dapat digunakan

karena bentuk dan posisi testis babi jantan. Pada

umumnya di Indonesia, kastrasi dilaksanakan pada saat

ternak babi jantan baru mulai memasuki masa

penyapihan, yaitu saat induk babi mulai dipisahkan dari

anak babi yang memasuki umur minggu ke- 5.

Katrasi dilakukan saat penyapihan karena sisa-sisa

kastrasi, melalui indera penciumannya, dapat membuat si

induk bersifat agresif. Bau amis darah anak babi yang

keluar karena proses kastrasi beserta warna merah darah

Page 31: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

akan merangsang munculnya sifat agresive behavior

pada induknya.

Langkah-langkah untuk melakukan kastrasi:

1. Sucihamakan (sterilkan) peralatan sebelum

digunakan, dan tangan dicuci untuk mencegah

terjadinya infeksi oleh masuknya

mikroorganisme dalam luka kastrasi.

2. Pegang anak babi dengan punggung di atas

dudukan kastrasi. Bagi babi yang lebih tua (2-3

bulan), yaitu dilakukan dengan memegang kedua

kaki belakang, dan bagian perut menghadap

orang yang melakukan kastrasi. Untuk mencegah

babi tersebut meronta-ronta, pembantu harus

memasukkan kepala dan bahu di antara kedua

kaki depan.

3. Bersihkan bagian skrotum (pembungkus testis)

bersama dengan ekor. Lepaskan benda-benda

kotor dan sucihamakan dengan alkohol atau

dengan cairan antiseptik lainnya.

4. Untuk melakukan cara satu sayatan, buat satu

sayatan dengan pisau, tepat pada garis tengah

skrotum, langsung di antara kedua buah testis

Page 32: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

(buah pelir). Panjang sayatan tergantung pada

ukuran anak babi, tetapi biasanya kira-kira 1-2

cm. Buat sayatan cukup dalam supaya lebih

mudah untuk mengeluarkan kedua buah testis

dari setiap kantong buah pelir.

5. Untuk mengeluarkan testis, sayat pembungkus

tipis atau tunica vaginalis (suatu lapisan yang

sangat tipis yang membungkus buah pelir). Tarik

buah pelir secara perlahan-lahan untuk

mengeluarkan saluran epididimis.

6. Jepit saluran epididimis dengan tang atau alat

penjepit. Kemudian lakukan penjepitan lagi dekat

pada jepitan pertama dan putar saluran sperma

pada satu arah dengan penjepit kedua sehingga

tali atau saluran epididimis terputus. Apabila

tidak ada alat penjepit, tali atau saluran

epididimis dapat diikat dengan sehelai benang.

Potong tali atau saluran sperma beberapa

sentimeter di bawah ikatan. Oleskan yodium

tinktur pada ujung pemotongan tali atau saluran

epididimis.

Page 33: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

7. Bersihkan luka dengan kapas untuk melepaskan

darah yang menggumpal. Setelah luka bersih,

berikan sulfanilamid atau antiseptik lainnya pada

luka di bagian dalam dari kantong buah pelir.

8. Tempatkan anak-anak babi yang baru dikastrasi

di kandang yang bersih dan kering. Tidak perlu

diberikan perlakuan tertentu pada ternak. Apabila

tempat atau daerah kejadian tetanus sangat

umum, sebaiknya dicegah dengan anti tetanus.

Walau bertentangan dengan pandangan populer,

praktik kastrasi (pengebirian fisik) ternyata tidak 100%

efektif dalam mengendalikan noda babi. Banyak studi

Page 34: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

menunjukkan bahwa hingga 3% babi muda yang

dikastrasi (pengebirian fisik) masih dapat memiliki

tingkat noda babi yang terdeteksi oleh salah satu analisis

kimia atau evaluasi sensorik. Kondisi hidup yang sangat

kotor dapat meningkatkan senyawa ‘skatole’ (noda) pada

ternak babi, termasuk babi dara, babi muda, dan

‘castrated’. Juga dapat memproduksi komposisi tubuh

dengan proporsi karkas daging yang lebih rendah.

Kastrasi ini dilaporkan secara luas dengan alasan bahwa

keseluruhan daging babi jantan yang memiliki noda

tidaklah menyenangkan atau berbau 'noda babi'.

Studi telah dilakukan untuk masalah penurunan

kualitas daging yang ditemukan dalam daging babi

jantan, dan hal ini umumnya ditemukan karena

kurangnya pelaksanaan kastrasi (pengebirian) di Inggris

demi penghematan biaya karena tidak melaksanakan

prosedur ini. Karena itu, di beberapa negara dan budaya

ditemukan bahwa noda babi menjadi batu sandungan

yang signifikan terhadap penggunaan babi jantan

‘uncastrated’ untuk usaha produksi daging.

Secara umum mungkin ada manfaat dalam hal

manajemen dan perlakuan kastrasi babi jantan, sebab

Page 35: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

pada umumnya babi jantan lebih mungkin untuk

menyerang dan menunjukkan perilaku yang agresif dan

seksual, ketika terus dipelihara atau dikandangkan

dengan babi betina. Babi jantan tersebut akan

menampilkan perilaku seksual agresif yang dapat

menyebabkan cedera dan stres ternak lainnya.

Sementara di sisi yang lain ditemukan bukti

bahwa babi betina yang dipelihara bersama dengan babi

jantan akan memasuki pubertas lebih awal serta

memperlihatkan perilaku seksual lebih aktif. Banyak

usaha peternakan, yang memelihara babi jantan dan

betina dalam fase pertumbuhan di kandang terpisah,

lebih sulit dalam beberapa pelaksanaan sistem

manajerial.

Alternatif kastrasi yang menyakitkan bisa

bermanfaat bagi baik kesejahteraan (welfare) babi

maupun bagi manajemen demi kualitas daging babi yang

didapatkan melalui babi jantan ‘uncastrated’.

Studi telah dilakukan untuk meneliti

kemungkinan penggunaan hormon (GnRH) untuk

menekan produksi hormon testis jantan sehingga

senyawa yang menyebabkan noda babi 'jantan' tidak

Page 36: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

akan terjadi. Sebuah produk potensial lebih menjanjikan

sudah sangat umum digunakan di Australia dan Selandia

Baru. Produk itu disebut 'Improvac', yang digunakan

sebagai vaksin untuk merangsang sistem kekebalan babi

jantan dalam pembentukan antibodi pada jaringan

dagingnya.

Penggunaan produk vaksin ini akan

menyebabkan testis tidak akan berkembang, dan

senyawa penyebab noda babi tersebut tidak diproduksi.

Karena produk tersebut adalah vaksin maka tidak akan

tetap terkonsentrasi sebagai zat kimia pada ternak babi

pada saat pemotongan, dan tidak akan menimbulkan

ancaman bagi kesehatan manusia. Produsen mengklaim

bahwa produk tersebut bukan merupakan bahan

pengubah genetik; dapat mengurangi terjadinya PSE;

memperbaiki warna daging; meningkatkan lemak dalam

daging dan karena itu meningkatkan kesegaran dan

rasanya; meningkatkan laju pertumbuhan babi;

mengurangi cedera dan stres karena sifat agresif dan

perilaku seksual; dan meningkatkan kemudahan

penanganan ternak babi.

9.9. Vaksinasi 'Improvac'

Page 37: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

Saat ini produk ini belum diizinkan

penggunaannya di Uni Eropa atau Inggris. Hal ini

mungkin akan berubah dalam waktu tidak lama karena

produk ini dapat memenuhi standar kontrol keselamatan,

kualitas, dan keberhasilan yang dituntut oleh undang-

undang. Percobaan konsumen di Australia tampaknya

menunjukkan bukti bahwa konsumen lebih memilih

daging babi yang diobati dengan produk yang memakai

konsep vaksinasi pengganti kastrasi fisik ini.

10. Pemeliharaan Calon Pejantan

Dalam suatu usaha peternakan, bila

mempertahankan catatan penampilan produktivitas bibit

atau genetis babi, sudah tentu harus memelihara babi

jantan. Babi jantan yang akan dipelihara tentu harus

Gambar 13. Perbandingan penampilan daging babi jantan hasil kastrasi vaksin dan fisik

(Pfizer courtesy)

Kastrasi Vaksin

Kastrasi Fisik

Gambar 13. Perbandingan daging kastrasi Fiski dan Vaksin

Page 38: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

dipilih atau diseleksi dari calon ternak babi pejantan

yang baik. Babi calon pejantan harus terjamin

kesehatannya, diperiksa parasit internal dan

eksternalnya, divaksinasi terhadap erysipelas dan

leptospirosis, dan brucellosis-nya harus negatif. Pejantan

muda (8-12 bulan) diberi makan 2,5 - 3 kg/hari ransum

seimbang dengan 14% protein kasar, dikawinkan 1

kali/hari. Pejantan dewasa (lebih dari 1 tahun) diberi

makan 2 - 2,5 kg/hari, dikawinkan 2 kali/hari (10 - 12

kali/minggu).

Gambar 14. Tipe pejantan yang baik.

Page 39: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

11. Pemeliharaan Calon Induk

Babi dara yang baik diperlukan untuk efisiensi

reproduksi optimal. Babi dara mencapai pubertas pada

umur 5 bulan atau sebelumnya, akan tetapi sangat

dianjurkan untuk tidak dikawinkan saat pubertas atau

estrus pertama, karena produksi sel telur atau ova untuk

dibuahi masih sangat kurang.

Upaya yang dilakukan supaya cepat mendapatkan

pubertas babi dara adalah dengan memeliharanya dalam

kelompok baru dan bersama-sama dengan pejantan.

Sedangkan, menempatkan babi dara dalam kandang

dengan suhu lingkungan yang panas (di atas 30°C) akan

memperlambat atau mencegah terjadinya estrus,

menekan laju ovulasi, dan meningkatkan kematian.

Perkembangan peternakan babi modern memiliki

potensi untuk mempercepat tingkat pertumbuhan hingga

mencapai 100 kg (220 £) berat hidup pada umur 140

hari. Tingkat pertumbuhan ini sangat baik untuk

produksi daging babi. Tetapi harus diperhatikan juga hal

memilih ternak yang akan dipakai dalam usaha

Page 40: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

pembibitan. Perkembangbiakan ternak babi dilaksanakan

untuk pengembangan struktur tulang yang kuat dan

lemak tubuh yang baik serta untuk memastikan masa

produktif yang panjang. Dalam peternakan komersial

yang memproduksi babi betina, calon induk disarankan

agar dipisahkan dari ternak potensial sebagai persiapan

demi sistem usaha berkelanjutan. Calon induk yang

dipelihara dapat diperlakukan sama dengan yang akan

dipotong sampai mencapai berat hidup 70 kg. Tetapi

sesudah tahap ini, perlakuan calon induk harus berbeda.

Target pertumbuhan calon induk tidak boleh lebih dari

0,5 kg/hari, dan tingkat pertumbuhan positifnya harus

selalu dipertahankan.

Page 41: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

12. Cara Pengukuran Penampilan induk babi

Penetapan efektif nilai visual kondisi tubuh induk

babi perlu dianalisis pada awal periode kebuntingan.

Penetapan ini penting guna mengetahui nilai evaluasi

ternak, perbedaan dan perbandingan antara lemak dan

daging/otot. Mulailah dengan mencari rusuk, tulang

punggung, dan pinggul. Pengukuran yang murah dan

mudah untuk mendapatkan ukuran berat badan induk

babi, dikembangkan oleh Kansas State University, yakni

dengan pita pengukur. Sedangkan USG (ultra sono

graph) digunakan untuk mengukur ketebalan lemak

Page 42: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan

punggung dengan meletakkannya pada tulang rusuk

terakhir.

Identifikasi pada titik dari kerangka tulang induk

yang dapat teraba atau terlihat dilakukan untuk menilai

postur tubuh induk babi yang baik. Cara mengukur atau

mendapatkan letaknya, yakni mulai pada tulang rusuk

terakhir sampai 2,5 inci dari garis tengah tulang

belakang babi.

Page 43: Bab iii sistim dan cara pemeliharaan