bab iii temuan penelitian -...
TRANSCRIPT
37
BAB III
TEMUAN PENELITIAN
A. Pendahuluan
Provinsi Sumatera Utara merupakan wilayah dimana berbagai suku hidup
bersama : suku Batak 41,95%, Jawa 32,62%, Nias 6,36%, Melayu 4,92%,
Tionghoa 3,07%, Minang Kabau 2,66%, Banjar 0,97% dan suku yang lainnya
7,45%.1 Dari data ini dapat disimpulkan sementara bahwa suku Batak sangat
mendominasi dalam masyarakat. Orang batak hidup dalam budaya yang dimuliki
sehingga melakukan adat adalah hal sangat penting. Hal ini terbukti dari setiap
peristiwa penting dalam hidup seseorang secara pribadi dan kelompok selalu ada
dalam adat, tutur untuk sebutan pada seseorang menandakan bahwa diantara
sesama orang batak selalu ada hubungan kekeluargaan
Suku Simalungun merupakan bagian dari suku Batak, yang merupakan
penduduk daerah Sumatera Utara. Nama Simalungun sekaligus menjadi nama dari
salah satu Kabupaten di Sumatera Utara. Kabupaten Simalungun terletak antara
02.36’-03.01’ Lintang Utara, dan berbatasan dengan lima kabupaten yaitu
Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba, Kabupaten
Samosir dan Kabupaten Asahan. Luas Kabupaten Simalungun kurang lebih
4.386,6 km2 atau 6,12 % dari propinsi Sumatera Utara.2
1 https://sumut.bps.go.id/fronted/linktabelstatis/view/id, diakses pada tanggal 19 januari 2017 2 Sortaman Saragih, Orang Simalungun (CV. Citama Vigora, 2008) 20-21
Kab. Simalungun
38
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografi Desa Nagori
Desa Nagori adalah desa Kristen yang terletak di pinggir Danau Toba
termasuk dalam wilayah Kecamatan haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun.
Disebut sebagai desa Kristen karena hanya ada satu rumah ibadah yaitu Gereja
Kristen Protestan Simalungun. Data dilapangan menunjukkan bahwa hanya
agama Kristen yang dikenal masyarakat Nagori. Sehingga kehidupan masyarakat
Nagori diatur oleh hukum adat (kebiasaan yang berlaku) dan peraturan gereja.
Akses menuju desa Nagori (sampai 2016) hanya dapat ditempuh melalui
kapal, masuk dan keluar desa Nagori harus memakai kapal. Hal ini dikarenakan
desa Nagori terletak di tepi danau Toba dan dibatasi oleh bukit-bukit sehingga
akses hanya dimungkinkan dengan menggunakan kapal. Kondisi ini
mengakibatkan lambatnya akses yang masuk, harga barang atau kebutuhan sehari-
hari cukup tinggi dibandingkan di desa lainnya.
39
Jarak tempuh yang dibutuhkan dari ibu kota kabupaten Simalungun sekitar 2,5
jam. Sampai saat ini, akses ke desa Nagori maupun keluar harus menggunakan
.kapal. Tetapi tahun 2016 dalam rangka program pemerintah pusat yang
menetapkan danau Toba sebagai destinasi wisata maka dimulai pembangunan
jalan melalui bukit-bikit sehingga ke depannya dimungkinkan akses melalui jalur
darat.
Perbatasan desa Nagori yaitu :
Sebelat Timur berbatasan dengan Haranggaol
Sebelah Barat berbatasan dengan Sihalpe
Sebelah Utara berbatasan dengan Hinalang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samosir3
33 Wawancara dengan Pengulu Desa Nagori pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori
NAGORI JUMA
TOBA
40
2 Data Empiris Desa Nagori
Desa Nagori adalah desa dipinggir danau Toba yang memiliki penduduk
110 KK dengan jumlah keseluruhan penduduknya 367 jiwa. Seperti yang tertera
dalam tabel dibawah ini dengan penggolongan usia.
Jumlah masyarakat desa Nagori
Jenis Tingkatan Laki-laki Perempuan
Lanjut Usia (60 tahun keatas) 24 orang 32 orang
Dewasa 97 orang 114 orang
Anak-anak 40 orang 60 orang
Jumlah 161 orang 206 orang
Mereka tinggal disekitar pinggir danau Toba sampai di tengah-tengah
bukit. Pada umumnya penduduk yang tinggal di desa Nagori adalah penduduk
asli, ditambah dengan sedikit pendatang. Orang Nagori yang merantau dan
kembali ke desa Nagori, mereka tidak melakukan perubahan. 4 Sehingga
kehidupan keseharian mereka yang tidak banyak mengalami perubahan baik
kualitas maupun jumah penduduk.
4 Wawancara dengan Pengulu Desa Nagori pada tanggal 5 Nopember 2016 di Desa Nagori
41
3 Mata Pencaharian
Kehidupan masyarakat Nagori umumnya berprofesi sebagai petani dan
nelayan. Pertanian di desa Nagori sangat bergantung pada keadaan alam yaitu
curah hujan, kemarau dan keadaan tanah. Ditanah yang bercampur batu serta letak
tanah yang miring mengakibatkan tidak ada lahan yang luas untuk bertani.
Sebagian kecil dari mereka adalah nelayan tradisional yang hanya mengandalkan
pukat dan jaring dengan alat ini hasil yang diharapkan tidak terlalu banyak.
Data pekerjaan dan penghasilan masyarakat desa Nagori.
No Pekerjaan Jumlah
1 Petani 95 orang
2 Berdagang 30 orang
3 Nelayan 10 orang
5 PNS 3 orang
6 Honorer 2 orang
Penghasilan penduduk pada umumnya Rp 1.000.000,- sampai Rp
2.000.000,- dan beberapa orang berpenghasilan Rp 2.500.000,- sampai Rp
5.000.000,-.5 Dengan ekonomi yang seperti ini, masyarakat berjuang untuk terus
bertahan. Tidak ada perkembangan untuk upaya peningkatan ekonomi. Hal ini
5 Wawancara dengan Pangulu Desa Nagori pada tanggal 5 Nopember 2016 di Desa Nagori
42
dibuktikan dengan kondisi ekonomi serta pekerjaan yang tidak mengalami
perkembangan.
4 Pendidikan
Manusia akan mudah menerima perkembangan serta mengantisipasi
perubahan di dalam masyarakat jika didukung oleh pendidikan yang memadai.
Pendidikan yang kurang sebagai modal untuk melakukan perubahan menjadikan
desa Nagori sangat lambat menerima perkembangan untuk kemajuan. Hal ini juga
didukung oleh kondisi alam yang membuat akses dari luar sulit atau lambat
diterima masyarakat membuat perkembangan yang lambat sekali di desa Nagori.
Dan masyarakat Nagori yang berhasil atau telah mendapatkan pendidikan yang
tinggi, pada umumnya tidak kembali ke desa Nagori karena memilih untuk hidup
di tempat yang lain. Data di dibawah ini menampilkan tingkat pendidikan
masyarakat Nagori.
43
Tingkat pendidikan masyarakat desa Nagori6
Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan
Sarjana 5 orang 3 orang
SMU 18 orang 25 orang
SMP 12 orang 12 orang
SD 7 orang 5 orang
Tidak Tamat SD 3 orang 3 orang
Jumlah 45 orang 48 rang
C. Kebutuhan orang lanjut usia di desa Nagori
Orang lanjut usia di desa Nagori memiliki kebutuhan yaitu,
1. Dikunjungi
Dikunjungi adalah hal yang menggembirakan. Menurut mereka “seng dong be
na t hurang” artinya tidak ada lagi yang kurang. Jika anak dan cucu datang
dengan berita bahwa kehidupan mereka baik, maka hal ini menjadi sukacita bagi
orang anjut usia. Sebaliknya jika mereka mendengar hal-hal yang kurang baik,
misalnya pertengkaran di tengah-tengah keluarga, sakit penyakit atau anak yang
belum memiliki keturunan, ini menjadi beban. Ibu SP mengatakan “ulang namin
6 Wawancara dengan Pengulu Desa Nagori pada tanggal 5 Nopember 2016 di Desa Nagori
44
na tangar dong partinggian i rumah tangga niombahku, pusok do uhur, aido do
na gabe sipikkirhononkon, dear-dearma namin”7 artinya janganlah ku dengar ada
pertikaian dalam rumah tangga anakku, hatiku sedih, itu menjadi beban pikiranku,
semuanya baik-baiklah. Berarti seumur orang tua, mereka tidak berhenti
memperhatikan dan bergumul tentang anak-anaknya. Usia tidak mengenal kata
‘cukup’ dalam memperhatika kehidupan anak dan cucunya.
Dalam keadaan fisik yang menurun, orang lanjut usia juga agar anak dan
cucunya mengingat orang tua atau kakek nenek mereka. Dalam hati dan pikiran
mereka selalu ada harapan bahwa suatu ketika anak dan cucu nya datang serta
melakukan adat mambere namalum. Porlu tumang do adat mambere namalum,
malas do uhur manjalo, tambah semangat bani goluh on janah ibotoh niombah
martarimakasih bani namatorasni. 8 Artinya sangat penting melakukan adat
mambere namalum, hati bersukacita menerima, tambah semangat dalam hidup
serta anak tahu berterimakasih pada orang tua. Orang lanjut usia sangat
mengharapkan kunjungan anak dan cucu diseratai pelaksanaan adat mambere
namalum. Hal ini akan mendatangkan kegembiraan dan semangat hidup. Mereka
mengatakan ‘seng dong na hurang bani goluh on’, artinya tidak ada yang kurang
dalam hidup ini. Mereka merasakan kesempurnaan dalam hidup.
2. Penyembuhan
Semua manusia berdosa sehingga orang tua dan anak serta cucu harus
melakukan pengampunan dosa. Dengan pengampunan dosa hubungan orang tua
7 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori 8 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
45
dan anak serta cucu akan lebih baik dari sebelumnya karena terbebas dari beban
dan yang tersimpan dihati. Hubungan yang baik akan mendatangkan kebaikkan
dalam hidup. Anggo itangar ma sidea sehat, dear bani keluarga, malas uhur.
Anggo dong na hurang, podas ma isaloseihon ase ulang lutu goluhni. Orang tua
pe anggo salah maningon do mangindo maaf bani niombah. 9 Artinya, kalau
didengar mereka sehat, baik dalam keluarga, hati senang. Kalau ada yang kurang,
cepat diselesaikan agar damai. Orang tua pun jika salah harus minta maaf pada
anaknya, Sonari, lang hudingat be ganup salahni niombahku, domma matua ahu,
lang bakku be mardingat ai ganupan. Tapi malas uhurhu anggo roh niombahku,
apalagi iboan ma adat mambere namalum, halani na parlobei bani adat mambere
namalum aima hasasapanni dosa, niombah pakon nimbah, orang tua pakon
niombah. 10Artinya sekarang aku tidak ingat salahnya anakku, aku sudah tua, aku
sudah tidak ingin mengingat semua itu. Tetapi senang hatiku jika anakku datang,
khususnya melakukan adat mambere namalum, karena yang pertama dilakukan
dalam adat mambere namalum adalah saling mengampuni dosa, anak dengan
anak, orang tua dengan anak. Maningon mardamei do anak pakon anak ase boi
mambahen adat namalum. Orang tua pe sonai do, mardamei pakon nimbah.
Anggo lape mardamei lang boi halani horja mambere namalum maningon ibagas
uhur na borsih. 11 Artinya harus berdamai anak dengan anak. Orang tua juga
berdamai dengan anaknya. Jika belum berdamai tidak boleh melakukan adat
mambere namalum karena adat itu harus dilakukan dengan hati yang bersih.
9 Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori 10 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori 11 Wawancara dengan R. E. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
46
Anggo marsisasapan dosa borsih ma uhur, gabe dear ma horja ai, lang dong
borit ni uhur.12 Artinya jika saling mengampuni dosa maka hati bersih, sehingga
baguslah kerja itu, tidak ada sakit hati. Riah do mungkah ni horja. Ase sada
panriahan maningon marsipadearan do lobei haganupan ase saud horja adat
ai.13 Artinya Kesepakatan adalah dasar untuk mengerjakan. Supaya sehati harus
saling memperbaiki diri supaya adat dilaksanakan. Bani goluh on porlu do uhur
na dear, na damei. Halani ai niombah pakon niombah marsisasapan dosa. Sonai
do age orang tua, sai adong do na hurang. Maningon do homa marsisasapan
dosa orang tua pakon niombah.14 Artinya dalam hidup kita perlu hati yang baik,
yang berdamai. Karena itu anak dengan anak harus saling mengampuni. Haruslah
juga saling mengampuni antara orang tua dan anak. Bani goluh on gok do
hahurangan, halani ai porlu marsipadearan niombah pakon niombah sonai age
niombah pakon orang tua. Lumbang do uhur anggo ihorjahon hita na sonai ai.15
Artinya dalam hidup ini banyak kekurangan, karena itu perlu saling memperbaiki
antara anak dengan anak juga anak dengan orang tua. Hati merasa bebas kalau
kita melakukan pengampunan.
Orang lanjut usia di desa Nagori menyadari bahwa dalam perjuangan mereka
merawat dan membimbing anak-anaknya tidak lepas dari kekurangan. Segala
yang mereka miliki diperuntukkan untuk anak mereka, tetapi akhirnya disadari
bahwa semua usaha itu tidak lepas dari kekurangan bahkan kesalahan. Hal ini
menjadi beban tersendiri yang mereka ingat dan simpan dalam hidup mareka
12 Wawancara dengan A. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 13 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 14 Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 15 Wawancara dengan S. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
47
sehingga menimbulkan beban yang mereka rasakan dimasa tua. Mereka mengakui
bahwa mereka harus dibebaskan dari semua kekurangan dan kesalahan yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan anak-anaknya untuk membebaskan diri
dari rasa bersalah dalam hidup.
Jika ada rencana melakukan mambere namalum, maka harus lebih dahulu
anak dengan anak berdamai. Setelah perdamaian tercapai, maka anak tertua harus
bertanya kepada orang tua tentang rencana mereka. Jika orang tua masih memiliki
kekecewaan pada anak, maka pelaksanaannya harus ditunda. Karena dalam
keyakinan mereka, apa yang dilakukan dalam adat mambere namalum dapat
tercapai jika didasari hati yang bersih tanpa permusuhan atau sakit hati. Jika orang
tua setuju, maka adat mamabere namalum dilaksanakan dengan waktu serta biaya
yang disepakati bersama.
3. Dihargai dan Dihormati
Bagaimana orang tua merawat dan mendidik anak sejak kecil sampai dewasa
merupakan perjuangan yang tidak mudah. Semua itu adalah tanggungjawab orang
tua kepada anak. Seharusnya anak mengingat dan menghargai apa yang dilakukan
oleh orang tua. Kesadaran anak akan pengorbanan orang tua akan mendatangkan
hormat. Ai hutang do ai bani niombah na laho manghargahon pambahenanni
orang tua.16 Artinya itu adalah hutang anak untuk menghargai pengobanan orang
tua. Mangarap do diri, tapi anggo lang das hujai nimbah, sonaha ma bahenon.
16 Wawancara dengan L. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori
48
Nasib diri ma ai.17 Artinya saya mengarap, tapi jka anak tidak terpikir untuk itu,
apalah yang dapat dilakukan. Itulah nasibku. Halani domma boi mansari
niombah, ihormati janah ihargahon ma orang tua. Halani sidea do ase boi hita
sonon, maningon sonai do.18 Artinya karena anak sudah dapat mencari nafkah,
maka hormati dan hargailah orang tua. Karena orang tua sehingga kita dapat
mandiri. Anggo maharga do ibahen hita namatoraskon hita na dob pabanggalhon
hita, gabe tubuh do semangat bani goluh on. 19 Artinya jika orang tua kita
berharga karena sudah membesar kita, maka akan muncul semangat pada orang
tua. Halani orang tua do ase boi Naibata mamasu-masu, ase hargahon hita ma
namatorasta.20 Artinya karena orang tualah kita diberkati Tuhan, oleh karena itu
hargailah orang tua. Marhitei adat mambere namalum ma taridah bahasa
maharga janah hormat niombah bani namatorasni. 21 Artinya melalui adat
mambere namalum lah terlihat bahwa berharga dan hormat anak kepada orang
tua.
Ternyata orang lanjut usia sangat anak dan cucu menghargai serta
menghormati mereka. Dasarnya adalah karena orang tua sudah merawat dan
mendidik anak. Walaupun itu tanggungjawab orang tua, tetapi harus ada respon
anak dan cucu agar mereka merasa dihargai dan dihormati. Tidak ada yang dapat
dilakukan oleh anak dan cucu untuk membalas kebaikkan orang tua, kecuali
ungkapan terimakasih. Orang lanjut usia merasa dihargai jerih payah dalam
17Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori 18 Wawancar dengan R. E. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 19 Wawancara dengan P. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 20 Wawancara dengan A. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 21Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
49
membesarkan anak sehingga ada rasa bangga dan kegembiraan ketika anak dan
cucu dapat menghargai dan menghormati orang tua.
4. Menjadi orang tua teladan
Masyarakat memiliki penilaian tersendiri bagi orang lanjut usia yang
menerima adat mamabere namalum karena idingat niombah do hape
pangajaranni orang tua na madear,22 artinya anak mengingat hal baik yang
dilakukan orang tua dan dibuktikan dengan melakukan adat mambere namalum.
Na madear do adat on na dob ibere hu banta, sitorushonon ma on ase dear
goluhta, 23 artinya ini adalah adat yang sudah diwariskan pada kita, harus
diteruskan supaya hidup kita baik. Adat mambere namalum adalah adat yang
harus dilakukan karena dampaknya adalah membawa kebaikkan pada anak dan
cucu. Lambin tubuh semangat halani idingat naimbah pakon pahompu mambahen
namadear, 24 artinya hidup semakin semangat karena anak dan cucu ingat
memberi yang baik. Dampak yang dirasakan oleh orang lanjut usia adalah hidup
dijalani dengan semangat karena anak dan cucu tahu memperlakukan dan
menempatkan orang tua pada posisi yang terhormat. Kegembiraan yang dirasakan
mampu memulihkan semangat hidup yang lemah diganti dengan hidup penuh
semangat. Humbani na hinan iajarhon orang tua mambahen si sonon, ase
ihorjahon ma ai, 25 artinya dari dulu sudah diajarkan orang tua, jadi harus
dikerjakan. Karena orang tua dulu yang sudah merasakan dampak dari adat
22 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori 23 Wawancara dengan R. E. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 24 Wawancara dengan P. Purba dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 25 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 6 nopember 2016, di desa Nagori
50
mambere namalum sehingga secara terus menerus melakukannya dan diajarkan
secara turun temurun. Namatoras maningon mangajari niombah adat on ase
ibotoh menghargai namatorasni,26 artinya orang tua harus mengajari anak adat ini
supaya tahu menghormati orang tua. Sebuah kewajiban bagi orang tua untuk
mengajari anak tentang adat mambere namalum sehingga anak tahu cara
mengormati dan menghargai orang tua. Maharga do diri anggo ihorjahon adat
on,27 artinya menjadi orang yang dihargai jika adat ini dilaksanakan. Dampaknya
pada orang tua bukan hanya sekedar dihargai dan diormati tetapi orang yang
berharga karena anak dan cucu menghargai sehingga orang lain juga melakukan
hal yang sama. Seng dong na hurang anggo ihorjahon sonai,28 artinya tidak ada
yang kurang jika dilakukukan. Tidak ada yang dibutuhkan oleh orang lanjut usia
selain menerima adat mabere namalum, sehingga tidak ada lagi yang kurang
dalam hidup yang dijalani. Maningon maharga do orang tua ase berhasil,29 artinya
orang tua harus dihargai/dihormati supaya berhasil. Melakukan adat mabere
namalum juga berdampak pada keberhasilan anak dan cucu. Ketika orang tua
diharga maka anak dan cucu akan berhasil. Hormat bani namatoras diri,
maningon berhasil do diri,30 artinya jika menghormati orang tua pasti berhasil,
karena orang tua akan tulus mendudkung anak melalui kekuatan spiritualitas
sehingga anak dan cucu berhasil. Namandalankon titah pa limahon do
26 Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 27 Wawancara dengan S. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 28Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 29 Wawancara dengan Dj. Purba yang merupakan Tokoh Adat dan gereja dilakukan pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya 30 Wawancara dengan L. Sumbayak merupakan Tokoh Adat dan gereja dilakukan pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan
51
namangkorjahon ai, ase sanggap namatorasta, 31 artinya yang melakukan adat
mambere namalum adalah pelaku hukum taurat ke 5 sehingga orang tua
dihormati. Karena apa yang dikatakan dan dijanjikan Tuhan pada hukum taurat ke
5 pasti akan diterima anak dan cucu.
Orang tua dianggap berhasil mendidik anak dan cucu untuk menghormati dan
menghargai orang tua jika anak menunjukkan hormat dan terimakasih kepada
orang tua. Keberhasilan ini tercermin dalam pelaksanaan adat membere namalum
sehingga di tengah-tengah masyarakat, mereka lebih dihargai dan pantas untuk
menjadi teladan bagi keluarga yang lain. Orang lanjut usia memiliki posisi
penting, terhormat dalam masyarakat ketika anak dan cucunya melakukan adat
mambere namalum. Oleh sebab itu sudah sepantasnya anak dan cucu melakukan
adat mambere namalum untuk menghormati orang tua. Orang tua yang sangat
mengharapkan menerima adat mambere namalum dari anak dan cucunya. Upaya
yang dilakukan adalah dengan mengajarkan anak tentang pelaksanaan adat
mambere namalum. Jika anak dan cucu belum terpikir melakukannya, maka orang
tua mendoakan agar anak dan cucu memiliki beban melakukan adat mambere
namalum. Jika tidak dilakukan sampai orang lanjut usia tutup usia, maka ini
diterima sebagai nasibnya memiliki anak yang tidak tahu berterimakasih dan
menghargai orang tua.
5. Imam bagi anak dan cucunya
31 Wawancara dengan K. Sinaga merupakan Tokoh Adat dan Gereja dilakukan pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar
52
Dalam pelaksanaan mambere namalum, segala harapan orang tua, anak
dan cucu disampaikan dalam pelaksanaannya. Orang tua memohon berkat dari
Tuhan untuk anak dan cucunya serta menyerahkan hidup mereka dalam kuasa
Tuhan, ‘manupakki ma tonduy nasiam sonai age Tonduy ni Tuhan bani goluhta
on. Artinya memberkatilah roh orang tua, juga memberatilah Roh Tuhan dalam
hidup kita. Oleh sebab itu orang tua diyakini sebagai perantara (imam) Tuhan
untuk memberkati anak dan cucunya sehingga harapan mereka tercapai. Marhitei
tonggo ni namatoras diri, sai saudma sinitta ni uhur halani ibagas tulus ni uhur
mangindo bani Naibata,32 artinya doa orang tua kita, sehingga tercapai keinginan
hati karena orang tua berdoa dengan hati yang tulus kepada Tuhan.
Mangondoskon niombah hubani Tuhan ase totap ibagas panramotionNi ase
ipasu-pasu, 33 artinya menyerahkan anak kepada Tuhan supaya tetap dalam
pemeliharaanNya diberkati. Manonggohon nimobah pakon pahompu ase sehat,
panjang umur janah dear passarian,34 artinya mendoakan anak dan cucu supaya
sehat, panjang umur dan rejeki yang baik. Namatoras aima ‘naibata nataridah’
bani niombah, ase banggal do hinorhonni tonggo ni namatoras diri bani
pergoluhan on,35 artinya orang tua adalah ‘tuhan yang kelihatan, sehingga akibat
doa orang tua sangat besar dalam hidup kita. Namatoras aima perantara ni
Naibata bani niombahni,36 artinya orang tua adalah perantara Tuhan kepada anak-
anaknya
32 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori 33 Wawancara dengan S. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 34 Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 35 Wawancara dengan Dj. Purba dilakukan pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya 36 Wawancara dengan L. Sumbayak dilakukan pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan
53
Diyakini anak dan cucu bahwa pengharapan dan doa orang tua sangat
berdampak dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, apa yang menjadi harapan
anak dan cucu disampaikan orang tua kepada Tuhan sebagai sumber berkat.
Dalam adat mambere namalum, orang tua diyakini sebagai perantara Tuhan
kepada anak. Artinya orang tua melakukan tugas ke-imaman dalam relasi Tuhan
dan anak.
Dengan demikian, anak dan cucu suda melakukan hukum Tuhan yang ke
5 untuk menghormati orang tua. Orang yang menghormati ayah dan ibunya,
kehidupannya akan baik dan dihargai di masyarakat. Oleh karena itu, munculnya
masalah-masalah saat ini dalam keluarga adalah kerena kurang menghargai dan
menghormati orang tua karena hidup sesuai dengan keinginan masing-masing.
6. Hidup sempurna
Bagi orang lanjut usia, harapan yang diinginkan mereka adalah dalam masa
tua, mereka menemukan sukacita melalui kehidupan anak dan cucu yang baik
serta mereka dilibatkan mendukung mereka dalam spiritualitas. Semua ini diawali
dari anak dan cucu yang melakukan mambere namalum sehingga orang tua
merasa hidupnya berarti dan bermakna. Gok ma pangahap anggo ijalo na malum
ai, seng dong be na hurang, malas ma uhur janah tambah semangat, ibere
Naibata do malas ni uhur marhitei niombah,37 artinya hati merasa penuh jika
menerima adat mambere namalum, tidak ada yang kurang, hati senang dan
tambah semangat, Tuhan memberi sukacita melalui anak. Tambah do semangat,
37 Wawancara dengan S. Purba dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2016, di desa Nagori
54
tambah dear pikiran janah malas uhur halani boi mangondoskon niombah bani
Tuhan, boi ipodahi niombah janah seng dong na hurang, 38 artinya tambah
semangat hidup, pikiran semakin tenang dan sukacita karena dapat menyerahkan
anak cucu kepada Tuhan, dapat menasehati ank dan tidak ada yang kurang dalam
hidup. Namaruttung do goluhta on anggo ijalo hita namalum, dong harga diri
halani idingat niombah manghargahon namatorasni, 39 artinya beruntung jika
dalam hidup kita menerima namalum, ada harga diri karena dihormati anak. Seng
dong na hurang ibagas goluh on anggo ijalo adat mambere namalum,40 artinya
tidak ada yang kurang dalam hidup ini jika menerima adat mambere namalum.
Sempurna goluh on halani ihorjahon niombah titah pa-limahon, ibotoh sidea
manghargahon janah martarima kasih bani orang tua 41 , artinya hidup ini
sempurna karena anak mengerjakan hukum taurat ke 5, anak tahu menghargai dan
berterimakasih pada orang tua.
Melalui adat mamabere namalum, orang tua merasa hidupnya ‘sempurna’
karena apa yang dikerjakan dan didoakan selama hidupnya sudah diterima. Oleh
sebab itu, kesempurnaan hidup orang lanjut usia sangat bergantung pada
perbuatan anak dan cucu kepadanya. Sebaliknya juga kebahagiaan anak dan cucu
sangat bergantung dari apa yang dikerjakan anak terhadap orang tua. Artinya
kesempurnaan dan kebahagiaan hidup dalam keluarga sangat bergantung dari
relasi dan prilaku yang baik dari semua pihak dalam keluarga.
38 Wawancara dengan S. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 39 Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 40 Wawancara dengan S. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori 41 Wawancara dengan L. Saragih dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
55
D. Mambere Namalum
1. Asal usul mambere namalum
Falsafah masyarakat Simalungun adalah habonaron do bona. Asal kata
habonaron berasal dari kata bonar yang artinya benar, diberi imbuhan ha dan on
sehingga menjadi habonaron yang artinya kebenaran. Do artinya nya, dan bona
artinya pangkal. Sehingga habonaron do bona berarti kebenaran nya pangkal.
Artinya dalam kehidupan orang Simalungun, pikiran dan tindakkannya harus
berpangkal pada kebenaran. Hal ini berlaku disemua aspek kehidupan orang
Simalungun. Dalam relasi ditengah-tengah keluarga, sikap benar harus dilakukan
agar kehidupan berjalan dengan baik. Setiap anggota keluarga memiliki fungsinya
masing-masing. Pencapaiannya dilakukan dengan adat mambere namalum. Secara
harafiah arti mambere namalum terdiri dari dua pengertian yaitu mambere dan
namalum. Mambere dari kata bere artinya beri, diberi imbuhan mam menjadi
mambere artinya memberi. Namalum dari kata malum artinya sembuh, diberi
imbuhan na menjadi namalum artinya menyembuhkan. Dengan demikian arti
mambere namalum adalah memberi menyembuhkan, dalam pengertian pemberian
yang menyembuhkan, yang sifat penyembuhannya keseluruhan baik fisik maupun
psikis bagi orang yang menerimanya. Dengan menerima makanan namalum (yang
menyembuhkan) maka orang menerima semangat hidup yang membawa dia
kepada kesembuhan dari sakit penyakit dan sembuh (terbebas) dari sesuatu yang
ada
56
Pelaksanaan adat mambere namalum dilakukan dalam :
1. Paabingkon/patuduhkon pahompu humbani anak pakon boru (parlobei
anak ase boru). Artinya memperkenalkan dengan cara menggendongkan
cucu yang baru dari anak laki-laki dan anak perempuan disertai kata-kata
memperkenalkan cucu. Biasanya cucu dari anak laki-laki yang pertama
melakukan perkenalan lalu cucu dari anak perempuan42
2. Palaho boru/sanggah maralop, artinya anak perempuan yang akan
menikah melakukan mambere namalum kepada orang tua dengan tujuan
agar segala pengorbanan, rasa capek orang tua yang membesarkan anak
perempuannya menjadi hilang serta memohon pengampunan jika ada
kesalahan.43
3. Dong sura-sura atap banggal ni uhur halani dapot sinitani uhur diri,
atappe laho marlajang diri mangindo pasu-pasu humbani orang tua i
tonggo-tonggohon ase horas i parantoan. Artinya ada keinginan yang
sudah tercapai, atau ingin merantau dan ingin diberkati oleh Tuhan melalui
doa orang tua sehingga sehat, selamat dan sukses diperantauan.
4. Domma dokah lang pajuppah, siholan ma artinya asudah lama tidak
bertemu, rindu. Anak dan cucu tinggal jauh dari orang tua, sudah lama
tidak bertemu dan sudah rindu bertemu dengan orang tua.
Dimusyawarahkan tentang waktu pelaksanaan untuk melakukan adat
mambere namalum.
42 Wawancara dengan K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar 43 Wawancara dengan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember di Perdagangan
57
5. Borit-boritan ma orang tua, ase podas malum ulang marsik tu. Artinya
orang tua yang sakit-sakitan supaya sembuh. Sembuh disini memiliki arti
satu, sembuh yang artinya menjadi sehat dan melakukan aktifitas sehari-
hari. Kedua, sembuh dalam arti meninggal, sehingga mambere namalum
ini menunjukkan bahwa anak dan cucu sudah siap ditinggal orang tua dan
orang tua juga memiliki keiklasan, ketulusan untuk meninggalkan dunia
ini.44
Kehidupan masyarakat Simalungun berdasarkan falsafah habonaron do
bona. Falsafah ini menjadi pedoman setiap masyarakat Simalungun bahwa
pikiran dan sikap harus dimulai dengan kebenaran. Dalam keluarga, sikap benar
dapat tercapai jika setiap anggota keluarga ditempatkan pada posisi dan peran
masing-masing. Pengaturan dimulai dari orang tua yang ditempatkan pada posisi
tertinggi dalam keluarga. Melalui mambere namalum orang tua ditempatkan pada
posisi tertinggi, dihormati dan dihargai. Kondisi yang seperti ini merupakan
bagian dari pencapaian habonaron do bona. Pencapaian ini melalui pemenuhan
dari nilai-nilai spiritual riah do saud ni horja (berdamai untuk bermusyawarah),
magou na milas na mohop (hilang yang panas), ase atur (supaya teratur), gabur
janah siang (mudah rejeki), ase manggargar (berkembang), goluh namatobu
(hidup yang manis, harmonis), goluh namataboh (hidup berlemak), borsih
angkula (bersih fisik dan mental).45
44 Wawancara dengan Dj. Purba, pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya 45 Wawancara dengan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan
58
Pencapaian nilai-nilai ini sangat ditentukan oleh relasi didalam keluarga,
baik keluarga inti maupun keluarga keluarga besar. Disebut keluarga besar berarti
melibatkan hubungan keluarga karena ikatan marga. Dalam keluarga besar
penempatan seseorang dalam pekerjaan adat diatur dalam prinsip ‘tolu
sahundulan’ artinya tiga pada satu tempat, yaitu sanina pangalopan gogoh,
tondong pangalopan podah dan boru pangalopan gogoh. Dalam adat
Simalungun, sanina pengalopan riah berarti laki-laki semarga adalah saudara
untuk berdiskusi, bermusyawarah tentang pelaksanaan kerja adat. Tondong
pangalopan podah maksudnya dalam pelaksanaan adat dibutuhkan nasehat
(podah) agar adat berjalan dengan baik, nasehat ini diminta dari saudara laki-laki
dari pihak perempuan. Boru pangalopan gogoh, dalam kerja adat dibutuhkan
tenaga, bekerja secara gotong royong. Pekerjaan ini merupakan tugas boru, yang
disebut boru adalah perempuan yang semarga dengan keluarga yang melakukan
pekerjaan adat. Ikatan kekerabatan dalam pekerjaan adat ini menjunjukkan bahwa
dalam segala adat, baik yang berhubungan dengan sukacita maupun dukacita,
pondasinya adalah kekerabatan ‘tolu sahundulan’. Kekerabatan yang dibangun
dari dasar tolu sahundulan menunjukkan bahwa dalam komunitas masyarakat
Simalungun, seseorang tidak dapat terpisah dari kelompoknya. 46 Hidup saling
membantu melalui posisi-posisi dalam adat merupakan tanda bahwa satu dengan
yang lain hidup dalam ikatan tolong menolong dan saling membutuhkan. Ikatan
ini melahirkan sikap kepedulian satu dengan yang lain. Dengan posisi-posisi yang
telah diaturkan dalam adat, maka hidup masyarakat Simalungun ada dalam
46 Wawancara dengan K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar
59
kendali adat. Adat menghidupkan relasi dan memberi nilai dalam kelompok dan
individu.
Mambere namalum adalah adat yang menjadi pola mendidik dalam
keluarga yang diwariskan turun temurun. Pewarisan membuktikan bahwa
menghargai dan menghormati orang tua dalam keluarga adalah prinsip penting.
Karena berdampak pada kehidupan anak dan cucu serta orang lanjut usia. Orang
tua yang menerima adat mambere namalum merasa hidupnya sempurna, dalam
arti menjadi orang tua yang berhasil dalam mendidik anak untuk menghargai dan
menghormati orang tua. Hal ini mendatangkan semangat hidup bagi orang lanjut
usia. Semangat hidup mampu memberi kesembuhan bagi semangat yang lemah
sehingga dengan semangat itu hilanglah segala sakit penyakit.47
Sebaliknya juga, jika anak dan cucu tidak melakukannya, maka ini
mempengaruhi kehidupan orang lanjut usia. Mereka merasa dilupakan, tidak
diharga dan dihormati. Keadaan ini dapat mengakibatkan lemahnya semangat
dalam hidup, merasa tidak puas, hidup kurang beruntung, kecewa dan kesepian.
Kehidupan yang dijalani akan menjadi kehidupan tanpa harapan, bahkan dapat
memunculkan rasa rendah dan malu karena merasa gagal mendidik anak untuk
menghormati dan menghargai orang tua. Ditambah juga reaksi masyarakat yang
kurang menghargai karena dianggap tidak berhasil mendidik anak. Kondisi ini
mengakibatkan orang lanjut usia sedih, kecewa dan bahkan tidak memiliki
semangat. Juga kehidupan anak dan cucu bisa kurang beruntung karena tidak
menghormati dan menghargai orang tua.
47 Wawancara dengan R. E. Purba pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
60
Dampak mambere namalum bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan
orang lanjut usia dimana hormat dan sikap menghargai dinyatakan. Adat ini juga
berdampak bagi kehidupan anak dan cucu. Jika ini dilakukan maka kehidupan
anak dan cucu semakin membaik dalam arti panjang umur, sehat dan
mendapatkan ekonomi yang baik. Sehingga kehidupan orang lanjut usia akan
sempurna dimasa tua jika ada tindakan benar yang dilakukan kepadanya yaitu
menerima adat mambere namalum. Anak dan cucu akan hidup baik jika
melakukan tindakan yang benar kepada orang tua dengan melaksanakan adat
mabere namalum. Habonaron do bona menjadi dasar kehidupan yang benar untuk
memenuhi kebutuhan orang lanjut usia dan tindakkan yang benar dari anak cucu
akan mendatangkan hidup sejahtera sehingga menjadi pendidikan yang
diwariskan secara turun temurun. 48 Penghormatan dan penghargaan sebagai
tindakan yang benar kepada orang tua yang ada dalam adat mambere namalum
E. Pelaksanaan mambere namalum di desa Nagori
1. Berdamai untuk musyawarah
Keluarga yang ingin melakukan adat mambere namalum terlebih dahulu
melakukan musyawarah. Dapat dilakukan musyawarah jika semua anggota
keluarga tidak dalam keadaan konflik. Jika terjadi konflik maka semua pihak
harus berdamai, sehingga disebutkan : ‘riah do saud ni horja’ artinya musyawarah
nya terjadi pekerjaan.49 Maksudnya musyawarah adalah awal memulai pekerjaan
48 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya 49 Wawancara dengan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan dan K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016 di Pematang Siantar
61
adat. Dengan bermusyawarah maka akan tercapai kesepakatan tentang pekerjaan
adat. Karena itu tidak boleh ada konflik karena dapat mengganggu jalannya
musyawarah. Konflik menjadi penghambat adanya musyawarah untuk mencapai
kesepakatan. Berdamai dengan semua anggota keluarga harus dilakukan karena
ada keyakinan bahwa melakukan mambere namalum harus didasari hati yang
bersih, tanpa konflik. S. Purba mengatakan : anggo lape mardamei anak pakon
anak, anak pakon namatorasni, lang tarjalo orang tua adat ai. Artinya jika
diantara anak belum ada perdamaian, anak dan orang tua belum berdamai, tidak
dapat diterima orang tua pelaksanaan adat mambere namalum itu.50 Konflik yang
pernah terjadi, sehingga menimbulkan luka batin harus disembuhkan agar
mambere namalum dapat dilaksanakan. Syarat ini mutlak karena diyakini bahwa
mambere namalum memberikan dampak dalam kehidupan orang tua, anak dan
cucu. Sehingga mambere namalum disebut pekerjaan ‘na marhidorat’ atau yang
diyakini memiliki kuasa.51 Akibatnya jika dilaksanakan dengan hati yang tulus
maka apa yang diharapkan dalam mambere namalum akan tercapai.
Upaya perdamaian dapat dilakukan dengan beberapa alasan yaitu sesama
anggota keluarga memiliki keinginan untuk berdamai, orang tua sudah lanjut usia
sehingga ketika mereka sehat sehingga ada waktu untuk menghormati dan
menghargai, menyadari bahwa konflik mengganggu dan tidak berguna sehingga
lebih memilih untuk berdamai. Jika diantara anggota keluarga ada yang tidak
ingin berdamai maka upaya yang dilakukan adalah memakai orang lain sebagai
juru damai agar pelaksanaan mambere namalum dilakukan. Setelah berdamai
50 Wawancara dengan S. Purba pada tanggal 5 Nopember 2016 di desa Nagori 51 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya
62
sesama anak, maka orang tua ditanya tentang kesediaannya menerima namalum.
Bagi orang tua, jika belum siap untuk berdamai, maka pelaksanaan mambere
namalum ditunda. Kesiapan orang tua merupakan syarat mutlak dalam
pelaksanaan mambere namalum. Jika orang tua belum mau berdamai dengan anak
cucu, maka pelaksanaan ditunda sampai orang tua bersedia.52
Ketika semua telah berdamai maka anggota keluarga bermusyawarah
untuk menentukan tanggal pelaksanaan, jumlah undangan, biaya dan yang
berhubungan dengan pelaksanaannya. Biasanya biaya ditanggung oleh semua
anggota keluarga atau sesuai dengan kesepakatan. Tetapi jika anak cucu tidak
mampu, biasanya orang tua juga tidak ingin membebani untuk melakukan
mambere namalu : anggo susah do keadaan niombah diri, lang pala ibahen..
Artinya jika anak susah keadaan ekonominya, tidak perlu dilakukan adat mambere
namalum. Adat ini tidak boleh menjadi beban, karena itu perlu ada kerjasama
dalam keluarga, seperti dikatakan : Anggo dong niombah diri na susah, maningon
mangarusi na legan, ulang gabe beban bani, aido tandani kerjasama bani
keluarga.53 Artinya jika ada anak yang miskin diantara anak yang lain, dia tidak
boleh dibebani biaya, itulah tanda kerjasama dalam keluarga.
2. Memberikan Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman merupakan simbol yang memuat tujuan mambere
namalum. Menurut K. Sinaga sebelum dilakukan, maka mardalanma demban
sayur atap demban sisei, artinya memberikan sirih dengan tujuan sebagai
52 Wawancara dengan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan 53 Wawancara dengan L. Saragih, pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
63
pembuka atau salam. Ini mengikuti prinsip adat orang Simalungun : ‘demban do
mulani’ artinya sirih nya awalnya, maksudnya sebelum pekerjaan adat dimulai,
harus dibuka dengan memberi sirih. Ketika diberi kepada orang tua, ucapannya
adalah ‘jalo ham ma demban nami on ompung’ artinya terimalah sirih kami
kakek nenek. Pemberian sirih diawal pekerjaan adat adalah sebagai pintu masuk
untuk memulai segala pekerjaan adat. Setelah itu maka pelaksanaan mambere
namalum dimulai. Semua makanan dan minuman disusun didepan kakek nenek,
lalu memberikan makanan dan minuman dengan cara menyerahkannya satu
persatu.54 Tiga atau empat orang cucu memegang makanan dan minuman satu
persatu, sementara yang lain saling memegang bahu dihadapan kakek nenek
sebagai tanda walaupun yang menyerahkan hanya beberapa orang tetapi semua
anak dan cucu sehati dalam penyerahannya.
Pelaksanaan mambere namalum memakai makanan dan minuman sebagai
simbol dari harapan-harapan orang tua, anak dan cucu. Makanan itu disebut
sipanganon namalum, artinya makanan yang menyembuhkan,55 yang terdiri dari :
1.sipanganon namalum (makanan yang memulihkan) memakai daging babi.
54 Wawancara dengan K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar 55 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya dan K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016 di Pematang Siantar.
64
Filosofi makanan namalum adalah magou ma na milas na mohop, artinya
sembuh dari hati yang terluka dan menjadi sehat. Dilambangkan dengan borgok
atau leher yang menggambarkan keadaan orang tua, ketika orang tua memiliki
luka batin maka sulit baginya untuk menegakkan kepalanya, sikap tertunduk.
Ketika hati terluka, maka borgok menahan semua beban. Ketika hati
disembuhkan, maka borgok tegak menatap kedepan. Oleh sebab itu makanan ini
disebut namalum, artinya makanan yang menyembuhkan. Ketika diberikan
disertai ucapan :”on ma sipanganon na malum ompung, sai malum ma na milas
na mohop” artinya inilah makanan penyembuh kakek nenek, sembuhlah segala
yang panas yang mengganggu hati. Makanan ini adalah daging babi yang dimasak
khusus, dengan rasa gurih. Daging babi diambil bagian borgok, atau leher,
dipotong bulat, tidak boleh putus. Borgok adalah bagian yang paling enak,
memiliki lemak. Orang tua bersedia menerima makanan namalum dan anak cucu
bersedia memberi makanan namalum maka sembuhlah segala luka batin seperti
marah, kecewa, kesedihan dan yang lainnya. Diterima dan diberinya makanan
65
namalum, menjadi simbol perdamaian orang tua, anak dan cucu sehingga seng
dong domdom, ringis tapi goluh maningon jenges. Artinya hidup tidak ada
dendam, tidak marah tetapi jenges ( jenges = cantik). Hal ini juga berlaku untuk
anak dan cucu, ketika makanan namalum diserahkan maka segala yang
mengganggu hati, pikiran menjadi hilang. Sehingga orang tua, anak dan cucu
secara bersama mengalami kesembuhan. Diharapkan hidup selanjutnya dijalankan
dengan jenges, atau indah Kesembuhan semua pihak memungkinkan hidup
menjadi baik sehingga dampak dan harapan dalam hidup :
a. Lanjut usia (kakek nenek) hidup bebas dari luka bathin sehingga masa
lanjut usia dijalani dengan ketenangan. Persoalan yang pernah
mengganggu hidup orang lanjut usia menjadi sembuh atau hilang. Masa
lanjut usia dijalani dalam ketenangan karena mengalami penyembuhan
dari luka hati.
b. Anak dan cucu juga hidup bebas dari luka hati. Hubungan yang pernah
terganggung menjadi sembuh sehingga masuk dalam hubungan baru yang
memulihkan.56
2.dayok binatur yaitu ayam yang dipotong dengan aturan yang ada, dimasak, lalu
disusun menyerupai aslinya. Filosofi dayok binatur adalah ase atur, artinya
supaya teratur, sehingga hidup menjadi indah, sukacita penuh.
56 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopermber 2016, di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016 di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan
66
Ketika itu diberikan, ucapan nya adalah “on ma sipanganon na taratur ase
aturma ganup goluhta on, taratur hunjon das hubabou” Artinya makanan yang
teratur ini adalah simbol agar hidup kita juga teratur dari sekarang sampai
selamanya. Hubungan yang pernah rusak atau terganggu dalam keluarga antara
orang tua, anak dan cucu, diharapkan akan atur homa nasiam, sonai pangabak,
parlahou, parsahap. Artinya keteraturan dalam segala aspek kehidupan: dalam
bersikap, bertingkah laku serta sopan santun dalam berbicara. Secara keseluruhan
hidup menjadi teratur. Tujuannya hidup teratur adalah agar mendapatkan malas ni
uhur na gok, sukacita penuh, agar tercapai maka :
a. orang tua dalam hidup harus teratur, menjadi teladan dalam bersikap dan
bertutur kata kepada anak dan cucu. Sikap atau tutur kata yang tidak baik,
jangan diulang kembali tetapi semuanya masuk masuk dalam tataran
kesopanan dan hormat
b. bagi anak dan cucu hidup pernah terganggu karena konflik dalam keluarga
harus hidup dalam keteraturan. Jika ada keinginan yang hendak dicapai
67
maka harus dicapai dengan pengaturan yang benar agar tercapai. Juga
sikap serta tutur kata harus teratur, harus hormat khususnya kepada orang
tua sehingga hubungan berjalan dengan baik.
3.nitak gabur gabur danatau nitak siang siang, nitak adalah makanan yang
terbuat dari tepung beras, dicampur bumbu dan ditumbuk dalam lesung sampai
lengket, lalu dipecah-pecah, disusun dipiring. Jika disebut nitak gabur-gabur,
artinya nitak yang lembut atau gembur, maka filosofisnya adalah ase urah
pansarian, artinya rejeki mudah diperoleh seperti tanah yang lembut subur
sehingga tanaman subur didalamnya. Jika disebut nitak siang-siang filosofi nya
adalah ase torang panonggor, artinya menjadi terang pikiran dan hidup orang tua
yang menerimanya. 57
Nitak gabur-gabur dan nitak siang siang adalah makanan yang gabur atau
lembut, sehingga orang tua dapat memakannya, hanya perlu sedikit mengunyah
57 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan.
68
lalu ditelan. Tujuannya adalah agar orang tua dengan hati dan pikiran yang terang
serta memiliki kekuatan untuk manonggohon, memodahi pakon manogu-nogu.
Artinya dengan memakan makanan yang lembut yaitu nitak maka orang tua
memiliki kekuatan untuk melakukan tugasnya yaitu mendoakan, menasihati dan
menuntun atau membimbing anak dan cucunya. Sementara itu tolor na i robus,
atau telur yang direbus adalah simbol dari hidup yang tertutup menjadi terbuka.
Ketika telur belum dipecahkan maka tidak diketahui kehidupan yang ada didalam
telur, hidup dalam ketertutupan. Setelah telur dibuka dan dimakan maka diketahui
dan dinikmatilah isi telur. Matin do hape artinya enak, indah. Artinya kehidupan
yang tertutup, gelap karena subil/iri, domdom/dendam, ringis/marah, setelah
dibuka atau dibuang, kehidupan menjadi indah. Hubungan yang tertutup menjadi
hubungan yang terbuka, penuh dengan keindahan. Sehingga hubungan yang
terbuka menempatkan orang tua untuk mendoakan, menasihati dan menuntun
anak cucu. Hubungan ini merupakan hubungan yang mattin atau indah. Indahnya
hubungan jika disertai keterbukaan sehingga orang tua dapat melakukan tugas dan
tanggungjawabnya terhadap anak cucu. Anak dan cucu dapat menerima dukungan
dari orang tua. Dampaknya yaitu :
a. orang tua yang diberi makan nitak gabur-gabur akan menjadi sehat dan
kuat untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya, nitak siang-siang
akan menjadikan orang tua memiliki pikiran terang untuk mendoakan,
menasehati dan menuntun serta membimbing anak cucu. Telur yang
terbungkus telah dibuka menggambarkan hubungan yang penuh dengan
konflik sehingga gelap, tertutup telah selesai, maka semua pihak terbuka
69
satu dengan yang lain. Hubungan yang terbuka ini mendatangkan
kebaikkan, sehingga hidup menjadi indah, mantin do hape hubungan na
jenges
b. anak cucu yang mengalami luka batin sehingga mengalami hubungan yang
tidak harmonis dengan orang tua, diganti menjadi hubungan yang baik.
Anak dan cucu menjadi lahan yang subur untuk menerima doa, nasehat
dan bimbingan orang tua. Hidup menjadi lebih semangat karena orang tua
selalu menopang dalam kehidupan anak dan cucu. Sehingga berdampak
pada peningkatan ekonomi.58
4.galuh siminak atau pisang siminyak, dipotong kecil-kecil dan disusun dalam
piring.
58 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016 di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016 di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan
70
Filosofi galuh siminak adalah ase manggargar janah marminak goluh on,
artinya supaya berketurunan dan hidup penuh sukacita, berseri seri. Ketika
diberikan disertai ucapan :’on ma ompung pisang siminak, ase marminak ma
bohita on sonai homa angkulata, sonai homa ase songon pisang siminak on
manggargar keluargata ganup’ artinya, inilah pisang siminyak, supaya berminyak
wajah dan badan kita (wajah dan tubuh yang berminyak merupakan gambaran
sehat karena makanan yang cukup), juga supaya seperti pisang siminyak yang
berkembang, maka keluarga kita pun berkembang (berketurunan). Galuh siminak
atau pisang siminyak, rasanya manis. Harapan adalah agar hidup dijalani penuh
hal-hal yang manis, termasuk berketurunan sehingga hidup dalam kegembiraan
dan semangat karena keinginan dapat tercapai. Jika keinginan belum tercapai,
maka ada semangat untuk mencapai. Kondisi semangat dalam hidup manjadikan
wajah penuh berseri dan bersemangat, atau disebut goluh na marminak. Pisang
siminak melambang hidup yang berminyak, penuh semangat dan berseri. Hidup
yang berminyak, bersemangat akan berdampak pada :
a. orang tua bertambah semangat dalam hidup karena anak dan cucu sudah
memberi dukungan melalui makanan sehingga mereka mampu melakukan
tugas dan tanggungjawabnya untuk mendoakan, menuntun dan menasehati
anak cucu. Dukungan orang tua pada anak dan cucu mendatangkan
semangat untuk berjuang dalam hidup hingga berhasil atau sukses. Hidup
menjadi indah karena semangat yang kuat.
b. Anak dan cucu mengalami dukungan yang spiritual dari orang tua. Hidup
yang dulunya kurang semangat manjadi hidup penuh semangat dan
71
berseri-seri karena ada kekuatan dalam hidup, penyebabnya adalah orang
tua yang mendukung secara spiritual kehidupan anak dan cucu. Dukungan
orang tua menjadi semangat untuk berjuang hidup lebih baik lagi,
sehingga marminak atau berminyak / berseri serta berketurunan.59
5.tobu atau tebu, sifatnya manis, dipotong-potong dan disusun dalam piring.
Filosofis dari tebu adalah matobu pansarian, matobu goluhta on, artinya
semakin baik pencaharian, semakin manis hidup dalam keharmonisan. Tobu atau
tebu rasanya manis, tidak ada tebu yang rasanya pahit. Ketika diberikan diserta
ucapan ;’on ma tobu ompung, sai matobu ma pansarianta sonai age tambah
matobu ma goluhta on hu lobeini ari on’ artinya inilah tebu kakek nenek, semoga
manislah pencaharian kita juga tambah manislah hidup kita ini dihari yang akan
59 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016 di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016 di Perdagangan
72
datang.60 Hidup harmoni menjadi teladan dalam hidup bermasyarakat. Ketika tebu
diberikan maka diharapkan ;
a. Orang tua dalam hidup semakin manis berarti hidup dalam keharmonisan
dan rejeki semakin baik. Kehidupan seperti ini dapat menjadi teladan bagi
yang lain.
b. Bagi anak dan cucu, harapan hidup dalam keharmonisan yang menjadikan
hidup tenang, saling mendukung sehingga berdampak pada kekuatan atau
semangat dalam hidup sehingga membaik secara ekonomi.
6.Kalapa mumbang atau kelapa muda, yang dipotong hanya ujungnya agar airnya
dapat keluar untuk diminum.
Filosofisnya adalah roh tuani roh minakni gabe goluh namataboh janah
mumbang ma pansarian. Artinya semakin tua semakin banyak minyaknya,
lemaknya maka hidup semakin tua, banyak pengalaman sehingga hidup orang tua
60 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016, di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016 di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal $ Nopember 2016 di Perdagangan
73
menjadi contoh, serta hidup selalu diatas (mumbang) dalam perekonomian. Ketika
diserahkan diiringi ucapan : ‘On ma kalapa mumbang ompung, ase marhitei
tonggomu ompung mumbang ma ganup pansarian niombah sonai age pahompu.
Sonai homa lambin marminak ma goluh ta on, gabe sitiruon ma hita ganup’,
artinya inilah kelapa muda kakek nenek, supaya melalui doa mu diataslah (tinggi)
rejeki anak dan cucumu. Juga semakin berminyak hidup kita, menjadi contoh.
Juga kelapa muda adalah simbol dari na jenges, atau yang indah. Kelapa muda
yang muda bentuknya cantik. Yang dilakukan dan diucapkan orang tua menjadi
teladan bagi anak dan cucu, sehingga hidup orang tua adalah contoh dalam
keluarga. Sebagai tambahan sifat kelapa ketika ada di air selalu diatas, tidak
pernah didalam air. Ini gambaran harapan dalam hidup, selalu diatas dan terlihat.
Hidup yang disimbolkan dengan kelapa :
a.Kehidupan orang tua diharapkan menjadi teladan, seperti kelapa yang tua
memiliki banyak santan. Maka orang tua menjadi teladan, sumber hikmat,
penopang spiritual bagi anak dan cucu. Diharapkan dengan doa orang tua,
ekonomi anak dan cucu selalu diatas atau baik
b.Anak dan cucu, memiliki guru dalam keteladanan yang baik dalam hidup.
Memiliki guru teladan dalam hidup sehingga anak cucu dapat menjadi
teladan dalam masyarakat, menjadi contoh terdepan dalam hal-hal yang
74
baik. Hidup juga menjadi berminyak atau bersemangat karena ekonomi
yang baik 61
7.uttei anggir atau jeruk purut untuk dimandikan dan diminum.
Filosofisnya adalah borsih angkula sonai homa uhur, artinya bersih badan
dan pikiran. Maksudnya mandi memakai jeruk akan membuat badan bersih dan
61 Wawancara dengan Dj. Purba pada tanggal 2 Nopember 2016 di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016, di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016 di Perdagangan
75
dengan meminum air jeruk maka hilanglah segala yang mengganggu pikiran.
Ketika uttei anggir diserahkan disertai ucapan :’on ma uttei anggir ompung, ase
borsih angkulamu sonai age paruhuran, tarlobih mangidah hanami pahomppu
age niombahmu’, artinya inilah jeruk kakek nenek, supaya bersih badanmu dan
pikiranmu, khususnya melihat kami cucu dan anakmu. Uttei anggir, bertujuan
untuk membersihkan badan, secara medis juga diakui bahwa jeruk dapat
membersihkan badan. Ketika uttei anggir dimandikan maka tubuh menjadi bersih,
ketika diminum maka menambah kesehatan badan. Dampak nya adalah :
a. Dengan mandi air jeruk purut maka orang tua menjadi bersih dan
ketika diminum mendatangkan kesehatan tubuh sehingga semakin
mampu melakukan tanggungjawabnya. Dalam tubuh yang sehat ada
jiwa yang sehat
b. Bagi anak dan cucu, kebersihan dan kesehatan pada lanjut usia akan
mendatangkan kekuatan bagi orang tua untuk menjadi teldan bagi anak
cucu. Sehingga diharapkan orang tua sehat dan panjang umur.62
3. Doa dan makan bersama
Setelah semua diberikan lalu berdoa untuk mendoakan semua harapan
dalam adat mambere namalum, serta doa makan agar menjadi berkat bagi yang
memakannya. Ketika acara makan berlangsung, maka kakek nenek yang
menerima adat mambere namalum berkata kepada semua yang hadir: “domma
62 Wawancara dengan Dj. Puba pada tanggal 2 Nopember 2016 di Raya, K. Sinaga pada tanggal 4 Nopember 2016 di Pematang Siantar dan L. Sumbayak pada tanggal 4 Nopember 2016, di Perdagangan
76
hudaihon na ibere hanima, sai songon hanami ma hanima, sehat janah panjang
umur, sai sayur matua ma nasiam, janah dapot sinita ni uhurta, Tuhan ma
manupakki” artinya sudah ku cicipi makan yang kalian berikan, seperti kami
inilah kalian supaya panjang umur, sehat dan apa yang menjadi harapan kita
diberkati oleh Tuhan. Makan bersama adalah simbol kebersamaan keluarga yang
menikmati hasil pekerjaan anak dan cucu. Ketika makan bersama berlangsung,
jika ada anak dan cucu yang ingin disuapi oleh kakek dan nenek, maka datang
kedepan kakek nenek untuk minta disuapi. Biasanya sambil menyuap, kakek
nenek akan mengatakan : ‘sai panjangma umurmu, sehat janah das sura-suramu
da’ artinya panjang umurlah kamu, sehat dan tercapai cita-citamu. Setelah makan
bersama, ditutup doa setelah makan serta doa mohon penyertaan Tuhan dalam
acara percakapan.63
4. Percakapan pemulihan
Acara selanjutnya setelah makan adalah pemberian ulos, kain panjang
dari kakek nenek kepada semua cucu yang datang, diatur posisi tiap keluarga.
Pemberian ulos atau kain panjang sesuai dengan kebutuhan keluarga cucu yang
datang. Jika kakek nenek melihat keadaan cucunya yang belum memiliki
keturunan maka ketika kakek nenek mangulosi (meletakkan ulos pada punggung
suami istri) sambil melakukan ritual agar mendapatkan keturunan. Jika masih ada
cucu yang belum menikah maka ketika mangulosi, diucapkan harapan agar Tuhan
memberikan pasangan hidup. Ketika keadaan cucu sudah lengkap, maka ulos
diberikan dengan ucapan : ‘ase malas angkula nima’ artinya supaya hangat tubuh
63 Wawancara dengan A. Sinaga pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
77
kalian. Hangat yang dimaksud bukan sekedar supaya tubuh hangat, tetapi secara
keseluruhan hidup anak dan cucu terasa hangat, artinya bersemangat dalam hidup.
Ulos merupakan tanda kasih kakek nenek kepada anak cucu yang telah datang dan
melakukan mambere namalum. 64 Kehidupan dimulai dengan kasih sayang,
dukungan dan harapan menjadikan hidup dalam kehangatan, hidup dalam
semangat dalam kekuarga.
Setelah itu, acara marsahap, artinya berbicara. Biasanya dimulai dari yang
paling termuda sampai yang tertua. Dalam acara marsahap atau berbicara
tujuannya untuk menegaskan, terbuka agar harapan dapat tercapai, sehingga yang
di percakapan adalah
a. Jika membicarakan kekurangan seseorang atau konflik keluarga tujuannya
mengingatkan agar jangan terulang kembali.
b. Pernyataan maaf atas segala kekurangan yang terjadi, baik karena terlibat
konflik, tidak peduli terhadap keluarga yang sedang konflik dan tidak tahu
adanya konflik
c. Harapan-harapan kedepan agar semua anggota keluarga masuk dalam relasi
yang baik, saling peduli dan saling menolong.
d. Jika keadaan orang tua yang kurang mampu dalam ekonomi, maka
diputuskan bagaimana menopang orang tua secara ekonomi, atau jika orang
tua sakit maka diputuskan melakukan pengobatan agar sembuh dan yang
lainnya.
64 Wawancara dengan S. Saragih pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
78
e. Orang tua memberi nasehat kepada anak cucu.
f. Doa penutup agar semua harapan-harapan dapat tercapai.
Acara diakhiri dengan saling bersalaman sebagai tanda selesai semua konflik,
masuk dalam hubungan yang baru.65
F. Rangkuman
Beberapa hal yang ditemukan dalam penelitian adat mambere namalum adalah :
1. Landasan filosofis adat mambere namalum adalah habonaron do bona,
yang artinya kebenaran adalah pangkal dari segala pikiran dan tindakkan
yang dilakukan terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas. Dalam
habonaron do bona di tengah-tengah keluarga terkandung nilai-nilai
spiritual yaitu magou ma na milas na mohop (hilang yang panas), ase atur
(supaya teratur) ase gabur janah siang (supaya mudah rejeki dan terang),
manggargar janah marminak (berkembang dan bersemangat), matobu
pansarian janah goluh na matobu (manis pencaharian dan hidup
harmonis), goluh na mataboh janah mumbang (hidup berhikmat dan
diatas), borsih angkula sonai homa uhur (badan bersih dan pikiran bersih).
Kedelapan nilai spiritual ini merupakan tindakan benar dalam keluarga.
Tindakkan diawali dengan benar sehingga menghasilkan sikap dan relasi
yang benar dalam hubungan orang tua, anak dan cucu dalam keluarga
65 Wawancara dengan A. Sinaga pada tanggal 6 Nopember 2016, di desa Nagori
79
2. Pemaknaan mambere namalum mencakup penyembuhan, mendukung,
membimbing, memulihkan, memelihara atau mengasuh, mengutuhkan,
serta keharmonisan dan keteladanan
3. Melalui mambere namalum digambarkan bahwa kedudukan orang tua
yang mengalami penurunan fisik tidak menjadi alasan untuk disingkirkan
dalam keluarga. Justru mambere namalum menempatkan orang lanjut usia
pada posisi tertinggi, terhormat dan dihargai.
4. Keluarga juga mengalami perubahan dalam relasi dimana setiap anggota
keluarga saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan dari
aspek fisik, psikis, sosial dan mental. Setiap anggota saling tergantung satu
dengan yang lain, sehingga kehadiran orang lanjut usia diterima dan
didukung agar kekuatan keluarga menjadi utuh. Dengan saling bergantung
sesama anggota keluarga maka setiap individu adalah penting, bukan
beban tetapi pendukung bagi yang lain. Justru semakin tua semakin
dibutuhkan sebagai penopang keutuhan keluarga.
5. Sebaliknya, orang lanjut usia butuh untuk dihormati, dihargai dan tetap
berharga dalam keluarga. Semua ini diwujudkan dalam pelaksanaan
mambere namalum. Ketika anak dan cucu tidak melakukan, dengan alasan
tidak penting atau lupa maka ini mendatangkan kesedihan, kecewa,
kesepian dan rasa malu yang mendalam karena stigma masyarakat tidak
mampu mendidik anak untuk menghormati dan menghargai orang tua.
6. Mambere namalum juga berdampak pada kehidupan orang lanjut usia
dalam masyarakat. Ketika orang lanjut usia menerima adat mambere