bab iii tinjauan kasus a....
TRANSCRIPT
1
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Inisial klien : Tn W
Umur : 38 Th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku : Jawa
Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan
Tanggal pengkajian : 07 Januari 2011
Tanggal masuk : 05 Januari 2011
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
No. RM : 027200
Diagnosa Medis : Skizophrenia Paranoid
Penanggung jawab
Nama : Tn S
Hubungan dengan klien : Kakak pasien
Umur : 40 th
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan
a. Alasan Masuk
Bicara kacau, sering melamun
2
b. Predisposisi
Kurang lebih 2 minggu pasien sulit tidur, sering melamun,
menyendiri, sedih. Klien sedih karena pernikahannya gagal.
Klien dulu pernah dirawat pada tahun 2004 dinyatakan sembuh
dengan keluhan yang sama. Didalam keluarga klien, tidak ada yang
sakit seperti klien. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang saat
ini sulit dihilangkan yaitu gagal dalam pernikahan dan ditinggalkan
oleh calon suaminya itu.
c. Faktor prespitasi
Klien sering melamun, menyendiri dan sering bicara kacau sehingga
klien dibawa di rumah sakit.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 22 x/menit
b. Data antropometri
Tinggi Badan : 164 cm
Berat Badan : 58 kg
c. Keluhan fisik
Kepala : Rambut kotor
3
Mata : Konjungtivitis
Hidung : Tidak terdapat penumpukan sekret
Telinga : Simetris, kotor
Mulut : Bibir kering, kotor
Leher : Tidak terdapat pembesaran tiroid
Kulit : Kulit kering, kurang bersih.
IV. Psikososial
1. Genogram
Klien tinggal bersama orang tuanya dan kakaknya. Keluarga klien
tidak ada yang sakit seperti klien. Yang menanggung kebutuhan
keluarga adalah ayah klien yang bekerja sebagai petani. Pengambilan
keputusan klien meminta bantuan kepada ibu atau bapak.
4
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya,
klien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas Diri
Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara, klien mengakui
berjenis kelamin laki-laki. Klien tidak ada/ tidak mempunyai
masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai
seorang laki-laki.
c. Ideal Diri
Klien berharap dapat menikah dengan orang yang disayangi dan
ingin cepat sembuh agar cepat pulang kerumah membantu
bapaknya bertani.
d. Peran Diri
Klien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak terakhir
yaitu anak kedua dari dua bersaudara.
e. Harga Diri
Klien mengatakan merasa malu karena pernikahannya gagal dan
merasa minder dengan keadaannya sekarang.
3. Hubungan sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya. Hubungan dengan
masyarakat atau teman merenggang karena klien lebih suka
menyendiri, kurang bergaul dan menyendiri, klien juga merasa malu.
5
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien adalah seorang yang beragama islam dan percaya Tuhan
pasti akan memberi kesembuhan.
b. Kegiatan Ibadah
Waktu dirumah klien jarang sholat begitu juga saat di Rumah
Sakit ini.
5. Status Mental
a. Penampilan
Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, pakaian sesuai
yang digunakan.
b. Pembicaraan
Bicara lambat, nada bicara tidak keras. Keras. Bicara seperlunya
dan kata-kata jelas. Setiap kalimat satu dengan kalimat lain saling
berhubungan. Kadang butuh mengulang pertanyaan dua kali untuk
menjawab pertanyaan.
c. Aktivitas Motorik
Saat pengkajian klien gelisah, duduk berdiri.
d. Alam Perasaan
Saya sedih karena saya merasa kecewa, karena pernikahan saya
telah gagal.
6
e. Afek
Afek klien sesuai, contoh: saat diberikan cerita tentang keadaan
sedih, klien merasa ikut sedih dan sebaliknya.
f. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun dengan
suara yang lambat. Kontak mata dengan perawat kurang klien
lebih suka menunduk dan kurang kooperatif. Tidak ada sikap
bermusuhan saat wawancara.
g. Persepsi
Klien mengatakan halusinasi pendengaran. Klien mengatakan
mendengar suara-suara yang selalu mengejek dan menakutinya.
Suara itu datang saat klien menyendiri dan melamun. Suara-suara
itu seperti orang sekampungnya, suara itu muncul kurang lebih
2 kali sehari, atau tidak pasti karena suara itu muncul saat
melamun, lama suara tersebut kurang lebih tiga menit. Klien
merasa ketakutan dan terkadang jika klien tidak bisa menahan,
klien mengucapkan kata Bismillah, dan suara itupun menghilang.
h. Proses fikir
Kadang ada blocking setiap pertanyaan.
Contoh: Ada waktu beberapa detik untuk menjawab pertanyaan.
Walupun begitu, jawaban tidak berbeli-belit.
i. Isi Pikir
Klien tidak mengalami ganguan dalam isi fakir.
7
j. Tingkat Kesadaran
Klien nampak bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang terdekat, klien juga mengetahui orang
yang mengajak bicara.
k. Memori
Klien masih dapat mengingat keadaan masa lalu karena masih ada
kejadian yang lebih dari satu tahun klien masih dapat mengingat.
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat berhitung degan baik, masih dapat konsentrasi dengan
cukup baik terbukti bahwa klien bisa menyebutkan saudaranya dan
bisa menghitung sudah berapa lama klien dirawat.
m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan, misal:
selesai klien makan, klien langsung mencuci piring sendiri.
n. Daya Tilik Diri.
Daya tilik klien baik, klien menyadari kalau dia sedang sakit, dan
sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa daerah Semarang.
V. Kebutuhan persiapan Pulang
a. Makan
Klien bisa makan sendiri. Saat makanan klien langsung makan tanpa
harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi makanan
selalu habis satu porsi.
8
b. BAB / BAK
Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK klien tidak membutuhkan
bantuan dari siapapun. Klien mampu melakukan semua itu sendiri.
c. Mandi
Klien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore. Dan tanpa
bantuan siapapun. Klien mandiri.
d. Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap klien
mandi klien ganti baju, klien mampu menyisir rambutnya sendiri
selama di RSJD.
e. Istirahat dan Tidur
Klien tidur sehari kurang lebih 8 jam, tidak ada persiapan khusus jika
ingin tidur. Tidur malam biasanya jam 20.00-05.00 WIB.
f. Penggunaan Obat
Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah klien diberi obat 2 kali yaitu
sebelum makan siang dan setelah makan malam. Obat selalu diminum,
tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan klien yaitu klien merasa
mengantuk.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya
untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga
akan mengunjungi klien. Klien mengatakan jika sudah pulang nanti
akan rutin kontrol dirumah sakit.
9
h. Kegiatan dirumah
Klien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, klien akan
mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu.
i. Kegiatan diluar rumah
Klien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi
kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada
dikampungnya, misalnya pengajian.
VI. Mekanisme Koping
Bila klien mempunyai masalah, klien selalu memendam dan tidak mau
terbuka, klien enggan bercerita.
VII. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan darah :
Nama Hasil Nilai Normal
Glukosa sewaktu 95 mg / dl < 140 mg/100 ml
Ureum 13 mg /100ml 10-50 mg/100 ml
Creatinin 0,7 mg /100ml L: 0,6-1,1 D: 0,5-09
Cholesterol total 155 mg / 100 ml 150-220
Trigliserid 50 mg s/d 150
Protein total 6,3 – 8,0
Albumin 3,6 mg / 100ml 3,8 – 5,1
SGOT 16 U / L L : s/d 37 P : s/d 31
SGPT 16 U/L L : s/d 42 P : s/d 32
Uric acid 61 mg/100ml L : s/d 3,5-7 P : 2,5-5,7
10
b. Therapi medik
1) Halloperidol : 2 x 5 mg
2) Tryhexyphenidyl : 2 x 2 mg
3) Promactil : 2 x 100 mg
4) Chloramphenicol : 2 x 2 tetes
B. Analisa Data
NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah
1 7 januari 2011
08.30
DS : Saya merasa kesal, sampai- sampai
dulu tangan saya, saya sayat dengan
pisau kecil (silet).
DO : Terdapat luka sayatan
Resiko menciderai diri
sendiri. Orang lain dan
lingkungan
2 DS : Saya sering mendengar suara- suara
yang selalu mengejek saya, suara itu
datang saat saya menyendiri dan
melamun Suara itu seperti orang
sekampung, suara itu muncul kurang
lebih 2 sampai 3 kali sehari
DO : Klien nampak bicara- bicara sendiri,
dan senyum- senyum.
Gangguan persepsi
sensori : halusinasi
dengar
3 DS : saya males ngobrol mbak
DO : Kontak mata kurang, sering
menunduk, tidak fokus.
Isolasi sosial: Menarik
diri
4 DS : Saya malu, karena pernikahan saya
telah gagal
DO : Klien senang menyendiri, klien
nampak malu.
Gangguan konsep Diri :
Harga Diri Rendah
11
C. Pohon Masalah
D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi dengar.
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi dengar berhubungan dengan
menarik diri.
3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain,dan Lingkungan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
Isolasi Sosial: Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
CoreProblem
12
E. Perencanaan
PerencanaanNo No.
DX
Diagnosa
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Intervensi
1 Resiko menciderai diri, orang
lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi
dengar
Pasien dapat mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
1:
Klien dapat membina hubungan
saling percaya
Setelah 1x interaksi pasien
dapat menunjukkan tanda-
tanda percaya pada
perawat. Ekspresi wajah
bersahabat menunjukkan rasa
senang, ada kontak mata dan
berjabat tanan dan menyebut
nama, mau menjawab salam,
klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan
masalah yang dihadapi
Bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
13
2: Klien dapat mengenali
halusinasi
Setelah 2x interaksi
pasien dapat menyebutkan
waktu, isi, frekuensi
timbulnya halusinasi. Klien
dapat mengungkapkan
perasaan terhadap
halusinasinya
a. Adakan kontak sering & singkat
secara bertahap.
b. Observasi tingkat laku klien terkait
dengan halusinasinya bicara, dan
tertawa tanpa stimulus memandang
ke kiri / ke kanan / ke atas / ke
bawah seolah ada teman bicara
c. Membantu klien mengenal
halusinasinya
- Jika menemukan klien yang
sedang halusinasi, tanyakan.
Apakah ada suara-suara yang
didengar
- Jika klien menjawab ada
lanjutkan apa yang dia katakan
- Katakan bahwa perawat percaya
bahwa klien mendengar suara itu
namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh dan
menghakimi)
14
- Katakan bahwa klien lain juga
ada seperti klien
- Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
d. Diskusikan dengan klien:
- Situasi yang menimbulkan dan
tidak menimbulkan halusinasi
- Waktu dan frekuensi halusinasi
e. Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi
(takut, marah, senang, sedih)
3:
Klien dapat mengontrol
halusinasinya
Setelah 3x interaksi
pasien dapat menyebutkan
tindakan yang biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
halusinasinya.
- Klien dapat menyebutkan
cara baru
a. Identifikasi bersama klien cara
tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah,
menyibukkan diri dan lain-lain)
b. Jelaskan manfaat cara yang
dilakukan klien, jika bermanfaat
beri pujian
c. Diskusikan cara baru untuk
memutus / mengontrol halusinasi
15
- Katakan saya tidak mau
mendengar kamu (pada saat
halusinasi)
- Memuji orang lain (perawat,
teman atau anggota keluarga)
untuk bercakap-ckap atau
mengatakan halusinasi yang
terdengar
- Membuat jadwal kegiatan sehari-
hari agar halusinasi tidak sampai
muncul
d. Bantu klien memilih dan melatih
cara memutus halusinasi secara
bertahap
e. Beri kesempatan cara yang telah
dilatih, evaluasi halusinasinya dan
beri pujian jika berhasil
f. Anjurkan klien mengikuti terapi
aktifitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi
16
4:
Klien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya
Setelah 4x interaksi
pasien dapat membina
hubungan saling percaya
dengan perawat
- Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasi
a. Anjurkan keluarga untuk
membantu klien jika mengalami
halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga (pada
saat keluarga berkunjung / pada
saat kunjungan di rumah)
- Gejala halusinasi yang dialami
klien
- Cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk memutus
halusinasi
- Cara merawat anggota keluarga
yang terkena halusinasi, dirumah,
beri kegiatan jangan biarkan
sendiri, makan bersama
c. Beri informasi waktu follow up
atau kapan berlumen dapat bantuan
halusinasi tidak terkontrol dan
resiko menciderai diri
17
5:
Klien dapat memanfaatkan obat
dengan baik
- Setelah 5x interaksi
pasien Klien dan
keluarga dapat
menyebutkan manfaat,
dosis dan efek samping
obat.
a. Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang dosis, frekuensi
dan manfaat
- dapat mendemonstrasikan
penggunaan obat benar
- dapat informasi tentang
efek samping obat
b. Anjurkan klien meminta sendiri
obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang disediakan
2 Isolasi sosial : menarik diri Pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain:
1. Pasien dapat membina
hubungan saling percaya.
Setelah 1x interaksi
pasien dapat
menunjukkan tanda-
tanda percaya pada
perawat. wajah cerah,
tersenyum, mau
berkenalan, ada kontak
mata, bersedia
Bina hubungan saling percaya dengan
:
a. a. Beri salam setiap berinteraksi
b. b. Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan
nama kesukaan pasien.
18
menceritakan
perasaannya, bersedia
mengungkapkan
perasaan.
d. Tunjukkansikapjujurdan
menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan pasie
dan masalah yang dihadapi
pasien.
f. Buat kontak interaksi yang
jelas.
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien.
2. Pasien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri
Setelah 2x interaksi
pasien dapat
menyebutkan minimal
satu penyebab menarik
diri
a. Diri Sendiri
b. Orang lain
Tanyakan pada pasien tentang:
a. Orang yang tinggal
serumah atau sekamar
dengan pasien.
b. Orang yang paling dekat
dengan pasien dirumah atau di
ruang perawatan.
19
c. Lingkungan c. Apa yang membuat pasien
dekat dengan orang tersebut.
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah atau
diruang perawatan
e. Apa yang membuat orang
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
g. Diskusikan dengan pasien
tentang penyebab menarik
diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
h. Beri pujian terhadap klien
mengungkapkan perasaannya
20
3. Pasien mampu
menyebutkan keuntungan
bersosialisasi dan kerugian
menarik diri
Setelah 3x interaksi
pasien dapat
menyebutkan keuntungan
bersosialisasi, misalnya:
a. Banyak teman
b. Tidak
kesepian
c. Bisa diskusi
d. Saling
menolong
Dan kerugian
menarik diri
misalnya:
a. Sendiri
b. Kesepian
tidak bisa
diskusi
a. Tanyakan pada pasien
tentang:
1. Manfaat hubungan soslal
2. Kerugian menarik diri
b. Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat bersosialisasi
dan kerugian menarik diri
c. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
21
4. Pasien dapat bersosialisasi
secara bertahap
Setelah 4x interaksi
pasien dapat
bersosialisasi secara
bertahap dengan:
a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok
a. Observasi perilaku pasien saat
bersosialisasi
b. Beri motivasi dan bantu pasien
untuk berkenalan dengan:
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. kelompok
c. Libatkan pa&ien dalam terapi
aktiviitas kelompok sosialisasi
d. Diskusikan jadwal harian yang
dapat diliakukan untuk
meningkatkan kemampuan pasien
bersosialisasi
e. Beri nioti vasi pasien untuk
melakukan kegiatan sisuai dengan
jadwal yang telah di buat.
f. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melahiai aktivitas yang
dilaksanakan
22
5. Pasien mampu
menjelaskan perasaannya
setelah bersosialisasi.
Setelah 5x interaksi pasien
dapat menjelaskan
perasaannya setelah
bersosialisasi atau
berkenalan dengan:
a. Orang lain
b. Kelompok
a. Diskusikan dengan pasien
tentang perasaanya setelah
bersosialisasi atau berkenalan
dengan:
a. Orang lain
b. Kelompok
b. Beri pijian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan perasaannya
5. Pasien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik
1. Setelah 6x interaksi
pasien dapat menyebutkan :
a. Manfaat minum
obat
b. Kerugian tidak
minum obat.
c. Nama, wama, dosis,
efek terapi dan efek
samping obat
2. Setelah 6x interaksi
1. Diskusikan dengan pasien
tentang manfaat minum obat dan
kerugian tidak minum obat tanpa
konsultasi dokter dan mengetahuii
warna, nama, dosis, cara, efek terapi
dan efek samping penggunaan
obat.
2. Pantau pasien saat penggunaan
obat
23
pasien mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan
benar, dam dapat
menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter
42
26
F. Implementasi
Tgl /
jam
No.
DX
Implementasi Keperawatan Respon pasien TTD
7/1/11
08.30
1 SP1p : Bina Hubungan Saling
Percaya
1 Menyapa klien dengan
ramah
2 Memperkenalkan diri
dengan menyebutkan
nama lengkap, panggilan,
alamat dan berjabat
tangan
3 Menanyakan nama
lengkap, panggilan serta
alamat klien
4 Menjelaskan tujuan
pertemuan yaitu ingin
menyelesaikan masalah
SP2p
Menanyakan pada klien tentang
waktu, isi dan frekuensi terjadinya
halusinasi
S : Klien menjawab “Selamat siang” nama
saya Tn. W biasa dipanggil W, saya
berasal dari Penawangan, klien
menceritakan masalah yang terjadi
Klien mendengar suara-suara yang
selalu mengejek dan menakut-
nakutinya. Suara itu orang sekampung,
suara muncul saat klien melamun,
lamanya kurang lebih 3 menit
O : Klien mau menjabat tangan perawat,
mau duduk berdampingan dengan
perawat, tersenyum
A : SP 1p dan SP 2p tercapai,klien mau
mengenal halusinasi
P : SP 3p
Perawat : Ajarkan cara mengontrol
halusinasi
Klien : Mengingat-ingat apa ada
masalah yang belum
disampaikan kepada
perawat
8/1/11
09.00
SP3p
1 Menyapa klien dengan
ramah dan menanyakan
kabar
2 Memvalidasi sp2p
3 Menanyakan pada klien
tentang cara yang biasa
dilakukan klien saat
halusinasi datang
S : Klien menjawab “Selamat pagi”
kabarnya baik, klien mengatakan bila
bisikan itu datang klien mencoba
menahan dan baca bismillah,
Terkadang bisikan tersebut semakin
kuat.
4 Ajarkan cara mengontrol
halusinasi
a. Dengan cara
O : - Klien kooperatif saat berinteraksi
- Klien memperhatikan saat perawat
mendemonstrasikan cara pertama
27
menghardik
b. Berbicara
dengan perawat
atau orang lain
pada saat
halusinasi
datang
mengontrol halusinasi dan
menghardik
“Pergi….., pergi aku tidak mau
mendengar, pergi……….”
Dan cara kedua saat mendengar
suara-suara bisa lapor / cerita dengan
perawat
- Klien mampu mendemonstrasikan
cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik dan cerita pada perawat
A : SP 3 p tentang mengontrol halusinasi
cara pertama dan kedua tercapai
P : Lanjutkan SP 3p
Perawat : Lanjutkan SP 3p lagi
tentang mengontrol
halusinasi cara ke 4a dan
ke 4b yaitu mengontrol
halusinasi dengan
melakukan aktifitas
sehari-hari / membuat
jadwal kegiatan sehari-
hari
Klien : Mendemontrasikan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik bila
suara-suara itu muncul
lagi
9/1/11
09.15
Melanjutkan
Sp4p
1 Menyapa klien dengan ramah
2 Menanyakan kabar
3 Memvalidasi SP 1,2, 3 yang
membahas kemarin
4 Pemberian obat
5 Cara minum obat
S : - Klien menjawab salam
“Selamat pagi” kabar pagi ini baik.
- Cara kemarin pernah saya lakukan
yaitu menghardik, saya suruh
pergi….. pergi jangan ganggu saya….
- Iya, saya mau dibuatkan jadwal
aktifitas sehari-hari dari Bangun tidur
28
sampai tidur lagi
O : Klien kooperatif, tersenyum dan mau
dibuatkan jadwal aktifitas agar klien
tidak melamun.
Klien memperhatikan
A : SP 4p klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara 3 yaitu melakukan
aktifitas / membuat jadwal sehari-hari
P : Lanjutkan SP 4p
Perawat :Lanjutkan SP 4 p
menjelaskan manfaat, macam, efek
obat samping
Klien : Memilih cara
efektif untuk mengontrol halusinasi
10/1/11
09.30
2 SP 1p :
1. mengidentifikasi penyebab
isolasi sosial pasien
2. mengidentifikasi
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
3. mengidentifikasi kerugian
tidak berinteraksi dengan
orang lain
4. melatih pasien untuk
berkenalan dengan satu
orang
5. Menganjurkan pasien
memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian.
S : Pasien mengatakan lebih suka diam,
jarang berinteraksi dengan orang lain.
Tn. W mengatakan mengetahui
keuntungan berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain. Tn. W mengatakan
sekarang sudah mengerti cara
berkenalan dengan orang lain dan
sudah mempraktekkan keteman
sekamar
O : Pasien Tn. W dapat memahami
panyebab isolasi sosial
A : Tn. W sudah dapat menyebutkan
penyebab ia menarik diri. Pasien Tn.
W dapat memahami keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan
kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain. Tn. W sudah bisa
mempraktikkan cara berinteraksi atau
berkenalan dengan orang lain.
P : lanjutkan Sp2p
29
Perawat:
Melanjutkan SP2p cara berkenalan
dua orang atau lebih (pasien-perawat-
perawat lain)
Klien: Menyarankan pada klien untuk
mencatat keuntungan dari berkenalan
dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain.