bab iii.doc
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan
nonequivalent control group design. Kelompok kontrol (metode konvensional
ambulasi dini) dalam penelitian ini adalah kelompok tanpa pemberian permen
karet, kelompok perlakuan akan diberikan terapi mengunyah permen karet.
Responden pada kelompok kontrol akan dilakukan pengukuran motilitas usus
sebelum dan sesudah diberikan terapi konvensional. Pada kelompok perlakuan
responden juga akan dilakukan pengukuran motilitas usus sebelum maupun
sesudah diberikan mengunyah permen karet.
Pre test Perlakuan Post test
Tabel 2.Skema rancangan penelitian pre dan pos tes dengan kelompok kontrol (sumber Sugiyono, 2012)
Keterangan :
O1 : Nilai pre tes ( sebelum diberikan terapi mengunyah permen karetpada kelompok perlakuan)
O2 : Nilai pos tes (Setelah diberikan terapi mengunyah permen karetpada kelompok perlakuan)
O3 : Nilai pre test (Sebelum diberikan terapi konvensional (ambulasi dini) pada kelompok kontrol)
O4 : Nilai pos tes (Setelah diberikan terapi konvensional (ambulasi dini) pada kelompok kontrol)
Xm : Intervensi terapi mengunyah permen karetXk : Intervensi terapi konvensional (ambulasi dini)
37
O1 XM O2
O3 XK O4
B. Kerangka Kerja
Gambar 2. Kerangka kerja pengaruh mengunyah permen karet xylitol terhadap pemulihan motilitas usus pasien postoperative dengan general anestesi.
38
Melakukan pengukuran nilai motilitas usus sesudah pemberian mengunyah permen karet
Penyajian Data
Melakukan pengukuran nilai motilitas usus sebelum pemberian mengunyah permen karet
PopulasiPasien post operasi di ruang Cempaka
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
SampelBerjumlah 26 orang dengan 13 orang dengan mengunyah permen karet dan 13 orang
dengan metode ambulasi dini dikumpulkan dengan metode systematic random sampling
Kelompok Kontrol(Metode Ambulasi Dinil)
Kelompok Eksperimen(Permen Karet)
2 jam post operative 2 jam post operative
Evaluasi 1 jam
Uji Normalitas Data Penelitian Shapiro Wilk
Melakukan pengukuran nilai motilitas usus sesudah ambulasi dini
Melakukan pengukuran nilai motilitas usus sebelum ambulasi dini
Analisa DataUji statistik untuk melihat perbedaan perubahan motilitas usus
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ditentukan dari distribusi data. Jika data berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah dengan t-test independen menggunakan
program komputer (Tk kepercayaan 95 %, p ≤0,05).Jika data tidak berdistribusi normal maka gunakan uji statistik non parametris
man whitney test (Tk kepercayaan 95%, p≤0,05).
Mengunyah permen karet
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ruang Cempaka RSUD
Kabupaten Karangasem.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Oktober
s/d November 2013.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012), Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post operasi yang berada di
ruang angsoka RSUP Sanglah Denpasar. Perawatan pasienpostoperative metode
konvensional yang digunakan pada penelitian ini adalah yang diberikan ambulasi
dini.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang
dianggap mewakili populasinya (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini yang
menjadi sampel adalah pasien post operasi yang sesuai dengan kriteria inklusi.
39
a. Kriteria Inklusi
1) Status fisik ASA 1 atau status fisik ASA 2
2) Nilai Post Anesthesia Scoring ( Aldrete’s Score ) ≥ 7
3) Lama operasi kurang dari 4 jam.
4) Post operasi digestive hari ke 0.
5) Dengan spinal anestesi
6) Umur 17 sampai 45 tahun
7) Mau mengunyah permen karet
8) Pasien dengan 2 jam setelah post operasi (dilihat pada Rekam Medic pasien)
b. Kriteria Eksklusi
1) Tidak kooperatif
2) Pasien terpasang NGT
3) Operasi pada area mulut dan wajah
4) Reseksi usus
5) Menjalani operasi Gawat Darurat
3. Besar Sampel
Untuk memperkirakan besar sampel dari dua kelompok independen dengan
uji hipotesis dimana dalam penelitian ini kelompok yang dimaksud adalah
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka adapun rumus yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut (Sastroasmoro, 2010) :
40
n1 = n2 = 2
Keterangan :
s = simpangan baku kedua kelompok (standar baku) penelitian terkait (Harma, 2009) adalah sebesar = 3,2. Nilai simpangan baku ini diperoleh berdasarkan studi literature jurnal pada penelitian dengan variable yang sama dengan penelitian ini yaitu bising usus pada pasien yang diberi permen karet xylitol.
X1-X2 = perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement), dalam penelitian ini perbedaan klinis yang berarti adalah sebesar 4 kali per menit.
Zα = nilai simpangan baku standar sesuai dengan nilai alpha sebesar 0,05 (1,96)
Zβ = power yang diinginkan yaitu 90% (1,282)
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh nilai n1 dan n2 sebesar 13
orang yang berarti bahwa jumlah sampel kontrol dan perlakuan dalam penelitian
ini masing-masing berjumlah 13 orang.
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan
jenis sistematic sampling. Menurut Sugiyono (2012), sampling sistematis yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel berdasarkan urutan
dari angota populasi yang telah ditentukan dengan cara kaedah tertentu. Kaedah
yang digunakan yaitu dengan nama hari yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
pengambilan sampel. Pada penelitian ini untuk kelompok perlakuan adalah semua
pasien yang mengalami operasi bedah abdomen pada hari senin, selasa dan rabu,
sedangkan kelompok control adalah pasien yang dilakukan operasi bedah
abdomen pada hari kamis, jumat dan sabtu. Sampling ini dilakukan untuk
memudahkan peneliti melakukan control terhadap sampel dan untuk memudahkan
41
peneliti melakukan perlakuan yang terdiri dari perlakuan pemberian permen karet
pada kelompok control dan ambulasi dini pada kelompok control sesuai dengan
protap pada penelitiani ini.
E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh kelompok
tersebut (Nursalam, 2008). Menurut Sugiyono (2012), variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Adapun variable dalam penelitian terdiri dari variable bebas dan variable
terikat yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas adalah faktor yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi
variabel dependen atau variabel terikat (Notoatmodjo, 2003). Variabel independen
pada penelitian ini adalah mengunyah permen karet gula alkohol (xylitol).
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat adalah faktor yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Notoatmodjo, 2003).Variabel dependen pada penelitian ini adalah pemulihan
motilitas usus.
Variabel yang telah ditetapkan perlu didefinisikan secara operasional, sebab
setiap istilah variabel dapat diartikan secara berbeda-beda oleh orang yang
berlainan (Nursalam, 2008). Untuk menghindari perbedaan persepsi, maka perlu
disusun definisi operasional yang merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai
42
variabel dan dibuat menurut pemikiran peneliti. Definisi operasional variabel
dalam penelitian ini, disajikan pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Definisi Operasional variabel pengaruh mengunyah permen karet xylitol terhadap pemulihan motilitas usus pasien postoperative dengan spinal anestesi.
No Variabelpenelitian
Definisi Operasional
Indikator Skala pengukuran
1 Mengunyah permen karet gula alkohol (xylitol)
Proses mengunyah permen karet gula alkohol (xylitol) yang diberikan oleh peneliti dengan mulut tertutup seperti mengunyah makanan selama 15 menit sebanyak 2 butir yang dilakukan pada pasien dengan kondisi sadar di ruang perawatan.
Mengunyah dilakukan dengan mulut tertutup dengan menggerakan rahang atas dan bawah dan lidah seperti gerakan makan (petunjuk mengunyah permen karet sesuai dengan prosedur tetap).
-
2 Pemulihan Motilitas Usus
Frekuensi motilitas usus pasien selama 1 menit setelah 1 jam diberikan pemberian permen karet xylitol pada abdomen yang di dengar oleh penelitidengan cara mendengar frekuensi motilitas usus setiap 15 detik di 4 kudran abdomen kemudian menambahkan frekuensi kempat kuadran tersebut. Setiap bunyi krek…. Dihitung satu.
Nilai 1 menit motilitas usus pasien. Diukur sebelum diberikan permen karet pada saat pasien tiba di ruang angsoka dengan 2 jam postoperative. Dan diukur kembali 1 jam setelah diberikan permen karet.
Interval
43
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data yang Dikumpulkan
Berdasarkan cara memperolehnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey dan
lain-lain (Setiadi, 2012), yaitu hasil dari pengukuran nilai motilitas usus pasien
data yang dikumpulkan yaitu data interval.
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data
(Hidayat, 2009).Peneliti dalam penelitian ini melakukan langkah pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Setelah surat ijin dikeluarkan oleh Direktur RSUD Kabupaten Karangasem,
maka dilakukan pendekatan formal terhadap Kepala Ruang Cempaka RSUD
Kabupaten Karangasem untuk meminta ijin dan bantuan dalam pengumpulan
data di Ruang Cempaka RSUD Kabupaten Karangasem.
b. Penelitian ini menggunakan enumerator penelitian/peneliti akan dibantu oleh
beberapa orang yang telah dilakukan diskusi dan penyamaan persepsi cara
pengambilan data.
c. Melihat dan mengklarifikasi jadwal operasi pasien di IBS
d. Melakukan pendekatan terhadap pasien yang akan dilakukan operasi, pasien
pre operasi general anastesi diberikan informed consent untuk dilakukan
penelitian apabila setelah operasi memenuhi syarat. Pendekatan ini dilakukan
44
untuk menghindari adanya kemungkinan miskomunikasi antara responden
dan peneliti saat akan dilakukan penelitian
e. Setelah informed consent dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan studi
dokumentasi catatan medik pasien untuk menentukan lama operasi.
f. Setelah itu, pasien yang telah memenuhi kriteria sampel dilakukan pemberian
perlakuan dan kontrol.
g. Sebelum diberikan pemberian permen karet peneliti melakukan pengukuran
motilitas usus pada kelompok perlakukan dan kelompok kontrol (pre test).
h. Memberikan permen karet xylitol kepada kelompok perlakuan dan terapi
konvensional pada kelompok control yang dilakukan sesuai dengan standar di
ruang Cempaka RSUD Kabupaten Karangasem.
i. Mengukur motilitas usus pasien kelompok perlakuanpost operasi 1 jam
sesudah diberikan permen karet dan pada mengukur motilitas usus pada
kelompok kontrol 1 jam setelah diberikan terapi ambulasi dini (post test).
j. Peneliti mengumpulkan data yang telah didapat
k. Melakukan tabulasi dan analisis data
3. Instrumen Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan instrumen pada penelitian ini adalah lembar
observasi dengan menuliskan nama reponden, umur responden,jenis kelamin,
status ASA, jenis anestesi, jenis operasi dan nilai motilitas usus pasien sebelum
dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan perlakuandengan
menggunakan stetoskop untuk mendengarkan frekuensi motilitas usus dan jam
analog untuk mengukur lama waktu pemberian permen karet serta lama
45
mendengar frekuensi motilitas usus . Stetoskop yang digunakan untuk mengukur
motilitas pre test dan post test adalah sama.
G. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu upaya untuk meprediksi data dan
menyiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisis lebih lanjut dan
mendapatkan data siap untuk disajikan. Menurut Setiadi (2012), langkah-langkah
pengolahan data yang akan dilakukan yaitu :
a. Editing
Langkah-langkah yang dilakukan dalam editing adalah memeriksa kembali
identitas responden pada lembar observasi yang telah terkumpul.
b. Scoring dan coding
Lembar observasi yang sudah terkumpul diperiksa kelengkapannya,
kemudian jawaban responden diberi skor sesuai dengan ketentuan dan diberikan
kode sesuai dengan ketentuan peneliti contoh : untuk umur : kode 1 untuk umur
17 - 20 tahun, 2 untuk 21- 25 tahun, dan seterusnya.
c. Entry
Kegiatan memasukkan data ke dalam program komputer untuk mencegah
risiko kehilangan data.
d. Cleaning
Data yang sudah dientry dicocokkan kembali kesesuainnya dengan data yang
diperoleh dari lembar observasi.
46
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Data yang diperoleh terdiri dari nilai motilitas sebelum dan sesudah pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Gambaran tentang frekuensi motilitas
usus sebelum dan sesudah diberikan terapi mengunyah permen karet dan terapi
konvensional yang kemudian akan dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif
tendensi sentral yang mencakup mean, median, modus, standar deviasi, kemudian
hasilnya disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi.
b. Analisa Bivariat
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer.
Data yang sudah terkumpul dilakukan analisis uji dengan bantuan program
computer. Uji yang akan digunakan yaitu :
1) Analisis pengaruh mengunyah permen karet terhadap pemulihan motilitas
usus pasien post operasi dengan general anestesia
Sebelum dilakukan pengujian statistik pengaruh mengunyah permen karet
terhadap pemulihan motilitas usus pasien post operasi dengan general anesthesia,
dilakukan uji normalitas data terhadap data sebelum dan sesudah diberikan terapi
mengunyah permen karet dengan menggunakan uji Shapiro Wilk, karena jumlah
sampel kurang dari 50 orang , jika data berdistribusi normal (p value>0,05), maka
dilakukan uji statistik parametrik dengan uji t paired sample test, namun jika data
tidak berdistribusi normal (p value<0,05) maka dilakukan uji non parametrik
dengan uji wilcoxon.Dalam penggunaan uji statistik t paired sample test, jika nilai
p atau nilai sig 2-tailed < α (0,05), dan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t
47
tabel, maka berarti ada perbedaan antara nilai motilitas sesudah diberikan
perlakuan dengan sebelum perlakuan. Dapat disimpulkan ada pengaruh
pemberian mengunyah permen karetxylitol terhadap pemulihan motilitas usus
pasien post operasi dengan general anestesia. Sedangkan uji statistik
menggunakan wilcoxon, jika nilai p value <0,05 berarti ada pengaruh pemberian
mengunyah permen karet terhadap pemulihan motilitas usus pasien post operasi
dengan general anestesia.
2) Analisis pengaruh pemberian terapi konvensional (ambulasi dini) terhadap
pemulihan motilitas usus pasien postoperasi dengan spinal anastesia
Sebelum dilakukan pengujian statistik pengaruh pemberian terapi
konvensional (ambulasi dini) terhadappemulihan motilitas usus pasien post
operasi dengan general anestesia, dilakukan uji normalitas data terhadap data
sebelum dan sesudah diberikan terapi konvensional dengan menggunakan uji
Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 orang, jika data berdistribusi
normal (p value>0,05), maka dilakukan uji statistik parametrik dengan uji t paired
sample tes, namun jika data tidak berdistribusi normal (p value<0,05) maka
dilakukan uji non parametrik dengan uji wilcoxon. Dalam penggunaan uji statistik
t paired sample test, jika nilai p atau nilai sig 2-tailed < α (0,05), dan nilai t hitung
lebih besar daripada nilai t tabel, yang berarti ada perbedaan antara nilai motilitas
usus sesudah diberikan perlakuan dengan sebelum perlakuan. Dapat disimpulkan
ada pengaruh pemberian terapi konvensional ambulasi dini terhadap pemulihan
motilitas usus pasien post operasi dengan general anesesia. Sedangkan uji statistik
menggunakan wilcoxon, jika nilai p value <0,05 berarti ada pengaruh pemberian
48
terapi konvensional terhadap pemulihan motilitas usus pasien post operasi dengan
general anestesia.
3) Analisis perbedaan motilitas usus dengan pemberian mengunyah permen
karet xylitol dengan kelompok kontrol
Analisis perbedaan antara nilai motilitas usus pasien post operasi dengan
general anestesia yang diberikan mengunyah permen karet xylitol dengan terapi
konvensional (ambulasi dini) dilakukan dengan membedakan selisih dari nilai
motilitas usus sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Selisih atau beda nilai
motilitas usus tersebut dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji
statistik Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 orang, jika data
berdistribusi normal (pvalue>0,05), maka dilakukan uji parametrik dengan
menggunakan uji t-test independent, namun jika data tidak berdistribusi normal
(pvalue<0,05) dilakukan dengan uji non parametrik dengan uji Man Whitney.
Dalam penggunaan uji t-test independent Jika nilai p atau nilai sig 2-tailed < α
(0,05), dan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel, maka Ho ditolak yang
berarti ada perbedaan antara nilai motilitas usus yang diberikan mengunyah
permen karet xylitol dengan nilai motilitas usus yang diberikan terapi
konvensional. Sedangkan dalam penggunaan uji statistik Man Whitney, jika nilai
p value < α ( 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada perbedaan antara
nilai motilitas usus yang diberikan mengunyah permen karet xylitol dengan nilai
motilitas usus yang diberikan terapi konvensional.
49