bab iii.doc
TRANSCRIPT
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana hubungan golongan darah orang tua dengan anaknya?
2. Bagaimana prosedur tes DNA?
BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1. Hubungan golongan darah anak dan orang tua
Sadler, T.W (2009) menyatakan bahwa sifat individu baru ditentukan oleh
gen gen spesifik di kromosom yang diwarisi dari ayah dan ibunya. Manusia memiliki
sekitar 35.000 gen di 46 kromosom. Gen gen di kromosom yang sama cenderung
diwariskan bersama yang dikenal dengan linked gen atau gen terkait. Di sel somatik,
terdapat 23 pasang kromosom homolog atau berjumlah 46 buah. Terdapat 22
pasangan kromosom yang sepadan, otosom, dan satu pasang kromosom seks.
Kombinasi kromosom seks dapat berupa XX atau XY. Kombinasi XX secara genetis
akan memunculkan jenis kelamin wanita. Kombinasi XY secara genetis akan
memunculkan jenis kelamin laki laki. Satu kromosom dari setiap pasangan berasal
dari gamet ibu (oosit) yang bersifat haploid dan dari gamet ayah (sperma) yang
bersifat haploid. Sehingga ketika terjadi fertilisasi akan menghasilkan janin dengan
kromosom yang diploid.
Menurut Sarna dkk (2000) pewarisan sifat juga ditentukan oleh adanya
interaksi beberpa alel yang disebut dengan alel ganda. Alel ganda adalah alel yang
anggotanya lebih dari satu. Jumlah alel yang lebih dari dari satu tersebut yaitu bisa
dua atau tiga hanya terdapat dalam suatu populasi. Salah satunya dalam pewarisan
sifat penentuan golongan darah manusia.
Golongan darah manusia ditentukan menurut system A-B-O. Dalam sistem ini
terdapat empat tipe golongan darah manusia yaitu Golongan darah A, Golongan
darah B, Golongan darah AB, Golongan darah O. Hal ini berdasarkan ada tidaknya
antigen A dan antigen B di dalam eritrositnya. Adanya antigen tersebut ditentukan
oleh gen di dalam kromosom. Keempat golongan darah tersebut ditentukan oleh tiga
macam alel. Simbol yang digunakan adalah huruf I berasal dari isoaglutinasi atau
huruf L berasal dari Lanstainer yaitu orang yang menemukan golongan darah.
Dengan demikian kombinasi genotipe golongan darah terdapat sebanyak enam
macam genotipe.
Golongan Darah Antigen Genotipe
A A IAIA dan IAi
B B IB IB dan IBi
AB A dan B IA IB
O - ii
Tabel HubunganGolongan Darah dan Kombinasi Genotipe serta Antigen dalam
Eritrosit
Dalam Hal ini, antara IA dengan IB tidak ada yang lebih dominan, sehingga
antara orang yang bergenotipe IA IB tidak ada yang lebih dominan atau kedua alel
tersebut bersifat kodominan. Sedangkan alel IA > i dan IB > i.
3.2. Prosedur Tes DNA
Tes DNA adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi,
menghimpun, dan menginventarisir file file khas karakter tubuh dengan cara
mengindentifikasi fragmen fragmen dari DNA itu sendiri. Hampir semua bagian
tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA terapi yang paling sering adalah darah,
rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam dan kuku. Sampel DNA yang
digunakan bisa dari inti sel maupun mitokondrianya. Namun yang paling akurat
adalah inti sel karena tidak bisa berubah.
Suryo (2010) menyatakan bahwa proses tahapan Tes DNA dimulai dengan
melakukan preparasi sampel DNA atau isolasi DNA dari bagian tubuh. Apabila
menggunakan sampel darah dapat digunakan bahan kimia phenolchloroform
sedangkan apabila menggunakan sampel rambut dapat digunakan bahan kimia chilex.
Proses selanjutnya adalah melakukan pemurnian DNA dari kotoran seperti protein
dengan menggunakan teknik sentrifugasi atau filtrasi vakum. Namun seiring
berkembangnya teknologi kini proses pemurnian dilakukan dengan menggunakan
produk pemurnian berupa butir magnet dari Promega Corporation yang
memanfaatkan silica coated paramagnetic resin yang lebih sederhana dan cepat.
Selanjutnya melakukan proses amplifikasi yaitu pemasukan sampel DNA yang telah
dimurnikan ke dalam mesin PCR (Polimerase Chain Reaction). Hasil akhir dari
proses ini berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel. Tahapan selanjutnya
dilakukan karakterisasi kopi urutan DNA dengan elektroforesis untuk melihat pola
pitanya. Pola inilah yang disebut dengan DNA sidik jari (DNA Finger Print) yang
akan dianalisa pola STRnya. Setelah proses karakterisasi selanjutnya dilakukan
typing untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data data DNA dan
menampilkannya dalam bentuk angka angka dan gambar gambar identifikasi DNA.
Proses akhirya berupa finishing untuk mencocokkan tipe DNA.