bab itoksik jurnal print
TRANSCRIPT
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
1/12
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM1.1Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar parasetamol dalam
tablet dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS.
1.2Tujuan Khususa) Membuat kurva hubungan kosentrasi parasetamol dan
absorbansi pada panjang gelombang maksimum.
b) Membuat persamaam regresi linier.c) Menentukan kadar parasetamol dalam tablet dengan
sometktofotometri UV-VIS dengan kurva kalibrasi dan
persamaan garis regresi linier.
II. LATAR BLAKANGPanas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan
lebih tinggi daripada biasanya atau diatas suhu normal. Suhu normal
manusia berkisar antara 36-370C. Demam merupakan bentuk pertahanan
tubuh terhadap serangan penyakit dengan mengeluarkan zat antibodi,
yang bila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan demam (Widjaja,
2001).
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang dapat digunakan
untuk meredakan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat
analgesik salesma dan flu. Parasetamol aman dan dapat memberikan efek
bila diberikan dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati,
overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Untuk
mengetahui seberapa kandungan atau jumlah zat paracetamol dalam
suatu obat, maka perlu dilakukan penetapan kadar parasetamol dalam
tablet dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
2/12
BAB II
DASAR TEORI
III. DASAR TEORI3.1 Parasetamol
Parasetamol (asetaminofen) merupakan senyawa turunan sintetis dari p-
aminofenol yang memberikan efek analgetik dan antipiretik. Senyawa ini
mempunyai rumus kimia N-asetil-p-amonofenol atau p-asetamidofenol atau 4-
hidroksiasetalinid, bobot molekul 151,16 gram/mol.
Gambar 1. Struktur Parasetamol
Parasetamol sebenarnya sudah ditemukan sekitar 1880 saat ilmuwan
bekerja mencari penanggulangan malaria, namun penemuan tersebut masihdiabaikan. Di tahun 1946, Bernard Brodie dan Julius Axelrod mengadvokasi
penggunaan Asetaminofen sebagai alternatif obat selain Aspirin. Aspirin adalah
obat anti analgesic (pegel linu) dan anti pyretic (demam), serta mencegah sakit
jantung untuk jangka waktu panjang dalam dosis rendah. Pada tahun 1956
perusahaan Inggris Frederick Stearns & Co memproduksi Parasetamol dalam
bentuk merek dagang Panadol, dan dua tahun kemudian Panadol Elixir
diproduksi sebagai obat untuk anak-anak. Di tahun 1963 paten Parasetamol
berakhir dan menjadi nama generik hingga sekarang.
Parasetamol termasuk aman dikonsumsi tanpa efek candu seperti obat
narkotika. Untuk orang dewasa umumnya dosis dikonsumsi sebesar 500 mg.
Meskipun aman jangan mengkonsumsi Parasetamol lebih dari 5 gram dalam
sehari, apalagi untuk seorang pecandu alkohol, bisa menyebabkan kerusakan
liver.
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
3/12
3.2 Sifat Fisiko Kimia
Tablet parasetamol mengandung asetaminofen C8H9NO2, tidak kurang
dari 95,0 % dan tidak lebih dari 105,0 %, dari jumlah yang tertera padA etiket.
Parasetamol berupa hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau dan berasa
pahit yang larut dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol 95 % P, 13 bagian aseton P,
40 bagian gliserol P, 9 bagian propilemglikol P, dan larut dalam alkali
hidroksida. Parasetamol memiliki pKa 9,5 (25oC), kisien partisi 0,5 dan titik
leleh 169o-170,5o C. Larutan jenuh parasetamol memiliki pH antara 5,3-6,5.
Parasetamol memenuhi uji identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)dengan menggunakan 1 mg per ml dalam methanol P dan fase gerak
diklorometana P-methanol (4:1). (Dirjen POM, 1979)
3.3 Identifikasi
Parasetamol bila diukur absorbansinya pada spektrofotometri UV akan
memperlihatkan absorbansi maksimum pada panjang gelombang 245 nm untuk
larutan asam dan 257 nm untuk larutan basa.
Gambar 2. Spektrum UV Parasetamol
3.4 Spektrofotometri UV-Vis
Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis dapat
digolongkan atas tiga macam pelaksanaan pekerjaan, yaitu : (1) analisi zat
tunggal atau analisis satu kompenen; (2) analisia kuantitatif campuran dua
macamzat atau analisis dua kompenen; dan (3) analisis kuantitatif campuran tiga
macam zat atau lebih (analisis multi kompenen).
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
4/12
Senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan
spektrofotometri visible karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu
menjadi senyawa yang berwarna, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam analisa dengan spektrofotometri UV-Vis. Hal-hal tersebut antara lain :
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
b.Waktu operasional (operating time)
c.Pemilihan panjang gelombang
d.Pembuatan kurva baku
3.5 Linieritas
Linieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-
hasil uji secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva
kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x).
Linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi
yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode
kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan (slope),
intersep dankoefisien korelasi.
Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r
pada analisis regresi linier y = a + bx. Hubungan linier yang ideal dicapai jika
nilai b = 0 dan r = +1 atau -1 tergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a
menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang digunakan. Parameter
lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy).
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
5/12
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1ALAT DAN BAHAN3.1.1 Alat
1. Spektrovotometri UV-VIS2. Kuvet3. Labu takar 10 ml4. Labu takar 25 ml5. Labu takar 100 ml6. Pipet volume 1 ml7. Pipet volume 2 ml8. Pipet volume 5 ml9. Pipet volume10 ml10.Gelas beakar11.Botol vial12.Pipet tetes13.Corong gelas14.Sendok tanduk15.Batang pengaduk16.Sudip17.Timbangan18.Mortar dan stamper19.Tissue20.Lap21.Kertas perkamen22.Kertas saring23.Sudip
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
6/12
Ditimbang 2,00 g NaOH padat
Dilarutkan dengan sedikit aquadest
dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml
Ditambahkan aquadest sampai tanda batas,
kocok hingga homogen
Ditimbang1,0 mg parasetamol
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan larutan NaOH 1 N hingga tanda batas
Dikocok hingga homogen
3.1.2 Bahan1. Tablet parasetamol 500 mg2. Parasetamol serbuk3.NaOH padat4. Aquadest
3.2 ROSEDUR KERJA3.2.1 Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
3.2.2 Pembuatan Larutan Stok Baku Parasetamol
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
7/12
Catatan :
Karena tidak bisa dilakukan penimbangan paracetamol sebanyak 1 mg
(batas deteksi timbangan analitik = 10 mg), maka dilakukan pengenceran dari
larutan denga kadar 1 mg/mL (10 mg paracetamol dalam 10 mL NaOH=1000
ug/mL), dengan perhitungan :
V1x M1 = V2x M2
x . 1000 ug/ml = 100 ml . 10 ug/mL
V1 = 1 mL
Sehingga untuk pembuatan larutan baku 10 ug/mL, dapat diskemakan
sebagai berikut :
3.2.3 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Parasetamol
Dipipet 6,07 mL larutan dg kadar 10
ug/mL
Di ad NaOH sampai 10 mL
kadar lar. 6 07 u /mL
Dibaca absorbansinyaditentukan panjang gelombang
maksimumyang memberikan absorbansi maksimum
Dipipet 1 mL
larutan dengan
kadar 1000ug/mL
Di ad NaOH
sampai 100 ml
Larutan baku
0,01 mg/mL
Diukur pada panjang
gelombang 220-300 nm
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
8/12
3.2.4 Pembuatan Larutan Standar untuk Uji Linieritas
3.2.5 Membuat Kurva Kalibrasi
Dipipet larutan induk parasetamol 0,01 ug/ml masing-masing 4ml;
5 ml; 6 ml; 7 ml; 8 ml; 9 ml; 10 ml.
Masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml
Ditambahkan larutan NaOH 0,1 N hingga tanda batas
Dikocok hingga homogendipindahkan ke dalam botol vial.
Masing-masing kurva standar dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum
Hasil absorbansi tersebut diplot dalam kurva konsentrasi vs absorbansi
Dihitung persamaan regresi linier dengan rumus Y = bx + a
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
9/12
3.2.6 Ekstraksi Parasetamol dari Tablet
Ditimbang dan dserbukan 20 tablet parasetamol
Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang
100 mg parasetamol
Dimasukkan ke dalam labu ukur 200 ml
Ditambahkan lebih kurang 100 mL NaOH 0,1 Ndikocok 10 menit
Dikocok dan disaring dengan kertas saring
Dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml
Ditambah dengan NaOH 0,1 N sampai tanda batas dan dikocok hingga
homogen.
Diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai tanda batas
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
10/12
3.2.7 Menetapkan Kadar Parasetamol dalam Tablet
Larutan hasil ekstraksi parasetamol dimasukkan ke dalam kuvet
Dihitung konsentrasi parasetamol
Dimasukkan nilai absorbansinya yang dihasilkan ke dalam persamaan
regresi linier sebagai fungsi Y
Dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
11/12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
-
5/25/2018 BAB Itoksik Jurnal Print
12/12
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J - Denney, R.C Jeffery, G.H Mendham, J. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Dirjen POM. 1979.Farmakofe indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Ernst Mutschler. 1991. Dinamika Obat. Buku Ajar Farmakologi dan
Toksikologi. Edisi kelima. Bandung: ITB
Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta ; gadjah mada university
press.