bab iv
DESCRIPTION
BAB IV LAPORAN KP PENGUPASAN OB TEKNIK PERTAMBANGANTRANSCRIPT
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sebelum memasuki tahapan penambangan batubara, maka terlebih
dahulu dilakukan tahapan pembersihan lahan (land clearing), pengupasan
tanah pucuk (top soil) dan sub-soil, serta pengupasan batuan penutup
(overburden) yang ada diatasnya dan dilanjutkan dengan proses peledakan
tanah penutup (blasting). Setelah proses blasting selesai dan material
overburden siap dikupas, maka alat muat melakukan proses digging yang
kemudian dilanjutkan dengan proses load material overburden dari loading
point menuju disposal dengan alat angkut.
4.1.1 Alat Mekanis yang Digunakan Pada Proses Pengupasan
Overburden
Dari hasil pengamatan dilapangan selama kegiatan kerja praktek
di PT Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal Mine Project
untuk pengupasan overburden PT Leighton Contractor Indonesia site
MGM Coal Mine Project pada pit Central Kawi menggunakan
kombinasi alat muat Excavator Liebherr R9350 dan alat angkut HD
Truck CAT 777D. Dimana dalam proses pemindahan material
overburden alat muat Excavator Liebherr R9350 dengan kapasitas
59
bucket 18,00 m³ sebanyak 1 (satu) unit yang melayani rata – rata 4
(empat) unit HD Truck CAT 777D yang memiliki muatan vessel
sebesar 40,5 m
Gambar 4.1 Alat Muat Excavator Liebherr R9350
Gambar 4.2 AlatAngkut HD Truck CAT 777D
60
4.1.2 Pola Pemuatan Overburden Dengan Alat Gali Muat dan Angkut
Pola pemuatan overburden yang diaplikasikan di PT. Leighton
Contractor Indonesia Site MGM Coal Mine Project berdasarkan level
penggalian antara alat gali muat dan alat angkut adalah menggunakan
pola Top Loading, yaitu excavator melakukan pemuatan dengan
menempatkan diri diatas jenjang (bench) dan truck berada dibawah
alat muat.
Dan pola pemuatan berdasarkan jumlah truck yang dimuati
adalah single back up yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati
pada satu tempat, sedangkan truck berikutnya menunggu truck
pertama dimuati sampai penuh. Setelah truck pertama berangkat truck
kedua memposisikan diri untuk dimuati, sedangkan truck ketiga
menunggu dan begitu seterusnya.
Gambar 4.3 Pola Pemuatan Top Loading
61
Gambar 4.4 Pola Pemuatan Single Back Up
4.1.3 Perhitungan Efisiensi Kerja Alat Gali Muat dan Angkut
A. Waktu Kerja
Di PT. Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal
Mine Project banyak waktu kerja dalam 1 (satu) bulan adalah 30
– 31 hari kerja, dengan dua giliran shift kerja dalam satu hari
dan memiliki total waktu kerja pada hari normal sebanyak 22
jam. Karena pada hari jumat istirahat siang dimulai pada pukul
11.00 – 13.00 maka jam kerja total menjadi 21 jam kerja.
Berasarkan hitungan rata – rata jumlah jam kerja total
setiap hari yang berlaku di PT. Leighton Contractor Indonesia
site MGM Coal Mine Project adalah 21,85 jam/hari atau 10,92
jam/shift (655,2 jam/shift).
62
B. Distribusi Alokasi Waktu Penggunaan Alat Mekanis
Distribusi alokasi waktu penggunaan alat mekanis di PT.
Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal Mine Project
untuk kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (overburden)
adalah sebagai berikut :
1. Excavator Liebherr R9350
a. Jumlah jam kerja ( T ) : 10,92 jam/shift atau
655,2menit/shift
b. Waktu standby ( S ) : 40 menit/shift, terdiri
dari ;
- Pergantian shift = 30 menit
- Keperluan operator = 5 menit
- Gangguan cuaca = 0 menit
- Menunggu hauler = 5 menit
c. Perbaikan alat( R ) : 12 menit/shift
d. Waktu kerja ( W ) : 603,2 menit/shift
e. Waktu tunda ( Wd ) : 50 menit/shift, terdiri dari ;
- Cek dan pemanasan alat = 10 menit
- Pengisian bahan bakar = 10menit
- Pelumasan = 10 menit
- Pemindahan alat = 15menit
- Perbaikan loading point = 5 menit
63
f. Waktu effektif ( We ) : 603,2menit – 50 menit =
553,2menit/shift.
2. HD Truck CAT 777D
a. Jumlah jam kerja ( T ) : 10,92 jam/shift atau 655,2
menit/shift
b. Waktu standby ( S ) : 35 menit/shift. Terdiri dari ;
Pergantian shift = 30 menit/shift
Keperluan operator = 5 menit/shift
Gangguan cuaca = 0 menit
c. Perbaikan alat ( R ) : 10 menit/shift
d. Waktu kerja ( W ) : 610,2menit/shift
e. Waktu tunda ( Wd ) : 30 menit/shift, terdiri dari ;
Cek dan pemanasan alat = 10 menit
Pengisian bahan bakar = 10 menit
Pelumasan = 10 menit
Menunggu perbaikan jalan = 0 menit
f. Waktu effektif (We) = 610,2 menit – 30 menit =
580,2 menit/shift.
64
C. Efektifitas Kerja
1. Efektifitas Kerja Alat Mekanis
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap distribusi
penggunaan waktu oleh setiap alat mekanis diperoleh tingkat
efektifitas kerja masing-masing alat mekanis adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Tingkat Efektifitas Kerja Alat Mekanis di PT. Leighton
Contractor Indonesia site MGM Coal Mine Project
No Jenis Alat
Mekanis
Efektifitas Kerja Alat (%)
MA PA UA EU EFF
1 Excavator
Liebherr R9350
98,36 98,16 93,78 92,06 84,4
2 HD CAT 777D 98,38 98,47 94,57 93,13 88,55
Keterangan :
MA : Mechanical Availability
PA : Physical Availability
UA : Use Availability
EU : Efective Utilization
EFF : Efisiensi Kerja
65
4.1.4 Perhitungan Produktivitas dan Nilai Match Factor Alat Gali
Muat dan Angkut Dalam Proses Pengupasan Overburden
A. Cycle Time Alat Muat dan Alat Angkut
1. Cycle Time Alat Muat
Perhitungan waktu edar Excavator Liebherr R9350
(tabel cycle time dapat dilihat pada lampiran 6) :
CTm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4
CTm = 11, 8 + 5,64 + 3,85 + 5,52
= 26,9detik
= 0,44menit
2. Cycle Time Alat Angkut
Perhitungan waktu edar HD Truck CAT 777D (tabel
cycle time dapat dilihat pada lampiran 7) :
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6
= 60,1 + 88,55 + 20,38 + 22,06 + 77,6 + 20,9
= 289,8 detik
= 4,83 menit
66
B. Bucket Fill Factor
Besarnya nilai bucket fill factor tergantung dari jenis
material yang akan digali dengan menggunakan nilai rata – rata
jenis material. Berdasarkan kondisi material yang ada
dilapangan yaitu hasil blasting overburden dengan kondisi
sedang, maka bucket fill factor rata – rata untuk material
overburdennya adalah 75%.
C. Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
1. Produksi Alat Muat
Diketahui :
CTm : 26,9 detik (0,44 menit)
C (kapasitas bucket) : 18 BCM
BFF (Bucket Fill Factor) : 75%
SF (Swell Factor) : 80%
Efisiensi kerja alat muat : 84,4%
Produksi alat muat per jam :
Qtm : C x SF x BFF x Eff x 3600
CTm
: 18 x 0,8 x 0,75 x 0,844 x 3600
26,9
67
: 1.219,8 BCM/Jam
Qtm/Jam : 1.219,8 BCM/Jam
Qtm/hari : 26.652,6 BCM/hari (21,85 jam/hari)
Qtm/bulan : 826.231,5 BCM/bulan (31 hari)
2. Produksi Alat Angkut
Diketahui :
Na (Jumlah alat angkut) : 4 unit
CTa (Cycle time alat angkut) : 289,8 detik
N (Jumlah curahan bucket) : 3 kali curah bucket
C (Kapasitas bucket) : 18 BCM
BFF (Bucket Fill Factor) : 75%
SF (Swell Factor) : 80%
Kb : Kapasitas vessel
Kb = n x C x BFF
= 3 x 18 x 0,75
= 40,5 BCM
Ea : Efisiensi alat 88,55%
68
Perhitungan produksi :
Qta : kb x Ea x SF x 3600
CTa
: 40,5 x 0,8855 x 0,8 x 3600
289,8
: 356,4 BCM/jam/truck
: 356,4 BCM/jam x 4 truck
: 1.425,6 BCM/jam
Qta/jam : 1.425,6 BCM/Jam
Qta/hari : 31.149,3 BCM (21,85 jam/hari)
Qta/bulan : 965.630,1 BCM (31 hari)
D. Match Factor ( Faktor Keserasian Alat)
Diketahui :
Na : 4 unit
n : 3 kali
CTm : 26,9 detik
Nm : 1 unit
CTa : 289,8 detik
Rumus Match Factor : Na x n x CTm
Nm x CTA
: 4 x 3 x 26,9
1 x 289,8
69
: 322,8
289,8
: 1,1 (MF > 1)
Karena MF >1 maka alat muat bekerja 100%, sedangkan
alat angkut bekerja kurang dari 100 %, dimana terdapat waktu
tunggu bagi alat angkut.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Alat Mekanis yang Digunakan Pada Proses Pengupasan
Overburden
Alat muat yang khusus digunakan dalam proses pengupasan
overburden di PT Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal
Mine Project adalah Excavator Liebherr R9350 (spesifikasi pada
lampiran 4) sebanyak 1 (satu) unit pada satu pit. Sedangkan alat
angkut khusus yang digunakan untuk mengangkut overburden menuju
disposal adalah HD Truck CAT 777D (spesifikasi pada lampiran 5)
sebanyak 4 (empat) unit pada pit Central Kawi.
4.2.2 Pola Pemuatan Overburden Dengan Alat Gali Muat dan Angkut
Pada proses pengupasan overburden pada pit Central Kawi di
PT. Leighton Contractor Indonesia Site MGM Coal Mine Project
berdasarkan level penggalian antara alat gali muat dan alat angkut
adalah menggunakan pola Top Loading, yaitu excavator melakukan
70
pemuatan dengan menempatkan diri diatas jenjang (bench) dan truck
berada dibawah alat muat. Cara ini hanya dipakai karena alat muat
yang digunakan adalah back hoe, selain itu operator lebih leluasa
untuk melihat bak dari alat angkut dalam penempatan material
overburden.
Dan pola pemuatan berdasarkan jumlah truck yang dimuati
adalah single back up yaitu truck memposisikan diri untuk dimuati
pada satu tempat, sedangkan truck berikutnya menunggu truck
pertama dimuati sampai penuh. Setelah truck pertama berangkat truck
kedua memposisikan diri untuk dimuati, sedangkan truck ketiga
menunggu dan begitu seterusnya.
4.2.3 Perhitungan Efisiensi Kerja Alat Gali Muat dan Angkut
A. Waktu Kerja
Waktu kerja dalam satu bulan ada 30 – 31 hari kerja,
sedangkan jam kerja yang berlaku untuk perusahaan adalah dua
giliran kerja (dua shift kerja) dalam satu hari.
Tabel 4.2 Pembagian Waktu Shift Kerja
Jadwal Kerja Keterangan Jam Jam Kerja Keterangan Jam
05.30 – 12.00 Waktu kerja 6,5 17.30 – 00.00 Waktu kerja 6,5
12.00 – 13.00 Istirahat 1 00.00 – 01.00 Istirahat 1
13.00 – 17.30 Waktu kerja 4,5 01.00 – 05.30 Waktu kerja 4,5
11 11
Shift Siang Shift Malam
Total Total
Total Waktu Kerja 22 Jam
71
Pada hari jumat istirahat siang dimulai dari jam 11.00 –
13.00 sehingga jam kerja total berkurang menjadi 21 jam kerja.
Jadi, waktu kerja yang tersedia di PT. Leighton Contractor
Indonesia site MGM Coal Mine Project adalah sebagai berikut:
= (22 x 6) jam/minggu + (21x1) jam/minggu
7 hari/minggu
= 21,85 jam/hari
= 10,92 jam/shift
Jadi, rata – rata jam kerja dalam 1 (satu) hari adalah 21,85
jam atau 1.311 menit dan 10,92 jam/shift atau 655,2 menit/shift.
B. Distribusi Alokasi Waktu Penggunaan Alat Mekanis
Berdasarkan pengamatan selama dilapangan, didapatkan
alokasi waktu untuk penggunaan alat mekanis gali muat dan
angkut di PT. Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal
Mine Project adalah sebagai berikut :
1. Excavator Liebherr R9350
Berdasarkan data pengamatan dilapangan,
didapatkan hasil alokasi waktu untuk penggunaan
Excavator Liebherr R9350 dalam tabel distribusi alokasi
waktu penggunaan alat mekanis pada table berikut ini :
72
Tabel 4.3 Distribusi Alokasi Waktu Excavator Liebherr
R9350
Waktu Jumlah Waktu/shift
Jam Kerja (T) 10,92 jam/655,2 menit
Waktu Standby (S) 40 menit
Waktu Perbaikan Alat (R) 12 menit
Waktu Kerja (W) 603,2 menit
Waktu Tunda (Wd) 50 menit
Waktu Effektif (We) 553,2 menit
2. HD Truck CAT 777D
Sedangkan untuk penggunaan alat angkut HD Truck
CAT 777D distribusi alokasi waktu yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Alokasi Waktu HD Truck CAT 777D
Waktu Jumlah Waktu/shift
Jam Kerja (T) 10,92 jam/655,2 menit
Waktu Standby (S) 35 menit
Waktu Perbaikan Alat (R) 10 menit
Waktu Kerja (W) 610,2 menit
Waktu Tunda (Wd) 30 menit
Waktu Effektif (We) 580,2 menit
73
C. Jam Kerja Produktif dan Efektifitas Kerja
1. Jam Kerja Produktif
Tingkat efisiensi alat-alat mekanis ditentukan
berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
terhadap jadwal jam kerja, waktu kerja produktif, serta
waktu yang terbuang karena adanya hambatan-hambatan
pada saat bekerja. Jam kerja produktif adalah jumlah jam
kerja yang benar-benar digunakan dalam produksi.
Sedangkan hambatan-hambatan yang sering terjadi pada
saat bekerja dapat dibagi 2, antara lain : hambatan yang
dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat dihindari.
Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari
terdiri dari : Persiapan kerja, meliputi : pengecekan alat
dan pemanasan mesin, pindah tempat kerja, keperluan
operator, misalnya : minum, buang air dan keperluan lain,
serta hujan. Sedangkan hambatan-hambatan kerja yang
dapat dihindari adalah : waktu standby, terdiri dari :
pergantian awal shift, istirahat dan makan, serta pergantian
akhir shift, waktu perbaikan (repair), dan waktu hambatan
(delay time), terdiri dari : isi fuel dan tambah oli, truck
amblas, alat muat tidak siap muat, perbaikan loading
point, dump truck antri dan disposal area belum siap. Hasil
pengamatan terhadap jam kerja produktif setiap alat
74
mekanis yang terdiri dari : Excavator Liebherr R9350 dan
HD CAT 777D disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.5 Jam Kerja Produktif Alat-Alat Mekanis di PT.
Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal Mine
Project
No Nama Alat Penggunaan Waktu Dalam Menit
T R S W We
1 Excavator
Liebherr R9350
655,2 12 40 603,2 553,2
2 HD CAT 777D 655,2 10 35 610,2 580,2
Keterangan :
T : Jumlah jam kerja alat
R : Perbaikan alat
S : Waktu standby alat
W : Waktu kerja alat
We : Waktu efektif kerja alat
2. Efektifitas Kerja Alat Mekanis
Hasil perhitungan secara lengkap tentang tingkat
efektifitas kerja masing-masing alat mekanis di PT.
75
Leighton Contractor Indonesia site MGM Coal Mine
Project ditampilkan dalam lampiran 8.
4.2.4 Perhitungan Produktivitas dan Nilai Match Factor Alat Gali Muat
dan Angkut Dalam Proses Pengupasan Overburden
A. Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
1. Produksi Alat Muat
Hasil produktivitas alat muat berdasarkan data yang
didapatkan dilapangan menghasilkan jumlah produksi
sebagai berikut :
Qtm/Jam : 1.219,8 BCM/Jam
Qtm/hari : 26.652,6 BCM/hari (21,85 jam/hari)
Qtm/bulan : 826.231,5 BCM/bulan (31 hari)
2. Produksi Alat Angkut
Sedangkan untuk produktivitas alat angkut HD
Truck CAT 777D sebanyak 4 (empat) unit adalah :
Qta/jam : 1.425,6 BCM/Jam
Qta/hari : 31.149,3 BCM (21,85 jam/hari)
Qta/bulan : 965.630,1 BCM (31 hari)
B. Match Factor (Faktor Keserasian Alat)
Match factor merupakan suatu faktor penting yang
digunakan dalam penentuan jumlah alat angkut maupun jumlah
alat gali muat agar terjadi sinkronisasi kerja. Apabila jumlah
76
antara alat gali muat sesuai dengan jumlah alat angkut, akan
tercapai efektifitas kerja yang optimal. Faktor keserasian kerja
merupakan suatu persamaan sistematis yang digunakan untuk
menghitung tingkat keselarasan kerja antara alat muat dan alat
angkut untuk setiap kondisi kegiatan pemuatan dan
pengangkutan.
Keserasian kerja alat mekanis/match factor (alat muat dan
alat angkut) dapat diketahui dengan rumus berikut :
Na x n x CTm
MF :
Nm x CTa
Keterangan :
Na : Jumlah alat angkut
n : Jumlah curah bucket ke vessel
Nm : Jumlah alat muat
CTm : Cycle Time alat muat
Cta : Cycle Time alat angkut
Berdasarkan data yang didapatkan dilapangan, hasil match
factor dari kombinasi satu alat muat dan 4 alat angkut di Pit
Central Kawi adalah sebesar :
1,1 (MF > 1)
Karena MF > 1 maka alat muat bekerja 100%, sedangkan
alat angkut bekerja kurang dari 100%. Dimana terdapat waktu
tunggu bagi alat angkut.