bab iv analisis data dan pembahasan a. deskripsi objek ...eprints.ums.ac.id/54538/6/bab 4...
TRANSCRIPT
42
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan kuesioner dalam
pengumpulan data. Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
melakukan uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan
membagikan kuesioner pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo
pada tahun 2017, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang berstruktur,
dimana jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden sudah disediakan.
Objek penelitian ini adalah Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Pengambilan sampel (sampling method) terhadap responden dilakukan secara
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan/kriteria tertentu. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah
para staff/pegawai bagian akuntansi/keuangan pada Badan Keuangan Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo yang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
Banyak kuesioner yang disebar, berdasarkan kesediaan Badan Keuangan
Daerah Kabupaten Sukoharjo sebagai objek penelitian dan kesediaan pegawai
menjadi responden dalam penelitian ini. Responden mendapat kesempatan waktu
untuk mengisi kuesioner dalam kurun waktu 1 minggu sampai 2 minggu, namun
dalam realitanya kuesioner dapat diterima kembali dalam kurun waktu 3 minggu
setelah pengiriman.
43
Sebanyak 90 kuesioner yang disebar dan didistribusikan pada pegawai
Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo. Adapun jumlah kuesioner yang
kembali sebanyak 60 kuesioner. Jawaban responden yang digunakan dalam
analisis data adalah 50. Jumlah sampel dan tingkat pengambilan kuesioner
disajikan dalam tabel IV.1.
Tabel IV.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah kuesioner yang disebar 90
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali (30)
3 Jumlah kuesioner yang kembali 60
4 Jumlah kuesioner yang tidak lengkap (10)
5 Data siap dioleh 50
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
B. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil tabulasi kuestioner yang diterima dapat diketahui
karakteristik responden yang akan dibahas dibawah ini meliputi: jenis kelamin,
pendidikan terakhir.
Diskripsi responden digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik-
karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan
responden berdasarkan hasil jawaban responden atas kuesioner yang telah
diedarkan. Secara lebih rinci distribusi responden sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
44
Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
Laki-laki 21 58,33
Wanita 15 41,67
Total 36 100,00
Sumber: data primer diolah penulis, 2017
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21 orang (58,33%) dan wanita 15
orang (41,67%).
2. Klasifikasi responden berdasarkan usia
Usia merupakan batasan umur responden dalam hal ini. Adapun keadaan
usia responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.3
Karakteristik Usia Responden
Usia Jumlah Prosentase (%)
< 26 tahun 5 13,89
26 – 35 tahun 12 33,33
> 35 tahun 19 52,78
Jumlah 36 100,00
Sumber : Data primer diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel IV.3 diketahui responden sebagian besar berusia
antara usia >35 tahun sebanyak 19 orang atau 52,78%.
45
3. Klasifikasi responden berdasarkan Pendidikan.
Klasifikasi berdasarkan pendidikan responden dapat dilihat pada tabel IV.4.
Tabel IV.4
Karakteristik Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
D3 2 5,56
S1 19 52,78
S2 10 27,78
S3 5 13,89
Jumlah 36 100,00
Sumber: data primer diolah penulis, 2017.
Berdasarkan tabel IV.4 diketahui responden sebagian besar pendidikan
yang terakhir S1 sebanyak 19 orang (52,78%), sedangkan pendidikan D3
sebanyak 2 orang (5,56%), pendidikan S2 sebanyak 10 orang (27,78%) dan
pendidikan S3 sebanyak 5 orang (13,89%).
C. Analisis Data
D. Uji Instrumen Data
Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas
dan reliabilitas didistribusikan kepada 50 karyawan, untuk dianalisis validitas
dan reliabilitasnya dan hasil dari analisis tersebut dipergunakan sebagai bahan
acuan dalam memperoleh data guna analisis lebih lanjut. Adapun faktor yang
akan diukur adalah atribut yaitu Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi,
Pengawasan Keuangan Daerah serta Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Hasil validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
46
a. Validitas
Uji validitas digunakan untuk menilai sah atau tidaknya suatu
kuestioner yang disebarkan. Suatu kuestioner dikatakan valid jika hasil dari
pertanyaan kuestioner tersebut mampu mengungkaHSn suatu yang
signifikan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan korelasi Product Moment Pearson Jika nilai r hitung lebih
besar dari nilai r tabel maka alat tes yang digunakan valid, sebaliknya jika
nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka alat tes yang digunakan
tidak valid. Tingkat signifikasinya yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebesar 5%.
1) Variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia
Berdasarkan perhitungan, maka hasil validitas pada variabel
Kapasitas Sumber Daya Manusia sebagai berikut:
Tabel IV.5
Validitas instrumen untuk Variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia
No Item rhitung rtabel Keterangan
KSDM 1 0,776 0,273 Valid
KSDM 2 0,700 0,273 Valid
KSDM 3 0,779 0,273 Valid
KSDM 4 0,581 0,273 Valid
KSDM 5 0,411 0,273 Valid
KSDM 6 0,468 0,273 Valid
Sumber: Data primer diolah penulis, 2017
Dari tabel IV.5 di atas maka dapat dikatakan bahwa butir
pertanyaan Kapasitas Sumber Daya Manusia adalah valid, karena rhitung
> r tabel.
2) Variabel Pengendalian Intern Akuntansi
47
Berdasarkan perhitungan, maka hasil validitas pada variabel
Pengendalian Intern Akuntansi sebagai berikut:
Tabel IV.6
Validitas Instrumen untuk Variabel Pengendalian Intern Akuntansi
No Item rhitung rtabel Keterangan
PIA 1 0,837 0,273 Valid
PIA 2 0,784 0,273 Valid
PIA 3 0,923 0,273 Valid
PIA 4 0,907 0,273 Valid
PIA 5 0,913 0,273 Valid
PIA 6 0,913 0,273 Valid
Sumber: Data primer diolah penulis, 2017
Tabel IV.6 pertanyaan tentang variabel Pengendalian Intern Akuntansi
menunjukkan bahwa butir pertanyaan adalah valid, karena rhitung > r
tabel.
3) Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi
Berdasarkan perhitungan, maka hasil validitas pada variabel
Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai berikut:
Tabel IV.7
Validitas Instrumen Untuk Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi
No Item rhitung rtabel Keterangan
PTI 1 0,780 0,273 Valid
PTI 2 0,740 0,273 Valid
PTI 3 0,891 0,273 Valid
PTI 4 0,879 0,273 Valid
PTI 5 0,881 0,273 Valid
Sumber: Data primer diolah penulis, 2017
Pada tabel IV.7 pertanyaan tentang variabel Pemanfaatan Teknologi
Informasi menunjukkan bahwa butir adalah valid, karena rhitung > r tabel.
4) Variabel Pengawasan Keuangan Daerah
Berdasarkan perhitungan, maka hasil validitas pada variabel
Pengawasan Keuangan Daerah sebagai berikut:
48
Tabel IV.8
Validitas Instrumen untuk Variabel Pengawasan Keuangan Daerah
No Item rhitung rtabel Keterangan
PKD 1 0,783 0,273 Valid
PKD 2 0,815 0,273 Valid
PKD 3 0,719 0,273 Valid
PKD 4 0,680 0,273 Valid
PKD 5 0,802 0,273 Valid
PKD 6 0,809 0,273 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Tabel IV.8 pertanyaan tentang variabel Pengawasan Keuangan Daerah
menunjukkan bahwa butir pertanyaan adalah valid, karena rhitung > r
tabel.
5) Variabel Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan perhitungan, maka hasil validitas pada variabel
Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai berikut:
Tabel IV.9
Validitas Instrumen Untuk Variabel Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
No Item rhitung rtabel Keterangan
KPK 1 0,716 0,273 Valid
KPK 2 0,667 0,273 Valid
KPK 3 0,757 0,273 Valid
KPK 4 0,737 0,273 Valid
KPK 5 0,765 0,273 Valid
KPK 6 0,499 0,273 Valid
KPK 7 0,416 0,273 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Pada tabel IV.9 pertanyaan tentang variabel Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah menunjukkan bahwa butir
pertanyaan semuanya valid, karena rhitung > r tabel.
49
b. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan pengujian pada validitas atas variabel-variabel
tersebut (Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah dan
Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah), maka dapat
dilakukan pengujian reliabilitas. Hasil analisis reliabilitias dapat dilihat
pada program SPSS versi 21.00 dan ditunjukkan oleh besamya nilai alpha
(). Pengambilan keputuan reliabilitas suatu variabel ditentukan dengan
asumsi apabila nilai alfa cronbach > 0,6 maka butir atau variabel yang
diteliti adalah reliabel.
Berikut ini rangkuman hasil pengujian yang menunjukkan nilai alpha
pada variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern
Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan
Daerah serta Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Tabel IV.10
Hasil Reliabilitas
Variabel ralpha rtabel Keterangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia 0,692 0,60 Reliabel
Pengendalian Intern Akuntansi 0,936 0,60 Reliabel
Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,892 0,60 Reliabel
Pengawasan Keuangan Daerah 0,850 0,60 Reliabel
Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah 0,777 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Dari tabel IV.12 menunjukkan bahwa semua variabel baik variabel
Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah dan
Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah reliabel
50
karena mempunyai nilai alfa cronbach > 0,6, sehingga dapat dipergunakan
untuk mengolah data selanjutnya.
E. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan untuk
masing-masing variabel dengan menggunakan one-sampel Kolmogorov
Smirnov Test yang dilakukan dengan bantuan software SPSS. Pengujian
ini dilakukan dengan melihat nilai signifikan statistik yang dihasilkan dari
perhitungan. Jika probabilitas signifikansinya diatas 5% maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tabel IV.11
Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov
Sig
(2-tailed) p-value Keterangan
Undstadardized
residual
0,534 0,938 P > 0,05 Normal
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan melihat nilai
Kolmogorov-Smirnov terhadap data unstandardized residual adalah
sebesar 0,938, dapat diketahui bahwa semua p-value untuk data ternyata
lebih besar dari =5% (p>0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa
keseluruhan data yang diperoleh memiliki sebaran yang normal.
51
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Uji multikolonieritas dapat dilihat dengan 2 cara
yaitu dengan melihat nilai tolerance dan Variance inflation Factor (VIF).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10.
Tabel IV.12
Hasil Pengujian Multikolinieritas
No Variabel Tolerance VIF α Keterangan
1 SDM 0,909 1,100 10 Bebas multikolinieritas
2 PIA 0,829 1,206 10 Bebas multikolinieritas
3 PTI 0,937 1,068 10 Bebas multikolinieritas
4 PKD 0,820 1,219 10 Bebas multikolinieritas
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa VIF < 10 dan nilai
toleransi > 0,1, sehingga tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat
kepercayaan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
52
Ringkasan hasil perhitungan data selengkapnya disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel IV.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sign. p* Keterangan
SDM 0,378 p>0,05 Bebas heteroskedastisitas
PIA 0,914 p>0,05 Bebas heteroskedastisitas
PTI 0,424 p>0,05 Bebas heteroskedastisitas
PKD 0,052 p>0,05 Bebas heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Pada Tabel IV.13 ditunjukkan hasil perhitungan uji
heteroskedastisitas yang menunjukkan tidak ada gangguan
heteroskedastisitas, karena nilai p>0,05 atau tidak signifikan pada =5%.
Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-
anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series
dalam bentuk waktu (jika datanya time series) atau korelasi antara tempat
yang berdekatan (jika datanya cross sectional) (Ghozali, 2011).
Autokorelasi terjadi apabila ada kesalahan pengganggu (error of
diturbance/ui) suatu periode berkorelasi dengan kesalahan periode
sebelumnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi
adalah uji Durbin-Watson. Adapun untuk mendeteksi terjadinya
autokorelasi adalah dengan menggunakan metode Durbin-Watson. Hasil
uji autokorelasi dapat ditampilkan dalam tabel dibawah ini:
53
Tabel IV.14
Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson Ketentuan Kesimpulan
1,856 1,5 - 2,5 Tidak ada autokorelasi
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai Durbin Watson sebesar
1,856, dimana hasil ini terletak 1,5- 2,5, sehingga tidak terjadi
autokorelasi positif atau negatif.
F. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk menentukan pengaruh variabel Kapasitas
Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah terhadap Pengawasan
Keuangan Daerah. Untuk mempermudah penggunaan rumus tersebut, penulis
menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution
(SPSS) 21.00. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan program SPSS, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.15
di bawah ini :
Tabel IV.5
Hasil Analisis Regresi Berganda
Keterangan B t Sig.
(Constant) 2,384
Kapasitas Sumber Daya Manusia 0,326 3,563 0,001
Pengendalian Intern Akuntansi 0,356 4,945 0,000
Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,184 3,450 0,001
Pengawasan Keuangan Daerah 0,291 4,102 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Hasil analisis regresi linear berganda pada tabel IV.17 secara sistematis
dapat ditulis persamaannya sebagai berikut :
54
Y = 2,384a+ 0,326 SDM+0,356 PIA + 0,184 PTI+ 0,291 PKD
Interpretasi dari masing-masing koefisien variabel sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 2,384 menunjukan bahwa jika variabel
independen yaitu Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern
Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan
Daerah diasumsikan konstan maka Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah akan meningkat.
b. Koefisien regresi pada variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia sebesar
0,326 menunjukan bahwa jika Kapasitas Sumber Daya Manusia itu
semakin taat maka Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
akan meningkat.
c. Koefisien regresi pada variabel Pengendalian Intern Akuntansi sebesar
0,356 menunjukan bahwa jika Pengendalian Intern Akuntansi itu semakin
baik maka Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah akan
meningkat.
d. Koefisien regresi pada variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi
sebesar 0,184 menunjukan bahwa jika Pemanfaatan Teknologi Informasi
itu semakin kompleks maka Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah akan meningkat.
e. Koefisien regresi pada variabel Pengawasan Keuangan Daerah sebesar
0,291 menunjukan bahwa jika Pengawasan Keuangan Daerah itu semakin
baik maka Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah akan
meningkat.
55
G. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji t
Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji
besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang
dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari masing-
masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%
dan jika p-value lebih kecil dari tingakat signifikansi 5% maka, dapat
dikatakan bahwa variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian
Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengawasan
Keuangan Daerah. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh data
sebagi berikut :
1) Dari perhitungan thitung dari variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia
sebesar 3,563 lebih besar dari ttabel sebesar 2,014, dan nilai sig. sebesar
0,001 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima artinya Kapasitas
Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
2) Dari perhitungan t hitung dari variabel Pengendalian Intern Akuntansi
sebesar 4,945 lebih besar dari t tabel sebesar 2,014, dan nilai sig. sebesar
0,000 lebih kecil dari 5%, sehingga H2 diterima, artinya Pengendalian
Intern Akuntansi berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
56
3) Dari perhitungan t hitung dari variabel Pemanfaatan Teknologi
Informasi sebesar 3,450 lebih besar dari t tabel sebesar 2,014, dan nilai
sig. sebesar 0,001 lebih besar dari 5%, sehingga H3 diterima sehingga
artinya Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap
Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik
signifikan.
4) Dari perhitungan t hitung dari variabel Pengawasan Keuangan Daerah
sebesar 4,102 lebih besar dari t tabel sebesar 2,014, dan nilai sig. sebesar
0,000 lebih kecil dari 5%, sehingga H4 diterima sehingga artinya
Pengawasan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apabila semua variabel
independen yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengruh
yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh data sebagai berikut :
Untuk variabel Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah didapatkan hasil bahwa nilai F hitung (23,688) dengan p-value =
0,000 sedangkan F tabel (2,579) dengan ketentuan α = 5%, df = k-1 atau
4-1 = 3, dan df2 = n-k atau 50-4=atau 50-4-1 = 45, hasil uji dari distribusi
F hitung (23,688) lebih besar dari F tabel (2,579) dengan p-value 0,000 <
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi, Pemanfaatan Teknologi
57
Informasi dan Pengawasan Keuangan Daerah secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Dan dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa model
goodness of fit.
c. Uji R2 (koefisien determinasi)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted
R2) sebesar 0,649, hal ini berarti bahwa variabel independen dalam model
(Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pengendalian Intern Akuntansi,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah)
menjelaskan variasi Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di
Kabupaten Sukoharjo sebesar 64,9% dan 35,1% dijelaskan oleh faktor atau
variabel lain di luar model.
H. Pembahasan
1. Kapasitas Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa Kapasitas
Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel
Kapasitas Sumber Daya Manusia sebesar 3,563 lebih besar dari t tabel sebesar
2,014, dan nilai sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima
artinya Kapasitas Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
58
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi et al (2015), Primayana et al (2014) dan Mahaputra
dan Putra (2014) menyatakan bahwa Kapasitas Sumber Daya Manusia
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu
suatu organisasi (kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-
fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien. Kapasitasnya harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai
kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (output) dan hasil-hasil
(outcomes). Untuk menilai kinerja dan kualitas sumber daya manusia dalam
melaksanakan sutu fungsi termasuk akuntansi dapat dilihat dari level of
responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut. Tanggung jawab dapat
dilihat dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk
melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas,
sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-
pelatihan dan ketrampilan yagn dinyatakan dalam pelaksanaan tugas
Kapasitas sumber daya manusia yang dalam hal ini kemampuan sumber
daya manusia tersebut untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan bekal pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang memadai akan
membantu menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan yang diberikan
kepadanya. Dimana semua hal tersebut akan mendukung pemerintah daerah
59
dalam menghasilkan pelaporan keuangan yang andal.
2. Pengendalian Intern Akuntansi berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa Pengendalian
Intern Akuntansi berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pengendalian
Intern Akuntansi sebesar 4,945 lebih besar dari t tabel sebesar 2,014, dan nilai
sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 5%, sehingga H2 diterima, artinya
Pengendalian Intern Akuntansi berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi et al (2015), Primayana
et al (2014) menyebutkan menyatakan bahwa Pengendalian Intern Akuntansi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh
dewan direksi, manajemen dan personel lain yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan. Pengendalian
intern akuntansi dirancang dari dua tujuan sistem yaitu menjaga kekayaan
perusahaan dan mengecek ketelitian serta keterandalan informasi akuntansi.
Pengendalian intern akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-
prosedur serta catatan yang bertujuan untuk mengamankan aktiva dan juga
agar dapat dipercayainya catatan keuangan. Pengendalian intern akuntansi
60
dibuat untuk memberikan keyakinan akan transaksi-transaksi apakah
dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.
PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) mendefinisikan pengendalian intern sebagai proses yang
intgral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap perundang-undangan. Pengendalian intern menurut Permendagri No.
59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan
proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai
pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keterandalan
laporan keuanagan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan
kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan.
Pemanfaatan pengendalian intern tersebut untuk menyakinkan para
stakeholder maupun publik tentang keakuratan laporan keuangan yang dibuat
oleh pemerintah dibutuhkan sistem pengendalian intern yang optimal.
Pengendalian intern ini menjadi sangat penting karena sistem akuntansi
sebagai sistem informasi merupakan subjek terjadinya kesalahan baik yang
disengaja maupun tidak disengaja.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
61
Berdasarkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pemanfaatan
Teknologi Informasi sebesar 3,450 lebih besardari t tabel sebesar 2,014, dan
nilai sig. sebesar 0,001 lebih besar dari 5%, sehingga H3 diterima artinya
Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya tidak ada kesamaan penelitian
yang dilakukan Pratiwi et al (2015), Primayana et al (2014) menyatakan bahwa
Pemanfaatan Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil
penelitian ini konsisten dengan peneliti Fitriani dan Daljono (2012) yang
menyatakan bahwa kompleksitas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Kemampuan untuk mengelola informasi secara efektif di dalam
organisasi sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk memperoleh
keunggulan kompetitif. Informasi telah menjadi aktiva tidak berwujud, yang
jika dikelola dengan baik, dapat digunakan untuk meningkatkan sumber-
sumber organisasi lainnya. Karena itu banyak perusahaan yang mulai
mengembangkan dan memberikan perhatian khusus pada tekonologi
informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan
informasi secara efektif. Salah satu bentuk perhatian ini adalah penggunaan
sistem informasi akuntansi berbasis komputer (software akuntansi) untuk
62
memperlancar arus informasi perusahaan. Demikian pula dengan organisasi
pemerintah, pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan
teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen
dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu
dengan menyederhanakan akses antar unit kerja.
4. Pengawasan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan hipotesis kelima menunjukkan bahwa Pengawasan
Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pengawasan
Keuangan Daerah sebesar 4,102 lebih besar dari t tabel sebesar 2,014, dan nilai
sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 5%, sehingga H4 diterima artinya
Pengawasan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara statistik signifikan.
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi et al (2015), Anggaraeni et al (2015), Primayana et al
(2014), Kuasa et al (2016) menunjukkan Pengawasan Keuangan Daerah
berpengaruh terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan
kinerja standar pada perencanaan untuk merancang system umpan balik
informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan, serta
untukmengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
63
sumber dataorganisasi atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin gunamencapai tujuan organisasi atau pemerintahan.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanyakemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang
akan dicapai. Melalui pengawasan, diharapkan dapat membantu
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi
mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan, sejauh mana
kebijakan pimpinan dijalankan, dan sampai sejauh mana penyimpangan yang
terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.