bab iv analisis karya · hewan kupu-kupu karena kupu-kupu ini adalah salah satu jenis yang terancam...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
ANALISIS KARYA
Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta
proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan
pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,
mengandung nilai bentuk dan makna yang berbeda. Namun, seluruh karya
merupakan suatu kesatuan yang menggambarkan „kerusakan lingkungan‟ dan
„kupu-kupu‟. Analisis dari karya tugas akhir ini adalahh sebagai berikut :
42
A. Karya 1
Gambar Karya 1 “Butterfly in the Flower #1”
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul : Butterfly in the Flower #1
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 1/5
Tahun : 2016
43
Pada karya yang berjudul “Butterfly in the Flower” berbentuk
potrait dua dimensi. Pada karya pertama ini menampilkan bentuk kupu-
kupu dengan sayap yang indah yang terbang dan akan menghinggap pada
sebuah bunga mawar dimana dalam karya ini ukuran kupu-kupu dengan
bunga mawar yang dihinggapinya lebih kecil, hanya ada satu ekor kupu
saja dengan posisi terbang di dekat mawar hitam dengan posisi disebelah
kiri bunga mawar. Warna mawar yang seharusnya indah dan berwarna
warni dalam karya ini memberikan warna hitam pada bunga mawar ini
dengan warna tangkai dan daun yang telah mati menggunakan kombinasi
warna hitam, putih, dan coklat.
Pada latar background menampilkan warna-warna gradasi mulai
dari warna putih pada bagian tengah gambar lalu mulai kewarna kuning
tua sampai kewarna coklat muda dan coklat tua, dengan bentuk gradasi
melingkar mengitari obyek yaitu kupu dan bunga mawar yang tepat berada
dibagian tengah dalam karya ini ingin membuat efek gradasi dari dalam
dengan warna muda semakin keluar menjadi warna yang lebih tua dan
gelap. Dalam karya ini mempunyai makna dari gambar dan warna yaitu
dalam segi bentuk kupu-kupu yang lebih kecil dari bunga yang
menggambarkan sudah mulai berkurangnya populasi kupu yang masih ada
dan hanya sedikit yang tersisa dengan jenis yang sedikit dan dengan
ukuran yang lebih kecil karena sudah tidak adanya bunga untuk hewan ini
mencari makan sehingga tidak dapat tumbuh berkembang dan untuk
mawar hitam dalam karya ini menggambarkan kematian, kesedihan.
44
B. Karya 2
Gambar Karya 2 “Butterfly in the Flower #2”
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul : Butterfly in the Flower #2
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 3/5
Tahun : 2016
45
Karya ini merupakan karya kedua dari karya yang berjudul“Butterfly in the
Flower”#2 menampilkan kupu-kupu dengan sayap yang indah yang menghinggap
diatas bunga.. pada gambar ini masih sama dengan karya yang berjudul sama
dengan menggunakan obyek kupu-kupu yang menghinggap pada bunga dengan
warna yang usang dengan warna sayap kupu-kupu yang berwarna-warni dan
indah yang akan menghinggap pada sebuah bunga yang berwarna gradasi dari
merah ke hitam. Warna bunga merah yang tadinya indah berubah warna menjadi
merah kehitaman yang meenggambarkan bunga yang akan mati. Keadaan bunga
dengan warna yang gelap ini mempengaruhi keindahan pada sayap kupu-kupu
yang menghinggapinya yang menjadikan sayap kupu-kupu berubah warna sesuai
bunga yang dihinggapi yang menjadikan sayap berubah warna menjadi sedikit
corak hitam.
Latar belakang atau background diisi dengan warana putih dan biru laut yang
sangat halus dan tipis yang menggambarkan sebuah awan dengan warna putih
yang mengitari kupu dan bunga pada bagian tengah atau center of interest dalam
karya ini. Penulis memaknai sebagai kerusakan pada lingkungan sekitar baik itu
tumbuhan atau benda tak bergerak dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
makhluk hidup lain, karena setiap makhluk hidup akan saling berhubungan dan
mempengaruhi seperti dalam karya ini dengan keadaan warna bunga yang sudah
usang dan mulai mengering mempengaruhi warna sayap kupu dengan corak hitam
pada sayap kupu yang menghinggapinya.
46
C. Karya 3
Gambar Karya 3 “Sentuh Tak Berguna”
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul : Sentuh tak Berguna
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 2/4
Tahun : 2016
47
Karya ketiga yang berjudul “Sentuh tak Berguna” menampilkan kupu-
kupu Gajah yang menghinggap pada sebuah rumput tak berbunga dengan warna
rumput yang hijau pada bagian atas dan semakin kebawah rumput berubah
menjadi warna coklat yang telah mati hingga tumbuh pohon baru dengan warna
coklattua yang menggambarkan kematian tumbuhan akibat panas dan rusaknya
lingkungan alam hingga tidak adanya lagi pertumbuhan yang baru yang lebih
baik.
Background pada karya ini menggunakan gradasi warna kuning yang
memudar pada bagian atas karya, warna kuning yang memiliki makna
kehangatan,keseimbangan, keinginan. Penulis memilih kupu jenis Gajah
dikarenakan kupu-kupu jenis ini adalah kupu-kupu yang dulunya tersebar dipulau
Jawa dengan ukuran lebih besar dripada spesies yang lainnya namun seiring
berjalannya waktu kupu-kupu ini sudah mulai jarang ditemui karena populasi
hewan yang semakin punah. Makna dalam karya ini adalah penulis ingin
mengungkapkan keinginan penulis agar terciptanya keseimbangan ekosistem
yang digambarkan pada warna backgound warna kuning dengan obyek kupu-kupu
gajak yang menghinggap pada rumput yanga kan mati yang mempunyai makna
kelangsungan hidup tumbuhan atau lingkungan sekitar juga mempengaruhi
kelangsungan hidup hewan yanga ada disekitarnya juga agar selalu dijaga dan
dilindungi.
48
D. Karya 4
Gambar Karya 4 “Terperangkap”#1
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul : Terperangkap
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 1/4
Tahun : 2016
49
Penulis menggambarkan tiga buah kupu-kupu yang terbang didalam ranting yang
sudah tidak berdaun dan hanya tertinggal ranting yang kering kerontang dengan
sedikit daun yang tertinggal dalam pohon yang sudah mengering. Dua ekor kupu
yang menghinggap pada ranting pohon dan ada satu ekor yang terbang
menghinggapi ranting pohon yang mati. Penulis menggunakan waran biru tua dan
perpaduan warna putih pada dua ekor kupu-kupu yang menghinggap dan memilih
warna orange, hitam, dan putih pada satu ekor kupu-kupu yang sedang terbang.
Background dengan gradasi warna seperti karya-karya sebelumnya dari warna
hijau tau ke warna biru muda dan samapi kewarna kuning muda penulis
menggambarkan ini keadaan yang sejuk dan hijau akan terjadi perubahan keaadan
ketika sudah tidak ada lagi pohon yang hijau dan rindang dan hanya tersisa pohon
tua tak berdaun yang awalnya sejuk dengan gradasi warna hijau berubah warna
menjadi warna kuning yang memiliki warna panas dan gersang.
50
E. Karya 5
Gambar Karya 5 “Hilang tak Berkesan ”1
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :Hilang tak Berkesan
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 3/4
Tahun : 2016
51
Penulis menggambarkan tiga kupu-kupu yang terbang dengan susunan
kupu terbang keatas dengan ukuran yang berbeda-beda pada setiap tingkatnya dan
memiliki warna yang berbeda pula. Bagian paling bawah dari tiga kupu-kupu ini
memiliki ukuran paling besar dan memiliki warna paling cerah dan tegas diantara
kupu yang lain dengan perpaduan warna merah, hitam, dan biru membuat lupu-
kupu ini sangat jelas dan terang dibanding kupu yang lain. Kupu yang berada
dibagian tengah atau yang kedua memiliki ukuran yang lebih kecil dan memiliki
warna yang cenderung lebih soft dengan perbaduan warna kuning dengan bintik
hitam pada ruas sayapnya. Sedangkan kupu-kupu yang paling atas memiliki
ukuran yang sama dengan kupu sebelumnya dan memiliki warna lebih mencolok
dengan warna hija pada sayapnya.
Background dengan perpaduan warna yang gelap yang tersusun dari warna
hitam, biru, kuning, orange, merah, dan putih yang bercampur menjadi satu warna
dalam satu karya. Karya ini memiliki makna keindahan kupu-kupu tidak akan
berlangsung lama apabila tidak didukung dengan lingkungan yang baik jika tidak
ada pohon yang rindang dan bunga yang indah yang digambarkan melalui warna
background yang gelap dan rusak tanpa ada tumbuhan apapun dan
menggambarkan kebakaran yang telah terjadi.
52
F. Karya 6
Gambar Karya 6 “ Terperangkap”#2
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :Terperangkap#2
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 4/5
Tahun : 2016
53
Penulis menggambarkan tiga buah kupu-kupu yang terbang didalam pohon
yang sudah tidak berdaun dan hanya tertinggal batang pohon yang kering. Satu
ekor kupu yang menghinggap pada ranting pohon dan dua satu ekor yang terbang
menghinggapi ranting pohon yang mati. Penulis menggunakan waran kuning dan
perpaduan warna hitam pada dua ekor kupu-kupu yang terbang dan memilih
warna orange, hitam, dan putih pada satu ekor kupu-kupu yang sedang hinggap.
Background dengan gradasi warna seperti karya-karya sebelumnya dari
warna hijau tua ke warna hijau muda dan samapi kewarna kuning muda penulis
menggambarkan ini keadaan yang sejuk dan hijau akan terjadi kepunahan
populasi kupu-kupu ketika sudah tidak ada lagi pohon yang hijau dan rindang dan
hanya tersisa pohon tua tak berdaun yang awalnya sejuk dengan gradasi warna
hijau berubah warna menjadi warna kuning yang memiliki warna panas dan
gersang.
54
G. Karya 7
Gambar Karya 7 “Hilang tak Berkesan ”#2
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :Hilang tak Berkesan#2
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 2/5
Tahun : 2016
55
“Hilang tak Berkesan ”#2 merupakan karya kedua dengan judul karya
yang sama. Karya ini menggambarkan tentang keadaan dimana sudah tidak ada
lagi daun yang rindang dan hijau dan hanya tersisa sampah daun yang mengering
dan berhampuran disetiap tempat, terdapat seekor kupu yang menginggap pada
daun yang sudah mengering. Warna kupu yang indah dengan sayap berwarna
orange dan hitam yang memunculkan kesan hidup dan sejuk ini terjatuh pada
sampah dedaunan yang berserakan.
Background dengan perpaduan warna coklat muda dan tua serta warna
hitam pada daun ini memunculan kesan nyata pada warna daun yang
berhamburan. Sedangkan warna kupu-kupu yang mencolok dengan warna orange
dan hitam memuncullkan kesan hidup. Karya ini memiliki makna bahwa sudah
tidak ada lagi kehidupan atau tempat untuk berkembangbiak dan mencari makan
untuk kupu-kupu hidup karena sudah tidak ada lagi daun untuk dia hidup dan
berkembang yang tersisa hanya kerusakan dan kematian perlahan untuk makhluk
hidup ketika sudah tidak adalagi ekosistem yang baik akibat ketidakpudulian
terhadap lingkungan.
56
H. Karya 8
Gambar Karya 8Distroved
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :Distroved
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 1/5
Tahun : 2016
57
Karya yang berjudul “Distroved” menggambarkan kerusakan pada sayap
kupu kupu yang indah dan hanya sebagian yang tersisa. Warna kupu yang begitu
indah dengan mmenggunakan warna gradasi kuning ke orange lalu kewarna hitam
membuat kupu-kupu yang tadinya terlihat begitu indah menjadi warna terbakar
akibat sentuhan warna hitam pada ujung sayapnya. Dengan bentuk kupu-kupu
yang mulai berubah menjadi serpihan dan berterbangan menggambarkan kupu-
kupu ini akan hancur dan mati.
Background dengan gradasi warna hitam kewarna birutua lalu kebiru
muda digambarkan penulis sebagai kegelapan bencana alam dengan
menngunakan warna biru kehitam sebagai warna langit yang akan datang bencana
serta penulis ingin mengambarkan keadaan kupu-kupu dimasa datang yang akan
terjadi apabila kerusakan lingkungan terus berlanjut yang akan mempengaruhi
populasi kupu yang semakin lama akan rusak dan hancur.
58
I. Karya 9
Gambar Karya 9 “Terbakar”#1
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :Terbakar
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 3/4
Tahun : 2016
Karya yang berjudul “Terbakar” penulis menggambarkan sebuah kupu-
kupu yang terjebak pada ranting pohon yang terbakar hingga membuat sayap
59
kupu-kupu terlepas dan terbakar yang membuat tubuh kupu-kupu tidak sempurna.
Di belakang kupu-kupu terdapat beberapa ranting pohon yang terbakar dan hanya
tersisa sedikit bagian. Penulis memilih warna hitam dan biru sebagai warna pada
hewan kupu-kupu karena kupu-kupu ini adalah salah satu jenis yang terancam
punah di Indonesia yang banyak terdapat dipulau Sumatra dan sekarang hanya
tertinggal beberapa spesies saja yang bisa ditemui.
Background pada karya ini mengusung tema kebakaran dengan pemilihan
warna panas ditambah dengan gambar ranting disekitar kupu-kupu agar
memunculkan kesan kebakaran yang nyata. Karya ini memiliki makna bahwa
tidak ada gunanya kupu-kupu dengan sayap yang indah bentuk yang menawan
apabila sudah tidak ada lagi tempat untuk berkembanag biak ditmbah dengan
terjadinya kebakaran hutan yang merusak ekosistem dan keseimbangan hidup
akibat kurang peduliannya manusia terhadap lingkungan sekitar.
60
J. Karya 10
Gambar Karya 10 “Hampa”#1
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :“Hampa”
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 2/4
Tahun : 2016
61
Karya yang berjudul “Hampa” dalam karya ini Penulis menggambarkan
kupu-kupu yang menghinggap didalam ranting yang sudah berdaun kering dan
hanya tertinggal ranting yang kering kerontang dengan sedikit daun yang
tertinggal dalam pohon. Seekor kupu dengan warna gradasi yang indah dari warna
biru tua bercampur dengan corak putih kemudian kewarna yang lebih gelap
dengan perpaduan warna kuning dan coklat yang menghinggap pada ranting yang
sudah rapuh . Penulis menggunakan waran biru tua dan perpaduan warna putih
pada sayap kupu-kupu yang menghinggap dan warna orange, hitam, dan coklat
ingin menggambarkan kupu-kupu dalam keadaan yang rusak dilihat dari
perubahan warna pada sayap kupu-kupu yang cenderung lebih gelap dari awalnya.
Background dengan warna abu-abu dengan sedikit warna putih dan hitam yang
bercampur penulis ingin mengambarkan ini sebagai suatu keadaan yang hampa
tak berpenghuni seperti tidak ada kehidupan lagi untuk kupu-kupu hidup dan
berkembang biak.
62
K. Karya 11
Gambar Karya 11 “Terbakar”#2
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :“Terbakar”#2
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 3/5
Tahun : 2016
63
“Terbakar ”#2 merupakan karya kedua dengan judul karya yang sama.
Karya ini menggambarkan tentang kupu-kupu yang menginggap pada sebuah
helai daun yang akan terbakar. Kupu-kupu dalam karya ini penulis memilih
warna gradasi dengan percampuran warna kuning, orange, merah kemudian hitam
agar supaya bisa memunculkan efek terbakar pada bagian gambar kupu-kupu
dalam karya ini. Karakteristik dari setiap warna tersebut adalah Merah
menggambarkan api, kemarahan,seta peringatan sedangkan untuk warna kuning
menggambarkan kelemahan, keinginana dan hitam dalam karya ini
menggambarkan kegelapan dan kematian yang digunakan penulis untuk mewarnai
bagian kupu-kupu.
Pada Background penulis menambahkan obyek daun dengan warna hijau
tua dan pada bagian ujung dari dauin ini berwarna gelap yang menggambarkan
dauin akan terbakar. Selain background obyek daun pemilih juga menggunakan
obyek arsiran dengan perpaduan warna merah dan hitam dengan motif arsiran
agar terlihat lebih nyata dan apa yang ingin disampaikan oleh penulis bisa
tersampaikan.
64
L. . Karya 12
Gambar Karya 12 “Hampa”#2
Sumber : (Dokumentasi Umi, 2016)
Judul :“Hampa”#2
Teknik : Cetak Saring
Ukuran : 40 cm x 60 cm
Edisi : 1/4
Tahun : 2016
65
“Hampa ”#2 merupakan karya kedua dengan judul karya yang sama.
Karya ini menggambarkan tentang dua ekor kupu-kupu yang menghinggpa pada
ranting pohon yang berada dibagian atas sebelah kiri dan dibagian kanan bawah
kupu-kupu ada beberapa batang pohon yang berdiri yang sudah tidak utuh lagi
seperti pohon sisa kebakaran . Pemilihan warna pada kupu-kupu disini Penulis
menggunakan warna kuning dan perpaduan warna hitam, warna orange, dan
putih pada kupu-kupu yang sedang hinggap.
Backgroaund pada gambar ini penulis menggunakan banyak warna pada
bagian atas karya ini penulis menggunakan karya hitam untuk memunculkan
kesan gersang dan asap kemudian gradasi warna kebawah dengan warna hitam
kewarna putih yang dicampur dengan beberapa warna yaitu kuning, merah, biru
untuk memunculkan kesan kegersangan.Karya ini mempunyai makna bahwa
kerusakan alam yang terjadi dapat mempengaruhi ekosistem yang ada baik dari
tumbuhan ataupun hewan dengan ilustrasi kupu-kupu yang menghinggap ranting
tua yang rapuh tanpa ada lahi pohon sejuk dan bunga-bunga yang indah untuk
kupu-kupu ini terbang.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tugas akhir ini, penulis mengambil konsep kupu-kupu sebagai simbol
sebagai ide dalam penciptaan karya seni grafis (silkscreen). Visualisasi hewan
kupu yang diambil dari pengalaman pribadi penulis dan mengamati keaadan
lingkungan sekitar tempat tinggal dalam penciptaan karya seni. diuraian diatas
dapat diambil kesimpulan :
1. Penulis memperoleh gagasan kupu-kupu dari tempat tinggal penulis dan
memvisualisasikannya dalam karya seni grafis dengan teknik silkscreen.
2. Kupu-kupu merupakan hewan yang tergolong dalam jenis (lepidoptera)
serangga yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dibandingkan
dengan serangga yang lain. Penulis mengambil keindahan dan keunikan bentuk
dari sayap kupu-kupu yang membedakan dengan jenis serangga lainnya selain
itu hewan ini juga memiliki makna dibalik keunikan bentuknya.
3. Penulis memberi gambaran kupu-kupu dari beberapa sisi baik dari bentuk
ataupun keberadaanya di sekitar tempat tinggal penulis yang dengan
menambahkan obyek pohon dan bunga pada beberapa desain sebagai obyek
pendukung dalam penyampaian makna dari karya tersebut.
4. Karya yang penulis buat ini menggunakan pertimbangan - pertimbangan sesuai
dengan ilmu kesenirupaan sehingga membuat karya ini terkesan baik.
Harapan penulis dengan adanya tulisan ini dapat memberikan kesadaran
terhadap masyarakat atau memberikan pengertian tentang keindahan kupu-kupu
67
yang tidak banyak orang sadari serta menumbuhkan kepedulian terhadap
lingkungan sekitar. Meningkatkan apresiasi terhadap seni rupa, khususnya karya-
karya seni grafis yang berkenaan dengan keindahan flora fauna yang ada di sekitar
lingkungan sebagai sumber ide. Menambah wawasan dan apresiasi di bidang
seni, khususnya seni grafis.
.
B. Saran
Mengkaji permasalah “Kupu-kupu sebagai sumber ide dalam Penciptaan
Karya Seni Grafis”, penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dengan
karya seni grafis ini dapat memperluas pemahaman di bidang seni khususnya seni
grafis. Dari pengalaman dalam berkarya, penulis dapat memberikan saran:
1. Dalam gagasan harus mengenal objek dan gagasan yang diangkat sesuai
dengan kemampuan dari penulis agar dalam proses penciptaan karya tidak
mempersulit dri sendiri dalam berkarya.
2. Diharapkan karya-karya pencipta dapat memberikan inspirasi untuk bisa lebih
kreatif karena dari sesuatu yang kecil dapat menjadi ide untuk berkarya seni
grafis.
3. Diharapkan melalui karya ini masyarakat lebih bisa peduli dalam
memperhatikan flora ataupun fauna yang ada baik dari keindahan ataupun
keberadaanyadi lingkungan tersebut.
Diharapkan melalui karya penulis ini penikmat seni dapat lebih mengenal
seni grafis, serta dapat menyampaikan kritik sosial yang terdapat dalam karya
penulis disamping pula menambah pemahaman dibidang seni khususnya seni
grafis. Bagi pecinta atapun seniman seni rupa dapat mengambil ide dalam
68
menciptakan karya seni rupa melalui hal-hal yang terjadi dilingkungan sekitar
yang bisa menjadikan fenomena menjadi sebuah karya seni yang indah dan
bermakna.
69
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Donald J. Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gajah
Mada University
Djarubito, 1990. Zoologi, Yogyakarta: Kanisius
Sandjaja, B. 2006. Sablon pada Berbagai Jenis Bahan. Yogyakarta: Kanisius.
Casofa, Fachmy dan Alib Isa. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Desain Grafis.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Mulyadi, D. 1999. Pengetahuan Seni. Surakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Irawan, Bambang dan Priscilla Tamara. 2013. Dasar-dasar Desain. Jakarta: Griya
Kreasi.
Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
So. Mike, 2002, Diksi Rupa Kumpulan Istilah-Istilah Seni Rupa. Yogyakarta :
Kanisius
Sumber lain
www.forda-mof.org/files/3_Benyamin_klm.pd (Diakses pada 17/05/2016 15:00)
http://download.portalgaruda.org/article.php (diakses pada 15/juni/2016 23:01)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/Jur.Pend.Geografi/IwanSetiawan/Pencemaran_
dan_Kerusakan_Lingkungan.pdf (diakses pada 15/juni/2016 21:00)
70
LAMPIRAN
71
Sketsa Karya :
72
73