bab iv ani.doc
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian pada 89 responden yang tercatat pada laporan
PWS KIA Desa Koranji tahun 2009 dan selanjutnya dilakukan pengolahan data
sehingga hasil penelitian akan disajikan ke dalam bentuk tabulasi distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel yaitu Hubungan Karakteristik Ibu
Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja
Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Berikut dibawah ini hasil penelitian yang telah dilakukan, disajikan dalam
bentuk tabulasi :
4.1.1. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja
Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji
Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Pemberian ASI Eksklusif Jumlah PersentaseDiberikan 38 42,7
Tidak Diberikan 51 57,3Total 89 100
Sumber : Data Sekunder 2009
59
60
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil penelitian tentang pemberian
ASI eksklusif diketahui bahwa dari 89 responden, sebagian besar ibu
tidak memberikan ASI eksklusif, yaitu 51 responden (57,3%) dan
sebagian kecil ibu memberikan ASI eksklusif, yaitu 38 responden
(42,7%).
4.1.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Umur di Desa
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
Tahun 2009.
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Umur
di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Umur Ibu
Pemberian ASI Eksklusif
n %DiberikanTidak
Diberikann % n %
< 20 tahun20-35 tahun> 35 tahun
0380
042,7
0
5424
5,647,24,5
5804
5,689,94,5
Total 38 42,7 51 57,3 89 100 Sumber : Data Sekunder 2009
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 orang ibu menyusui ASI
eksklusif semuanya (42,7%) termasuk kategori umur ibu 20-35 tahun.
4.1.3. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Paritas di Desa
61
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
Tahun 2009.
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Paritas
di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Paritas Ibu
Pemberian ASI Eksklusif
n %DiberikanTidak
Diberikann % n %
PrimiparaMultipara
Grandemultipara
5330
5,637,1
0
21300
23,633,7
0
26630
29,270,8
0Total 38 42,7 51 57,3 89 100
Sumber : Data Sekunder 2009
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 orang ibu menyusui ASI
eksklusif sebagian besar yaitu 33 orang (37,1%) termasuk kategori paritas
multipara, dan sebagian kecil yaitu 5 orang (5,6%) termasuk kategori
paritas primipara.
4.1.4. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan
62
di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten
Subang Tahun 2009.
Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan
di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Pendidikan Ibu
Pemberian ASI Eksklusif
n %DiberikanTidak
Diberikan
n % n %
SDSLTPSLTA
PT
178121
19,19
13,51,1
39741
43,87,94,51,1
5615162
62,916,9182,2
Total 38 42,7 51 57,3 89 100
Sumber : Data Sekunder 2009
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 orang ibu menyusui ASI
eksklusif sebagian besar yaitu 17 orang (19,1%) termasuk kategori
pendidikan SD, dan sebagian kecil yaitu 1 orang (1,1%) termasuk kategori
pendidikan PT.
63
4.1.5. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten
Subang Tahun 2009.
Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Pekerjaan Ibu
Pemberian ASI Eksklusif
n %DiberikanTidak
Diberikann % n %
BekerjaTidak Bekerja
236
2,240,5
1536
16,940,4
1772
19,180,9
Total 38 42,7 51 57,3 89 100 Sumber : Data Sekunder 2009
Tabel diatas menunjukan bahwa dari 38 orang ibu menyusui ASI
eksklusif sebagian besar yaitu 36 orang (40,5%) termasuk kategori tidak
bekerja, sebagian kecil yaitu 2 orang (2,2%) termasuk kategori bekerja.
4.1.6. Hubungan Umur dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji
64
Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun
2009.
Tabel 4.6.Distribusi Frekuensi Hubungan Umur dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi
Kabupaten Subang Tahun 2009.
Umur
ASI Eksklusif
Total % P ValueDiberikanTidak
Diberikann % n %
< 20 tahun20-35 tahun> 35 tahun
0380
042,7
0
5424
5,647,24,5
5804
5,689,94,5
0,024
Total 38 42,7 51 57,3 89 100 Sumber : Data Sekunder 2009
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil penelitian diketahui bahwa dari
38 orang ibu menyusui ASI eksklusif semuanya (42,7%) termasuk kategori
umur ibu 20-35 tahun. Hasil uji Chi Square diketahui P. Value = 0,024
(P. Value ≤ 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan pemberian ASI eksklusif.
4.1.7. Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji
Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun
65
2009.
Tabel 4.7.Distribusi Frekuensi Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi
Kabupaten Subang Tahun 2009.
Paritas
ASI Eksklusif
Total % P ValueDiberikanTidak
Diberikann % n %
PrimiparaMultipara
Grandemultipara
5330
5,637,1
0
21300
23,633,7
0
26630
29,270,8
00,008
Total 38 42,7 51 57,3 89 100 Sumber : Data Sekunder 2009
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil penelitian diketahui bahwa dari
38 orang ibu menyusui ASI eksklusif sebagian besar yaitu 33 orang
(37,1%) termasuk kategori paritas multipara, dan sebagian kecil yaitu 5
orang (5,6%) termasuk kategori paritas primipara. Hasil uji Chi Square
diketahui P. Value = 0,008 (P. Value ≤ 0,05) sehingga dapat diketahui
bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI
eksklusif.
4.1.8. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
66
Tahun 2009.
Tabel 4.8.Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Pendidikan
ASI Eksklusif
Total % P ValueDiberikanTidak
Diberikann % n %
SDSLTPSLTA
PT
178121
19,19
13,51,1
39741
43,87,94,51,1
5615162
62,916,9182,2
0,011
Total 38 42,7 51 57,3 89 100 Sumber : Data Sekunder 2009
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil penelitian diketahui bahwa dari
38 orang ibu menyusui ASI eksklusif sebagian besar yaitu 17 orang
(19,1%) termasuk kategori pendidikan SD, dan sebagian kecil yaitu 1 orang
(1,1%) termasuk kategori pendidikan PT. Hasil uji Chi Square diketahui P.
Value = 0,011 (P. Value ≤ 0,05), sehingga dapat diketahui bahwa ada
hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI
eksklusif.
4.1.9. Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
67
Tahun 2009.
Tabel 4.9.Distribusi Frekuensi Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi
Kabupaten Subang Tahun 2009.
Pekerjaan
ASI Eksklusif
Total % P ValueDiberikanTidak
Diberikann % n %
BekerjaTidak Bekerja
236
2,240,5
1536
16,940,4
1772
19,180,9 0,009
Total 38 42,7 51 57,3 89 100 Sumber : Data Sekunder 2009
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil penelitian diketahui bahwa dari
38 orang ibu menyusui ASI eksklusif sebagian besar yaitu 36 orang
(40,5%) termasuk kategori tidak bekerja, sebagian kecil yaitu 2 orang
(2,2%) termasuk kategori bekerja. Hasil uji Chi Square diketahui P. Value
= 0,009 (P. Value ≤ 0, 05), sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Desa Koranji Wilayah Kerja
68
Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pemberikan ASI eksklusif,
menunjukan bahwa responden yang memberikan ASI eksklusif
cenderung lebih sedikit, yaitu 38 responden (42,7%) dibandingkan
responden yang tidak memberikan ASI eksklusif, yaitu sebanyak 51
responden (557,3%). Hal ini mencerminkan bahwa masih banyak ibu
yang tidak mengetahui manfaat dan keuntungan memberikan ASI secara
eksklusif.
Hal tersebut mungkin disebabkan karena usia ibu yang belum
matang, pengetahuan yang kurang, pendidikan yang rendah, pengalaman
menyusui ibu sebelumnya, kurangnya informasi tentang ASI eksklusif
dan kurangnya dukungan suami dan atau keluarga.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan
sampai usia sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh,
madu, air putih. Pemberian awal ASI sangat dianjurkan, karena ASI yang
keluar pertama sangat bergizi dan mengandung antibodi yang dapat
melindungi bayi baru lahir dari penyakit. Menyusui seawal mungkin
mempengaruhi kesehatan ibu baru melahirkan, yaitu dengan
menimbulkan kontraksi uterus, yang membantu mengurangi kehilangan
darah masa nifas. Untuk jangka yang lebih panjang, ibu yang menyusui
cenderung memperpanjang jarak kelahiran, karena efek supresi yang
69
dimiliki ketika menyusui terhadap kembalinya haid setelah melahirkan.
Selang kelahiran yang lebih panjang memberi kesempatan kepada tubuh
ibu untuk pulih dari kekurangan fisik yang berhubungan dengan
kehamilan. Efek menyusui terhadap kembalinya kesuburan berhubungan
dengan lama dan intensitas menyusui (Departemen Kesehatan, 2003:47).
Faktor mempengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial budaya
ekonomi (pendidikan formal ibu, pendapatan keluarga dan status kerja
ibu), faktor psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita,
tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yang sakit, misalnya mastitis, dan
sebagainya), faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat
kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian
ASI eksklusif (Soetjiningsih, 2008:110).
Sementara menurut Roesli (2009:2), mengungkapkan bahwa
fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya : pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI
eksklusif, beredarnya mitos yang kurang baik, serta kesibukan ibu bekerja
dan singkatnya cuti melahirkan, merupakan alasan yang diungkapkan
oleh ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.
4.2.2. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Umur di Desa
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
70
Tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang memberikan ASI eksklusif berada pada kelompok
responden usia 20-35 tahun, yaitu 42,7%..
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square didapat P. Value 0,0,24
(P.Value ≤ 0, 05), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Martadisoebrata (2000:80), bahwa usia reproduksi (20-35 tahun) dikenal
sebagai usia aman untuk kehamilan, persalinan dan menyusui. Oleh sebab
itu, masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian
ASI eksklusif. Sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun dianggap
masih belum matang secara fisik, mental dan psikologi dalam
menghadapi kehamilan, persalinan dan pemberian ASI. Juga pada usia >
35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik
ibu sudah jauh berkurang dan menurun. Begitu juga dengan pendapat
Notoatmodjo (2009:10), yang mengatakan bahwa umur mempengaruhi
pengetahuan seseorang, karena semakin tua usia maka pengetahauan
semakin bertambah. Juga menurut (Soetjiningsih, 2008:38), bahwa usia
ibu mempengaruhi bagaimana ibu mengambil keputusan dalam
pemeliharaan kesehatan dirinya, semakin bertambah usia maka
pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah. Atau dengan usia yang
71
bertambah pengalaman terhadap pengetahuan dan sumber informasi yang
didapat lebih baik.
4.2.3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Paritas di Desa
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
Tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang memberikan ASI eksklusif, berada pada kelompok
responden multipara, yaitu 37,1%. Sedangkan sebagian kecil responden
yang memberikan ASI eksklusif berada pada kelompok responden
primipara 5,6%.
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square didapat P. Value 0,008
(P.Value ≤ 0, 05), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara paritas dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Perinasia (2004:25), bahwa paritas dalam menyusui adalah pengalaman
pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak sebelumnya,
kebiasaan menyusui dalam keluarga serta pengetahuan tentang manfaat
ASI berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak.
Dalam pemberian ASI eksklusif, ibu yang pertama kali menyusui
pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman
dibandingkan dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak
sebelumnya. Begitupun dengan hasil penelitian Andrianny (2005:55),
72
bahwa pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan
seseorang dalam pemberian ASI.
4.2.4. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan di
Desa Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten
Subang Tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang memberikan ASI eksklusif, berada pada kelompok
responden dengan tingkat pendidikan SD, yaitu 19,1%. Sedangkan
sebagian kecil responden yang memberikan ASI eksklusif, berada pada
kelompok responden dengan tingkat pendidikan PT, yaitu 1,1%.
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square didapat P. Value
0,011(P.Value ≤ 0, 05), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Martadisoebrata (2002:80), bahwa Pendidikan sangat dibutuhkan manusia
untuk pengembangan diri dan meningkatkan intelektual seseorang.
Kematangan intelektual akan berpengaruh terhadap wawasan dan cara
berpikir seseorang, baik dalam tindakan yang dapat dilihat maupun dalam
cara pengambilan keputusan dan pembuatan kebijaksanaan dalam
menggunakan pelayanan kesehatan. Pendidikan yang rendah membuat
seseorang acuh tak acuh terhadap program kesehatan sehingga tidak
mengenal bahaya yang mungkin terjadi, tersedianya sarana belum tentu
73
mereka mau menggunakannya. Begitupun dengan teori yang
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2009:10), dimana semakin tinggi
pendidikan yang ditempuh oleh seseorang maka semakin baik
pengetahuan dan lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang
rendah.
4.2.5. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Pekerjaan di Desa
Koranji Wilayah Kerja Puskesmas Purwadadi Kabupaten Subang
Tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang memberikan ASI eksklusif terdapat pada kelompok ibu
yang tidak bekerja, yaitu sebanyak 40,4%, sedangkan sebagian kecil dari
responden yang memberikan ASI eksklusif, yaitu sebanyak 2.2% berada
pada kelompok ibu yang bekerja.
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square didapat P. Value 0,009
(P.Value ≤ 0, 05), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pekerjaan dengan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Handayani (2006:2), bahwa ibu yang bekerja akan lebih sedikit memiliki
waktu yang cukup untuk menyusui anaknya, karena waktunya tersita
dengan pekerjaan. Sedangkan pada ibu yang tidak bekerja, mereka akan
mempunyai banyak waktu untuk menyusui anaknya secara eksklusif.
Namun hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Roesli
74
(2009:38), yang mengatakan bahwa bekerja bukan alasan untuk
menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4
bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan. Meskipun cuti hamil hanya 3
bulan, dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya
perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu
yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif.