bab iv aplikasi trust building (membangun ......1 bab iv aplikasi trust building (membangun...
TRANSCRIPT
-
1
BAB IV
APLIKASI TRUST BUILDING (MEMBANGUN KEPERCAYAAN)
WARGA JEMAAT GPIB EFFATHA DENGAN
KOMUNITAS LINTAS AGAMA DI BUNYU KALIMANTAN UTARA
4.1 Pendahuluan
Pembahasan dalam Bab IV ini merupakan sebuah analisis dari data lapangan yang
telah dideskripsikan dalam Bab III. Instrumen yang dipakai untuk menganalisa pokok-
pokok yang ditemukan dalam Bab III adalah landasan teori yang telah tertera dalam Bab
II. Penulisan Bab IV ini akan dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian sebagaimana
telah ditulis dalam Bab I.
4.2 Analisa Penelitian
4.2.1 Masyarakat Bunyu
4.2.1.1 Sikap Atau Respon Antar Individu Dan Komunitas Agama Dalam Upaya
Membangun Relasi Harmonis
Menurut Fukuyama, manusia sejak awalnya selalu mempunyai hasrat untuk
berkumpul dalam kelompok. Periode purba cenderung berdasarkan ikatan atau solidaritas
sempit, seperti keluarga, ikatan kekerabatan, kesukuan1. Berdasarkan hasil penelitian di
GPIB Jemaat Effatha dan komunitas lintas agama Bunyu diketahui bahwa masyarakat
Bunyu adalah masyarakat yang guyub, suka berkumpul, cepat akrab, sikap kekeluargaan,
kekerabatan, solidaritas yang tinggi. Bunyu sebagai kecamatan yang trend dengan
ketenagakerjaan karena banyak perusahaan yang berproduksi dalam sektor sumber daya
1 Francis Fukuyama, Francis Fukuyama, The Origins Of Political Order: From Prehuman To The
French Revolution, (United States of America: D&M Publishers, Inc), 2011, 16.
-
2
alam tambang seperti minyak, gas alam, batubara, membuat masyarakat lokal yaitu suku
Tidung, menerima para pendatang. Masyarakat lokal sangat terbuka kepada pendatang,
karena para pendatang juga memberikan pengaruh yang positif yaitu membawa ilmu
pengetahuan yang bermanfaat untuk membangun Bunyu. Warga GPIB Jemaat Effatha
sebagai bagian dari masyarakat Bunyu adalah komunitas yang unik dan multikultural
karena warga jemaatnya yang terdiri dari pelbagai suku bangsadapat berinteraksi dan
mengadakan tindakan-tindakan kolektif di tengah kepelbagaian suku bangsa, agama
yang dinyatakan dalam program kerja, baik yang libatkan masyarakat maupun interen
warga jemaat sendiri. Dengan hadirnya para pendatang di Bunyu, secara kuantitas akan
menambah jumlah warga jemaat dan menambah kekayaan sumber daya insani dalam
kegiatan pelayanan gereja.
Narasi GPIB Jemaat Effatha Bunyu dan komunitas lintas agama dalam
membangun relasi yang harmonis di tengah kepelbagaian suku bangsa dan agama dan
masyarakat mayoritas, tidaklah mudah untuk dijalani oleh semua anggota masyarakat.
Kesulitan yang dialami komunitas Kristen yaitu pertama, memproduksi makanan. Ada
stigma2, bahwa makanan yang diproduksi komunitas Kristen, tidaklah halal, karena itu
ada tendensius dan penolakan, pelarangan bagi komunitas Islam untuk memberikan
ucapan selamat kepada komunitas Kristen. Setelah ada komunikasi yang terjadi di
pertemuan-pertemuan tingkat kecamatan dan di kalangan anggota KUB secara khusus di
komunitas Islam terkait persyaratan memproduksi makanan, yaitu sertifikat halal dan
nomor regristrasi, dan disertai usaha yang tidak pernah menyerah, akhirnya komunitas
2 Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada satu kelompok karena kepercayan bahwa
orang tersebut melanggar norma yang ada. Dovidio, John F., Brenda Major, Jennifer Crocker, “Stigma:
Introduction and Oerview”. Dlm The Social Psychology of Stigma, ed. Todd F. Heatherton, Robert E.
Kleck, Michelle R. Hebl, and Jay G. Hull, 1. New York: The Guilford Press, 2000.
-
3
Islam dapat menerimanya. Artinya trust building dapat diaplikasikan melalui metode
pendekatan secara individu ke individu dan individu ke kelompok disertai dengan
pemberian informasi yang akurat sehingga masyarakat non Kristen dapat menerimanya.
Kedua, pelarangan bagi komunitas Islam mengucapkan selamat hari Natal kepada
komunitas Kristen3. Berkenaan dengan masalah makanan dan apa yang kita anut atau
yang disebut agama, memang agak susah. Melalui peristiwa ini komunitas Kristen di
Bunyu telah mengalami kekerasan simbolik4 mengenai penilaian moral masyarakat
dominan. Menurut Fukuyama bahwa masa sekarang adalah masa yang bersifat material
dalam bentuk perkembangan ekonomi yang didorong oleh oleh ilmu pengetahuan alam
dan faktor spiritual yang ditandai oleh thymos, yaitu keinginan untuk diakui, dihargai,
persamaan hak5. Solusi yang dilakukan oleh GPIB Jemaat Effatha dan komunitas lintas
agama adalah toleransi dan saling menerima dengan memberikan kesempatan dan waktu
membuktikan diri bahwa agama bukan menjadi masalah dalam membangun relasi yang
harmonis dengan sesama dan membangun pulau Bunyu.
4.1.1.2 Norma-Norma Tertentu Atau Kebijakan Lokal Yang Dapat Menolong Untuk
Membangun Relasi Yang Harmonis Dengan Sesama
Untuk menjaga kedamaian di pulau Bunyu, tokoh adat suku Tidung dan tokoh
adat Dayak-Tidung dahulu pernah membuat kebijakan lokal. Artinya bila ada masyarakat
lokal atau pendatang mengganggu kedamaian hidup bersama, misalnya perselingkuhan,
pelakunya akan dikenakan denda dengan membayar mahar berupa perhiasan emas dari
3 Tabulasi Data, Responden 11, hal. 5.
4 Pada dasarnya kekerasan simbolis berlangsung karena ketidaktahuan dan pengakuan dari yang
ditindas. Jadi, sebetulnya logika dominasi ini bisa berjalan karena prinsip simbolis yang diketahui dan
diterima baik oleh yang menguasai maupun yang dikuasai. Haryatmoko, Membongkar Rezim Kepastian,
(Yogyakarta, Penerbit: Kanisius), 2016, 58-59. 5 Fukuyama, Kemenangan, xiiii.
-
4
ujung kaki sampai kepala6, atau diusir dari Bunyu. Namun karena denda tersebut
dianggap terlalu berat, untuk saat ini tidak diberlakukan lagi. Jika ada pelanggaran
langsung diserahkan pihak kepolisian untuk proses hukum. Dalam masyarakat modern
pilihan-pilihan individu meningkat sangat banyak tetapi ligature (ikatan sosial dengan
yang lain) yang mengikat mereka dalam jaringan kewajiban sosial sudah banyak hilang7.
Terkait ketenagakerjaan, sangat diprioritaskan masyarakat lokal, sehingga tokoh
adat Tidung dan tokoh adat Dayak-Tidung memiliki peranan yang sangat besar. Artinya
ada pendekatan khusus kepada tokoh adat untuk melamar pekerjaan di perusahaan,
terutama Pertamina. Prakek pendekatan seperti ini sampai saat ini masih dilakukan,
meskipun teknis lamaran kerja sudah diserahkan kepada pemerintah kecamatan Bunyu,
namun keputusan tetap berada di pihak perusahaan Pertamina. Menurut Fukuyama, social
capital bukan saja sebagai hukum-hukum formal tetapi lebih sebagai norma-norma
informal yang mempromosikan perilaku kooperatif8. Sedangkan “lobby” (baca: mencoba
mempengaruhi) untuk mempekerjakan tenaga kerja yang dilakukan para tokoh adat
adalah sebuah tindakan eksesif atau oportunisme9. Penerimaan lamaran tenaga kerja yang
dikoordinir oleh pemerintah sudah tepat dengan keputusan ada pada perusahaan10
agar
tidak terjadi kecemburuan sosial, artinya masyarakat yang berkompetenlah yang layak
mendapat pekerjaan. Hanya perlu masukan bagi perusahaan Pertamina, agar juga
mempertimbangkan lulusan Sarjana (S1) bahkan Pascasarjana (S2) masyarakat lokal
untuk menjadi pegawai tetap (Karyawan) Pertamina karena selama ini perusahaan
6 Tabulasi Data, Responden 9, hal. 11.
7 Francis Fukuyama, The Great Disruption, Hakikat Manusia Dan Rekonstitusi Tatanan Sosial,
(Yogyakarta: Penerbit Qalam), 2000, 68. 8 Fasisme adalah peningkatan ikatan keluarga dan kekerabatan di atas jenis-jenis kewajiban sosial
yang lain. Fuyukama, The Great Disruption, hal. 42. 9 Fukuyama, The Great Disruption, hal 75.
10 Tabulasi Data, Responden 19, hal.44.
-
5
Pertamina hanya menerima lulusan tingkat SLTA sederajat untuk menjadi karyawan dan
tenaga kerja kontrak/honorer (pekarya)11
.
4.2.1.3 Upaya Untuk Bertahan Hidup Di Bunyu
Menurut Fukuyama, demokrasi liberal secara positif memberikan peluang bagi
individu maupun komunitas untuk secara bebas menata serta mengembangkan taraf
kehidupannya dengan kreatif dalam semangat kesetaraan (sederajat). Upaya untuk
bertahan hidup harus dimulai dari diri individu itu sendiri, dengan memotivasi diri dan
terampil melihat peluang usaha. Modal sumber daya alam Bunyu sangat besar dan secara
geografis Bunyu dikelilingi oleh laut sehingga potensi yang dapat dikembangkan sebagai
peluang usaha sangat besar. Selain sumber daya alam minyak, gas alam dan batubara,
masih banyak potensi lain yang dapat menjadi peluang bisnis yaitu pasir dan batu, serta
tumbuh-tumbuhan seperti sayur dan buah-buahan.
Trust sangat menolong individu dan kelompok untuk memulai dan
mengembangkan usahanya. Dengan adanya peluang usaha, modal dapat diusahakan
dengan cara menjalin jaringan. Dalam hal ini ada kerjasama dari pihak Bank dengan
pemerintah sehingga individu atau kelompok yang ingin membuka usaha, setelah
melengkapi perlengkapan administrasi dapat menerima pinjaman sebagai modal usaha.
Trust juga menolong individi atau kelompok untuk menjadi pelanggan. Dengan
memberikan pelayanan yang terbaik dan jujur, pelanggan akan setia terhadap pelayanan
yang diberikan oleh individu atau kelompok.
4.2.1.4 Upaya Meningkatkan Perekonomian Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Alam
Pulau Bunyu Sehingga Masyarakat Tidak Bergantung Pada Perusahaan Namun Mandiri
Secara Finansial
11
Tabulasi, 23, hal. 31.
-
6
Setiap negara harus memperkuat kinerja ekonominya, sebab ekonomi selalu
bergerak dalam kehidupan sosial yang nampak dari nilai-nilai budaya yaitu cara manusia
menjalani hubungannya dengan sesama dalam semangat kebersamaan. Dalam proses
inilah trust12
menjadi unsur yang penting dari modal sosial13
untuk menciptakan ekonomi
yang unggul14
. Untuk menganalisa hasil deskripsi wawancara di atas, peneliti akan
memfokuskan diri pada tindakan-tindakan kolektif GPIB Jemaat Effatha dan komunitas
lintas agama dalam membangun relasi yang harmonis untuk memperkuat kinerja
perekonomian di Bunyu.
Dari hasil wawancara ditemui unsur-unsur yang memperkuat perekonomian di
Bunyu yaitu: modal, saham, pasar, ketenagakerjaan, tempat produksi, tabungan, bantuan
dana sosial, Kelompok Usaha Bersama (KUB), wirausaha, jaringan (network), biaya
hidup tinggi, biaya menjalin relasi mahal. Dari unsur-unsur tersebut, ekonomi sangat
berkaitan erat dengan nilai-nilai kehidupan dan kematian. Artinya semuanya unsur
tersebut harus diupayakan dalam semangat menjalin kerjasama membangun pasar yang
melibatkan individu atau kelompok. Unsur-unsur ini menjadi penopang perekonomian
yang kuat bila diupayakan dalam kerjasama yang membangun trust. Namun jika
masyarakat gagal untuk menjalin kerjasama dengan trust, maka masyarakat tidak
memiliki akses untuk hidup. Berikut ini penulis mencoba membuat matriks faktor
ekonomi terkait dengan nilai-nilai kehidupan dan kematian
12
Trust sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran dan perilaku kooperatif yang
muncul dari dalam sebuah komintas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama oleh
anggota-anggota komunitas itu. Francis Fukuyama, Trust, Kebajikan Sosial Dan Penciptaan Kemakmuran,
(Yogyakarta: Penerbit Qalam), 2007, xiii. 13
Modal sosial adalah serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di
antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerja sama di antara mereka. Francis
Fukuyama, The G reat Disruption Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial, (Yogyakarta:
Penerbit Qalam), 2016, 22. 14
Fukuyama, Trust, Kebajikan Sosial, xiii.
-
7
EKONOMI: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN
Kualitas Hidup Fasilitas hidup Harapan hidup Keamanan Kemiskinan Ketimpangan
1.Standar pendapatan: 1.Standar kesehatan: 1.Standar Nutrisi makanan pendapatan
- Lapangan pekerjaan, -Kesediaan dokter 2.Kekeluargaan 1.Bergizi 1.Bantuan sosial 1.Kesenjangan
- Perekrutan tenaga -Kelengkapan alat 3.Kedamaian sosial
kerja, tabungan 2.Standar pendidikan 4.Keadilan
Kualitas hidup terkait standar pendapatan sehingga orang dapat hidup layak.
Untuk memenuhi standar hidup layak, maka pendapatan masyarakat Bunyu perlu
ditingkatkan. Untuk itu diperlukan lapangan pekerjaan yang semakin luas, perekrutan
tenaga kerja yang adil. Dengan demikian masyarakat Bunyu dapat memaksimalkan
produktivitas dan memiliki penghasilan tetap yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ketersediaan lapangan pekerjaan dan perekrutan tenaga kerja memerlukan kerja sama
yang baik antar pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Kerja sama yang baik dapat
terjadi jika ada komunikasi yang harmonis. Misalnya: pertemuan-pertemuan sosialisasi
program pemerintah dan proyek perusahaan Pertamina dan batubara.
Agar kualitas hidup terpenuhi, manusia di Bunyu memerlukan fasilitas hidup
yang layak sesuai standar baku, misalnya fasilitas kesehatan dan standar pendidikan.
Fasilitas kesehatan yang sesuai standar baku adalah kesediaan dokter umum dan spesialis
dan kelengkapan alat. Sementara itu, standar baku pendidikan berarti alokasi anggaran
-
8
yang menjawab kebutuhan dan biaya pendidikan yang terjangkau untuk masyarakat. Di
tempat lain, untuk menunjang rumah produksi, alokasi anggaran di Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bulungan untuk bidang kesehatan dan pendidikan
harus diutamakan nominalnya. Selain itu, perusahaan juga terbuka untuk memberikan
bantuan sosialnya dan memenuhi standar kesehatan pekerja dengan memberi jaminan
kesehatan, misalnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Harapan hidup menjadi bagian yang penting dalam hidup manusia karena harapan
hidup menuntun manusia mencapai tujuan hidupnya yaitu pemenuhan kebutuhan jasmani
dan rohani karena manusia memiliki hasrat rasional untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan mereka15
. Trust sangat penting untuk menolong manusia melakukan tindakan-
tindakan kolektif yang bersifat reciprocal altruism, sehingga membangkitkan harapan
hidup. Harapan hidup dapat terealisasi dalam interaksi yang intens dengan sesama dan
Tuhan yang implementasinya ada dalam sikap hidup kekeluargaan, damai dan adil.
Namun sebaliknya jika tidak ada kerjasama/ sinergi antara pemerintah, perusahaan dan
masyarakat yaitu tatap muka, komunikasi yang baik, kehidupan perekonomian yang
melemah. Perekonomian yang lemah semakin menggiring manusia pada kematian yaitu
kematian secara fisik mau pun rohani, seperti gizi buruk, kemiskinan dan kesenjangan
sosial. Matriks ini menolong penulis memahami bahwa ekonomi tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan dan kematian dan sangat membutuhkan trust dalam interaksi dengan
sesama.
Dalam masyarakat multikultural, aplikasi trust dalam kehidupan GPIB Jemaat
Effatha dan komunitas lintas agama di Bunyu nyata dalam komunikasi, tatap muka,
15
F.Fukuyama, Trust, Kebajikan Sosial Dan Penciptaan Kemakmuran (Yogyakarta: Penerbit
Qalam), 2002, 519.
-
9
pertemuan-pertemuan formal dengan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat (tokoh
agama dan tokoh adat) yang membahas program kerja pemerintah dan proyek perusahaan
dan kegiatan gotong-rotong. Dalam tindakan-tindakan kolektif inilah trust dikembangkan
sehingga menciptakan ikatan (bonding) antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok. Trust menolong individu maupun kelompok
untuk memiliki komitmen mencapai tujuan bersama dalam semangat kekeluargaan.
Dalam faktor ekonomi, trust diaplikasikan untuk membangun pulau Bunyu ini dengan
tindakan-tindakan kolektif yaitu jalinan kerjasama memajukan sumber daya insaninya
yaitu tenaga kerja dan meningkatkan produktifitas sumber daya alamnya yaitu minyak,
gas alam, batubara dan hasil laut sebagai komoditi unggulan. Tidak hanya itu,
peningkatan kualitas hidup untuk menekan kualitas kematian sangat berhubungan erat
dengan trust.
Membangun relasi yang harmonis di kalangan minoritas dan mayoritas, memang
sangat sulit. Apalagi jika hal itu terkait tentang apa yang dianut atau yang disebut agama.
Misalnya soal makanan non halal dan halal sehubungan dengan usaha makanan yang
diproduksi oleh orang-orang Kristen. Berada di tengah penduduk mayoritas beragama
Islam, hal itu membuat orang-orang Kristen yang memproduksi makanan di Bunyu
bekerja lebih keras dan sabar, dengan berani meyakinkan para pelanggan bahwa produk
tersebut sudah mendapat sertifikat halal. Hal makanan halal dan haram ini bisa
menghasilkan kekerasan, khususnya kekerasan simbolik16
mengenai penilaian moral
masyarakat dominan. Hal semacam ini terkadang dianggap hal yang wajar di era
16
Pada dasarnya kekerasan simbolis berlangsung karena ketidaktahuan dan pengakuan dari yang
ditindas. Jadi, sebetulnya logika dominasi ini bisa berjalan karena prinsip simbolis yang diketahui dan
diterima baik oleh yang menguasai maupun yang dikuasai. Haryatmoko, Membongkar Rezim Kepastian,
(Yogyakarta, Penerbit: Kanisius), 2016, 58-59.
-
10
industrialisai dan modernisasi ini. Agama diruang publik di pengaruhi faktor
industrialisasi dan modernisasi yang mengakibatkan sekularisasi17
, diferensiasi18
,
deklinasi19
. Dengan demikian agama di ruang publik menjadi berkenaan dengan agama
resmi negara, agama sipil, nasionalisme keagamaan, agama publik dan politik agama20
.
Terkait hal itu, solusi yang dilakukan oleh GPIB Jemaat Effatha dan komunitas
lintas agama adalah memperkuat toleransi21
dan saling menerima dengan memberikan
kesempatan dan waktu membuktikan diri bahwa agama bukan menjadi masalah dalam
membangun relasi yang harmonis dengan sesama dan membangun pulau Bunyu.
Dari aplikasi trust yang nyata dalam tindakan-tindakan kolektif di atas, hal itu
menunjukkan bahwa peranan gereja secara khusus GPIB adalah menjadi teladan pelaku
trust building. Artinya ketika manusia tumbuh dan bertambah dewasa, manusia akan
tersosialisasikan ke dalam rangkaian peran dan identitas22
. Peran dan identitas inilah yang
menolong gereja untuk menempatkan dirinya di ruang publik. Artinya ada
tanggungjawab sosial yang harus dipenuhi oleh gereja sehingga gereja harus terlibat
dalam kehidupan sosialnya23
. Di dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa GPIB
Effatha sudah melakukan peran itu dengan cukup baik dengan mendukung program
pemerintah dan menjadi mitra bagi pemerintah dalam membangun Bunyu. Terkait hal itu,
pemimpin gereja yang menjadi teladan, artinya pemimpin yang memiliki komitmen teguh
17
Sekulerisasi adalah hal-hal yang membawa kearah kehidupan yang tidak didasarkan pada
ajaran agama, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, di akses 16 November 2017. 18
Diferensiasi adalah proses, cara, pembuatan membedakan; pembedaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online, di akses 16 November 2017. 19
Deklinasi adalah perubahan ke arah yang lebih kecil, lemah atau rendah, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Online, di akses 16 November 2017. 20
Mata Kuliah Sosiologi Agama “Agama di Ruang Publik” oleh Dr.Tony Robert Tampake, MSA
GPIB. 21
Gusti A.B. Menoh, Agama Dalam Ruang Publik, (Yogyakarta: PT Kanisius), 2015, 164. 22
Francis Fukuyama, The Great Disruption, Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial,
(Yogyakarta: Penerbit Qalam), 1999, 239. 23
Yusak Soleiman, Ph. D, Menggereja Secara Baru di Indonesia, (Jakarta: Persetia), 2015, 105.
-
11
untuk menunaikan peran dan identitasnya, memiliki peran signifikan. Pemimpin yang
diharapkan adalah pemimpin yang peka, perhatian, rendah hati dan bersedia menjadi
fasilitator dalam membangun interaksi sosial dengan semua elemen masyarakat24
.
4.2.2 Kelompok Usaha Bersama (KUB)
4.2.2.1 Sikap Atau Respon Antar Individu Dan Komunitas Agama Dalam Upaya
Membangun Relasi Harmonis
Dari hasil wawancara, peneliti mendapat pemahaman bahwa masyarakat Bunyu
telah bersikap terbuka25
dengan kehadiran para pendatang yang hendak mencari nafkah
dan mengembangkan karier serta turut membangun perekonomian di Pulau Bunyu
sehingga memunculkan sikap toleransi26
. Salah satu upaya membangun perekonomian di
Bunyu adalah dengan mengembangkan KUB yang ada di tiap desa. Anggota dan
kepengurusan KUB berasal dari seluruh elemen masyarakat yang ada di tiap desa yang
terdiri dari pelbagai suku bangsa dan agama. Tindakan sosial ini sangat relevan dengan
teori pendekatan trust dari Fukuyama yang menjelasan bahwa masyarakat merasa
bahagia berada dalam oragnisasi-organisai yang berorientasi pada kelompok daripada
organisasi-organisasi yang lebih individualistik27
.
Namun di sisi yang lain, KUB ini belum melaksanakan kegiatannya secara
lembaga28
dan produktivitas dengan maksimal29
. Data yang dperoleh oleh penulis, ada
24
A.A Yewangoe, Hidup dari Pengharapan, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia), 2017, 240-241. 25
Tabulasi Data, Responden 13, hal. 36. 26
Tabulasi, 24, hal. 38. 27
F.Fukuyama, F.Fukuyama, Trust, Kebajikan Sosial Dan Penciptaan Kemakmuran (Yogyakarta:
Penerbit Qalam), 2002, 515. 28
Tabulasi, 11, hal. 39. 29
Tabulasi, 18, hal.37.
-
12
indikasi tindakan korupsi30
yang ditandai dengan belum meratanya pembagian alat-alat
produksi31
, tidak transparansinya laporan keuangan32
, kendala di pemasaran termasuk
biaya transportasi yang mahal33
dan belum memiliki tempat produksi sendiri34
, karena
sampai sekarang anggota KUB membuat produk di rumah masing-masing. Dari tindakan
ini nampak bahwa tidak semua modal sosial dianggap positif ada juga yang dianggap
negatif yaitu kejahatan secara khusus tindakan korupsi terjadi di negara-negara maju35
.
Solusi menghadapi perilaku korupsi adalah 1) trust (rasa percaya) antar individu atau
kelompok dan adanya kontrol dari pimpinan36
.
4.2.2.2 Respon Perusahaan-Perusahaan Yang Ada Di Bunyu Dalam Membangun Relasi
Yang Harmonis
Perusahaan Pertamina dan perusahaan batubara sudah maksimal membangun
relasi yang harmonis dengan komunitas lintas agama. Tindakan membangun relasi yang
harmonis ini nampak dalam pertemuan-pertemuan dengan masyarakat terkait proyek
perusahaan dan masyarakat juga diberikan kesempatan untuk memberikan saran-saran
dan pemberian bantuan sosial serta perekrutan tenaga kerja. Tindakan perusahaan
Pertamina dan perusahaan batubara sudah tepat karena sebagai perusahaan yang
melakukan tindakan produksi di pulau Bunyu atau yang disebut Wilayah Kerja Pertamina
(WKP), perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial kepada komunitas. Misalnya
memberikan bantuan dalam membuka usaha secara khusus per kelompok dengan sistem
30
Francis Fukuyama, The Great Disruption, Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial,
(Yogyakarta, Penerbit: Kanisius), 1999, 41. 31
Tabulasi Data, responden 4, hal. 36. 32
Tabulasi, 15, hal. 37. 33
Tabulasi, 16, hal. 37. 34
Tabulasi, 20, hal. 38. 35
Francis Fukuyama, The Great Disruption, Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial,
(Yogyakarta, Penerbit: Kanisius), 1999, 55. 36
F.Fukuyama, The Great, 42.
-
13
koperasi atau KUB, memberikan santunan pendidikan kepada anak-anak yang
berprestasi, bantuan kepada janda dan fakir miskin, ganti rugi lahan, untuk itu diperlukan
peraturan khusus yang mengatur secara teknis tata cara klaim ganti rugi lahan, serta
bantuan fasilitas rumah ibadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Melalui tindakan
konkrit ini trust diselaraskan dengan harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran
dan perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada
norma-norma yang dianut bersama oleh anggota-angota komunitas itu37
. Artinya
perusahaan wajib memperhatikan kehidupan masyarakat sekitarnya. Mengingat karena
produksi perusahaan akan memberikan dampak yang positif dan negatif. Dampak yang
positif yaitu memberikan penguatan perekonomian masyarakat, misalnya terbukanya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga mengurangi pengangguran, memperbaiki
taraf kehidupan masyarakat dengan upah pekerja sekaligus menambah wawasan
masyarakat karena perusahaan juga akan membekali pekerjanya dengan pelatihan-
pelatihan dan sertifikasi. Namun dampak buruknya adalah pencemaran lingkungan
sehingga menganggu kesehatan, misalnya debu, kebisingan, polusi sehingga diperlukan
bantuan jaminan kesehatan bagi pekerja dan masyarakat. Diperlukan strategi khusus yang
dilakukan pihak perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan, misalnya yaitu pelestarian lingkungan pasca produksi.
4.2.3 Hubungan Pemerintah, Perusahaan Dan Masyarakat
4.2.3.1 Upaya Pemerintah, Perusahaan-Perusahaan, Masyarakat Membangun Relasi
Harmonis dengan Efektif
37
Francis Fukuyama, Trust, Kebajikan Sosial Dan Penciptaan Kemakmuran, (Yogyakarta:
Penerbit Qalam), 2007, xiii.
-
14
Sependapat dengan Fukuyama, trust berguna dalam membangun kerjasama antar
individu maupun komunitas serta memulihkan kehidupan sosial, untuk itu kita harus
memiliki partisipasi interaksi sosial yang membangun jaringan agar terjalin dialog yang
terbuka untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama. Hubungan pemerintah,
perusahaan dan masyarakat terwujud dalam upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, perusahaan dan masyarakat dalam membangun relasi harmonis. Dan nampak
di BAB III bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh ketiganya sudah sinergi, namun di
sisi lain, peran pemerintah kecamatan dirasakan oleh masyarakat belum maksimal38
.
Indikasinya adalah 1) pemerintah kabupaten berada jauh di Tanjung Selor39
sehingga
pemerintah kecamatan kurang peka/ kurang perhatian40
,misalnya tidak ada perwakilan
pelayan pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM)41
dan secara khusus pelayanan bagi
masyarakat non-Muslim, contohnya tidak ada perwakilan perkawinan catatan sipil42
; 2)
hanya menunggu himbau dari pemerintahan kabupaten atau provinsi43
. Menurut
Fukuyama, trust berhubungan dengan pengakuan (thymos)44
sehingga jika upaya-upaya
dalam membangun relasi harmonis di Bunyu dihubungkan dengan trust, maka
pemerintah kecamatan Bunyu belum maksimal45
dalam memberikan pengakuan kepada
masyarakat Bunyu secara umum dan secara khusus bagi masyarakat non-Muslim.
Pengakuan ini menjadi penting bagi masyarakat Bunyu secara keseluruhan karena
38
Tabulasi Data, Responden 7, hal. 42. 39
Tabulasi, 26, hal. 45. 40
Tabulasi, 15,16, hal. 43. 41
Tabulasi, 22, hal. 31. 42
Tabulasi, 22, hal. 22. 43
Tabulasi, 18, hal. 44. 44
Andy Blunden, “ Fukuyama On Trust and Recognition”, May, 2003. 45
F.Fukuyama, Trust, Kebajikan Sosial Dan Penciptaan Kemakmuran (Yogyakarta: Penerbit
Qalam), 2002, 35.
-
15
bermanfaat sebagai identitas dan kesetaraan46
. Berkaitan dengan hal tersebut, masyarakat
Bunyu memerlukan para pemimpin yang bijaksana yang membangun komunikasi47
.
Di sisi lain, upaya perusahaan Pertamina dengan perusahaan batubara dalam
rangka membangun relasi yang harmonis dengan pemerintah kecamatan dan masyarakat
nyata dalam bantuan-bantuan infrastruktur, seperti jalan, air, penerangan jalan, pelabuhan
dan bantuan-bantuan sosial, misalnya beasiswa anak berprestasi, bantuan obat-obat untuk
Rukun Tetangga (RT), Puskesmas.
Di pihak masyarakat yang diwakili oleh tokoh adat/agama nampak juga upaya
untuk membangun relasi harmonis yaitu memperhatikan sekaligus mengawasi umat
masing-masing agar hidup sesuai dengan kaidah masing-masing. Dengan ceramah-
ceramah yang bernuansa damai mengarahkan masyarakat hidup dalam pengakuan dan
kesetaraan yang terwujud dalam sikap saling menghormati, menghargai. Namun di pihak
lain, para tokoh agama dan tokoh adat, ada kepentingan saja baru bertindak48
(ada
kepentingan pribadi) dan masih terjadi sikut-menyikut terkait pemberian kebijakan49
. Di
sisi yang lain, masyarakat awam sudah bersikap terbuka dengan kehadiran sesamanya.
Indikasinya adalah banyak tenaga kerja di Bunyu, dibentuknya organisasi-organisasi
masyarakat, misalnya KUB di tiap desa.
4.2.4 Peranan Warga Jemaat GPIB Dalam Membangun Relasi Yang Harmonis
Dengan Komunitas Lintas Agama
46
F.Fukuyama, Trust, 2002, 521. 47
Tabulasi, 23, hal. 32. 48
Tabulasi, 22, hal. 45. 49
Tabulasi, 9, hal.42.
-
16
GPIB Effatha sebagai Jemaat50
yang terbuka51
, ramah52
, karena terdiri berbagai
suku bangsa, warga GPIB adalah Jemaat yang unik dan memahami dirinya sebagai
bagian dari masyarakat sehingga harus menempatkan diri dengan bijaksana dalam arti
menjadi mitra pemerintah kecamatan Bunyu dan perusahaan-perusahaan dalam
menciptakan suasana damai membangun Bunyu. Pemahaman ini terwujud dalam
interaksi dan tindakan-tindakan kolektif yang dilakukan dalam setiap kegiatan gereja.
Berdasarkan data dari wawancara, penulis menemukan fakta bahwa warga jemaat
GPIB Effatha dapat bekejasama53
yang ditunjang oleh trust sehingga relasi yang baik
bukan hanya nyata dalam kehidupan berjemaat namun juga ketika jemaat bersosialisasi
dengan seluruh komunitas lintas agama. Artinya trust menolong warga jemaat untuk
keluar dari “zona aman” (baca=kenyamanannya) untuk sama-sama rela berkorban dalam
jalinan kerjasama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan bersama.
Dari hasil analisa ini maka diperoleh pemahaman bahwa warga jemaat GPIB
Effatha dengan komunitas lintas agama di Bunyu telah berupaya membangun relasi yang
harmonis sekalipun hasilnya belum maksimal. Untuk mencapai tujuan ini masing-masing
pihak harus selalu menyadari bahwa sebagai anggota masyarakat perlu untuk saling
bekerjasama dalam situasi yang kondusif. Dengan kondisi ini jalinan kerjasama di semua
bidang yaitu politik, ekonomi dan agama dapat dilakukan dengan rukun dan damai.
Dalam situasi masyarakat yang multikultural, teori trust dari Fukuyama masih relevan
untuk diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan, karena trust berperan sebagai perekat
50
Jemaat adalah wujud dari Gereja Yesus Kristus Yang Esa, Kudus, Am dan Rasuli, yang berada
di suatu tempat tertentu dalam wilayah pelayanan GPIB, Majelis Sinode GPIB, Tata Gereja (Jakarta:
Majelis Sinode GPIB, 2010), 22. 51
Tabulasi, 5, hal. 47. 52
Tabulasi, 20, hal. 48. 53
Tabulasi 1, hal 47.
-
17
sosial yang menghubungkan individu dengan indvidu, individu dengan kelompok dalam
mencapai tujuan bersama. Trust menolong seluruh masyarakat di Bunyu untuk menjalin
kerjasama yang langgeng dan bertahan lama. Dalam rangka trust building, individu dan
kelompok harus memiliki komitmen yang teguh dalam kesadaran untuk saling berkorban
demi mencapai tujuan bersama. Bila trust sangat kuat akan menghadirkan modal sosial
yang kokoh sebagai sarana secara umum bagi seluruh masyarakat Bunyu dalam
membangun perekomian kerakyatan dan secara khusus bagi gereja (GPIB) dalam
melaksanakan pemberdayaan guna menunjang kehidupan warga jemaat di daerah dan
lebih khusus di Pos Pelayanan dan Kesaksian (Pelkes) agar memiliki perekonomian
secara mandiri54
.
Di sisi yang lain, modal sosial yang kokoh juga harus ditopang oleh unsur-unsur
yang lain yaitu percaya (belief),aturan-aturan (rules), norma-norma (norms) dan jaringan
(network). Hal ini nampak dalam upaya trust building warga jemaat GPIB Effatha
dengan komunitas lintas agama di Bunyu dalam membangun relasi yang harmonis. Relasi
yang harmonis dapat terjalin dengan langgeng dan tahan lama jika ditopang dengan
percaya, yaitu rasa nyaman antar individu dengan individu, individu dengan kelompok
untuk berbagi informasi, misalnya dalam hal mencari lapangan pekerjaan yang ditujukan
oleh masyarakat lokal kepada pendatang. Warga jemaat GPIB Effatha dengan komunitas
lintas agama juga harus memperhatikan aturan-aturan pemerintah kecamatan dengan
sikap memelihara hidup rukun dan damai agar tercipta suasana hidup yang kondusif.
Dalam hal ketenagakerjaan, warga jemaat GPIB Effatha dengan komunitas lintas agama
juga harus memperhatikan norma-norma informal sehingga masyarakat lokal diutamakan
54
Tongam Sihol Nababan, “Gereja Dan Kesejahteraan Warga Dalam Perspektif Ekonomi
Kerakyatan” (2011): 2.
-
18
dalam perekrutan tenaga kerja diperusahaan-perusahaan yang ada di Bunyu dalam rangka
meningkatkan sumber daya insani masyarakat Bunyu. Hal yang sama pentingnya adalah
warga jemaat GPIB Effatha dengan komunitas lintas agama harus memperluas jaringan
ke vendor-vendor (baca= penjual jasa) yang ada di Bunyu maupun di luar Bunyu,
khususnya dibidang perekonomian kerakyatan dalam rangka pemasaran produk KUB
atau swadaya di sektor kelauatan/ perikanan atau perkebunan.
Dari analisa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa trust juga diaplikasi dalam relasi
dengan unsur-unsur yang lain dalam modal sosial yang dimiliki warga jemaat GPIB
Effatha dengan komunitas lintas agama di Bunyu. Dengan demikian, trust menolong
unsur-unsur tersebut nampak dalam tindakan-tindakan kolektif warga jemaat GPIB
Effatha dengan komunitas lintas agama di Bunyu dalam membangu relasi yang harmonis.
Keterkaitan antar unsur-unsur tersebut sangat penting juga untuk diupayakan karena
semakin mendorong warga jemaat GPIB Effatha dengan komunitas lintas agama di
Bunyu berpartisipasi dalam menjalin kerjasama agar tercapai tujuan bersama.
Kontribusi penelitian ini dalam teori trust milik Fukuyama ini adalah pertama,
trust merupakan unsur yang abstrak sehingga perlu diaplikasikan dalam tindakan-
tindakan kolektif yang dihasilkan oleh individu dan kelompok karena melalui tindakan-
tindakan kolektif tersebut nampak trust building (membangun kepercayaan) telah
diupayakan, secara khusus oleh GPIB Jemaat dan komunitas lintas agama di Bunyu.
Kedua, peneliti sudah mencantumkan tentang matriks dari kehidupan dan kematian
sebagai bentuk dari aplikasi trust. Dengan demikian trust menolong masyarakat Bunyu
untuk membangun relasi yang harmonis melalui praktek silaturahmi dan kekeluargaan
yang perlu dikembangkan dalam bentuk kerjasama untuk meningkatkan standar kualitas
-
19
hidup layak di Bunyu melalui kegiatan perekonomian kerakyatan yang ada di Bunyu.
Bertolak dari hal itu, trust menjadi penggerak perekonomian rakyat di Bunyu.
-
20