bab iv asuhan keperawatan
TRANSCRIPT
51
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruang Rawat : Abimanyu
Tanggal dirawat : 21 Januari 2021
No.RM : 046409
A. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 26 Tahun
Alamat : Wonogiri
Pekerjaan : Tani
Informan : Pasien sendiri
Tgl Pengkajian : 26 Januari 2021
Dx Medis : Resiko Perilaku kekerasan
B. Alasan Masuk Dan Faktor Presipitasi
Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
(menonjok) Ayahnya. Saat itu klien sedang beristirahat sambil
mendengarkan musik. Tetapi kemudian tiba-tiba ada yang mematikan
speaker tersebut. Seketika klien menjadi emosi dan menonjok kepala
Ayahnya. Karena ia mengira bahwa ayahnya yang mematikan speaker
yang sedang didengarkan. Padahal yang mematikan speaker adalah
kakaknya. Kemudian klien dibawa kerumah Pelayanan Sosial Esti Tomo
Wonogiri dan ia mendapat rujukan untuk dibawa ke RSJD Dr. Arief
Zainudin Surakarta.
51
52
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa
(perilaku kekerasan, halusinasi) pada tahun 2011, 2012, 2013 (2x),
2014, 2016, 2017, 2018, 2019, 2021. Klien dibawa ke RSJD
dengan alasan apabila marah selalu merusak semua perabotan yang
ada dirumah. Seperti piring, gelas, radio dan lain- lain.
2. Pengobatan sebelumnya ?
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena jarang
minum obat dan keluarga kurang dalam memberikan perhatian
kepada klien dalam pemberian obat. Serta apabila tiba-tiba merasa
marah pasien tidak pernah menerapkan bagaimana cara mengatasi
marah yang telah dijarkan (4 SP).
3. Trauma
Kekerasan dalam keluarga. Pelaku : Klien, Korban :
Ayahnya
Klien mengatakan bahwa pasien memukul kepala Ayahnya karena
mengira Ayahnya yang mematikan speaker yang sedang
didengarkan klien.
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Hubungan keluarga : Kakak kandung klien.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Klien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan
yang dialami klien adalah jatuh dari sepeda motor hingga
53
kepalanya bocor dan harus dijahit pada tahun 2014. Serta pasien
diputuskan dan ditinggal menikah oleh pacarnya sekitar ± 4 tahun
yang lalu.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
TD : 120/90 mmHg HR : 80x/menit
S : 36,5°C RR : 20x/menit
2. Ukur
BB : 69 kg
TB : 160 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan bahwa telapak kakinya sakit dan terkadang
gatal karena ada infeksi jamur yang menyebar dikulit kaki. Ini terjadi
karena klien jarang menggunakan alas kaki.
54
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal satu rumah
: Menikah
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan ia menyukai semua anggota tubuhnya.
Tetapiklien malu terhadap bagian tubuhnya yang mengalami
Callus atau kapalan yang terjadi pada kedua telapak kaki pasien.
b. Identitas :
26
55
Klien mengatakan sebagai anak ke- 2 dari 2 bersaudara dan
merasa senang terlahir sebagai seorang laki-laki. Klien
mengatakan bahwa ia kurang puas dengan sekolahnya karena
hanya lulus sampai SMP sehingga tidak dapat menggapai cita-
citanya.
c. Peran :
Klien mengatakan perannya sebagai seorang anak
membantu orang tuanya bekerja di sawah untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan berharap ada keluarganya yang
menjemput pulang tetapi jika tidak pasien juga tetap tinggal di
RSJD. Klien juga mengatakan bahwa ia kurang puas dengan
sekolahnya karena hanya lulus sampai SMP sehingga tidak dapat
menggapai cita-citanya
e. Harga diri :
Klienmengatakan anggapan masyarakat terhadap dirinya
buruk karena klien sering keluar masuk rumah sakit jiwa sehingga
jarang diikutsertakan dalam kegiatan masyarakat seperti karang
taruna. Hal ini membuat klien merasa malu dan akibatnya hanya
sedikit yang ingin berteman dengannya.
56
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah
orang tua dan kakaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat :
Klien kooperatif dan selalu mengikuti kegiatan rutin yang
diadakan oleh RS seperti senam pada pagi hari maupun kegiatan
yang diadakan mahasiswa seperti TAK.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan bahwa ia taat pada agama dan
keyakinannya. Klien juga mengatakan bahwa sholat itu wajib
tetapi Tn. R jarang melaksanakan sholat.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan jarang melaksanakan kegiatan ibadah
seperti sholat 5 waktu, berpuasa, dan sholat jum’at. Saat di
Rumah Sakit terkadang klien sholat setelah diingatkan oleh
perawat.
57
F. Status Mental
1. Penampilan
Klien berpenampilan rapi seperti dalam menggunakan pakaian
dari pihak Rumah Sakit. Namun terkadang klien juga berpenampilan
kurang rapi seperti celana digulung ke atas sebelahatau setelah mandi
tidak menyisir rambut.
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien cepat, keras. Klien juga selalu menjawab
pertanyaan saat diajak berinteraksi.
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat gelisah, tidak bisa diam dan selalu mencari-cari
kegiatan seperti bermain catur, bermain badminton atau bercanda
gurau dengan perawat maupun teman-temannya sekamar.
4. Alam perasaan
Klien terkadang merasa sedih teringat keluarganya. Terkadang
diam sebentar, tetapi lebih banyak berbicara dan tertawa (perasaan
berubah-ubah).
5. Afek
Ekspresi wajah klien normal atau sesuai dengan kondisi perasaannya
saat itu.
6. Interaksi selama wawancara
Saat berinteraksi klien mampu diajak bicara namun terkadang
kontak mata kurang terlebih saat kondisi perasaannya sedang buruk.
58
7. Persepsi (Halusinasi atau Ilusi)
Halusinasi tidak ditemukan saat pengkajian. Tetapi sekitar tahun
2018 klien mengatakan pernah mengalami halusinasi pendengaran
yaitu sering mendengar suara seseorang yang menyuruhnya untuk
meminum bensin dan menelan tasbih.
8. Proses Pikir
a. Isi Pikir
Klien merasa kakaknya tidak senang karena ia
menghidupkan speaker, hal ini menyebabkan klien ngamuk dan
akhirnya memukul sang Ayah tetapi ternyata yang mematikan itu
kakaknya bukan Ayahnya.
b. Waham
Klien tidak terlihat adanya tanda-tanda waham pada dirinya.
c. Arus Piker
Klien ketika berbicara sering tiba-tiba berhenti atau saat
diajak berbicara lebih memilih untuk pergi bermain bersama
temannya. Kondisi ini dapat terjadi apabila perasaanya sedang
buruk (perasaan berubah-ubah).
9. Tingkat Kesadaran
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 E : 4 V : 5 M : 6
Kesadaran : Klien mampu mengingat tanggal masuk rumah sakit,
berada dimana, dan siapa orang yang membawanya masuk rumah
sakit.
59
10. Memori
Klien dapat mengingat semua kejadian yang pernah ia alami
seperti kejadian saat ia mengalami sakit halusinasi pendengaran
sekitar tahun 2018 lalu atau kejadian ketika ia ditinggal menikah oleh
pacarnya ± 4 tahun lalu.
11. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung dengan
benar.
12. Kemampuan Penilaian
Klien mampu memutuskan sesuatu yang sederhana sesuai
dengan yang ingin ia jalani. Seperti contoh diberikan penjelasan untuk
chek suhu dan tekanan darah dahulu atau mandi dahulu. Klien mampu
memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
13. Daya Titik Diri
Klien mengatakan bahwa ia menyadari dirinya saat ini sedang
berada di Rumah Sakit Jiwa karena pernah melakukan kekerasan
terhadap Ayahnya.
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan : Tanpa bantuan atau mandiri
2. BAB/BAK : Tanpa bantuan atau mandiri
3. Mandi : Tanpa bantuan atau mandiri
4. Berpakaian atau berhias : Tanpa bantuan atau mandiri
5. Istirahat tidur
60
Tidur siang : Tidak pernah tidur siang
Tidur malam : Jam 22.00-05.00
Aktifitas sebelum atau sesudah tidur :
Kliensebelum tidur biasanya menonton tv atau mengobrol
dengan temannya, kegiatan setelah bangun tidur saat pagi hari yaitu
senam dan melakukan aktifitas seperti biasa yang ia lakukan sehari-
hari.
6. Penggunaan obat
Tn. R tidak tampak membutuhkan bantuan dalam penggunaan
obat karena bisa melakukannya sendiri dan mengetahui obat-obat
yang sedang dikonsumsinya.
7. Pemeliharaan kesehatan
Saat di rumah Tn. R cek kesehatan secara teratur di puskesmas
terdekat dengan diantar oleh keluarganya.
8. Aktifitas di dalam rumah
Tn. R mampu menyiapkan makanan yang telah disediakan dari
pihak rumah sakit. Klien mampu mencuci tempat makan yang telah ia
gunakan. Dan klien juga mampu merapikan tempat tidurnya.
9. Aktifitas di luar rumah
Tn. R tidak keluar berbelanja selama berada di Rumah Sakit.
Dan saat di rumah, klien keluar menggunakan sepeda motor sendiri.
61
H. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olahraga : Senam Mencederai diri
Lainnya : Selama di Rumah Sakit klien mampu merapikan tempat
tidur.
I. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan orang disekitarnya menganggapnya gila. Dan
keluarga klien mendukung penuh terhadap kesembuhannya.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mampu berhubungan dengan lingkungan ruang Abimanyu
RSJD Arief Zainudin Surakarta baik pada perawat maupun pada
teman-temannya.
3. Masalah dengan pendidikan
Klien mengatakan hanya lulusan SMP saja.
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan hanya bekerja sebagai tani di sawah.
5. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan rumahnya jelek dan sederhana. Klien tinggal
bersama orang tua dan kakaknya.
√
√
√
√
√
62
6. Masalah dengan ekonomi
Keluarga pasien mengatakan cukup atautidak ada masalah dalam
prekonomian.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam pelayanan kesehatan.
8. Masalah lainnya
Klienpernah ditinggalkan oleh kekasihnya.
J. Kurang Pengetahuan Tentang
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping obat-obatan
Klien mengetahui tentang penyakit yang diderita, tanda dan gejala
kekambuhan, obatyang diminum dan cara menghindari kekambuhan yaitu
dengan rutin minum obat dan rutin kontrol. Namun, klien tidak rutin minum
obat dan saat rasa kesal atau marah itu muncul klien tidak melakukan
strategi pelaksanaan (SP 1-4) yang telah diajarkan di Rumah Sakit saat di
rumah.
K. Aspek Medik
1. F 20. 03 (skizofrenia tidak terinci).
Terapi Medik :
1. Risperidon 2×2 mg.
Manfaat : Memperbaiki keseimbangan otak.
√
63
Efek samping : Somnolen, Insomnia, agitasi, rasa cemas, dan
sakit kepala.
2. Thirexyphenidyl 2×2 mg.
Manfaat : Meningkatkan kendali otot dan mengurangi kekauan
(agar rileks).
Efek samping : Pandangan mata menjadi kabur, konstipasi,
produksi air liur berkurang, fotofobia, berkurangnya produksi
keringat, hipertermia, sinus takikardi, retensi urin, penurunan
daya ingat, kebingungan.
3. Chlorpromazine 1×100 mg.
Manfaat : Memperbaiki suasana hati.
Efek samping : Penggunaan chlorpromazine dapat menyebabkan
pasien mengalami peningkatan perasaan sulit bergaul dalam
kehidupan sosial.
64
ANALISA DATA
No. DATA MASALAH
1. DS :
a. Klien mengatakan pernah
melakukan tindakan kekerasan
(menonjok) Ayahnya. Saat itu
klien sedang beristirahat
sambil mendengarkan musik.
Tetapi kemudian tiba-tiba ada
yang mematikan speaker
tersebut. Seketika klien
menjadi emosi dan menonjok
kepala Ayahnya. Karena ia
mengira bahwa ayahnya yang
mematikan speaker yang
sedang didengarkan. Padahal
yang mematikan speaker
adalah kakaknya. Kemudian
klien dibawa kerumah
Pelayanan Sosial Esti Tomo
Wonogiri dan ia mendapat
rujukan untuk dibawa ke
RSJD Dr. Arief Zainudin
Surakarta.
b. Klien mengatakan sebelumnya
sudah pernah dirawat di RSJD
Arief Zainudin Surakarta 9
kali dikarenakan klien suka
merusak perabotan rumah
tangga seperti piring, gelas,
radio, dan lain-lainnya.
DO :
a. Klien terlihat kooperatif
selama diajak berinteraksi
namun terkadang kontak mata
kurang terlebih saat kondisi
perasaannya sedang buruk.
b. Selama berinteraksi nada
Risiko perilaku kekerasan
65
bicara klien cepat dan keras.
c. TD : 120/90 mmHg
d. S : 36,5° C
e. RR : 20x/menit
f. N : 80 x/menit
2. DS : Klien mengatakan malu
terhadap bagian tubuhnya yang
mengalami Callus atau kapalan
yang terjadi pada telapak kaki
klien.
DO :
a. Klien terlihat kooperatif
selama diajak berinteraksi
namun terkadang kontak mata
kurang terlebih saat kondisi
perasaannya sedang buruk.
b. Klien terlihat malu terhadap
bagian tubuhnya yang
mengalami callusatau kapalan.
c. TD : 120/90 mmHg
d. S : 36,5° C
e. RR : 20x/menit
f. N : 80 x/menit
Harga diri rendah
66
POHON MASALAH
(Akibat) Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
(Core problem) Resiko Perilaku Kekerasan atau amuk
(Penyebab) Halusinasi
Harga Diri Rendah
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Halusinasi : pendengaran
3. Harga diri rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
67
Diagnosis
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan
(TUM/TUK)
Kriteria hasil Intervensi
Risiko
Perilaku
Kekerasan
TUM :
Klien tidak
melakukan
tindakan
kekerasan
TUK:
1. Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
Setelah 3 X pertemuan
klien menunjukkan
tanda-tanda percaya
kepada perawat:
a. Wajah cerah,
tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Bersedia
menceritakan
perasaan
Bina hubungan saling
percaya dengan:
a. Beri salam setiap
berinteraksi.
b. Perkenalkan nama,
nama panggilan
perawat dan tujuan
perawat
berinteraksi
c. Tanyakan dan
panggil nama
kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap
empati, jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
f. Buat kontrak
interaksi yang
jelas.
g. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien.
2. Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab
perilaku
kekerasan
yangdilakukan.
Setelah 3 X pertemuan
klien menceritakan
penyebab perilaku
kekerasan yang
dilakukannya:
a. Menceritakan
penyebab perasaan
jengkel atau kesal
baik dari diri
sendiri maupun
lingkungannya.
Bantu klien
mengungkapkan
perasaan marahnya:
a. Motivasi klien
untuk menceritakan
penyebab rasa
kesal atau
jengkelnya
b. Dengarkan tanpa
menyela atau
memberi penilaian
setiap ungkapan
perasaan klien.
3. Klien dapat
mengidentifik
asi tanda-
Setelah 3 X pertemuan
klien menceritakan
tanda-tanda saat terjadi
Bantu klien
mengungkapkan tanda-
tanda perilaku
68
tanda perilaku
kekerasan
perilaku kekerasan
a. Tanda fisik: mata
merah, tangan
mengepal, ekspresi
tegang, dan lain-
lain.
b. Tanda emosional:
perasaan marah,
jengkel, bicara
kasar.
c. Tanda sosial:
bermusuhan yang
dialami saat terjadi
perilaku kekerasan.
kekerasan yang
dialaminya:
a. Motivasi klien
menceritakan
kondisi fisik
(tanda-tanda fisik)
saat perilaku
kekerasan terjadi.
b. Motivasi klien
menceritakan
kondisi emosinya
(tanda-tanda
emosional) saat
terjadi perilaku
kekerasan.
c. Motivasi klien
menceritakan
kondisi hubungan
dengan orang lain
(tanda-tanda sosial)
saat terjadi perilaku
kekerasan.
4. Klien dapat
mengidentifik
asi jenis
perilaku
kekerasan
yang pernah
dilakukan.
Setelah 3 X pertemuan
klien menjelaskan:
a. Jenis-jenis ekspresi
kemarahan yang
selama ini telah
dilakukannya.
b. berasaannya saat
melakukan
kekerasan.
c. Efektivitas cara
yang dipakai dalam
menyelesaikan
masalah.
Diskusikan dengan
klien perilaku
kekerasan yang
dilakukannya selama
ini:
a. Motivasi klien
menceritakan jenis-
jenis tindak
kekerasan yang
selama ini pernah
dilakukannya.
b. Motivasi klien
menceritakan
perasaan klien
setelah tindak
kekerasan tersebut
terjadi.
c. Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi.
69
5. Klien dapat
mengidentifik
asi akibat
perilaku
kekerasan
Setelah 3 X pertemuan
klien menjelaskan
akibat tindak kekerasan
yang dilakukannya
a. Diri sendiri: luka,
dijauhi teman.
b. Orang lain atau
keluarga: luka,
tersinggung,
ketakutan.
c. Lingkungan:
barang atau benda
rusak.
Diskusikan dengan
klien akibat negatif
(kerugian) cara yang
dilakukan pada:
a. Diri sendiri.
b. Orang lain atau
keluarga.
c. Lingkungan.
6. Klien dapat
mengidentifik
asi cara
konstruktif
dalam
mengungkapk
an kemarahan
Setelah 3 X pertemuan
klien:
Menjelaskan cara-cara
sehat mengungkapkan
marah
Diskusikan dengan
klien:
a. Apakah klien mau
mempelajari cara
baru
mengungkapkan
marah yang sehat
b. Jelaskan berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain
perilaku kekerasan
yang diketahui
klien.
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah:
1) Cara fisik:
nafas dalam,
pukul bantal
atau kasur,
olah raga.
2) Minum obat
dengan prinsip
5 benar.
3) Verbal:
mengungkapka
n bahwa
dirinya sedang
kesal kepada
orang lain.
4) Spiritual:
Sholat,
70
berdo’a,
berdzikir, dan
lain-lain sesuai
keyakinan
agamanya
masing-
masing.
7. Klien dapat
mendemonst
rasikan cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
Setelah 3 X pertemuan
klien memperagakan
cara mengontrol
perilaku kekerasan:
a. Fisik: tarik nafas
dalam, memukul
bantal atau kasur
b. Minum obat dengan
prinsip 5 benar.
c. Verbal:
mengungkapkan
perasaan kesal atau
jengkel pada orang
lain tanpa menyakiti
d. Spiritual: sholat,
berdo’, berdzikir
sesuai agamanya.
Diskusikan cara yang
mungkin dipilih dan
anjurkan klien memilih
cara yang mungkin
untuk mengungkapkan
kemarahan.
a. Latih klien
memperagakan
cara yang dipilih:
Peragakan cara
melaksanakan cara
yang dipilih.
1) Jelaskan
manfaat cara
tersebut
2) Anjurkan klien
menirukan
peragaan yang
sudah
dilakukan
3) Beri penguatan
pada klien,
cara yang
masih belum
sempurna
a. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang sudah dilatih
saat marah atau
jengkel
71
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama Pasien : Tn. R Ruang : Abimanyu
No. RM : 04xxxx
Hari
Tanggal/Jam
IMPLEMENTASI EVALUASI
Rabu, 27 -01-
2021
10.00 WIB
Data :
DS :
a. Klien mengatakan pernah
melakukan tindakan kekerasan
(menonjok) Ayahnya. Saat itu
klien sedang beristirahat sambil
mendengarkan musik. Tetapi
kemudian tiba-tiba ada yang
mematikan speaker tersebut.
Seketika klien menjadi emosi
dan menonjok kepala Ayahnya.
Karena ia mengira bahwa
ayahnya yang mematikan
speaker yang sedang
didengarkan. Padahal yang
mematikan speaker adalah
kakaknya. Kemudian klien
dibawa kerumah Pelayanan
Sosial Esti Tomo Wonogiri dan
ia mendapat rujukan untuk
dibawa ke RSJD Dr. Arief
Zainudin Surakarta.
b. Klien mengatakan sebelumnya
sudah pernah dirawat di RSJD
Arief Zainudin Surakarta 9 kali
dikarenakan klien suka
merusak perabotan rumah
tangga seperti piring, gelas,
radio, dan lain-lainnya.
DO :
a. Klien terlihat kooperatif selama
diajak berinteraksi namun
terkadang kontak mata kurang
terlebih saat kondisi
perasaannya sedang buruk.
b. Selama berinteraksi nada bicara
klien cepat dan keras.
c. Klien sudah tidak tampak ingin
S : Tn. R merasa senang
saat diajak bicara dan
mengatakan masih kesal
dengan Ayahnya
kemudian memukul
kepalanya sehingga ia
harus kembali ke
Rumah sakit.
O :
a. Pasien hiperaktif.
b. Tatapan mata pasien
tajam.
c. Pasien berbicara
cepat dan keras.
A : Risiko perilaku
kekerasan masih ada.
P :
1. Latihan SP 1 kontrol
marah secara fisik :
nafas dalam, pukul
bantal atau kasur.
TTD
Nurul Azizah
72
emosi.
DX :BHSP
Terapi : 1. Identifikasi penyebab, tanda
dan gejala, PK yang dilakukan,
serta akibat pk yang dilakukan.
2. Mengajarkan pasien
mengontrol marah dengan cara
fisik : nafas dalam, pukul bantal
atau kasur.
3. Buat jadwal latihan mengontrol
marah secara fisik.
RTL : Membuat kontrak waktu
untuk pertemuan SP 1 yaitu
bagaimana cara mengontrol marah
dengan latihan fisik: nafas dalam,
pukul bantal atau kasur.
Rabu,27 -01-
2021
11.00 WIB
Data
DS :
a. Klien mengatakan pernah
melakukan tindakan kekerasan
(menonjok) Ayahnya. Saat itu
klien sedang beristirahat sambil
mendengarkan musik. Tetapi
kemudian tiba-tiba ada yang
mematikan speaker tersebut.
Seketika klien menjadi emosi
dan menonjok kepala Ayahnya.
Karena ia mengira bahwa
ayahnya yang mematikan
speaker yang sedang
didengarkan. Padahal yang
mematikan speaker adalah
kakaknya. Kemudian klien
dibawa kerumah Pelayanan
Sosial Esti Tomo Wonogiri dan
ia mendapat rujukan untuk
dibawa ke RSJD Dr. Arief
Zainudin Surakarta.
b. Klien mengatakan sebelumnya
sudah pernah dirawat di RSJD
Arief Zainudin Surakarta 9 kali
dikarenakan klien suka
merusak perabotan rumah
tangga seperti piring, gelas,
S : Tn. R merasa lebih
baik setelah melakukan
latihan fisik : nafas
dalam dan pukul bantal
atau kasur.
O : Tn. R mampu
menyebutkan tanda dan
gejala, akibat yang
ditimbulkan saat marah,
klien kooperatif dan
mampu melakukan
latihan fisik : nafas
dalam dan pukul bantal
atau kasur.
A : Resiko perilaku
kekerasan masih ada.
P :
1. Mengulas SP 1.
2. Latihan fisik 2x
perhari dan saat
ingin marah.
3. Lanjutkan SP 2
(minum obat dengan
prinsip 5 benar).
73
radio, dan lain-lainnya.
DO :
a. Klien terlihat kooperatif selama
diajak berinteraksi namun
terkadang kontak mata kurang
terlebih saat kondisi
perasaannya sedang buruk.
b. Selama berinteraksi nada bicara
klien cepat dan keras.
c. Klien sudah tidak tampak ingin
emosi.
DX : Risiko perilaku kekerasan.
Terapi : a. Identifikasi penyebab, tanda
dan gejala, PK yang dilakukan,
serta akibat pk yang dilakukan.
b. Mengajarkan pasien
mengontrol marah dengan cara
fisik : nafas dalam, pukul bantal
atau kasur.
c. Buat jadwal latihan mengontrol
marah secara fisik.
RTL : Membuat kontrak waktu
untuk pertemuan SP 2 yaitu
mengontrol PK dengan cara minum
obat.
TTD
Nurul Azizah
Jum’at, 29-01-
2021
09.15 WIB
Data :
DS :
a. Tn. R mengatakan emosi
sedikit berkurang dan saat ini
merasa baik.
DO :
a. Klien terlihat lebih tenang.
b. Klien kooperatif dan hiperaktiv.
c. Pasien banyak berbicara dan
tertawa.
DX : Risiko perilaku kekerasan.
Terapi : SP 2
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan
S :
Tn. R mengatakan
masih mengingat teknik
cara mengontrol marah
dengan fisik : nafas
dalam dan pukul bantal.
Namun tidak suka
mempraktikan pukul
bantal atau kasur saat
merasa marah atau kesal
itu muncul.
O :
Tn. R terlihat lebih
tenang, kooperatif,
hiperaktiv, dan mampu
menyebutkan obat yang
74
harian klien.
b. Mengidentifikasi manfaat, efek
samping obat serta pentingnya
minum obat sesuai prinsip 5
benar.
1. Risperidon 2×2 mg.
2. Thirexyphenidyl 2×2 mg.
3. Clozapin 2×2 mg.
c. Menganjurkan klien
memasukkan kedalam jadwal
harian.
RTL :
a. Validasi latihan sebelumnya
(SP 1dan 2).
b. Mengontrak waktu untuk
pertemuan SP 3 ( ajarkan cara
mengontrol marah secara
verbal : meminta, menolak, dan
mengungkapkan sesuatu
dengan baik-baik).
sedang dikonsumsinya
diataranya:
a. Risperidon 2×2 mg.
b. Thirexyphenidyl
(THP) 2×2 mg.
c. Clozapin 2×2 mg .
A : Masalah RPK
teratasi sebagian.
P :
a. Latihan nafas
dalam, pukul bantal
2x sehari dan saat
marah.
b. Minum obat sesuai
prinsip 5 benar
secara rutin 2x
sehari.
c. Lanjutkan SP 3.
TTD
Nurul Azizah
Sabtu,30-01-
2021
13.10 WIB
Data :
DS :
a. Klien mengatakan merasa
tenang.
b. Klien mengatakan sudah tidak
marah dengan Ayahnya.
DO :
a. Pasien kooperatif.
b. Pasien tampak lebih tenang.
c. Pasien dapat berkomunikasi
dengan baik.
Dx :Risiko perilaku kekerasan.
Terapi : SP 3
S : Tn. R mengatakan
belum melakukan
latihan fisik secara
positif tetapi, Tn. R
mengatakan sudah
teratur dalam minum
obat.
O :
a. Pasien kooperatif.
b. Pasien tampak lebih
tenang.
c. Pasien mampu
mendemonstrasikan
cara mengontrol PK
dengan cara verbal.
“Ayah, Ibu kalau
75
a. Validasi latihan sebelumnya
(SP 1 dan 2).
b. Latihan cara mengontrol PK
secara verbal : meminta,
menolak, dan mengungkapkan
sesuatu dengan baik-baik.
c. Membimbing klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
RTL :
a. Validasi latihan sebelumnya (
SP 1,2, dan 3).
b. Lanjutkan SP 4 (spiritual :
berwudhu, Sholat, atau
berdzikir).
sudah ada rezeki
lebih aku pengen
dibelikan hp dan
motor baru”.
A : Masalah RPK
teratasi sebagian.
P :
a. Latihan nafas dalam,
pukul bantal atau
kasur 2x sehari.
b. Minum obat secara
teratur sesuai prinsip
5 benar 2x sehari.
c. Latihan berbicara
yang baik 2x sehari.
d. Lanjutkan SP 4.
TTD
Nurul Azizah
Senin, 01-02-
2021
13.30 WIB
Data :
DS :
a. Pasien mengatakan merasa
tenang.
b. Pasien mengatakan sudah tidak
marah dengan Ayahnya.
c. Pasien mengatakan mengetahui
cara mengontrol PK.
DO :
a. Klien kooperatif.
b. Klien tampak lebih tenang.
c. Klien tampak hiperaktiv.
d. Klien berbaur dengan teman-
temannya.
Dx : Risiko perilaku kekerasan.
S : Tn. R mengatakan
belum melakukan
latihan fisik secara
positif tetapi, Tn. R
mengatakan sudah
teratur dalam minum
obat. Terkadang
melakukan cara
bercakap-cakap yang
baik.
O :
a. Pasien kooperatif.
b. Pasien tampak lebih
tenang.
c. Pasien mampu
mendemonstrasikan
cara mengontrol PK
76
Terapi : SP 4
a. Validasi latihan sebelumnya(SP
1, 2, dan 3).
b. Latihan cara mengontrol Pk
dengan cara spiritual :
berwudhu, sholat, atau
berdzikir.
c. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
RTL:
a. Validasi latihan sebelumnya.
b. Mengontrak waktu untuk
mengevaluasi semua SP.
dengan cara spiritual
: berwudhu, sholat,
berdzikir.
A : Masalah RPK
teratasi sebagian.
P :
a. Latihan nafas dalam,
pukul bantal atau
kasur 2x sehari.
b. Minum obat secara
teratur sesuai prinsip
5 benar 2x sehari.
c. Latihan berbicara
yang baik 2x sehari.
d. Latihan cara
mengontrol marah
dengan spiritual :
berwudhu, sholat,
berdzikir. 2x sehari.
TTD
Nurul Azizah
Selasa,
02-02-2021
10.00 WIB
Data
DS :
a. Pasien mengatakan merasa
tenang.
b. Pasien mengatakan sudah tidak
marah dengan Ayahnya.
DO :
a. Klien kooperatif.
b. Klien tampak lebih tenang.
c. Klien tampak hiperaktiv.
d. Tatapan mata baik.
e. Klien berbaur dengan teman-
temannya.
Dx : Risiko perilaku kekerasan.
S : Klien mengatakan
belum melakukan
latihan secara fisik,
teratur minum obat,
jarang melakukan
latihan berbicara yang
baik, dan jarang
berwudhu, berdzikir,
dan sholat.
O : Tn. R sudah mampu
mendemonstrasikan
marah dengan cara 4 SP
seperti yang telah
diajarkan.
A : Risiko Perilaku
77
Terapi : a. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien.
b. Melatih klien mengontrol PK
dengan fisik : nafas dalam dan
pukul bantal atau kasur.
c. Melatih klien mengontrol PK
dengan minum obat secara
teratur dan benar.
d. Melatih klien mengontrol PK
dengan cara spiritual :
berwudhu, sholat, dan dzhikir.
e. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
RTL : Mengevaluasi semua SP
yang pernah dilakukan.
Kekerasan teratasi
sebagian.
P :
a. Latihan nafas dalam,
pukul bantal atau
kasur 2x sehari.
b. Minum obat secara
teratur sesuai prinsip
5 benar 2x sehari.
c. Latihan berbicara
yang baik 2x sehari.
d. Latihan cara
mengontrol marah
dengan spiritual :
berwudhu, sholat,
berdzikir. 2x sehari.
TTD
Nurul Azizah