bab iv bhn faa

Upload: emmi-maliza-hutagaol

Post on 10-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KK

TRANSCRIPT

115

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANUntuk mengefektifkan perencanaan pembangunan nasional, pemerintah terus berupaya untuk menyempurnakan sistem perencanaan pembangunan, mengindikasikan adanya komitmen pemerintah untuk mengintegrasikan dan mensinergikan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang membentuk Peraturan Daerah No. 1 tahun 2009 mengenai Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2013. Menurut data dan informasi yang didapat selama penelitian latar belakang dari kebijakan RPJMD 2009-2013 adalah :1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional3. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004 2009.4. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-20135. Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025.Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak. Demikian juga dengan kebijakan pemerintah daerah, menurut data dan informasi yang di dapat selama penelitian bahwa tujuan dari RPJMD 2009-2013 adalah untuk merumuskan kebijakan dan program pembangunan yang mengakomodir berbagai kepentingan dan aspirasi segenap lapisan masyarakat serta menjamin pelaksanaan Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang yang lebih efektif dan efisien berdasarkan prinsipprinsip transparansi, konsistensi, akuntabel, partisipatif dan demokrasi, sehingga lebih memantapkan pencapaian Visi Pemerintah Sidenreng Rappang, yang menjadikan Sidenreng Rappang sebagai Pusat Agribisnis Modern dan Lima Terbaik di Sulawesi Selatan dalam Pembangunan Manusia. Pelaksanaan pembangunan khususnya di sektor pertanian tidak terlepas dari pengaruh pemerintah kecamatan. untuk itu, pemerintah kecamatan mempunyai peran penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan yang telah di rencanakan. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran, seperti apa peranan yang dilakukan oleh pemerintah di Kecamatan Watang Sidenreng dalam memberikan daya dukung terhadap pembangunan dengan keberadaan sektor pertanian di daerah ini. Selain itu dalam penelitian ini akan mengidentifikasi sejumlah faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung maupun penghambat dalam proses pelaksanaan pembangunan khususnya di bidang pertanian yang dilakukan pemerintah daerah di Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang.4.1. Peranan Pemerintah Kecamatan Dalam Pembangunan Pertanian Di Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang Peran yang dilakukan Pemerintah daerah khususnya pemerintah Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang dalam kaitannya dengan variabel penelitian dalam mendukung pembangunan sektor pertanian, sebagai berikut :1. Pembinaan,1. Koordinasi1. Fasilitasi, dan1. Pengawasan.4.1.1. Pembinaan pemerintah kecamatan dalam mendukung pembangunan di sektor pertanianPembinaan dapat di artikan memberikan contoh-contoh yang baik kepada bawahannya tentang bagaimana berbuat dan melaksanakan tugas-tugas yang sesuai dengan pekerjaannya sehingga tugas tersebut di laksanakan dengan baik sesuai dengan yang diharapakan (Nawawi, 1995:60).a. Pembinaan camat terhadap aparat kecamatanSeorang pemimpin diharapkan mampu memberi contoh, teladan dan panutan bagi bawahannya agar mereka dapat berlaku sesuai dengan aturan yang berlaku dan menjalin kerja sama yang baik dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Demikian juga dengan camat sebagai pimpinan pada kantor kecamatan, dituntut agar mampu menjadi panutan yang baik bagi semua pegawainya dalam setiap aspek kehidupannya. Berikut ini akan disajikan jawaban informan atas pembinaan camat dalam mempengaruhi bawahan untuk ikut mendukung pembangunan di sektor pertanian di lakukan dengan membimbing, memberi arahan, memberi petunjuk kepada aparat dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan aturan sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang kondusif dan cakap di bidang tugasnya.Pernyataan sekertaris kecamatan Bapak Tri kerwiady, terhadap pembinaan yang di lakukan camat kepada aparat kecamatan......dalam memberikan pembinaan terhadap aparat kecamatan tentu saja camat harus mampu menjadi panutan yang dapat menciptakan kondisi kerja yang kondusif, hal ini dilakukan dengan memberikan bimbingan maupun petunjuk-petunjuk terhadap aparat kecamatan selain itu pemberian fasilitas juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan tugas aparat yang ada di Kecamatan Watang Sidenreng.... (wawancara, Selasa, 5/7/2011. Pukul 09. 15 )

Hal tersebut di pertegas salah satu staf kecamatan Bapak M. Alwi, menurutnya ;

.....terkadang pak camat memberikan bimbingan berupa arahan dan petunjuk-petunjuk pada kami, beliau juga biasa di tempati konsultasi mengenai tugas yang sedang di laksanakan.... (wawancara, Kamis, 14/7/2011, pukul 10.30)

Dari pernyataan di atas, bahwa bentuk pembinaan yang dilakukan oleh camat dalam mengembangkan potensi aparat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, bersifat pemberian bimbingan yaitu memberi arahan-arahan, memberi petunjuk, camat juga terkadang memberikan kesempatan untuk aparat melakukan konsultasi dalam bentuk pemberian penjelasan, memberi masukan kepada aparat. Dari data yang di dapat selama penelitian, bentuk pendidikan latihan (Diklat) yang di ikuti oleh aparat kecamatan berupa Diklat struktural dan Diklat teknis fungsional. Hal ini merupakan gambaran bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh Camat Watang Sidenreng dalam meningkatkan kinerja aparat kecamatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah di berikan dengan mengikutkan aparat untuk mengikuti pendidikan dan latihan, seperti :1. Pelatihan aparatur perencana TK.I Sul-Sel,2. Bintek pengelolaan keuangan daerah,3. Pelatihan manajemen perencana,4. Analisis jabatan,5. Bintek pengelolaan asset daerah,6. Bintek pengelalaan barang daerah,7. Bintek penilaian asset daerah,8. Pelatihan perencanaan partisifatif pemberdayaan masyarakat desa,9. Pelatihan asistensi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,10. Diklat perencanaan proyek, dan11. Diklat analisis pengolahan data.Dari hasil observasi di lapangan adapun bentuk pembinaan camat dalam memberikan contoh kedisiplinan terhadap bawahan berupa ketepatan waktu datang dan pulang, atribut kedinasan pada saat jam kerja, serta keberadaan di kantor pada saat jam dinas. Tentang ketepatan waktu hadir, baik itu datang dan pulang kantor, camat pada waktu-waktu tertentu seringkali juga dipengaruhi oleh adanya tugas atau kepentingan lain yang dilaksanakan pada waktu tersebut, sehingga kadangkala camat langsung ke lokasi tugas dan atau pulang juga demikian. Melihat kondisi seperti ini, ketidakberadaan camat dikantor pada saat jam mungkin disebabkan oleh adanya tugas lain, misalnya menghadiri undangan rapat dan mengurus sesuatu diluar kantor camat. Hal ini pun penulis rasakan sendiri dimana penulis pada saat melakukan penelitian yang harus menunggu hingga beberapa hari untuk bisa ketemu dengan camat, karena camat harus menyelesaikan urusan di luar daerah. Dari beberapa hari melakukan observasi, penulis melihat adanya pengaruh camat ataupun sekertaris pada aparat/staf kecamatan dalam hal kedisiplinan keberadaan di kantor pada saat jam dinas, keberadaan camat di kantor sangat mempengaruhi prilaku bawahannya, dimana apabila camat tidak ke kantor biasanya langsung di manfaatkan oleh sebahagian pegawai untuk hadir dan pulang kantor tidak sesuai dengan peraturan yang ada.b. Bimbingan pemerintah kecamatan terhadap masyarakat Pembinaan pemerintah kecamatan terhadap masyarakat, tentunya bukan hanya camat dan aparat kecamatan yang berperan, melainkan seluruh aparat di kecamatan termasuk UPT/ instasi ataupun pihak pemerintah desa dalam hal peningkatan pertisipasi masyarakat dalam pembangunan. PP 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan pada Pasal 16 Tugas Camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat pada poin a. mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan dan kecamatan.Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam suatu kagiatan ada berbagai cara yang di lakukan pemerintah kecamatan, seperti yang di ungkapkan Sekertaris Kecamatan Watang Sidenreng. Beliau mengungkapkan ;.....dalam pembangunan tidak bisa di pungkiri bahwa partisipasi masyarakat sangat di butuhkan, tentunya kami perlu kerja keras melakukan penyadaran/pembinaan mengenai pembangunan itu sendiri, pembinaan yang dilakukan seperti perintah langsung, bimbingan/arahan, pidato, ceramah-ceramah, pemasangan poster-poster, maupun ransangan lain berupa pembangunan fisik yang telah di bangun oleh pemerintah. Dalam hal ini kami harus bekerja sama dengan unit pemerintah yang lain untuk menarik perhatian masyarakat supaya mereka ikut berperan, karena hasil pembangunan itu tentunya untuk kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat..... (wawancara, Rabu, 6/7/2011. Pukul 12.15)

Dari pernyataan diatas, bahwa pemerintah kecamatan khususnya camat memberikan perintah langsung, mengundang masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, kegiatan yang dilakukan pihak Kecamatan Watang Sidenreng dengan melakukan sosialisasi melalui pidato, dan ceramah-ceramah, pemasangan iklan. Hal tersebut ditujukan untuk menyadadarkan masyarakat agar mereka ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Akan tetapi menurut sebagian dari pihak masyarakat bahwa itu hanya pernyataan pihak kecamatan berbeda dengan koondisi yang ada di lapangan.Menurut kepala desa talawe Bapak Maud Saade (43) menurutnya ;..saya rasa pembinaan yang dilakukan aparat kecamatan terkhusus kepada masyarakat memang tidak terlalu besar, kalaupun ada hanya bersifat penyampaian, perintah kepada aparat desa, ataupun aparat pelaksana teknis yang nantinya di teruskan ke masyarakat (wawancara, Minggu, 10/7/2011, pukul 13.20)Hal ini pun di pertegas oleh tanggapan masyarakat Bapak H. Dini (73) salah satu tokoh masyarakat desa aka-akae mengenai pembinaan kepada masyarakat, .....sebenarnya pemerintah kecamatan tidak secara langsung menyampaikan kepada masyarakat karena yang banyak mengajak untuk ikut dalam kegiatan pembangunan umumnya adalah aparat desa khususnya kepala desa, dengan menyampaikan informasi dalam forum-forum tertentu ataupun mengajak masyarakat secara langsung.. (wawancara, Jumat 15/7/2011, pukul 13.00)

Peran pemerintah kecamatan dalam membina masyarakat untuk ikut berperan dalam pembangunan dinilai tidak begitu besar karena pada umumnya yang menjadi pembina/pembimbing sekaligus pemberi arahan dalam hal ini mengajak masyarakat secara langsung adalah aparat desa dan kelurahan, kalaupun ada itu sifatnya perintah kepada kepala desa untuk di di sampaikan secara luas kepada masyarakat. Pembinaan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang arti dari partisipasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan. salah satu contoh yaitu Pemberian arahan yang dilakukan kepada masyarakat merupakan salah satu langkah dalam pelaksanaan pembangunan terhadap pelibatan masyarakat itu sendiri. Karena arahan merupakan metode yang di tempuh dengan menitik beratkan pada otoritas para pemilik kuasa (pemerintah) dalam menggerakkan masyarakatnya untuk ambil bagian dalam pembangunan. Hal ini ditempuh untuk menyatukan persespsi masyarakat tentang apa yang akan dilaksanakanAdapaun pengakuan masyarakat mengenai perannya dalam suatu kegiatan di ungkapkan salah satu tokoh masyarakat, Bapak Alimuddin (41) menurutnya ;.....berbicara mengenai peran mungkin juga termasuk sumbangan pendapat/gagasan kepada pemerintah, hal tersebut disampaikan melalui forum-forum tertentu. Kalau dalam pelaksanaannya biasanya kami ikut dalam pelaksanaan secara gotong-royong, adapun mungkin bentuk sumbangan materi atau barang itu hanya di lakukan oleh kelompok masyarakat yang mungkin punya materi lebih.... (wawancara, Selasa, 12/7/2011, pukul 12.20)

Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat dalam konteks pembangunan partisipasif secara langsung ikut telibat dalam penggalian gagasan. Seperti pengakuan salah satu infoman bahwa bentuk partisipasi masyarakat selama ini seperti ikut langsung terlibat dalam penggalian gagasan serta ikut dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, dan juga ada sebagian masyarakat menyumbangkan materi seperti uang, peralatan, dll.Hal tersebut sesuai dengan pendapat pada suatu paham bahwa bilamana masyarakat merasa memiliki akses terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat pada tiap tingkatan keputusan. Hal ini menurut Horoepoetri, Arimbi dan Santosa (2003), yang mengemukakan salah satu dimensi peran adalah sebagai strategi. Penganut paham ini mendalilkan bahwa peran merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat (public supports). Pendapat ini didasarkan pada suatu paham bahwa bilamana masyarakat merasa memiliki akses terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat pada tiap tingkatan keputusan didokumentasikan dengan baik, maka keputusan tersebut akan memiliki kredibilitas.Menurut data yang didapat selama observasi dilapangan, dari undangan langsung yang diprakarsai pemerintah kecamatan untuk melibatkan partisipasi masyarakat maupun instansi pemerintah yang ada di wilayah kecamatan dengan cara mengundang seperti pada pelaksanaan ;3. Sosialisasi petunjuk teknis ADD,3. Sosialisasi perpajakan PBB,3. Rapat koordinasi program pemberdayaan masyarakat,3. Pelaksanaan musyawarah tudang sipulung tingkat Kecamatan Watang Sidenreng,3. sosialisasi PNPM-MP,3. Pelaksanaan musrembang tingkat kecamatan, dan3. Sosialisasi perundang undangan, dll. `Dari data diatas dapat digambarkan bahwa pihak kecamatan dalam melibatkan masyarakat, kepala UPTD, kepala desa dan lurah, terlihat adanya insiatif untuk mengundang tokoh masyarakat untuk hadir pada suatu kegiatan ataupun pertemuan yang di prakarsai oleh pihak kecamatan.c. Pembinaan pemerintah kecamatan terhadap UPTDPembahasan selanjutnya dalam penelitian ini adalah pembinaan terhadap unit kerja pemerintahan yang ada di wilayah Kecamatan Watang Sidenreng. Pembinaan unit kerja pemerintahan yang ada di Kecamatan Watang Sidenreng umumnya dilakukan secara formal dalam rapat-rapat sebelum pelaksanaan program kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan pertanian. Dalam hal ini terdapat di dalam PP No 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan. Pasal 16 Tugas Camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, sebagaimana pada poin (b) berbunyi melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan. Hal ini pun di ungkapkan oleh Bapak H. Masri selaku kepala BPP Kecamatan Watang Sidenreng ;....Setiap ada kegiatan atau program tentu perlu ada pembinaan terlebih dahulu, tapi kalau yang saya ingat pembinaan itu hanya bersifat pemberian informasi mengenai gambaran umum tempat kegiatan dilaksanakan, pembinaan terhadap aparat BPP sendiri secara formal di lakukan Badan Penyuluhan Ketahanan Pangan.... (wawancara, kamis 20/1/2011, pukul 14.30)

Hal ini pun di pertegas oleh Bapak M. Asri selaku pemimpin pertanian kecamatan;.....masalah pembinaan terhadap unit kerja yang di lakukan oleh aparat kecamatan saya rasa tidak pernah di lakukan karena hubungan pemerintah kecamatan dengan pihak UPTD yang ada di wilayah kecamatan hanya sebatas koordinasi......(wawancara, kamis 20/1/2011, pukul 13.10)

Di akui juga oleh aparat kecamatan Bapak Abd. Hamka, B. Sc, selaku Kasi ekononi dan pembangunan ;.......memang hubungan antara pemerintah kecamatan dengan UPTD/instansi pemerintah yang ada di wilayah kecamatan hanya bersifat koordinasi, dalam hal pembinaan saya rasa tidak terlalu banyak dilakukan, kalaupun ada itu hanya hanya bersifat petunjuk-petunjuk mengenai keadaan sosial budaya masyarakat..... (wawancara, Rabu, 6/7/2011. Pukul 12.15)

Dari pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak kecamtan dengan UPT/ instansi pemerintahan yang ada di wilayah kecamatan hanya berbentuk pemberian informasi, karena pembinaan secara teknis dilakukan oleh masing-masing SKPD yang mempunayai UPT di wilayah kecamatan. Bentuk pembinaan terhadap UPT yang ada di wilayah kecamatan hanya memberi informasi data mengenai keadaan wilayah yang menjadi sasaran program/ kegiatan pembangunan yang di lakukan oleh setiap UPTD yang ada di wilayah Kecamatan Watang Sidenreng.4.1.2. Koordinasi pemerintah kecamatan dalam mendukung pembangunan di sektor pertanianMasalah koordinasi erat kaitannya dengan masalah kepemimpinan. Soewarno dalam Riyadi dan Bratakusumah, (2003:311) mengemukakan bahwa koordinasi merupakan konsep dasar kedua disamping kepemimpinan sebab koordinasi dan kepemimpinan (leadership) tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling mempengaruhi.Dalam hubungannya dengan proses pembangunan, baik pada skala nasional dan skala lokal, peran kepemimpinan dipegang oleh pemerintah, ini wajar karena pemerintah merupakan komponen negara yang memiliki otoritas (kewenangan) dengan segala acuan dan regulasi yang sah. Dengan demikian koordinator pembangunan pada dasarnya adalah pemerintah. Pemerintah menjadi agent of change dari Agent of Development (agent perubahan dan perubahan berencana). Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan, program-program dan proyek-proyek. Dalam perencanaan peran perencana dan penganggaran dimaksud untuk memobilisasi dana disalurkan pada program-program pembiayaan pada prioritas pembangunan.a. Koordinasi pemerintah kecamatan dengan UPTD Koordinasi yaitu suatu upaya yang dilaksanakan oleh kepala wilayah guna mencapai keselarasan, keserasian dan keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua instansi vertikal, dan antara instansi vertikal dengan dinas daerah agar tercapai hasil guna dan daya guna (PP. No. 6 tahun 1988). Hasil wawancara dengan beberapa aparat kecamatan dengan instansi yang ada di Kecamatan Watang Sidenreng sebagai berikut :Diakui oleh Bapak Bolong, BSc Kepala Sub Perencanaan Kecamatan Watang Sidenreng ;......fungsi koordinasi sangatlah diperlukan dalam pelaksanaan suatu kebijakan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi program kegiatan. saya katakan demikian karena setiap instansi pemerintah yang ada di wilayah kecamatan seharusnya melakukan koordinasi secara efektif walaupun hanya komunikasi, rapat-rapat kerja, penyampaian data, pemberian informasi, serta konsultasi dengan pemerintah yang ada di kecamatan, menurut saya tujuan komunikasi itu sangat memudahkan bagi semuan pihak dalam melaksanakan program/kegiatan yang akan diterapkan dalam masyarakat.... (wawancara, Rabu, 6/7/2011. Pukul 10.30)

Dari hasil observasi di lapangan, memang ada fungsi koordinasi pemerintah kecamatan dengan semua instansi yang ada di wilayah kecamatan dalam setiap pelaksanaan program kegiatan, koordinasi tersebut di lakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai pada evaluasi program yang telah dilaksanakan. Dari data yang di dapat dari hasil wawancara dengan informan mengenai koordinasi yang dilakukan oleh pihak kecamatan bersifat rapat kerja, rapat koordinasi, permintaan penyampaian data, pemberian informasi, konsultasi serta sosialisasi kepada masyarakat yang umumnya di lakukan dengan cara mengundang untuk datang dalam suatu forum.Dengan demikian, maka koordinasi sangat penting dilakukan dalam proses perencanaan, proses perencanaan dimaksud diiterpretasikan sebagai konsistensi proses rencana unit kerja dengan visi daerah yang dijabarkan dalam kebijakan yang terdapat dalam program kegiatan yang terdapat pada RPJMD 2009-2013 Kabupaten Sidenreng Rappang. Koordinasi pemerintah kecamatan dengan UPT (instansi pelaksana teknis) kegiatan pembangunan khususnya sektor pertanian. Diungkapkan Bapak Muh. Asri, SP selaku pemimpin pertanian kecamatan,.......penyaluran kominikasi dengan UPT/insatansi dalam pelaksanaan suatu kegiatan maupun program selalu di lakukan dengan pihak kecamatan, dengan harapan bahwa kami tidak mau ketika ada suatu masalah ada pihak saling menyalahkan, koordinasi itu cukup mudah dilakukan karena setiap UPT yang ada di wilayah Kecamatan Watang Sidenreng setiap pagi datang untuk apel pagihal ini memudahkan kita untuk melakukan komunikasi dengan mereka setelah selesai apel.... (wawancara, kamis 20/1/2011, pukul 13.10)

Dari pernyataan diatas, salah satu fungsi kecamatan dalam mendukung program kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan yang mempunyai program kerja yang ada di wilayah kecamatan adalah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak dari instansi pemerintahan yang ada di wilayah Kecamatan Watang Sidenreng. Sebagai contoh dalam pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) perlu di lakukan koordinasi antar instansi di tingkat Kecamatan, maka Bupati membentuk Tim Teknis tingkat Kecamatan. tim teknis kecamatan diketuai camat dibantu oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai sekretaris, kantor cabang dinas pertanian (KCD) dan Kepala Desa lokasi PUAP sebagai anggota.Tugas utama dari tim teknis Kecamatan adalah melaksanakan kebijakan teknis yang dirumuskan oleh bupati dan pengendalian pelaksanaan PUAP di tingkat desa lingkup kecamatan. Tim Teknis PUAP Kecamatan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan reguler dan kunjungan lapangan ke desa dan GAPOKTAN untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan teknis bupati.Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan di tingkat kecamatan, unsur utama pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan adalah (1) Camat dan perangkatnya, dan (2) Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK), yang tugas dan fungsinya dalam hal koordinasi yaitu; Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri pedesaan di wilayah kerjanya, melakukan koordinasi dan kerjasama dengan forum kelembagaan masyarakat di tingkat kecamatan, melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan tim fasilitator untuk bersama-sama menangani penyelesaian permasalahan dan pengaduan mengenai pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan di wilayah kerjanya.Hal ini di lakukan karena adanya kesadaran dari pelaksana teknis kegiatan untuk menghindari masalah-masalah yang timbul akibat adanya kurang komunikasi. Koordinasi sangat mudah dilakukan karena selain jarak tempuh antara letak kecamatan dengan UPT tidak terlalu jauh, menurut pernyataan informan dari pihak kecamatan bahwa koordinasi biasa di lakukan melalui media elektronik seperti hand phon (HP) ndan telepon. Apalagi pihak UPT yang ada di kecamatan selalu melakukan apel pagi di kantor camat hal tersebut memudahkan komunikasi dengan pemerintah kecamatan selesai apel. Akan tetapi dari hasil observasi di lapangan terlihat ketika apel dilaksanakan pada jam 08.00 wita sangat banyak aparat dari UPTD yang tidak datang. b. Koordinasi pemerintah kecamatan dengan pemerintah desa dan kelurahan Koordinasi pemerintah kecamatan dengan pemerintah desa dan kelurahan menurut pernyataan Kepala Desa Aka-Ake Bapak H. Muh Jufri Cambong (55), menurutnya ;.....setahu saya koordinasi itu sering dilakukan karena dalam perencanaan pembangunan khususnya sektor pertanian jalur komunkasi dengan pihak kecamatan berjalan lancar adapun bentuk koordnasi seperti adanya kesempatan untuk melakukan konsultasi, rapat-rapat kegiatan serta pemberian informasi kepada pihak pemerintah desa, apakah itu sekertaris ataupun BPD yang ada di desa, Mengenai tujuan koordinasi itu sendiri tentunya untuk mempermudah kegiatan ataupun supaya tidak terjadi tumpang tindih mengenai kewenangan masing-masing aparat.... (wawancara, Rabu, 19/7/2011, pukul 15.30)Dari pernyataan di atas bahwa bentuk koordinasi yang di lakukan pemerintah kecamatan terhadap pemerintah desa dan kelurahan, yaitu malakukan rapat kerja, memberikan kesempatan untuk konsultasi kepada pihak kecamatan, maupun memberikan informasi-informasi mengenai program kegiatan yang akan di laksanakan di wilayah desa dan kelurahan.Pentingnya suatu koordinasi diakui oleh beberapa informan sangat penting dilakukan, karena koordinasi dalam pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya untuk menyerasikan dan menyelaraskan aktivitas-aktivitas pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai komponen, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Dalam pelaksanaan koordinasi Pemerintah Kecamatan Watang Sidenreng menerapkan dalam keseluruhan proses pembangunan sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan sampai kepada evaluasinya, jadi dalam hal ini koordinasi meliputi keseluruhan proses manajemen pembangunan.Melaksanakan fungsi dan peran sebagai koordinasi dalam pembangunan sebagaimana diperankan oleh pemerintah khususnya pemerintah kecamatan memang tidak mudah. Apabila dalam unsur pemerintah tersebut yang bergerak sebagai pelaku pembangunan terbagi dalam beberapa institusi, badan lembaga atau departemen sesuai dengan bidang masing-masing. Disamping itu swasta dan masyarakatnya pun masih terbagi juga kedalam berbagai fungsi dan peran, seperti kalangan industri, kalangan perbankan, jasa dan pelayanan. Koordinasi pembangunan sangat penting sebagaimana dikemukakan oleh Riyadi dan Bratakusumah, (2003:312) bahwa (1) koordinasi dalam pembangunan sangat diperlukan sebagai suatu konsekwensi logis dari adanya aktivitas dan kepentingan yang berbeda, (2) aktivitas yang berbeda juga membawa konsekwensi logis terhadap adanya tanggung jawab yang secara fungsional berbeda pula, (3) ada institusi, badan, lembaga yang menjalankan peran dan fungsinya masing-masing, (4) koordinasi merupakan alat sekaligus upaya untuk melakukan penyelarasan dalam proses pembangunan sehingga akan tercipta suatu aktivitas yang harmonis, sinergis dan serasi untuk menciptakan tujuan bersama.4.1.3. Fasilitasi pemerintah kecamatan dalam mendukung pembangunan di sektor pertanianDalam pelaksanaan suatu kebijakan fasilitas yang diberikan pemerintah memang sangat dibutuhkan seperti halnya pemberian informasi mengenai kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan serta fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) yang ada di wilayah kecamatan.Fasilitasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mempermudah kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan makna kemudahan dalam kaitannya dengan kualitas pelayanan publik yaitu mencakup seluruh upaya yang dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan publik. Dimensi kemudahan dalam pelayanan kepada masyarakat biasanya seperti akses informasi yang memadai, sikap aparat dalam berkomunikasi dengan masyarakat dan prosedur pelayanan sederhana.a. Fasilitasi pemerintah kecamatan dalam pelayanan informasiDalam pelaksanaan suatu kebijakan tentunya tidak terlepas dari pemberian pelayanan kepada masyarakat pernyataan kepala seksi pelayanan umum ibu Andi Warna sebagai berikut ;.....pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pembangunan di sektor pertanian hanya sebatas pemberian Rekomendasi, surat keterangan. karena sangat disayangkan kewenangan yang di berikan PEMDA terhadap pemerintah kecamatan dalam hal ini pemberian izin sampai saat ini belum ada aturan yang mengatur secara jelas mengenai kewenangan itu. kalau mengenai kemudahan dalam pelayanannya saya rasa itu adalah tugas kami untuk memberi pelayanan, dalam hal ini masyarakat harus melengkapi berkas administarsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di kantor kecamatan.... (wawancara, Kamis, 7/7/2011, pukul 11.15)

Dari data yang di dapat sewaktu pengambilan data di kantor Kecamatan Watang Sidenreng bentuk pelayanan yang banyak diurus masyarakat, sesuai dengan kewenangan pemerintah kecamatan dalam Peraturan Bupati Kabupaten Sidenreng Rappang nomor 39 tahun 2008, sebagai berikut :1. Rekomendasi dalam hal pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP);2. Rekomendasi terhadap pengurusan surat keterangan pindah/mutasi penduduk (lahir, mati, pendatang) termasuk pindah antar kabupaten/kota dan antar provinsi di wilayah dan perkawinan;3. Pemberian penomoran rumah dan bangunan;4. Pemberian rekomendasi dan fasilitasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);5. Pemberian rekomendasi dan fasilitasi Izin keramaian;6. Pemberian pelayanan umum kepada masyarakat;7. Fasilitasi pemberian rekomendari dalam hal pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Tempat Usaha (SITU), dan Izin pemasangan papan reklame serta izin gudang;8. Pemberian rekomendasi mendapatkan bantuan.Dari data dan hasil observasi yang di dapat selama penelitian bentuk fasilitasi pemerintah kecamatan dalam hal pelayanan khususnya mengenai pembangunan sektor pertanian yaitu pemberian rekomendasi mendapatkan bantuan, seperti bantuan pupuk, bantuan dana, persetujuan pembentukan kelembagaan kelompok tani, serta fasilitasi dalam persetujuan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK). Inti dari wawancara beberapa informan menyatakan bahwa tampa persetujuan dari pihak kecamatan segala bentuk bantuan, pengusulan pembentukan kelompok tani dan RDKK, maka berkas masyarakat tidak dapat di teruskan ke dinas terkait. Jadi, peran pemerintah kecamatan dalam memfasilitasi masyarakat hanya sebatas mengetahui dan menyetujui berbagi kepentingan masyarakat. Tanggapan masyarakat menganai hal pelayanan umum yang ada di Kantor Kecamatan Watang Sidenreng dinyatakan oleh Bapak Mahmud Rapi, selaku ketua kelompok tani ;.....pelayanan yang di berikan pemerintah kecamatan saya rasa cukup sederhana karena saya pernah mengurus permohonan bantuan dan dikantor kecamatan, aparat kecamatan sangat merespon bahkan kami disambut dan ditanyakan mengenai keperluan apa yang hendak diurus, serta di arahkan keruangan ke aparat mana kami harus berurusan......(wawancara, Senin, 18/7/2011, pukul 10.20)

Kemampuan aparat berkomunikasi dengan masyarakat dinilai sudah cukup sederhana dalam memberikan pelayanan. Berdasarkan wawancara dengan beberapa petugas, tentunya hal ini perlu difahami bahwa sebenarnya aparat kecamatan di Kecamatan Watang Sidenreng ada memang yang di khususkan untuk menyambut masyarakat yang hendak mengurus kepentingan tertentu, sehingga bagi masyarakat yang membutuhkan informasi jelas akan dilayani oleh aparat tersebut. Idealnya masyarakat datang ke kantor camat menyampaikan apa yang dibutuhkan, kemudian diarahkan oleh aparat kecamatan ke ruangan mana yang hendak di urus masyarakat. Hal ini perlu pertahankan oleh aparat kecamatan khususnya Kecamatan Watang Sidenreng, karena komunikasi merupakan aspek yang penting dalam menyambungkan hubungan antara yang membutuhkan dan yang memberikan layanan. Hal ini sebagaimana dikemuakan oleh Ryaas Rasyid (1997 : 42) bahwa Komunikasi yang baik dengan masyarakat akan membuat suasana pelayanan menjadi luwes dan menyenangkan, dimana masyarakat merasa mendapatkan respon yang baik dari aparatur melalui komunikasi yang baik. Namun demikian banyak aparatur pemerintah yang kurang informatif dalam berhubungan dengan masyarakat. Senada dengan pernyataan dari Bapak Muslimin (44) selaku petani di desa aka-akae, menurutnya ;.....kalau menurut saya aparat kecamatan sangat berbelit-belit dalam melayani masyarakat, saya katakan demikian karena pernah saya mengurus rekomendasi mengenai proposal bantuan dana, disana saya disuruh pulang balik ke kantor desa..... (wawancara, Minggu, 17/7/2011, pukul 10.10)

Prosedur pelayanan publik khususnya layanan yang berkaitan dengan pertanian yang ada di kantor camat watang sidenreng dinilai oleh sebagian informan sudah cukup sederhana. Namun informan yang lain menilai bahwa prosedur pelayanan Kantor camat watang sidenreng kurang sederhana atau masih berbelit-belit. Hal ini juga belum sepenuhnya difahami oleh para masyarakat, karena sesuai ketentuan prosedur pelayanan yang berlaku di lingkungan kantor camat, bahwa untuk mendapatkan layanan maka pemohon harus melengkapi administarsi yang telah ditentukan dalam prosedur umum pelayanan. Disini dapat dimaknai bahwa untuk memberikan pelayanan dengan baik maka diperlukan adanya kemampuan instansi pemerintah untuk menyampaikan atau mempublikasikan informasi prosedur pelayanan, sehingga masyarakat dapat mengetahuinya saat berhubungan dengan instansi tersebut. Dari hasil observasi di lapang terlihat jelas di papan pengumuman yang menyatakan bahwa segala pengurusan atau pelayanan admistrasi di kecamatan harus melampirkan bukti pembayaran PBB. Hal ini memudahkan masyarakat dalam hal pelayanan, karena pelayanan yang sederhana akan membuat masyarakat tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan suatu produk layanan, dimana salah satu penyebab masyarakat menunggu terlalu lama dalam berurusan dengan pemerintah adalah kesulitan dalam memperoleh hasil. Menurut Siagian (1994 : 116) mengemukakan ada kesan bahwa untuk berurusan dengan birokrasi pemerintah maka kita akan berhadapan dengan ketidakjelasan memperoleh penyelesaian urusan yang sebetulnya mudah, dapat saja dipersulit.Dari pernyataan diatas penulis menyimpulakan bahwa pemerintah kecamatan selalu berusaha memberikan kemudahan-kemudahan dalam pemberian pelayanan kalaupun ada ketidakpuasan dari masyarakat itu dimungkinkan karena adanya kesalahan atau kelengkapan berkas administrasi yang diurus oleh pihak masyarakat.b. Memfasilitasi penyelenggaraan musrenbang kecamatanDalam memfasilitasi penyelenggaraan musrenbang tingkat desa, kelurahan dan kecamatan. Dari hasil observasi di lapangan fasilitasi penyelenggraan musrembang oleh aparat kecamatan memang tidak mudah di lakukan olehnya itu penggalian gagasan/ide yang langsung bersumber dari masyarakat di lakukan secara berjenjang. Dengan perubahan paradigma pembangunan, maka seluruh komponen masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan pelaksanaan pembangunan. Sehingga pengelolaan pembangunan dapat dilaksanakan secara transparan, responsip dan dapat dipertanggung jawabkan khususnya dalam menyusun rencana pambangunan yang bertumpu pada partisipasi masyarakat dan kemitraan serta aspiratif terhadap kebutuhan masyarakat. Penyusunan perencanaan pembangunan tersebut dimulai di tingkat kelurahan yang biasa kita kenal dengan musrenbang tingkat desa/kelurahan, kemudian diteruskan dengan musyawarah perencanaan pembangunan tingkat kecamatan yang biasa disebut musrenbang tingkat kecamatan.Tujuan dilaksanakannya musrenbang tingkat kecamatan adalah untuk menyusun perencanaan pembangunan yang dibutuhkan masyarakat kecamatan serta sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan tingkat kabupaten. Pernyataan Camat Watang Sidenreng mengenai penyelenggraan musrembang ; ......berbicara mengenai penyelenggraan musrembang itu dilakukan secara berjenjang, tentunya pihak kecamatan memfasilitasi kegiatan itu mulai dari tudang sipulung yang dilakukan di tingkat desa, kemudian dilanjutkan dengan musrembang tingkat desa/kelurahan sampai pada musrembang tingkat kecamatan, fasilitas yang diberikan umumnya seperti penetapan tempat, waktu, mengundang pihak-pihak dari SKPD serta penyebaran informasi terhadap pelaksanaan kegiatan musrembang, pada hasilnya ditentukanlah program prioritas pembanguan wilayah kecamatan..... (Wawancara, Jumat 22/7/2011. Pukul 10.00)

Dinyatakan bahwa penyelenggraan musrembang tingkat kecamatan itu dilakukan secara berjenjang, mulai dari tudang sipulung (duduk bersama) kemudian dilanjutkan dengan musrembang tingkat desa dan kelurahan kemudian hasil dari musrembang desa dilanjutkan pada musrembang tingkat kecamatan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan memiliki peran penting dan strategis yang dapat berperan sebagai subyek pembangunan. Dari hasil observasi selama penelitian pada kegiatan tudang sipulung di desa damai pada tanggal 21 januari 2011 yang sempat diikuti oleh penulis di dua desa, peserta hanya membahas sekilas pada sektor pertanian saja yang sifatnya teknis. Akan tetapi pada musrembang tingkat desa dan kelurahan membahas rencana pembangunan yang sifatnya fisik. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak H. Muh. Jufri Cambong selaku kepala desa, menurutnya ;.memang pada kenyataannya aparat pemerintah yang ada hanya memfasilitasi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan tudang sipulung seperti menjadi fasilitator, dalam kegiatan ini saya rasa hanya akan di bahas mengenai masalah teknis pertanian.kalau pada musrembang desa itu gagasan masyarakat digali secara luas artinya semua sektor di bahas pada forum ini.. (wawancara, Rabu, 19/7/2011, pukul 15.30)

pada pelaksanaan musrembang tingkat desa dan kelurahan camat atau aparat kecamatan hanya sebagai fasilitator, dan yang menjadi penanggung jawab kegiatan adalah kepala desa atau lurah. Pernyataan aparat Kecamatan Watang Sidenreng mengenai perannya sebagai fasilitator pada pelaksanaan musrembang tingkat desa sebagai berikut :1. Sebagai NarasumberMampu menyediakan dan siap dengan informasi-informasi termasuk pendukungnya yang berkaitan dengan program, dalam hal ini pemerintah kecamatan. harus mampu menjawab pertanyaan, memberikan ulasan, gambaran analisis maupun memberikan saran atau nasehat yang kongkrit dan realistis agar mudah diterapkan.2. Sebagai GuruAparat kecamatan seringkali dibutuhkan untuk membantu masyarakat dalam mempelajari dan memahami keterampilan atau pengetahuan baru dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan program. Sebagai fasilitator harus mampu menyampaikan materi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi dan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat serta mudah diterapkan tahap demi tahap.3. Sebagai Mediator:a. Mediasi potensiMembantu masyarakat memediasi/ mengakses potensipotensi yang dapat mendukung pengembangan dirinya misalnya: sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, peluang pasar dsb.b. Mediasi berbagai kepentinganMenengahi apabila diantara kelompok atau individu di masyarakat terjadi perbedaaan kepentingan. Perlu diingat fungsi ini bukan berarti fasilitator perlu memutuskan tetapi hanya perlu mengingatkan masyarakat tentang konsistensi terhadap berbagai kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Arti lain adalah menyesuaikan berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan bersama. Jika diperlukan seorang fasilitator bisa membantu masyarakat dengan memberikan berbagai alternative kesepakatan dalam menyesuaikan berbagai kepentingan demi tercapainya tujuan bersama. Untuk itu seorang fasilitator harus netral dan tidak memihak kepada salah satu kelompok saja.c. Sebagai Perangsang Sering ditemui bahwa masyarakat jarang mengetahui dan mengenal potensi dan kapasitasnya sendiri. Untuk itu seorang fasilitator harus mampu merangsang dan mendorong masyarakat untuk menemukan dan mengenali potensi dan kapasitasnya sendiri. Sehingga masyarakat dapat melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan secara mandiri. Sehingga pada saat tertentu seorang fasilitator harus tahu kapan dirinya berfungsi sebagai animator artinya masyarakat dapat berfungsi penuh / mandiri dalam memutuskan segala sesuatu tanpa bayang-bayang intervensi fasilitatornya.Dari data yang didapat sewaktu melakukan penelitian pelaksanaan musrembang tingkat kecamatan mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap pelaksanaan kegiatan. Fasilitasi yang di lakukan sebagai berikut :Pada tahap persiapan pemerintah kecamatan melakukan :1. Menyusun jadwal dan agenda,2. Mengumumkan secara terbuka mengenai mengenai agenda musrembang tingkat kecamatan,3. Membuka pendaftaran dan mengundang calon peserta,4. Membangikan bahan musrembang yang akan dibahas, dan5. Menyiapkan lokasi dan paralatan.Pada tahap pelaksanaannya, pemerintah kecamatan melakukan :6. Menyiapkan daftar hadir musrembang,6. Membangikan tatatertertib musrembang kecamatan,6. Pemaparan camat selaku penanggung jawab kegiatan serta pemaparan SKPD yang di undang untuk hadir,6. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk member tanggapan,6. Membahas dan memusyawarakan setiap tanggapan dari masyarakat, dan 6. Membuat berita acara. Dari data diatas digambarkan mengenai tahapan persiapan sampai pada pelaksanaan musrembang kecamatan, pemerintah kecamatan memfasilitasi kegiatan mulai dari menentukan tempat, waktu, menyiapkan agenda, mengundang delegasi dari SKPD dan utusan dari desa dan kelurahan. Pada tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan musrembang pemerintah kecamatan memberikan kesempatan kepada setiap masyarakat untuk menggapi pemaparan yang di sampaikan oleh pihak kecamatan maupun dari pihak SKPD.c. Memfasilitasi unit pelaksana teknis dinasSelanjutnya mengenai fasilitasi pemerintah kecamatan terhadap unit kerja pemerintahan yang mempunyai program kerja di wilayah kecamatan. Pernyataan sekertari kecamatan Bapak Tri Kerwiady menurutnya ;.....bentuk fasilitas yang diberikan pemerintah kecamatan terhadap unit kerja pemerintahan hanya bersifat petunjuk-petunjuk teknis terhadap gambaran dan kondisi sosial budaya masyarakat, mengenai pemberian sarana dan prasaran pendukung, sampai saat ini kami masih mengusahakan agar mereka dapat dengan mudah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan wewenang masing-masing..... (wawancara, Selasa, 5/7/2011. Pukul 09.)

Bentuk fasilitasi pemerintah kecamatan terhadap unit kerja pemerintahan yang ada di wilayah Kecamatan Watang Sidenreng pada umunya berbentuk pemberian informasi data, penyiapan lokasi kegiatan, serta pemberian gambaran mengenai keadaan sosial budaya masyarakat setempat. Sedangkan fasilitas pendukung lainnya sampai saat ini masih di upayakan oleh pihak pemerintah kecamatan.Sesuai dengan pengamatan dilapang memang sampai saat ini dukungan sarana dan prasarana belum memadai, misalnya saja, tempat tinggal untuk pelaksana teknis kegiatan, kendaraan dinas, dukungan sarana informasi dan teknologi dan alat peraga terhadap tim penyuluh lapangan yang merupakan faktor penting dalam pelaksanaan suatu program penyuluhan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana di wilayah kecamatan tentunya dapat mempermudah suatu kegiatan selain itu, dapat mempemudah masyarakat untuk menanyakan berbagi masalah-masalah pertanian. Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Impelmentor mungkin memiliki staf, mengerti apa yang harus dilaksanakan, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tampah adanya failitas pendukung tentunya implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.Dari hasil observasi yang didapat selama penelitian bahwa sarana dan prasarana yang ada di Kantor Camat Watang Sidenreng sudah cukup memadai, begitupun sarana penunjang yang ada di wilayah desa dan kelurahan, keseluruhan desa dan kelurahan sudah memiliki kendaraan dinas serta perlengkapan computer maupun printer untuk di gunakan dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan yang dananya bersumber dari APBD dan ADD.4.1.3.1. Pengawasan Pemerintah Kecamatan Dalam Mendukung Pembangunan Di Sektor PertanianDari aspek hubungan pemerintahan antara pemerintah dengan yang diperintah, penggunaan kekuasaan yang pada awalnya merupakan milik masyarakat dan diserahkan pada sekelompok orang untuk menjalankannya harus pertama-tama memberikan manfaat besar bagi pemilik kekuasaan yaitu rakyat. Asumsi ini perlu didahului pemahaman yang benar akan hakekat kekuasaan dan operasionalisasinya antara lembaga perwakilan dengan lembaga yang diawasi yakni pemerintah (eksekutif) dalam hal ini pemerintah kecamatan.Pengawasan yaitu proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan (Sondang P.Siagian). a. Pengawasan pemerintah kecamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan Pengawasan terhadap kegiatan pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan di wilayah kecamatan merupakan salah satu langkah agar program /kegiatan yang dilakukan di wilayah kecamatan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga membutuhkan pemantauan atau monitoring dari pengawasan pihak kecamatan sebagaimana pernyataan oleh Bapak Mursalim Halim, S. STP, selaku Kasi Ketentraman dan Ketertibang Kecamatan Watang Sidenreng ;.....pengawasan yang dilakukan pemerintah kecamatan khusunya camat umumnya seperti ;1) melakukan pengamatan secara pribadi, 2) laporan lisan, 3) laporan tertulis. langkah itu perlu ada kerja sama dari pihak yang sedang melakukan kegiatan program yanga ada di wilayah kecamatan, baik itu dilakukan oleh UPT/instasi pemerintah maupun masyarakat itu sendiri..... (wawancara, Selasa, 12/7/2011,pukul 09.15)

Dari pernyataan diatas bahwa pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh berbagai pihak yang ada di kecamatan, seperti UPT sebagi pelaksana teknis kegiatan terhadap masyarakat sebagai sasaran kebijakan. Dari data yang didapat selama penelitian bentuk pengawasan pemerintah kecamatan khususnya dalam pembangunan di sektor pertanian sebagai berikut ;1. Pengawan pembangunan fisik,2. Pengawasan pupuk,3. Pengecekan pupuk,4. Pengcekan harga gabah, dan5. Pemantauan penggunaan anggaran tiap tahun. Pendekatan dalam pengawasan itu dilakukan secara pribadi terhadap pelaksana teknis ketika melaksanakan pekerjaannya. Pendekatan lain melalui laporan lisan yang dilakukan melalui wawancara ataupun rapat dengar pendapat atau diskusi yang mendalam baik secara formal maupun informal. Laporan lisan dilakukan untuk suatu keadaan yang mendesak dan dirasa penting oleh lembaga pengawas. Sedangkan laporan tertulis merupakan bukti resmi pelaksanaan kegiatan dan dijadikan dokumen penilaian akhir tahun kegiatan yang dilakukan oleh camat dengan aparaturnya.Ditanyakan mengenai pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur pertanian, pendapat Bapak Abd. Hamka selaku Kasi Ekononi dan Pembangunan, mengenai hal itu ;....pemerintah kecamatan melakukan evaluasi maupun pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang di bangun di wilayah kecamatan, kami meminta laporan yang bersifat dokumen-dokumen dari pihak penyelenggara yang nantinya dapat diperbaiki atau disempurnakan kesalahan-kesalahannya yang terjadi selama proses kegiatan.... (wawancara, . Rabu, 6/7/2011. Pukul 12.15)

Dari pernyataan diatas bahwa pihak kecamatan melakukan pengawasan dengan cara pemeriksaan, salah satu bentuk pengawasan dalam implementasi kebijakan publik adalah pemeriksaan. Pemeriksaan merupakan suatu tindakan yang lebih bersifat intensif untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan masih pada jalur yag telah ditetapkan sebelumnya. Pemeriksaan sangat penting untuk menghindari kesalahan pelaksanaan kegiatan pada tahap-tahap berikutnya yang akan berdampak atau berkonsekuensi terhadap aspek waktu, biaya dan yang terpenting adalah citra dari lembaga yang diperiksa.Evaluasi merupakan penilain hasil kerja lembaga pelaksana untuk mengetahui hasil yang dicapai dan sebagai dasar tindakan selanjutnya untuk menyempurnakan kegiatan selanjutnya. Evaluasi harus dilakukan secara obyektif untuk menjamin tingkat kinerja serta kepuasan bagi lembaga pelaksana. Oleh karena itu perlu mengacu pada pandangan Gibson, Ivancevich dan Donnely (1983 : 493) : Program evaluasi hasil karya pada setiap jenjang hirarki organisasi harus memperhatikan pada masalah patokan atau kriterium. Evaluasi berdasarkan kriterium untuk menjamin obyektivitas yang diperlukan agar tidak terdapat kesalahan dalam mengambil langkah korektif. Tindakan korektif adalah langkah selanjutnya dalam pangawasan yang di lakukan Pemerintah Kecamatan Watang Sidenreng, karena tindakan korektif merupakan perbaikan atau penyempurnaan kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses kegiatan. Tindakan ini dapat dilaksanakan segera setelah ditemukannya kesalahan yang disertai pemberian arahan maupun penyempurnaan terhadap rencana, peraturan dan sebagainya, demi efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan kecamatan.Mengenai pengawasan terhadapap bantuan yang di berikan kepada masarakat pernyataan Bapak Sekertaris Kecamatan Watang Sidenreng ;.....pengawasan terhadap bantuan yang di berikan kepada masyarakat pada umunnya seperti pengawasan terhadap pembangian air, pengawasan terhadap penerima bantuan pupuk, Pengawasan penyaluran dan pengembalian kredit dalam rangka menunjang keberhasilan program produksi pertanian, dalam hal ini bukan hanya pihak kecamatan yang melakukan pengawasan, akan tetapi banyak pihak yang terlibat. Pengawasan ini bertujuan untuk mewujudkan daya guna, hasil guna dan tepat guna dalam upaya mencapai sasaran-sasaran di dalam program-program pemerintah dan tujuan itu hanya dapat tercapai, mengenai sanksinya pihak kecamatan biasanya melakaukan peneguran, berupa surat maupun lisan ..... (wawancara, Selasa, 5/7/2011. Pukul 09. 15)

Lanjut kepala seksi ekonomi dan pembangunan mengenai pengawasan terhadap bantuan yang diberikan pemerintah kecamatan menurutnya Abd. Hamka ;.....kemungkinan ada penyimpangan yang terjadi dalam penyaluran bantuan itu, untuk itu pemerintah kecamatan memberikan sanksi berupa hukuman maupun berupa ganjaran terhadap pelaku penyimpangan....contohnya program pemberdayaan masyarakat melalui PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan), bantuan pupuk, dll. Jika bantuan tersebut hanya dinikmati oleh kelompok tertentu dengan kata lain tidak sampai pada sasaran bisa saja jatah selanjutnya tidak di berikan lagi, makanya perlu ada pengawasan dari masyarakat itu sendiri.....(wawancara, Rabu, 6/7/2011. Pukul 12.15)

Dari data dan informasi yang didapat selama penelitian ada banyak bentuk pemberdayaan masyarakat yang di realisasikan melalui berbagai program, misalnya PNPM-MP, Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (PEK), serta dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). untuk itu perlu adanya pengawasan dari pihak kecamatan dalam pelaksanaan program tersebut.0. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang.Untuk menganalisis sejumlah faktor yang kemudian dijadikan sebagai sebuah pengaruh dalam suatu program tentunya akan memberikan implikasi mengenai sejumlah variabel yang kemudian akan menjadi pengaruh bagi kelangsungan sebuah program ataupun kegiatan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang tentunya ada sebuah variabel yang kemudian dapat menjadi faktor pendukung bagi keberlangsungan program maupun sejumlah faktor yang menghambat sehingga menjadikan program tersebut agak tersendat. 0. Faktor pendukungFaktor pendukung yang mempengaruhi implementasi kebijakan pembangunan pertanian di Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang dari data yang di dapat selama penelitian, yaitu ; Dukungan kelembagaan masyarakat, Sarana dan prasarana yang memadai dan Swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).0. Dukungan kelembagaan masyarakatDukungan dari masyarakat, hal ini terlihat dari sumbangan dan gagasan yang diberikan masyarakat dalam perencanaan, terlibatnya kelembagaan masyarakat, utamanya kelompok tani dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan akan memudahkan bagi pemerintah dalam merealisasikan sebuah rencana program kegiatan, dengan adanya kelembagaan masyarakat tersebut, tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memanfaatkan dan memelihara hasil pasca program.Dengan adanya kunjungan berkala yang dilakukan UPTD , diharapkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat dapat berkembang. Dari beberapa data yang penulis peroleh terkait tingkat pertisipasi kelembagaan masyarakat misalnya gapoktan dan kelompok tani dalam penyuluhan cukup positif. Sebagai contoh, dalam penyuluhan mengenai penyakit tanaman padi di Desa Aka-akaE pada januari 2011 di hadiri 45 anggota masyarakat.Hal ini kemudian menunjukkan adanya sebuah partisipasi dari masyarakat dalam hal pembinaan, yang di prakarsai oleh kepala desa dan lurah, UPTD, bahkan oleh pemerintah kecamatan. Intisari wawancara dengan beberapa masyarakat, secara garis besar jawaban mereka menghadiri pembinaan tersebut adalah adanya hal baru yang mereka dapatkan dengan mengikuti ataupun menerima arahan-arahan dari pemerintah setempat. 0. Sarana dan prasarana Faktor sarana dan prasarana ini tergolong penting dalam proses pelaksanaan dan penyelenggaraan aktivitas. Sarana dan prasarana adalah setiap benda atau alat yang dipergunakan untuk memperlancar atau mempermudah pekerjaan.Peralatan yang dimiliki di samping harus cukup secara kuantitas, juga harus baik dan tepat untuk suatu tujuan. Semakin baik peralatan yang dimiliki semakin memperlancar dan mempermudah mekanisme kerja dan mempercepat penyelesaian kerja. Menurut Nawawi (1984:25) bahwa alat pada dasarnya merupakan sumber kerja material hanya patut dipergunakan apabila mampu meningkatkan hasil yang dicapai dibandingkan dengan cara kerja tanpa mempergunakan alat. Faktor sarana dan prasarana menurut sebagian besar informan kantor Kecamatan Watang Sidenreng mempengaruhi proses penggerakan staf. Namun ada pula informan yang mengatakan bahwa sarana dan prasaran bukan merupakan faktor yang mempengaruhi proses penggerakan staf. Menurut sekertaris Kecamatan Watang Sidenreng Bapak Tri kerwiady, menurutnya ;.....salah satu faktor penting yang perlu di ingat adalah sarana dan prasarana yang ada di kantor camat watang sidenrang, menurut saya sudah cukup memadai hal ini terlihat adanya bantuan dari berbagai pihak untuk pemenuhan sarana pendukung dalam memudahkan petugas melaksanakan tugas...... (wawancara, Rabu, 6/7/2011. Pukul 12.15)Dari pernyataan di atas, di akui pemerinth kecamatan dalam hal sarana dan prasarana sudah cukup memadai, hal ini kemudian menjadi daya dukung terhadap pelaksanaan setiap program/kegiatan yang akan di laksanakan di Kecamatan Watang Sidenreng. berikut di sajikan sarana dan prasrana yang ada di kantor camat watang sidenreng. Adapun sarana dan prasarana pertanian yang ada di wilayah kecamatan Watang Sidenrang, terdiri dari ; Balai penyuluhan pertanian, UPT dinas pengelolaan sumber daya air, kios saprodi, sanggar tani, dan fasilitas umum lainnya.`Gedung Kantor Kecamatan Watang Sidenreng terdiri dari ; Ruangan camat, Ruangan sekertaris camat, Ruangan kepala seksi, ruangan aula, ruangan UPTD yang belum mempunyai kantor tersendiri. Sarana teknologi dan informasi berupa, PC komputer 8 buah, printer 5 unit , laptop 3 unit. Sedangkang Prasarana pendukung lainnya mobil 2 unit, motor 3 unit.0. Swasta dan lembaga swadaya masyarakatPemasaran hasil pertanian di kabupaten Sidenreng Rappang hanya sebagian kecil petani yang hasil produksinya di jual ke instansi pemerintah misalnya Dolog (depot logistik), kebanyakan mereka menjualnya ke pedagang-pedagang swasta dengan harga yang di tentukan oleh mereka. Dunia usaha memberikan kontribusi dan peranan yang lebih besar dalam pola kemitraan dalam pembangunan sektor pertanian baik dalam aspek fisik, finansial maupun pemikiran. Misalnya, tidak hanya diwujudkan dengan pemberian bibit secara cuma-cuma kepada masyarakat, tetapi juga dalarn bentuk pelatihan dan peningkatan kualitas pertanian masyarakat.Partispasi swasta dalam pembangunan pertanian diharapkan mencapai sasaran serta target yang direncanakan dalam pembangunan, hal ini merupakan tugas pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan keterlibatan swasta dalam proses pembangunan. Sedangkan upaya yang dilakukan pemerintah daerah harus benar-benar dikelola dengan baik agar supaya partisipasi swasta dapat berjalan dengan baik pula. Pemerintah sebagai fasilitator dan katalisator berkewajiban menciptakan iklim yang kondusif dalam meningkatkan kemampuan swasta, berinisiatif dan berinovatif dalam peningkatan perannya.Dari hasil observasi di lapangan dapat di simpulkan bahwa pemasaran hasil pertanian yang di lakukan petani memang kebanyakan di jual kepada pengusaha penggilingan, di bandingkan di jual kepada Kopersi Unit Desa (KUD), Bulog maupun lembaga pemerintah. Pembelian harga gabah oleh swasta memang tidak sama dengan harga yang ditentukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog), namun ini tdak berpengaruh besar tehadap harga yang sebenarnya diterima oleh petani. Intisari dari harapan masyarakat terhadap peran yang di lakukan oleh pemerintah dalam menentukan harga petani mengharapkan adanya kestabilan harga dengan membuat aturan-aturan yang lebih ketat terhadap pemasaran hasil pertanian.Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan salah satu komponen dalam upaya pembangunan terutama di daerah. Untuk Kabupaten Sidenreng Rappang sendiri peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat menjadi sebuah kelembagaan dari masyarakat untuk kemudian bersama-sama memecahkan masalah. Peran LSM di Kabupaten Sidenreng Rappang terutama dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat terlihat pada setiap subsektor. Seperti misalnya, Forum Pemerhati pertanian, Forum Pemerhati Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sidenreng Rappang, dan lain-lainya. Hal ini kemudian menunjukkan adanya peran dari lembaga swadaya masyarakat untuk kemudian membantu tugas-tugas pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang dalam mengawasi dan melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok masyarakat. 0. Faktor penghambatFaktor penghambat yang mempengaruhi implementasi kebijakan pembangunan pertanian di Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang, yaitu ; Keadaan wilayah sasaran, Sumber daya manusia, dan Pola fikir masyarakat.1. Keadaan wilayah sasaranLetak beberapa desa yang ada di Kecamatan Watang Sidenreng masih tergolong jauh dari kecamatan maupun jarak ke ibu kota kabupaten (lihat tabel 3) hal ini menjadi kesenjangan dalam hal pemenuhan kebutuhan sarana pertanian. hal ini di ungkapkan Bapak Tri Kerwiady, dalam pelaksanaan program kegiatan pembangunan ;.....salah satu kendala dalam pelaksanaan program/ kegiatan khusunya pembangunan di Kecamatan Watang Sidenreng adalah kondisi wilayah yang memang pada dasarnya tidak merata.... (Wawancara, Selasa, 5/7/2011. Pukul 09. 15)Disisi lain kondisi geografis Kecamatan Watang Sidenreng dari data yang di dapat selama penelitian yaitu adanya kondisi geografis yang tidak sama, wilayah datar, berbukit, dan bergunung. Hal ini kemudian mempengaruhi dibangunnya infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi, dan jalan tani/produksi di wilayah Kecamatan Watang Sidenreng secara merata. 1. Sumber daya manusiaSumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam Implementasi Kebijakan Publik karena fakta menunjukkan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan serta bagaimanapun akuratnya dalam memfungsikan aturan tersebut jika personil yang bertanggungjawab melaksanakan kebijakan (implementator) kurang memiliki kemampun untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan bisa efektif. Kemampuan biasanya dapat dilihat dari tingkat pendidikan serta penguasaan tugas-tugas yang dilaksanakan. Disamping itu harus ada pula ketepatan dan kelayakan antara jumlah staf yang dibutuhkan dengan keahlian yang harus dimiliki sesuai dengan tugas-tugas yang akan dikerjakan, aspek ini biasanya dikenal dengan aspek kuantitas sumber daya manusia. Dari data yang didapat selama penelitian jumlah keseluruhan aparat yang ada di Kecamatan Watang Sidenreng sebanyak 28 orang, 15 orang diantaranya adalah pegawai negeri sipil dan 13 orang masih menjabat sebagai tenaga honorer, menurut jenis kelaminnya 14 diantaranya adalah perempuan dan selebihnya laki-laki.Berkaitan dengan tingkat pendidikan dan penguasaan tugas-tugas terhadap sejumlah data personil menunjukkan bahwa tingkat pendidikan SDM pelaksana kegiatan dari data menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga struktural dan fungsional aparat Kecamatan Watang Sidenreng masih tergolong rendah dalam sumber daya manusia. Rata-rata tingkat pendidikan terakhir mereka adalah Sarjana S-2 1 orang (3,8 %), Sarjana S-1 sebanyak 5 orang (19,2 %), dan Sarjana Muda sebanyak 3 orang (11,5 %), selebihnya adalah SMA/sederajat sebanyak 16 orang (61,5 %), sedangkan pendidikan tingkat SMP sebanyak 2 orang (7,6 %). Sementara dilihat dari golongan kepangkatan dari 15 pegawai negeri sipil yang ada di kantor Kecamatan Watang Sidenreng yang memiliki frekuensi tertinggi adalah golongan II sebanyak 7 orang (46,8 %), di susul golongan III sebanyak 6 orang (40 %), golongan IV sebangyak 1 orang (6,6 %) dan golongan I sebanyak 1 orang (6,6 %). Terlihat yang mendominasi adalah aparat kecamatan dengan tingkat pendidikan SMA/sederjat maka hal ini mempengaruhi kinerja yang ada di kantor Kecamatan Watang Sidenreng. 1. Pola pikir masyarakatPola pikir masyarakat, pola pikir tersebut timbul dari realitas pembangunan yang hasilnya nyata dan telah dinikmati oleh masyarakat, salah satunya mengenai bantuan pemerintah. Namun dengan pola pikir masyarakat terhadap bantuan pemerintah tersebut dapat manjadi sebuah ketergantungan, dimana inti dari sebuah pembangunan pertanian adalah kemandirian bukan membuat sebuah ketergantungan (charity) masyarakat terhadap fasilitator (Pemda). Pernyataan kepala seksi ekonomi dan pembangunan mengenai pola pikir masyarakat Bapak Abd. Hamka, menyatakan; .....faktor kesadaran masyarakat merupakan salah satu penghambat dalam pembangunan, misalnya saja mengenai penyiapan lahan/ lokasi jalan tani, terkadang masyarakat kurang menyadari betapa pentingnya bangunan tersebut, terkadang masyarakat tidak siap untuk memberikan tanahnya untuk kegiatan/program pembangunan walaupun sudah di lakukan mediasi oleh aparat....(Wawancara, Rabu, 6/7/2011. Pukul 12.15)Dari hasil wawancara di atas, terlihat adanya masyarakat yang masih kurang tanggap terhadap program-program pembangunan misalnya jalan tani, walaupun sebenarnya lahan yang nantinya di lewati proyek pembangunan jalan tani mendapatkan ganti rugi, tetap saja masyarakat tidak mau memberikan lahannya. Disamping itu terkadang ada keluhan bahwa pemerintah kurang memperhatikan mereka padahal pihak pemerintah desa dan pemerintah kelurahan maupun pemerintah kecamatan berusaha memfasilitasi mereka dengan memudahkan akses mereka untuk mendapatkan bantuan namun beberapa wawancara dengan kelompok tani tersebut inginnya didatangi oleh pemerintah untuk diberikan bantuan tanpa adanya usaha terlebih dahulu. Oleh karena itu, program-program pemberadayaan masyarakat seringkali sangat tidak efisien dan keberhasilannya sangat tergantung pada besarnya subsidi pemerintah.