bab iv - directory ummdirectory.umm.ac.id/data elmu/doc/bab_iv-v_tgl_18_mei_07.doc · web viewbiaya...
TRANSCRIPT
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel
1. PT. Astra Otoparts Tbk.
PT Astra Otoparts Tbk (perusahaan) didirikan berdasarkan akta
notaris No. 50 tanggal 20 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya,
S>H., notaris di Jakarta, dengan nama PT Federal Adiwiraserasi. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri kehakiman Republik Indonesia dalam
surat keputusan No. C2-1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Pebruari 1992
serta diumumkan dalam berita Negara No. 39 tambahan No. 2208 tanggal
15 Mei 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 50 tanggal 11 Mei 2000 dari
Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, terutama mengenahi pengeluaran saham
dan efek ekuitas. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh
persetujuan Menteri Hukum dan Perundangan dengan surat keputusan No.
C-11916.HT.01.04.TH.2000 tanggal 13 Juni 2000 dan diumumkan dalam
berita Negara Republik Indonesia No. 26 Tambahan No. 118 tanggal 30
Maret 2001.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup
kegiatan perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku Madang
kendaraan bermontor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha
dalam bidang industri logam, suku Madang kendaraan bermontor dan
61
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
industri plastik. Perusahaan memulai kegiatan komersianya pada tahun
1991 dan memiliki devisi perdagangan yang beroperasi di Singpura. Saat
ini kegiatan pemasaran perusahaan meliputi dalam negri dan luar negri
termasuk Asia dan Timar Tengah.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan tergabung dalam kelompok
usaha Astra Grup. Pabrik perusahaan berlokasi di Jakarta dan Bogor dan
kantor pusatnya beralamat di jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa
Gading, Jakarta.
2. PT. Good Year Indonesia Tbk.
PT Goodyear Indonesia Tbk (perusahaan) semula didirikan sengan
nama “NV The Gooyear Tire & Rubber Company Limited” pada tanggal
26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamín ter Kuile No. 199,
yang kemudian berubah nama menjadi “PT Gooyear Indonesia”
berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondang No.73 tanggal 31 Oktober 1977
yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
surat keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 juli 1978.
Anggaran dasar perusahaan telah Mengalami beberapa kali
perubahan dan yang terakhir hádala pada tanggal 16 Juni 1997
berdasarkan Akta Notaris No. 48 Mudofir Hadi, S.H., dalam rangka
memenuhi ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.1/1995 dan
peraturan pasar modal. Perubahan tersebut telah dishkan oleh menteri
kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
1511.HT.01.04.Th.98 tanggal 9 Maret 1998.
62
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Perusahaan bergerak dalm bidang industri ban untuk kendaraan
bermontor, penyaluran dan ekspor ban. Perusahaan mulai beroperasi mulai
dalam bidang usaha perdagangan ban pada tahun 1917. Pabrik perusahaan
dibangun pada tahun 1935 di Bogor sebagai pabrik ban pertama di
Indonesia. Cantor pusat perusahaan berdomisili di Bogor.
Pada tanggal 10 Nopember 1980, perusahaan menawarkan
6.150.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000
(Rupiah penuh) per lembar sham lepada masyarakat melalui Bursa Efek
Yakarta (BEJ).
Pada tanggal 20 Desember 2000 perusahaan mendaftarkan
34.850.000 lembar sahamnya yang dimiliki oleh The Goodyear Tire &
Rubber Company (“GTRC”) ke BEJ. Sejas tanggal 2 Januari 2001,
seluruh saham perusahaan telah tercatat secara resma di BEJ.
3. PT. Indospring Tbk.
PT Indospring Tbk. (perusahaan) berkedudukan di Gresik,
didirikan berdasarkan Akta Notaris No.10 tanggal 5 Mei 1978 dari Notaris
Stefanus Sindunatha, SH dengan status penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN). Akta pendirian tersebut diatas telah diubah mengenai Anggaran
Dasarnya oleh Notaris yang sama melalui Akta Perubahan No.148 tanggal
25 Oktober 1978. selanjutnya atas akta pendirian tersebut telah disahkan
melalui Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.
YA.5/324/1 tanggal 14 Desember 1979 dan telah dimuat dalam tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No.71 tanggal 11 Maret 1980
63
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Lembaran Negara no.574/1980 serta telah didaftarkan di pengadiln Negeri
Gresik, 11 Maret 1980. Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham pada tanggal 22 Maret 1990, perusahaan merubah jumlah modal
dasar dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) menjadi
Rp.20.000.000.000 (dua puluh millar rupiah). Perubahan ini didukung
dengan akta no.53 dari Notaris Djamilah Hendí, S.H., dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 15 April
1990 dengan No. C2-2243.HT.01.04.TH.90. perusahaan juga
meningkatkan modal disetor dari Rp.500.000.000 menjadi
Rp.12.000.000.000. tambahan modal disetor penuh sebesar
Rp.11.500.000.000 berasal dari:
a. Kapitalisasi tambahan seloran pemegang saham sebesar
Rp.6.750.000.000
b. Kapitalisasi selisih penilaian aktiva tetap sebesar Rp.1.775.855.892
c. Kapitalisasi laba ditahan sebesar Rp.2.974.144.108
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham No.01 tanggal 1 Mei 1990 dari Notaris Imas Falimah S.H,.
perusahaan merencanakan untuk memasyarakatkan saham-sahamnya
melalui Bursa Efek, untuk pertama kalinya akan dikeluarkan sejumlah
3.000.000 lembar saham dengan harga nominal Rp.1.000 per lembar
saham.
Selanjutnya pada perusahaan Agustus 1990 dilakukan penjualan
saham kepada masyarakat (go-publik) sejumlah 3.000.000 lembar saham
64
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
dengan harga perdana Rp.9.000 perlembar saham yang mengakibatkan
timbulnya agio saham. Dengan demikian terjadi penambahan modal
ditempatkan dan disetor menjadi Rp.15.000.000.000 atau 15.000.000
lembar saham penambahan modal disetor ini didukung oleh akta Notaris
No.58, tanggal 11 Juni 1990 dari Notaris Achmad BJumi, S.H dan
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 12 Juni
1990 No.C2-3497.HT.01.04.TH.90.
Berdasrkan rapat umum luar biasa pemegang saham, pada tanggal
28 Juni 1991, perusahaan melakukan perubahan anggaran dasar.perubahan
ini didukung dengan akta notaris No. 64 tanggal 28 juni 1991 dari Notaris
Djamilah Nahdi, SH dan telah disahkan melalui Kepurusan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No.C2-3264.HT.01.04 TH.1992 tanggal
25 April 1992 dan dimuat dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia No.62 tanggal 4 Agustus 1992. lembaran negara No.3579 tahun
1992 dan telah didaftarkan pada Kepanitiaan Pengadilan Negeri Gresik
No.39/BH/PT/1992/PN.GS.
Berdasarkan rapat umum luar biasa pemegang saham pada tanggal
38 mei 1993 diadakan perubahan modal dasar saham dari
Rp.20.000.000.000 (dua puluh millar rupiah) menjadi Rp.50.000.000.000
(lima puluh millar rupiah) dan modal disetor dan ditempatkan dari
Rp.15.000.000.000 (lima belas miliyar rupiah) menjadi
Rp.37.500.000.000 (tiga puluh tuju millar lima ratus juta rupiah) melalui
pembagian saham bonus dimana setiap pemilik 2 (dua) lembar saham
65
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
mendapat 3 (tiga) lembar saham bonus. Perubahan tersebut didukung
dengan akta notaris No.36 Djamilah Nahdi, SH. Dihadapkan Notaris yang
sama pada tanggal 20 Agustus 1993 diadakan penyempurnaan atas akta
tersebut dengan akta perubahan No.144 dan telah mendapat pengesahan
dari menteri kehakiman melalui surat keputusan No.C2-96457.HT.01.04
tahun 1993, tanggal 24 september 1993
Berdasarkan pernyataan keputusan rapat umum para pemegang
pemilik saham perusahaan tanggal 17 April 1997 No 50 dari notaris
Wachid Hasim, SH maka diadakan perubahan seluruh Anggaran dasar
perseroan sesuai dengan Undang-Undang perseroan terbatas No.1 tahun
1995 dan Undang-undang pasar modal tahun 1995. modal dasar
perusahaan menjadi sebesar Rp.150.000.000.000 (seratus lima puluh
mellar rupiah) terbagi atas 150 juta (seratus lima puluh juta) lembar saham
masing-masing saham dengan nilai nominal Rp.1.000 (seribu rupiah).
Dari modal tersebut telah diambil bagian dan ditempatkan serta disetor
penuh sebesar 37.500.000 (tiga puluh tujuh juta lima ratus ribu) lembar
saham dengan nilai nominal Rp.37.500.000.000 (tiga puluh tujuh miliyar
lima ratus juta rupiah).
Perusahaan bergerak dalam bidang industri spera parts kendaraan
bermontor khususnya pegas, yang berupa leaf spring (pegas daun) coil
spring (pegas spiral) beralamat dijalan mayjend sungkono No.10,
seguromadu, gresik 61101, jawa timar. Perusahaan mulai berproduksi
secara komersial pada tahun 1979.
66
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Anak perusahaan yang dikonsolidasi yaitu PT indobaja
primamurni, gresik bergerak dibidang industri rolling mil ayllu industri
bahan baku pegas/spring kendaraan (lat bar,besi belon, besi situ dan lain-
lain yang sejenis).
B. Analisis Data
Dalam menelaah permasalahan, guna mengetahui kondisi keuangan
yang sebenarnya dari perusahaan makanan dan minuman yang go public,
dilakukan analisis rasio keuangan dengan Time series analisis dan
diperbandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis atau cross sectional
approach.
Untuk lebih mempermudah analisis maka akan disajikan
perbandingan rasio sebagai berikut :
1. Time Series Analysis
a. Analisis Likuditas
Tabel 1Perhitungan Rasio Likuditas
PT. Astra Otoparts TbkTahun 2002– 2005
Tahun Current Ratio Naik/Turun Cash Ratio Naik/Turun Quick Ratio Naik/Turun(%) (%) (%) (%) (%) (%)
2002 197.28 - 70.42 - 142.35 -2003 164.58 -32.71 37.68 -32.74 117.10 -25.252004 142.64 -21.93 16.63 -21.05 89.79 -27.322005 170.92 28.28 25.22 8.59 108.53 18.75
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio di atas PT. Astra
Otoparts diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan
sebesar 32.71 % dari tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu menurun sebesar
67
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
21.93 % dari tahun 2003, yang berarti kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya menurun, dan tahun 2005 meningkat sebesar
28.28 % dari tahun 2004 yang berarti kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan Cash Ratio di atas diketahui bahwa
untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 32.74 % dari
tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu menurun sebesar 21.05 % dari tahun
2003, yang kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan kas, dan tahun 2005 meningkat sebesar 8.59 % dari
tahun 2004 yang berarti kemampuan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan Quick Ratio di atas diketahui bahwa
untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 25.25 % dari
tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu menurun sebesar 27.32 % dari tahun
2003, yang berarti kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid menurun, dan
tahun 2005 meningkat sebesar 18.75 % dari tahun 2004 yang berarti
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid meningkat.
68
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tabel 2Perhitungan Rasio Likuditas
PT. Good Year TbkTahun 2002– 2005
Tahun Current Ratio Naik/Turun Cash Ratio Naik/Turun Quick Ratio Naik/Turun(%) (%) (%) (%) (%) (%)
2002 207.06 - 70.42 - 142.35 -2003 225.74 18.68 37.68 25.63 117.10 23.792004 230.62 4.88 16.63 -6.89 89.79 12.812005 221.07 -9.55 25.22 1.58 108.53 -0.02
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio di atas PT. Good year
diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami peningkatan sebesar
18.68 % dari tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu meningkat sebesar 4.88
% dari tahun 2003, yang berarti kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya meningkat, dan tahun 2005 menurun sebesar 9.55 % dari
tahun 2004 yang berarti kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya menurun.
Berdasarkan hasil perhitungan Cash Ratio di atas diketahui bahwa
untuk tahun 2003 sebesar mengalami peningkatan sebesar 25.63 % dari
tahun 2002, untuk tahun 2005, yaitu meningkat sebesar 1.58 % dari tahun
2004, yang kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan kas meningkat, dan tahun 2004 menurun sebesar
6.89 % dari tahun 2003 yang berarti kemampuan kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas menurun.
Berdasarkan hasil perhitungan Quick Ratio di atas diketahui bahwa
untuk tahun 2003 sebesar mengalami peningkatan sebesar 23.79 % dari
tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu meningkat sebesar 12.81 % dari tahun
69
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
2003, yang berarti kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid meningkat,
dan tahun 2005 menurun sebesar 0..02 % dari tahun 2004 yang berarti
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid menurun
Tabel 3Perhitungan Rasio Likuditas
PT. Indospring TbkTahun 2002– 2005
Tahun Current Ratio Naik/Turun Cash Ratio Naik/Turun Quick Ratio Naik/Turun(%) (%) (%) (%) (%) (%)
2002 334.97 - 19.32 - 180.79 -2003 293.60 -41.37 17.30 -2.02 111.78 -69.012004 180.23 -113.37 3.48 -13.82 57.67 -54.122005 124.87 -55.37 5.73 2.26 48.97 -8.70
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Current Ratio di atas PT. Indospring
diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar
41.37 % dari tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu menurun sebesar 113.37
% dari tahun 2003, dan tahun 2005 juga menurun sebesar 55.37 % dari
tahun 2004 yang berarti kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya menurun.
Berdasarkan hasil perhitungan Cash Ratio di atas diketahui bahwa
untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 2.02 % dari tahun
2002, untuk tahun 2004, yaitu menurun sebesar 13.82 % dari tahun 2003,
yang kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan kas menurun, dan tahun 2005 meningkat sebesar 2.26 %
70
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
dari tahun 2004 yang berarti kemampuan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan Quick Ratio di atas diketahui bahwa
untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 69.01 % dari
tahun 2002, untuk tahun 2004, yaitu menurun sebesar 54.12 % dari tahun
2003, , dan tahun 2005 menurun sebesar 8.70 % dari tahun 2004 yang
berarti kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid menurun.
b. Analisis Profitabilitas
Tabel 4Perhitungan Rasio Profitabilitas
PT. Astra Otoparts TbkTahun 2002– 2005
Tahun GROSS PROFIT MARGIN Naik/Turun ROI Naik/Turun(%) (%) (%) (%)
2002 19.36 - 14.05 -2003 18.95 -0.41 10.55 -3.512004 1.94 -17.01 9.16 -1.392005 18.71 16.77 9.21 0.05
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Gross Profit Margin di atas PT.
Astra Otoparts diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami
penurunan sebesar 0.41 % dari tahun 2002, untuk tahun 2004, menurun
sebesar 17.01 % dari tahun 2003, yang berarti kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan kotor dari setiap penjualan menurun dan
tahun 2005 meningkat sebesar 16.77 % dari tahun 2004 yang berarti
71
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap
penjualan meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan ROI di atas diketahui bahwa untuk
tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 3.51 % dari tahun 2002,
untuk tahun 2004 menurun sebesar 1.39 % dari tahun 2003, yang
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan netto dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan menurun, dan tahun
2005 meningkat sebesar 0.05 % dari tahun 2004 yang berarti kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan netto dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan meningkat.
Tabel 5Perhitungan Rasio Profitabilitas
PT. Good Year TbkTahun 2002– 2005
Tahun GROSS PROFIT MARGIN Naik/Turun ROI Naik/Turun(%) (%) (%) (%)
2002 11.26 - 43.57 -2003 10.83 -0.43 3.84 -39.732004 11.21 0.38 5.67 1.832005 4.66 -6.55 -1.60 -7.27
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Gross Profit Margin di atas PT.
Good Year Indonesia diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar
mengalami penurunan sebesar 0.43 % dari tahun 2002, untuk tahun 2005,
menurun sebesar 6.55 % dari tahun 2004, yang berarti kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan kotor dari setiap penjualan
menurun dan tahun 2004 meningkat sebesar 0.38 % dari tahun 2003 yang
72
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari
setiap penjualan meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan ROI di atas diketahui bahwa untuk
tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 39.73 % dari tahun
2002, untuk tahun 2005 menurun sebesar 7.27 % dari tahun 2004, yang
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan netto dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan menurun, dan tahun
2004 meningkat sebesar 1.83 % dari tahun 2003 yang berarti kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan netto dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan meningkat.
Tabel 6Perhitungan Rasio Profitabilitas
PT. Indospring TbkTahun 2002– 2005
Tahun GROSS PROFIT MARGIN Naik/Turun ROI Naik/Turun(%) (%) (%) (%)
2002 19.00 - 10.94 -2003 12.22 -6.77 1.63 -9.312004 12.58 0.36 -5.32 -6.952005 11.60 -0.98 -1.27 4.05
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Gross Profit Margin di atas PT.
Indospring diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami
penurunan sebesar 6.77 % dari tahun 2002, untuk tahun 2005, menurun
sebesar 0.98 % dari tahun 2004, yang berarti kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan kotor dari setiap penjualan menurun dan
tahun 2004 meningkat sebesar 0.36 % dari tahun 2003 yang berarti
73
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap
penjualan meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan ROI di atas diketahui bahwa untuk
tahun 2003 sebesar mengalami penurunan sebesar 9.31 % dari tahun 2002,
untuk tahun 2004 menurun sebesar 6.95 % dari tahun 2003, yang
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan netto dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan menurun, dan tahun
2005 meningkat sebesar 4.05 % dari tahun 2004 yang berarti kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan netto dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan meningkat.
c. Analisis Solvabilitas
Tabel 7Perhitungan Rasio Solvabilitas
PT. Astra Otoparts TbkTahun 2002– 2005
Tahun TDTER Naik/Turun TDTAR Naik/Turun(%) (%) (%) (%)
2002 63.41 - 36.25 -2003 52.23 -11.18 31.88 -4.372004 62.07 9.85 35.63 3.752005 63.16 1.08 34.13 -1.50
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Total Debt to Total Equity Ratio di
atas PT. Astra Otoparts diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar
mengalami penurunan sebesar 11.18 % dari tahun 2002, yang berarti
kemampuan perusahaan dalam menjamin untuk keseluruhan hutang dari
setiap rupiah modal sendir menurun. Untuk tahun 2004, meningkat sebesar
9.85 % dari tahun 2003 dan tahun 2005 meningkat sebesar 1.08 % dari
74
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
tahun 2004 yang berarti kemampuan perusahaan dalam menjamin untuk
keseluruhan hutang dari setiap rupiah modal sendiri meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan Total Debt to Total Assets Ratio di
atas diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan
sebesar 4.37 % dari tahun 2002, untuk tahun 2005 menurun sebesar 1.50
% dari tahun 2004, yang berarti kemampuan perusahaan dalam menjamin
keseluruhan hutang dari setiap seluruh assets perusahaan menurun, dan
tahun 2004 meningkat sebesar 3.75 % dari tahun 2004 yang berarti
kemampuan perusahaan dalam menjamin keseluruhan hutang dari setiap
seluruh assets perusahaan meningkat.
Tabel 8Perhitungan Rasio Solvabilitas
PT. Good year TbkTahun 2002– 2005
Tahun TDTER Naik/Turun TDTAR Naik/Turun(%) (%) (%) (%)
2002 43.42 - 30.27 -2003 40.05 -3.37 28.60 -1.682004 54.07 14.02 35.09 6.502005 67.89 13.82 40.44 5.34
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Total Debt to Total Equity Ratio di
atas PT. Good Year Indoensia diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar
mengalami penurunan sebesar 3.37 % dari tahun 2002, yang berarti
kemampuan perusahaan dalam menjamin untuk keseluruhan hutang dari
setiap rupiah modal sendir menurun. Untuk tahun 2004, meningkat sebesar
14.02 % dari tahun 2003 dan tahun 2005 meningkat sebesar 13.82 % dari
75
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
tahun 2004 yang berarti kemampuan perusahaan dalam menjamin untuk
keseluruhan hutang dari setiap rupiah modal sendiri meningkat.
Berdasarkan hasil perhitungan Total Debt to Total Assets Ratio di
atas diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan
sebesar 1.68 % dari tahun 2002 yang berarti kemampuan perusahaan
dalam menjamin keseluruhan hutang dari setiap seluruh assets perusahaan
menurun, untuk tahun 2004 meningkat sebesar 6.50 % dari tahun 2003 dan
tahun 2005 meningkat sebesar 5.34 % dari tahun 2004 yang berarti
kemampuan perusahaan dalam menjamin keseluruhan hutang dari setiap
seluruh assets perusahaan meningkat.
Tabel 9Perhitungan Rasio Solvabilitas
PT. Indospring TbkTahun 2002– 2005
Tahun TDTER Naik/Turun TDTAR Naik/Turun(%) (%) (%) (%)
2002 75.70 - 75.70 -2003 280.18 204.47 73.64 -2.062004 374.60 94.42 78.38 4.742005 589.41 214.81 85.47 7.09
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Total Debt to Total Equity Ratio di
atas PT. Indospring diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami
peningkatan sebesar 204.47 % dari tahun 2002, untuk tahun 2004,
meningkat sebesar 94.42 % dari tahun 2003 dan tahun 2005 meningkat
sebesar 214.81 % dari tahun 2004 yang berarti kemampuan perusahaan
dalam menjamin untuk keseluruhan hutang dari setiap rupiah modal
sendiri meningkat.
76
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Berdasarkan hasil perhitungan Total Debt to Total Assets Ratio di
atas diketahui bahwa untuk tahun 2003 sebesar mengalami penurunan
sebesar 2.06 % dari tahun 2002 yang berarti kemampuan perusahaan
dalam menjamin keseluruhan hutang dari setiap seluruh assets perusahaan
menurun, untuk tahun 2004 meningkat sebesar 4.74 % dari tahun 2003 dan
tahun 2005 meningkat sebesar 7.09 % dari tahun 2004 yang berarti
kemampuan perusahaan dalam menjamin keseluruhan hutang dari setiap
seluruh assets perusahaan meningkat.
2. Cross Sectional Approach
a. Analisis Likuiditas
Tabel 10.Rasio LikuiditasCURRENT RATIO
Nama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 164.58 142.64 170.92 159.4PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 225.74 230.62 221.07 225.8PT. INDOSPRING Tbk 293.60 180.23 124.87 199.6Rata-Rata Industri 227.97 184.5 172.3 194.9
CASH RATIONama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 37.68 16.63 25.22 26.51PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 51.39 44.50 46.08 47.32PT. INDOSPRING Tbk 17.30 3.48 5.73 8.84Rata-Rata Industri 35.46 21.54 25.68 27.56
QUICK RATIONama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 117.10 89.79 108.53 105.14PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 136.42 149.23 149.21 144.95PT. INDOSPRING Tbk 111.78 57.67 48.97 72.81Rata-Rata Industri 121.77 98.90 102.24 107.63Sumber: data diolah
77
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Untuk Tahun 2003 PT. Good Year Indoensia Tbk memiliki rasio
likuiditas pada Cash Ratio, dan Quick Ratio lebih tinggi dibandingkan PT.
Astra dan PT. Indospring. Sedangkan PT. Indospring memiliki rasio
likuiditas pada Current Ratio lebih tinggi dari PT. Astra Otoparts dan PT.
Good Year Indonesia.
Dengan rasio likuiditas perusahaan yang tinggi, PT. Good Year
Indoensia dapat memenuhi kewajibannya khususnya jangka pendek,
dengan adanya peningkatan pada aktiva untuk membayar utang yang
ditanggung perusahaan sehingga pengelolaan terhadap perusahaan
semakin efisien dan perusahaan dalam keadaan likuid.
Untuk Tahun 2004 dan 2005 PT. Good Year Indonesia Tbk masih
memiliki rasio likuiditas lebih tinggi dibandingkan PT. Astra Otoparts dan
PT. Indospring pada Current Ratio, Cash Ratio, dan Quick Ratio.
b. Analisis Profitabilitas
Tabel 11Rasio Profitabilitas
GROSS PROFIT MARGINNama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 18.95 1.94 18.71 13.20PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 10.83 11.21 4.66 8.90PT. INDOSPRING Tbk 12.22 12.58 11.60 12.13Rata-Rata Industri 14.00 8.58 11.66 11.41
ROINama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 10.55 9.16 9.21 9.64PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 3.84 5.67 -1.60 2.63PT. INDOSPRING Tbk 1.63 -5.32 -1.27 -1.65Rata-Rata Industri 5.34 3.17 2.11 3.54Sumber: data diolah
78
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Untuk tahun 2003 PT. Astra Otoparts memiliki rasio yang lebih
tinggi dari PT. Good Year Indoneisa dan PT. Indospring untuk Gross
profit margin dan ROI, dengan rasio profitabilitas perusahaan yang tinggi,
PT. Astra Otoparts mampu menghasilkan keuntungan kotor dari setiap
penjualan dan keuntungan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva perusahaan cukup tinggi.
Untuk tahun 2004 PT. Indospring dan PT. Astra Otoparts memiliki
tingkat profitabilitas lebih tinggi yaitu Gross Profit margin pada PT
Indospring ROI pada PT. Astra Otoparts. Dengan rasio profitabilitas
perusahaan yang tinggi, PT. Astra Otoparts dan PT. Indospring mampu
menghasilkan keuntungan kotor dari setiap penjualan dan keuntungan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva perusahaan cukup
tinggi.
Untuk tahun 2005 PT. Astra Oto Parts memiliki tingkat
profitabilitas lebih tinggi pada Gross Profit dan ROI dari PT. Good Year
Indonesia dan PT. Indosprings.
c. Analisis Solvabilitas.
Tabel 12.Rasio Solvabilitas
TOTAL DEBT TO EQUITY RATIONama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 52.23 62.07 63.16 59.15PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 40.05 54.07 67.89 54.00PT. INDOSPRING Tbk 280.18 374.60 589.41 414.73Rata-Rata Industri 124.15 163.58 240.15 175.96Standar DeviasiSumber: data diolah
79
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
TOTAL DEBT TO TOTAL ASSETS RATIONama Perusahaan 2003 (%) 2004 (%) 2005 (%) Rata-rata (%)
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk 31.88 35.63 34.13 33.88PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk 28.60 35.09 40.44 34.71PT. INDOSPRING Tbk 73.64 78.38 85.47 79.17Rata-Rata Industri 44.70 49.70 53.34 49.25Standar DeviasiSumber: data diolah
Untuk tahun 2003 – 2005 PT. Indospring memilki rasio solvabilitas
yang tinggi dibanding PT. Astra Otoparts dan PT. Good Year Indoensia
pada rasio Total Debt to Equity Ratio dan Total Debt to Total Assets Ratio
yang menunjukkan besarnya bagian dari setiap rupiah modal sendiri dan
total aktiva yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang cukup
tinggi.
3. Perhitungan Economic Value Added.
a. Perhitungan Biaya Modal Hutang
Biaya hutang masing-masing perusahaan didapat setelah
menghitung beban bunga yang harus dibayarkan perusahaan pada
setiap tahun dibandingkan dengan jumlah hutang jangka panjang.
Biaya Dihitung dengan rumus :
Biaya Hutang = Kb (1-t)
Dimana,
Beban BungaKb = X 100%
Hutang Jangka Panjang
Perhitungan tarif pajak masing-masing perusahaan dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
80
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tabel 13Perhitungang Tarif Pajak
Tahun 2003Nama Perusahaan Pajak Laba Sebelum
Pajak% Pajak
PT. Astra Otoparts 63,700,000,000 295,921,000,000 19.36%PT. Good Year Indonesia 8,779,443,000 23,663,971,000 22.45%PT. Indospring 2,272,101,187 6,739,862,297 -12.47%
Sumber: data diolah
Tabel 14Perhitungang Tarif Pajak
Tahun 2004Nama Perusahaan Pajak Laba Sebelum
Pajak% Pajak
PT. Astra Otoparts 69,167,000,000 329,108,000,000 21.02%PT. Good Year Indonesia 15,913,958,000 39,100,597,000 40.70%PT. Indospring 935,404,783 (18,216,092,745) -5.14%
Sumber: data diolah
Tabel 15Perhitungang Tarif Pajak
Tahun 2005Nama Perusahaan Pajak Laba Sebelum
Pajak% Pajak
PT. Astra Otoparts 77,086,000,000 428,929,000,000 17.97%PT. Good Year Indonesia 5,577,513,000 (7,805,063,000) -71.46%PT. Indospring 2,210,855,478 (8,364,485,478) -26.43%
Sumber: data diolah
Sedangkan biaya hutang untuk tahun 2003-2005 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 16Perhitungan Biaya Hutang
Tahun 2003Nama Perusahaan Beban
BungaHutang Jk.
PanjangKb Kd
PT. Astra Otoparts 8,546,000,000 82,972,000,000.00 0.102999 8.31%PT. Good Year Indonesia 617,864,000 22,907,328,000.00 0.026972 2.09%PT. Indospring 5,992,320,591 149,519,020,187.00 0.040077 4.51%
Sumber: data diolah
Dari tabel diatas pada tahun 2003 dari keseluruhan industri
otomotif biaya hutang tertinggi adalah pada PT. Astra Otoparts dengan
81
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
nilai sebesar 8.31 %, sedangkan biaya hutang terendah adalah PT.
Good Year dengan biaya hutang sebesar 2.09 %.
Tabel 17Perhitungan Biaya Hutang
Tahun 2004
Nama Perusahaan Beban Bunga Hutang Jk. Panjang Kb Kd
PT. Astra Otoparts 670,000,000 101,990,000,000.00 0.006569 0.52%PT. Good Year Indonesia 591,038,000 44,821,495,000.00 0.013186 0.78%PT. Indospring 6,061,256,038 158,396,942,527.00 0.038266 4.02%Sumber: data diolah
Pada tahun 2004 dari keseluruhan industri otomotif biaya
hutang tertinggi adalah pada PT. Indospring dengan nilai sebesar
4.02%, sedangkan biaya hutang terendah adalah PT. Astra Otoparts
dengan biaya hutang sebesar 0.52 %.
Tabel 18Perhitungan Biaya Hutang
Tahun 2005
Nama Perusahaan Beban Bunga Hutang Jk. Panjang Kb Kd
PT. Astra Otoparts 23,387,000,000 358,584,000,000.00 0.06522 5.35%PT. Good Year Indonesia 455,185,000 43,419,479,000.00 0.010483 1.80%PT. Indospring 8,881,578,599 162,225,687,748.00 0.054748 6.92%Sumber: data diolah
Pada tahun 2005 dari keseluruhan industri otomotif biaya
hutang tertinggi adalah pada PT. Indospring dengan nilai sebesar
6.92%, sedangkan biaya hutang terendah adalah PT. Good year dengan
biaya hutang sebesar 1.80 %.
b. Perhitungan Biaya Modal Sendiri
Para investor yang menyertakan dananya berupa modal saham
kepada perusahaan berhak untuk mendapatkan pembagian deviden
dimasa mendatang sekaligus berkedudukan sebagai pemilik partial
82
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
perusahaan. Besar kecilnya deviden tidak ditentukan pada saat investor
menyerahkan dananya, akan tetapi tergantung kinerja perusahaan
dimasa yang akan datang. Hal ini sangat berbeda dengan modal
hutang, karena sudah ada kepastian tingkat bunga yang disetujui.
Untuk menghitung modal saham perlu pendekatan
berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Karena
itu maka untuk menentukan biaya modal saham harus berdasarkan
nilai pasar yang berlaku dan bukan nilai buku. Dalam penelitian ini
digunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) untuk
menghitung biaya modal saham dengan rumus :
Adapun langkah-langkah dalam perhitungan biaya modal
saham adalah sebagai berikut :
a) Perhitungan Suku Bunga Bebas Risiko
Tingkat suku bunga bebas resiko diambil dari suku bunga deposito
berjangka 12 bulan bank pemerintah. Bunga deposito berjangka 12
bulan bank pemerintah untuk tahun 2003, 2004 dan 2005 masing-
masing adalah 15.27 %, 9.93.%, dan 7.44 %.
83
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
b) Perhitungan Tingkat Pengembalian Pasar
Perhitungan tingkat pengembalain pasar ini dilkukan secara
bulanan dengan rumus :
Tingkat pengembalian pasar tiap tahunnya dihitung dengan
menjumlahkan tingkat pengembalian pasar bulanan. Hasil
perhitungan tingkat pengembalian pasar untuk tahun 2003, 2004
dan tahun 2005 masing-masing adalah 60.97%, 34.11% dan
14.04%
c) Penghitungan Koefisien Beta
Untuk menghitung beta, diawali terlebih dahulu dengan
menghitung komponen-komponennya, yaitu tingkat pengembalian
saham dari masing-masing perusahaan dengan rumus :
Dengan menggunakan rumus diatas dan perhitungannya dapat
dilihat pada lampiran 1, maka hasil yang didapat adalah sebagai
berikut :
84
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tabel 19Hasil Perhitungan Return Individual Saham
Tahun 2003, 2004 dan 2005
Perusahaan Tahun2003 2004 2005
PT. Astra Otoparts 0.4419 0.342492 -1.84181PT. Good Year Indonesia -1.045 0.914882 -9.68548
PT. Indospring -2.056 -0.97 -2.01178 Sumber: data diolah
Dari tabel diatas diketahui pada tahun 2003 return individual
saham dari perusahaan otomotif, return individual tertinggi adalah PT.
Astra Otoparts yaitu sebesar 0.4419 dan terendah adalah PT. Indosprings
yaitu sebesar – 2.056.
Dari tabel diatas diketahui pada tahun 2004 return individual
saham dari perusahaan otomotif, return individual tertinggi adalah PT.
Good year yaitu sebesar 0.914 dan terendah adalah PT. Indospring yaitu
sebesar – 0.97.
Dari tabel diatas diketahui pada tahun 2005 return individual
saham dari perusahaan otomotif , return individual tertinggi adalah PT.
Astra yaitu sebesar -1.84181 dan terendah adalah PT. Good year yaitu
sebesar – 9.68548.
Setelah mengetahui hasil perhitungan return individual saham maka
selanjutnya adlah menghitung koefisien beta perusahaan dengan rumu
statistik regresi sederhana yaitu :
85
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Dimana,
X = Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
Y = Tingkat Pengemabalian Individual Saham (RI)
Perhitungan besarnya koefesien beta dapat dilihat pada lampiran yang
hasilnya sebagai berikut :
Tabel 20Hasil Perhitungan Beta
Tahun 2003, 2004 dan 2005
PerusahaanBeta
2003 2004 2005
PT. Astra Otoparts 0.785831150 1.173421019 -1.872498625
PT. Good Year Indonesia 1.416792192 2.045095549 -0.190038893
PT. Indospring -1.922904382 -1.183204468 -1.509700708
Sumber: data diolah
Setelah semua komponen perhitungan biaya modal saham (tingkat
suku bunga bebas resiko, tingkat penegmbalian pasar dan koefisien beta)
diketahui maka biaya modal sahamnya dapat dihitung sebagai berikut :
Tabel 21Perhitungan Biaya Modal Saham PT. Astra Otoparts.
Tahun 2003, 2004 dan 2005Tahun Rf Rm
2003 15.27 60.97 % 0.785831150 51.19
2005 9.93 34.11 % 1.173421019 38.30
2005 7.44 14.04 % -1.872498625 4.93
Sumber: data diolah
86
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tabel 22Perhitungan Biaya Modal Saham PT. Good Year Indonesia
Tahun 2003, 2004 dan 2005Tahun Rf Rm
2003 15.27 60.97 % 1.416792192 80.03
2004 9.93 34.11 % 2.045095549 59.37
2005 7.44 14.04 % -0.190038893 6.19
Sumber: data diolah
Tabel 23Perhitungan Biaya Modal Saham PT. Indospring.
Tahun 2003, 2004 dan 2005Tahun Rf Rm
2003 15.27 60.97 % -1.922904382 72.62
2004 9.93 34.11 % -1.183204468 18.67
2005 7.44 14.04 % -1.509700708 2.53
Sumber: data diolah
c. Perhitungan WACC
Setelah biaya modal masing-masing perusahaan, langkah
selanjutnya adalah menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC) sesuai dengan struktur permodalan dalam neraca yang terdiri
dari hutang jangka panjang dan modal saham. Rumus Perhitungan
WACC adalah :
87
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Hasil perhitungan WACC dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 24Perhitungan Biaya Modal Tertimbang
Tahun 2002, 2003 dan 2004
PerusahaanWACC
2003 2004 2005
PT. Astra Otoparts 61,846,548,650,000 53,616,121,000,000 9,985,822,170,000PT. Good Year Indonesia 22,223,846,386,970 17,022,818,276,700 1,745,073,074,540
PT. Indospring 5,898,179,698,765 2,007,835,874,422 1,291,259,713,368Sumber: data diolah
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) menunjukkan tingkat biaya
penggunaan modal dari keseluruhan sumber dana yang digunakan perusahaan.
WACC merupakan penjumlahan dari hasil perkalian cost of debt dan cost of
equity dengan masing-masing struktur modalnya.
Berdasarkan pada tabel di atas , diketahui untuk tahun 2003 WACC
tertinggi adalah PT. Astra sebesar 48.40 % atau sebesar 61,846,548,650,000, yang
terendah adalah PT. Indospring sebesar 26.63 % atau sebesar 5,898,179,698,765.
Untuk tahun 2004 WACC tertinggi adalah PT. Astra sebesar 35.73 %
atau sebesar 53,616,121,000,000 , yang terendah adalah PT. Indospring sebesar 8.6
% atau sebesar 2,007,835,874,422.
Untuk tahun 2005 WACC tertinggi adalah PTAstra sebesar 5.05 % atau
sebesar 9,985,822,170,000, yang terendah adalah PT. Indospring sebesar 5.6 %
atau sebesar 1,291,259,713,368.
88
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
d. Perhitungan EVA
Setelah mendapatkan biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC), perhitungan Economic Value Added maing-masing
perusahaan dapat dihitung, dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 25Perhitungan EVA PT. Astra Otoparts
Tahun 2003, 2004 dan 2005Keterangan 2003 2004 2005
NOPAT 232,221,000,000 259,941,000,000 351,843,000,000
WACC 61,846,548,650,000 53,616,121,000,000 9,985,822,170,000
EVA (61,614,327,650,000) (53,356,180,000,000) (9,633,979,170,000)
Sumber: data diolah
Hasil perhitungan Economic Value Added untuk PT. Astra
menunjukkan bahwa pada tahun 2003, 2004 dan 2005 , nilai EVA < 0,
ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut perusahaan tidak
menciptakan nilai tambah ekonomis (EVA) karena laba yang tersedia
tidak bisa memenuhi harapan investor
Tabel 26Perhitungan EVA PT. Good Year Indonesia
Tahun 2003, 2004 dan 2005Keterangan 2003 2004 2005
NOPAT 14,266,664,000 24,990,997,000 (7,249,294,000)
WACC 22,223,846,386,970 17,022,818,276,700 1,745,073,074,540
EVA (22,209,579,722,970) (16,997,827,279,700)
(1,752,322,368,540)
Sumber: data diolah
Hasil perhitungan Economic Value Added untuk PT. Good
Year menunjukkan bahwa pada tahun 2003, 2004 dan 2005, nilai
EVA < 0, ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut perusahaan
tidak menciptakan nilai tambah ekonomis (EVA) karena laba yang
tersedia tidak bisa memenuhi harapan investor
89
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tabel 27Perhitungan EVA PT. Indospring
Tahun 2003, 2004 dan 2005Keterangan 2003 2004 2005
NOPAT 4,467,761,110 (19,151,497,528) 6,153,810,219
WACC 5,898,179,698,765 2,007,835,874,422 1,291,259,713,368
EVA (5,893,711,937,655) (2,026,987,371,950) (1,285,105,903,149)
Sumber: data diolah
Hasil perhitungan Economic Value Added untuk PT.
Indospring menunjukkan bahwa pada tahun 2002, 2003 dan 2004 ,
nilai EVA < 0, ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut perusahaan
tidak menciptakan nilai tambah ekonomis (EVA) karena laba yang
tersedia tidak bisa memenuhi harapan investor.
4. Perhitungan Market Value Added (MVA)
MVA merupakan pengukuran kinerja perusahaan dengan jalan
menyusun peringkat prestasi perusahaan. MVA pada dasarnya merupakan
perbedaan antar uang tunai yang dikontribusikan oleh investor dalam
bentuk utang dan modal.
MVA merupakan pengukuran kinerja perusahaan dan penilaian
tingkat kesejahteraan yang akan diterima oleh pemegang saham
perusahaan atau kualitas total dari manajemen modal. Sehingga
penyusunan peringkat dengan NPV merupakan penilaian kesuksesan
perusahaan yang nyata.
a. Perhitungan equity market value
90
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
EMV merupakan jumlah lembar saham dikalikan dengan harga pasar
perlembar. Hasil perhitungan EMV dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28Perhitungan EMV
Tahun 20032003
PERUSAHAAN Jum.Lembar Saham
(1)
Harga Pasar
(2)
EMV
(1) x (2)PT. Astra Otoparts 755,341,280 1550 1,170,778,984,000PT. Good Year Indonesia 41,000,000 3750 153,750,000,000PT. Indospring 37,500,000 700 26,250,000,000Sumber: data diolah
Tabel 29Perhitungan EMV
Tahun 20042004
PERUSAHAAN Jum.Lembar Saham
(1)
Harga Pasar
(2)
EMV
(1) x (2)PT. Astra Otoparts 767,978,280 1925 1,478,358,189,000PT. Good Year Indonesia 41,000,000 8600 352,600,000,000PT. Indospring 37,500,000 600 22,500,000,000Sumber: data diolah
Tabel 30Perhitungan EMV
Tahun 20052005
PERUSAHAAN Jum.Lembar Saham
(1)
Harga Pasar
(2)
EMV
(1) x (2)PT. Astra Otoparts 771,157,280 2800 2,159,240,384,000PT. Good Year Indonesia 41,000,000 8000 328,000,000,000PT. Indospring 37,500,000 800 30,000,000,000Sumber: data diolah
b. Perhitungan equity book value.
91
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
EBV merupakan jumlah lembar saham dikalikan dengan
nominal saham perlembar. Hasil perhitungan EBV dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 31Perhitungan EBV
Tahun 20032003
PERUSAHAAN Jum.Lembar Saham
(1)
Nominal
(2)
EBV
(1) x (2)PT. Astra Otoparts 755,341,280 500 377,670,640,000PT. Good Year Indonesia 41,000,000 1000 41,000,000,000PT. Indospring 37,500,000 1000 37,500,000,000Sumber: data diolah
Tabel 32Perhitungan EBV
Tahun 20042004
PERUSAHAAN Jum.Lembar Saham
(1)
Nominal
(2)
EBV
(1) x (2)PT. Astra Otoparts 767,978,280 500 383,989,140,000PT. Good Year Indonesia 41,000,000 1000 41,000,000,000PT. Indospring 37,500,000 1000 37,500,000,000Sumber: data diolah
Tabel 33Perhitungan EBV
Tahun 20052005
PERUSAHAAN Jum.Lembar Saham
(1)
Nominal
(2)
EBV
(1) x (2)PT. Astra Otoparts 771,157,280 500 385,578,640,000PT. Good Year Indonesia 41,000,000 1000 41,000,000,000PT. Indospring 37,500,000 1000 37,500,000,000Sumber: data diolah
92
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Setelah mendapatkan equity market value (EMV) dan equity
book value, (EBV) perhitungan market Value Added maing-masing
perusahaan dapat dihitung, dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 34Perhitungan MVA
Tahun 20032003
PERUSAHAAN EMV(1)
EBV(2)
MVA(1) – (2)
PT. Astra Otoparts 1,170,778,984,000 377,670,640,000 793,108,344,000PT. Good Year Indonesia 153,750,000,000 41,000,000,000 112,750,000,000PT. Indospring 26,250,000,000 37,500,000,000 (11,250,000,000)Sumber: data diolah
Berdasarkan pada tabel di atas , diketahui untuk tahun 2003
MVA tertinggi adalah PT. Astra sebesar 793,108,344,000, yang
terendah adalah PT Indospring sebesar sebesar - 11,250,000,000.
Tabel 33Perhitungan MVA
Tahun 20042004
PERUSAHAAN EMV(1)
EBV(2)
MVA(1) – (2)
PT. Astra Otoparts 1,478,358,189,000 383,989,140,000 1,094,369,049,000PT. Good Year Indonesia 352,600,000,000 41,000,000,000 311,600,000,000PT. Indospring 22,500,000,000 37,500,000,000 (15,000,000,000)Sumber: data diolah
Pada tahun 2003 MVA tertinggi adalah PT. Astra sebesar
51,094,369,049,000, yang terendah adalah PT Indospring sebesar
sebesar –15,000,000,000.
93
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tabel 34Perhitungan MVA
Tahun 2005PERUSAHAAN EMV
(1)EBV(2)
MVA(1) – (2)
PT. Astra Otoparts 2,159,240,384,000 385,578,640,000 1,773,661,744,000PT. Good Year Indonesia 328,000,000,000 41,000,000,000 287,000,000,000PT. Indospring 30,000,000,000 37,500,000,000 (7,500,000,000)Sumber: data diolah
Pada tahun 2004 MVA tertinggi adalah PT. Astra sebesar
1,773,661,744,000, yang terendah adalah PT Indospring sebesar –
7,500,000,000, dengan demikian MVA merupakan tolok ukur bagi
manajemen dalam mengelola perusahaan dalam menghasilkan nilai
tambah yang berarti ataukah tidak. Semakin besar MVA berarti
semakin besar nilai tambah yang dihasilkan.
5. Pengujian Hipotesis.
a. Time Series Analysis
Dari hasil perhitungan EVA untuk masing masing perusahaan adalah :
1) PT. Astra Otoparts
EVA 2003 (-61,614,327,650,000) < EVA 2004
(-53,356,180,000,000) < EVA 2005 (-9,633,979,170,000) maka
baik
2) PT. Good Year Indonesia
EVA 2003 (-22,209,579,722,970) < EVA 2004
(-16,997,827,279,700) < EVA 2005 (-1,752,322,368,540) maka
baik
94
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
3) PT. Indospring
EVA 2003 (-5,893,711,937,655) < EVA 2004
(-2,026,987,371,950) > EVA 2005 (-4,223,802,480,563) maka baik
Berdasarkan nilai EVA masing-masing perusahaan, diketahui
bahwa dari tahun 2003 – 2005 nilai EVA negatif atau <0, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa diduga kinerja keuangan perusahaan
otomotif yang tercatat di BEJ periode 2003 – 2005 sehat dan
memberikan nilai tambah ekonomis ditolak.
Dari hasil perhitungan MVA untuk masing masing perusahaan
adalah :
1) PT. Astra Otoparts
MVA 2003 (793,108,344,000) < MVA 2004 (1,094,369,049,000)
< MVA 2005 (1,773,661,744,000) maka baik
2) PT. Good Year Indonesia
MVA 2003 (112,750,000,000) < MVA 2004 (.311,600,000,000) >
MVA 2005 (287,000,000,000) maka baik.
3) PT. Indospring
MVA 2003 (-11,250,000,000) < MVA 2004 (-15,000,000,000) >
MVA 2005 (-7,500,000,000) maka baik.
Berdasarkan nilai MVA masing-masing perusahaan, diketahui
bahwa dari tahun 2003 – 2005 nilai MVA untuk PT. Astra dan Good
year positif atau >0, maka hipotesis yang menyatakan bahwa diduga
kinerja keuangan perusahaan otomotif yang tercatat di BEJ periode
95
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
2003 – 2005 sehat dan memberikan nilai tambah ekonomis diterima.
Sedangkan untuk PT. Indospring selama periode 2003 – 2005 memiliki
MVA negatif maka hipotesis yang menyatakan bahwa diduga kinerja
keuangan perusahaan otomotif yang tercatat di BEJ periode 2003 –
2005 sehat dan memberikan nilai tambah ekonomis ditolak.
b. Cross Sectional Approach
Dari hasil perhitungan EVA untuk masing masing perusahaan adalah :
1) PT. Astra Otoparts
EVA 2003 (-61,614,327,650,000) < Rata-rata EVA
(-29,905,873,103,542) maka buruk
EVA 2004 (-53,356,180,000,000) < Rata-rata EVA
(-24,126,998,217,217) buruk
EVA 2005 (-9,633,979,170,000) < Rata-rata EVA
(-4,223,802,480,563 maka buruk
2) PT. Good Year Indonesia
EVA 2003 (-22,209,579,722,970) ) > Rata-rata EVA
(-29.,905,873,103,542) maka baik
EVA 2004 (-16,997,827,279,700) > Rata-rata EVA
(-24,126,998,217,217) baik
EVA 2005 (-1,752,322,368,540) > Rata-rata EVA
(-4,223,802,480,563 maka baik
3) PT. Indospring
EVA 2003 (-5,893,711,937,655) > Rata-rata EVA
96
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
(-29.,905,873,103,542) maka baik
EVA 2004 (-2,026,987,371,950) > Rata-rata EVA
(-24,126,998,217,217) baik
EVA 2005 (-4,223,802,480,563) > Rata-rata EVA
(-4,223,802,480,563 maka baik
Berdasarkan nilai EVA masing-masing perusahaan, diketahui
bahwa dari tahun 2003 – 2005 untuk PT. Good year dan Indospring
memiliki nilai EVA diatas rata –rata industri, sedangkan PT Astra
memiliki nilai EVA dibawah rata-rata industri, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa diduga kinerja keuangan perusahaan otomotif yang
tercatat di BEJ periode 2003 – 2005 sehat dan memberikan nilai
tambah ekonomis diterima.
Dari hasil perhitungan MVA untuk masing masing perusahaan adalah :
1) PT. Astra Otoparts
MVA 2003 (793,108,344,000) > MVA rata-rata
(298,202,781,333) baik
MVA 2004 (1,094,369,049,000) > MVA rata-rata
(463,656,349,667) baik
MVA 2005 (1,773,661,744,000) > MVA rata-rata
(684,387,248,000) baik
2) PT. Good Year Indonesia
MVA 2003 (112,750,000,000) < MVA rata-rata
(298,202,781,333) buruk
97
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
MVA 2004 (.311,600,000,000) < MVA rata-rata
(463,656,349,667) buruk
MVA 2005 (287,000,000,000) < MVA rata-rata
(684,387,248,000) buruk
3) PT. Indospring
MVA 2003 (-11,250,000,000) < MVA rata-rata
(298,202,781,333) buruk
MVA 2004 (-15,000,000,000) < MVA rata-rata
(463,656,349,667) buruk
MVA 2005 (-7,500,000,000) < MVA rata-rata
(684,387,248,000) buruk
Berdasarkan nilai MVA masing-masing perusahaan, diketahui
bahwa dari tahun 2003 – 2005 PT. Astra mempunyai nialai MVA
diatas Rata-rata industri, sedangkan untuk PT. Indospeing dan Good
year memiliki nilai MVA dibawah rata-rata industri. maka hipotesis
yang menyatakan bahwa diduga kinerja keuangan perusahaan otomotif
yang tercatat di BEJ periode 2003 – 2005 sehat dan memberikan nilai
tambah ekonomis ditolak.
Sedangkan Berdasarkan keseluruhan hasil analisis EVA dan
MVA antara Time Series dan Cross section, diketahui bahwa PT.
Good year dan Indospring merupakan perusahaan yang mempunyai
kinerja baik. maka hipotesis yang menyatakan bahwa diduga diantara
98
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
tiga perusahan otomotif yang tercatat di BEJ, PT. Good Year
mempunyai kinerja yang paling baik ditolak.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Kinerja Perusahaan Berdasarkan EVA dan MVA
Tabel 35Ringkasan Hasil Kinerja Berdasarkan EVA Dan MVA
Perusahaan EVA2003 2004 2005
PT. Astra Otoparts -61,614,327,650,000 -53,356,180,000,000 -9,633,979,170,000PT. Good Year Indonesia -22,209,579,722,970 -16,997,827,279,700 -1,752,322,368,540PT. Indospring -5,893,711,937,655 -2,026,987,371,950 -1,285,105,903,149Rata-Rata Industri -29,905,873,103,542 -24,126,998,217,217 -4,223,802,480,563
Sumber: data diolah
Perusahaan MVA2003 2004 2005
PT. Astra Otoparts 793,108,344,000 1,094,369,049,000 1,773,661,744,000PT. Good Year Indonesia 112,750,000,000 311,600,000,000 287,000,000,000PT. Indospring -11,250,000,000 -15,000,000,000 -7,500,000,000Rata-rata Industri 298,202,781,333 463,656,349,667 684,387,248,000
Sumber: data diolah
Dari tabel diatas diperoleh bahwa pada tahun 2003 sampai dengan
2005 nilai EVA negatif dari ketiga perusahaan otomotif, tetapi nilai MVA
untuk PT. Astra dan Good Year positif. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa dari perusahaan otomotif PT. Astra dan PT. Good Year untuk tahun
2003 – 2005 manajemen berhasil memberikan nilai tambah kepada
penyandang dana, hal ini dapat dilihat pada nilai MVA yang positif selama
3 tahun berturut-turut. Sedangkan PT. Indospring belum berhasil
memberikan nilai tambah kepada penyandang dana, dimana secara tiga
tahun berturut-turut nilai EVA dan MVA negatif. Sehingga dalam hal ini
99
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
perusahaan belum dapat memberikan bonus atau kenaikan gaji terhadap
karyawan dan pemilik modal belum dapat memperoleh pengembalian
terhadap modal yang ditanam.
100
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah di bahas pada bab
sebelumnya, maka dapat di tarik suatu kesimpulan dan saran sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Dilihat dari analisa Ratio Keuangan menunjukkan bahwa ratio likuiditas
untuk Otomotif yang Go Publik, PT. Good Year memiliki kinerja yang
paling bagus dan mampu memenuhi hutang jangka pendeknya, hal ini
dilihat dari Ratio likuditas yaitu Current rasio, cash rasio dan Quick rasio
tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2003, 2004 dan 2005 berada di atas
rata-rata industri Perusahan Otomotif. Untuk tahun 2003 nilai Current
rasio sebesar 225.74, tahun 2004 sebesar 230.62 dan tahun 2005 sebesar
221.07. Cash rasio tahun 2003 sebesar 51.39, tahun 2004 sebesar 44.50
dan tahun 2005 sebesar 46.08. Sedangkan untuk Quick rasio tahun 2003
sebesar 136.42, tahun 2004 sebesar 149.23 dan tahun 2005 sebesar 149.21.
Nilai rasio ini disebabkan tingginya kas maupun aktiva lancar yang
digunakan untuk menjamin setiap rupiah hutang. Dengan demikian
perusahaan ini dapat bisa dikatakan likuid bila dilihat dari sisi current
rasio, cash ratio dan quick rasio.
2. Untuk rasio Profitabilitas PT. Astra Indoparts memiliki kinerja yang bagus
dengan nilai Gross Profit Margin pada tahun 2003 sebesar 18.95 dan
101
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
Tahun 2005 sebesar 18.71 diatas rata-rata industri, sedangkan dari ROI
PT. Astra selama 3 tahun berturut berada diatas rata-rata industri yaitu
pada tahun 2003 sebesar 10.55, tahun 2004 sebesar 9.16 dan tahun 2005
sebesar 9.21, hal ini menujukkan kemampuan perusahan dalam
menghasilkan laba bersih meningkat.
3. Untuk rasio Solvabilitas PT. Indospring memilki rasio solvabilitas yang
tinggi dibanding PT. Astra Otoparts dan PT. Good Year Indoensia pada
rasio Total Debt to Equity Ratio dan Total Debt to Total Assets Ratio yang
menunjukkan besarnya bagian dari setiap rupiah modal sendiri dan total
aktiva yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang cukup tinggi.
4. Berdasarkan pembahasan kinerja berdasarkan EVA tiap-tiap perusahaan
diatas terlihat bahwa dari tiga Industri ototmotif memiliki kinerja yang
kurang bagus, hal ini dilihat dari EVA yang ngetaif hal ini berarti
perusahaan belum dapat memberikan bonus atau kenaikan gaji terhadap
karyawan dan pemilik modal akan dapat memperoleh pengembalian
terhadap modal yang ditanam.
5. Dari penilaian MVA, PT. Astra memiliki kinerja yang baik, hal ini dilihat
dari MVA selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2003, 2004 dan
2005 berada memiliki nilai positif lebih besar dari nol serta diatas rata-
rata industri perusahaan ototmotif. Hal ini berarti manajemen perusahaan
telah mampu meningkatkan kekayaan perusahan dan kekayaan para
pemegang sahampun bertambah.
102
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
B. Saran-saran
Melihat dari hasil penilaian Rasio Keuangan, Economi Value Added
maupun Market Value Added yang umumnya negatif, maka kebijaksanaan
yang sebaiknya di lakukan Perusahaan Ototmotif yang Go Public antara lain:
1. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing
perusahan memiliki keberhasilan dan kekurangan pada masing-masing
rasio tertentu. Untuk itu perusahaan hendaknya meningkatkan kinerja
keuangannya, serta lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur
modalnya. Perusahaan perlu menyiapkan perencanaan bisnis yang baik
atau investasi jangka pendek maupun menengah
2. Dengan diketahuinya keberhasilan dan kekurangan dari masing-masing
rasio keuangan yang dianalisis, manajemen dituntut mampu memilih
investasi dengan tingkat pengembalian optimum dengan tingkat resiko
minimum sehingga nilai perusahaan dapat di maksimumkan. Mengurangi
pemakaian modal serta dapat melakukan investasi pada proyek-proyek
dengan tingkat pengembalian yang tinggi.
3. Bagi perusahaan sebaiknya jika ingin mendapatkan kinerja yang baik atau
hasil EVA maupun MVA yang positif di harapkan adanya transparasi
dalam menyampaikan laporan keuangan atau kondisi perusahaan, serta
lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya. Perusahaan perlu
menyiapkan perencanaan bisnis yang baik atau investasi jangka pendek
maupun menengah.
103
Fakultas ekonomiUniversitas Muhammadiyah Malang
4. Bagi investor sebelum berinvestasi hendaknya lebih mempertimbangkan
kinerja perusahaan karena dengan kinerja yang baik perusahaan akan
memberikan nilai lebih dan deviden yang tinggi. Dengan demikian
pengembalian yang diharapkan setiap investor dapat terpenuhi.
5. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat melanjutkan penilaian kinerja
perusahaan dengan metode EVA atau MVA tidak hanya berpedoman pada
perusahaan ototmotif tetapi pada perusahaan lain yang mempunyai hasil
produksi yang berbeda sehingga dapat di ketahui sejauh mana peranan
kedua metode tersebut merupakan alternatif yang lebih baik dalam menilai
kinerja perusahaan.
104