bab iv hasil dan pembahasan 4.1 deskripsi kondisi...

23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi. Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, dan guru sesekali memberikan pertanyaan dengan maksud agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru kurang aktif. Demikian juga interaksi antar siswa kurang karena dibatasi oleh dominasi guru. Siswa dalam belajar tidak ada pendampingan dari guru, siswa belajar sendiri setelah mendapatkan ceramah dari guru. Secara individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa. Pada minggu III tanggal 14 November 2011 diadakan tes evaluasi. Hasil tes ini merupakan hasil belajar dari pembelajaran yang dilakukan secara konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dan dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode ceramah. Setelah selesai pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar yang berupa tes. Dari tes yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa yaitu skor minimal yang dicapai siswa sebesar 30, skor maksimal 80, rata- rata 50,42. Dari hasil belajar yang diperoleh terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa hanya dicapai oleh 2 dari 24 siswa 8,33%. Dengan demikian siswa yang belum tuntas mencapai 22 dari 24 siswa (91,67%). Rincian perolehan skor tersebut disajikan pada tabel 4.1 di halaman berikut. 43

Upload: lethuy

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)

Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode

pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

pembelajaran dengan salam, dan memotivasi siswa, menyampaikan materi.

Selama pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi sementara

siswa mendengarkan, dan guru sesekali memberikan pertanyaan dengan

maksud agar siswa ikut aktif di dalam pembelajaran. Tetapi guru sangat

dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang

berlangsung. Sehingga alur pembelajaran banyak dari atas ke bawah atau

dengan kata lain informasi hanya searah yang menyebabkan interaksi antara

siswa dengan guru kurang aktif.

Demikian juga interaksi antar siswa kurang karena dibatasi oleh

dominasi guru. Siswa dalam belajar tidak ada pendampingan dari guru,

siswa belajar sendiri setelah mendapatkan ceramah dari guru. Secara

individu siswa belajar tanpa adanya alat peraga atau contoh penyelesaian

soal. Di akhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas kepada siswa.

Pada minggu III tanggal 14 November 2011 diadakan tes evaluasi.

Hasil tes ini merupakan hasil belajar dari pembelajaran yang dilakukan

secara konvensional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dan

dalam menyampaikan materi guru menggunakan metode ceramah. Setelah

selesai pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar yang berupa tes. Dari

tes yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa

yaitu skor minimal yang dicapai siswa sebesar 30, skor maksimal 80, rata-

rata 50,42. Dari hasil belajar yang diperoleh terlihat bahwa ketuntasan

belajar siswa hanya dicapai oleh 2 dari 24 siswa 8,33%. Dengan demikian

siswa yang belum tuntas mencapai 22 dari 24 siswa (91,67%). Rincian

perolehan skor tersebut disajikan pada tabel 4.1 di halaman berikut.

43

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

44

Berdasarkan observasi hasil belajar siswa kelas IV SDN Plumbungan

Kecamatan Gabus sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester I

Tahun Pelajaran 2011/2012, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika. Hal tersebut

mempengaruhi perolehan nilai ulangan siswa. Setiap tes evaluasi banyak

siswa yang perolehan nilainya di bawah KKM. KKM yang ditetapkan dalam

semester I sebesar 70, sehingga banyak siswa yang mengikuti program

remesial. Hasil evaluasi sebelum diadakan tindakan penelitian dapat

dijelaskan pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Distribusi Skor Tes Berdasarkan

Ketuntasan Pada Kondisi PraSiklus

Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan

30 1 4 30 Belum Tuntas

40 6 25 240 Belum Tuntas

50 11 46 550 Belum Tuntas

60 4 17 240 Belum Tuntas

70 1 4 70 Tuntas

80 1 4 80 Tuntas

Jumlah 24 100 1210

Rata-rata 50.42

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi skor tes berdasarkan ketuntasan pada

kondisi prasiklus di atas, frekuensi hasil belajar yang diperoleh siswa

menunjukkan ketuntasan tercapai oleh 2 dari 24 siswa atau 8,33 %. Angka

ini menunjukkan angka yang rendah, mengingat bahwa siswa yang belum

tuntas hampir mencapai 100 % yakni 91,67 %. Begitu pula skor minimal

yang dicapai jauh dari skor KKM yang ditetapkan sebesar 70 yakni 30.

Namun skor maksimal yang dicapai lumayan tinggi yakni 80. Persoalan

yang dialami adalah distribusi pencapaian prestasi belajar yang tidak

merata. Hal ini nampak pada banyaknya siswa yang memperoleh skor 40

dan 50 yang tidak tuntas mencapai 17 orang atau 70,83 % atau mendekati

71 %, begitu pula siswa yang mencapai skor 7 dan 8 masing-masing hanya

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

45

1 siswa saja. Ketidak merataan perolehan skor ini, dimungkinkan sekali

karena pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas lebih bersifat

individual, sehingga kemampuan siswa satu tidak dapat disharekan kepada

siswa yang lain. Penelitian tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75%

berhasil tuntas dan memperoleh nilai 70. Distribusi persentase skor tes

berdasarkan ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Distribusi Persentase Ketuntasan Belajar

Pada Kondisi Prasiklus

Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )

1. Tuntas dengan skor 70 2 8,33

2. Tidak tuntas dengan skor < 70 22 91,67

Tabel 4.2 tentang distribusi persentase ketuntasan belajar matematika tentang

materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV SDN Plumbungan

Gabus Kabupaten Pati pada semester I tahun 2011/2012 menunjukkan bahwa

hasil belajar pada kondisi pra siklus yaitu kondisi sebelum diberi

tindakanyang belum tuntas dengan skor di bawah 70 ada 22 sebesar 91,67 %.

Kondisi kelas seperti ini, menunjukkan kegagalan dalam proses

pembelajaran, sehingga seolah-olah pembelajaran yang dilakukan oleh guru

tidak ada artinya, sehingga sebenarnya tanpa pembelajaranpun, ya

kemampuan siswa seperti itu. Kondisi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan

melalui gambar 4.1 tentang perbandingan ketuntasan belajar matematika

tentang perkalian dengan cara susun yang terjadi pada siswa kelas IV SD

Negeri Plumbungan Kecamatan Gabus Pati pada semester I tahun 2011/2012

pada kondisi pra siklus disajikan pada halaman berikut.

Berdasarkan analisis perolehan skor tes pada kondisi pra siklus ini,

baik skor tes tertinggi, skor tes terendah dan rata-rata perolehan hasil

evaluasi, maupun masih besarnya siswa yang belum tuntas, maka perlu

adanya perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Plumbungan.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

46

Gambar 4.1

Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Pada Kondisi Pra Siklus

4.2 Diskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang diberikan dalam siklus 1 terdiri dari

3 tahapan yaitu; 1) perencanaan tindakan (planning), 2) pelaksanaan

tindakan (action) dan pengamatan (observation), dan 3) refleksi

(reflection). Pelaksanaan siklus 1 yang tertuang dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang dalam 2 kali pertemuan.

Setiap pertemuan berlangsung 70 menit (dua jam pelajaran) yang

dilaksanakan pada tanggal 14 November 2011. Dalam tahap

perencanaan ini tersusun 1 RPP, 2 lembar kerja siswa (LKS), butir soal

tes formatif I, dan alat-alat pembelajaran yang mendukung, yang

semuanya disajikan dalam lampiran.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I

untuk mendapatkan perangkat pembelajaran tersebut adalah:

(a) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa berupa menyiapkan materi

pelajaran dengan diawali berdoa, mengabsen siswa dan membentuk

kelompok terdiri 4 siswa seperti yang terlihat pada gambar di bawah

ini.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

47

Gambar 4.2

Kelompok siswa dalam persiapan materi

(b) Guru merumuskan tujuan pembelajaran.

(c) Menyiapkan masalah materi pelajaran yang akan dipecahkan. Materi

yang akan dipecahkan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.

(d) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (contoh soal perkalian

cara susun)

(e) Merancang pembelajaran perkalian cara susun dengan menggunakan

model pembelajaran think pair and share (TPS).

(f) Menyiapkan RPP

(g) Membuat lembar observasi guru untuk melihat kondisi pembelajaran

di kelas.

(h) Membuat lembar evaluasi untuk melihat hasil belajar yang

dilakukan.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu:

1. Membuka pelajaran

Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas,

dengan diawali mengucapkan salam, mengabsen siswa, mengatur

tempat duduk siswa, mengatur suasana kelas.

2. Apersepsi

Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa

tentang penyelesaian perkalian cara susun dengan menggunakan

model pembelajaran TPS.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

48

3. Tanya jawab

Pada tahap ini guru memberikan tanya jawab kepada siswa

tentang perkalian cara susun sekaligus guru memberikan contoh

dengan menggunakan media perkalian dan pembagian

4. Pembentukan kelompok

Pada Tahap ini peserta didik diminta belajar secara individual

atau berpasangan (berkelompok). Selanjutnya guru menjelaskan

tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam

proses pembelajaran, bisa berupa penyelesaian yang dilakukan

dengan mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari

suatu topik, mengerjakan tugas ataupun melakukan aktivitas-

aktivitas lain yang dapat membantu peserta didik dalam memahami

suatu topik. Seperti kegiatan pembelajaran pada gambar berikut ini.

Gambar 4.3

Guru membimbing siswa dalam kelompok

Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa mulai

melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru pada fase

pertama, peserta didik dapat bekerjasama atau individu tergantung

pada pengorganisasian kelas pada langkah pertama. Pada fase ini

guru dapat memberikan jawaban masalah secara langsung kepada

siswa.

5. Penemuan

Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan

hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

49

diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan

pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami topik yang

sedang mereka pelajari.

Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya

pada fase kedua dan memperbaiki jika ternyata setelah didiskusikan

terdapat kesalahan. Guru dapat juga mengecek kembali pemahaman

siswa dengan memberikan soal latihan. Siswa dapat juga

mengajukan permasalahan atau pertanyaan jika ada hal-hal yang

kurang dipahami dan topik yang sedang dipelajari.

6. Evaluasi berupa tes

Guru melakukan evaluasi belajar yang berupa tes, observasi

dan wawancara. Di awal pembelajaran penilaian dilakukan dengan

memberikan pre tes, pada proses pembelajaran, penilaian dilakukan

melalui observasi dan wawancara dengan siswa, dan pada akhir

pembelajaran penilaian dilakukan dengan tes

Hasil Observasi

Observasi terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses

pembelajaran dengan tindakan berlangsung, yang dilaksanakan oleh

observer. Observer selama tindakan dilakukan oleh teman sejawat yang

mengajar di kelas IV SD Negeri Plumbungan Kecamatan Gabus

Kabupaten Pati. Observer mengikuti keseluruhan proses tindakan.

Hasil observasi yang dilakukan di SDN Plumbungan berupa data

kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif dari

hasil tes formatif siswa yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan

tindakan siklus I. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan

sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses belajar

dilakukan oleh teman sejawat salah satu patner kerja di SDN

Plumbungan.

Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TPS oleh guru adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

50

1. Guru memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas

2. Guru meminta peserta didik belajar secara berpasangan

(berkelompok).

3. Guru menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

peserta didik dalam proses pembelajaran, yang berupa

menyelesaikan perkalian cara susun pendek

4. Guru menjelaskan perkalian dengan cara susun panjang, kemudian

siswa mengerjakan latihan perkalian cara susun panjang dengan

didampingi guru

5. Dalam mengerjakan soal-soal latihan, siswa dapat bekerjasama

dengan teman sebelah

6. Siswa memberikan jawaban soal latihan

7. Siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi.

8. Guru mengajukan pertanyaan untuk membantu peserta didik

memahami soal latihan yang dikerjakan.

9. Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan

memperbaiki jika ternyata setelah dibahas bersama terdapat

kesalahan.

10. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan

soal latihan. Siswa dapat juga mengajukan pertanyaan, jika ada hal-

hal yang kurang dipahami dan topik yang sedang dipelajari.

11. Guru menilai pekerjaan siswa. Walaupun ini merupakan tahap

akhir, tetapi bukan berarti penilaian hanya dilakukan pada akhir

pembelajaran, tetapi penilaian dilakukan sebelum, selama dan

setelah pelajaran dilaksanakan.

12. Di awal pembelajaran guru memberikan pre tes, selama

pembelajaran guru menilai melalui observasi selama siswa

mengikuti proses pembelajaran, guru juga melakukan wawancara

dengan siswa, dan mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

51

Hasil penilaian mata pelajaran matematika dari hasil belajar

siswa kelas IV di SDN Plumbungan pada siklus I disajikan melalui

tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Belajar Pada Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase (%) Jml=N * F Ketuntasan 50 13 54.17 650 Belum Tuntas 60 8 33.33 480 Belum Tuntas 70 1 4.17 70 Tuntas 80 2 8.33 160 Tuntas

Jumlah 24 100.00 1360.00 Rata-rata 56.67

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata

56,67 yang telah menunjukkan adanya kenaikan dari skor tes

sebelumnya yakni 50,42 dengan skor minimal yang naik 20 yakni

dari skor 30 pada kondisi prasiklus naik menjadi 50 pada siklus I,

kenaikan ini merupakan kenaikan yang berarti dan bermakna.

Artinya tindakan yang berupa kerja kelompok dapat mendorong

siswa pada golongan terbawah naik skornya. Namun pada skor

maksimal tidak mengalami kenaikan dan tetap pada skor 80. Ini

artinya pemberian tindakan tidak memiliki dampak yang berarti bagi

siswa pada golongan teratas. Meskipun demikian, besarnya

persentase ketuntasan belajar klasikal mengalami kenaikan yang juga

tidak signifikan yakni dari kondisi pra siklus 8,33 % (2 siswa)

menjadi 12.50 % (3 siswa) pada siklus I.

Mendasarkan pada tabel 4.3 tersebut di atas, maka distribusi hasil

belajar matematika bagi siswa kelas IV SDN Plumbungan Gabus

Pati terutama untuk materi perkalian cara susun yang mencapai

persentase terbesar adalah pada skor 50 dan tidak tuntas yakni

sebesar 54,17 %, sedangkan persentase terkecil sebesar 4.17 %

dicapai pada batas skor KKM 70 yang dinyatakan tuntas. Kondisi ini

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

52

menunjukkan peningkatan hasil belajar yang belum bermakna,

sehingga tindakan yang diberikan perlu mendapat perhatian.

Ketuntasan belajar ini juga dapat ditunjukkkan melalui tabel 4.4

berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur

dengan KKM diatas atau sama dengan 70, dicapai oleh 3 siswa

atau 12.50 % dan ada 21 siswa lainnya atau sebesar 87.50% dari

seluruh siswa yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar

matematika untuk perkalian dengan cara susun. Gambar ketuntasan

belajar ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti

gambar 4.4 di halaman berikut ini. Pada gambar 4.4. menunjukkan

betapa besarnya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya.

4.2.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan adanya

peningkatan belajar yang belum signifikan atau belum sesuai dengan

yang diharapkan. Ada beberapa penyebab kenaikan hasil belajar yang

sangat rendah, antara lain:

1. Guru kurang mengorganisasi kelas, siswa belajar secara

berpasangan tanpa ada bimbingan.

2. Guru terlalu cepat menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )

1. Tuntas dengan skor ≥70 3 12.5

2. Tidak tuntas dengan skor < 70 21 87.5

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

53

Gambar 4.4

Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I

3. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.

5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.

Kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki dalam siklus II. yakni:

1. Guru harus dapat mengorganisasi kelas dengan baik.

2. Kegiatan belajar siswa ada pendampingan dari guru

3. Guru memberikan penjelasan dengan baik

4. Guru menggunakan alat peraga, memberikan penguatan dalam

pembelajaran

5. Guru memberikan pengarahan dengan berdiskusi dengan siswa

6. Guru memberikan penghargaan dalam pembelajaran.

Refleksi hasil belajar berdasarkan tes menunjukkan hasil yang tidak

menggembirakan, masih tingginya prosentase yang tidak tuntas

(87.5 %). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dan perhatian siswa

kurang optimal pada materi pembelajaran perkalian dengan cara

susun.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

54

4.3 Diskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung 70

menit (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan pada tanggal 17 sampai

dengan 19 November 2011. Perencanaan yang dilakukan seperti pada

perencanaan siklus I, namun untuk merencanakan bentuk kegiatan

dalam pemberian tindakan mendasarkan pada hasil refleksi siklus I.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan ini, siswa menyelesaikan materi belajar

sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai secara berkelompok.

Pembelajaran dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Membuka Pelajaran

Dalam mengorganisasi kelas, Guru memulai pelajaran

dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa, mengatur tempat

duduk siswa, dan mengatur suasana kelas.

2. Apersepsi

Pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa

tentang penyelesaian perkalian cara susun dengan menggunakan

model Think Pair and Share.

3. Tanya jawab

Pada tahap ini guru memberikan pertanyan kepada siswa

tentang operasi perkalian dan pembagian sekaligus guru

memberikan contoh/media perkalian dan pembagian. Terlihat pada

gambar 4.5 di halaman berikut ini.

4. Pembentukan kelompok

Pada tahap ini peserta didik diminta belajar secara

berpasangan (berkelompok). Selanjutnya guru menjelaskan tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses

pembelajaran, bisa berupa penyelesaian yang dilakukan dengan

mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topik,

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

55

mengerjakan tugas ataupun melakukan aktivitas-aktivitas lain yang

dapat membantu peserta didik dalam memahami perkalian cara

susun. Gambar 4.6 menunjukkan aktivitas kelompok mengerjakan

soal latihan perkalian dengan cara susun di bawah ini.

Gambar 4.5

Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru

Gambar 4.6

Siswa Berkelompok Menyelesaikan Perkalian Cara Susun

Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk

melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru pada fase

pertama, siswa bekerjasama sesuai dengan pengorganisasian kelas

yang merupakan langkah pertama. Pada fase ini guru dapat

memberikan jawaban masalah secara langsung kepada siswa.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

56

5. Penemuan

Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan

hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain

diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru dapat pula mengajukan

pertanyaan untuk membantu peserta didik memahami topik yang

sedang mereka pelajari. Siswa diminta memperhatikan kembali

hasil pekerjaannya pada fase kedua dan memperbaiki jika ternyata

setelah didiskusikan terdapat kesalahan.

Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan

memberikan soal latihan. Siswa dapat juga mengajukan

permasalahan atau pertanyaan jika ada hal-hal yang kurang

dipahami dan topik yang sedang dipelajari. Penjelasan aktivitas ini

secara lebih rinci disajikan melalui gambar 4.7 di halaman

berikutnya.

Gambar 4.7

Guru Mengecek Hasil Pengerjaan Siswa pada Siklus II

6. Evaluasi berupa tes

Guru melakukan evaluasi belajar yang berupa tes, observasi dan

wawancara. Di awal pembelajaran penilaian dilakukan dengan

memberikan pre tes, pada proses pembelajaran, penilaian dilakukan

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

57

melalui observasi dan wawancara dengan siswa, dan pada akhir

pembelajaran penilaian dilakukan dengan tes

Hasil Observasi

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada Siklus I yang dilakukan di

SDN Plumbungan, menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa

belum terlihat signifikan. Perbaikan pelaksanaan tindakan dilakukan

dalam siklus II yakni dimulai dengan Guru memulai pelajaran dengan

mengorganisasi kelas, siswa diminta belajar secara individual atau

berpasangan (berkelompok). Dalam mengorganisasi kelas, Nampak

guru melakukan pendampingan ke kelompok-kelompok seperti yang

terlihat pada gambar 4.8 berikut ini.

Gambar 4.8

Guru Mendampingi Siswa Berdiskusi

Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan siswa yang berupa penyelesaian soal latihan. Untuk

menyelesaikan soal latihan, guru mengarahkan pendapat siswa,

kemudian siswa mempelajari suatu topic dan mengerjakan tugas yang

ada melalui topic itu. Apabila siswa tidak memahami topic tersebut,

guru membantu menjelaskannya.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

58

Siswa mulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru

yaitu mengerjakan perkalian cara susun pendek, guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama. Guru memberikan

jawaban masalah secara langsung kepada siswa. Penjelasan guru

nampak pada gambar 4.9 di bawah ini.

Gambar 4.9

Guru Memberi Penjelasan Kepada Siswa

Beberapa siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan

hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa lain diberi

kesempatan untuk menanggapi. Guru mengajukan pertanyaan untuk

membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari.

Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan

memperbaiki. Guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan

memberikan soal latihan. Guru melakukan penilaian belajar kepada

siswa yang bekerja dalam kelompok seperti yang terlihat pada gambar

4.10 di halaman berikutnya.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

59

Gambar 4.10

Aktivitas siswa dalam kerja kelompok

4.3.3 Refleksi Siklus II

Hasil penilaian mata pelajaran matematika dari hasil belajar

siswa kelas IV di SDN Plumbungan pada siklus II disajikan melalui

tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Skor Tes Berdasarkan Ketuntasan Belajar Pada Siklus II

Nilai Frekuensi

Persentase

(%) Jml=N * F Ketuntasan 70 4 16.67 280 Tuntas 80 11 45.83 880 Tuntas 90 9 37.50 810 Tuntas

Jumlah 24 100.00 1970.00 Rata-rata 82.08

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang

82,08 telah menunjukkan adanya kenaikan sebesar 25,41 dari skor

tes pada siklus 1 yakni 56,67 dan skor tes prasiklus 50,42; dengan

skor minimal yang naik 20 yakni dari skor 50 pada kondisi siklus I

naik menjadi 70 pada siklus II, kenaikan ini merupakan kenaikan

yang berarti dan bermakna. Artinya tindakan yang berupa kerja

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

60

kelompok dapat mendorong siswa pada golongan terbawah naik

skornya. Pada skor maksimal mengalami kenaikan juga yaitu dari

skor 80 menjadi 90. Ini artinya pemberian tindakan memberikan

dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas, meskipun

hanya dengan kenaikan 10. Besarnya persentase ketuntasan belajar

klasikal mengalami kenaikan yang luar biasa, yakni yang pada siklus

I hanya mengalami ketuntasan 12,5 %, siklus II mencapai 100 %.

Ketuntasan ini merupakan ketuntasan yang optimal dan sangat

diharapkan.

Mendasarkan pada tabel 4.5 tersebut di atas, maka distribusi hasil

belajar matematika bagi siswa kelas IV SDN Plumbungan Gabus

Pati terutama untuk materi perkalian cara susun yang mencapai

persentase terbesar (45,83%) adalah pada skor 80 dan tuntas,

sedangkan persentase terkecil sebesar 16.67 % dicapai pada batas

skor KKM 70 yang dinyatakan tuntas. Kondisi ini menunjukkan

peningkatan hasil belajar yang sangat bermakna. Ketuntasan belajar

telah mencapai 100 % dengan distribusi skor 70, 80 dan 90. Sayang,

skor maksimal 100 belum dapat dicapai. Kondisi ini dapat dipahami,

mengingat pembelajaran dilakukan secara kelompok, sehingga dapat

mengangkat skor semua siswa.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan observasi dan hasil evaluasi yang diperoleh dari

proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada

perubahan belajar siswa yang signifikan dari perkembangan siswa dengan

adanya upaya dan desain serta model pembelajaran yang diupayakan pada

setiap siklusnya. Hasil observasi menunjukkan, guru memulai pelajaran

dengan mengorganisasi kelas, peserta didik diminta belajar secara individual

atau berpasangan (berkelompok), guru sudah menjelaskan tentang kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran, guru

mengarahkan pendapat siswa, melanjutkan mempelajari suatu topic, Siswa

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

61

sudah memulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru, peserta

didik aktif bekerjasama atau individu, guru memberikan jawaban masalah

secara langsung kepada siswa, beberapa siswa diminta untuk menampilkan

dan menjelaskan hasil pekerjaannya kepada teman-temannya sekelas, siswa

lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru mengajukan pertanyaan

untuk membantu peserta didik memahami topik yang sedang mereka pelajari.

Siswa diminta memperhatikan kembali hasil pekerjaannya dan memperbaiki,

guru mengecek kembali pemahaman siswa dengan memberikan soal latihan.

Siswa mengajukan permasalahan atau pertanyaan, guru menilai atau

melakukan evaluasi belajar unit materi. Sehingga aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran perkalian secara susun kelihatan hidup.

Perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dari keadaan prasiklus,

siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Perbandingan Distribusi Skor Antara Keadaan

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Skor

Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 30 1 4

2 40 6 25

3 50 11 46 13 54

4 60 4 17 8 33

5 70 1 4 1 4 4 16.67

6 80 1 4 2 8 11 45.83

7 90 9 37.50

Jumlah 24 100 24 100 24 100.00

Rata-rata 50.42 56.67 82.08

Ketuntasan 2 8.33 3 12.5 24 100

Besarnya skor minimal pada prasiklus 30 dan naik 20 pada siklus I

menjadi 50. Keadaan ini juga terjadi pada siklus II, yang naik 20 juga dari

skor minimal pada siklus I. Adapun perbandingan skor hasil belajar minimal

yang dialami oleh masing-masing siklus dapat ditunjukkan melalui gambar

4.11 berikut ini.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

62

Gambar 4.11

Perbandingan Skor Minimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Besarnya skor maksimal pada prasiklus dan siklus I sebesar 80.

Pada keadaan ini tidak mengalami kenaikan. Pada siklus II mengalami

kenaikan 10 menjadi 90. Tabel 4.7 di atas yang menunjukkan perbandingan

distribusi skor antara keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II juga dapat

disajikan lebih jelas lagi melalui gambar 4.12 yakni perbandingan skor hasil

belajar maksmal yang dialami oleh masing-masing siklus pada halaman

berikutnya.

Gambar 4.13 menunjukkan dengan jelas, perkembangan kenaikan

perolehan skor keadaan prasiklus, siklus I dan siklus II. Dalam gambar

terlihat pada kondisi prasiklus, skor yang diperoleh oleh jumlah siswa yang

terbanyak adalah pada skor 40 dan 50. Kondisi ini berbeda dengan kondisi

siklus 1 yang menunjukkan kecenderungan menurun, semakin tinggi skor

diperoleh semakin sedikit jumlah siswa mencapainya. Berbeda dengan

kondisi siklus II yang distribusi pencapaian skor normal, yakni siswa

mencapai skor menengah dicapai oleh hampir 50 % dari seluruh jumlah siswa

yang ada yakni 11 siswa

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

63

Gambar 4.12

Perbandingan Skor Maksimal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

.

Gambar 4.13

Diagram Perbandingan Distribusi Skor Pada

Keadaan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

64

Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa ditunjukkan melalui

gambar 4.14 di halaman berikut.

Gambar 4.14

Perbandingan Rata-rata pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Besarnya rata-rata per kondisi selalu mengalami kenaikan, meskipun

kenaikan itu tidak selalu signifikan. Pada siklus I rata-rata sebesar 50,42,

pada siklus I mengalami kenaikan sebesar 6,25 menjadi 56,67, dan naik

sebesar 25,41 pada siklus II yakni 82.08. Kenaikan angka rata-rata yang

terjadi dari siklus I ke siklus II ini signifikan artinya kenaikan rata-rata

yang terjadi bermakna.

Ketuntasan belajar klasikal pada prasiklus terdapat 2 dari 24 siswa

atau sebesar 8,33% belum memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal,

oleh karena itu perlu ada perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran

dilakukan dengan penggunaan model TPS. Hal ini dapat menaikkan

ketuntasan 1 siswa menjadi 12.50 pada siklus 1, dan naik menjadi 100 pada

siklus II. Mendasarkan pada hasil ketuntasan tersebut, maka kenaikan yang

signifikan hanya terjadi pada kondisi siklus I ke siklus II. Sedangkan

kenaikan ketuntasan dari prasiklus ke siklus I dirasa tidak bermakna,

karena pemberian tindakan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/659/5/T1_262010624_BAB IV.pdf · materi perkalian dengan cara susun bagi siswa kelas IV

65

Kesalahan terjadi pada pelaksanaan tindakan. Keadaan inilah yang

mendorong perlunya dilakukan tindakan lebih lanjut. Adapun

perbandingan persentase ketuntasan yang dialami oleh masing-masing

siklus dapat ditunjukkan melalui gambar 4.15 berikut ini.

Gambar 4.15

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar

pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II