bab iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum … · 2019. 10. 7. · bab iv . hasil dan pembahasan...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum lingkungan penelitian
SMK Negeri 1 Bawen merupakan salah satu Sekolah Menegah Kejuruan yang
ada di provinsi semarang. SMK Negeri 1 Bawen terletak di Jl. Kartini No. 119,
Bawen, Semarang. Sekolah ini memiliki delapan program studi keahlian yaitu
Agribisnis pengolahan Hasil Pertanian dan perikanan (TPHP), Agribisnis
Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Agribisnis Tanaman Perkebunan
(ATP), Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR), Agribisnis Ternak Unggas (ATU),
Alat Mesin Pertanian (AMP), Jasa Boga (JB), Akomodasi Perhotelan (AP).
Visi dari SMK Negeri Bawen adalah “ Menghasilkan tamatan yang bertaqwa
professional berwawasan lingkungan dan mampu bersaing di era global”.
Sedangkan misi dari SMK Bawen adalah :
1. Bertaqwa dan berakhlak mulia
2. Peduli da berwawasan lingkungan.
3. Terampil, mandiri, dan mampu mengembangkan diri.
4. Memiliki dedikasi, kreatifitas dan berwawasan luas.
5. Mampu beradaptasi dan bersaing di era global.
Adapun yujuan dari SMK Bawen adalah:
1. Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan
budi pekerti luhur.
2. Membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang kepekaan terhadap
masalah lingkungan.
3. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan mengembangkan
sikap profesionalisme.
4. Menyiapkan peserta didik yang mampu memilih karier, siap berkompetisi,
dan mengembagkan sikap kemandirian mealaui kewirausahaan.
5. Melayani semua pelanggan SMK Negeri 1 Bawen sesuai dengan persyaratan
8 standar nasional pendidikan serta ISO 90001-2008
6. Membantu masyarakat kurang mampu dengan membuka kelas jauh mandiri.
Subyek dari penelitian ini adalah kelas X JB B yang berjumlah 36 orang
siswa. Kelas X JB memperoleh pelajaran simulasi digital sebanyak 3 jam tiap
minggunya, yaitu pada hari jum’at. Selama proses pembelajaran siswa tidak
menggunakan laboratorium komputer yang terdapat disekolah tersebut,
melainkan pembelajaran hanya dilakukan didalam kelas, kadang menggunakan
media laptop, kadang pembelajaran secara ceramah dengan bantuan modul dari
guru.
4.2. Analisis hasil belajar siswa (Pretest dan Posttest)
Berasarkan hasil yang diperoleh siswa (pretest dan protest) pada mata pelajaran
Simulasi Digital. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis untuk mengetahui
perbedaan nilai yang diperoleh siswa dalam hal ini hasil belajar yang didapatkan dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rekap nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen
ditunjukan pada table dibawah ini :
Tabel 4.1 Rata – rata nilai kelas control dan kelas eskperimen
Nilai Kelas kontrol Kelas Eksperimen
Rata-rata pretest 58, 33 53, 33
Rata-rata posttest 73, 05 79, 72
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa rata - rata nilai pretest dan
posttest pada kelas kontrol adalah 58, 33 dan 73, 05 sedangkan nilai pretest dan
posttest pada kelas eksperimen adalah 53, 33 dan 79, 72. Melihat dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada kelas kontrol maupun eksperimen.
4.3. Analisis data pretest
Analisis data pretest bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa, baik
itu kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum diberikan treatment (perlakuan).
Berikut penyajian analisis data statistik skor pretest kelas kontrol maupun kelas
eksperimen dengan menggunakan program SPSS Versi 25. Berikut data nilai pretest
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4. 2 dafta nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
No Nilai
No
Nilai
kontrol
Eksperimen
1 60 19 60
1 40 19 40
2 60 20 40
2 60 20 40
3 40 21 80
3 80 21 40
4 80 22 60
4 60 22 100
5 80 23 60
5 60 23 60
6 40 24 80
6 60 24 40
7 40 25 60
7 40 25 80
8 40 26 80
8 60 26 60
9 60 27 40
9 60 27 40
10 60 28 80
10 40 28 60
11 80 29 60
11 60 29 40
12 20 30 60
12 60 30 40
13 20 31 80
13 40 31 60
14 60 32 60
14 40 32 20
15 40 33 80
15 60 33 80
16 80 34 40
16 80 34 40
17 40 35 60
17 40 35 60
18 60 36 60
18 20 36 60
Tabel 4. 3 Data descriptive pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas Kontrol 36 20.00 80.00 58.3333 17.48469
Kelas eksperimen 36 20.00 100.00 53.3333 17.23783
Valid N (listwise) 36
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif nilai pretest diatas, terlihat bahwa
jumlah siswa kelas kontrol sebanyak 36 orang dengan perolehan minimum adalah 20,
nilai maximum adalah 80, dan rata - rata adalah 58, 33. Sedangkan untuk kelas
eksperimen dengaan jumlah siswa 36 dengan peroleh minimum adalah 20, nilai
maximum adalah 100, dan rata - rata adalah 53, 33. Dapat disimpulkan bahwa kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan yang hampir sama meskipun
kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang lebih sedikit tinggi. Melihat penjelasan
tersebut dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini :
Grafik 4. 1 diagram perbedaan pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
Melihat grafik diatas menunjukan bahwa terdapat perbedaan sedikit pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Akan tetapi untuk melihat adakah perbedaan atau tidak
, selanjutnya akan dilkukan uji statistik.
1.3.1. Uji Normalitas Data pretest
Tabel 4.4 Uji normalitas data pretest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 16.92518683
Most Extreme Differences Absolute .137
Positive .137
Negative -.117
Test Statistic .137
Asymp. Sig. (2-tailed) .083
a. Test distribution is Normal.
0
20
40
60
80
100
120
Siswa Minimum Maximum Mean
Kelas Kontrol
Kelas Exsperimen
Keterenagan hasil uji :
Jika P > α (0.05), maka berdistribusi normal
Jika P > α (0.05), maka berdistribusi tidak normal
Berdasarkan hasil uji normalitas, pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh P
= 0.137, dengan perbandingan nilai α=0.05, jadi 0.137 > α (0.05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari data tersebut berdistribusi normal.
4.3.2 Uji homogenitas data Pretest
Setelah hasil analisis berdistribusi normal dari data pretest, selanjutnya
melakukan uji homogenitas untuk mengetahui varian homogeny atau tidak antara
skor pretest. Uji homogenitas menggunakan program aplikasi SPSS versi 25
Tabel 4.5 Uji homogen pretest
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.173 1 70 .679
Keterangan hasil uji:
Jika nilai p > α (0.05), maka homogen
Jika nilai p < α (0.05), maka tidak homogen
Data diatas menunjukan pada nilai kelas control dan kelas eksperimen bernilai
P = 0.679, dengan itu dapat disimpulkan 0.679 > α (0.05), jadi data tersebut berasal
dari populasi dan varian yang homogen.
6.1 Uji kesamaan pretest (uji T)
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui hasil skor
pretest berdistribusi normal dan homogeny. Uji T dilakukan untuk mengetahui
persamaan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional, dan siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan aplikasi
multimedia yaitu adobe captivate 8. Uji T digunakan untuk membedakan dua sampel
yang tidak berhubungan, pengujian ini menggunakan SPSS versi 25.
Tabel 4.6 Independent sample test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal
variances
assumed
.071 .791 1.222 70 .226 5.00000 4.09219 -3.16162 13.16162
Equal
variances
not
assumed
1.222 69.9
86
.226 5.00000 4.09219 -3.16165 13.16165
Untuk lebih mudah dijelaskan diuraikan pada tabel berikut
Tabel 4.7 Uji T pretest
Kelas df sig. (P) α thitung ttabel
Kontrol 70 0.226 0.05 1.222 1.98932
Eksperimen
Berdasarkan dari hasil data uji T diatas, didaptkan P = 0.226 dan thitung = 1.222
dengan membandingkan nilai P (0.226) > α (0.05) dan thitung (1.222) < ttabel (1.9832),
sehingga dapat disumpulkan bahwa tidak derdaapt perbedaan hasil yang didapatkan
pada nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen. dengan itu berarti keadaan awal
siswa kelas kontrol dan kelas eskperimen sebelum pembelajaran dengan metode yang
berbeda memiliki kemampuan yang berbeda.
4.1 Analisis data Posttest
Analisis posttest ini dilakukan setelah siswa kelas kontrol dan siswa kelas
eksperimen mendapat perlakuan dengan metode pada saat pembelajaran di kelas. Soal
posttest diberikan di akhir pembelajaran sebagai rangkaian pembelajaran, hasil
posttest ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan yang didapatkan
siswa dengan penerapan model konvensional di kelas kontrol dan penerapan aplikasi
multimedia adobe captivate 8 di kelas eksperimen. Perhitungan analisis ini
menggunakan program aplikasi SPSS versi 25, dan berikut data posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Tabel 4.8 Rata- rata nilai posttest kelas kontrol dengan kelas eskperimen
No Nilai
No
Nilai
kontrol
Eksperimen
1 70 19 60
1 80 19 70
2 80 20 70
2 70 20 70
3 80 21 70
3 70 21 60
4 80 22 80
4 70 22 100
5 80 23 60
5 100 23 80
6 80 24 80
6 90 24 90
7 90 25 70
7 80 25 80
8 80 26 70
8 80 26 80
9 90 27 60
9 90 27 80
10 60 28 80
10 90 28 90
11 60 29 70
11 80 29 70
12 70 30 70
12 90 30 80
13 60 31 80
13 80 31 70
14 70 32 90
14 80 32 60
15 70 33 70
15 80 33 80
16 80 34 70
16 90 34 90
17 70 35 60
17 80 35 70
18 70 36 80
18 80 36 70
Tabel 4. 9 Data descriptive posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas Kontrol 36 60.00 90.00 73.0556 8.88641
Kelas eksperimen 36 60.00 100.00 79.7222 9.70600
Valid N (listwise) 36
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif nilai posttest diatas, terlihat bahwa
jumlah siwa kelas kontrol sebanyak 36 orang dengan perolehan minimum adalah 60,
nilai maximum adlah 90, dan rata-rata adalah 73, 05, sedangkan kelas eksperimen
dengan jumlah siswa 36 memperoleh nilai minimum adlah 60 , nilai maximum adalah
100 dan rata – rata adalah 79, 72. Setelah kedua kelas mendapat perlakuan dalam
pembelajaran yang berbeda yaitu pada kelas kontrol menggunaakn model
konvesional sedangkan kelas eksperimen menggunakan pemanfaatan aplikasi
multimedia yaitu adobe captivate 8, jadi kelas eksperimen mengalami kenaikan nilai
yang tinggi dibandingan kelas kontrol.
Berikut penyajian posttest dalam bentuk grafik
Grafik 4. 2 diagram perbedaan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
Meilhat grafik diatas, menunjukan bahwa perbedaan nilai rata-rata posttest
yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eskperimen memiliki perbedaan yang tinggi,
akan tetapi untuk melihat apakah ada perbedaan yang berarti atau tidak, maka
selanjutnya akan dilakukan uji statistik
4.4.1 Uji Normalitas data Posttest
Tabel 4. 10 Uji normalitas posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 9.67764722
Most Extreme Differences Absolute .166
Positive .166
Negative -.161
Test Statistic .166
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
a. Test distribution is Normal.
0
20
40
60
80
100
120
Siswa Minimum Maximum Mean
Kelas Kontrol
Kelas Exsperimen
Keterenagan hasil uji :
Jika P > α (0.05), maka berdistribusi normal
Jika P > α (0.05), maka berdistribusi tidak normal
Berdasarkan hasil uji normalitas, pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh P
= 0.13, dengan perbandingan nilai α=0.05, jadi 0.13 > α (0.05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari data tersebut berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Homogenitas Posttest
Setelah hasil analisis berdistribusi normal dari data pretest, selanjutnya
melakukan uji homogenitas untuk mengetahui varian homogeny atau tidak antara
skor pretest. Uji homogenitas menggunakan program aplikasi SPSS versi 25
Tabel 4.11 Uji homogen posttest
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 672.222 1 672.222 7.792 .007
Keterangan hasil uji:
Jika nilai p > α (0.05), maka homogeny
Jika nilai p < α (0.05), maka tidak homogeny
Data diatas menunjukan pada nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen bernilai
P = 0.07, dengan itu dapat disimpulkan 0.07 > α (0.05), jadi data tersebut berasal dari
populasi dan varian yang homogen.
4.4.3 Uji Kesamaan Posttest
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui hasil skor
pretest berdistribusi normal dan homogeny. Uji T dilakukan untuk mengetahui
persamaan kemampuan awal siswa pada kelas control dengan pembelajaran
konvensional, dan siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan aplikasi
multimedia. Uji T digunakan untuk membedakan dua sampel yang tidak
berhubungan, pengujian ini menggunakan SPSS versi 25.
Tabel 4.12 independent sample test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal
variances
assumed
.089 .766 -3.040 70 .003 -6.66667 2.19326 -11.04099 -2.29234
Equal
variances not
assumed
-3.040 69.462 .003 -6.66667 2.19326 -11.04159 -2.29174
Rumusan hipitesis uji :
H0 : penerapan aplikasi multimedia yaitu adobe captivate 8 tidak dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital.
H1 : penerapan aplikasi multimedia yaitu adobe captivate dapat meningkatkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital.
Kriteria uji hipotesis satu pihak :
Independent sample t-test
Jika thitung>ttabel, maka H0 ditolak, H1 diterima
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, H1 ditolak
Berdasarkan signigikansi :
Jika p > α (0.05), maka H0 diterima, H1 ditolak
Jika p < α (0.05), maka h0 ditolak, H1 diterima
Untuk mempermudah tabel diatas diuraikan seperti tabel dibawah ini
Tabel 4. 13 Uji T pretest
Kelas df sig. (P) α thitung ttabel
Kontrol 70 0.03 0.05 3.04 1.98932
Eksperimen
Berdasarkan penjelasan tabel diatas, terlihat bahwa signifikansi 2-tailed (p) =
0,03. Melihat P (0,03) < α (0,05) maka H1 dapat diterima dan thitung (3,040) > ttabel
(1,98932) maka H1 dapat diterima, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. merujuk dari penjelsan tersebut membuktikan bahwa penerapan aplikasi
multimedia yaitu adobe captivate 8 dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
minat pada mata pelajaran simulasi digital meningkat.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil observasi sebelum melakukan penelitian untuk mengetahui proses
pembelajaran di dalam kelas, dan metode yang digunakan oleh guru pada saat
mengajar. Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada saat pembelajaran di kelas,
guru masih menggunakan metode konvesional (ceramah) dalam penyampaian materi
pada saat pembelajaran berlangsung di kelas dan hanya berpedoman pada buku paket
modul. Sehingga pembelajaran di kelas sedikit monoton dan mengakibatkan
rendahnya minat siswa pada mata pelajaran tersebut.
Langkah selanjutnya , dari permasalahan tersebut agar minat belajar siswa naik
dalam pembelajaran simulasi digital, maka diberikan solusi agar minat dan motivasi
belajar siswa meningkat pada proses pembelajaran menggunakan apliakasi
multimedia yaitu dengan menggunakan media adobe captivate pada saat
pembelajaran.
Pada pertemuan pertama pada saat pembelajaran kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda, dimana kelas kontrol hanya
mengunakan media konvensional tanpa menggunaan media ataupun metode,
sedangkan kelas eksperimen menggunakan media Adobe Captivate , selanjutnya pada
tahap akhir kelas eksperimen dilakukan tes untuk menguji minat peserta didik pada
mata pelajaran simulasi digital tersebut.
Penerapan media Adobe Captivate pada pembelajaran di kelas. Pada tahap
awal guru memberikan materi menggunakan media Adobe Captivate yang sudah
dibuat serapi dan semenarik mungkin, agar dalam pembelajaran dapat diserap dan di
pahami siswa, karena dalam Adobe Captivate terdapat fitur-fitur seperti game, kuiz,
penyampaian materi yang unik sehingga pada saat pembelajaran tidak monoton,
dengan begitu dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik pada awal
pembelajaran.
Gambar 2. Pengenalan Materi
Pada gambar 2 terdapat dua orang sedang melakukan percakapan tentang
materi yang akan dibahas. Materi tersebut yaitu mengenai presentasi video.
Penampilan percakapan tersebut dilakukan untuk menarik perhatian awal siswa.
Setelah menarik perhatian siswa, maka dengan sendirinya siswa akan mengetahui
materi apa yang akan diajarkan. Pengetahuan awal materi ini diharapkan dapat
merangsang minat siswa terhadap pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Gambar 3. Materi Contoh Video
Pada gambar 3 terdapat konten video. Konten video pada gambar 3 terdapat 3
video mengenai makanan. Hal ini bertujuan untuk memberi tahu siswa apa itu
presentasi video dan memberi gambaran siswa contoh presentasi video dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh presentasi atau penyajian makanan yang dapat
digunakan siswa sebagai acuan dalam mempresentasikan di kehidupan nyata.
Gambar 4. Fungsi Presentasi video
Selanjutnya pada gambar 4 menampilkan satu frame yang isinya berupa
pertanyaan yang harus dijawab siswa. Setelah siswa menjawab baru ditampilkan
jawaban yang benar pada frame di gambar 4. Pertanyaan dan jawaban yang
ditampikan adalah mengenai fungsi dari presentasi video. Pada saat menampilkan
frame ini, siswa diminta aktif dalam menjawab dan memberikan informasi sesuai
dengan pertanyaan yang diberikan.
Gambar 5. Materi Jenis Video
Pada gambar 5 menampilkan materi jenis-jenis video. Tampilan pada gambar
5 ini dididesain agar mempermudahkan siswa dalam menerima dan memahami
materi. Pada tahap ini terdapat 5 jenis video disajikan. Jenis-jenis video tersebut yaitu
video pembelajaran, berita, presentasi, dokumenter, dan cerita. Setelah selesai
menampilkan semua materi jenis video, selanjutnya siswa dibagi untuk berkelompok.
Setiap kelompok beranggotakan 5 sampai 6 siswa. Setiap kelompok diberikan tugas
untuk mempresentasikan dikelas salah satu jenis video yang sudah ditugaskan beserta
contohnya. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan perhatian, keaktifan dan
pengetahuan siswa.
Gambar 6. Game Mencari Kata
Setelah membahas beberapa jenis video , selanjutnya siswa diberikan game
yang masih berkaitan dengan materi. Game tersebut seperti terlihat pada gambar 6.
Hal ini dilakukan untuk membuat siswa tidak jenuh dalam pembelajaran dan
mengingatkan kembali pengetahuan siswa mengenai presentasi video yang
merupakan salah satu materi dari mata pelajaran simulasi digital. Kegiatan game ini
selain didesain untuk membuat siswa tidak jenuh, juga untuk melihat bagaimana
media yang dibuat dapat menarik perhatian, dan memberikan pengetahuan kepada
siswa.
Gambar 7. Proses Pembuatan Video
Selanjutnya pada gambar 7 ditampilkan materi mengenai tahapan proses
pembuatan presentasi video. Pada tahap ini siswa kembali diberikan materi tentang
proses pembutan video. Tujuan pada kegiatan ini adalah untuk memperdalam
pengetahuan siswa tentang materi yang diajarkan. Selain itu siswa diberikan materi
tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan presentasi video. Hal
tersebut diberikan untuk memberikan gambaran siswa dalam proses pembuatan
presentasi video harus memperhatikan tahapan dan hal-hal yang harus diperhatikan
dan dilakukan dalam pembuatan presentasi video.
Gambar 8. Game Milionaire
Setelah materi selesai siswa diberikan game sepertipada gambar 8. Game ini
dibuat agar siswa tidak bosan maupun jenuh dalam proses pembelajaran dan lebih
berminat pada pelajaran. Game yang dibuat adalah game millionaire. Game millioner
yaitu jika siswa dapat menjawab benar maka akan melanjutkan ketahap pertanyaan
selanjutnya. Jika siswa salah menjawab pertanyaan maka tidak dapat melanjutkan
ketahap selanjutnya. Pada proses pembelajaran ini siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan. Pada proses ini diharapkan siswa antusias dalam menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang diberikan masih dalam konteks materi mengenai presentasi video.
Dalam desain multimedia ini, dibuat untuk menyampaikan beberapa materi yang
diselingi dengan game. Pada saat bermain game yang masih berkaitan dengan materi
pembelajaran diharapkan siswa tidak bosan dan jenuh. Desain ini bertujuan sekalipun
dalam bentuk game, siswa tetap masih belajar sesuai dengan materi pelajaran.
Dengan begitu minat siswa dalam mata pelajaran ini dapat meningkat.
4.6.1 Analisis Minat
Analisis minat ini dibuat untuk mengukur perbedaan minat kelas kontrol yang
tanpa menggunakan metode konvensional dengan kelas eksperimen yang
menggunakan metode cooperative script beerbantuan adobe captivate 8, untuk
memperrmudah lihat pada tabel berikut ini
Tabel 4. 14 Perbedaan persentase minat kelas kontrol dan kelas eksperimen
No Indikator
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Persentase
1 Ketertarikan 72.5 77.63
2 Perhatian 69.25 78.51
3 Keaktifan 69.81 74.35
4 Pengetahuan 56.11 66.11
Selanjutnya dibuat grafik untuk melihat perbedaan antara kelas kontrol dan
kelas eskperimen
Grafik 4. 3 presentase minat kelas kontrol dan kelas eskperimen
Dari tabel diagram tersebut daapt dijelaskan indikator (1) ketertarikan untuk
kelas kontrol 72.5 % sedangkan untuk kelas eksperimen 77.63 %, (2) perhatian untuk
kelas kontrol 69.25 % sedangkan untuk kelas eksperimen 78.51 %, (3) keaktifan
untuk kelas kontrol 69.81 % sedangkan untuk kelas eksperimen 74.35 %, (4)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
KetertarikanPerhatian KeaktifanPengetahuan
1 2 3 4
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
pengetahuan untuk kelas kontrol 56. 11 % sedangkan untuk kelas eksperimen 66.11
%. Dari data presentase diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas
eksperimen yang menggunakan metode cooperative script berbantuan adobe captivate
8 lebih tinggi dari siswa pada kelas kontrol yang hanya menggunakan media
konvesional pada saat proses pembelajaran.