bab iv hasil dan pembahasan 4.1 hasil penelitian 4.1.1...

21
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sepaku Wetan Rt 01, Sepakung, Banyubiru, Semarang. Desa sepakung berada di area gunung Telomoyo, warga di desa tersebut mayoritas bekerja sebagian sebagai petani. Batas-batas wilayah Desa Sepakung adalah sebagai berikut: a. Sebelah timur : Kelurahan Kebumen b. Sebelah barat : Kelurahan Wirogomo c. Sebelah utara : Kelurahan Tegaron d. Sebalah Selatan : Kelurahan Nogo Saren Dsn. Sepakung wetan

Upload: others

Post on 01-Dec-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sepaku Wetan Rt 01,

Sepakung, Banyubiru, Semarang. Desa sepakung berada

di area gunung Telomoyo, warga di desa tersebut

mayoritas bekerja sebagian sebagai petani. Batas-batas

wilayah Desa Sepakung adalah sebagai berikut:

a. Sebelah timur : Kelurahan Kebumen

b. Sebelah barat : Kelurahan Wirogomo

c. Sebelah utara : Kelurahan Tegaron

d. Sebalah Selatan : Kelurahan Nogo Saren

Dsn.

Sepakung

wetan

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

25

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 juni - 1 juli

2016 di Dusun Sepakung Wetan Rt 01 Banyubiru.

Sebelumnya pada tanggal 2 Juni 2016 peneliti

menjelaskan kepada informan maksud serta tujuan

penelitian. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian, peneliti bertemu dan meminta persetujuan

warga untuk terlibat dalam penelitian ini. Partisipan

penelitian yang dipilih adalah 6 orang warga Dsn.

Sepakung Wetan Rt 01, desa Sepakung terdiri dari 5.846

jiwa, laki-laki sebanyak 2171 sedangkan perempuan

sebanyak 3710, yang belum menikah 1879 dan yang

sudah menikah ada 1323.

4.1.3 Gambaran Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian adalah

Warga desa Sepakung. Jumlah subjek penelitian ada 6

orang antara lain:

Nama Jenis

kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan

Tn.S Lak-laki 45th SD Petani

Ny.I Perempuan 27

th

Sarjana Ibu Rumah

Tangga

Tn.N Laki-laki 29th Pondok Guru Ngaji

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

26

Ny.B Perempuan 28th SMP Ibu Rumah

Tangga

Ny.N Perempuan 28th SMP Ibu Rumah

Tangga

Ny.N Perempuan 46th SD Petani

4.1.3.1 Riset Partisipan I

Nama : Tn. S

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Menikah

Partisipan pertama adalah Tn. S (W I) adalah seorang

laki-laki berusia 45 tahun dan beragama Islam. Riset

partisipan bekerja sebagai petani yang kesehariannya pergi

ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah

berkeluarga dan 2 orang cucu. Partisipan tinggal di Dusun

Sepakung Wetan Rt 01, Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang. Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 3

juni 2015 wawancara dilakukan elama 3 kali pertemuan,

saat partisipan sudah pulang dari sawah. Proses wawancara

berlangsung secara baik, walaupun dalam beberapa

pertemuan berikutnya harus menunggu partisipan pulang

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

27

dari ladang dan memebersihkan diri namun saat wawancara

sudah berlangsung partisipan menjawab pertanyaan dengan

baik dan santai.

4.1.3.2 Riset partisipan II

Nama : Ny. I

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Menikah

Partisipan bernama Ny. I (W 2) adalah seorang

perempuan berusia 27 tahun yang tinggal di Dusun

Sepakung Wetan Rt 01, Banyubiru Semarang awalnya

partisipan mempunyai rumah di daerah Boyolali karena

suaminya bekerja di Dusun Sepakung Wetan dia ikut

suaminya. Partisipan tinggal dengan mertua dan memiliki 1

anak, pada saat proses wawancara berlangsung selama 3

kali pertemuan, partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah

tangga juga harus menjaga anaknya sesekali anaknya agak

rewel, namun dalam menjawab pertanyaan wawancara

partisipan komunikatif menceritakan dengan jelas

pengalamannya dan juga ramah.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

28

4.1.3.3 Riset partisipan III

Nama : Tn. N

Umur : 29 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Menikah

Partisipan (W3) adalah seorang laki-laki yang

bernama Tn. N berusian 29 tahun warga Dusun Sepakung

Wetan Rt 01, Banyubiru, Semarang. Partisipan bekerja

sebagai guru ngaji, partisipan memilik 1 anak, wawancara

dilakukan setelah perkerjaan partisipan selesai pertemuan

dengan partisipan dilakukan selama 3 kali pertemuan

wawancara pertama dilakukan pada tanggal 4 juni 2016.

Dalam memberikan jawaban pada saat wawancara

partisipan hanya menjawab sepatah kata saja jadi peneliti

harus bertanya terus agar partisipan bercerita, sambutan

partisipan baik dan ramah pada saat peneliti datang dan

melakukan wawancara.

4.1.3.4 Riset partisipan IV

Nama : Ny. B

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Menikah

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

29

Partisipan bernama Ny. B (W IV) berusia 28 tahun

warga Dusun Sepakung Wetan Rt 01, Banyubiru,

Semarang. Partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga,

partisipan memiliki 3 orang anak. Wawancara di mulai pada

tanggal 5 juni pertemuan yang dilakukan untuk wawancara

ada 3 kali. Partisipan selalu meluangkan waktunya untuk

diwawancarai sambil menjaga anak-anaknya. Partisipan

dapat menjawab dengan jelas semua pertanyaan yang

diberikan, partisipan komunikatif dan ramah.

4.1.3.5 Riset Partisipan V

Nama : Ny. N

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Menikah

Partisipan bernama Ny. N (W V) berusia 28 tahun dan

bekerja sebagai ibu rumah tangga, partisipan adalah warga

Dusun Sepakung Wetan Rt 01, Banyubiru, Semarang.

Partisipan masih tinggal serumah dengan ibunya dan

memiliki 1 anak, pertemuan pertama dilakukan pada tangga

5 juni wawancara juga dilakukan selama 3 kali pertemuan,

pada saat diajak komunikasi partisipan ramah dan

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

30

menjawab pertanyaan serta menceritakan pengalamnya

dengan baik.

4.1.3.6 Riset Partisipan VI

Nama : Ny. N

Umur : 46 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Menikah

Partisipan bernama Ny. N (W VI) berusian 46 tahun

dan bekerja sebagai petani, partisipan memiliki 2 orang

anak. Keseharian partisipan lebih sering bekerja ke sawah

untuk membantu suaminya, wawancara pertama dilakukan

pada tangga 5 juni wawancara dilakukuan dengan 3 kali

pertemuan. Partisipan ramah namun pada saat diwawancari

dengan menggunakan bahasa indonesia pertisipan malu-

malu dan menjawab dengan bahasa jawa dan pada saat

diberi pertanyaan kurang bisa untuk menjawabnya, jadi

peneliti membantu sedikit-sedikit pada saat informan ingin

menyampaikan jawabanya.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

31

4.1.4 Analisa Data

Berdasarkan hasil analisa data (terdapat pada lampiran

7) yang dilakukan peneliti diperoleh 4 tema besar mengenai

fakto-faktor yang mempengaruhi dalam memilih layanan

kesehatan tradisional. Keempat tema tersebut yaitu

pengalaman dan tradisi, aksesibilitas, pengaruh keluarga

dalam mendorong/mensuport pemilihan layanan kesehatan

tradisional, praktikalitas.

4.1.4.1 Pengalaman dan Tradisi

Dari hasil analisa data yang dilakukan didapatkan

tema tentang pengalaman dan tradisi, pengalaman

adalah kejadian yang dialami oleh individu masing-

masing, dalam memutuskan suatu tindakan biasanya

dilakukan berdasarkan pengalaman individu tersebut

yang sudah pernah dialami.

Sedangkan tradisi adalah warisan yang diberikan

oleh orang-orang pada jaman dahulu dan masih

dilakukan hingga sekarang, hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa pengalaman dan tradisi menjadi

salah satu faktor bagi partisipan dalam memilih layanan

kesehatan tradisional, empat (W1, W2, W3 dan W4) dari

keenam partisipan mengatakan bahwa sudah

menggunakan layanan kesehatan tradisional lebih dari 3

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

32

tahun dan mengetahui tentang layanan kesehatan

tradisional dari orang tuanya yang juga menggunakan

layanan kesehatan tradisional, berikut hasil

wawancaranya:

“sudah 35 tahun lebih tau tentang

pengobatan tradisional karena ibu saya dulu

kalau sakit juga melakukan pengobatan ke

dukun ”(W1.101)

“sejak 3 tahun yang lalu ketika ibu saya sakit

dibawa ke tradisional ” (W2.91)

“sejak 10 tahun yang lalu dan ibu saya juga

mengunakan pengobatan

tradisional”(W3.85)

“sejak anak saya sakit kira-kira ke dukun

sudah 3 tahun ini” (W4. 75)

Dalam menggunakan layanan kesehatan tradisional

dipengaruhi oleh faktor sosiologi seperti keluarga dan luar

lingkungan keluarga, namun yang didapatkan pada

wawancara yang telah dilakukan pengalaman orang tua

dan generasi jaman dahulu juga membuat para

partisipan lebih memilih menggunakan pengobatan

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

33

tradisional. Hal ini seperti apa yang diungkapkan

partisipan (W1, W5, W6):

“orang tua saya dulu kalau sakit juga

menggunakan pengobatan di dukun” (W1.

102)

“sejak saya masih kecil kalau saya sakit

dibawa ibu saya ke dukun” (W5.80)

“sudah sejak jaman dulu, mulai dari kakek

nenek saya sampai anak-anak saya kalau

sakit dibawa ke dukun” (W6. 87)

4.1.4.2 Aksesbilitas

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan masyarakat

dusun Sepakung Wetan dalam proses pemilihan layanan

kesehatan adalah aksesbilitas, aksesbilitas yang dibahas pada

tema ini adalah jarak dan ketersediaan layanan kesehatan.

Jarak yang dimaksud dalam tema ini adalah jarak antara

rumah para partisipan dengan layanan kesehatan Pustu yang

dirasa agak jauh jadi masyarakat lebih memilih menggunakan

layanan kesehatan tradisional yang dirasa lebih dekat.

Sedangkan ketersediaan layanan kesehatan yaitu layanan yang

tidak bisa melayani secara sepenuhnya, dan membuat para

partisipan menggunakan layanan kesehatan tradisional terlebih

dahulu.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

34

Pada penelitian ini partisipan mengungkapkan bahwa

pengobatan tradisional seperti jasa dukun atau orang pintar lebih

banyak dipilih karena dianggap lebih mudah dijangkau dari segi

jarak, biaya, dan fasilitas. Pernyataan terkait aksesibilitas

berdasarkan jarak diungkapkan oleh partisipan (W1, W2, W3

dan W4) terbukti dengan ungkapan dibawah ini:

“lebih dekat, lagi pula kalau ke puskesmas

jaraknya jauh” (W1.90).

“Jarak puskesmas yang jauh yang membuat

saya memilih layanan kesehatan tradisional”.

(W2.63)

“ya pilih dukun mbak kalau ke dukun lebih

dekat”. (W3.79)

“Jarak puskesmas yang jauh, kalua dukun kan

jaraknya dekat sama rumah”. (W4.114)

Pada partisipan (W5 dan W2) mengatakan aksesbilitas

berdaskan segi ketersediaan layanan kesehatan dirasakan

kurang oleh warga desa Sepakung karena layanan kesehatan

yang sering tutup yang membuat para partisipan menggunakan

layanan kesehatan tradisional terlebih dahulu. Berikut

pernyataan partisipan terkait aksesbilitas fasilitas:

“Puskesmas yang sering tutup”.(W5.61)

“Puskesmas yang jarang buka”.(W2.63)

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

35

Aksesbilitas ekonomi mempengaruhi partisipan dalam

memilih layanan kesehatan tradisional menurut partisipan (W6

dan W3), aksebilitas ekonomi untuk pembayaran pada saat

melakukan pengobatan tradisional dirasa lebih murah dan hanya

mengganti uang rokok saja. Hal ini sesuai dengan pernyataan

parisipan dibawah ini:

“Biaya ke puskesmas lebih mahal dari pada ke

dukun”. (W6.74)

“bianyanya murah”.(W3.79)

4.1.4.3 Pengaruh Keluarga dalam mendorong/mensuport

Pemilihan Layanan Kesehatan Tradisional.

Tema ini membahas tentang pengaruh keluarga dalam

mendorong/mensuport pemilihan layanan kesehatan tradisional,

setiap anggota keluarga memiliki peran penting dalam

medorong/mensuport anggota keluarga dalam memilih layanan

kesehatan.

Dukungan yang diberikan biasanya berupa suport atau

pengarahan kepada anggota keluarga yang sedang sakit agar

dibawa ke layanan kesehatan tradisonal atau layanan yang

disedikan oleh pemerintah. Pada tema ini yang yang dibahas

adalah dorongan keluarga dalam memilih layanan kesehatan

tradisional, dorongan keluarga dalam memilih layanan kesehatan

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

36

biasanya dilakukan oleh orang tua. Seorang Ibu dan bapak bisa

memiliki kekuatan yang sama dalam mendorong/mensuport

pada saat memilih layanan kesehatan traidisional, seperti yang

diungkapkan oleh partisipan (W2,W4 dan W3) berikut yang

dipengaruhi oleh ibu dan bapak:

“dalam menentukan memilih layanan

kesehatan saya sendiri (ibu)” (W2. 115)

“Ya suami saya mbak.”(W4.131)

“Ya saya sendiri mbak.” (W3.108)

Dukungan keluarga dalam mendorong untuk melakukan

pengobatan tradisional dinyatakan oleh partisipan (W1, W5, W6)

mengungkapan bahwa dukungan keluarga ini dilakukan oleh

anggota keluarga, sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“yang menentukan memilih layanan

kesehatan saya, suami dan anak saya”

(W1.154,155)

“Ibu saya mbak.” (W5.107)

“musyawarah terlebih dahulu dengan bapak”.

(W6.129)

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

37

4.1.4.4 Praktikalitas

Praktikalitas dapat diartikan sebagai lebih mudah atau

lebih praktis. Lebih spesifik praktikalitas menggambarkan

kemudahan dalam pemilihan layanan kesehatan yaitu dengan

cara pengobatannya, pengobatan yang lebih mudah seperti

meminum air, diberi borehan (olesan ramuan), diberi doa-doa itu

yang membuat para partisipan menggunakan pengobatan

tradisional. Partisipan menganggap alat atau bahan yang

digunakan menurut mereka dapat menyembuhkan dan tidak

berefek samping serta tidak berbahaya. Dalam pernyataan

partisipan (W2, W4, W5, W6) menggunakan pengobatan

tradisional dengan cara seperti di beri air, di doa-doakan dan ada

yang diberikan borehan seperti dibawah ini:

“kalau anak saya sakit panas di dukun hanya

dikasih daun dadap.” (W2.84)

“karena kalau di dukun hanya diberi borehan

dan doa-doa (W4.109)

“Lebih memilih kedkun hanya diberi borehan

dan doa-doa.” (W5. 74).

“di dukun hanya diberi borehan dan

tradisional itu tidak memiliki efek

samping”.(W6.78, 81)

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

38

Partisipan (W1,W3) mengatakan tidak mau mengkonsumsi obat

karena jumlah yang diiberikan terlalu banyak jadi memilih

menggunakan pengobatan tradisional yang biasanya hanya diberi

air atau jamu, seperti pernyataan yang ada dibawh ini:

“kalau dipuskesmas obat yang diberikan

bermacam-macam tapi kalau didukun hanya

diberi air atau jamu”. (W1.177)

“kalau didukun hanya diberi air putih, jamu

sama diberi doa-doa kalau dipuskesmas

diberikan macam-macam obat saya malas”

(W3. 81)

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

39

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengalaman dan Tradisi

Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 partisipan bahwa

partisipan bahwa dalam menentukan suatu keputusan berdasarkan

pengalaman dan budaya dari orang tua serta nenek sejak jaman

dahulu hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengalam dan tradisi

menjadi salah satu faktor bagi partisipan dalam memilih layanan

kesehatan. Kebiasaan apabila dilakukan terus-menerus akan

menghasilkan suatu tradisi. Sedangkan tradisi dapat diartikan

warisan dari masa lalu, namun tradisi yang dilakukan secara

berulang-ulang bukan dilakukan secara kebetulan, dari pemahaman

tersebut maka apapun yang dilakukan oleh manusia sacara turun-

temurun dari setiap aspek kehidupannya yang merupakan upaya

untuk meringankan hidup manusia dapat dikatakan tradisi (Piotr,

2007). Dari hasil data yang didapat, kebiasaan yang dilakukan oleh

orang tua pada jaman dahulu membuat mereka juga ikut

menggunakan pengobatan tradisional secara terus menerus

sampai sekarang. Hasil penelitian ini sesuai dengan Musadad, dkk

(2007), bahwa pada masyarakat Kampung Naga memiliki

kecenderungan memilih pengobatan tradisional dalam hal ini

meminta pertolongan jasa dukun terlebih dahulu sebelum

memeriksakan kesehatan kepada tenaga medis atau pengobatan

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

40

modern. Hal ini menjadi kebiasaan pada warga di kampung

tersebut dalam memilih pengobatan tradisional. Sehingga menjadi

kebudayaan yang tidak bisa dihindari bagi mereka.

4.2.2 Aksesbilitas

Dalam pemanfaatan layanan kesehatan bergantung pada

beberapa faktor seperti sosiodemografis, tingkat pendidikan,

kepercayaan dan pratek kultural, diskriminasi gender, status

perempuan, kondisi lingungan, sistem politik dan ekonomi, penyakit

yang diderita serta layanan kesehatan yang disediakan (Shaikh

dalam Hotnida 2007). Jangkauan masyarakat (jarak tempuh, waktu

tempuh dan ketersediaan layanan kesehatan yang diberikan)

terhadap sarana kesehatan haruslah semudah mungkin sehingga

mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan

kesehatan.

Pada tema ini yang akan dibahas adalah aksesbilitas,

aksesbilitas bisa disebut jarak dan ketersediaan layanan kesehatan

itu sendiri. Namun, dalam penelitian ini partisipan mengungkapkan

bahwa pengobatan tradisional seperti jasa dukun lebih banyak

dipilih karena dianggap lebih mudah dijangkau dari segi jarak,

biaya, dan fasilitas. Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh

Kamra (2016), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan

layanan kesehatan (Rumah Sakit) berdasarkan data dari

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

41

konsumen rumah sakit yaitu : Fasilitas, Reputasi dan

kualitas,Bangunan dan infrastruktur, Kemudahan dan

keterjangkauan, Pengalaman, Responsivitas layanan,

Rekomendasi dan saran, Dukungan klinis, Privasi dan berbagai

informasi, Berbagai layanan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Dadgar 2013)

dalam pemilihan atau menentukan rumah sakit umum (pemerintah)

dan rumah sakit swasta dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain adalah: Merujuk pasien dengan ambulans (layanan RS), Saran

yang diperoleh dari orang lain (informasi/saran dari orang lain),

Keluarga dokter (dokter-dokter yang ahli dibidangnya), Jenis

asuransi yang ada didalam RS (misalnya ada BPJS), Mutu dan

kualitas rumah sakit, Kinerja keluarga anggota rumah sakit

(pekerjanya), Biaya layanan RS, Kejelasan dalam prosedur layanan

RS (misalnya dalam memberi penjelasan tentang penyakit yang

diderita oleh pasien harus jelas/ informed concern).

4.2.3 Pengaruh Keluarga Dalam Mendorong/Mensuport

Pemilihana Layanan Kesehatan Tradisional

Keluarga mempunyai peran dalam mengambil keputusan untuk

pemilihan layanan kesehatan, dalam penelitian ini adanya dorongan

dari keluarga untuk memilih layanan kesehatan tradisional untuk

mendapatkan pengobatan. Hasil penelitian ini didukung oleh Kotler

(dalam Yannike, 2013) yang mengatakan bahwa keluarga

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

42

mempunyai pengaruh penting dalam menentukan keputusan untuk

memilih layanan kesehatan. Pernyataan tersebut didukung oleh

penelitian Snehandu B. Kar (dalam Yannike, 2013) bahwa perilaku

kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya

dukungan masyarakat sekitarnya (social support).

Keluarga berpengaruh didalam menentukan keputusan,

terutama dalam pengambilan keputusan memilih layanan

kesehatan. Dalam penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa keluarga, suami dan mertua sebagai pendorong utama

dalam memilih layanan kesehatan. Pernyataan tersebut sesuai

penelitian yang dilakukan oleh Bernard (2015), menunjukan bahwa

pengambilan keputusan mengenai akses dan penggunaan layanan

kesehatan meternal sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan

pendapat dari suami, ibu mertua, dukun bayi dan keluarga laiinya

serta anggota masyarakat. Wanita di Ghana mengatakan mereka

tidak dapat mengakses layanan kesehatan selama kehamilan

mereka karena suami dan ibu mertua mereka masing-masing juga

berpengaruh cukup banyak dalam membuat keputusan. Hanya

2,7% Wanita hamil dari total kasus yang dapat mengambil

keputusan sendiri dalam mengakses atau menggunakan layanan

kesehatan. Temuan ini menyoroti bahwa peningkatan / penurunan

akses layanan kesehatan wanita hamil dapat oleh pengambilan

keputusan melalui proses yang kompleks seperti ketidaksetaraan

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

43

gender, marginalisasi ekonomi, pengambilan keputusan dan

kekuatan sosial.

4.2.4 Praktikalitas

Praktikalitas bisa disebut juga dengan kemudahan dalam hal

ini yang dibahas adalah praktikalitas dalam pengobatan tradisional

yang digunakan sehingga masyarakat menggunakan layanan

kesehatan tersebut. Pilihan warga Dusun Sepakung Wetan Rt 01

dalam penelitian ini pada saat sakit memilih pengobatan tradisional

menjadi salah satu. Dalam menangani kondisi sakit 6 partisipan

memilih menggunakan pengobatan tradisional terlebih dahulu, para

partisipan mengatakan jika lebih memilih pengobatan tradisional

karena alasan praktis yaitu dengan menggunakan borehan, jamu

dan hanya diberikan doa-doa. Hasil penelitian ini serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh Supardi tahun 2007 yang

mengatakan masyarakat lebih menyukai menggunakan obat

tradisional karena lebih mudah dan praktis dalam hal jarak dan

layanan yang diberikan. Pernyataan diatas juga sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Masitah (2012) pemanfaatan

pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat biasanya di

pengobatan tradisional yaitu berobat dan terapi untuk memulihkan

kesehatannya. Jenis pengobatan yang sering dilakukan oleh

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14225/4/T1_462012044_… · ke sawah, W1 memiliki 2 orang anak yang sudah berkeluarga

44

masyarakat yaitu herbal teknik pengobatan dengan cara minum

jamu sesuai dengan jenis penyakitnya.