bab iv hasil dan pembahasan - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1356/7/bab 4.pdfdijalankan...

71
61 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 93 PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. 93 Profil Muamalat”, dalam http://www.muamalatbank.com/home/about/profile.html (12 Februari 2014).

Upload: hatuong

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

61

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk93

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani

1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada

27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari

eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa

pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan

masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp

84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.

Selanjutnya, pada acara silaturahim peringatan pendirian tersebut di Istana

Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang

turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.

Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank

syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun

produk yang terus dikembangkan.

93 “Profil Muamalat”, dalam http://www.muamalatbank.com/home/about/profile.html (12Februari 2014).

62

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.

Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen

korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,

rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan

mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,

yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic

Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada

RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu

pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara

tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan

sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,

Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba

berkat upaya dan dedikasi setiap Crew (pegawai) Muamalat, ditunjang

oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat,

serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru, dimana

seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank

Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan

penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para

63

pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber

daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong

hak Crew (pegawai) Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan

dan rasa percaya diri Crew (pegawai) Muamalat menjadi prioritas utama di

tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha

baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama

di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan

menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank

Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa

Bank Muamalat, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan

baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta

nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor

Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000

merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah

yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia.

Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama

dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS)

sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia.

Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk

menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap

syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga

64

pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media

massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui

lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun

terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank

in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai

Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance

(New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia

2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk94

a. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar rasional.

b. Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi

stakeholder.

94 “Visi & Misi”, dalam http://www.muamalatbank.com/home/about/visi_misi.html (12 Februari2014).

65

3. Kepemilikan Saham PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk95

Sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk melalui mekanisme Penerbitan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham,

dimana Perseroan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.815.917.885 (dua

miliar delapan ratus lima belas juta sembilan ratus tujuh belas ribu delapan

ratus delapan puluh lima). Saham Seri B baru dengan nilai nominal Rp

100,- (seratus rupiah) setiap saham. Setiap pemegang 21 (dua puluh satu)

saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham

Perseroan pada tanggal 19 November 2013 pukul 16.00 WIB mempunyai

8 (delapan) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak

kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) saham baru

dengan harga Pelaksanaan Rp 480 (empat ratus delapan puluh rupiah)

setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir

Pemesanan dan Pembelian Saham.

Dengan adanya sejumlah saham yang di-exercise oleh pemegang

saham existing telah terjadi perubahan komposisi kepemilikan Bank yang

tidak mengakibatkan adanya perubahan pengendalian. Perubahan

komposisi kepemilikan bank dimaksud diikuti dengan perubahan jumlah

modal disetor sebagai akibat adanya penambahan jumlah modal disetor

menjadi sebesar Rp 1.103.435.151.000 (satu triliun seratus tiga miliar

empat ratus tiga puluh lima juta seratus lima puluh satu ribu rupiah).

95 “Informasi Pemegang Saham”, dalamhttp://www.muamalatbank.com/home/investor/shareholder_information.html (13 Maret 2014).

66

Adapun perubahan komposisi kepemilikan bank dimaksud,

selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Komposisi Kepemilikan Bank Setelah PUT V

4. Akad Pada Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

a. Akad Al-Wadi’ah

1) Konsep Dasar Al-Wadi’ah96

Al-Wadi’ah secara bahasa ialah sesuatu yang ditempatkan bukan

pada pemiliknya supaya dijaganya, berarti bahwa Al-Wadi’ah ialah

memberikan. Makna yang kedua Al-Wadi’ah dari segi bahasa ialah

menerima, seperti seseorang berkata, “awda’tuhu” artinya aku

menerima harta tersebut darinya.

96 Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah, 347.

67

2) Dasar Hukum Akad Al-Wadi’ah97

Al-Wadi’ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia

lalu wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta

kembali, firman Allah SWT surat Al-Baqarah ayat 283:

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secaratunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, makahendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yangberpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagianyang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikanamanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada AllahTuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikanpersaksian, dan barangsiapa yang menyembunyikannya, makasesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya, dan AllahMaha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

3) Rukun dan Syarat Al-Wadi’ah:

Dalam pelaksanaan Al-Wadi’ah harus memenuhi rukun dan syarat

tertentu. Al Jaziri mengungkapkan pendapat para imam mazhab

adalah sebagai berikut:

Menurut Hanafiyah, rukun Al-Wadi’ah ada satu, yaitu ijab dan

qabul, sedangkan yang lainnya termasuk syarat dan juga tidak

termasuk rukun. Menurut Hanafiyah dalam sighat ijab dianggap

sah apabila ijab tersebut dilakukan dengan perkataan yang jelas

97 Ibid., 347.

68

(sharih) maupun dengan perkataan samar (kinayah). Hal ini pun

berlaku juga untuk qabul, disyaratkan bagi yang menitipkan dan

yang dititipi barang dengan mukalaf. Tidak sah apabila yang

menitipkan dan yang menerima benda titipan adalah orang gila

atau anak yang belum dewasa (shabiy).

Menurut Syafi’iyah, Al-Wadi’ah memiliki tiga rukun, yaitu:

a) Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan yaitu

barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki

menurut syara’.

b) Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan

bagi penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal, serta

syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.

c) Pernyataan serah terima (sighat ijab dan qabul al-wadi’ah)

disyaratkan pada ijab qabul ini dimengerti oleh kedua belah

pihak, baik dengan jelas maupun samar.

4) Produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang menggunakan

akad Al-Wadi’ah

a) Giro Muamalat Attijary iB

Produk giro berbasis akad Al-Wadi’ah yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Merupakan

sarana untuk memenuhi kebutuhan transaksi bisnis nasabah

perorangan maupun non-perorangan yang didukung oleh

fasilitas Cash Management.

69

b) Tabungan Muamalat Dollar

Tabungan syariah dalam denominasi valuta asing US Dollar

(USD) dan Singapore Dollar (SGD) yang ditujukan untuk

melayani kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih

beragam, khususnya yang melibatkan mata uang USD dan

SGD.

c) Tabungan Haji Arafah

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan

ibadah Haji.

d) TabunganKu

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat

terjangkau bagi semua kalangan masyarakat serta bebas biaya

administrasi.

b. Akad Mudharabah

1) Konsep Dasar Mudharabah

Istilah Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepat adalah

proses seseorang menggerakkan kakinya dalam menjalankan

usaha.

70

Menurut Zuhaily98, mudharabah adalah akad kerjasama usaha

antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik

dana (shahibul maal) yang menyediakan seluruh modal, sedangkan

pihak lain sebagai pengelola usaha (mudharib). Keuntungan yang

didapatkan dari akad mudharabah dibagi menurut kesepakatan

yang dituangkan dalam kontrak dan biasanya dalam bentuk

prosentase (nisbah).

2) Dasar Hukum Akad Mudharabah

Kerjasama dalam permodalan (mudharabah) disyariatkan dengan

firman Allah, hadits, ijma’ para sahabat, dan juga para imam.

Mudharabah diberlakukan pada zaman Rasulullah SAW dan

beliau merestuinya.

Firman Allah dalam Al-qur’an surat Muzammil ayat 20:

“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagiankarunia Allah.”

3) Rukun dan Syarat Mudharabah

a) Rukun Mudharabah

Akad mudharabah memiliki beberapa rukun yang telah

ditentukan guna mencapai keabsahannya, yaitu pemilik dana

(shahibul maal), pengelola (midzarib), ucapan serah terima

(shighat ijab qabul), modal (ra’sul maal), juga pekerjaan dan

98 Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah, 260.

71

juga keuntungan. Mudharabah adalah akad kerjasama antara

pemilik modal dengan pengelola yang bertujuan untuk dapat

memperoleh keuntungan dalam sebuah usaha perdagangan.

b) Syarat Mudharabah

Syarat yang harus dipenuhi dalam rukun mudharabah:

Pemilik modal dan pengelola keduanya harus mampu

bertindak sebagai pemilik modal (owner) dan manajer.

Ucapan serah terima (shighat ijab qabul) kedua belah pihak

untuk menunjukkan kemauan mereka dan terdapat

kejelasan tujuan mereka dalam melaukukan sebuah kontrak

atau transaksi.

Modal adalah sejumlah uang yang diberikan oleh pemilik

modal (shahibul maal) juga kepada pengelola (mudzarib)

untuk tujuan investasi dalam akad mudharabah. Modal

disyaratkan harus diketahui jumlahnya, jenisnya (mata

uang) dan modal harus disetor tunai kepada mudzarib.

Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan

dari modal, keuntungan adalah tujuan akhir dari

mudharabah.

Pekerjaan atau usaha perdagangan adalah merupakan

kontribusi pengelola (mudzarib) dalam kontrak

mudharabah yang disediakan oleh pemilik modal,

pekerjaan dalam kaitan ini juga berhubungan dengan

72

manajemen kontrak mudharabah dan ketentuan-ketentuan

yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak dalam

transaksi.

4) Produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang menggunakan

akad Mudharabah

a) Giro Muamalat Ultima iB

Produk giro berbasis akad mudharabah yang memberikan

kemudahan bertransaksi dan bagi hasil yang kompetitif. Sarana

bagi nasabah perorangan dan non-perorangan untuk memenuhi

kebutuhan transaksi bisnis sekaligus memberikan imbal hasil

yang optimal.

b) Tabungan Muamalat

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan

meringankan transaksi keuangan, memberikan akses yang

mudah, serta manfaat yang luas. Tabungan Muamalat hadir

dengan dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu Shar-E Regular dan

Shar-E Gold.

c) Pembiayaan Modal Kerja

Produk pembiayaan yang membantu kebutuhan modal kerja

usaha sehingga kelancaran operasional dan rencana

pengembangan usaha akan terjamin.

d) Pembiayaan kepada Anggota Koperasi Karyawan/Guru/PNS

73

Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis

pembelian konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end

user) melalui koperasi.

e) Pembiayaan Modal Kerja LKM Syariah

(BPRS/BMT/Koperasi)

Produk pembiayaan yang ditujukan untuk LKM Syariah

(BPRS/BMT/Koperasi) yang hendak meningkatkan pendapatan

dengan memperbesar portfolio pembiayaannya kepada Nasabah

atau anggotanya (end-user).

f) Tabungan Haji Arafah Plus (Menggunakan Akad Mudharabah

Mutlaqah)

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan

ibadah Haji secara regular maupun plus.

g) Tabungan Muamalat Umroh (Menggunakan Akad Mudharabah

Mutlaqah)

h) Tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan

membantu mewujudkan impian untuk berangkat beribadah

Umroh.

i) Tabungan iB Muamalat Rencana (Menggunakan Akad

Mudharabah Mutlaqah/ pemilik modal menyerahkan modal

kepada pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan

waktu dan dengan siapa pengelola bertransaksi)Tabungan

74

perencanaan biaya pendidikan, dana persiapan pensiun/hari tua,

biaya perjalanan wisata/ibadah, biaya pernikahan, biaya uang

muka rumah/kendaraan, serta rencana atau impian lainnya.

e) Tabungan Muamalat Prima iB (Menggunakan Akad

Mudharabah Mutlaqah/ pemilik modal menyerahkan modal

kepada pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan

waktu dan dengan siapa pengelola bertransaksi)

Tabungan Prioritas yang di desain bagi Nasabah yang ingin

mendapatkan Bagi Hasil yang tinggi bahkan setara dengan

deposito.

f) Deposito Mudharabah (Menggunakan Akad Mudharabah

Mutlaqah/ pemilik modal menyerahkan modal kepada

pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan waktu dan

dengan siapa pengelola bertransaksi)

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang

fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi

nasabah.

g) Deposito FulInvest (Menggunakan Akad Mudharabah

Mutlaqah/ pemilik modal menyerahkan modal kepada

pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan waktu dan

dengan siapa pengelola bertransaksi)

75

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang

fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal serta

perlindungan asuransi jiwa gratis bagi nasabah.

j) Tabungan Nusantara

Tabungan syariah yang dikelola dengan akad berbagi hasil

dengan tambahan keuntungan kemudahan layanan remittance,

sehingga selain menabung juga mudah melakukan transaksi

Remittance.

c. Akad Murabahah

1) Konsep Dasar Murabahah

Secara bahasa murabahah berasal dari kata ribh yang bermakna

tumbuh dan berkembang dalam perniagaan.

Menurut Al-Kasani99, murabahah mencerminkan transaksi jual-

beli, dimana harga jual merupakan akumulasi dari beberapa biaya-

biaya yang sudah dikeluarkan untuk mendatangkan objek transaksi

atau harga pokok pembelian dengan tambahan keuntungan tertentu

yang diinginkan penjual (margin), dimana harga beli dan jumlah

keuntungan yang diinginkan diketahui oleh pembeli. Dalam arti,

pembeli diberitahu berapa harga belinya dan tambahan keuntungan

yang diinginkan.

99 Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah, 156.

76

2) Dasar Hukum Akad Murabahah

Dalam jual-beli dengan sistem murabahah merupakan akad jual-

beli yang diperbolehkan, hal ini berlandaskan atas dalil-dalil yang

terdapat dalam Al-Qur’an, Al Hadits ataupun ijma’ ulama.

Diantara dalil yang memperbolehkan praktik akad jual-beli

murabahah adalah sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamudan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allahadalah Maha Penyayang kepadamu.”

Dalam surat Al-Baqarah ayat 275, Allah SWT berfirman:

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkanriba.”

3) Rukun dan Syarat Murabahah

a) Mengetahui harga pokok (harga beli), disyaratkan bahwa harga

beli haruslah diketahui oleh pembeli kedua, karena hal itu

merupakan syarat mutlak bagi keabsahan bai’ murabahah.

Penjual kedua harus menerangkan harga beli kepada pihak

pembeli kedua, hal ini juga berlaku bagi bentuk jual-beli yang

77

berdasarkan kepercayaan, seperti halnya at-Tauliyah, al-Isyrak

ataupun al-Wadi’ah, dimana akad jual-beli ini berdasarkan atas

kejelasan informasi tentang harga beli. Jika harga beli tidak

dijelaskan kepada pembeli kedua dan ia telah meninggalkan

majlis, maka jual-beli dinyatakan akadnya batal.

b) Adanya kejelasan keuntungan (margin) yang diinginkan

penjual kedua, keuntungan harus dijelaskan nominalnya kepada

pembeli kedua atau dengan menyebutkan persentase dari harga

beli. Margin juga merupakan bagian dari harga, karena harga

pokok plus margin merupakan harga jual, dan mengetahui

harga jual merupakan syarat sahnya jual-beli.

c) Modal yang digunakan untuk membeli objek transaksi harus

merupakan barang mitsli, dalam arti terdapat padanannya di

pasaran, alangkah baiknya jika menggunakan uang. Jika modal

yang dipakai merupakan barang qimi/ ghair mitsli, misalnya

pakaian dan marginnya berupa uang, maka diperbolehkan.

d) Objek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak

boleh berupa barang ribawi.

e) Akad jual-beli pertama harus sah adanya, artinya transaksi yang

dilakukan penjual pertama harus sah, jika tidak, maka transaksi

yang dilakukan penjual kedua (pembeli pertama) dengan

pembeli kedua hukumnya fasid/rusak dan akadnya batal.

78

f) Informasi yang wajib dan tidak boleh diberitahukan dalam ba’i

murabahah. Ba’i murabahah yakni jual-beli yang disandarkan

pada sebuah kepercayaan, karena pembeli juga akan percaya

atas informasi yang diberikan dari penjual tentang harga beli

yang diinginkan dan dengan demikian penjual tidak boleh

berkhianat.

4) Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang

menggunakan akad Murabahah

a) Pembiayaan Modal Kerja

Produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal

kerja usaha sehingga kelancaran operasional dan rencana

pengembangan usaha akan terjamin.

b) KPR Muamalat iB

Produk pembiayaan rumah indent, pembangunan dan renovasi

yang membantu untuk memiliki rumah (ready stock/bekas),

apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over

KPR dari bank lain.

c) Automuamalat

Produk pembiayaan yang akan membantu Anda untuk

memiliki kendaraan bermotor. Produk ini adalah kerjasama

Bank Muamalat dengan Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF).

d) Pembiayaan Investasi

79

Produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan investasi

usaha sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah

disusun.

e) Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis

Produk pembiayaan yang membantu usaha untuk membeli,

membangun ataupun merenovasi properti maupun pengalihan

take-over pembiayaan properti dari bank lain untuk kebutuhan

bisnis.

f) Trade Finance-Impor, berupa layanan issuing L/C, amendment

L/C, realisasi L/C berupa penerimaan dan pemeriksaan

dokumen serta penyelesaian pembayaran, dan inward

collection dokumen impor non L/C.

d. Akad Musyarakah

1) Konsep Dasar Musyarakah

Secara etimologi, kerjasama (Al-Syirkah), yaitu percampuran

antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan.

Sedangkan, menurut istilah, kerjasama (syirkah) adalah

keikutsertaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu

dengan sejumlah modal yang ditetapkan berdasarkan perjanjian

untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha dan pembagian

keuntungan atau kerugian dalam bagian yang ditentukan.

80

2) Dasar Hukum Akad Musyarakah

Dasar hukum Musyarakah (Syirkah) dalam perdagangan

sebagaimana firman Allah .dalam surat Al-Baqarah ayat 282

sebagai berikut di bawah ini.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidaksecara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenuliskannya, dan hendaklah seorang penulis di antara kamumenuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis engganmenuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, makahendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu

81

mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah iabertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangisedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yanglemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidakmampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkandengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dariorang-orang lelaki (di antaramu), jika tak ada dua oang lelaki,maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa, maka yangseorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlahkamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampaibatas waktu membayarnya, yang demikian itu, lebih adil di sisiAllah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepadatidak (menimbulkan) keraguanmu. Tulislah mu'amalahmu itu,kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankandi antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidakmenulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; danjanganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan, jika kamulakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatukefasikan pada dirimu dan bertakwalah kepada Allah, Allahmengajarmu, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

3) Rukun dan Syarat Musyarakah

Menurut Zuhaily100, rukun dan syarat musyarakah yang intinya

dijelaskan di bawah ini.

a) Rukun Musyarakah

Ucapan (Sighat) penawaran dan penerimaan (Ijab dan

Qabul).

Pihak yang berkontrak.

Objek kesepakatan berupa modal dan kerja.

100 Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah, 248.

82

b) Syarat Musyarakah:

Ucapan. Tidak ada bentuk khusus dari kontrak musyarakah.

Ia dapat berbentuk pengucapan yang menunjukkan tujuan.

Berakad dianggap sah jika diucapkan secara verbal atau

ditulis. Kontrak musyarakah dicatat dan disaksikan.

Pihak yang akan berkontrak. Disyaratkan bahwa seorang

mitra haruslah kompeten dalam memberikan atau diberikan

kekuasaan perwakilan.

Objek kontrak (dana dan kerja). Dana atau modal yang

diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau yang bernilai

sama.

4) Produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang menggunakan

akad Musyarakah

a) Pembiayaan Modal Kerja

Produk pembiayaan yang membantu kebutuhan modal kerja

usaha sehingga kelancaran operasional dan rencana

pengembangan usaha akan terjamin.

b) KPR Muamalat iB (Menggunakan Akad Musyarakah

Mutanaqisah/ Kerjasama Sewa)

Produk pembiayaan rumah indent, pembangunan dan renovasi

yang membantu untuk memiliki rumah (ready stock/bekas),

apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over

KPR dari bank lain.

83

c) Pembiayaan Modal Kerja LKM Syariah

(BPRS/BMT/Koperasi)

Produk pembiayaan yang ditujukan untuk LKM Syariah

(BPRS/BMT/Koperasi) yang hendak meningkatkan pendapatan

dengan memperbesar portfolio pembiayaannya kepada Nasabah

atau anggotanya (end-user).

d) Pembiayaan Rekening Koran Syariah

Produk pembiayaan khusus modal kerja yang akan

meringankan usaha dalam mencairkan dan melunasi

pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan.

e) Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis (Menggunakan Akad

Musyarakah Mutanaqishah/ Kerjasama Sewa)

Produk pembiayaan yang membantu usaha untuk membeli,

membangun ataupun merenovasi properti maupun pengalihan

take-over pembiayaan properti dari bank lain untuk kebutuhan

bisnis.

e. Akad Al-Qardh

1) Konsep Dasar Al-Qardh

Pinjaman (Al-Qardh) menurut bahasa ialah potongan, sedang

menurut syar’i adalah menyerahkan uang kepada orang yang

sekiranya bisa memanfaatkannya, kemudian ia meminta

pengembaliannya sebesar uang tersebut.

84

2) Dasar Hukum Akad Al-Qardh

Pinjaman (Al-Qardh) telah disunnahkan bagi pihak muqridh

(kreditur/pemberi pinjaman) berdasarkan dalil-dalil berikut:

Firman Allah SWT surat Al-Hadid ayat 11,

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yangbaik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman ituuntuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak.”

3) Rukun dan Syarat Al-Qardh

a) Rukun Al-Qardh adalah sebagai berikut:

Pemilik barang (Muqridh)

Yang mendapat barang atau peminjam (Muqtaridh)

Serah terima (Ijab Qabul)

Barang yang dipinjamkan (Qardh)

b) Syarat Al-Qardh adalah sebagai berikut:

Besarnya pinjaman (Al-Qardh) harus diketahui dengan

takaran, timbangan, atau jumlahnya.

Sifat pinjaman (Al-Qardh) dan usianya harus diketahui jika

dalam bentuk hewan.

Pinjaman (Al-Qardh) berpinjaman (Al-Qardh) tidak sah

dari orang yang tidak memiliki sesuatu yang bisa dipinjam

atau orang yang tidak normal akalnya.

85

4) Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang

menggunakan akad Al-Qardh

a) Dana Talangan Porsi Haji

Pinjaman yang ditujukan untuk membantu mendapatkan porsi

keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Haji

belum mencapai syarat pendaftaran porsi.

b) Trade Finance-Ekspor, berupa layanan advising L/C dan

perubahannya, transfer L/C, konfirmasi L/C, negosiasi Wesel

Ekspor, collection dokumen L/C, collection dokumen non L/C.

c) Trade Finance-Impor, berupa layanan issuing L/C, amendment

L/C, realisasi L/C berupa penerimaan dan pemeriksaan

dokumen serta penyelesaian pembayaran, dan inward

collection dokumen impor non L/C.

f. Akad Ijarah

1) Konsep Dasar Ijarah

Sewa (Ijarah) berasal dari kata Al-Ajru artinya ganti, upah atau

menjual manfaat.

Secara istilah syari’at menurut ulama fiqh antara lain disebutkan

oleh Zuhaily yang mengemukakan pendapat mazhab Hanafiyah

bahwa sewa (Ijarah) adalah transaksi atas manfaat juga atas adanya

transaksi atas kompensasi tertentu. Malikiyah mengatakan sewa

86

(Ijarah) adalah pemindahan pemilikan manfaat tertentu yang

diperbolehkan dalam waktu tertentu dengan kompensasi tertentu.

2) Dasar Hukum Akad Ijarah

Sewa (Ijarah) dalam hukum Islam diperbolehkan bila berdasarkan

dalil-dalil berikut ini.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 77, sebagai berikut:

“Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepadapenduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduknegeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka,kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumahyang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musaberkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untukitu.”

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya Bapakkuambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karenasesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untukbekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."

3) Syarat-Syarat Ijarah

Syarat Ijarah adalah sebagai berikut:

a) Manfaatnya diketahui.

b) Manfaatnya diperbolehkan.

87

c) Biaya sewa telah diketahui.

4) Produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang menggunakan

akad Ijarah

a) Pembiayaan Umroh Muamalat

Produk pembiayaan yang membantu mewujudkan impian

untuk beribadah Umroh dalam waktu yang segera.

b) Pembiayaan Investasi

Produk pembiayaan yang akan membantu kebutuhan investasi

usaha sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah

disusun.

g. Akad Kafalah

1) Konsep Dasar Kafalah

Kafalah secara bahasa artinya adhdhamanu (menggabungkan),

atau addhaman (jaminan), hamalah (beban), dan za’amah

(tanggungan). Menurut istilah, kafalah merupakan jaminan yang

diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk

memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam

pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab

seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab

orang lain sebagai penjamin.

88

2) Dasar Hukum Akad Kafalah

Landasan syariah Kafalah, terungkap pada firman Allah SWT

dalam Al-Qur’an yang tersebut dalam surat Yunus ayat 66 dan

surat Yusuf ayat 72, seperti di bawah ini.

“Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya(pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadakujanji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akanmembawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepungmusuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qubberkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan(ini)".”

“Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala Raja, dansiapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahanmakanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya".”

3) Rukun dan Syarat Kafalah

Menurut para mayoritas (jumhur) ulama yang lainnya, rukun dan

syarat Kafalah adalah sebagai berikut:

a) Dhamim, kafil atau za’im yaitu orang yang menjamin, dimana

ia disyaratkan sudah baligh, berakal, juga tidak dicegah untuk

dapat membelanjakan hartanya (mahjur) dan dilakukan dengan

kehendaknya sendiri.

89

b) Madmunlah, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah

bahwa yang berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin.

c) Madmun’anhu atau makful’anhu adalah orang yang berutang.

d) Madmun bih atau makful bih adalah utang, barang atau orang

disyaratkan pada makful bih dapat diketahui dan tetap

keadaannya, baik sudah tetap maupun akan tetap.

e) Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu berarti menjamin, tidak

digantungkan kepada sesuatu dan tidak berarti sementara.

4) Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang menggunakan

akad Kafalah

Trade Finance-Impor, berupa layanan issuing L/C, amendment

L/C, realisasi L/C berupa penerimaan dan pemeriksaan dokumen

serta penyelesaian pembayaran, dan inward collection dokumen

impor non L/C.

h. Akad Al-Wakalah

1) Konsep Dasar Al-Wakalah

Perwakilan (wakalah ataupun wikalah) yang berarti al-tafwidh

(penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat). Pengertian

yang sama dengan menggunakan kata al-hifzhu disebut dalam surat

Ali-Imran ayat 173:

90

“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepadamereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnyamanusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,karena itu takutlah kepada mereka", maka Perkataan itu menambahkeimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allahmenjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baikPelindung".”

2) Dasar Hukum Akad Al-Wakalah

Firman Allah dalam Al-Qur’an salah satu dasar dibolehkannya Al-

Wakalah adalah firman Allah yang berkenaan dengan kisah

Ashabul Kahfi:

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka salingbertanya di antara mereka sendiri, berkatalah salah seorang diantara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)".Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengahhari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahuiberapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salahseorang diantara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uangperakmu ini, dan hendaklah Dia lihat manakah makanan yang lebihbaik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan

91

hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kalimenceritakan halmu kepada seorangpun.”

Ayat lain (surat Yusuf ayat 55) yang menjadi rujukan wakalah

adalah kisah tentang Nabi Yusuf as, saat ia berkata kepada raja:

“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagiberpengetahuan".”

Selain itu juga terdapat dalam firman Allah SWT surat An-Nisa’ayat 35.

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seoranghakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itubermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufikkepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahuilagi Maha Mengenal.”

3) Rukun dan Syarat Al-Wakalah

Dalam mengimplementasikan Al-Wakalah harus memenuhi rukun

dan syarat sebagai berikut:

a) Rukun Al-Wakalah

Sighat, ijab dan qabul.

Pihak yang berakad, pemberi kuasa (muwakkil) dan

penerima kuasa (wakit).

92

Objek akad, mandat untuk melaksanakan tugas (taukil).

b) Syarat-Syarat Al-Wakalah

Syarat mewakilkan. Orang yang mewakilkan haruslah

seorang pemilik yang dapat bertindak terhadap sesuatu

yang ia wakilkan.

Syarat yang mewakili. Pihak yang dapat mewakili adalah

orang yang berakal.

Syarat untuk hal yang diwakilkan. Bahwa hal tersebut

bukan tindakan buruk.

4) Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang

menggunakan akad Al-Wakalah

a) Trade Finance-Ekspor, berupa layanan advising L/C dan

perubahannya, transfer L/C, konfirmasi L/C, negosiasi Wesel

Ekspor, collection dokumen L/C, collection dokumen non L/C.

b) Trade Finance-Impor, berupa layanan issuing L/C, amendment

L/C, realisasi L/C berupa penerimaan dan pemeriksaan

dokumen serta penyelesaian pembayaran, dan inward

collection dokumen impor non L/C.

i. Akad Hiwalah

1) Konsep Dasar Hiwalah

Secara bahasa, hiwalah berarti pindah. Sedangkan dalam istilah

fiqih, hiwalah adalah memindahkan tanggung jawab hutang dari

93

tangan orang yang berhutang kepada pihak yang berhutang lainnya

(multazim/muhaal alaih).

2) Dasar Hukum Akad Hiwalah

Pengalihan pinjaman (Hiwalah) diperbolehkan, hanya saja jika

penerima pengalihan (muhal) dialihkan untuk menagih orang kaya

yang menunda pembayaran hutangnya, maka ia haruslah

menerimanya, karena Rasulullah SAW bersabda,

“Penundaan pembayaran hutang oleh orang kaya adalahkezhaliman. Jika salah seorang dari kalian disuruh mengikuti(menagih) orang kaya yang menunda pembayaran hutangnya,maka ikutilah (tagih-lah).” (Muttafaq Alaih).

3) Rukun dan Syarat Hiwalah

Dalam pelaksanaan hiwalah harus memenuhi semua rukun dan

syarat sebagai berikut:

a) Rukun Hiwalah

Rukun Hiwalah ada 6, yaitu:

Orang yang memindahkan tanggungan hutang (Muhiil).

Orang yang memberi hutang yang dipindahkan

pelunasannya dari orang yang berhutang padanya secara

langsung (Muhaalatau Muhtaal).

Orang yang dipindahkan padanya tanggungan hutang

(Muhaalalaihi).

94

Harta Muhaal (orang yang dipindahkan hutangnya) yang

dihutang oleh Muhiil.

Harta Muhiil yang dihutang oleh Muhaalalaihi.

Lafadz (Sighat).

b) Syarat Hiwalah

Hiwalah baru bisa dianggap sah bila memenuhi persyaratan-

persyaratan yang adakalanya berkaitan dengan Muhiil, ada juga

dengan Muhaal, Muhaalalaihi, sighat, maupun hutang itu

sendiri.

Muhiil haruslah orang yang bisa memiliki kecakapan

bertindak (ahliyah al-ada) yaitu berakal dan baligh.

Kerelaan hati orang yang memindahkan hutang dan orang

yang hutangnya dipindahtangankan (Muhiil dan Muhaal).

Muhaal haruslah orang yang memiliki kecakapan bertindak

(ahliyah al-ada), yaitu berakal.

Kerelaan hatinya, maka tidak sah jika Muhaal dipaksa atau

diancam.

Keberadaan Muhaal dalam majlis Hiwalah.

Muhaalalaihi haruslah orang cakap bertindak (ahliyah al-

ada).

Kerelaan hati Muhaalalaihi.

Terbukti penerimaan dan kesanggupannya untuk melunasi

hutang dalam majlis Hiwalah.

95

Adanya hutang oleh Muhiil atas Muhaalalaihi atas Muhiil.

Artinya Muhiil sebagai orang yang berhutang juga

menghutangi pada Muhaalalaihi, karena itu ketika Muhaal

(orang yang dipindah tanggungan hutangnya) datang

menagih atau meminta pelunasan pada Muhiil, maka ia

berkewajiban melunasi hutangnya dengan hartanya dimana

saja, yang termasuk pada Muhaalalaihi.

Hutang harus berupa hutang, maka tidak sah Hiwalah

dengan harga budak yang hendak dibayarnya kepada

tuannya dalam rangka menebus dirinya.

4) Produk dan Layanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang

menggunakan akad Hiwalah

a) Trade Finance-Ekspor, berupa layanan advising L/C dan

perubahannya, transfer L/C, konfirmasi L/C, negosiasi Wesel

Ekspor, collection dokumen L/C, dan collection dokumen non

L/C.

b) Trade Finance-Impor, berupa layanan issuing L/C, amendment

L/C, realisasi L/C berupa penerimaan dan pemeriksaan

dokumen serta penyelesaian pembayaran, dan inward

collection dokumen impor non L/C.

96

5. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah nasabah PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan. Hal ini sesuai dengan metode

pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu non

probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan

kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel.

Berdasarkan data dari 200 responden melalui daftar pernyataan

didapatkan kondisi responden tentang jenis kelamin, usia, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan, dan lamanya menjadi nasabah. Penggolongan yang

dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek

penelitian. Gambaran umum dari responden tersebut dapat dilihat pada

uraian berikut ini:

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang jenis

kelamin dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden1.2.

Laki-lakiPerempuan

11189

Jumlah Total 200Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden dengan jenis

kelamin pria lebih banyak daripada responden dengan jenis kelamin

perempuan. Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 111

97

responden dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 89

responden. Hal ini menunjukkan bahwa nasabah PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan lebih banyak nasabah laki-laki

yang bertransaksi dibandingkan perempuan.

b. Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran usia responden

dalam hal ini nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Responden1.2.3.4.

17 – 2526 – 3031 – 35> 35

24444785

Jumlah Total 200Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa responden PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan yang berusia 17 –

25 tahun sebanyak 24 responden, usia 26 – 30 tahun sebanyak 44

responden, usia 31 – 35 sebanyak 47 responden, dan usia lebih dari 35

tahun sebanyak 85 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden

(nasabah) yang banyak melakukan transaksi di PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan adalah nasabah dengan usia

produktif di atas 25 tahun.

98

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari hasil penelitian diperoleh data pendidikan terakhir responden

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan yang

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4Responden Berdasarkan Pendidikan TerakhirNo. Pendidikan Jumlah Responden1.2.3.4.5.

SDSMPSMAD3S1/S2/S3

365816117

Jumlah Total 200Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa responden dengan

pendidikan terakhir SD sebanyak 3 responden, pendidikan terakhir SMP

sebanyak 6 responden, pendidikan terakhir SMA sebanyak 58 responden,

pendidikan terakhir D3 sebanyak 16 reponden, sedangkan pendidikan

terakhir S1/S2/S3 sebanyak 117 responden. Hal ini menunjukkan bahwa

nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan

yang melakukan transaksi berpendidikan terakhir sarjana (S1/S2/S3) lebih

banyak dari pada yang lainnya.

d. Berdasarkan Pekerjaan

Selanjutnya dari hasil penelitian juga diperoleh data pekerjaan

responden PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

99

Tabel 4.5Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Responden1.2.3.4.5.

PNSPegawaiWiraswastaPelajar/MahasiswaLain-lain

455938553

Jumlah Total 200Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui pekerjaan responden, dimana

responden dengan pekerjaan sebagai PNS sebanyak 45 responden,

pekerjaan sebagai pegawai sebanyak 59 responden, pekerjaan sebagai

wiraswasta sebanyak 38 responden, pelajar/mahasiswa sebanyak 5

responden dan lain-lainnya (ustadz, pensiunan perusahaan, ibu rumah

tangga) sebanyak 53 responden. Dari uraian di atas diketahui bahwa

nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan

yang pekerjaannya sebagai pegawai lebih banyak dari pada yang lainnya.

e. Berdasarkan Pendapatan

Hasil penelitian juga didapatkan data tentang pendapatan tiap bulan

responden PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan yang dapat di lihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Pendapatan Tiap Bulan (Rp) Jumlah Responden1.2.3.4.

< 1.000.0001.000.000 – 2.500.0002.500.000 – 5.000.000> 5.000.000

33726530

Jumlah Total 200Sumber : Data primer yang diolah, 2014

100

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui pendapatan tiap bulan

responden, bahwa responden dengan pendapatan kurang dari satu juta (>

1.000.000) sebanyak 33 responden, pendapatan kisaran antara 1.000.000

sampai dengan 2.500.000 sebanyak 72 responden, pendapatan kisaran di

atas 2.500.000 sampai dengan 5.000.000 sebanyak 65 responden, dan

pendapatan di atas 5.000.000 sebanyak 30 responden. Dari uraian di atas

diketahui bahwa nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan dengan pendapatan kisaran 1.000.00 sampai dengan

2.500.000 lebih banyak dari pada yang lainnya.

f. Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah

Dari hasi penelitian juga diperoleh data tentang lamanya responden

menjadi nasabah di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah

No. Lama Menjadi Nasabah Jumlah Responden1.2.3.4.

1 - 2 Tahun3 - 4 Tahun5 – 6 Tahun> 6 Tahun

100731710

Jumlah Total 200Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui, bahwa responden yang

telah menjadi nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan selama 1 – 2 tahun sebanyak 100 responden, 3 – 4

tahun sebanyak 73 responden, 5 – 6 tahun sebanyak 17 responden, dan

lebih dari 6 tahun sebanyak 10 responden. Responden yang banyak

101

melakukan transaksi di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan adalah responden yang menjadi nasabah selama 1 - 2

tahn.

6. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas

Produk (X1)

Kualitas produk bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang

berbeda. Penelitian ini mengukur variabel kualitas produk berdasarkan

penilaian dari responden mengenai kualitas produk PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan. Variabel kualitas produk pada

penelitian ini diukur melalui 4 buah item pernyataan. Hasil jawaban dan

analisis indeks skor jawaban terhadap variabel kualitas produk PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 4.8Hasil Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Produk (X1)

SkorNo. Indikator S SS N TS STS Jumlah Indeks

1.

Persentase nisbah bagihasil PT. Bank MuamalatIndonesia, Tbk CabangPembantu Pasuruantinggi

69 18 101 12 0 693 138,6

2.

Produk PT. BankMuamalat Indonesia, TbkCabang PembantuPasuruan memiliki fitur-fitur atau keistimewaan

105 24 62 9 0 744 148,8

3. Tidak ada sistem ribadalam pembiayaan atau

85 77 33 3 2 832 166,4

102

tabungan

4.

Pelaksanaan pembiayaansesuai dengan proseduryang disepakati antarabank dan nasabah

105 52 40 2 1 805 161

Rata-rata 768,5 153,7Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.8 menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju (Skor 4)

pada keempat pernyataan variabel kualitas produk. Rata-rata indeks skor

jawaban variabel Kualitas Produk diperoleh sebesar 153,7. Kondisi ini

memberikan kesan bahwa kualitas produk PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dipersepsikan secara positif oleh

responden.

Pada pernyataan pertama terkait “persentase bagi hasil PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan tinggi” terdapat 69

responden menjawab setuju didukung 18 responden menjawab sangat

setuju (skor 5). Namun sebanyak 101 responden menjawab netral (skor 3).

Hal ini menunjukkan bahwa persentase bagi hasil PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan kepada nasabah dinilai biasa.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dinilai biasa dengan

tolak ukur bagi hasil kepada nasabah.

Tanggapan responden mengenai “fitur-fitur atau keistimewaan”

adalah sebanyak 105 responden menjawab setuju ditambah 24 responden

menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa kualitas produk dinilai

103

baik oleh respnden dengan tolak ukur fitur atau keistimewaan. Jadi dapat

disimpulkan responden merasa bahwa fitur-fitur atau keistimewaan pada

produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan

memiliki keistimewaan tersendiri.

Pernyataan tentang “tidak adanya sistem riba dalam produk PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan, baik dalam

pembiayaan maupun tabungan” diketahui sebanyak 85 responden

menyatakan setuju dan didukung dengan jawaban 77 responden

menyatakan sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa kualitas produk dinilai

baik dengan tolak ukur tidak adanya sistem riba pada produk. Jadi dapat

disimpulkan responden merasa bahwa tidak adanya sistem riba pada

produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasurua.

Pernyataan tentang “kesesuaian prosedur yang disepakati antara PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dan nasabah”

dijawab sebanyak 105 responden setuju, didukung jawaban sangat setuju

oleh 52 responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengakui

adanya keseuaian prosedur pada produk PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Pembantu Pasuruan yang ditawarkan dan pernyataan tersebut

memiliki kesesuaian terhadap variabel kualitas produk.

b. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas

Pelayanan (X2)

Tanggapan responden terhadap kualitas pelayanan mungkin saja

berbeda pada setiap orang. Kadang orang merasa puas terhadap kualitas

104

pelayanan jika ia mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Kadang juga

orang merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan dan menyampaikan

komplain terhadap ketidakpuasannya. Hasil tanggapan responden

mengenai kualitas pelayanan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan dan karyawannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9Hasil Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan (X2)

SkorNo. Indikator S SS N TS STS Jumlah Indeks

Kehandalan(Reliability)

1.Pelayanan yangdiberikan sesuai denganyang dipromosikan

126 38 30 5 1 795 159

2.Kesiapan karyawandalam menanganinasabah

119 48 27 5 1 808 161,6

3.Kecepatan karyawandalam menanganinasabah

114 36 33 13 4 765 153

Jaminan (Assurance)

4.

Karyawan mempunyaipengetahuan dalammenjawab pertanyaannasabah

122 49 23 3 1 809 161,8

5. Keterampilan karyawandalam bekerja

130 32 35 2 1 790 158

6.

Bank Muamalat CabangPembantu Pasuruanmemberikan informasiyang lengkap

123 45 27 4 1 807 161,4

Bukti Fisik (Tangible)

7.

Letak lokasi PT. BankMuamalat Indonesia,Tbk Cabang PembantuPasuruan strategis

103 67 23 7 0 830 166

8. Ruang dan fasilitas yangmemadai

110 28 46 16 0 750 150

105

9.

Penataan danpengaturan ruanganselalu diperhatikan olehBank

112 37 39 12 0 774 154,8

10. Keramahan karyawandalam melayani nasabah

112 77 10 0 1 864 172,8

Empati (Emphaty)

11.

Kemampuan karyawanPT. Bank MuamalatIndonesia, Tbk CabangPembantu Pasuruanberkomunikasi denganbaik kepada nasabah

131 61 6 1 1 850 170

12.

PT. Bank MuamalatIndonesia, Tbk CabangPembantu Pasuruanmemiliki jam operasiyang sesuai dengannasabah

130 45 18 5 2 811 162,2

13.

PT. Bank MuamalatIndonesia, Tbk CabangPembantu Pasuruanmempunyai karyawanyang memiliki perhatianpersonal kepada nasabah

116 40 40 4 0 792 158,4

Ketanggapan(Responsiveness)

14.

Karyawan PT. BankMuamalat Indonesia,Tbk Cabang PembantuPasuruan tidak pernahkerepotan dalammerespon keluhannasabah

125 24 44 7 0 766 153,2

15.

Karyawan PT. BankMuamalat Indonesia,Tbk Cabang PembantuPasuruan menawarkanbantuan kepada nasabah

119 68 12 0 1 853 170,6

16. Prosedur pelayananyang mudah dan jelas 126 46 23 4 1 812 162,4

17.

Karyawan PT. BankMuamalat Indonesia,Tbk Cabang PembantuPasuruan memberikan

132 37 28 2 1 802 160,4

106

panduan pengoperasianpelayananRata-rata 804,6 160,9

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.9 menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju (Skor 4)

pada ketujuh belas pernyataan variabel kualitas pelayanan. Rata-rata

indeks skor jawaban variabel Kualitas Produk diperoleh sebesar 160,9.

Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas pelayanan PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dipersepsikan

secara positif oleh responden.

Pada pernyataan pertama terkait kehandalan (reliability) pada item

“pelayanan yang diberikan sesuai yang dipromosikan”, terdapat 126

responden menjawab setuju (skor 4) didukung 38 responden menjawab

sangat setuju (skor 5). Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang

diberikan sesuai yang dipromosikan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan kepada nasabah dinilai positif. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dinilai positif

dengan tolak ukur pelayanan yang diberikan sesuai yang dipromosikan

kepada nasabah.

Tanggapan responden mengenai item “kesiapan karyawan dalam

menangani nasabah” adalah sebanyak 119 responden menjawab setuju

ditambah 48 responden menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa

kualitas produk dinilai baik dengan tolak ukur kesiapan karyawan dalam

107

menangani nasabah. Jadi dapat disimpulkan responden merasa bahwa

kesiapan karyawan dalam menangani nasabah pada pelayanan PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan mendapat

tanggapan positif.

Pernyataan tentang “kecepatan karyawan dalam menangani nasabah”

diketahui sebanyak 114 responden setuju didukung dengan jawaban 36

responden menyatakan sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan dinilai baik dengan tolak ukur “kecepatan karyawan dalam

menangani nasabah”. Jadi dapat disimpulkan responden merasa bahwa

“kecepatan karyawan dalam menangani nasabah” memenuhi kebutuhan

responden atau nasabah.

Pada pernyataan kedua terkait jaminan (assurance) pada item

“karyawan mempunyai pengetahuan dalam menjawab pertanyaan

nasabah”, terdapat 122 responden menjawab setuju (skor 4) didukung 49

responden menjawab sangat setuju (skor 5). Hal ini menunjukkan bahwa

nasabah memberikan tanggapan positif bahwa karyawan mempunyai

pengetahuan dalam menjawab pertanyaan nasabah. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dinilai positif dengan tolak

ukur “karyawan mempunyai pengetahuan dalam menjawab pertanyaan

nasabah”.

Pernyataan tentang “keterampilan karyawan dalam bekerja”

diketahui sebanyak 130 responden setuju didukung dengan jawaban 32

108

responden menyatakan sangat setuju, meskipun terdapat 35 responden

yang menyatakan netral. Ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

dinilai baik dengan tolak ukur “keterampilan karyawan dalam bekerja”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa “keterampilan karyawan dalam bekerja”

mendapat penilaian positif dari nasabah.

Pernyataan tentang “PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan memberikan informasi yang lengkap” dan nasabah

dijawab sebanyak 123 responden setuju, didukung jawaban sangat setuju

oleh 45 responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengakui

adanya pemberian informasi yang lengkap dari PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan kepada nasabah.

Pada pernyataan ketiga terkait bukti fisik (tangible) pada item “letak

lokasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan

strategis”, terdapat 103 responden menjawab setuju (skor 4) didukung 67

responden menjawab sangat setuju (skor 5). Hal ini menunjukkan bahwa

letak lokasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan dinilai strategis oleh nasabah. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa bukti fisik PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan dinilai positif dengan tolak ukur “letak lokasi

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan

strategis.”

Pernyataan tentang “ruang dan fasilitas yang memadai” diketahui

sebanyak 110 responden setuju didukung dengan jawaban 28 responden

109

menyatakan sangat setuju, meskipun sebanyak 46 responden menyatakan

netral. Ini menunjukkan bahwa bukti fisik PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Pembantu Pasuruan strategi dinilai baik dengan tolak ukur

“ruang dan fasilitas yang memadai”. Jadi dapat disimpulkan bahwa “ruang

dan fasilitas yang memadai” mendapat penilaian positif dari nasabah.

Pernyataan tentang “penataan dan pengaturan ruangan selalu

diperhatikan oleh ruang bank” dijawab setuju oleh sebanyak 112

responden, didukung jawaban sangat setuju oleh 37 responden, dan

terdapat 39 responden menyatakan netral. Hal tersebut menunjukkan

bahwa responden mengakui adanya penataan dan pengaturan ruangan

selalu diperhatikan oleh ruang PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan.

Pernyataan tentang “keramahan karyawan dalam menangani

nasabah” dijawab sebanyak 112 responden setuju, didukung jawaban

sangat setuju oleh 77 responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa

responden mengakui bahwa dalam bukti fisik secara nyata karyawan PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan melayani

dengan ramah kepada para nasabah.

Pada pernyataan keempat terkait empati (empathy) pada item

“kemampuan karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan berkomunikasi dengan baik kepada nasabah”, terdapat

131 responden menjawab setuju (skor 4) didukung 61 responden

menjawab sangat setuju (skor 5). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

110

karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan

berkomunikasi dengan dinilai positif oleh nasabah.

Pernyataan tentang “PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan memiliki jam operasi yang sesuai dengan nasabah”

diketahui sebanyak 130 responden setuju didukung dengan jawaban 45

responden menyatakan sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa jam operasi

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dinilai

positif oleh nasabah karena sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Pernyataan tentang “PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan mempunyai karyawan yang memiliki perhatian

personal kepada nasabah” dijawab sebanyak 116 responden setuju,

didukung jawaban sangat setuju oleh 40 responden, dan terdapat 40

responden menyatakan netral. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden

mengakui adanya perhatian personal dari karyawan PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan.

Pada pernyataan kelima terkait ketanggapan (Responsiveness) pada

item “karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan tidak pernah kerepotan dalam merespon keluhan nasabah”,

terdapat 125 responden menjawab setuju (skor 4) didukung 24 responden

menjawab sangat setuju (skor 5), dan terdapat 44 responden yang

menjawab netral. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan tidak pernah merasa

kerepotan dalam merespon keluhan para nasabah.

111

Pernyataan tentang “karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan menawarkan bantuan kepada nasabah”

diketahui sebanyak 119 responden setuju didukung dengan jawaban 68

responden menyatakan sangat setuju. Ini menunjukkan ketanggapan

karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah.

Pernyataan tentang “prosedur pelayanan yang mudah dan jelas”

dijawab sebanyak 126 responden setuju, didukung jawaban sangat setuju

oleh 46 responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengakui

adanya prosedur pelayanan yang mudah dan jelas oleh PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan kepada nasabah.

Pernyataan tentang “karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan memberikan panduan pengoperasian

pelayanan” dijawab sebanyak 132 responden setuju, didukung jawaban

sangat setuju oleh 37 responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa

responden mengakui bahwa karyawan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan memberikan panduan pengoperasian

pelayanan kepada nasabah.

c. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra

Perusahaan (X3)

Citra perusahaan bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang

berbeda. Penelitian ini mengukur variabel citra perusahaan berdasarkan

penilaian dari responden mengenai citra perusahaan PT. Bank Muamalat

112

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan. Variabel citra perusahaan

pada penelitian ini diukur melalui 5 buah item pernyataan. Hasil jawaban

dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel citra perusahaan PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.10Hasil Tanggapan Responden Terhadap Citra Perusahaan (X3)

SkorNo. Indikator S SS N TS STS Jumlah Indeks

1.

Bank MuamalatCabang PembantuPasuruan termasukbank syariah denganreputasi baik dan sehatdi Indonesia

118 53 28 0 1 822 164,4

2.

Bank MuamalatCabang PembantuPasuruan mempunyaikinerja dan pelayananyang memuaskan

130 41 26 1 1 806 161,2

3.

Bank MuamalatCabang PembantuPasuruan memilikitingkat keamanan yangbaik

122 41 35 1 1 801 160,2

4.

Bank MuamalatCabang PembantuPasuruan memilikirespon yang cepat ataspermintaan nasabah

120 33 38 8 1 776 155,2

5.

Bank MuamalatCabang PembantuPasuruan memilikirespon yang cepat ataskeluhan nasabah

120 31 42 7 0 775 155

Rata-rata 796 159,2Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tanggapan responden sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.10

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan

113

setuju (Skor 4) pada kelima pernyataan variabel citra perusahaan. Rata-

rata indeks skor jawaban variabel citra perusahaan diperoleh sebesar

159,2. Kondisi ini menunjukkan bahwa citra PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dipersepsikan secara positif

oleh responden atau nasabah.

Pada pernyataan pertama terkait “PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dengan reputasi baik dan sehat di

Indonesia”, terdapat 118 responden menjawab setuju (skor 4) didukung 53

responden menjawab sangat setuju (skor 5). Hal ini menunjukkan bahwa

citra PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan oleh

nasabah dinilai positif atau mempunyai citra yang baik.

Tanggapan responden mengenai “PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Pembantu Pasuruan mempunyai kinerja pelayanan yang

memuaskan”, mendapatkan jawaban setuju sebanyak 130 responden dan

ditambah 41 responden menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa

citra perusahaan dinilai baik oleh responden (nasabah) dengan tolak ukur

kinerja pelayanan yang memuaskan.

Sedangkan tanggapan responden mengenai “PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan memiliki tingkat keamanan

yang baik”, mendapatkan jawaban setuju sebanyak 122 responden dan

ditambah 41 responden menjawab sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa

citra perusahaan dinilai baik dengan tolak ukur tingkat keamanan yang

baik oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan.

114

Tanggapan responden mengenai “PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Pembantu Pasuruan memiliki respon yang cepat atas

permintaan nasabah”, mendapatkan jawaban setuju sebanyak 120

responden dan ditambah 33 responden menjawab sangat setuju, sedangkan

38 responden menjawab netral. Meskipun terdapat 38 responden

menjawab netral, namun hal ini masih menunjukkan bahwa citra PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dinilai baik dengan

tolak ukur respon yang cepat atas permintaan nasabah.

Sedangkan tanggapan responden mengenai “PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan memiliki respon yang cepat

atas keluhan nasabah”, mendapatkan jawaban setuju sebanyak 120

responden dan ditambah 31 responden menjawab sangat setuju, meskipun

terdapat 42 responden menjawab netral. Namun hal ini masih

menunjukkan bahwa citra perusahaan dinilai baik dengan tolak ukur

respon yang cepat atas keluhan nasabah.

d. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Loyalitas

Nasabah (Y)

Loyalitas nasabah merupakan kesetiaan nasabah untuk tetap

menggunakan produk atau jasa tertentu. Penelitian ini mengukur variabel

loyalitas nasabah berdasarkan penilaian dari responden mengenai loyalitas

nasabah kepada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan. Variabel loyalitas nasabah pada penelitian ini diukur melalui 3

115

buah item pernyataan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban

terhadap variabel loyalitas nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan dijelaskan sebagaimana berikut ini:

Tabel 4.11Hasil Tanggapan Responden Terhadap Loyalitas Nasabah (Y)

SkorNo. Indikator S SS N TS STS Jumlah Indeks

1.

Kesediaan nasabahbertransaksi secararutin dan mencobaproduk dan layananlainnya dari BankMuamalat CabangPembantu Pasuruan

118 19 61 2 0 755 151

2.

MerekomendasikanBank MuamalatCabang PembantuPasuruan kepada oranglain

118 22 56 3 1 757 151,4

3.Keinginan untuk tidakberpindah ke banksyariah lain

94 30 66 9 1 743 148,6

Rata-rata 751,6 150,3Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.11 menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju (Skor 4)

pada ketiga pernyataan variabel loyalitas nasabah. Rata-rata indeks skor

jawaban variabel loyalitas nasabah diperoleh sebesar 150,3. Kondisi ini

menunjukkan bahwa pernyataan loyalitas nasabah PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan dipersepsikan secara positif

oleh responden.

Pada pernyataan pertama terkait item “kesediaan nasabah

bertransaksi secara rutin dan mencoba produk dan layanan lainnya dari PT.

116

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan” terdapat 118

responden menjawab setuju (skor 4) didukung 19 responden menjawab

sangat setuju (skor 5), meskipun sebanyak 61 responden menyatakan

netral. Hal ini masih menunjukkan bahwa nasabah PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan loyal kepada perusahaan.

Tanggapan responden mengenai item “merekomendasikan PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan kepada orang lain

mendapatkan jawaban setuju sebanyak 118 responden dan ditambah 22

responden menjawab sangat setuju, meskipun terdapat 56 responden

menyatakan netral. Namun hal ini masih menunjukkan bahwa nasabah PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu Pasuruan loyal kepada

perusahaan.

Sedangkan tanggapan responden “keinginan untuk tidak berpindah

ke bank syariah lain, mendapatkan jawaban setuju sebanyak 94 responden

dan ditambah 30 responden menjawab sangat setuju, meskipun ada 66

responden yang menyatakan netral. Namun hal ini masih menunjukkan

bahwa bahwa nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan loyal kepada perusahaan.

117

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang diukur.101

Adapun dasar pengambilan keputusan suatu item valid atau tidak

valid, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total, bila korelasi r di atas 0,30, maka dapat disimpulkan

bahwa butir instrument tersebut valid, sebaliknya bila korelasi r di bawah

0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid,

sehingga harus diperbaiki atau dibuang.102

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka hasil uji

validitas dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12Hasil Uji Validitas

No. Indikator r Keterangan

1.

Kualitas Produk (X1)- X1.1

- X1.2

- X1.3

- X1.4

0,6340,7000,7080,755

ValidValidValidValid

2.

Kualitas Pelayanan (X2)- X2.1

- X2.2

- X2.3

- X2.4

- X2.5

0,7640,7820,7160,7970,844

ValidValidValidValidValid

3.

Citra Perusahaan (X3)- X3.1

- X3.2

- X3.3

- X3.4

0,6480,7810,6890,774

ValidValidValidValid

101 Ibid., 169.102 Ibid., 169.

118

- X3.5 0,785 Valid

4.

Loyalitas Nasabah (Y)- Y1

- Y2

- Y3

0,7720,8160,802

ValidValidValid

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari Tabel 4.12 diperoleh nilai korelasi antar skor item dengan skor

total (r) yang kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel pada

signifikansi 0,05 (5%) dengan uji 2 sisi (2-tailed). Jumlah data dalam

penelitian ini (n) = 200, maka didapat r tabel sebesar 0,139 (lihat pada

lampiran tabel r). Dari tabel di atas diperoleh nilai korelasi (r) lebih besar

dari r tabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa skor tiap item berkorelasi

signifikan dengan skor total, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir

instrument tersebut valid. Selain itu koefisien korelasi (r) di atas 0,30,

maka item atau butir instrumen tersebut adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik.

Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) > 60

% (0,60), maka variabel tersebut dikatakan reliable, sebaliknya cronbach’s

alpha (α) < 60 % (0,60), maka variabel tersebut dikatakan tidak reliable.

Dalam melakukan perhitungan cronbach’s alpha (α), digunakan alat bantu

program komputer yaitu SPSS versi 20.0.

119

Tabel 4.13Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel CronbachAlpha Keterangan

1. Kualitas Produk (X1) 0,660 Reliabel2. Kualitas Pelayanan (X2) 0,834 Reliabel3. Citra Perusahaan (X3) 0,787 Reliabel

4. Loyalitas Nasabah (Y) 0,706 ReliabelSumber : Data primer yang diolah, 2014

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai

Cronbach Alpha di atas 0,60 dan nilainya lebih besar dari r tabel 0,138

(lihat pada lampiran tabel Pearson Product Moment Correlation

Coefficient dengan sampel 200), sehingga dapat dikatakan semua konsep

pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga

untuk selanjutnya item-item pada masing-masing variabel tersebut layak

digunakan sebagai alat ukur.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Non-Multikolinearitas

Uji Non-Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas (variable

independent). Jika terjadi korelasi maka terdapat problem

multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antara peubah bebas. Hasil uji non-multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

VIF (variance inflaction factor) pada tabel 4.14. Model yang bebas dari

multikolinieritas mempunyai nilai VIF ≤ 4 atau 5.

120

Tabel 4.14Hasil Uji Non-Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity StatisticsModelTolerance VIF

X1 .739 1.353

X2 .448 2.234

1

X3 .454 2.201

a. Dependent Variable: YSumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diperoleh nilai VIF (variance

inflaction factor) lebih kecil dari 4 atau 5, yang berarti bahwa tidak

terdapat korelasi antar variabel bebas. Maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tersebut baik karena bebas dari multikolinearitas.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi,

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi

data normal atau mendekati normal.

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas regresi dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan terdistribusi normal jika signifikansi

lebih besar dari 5% atau 0,05.

121

Tabel 4.15Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 200

Mean .0000000Normal Parametersa

Std. Deviation 1.31830454

Absolute .086

Positive .066

Most Extreme Differences

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.219

Asymp. Sig. (2-tailed) .102a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan output uji normalitas di atas, dapat diketahui bahwa

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,102, maka sesuai ketentuan 0,102 >

0,05 nilai residual tersebut adalah normal. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi, variabel dependen, variabel independen memiliki

distribusi normal.

Sedangkan cara yang lainnya dengan mengamati grafik probability

plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting

data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data

residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya

akan mengikuti garis diagonalnya.

122

Gambar 4.1Grafik Uji Normalitas

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Gambar 4.1 di atas (Grafik normal probability plot) menunjukkan

bahwa dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis dan

mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual

yang dihasilkan dari regressi tersebut normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Pada uji heteroskedastisitas ini digunakan Uji Park, yaitu

meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing variabel

dependen (LnX1, LnX2, dan LnX3).

123

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:103

1) Ho: tidak ada gejala heteroskedastisitas

2) Ha: ada gejala heteroskedastisitas

3) Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, berarti tidak terdapat

heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau - t

hitung < - t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.

Tabel 4.16Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -6.554 5.628 -1.164 .246

Ln X3 -.095 1.815 -.006 -.052 .958

Ln X2 2.581 2.119 .143 1.218 .225

1

Ln X1 -1.755 1.264 -.119 -1.389 .166

a. Dependent Variable: Ln ei2Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga

variabel independen dengan Unstandardized Residual memiliki nilai t

hitung sebesar -0,052, 1,218, dan -1,389. Sedangkan nilai t tabel dari

perhitungan MsExcel dengan rumus = tinv(0.05,196)104 diperoleh nilai t

tabel sebesar 1,972. Karena nilai t hitung dari SPSS (-0,052, 1,218, dan -

1,389) berada pada – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka pengujian antara

Lnei2, LnX1, LnX2, dan LnX3 tidak ada heteroskedastisitas.

103 Duwi Prayitno, Mandiri Belajar SPSS, 42.104 Ibid., 85.

124

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah kelanjutan analisis setelah uji

validitas, reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Analisis regresi linear

berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS for Windows versi 20.0. Hasil output pengolahan

data dengan menggunakan program SPSS tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficientsModel

B Std. Error BetaT Sig.

(Constant) 1.392 .947 1.470 .143

Kualitas Produk .182 .051 .234 3.559 .000

Kualitas Pelayanan .052 .020 .224 2.646 .009

1

Citra Perusahaan .178 .056 .268 3.192 .002

a. Dependent Variable: Loyalitas NasabahSumber : Data primer yang diolah, 2014

Dari hasil regresi SPSS tersebut apabila ditulis dalam bentuk

persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 1,392 + 0,182 X1 + 0,052 X2 + 0,178 X3

Keterangan:

Y = Loyalitas Nasabah

a = Koefisien Konstanta

125

X1 = Kualitas Produk

X2 = Kualitas Pelayanan

X3 = Citra Perusahaan

e = Error Disturbances (tingkat kesalahan)

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 1,392, artinya jika kualitas produk (X1), kualitas

pelayanan (X2), dan citra perusahaan (X3) nilainya adalah 0, maka

loyalitas nasabah (Y) nilainya adalah 1,392.

b. Koefisien regresi variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,182, artinya

jika variabel independen (variabel bebas) lainnya nilainya tetap dan

kualitas produk (X1) mengalami kenaikan 1%, maka loyalitas

nasabah (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,182. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kualitas

produk (X1) dengan loyalitas nasabah (Y), semakin naik kualitas

produk (X1), maka semakin meningkat loyalitas nasabah (Y).

c. Koefisien regresi variabel kualitas pelayanan (X2) sebesar 0,052,

artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan kualitas

pelayanan (X2) mengalami kenaikan 1%, maka loyalitas nasabah (Y)

akan mengalami peningkatan sebesar 0,052. Koefisien bernilai

positif artinya terjadi hubungan positif antara kualitas pelayanan (X2)

dengan loyalitas nasabah (Y). semakin naik kualitas pelayanan (X2),

maka semakin meningkat loyalitas nasabah (Y).

126

d. Koefisien regresi variabel citra perusahaan (X3) sebesar 0,178,

artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan citra

perusahaan (X3) mengalami kenaikan 1%, maka loyalitas nasabah

(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,178. Koefisien bernilai

positif artinya terjadi hubungan positif antara citra perusahaan (X3)

dengan loyalitas nasabah (Y). semakin naik citra perusahaan (X3),

maka semakin meningkat loyalitas nasabah (Y).

5. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

(bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Ho diterima jika F hitung < F tabel

b. Ho ditolak jika F hitung > F tabel

Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai F hitung

seperti pada tabel 4.18 di bawah ini.

Tabel 4.18Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 205.573 3 68.524 38.834 .000a

Residual 345.847 196 1.765

1

Total 551.420 199

a. Predictors: (Constant), Citra Perusahaan, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan

b. Dependent Variable: Loyalitas NasabahSumber : Data primer yang diolah, 2014

127

Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar

38,834. Sedangkan nilai F tabel dari perhitungan MsExcel dengan rumus =

finv(0.05,3,196)105 diperoleh nilai sebesar 2,650. Karena nilai F hitung > F

tabel (38,834 > 2,650), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara

signifikan antara kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan citra

perusahaan (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas

nasabah (Y) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Pembantu

Pasuruan.

6. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) digunakan untuk membuktikan signifikan atau

tidaknya pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat

(dependen) secara individual (parsial).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Ho diterima jika - t tabel < t hitung < t tabel

b. Ho ditolak jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

Dari hasil output analisis regresi dapat diketahui nilai t hitung seperti

pada tabel 4.19 berikut ini.

105 Duwi Prayitno, Mandiri Belajar SPSS, 82.

128

Tabel 4.19Hasil Uji tCoefficientsa

Unstandardized Coefficients StandardizedCoefficientsModel

B Std. Error BetaT Sig.

(Constant) 1.392 .947 1.470 .143

Kualitas Produk .182 .051 .234 3.559 .000

Kualitas Pelayanan .052 .020 .224 2.646 .009

1

Citra Perusahaan .178 .056 .268 3.192 .002

a. Dependent Variable: Loyalitas NasabahSumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel dia atas diperoleh nilai t hitung dari ketiga

variabel independen (kualitas produk, kualitas pelayanan, dan citra

perusahaan). Nilai t hitung kualitas produk (X1) sebesar 3,559, t hitung

kualitas pelayanan (X2) sebesar 2,646, dan t hitung citra perusahaan (X3)

sebesar 3,192. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari dari MsExcel dengan

rumus = tinv (0.05,196)106 dan diperoleh nilai t tabel sebesar 1,972.

Berikut ini akan dibandingkan nilai t hitung dari masing-masing variabel

independen dengan nilai t tabel.

a. Perbandingan t hitung variabel kualitas produk (X1) dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (3,559 > 1,972), maka Ho ditolak, artinya secara

parsial ada pengaruh signifikan antara kualitas produk (X1) terhadap

loyalitas nasabah (Y). Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa

secara parsial kualitas produk (X1) berpengaruh positif terhadap

loyalitas nasabah (Y) PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan.

106 Duwi Prayitno, Mandiri Belajar SPSS, 85.

129

b. Perbandingan t hitung variabel kualitas pelayanan (X2) dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (2,646 > 1,972), maka Ho ditolak, artinya secara

parsial ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan (X2) terhadap

loyalitas nasabah (Y). Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa

secara parsial kualitas pelayanan (X2) berpengaruh positif terhadap

loyalitas nasabah (Y) PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan.

c. Perbandingan t hitung variabel citra perusahaan (X3) dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel (3,192 > 1,972), maka Ho ditolak, artinya secara

parsial ada pengaruh signifikan antara citra perusahaan (X3) terhadap

loyalitas nasabah (Y). Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa

secara parsial citra perusahaan (X3) berpengaruh positif terhadap

loyalitas nasabah (Y) PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang

Pembantu Pasuruan.

Berdasarkan nilai t hitung dari ketiga variabel tersebut dapat diketahui

bahwa nilai t hitung variabel kualitas produk (X1) lebih tinggi

dibandingkan nilai t hitung variabel kualitas pelayanan (X2) dan nilai t

hitung variabel citra perusahaan (X3), sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara parsial kualitas produk (X1) berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas nasabah (Y) PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Pembantu Pasuruan.

130

7. Koefisien Deteminasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kebenaran

penggunaan model analisis regresi. Jika nilai R2 mendekati angka 1 maka

variabel independen (bebas) makin mendekati hubungan dengan variabel

dependen (terikat) atau dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut

dapat dibenarkan.107

Berikut hasil output koefisien determinasi (R2) yang dapat dilihat

pada tabel 4.20.

Tabel 4.20Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .611a .373 .363 1.328

a. Predictors: (Constant), Citra Perusahaan (X3), Kualitas Produk

(X1), Kualitas Pelayanan (X2)

b. Dependent Variable: Loyalitas Nasabah (Y)

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,373

atau 37,3%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel

independen (kualitas produk, kualitas pelayanan, dan citra perusahaan)

terhadap variabel dependen (loyalitas nasabah) sebesar 37,3% atau variasi

variabel independen (kualitas produk, kualitas pelayanan, dan citra

107 Joko Sugihartono, “Analisis Pengaruh Citra, Kualitas Layanan dan Kepuasan TerhadapLoyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, Sales RepresentativeKabupaten Grobogan)” (Tesis--Universitas Diponegoro, Semarang, 2009), 30.

131

perusahaan) mampu menjelaskan sebesar 37,3% variasi variabel dependen

(loyalitas nasabah). Sedangkan sisanya sebesar 62,7% dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.