bab iv hasil dan pembahasan

41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Kualitas Air Tempat Uji Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Tumbuh kembang ikan sangat berpengaruh pada kualitas air perairan tempat uji pertumbuhan. Kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan ikan nila yaitu pH air, temperatur, oksigen terlarut, karbondioksida, amonia dan alkalinitas. Parameter kualitas air yang diketahui pada lingkungan perairan danau sentani meliputi pHnair, Temperatur, DO, CO 2 , NH 3 , Nitrat, Nitrit dan Phosphat. Pengambilan kualitas air dilakukan pada perairan tiga stasiun kawasan di area danau dengan mengikuti standar baku mutu dan hasil uji kualitas air lab karantina ikan dengan air endapan dari jam sampling sampai pengujian selama 28 jam. Hasil pengamatan kualitas air tertera dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Data hasil pengamatan kualitas air Parameter kualitas air Sumber Air A B C Baku mutu Satua n pH 8,55 8,25 8,32 6,0 – 9,0 - 28

Upload: galkos

Post on 29-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UJI PERTUMBUHAN IKAN NILA

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Parameter Kualitas Air Tempat Uji Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis

niloticus)

Tumbuh kembang ikan sangat berpengaruh pada kualitas air perairan

tempat uji pertumbuhan. Kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan

ikan nila yaitu pH air, temperatur, oksigen terlarut, karbondioksida, amonia dan

alkalinitas.

Parameter kualitas air yang diketahui pada lingkungan perairan danau

sentani meliputi pHnair, Temperatur, DO, CO2, NH3, Nitrat, Nitrit dan Phosphat.

Pengambilan kualitas air dilakukan pada perairan tiga stasiun kawasan di area

danau dengan mengikuti standar baku mutu dan hasil uji kualitas air lab karantina

ikan dengan air endapan dari jam sampling sampai pengujian selama 28 jam.

Hasil pengamatan kualitas air tertera dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data hasil pengamatan kualitas air

Parameter kualitas airSumber Air

A B C Baku mutu Satuan

pH 8,55 8,25 8,32 6,0 – 9,0 -

Temperatur 28,5 29,2 28,8 14 – 38 mg/L

DO 8,23 6,71 5,87 6 mg/L

CO2 30,0 20,0 35,0 10 mg/L

Amonia NH3-N 0,27 0,28 0,28 0,5 mg/L

Nitrat (NO3-N) 3,20 3,10 3,10 10 mg/L

Nitrit (NO2-N) 0,004 0,004 0,003 0,06 mg/L

Phosphat (PO4-P) 0,38 0,30 0,34 0,2 mg/L

Keterangan : A = Air danau kampung sosiri walbu: B = Air danau telaga maya: C = Air danau kampung kombo

28

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Tabel 3.Tampak bahwa parameter kualitas air danau sentani dari

hasil sampling yang di endapkan selama 28 jam, berdasarkan hasil uji parameter

yakni pH,Temperatur, amonia, Nitrat Nitrit masih berada dalam batasan toleransi

baku mutu, namun peningkatan pada parameter dari baku mutu terdapat Dissolved

Oxygen (DO) yakni air hasil uji A lebih diatas 2,2mg/l dari baku mutu dan air

hasil uji B lebih diatas 0,71mg/l dari baku mutu, sedangkan untuk phosphat

terlihat hasil uji A lebih besar disusul hasil uji C dan Hasil uji B dengan nilai baku

mutu. Dari hasil uji dapat diketahui bahwa parameter kualitas air danau sentani

masih berada dalam taraf yang baik untuk kelangsungan hidup ikan nila.

Dari hasil pengamatan dan haji uji lab yang telah diendapkan selama 28

jam memilikiPpH Area A= 8,55 B= 8,25, C = 8,32 yang berarti sesuai untuk

kondisi lingkungan ikan hidup. Ikan mampu beradaptasi terhadap perubahan pH

lingkungan dengan baik ketika perubahan yang terjadi tidak drastis, nilaippH dari

hasil uji menunjukkan masih berada pada kisaranppH baku mutu 6,0 sampai 9,0.

4.2 Kegiatan pendahuluan

4.2.1 Jumlah Ikan sampel

Menentuan jumlah ikan sampel merupakan bagian dari kegiatan

pendahuluan, jumlah populasi dan padat tebar dalam suatu wadah pemeliharaan

sangat berpengaruh pada pertumbuhan disebab oleh batasan dan ruang gerak

yakni apabila jumlah populasi diperkirakan melebihi padat tebar akan

mempengaruhi kebutuhan oksigen lebih sedikit dan mengakibatkan ikan stres

bahkan mengalami kematian, pembagian pakan cenderung tidak merata dan

mengakibatkan pertumbuhan ikan sebagian lambat dan ikan mudah terserang

penyakit, dengan ruang gerak terbatas akan mudah terjadi gesekan yang

mengakibatkan sisik terlepas dan tubuh ikan luka dengan kondisi demikian ikan

mudah terserang jamur dan parasit sehingga dalam kegiatan pendahuluan

ditentukan jumlah ikan sampel yang akan digunakan sebagai uji pertumbuhan.

Langkah kerja terlebih dahulu dilakukan pemberokan benih kemudian

dengan kondisi benih ikan sehat gerak aktif dan gesit kemudian dilakukan seleksi

manual dengan memisahkan unggulan yakni masing – masing mendekati ukuran

terbesar dan demikian ukuran terkecil dalam wadah terpisah tujuan seleksi

29

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

tersebut agar mempermudah pemilihan keragaman ukuran benih ikan sampel yang

akan di ambil, selanjutnya setelah di pisahkan, ukuran terbesar yang telah

dipisahkan di masuk dalam kategori unggulan yang diambil dan dijadikan sebagai

benih ikan sampel uji, selanjutnya benih ikan dihitung sebanyak jumlah sampel

yang dibutuhkan.

Benih ikan nila pada saat di lakukan seleksi berumur 6 minggu jumlah

sampel ikan ada dua jenis yakni ikan nila sultana dan nila nirwana, jenis ikan nila

sultana jumlahnya 200 ekor dan jenis ikan nila nirwana jumlahnya 200 ekor. Jadi

keseluruhan hitungan ikan sampel sebanyak 400 ekor.

4.2.2 Wadah Pemeliharaan

Keadaan teknis pemeliharan sampel ikan uji dilakukan pada perairan

terbuka sehingga dibutuhkan suatu wadah yang diketahui secara umum di

masyarakat pesisir maupun pada perairan umum sebagian besar mengunakan

kelola budidaya dengan mengunakan teknologi yakni sistim keramba jaring apung

dan keramba jaring tancap.

Pada kegiatan ini digunakan sistem keramba jaring tancap dengan sekala

sederhana yakni langkah-langkah kerja pemancangan tiang kedalam dasar

perairan sebagai tiang konstruksi dengan ketinggian balok pancang dari permukan

air 1,5m kemudian di ikatkan ring balok pada ketinggian balok 1 m dari permukan

air sebagai pengikat tiang satu sama lain, dalam pembuatan konstruksi ini, sangat

sederhana selanjutnya pembuatan keramba jaring dengan masing – masing wadah

jaring di jahit dan di bentuk persegi dengan ukuran Panjang 2 m, Lebar 1 m dan

Tinggi 1,2 m dibuat sebanyak empat unit selanjutnya jaring tersebut di pasang

empat berderet yang masing sisinya telah di beri tali kemudian diikatkan pada ring

balok dengan berbentuk persegi memanjang.

Selanjutnya pemasang bandul, terlebih dahulu pada masing- masing sisi

atas empat persegi jaring di beri tali dengan jarak jangkauan bebas setinggi jaring

yang tali tersebut kegunaanya sebagai tempat mengikat bandul pemberat dari

botol vit air ukuran sedang yang di isi pasir dan sirtu sampai penuh sehingga

memiliki nilai berat tergantung melayang dalam waring yang bertujuan agar

30

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

apabila terjadi gelombang atau gerak arus deras pada perairan jaring tidak

mengambang. Gambar 4.1 Tata letak dan bentuk jaring pemeliharaan

SK 1 K 2 K 3 K 4

Gambar 4.1 Tata letak dan bentuk jaring pemeliharaan

4.2.3 Benih Nila (populasi)

Benih ikan nila yang dipilih merupakan benih gerak aktif dan gesit dengan

kondisi sehat. Benih ikan nila berasal dari dua unit yakni jenis nila sultana

produksi UPR Kail Fish yang merupakan generasi ke satu hasil perkawinan silang

induk sultana calon induk dasar GPS dan jantan nila lokal koya hasil pemijahan

induk dengan umur larva masuk pendederan satu 10 hari tumbuh kembang larva

ikan sampai pada panen benih mencapai 20 gram sampai 25 gram. Untuk jenis

nila nirwana produksi Balai Benih Ikan Lokal Kota Jayapura yang merupakan

generasi ke dua hasil perkawinan dari calon induk dasar GPS induk betina dan

calon induk pokok PS induk jantan hasil pemijahan umur larva tebar pendederan

satu 10 hari tumbuh kembang larva sampai pada panen benih mencapai ukuran 20

gram sampai 25 gram . Umur benih ikan nila pada saat seleksi awal enam minggu

berjalan. Asal induk betina merupakan calon induk dasar GPS yang di datangkan

dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) sukabumi yang

diperuntukan dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan produksi budidaya

perikanan air tawar di jayapura.

4.2.4 Penebaran benih

Pada saat melakukan penebaran perlu diketahui waktu yang tepat untuk

dilakukan apakah diwaktu pagi,siang atau sore hari, sesuai dengan standardisasi

budidaya, penebaran juga dipengaruhi oleh beberapa faktor misanya suhu

meningkat, terjadi Peningkatan suhu perairan dapat mengakibatkan penurunan

kelarutan gas dalam air, misalnya O2, CO2, menyebabkan peningkatan kecepatan

31

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

metabolisme dan respirasi organisme akuatik dan selanjutnya mengakibatkan

peningkatan konsumsi oksigen sehingga kandungan oksigen berkurang 2 sampai 3

lipat dari nilai normal, biasa terjadi pada siang dan malam hari hal tersebut

berbanding terbalik dengan adanya penurunan suhu yang dapat mengurangi

aktifitas organisme akuatik yang cukup baik dimanfaatkan untuk waktu penebaran

yakni pagi dan sore hari.

Pada kegiatan ini penebaran benih dilakukan pagi hari dimana suhu air

normal dikarnakan aktifitas dan proses metabolisme dan kelarutan senyawa –

senyawa didalam air relatif masih stabil sehingga sangat baik untuk melakukan

penebaran langkah pertama benih yang telah disiap dalam wadah pemberokan

digiring ke sisi menyempit kemudian selanjutnya diangkat dengan mengunakan

seser dan dituang ke dalam media ember dengan perlahan secukupnya sesuai

dengan jumlah yang telah ditentukan kemudian wadah yang berisi benih atau

ember di angkat dan dimasukkan kedalam permukaan air dalam wadah keramba

secara perlahan dan didiamkan selama satu sampai dua menit kemudian dituang

secara perlahan hingga air dalam ember dan permukan air dalam wadah menyatu

sambil menunggu bibit ikan dengan perlahan keluar dari dalam wadah atau ember.

4.2.5 Pemberian Pakan

Tumbuh dan kembang ikan disebab kebutuhan asupan gizi maupun protein

terpenuhi. Jenis pakan yang dipakai dalam kegiatan ini pakan yang mempunyai

kandungan protein 31% sampai 33 % berupa pellet apung. Dengan kualitas pakan

yang mempunyai tekstur lembut berminyak kandungan air yang lebih sedikit dan

pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar secara merata di seluruh bagian

permukan air dalam wadah keramba. Dengan pemberian merata diseluruh bagian

permukan air dalam wadah keramba, ikan lebih banyak mendapatkan kesempatan

makan sehingga mengurangi resiko pertumbuhan yang tidak seragam pada ikan.

Guna memperoleh konversi pakan yang baik dan tepat untuk

meningkatkan laju pertumbuhan cepat diperlukan penguasaan teknik cara

pemberian pakan, salah satu teknik yang digunakan dalam kegiatan ini yakni

dengan mengunakan durasi, dengan memanfaat durasi dalam sesi tersebut akan

ada ruang waktu yang juga dipakai ikan untuk sejenak merespon konsumsinya

32

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

agar pakan yang diberikan dapat dicerna dengan baik. Sesi pemberian pakan yang

baik adalah dengan durasi 5 menit.

Selain mengajari benih merespon makan dengan baik, dengan teknik

durasi juga terbukti dapat menghasilkan pertumbuhan benih dengan mendekati

keragaman ukuran. frekuensi pemberian dilakukan sebanyak dua kali yakni pagi

pukul 08.00 dan sore pukul 16.00. pemberian pakan juga disesuaikan dengan

bukaan mulut benih dan selanjutnya apabila ukuran ikan bertambah demikian

ukuran pakan mengikuti.

4.2.6 Sampling pertumbuhan

Waktu sampling pertumbuhan dalam kegiatan ini dilakukan awal

penebaran dan selanjutnya setiap minggu dalam bulan berjalan. Kegiatan

sampling meliputi langkah –langkah kerja yakni benih yang akan di tebar terlebih

dahulu dilakukan sampling yakni ikan yang telah di siapkan dalam wadah

keramba jaring, dari sisi kiri atau kanan tepi keramba jaring di persempit agar

memudahkan untuk pengambilan benih yang kemudian diseser dan diangkat

kemudian dimasukan kedalam ember atau baskom yang telah diisi air, untuk

pengangkatan benih perlu memakai sarung tangan agar benih ikan tidak luka pada

saat di angkat dari baskom, benih diangkat dengan hati – hati agar tidak terjatuh,

kemudian benih diletakan di dalam loyang timbangan dan dilakukan pencatatan.

Langkah selanjutnya ikan di turunkan keatas media kain yang telah

disiapkan untuk selanjutnya di lakukan pengukuran panjang ikan dengan terhitung

yang diukur dari ujung ekor sampai ujung mulut benih dan dilanjutkan

pengukuran lebar ikan mulai dari sirip punggung dengan keadaan tertutup sampai

ujung tengah rataan perut bawa benih serta tebal diukur mulai dari sisi kiri terluar

sampai sisi kanan terluar dengan mengunakan mistar yang peneraannya

direntangkan kemudian disusul benih diatas mistar yang mengarah pada ukuran

dan dilakukan pencatatan batas ukuran. Mistar ukur ketelitian 1 milimeter.

33

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.7 Pencegahan penyakit

Dalam kegiatan pendahuluan yang disebut pemberokan kondisi benih baik

namun setelah tujuh hari pemeliharaan berjalan timbul masalah yaitu terjadi

kematian benih satu per satu yang awalnya adalah gejala benih terjadi mulai

terjangkit dari indra penglihat terlihat muncul putih mengikuti lingkaran pada

kelopak mata terhitung satu sampai empat jam terjadi perubahan yakni lingkaran

putih pada kelopak mata semakin tebal dan melebar yang mengakibatkan bola

mata benih menojol keluar pergerakan benih tidak stabil melambat benih terlihat

susah memperoleh oksigen sehingga sesekali naik kepermukaan air nampak sel –

sel dan organ yang merupakan pengatar proses metabolisme tubuh benih

melambat sehingga ikan menjadi pucat dan selang waktu selanjutnya tubuh ikan

kejang bergerak satu arah tanpa mengerakan-gerakan ekor maupun sirip dan

mengakibatkan ikan tenggelam dan mati. Dari gejala klinis ikan nila dengan

perbadingan study pustaka dan panduan literatur penunjang terkait penyakit ikan

kemungkinan terinfeksi bakteri patogen Streptococcus agalactiae-N14G sesuai

dengan gejala terjadi pembengkakan mata ikan.

Untuk pengobatan sebagai pencegahan yang sederahan dalam kegiatan ini

yakni tetracilin dan amphicilin, serta sodium nipufur styrenate 50 mg/kg bb/hari

selama 3 sampai 5 hari, tablet dan kapsul dilarutkan dalam air 200ml kemudian

pakan yang sudah di timbang di campurkan dan diaduk sampai merata dalam

wadah loyang dan kemudian dijemur dibawa sinar matahari sampai terlihat air

yang merupakan campuran larut obat pada butiran pakan sudah terserap dan

didiamkan selama 3menit sampai 5menit selanjutnya diberikan pada benih dengan

cara ditaburkan di atas permukan air dalam wadah pemeliharaan benih.

4.3 Kegiatan Utama

Bagian dari kegiatan utama yang dilakukan meliputi penimbangan untuk

mengetahui bobot benih ikan pengukuran yakni komposis ikan terdiri dari

panjang, lebar dan tebal benih ikan dan perhitungan jumlah pakan yakni

34

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

kebutuhan konsumsi ikan yang diberikan sama dengan 4% sampai 5% per

biomassa dengan pemberian dua kali sehari.

4.3.1 Penimbangan (bobot benih ikan)

Benih ikan yang telah disiapkan digiring ke sudut menyempit agar mudah

di tangkap. Selanjutnya dilakukan langkah kerja menata alat dan bahan. Pada

kegiatan ini telebih dahulu yang disiapkan adalah bahan :

1). Pembenahan wadah tempat uji pemeliharaan benih ikan yakni waring

yang tujuannya setelah diketahui bobot selanjutnya benih dilepas dalam wadah

tersebut.

2). Benih ikan ditimbang sebanyak 60 ekor dari 400 ekor sebagai populasi

dengan perhitungan untuk tiap –tiap keramba 15 ekor sebagai sampel bobot pada

awal penebaran.

Selajutnya alat yang digunakan dalam kegiatan utama adalah :

1). Seser terdiri atas dua ukuran yaitu seser besar dengan ᴓ40 cm berfungsi

untuk mengayung ikan dari dalam keramba ke ember dan seser kecil ᴓ 20 cm

yang fungsinya untuk menangkap ikan dalam baskom.

2). Ember ᴓ 40 cm digunakan untuk menampung benih yang akan di

timbang.

3). Timbangan digital digunakan untuk mengetahui bobot tiap ikan sampel

dengan ketelitian 1 gram.

4). Kaos tangan digunakan agar kondisi benih pada saat dipegang tidak

terjadi rusak bagian sisik dan tubuh ikan.

Pada kegiatan utama langkah kerja sebagai berikut :

1). Ikan di diangkat dari keramba dengan mengunakan seser kemudian di

tampung dalam ember sebanyak 5 ekor, jumlah sedikit untuk menjaga ketahan

benih.

2). Benih diangkat dari wadah dan diletak dalam wadah timbangan dengan

kondisi timbangan on dengan nilai skala 0 sebelum ikan diletakkan.

3). Pembacaan skala pada timbangan setelah ikan diletakkan, sehingga

nilai bobot telah diketahui dan dilakukan pencatatan. Benih yang ditimbang di

35

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ambil 15 ekor dari perhitungan penebaran per unit keramba. Jadi dari 15ekor

benih tersebut merupakan sampel dari 100 ekor sebagi populasi cadangan.

Sehingga dihitung jumlah keseluruhan benih sampel yang diketahui bobot

sebanyak 60 ekor dengan pembagian 30 ekor jenis sultana dan 30 ekor jenis

nirwana.

Tabel 4.2 bobot benih ikan pada awal penebaran

Nila Sultana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwana(no urut ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 27 27 1 54 582 27 28 2 56 583 28 27 3 56 584 28 27 4 56 575 27 29 5 54 576 27 29 6 55 567 27 28 7 54 568 28 28 8 54 569 29 27 9 54 5610 27 27 10 57 5611 28 27 11 56 5612 27 27 12 56 5713 27 28 13 54 5714 29 28 14 54 5715 29 27 15 54 57

Tabel 4.2 Menjelaskan jumlah sampel benih pada Unit keramba 1. 15 ekor

dengan urut bobot 27 gram = 8 ekor bobot 28 gram = 4 ekor dan bobot 29 gram =

3 ekor.

Unit keramba 2. 15 ekor dengan urut bobot 27 gram = 8 ekor, bobot 28

gram = 5 ekor dan bobot 29 gram = 2 ekor.

Unit keramba 3. 15 ekor dengan urut bobot 45 gram = 8 gram, bobot 55

gram = 1 ekor, bobot 56 gram = 5 ekor dan bobot 57 gram = 1 ekor.

Unit keramba 4. 15 ekor dengan urutan bobot 56 gram = 6 ekor, bobt 57

gram = 6 ekor dan bobot 58 gram = 3 ekor.

36

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Diatas dalam tabel 4.2 telah diketahui bobot per benih ikan yang ditebar

pada awal kegiatan selanjutnya diketahui pertumbuhan benih ikan dengan

sampling penimbangan ikan untuk mengetahui penambahan berat atau bobot ikan.

Tabel 4.3 bobot ikan umur tujuh hari

Nila Sultana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 44 44 1 73 772 45 45x 2 75 773 46 46 3 75 774 46 46 4 74 755 45 45x 5 73 766 45 45 6 74 757 45 46 7 73x 758 46 46 8 73x 759 47 47 9 72 7410 45 45 10 76 7511 46 46 11 75 7512 45 45 12 75 7613 45 45 13 73 7614 47x 47 14 72 7515 47x 47 15 72 75x

Keterangan : Ikan hidup

: Ikan yang mati pada hari ke 7

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samax

Tabel 4.3 Menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji tujuh hari

pemeliharan diperoleh unit keramba 1. 15 ekor dengan urut bobot 44 gram = 1

ekor, bobot 45 gram = 7 ekor, bobot 46 gram = 4 ekor dan bobot 47 gram = 3 ekor

dengan keadaannya 2 ekor mati pada hari ke 4 dan digatikan dengan ukuran yang

sama.

Unit keramba 2. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 44 gram = 1

ekor, bobot 45 gram = 6 ekor dengan keadanya 1 ekor mati pada hari ke dua dan

hari ke lima dengan ketentuan di gantikan dengan bobot yang sama.

Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 72 gram = 3

ekor, bobot 73 gram = 5 ekor dengan keadaanya 2 ekor mati pada hari ke tiga dan

diganti dengan bobot yang sama. /Keramba 4. Jumlah benih 15 ekor Dengan

37

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

bobot 74 gram = 1 ekor, bobot 75 gram = 8 ekor dengan keadaanya 1 ekor mati

pada hari ke lima dan digantikan dengan bobot yang sama. Tujuan dari pengantian

benih yang mati agar keseragaman jumlah tetap.

Tabel 4.4 bobot ikan umur empat belas hari

Nila Sultana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 63 64x 1 92 962 64 64 2 94 963 65 64 3 94 964 64 64 4 92 935 63x 64 5 92 956 64 64x 6 93 947 64 65 7 92 948 63 63 8 92 929 66x 65 9 92x 9310 64 64 10 95x 9411 65 65 11 94 9412 64 64 12 94 9513 64 64 13 90 95x14 65 67 14 90 94x15 64 66 15 90 92

Keterangan : Ikan hidup

: Ikan yang mati setelah 14 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samaxTabel 4.4 Menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji empat

belas hari pemeliharaan diperoleh unit keramba 1. jumlah benih 15 ekor dengan

urut bobot 63 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke dua belas, bobot 64 gram =

7 ekor, bobot 65 gram = 2 ekor dan bobot 66 gram = 1 ekor dengan keadanya mati

pada hari ke tiga belas dan diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 2. dengan urut bobot 63gram = 1 ekor, bobot 64 gram = 9

ekor, 2 ekor mati pada hari ke sembilan dan hari sebelas dan diganti dengan bobot

yang sama, bobot 65 gram = 3 ekor, bobot 66 gram = 2 ekor, bobot 67 gram =

1ekor.

Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 90 gram = 3

ekor, bobot 92 gram = 6 ekor, 1 ekor mati pada hari ke sepuluh dan hari ke tiga

belas di ganti dengan bobot yang sama, bobot 93 gram = 1 ekor, bobot 94 gram =

38

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 ekor, bobot 95 gram = 1 ekor dengan keadaanya mati pada hari ke sebelas

diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 4. Jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 74 gram = 1

ekor, bobot 75 gram = 8 ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima dan diganti dengan

bobot yang sama.

Tabel 4.5 bobot ikan dua puluh satu hari

Nila Sultana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwana(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 82 83 1 111 1122 83x 83 2 113 1143 84x 83 3 113 1134 82 82 4 110 1115 82 83 5 111 1126 83 83 6 112 1117 83 84x 7 111 1148 80 82 8 109 110x9 84 84 9 111x 112x10 83 83 10 114 11311 84 83 11 113 11412 83 84 12 113x 11113 83 84 13 109x 11014 83 84 14 109 11015 81 83 15 109 109

Keterangan : Ikan hidup

: Ikan yang mati setelah 21 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samaxTabel 4.5 Menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji dua puluh

satu hari pemeliharaan diperoleh unit keramba 1. jumlah benih 15 ekor dengan

urut bobot 80 gram = 1ekor, bobot 81gram = 1 ekor, bobot 82 gram = 3 ekor,

bobot 83 gram = 7 ekor, 1 ekor mati pada hari ke tujuh belas dan digati dengan

bobot yang sama, bobot 84 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke dua puluh

diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 2. dengan urut bobot 82 gram = 2 ekor, bobot 83 gram = 8

ekor, bobot 84 gram = 5 ekor, 1 ekor mati pada hari ke sembilan belas dan diganti

dengan bobot yang sama.

39

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 109 gram = 4

ekor, 1 ekor mati pada hari ke tiga belas dan di ganti dengan bobot yang sama,

bobot 110 gram = 1 ekor, bobot 111 gram = 4 ekor, 1 ekor mati pada hari ke tujuh

belas dan di ganti dengan bobot yang sama, bobot 112 gram = 1 ekor, bobot 113

gram = 4 ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima belas digant dengan bobot yang

sama.

Unit keramba 4. jumlah benih 15 ekor Dengan bobot 109 gram = 1 ekor,

bobot 110 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke enam belas dan diganti dengan

bobot yang sama, bobot 111 gram = 3 ekor, bobot 112 gram = 3 ekor, 1 ekor mati

pada hari ke dua puluh dan diganti dengan bobot yang sama. Bobot 113 gram = 2

ekor, bobot 114 gram = 3 ekor.

Tabel 4.6 bobot ikan hari ke dua puluh delapan

Nila Sultana (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwan (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 101 102 1 130x 1312 102 102 2 132x 1333 103 102 3 132x 1324 100 100 4 128 1295 101 102 5 130 1316 102 102 6 131 1307 102 103 7 130 1338 97 99 8 128 1279 103x 103 9 130 13110 102x 102 10 133 13211 103 102 11 132 13312 102 103x 12 132 13013 102 103x 13 128 12914 101 102x 14 127 128x15 98 100x 15 127 128

Keterangan : Ikan hidup

: Ikan yang mati setelah 28 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samax

Tabel 4.6 menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji dua puluh

delapan hari pemeliharaan diperoleh unit keramba 1. jumlah benih 15 ekor dengan

urut bobot 97 gram = 1ekor, bobot 98 gram = 1 ekor, bobot 100 gram = 1 ekor,

bobot 101 gram = 3 ekor, bobot 102 gram = 6 ekor dengan keadaannya 1 ekor

mati pada hari ke dua puluh dua diganti dengan bobot yang sama, bobot 103 gram

40

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

= 3 ekor dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua puluh lima dan

digantikan dengan bobot yang sama.

Unit keramba 2. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 99 gram = 1

ekor, bobot 100 gram = 2 ekor, dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua

puluh tiga dan diganti dengan bobot yang sama. bobot 102 gram = 8 ekor dengan

keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua puluh empat dan diganti dengan bobot

yang sama, bobot 103 gram = 3 ekor, 2 ekor mati pada hari ke dua puluh delapan

dan diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 127 gram = 2

ekor, bobot 128 gram = 3 ekor, bobot 130 gram = 4 ekor, 1 ekor mati pada hari ke

dua puluh enam dan di ganti dengan bobot yang sama, bobot 131 gram = 1 ekor,

bobot 132 gram = 4 ekor, 2 ekor mati pada hari ke dua puluh dua dan hari ke dua

puluh empat dan diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 4. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 127 gram = 1

ekor, bobot 128 gram = 2 ekor, 1 ekor mati pada hari ke dua puluh enam dan

diganti dengan bobot yang sama, bobot 129 gram = 2 ekor, bobot 130 gram = 2

ekor, Bobot 131 gram = 3 ekor, bobot 132 gram = ekor dan bobot 133 gram = 3

ekor.

Tabel 4.7 bobot ikan umur tiga puluh lima

Nila Sultana (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwan (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 120 121 1 151 1522 121 122 2 152 1533 122 121 3 152x 1524 118 118 4 149x 150x5 120 121x 5 151 1526 121 121x 6 151 150x7 121 122 7 150 1538 116 118 8 149 1489 122 122 9 150 15110 121 121 10 153 15211 122 121 11 153 15412 122x 122 12 152 15013 121x 122x 13 148 14914 119x 121 14 148 150

41

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

15 116x 118 15 147 148xKeterangan : Ikan hidup

: Ikan yang mati setelah 35 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samax

Tabel 4.7 Menunjukkan hasil penimbangan ikan pada umur uji tiga puluh

lima hari pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. jumlah ikan

sampel 15 ekor dengan urut bobot 116 gram = 2 ekor, dengan keadannya 1 ekor

mati pada hari ke tiga puluh dan diganti dengan bobot yang sama, bobot 118 gram

= 1 ekor, bobot 119 gram = 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh dua dan diganti

dengan bobot yang sama, bobot 120 gram = 2 ekor, bobot 121gram = 5 ekor,

dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua puluh sembilan diganti dengan

bobot yang sama, bobot 122 gram = 4 ekor, dengan keadaannya 1 ekor mati pada

hari ke tiga puluh empat dan diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 2. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 118 gram = 3

ekor, bobot 121 gram = 7 ekor dengan keadaannya 2 ekor mati pada hari ke tiga

puluh dan hari ke tiga puluh empat dan diganti dengan bobot yang sama, bobot

122 gram = 5 ekor dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh tiga

dan diganti dengan bobot yang sama.

Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 147 gram = 1

ekor, bobot 148 gram = 2 ekor, bobot 149 gram = 2 ekor, 1 ekor mati dan diganti

dengan bobot yang sama, bobot 150 gram = 2 ekor, bobot 151gram = 3 ekor,

bobot 152 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh dan diganti dengan

bobot yang sama, bobot 153 gram = 2 ekor.

Unit keramba 4. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 148 gram = 2

ekor, dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh dan diganti dengan

bobot yang sama, bobot 149 gram = 1 ekor, bobot 150 gram = 4 ekor, dengan

keadaannya 2 ekor mati pada hari ke tiga puluh dan hari ke tiga puluh empat dan

diganti dengan bobot yang sama, bobot 151 gram = 1 ekor, Bobot 152 gram = 4

ekor, bobot 153 gram = 2 ekor, bobot 154 gram = 1 ekor.

42

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.8 bobot ikan umur empat puluh dua hari

Nila Sultana (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwan(no urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 142 143 1 173 1742 142 143 2 173 1743 144x 143 3 174 1744 141 141 4 172x 1735 141 142 5 172 1736 141 141x 6 172 1717 141 142 7 170x 1738 138 140 8 170x 1709 142 142 9 170 17110 141 141 10 173 17211 143 141x 11 174 17512 142 142 12 172 170x13 141x 142 13 170 17014 141 143 14 170 17215 138 140 15 170 170

Keterangan : Ikan hidup kolom tidak di beri warna

: Ikan yang mati setelah 42 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samax

Tabel 4.8 Menunjukkan hasil penimbangan ikan pada umur uji empat

puluh dua hari pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. ikan sampel

15 ekor dengan urut bobot 138 gram = 2 ekor, bobot 141gram = 6 ekor, 1 ekor

mati pada hari ke tiga puluh tujuh dan di ganti dengan bobot yang sama, bobot

142 gram = 4 ekor, bobot 143 gram = 1 ekor.

Unit keramba 2. dengan urut bobot 140 gram = 2 ekor, bobot 141 gram = 4

ekor, 2 ekor mati pada hari ke tiga puluh delapan dan hari ke empat puluh dan

diganti dengan bobot yang sama, bobot 142 gram = 5 ekor, bobot 143 gram = 4

ekor.

Unit keramba 3. dengan urut bobot 170 gram = 5 ekor dengan keadaannya

2 ekor mati pada hari ke tiga puluh enam dan hari ke tiga puluh sembilan dan

diganti dengan bobot yang sama ,bobot 171 gram = 2 ekor, bobot 172 gram = 2

ekor, bobot 173 gram = 3 ekor, bobot 174 gram = 3 ekor dan bobot 175 gram = 1

ekor.

Tabel 4.9 bobot ikan umur empat puluh sembilan hari

Nila Sultana Nilai bobot Nila Nirwan Nilai bobot

43

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(no. urut ikan)

(gram) (no. urut ikan)

(gram)K.1 K.2 K.3 K.4

1 164 165 1 195 1962 163 164x 2 194 1953 166 165 3 196 1964 164 164 4 195 1965 162 163 5 193 194x6 162 162 6 193 1927 161 162 7 190 1938 160 162 8 192 1929 162 162 9 190x 19110 161 161 10 193 19211 164 162 11 195 19612 162 162 12 192 19013 161 162 13 190 19014 163 165 14 194 19615 160 162 15 192 192

Keterangan : Ikan hidup

: Ikan yang mati setelah 49 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samax

Tabel 4.9 Menunjukkan hasil penimbangan ikan empat puluh sembilan

hari pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. jumlah 15 ekor dengan

urut perolehan bobot 160 gram = 2 ekor, bobot 161 gram = 3 ekor, 162 gram = 4

ekor, bobot 163 gram = 2 ekor, bobot 164 gram = 3 ekor dan bobot 166 gram =

1ekor.

Unit keramba 2. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 161 gram = 1

ekor, 162 gram = 8 ekor, bobot 163 gram = 1 ekor, bobot 164 gram = 2 ekor

dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke empat puluh empat dan diganti

dengan bobot yang sama, bobot 165 gram = 3 ekor.

Unit keramba 3. dengan urut perolehan bobot 190 gram = 2 ekor dengan

keadaannya 1 ekor mati pada hari ke empat puluh tiga dan diganti dengan bobot

yang sama, 192 gram = 3 ekor, bobot 193 gram = 3 ekor, bobot 194 gram = 2

ekor, 195 gram = 3 ekor, bobot 196 gram = 1 ekor.

Unit keramba 4. dengan urut perolehan bobot 190 gram = 1 ekor, bobot

191 gram = 1 ekor, bobot 192 gram = 4 ekor, 193 gram = 1 ekor, bobot 194 gram

= 1 ekor dengan keadaannya mati pada hari ke empat puluh delapan dan diganti

dengan bobot yang sama, bobot 195 gram = 1 ekor, bobot 196 gram = 5 ekor.

Tabel 5.0 bobot ikan umur lima puluh enam hari

44

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nila Sultana (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

Nila Nirwan (no. urut

ikan)

Nilai bobot (gram)

K.1 K.2 K.3 K.41 186 187 1 217 2182 184 185 2 215 2173 187 187 3 218 2184 187 187 4 218 2195 183 184 5 214 2156 183 183 6 214 2137 181 182 7 215 2138 182 184 8 214 213x9 182x 182 9 212 21210 182 182 10 213 21211 185 183 11 216 21712 182 182x 12 212 21313 182 182 13 212 21314 187 189 14 218 21315 182 184 15 215 214

Keterangan : Ikan hidup kolom tidak di beri warna

: Ikan yang mati setelah 56 hari

: Tanda ikan yang mati dan di gantikan dengan bobot yang samax

Tabel 5.0 Menunjukkan hasil penimbangan ikan lima puluh enam hari

pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. jumlah 15 ekor dengan

urutan perolehan bobot 181 gram = 1 ekor, bobot 182 gram = 5 ekor, 1 ekor mati

pada hari ke lima puluh dan diganti dengan bobot yang sama, bobot 183 gram = 2

ekor, bobot 184 gram = 1 ekor, bobot 185 gram = 1 ekor, bobot 186 gram = 1ekor

dan bobot 187 gram = 3 ekor.

Unit keramba 2. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 182 gram = 5

ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima puluh tiga dan diganti dengan bobot yang

sama, bobot 183 gram = 2 ekor, bobot 184 gram = 3 ekor, bobot 185 gram = 1

ekor, bobot 187 gram = 3 ekor, bobot 189 gram = 1 ekor.

Unit keramba 3. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 212 gram = 3

ekor, bobot 213 gram = 1 ekor, bobot 214 gram = 3 ekor, bobot 215 gram = 3

ekor, bobot 216 gram = 1 ekor, bobot 217 gram = 1 ekor dan bobot 218 gram = 3

ekor. pada keramba 3. menujukan bahwa tidak ada kematian ikan dalam tujuh hari

terakhir pemeliharaan terhitung sampai hari ke lima puluh enam.

Unit keramba 4. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 212 gram = 2

ekor, bobot 213 gram = 6 ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima puluh dua dan

45

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

diganti dengan bobot yang sama, bobot 214 gram = 1 ekor, bobot215 gram = 1

ekor, bobot 217 gram = 2 ekor, bobot 218 gram = 2 ekor, bobot 219 gram = 1

ekor.gambar 4.5 grafik menunjukkan laju pertumbuhan ikan pada keramba 1,2,3

dan 4.

1 2 3 4 5 6 7 80

50

100

150

200

250

Keramba 1Keramba 2Keramba 3Keramba 4

Minggu ke--

Bobo

t (gr

am)

Gambar 4.5 Grafik bobot pertumbuhan

Gambar 4.5 sangat jelas grafik pertumbuhan terhitung minggu 1 sampai

minggu ke 8 akhir membuktikan pertumbuhan benih ke tingkat benih, juvenil,

dewasa dan selanjutnya induk sangat baik. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah

ikan yang hidup, yang mati dan yang diganti dengan durasi selama lima puluh

enam hari tertera dalam daftar di bawah ini:

Tabel 5.1 jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti

Durasi pemeliharaan

(hari)

Keramba 1Ikan hidup

dengan durasi susut

(jumlah ekor)

Ikan hidup + ikan

pengganti (ekor)

Ikan yang mati

(ekor)

Ikan pengganti dengan durasi

tambah (jumlah ekor)

7 13 13 2 214 11 13 2 4

46

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

21 9 13 2 628 8 13 2 835 6 11 4 1242 6 13 2 1449 6 15 0 1456 5 14 1 15

Sumber : PKL 2015

Tabel 5.2 unit keramba 1. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari

15 ekor menjadi 5 ekor dengan tingkat kematian 15 ekor dan diganti dengan

ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.

Tabel 5.2 Jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti

Durasi pemeliharaan

(hari)

Keramba 2Ikan hidup

dengan durasi susut

(jumlah ekor)

Ikan hidup + ikan

pengganti (ekor)

Ikan yang mati

(ekor)

Ikan pengganti dengan durasi

tambah (jumlah ekor)

7 13 13 2 214 11 13 2 421 10 14 1 528 6 11 4 935 6 12 3 1242 5 13 2 1449 5 14 1 1556 5 14 1 16

Sumber : PKL 2015

Tabel 5.2 unit keramba 2. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari

15 ekor menjadi 5 ekor dengan tingkat kematian 16 ekor dan diganti dengan

ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.

Tabel 5.3 Jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti

Durasi pemeliharaan

(hari)

Keramba 3Ikan hidup

dengan durasi susut

(jumlah ekor)

Ikan hidup + ikan

pengganti (ekor)

Ikan yang mati

(ekor)

Ikan pengganti dengan durasi

tambah (jumlah ekor)

7 13 13 2 214 11 13 2 4

47

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

21 9 12 3 728 6 12 3 1035 5 13 2 1242 5 12 3 1549 5 14 1 1656 5 15 0 16

Sumber : PKL 2015

Tabel 5.3 unit keramba 3. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari

15 ekor menjadi 5 ekor dengan tingkat kematian 16 ekor dan diganti dengan

ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.

Tabel 5.4 Jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti

Durasi pemeliharaan

(hari)

Keramba 4Ikan hidup

dengan durasi susut

(jumlah ekor)

Ikan hidup + ikan

pengganti (ekor)

Ikan yang mati

(ekor)

Ikan pengganti dengan durasi

tambah (jumlah ekor)

7 14 14 1 114 12 13 2 321 10 13 2 528 10 14 1 635 8 12 3 942 7 14 1 1049 6 14 1 1156 6 14 1 12

Sumber : PKL 2015

Tabel 5.4 unit keramba 4. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari

15 ekor menjadi 6 ekor dengan tingkat kematian 12 ekor dan diganti dengan

ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.

48

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : PKL 2015

Gambar 4.6 Grafik tingkat kelulusan hidup ikan

Dari diagram nilai grafik gambar 5.5 tingkat kelulusan hidup ikan sangat

kecil dengan perolehan nilai keseluruhan jumlah ikan mulai dari unit keramba

1.hanya memperoleh kelulusan hidup 5 ekor, unit keramba 2. 5 ekor, unit keramba

3. 5ekor dan unit keramba 4. 6 ekor. dinyatakan jumlah keseluruhan ikan yang

hidup sampai pada sampling terakhir hanya meperoleh nilai 21 ekor.

Sumber : PKL 2015

49

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.7 Grafik tingkat kematian ikan

Dari persentase nilai grafik gambar 5.5 tingkat kematian ikan cukup besar

dengan perolehan nilai keseluruhan jumlah ikan mulai dari unit keramba 1.

Dengan tingkat kematian 15 ekor, unit keramba 2. 16 ekor, unit keramba 3. 16

ekor dan unit keramba 4. 12 ekor. dinyatakan jumlah keseluruhan ikan yang mati

sampai pada sampling terakhir meperoleh nilai 59 ekor dengan nilai tersebut

terhitung pada penambahan ikan yang mati dengan diganti bobot yang sama yang

tujuannya ikan tetap pada keseragaman jumlah. Dan apabila di terhitung tanpa

dilakukan pengantian pada ikan yang mati, di peroleh nilai 39 ekor.

4.3.2 Komposisi ikan

Hasil pengukuran komposisi ikan pada awal penebaran berikut ini

dijelaskan pada keramba 1. Diperoleh hasil panjang dengan nilai tertinggi = 6,6

cm, ikan nomor urut 9 dan 14, dan nilai terendah = 6,5 cm, ikan nomor urut 1

sampai 8, 10 sampai 13 dan 15. Untuk lebar ikan diperoleh hasil keragaman

dengan nilai = 3,5 cm dan untuk tebal ikan diperoleh hasil pengukuran keragaman

dengan nilai = 1,4 cm.

Pada keramba 2. Diperoleh hasil pengukuran panjang dengan keragaman

ukuran = 6,5 cm, lebar ikan diperoleh hasil pengukuran nilai tertinggi = 3,6 cm,

ikan nomor urut 6, dan terendah = 3,5 cm, ikan nomor urut 1 sampai 5, 7 sampai

15 dan untuk tebal diperoleh nilai dengan keragaman ukuran = 1,4 cm.

Pada keramba 3. dijelaskan diperoleh hasil pengukuran panjang dengan

nilai tertinggi = 9,1 cm, ikan nomor urut 1 sampai 9 dan 12 sampai 15 dan nilai

terendah = 9 cm, ikan nomor urut 10, 11. Lebar diperoleh hasil pengukuran

dengan nilai tertinggi = 4,4 cm , ikan nomor urut 1 sampai 9 dan 11 sampai 15

dan nilai terendah = 4,3 cm, ikan nomor urut 10. Tebal ikan diperoleh nilai

pengukuran dengan keragaman nilai = 1,7 cm.

Keramba 4. Diperoleh hasil pengukuran panjang tertinggi = 9,2 cm ikan

nomor urut 1 sampai 5, 12 sampi 15 dan pengukuran nilai terendah = 9,1 cm,

ikan nomor urut 6 sampai 11. Lebar ikan diperoleh nilai pengukuran tertinggi =

4,4 cm, ikan nomor urut 1 sampai 13 dan 15 dan nilai terendah = 4,3 cm, dan nilai

50

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

terendah, ikan nomor urut 14. Dan pengukuran tebal ikan diperoleh hasil

pengukuran tertinggi = 1,8 cm, ikan nomor urut 1 sampai 5 dan nilai terendah =

1,7 cm, ikan nomor urut 6 sampai 15.

Selanjutnya dijelaskan hasil pengukuran komposisi ikan akhir dijelaskan

pada keramba 1. Diperoleh hasil pengukuran panjang dengan nilai tertinggi = 22,2

cm ikan nomor urut 1 sampai 6, 9 sampai 15 dan nilai pengukuran terendah = 20

cm, nomor urut 7 dan 8. Lebar ikan diperoleh hasil pengukuran tertinggi 7,1 cm,

ikan nomor urut 14 dan hasil pengukuran ikan terendah 7 cm, ikan nomor urut 1

sampai 13 dan 15, dan tebal ikan diperoleh hasil pengukuran nilai tertinggi = 3,3

cm, ikan nomor urut 1 sampai 3, 7 sampai 15 dan pengukuran terendah dengan

nilai = 3,2 cm, ikan nomor urut 4 sampai 6.

Keramba 2. Hasil pengukuran panjang diperoleh keragaman ukuran = 20,2

cm. Dari hasil pengukuran lebar ikan diperoleh nilai keseragaman = 7 cm. Tebal

ikan diperoleh hasil pengukuran dengan nilai keseragaman = 3,2 cm.

Keramba 3. Hasil pengukuran panjang diperoleh keseragaman nilai = 21

cm. Hasil pengukuran lebar ikan diperoleh nilai tertinggi = 4,4 cm, ikan nomor

urut 10 dan nilai pengukuran terendah = 4,3 cm, ikan nomor urut 1 sampai 9,11

sampai 15. Tebal ikan hasil pengukuran diperoleh keseragaman nilai = 1,7 cm.

Keramba 4. Hasil pengukuran, panjang diperoleh nilai tertinggi = 21,2 cm,

ikan nomor urut 1 sampai 4 dan 11, dan diperoleh nilai terendah = 21 cm, ikan

nomor urut 5 sampai 10, 12 sampai 15, Lebar ikan hasil pengukuran diperoleh

nilai tertinggi = 7,2 cm, ikan nomor urut 1 sampai 4 dan 11 dan nilai terendah =

7,1 cm , ikan nomor urut 5 sampai 10, 12 sampai 15. Tebal ikan hasil pengukuran

diperoleh nilai tertinggi = 3,3 cm, ikan nomor urut 1 sampai 4, dan nilai terendah

= 3,2 cm, ikan nomor urut 5 sampai 15.

Dari hasil pengukuran komposisi ikan awal penebaran dan akhir dapat

dilihat pada lampiran 3. Komposisi ikan (panjang,lebar dan tebal ) awal penebaran

dan akhir sampling

4.3.3 Jumlah Pakan

Kebutuhan konsumsi pakan ikan dihitung dengan mengikuti ukuran bobot

awal penebaran pada sampling pertama dihitung untuk kebutuhan pakan selama 7

51

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

hari. Sehingga dapat di diketahui jumlah pakan yang diberikan setiap harinya.

Bobot ikan nila pada keramba 1 jumlah keseluruhan bobot pada awal penebaran

415 gram, keramba 2 dengan nilai bobot 414 gram, keramba 3 dengan nilai bobot

824 gram dan keramba 4 dengan nilai bobot 852 gram .

Untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan dilakukan

perhitungan jumlah bobot masing-masing jenis ikan di kali dengan 4% daribio

massa ikan. gambar 4.8 Dibawah ini menujukkan diagram bobot masing-masing

dalam satu unit keramba pada awal penebaran benih ikan uji.

Unit keramba 1

Unit keramba 2

Unit keramba 3

Unit keramba 4

Jumlah bobot pada saat tebar= 415 gram

Jumlah bobot pada saat tebar= 414 gram

Jumlah bobot pada saat tebar= 824 gram

Jumlah bobot pada saat tebar= 852 gram

Gambar 4.8 diagram jumlah bobot ikan pada unit keramba

Gambar 4.8 tercantum jumlah bobot ikan pada masing-masing unit

keramba pemeliharaan dengan jumlah telah di ketahui maka dapat dilakukan

penghitungan kebutuhan pakan 1 hari pada satu unit keramba

Untuk menghitung jumlah kebutuhan pakan, terlebih dahulu diketahui nilai bobot,

yang dihitung sebagai sampel adalah pada unit keramba 1 dengan nilai rata – rata

bobot ikan = 27,66 gram. Nilai bobot rata – rata dikali dengan jumlah ikan pada

satu unit keramba = 15 ekor, maka diketahui biomassa = 27,66 × 15 = 414,9 gram

dibulatkan menjadi =415 gram dan untuk memperoleh jumlah pakan yang

52

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

diberikan dikali dengan 4%, dihitung 4% × 415 gram = 16,6 gram dan untuk

selanjutnya unit keramba 2,3,dan 4 perhitungannya sama. Daftar tabel 5.9

menunjukkan nilai kebutuhan pakan ikan selama pemeliharaan.

Tabel 5.9 jumlah kebutuhan pakan untuk ikan per hari.

durasi pemberian pakan Jumlah pakan (gram)

Keramba 1 Keramba 2 Keramba 3 Keramba 4per hari dalam 7 hari berjalan 16.6 16.56 32.96 34.08 100.2 4

per hari dalam 7 hari berikutnya 27.36 27.4 44.2 44.32 143.28 4per hari dalam 7 hari berikutnya 38.48 38.68 55.44 56.52 189.12 4per hari dalam 7 hari berikutnya 49.6 49.92 66.72 67.04 233.28 4per hari dalam 7 hari berikutnya 75.95 76.35 97.5 97.85 347.65 5per hari dalam 7 hari berikutnya 90.1 90.55 112.8 113.2 406.65 5per hari dalam 7 hari berikutnya 105.9 106.3 128.75 129.1 470.05 5per hari dalam 7 hari berikutnya 121.75 122.15 144.7 145.05 533.65 5

Jumlah keseluruhan

(gram)

bio massa

(%)

Tabel 5.9 menunjukkan jumlah pemberian pakan setiap hari terhitung

dalam 7 hari pemeliharaan berjalan dan dilakukan sampling bobot pada hari ke 7

dan dengan nilai bobot yang didapat digunakan untuk menentukan jumlah

pemberian pakan selanjutnya pada ke hari 7 sampai hari ke 14, yang terhitung

lima puluh enam hari pemeliharaan.

Perubahan jumlah pakan dinyatakan dalam rantai perhitung yaitu mulai

pada hari ke 7 sampai hari ke 14 pemeliharaan dengan bio massa pakan 4%, dari

hari 14 sampai hari ke 21 pemeliharaan dengan bio massa pakan 4%, dari hari ke

21sampai hari ke 28 pemeliharaan dan di naikkan bio massa dari 4 % menjadi 5%

yang tujuannya memacu pertumbuhan, dari hari ke 28 sampai hari ke 35

pemeliharaan dengan biomassa pakan 5% , dari hari ke 35 sampai hari ke 42

pemeliharaan dengan biomassa pakan 5%, hari ke 42 sampai hari ke 49

pemeliharaan dengan biomassa pakan 5%, yaitu pada setelah sampling bobot ikan.

Selanjutnya untuk mengetahui jumlah kebutuhan pakan selama durasi

pemeliharaan diuraikan dalam daftar tabel 6.0.

Tabel 6.0 Jumlah kebutuhan pakan untuk ikan selama pemeliharaan.

53

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah pakan (gram)

Keramba 1 Keramba 2 Keramba 3 Keramba 41 sampai 7 116.2 115.92 230.72 238.56 701.4 4

7 sampai 14 191.52 191.8 309.4 317.24 1009.96 414 sampai 21 269.36 270.76 388.08 395.64 1323.84 421 sampai 28 347.2 349.44 467.04 469.28 1632.96 428 sampai 35 531.65 534.45 682.5 684.95 2433.55 535 sampai 42 630.7 633.85 789.6 792.4 2846.55 542 sampai 49 741.3 744.1 901.25 903.7 3290.35 549 sampai 56 852.25 855.05 1012.9 1015.35 3735.55 5

durasi pemberian pakan

Jumlah keseluruhan

(gram)

bio massa

(%)

Tabel 6.0 Menunjukkan jumlah kebutuhan pakan keseluruhan terhitung

pada unit keramba 1 dengan kebutuhan pakan = 3680,18 gram, unit keramba 2

dengan kebutuhan pakan = 3695,37gram, unit keramba 3 dengan kebutuhan pakan

= 4781,49 gram, unit keramba 4 dengan kebutuhan pakan = 4817,12 gram dengan

terhitung jumlah keseluruhan = 16974,16 gram. Dan dikonversikan =16,9 kg.

54