bab iv hasil dan pembahasan a. penyajian data …repository.ub.ac.id/5701/5/bab iv.pdf · 6...
TRANSCRIPT
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENYAJIAN DATA PENELITIAN.
1. Gambaran Umum Wilayah
a. Keadaan Geografis Desa Bendosari.
Desa Bendosari merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Kediri Kecamatan
Kediri. Desa Bendosari secara administratif berbatasan dengan desa - desa yang dapat di lihat
dalam table tersebut :
Tabel 4.1.1 Batas Desa Bendosari
Letak Nama Desa
Sebelah Utara Desa Kanigoro kecamatan Kras
Kabupaten Kediri
Sebelah Selatan Desa Jabang kecamatan Kras kabupaten
Kediri.
Sebelah Barat Desa Kras kecamatan Kras Kabupaten
Kediri.
Sebelah Timur Desa Butuh Kecamatan Kras
Kabupaten Kediri.
Sumber RPJM Desa Bendosari 2014-2019
-
Desa Bendosari merupakan desa yang berada di kecamatan Kras kabupaten Kediri, jarak
tempuh desa bendosari ke kecamatan kras kurang lebih 2 km yang dapat di tempuh dengan
waktu 15 menit sedangkan jarak desa Bendosari ke kabupaten Kediri sekitar 10 km yang dapat di
tempuh kurang lebih 1 jam.
b. Kondisi dan letak Geologis Wilayah.
Kondisi geografis adalah adalah letak pengelolaan lahan desa Bendosari yang
menggambarkan kedaan desa. Luas wilayah desa bendosari sendiri adalah 219,800 ha. Luas
lahan di desa Bendosari yang sedemikian itu di gunakan untuk fasilitas umum, lahan
pemukiman, pertanian, perkebunan , perternakan dan lain – lain. Pengunaaan tanah di desa
Bendosari dapat di lihat dalam table berikut :
TABEL 4.1.2 Pemggunaan Lahan Desa Bendosari
No Jenis pengunaan Tanah Luas (Ha)
1 Pertanian 57,00 Ha
2 Perkantoran/Pasar desa 0,014 Ha
3 Pendidikan 4,30 Ha
4 Jalan 3,25 Ha
5 Olahraga 0,05 Ha
6 Pemakaman umum 3.00 Ha
7 Luas lahan untuk ladang, perkebunan
dan peternakan, pemukiman
150,186 Ha
Sumber : RPJMDesa Bendosari tahun 2014 – 2019.
Desa bendosari memiliki salah satu keunggulan pada iri geologis berupa tanah di desa
Bendosari merupakan tanah yang sangat cocok untuk pertanian dan juga pekebunan sehingga
-
mayoritas penduduknya adalah petani. Secara presestase kesuburan tanah di desa Bendosari
terpetakan sebagai berikut : sangat subur 23 Ha, subur 29 Ha, sedang 12.8 Ha, kurang subur
11,6 Ha. hal ini memungkinkan tanaman padi sangat cocok untuk di tanam sehingga dapat di
pastikan dapat mencukupi kebutuhan pangan di desa Bendosari. Tanman palawija seperti kacang
– kacangan, jagung, ubi kayu, ubi jalar serta tanaman jenis buah – buahan seperti papaya,
manga, pisang juga cocok di tanam di desa Bendosari. Tebu merupakan tanaman perkebunan
yang menjadi handalan pagi para penduduk karena tanah yang subur dan juga perawatan tebu
yang mudah jika di bandingkan dengan jenis tanaman lain.
Sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang terbesar Produk Dosmestik Desa
Bruto (PDDB) hal ini di karenakan penduduk desa Bendosari mayoritas adalah sebagai petani,
dan di dukung dengan keadaan tanah yang subur juga dengan masih banyaknya lahan pertanian
sehinga menjadikan sektor pertanian yang menjadi unggulan di desa Bendosari. Jenis tanah desa
Bendosari termasuk dalam jenis tanah yang aman dari guncangan gempa bumi baik tektonis
maupun vulkanis sehingga pemukiman penduduk aman dari kerusakan bencana alam termasuk
gempa.
c. Keadaan Demografis.
Jumlah penduduk desa Bendosari adalah 4,541 jiwa dengan rincian 2.276 laki – laki dan
2.238 perempuan. Jumlah penduduk sebanyak 4.541 jiwa ini terbagi dalam 1.614 kepala
keluarga. Berdasarkan data kependudukan desa Bendosari jumlah penduduk berdasarkan usia di
sajikan dalam tabel sebagai berikut :
TABEL 4.1.3 Jumlah Penduduk BerdasarkanUsia
-
No Usia Jumlah Presentase
1 Usia 0 - 4 Tahun 404 Orang 8,54%
2 Usia 5 - 9 Tahun 446 Orang 9.57%
3 Usia 10 - 14 Tahun 337 Orang 7,23%
4 Usia 15 - 19 Tahun 410 Orang 8,62%
5 Usia 20 - 24 Tahun 584 Orang 11,52%
6 Usia 25 - 29 Tahun 405 Orang 8,55%
7 Usia 30 - 34 Tahun 316 Orang 6,72%
8 Usia 35 - 39 Tahun 298 Orang 5,87%
9 Usia 40 - 44 Tahun 280 Orang 5,76%
10 Usia 45 - 49 Tahun 246 Orang 5,11%
11 Usia 50 - 54 Tahun 298 Orang 5,87%
12 Usia 55 - 58 Tahun 263 Orang 5,61%
13 Usia > 59 Tahun 254 Orang 5,36%
Jumlah Total 4.541 Orang 100%
Sumber : RPJMDesa Bendosari tahun 2014- 2019.
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa penduduk usia produktif yaitu pada usia 20 – 49
tahun desa Bendosari sekitar 2.084 jiwa atau sekitar 40% dari jumlah penduduk desa Bendosari.
Hal ini merupakan suatu keuntungan untuk dapat mencetak sumberdaya manusia (SDM) yang
produktif. Tingkat kemiskinan di Desa Bendosari tergolong cukup rendah
d. Keadaan Sosial Ekonomi
1. Pendidikan.
-
Pendidikan pada umumnya merupakan gambaran penting untuk memajukan tingkat
kesejarteraan masyarakat kususnya pada keadaan perekonomianya. Tingkat pendidikan yang
tinggi dapat mendorong keterampilan dalam memajukan taraf hidup, terutama dalam bidang
pekerjaan. Pendidikan masyarakat akan mendorong masyarakat berkontribusi membantu
program pemerintah dalam mengentaskan program penganguran dan kemiskinan. Pendidikan
akan mempertajam pola pikir individu, dengan lebih mudah menerima informasi dan teknologi
lebih maju. Di bawah ini adalah tabel tingkat pendidikan desa Bendosari.
-
Tabel 4.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO Keterangan Jumlah Presentase
1 Tidak Tamat SD/ Sederajat 1.210 Orang 27%
2 Tamat SD/ Sederajat 1.321 Orang 30%
3 Tamat SMP/ Sederajat 846 Orang 19%
4 Tamat SMA/ Sederajat 678 Orang 14%
5 Tamat D3/ Sederajat 48 Orang 2%
6 Tamat SI / Sederajat 215 orang 7%
7 Tamat S2/ Sederajat 7 Orang 1%
Jumlah Total 4325 Orang 100%
Sumber : RPJMDesa Bendosari tahun 2014 – 2019.
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk desa Bendosari hanya dapat
menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan sekolah dasar ( SD / Sederajat) dan jenjang
pendidikan sekolah menengah pertama ( SMP/ Sederajat). Rendahnya kualitas pendidikan di
desa Bendosari tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana yang ada, di samping itu
adalah keadaan ekonomi dan pandangan hidup masyarkat yang masih rendah. Sarana
pendidikan yang terdapat di desa Bendosari sejauh ini masih pendidikan Jenjang Taman Kanak
– kanak (TK), jenjang pendidikan sekolah dasar ( SD / Sederajat) dan jenjang pendidikan
sekolah menengah pertama (SMP/ Sederajat), sementara akses untuk pendidikan jenjang sekolah
menengah pertama (SMA) berada di kecamatan bahkan kota lain yang jaraknya cukup jauh.
-
Alternatif bagi persoalan rendahnya sumber daya manusia ( SDM) di desa Bendosari dapt
melalui pelatihan dan kursus, namun kedua lembaga ini belum dapat berjalan dengan baik di
desa Bendosari. Lembaga pelatihan dan kursus yang pernah ada di desa Bendosari malah gulung
tikar hal ini di sebabkan karena kurangnya kesadaran masyarkat dan perhatihan pemerintah desa
Bendosari sendiri. Inilah yang menjadi tugas pemerintah desa Bendosari untuk dapat
memajukan di bidsng pendidikan dan menyediakan pelatihan dan kursus bagi masyarkat agar
kualitas sumber daya manusia (SDM) nya lebih maju.
2. Keadaan Ekonomi.
Keadaan ekonomi masyarakat desa Bendosari Secara umum kondisi perekonomian
masyarakat cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sudut keluarga pra sejahtera, kondisi
perekonomian cukup baik, karena jumlah penduduk yang pra sejahtera hanya ada 9 yang
terhitung pra sejahtera.
Penduduk Desa Bendosari ini mayoritas hidup sebagai petani dan peternak, sehingga
perekonomian masyarakat cenderung banyak menggantungkan kepada hasil-hasil pertanian
(50%) dan peternakan perikanan (20%). Selain sebagai petani dan peternak masyarakat desa
Bendosari ini juga ada yang bekerja sebagai pegawai negri (10%), pegawai swasta (karyawan)
atau buruh (10%), pedagang (5%), dan jual jasa (3%).
Potensi tingkat pendukung tingkat perekonomian mayarakat dari sudut peternakan antara
lain adalah peternakan ikan gurami, peternakan ayam .
3. Mata Pencaharian
Mata Pencaharian masyarakat desa Bendosari secara umum dapat di klasifikasikan dalam
berbagai bidang yaitu pertanian, perternakan pegawai negeri sipil (PNS) , pedagang dan lain –
-
lain. Berdasarkan data yang ada masyarakat yang bermata pencahariaan sebagai petani adalah
sebanyak 2.270 orang , yang bekerja di bidang peternakan sebanyak 454 orang , Pegawai
Negeri Sipil sebanyak 181orang , pedagang sebanyak 32 orang dan lain lain sebanyak 106
orang.
4. Keadaan Sosial.
Dilihat dari sudut sosial budaya masyarakat Desa Bendosari Kecamtan Kras Kabupaten
Kediri ini masih kental dengan nilai budaya jawa yang mengalir dalam kehidupan sehari-hari.
Semangat gotong royong, hidup bertetanggga yang rukun, masih merupakan bagian hidup
bersama masyarakat. Misalnya saja pada saat salah satu dari warga mempunyai hajatan, maka
masyarakat yang lainya akan turut membantu yang punya hajatan tersebut, sehingga
menciptakan suasana yang rukun dan tenteram antar warga. Hal lain juga dapat di lihat pada
bulan suro masyarakat desa Bendosari masih memegang tradisi adat yang mana secara rutin
menggelar bersih desa dengan adanya acara kenduri di setiap perempatan di desa Bendosari
dengan penuh kekeluargaan.
Pelaksanaan pemerintahan di Desa Bendosari masyarakatnya cenderung lebih
menghormati
e. Keadaan Pemerintah Desa Bendosari.
1. Struktur Pemerintahan
Pemerintahan desa Bendosari terdiri atas pemerintah desa dan Badan permusyawaratan
Desa (BPD). Pemerintah desa yang terdiri atas kepala desa, sekretaris desa, bendahara, 5 kepala
urusan, 2 kepala dusun, jagabaya, modin, kebayan dan jagatirta. Badan permusyawaratan desa
(BPD) desa Bendosari yang beranggotakan 9 orang yaitu terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris bendahara, dan 5 orang anggota.
-
Gambar 4.1. Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
Bendosari.
……………..…….
BPD MUJI DAMAI
Kepala Desa
Sekretaris Desa
ABDUL ROHMAN
Kaur Keuangan
M. Yasin
Kaur Umum
H.Romeli
Modin
Sohib
Kabayan
Agus Munir
K. Bangunan
-
Gambar 4.1 Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Bendosari.
Tabel 4.2.3 Daftar Nama Perangkat Desa Bendosari
NO NAMA
JABATAN
1. MUJI DAMAI, SS
KADES
2. SUNDORO
SEKDES
3. ACHMAD KHOIRI
KASUN 1
4. SUWITO
KASUN 2
5. M. YASIN
K. UMUM
6. AGUS MUNIR
K. BANG
7. KHAMIM THOHARI
K. PEM
Kamim
Tohari
K. Pem
Ahmad Koiri
Kasun Bendosari
Suwito
Kasun Kromasan
Suyanto
K. Kesra
-
8. SUYANTO
K. KESRA
9. ABDUR ROHMAN
K. KEU
10. WINARTO
JOGOBOYO
11. DIDIK JUNAIDI
JOGOTIRTO
12. SOHIB
KEBAYAN
13. ROMELI
MODIN
( sumber Arsip Desa Bendosari)
Tabel 4.2.4 Nama Badan Permusyawaratan Desa ( BPD) Desa Bendosari kecamatan Kras
Kediri.
NO NAMA
JABATAN
1.
MUNIR
KETUA
2.
IMAM LAZIN
WAKIL KETUA
3.
FATHUL MINIB
SEKRETARIS
4.
HENI RATNANINGSIH
BENDAHARA
5.
INDASAH
ANGGOTA
-
6.
QOMQR EFENDI
ANGGOTA
7.
ANDYK
FATCHURROHMAN
ANGGOTA
8.
BUDI RISDIANTO
ANGGOTA
9.
BAMBANG SUTIONO
ANGGOTA
10.
ARIF ASHADI
ANGGOTA
11.
SURYAT SUMARNI
ANGGOTA
( sumber Arsip Desa Bendosari)
Tabel 4.2.5 Nama Anggota LPMD Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri
NO NAMA
JABATAN
1.
SUBAKRI
KETUA
2.
NURKHOLIS
SEKRETARIS
3.
MUJIONO
MENDAHARA
4.
SUHARLI
ANGGOTA
5.
SAMUWIL
ANGGOTA
6.
GUNAWAN
ANGGOTA
7. ANGGOTA
-
SAMSUDI
8.
SITI ROISAH
ANGGOTA
( sumber Arsip Desa Bendosari)
Tabel 4.2.6 Nama Ketua RW Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri
NO NAMA KETUA RW RW DUSUN
1 IMAM LAZIN I BENDOSARI
2 SUHARLI II BENDOSARI
3 SISWOYO III BENDOSARI
4 KUSENI IV BENDOSARI
5 GUNAWAN V KROMASAN
6 SUNARDIYANTO VI KROMASAN
( sumber Arsip Desa Bendosari)
Tabel 4.2.7 Nama Ketua RT Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri
NO NAMA KETUA RT RT RW DUSUN
1. SRIYANTO 1 I BENDOSARI
2. ROMELAN 2 I BENDOSARI
3. SRIYANTO 3 I BENDOSARI
4. SLAMET RIYANTO 4 II BENDOSARI
5. HR. RIYADUL WANGSIT 5 II BENDOSARI
6. PURNAN 6 II BENDOSARI
7. ISWAHYUDI 7 III BENDOSARI
8. BUDI SANTOSO 8 III BENDOSARI
9. SUPRAPTO 9 III BENDOSARI
10. MUHTAR 10 IV BENDOSARI
11. SURYAT SUMARNI 11 IV BENDOSARI
12. SLAMET RIYANTO 12 IV BENDOSARI
13. AGUSMAN 13 IV BENDOSARI
14. MASHUDI 14 V KROMASAN
15. MURSAD 15 V KROMASAN
16. SISWANDI 16 V KROMASAN
17. ICHSAN 17 V KROMASAN
18. SUBAKRI 18 VI KROMASAN
-
( sumber Arsip Desa Bendosari)
2. Kondisi Pemerintahan Desa.
a) Sarana dan prasarana pemerintahan Desa.
Prasarana Pemerintahan Desa Bendosari terdiri atas balai Desa/ kantor Desa yang
terdiri atas kantor Kepala Desa , Sekretaris Desa, PKK. Prasarana kerja juga telah
tercukupi dengan baik seperti Meja kursi kerja, komputer, laptop, almari arsip,dan lain –
lain yang biasanya ada di kantor – kantor telah tersedia dengan baik dan lengkap.
b) Aparat pemerintahan desa
Aparat Pemerintahan Desa Bendosari terdiri dari 1 orang kepala desa, 1 orang
sekretaris Desa, Kepala Dusun 2 orang, Kaur Keuangan 1 orang, Kaur Kesra 1 orang,
Kaur Pemerintahan 1 orang, 1 orang Kaur Umum , 1 orang Kaur Pembangunan serta
terdapat 2 staf TI.
c) Kemandirian Keuangan desa.
Keuangan Desa yang ada di Desa Bendosari merupakan pendapatan asli desa
(PAD) yang di peroleh dari penggarapan tanah bengkok/ tanah desa. PAD ini dituangkan
dalam setiap penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes)
per tahun. Disamping itu ditunjang oleh bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah
propinsi dalam bentuk bantuan Alokasi Dana Desa (ADD) dan bantuan Proyek fisik yang
19. KARYONO 19 VI KROMASAN
20. MARIONO 20 VI KROMASAN
21. ADENAN 21 VI KROMASAN
-
bersifat kemitraan. Keuangan Desa dalam sisi laporanya telah dilaksanakan dengan
cukup baik yaitu laporan kepala desa tahunan dalam menjalankan kegiatan pemerintah
satu tahun dan di sampaikan secara tertulis maupun secara terbuka melalui musyawarah
desa.
B. Penyajian Data.
1. Partisipasi Masyarakat dalam proses pelaksanaan penyusunan anggaran
penerimaan dan belanja desa (APBDes)
a. Mekanisme penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Rancangan Anggaran Pedapatan dan Belanja desa (RAPBDes) merupakan suatu
rancangan perencaaan keuangan desa yang di susun sebagi angenda rutin tahunan pemerintah
Desa. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) akan di tetapkan
menjadi peraturan desa disusun melalui beberapa tahapan penyusunan, pedoman penyusunan
yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), merupakan
dokumen perencanaan pembangunan Desa Jangka Menengah yang memuat program – program
mengenai pembangunan desa, kebijkan, dan anggaran secara menyeluruh yang akan di
laksanakan dalam jangka menengah (6 tahun) yang di dalam nya berisikan prioritas skala
pembangunan yang tepat sasaran dan berkesinambungan.
Selain sebagai arah pembangunan desa Rencana Pembangunan J angka Menengah Desa
(RPJMDes) dapat digunakan sebagai sarana dan kontrol bagi pelaksanaan pembangunan di desa.
Masyarakat dapat mengetahui program pembangunan desa dan dapat mengevaluasi kinerja dari
pemerintah desa. Pelaksanaan penyusunan program tahunan desa ang di tuangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
-
(RAPBDes), hal ini di dukung oleh pendapat Bapak Sundoro selaku seketaris desa Bendosari
mengatakan bahwa :
“ Bahwa dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa ( RAPBDes)
tergantung pada bidang – bidsng yang tercantum pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa ( RPJMDes) yang meliputi bidang pemerintahan, bidang
pembinaan, bidang pemberdayaan dan bidang pembangunan , biasanya di bahas
sekalian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang memuat kegiatan – kegiatan
rinciaan pendanaan tahunan yang di susun dalam Rancangan Anggaran Penerimaan
dan Belanja Desa (RAPBDes) yang termuat dalam dana desa yang turut kurang lebih
sebanyak 1 Miliyar Rupiah, dengan rincian 30% di gunakan untuk kewenangan
pemerintah desa dan operasional kantor seluruhnya. RPJMDes merupakan garis
besar dari kegiatan pembangunan desa sedangkan RKP sudah mulai fokus karena
dari RKP kita bisa bikin RAPBDes.
( Hasil wawancara dengan informan bapak Sundoro selaku seketaris desa Bendosari
pada taggal 12 Maret 2017)
Pelaksanaan proses penyusunan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (
RAPBDes) di laksanakan melalui beberapa tahapan. Perencanaan dan pemabnguanan desa yang
baik jika di lakukan memalui partisipasi masyarat sesuai dengan yang di jelaskan oleh bapak
Muji damai selaku kepala Desa Bendosari yang menyatakan sebagai berikut :
“ Proses pelaksnaan penyusnan Rancangan Penerimaan dan Belanja Desa (
RAPBDes) pertama kali di musyawarahkan pada forum musyawarah dusun yang
akan di lanjutkan pada fotum musyawarah tingkat desa (Musresbangkes) yang semua
sudah tercover dari forum musyawarah dusun ysng meliputi RAB, RPJMDes ,
RKPDes dan selanjutnya desa tinggal memilih yang prioritas bersama – sama (
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang merupakan wakil dari masyarkat .” (
Hasil wawancara dengan informan bapak Muji damai selaku kepala Desa Bendosari
tanggal 12 Maret 2017).
Berdasarkan dalam modul perencanaan penyusunan Rancangan Anggaran Penerimaan
dan Belanja Desa ( RAPBDes) yang baik dalam pengelolaanya adalah melaui beberapa
tahapan,tahapan yang salah satunya adalah dengan melibatkan masyarakat dalam pengajuan
program yang akan di danai pembangunanya mengunakan Anggaran Penerimaan dan Belanja
-
Desa yang perencanaan dan penyusunanya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa. (RPJMDes).
1) Penyusunan Usulan Rancangan Angaran Penerimaan dan Belanja Desa
(RAPBDes).
Program – program desa dalam penusunnya di dasarkan pasa asas keterbukaan dan
kekeluargaan. Pengajuan usulan di laksanakan dengan musyawarah desa yang di laksanakan
pemerintah desa bersama – sama masyarakat untuk mencapai usulan yang di sepakati. Program
dan anggaran pemerintah desa melibatkan masyarakat melalui tahapan sebagai berikut :
a) Musyawarah penyusunan perencanaan pembangunan tingkat dusun.
Musyawarah penyusunan rencana pembangunan dalam tahap ini di mulai melaui
forum musyawarah masyarakat bersama RT / RW setempat yang membahas mengenai
usulan – usulan masyarakat engenai rencana pembangunan di desa. Forum musyawarah
tingkat dusun ini melibatkan RT/RW, masyarakat, tokoh masyarakat, kelompok masyarakat,
yang di pimpin oleh kepla dusun . Pelaksanaan musyawarah tingkat dusun ini di laksanakan
untuk memenuhi kaidah pembanguan di desa yang baik serta adat istidat desa yang masih
kental dengan sifat kekelurgaan.
Desa Bendosari terdiri dari 2 Dusun yaitu dusun Bendosari dan kromasan yang
terbagi dalam 21 RT dan 6 RW. Setip dusun biasanya terdiri dari 3 RT 1 RW.
Pelaksanaan kegiatan musyawarah yang di laksanakan di tingkat dusun biasanya
masyarakat megadakan musyawarah bersama RT/RW nya masing – masing. Hal ini di
dukung oleh pernyataan bapak Ramelan ketua RT 02 yang mengatakan sebagai berikut :
“ Biasanya saya di undang sama pak kepala desa untuk musyawarah di kantor desa
untuk membahas bahwa akan di adakan kegiatan pengajuan usulan dari masyarakat
-
biasanya apa , berapa dapat nya dari mana dan saya baru sosialisasikan ke
masyarakat wilayah RT saya dengan mengadakan musyawarah yang biasanya
bertempat di musolla , atau rumah RT atau RW.” ( Hasil wawancara dengan
informan tanggal 19 Maret 2017).
Pernyataan yang sama juga di ungkapkan oleh bapak Sriyanto selaku ketua RT 03
mengatakan bahwa :
“ Musyawarah itu merupakan perintah dari pemerintah desa , tugas RT mengordinasi
masyarakat di lingkup RT nya agar segera musyawarah bersama masyarakatnya
untuk membahas pembangunan – pembangunan desa gitu, biasanya musyawarahnya
di lakukan di rumah RT / RW. Pembahasan yang di lakukan misalnya mengajukan
perbaiakan irigasi ( Hasil wawancara dengan informan. (tanggal 19 Maret 2017.)
Pelaksanaan musyawarah dusun dilaksanakan secara kekeluargaan sehingga
dalam pelaksanaanya antara dusun satu dengan lainya berbeda , musyawarah yang di
lakukan di desa atau dusun yan terdapat di desa Bendosari dapat cukup baik, sebelum
mengajukan usulan pembangunan , kepala dusun RT/RW tokoh masyarakat mengadakan
musyawarah desa \ dusun yang di adakan melalui forum – forum sederhana seperti
pengajian, majelis taklim kegiatan – kegiatan musyawarah pembangunan dan penyusunan
kegiatan pembangunan yang partisipatif yang sering di lakukan di desa hal ini di dukung
oleh pendapat kepala dusun bapak Ahmad Khoiri selaku kepala dusun Bendosari :
“ Di desa itu ono opo opo di omongne saling akrab, sama warga saya biasanya sering
ngobrol sama RT/RW bahkan masyarakat sendiri, jadi kalau ada apa apa pasti di
rembukkan dengan musyawarah” ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal
13 Maret 2017).
Berdasarkan hasil dari penelitian langsung di lapangan yang di lakukan oleh peneliti
RT , RW dan kepala dusun desa Bendosari telah melaksanakan kegiatan musyawarah dalam
penyusunn rencana pembanguan di desa Bendosari dengan peran RT ,RW kepala dusun di
dusun – dusun desa Bendosari telah melaksanakan janjinya dengan baik sebagai perwakilan
-
masyarakat yang nantinya akan di tamping oleh lembaga yang lebih tinggi yang bertugas
untuk menagani aspirasi masyarakat seperti LPMD, BPD dan Pemerintah desa.
b) Penyeleksiaan Usulan Kegiatan Pembangunan Dusun.
Kegiatan musyawarah yang di laksanakan di dusun oleh masyarakat bersama –
sama dengan RT\RW, kepala dusun selanjutnya aspirasi masyarakat di pilah – pilah dan di
pertimbangkan sesuai dengan prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah. Rancangan Anggran dibahas lagi oleh Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa bersama dengan RT,RW, Kepala dusun dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) yang ada di wilayah masing – masing dusun. Pernyatan di
atas di perkuat dengan apa yang di jelaskan oleh bapak Muji damai sebagai kepala desa
Bendosari sebagai berikut :
“Program – program yang di usulkan di dusun di tangani LPMD, BPD yang ada di
dusun masing – masing “ ( Hasil wawancara dengan informan pada 18 Maret 2017.).
Pembangunan yang di bahas di dalam musyawarah bersama masyarakat di tingkat
dusun meliputi pembangunan di bidang fisik, pembangunan di desa Bendosari yang tertuang
dalam RPJMDes yang di prioritaskan memiliki 4 bidang yaitu bidang pemerintahan , bidang
pembinaan pembngunan , bidang pemberdayaan, kebudian program – proram tersebut di
jabarkan menjadi program – program tahunan dengan di buatnya Rencana Kerja Pemerintah
( RKP) dan Rancangan Anggran Penerimaan dan Belanja Desa ( RAPBDes). Hal ini di
jelaskan oleh bapak Sundoro selaku sekretaris Desa Bendosari yang mengatakan bahwa :
“Dalam Penyusunan RAPBDes akan di laksanakan terlebih dahulu penyusunan RKP.
Penyusunanya sesuai dengan bidang – bidang yang terdapat didalam RPJMDes.
Dana desa yang turun sebanyak 30% mutlak untuk kewenangan pemerintah desa,
penyelenggaraan operasional kantor seluruhnya.” ( Hasil wawancara dengan
informan pada 18 Maret 2017)
-
Pelaksanaan musyawarah yang di laksanakan di dusun bersamamasyarakat hanya
membhas pembanguan fisik, langkah selanjutnya adalah pembahasan usulan yang telah di
tamping oleh BPD. Seperti yang di jelaskan oleh wakil ketua BPD bapak Imam lazin
sebagai berikut :
“ Hasil musyawarah akan di tamping oleh BPD yang berkordinasi yang berkordinasi
dengan RT/RW selanjutnya BPD akan menyerahkan ke pemerintah Desa. ( Hasil
wawancara dengan informan pada tanggal 21 Maret 2017)
Pernyataam di atas di benarkan oleh bapak Ramelan selaku ketua RT 02 yang
mengatakan :
“Dalam pembahasan usulan lebih lanjut, RT dan RW memang di ajak untuk
pembahasan selanjutnya namun BPD nya kurang aktif , jarang dating jadi yang
pembuat pelaksanaanya jadi susah”.( Hasil wawancara pada 20 Maret 2017).
Menindak lanjuti urusan usulan masyarakat RT/RW berperan penting dalam
pembahasanbersama lembaga LPMD dan BPD yang terdapat di desa Bendosari.
c) Penyusunan Prioritas Pembangunan.
Penyusunan kegiatan pembangunan yang telah di musyawarahkan bersama
masyarakat akan di kaji ulang oleh LPMD besama – sama dengan BPD di setiap dusun.
Pembangunan yang akan di biayai oleh APBDes akan di seleksi oleh LPMD, BPD selaku
perwakilan masyarakat. Pembangunan yang di usulkanuntuk kegiatan pembangunan harus
sesuai dengan RPJMDes , BPD akan memeriksa skala prioritas pembangunan itu benar –
benar penting dan utama untuk pembangunan di tahun anggran , usulan – usulan dari
berbagai dusun akan di pilah dan di tetapkan pembangunan yang mana yang paling di
butuhkan. Hal ini juga mendorong partisipasi masyarakat dalam penyepakatan penagajulan
-
usulan. Hal ini di jelaskan oleh bapak Imam Lazin sebagai wakil ketua BPD desa Bendosari
sebagai berikut :
“ Pengusulan dari masyarkat akan di seleksi oleh saya dan anggota BPD lainya
bersama LPMD, masing – masing dusun “ Pengusulan dari masyarkat akan di seleksi
oleh saya dan anggota BPD lainya bersama LPMD, masing – masing dusun.
Masyarakat dapat mengusulkan apa saja selama usulanya tidak menyimpang dari
RPJMDes. APBDes yang turun di desa tahun ini sekitar 1millyar rupiah namun yang
di gunakan untuk pembangunan fisik hanya 500 an juta rupiah maka dai itu usulan
masyarakat harus sesuai dengan dana yang di sediakan agar usulanya dapat di proses.
( Hasil wawancara dengan informan 20 Maret 2017).
Pernyataan dari wakil ketua BPD di perkuat oleh pernyataan Bapak Sriyanto selaku
ketua RT 03 yang mengatakan :
“Penetapan pemabgunan untuk tahun ini misalnya pembangunan perbaikan baping di
beri tau dana nya setiap pedukuhan kira – kira dapat 23 jutaan untuk pembangunan
baping 2017 selain itu masyarakat yang aktif dan banyak setuju dengan pengajuan
apa yang di utamakan usulan dusunya. Pengumpulan suara masyarkat juga akan
langsung di terima oleh LPMD dan BPD nanti RT\RW juga ikut pas penetapanya” (
Hasil wawancara dengan informan pada 18 Maret 2017)
Berdasarkan pernyataan di atas desa Bendosari dalam menemtukan program prioritas
sudah bertolak ukur pada RPJMDes yang ada untuk di taungkan pembangunannya dalam
APBDes, selain berpacu dalam RPJMDes penentuan program prioritas di desa Bendosari
juga di tentukan seberapa banyak kontribusi masyarakat dalam mendukung pembangunanya,
pembangunan yang menurut masyarkat sangat di butuhkan menjadi program prioritas
selanjutnya.
d) Penyusunan usulan ke dalam pos – pos pendapatan dan belanja RAPBDes.
Dalam dokumen perencanaan pemangunan desa memiliki perencanaan yang di
tuangkan kedalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)
dalam RPJMDes berisi rencana – rencana pembanguan dan rincian umum pendapatan desa
-
yang setaiap tahunya akan di jabarkan kedalam RKP yang pendanaanya di tuangkan ke
dalam APBDes.
Penyusunan program pembangunan dalam RPJMDes melibatkan masyarkat dalam
pengajuan usulanya, setiap tahun dalam mengkomplikasi usulan pendanaan pembangunan di
butuhkan sikronisasi antara pembangunan, pendapatan, dan pengeluaran, dalam pendanaan,
sehinnga usulan tersebut harus di komplikasi kedalam RAPBDes sebelum di sahkan menjadi
APBDes. Penyusunan pos – pos di lakukan oleh kepala Desa , tokoh – tokoh masyarakat,
LPMD, dan BPD. Pejelasan sumber pendapatan dana desa yang termasuk dalam APBDes
seperti yang di jelaskan sekretasis desa Bendosari bapak Sundoro sebagai berikut :
“ Desa untuk dapat dana desa dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (
APBN) pemerintah pusat ,bagi hasil pajak dari pemerintah daerah , retribusi daerah
dari pemerintah daerah, ADD pemerintah pusat melalui pemda, kalau dana desa dari
pemerintah pusat langsung dari APBN. ADD yang ada di APBDes sebagai
kewenngan desa. Untuk tahun sekarang desa mendapat ADD,BHP ,BHR melalui
dana transfer itu kewenangan desa. Untuk sumber pendapatan desa ada 4 yaitu PAD ,
hibah , Alokasi social PKAD.
Dalam penyusunan Pos – pos APBDes tahun 2016 pemerintah desa mengalami
kesulitan karena adanya simpang siur perubahan persaturan dari daerah sehingga RAPBDes
yang di buat oleh pemerintah di bantu oleh pendampingan atau orang dari kabupaten yang
dapat membantu jalanya penyusunan agar sesuia dengan peraturan yang ada. Hal ini di
dukung oleh pernyatakan bapak Imam Lazin selaku wakil ketua BPD desa Bendosari yang
mengatakan :
” Kalau ada perubahan dari atasan kita biasanya minta tolong pak Iwan orang
kecamatan yang sering membantu jadi kalau ada apa – apa tidak terjadi kesalahan
soalnya dananya 1 milyar dana yang besar, jika ada perubahan jadi penyusunan di
pos pos cepat untuk di ganti” ( wawancara dengan informan pada 13 Maret 2017).
-
Penyusuanan pos – pos anggaran dalam RAPBDes di lakukan untuk mengetahui
pengeluaran dan pendapatan yang di anggarkan desa dalam pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan RPJMDes, penyusunanya di laksanakan oleh pemerintah desa bersama BPD,
LPMD, dan tokoh masyarkat lainya, pembahasan dan penyusunan anggran yang ada dalam
pos – pos RAPBDes masyarakat sudah tidak lagi di libatkan sehinnga perlu adanya
kordinasi yang baik untuk penyusunan pos –pos RAPBDes yang memuat dana anggran
pendapatan dan belanja desa yang keluar , dalam hal ini peran penting LPMD dan BPD di
rasakan sangat di butuhkan sebagai wakil rakyat dalam pemeerintah desa.
Pos – pos pendapatan dan belanja desa yang sudah di susun di ajukan lagi kepada
BPD untuk di bahas kembali apakah sudah sesuai dan sudah sesuai dengan aspirasi
masyarakat. Desa Bendosari memiliki 9 orang angota BPD dan anggota LPMD yang terdiri
dari 8 orang, di mana masing – masing dusun memiliki 4 sampai 5 orang BPD dan masing –
masing 4 orang LPMD yang harus mewakili usulan dusun masing – masing . Fungsi BPD di
desa Bendosari belum cukup maksimal untuk mengkaji ulang usulan dalam format
penyusunan pos – pos RAPBDes. Hal ini di ungkapkan oleh kepala Desa Bendosari bapak
Muji damai sebagai berikut :
“BPD itu seharusnya perencana pengendalian rapat, pengoreksi, pos – pos yang ada
format RAPBDes, tapi umumnya di desa BPD tidak berjalan , jika tidak di dorong.
Di karenakana angota BPD adalah orang – orang yang aktif kerja sehingga mereka
kurang memperhatikan tugas dan fungsinya menjadi anggota BPD sehinnga kinerja
BPD di desa Bendosari belum maksimal. ( Hasil wawancara dengan informan pada
18 Maret 2017)
Pengoreksian format RAPBDes yang di dalamnya telah di susun pos – pos
pendapatan dan belanja desa kurang maksimal pengoreksianya oleh BPD , yang kurang aktif
-
dalam kegiatan pemerintahan , hal ini juga oleh bapak Sriyanto selaku ketua RT O3 sebagai
berikut :
“… BPD kurang aktif pokok e lek enekrapat jarang datang , ya gak ngusulno opo
sing di karepno masyarakat ya cuma teka rapat” ( Hasil wawancara dengan informan
tanggal 17 Maret 2017)
Kompilasi format dalam RAPBDes dapat mempermudah pemerintah dan masyarakat
dalam memahami pembangunan yang akan di laksanakan dan apa saja anngaran yang
tersedia telah sesuai untuk mencagah terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana. Hal ini
di jelaskan oleh bapak Sundoro selaku sekretaris desa Bendosari :
…” Format RAPBDes yang sudah di susun di konsultasikan bersama BPD dan
LPMD bersama kepala desa itu sudah di perinci rancangan angggaran biayanya,
masing – masing pembangunan sudah tercantum di dalamnya tinggal di setujui oleh
BPD . Untuk penyusunan satuan harga yang sudah di tentukan” . ( Hasil wawancara
dengan informan pada 12 Maret 2017)
Pernyataan bapak Sundoro selaku sekretaris desa Bendosari di benarkan oleh bapak
Imam lazin selaku wakil ketua BPD di uangkapkan sebagai berikut :
“BPD mendapat laporan lagi setelah RAPBDes yang di ajukan oleh pemerintah
desa , di berikan untuk di koreksi setelah itu langsung di ajukan untuk pengesahan “ (
Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 20 Maret 2017).
Berdasarkan hasil wawancaradi atas tahapan dalam penyusunan aspirasi masyarakat
kedalam RAPBDes akan di konsultasikan kembali bersama BPD dan LPMD, tetapi di desa
Bendosari BPD kurang efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai perwakilan
dari masyarakat.
-
2) Pengoreksian Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (RAPBDes oleh
Pemerintah Desa dan Lembaga Desa.
a) Penetapan Ulang usulan RAPBDes.
RAPBDes yang telah di susun melaui forum musyawarah dusun bersama masyarakat, di
kaji kembali oleh pemerintah desa bersama lembaga perwakilan masyarakat dalam kegiatan
musyawarah desa yang di laksanakan pada 18 Maret 2017, pengoreksian kembali RAPBDes ini
di lakukan untuk mengoreksi usulan pembangunan apakah sudah di prioritaskan sesuai dengan
RPJMDes dan juga dana sudah di anggarkan yang di sediakan untuk pembangunan yang di
usulkan masyarakat.
Pelaksanaan musrembang di tunjukan seperti yang terlihat dalam gambar berikut :
Gambar 4.2. Dokumentasi Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan.
Sumber : Arsip kegiatan Pemerintah Desa
-
Musyawarah desa Bendosari juga dihadiri oleh pemerintah desa Bendosari dan juga
lembaga perwakilan masyarakat , yang di laksanakan pada 18 Maret 2017 yang bertempat di
balai desa Bendosari dengan agenda musyawarah penyusunan rencana pembanguan desa RKP
dan APBDes tahun 2017.
Hal ini di ungkapkan oleh kepala desa Bendosari bapak Muji damai yang menyatakan
sebagai berikut :
“… Pengoreksian , pengesahan di tinggkat dusun di wewenangkan kepada BPD dan
LPMD , kepala Desa dan perangkat desa baru mendiskusikan dan menetapkan
bersama – sama lembaga perwakilan masyarakat dalam musyawarah rencana
pembangunan desa. ( Hasil wawancara dengan informan pada 18 Maret 2017).
Pernyataan dari kepala Desa Bendosari bapak Muji Damai di benarkan oleh wakil ketua
BPD bapak Imam lazin yang menyatakan :
“… BPD bersama- sama LPMD di beri wewenang oleh kepala desa untuk
mengoreksi usulan pembagunan dari masyarkat dan memprioritaskan yang benar –
benar penting sebelum di diskusikan dan pengesahan bersama – sama dengan Kepala
Desa dan perangkat desa lainya ( Hasil wawancara dengan informan pada 12 Maret
2017 )
Berdasakan wawancara yang telah di lakukan telah di ketahu bahwa RAPBDes yang
memuat pos – pos pendanaan pembangunan tidak begitu saja di ajukan, pengoreksian bersama
lembaga masyarakat dan perwakilan masyarakat di laksanakan dalam Musrembangdes dalam
memilih program prioritas agar sesuai dengan RPJMDes.
b) Penetapan Persetujuan.
Setelah melakukan tinjauan ulang dalam pembahasan RAPBDes dan di perleh
kesepakatan selanjutnya adalah pemerintah desa membuat rancangan peraturan
-
desa , oleh sekretaris desa . Seperti yang di katakan oleh Bapak Sundoro selaku
sekretaris desa Bendosari :
“….. Setiap penyusunan RAPBDes nanti setelahnya saya langsung membuat
peraturan desa tentang APBDes, saya yang menyusun soalnya saya yang mengetahui
dan menjadi PTPTD jadi tau, Kaur keuangan bertugas bikin draf saja”. ( Hasil
wawancara dengan informan pada tanggal 13 Maret 2017).
Pernyataan mengenai peyusunan RAPBDes ini juga di dukung oleh bapak Muji damai
selaku kepala desa Bendosari :
…”yang menyusun untuk persiapan APBDes menjadi peraturan desa adalah bapak
seketaris desa, persetujuanya saya bersama BPD dan LPMD ( wawancara dengan
informan tanggal 12 Maret 2017)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di ketahui penyusunan peraturan desa
mengenai APBDes di susun oleh sekretaris desa, PTPKD, di ketahui oleh kepala desa dan BPD
dimana peraturan desa ini akan di ajukan untuk di sahkan.
3) Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes.
a) Penetapan RAPBDes.
Rancangan RAPBDes yang sudah di koreksi dan telah disiapkan menjadi
peraturan desaAPBDes, akan di tetapan dan di sahkan melalui rapat yang melibatkan
BPD,LPMD dan kepala Desa. Pengesahan peraturan Desa tentang APBDes di
laksanakan pada tanggal 18 Maret 2017, pernyataan ini di dukung oleh bapak Imam
lazin selaku wakil ketua BPD desa Bendosari yang mengatakan :
…“ BPD Desa Bendosari membahasRAPBDes yang di anggarkan dalam dana
desa tahun ini kurang lebih sebanyak 1 milyar rupiah yang di gunakan untuk
pembangunan fisik sekitar 500 juta-an sisanya di kelola untuk tunjangan, persetujuan
rancangan ini di musyawarahkan dan di sepakati bersama kepala desa yang
selanjutnya diverifikasi.” ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 20 Maret
2017.)
-
Hal ini juga di jelaskan oleh bapak Sundoro selaku sekretaris Desa Bendosari
yang menjelaskan sebagai berikut :
“ RAPBDes sebelum di sahkan menjadi peraturan desa APBDes di teliti dulu
,dikonsultasikan bersama BPD dan lembaga masyarakat disahkan oleh kepala Desa
di verifikasi oleh kecamatan, kesamatan verifikasi dari tahap pendampingan, jika ada
kesalahan dari pendampingan nanti akan di betulkan, nanti di kecamatan yang sudah
benar – benar fix dan di tandatangani oleh kecamatan. ( hasil wawancara dengan
informan pada tanggal 13 Maret 2017).
Dalam pengesahan tersebut juga adanya eran kepala Desa Bendosari yang di
jelaskan oleh bapak Muji damai sebagai berikut:
” Peran saya jika sudah di laksanakan musyawarah dusun peran saya adalah
mengesahkan dan memilih program prioritas yang mana mengesahkan dan
pertangungjawaban wewenang saya sebagai kepala Desa ,BPD dan badan pengawas
keuangan desa. ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 18 Maret 2017).
Pelaksanaan penyusunan RAPBDes hingga pembuatan peraturan desa mengenani
APBDes sudah dilakukan desa Bendosari, desa Bendosari juga memiliki pedamping dari
kabupaten yang mempermudah proses penyusunan hingga pengajuan untuk pengesahan
APBDes. Peran dalam menyetujui dan memilih program prioritas di laksanakan oleh
kepala desa bersama dengan BPD desa Bendosari.
b) Sosialisasi.
Sosialisasi ini dilakukan setelah berbagai tahapan penyusunan dan
pengesahanAPBDes. Sosialisasi adalah pemberitahuan hasil penggunaan dana desa dan
arah pembagunan yang telah di sepakati oleh masyarakat dan pemerintah desa. Upaya
-
yang di lakukan pemerintah desa Bendosari untuk melakukan sosialisasi dengan
melibatkan bantuan dari lembaga masyarakat RT dan RW setempat maupun memberikan
selembaran dan menempatkan famplet.
Seperti yang di uangkapkan oleh ibu Nuraini selaku masyarakat desa Bendosari
yang mengatakan :
“….. enek tulisan ndek papan pengumuman tentang dana- dana sing di gunakno
kanggo pembangunan opo lan opo ndek setiap RT biasane ndek pertigaan utowo
perempatan, ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 12 Maret 2017).
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa Bendosari pemerintah desa
dan perangkat desa bendosari sudah turut aktif dalam pelaksanaan tugasnya, pemerintah
sudah mengupayakan pemberitahuan tentang pembangunan dan anggaran yang akan di
gunakan.
4) Forum Partisipasi Masyarakat.
Partisipasi masyarakat di Desa Bendosari di mulai melaui pengundangan atau
pemberitahuan dari pemerintah desa untuk mengadakan rapat pembangunan, rapat ini di
koordinir oleh RT/RW, LPMD hingga BPD. Pada umumnya masyarakat desa Bendosari
sudah menjalankan musyawarah di setiap dusun. Partisipasi masyarakat ini akan di
tamping oleh RT/RW dan ditindak lanjuti oleh BPD dan LPMD di setiap dusun, usulan
pembangunan yang di lakukan nantinya menjadi masukn dalam penyusunan APBDes.
a) Pengadaan Musyawarah Dusun.
-
Pengadaan musyawarah di dusun- dusun yang ada di desa Bendosari di mulai
melalui musyawarah dusun bersama masyarakat desa Bendosari dan di koordinasi oleh
RT/RW setempat, musyawarah yang diadakan oleh dusun bersama masyarakat desa
Bendosari yang dikoordinasi oleh RT/RW setempat, musyawarahnyang diadakan
biasanya membahas pembangunan , kerja bakti , kegiatan swadaya serta kegiatan –
kegiatan desa lainya. Hal ini di jelaskan oleh bapak Ramelan selaku ketua RT 02 yang
menjelaskan:
“ kalau ada kegiatan rapat biasanya dari desa memberikan surat pemberitahuan
terlebih dahulu lalu RT mengumpulkan masyarakat yang biasanya ngumpul di
tempat seperti rumah RT, musolla, masyarakat kebanyakan antusias jika ada
kegiatan rapat. ( Hasil wawancara dengan informan pada tangal 18 Maret 2017).
Pernyataan lain di berikan oleh bapak suhendro sebagai masyarakat Dusun Bendosari
Desa Bendosari yang mengatakan :
“Aku ora ngerti opo – opo tentang APBDes, gak tau di undang misalnya ada
musyawarah di RT dadi ya gak eroh opo -opo , sing di undang ya wong sing duwur –
duwur ngeneiki gak eroh opo- opo ( Hasil wawancara dengan informan pada 23
Maret 2017).
Pernyataan yang sama juga di uangkapkan oleh ibu Mujiah sebagai masyarakat dusun
Kromasan desa Bendosari sebagai berikut :
“ Lek undangan memang di undang oleh RT, setiap desa juga punya kader seperti
LPMD, biasanya masyarakat yang di undang gak semua kebanyakan kader – kader
tok yang tau. Saya pernah pegalaman di koperasi wanita ya begitu yang tauhanya
anggota – angota saja aku gak tau mgerti tentang APBDes.( Hasil wawancara
dengan informan pada 22 Maret 2017).
-
Musyawarah dusun yang diadakan untuk penyerapan aspirasi masyarakat yang di
koordinir RT/RW,LPMD, Kepala Dusun dengan mengundang masyarakat desa
Bendosari.
Pernyataan lain datang dari bapak Zaenal Aripin warga desa Bendosari yang
mengatakan :
…”Musyawarah di RT ada tapi RT tok masyarakat gak ikut ndak di ajak
musyawarah tapi tau bangun baping. Kalau saya soalnya Limnas jadi tau bangun
baping dari rapat Limnas.”( Hasil wawancara dengan informan pada 23 Maret 2017).
Pernyataan tersebut juga dikatakan oleh bapak Eko warga desa Bendosari yang
mengatakan :
“… Musyawarah saya tidak pernah ikut gak pernah tau jika ada musyawarah dan
saya juga gak pernah tau sama sekali tentang APBDes. ( Hasil wawancara dengan
informan pada 23 Maret 2017).
Pernyataan lain datang dari bapak Mujiono warga Dusun Kromasan Desa Bendosari
yang mengatakan sebagai berikut :
“APBDes saya gak tau masyarakat enggak di kasih tau Cuma
perangkatperangkatnya tok sing rapat, saya paling ada apa – apa ngobrol sama pak
RT saya nales ikut rapat soalnya wes gitu – gitu aja, rapat RT disini jarang RT nya
juga sibuk kerja jadi yang mewakili anaknya jarang musyawarah”
Berdasarkan wawancara di atas masyarakat Desa Bendosari tidak sepenuhnya
mengetaui kegiatan musyawarah pembangunan di desanya. Masyarakat Desa Bendosari
masih beramsusi bahwa yang terlibat dalam musyawarah hanyalah perangkat – perangkat
-
desa dan lembaga – lembaga masyarakat. Selain musyawarah di dusun aspirasi masyarakt
akan dintampng oleh lembaga masyarakat yaitu LPMD dan BPD.
Selain wawancara yang di lakukan di lapangan data yang mendukung adanya
partisipasi masyarakat Desa Bendosari dalam kegiatan musyawarah pembangunan yaitu
dengan adanya daftar hadir pada kegiatan musyawarah dusun RKP yang nantinya akan di
tuangkan pada APBDes pada table berikut :
TABEL 4.3.8 Daftar Hadir Musyawarah Dusun Desa Bendosari Tahun 2017
No Daftar Hadir Keterangan
1 Imam Lazin Wakil ketua BPD
2 Bambang Sutiono Angota BPD
3 Nurkholis Sekretaris LPMD
4 Romelan Ketua RT 02
5 Sriyanto Ketua RT 01
6 Muhtar Ketua RT 10
7 Siswoyo Ketua RW III
8 Zaenal Arifin Warga RT 02
9 Suhendro Warga RT O2
10 Mashudi Warga RT 04
11 H. Juwahir Warga RT 08
Tabel kehadiran masyarakat dslsm kegiatan musyawarah yng di selenggarakan
oleh desa, telah mengikutsertakan masyarakat sebanyak 180 jiwa dari seluruh total
-
masyarakat produktif di Desa Bendosari, yang berate penyusunan usulan tahuan 2017
dalam penyusunan RKP yang akn di tuangkan dalam RAPBDes telah melibatkan 12.9%
masyarakat desa Bendosari. Presentase kelibatan masyarakat dalam pengambilan
keputusan sebanyak 12,9 di anggap sebagai perwakilan masyarakat dalam menentukan
program pembangunan yang di prioritaskan di Desa Bendosari.
Kegiatan musyawarah dusun yang di laksanakan tidak semua masyarakat Desa
Bendosari ikut terlibat aktif dalam kegiatanya, pada kegitan ini perwakilan masyarakat di
undang minimal senamyak 10 orang dari setiap masing – masing dusun untuk ikut serta
menghadiri kegiatan musyawarah dusun, yang di wakilkan oleh tokoh – tokoh masyarakat.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Badan Permusyawaratan
Desa ( BPD) yang bertugas sebagai wakil rakyat yang berfungsi sebagai wadah
penampungan aspirasi masyarakat, tetapi BPD desa Bendosari kurang aktif dalam
musyawarah yang diadakan di dusun – dusun bersama masyarakat. BPD desa Bendosari
berjumlah 9 orang yang setiap dusun memiliki 9 orang angota BPD, yang setiap dudun
memiliki perwakilan BPD. Hal ini di jelaskan pak Nur Kholis selakuketua LPMD Desa
Bendosari sebagai berikut:
“… LPMD menurut kepala desa hanya sebatas mengetahui harapan yang masuk
dalam pembangunan itu merupakan harapan dari masyarakat, pembanguan tahun ini
juga harapan dari masyarakat, karena sebelum pembanguann tahunan di dalam
RAPBDes juga itu semua sudah usulan dari masyarakat”. ( Hasil wawancara dengan
informan pada tanggal 22 Maret 2017).
Seperti yang di uangkapkan oleh ketua RW 03 Dusun Bendosari yang
menyatakan :
-
“…. LPMD kalau rapat males, kurang aktif,soale pas rapat wes ngene ae ya sudah,
siapa yang mau jadi pelaksanaan pembangunan, di tawari yang mau jadi pelaksana
pembangunandi tawari yang mau jadi pelaksana pembangunan, missal Pak RT, pak
RW yawes sudah”.( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 21 Maret
2017).
Selain LPMD dan BPD perwakilan dari masing – masing dusun di amanahkan
kepada kepala Dusun yang menghadiri rapat Musrenbangdes di dalamnya membahas
program – program yang akan di bangun dan telah di sepakati bersama masyarakat yang
nantinya akan di anggarkan ke dalam RAPBDes Musrembangdes ini di laksanakan pada
tanggal 18 April 2017.
1. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi masyarakat dalam Penyusunan
Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi adalah faktor yang timbul dari berbagai
aspek dan kultur dari desa itu sendiri. Desa Bendosari merupakan desa yang memiliki budaya
yang masih kental dengan adat – istiadat dalam kehidupan sehari – hari dalam pelaksanaaan
musyawarah dusun hingga musyawarah desa masyarakat desa Bendosari di pengaruhi oleh
berbagai faktor dan budaya, salah satunya adalah masyarakat desa Bendosari yang masoritas
bekerja sebagai petani, peternak dan pekerja bangunan sehingga pelaksanaan musyawarah
dusun /desa seringkali di laksanakan pada malam hari . Selain faktor di atas tersebut faktor
adat istiadat juga mempengaruhi kehadiran dalam kegiatan musyawarah yang di lakanakan,
-
kegiatan musyawarah yang di laksanakan pada malam hari sehingga kebanyakan kaum
perempuan tidak bisa ikut serta dalam kegiatan musyawarah dusun / desa.
Faktor budaya juga salah satu yang mempengaruhi partisipasi masyarakat desa
Bendosari seperti laki- laki sebagai kepala keluarga sehingga jika ada kegiatan seharusnya laki
– lakilah yang harus hadir masih melekat di desa Bendosari, sehingga kontribusi perempuan
dalam partisipasi masyarakat di Desa Bendosari masih lemah. Faktor tingkat pendidikan juga
bisa mempengaruhi lemahnya partisipasi masyarkat, di desa Bendosari dengan tingkat rata –
rata penduduk hanya sampai pada tingkat pendidikan wajib belajar 9 tahun dengan lemahnya
tingkat pendidikan sehingga masyarakat desa Bendosari seringkali tidak menganggap penting
kegiatan yang di selenggarakan oleh desa masyarakat lebih berfikir untuk hanya mengikuti apa
yang sudah menjadi keputusan aparatur desa, dalam pelibatanya mereka seringkali tidak aktif
bahkan tidak ikut hadir dalam kegiatan, keputusan lebih di serahkan kepada perwakilan
masyarakat dan pemerintah desa. Masih kentalnya budaya elite desa juga menjadi salah satu
faktor dalam pembuatan atau penyelenggaraan kegiatan musyawarah desa berjalan seperti
tidak melibatkan masyarakat, hanya tokoh – tokoh tertentu dan pemerintahan desa yang
terlibat sebagai perwakilan masyarakat, selain itu elite desa juga berperan sebagai coordinator
masyarakat di setiap masing – masing dusun yang ada.
a) Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat.
1) Faktor Internal.
Dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat kegiatan yang di selenggarakan oleh
masyarakat desa Bendosari memiliki keinginan yang kuat dalam memberikan kontribusi
dalam kegiatan yang di selenggarakan, hal ini tumbuh atas kesadaran masyarakat untuk
terlibat aktif dalam kegiatan untuk memajukan desa Bendosari. Musyawarah yang
-
diadakan di desa Bendoasi yang di laksanakan guna untuk dapat memajukan desa
Bendosari dengan melibatkan partisipasi masyarakat, namun masyrakat desa Bendosari
masih menganut adat bahwa laki – laki yang melaksanakan kegiatan – kegiatan
musyawarah, perempuan di Desa Bendosari notabene yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga merasa bahw dalam pelaksanaan kegiatan musyawarah desa yang di laksanakan
seharusnya di hadiri oleh laki – laki , hanya beberapa perempuan yang terlibat dalam
kegiatan yang di laksanakan di desa Bendosari. Faktor adat istiadat yang masih kental di
Desa Bendosari sehingga laki – laki yang berkewajiban menghadiri kegiatan yang
diadakan oleh desa sehingga perempuan kurang terlibat dalam pengambilan suara tetapi
masyarakat desa Bendosari pada umumnya mempunyai keinginan untuk ikut aktif dalam
kegiatan yang ada di desa Bendosari , hal ini di sampaikan oleh ibu Winnarti masyarakat
dusun Bendosari sebagai berikut :
“ Saya kurang tau jika ada kegiatan – kegiatan apa di desa, saya hanya ikut
koperasi wanita tapi kalau ada musyawarah – musyawarah baik di dusun maupaun
desa itu mayoritas yang di undang bapak – bapak . Paling kalau ibu – ibu jika ada
masalah atau ide – ide biasanya bilangnya ke pak RT. ( Hasilwawancara dengan
informan pada tanggal 21 Maret 2017).
Hal yang sama juga di sampaikan oleh ibu Endah Setyowati masyarakat Dusun
Kromasan Desa Bendosari yang menyatakan sebagai berikut :
“Saya tidak mengetahui sama sekali tentang APBDes, tapi klau ada kegiatan dan di
undang ya pasti diusahkan untuk datang. Biasanya saya hanya ngobrol – ngobrol
dengan pak RT dan ibu – ibu misalnya kenapa jalan yang sudah di bangun cepat
rusak dan tidak kunjung di perbaiki. Kalau disni ibu – ibu jarang ikut rapat memang”
( Hasil wawancara dengan informan pada 22 Maret 2017).
2) Faktor Eksternal.
-
Selain faktor masyarakat sendiri ingin berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan yang di lakukan di desa peran perintah , lembaga – lembaga kemasyarakatan
, dan tokoh – tokoh masyarakat Desa bendosari juga mengupayakan keterlibatan
masyarakat dalam pengambilan suara maupun musyawarah yang di lakukan sebagai media
tukar pikiran dan membahas pembangunan desa. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak
Siswoyo selaku ketua RW III yang menyatakan sebagai berikut :
“ Jika masyarakat tidak ikut rapat di RT/RW nanti pembangunan – pembangunanya
bisa di alihkan ke desa lainya. Masyarakat di dusun sini sudah banyak yang aktif jika
ada rapat soalnya masyarakat sadar klau kabeh iku bakale kanggo masyarakat” (
Hasil wawancara dengan informan pada 22 Maret 2017)
b) Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat.
1) Faktor Internal.
Masyarakat Desa Bendosari merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi adat
istiadat , nilai gotong royong dan nilai kekeluargaan antara warga memiliki kendala
tersendiri jika ketidakhadiranya dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh RT/RW
maupun pemerinah desa itu sendiri, kendala ketidakhadiran masyarakat biasanya berasal
dari kepentingan pribadi masyarakat itu sendiri. Hal tersebut juga di dukung oleh pendapat
ibu Nuraini salah satu masyarakat dusun Bendosari desa Bendosari yang menyatakan
sebagai berikut :
“ Kalau di Tanya masalah APBDes gak ngerti apa “ wong wong ya akeh sing gak
ngerti mbak, masyarakat tau – tau ya beres. Apalagi kaum perempuan gak onok sing
melu rapat dadi opo ae keputusane y awes manut ae ( Hasil wawancara dengan
informan pada 22 Maret 2017).
Hal lain di sampaikan oleh Ibu Iswari masyarakat dusun Bendosari Desa Bendosari
yang mengatakan :
-
“ Saya klau ada rapat ya di undang soalnya di rumah gak ada orang laki – laki
tapi saya gak pernah ikut bosen cuma gitu – gitu aja dan kebanyakan kaum laki –
laki jadi males hadir juga” ( Hasil wawancara dengan informan pada 22 Maret 2017)
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti diatas faktor yang salah
satunya mempengaruhi masyarakat tidak turut aktif dalam kegiatan yang di adakan baik
oleh Dusun maupun Desa karena masyarakat merasa tidak di libatkan dalam kegiatan yang
di adakan oleh Dusun. Minimnya keterlibatan kaum perempuan terhadap kegiatan yang
diadakan oleh desa juga sangat mempengaruhi tidak turut aktifnya masyarakat dalam
kegiatan yang diadakan oleh Desa, selain faktor tersebut masalah lain yang mempengaruhi
kurang aktifnya masyarakat adalah kurangnya kinerja pemerintah desa sehingga
menyebabkan masyarakat tidak terlibat di dalam kegiatanya.
2) Faktor Eksternal.
Selain faktor internal faktor pekerjaan dan kepentingan pribadi dari masing –
masing masyarakat juga mempengaruhi minimnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan
yang diadakan oleh Dusun maupun Desa. Hal ini di sampaikan oleh bapak Ahmad yang
mengatakan sebagai berikut :
“ Saya sehari – hari bekerja sebagai sopir jadi sering keluar kota jadi saya kurang
mengetahui mengenai rapat – rapat yang diadakan baik di dusun maupun di desa
saya juga menerima undangan tapi hingga saat ini belum pernah hadir sama sekali.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh Ibu Nuryati sebagai masyarakat desa
Bendosari yang menyampaikan sebagai berikut :
“ Saya kalau ada musyawarah baik di Dusun maupun di Desa saya tidak pernah
dapat undangan jadi ya gak pernah ikut, jika di undang pun juga belum tentu bisa
-
dtang soalnya ngurus rumah sama jualan setiap hari” ( Hasil wawancara dengan
informan pada 22 Maret 2017).
Berdasarkan hasil wawawancara di atas faktor – faktor yang mempengarui
masyarakat desa Bendosari tidak turut aktif dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh
Dusun maupun Desa selain faktor internal yaitu faktor ekternal yang mana masyarakat
Desa Bendosari tidak dapat turut aktif dalam kegiatan yang diadakan karena mereka ada
urusan pribadi, misalnya karena pekerjaan mereka yang tidak dapat di tinggal.
C. Analisis Data Fokus Penelitian
1. Partisipasi dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
a) Mekanisme penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes)
Pembangunan merupakan proses yang di lakukan secara berencana yang
perencanaanya berorientasi pada perubahan dan pertumbuhan yang menuju kearah yang lebih
baik. Pelaksanaan pembangunan menurut Suryono (2010:19-25) salah satu hal dalam
pembangunan yang perlu di perhatikan adalah pemberdayaan masyarakat yang merupakan
upaya pemanfaatkan pengelolaan sumberdaya masyarakat secara lebih efektif dan efisen
-
supaya masyarakat dapat di libatkan adalam visi dan misi pembangunan kedepan yang akan di
wujudkan sehingga program – program pembangunan yang dilaksanakan nantinya sesuai
dengan keinginan dari masyarakat. Partisipasi masyarakt dalam rangka pelaksanaan
pembangunan harus melibatkan partisipasi dari seluruh kalanganmasyarakat karena
pembangunan meliputi beberapa aspek kehidupan seperti bidang ekonomi, bidang social
budaya , bidang politik dan lain – lain, bidang – bidang ini akan berhasil jika di dalam
pelaksanaanya melibatkan partisipasi masyarakat dan pertangung jawaban atas pembangunan
tersebut.
Pembangunan yang di laksanakan oleh desa hakikatnya perencaaan pembangunan
adalah dari, oleh, untuk masyarakat. Berdasarkan pengertian perencanaan pembangunan
pelaksanaan Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa ( APBDes) termasuk dalam
aktifitas perencanaan yang dokumen perencanaan anggaranya yang di dalamnya menjadi
acuan pendanaan dari kegiatan pembangunanyang akan di laksanakan.
Berdsarkan modul penyusunan APBDes yang partisipatif Handono (2005:87) tahap
penyusunan APBDes yang partisipatif adalah :
Tahap 1. Penyusunan dan pengajuan RAPBDes.
7) Menyusun usulan – usulan kegiatan pembangunan dusun RT/RW. Penyusunan
usulan kegiatan dusun RT/RW ini di lakukan melalui musyawarah pembangunan
dusun , RT/RW dan melibtkan warga dusun yang bersangkutan , Kepala Dusun ,
Ketua RT/RW dan kelompok – kelompok masyarakat yang ada di dusun.
8) Membahas usulan kegiatan pemangunan yang diajukan dusun pembahasan
usulan kegiatan pembangunan yang dusun ini di ajukan dusun ini melalui
-
Musyawarah Pembangunan Desa dan melibatkan kepala Desa, kepala Dusun dan
masyarakat.
9) Penyusunan skala prioritas kegiatan pembangunan ini melalui Musyawarah
Pembangunan Desa yang melibatkan kepala Desa,kepala Dusun dan masyarakat.
10) Konsultasi publik diadakan Musyawarah Pembangunan Desa dan melibatkan
kepala Desa, kepala Dusun dan Masyarakat.
11) Mengkomplikasi usulan yang diterima dalam format RAPBDes ( pos- pos
pendapatan dan belanja ) penyatulan usulan yang di terima di dalam format
RAPBDes ini dilakukan melalui Musyawarah Pembangunan Desa, kepala Dusun
dan masyarakat.
12) Pengajuan RAPBDes untuk di bahas oleh BPD yang dilakukan melalui
Musyawarah Pembangunan Desa dan melibatkan kepala Desa,kepala Dusun dan
masyarakat.
Tahap 2 Pembahasan RAPB
4) Konsultasi public yangdilakukan melalui rapat / musyawarah pembahasan
RAPBDes dan melibatkan BPD dan Masyarakat.
5) Penyusunan tanggagapan, koreksi dan usulan perbaikan RAPBDesini dilakukan
melalui musyawarah pembahasan RAPBDes dan melibtkan BPD dan
masyarakat.
6) Perumusan dan penetapan persetujun ini dilakukan melalui rapat /musyawarah
pembahasan RAPBDesdan melibatkan BPD dan masyarakat.
-
Tahap 3 Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes
4) Penetapan pengesahan RAPBDes menjadi APBDes dilakukan melalui rapat
paripurna RAPBDes dan melibatkan kepla Desa BPD dan masyarakat.
5) Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes di lakukan melalui rapat paripurna
pengesahan RAPBDes yang di lihat oleh Kepala desa, BPD dan masyarakat.
6) Sosialisasi APBDes dilakukan melalui pengumuman da sosialisasi APBDes melalui
saluran – saluran komunikasi yang ada di desa dan melibatkan Kepala Desa BPD
dan masyarakat.
Mekanisme penyusunan APBDes di Desa Bendosari
1) Penyusunan Usulan RAPBDes.
a) Musyawarah penyusunan Rencana Pembanguan Tingkat Dusun.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di lapangan, peran tokoh – tokoh
masyarakat di tunjuk sebagai RT/RW, kepala Dusun telah melakukan tugas dan peranya
sebagai wakil dari masyarakat denan baik, RT/RW dan kepla Dusun Desa Bendosari telah
mengupayakan pelaksanaan Musdus yang telahdi beritahukan seelunya oleh pemerintah desa,
dan juga pada pelaksanaan kegiatan musyawarah pembangunan jangka menengah desa yang
akan di masukan kedalam RPJMDes, APBDes dan RKP.
Mekanisme di atas telah sesuai dengan modul APBDes partisipatif penyusunan kegiatan
pembangunan di mulai dari tingat paling bawah yaitu tingkat Dusun bersama RT/RW.
Penyusunan usulan kegiatan pembangunan ini dilakukan melalui musyawarah pembangunan
Dusun RT/RW yang melibatkan masyarakat yang bersangkutan , kepala Dusun ketua RT/RW
dan kelompok – kelompok masyarakat yang ada di dusun.
-
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan RT/RW kepala Dusun Desa Bendosari telah
melaksanakan peran dan fungsinya pada pelaksanaan kegaiatan musyawarah yang diadakan
telak melaksanakan fungsinya dengan cukup baik dan harus lebih di tingkatkan lagi.
b) Penyeleksian Usulan kegiatan Pembangunan Dusun.
Penyeleksian usulan kegiatan pembangunan dusun adalah tahap setelah dilakukanya
penampungan aspirasi masyarakat di setiap dusun di desa Bendosari, dilaksanakan oleh
LPMD, RT/RW, kepala Dusun,dan BPD yang ada di setiap dusun masing – masing di desa
Bendosari, penampungan aspirasi masyarakatdipilah untuk diprioritaskan dalam musyawarah
pembangunan yang dilaksanakan di desa. Pada tahun 2017 di laksanakan oleh lembaga-
lembaga perwakilan dusun, untuk selanjutnya di sampaikan kepada pemerintah desa dalam
penyusuna RPJMDes, RKP dan APBDes. Pada tahapan ini masyarakat desa Bendosari sudah
tidak di libatkan , dalam tahap ini hanya melibatkan perwakilan seperti RT/RW, Kepala Dusun,
LPMD dan BPD, tetapi kendala yang di hadapi di desa Bendosari yaitu kurang aktifnya BPD
dalam kegiatan yang di laksanakan di forum dusun.
Pada kegiatan musyawarah yang dilakukan ini belum sepenuhnya sesuai dengan yang
terdapat dalam Modul Penyusunan APBDes yang Partisipatif karena Kepala Desa Bendosari
belum ikut hadir dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh dusun, pada kegaiatan pemilihan
usulan program yang prioritas juga tidak melibatkan masyarakat, peran masyarakat di sisni
hanya ada dalam musyawarah dusun untuk pengajun usulan tersebut selanjutnya di koordinir
oleh lembaga perwakilan masyarakt seperti RT, RW, Kepala Dusun , LPMD, dan BPD.
Perbedaan yang lain adalah dalam modul APBDes tidak di sebutkan lembaga perwakilan
musyawarah seperti LPMD, BPD,dan RT/RW yang berperan sebagai pelaksana kegiatan yang
merupakan penampungan aspirasi dari masyarakat dan pemilah program yang telah di ajukan
-
oleh masyarakat, berdasarkan hasil penelitain di lapangan peran dari RT/RW, LPMD, desa
Bendosari sangat membantupengambilan usulan dan pemilihan usulan masyarakat sehingga
lebih mengefektivitaskan dan mengefisensukan kegiatanpengambilan usulan yang ada di
lapangan.
c) Penyusunan Prioritas Pembangunan.
Penyusuna prioritas pembangunan adalah tahapan pemilihan arah pembangunan yang
akan di prioritaskan, hal ini dilakukan oleh LPMD,BPD, dan pelaksana kegiatan dalam tahapan
ini pembngunan akan lebih diseleksi apakah sudah sesuai dengan RPJMDes yang ada,
penyusunan skala prioritas ini akan diperiksa oleh BPD desa Bendosari apakah pembangunan
yang di prioritaskanbenar – benar penting dan utama untuk thun 2016 dan untuuk di masukkan
kedalalam anggaran dan di periksa apakah anggaran yang akan di keluarkan untuk pelaksanan
pembangunan dan kegiatan sudah sesuai dengan APBDes.
Hasil penelitian di lapangan pada tahapan yang dilakukan melalui musyawarah yang
ditangani oleh lembaga perwakilan masyarakat , hal ini berbeda dengan Modul APBDes
Partisipatif karena pada tahap ini belum melibatkan kepala desa dan kepala dusun pada taham
ini berpern sebagai perwakiln masyarakat untuk mengetahui program yang di usulkan telah
sesuai dengan pembangunan di RPJMDes dan anggran yang tersedia di desa pada tahap ini
masyarakat sudah tidak di libatkan dalam pengambilan keputusan, hal ini bebeda dengan yang
ada dalam modul APBDes partisipatif yangmenjelskan perlu adanya keterlibatan anatara
kepala desa, kepal dusun dan masyarakat.
d) Penyusunan Usulan kedalam Format RAPBDes( pos- pos pendapatan dan belanja)
Pada modul APBDes Partisipatif sebelum diadakanya tahapanpenyusunan usulan kedalam
formatbRAPBDes terlrbih dahulu di laksanakan konsultasi publik dalam musyawarah
-
pembangunan Desa dengan melibatkan kepala Desa, Kepala Dusun dan masyarakat, tetapi
dalam penyusuan Angggaran Penerimaan dn Belanja Desa ( APBDes) di desa Bendosari
tidakdi lakukan konsulytasi publik,penyusunan skala prioritas yang dilakukan pada tingkat
dusun sebelum di ajukan ke dalam MusDus bersama pemerintah desa. Langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah penyusunan usulan kedalam format RAPBDes.
Pada tahap ini akan di lakukan perincisn program yang di ajukan dalam pembahasan
musyawarah desa ini dilakukan dalam penyusunan RPJMDes, RKP,dan APBDes. Pada tahap
penyusunan APBDes desa Bendosari tahun 2017 , telah di lakukan pemilihan program
prioritas yang akan di bangun dan di tuangkan kedalam RKP langkah selanjutnya adalah
mengkmplikasi usulan pembangunan yang di butuhkan dengan anggran, pendapatan
danpengeluaran sebelum di masukkan ke dalam format RAPBDes dan di sahkan menjadi
APBDes penyusunan pos- pos dilakukan oleh kepala Desa, kepala Dusun, LPMD,PTPKD dan
BPD.
Mengkonglikasikan usulan- usulan kedalam pos- pos pendapatan dan belanja RAPBDes
tahun 2017 pemerintah desa mengalami kendala karena adanya perubahan peraturan dari
pemerintah pusat,tahun 2017 penyusunan pos-pos APBDes di desa Bendosari di bantu oleh
pendampingan dari orang kabupaten yang membantu jalanya penyusunan pos –pos dalam
APBDes agar sesuai dengan peraturan. Penyusunan pos- pos anggaran dalam RAPBDes
dilakukan untuk mengetahui pengeluaran dan pendapatan desa yang akan dianggarkan dalam
satu tahun dilakukan dalam musyawarah desa bersama kepala Desa, sekretaris Desa, PTPKD,
BPD, LPMD dan perwakilan lainya.
Pada tahapan ini aspirasi masyarakat hanya di wakilkan oleh LPMD,BPD. Pos - pos
pendapatan dan belanja desa yang sudah di susun dalam format RAPBDes sebelum disahkan
-
menjadi APBDes akan di periksa kembali oleh BPD Desa Bendosari, tetapi BPD Desa
Bendosari kurang aktif dalam kegiatan yang diadakan sehingga BPD Desa Bendosari akan
langsung menyetujui usulan yang diusulkan.
Berdasarkan penelitian kelapangan yang di lakukan pada tahun 2016 sudah sesuai dengan
yang ada dalam modul APBDes Partisipatif komplikasi usulan yang di terima dalamformat
RAPBDes (pos – pos pendapatan dan belanja ) penyusunan usulan yang diterima dalam format
RAPBDes ini dilakukan dalam musyawarah pembangunan desa dengan melibatkan kepala
Desa, Kepala Dusun dan perwakilan masyarakat, perbedaan dalam modul administratif
mengenai keterlibatan masyarakat maupun tokoh masyarakat secara langsung dalam
musyawarah yang dilakukan di desa yang diundang hanya lembaga perwakilan masyarakat dan
perangkat pemerintah desa, karena untuk mengefesiensikan keadaan pada saat musyawarah
sehingga keputusan hanya di bawa oleh lembaga perwakilan masyarakat ,pengoreksian format
RAPBDes partisipatif untuk di bahas oleh BPD melalui Musyawarah Pembangunan Desa.
-
2) Pengoreksian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( RAPBDes) oleh
pemerintah Desa dan Lembaga Desa.
a) Penelaahan Ulang Usulan RAPBDes.
Penelaahan Ulang Usulan RAPBDes dilkukan dalam musyawarah Rencana Pembangunan
Desa untuk mendengar pendapat dari berbagai pihak yang disebut dengan konstitusi publik
pada saat kegiatan musyawarah pembangunan desa yang di laksanakan pada 18 Maret 2017.
Musyawarah pembangunan desa juga dihadiri oleh pemerintahan desa, lembaga – lembaga
perwakilan masyarakat dan tokoh – tokoh masyarakat, dengan agenda musyawarah
penyusunan rencana pembangunan desa RKP dan APBDes tahun 2017).
b) Penetapan Persetujuan.
Setelah dilakukan penelaahan ulang dalam forum konsultasi publik, langkah selanjutnya
adalah pembuatan rancangan peraturan desa tentang APBDes, penyusunan rancangan
peraturan desatentang APBDes dilakukan oleh sekretaris dibantu oleh kaur keuangan
(PTPKD). Pada tahap ini ada perbedaan mengenai perumusan dan penetapan persetujuan di
desa Bendosari dan pada modul APBDes Partisipatif, di dalam modul APBDes Partisipatif
sebelum penetapan persetujuan tentang peraturan desa APBDes terlebih dahulu diadakan
penyusunan tanggapan, koreksi dan usulan perbaikan RAPBDes melalui rapat/ musyawarah
pembahasan RAPBDes melibatkan BPD dan Masyarakat.
Pelaksanaan penyusunan peraturan desa tentang APBDes yang ada dilapangan hanya di
tangani oleh sekretaris desa dan di bantu oleh PTPKD. Pada tahap ini BPD hanya sebatas
-
mengetahui dan masyarakat sudah tidak terlibat didalam pelaksanaan penyusunanya. Dalam
hal ini pembuatan peraturan desa tentang APBDesntelah sesuai dengan Peraturan Menteri
Nomor 113 tahun 2014 pasal (6) penyusunan peraturan desatentang APBDes dilakukan oleh
sekretaris desa dan akan diajukan kepada kepala desa dan BPD untuk memperoleh persetujuan.
Kontribusi masyarakat sudah tidak dilibatkan pada tahap ini yang berperan aktif adalah
sekretarisdesa, kepala desa dan BPD Desa Bendosari.
3) Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes.
a) Penetapan RAPBDes.
Tahap pengesahan RAPBDes menjadi APBDes di desa Bendosari melaui rapat di tetapkan
oleh BPD dan kepala Desa pengesahan peraturan desa APBDes di lakukan dalam penetapanya
BPD Desa Bendosari yang berjumlah 9 orang bersama kepala desa mendiskusikan dan
menetapkan rancangan RAPBDes menjadi APBDes.
Pada tahap ini berbeda dengan yang ada di dalam modul APBDes partispatif dimana
penetapan pengesahan RAPBDes melalui rapat paripurna melibatkan kepala desa , BPD dan
masyrakat . Pelaksanaan penetapan di desa Bendosari tidsk sesuai dengan modul APBDes
Partisipatif karena pada rapat hanya dilakukan oleh BPD dan kepala Desa, masyarakat sudah
tidak di libatkan dalam rapat karena tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 tahun 2014 pasal (6) dimana sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan
Desa tentang APBDes kepada Kepala Desa untuk memperoleh persetujuan kepala desa
menyampikan Rancangan Peraturan Desa kepada BPD untuk di bahas bersama dalam rangka
memperoleh persetujuan bersama dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 juga
tidak disebutkan adanya keterlibatan masyarakat.
-
b) Sosialisasi.
Setelah serengkaian penyusunan APBDes tahap terakhir adalah sosialisai pemberian hasil
penggunaan dana desadan arah pembangunan yang telahdi sepakati oleh masyarakat dan
pemerintah desa Bendosari melakukan upaya sosialisai melalui bantuan Lembaga masyarakat,
RT/RW setempat maupun selebaran dan menempelkan pamphlet pembangunan dan informasi
anggaran.Sosialisasi yang di lakukan menurut modul APBDes Partisipatif sangat perlu
dilaksanakan melalui pengumuman dan sosialisasi APBDes melalui saluran – saluran
komunikasi yang ada di desa dan melibatkan kepala Desa, BPD dan masyarakat . Pada
sosialisasi yang dilakukan di Desa Bendosari sudah sesuai dengan modul APBDes Partisipatif
pada tahun 2017 pemerintah desa Bendosari sudah mengupayakan sosialisasi walaupun tidak
melibatkan Kepala Desa dan BPD secara langsung, di desa Bendosari yang melakukan
sosialisai LPMD, RT, RW dan tokoh masyarakat yang membantu pemerintah desa.
4) Forum Partisipasi Masyarakat.
a) Partisipasi Masyarakat
Pengertian partisipasi menurut Ngindana (2012 :10) berdasal dari kata participation yang
artinya peran serta, dan secara luas diartikan peran – peran atau ikut serta mengambil bagian
dalam suatu kegiatan tertentu.
Arti partisipasi dalam pembangunan menurut FAQ dalam Ngindana ( 2012;10)
memberikan arti, partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam proyek dan
pengambilan keputusan, dalam proses aktif orang / kelompok terkait dalam menggunakan
kebebasan ya untuk mengambil inisiatif,partisipasi berguna untuk persiapan pelaksanaan ,
motoring, proyek agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks local dan dampak
-
sosial. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri kehidupan dan
lingkungan mereka.
Berdasarkan pengertian partisipasi dalam pembangunan masyarakay dalam kepentingan
pembangunan mempunyai hak dan peran untuk terlibat dalam pengambilan keputusan,
partisipasi masyarakat juga berguna untuk memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan
dampak sosial dan jika di hubungkan dengan APBDes partisipasi adalah serangkaian usaha
untuk mencari pembangunan yang berasaskan partisipasi masyarakat dalam penyusunan
APBDes, hal ini dilakukan agar masyarakat turut bertanggung jawab terhadap keputusan yang
selanjutnya dilaksanakan oleh pemerintah desa dan BPD selaku dewan perwakilan masyarakat
yang memutuskan kebijakan yang menitik beratkan keputusan masyarakat jika usulan tidak
sesuai dengan aspirasi masyarakat pembangunan yang dilakukan tidak akan sesuai dengan
kebutuhan yang di inginkan.
Jenis – jenis partisipasi menurut Ngidana (2012:13) dibagi menjadi bebrapa klasifikasi
sebagai berikut:
1. Partisipasi pasif/ Manipulative
2. Partisipsi dengan cara meberikan informasi
3. Partisipasi melalui konsultasi
4. Partisipasi Intensif Materil
5. Partisipasi Fungsiaonal
6. Partisipasi Interaktif
7. Partisipasi Mandiri.
Partisipasi yang di lakukan di desa Bendosari dalam musyawarah rencana pembangunan
di bagi menjadi 2 yaitu musyawarah rencana pembangunan di tingkat Dusun dan
-
rmusyawarah rencana pembangunan di tingkat Desa. Musyawarah yang di lakukan dengan
melibatkan masyarakat di desa Bendosari yang di laksanakan dalam musyawarah tingkat
dusun yang dilakukan pada penyusunan RPJMDes yang nantinya akan menjadi acuan dalam
penyusunan APBDes, perlibatan masyarakat di desa Bendosari dalam musyawarah
perencanaan tingkat dusun yang di selenggarakan pada tahun 2017 tergolong dalam tipologi
partisipasi interaktif yakni :
1. Masyarakat di berikan wewenang dalam analisis bersama untuk perencanaan kegiatan
dan pembentukan atau penguatan kelembagaan.
Pelaksanaan musyawarah pembangunan dusun (Musdus) desa Bendosari masyarakat
diberitahu kegiatan dan program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah, selain itu persn
tokoh masyarakat seperti RT, RW, LPMD, Kepala Dusun juga berperan aktif dalam
mengordinasi jalanya musyawarah yang dilaksankan, walaupun tidak semua masyarakat
ikut terlibat tetapi masyarakat sudah diberikan informasi oleh pemerintah desa Bendosari
melalui RT/RW atau kepala Dusun. Hal ini sesuai dengan ciri tipologi partisipasi interkatif
yang pertama yaitu, masyarakat tetap dilibatkan dalam pengambilan usulan untuk
perencanaan yang direalisasikan.
2. Cenderung melibatkan metologi interdisplinier yang mencari keragaman perspektif
dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis.
Pada musyawarah perencanaan yang dilakukan di Desa Bendosari terbagi menjadi 2
kegiatan musyawarah yaitu kegiatan musyawarah pembangunan Dusun dan kegiatan
musyawarah pembangunan Desa, pada kegiatan ini yang diadakan didusun dalam
penyusunan program tahunan RKP dan APBDes desa Bendosari melibatkan dari total
masyarakat desa Bendosari untuk berkontribusi dalam musyawarah dusun, data ini di
-
dapatkan berdasarkan daftar hadir dalam kegaiatan musyawarah musyawarah Dusun,
sedangkan dalam kegiatan musyawarah Desa masyarakat sudah tidak dilibatkan dalam
pelaksanaaanya hanya kepala Desa, Perangkat Desa, BPD,LPMD, dan tokong – tokoh
masyarakat yang terlibat dalam petentuan program dan anggaran yang akan dimasukkan
dalam APBDes.
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan yang dilakukan musyawarah Dusun dan
musyawarah Desa ysng dilaksanakan bersifat interdisplienier terstruktur dan sitematis
karena masyarakat sudah ikut terlibat walaupun diwakilkan dalam kegiaatan pengambilan
keputusanya.
3. Masyarakat Punya Peran kontrol atas keputusan mereka sehingga punya andil dalam
seluruh kegiatan.
Masyarakat berperan untuk mengawal fdan mengawasi hasil keputusan dari program
dan penganggaran yang akan di realisasikan kedalam APBDesoleh pemeritah desa melalui
perwakilan – perwakilan masyarakat yang menghadiri rapat musyawarah Desa
(Musrembangdes).
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes).
a) Faktor Pendukung.
1) Faktor Internal.
Masyarakat desa Bendosari merupakan masyarakat yang kental memegang adat – istiadat
kekeuargaan berdasarkan teori Korten (1983) salah satu faktor yang mempengaruhi
partisipasi di desa Bendosari adalah jenis kelamin didalam lingkungan masyarakat desa
-
Bendosari mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui kejadian yang ada
disekitarnya, berdasarkan survey yang yang dilakukan didalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan dan musyawarah pembangunan masyarakat desa masih memiliki adat bahwa
laki-laki yang berkontribusi sehingga wanita tidak aktif terlibat, tetapi masyarakat desa
Bendosari,memiliki keinginan untuk terlibat dan ingin mengetahui kegiatan yang ada di desa,
dan ingin terlibat dalam kegiatan yang ada di dalam lingkunganya.
2) Faktor Eksternal.
Selain keinginan dalam diri masyarakat partisipasi masyarakat juga didorong oleh hukum
sosialisasi yang berlaku di Desa Bendosari hal ini di jelaaskan oleh ketua RW01 yang
menjelaskan bahwa RT/RW akan memberikan sanksi berupa sanksi sosial seperti
mempersuit masyarakat yang tidak mau berkontribusi atas kegiatan yang dilaksanakan di
desa. Hal ini mendorong masyarakat untuk terlibat aktif di lingkunganya.
b) Faktor Penghambat.
1. Faktor Eksternal
Kehadiaran masyarakat pada pelaksana musyawarah tingkat dusun atau desa yang
diselenggaran di Desa Bendosari masih ada hambatan, faktor pekerjaan, dan adanya kepentingan
membuat masyarakat tidak terlibat aktif dalam kegiatan musyawarah, masyarakat desa Bendosari
tidak terlibat aktif dalam kegiatan musyawarah, masyarakat desa Bendosari yang mayoritas
bekerja sebagai petani , peternak, buruh pabrik lebih mementingkan pekerjaanya dari pada ikut
berpartisipasi dalam pelaksanaan musyawarah hal ini karena masyarakat harus dapat memenuhi
kebutuhan seharri- harinya, selain itupenyebab lain adalah rendahnya tingkat pendidikan
menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi dalam kegiatan yang di adakan baik di dusun
maupun di desa.