bab iv hasil dan pembahasan a. penyajian data …repository.ub.ac.id/5701/5/bab iv.pdf · 6...

53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENYAJIAN DATA PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Wilayah a. Keadaan Geografis Desa Bendosari. Desa Bendosari merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Kediri Kecamatan Kediri. Desa Bendosari secara administratif berbatasan dengan desa - desa yang dapat di lihat dalam table tersebut : Tabel 4.1.1 Batas Desa Bendosari Letak Nama Desa Sebelah Utara Desa Kanigoro kecamatan Kras Kabupaten Kediri Sebelah Selatan Desa Jabang kecamatan Kras kabupaten Kediri. Sebelah Barat Desa Kras kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Sebelah Timur Desa Butuh Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Sumber RPJM Desa Bendosari 2014-2019

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. PENYAJIAN DATA PENELITIAN.

    1. Gambaran Umum Wilayah

    a. Keadaan Geografis Desa Bendosari.

    Desa Bendosari merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Kediri Kecamatan

    Kediri. Desa Bendosari secara administratif berbatasan dengan desa - desa yang dapat di lihat

    dalam table tersebut :

    Tabel 4.1.1 Batas Desa Bendosari

    Letak Nama Desa

    Sebelah Utara Desa Kanigoro kecamatan Kras

    Kabupaten Kediri

    Sebelah Selatan Desa Jabang kecamatan Kras kabupaten

    Kediri.

    Sebelah Barat Desa Kras kecamatan Kras Kabupaten

    Kediri.

    Sebelah Timur Desa Butuh Kecamatan Kras

    Kabupaten Kediri.

    Sumber RPJM Desa Bendosari 2014-2019

  • Desa Bendosari merupakan desa yang berada di kecamatan Kras kabupaten Kediri, jarak

    tempuh desa bendosari ke kecamatan kras kurang lebih 2 km yang dapat di tempuh dengan

    waktu 15 menit sedangkan jarak desa Bendosari ke kabupaten Kediri sekitar 10 km yang dapat di

    tempuh kurang lebih 1 jam.

    b. Kondisi dan letak Geologis Wilayah.

    Kondisi geografis adalah adalah letak pengelolaan lahan desa Bendosari yang

    menggambarkan kedaan desa. Luas wilayah desa bendosari sendiri adalah 219,800 ha. Luas

    lahan di desa Bendosari yang sedemikian itu di gunakan untuk fasilitas umum, lahan

    pemukiman, pertanian, perkebunan , perternakan dan lain – lain. Pengunaaan tanah di desa

    Bendosari dapat di lihat dalam table berikut :

    TABEL 4.1.2 Pemggunaan Lahan Desa Bendosari

    No Jenis pengunaan Tanah Luas (Ha)

    1 Pertanian 57,00 Ha

    2 Perkantoran/Pasar desa 0,014 Ha

    3 Pendidikan 4,30 Ha

    4 Jalan 3,25 Ha

    5 Olahraga 0,05 Ha

    6 Pemakaman umum 3.00 Ha

    7 Luas lahan untuk ladang, perkebunan

    dan peternakan, pemukiman

    150,186 Ha

    Sumber : RPJMDesa Bendosari tahun 2014 – 2019.

    Desa bendosari memiliki salah satu keunggulan pada iri geologis berupa tanah di desa

    Bendosari merupakan tanah yang sangat cocok untuk pertanian dan juga pekebunan sehingga

  • mayoritas penduduknya adalah petani. Secara presestase kesuburan tanah di desa Bendosari

    terpetakan sebagai berikut : sangat subur 23 Ha, subur 29 Ha, sedang 12.8 Ha, kurang subur

    11,6 Ha. hal ini memungkinkan tanaman padi sangat cocok untuk di tanam sehingga dapat di

    pastikan dapat mencukupi kebutuhan pangan di desa Bendosari. Tanman palawija seperti kacang

    – kacangan, jagung, ubi kayu, ubi jalar serta tanaman jenis buah – buahan seperti papaya,

    manga, pisang juga cocok di tanam di desa Bendosari. Tebu merupakan tanaman perkebunan

    yang menjadi handalan pagi para penduduk karena tanah yang subur dan juga perawatan tebu

    yang mudah jika di bandingkan dengan jenis tanaman lain.

    Sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang terbesar Produk Dosmestik Desa

    Bruto (PDDB) hal ini di karenakan penduduk desa Bendosari mayoritas adalah sebagai petani,

    dan di dukung dengan keadaan tanah yang subur juga dengan masih banyaknya lahan pertanian

    sehinga menjadikan sektor pertanian yang menjadi unggulan di desa Bendosari. Jenis tanah desa

    Bendosari termasuk dalam jenis tanah yang aman dari guncangan gempa bumi baik tektonis

    maupun vulkanis sehingga pemukiman penduduk aman dari kerusakan bencana alam termasuk

    gempa.

    c. Keadaan Demografis.

    Jumlah penduduk desa Bendosari adalah 4,541 jiwa dengan rincian 2.276 laki – laki dan

    2.238 perempuan. Jumlah penduduk sebanyak 4.541 jiwa ini terbagi dalam 1.614 kepala

    keluarga. Berdasarkan data kependudukan desa Bendosari jumlah penduduk berdasarkan usia di

    sajikan dalam tabel sebagai berikut :

    TABEL 4.1.3 Jumlah Penduduk BerdasarkanUsia

  • No Usia Jumlah Presentase

    1 Usia 0 - 4 Tahun 404 Orang 8,54%

    2 Usia 5 - 9 Tahun 446 Orang 9.57%

    3 Usia 10 - 14 Tahun 337 Orang 7,23%

    4 Usia 15 - 19 Tahun 410 Orang 8,62%

    5 Usia 20 - 24 Tahun 584 Orang 11,52%

    6 Usia 25 - 29 Tahun 405 Orang 8,55%

    7 Usia 30 - 34 Tahun 316 Orang 6,72%

    8 Usia 35 - 39 Tahun 298 Orang 5,87%

    9 Usia 40 - 44 Tahun 280 Orang 5,76%

    10 Usia 45 - 49 Tahun 246 Orang 5,11%

    11 Usia 50 - 54 Tahun 298 Orang 5,87%

    12 Usia 55 - 58 Tahun 263 Orang 5,61%

    13 Usia > 59 Tahun 254 Orang 5,36%

    Jumlah Total 4.541 Orang 100%

    Sumber : RPJMDesa Bendosari tahun 2014- 2019.

    Dari data di atas dapat di ketahui bahwa penduduk usia produktif yaitu pada usia 20 – 49

    tahun desa Bendosari sekitar 2.084 jiwa atau sekitar 40% dari jumlah penduduk desa Bendosari.

    Hal ini merupakan suatu keuntungan untuk dapat mencetak sumberdaya manusia (SDM) yang

    produktif. Tingkat kemiskinan di Desa Bendosari tergolong cukup rendah

    d. Keadaan Sosial Ekonomi

    1. Pendidikan.

  • Pendidikan pada umumnya merupakan gambaran penting untuk memajukan tingkat

    kesejarteraan masyarakat kususnya pada keadaan perekonomianya. Tingkat pendidikan yang

    tinggi dapat mendorong keterampilan dalam memajukan taraf hidup, terutama dalam bidang

    pekerjaan. Pendidikan masyarakat akan mendorong masyarakat berkontribusi membantu

    program pemerintah dalam mengentaskan program penganguran dan kemiskinan. Pendidikan

    akan mempertajam pola pikir individu, dengan lebih mudah menerima informasi dan teknologi

    lebih maju. Di bawah ini adalah tabel tingkat pendidikan desa Bendosari.

  • Tabel 4.1.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    NO Keterangan Jumlah Presentase

    1 Tidak Tamat SD/ Sederajat 1.210 Orang 27%

    2 Tamat SD/ Sederajat 1.321 Orang 30%

    3 Tamat SMP/ Sederajat 846 Orang 19%

    4 Tamat SMA/ Sederajat 678 Orang 14%

    5 Tamat D3/ Sederajat 48 Orang 2%

    6 Tamat SI / Sederajat 215 orang 7%

    7 Tamat S2/ Sederajat 7 Orang 1%

    Jumlah Total 4325 Orang 100%

    Sumber : RPJMDesa Bendosari tahun 2014 – 2019.

    Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk desa Bendosari hanya dapat

    menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan sekolah dasar ( SD / Sederajat) dan jenjang

    pendidikan sekolah menengah pertama ( SMP/ Sederajat). Rendahnya kualitas pendidikan di

    desa Bendosari tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana yang ada, di samping itu

    adalah keadaan ekonomi dan pandangan hidup masyarkat yang masih rendah. Sarana

    pendidikan yang terdapat di desa Bendosari sejauh ini masih pendidikan Jenjang Taman Kanak

    – kanak (TK), jenjang pendidikan sekolah dasar ( SD / Sederajat) dan jenjang pendidikan

    sekolah menengah pertama (SMP/ Sederajat), sementara akses untuk pendidikan jenjang sekolah

    menengah pertama (SMA) berada di kecamatan bahkan kota lain yang jaraknya cukup jauh.

  • Alternatif bagi persoalan rendahnya sumber daya manusia ( SDM) di desa Bendosari dapt

    melalui pelatihan dan kursus, namun kedua lembaga ini belum dapat berjalan dengan baik di

    desa Bendosari. Lembaga pelatihan dan kursus yang pernah ada di desa Bendosari malah gulung

    tikar hal ini di sebabkan karena kurangnya kesadaran masyarkat dan perhatihan pemerintah desa

    Bendosari sendiri. Inilah yang menjadi tugas pemerintah desa Bendosari untuk dapat

    memajukan di bidsng pendidikan dan menyediakan pelatihan dan kursus bagi masyarkat agar

    kualitas sumber daya manusia (SDM) nya lebih maju.

    2. Keadaan Ekonomi.

    Keadaan ekonomi masyarakat desa Bendosari Secara umum kondisi perekonomian

    masyarakat cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sudut keluarga pra sejahtera, kondisi

    perekonomian cukup baik, karena jumlah penduduk yang pra sejahtera hanya ada 9 yang

    terhitung pra sejahtera.

    Penduduk Desa Bendosari ini mayoritas hidup sebagai petani dan peternak, sehingga

    perekonomian masyarakat cenderung banyak menggantungkan kepada hasil-hasil pertanian

    (50%) dan peternakan perikanan (20%). Selain sebagai petani dan peternak masyarakat desa

    Bendosari ini juga ada yang bekerja sebagai pegawai negri (10%), pegawai swasta (karyawan)

    atau buruh (10%), pedagang (5%), dan jual jasa (3%).

    Potensi tingkat pendukung tingkat perekonomian mayarakat dari sudut peternakan antara

    lain adalah peternakan ikan gurami, peternakan ayam .

    3. Mata Pencaharian

    Mata Pencaharian masyarakat desa Bendosari secara umum dapat di klasifikasikan dalam

    berbagai bidang yaitu pertanian, perternakan pegawai negeri sipil (PNS) , pedagang dan lain –

  • lain. Berdasarkan data yang ada masyarakat yang bermata pencahariaan sebagai petani adalah

    sebanyak 2.270 orang , yang bekerja di bidang peternakan sebanyak 454 orang , Pegawai

    Negeri Sipil sebanyak 181orang , pedagang sebanyak 32 orang dan lain lain sebanyak 106

    orang.

    4. Keadaan Sosial.

    Dilihat dari sudut sosial budaya masyarakat Desa Bendosari Kecamtan Kras Kabupaten

    Kediri ini masih kental dengan nilai budaya jawa yang mengalir dalam kehidupan sehari-hari.

    Semangat gotong royong, hidup bertetanggga yang rukun, masih merupakan bagian hidup

    bersama masyarakat. Misalnya saja pada saat salah satu dari warga mempunyai hajatan, maka

    masyarakat yang lainya akan turut membantu yang punya hajatan tersebut, sehingga

    menciptakan suasana yang rukun dan tenteram antar warga. Hal lain juga dapat di lihat pada

    bulan suro masyarakat desa Bendosari masih memegang tradisi adat yang mana secara rutin

    menggelar bersih desa dengan adanya acara kenduri di setiap perempatan di desa Bendosari

    dengan penuh kekeluargaan.

    Pelaksanaan pemerintahan di Desa Bendosari masyarakatnya cenderung lebih

    menghormati

    e. Keadaan Pemerintah Desa Bendosari.

    1. Struktur Pemerintahan

    Pemerintahan desa Bendosari terdiri atas pemerintah desa dan Badan permusyawaratan

    Desa (BPD). Pemerintah desa yang terdiri atas kepala desa, sekretaris desa, bendahara, 5 kepala

    urusan, 2 kepala dusun, jagabaya, modin, kebayan dan jagatirta. Badan permusyawaratan desa

    (BPD) desa Bendosari yang beranggotakan 9 orang yaitu terdiri dari ketua, wakil ketua,

    sekretaris bendahara, dan 5 orang anggota.

  • Gambar 4.1. Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa

    Bendosari.

    ……………..…….

    BPD MUJI DAMAI

    Kepala Desa

    Sekretaris Desa

    ABDUL ROHMAN

    Kaur Keuangan

    M. Yasin

    Kaur Umum

    H.Romeli

    Modin

    Sohib

    Kabayan

    Agus Munir

    K. Bangunan

  • Gambar 4.1 Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Bendosari.

    Tabel 4.2.3 Daftar Nama Perangkat Desa Bendosari

    NO NAMA

    JABATAN

    1. MUJI DAMAI, SS

    KADES

    2. SUNDORO

    SEKDES

    3. ACHMAD KHOIRI

    KASUN 1

    4. SUWITO

    KASUN 2

    5. M. YASIN

    K. UMUM

    6. AGUS MUNIR

    K. BANG

    7. KHAMIM THOHARI

    K. PEM

    Kamim

    Tohari

    K. Pem

    Ahmad Koiri

    Kasun Bendosari

    Suwito

    Kasun Kromasan

    Suyanto

    K. Kesra

  • 8. SUYANTO

    K. KESRA

    9. ABDUR ROHMAN

    K. KEU

    10. WINARTO

    JOGOBOYO

    11. DIDIK JUNAIDI

    JOGOTIRTO

    12. SOHIB

    KEBAYAN

    13. ROMELI

    MODIN

    ( sumber Arsip Desa Bendosari)

    Tabel 4.2.4 Nama Badan Permusyawaratan Desa ( BPD) Desa Bendosari kecamatan Kras

    Kediri.

    NO NAMA

    JABATAN

    1.

    MUNIR

    KETUA

    2.

    IMAM LAZIN

    WAKIL KETUA

    3.

    FATHUL MINIB

    SEKRETARIS

    4.

    HENI RATNANINGSIH

    BENDAHARA

    5.

    INDASAH

    ANGGOTA

  • 6.

    QOMQR EFENDI

    ANGGOTA

    7.

    ANDYK

    FATCHURROHMAN

    ANGGOTA

    8.

    BUDI RISDIANTO

    ANGGOTA

    9.

    BAMBANG SUTIONO

    ANGGOTA

    10.

    ARIF ASHADI

    ANGGOTA

    11.

    SURYAT SUMARNI

    ANGGOTA

    ( sumber Arsip Desa Bendosari)

    Tabel 4.2.5 Nama Anggota LPMD Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri

    NO NAMA

    JABATAN

    1.

    SUBAKRI

    KETUA

    2.

    NURKHOLIS

    SEKRETARIS

    3.

    MUJIONO

    MENDAHARA

    4.

    SUHARLI

    ANGGOTA

    5.

    SAMUWIL

    ANGGOTA

    6.

    GUNAWAN

    ANGGOTA

    7. ANGGOTA

  • SAMSUDI

    8.

    SITI ROISAH

    ANGGOTA

    ( sumber Arsip Desa Bendosari)

    Tabel 4.2.6 Nama Ketua RW Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri

    NO NAMA KETUA RW RW DUSUN

    1 IMAM LAZIN I BENDOSARI

    2 SUHARLI II BENDOSARI

    3 SISWOYO III BENDOSARI

    4 KUSENI IV BENDOSARI

    5 GUNAWAN V KROMASAN

    6 SUNARDIYANTO VI KROMASAN

    ( sumber Arsip Desa Bendosari)

    Tabel 4.2.7 Nama Ketua RT Desa Bendosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri

    NO NAMA KETUA RT RT RW DUSUN

    1. SRIYANTO 1 I BENDOSARI

    2. ROMELAN 2 I BENDOSARI

    3. SRIYANTO 3 I BENDOSARI

    4. SLAMET RIYANTO 4 II BENDOSARI

    5. HR. RIYADUL WANGSIT 5 II BENDOSARI

    6. PURNAN 6 II BENDOSARI

    7. ISWAHYUDI 7 III BENDOSARI

    8. BUDI SANTOSO 8 III BENDOSARI

    9. SUPRAPTO 9 III BENDOSARI

    10. MUHTAR 10 IV BENDOSARI

    11. SURYAT SUMARNI 11 IV BENDOSARI

    12. SLAMET RIYANTO 12 IV BENDOSARI

    13. AGUSMAN 13 IV BENDOSARI

    14. MASHUDI 14 V KROMASAN

    15. MURSAD 15 V KROMASAN

    16. SISWANDI 16 V KROMASAN

    17. ICHSAN 17 V KROMASAN

    18. SUBAKRI 18 VI KROMASAN

  • ( sumber Arsip Desa Bendosari)

    2. Kondisi Pemerintahan Desa.

    a) Sarana dan prasarana pemerintahan Desa.

    Prasarana Pemerintahan Desa Bendosari terdiri atas balai Desa/ kantor Desa yang

    terdiri atas kantor Kepala Desa , Sekretaris Desa, PKK. Prasarana kerja juga telah

    tercukupi dengan baik seperti Meja kursi kerja, komputer, laptop, almari arsip,dan lain –

    lain yang biasanya ada di kantor – kantor telah tersedia dengan baik dan lengkap.

    b) Aparat pemerintahan desa

    Aparat Pemerintahan Desa Bendosari terdiri dari 1 orang kepala desa, 1 orang

    sekretaris Desa, Kepala Dusun 2 orang, Kaur Keuangan 1 orang, Kaur Kesra 1 orang,

    Kaur Pemerintahan 1 orang, 1 orang Kaur Umum , 1 orang Kaur Pembangunan serta

    terdapat 2 staf TI.

    c) Kemandirian Keuangan desa.

    Keuangan Desa yang ada di Desa Bendosari merupakan pendapatan asli desa

    (PAD) yang di peroleh dari penggarapan tanah bengkok/ tanah desa. PAD ini dituangkan

    dalam setiap penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes)

    per tahun. Disamping itu ditunjang oleh bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah

    propinsi dalam bentuk bantuan Alokasi Dana Desa (ADD) dan bantuan Proyek fisik yang

    19. KARYONO 19 VI KROMASAN

    20. MARIONO 20 VI KROMASAN

    21. ADENAN 21 VI KROMASAN

  • bersifat kemitraan. Keuangan Desa dalam sisi laporanya telah dilaksanakan dengan

    cukup baik yaitu laporan kepala desa tahunan dalam menjalankan kegiatan pemerintah

    satu tahun dan di sampaikan secara tertulis maupun secara terbuka melalui musyawarah

    desa.

    B. Penyajian Data.

    1. Partisipasi Masyarakat dalam proses pelaksanaan penyusunan anggaran

    penerimaan dan belanja desa (APBDes)

    a. Mekanisme penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

    Rancangan Anggaran Pedapatan dan Belanja desa (RAPBDes) merupakan suatu

    rancangan perencaaan keuangan desa yang di susun sebagi angenda rutin tahunan pemerintah

    Desa. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) akan di tetapkan

    menjadi peraturan desa disusun melalui beberapa tahapan penyusunan, pedoman penyusunan

    yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), merupakan

    dokumen perencanaan pembangunan Desa Jangka Menengah yang memuat program – program

    mengenai pembangunan desa, kebijkan, dan anggaran secara menyeluruh yang akan di

    laksanakan dalam jangka menengah (6 tahun) yang di dalam nya berisikan prioritas skala

    pembangunan yang tepat sasaran dan berkesinambungan.

    Selain sebagai arah pembangunan desa Rencana Pembangunan J angka Menengah Desa

    (RPJMDes) dapat digunakan sebagai sarana dan kontrol bagi pelaksanaan pembangunan di desa.

    Masyarakat dapat mengetahui program pembangunan desa dan dapat mengevaluasi kinerja dari

    pemerintah desa. Pelaksanaan penyusunan program tahunan desa ang di tuangkan dalam

    Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

  • (RAPBDes), hal ini di dukung oleh pendapat Bapak Sundoro selaku seketaris desa Bendosari

    mengatakan bahwa :

    “ Bahwa dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa ( RAPBDes)

    tergantung pada bidang – bidsng yang tercantum pada Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Desa ( RPJMDes) yang meliputi bidang pemerintahan, bidang

    pembinaan, bidang pemberdayaan dan bidang pembangunan , biasanya di bahas

    sekalian Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang memuat kegiatan – kegiatan

    rinciaan pendanaan tahunan yang di susun dalam Rancangan Anggaran Penerimaan

    dan Belanja Desa (RAPBDes) yang termuat dalam dana desa yang turut kurang lebih

    sebanyak 1 Miliyar Rupiah, dengan rincian 30% di gunakan untuk kewenangan

    pemerintah desa dan operasional kantor seluruhnya. RPJMDes merupakan garis

    besar dari kegiatan pembangunan desa sedangkan RKP sudah mulai fokus karena

    dari RKP kita bisa bikin RAPBDes.

    ( Hasil wawancara dengan informan bapak Sundoro selaku seketaris desa Bendosari

    pada taggal 12 Maret 2017)

    Pelaksanaan proses penyusunan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (

    RAPBDes) di laksanakan melalui beberapa tahapan. Perencanaan dan pemabnguanan desa yang

    baik jika di lakukan memalui partisipasi masyarat sesuai dengan yang di jelaskan oleh bapak

    Muji damai selaku kepala Desa Bendosari yang menyatakan sebagai berikut :

    “ Proses pelaksnaan penyusnan Rancangan Penerimaan dan Belanja Desa (

    RAPBDes) pertama kali di musyawarahkan pada forum musyawarah dusun yang

    akan di lanjutkan pada fotum musyawarah tingkat desa (Musresbangkes) yang semua

    sudah tercover dari forum musyawarah dusun ysng meliputi RAB, RPJMDes ,

    RKPDes dan selanjutnya desa tinggal memilih yang prioritas bersama – sama (

    Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang merupakan wakil dari masyarkat .” (

    Hasil wawancara dengan informan bapak Muji damai selaku kepala Desa Bendosari

    tanggal 12 Maret 2017).

    Berdasarkan dalam modul perencanaan penyusunan Rancangan Anggaran Penerimaan

    dan Belanja Desa ( RAPBDes) yang baik dalam pengelolaanya adalah melaui beberapa

    tahapan,tahapan yang salah satunya adalah dengan melibatkan masyarakat dalam pengajuan

    program yang akan di danai pembangunanya mengunakan Anggaran Penerimaan dan Belanja

  • Desa yang perencanaan dan penyusunanya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Desa. (RPJMDes).

    1) Penyusunan Usulan Rancangan Angaran Penerimaan dan Belanja Desa

    (RAPBDes).

    Program – program desa dalam penusunnya di dasarkan pasa asas keterbukaan dan

    kekeluargaan. Pengajuan usulan di laksanakan dengan musyawarah desa yang di laksanakan

    pemerintah desa bersama – sama masyarakat untuk mencapai usulan yang di sepakati. Program

    dan anggaran pemerintah desa melibatkan masyarakat melalui tahapan sebagai berikut :

    a) Musyawarah penyusunan perencanaan pembangunan tingkat dusun.

    Musyawarah penyusunan rencana pembangunan dalam tahap ini di mulai melaui

    forum musyawarah masyarakat bersama RT / RW setempat yang membahas mengenai

    usulan – usulan masyarakat engenai rencana pembangunan di desa. Forum musyawarah

    tingkat dusun ini melibatkan RT/RW, masyarakat, tokoh masyarakat, kelompok masyarakat,

    yang di pimpin oleh kepla dusun . Pelaksanaan musyawarah tingkat dusun ini di laksanakan

    untuk memenuhi kaidah pembanguan di desa yang baik serta adat istidat desa yang masih

    kental dengan sifat kekelurgaan.

    Desa Bendosari terdiri dari 2 Dusun yaitu dusun Bendosari dan kromasan yang

    terbagi dalam 21 RT dan 6 RW. Setip dusun biasanya terdiri dari 3 RT 1 RW.

    Pelaksanaan kegiatan musyawarah yang di laksanakan di tingkat dusun biasanya

    masyarakat megadakan musyawarah bersama RT/RW nya masing – masing. Hal ini di

    dukung oleh pernyataan bapak Ramelan ketua RT 02 yang mengatakan sebagai berikut :

    “ Biasanya saya di undang sama pak kepala desa untuk musyawarah di kantor desa

    untuk membahas bahwa akan di adakan kegiatan pengajuan usulan dari masyarakat

  • biasanya apa , berapa dapat nya dari mana dan saya baru sosialisasikan ke

    masyarakat wilayah RT saya dengan mengadakan musyawarah yang biasanya

    bertempat di musolla , atau rumah RT atau RW.” ( Hasil wawancara dengan

    informan tanggal 19 Maret 2017).

    Pernyataan yang sama juga di ungkapkan oleh bapak Sriyanto selaku ketua RT 03

    mengatakan bahwa :

    “ Musyawarah itu merupakan perintah dari pemerintah desa , tugas RT mengordinasi

    masyarakat di lingkup RT nya agar segera musyawarah bersama masyarakatnya

    untuk membahas pembangunan – pembangunan desa gitu, biasanya musyawarahnya

    di lakukan di rumah RT / RW. Pembahasan yang di lakukan misalnya mengajukan

    perbaiakan irigasi ( Hasil wawancara dengan informan. (tanggal 19 Maret 2017.)

    Pelaksanaan musyawarah dusun dilaksanakan secara kekeluargaan sehingga

    dalam pelaksanaanya antara dusun satu dengan lainya berbeda , musyawarah yang di

    lakukan di desa atau dusun yan terdapat di desa Bendosari dapat cukup baik, sebelum

    mengajukan usulan pembangunan , kepala dusun RT/RW tokoh masyarakat mengadakan

    musyawarah desa \ dusun yang di adakan melalui forum – forum sederhana seperti

    pengajian, majelis taklim kegiatan – kegiatan musyawarah pembangunan dan penyusunan

    kegiatan pembangunan yang partisipatif yang sering di lakukan di desa hal ini di dukung

    oleh pendapat kepala dusun bapak Ahmad Khoiri selaku kepala dusun Bendosari :

    “ Di desa itu ono opo opo di omongne saling akrab, sama warga saya biasanya sering

    ngobrol sama RT/RW bahkan masyarakat sendiri, jadi kalau ada apa apa pasti di

    rembukkan dengan musyawarah” ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal

    13 Maret 2017).

    Berdasarkan hasil dari penelitian langsung di lapangan yang di lakukan oleh peneliti

    RT , RW dan kepala dusun desa Bendosari telah melaksanakan kegiatan musyawarah dalam

    penyusunn rencana pembanguan di desa Bendosari dengan peran RT ,RW kepala dusun di

    dusun – dusun desa Bendosari telah melaksanakan janjinya dengan baik sebagai perwakilan

  • masyarakat yang nantinya akan di tamping oleh lembaga yang lebih tinggi yang bertugas

    untuk menagani aspirasi masyarakat seperti LPMD, BPD dan Pemerintah desa.

    b) Penyeleksiaan Usulan Kegiatan Pembangunan Dusun.

    Kegiatan musyawarah yang di laksanakan di dusun oleh masyarakat bersama –

    sama dengan RT\RW, kepala dusun selanjutnya aspirasi masyarakat di pilah – pilah dan di

    pertimbangkan sesuai dengan prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah. Rancangan Anggran dibahas lagi oleh Lembaga

    Pemberdayaan Masyarakat Desa bersama dengan RT,RW, Kepala dusun dan Badan

    Permusyawaratan Desa (BPD) yang ada di wilayah masing – masing dusun. Pernyatan di

    atas di perkuat dengan apa yang di jelaskan oleh bapak Muji damai sebagai kepala desa

    Bendosari sebagai berikut :

    “Program – program yang di usulkan di dusun di tangani LPMD, BPD yang ada di

    dusun masing – masing “ ( Hasil wawancara dengan informan pada 18 Maret 2017.).

    Pembangunan yang di bahas di dalam musyawarah bersama masyarakat di tingkat

    dusun meliputi pembangunan di bidang fisik, pembangunan di desa Bendosari yang tertuang

    dalam RPJMDes yang di prioritaskan memiliki 4 bidang yaitu bidang pemerintahan , bidang

    pembinaan pembngunan , bidang pemberdayaan, kebudian program – proram tersebut di

    jabarkan menjadi program – program tahunan dengan di buatnya Rencana Kerja Pemerintah

    ( RKP) dan Rancangan Anggran Penerimaan dan Belanja Desa ( RAPBDes). Hal ini di

    jelaskan oleh bapak Sundoro selaku sekretaris Desa Bendosari yang mengatakan bahwa :

    “Dalam Penyusunan RAPBDes akan di laksanakan terlebih dahulu penyusunan RKP.

    Penyusunanya sesuai dengan bidang – bidang yang terdapat didalam RPJMDes.

    Dana desa yang turun sebanyak 30% mutlak untuk kewenangan pemerintah desa,

    penyelenggaraan operasional kantor seluruhnya.” ( Hasil wawancara dengan

    informan pada 18 Maret 2017)

  • Pelaksanaan musyawarah yang di laksanakan di dusun bersamamasyarakat hanya

    membhas pembanguan fisik, langkah selanjutnya adalah pembahasan usulan yang telah di

    tamping oleh BPD. Seperti yang di jelaskan oleh wakil ketua BPD bapak Imam lazin

    sebagai berikut :

    “ Hasil musyawarah akan di tamping oleh BPD yang berkordinasi yang berkordinasi

    dengan RT/RW selanjutnya BPD akan menyerahkan ke pemerintah Desa. ( Hasil

    wawancara dengan informan pada tanggal 21 Maret 2017)

    Pernyataam di atas di benarkan oleh bapak Ramelan selaku ketua RT 02 yang

    mengatakan :

    “Dalam pembahasan usulan lebih lanjut, RT dan RW memang di ajak untuk

    pembahasan selanjutnya namun BPD nya kurang aktif , jarang dating jadi yang

    pembuat pelaksanaanya jadi susah”.( Hasil wawancara pada 20 Maret 2017).

    Menindak lanjuti urusan usulan masyarakat RT/RW berperan penting dalam

    pembahasanbersama lembaga LPMD dan BPD yang terdapat di desa Bendosari.

    c) Penyusunan Prioritas Pembangunan.

    Penyusunan kegiatan pembangunan yang telah di musyawarahkan bersama

    masyarakat akan di kaji ulang oleh LPMD besama – sama dengan BPD di setiap dusun.

    Pembangunan yang akan di biayai oleh APBDes akan di seleksi oleh LPMD, BPD selaku

    perwakilan masyarakat. Pembangunan yang di usulkanuntuk kegiatan pembangunan harus

    sesuai dengan RPJMDes , BPD akan memeriksa skala prioritas pembangunan itu benar –

    benar penting dan utama untuk pembangunan di tahun anggran , usulan – usulan dari

    berbagai dusun akan di pilah dan di tetapkan pembangunan yang mana yang paling di

    butuhkan. Hal ini juga mendorong partisipasi masyarakat dalam penyepakatan penagajulan

  • usulan. Hal ini di jelaskan oleh bapak Imam Lazin sebagai wakil ketua BPD desa Bendosari

    sebagai berikut :

    “ Pengusulan dari masyarkat akan di seleksi oleh saya dan anggota BPD lainya

    bersama LPMD, masing – masing dusun “ Pengusulan dari masyarkat akan di seleksi

    oleh saya dan anggota BPD lainya bersama LPMD, masing – masing dusun.

    Masyarakat dapat mengusulkan apa saja selama usulanya tidak menyimpang dari

    RPJMDes. APBDes yang turun di desa tahun ini sekitar 1millyar rupiah namun yang

    di gunakan untuk pembangunan fisik hanya 500 an juta rupiah maka dai itu usulan

    masyarakat harus sesuai dengan dana yang di sediakan agar usulanya dapat di proses.

    ( Hasil wawancara dengan informan 20 Maret 2017).

    Pernyataan dari wakil ketua BPD di perkuat oleh pernyataan Bapak Sriyanto selaku

    ketua RT 03 yang mengatakan :

    “Penetapan pemabgunan untuk tahun ini misalnya pembangunan perbaikan baping di

    beri tau dana nya setiap pedukuhan kira – kira dapat 23 jutaan untuk pembangunan

    baping 2017 selain itu masyarakat yang aktif dan banyak setuju dengan pengajuan

    apa yang di utamakan usulan dusunya. Pengumpulan suara masyarkat juga akan

    langsung di terima oleh LPMD dan BPD nanti RT\RW juga ikut pas penetapanya” (

    Hasil wawancara dengan informan pada 18 Maret 2017)

    Berdasarkan pernyataan di atas desa Bendosari dalam menemtukan program prioritas

    sudah bertolak ukur pada RPJMDes yang ada untuk di taungkan pembangunannya dalam

    APBDes, selain berpacu dalam RPJMDes penentuan program prioritas di desa Bendosari

    juga di tentukan seberapa banyak kontribusi masyarakat dalam mendukung pembangunanya,

    pembangunan yang menurut masyarkat sangat di butuhkan menjadi program prioritas

    selanjutnya.

    d) Penyusunan usulan ke dalam pos – pos pendapatan dan belanja RAPBDes.

    Dalam dokumen perencanaan pemangunan desa memiliki perencanaan yang di

    tuangkan kedalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)

    dalam RPJMDes berisi rencana – rencana pembanguan dan rincian umum pendapatan desa

  • yang setaiap tahunya akan di jabarkan kedalam RKP yang pendanaanya di tuangkan ke

    dalam APBDes.

    Penyusunan program pembangunan dalam RPJMDes melibatkan masyarkat dalam

    pengajuan usulanya, setiap tahun dalam mengkomplikasi usulan pendanaan pembangunan di

    butuhkan sikronisasi antara pembangunan, pendapatan, dan pengeluaran, dalam pendanaan,

    sehinnga usulan tersebut harus di komplikasi kedalam RAPBDes sebelum di sahkan menjadi

    APBDes. Penyusunan pos – pos di lakukan oleh kepala Desa , tokoh – tokoh masyarakat,

    LPMD, dan BPD. Pejelasan sumber pendapatan dana desa yang termasuk dalam APBDes

    seperti yang di jelaskan sekretasis desa Bendosari bapak Sundoro sebagai berikut :

    “ Desa untuk dapat dana desa dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (

    APBN) pemerintah pusat ,bagi hasil pajak dari pemerintah daerah , retribusi daerah

    dari pemerintah daerah, ADD pemerintah pusat melalui pemda, kalau dana desa dari

    pemerintah pusat langsung dari APBN. ADD yang ada di APBDes sebagai

    kewenngan desa. Untuk tahun sekarang desa mendapat ADD,BHP ,BHR melalui

    dana transfer itu kewenangan desa. Untuk sumber pendapatan desa ada 4 yaitu PAD ,

    hibah , Alokasi social PKAD.

    Dalam penyusunan Pos – pos APBDes tahun 2016 pemerintah desa mengalami

    kesulitan karena adanya simpang siur perubahan persaturan dari daerah sehingga RAPBDes

    yang di buat oleh pemerintah di bantu oleh pendampingan atau orang dari kabupaten yang

    dapat membantu jalanya penyusunan agar sesuia dengan peraturan yang ada. Hal ini di

    dukung oleh pernyatakan bapak Imam Lazin selaku wakil ketua BPD desa Bendosari yang

    mengatakan :

    ” Kalau ada perubahan dari atasan kita biasanya minta tolong pak Iwan orang

    kecamatan yang sering membantu jadi kalau ada apa – apa tidak terjadi kesalahan

    soalnya dananya 1 milyar dana yang besar, jika ada perubahan jadi penyusunan di

    pos pos cepat untuk di ganti” ( wawancara dengan informan pada 13 Maret 2017).

  • Penyusuanan pos – pos anggaran dalam RAPBDes di lakukan untuk mengetahui

    pengeluaran dan pendapatan yang di anggarkan desa dalam pelaksanaan pembangunan

    sesuai dengan RPJMDes, penyusunanya di laksanakan oleh pemerintah desa bersama BPD,

    LPMD, dan tokoh masyarkat lainya, pembahasan dan penyusunan anggran yang ada dalam

    pos – pos RAPBDes masyarakat sudah tidak lagi di libatkan sehinnga perlu adanya

    kordinasi yang baik untuk penyusunan pos –pos RAPBDes yang memuat dana anggran

    pendapatan dan belanja desa yang keluar , dalam hal ini peran penting LPMD dan BPD di

    rasakan sangat di butuhkan sebagai wakil rakyat dalam pemeerintah desa.

    Pos – pos pendapatan dan belanja desa yang sudah di susun di ajukan lagi kepada

    BPD untuk di bahas kembali apakah sudah sesuai dan sudah sesuai dengan aspirasi

    masyarakat. Desa Bendosari memiliki 9 orang angota BPD dan anggota LPMD yang terdiri

    dari 8 orang, di mana masing – masing dusun memiliki 4 sampai 5 orang BPD dan masing –

    masing 4 orang LPMD yang harus mewakili usulan dusun masing – masing . Fungsi BPD di

    desa Bendosari belum cukup maksimal untuk mengkaji ulang usulan dalam format

    penyusunan pos – pos RAPBDes. Hal ini di ungkapkan oleh kepala Desa Bendosari bapak

    Muji damai sebagai berikut :

    “BPD itu seharusnya perencana pengendalian rapat, pengoreksi, pos – pos yang ada

    format RAPBDes, tapi umumnya di desa BPD tidak berjalan , jika tidak di dorong.

    Di karenakana angota BPD adalah orang – orang yang aktif kerja sehingga mereka

    kurang memperhatikan tugas dan fungsinya menjadi anggota BPD sehinnga kinerja

    BPD di desa Bendosari belum maksimal. ( Hasil wawancara dengan informan pada

    18 Maret 2017)

    Pengoreksian format RAPBDes yang di dalamnya telah di susun pos – pos

    pendapatan dan belanja desa kurang maksimal pengoreksianya oleh BPD , yang kurang aktif

  • dalam kegiatan pemerintahan , hal ini juga oleh bapak Sriyanto selaku ketua RT O3 sebagai

    berikut :

    “… BPD kurang aktif pokok e lek enekrapat jarang datang , ya gak ngusulno opo

    sing di karepno masyarakat ya cuma teka rapat” ( Hasil wawancara dengan informan

    tanggal 17 Maret 2017)

    Kompilasi format dalam RAPBDes dapat mempermudah pemerintah dan masyarakat

    dalam memahami pembangunan yang akan di laksanakan dan apa saja anngaran yang

    tersedia telah sesuai untuk mencagah terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana. Hal ini

    di jelaskan oleh bapak Sundoro selaku sekretaris desa Bendosari :

    …” Format RAPBDes yang sudah di susun di konsultasikan bersama BPD dan

    LPMD bersama kepala desa itu sudah di perinci rancangan angggaran biayanya,

    masing – masing pembangunan sudah tercantum di dalamnya tinggal di setujui oleh

    BPD . Untuk penyusunan satuan harga yang sudah di tentukan” . ( Hasil wawancara

    dengan informan pada 12 Maret 2017)

    Pernyataan bapak Sundoro selaku sekretaris desa Bendosari di benarkan oleh bapak

    Imam lazin selaku wakil ketua BPD di uangkapkan sebagai berikut :

    “BPD mendapat laporan lagi setelah RAPBDes yang di ajukan oleh pemerintah

    desa , di berikan untuk di koreksi setelah itu langsung di ajukan untuk pengesahan “ (

    Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 20 Maret 2017).

    Berdasarkan hasil wawancaradi atas tahapan dalam penyusunan aspirasi masyarakat

    kedalam RAPBDes akan di konsultasikan kembali bersama BPD dan LPMD, tetapi di desa

    Bendosari BPD kurang efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai perwakilan

    dari masyarakat.

  • 2) Pengoreksian Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (RAPBDes oleh

    Pemerintah Desa dan Lembaga Desa.

    a) Penetapan Ulang usulan RAPBDes.

    RAPBDes yang telah di susun melaui forum musyawarah dusun bersama masyarakat, di

    kaji kembali oleh pemerintah desa bersama lembaga perwakilan masyarakat dalam kegiatan

    musyawarah desa yang di laksanakan pada 18 Maret 2017, pengoreksian kembali RAPBDes ini

    di lakukan untuk mengoreksi usulan pembangunan apakah sudah di prioritaskan sesuai dengan

    RPJMDes dan juga dana sudah di anggarkan yang di sediakan untuk pembangunan yang di

    usulkan masyarakat.

    Pelaksanaan musrembang di tunjukan seperti yang terlihat dalam gambar berikut :

    Gambar 4.2. Dokumentasi Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan.

    Sumber : Arsip kegiatan Pemerintah Desa

  • Musyawarah desa Bendosari juga dihadiri oleh pemerintah desa Bendosari dan juga

    lembaga perwakilan masyarakat , yang di laksanakan pada 18 Maret 2017 yang bertempat di

    balai desa Bendosari dengan agenda musyawarah penyusunan rencana pembanguan desa RKP

    dan APBDes tahun 2017.

    Hal ini di ungkapkan oleh kepala desa Bendosari bapak Muji damai yang menyatakan

    sebagai berikut :

    “… Pengoreksian , pengesahan di tinggkat dusun di wewenangkan kepada BPD dan

    LPMD , kepala Desa dan perangkat desa baru mendiskusikan dan menetapkan

    bersama – sama lembaga perwakilan masyarakat dalam musyawarah rencana

    pembangunan desa. ( Hasil wawancara dengan informan pada 18 Maret 2017).

    Pernyataan dari kepala Desa Bendosari bapak Muji Damai di benarkan oleh wakil ketua

    BPD bapak Imam lazin yang menyatakan :

    “… BPD bersama- sama LPMD di beri wewenang oleh kepala desa untuk

    mengoreksi usulan pembagunan dari masyarkat dan memprioritaskan yang benar –

    benar penting sebelum di diskusikan dan pengesahan bersama – sama dengan Kepala

    Desa dan perangkat desa lainya ( Hasil wawancara dengan informan pada 12 Maret

    2017 )

    Berdasakan wawancara yang telah di lakukan telah di ketahu bahwa RAPBDes yang

    memuat pos – pos pendanaan pembangunan tidak begitu saja di ajukan, pengoreksian bersama

    lembaga masyarakat dan perwakilan masyarakat di laksanakan dalam Musrembangdes dalam

    memilih program prioritas agar sesuai dengan RPJMDes.

    b) Penetapan Persetujuan.

    Setelah melakukan tinjauan ulang dalam pembahasan RAPBDes dan di perleh

    kesepakatan selanjutnya adalah pemerintah desa membuat rancangan peraturan

  • desa , oleh sekretaris desa . Seperti yang di katakan oleh Bapak Sundoro selaku

    sekretaris desa Bendosari :

    “….. Setiap penyusunan RAPBDes nanti setelahnya saya langsung membuat

    peraturan desa tentang APBDes, saya yang menyusun soalnya saya yang mengetahui

    dan menjadi PTPTD jadi tau, Kaur keuangan bertugas bikin draf saja”. ( Hasil

    wawancara dengan informan pada tanggal 13 Maret 2017).

    Pernyataan mengenai peyusunan RAPBDes ini juga di dukung oleh bapak Muji damai

    selaku kepala desa Bendosari :

    …”yang menyusun untuk persiapan APBDes menjadi peraturan desa adalah bapak

    seketaris desa, persetujuanya saya bersama BPD dan LPMD ( wawancara dengan

    informan tanggal 12 Maret 2017)

    Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di ketahui penyusunan peraturan desa

    mengenai APBDes di susun oleh sekretaris desa, PTPKD, di ketahui oleh kepala desa dan BPD

    dimana peraturan desa ini akan di ajukan untuk di sahkan.

    3) Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes.

    a) Penetapan RAPBDes.

    Rancangan RAPBDes yang sudah di koreksi dan telah disiapkan menjadi

    peraturan desaAPBDes, akan di tetapan dan di sahkan melalui rapat yang melibatkan

    BPD,LPMD dan kepala Desa. Pengesahan peraturan Desa tentang APBDes di

    laksanakan pada tanggal 18 Maret 2017, pernyataan ini di dukung oleh bapak Imam

    lazin selaku wakil ketua BPD desa Bendosari yang mengatakan :

    …“ BPD Desa Bendosari membahasRAPBDes yang di anggarkan dalam dana

    desa tahun ini kurang lebih sebanyak 1 milyar rupiah yang di gunakan untuk

    pembangunan fisik sekitar 500 juta-an sisanya di kelola untuk tunjangan, persetujuan

    rancangan ini di musyawarahkan dan di sepakati bersama kepala desa yang

    selanjutnya diverifikasi.” ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 20 Maret

    2017.)

  • Hal ini juga di jelaskan oleh bapak Sundoro selaku sekretaris Desa Bendosari

    yang menjelaskan sebagai berikut :

    “ RAPBDes sebelum di sahkan menjadi peraturan desa APBDes di teliti dulu

    ,dikonsultasikan bersama BPD dan lembaga masyarakat disahkan oleh kepala Desa

    di verifikasi oleh kecamatan, kesamatan verifikasi dari tahap pendampingan, jika ada

    kesalahan dari pendampingan nanti akan di betulkan, nanti di kecamatan yang sudah

    benar – benar fix dan di tandatangani oleh kecamatan. ( hasil wawancara dengan

    informan pada tanggal 13 Maret 2017).

    Dalam pengesahan tersebut juga adanya eran kepala Desa Bendosari yang di

    jelaskan oleh bapak Muji damai sebagai berikut:

    ” Peran saya jika sudah di laksanakan musyawarah dusun peran saya adalah

    mengesahkan dan memilih program prioritas yang mana mengesahkan dan

    pertangungjawaban wewenang saya sebagai kepala Desa ,BPD dan badan pengawas

    keuangan desa. ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 18 Maret 2017).

    Pelaksanaan penyusunan RAPBDes hingga pembuatan peraturan desa mengenani

    APBDes sudah dilakukan desa Bendosari, desa Bendosari juga memiliki pedamping dari

    kabupaten yang mempermudah proses penyusunan hingga pengajuan untuk pengesahan

    APBDes. Peran dalam menyetujui dan memilih program prioritas di laksanakan oleh

    kepala desa bersama dengan BPD desa Bendosari.

    b) Sosialisasi.

    Sosialisasi ini dilakukan setelah berbagai tahapan penyusunan dan

    pengesahanAPBDes. Sosialisasi adalah pemberitahuan hasil penggunaan dana desa dan

    arah pembagunan yang telah di sepakati oleh masyarakat dan pemerintah desa. Upaya

  • yang di lakukan pemerintah desa Bendosari untuk melakukan sosialisasi dengan

    melibatkan bantuan dari lembaga masyarakat RT dan RW setempat maupun memberikan

    selembaran dan menempatkan famplet.

    Seperti yang di uangkapkan oleh ibu Nuraini selaku masyarakat desa Bendosari

    yang mengatakan :

    “….. enek tulisan ndek papan pengumuman tentang dana- dana sing di gunakno

    kanggo pembangunan opo lan opo ndek setiap RT biasane ndek pertigaan utowo

    perempatan, ( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 12 Maret 2017).

    Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat desa Bendosari pemerintah desa

    dan perangkat desa bendosari sudah turut aktif dalam pelaksanaan tugasnya, pemerintah

    sudah mengupayakan pemberitahuan tentang pembangunan dan anggaran yang akan di

    gunakan.

    4) Forum Partisipasi Masyarakat.

    Partisipasi masyarakat di Desa Bendosari di mulai melaui pengundangan atau

    pemberitahuan dari pemerintah desa untuk mengadakan rapat pembangunan, rapat ini di

    koordinir oleh RT/RW, LPMD hingga BPD. Pada umumnya masyarakat desa Bendosari

    sudah menjalankan musyawarah di setiap dusun. Partisipasi masyarakat ini akan di

    tamping oleh RT/RW dan ditindak lanjuti oleh BPD dan LPMD di setiap dusun, usulan

    pembangunan yang di lakukan nantinya menjadi masukn dalam penyusunan APBDes.

    a) Pengadaan Musyawarah Dusun.

  • Pengadaan musyawarah di dusun- dusun yang ada di desa Bendosari di mulai

    melalui musyawarah dusun bersama masyarakat desa Bendosari dan di koordinasi oleh

    RT/RW setempat, musyawarah yang diadakan oleh dusun bersama masyarakat desa

    Bendosari yang dikoordinasi oleh RT/RW setempat, musyawarahnyang diadakan

    biasanya membahas pembangunan , kerja bakti , kegiatan swadaya serta kegiatan –

    kegiatan desa lainya. Hal ini di jelaskan oleh bapak Ramelan selaku ketua RT 02 yang

    menjelaskan:

    “ kalau ada kegiatan rapat biasanya dari desa memberikan surat pemberitahuan

    terlebih dahulu lalu RT mengumpulkan masyarakat yang biasanya ngumpul di

    tempat seperti rumah RT, musolla, masyarakat kebanyakan antusias jika ada

    kegiatan rapat. ( Hasil wawancara dengan informan pada tangal 18 Maret 2017).

    Pernyataan lain di berikan oleh bapak suhendro sebagai masyarakat Dusun Bendosari

    Desa Bendosari yang mengatakan :

    “Aku ora ngerti opo – opo tentang APBDes, gak tau di undang misalnya ada

    musyawarah di RT dadi ya gak eroh opo -opo , sing di undang ya wong sing duwur –

    duwur ngeneiki gak eroh opo- opo ( Hasil wawancara dengan informan pada 23

    Maret 2017).

    Pernyataan yang sama juga di uangkapkan oleh ibu Mujiah sebagai masyarakat dusun

    Kromasan desa Bendosari sebagai berikut :

    “ Lek undangan memang di undang oleh RT, setiap desa juga punya kader seperti

    LPMD, biasanya masyarakat yang di undang gak semua kebanyakan kader – kader

    tok yang tau. Saya pernah pegalaman di koperasi wanita ya begitu yang tauhanya

    anggota – angota saja aku gak tau mgerti tentang APBDes.( Hasil wawancara

    dengan informan pada 22 Maret 2017).

  • Musyawarah dusun yang diadakan untuk penyerapan aspirasi masyarakat yang di

    koordinir RT/RW,LPMD, Kepala Dusun dengan mengundang masyarakat desa

    Bendosari.

    Pernyataan lain datang dari bapak Zaenal Aripin warga desa Bendosari yang

    mengatakan :

    …”Musyawarah di RT ada tapi RT tok masyarakat gak ikut ndak di ajak

    musyawarah tapi tau bangun baping. Kalau saya soalnya Limnas jadi tau bangun

    baping dari rapat Limnas.”( Hasil wawancara dengan informan pada 23 Maret 2017).

    Pernyataan tersebut juga dikatakan oleh bapak Eko warga desa Bendosari yang

    mengatakan :

    “… Musyawarah saya tidak pernah ikut gak pernah tau jika ada musyawarah dan

    saya juga gak pernah tau sama sekali tentang APBDes. ( Hasil wawancara dengan

    informan pada 23 Maret 2017).

    Pernyataan lain datang dari bapak Mujiono warga Dusun Kromasan Desa Bendosari

    yang mengatakan sebagai berikut :

    “APBDes saya gak tau masyarakat enggak di kasih tau Cuma

    perangkatperangkatnya tok sing rapat, saya paling ada apa – apa ngobrol sama pak

    RT saya nales ikut rapat soalnya wes gitu – gitu aja, rapat RT disini jarang RT nya

    juga sibuk kerja jadi yang mewakili anaknya jarang musyawarah”

    Berdasarkan wawancara di atas masyarakat Desa Bendosari tidak sepenuhnya

    mengetaui kegiatan musyawarah pembangunan di desanya. Masyarakat Desa Bendosari

    masih beramsusi bahwa yang terlibat dalam musyawarah hanyalah perangkat – perangkat

  • desa dan lembaga – lembaga masyarakat. Selain musyawarah di dusun aspirasi masyarakt

    akan dintampng oleh lembaga masyarakat yaitu LPMD dan BPD.

    Selain wawancara yang di lakukan di lapangan data yang mendukung adanya

    partisipasi masyarakat Desa Bendosari dalam kegiatan musyawarah pembangunan yaitu

    dengan adanya daftar hadir pada kegiatan musyawarah dusun RKP yang nantinya akan di

    tuangkan pada APBDes pada table berikut :

    TABEL 4.3.8 Daftar Hadir Musyawarah Dusun Desa Bendosari Tahun 2017

    No Daftar Hadir Keterangan

    1 Imam Lazin Wakil ketua BPD

    2 Bambang Sutiono Angota BPD

    3 Nurkholis Sekretaris LPMD

    4 Romelan Ketua RT 02

    5 Sriyanto Ketua RT 01

    6 Muhtar Ketua RT 10

    7 Siswoyo Ketua RW III

    8 Zaenal Arifin Warga RT 02

    9 Suhendro Warga RT O2

    10 Mashudi Warga RT 04

    11 H. Juwahir Warga RT 08

    Tabel kehadiran masyarakat dslsm kegiatan musyawarah yng di selenggarakan

    oleh desa, telah mengikutsertakan masyarakat sebanyak 180 jiwa dari seluruh total

  • masyarakat produktif di Desa Bendosari, yang berate penyusunan usulan tahuan 2017

    dalam penyusunan RKP yang akn di tuangkan dalam RAPBDes telah melibatkan 12.9%

    masyarakat desa Bendosari. Presentase kelibatan masyarakat dalam pengambilan

    keputusan sebanyak 12,9 di anggap sebagai perwakilan masyarakat dalam menentukan

    program pembangunan yang di prioritaskan di Desa Bendosari.

    Kegiatan musyawarah dusun yang di laksanakan tidak semua masyarakat Desa

    Bendosari ikut terlibat aktif dalam kegiatanya, pada kegitan ini perwakilan masyarakat di

    undang minimal senamyak 10 orang dari setiap masing – masing dusun untuk ikut serta

    menghadiri kegiatan musyawarah dusun, yang di wakilkan oleh tokoh – tokoh masyarakat.

    Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Badan Permusyawaratan

    Desa ( BPD) yang bertugas sebagai wakil rakyat yang berfungsi sebagai wadah

    penampungan aspirasi masyarakat, tetapi BPD desa Bendosari kurang aktif dalam

    musyawarah yang diadakan di dusun – dusun bersama masyarakat. BPD desa Bendosari

    berjumlah 9 orang yang setiap dusun memiliki 9 orang angota BPD, yang setiap dudun

    memiliki perwakilan BPD. Hal ini di jelaskan pak Nur Kholis selakuketua LPMD Desa

    Bendosari sebagai berikut:

    “… LPMD menurut kepala desa hanya sebatas mengetahui harapan yang masuk

    dalam pembangunan itu merupakan harapan dari masyarakat, pembanguan tahun ini

    juga harapan dari masyarakat, karena sebelum pembanguann tahunan di dalam

    RAPBDes juga itu semua sudah usulan dari masyarakat”. ( Hasil wawancara dengan

    informan pada tanggal 22 Maret 2017).

    Seperti yang di uangkapkan oleh ketua RW 03 Dusun Bendosari yang

    menyatakan :

  • “…. LPMD kalau rapat males, kurang aktif,soale pas rapat wes ngene ae ya sudah,

    siapa yang mau jadi pelaksanaan pembangunan, di tawari yang mau jadi pelaksana

    pembangunandi tawari yang mau jadi pelaksana pembangunan, missal Pak RT, pak

    RW yawes sudah”.( Hasil wawancara dengan informan pada tanggal 21 Maret

    2017).

    Selain LPMD dan BPD perwakilan dari masing – masing dusun di amanahkan

    kepada kepala Dusun yang menghadiri rapat Musrenbangdes di dalamnya membahas

    program – program yang akan di bangun dan telah di sepakati bersama masyarakat yang

    nantinya akan di anggarkan ke dalam RAPBDes Musrembangdes ini di laksanakan pada

    tanggal 18 April 2017.

    1. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi masyarakat dalam Penyusunan

    Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

    Faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi adalah faktor yang timbul dari berbagai

    aspek dan kultur dari desa itu sendiri. Desa Bendosari merupakan desa yang memiliki budaya

    yang masih kental dengan adat – istiadat dalam kehidupan sehari – hari dalam pelaksanaaan

    musyawarah dusun hingga musyawarah desa masyarakat desa Bendosari di pengaruhi oleh

    berbagai faktor dan budaya, salah satunya adalah masyarakat desa Bendosari yang masoritas

    bekerja sebagai petani, peternak dan pekerja bangunan sehingga pelaksanaan musyawarah

    dusun /desa seringkali di laksanakan pada malam hari . Selain faktor di atas tersebut faktor

    adat istiadat juga mempengaruhi kehadiran dalam kegiatan musyawarah yang di lakanakan,

  • kegiatan musyawarah yang di laksanakan pada malam hari sehingga kebanyakan kaum

    perempuan tidak bisa ikut serta dalam kegiatan musyawarah dusun / desa.

    Faktor budaya juga salah satu yang mempengaruhi partisipasi masyarakat desa

    Bendosari seperti laki- laki sebagai kepala keluarga sehingga jika ada kegiatan seharusnya laki

    – lakilah yang harus hadir masih melekat di desa Bendosari, sehingga kontribusi perempuan

    dalam partisipasi masyarakat di Desa Bendosari masih lemah. Faktor tingkat pendidikan juga

    bisa mempengaruhi lemahnya partisipasi masyarkat, di desa Bendosari dengan tingkat rata –

    rata penduduk hanya sampai pada tingkat pendidikan wajib belajar 9 tahun dengan lemahnya

    tingkat pendidikan sehingga masyarakat desa Bendosari seringkali tidak menganggap penting

    kegiatan yang di selenggarakan oleh desa masyarakat lebih berfikir untuk hanya mengikuti apa

    yang sudah menjadi keputusan aparatur desa, dalam pelibatanya mereka seringkali tidak aktif

    bahkan tidak ikut hadir dalam kegiatan, keputusan lebih di serahkan kepada perwakilan

    masyarakat dan pemerintah desa. Masih kentalnya budaya elite desa juga menjadi salah satu

    faktor dalam pembuatan atau penyelenggaraan kegiatan musyawarah desa berjalan seperti

    tidak melibatkan masyarakat, hanya tokoh – tokoh tertentu dan pemerintahan desa yang

    terlibat sebagai perwakilan masyarakat, selain itu elite desa juga berperan sebagai coordinator

    masyarakat di setiap masing – masing dusun yang ada.

    a) Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat.

    1) Faktor Internal.

    Dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat kegiatan yang di selenggarakan oleh

    masyarakat desa Bendosari memiliki keinginan yang kuat dalam memberikan kontribusi

    dalam kegiatan yang di selenggarakan, hal ini tumbuh atas kesadaran masyarakat untuk

    terlibat aktif dalam kegiatan untuk memajukan desa Bendosari. Musyawarah yang

  • diadakan di desa Bendoasi yang di laksanakan guna untuk dapat memajukan desa

    Bendosari dengan melibatkan partisipasi masyarakat, namun masyrakat desa Bendosari

    masih menganut adat bahwa laki – laki yang melaksanakan kegiatan – kegiatan

    musyawarah, perempuan di Desa Bendosari notabene yang berprofesi sebagai ibu rumah

    tangga merasa bahw dalam pelaksanaan kegiatan musyawarah desa yang di laksanakan

    seharusnya di hadiri oleh laki – laki , hanya beberapa perempuan yang terlibat dalam

    kegiatan yang di laksanakan di desa Bendosari. Faktor adat istiadat yang masih kental di

    Desa Bendosari sehingga laki – laki yang berkewajiban menghadiri kegiatan yang

    diadakan oleh desa sehingga perempuan kurang terlibat dalam pengambilan suara tetapi

    masyarakat desa Bendosari pada umumnya mempunyai keinginan untuk ikut aktif dalam

    kegiatan yang ada di desa Bendosari , hal ini di sampaikan oleh ibu Winnarti masyarakat

    dusun Bendosari sebagai berikut :

    “ Saya kurang tau jika ada kegiatan – kegiatan apa di desa, saya hanya ikut

    koperasi wanita tapi kalau ada musyawarah – musyawarah baik di dusun maupaun

    desa itu mayoritas yang di undang bapak – bapak . Paling kalau ibu – ibu jika ada

    masalah atau ide – ide biasanya bilangnya ke pak RT. ( Hasilwawancara dengan

    informan pada tanggal 21 Maret 2017).

    Hal yang sama juga di sampaikan oleh ibu Endah Setyowati masyarakat Dusun

    Kromasan Desa Bendosari yang menyatakan sebagai berikut :

    “Saya tidak mengetahui sama sekali tentang APBDes, tapi klau ada kegiatan dan di

    undang ya pasti diusahkan untuk datang. Biasanya saya hanya ngobrol – ngobrol

    dengan pak RT dan ibu – ibu misalnya kenapa jalan yang sudah di bangun cepat

    rusak dan tidak kunjung di perbaiki. Kalau disni ibu – ibu jarang ikut rapat memang”

    ( Hasil wawancara dengan informan pada 22 Maret 2017).

    2) Faktor Eksternal.

  • Selain faktor masyarakat sendiri ingin berperan aktif dalam kegiatan

    pembangunan yang di lakukan di desa peran perintah , lembaga – lembaga kemasyarakatan

    , dan tokoh – tokoh masyarakat Desa bendosari juga mengupayakan keterlibatan

    masyarakat dalam pengambilan suara maupun musyawarah yang di lakukan sebagai media

    tukar pikiran dan membahas pembangunan desa. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak

    Siswoyo selaku ketua RW III yang menyatakan sebagai berikut :

    “ Jika masyarakat tidak ikut rapat di RT/RW nanti pembangunan – pembangunanya

    bisa di alihkan ke desa lainya. Masyarakat di dusun sini sudah banyak yang aktif jika

    ada rapat soalnya masyarakat sadar klau kabeh iku bakale kanggo masyarakat” (

    Hasil wawancara dengan informan pada 22 Maret 2017)

    b) Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat.

    1) Faktor Internal.

    Masyarakat Desa Bendosari merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi adat

    istiadat , nilai gotong royong dan nilai kekeluargaan antara warga memiliki kendala

    tersendiri jika ketidakhadiranya dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh RT/RW

    maupun pemerinah desa itu sendiri, kendala ketidakhadiran masyarakat biasanya berasal

    dari kepentingan pribadi masyarakat itu sendiri. Hal tersebut juga di dukung oleh pendapat

    ibu Nuraini salah satu masyarakat dusun Bendosari desa Bendosari yang menyatakan

    sebagai berikut :

    “ Kalau di Tanya masalah APBDes gak ngerti apa “ wong wong ya akeh sing gak

    ngerti mbak, masyarakat tau – tau ya beres. Apalagi kaum perempuan gak onok sing

    melu rapat dadi opo ae keputusane y awes manut ae ( Hasil wawancara dengan

    informan pada 22 Maret 2017).

    Hal lain di sampaikan oleh Ibu Iswari masyarakat dusun Bendosari Desa Bendosari

    yang mengatakan :

  • “ Saya klau ada rapat ya di undang soalnya di rumah gak ada orang laki – laki

    tapi saya gak pernah ikut bosen cuma gitu – gitu aja dan kebanyakan kaum laki –

    laki jadi males hadir juga” ( Hasil wawancara dengan informan pada 22 Maret 2017)

    Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti diatas faktor yang salah

    satunya mempengaruhi masyarakat tidak turut aktif dalam kegiatan yang di adakan baik

    oleh Dusun maupun Desa karena masyarakat merasa tidak di libatkan dalam kegiatan yang

    di adakan oleh Dusun. Minimnya keterlibatan kaum perempuan terhadap kegiatan yang

    diadakan oleh desa juga sangat mempengaruhi tidak turut aktifnya masyarakat dalam

    kegiatan yang diadakan oleh Desa, selain faktor tersebut masalah lain yang mempengaruhi

    kurang aktifnya masyarakat adalah kurangnya kinerja pemerintah desa sehingga

    menyebabkan masyarakat tidak terlibat di dalam kegiatanya.

    2) Faktor Eksternal.

    Selain faktor internal faktor pekerjaan dan kepentingan pribadi dari masing –

    masing masyarakat juga mempengaruhi minimnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan

    yang diadakan oleh Dusun maupun Desa. Hal ini di sampaikan oleh bapak Ahmad yang

    mengatakan sebagai berikut :

    “ Saya sehari – hari bekerja sebagai sopir jadi sering keluar kota jadi saya kurang

    mengetahui mengenai rapat – rapat yang diadakan baik di dusun maupun di desa

    saya juga menerima undangan tapi hingga saat ini belum pernah hadir sama sekali.

    Hal yang sama juga di sampaikan oleh Ibu Nuryati sebagai masyarakat desa

    Bendosari yang menyampaikan sebagai berikut :

    “ Saya kalau ada musyawarah baik di Dusun maupun di Desa saya tidak pernah

    dapat undangan jadi ya gak pernah ikut, jika di undang pun juga belum tentu bisa

  • dtang soalnya ngurus rumah sama jualan setiap hari” ( Hasil wawancara dengan

    informan pada 22 Maret 2017).

    Berdasarkan hasil wawawancara di atas faktor – faktor yang mempengarui

    masyarakat desa Bendosari tidak turut aktif dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh

    Dusun maupun Desa selain faktor internal yaitu faktor ekternal yang mana masyarakat

    Desa Bendosari tidak dapat turut aktif dalam kegiatan yang diadakan karena mereka ada

    urusan pribadi, misalnya karena pekerjaan mereka yang tidak dapat di tinggal.

    C. Analisis Data Fokus Penelitian

    1. Partisipasi dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

    a) Mekanisme penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes)

    Pembangunan merupakan proses yang di lakukan secara berencana yang

    perencanaanya berorientasi pada perubahan dan pertumbuhan yang menuju kearah yang lebih

    baik. Pelaksanaan pembangunan menurut Suryono (2010:19-25) salah satu hal dalam

    pembangunan yang perlu di perhatikan adalah pemberdayaan masyarakat yang merupakan

    upaya pemanfaatkan pengelolaan sumberdaya masyarakat secara lebih efektif dan efisen

  • supaya masyarakat dapat di libatkan adalam visi dan misi pembangunan kedepan yang akan di

    wujudkan sehingga program – program pembangunan yang dilaksanakan nantinya sesuai

    dengan keinginan dari masyarakat. Partisipasi masyarakt dalam rangka pelaksanaan

    pembangunan harus melibatkan partisipasi dari seluruh kalanganmasyarakat karena

    pembangunan meliputi beberapa aspek kehidupan seperti bidang ekonomi, bidang social

    budaya , bidang politik dan lain – lain, bidang – bidang ini akan berhasil jika di dalam

    pelaksanaanya melibatkan partisipasi masyarakat dan pertangung jawaban atas pembangunan

    tersebut.

    Pembangunan yang di laksanakan oleh desa hakikatnya perencaaan pembangunan

    adalah dari, oleh, untuk masyarakat. Berdasarkan pengertian perencanaan pembangunan

    pelaksanaan Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa ( APBDes) termasuk dalam

    aktifitas perencanaan yang dokumen perencanaan anggaranya yang di dalamnya menjadi

    acuan pendanaan dari kegiatan pembangunanyang akan di laksanakan.

    Berdsarkan modul penyusunan APBDes yang partisipatif Handono (2005:87) tahap

    penyusunan APBDes yang partisipatif adalah :

    Tahap 1. Penyusunan dan pengajuan RAPBDes.

    7) Menyusun usulan – usulan kegiatan pembangunan dusun RT/RW. Penyusunan

    usulan kegiatan dusun RT/RW ini di lakukan melalui musyawarah pembangunan

    dusun , RT/RW dan melibtkan warga dusun yang bersangkutan , Kepala Dusun ,

    Ketua RT/RW dan kelompok – kelompok masyarakat yang ada di dusun.

    8) Membahas usulan kegiatan pemangunan yang diajukan dusun pembahasan

    usulan kegiatan pembangunan yang dusun ini di ajukan dusun ini melalui

  • Musyawarah Pembangunan Desa dan melibatkan kepala Desa, kepala Dusun dan

    masyarakat.

    9) Penyusunan skala prioritas kegiatan pembangunan ini melalui Musyawarah

    Pembangunan Desa yang melibatkan kepala Desa,kepala Dusun dan masyarakat.

    10) Konsultasi publik diadakan Musyawarah Pembangunan Desa dan melibatkan

    kepala Desa, kepala Dusun dan Masyarakat.

    11) Mengkomplikasi usulan yang diterima dalam format RAPBDes ( pos- pos

    pendapatan dan belanja ) penyatulan usulan yang di terima di dalam format

    RAPBDes ini dilakukan melalui Musyawarah Pembangunan Desa, kepala Dusun

    dan masyarakat.

    12) Pengajuan RAPBDes untuk di bahas oleh BPD yang dilakukan melalui

    Musyawarah Pembangunan Desa dan melibatkan kepala Desa,kepala Dusun dan

    masyarakat.

    Tahap 2 Pembahasan RAPB

    4) Konsultasi public yangdilakukan melalui rapat / musyawarah pembahasan

    RAPBDes dan melibatkan BPD dan Masyarakat.

    5) Penyusunan tanggagapan, koreksi dan usulan perbaikan RAPBDesini dilakukan

    melalui musyawarah pembahasan RAPBDes dan melibtkan BPD dan

    masyarakat.

    6) Perumusan dan penetapan persetujun ini dilakukan melalui rapat /musyawarah

    pembahasan RAPBDesdan melibatkan BPD dan masyarakat.

  • Tahap 3 Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes

    4) Penetapan pengesahan RAPBDes menjadi APBDes dilakukan melalui rapat

    paripurna RAPBDes dan melibatkan kepla Desa BPD dan masyarakat.

    5) Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes di lakukan melalui rapat paripurna

    pengesahan RAPBDes yang di lihat oleh Kepala desa, BPD dan masyarakat.

    6) Sosialisasi APBDes dilakukan melalui pengumuman da sosialisasi APBDes melalui

    saluran – saluran komunikasi yang ada di desa dan melibatkan Kepala Desa BPD

    dan masyarakat.

    Mekanisme penyusunan APBDes di Desa Bendosari

    1) Penyusunan Usulan RAPBDes.

    a) Musyawarah penyusunan Rencana Pembanguan Tingkat Dusun.

    Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di lapangan, peran tokoh – tokoh

    masyarakat di tunjuk sebagai RT/RW, kepala Dusun telah melakukan tugas dan peranya

    sebagai wakil dari masyarakat denan baik, RT/RW dan kepla Dusun Desa Bendosari telah

    mengupayakan pelaksanaan Musdus yang telahdi beritahukan seelunya oleh pemerintah desa,

    dan juga pada pelaksanaan kegiatan musyawarah pembangunan jangka menengah desa yang

    akan di masukan kedalam RPJMDes, APBDes dan RKP.

    Mekanisme di atas telah sesuai dengan modul APBDes partisipatif penyusunan kegiatan

    pembangunan di mulai dari tingat paling bawah yaitu tingkat Dusun bersama RT/RW.

    Penyusunan usulan kegiatan pembangunan ini dilakukan melalui musyawarah pembangunan

    Dusun RT/RW yang melibatkan masyarakat yang bersangkutan , kepala Dusun ketua RT/RW

    dan kelompok – kelompok masyarakat yang ada di dusun.

  • Berdasarkan hasil penelitian di lapangan RT/RW kepala Dusun Desa Bendosari telah

    melaksanakan peran dan fungsinya pada pelaksanaan kegaiatan musyawarah yang diadakan

    telak melaksanakan fungsinya dengan cukup baik dan harus lebih di tingkatkan lagi.

    b) Penyeleksian Usulan kegiatan Pembangunan Dusun.

    Penyeleksian usulan kegiatan pembangunan dusun adalah tahap setelah dilakukanya

    penampungan aspirasi masyarakat di setiap dusun di desa Bendosari, dilaksanakan oleh

    LPMD, RT/RW, kepala Dusun,dan BPD yang ada di setiap dusun masing – masing di desa

    Bendosari, penampungan aspirasi masyarakatdipilah untuk diprioritaskan dalam musyawarah

    pembangunan yang dilaksanakan di desa. Pada tahun 2017 di laksanakan oleh lembaga-

    lembaga perwakilan dusun, untuk selanjutnya di sampaikan kepada pemerintah desa dalam

    penyusuna RPJMDes, RKP dan APBDes. Pada tahapan ini masyarakat desa Bendosari sudah

    tidak di libatkan , dalam tahap ini hanya melibatkan perwakilan seperti RT/RW, Kepala Dusun,

    LPMD dan BPD, tetapi kendala yang di hadapi di desa Bendosari yaitu kurang aktifnya BPD

    dalam kegiatan yang di laksanakan di forum dusun.

    Pada kegiatan musyawarah yang dilakukan ini belum sepenuhnya sesuai dengan yang

    terdapat dalam Modul Penyusunan APBDes yang Partisipatif karena Kepala Desa Bendosari

    belum ikut hadir dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh dusun, pada kegaiatan pemilihan

    usulan program yang prioritas juga tidak melibatkan masyarakat, peran masyarakat di sisni

    hanya ada dalam musyawarah dusun untuk pengajun usulan tersebut selanjutnya di koordinir

    oleh lembaga perwakilan masyarakt seperti RT, RW, Kepala Dusun , LPMD, dan BPD.

    Perbedaan yang lain adalah dalam modul APBDes tidak di sebutkan lembaga perwakilan

    musyawarah seperti LPMD, BPD,dan RT/RW yang berperan sebagai pelaksana kegiatan yang

    merupakan penampungan aspirasi dari masyarakat dan pemilah program yang telah di ajukan

  • oleh masyarakat, berdasarkan hasil penelitain di lapangan peran dari RT/RW, LPMD, desa

    Bendosari sangat membantupengambilan usulan dan pemilihan usulan masyarakat sehingga

    lebih mengefektivitaskan dan mengefisensukan kegiatanpengambilan usulan yang ada di

    lapangan.

    c) Penyusunan Prioritas Pembangunan.

    Penyusuna prioritas pembangunan adalah tahapan pemilihan arah pembangunan yang

    akan di prioritaskan, hal ini dilakukan oleh LPMD,BPD, dan pelaksana kegiatan dalam tahapan

    ini pembngunan akan lebih diseleksi apakah sudah sesuai dengan RPJMDes yang ada,

    penyusunan skala prioritas ini akan diperiksa oleh BPD desa Bendosari apakah pembangunan

    yang di prioritaskanbenar – benar penting dan utama untuk thun 2016 dan untuuk di masukkan

    kedalalam anggaran dan di periksa apakah anggaran yang akan di keluarkan untuk pelaksanan

    pembangunan dan kegiatan sudah sesuai dengan APBDes.

    Hasil penelitian di lapangan pada tahapan yang dilakukan melalui musyawarah yang

    ditangani oleh lembaga perwakilan masyarakat , hal ini berbeda dengan Modul APBDes

    Partisipatif karena pada tahap ini belum melibatkan kepala desa dan kepala dusun pada taham

    ini berpern sebagai perwakiln masyarakat untuk mengetahui program yang di usulkan telah

    sesuai dengan pembangunan di RPJMDes dan anggran yang tersedia di desa pada tahap ini

    masyarakat sudah tidak di libatkan dalam pengambilan keputusan, hal ini bebeda dengan yang

    ada dalam modul APBDes partisipatif yangmenjelskan perlu adanya keterlibatan anatara

    kepala desa, kepal dusun dan masyarakat.

    d) Penyusunan Usulan kedalam Format RAPBDes( pos- pos pendapatan dan belanja)

    Pada modul APBDes Partisipatif sebelum diadakanya tahapanpenyusunan usulan kedalam

    formatbRAPBDes terlrbih dahulu di laksanakan konsultasi publik dalam musyawarah

  • pembangunan Desa dengan melibatkan kepala Desa, Kepala Dusun dan masyarakat, tetapi

    dalam penyusuan Angggaran Penerimaan dn Belanja Desa ( APBDes) di desa Bendosari

    tidakdi lakukan konsulytasi publik,penyusunan skala prioritas yang dilakukan pada tingkat

    dusun sebelum di ajukan ke dalam MusDus bersama pemerintah desa. Langkah selanjutnya

    yang dilakukan adalah penyusunan usulan kedalam format RAPBDes.

    Pada tahap ini akan di lakukan perincisn program yang di ajukan dalam pembahasan

    musyawarah desa ini dilakukan dalam penyusunan RPJMDes, RKP,dan APBDes. Pada tahap

    penyusunan APBDes desa Bendosari tahun 2017 , telah di lakukan pemilihan program

    prioritas yang akan di bangun dan di tuangkan kedalam RKP langkah selanjutnya adalah

    mengkmplikasi usulan pembangunan yang di butuhkan dengan anggran, pendapatan

    danpengeluaran sebelum di masukkan ke dalam format RAPBDes dan di sahkan menjadi

    APBDes penyusunan pos- pos dilakukan oleh kepala Desa, kepala Dusun, LPMD,PTPKD dan

    BPD.

    Mengkonglikasikan usulan- usulan kedalam pos- pos pendapatan dan belanja RAPBDes

    tahun 2017 pemerintah desa mengalami kendala karena adanya perubahan peraturan dari

    pemerintah pusat,tahun 2017 penyusunan pos-pos APBDes di desa Bendosari di bantu oleh

    pendampingan dari orang kabupaten yang membantu jalanya penyusunan pos –pos dalam

    APBDes agar sesuai dengan peraturan. Penyusunan pos- pos anggaran dalam RAPBDes

    dilakukan untuk mengetahui pengeluaran dan pendapatan desa yang akan dianggarkan dalam

    satu tahun dilakukan dalam musyawarah desa bersama kepala Desa, sekretaris Desa, PTPKD,

    BPD, LPMD dan perwakilan lainya.

    Pada tahapan ini aspirasi masyarakat hanya di wakilkan oleh LPMD,BPD. Pos - pos

    pendapatan dan belanja desa yang sudah di susun dalam format RAPBDes sebelum disahkan

  • menjadi APBDes akan di periksa kembali oleh BPD Desa Bendosari, tetapi BPD Desa

    Bendosari kurang aktif dalam kegiatan yang diadakan sehingga BPD Desa Bendosari akan

    langsung menyetujui usulan yang diusulkan.

    Berdasarkan penelitian kelapangan yang di lakukan pada tahun 2016 sudah sesuai dengan

    yang ada dalam modul APBDes Partisipatif komplikasi usulan yang di terima dalamformat

    RAPBDes (pos – pos pendapatan dan belanja ) penyusunan usulan yang diterima dalam format

    RAPBDes ini dilakukan dalam musyawarah pembangunan desa dengan melibatkan kepala

    Desa, Kepala Dusun dan perwakilan masyarakat, perbedaan dalam modul administratif

    mengenai keterlibatan masyarakat maupun tokoh masyarakat secara langsung dalam

    musyawarah yang dilakukan di desa yang diundang hanya lembaga perwakilan masyarakat dan

    perangkat pemerintah desa, karena untuk mengefesiensikan keadaan pada saat musyawarah

    sehingga keputusan hanya di bawa oleh lembaga perwakilan masyarakat ,pengoreksian format

    RAPBDes partisipatif untuk di bahas oleh BPD melalui Musyawarah Pembangunan Desa.

  • 2) Pengoreksian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( RAPBDes) oleh

    pemerintah Desa dan Lembaga Desa.

    a) Penelaahan Ulang Usulan RAPBDes.

    Penelaahan Ulang Usulan RAPBDes dilkukan dalam musyawarah Rencana Pembangunan

    Desa untuk mendengar pendapat dari berbagai pihak yang disebut dengan konstitusi publik

    pada saat kegiatan musyawarah pembangunan desa yang di laksanakan pada 18 Maret 2017.

    Musyawarah pembangunan desa juga dihadiri oleh pemerintahan desa, lembaga – lembaga

    perwakilan masyarakat dan tokoh – tokoh masyarakat, dengan agenda musyawarah

    penyusunan rencana pembangunan desa RKP dan APBDes tahun 2017).

    b) Penetapan Persetujuan.

    Setelah dilakukan penelaahan ulang dalam forum konsultasi publik, langkah selanjutnya

    adalah pembuatan rancangan peraturan desa tentang APBDes, penyusunan rancangan

    peraturan desatentang APBDes dilakukan oleh sekretaris dibantu oleh kaur keuangan

    (PTPKD). Pada tahap ini ada perbedaan mengenai perumusan dan penetapan persetujuan di

    desa Bendosari dan pada modul APBDes Partisipatif, di dalam modul APBDes Partisipatif

    sebelum penetapan persetujuan tentang peraturan desa APBDes terlebih dahulu diadakan

    penyusunan tanggapan, koreksi dan usulan perbaikan RAPBDes melalui rapat/ musyawarah

    pembahasan RAPBDes melibatkan BPD dan Masyarakat.

    Pelaksanaan penyusunan peraturan desa tentang APBDes yang ada dilapangan hanya di

    tangani oleh sekretaris desa dan di bantu oleh PTPKD. Pada tahap ini BPD hanya sebatas

  • mengetahui dan masyarakat sudah tidak terlibat didalam pelaksanaan penyusunanya. Dalam

    hal ini pembuatan peraturan desa tentang APBDesntelah sesuai dengan Peraturan Menteri

    Nomor 113 tahun 2014 pasal (6) penyusunan peraturan desatentang APBDes dilakukan oleh

    sekretaris desa dan akan diajukan kepada kepala desa dan BPD untuk memperoleh persetujuan.

    Kontribusi masyarakat sudah tidak dilibatkan pada tahap ini yang berperan aktif adalah

    sekretarisdesa, kepala desa dan BPD Desa Bendosari.

    3) Pengesahan RAPBDes menjadi APBDes.

    a) Penetapan RAPBDes.

    Tahap pengesahan RAPBDes menjadi APBDes di desa Bendosari melaui rapat di tetapkan

    oleh BPD dan kepala Desa pengesahan peraturan desa APBDes di lakukan dalam penetapanya

    BPD Desa Bendosari yang berjumlah 9 orang bersama kepala desa mendiskusikan dan

    menetapkan rancangan RAPBDes menjadi APBDes.

    Pada tahap ini berbeda dengan yang ada di dalam modul APBDes partispatif dimana

    penetapan pengesahan RAPBDes melalui rapat paripurna melibatkan kepala desa , BPD dan

    masyrakat . Pelaksanaan penetapan di desa Bendosari tidsk sesuai dengan modul APBDes

    Partisipatif karena pada rapat hanya dilakukan oleh BPD dan kepala Desa, masyarakat sudah

    tidak di libatkan dalam rapat karena tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 113 tahun 2014 pasal (6) dimana sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan

    Desa tentang APBDes kepada Kepala Desa untuk memperoleh persetujuan kepala desa

    menyampikan Rancangan Peraturan Desa kepada BPD untuk di bahas bersama dalam rangka

    memperoleh persetujuan bersama dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 juga

    tidak disebutkan adanya keterlibatan masyarakat.

  • b) Sosialisasi.

    Setelah serengkaian penyusunan APBDes tahap terakhir adalah sosialisai pemberian hasil

    penggunaan dana desadan arah pembangunan yang telahdi sepakati oleh masyarakat dan

    pemerintah desa Bendosari melakukan upaya sosialisai melalui bantuan Lembaga masyarakat,

    RT/RW setempat maupun selebaran dan menempelkan pamphlet pembangunan dan informasi

    anggaran.Sosialisasi yang di lakukan menurut modul APBDes Partisipatif sangat perlu

    dilaksanakan melalui pengumuman dan sosialisasi APBDes melalui saluran – saluran

    komunikasi yang ada di desa dan melibatkan kepala Desa, BPD dan masyarakat . Pada

    sosialisasi yang dilakukan di Desa Bendosari sudah sesuai dengan modul APBDes Partisipatif

    pada tahun 2017 pemerintah desa Bendosari sudah mengupayakan sosialisasi walaupun tidak

    melibatkan Kepala Desa dan BPD secara langsung, di desa Bendosari yang melakukan

    sosialisai LPMD, RT, RW dan tokoh masyarakat yang membantu pemerintah desa.

    4) Forum Partisipasi Masyarakat.

    a) Partisipasi Masyarakat

    Pengertian partisipasi menurut Ngindana (2012 :10) berdasal dari kata participation yang

    artinya peran serta, dan secara luas diartikan peran – peran atau ikut serta mengambil bagian

    dalam suatu kegiatan tertentu.

    Arti partisipasi dalam pembangunan menurut FAQ dalam Ngindana ( 2012;10)

    memberikan arti, partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat dalam proyek dan

    pengambilan keputusan, dalam proses aktif orang / kelompok terkait dalam menggunakan

    kebebasan ya untuk mengambil inisiatif,partisipasi berguna untuk persiapan pelaksanaan ,

    motoring, proyek agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks local dan dampak

  • sosial. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri kehidupan dan

    lingkungan mereka.

    Berdasarkan pengertian partisipasi dalam pembangunan masyarakay dalam kepentingan

    pembangunan mempunyai hak dan peran untuk terlibat dalam pengambilan keputusan,

    partisipasi masyarakat juga berguna untuk memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan

    dampak sosial dan jika di hubungkan dengan APBDes partisipasi adalah serangkaian usaha

    untuk mencari pembangunan yang berasaskan partisipasi masyarakat dalam penyusunan

    APBDes, hal ini dilakukan agar masyarakat turut bertanggung jawab terhadap keputusan yang

    selanjutnya dilaksanakan oleh pemerintah desa dan BPD selaku dewan perwakilan masyarakat

    yang memutuskan kebijakan yang menitik beratkan keputusan masyarakat jika usulan tidak

    sesuai dengan aspirasi masyarakat pembangunan yang dilakukan tidak akan sesuai dengan

    kebutuhan yang di inginkan.

    Jenis – jenis partisipasi menurut Ngidana (2012:13) dibagi menjadi bebrapa klasifikasi

    sebagai berikut:

    1. Partisipasi pasif/ Manipulative

    2. Partisipsi dengan cara meberikan informasi

    3. Partisipasi melalui konsultasi

    4. Partisipasi Intensif Materil

    5. Partisipasi Fungsiaonal

    6. Partisipasi Interaktif

    7. Partisipasi Mandiri.

    Partisipasi yang di lakukan di desa Bendosari dalam musyawarah rencana pembangunan

    di bagi menjadi 2 yaitu musyawarah rencana pembangunan di tingkat Dusun dan

  • rmusyawarah rencana pembangunan di tingkat Desa. Musyawarah yang di lakukan dengan

    melibatkan masyarakat di desa Bendosari yang di laksanakan dalam musyawarah tingkat

    dusun yang dilakukan pada penyusunan RPJMDes yang nantinya akan menjadi acuan dalam

    penyusunan APBDes, perlibatan masyarakat di desa Bendosari dalam musyawarah

    perencanaan tingkat dusun yang di selenggarakan pada tahun 2017 tergolong dalam tipologi

    partisipasi interaktif yakni :

    1. Masyarakat di berikan wewenang dalam analisis bersama untuk perencanaan kegiatan

    dan pembentukan atau penguatan kelembagaan.

    Pelaksanaan musyawarah pembangunan dusun (Musdus) desa Bendosari masyarakat

    diberitahu kegiatan dan program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah, selain itu persn

    tokoh masyarakat seperti RT, RW, LPMD, Kepala Dusun juga berperan aktif dalam

    mengordinasi jalanya musyawarah yang dilaksankan, walaupun tidak semua masyarakat

    ikut terlibat tetapi masyarakat sudah diberikan informasi oleh pemerintah desa Bendosari

    melalui RT/RW atau kepala Dusun. Hal ini sesuai dengan ciri tipologi partisipasi interkatif

    yang pertama yaitu, masyarakat tetap dilibatkan dalam pengambilan usulan untuk

    perencanaan yang direalisasikan.

    2. Cenderung melibatkan metologi interdisplinier yang mencari keragaman perspektif

    dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis.

    Pada musyawarah perencanaan yang dilakukan di Desa Bendosari terbagi menjadi 2

    kegiatan musyawarah yaitu kegiatan musyawarah pembangunan Dusun dan kegiatan

    musyawarah pembangunan Desa, pada kegiatan ini yang diadakan didusun dalam

    penyusunan program tahunan RKP dan APBDes desa Bendosari melibatkan dari total

    masyarakat desa Bendosari untuk berkontribusi dalam musyawarah dusun, data ini di

  • dapatkan berdasarkan daftar hadir dalam kegaiatan musyawarah musyawarah Dusun,

    sedangkan dalam kegiatan musyawarah Desa masyarakat sudah tidak dilibatkan dalam

    pelaksanaaanya hanya kepala Desa, Perangkat Desa, BPD,LPMD, dan tokong – tokoh

    masyarakat yang terlibat dalam petentuan program dan anggaran yang akan dimasukkan

    dalam APBDes.

    Berdasarkan hasil penelitian kegiatan yang dilakukan musyawarah Dusun dan

    musyawarah Desa ysng dilaksanakan bersifat interdisplienier terstruktur dan sitematis

    karena masyarakat sudah ikut terlibat walaupun diwakilkan dalam kegiaatan pengambilan

    keputusanya.

    3. Masyarakat Punya Peran kontrol atas keputusan mereka sehingga punya andil dalam

    seluruh kegiatan.

    Masyarakat berperan untuk mengawal fdan mengawasi hasil keputusan dari program

    dan penganggaran yang akan di realisasikan kedalam APBDesoleh pemeritah desa melalui

    perwakilan – perwakilan masyarakat yang menghadiri rapat musyawarah Desa

    (Musrembangdes).

    2. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes).

    a) Faktor Pendukung.

    1) Faktor Internal.

    Masyarakat desa Bendosari merupakan masyarakat yang kental memegang adat – istiadat

    kekeuargaan berdasarkan teori Korten (1983) salah satu faktor yang mempengaruhi

    partisipasi di desa Bendosari adalah jenis kelamin didalam lingkungan masyarakat desa

  • Bendosari mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui kejadian yang ada

    disekitarnya, berdasarkan survey yang yang dilakukan didalam pelaksanaan kegiatan

    pembangunan dan musyawarah pembangunan masyarakat desa masih memiliki adat bahwa

    laki-laki yang berkontribusi sehingga wanita tidak aktif terlibat, tetapi masyarakat desa

    Bendosari,memiliki keinginan untuk terlibat dan ingin mengetahui kegiatan yang ada di desa,

    dan ingin terlibat dalam kegiatan yang ada di dalam lingkunganya.

    2) Faktor Eksternal.

    Selain keinginan dalam diri masyarakat partisipasi masyarakat juga didorong oleh hukum

    sosialisasi yang berlaku di Desa Bendosari hal ini di jelaaskan oleh ketua RW01 yang

    menjelaskan bahwa RT/RW akan memberikan sanksi berupa sanksi sosial seperti

    mempersuit masyarakat yang tidak mau berkontribusi atas kegiatan yang dilaksanakan di

    desa. Hal ini mendorong masyarakat untuk terlibat aktif di lingkunganya.

    b) Faktor Penghambat.

    1. Faktor Eksternal

    Kehadiaran masyarakat pada pelaksana musyawarah tingkat dusun atau desa yang

    diselenggaran di Desa Bendosari masih ada hambatan, faktor pekerjaan, dan adanya kepentingan

    membuat masyarakat tidak terlibat aktif dalam kegiatan musyawarah, masyarakat desa Bendosari

    tidak terlibat aktif dalam kegiatan musyawarah, masyarakat desa Bendosari yang mayoritas

    bekerja sebagai petani , peternak, buruh pabrik lebih mementingkan pekerjaanya dari pada ikut

    berpartisipasi dalam pelaksanaan musyawarah hal ini karena masyarakat harus dapat memenuhi

    kebutuhan seharri- harinya, selain itupenyebab lain adalah rendahnya tingkat pendidikan

    menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi dalam kegiatan yang di adakan baik di dusun

    maupun di desa.