bab iv hasil dan pembahasan deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang...

32
83 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di Klasis Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah Gereja Masehi Injili di Timor di Kupang, Nusa Tenggara Timur, deskripsi responden penelitian yaitu Pendeta Wanita yang menjadi sampel dalam penelitian ini, hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi berganda serta diskusi hasil penelitian. 4.1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Gereja Masehi Injili di Timor, terkhusus gereja-gereja yang berada di daerah Klasis Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah. Wilayah pelayanan Klasis Kota Kupang dan Kupang Tengah meliputi daerah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pemilihan wilayah penelitian pada klasis kota kupang dan klasis kupang tengah didasarkan pada keberadaan pendeta wanita tersebar di dua klasis ini. Klasis Kota Kupang terdiri dari 43 jemaat Gereja Masehi Injili di Timor. Di hampir setiap jemaat terdapat satu sampai tiga pendeta wanita. Sedangkan klasis Kupang Tengah terdapat 65 jemaat GMIT yang terdiri dari gereja induk maupun pos pelayanan atau mata jemaat yang didalamnya terdapat pendeta wanita

Upload: others

Post on 04-Aug-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

83

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan

mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di Klasis

Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah Gereja Masehi

Injili di Timor di Kupang, Nusa Tenggara Timur,

deskripsi responden penelitian yaitu Pendeta Wanita

yang menjadi sampel dalam penelitian ini, hasil uji

validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan,

hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui

teknik analisis regresi berganda serta diskusi hasil

penelitian.

4.1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gereja Masehi

Injili di Timor, terkhusus gereja-gereja yang berada di

daerah Klasis Kota Kupang dan Klasis Kupang

Tengah. Wilayah pelayanan Klasis Kota Kupang dan

Kupang Tengah meliputi daerah Kota Kupang dan

Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pemilihan

wilayah penelitian pada klasis kota kupang dan

klasis kupang tengah didasarkan pada keberadaan

pendeta wanita tersebar di dua klasis ini. Klasis Kota

Kupang terdiri dari 43 jemaat Gereja Masehi Injili di

Timor. Di hampir setiap jemaat terdapat satu sampai

tiga pendeta wanita. Sedangkan klasis Kupang

Tengah terdapat 65 jemaat GMIT yang terdiri dari

gereja induk maupun pos pelayanan atau mata

jemaat yang didalamnya terdapat pendeta wanita

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

84

yang melayani sebagai ketua majelis jemaat atau

pendeta kedua dan ketiga.

Di tiap Klasis terdapat 78 pendeta baik pada

klasis Kota Kupang maupun klasis Kupang Tengah

sehingga jumlah seluruh pendeta yang melayani

sebanyak 156 yang terdiri dari 17 pendeta pria dan

61 pendeta wanitapada klasis Kota Kupang dan 29

pendeta pria dan 49 pendeta wanita pada klasis

kupang tengah. Pemilihan sampel sebanyak 100

orang pendeta wanita disebabkan oleh adanya

pendeta wanita yang telah ditarik dari jemaat dan

ditempatkan di Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di

Timor (GMIT) sebagai pegawai.

Sebelum skala disebar untuk pengumpulan data

telah diadakan uji coba instrumen di Klasis Kupang

Barat yang terdiri dari 45 jemaat dengan pendeta

wanita yang melayani sebanyak 60 orang dan

pendeta pria sebanyak 20 orang.

4.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah pendeta

wanita atau pendeta perempuan yang melayani di

Klasis Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah

Gereja Masehi Injili di Timor. Terdapat beberapa

karakteristik dari responden, yang digambarkan

sebagai berikut: Pendeta yang menjadi responden

penelitian berjumlah 100 orang yang seluruhnya

adalah perempuan dan melayani jemaat secara

penuh waktu. Seluruh pendeta wanita di dua klasis

berjumlah 110 orang namun 10 orang menjadi

pegawai di kantor sinode GMIT.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

85

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Persentase Responden Berdasarkan Usia

NO Usia

Responden

(Tahun)

Jumlah Presentase

%

1 25 ≤ x ≤ 30 5 5%

2 31 ≤ x ≤ 35 12 12%

3 36 ≤ x ≤ 40 17 17%

4 41 ≤ x ≤ 45 16 16%

5 46 ≤ x ≤ 50 30 30%

6 51 ≤ x ≤ 55 18 18%

7 56 ≤ x ≤ 60 3 3%

Total 100 100%

Tabel 4.2 menunjukkan gambaran responden

berdasarkan usia, yang diklasifikasikan dalam 8

kelompok usia. Responden penelitian didominasi oleh

pendeta wanita dengan rentang usia 46 ≤ x ≤

50tahun (30%). Kemudian diikuti oleh pendeta

wanita dengan rentang usia 51 ≤ x ≤ 55 tahun

sebanyak 18%, dan yang paling sedikit adalah guru

dengan rentang usia 56 ≤ x ≤ 60 tahun sebanyak 3

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

86

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tabel 4.2

Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden penelitian

yang paling banyak adalah guru dengan tingkat pendidikan

S1 sebanyak 93%, dan sisanya dengan tingkat pendidikan

Sarjana muda dan S2 masing-masing sebanyak 3% dan 4%

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.3

Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja

NO Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1 SmTH 3 3%

2 S1 93 93%

3 S2 4 4%

Total 100 100%

NO

Masa Kerja

(Tahun)

Jumlah Frekuensi

1 ≤ 6 3 3%

2 6 ≤ x ≤10 14 14%

3 11 ≤ x ≤ 14 15 15%

4 15 ≤ x 20 19 19%

5 21 ≤ x ≤ 25 23 23%

6 26 ≤ x ≤ 30 14 14 %

7 31 ≤ x≤ 35 11 11 %

TOTAL 100 100 %

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

87

Tabel 4.3 menunjukkan gambaran responden

berdasarkan masa kerja, yang diklasifikasikan dalam 3

kelompok. Responden dengan rentang masa kerja 21 ≤ x ≤

25 tahun yang menempati jumlah terbesar yaitu 23%,

diikuti responden dengan rentang masa kerja 15 ≤ x ≤ 20

tahun sebanyak 19%, responden dengan rentang masa kerja

10 ≤ x ≤ 14 tahun sebanyak 15%.

4.3. Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data

tentang variabel Work-Family Conflict, Work-Family

Conflict Self-Efficacy, dan kinerja pendeta wanita.

Agar mudah dipahami, data yang diperoleh dari hasil

penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk tabulasi

yaitu penyajian data yang sudah diklasifikasikan

atau dikategorikan ke dalam bentuk tabel atau

diagram, sehingga dapat memberikan gambaran

deskriptif tentang I, dan kinerja pendeta wanita.

4.3.1. Variabel Work-Family Conflict

Skala Work-Family Conflict digunakan untuk

mengukur Work-Family Conflict yang

menggambarkan seberapa besar Work-Family Conflict

yang dialami oleh pendeta wanita GMIT. Dalam hal

ini responden diminta untuk memberikan penilaian

atau memberikan tanggapan sejauh mana Work-

Family Conflict yang dialami oleh responden. Skala

Work-Family Conflict terdiri dari 21 item pernyataan

yang valid dengan menggunakan 5 pilihan jawaban

yaitu skor 5 untuk sangat setuju, skor 4 untuk

setuju, skor 3 untuk ragu-ragu, dan skor 2 untuk

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

88

tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. 5

pilihan jawaban ini berlaku untuk pernyataan yang

bersifat positif, dan sebaliknya bila pernyataan

bersifat negatif. Skor total teoritik data Work-Family

Conflict menyebar dari skor terendah 21 sampai skor

tertinggi 105. Semakin tinggi skor total menunjukkan

Work-Family Conflict yang tinggi, sebaliknya semakin

rendah skor total menunjukkan Work-Family Conflict

yang semakin rendah. Skor total data Work-Family

Conflict yang diperoleh masing-masing responden,

diklasifikasikan dalam 5 kategori yaitu sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah

Cara membuat kategori:

Jumlah item yang digunakan untuk mengukur

Work-Family Conflict adalah 21 item valid, maka

secara teoritik skor minimum yang diperoleh adalah

21 dan skor maksimum yang diperoleh adalah 105.

Menentukan panjang kelas interval (p) dengan cara:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Sehingga kategorinya adalah:

i = 105 – 21 = 16,8

5

Dengan demikian, gambaran tinggi atau rendahnya

Work-Family Conflict dikategorikan pada tabel 4.4. dibawah

ini.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

89

Tabel 4.4

Deskripsi Pengukuran Variabel Work-Family Conflict

Mean = 51,02 StDev = 12,07

Tabel di atas menunjukkan hasil pengisian

skala Work-Family Conflict yang dinilai berdasarkan

keterlibatan responden dalam bekerja, di mana

diperoleh skor rata-rata untuk Work-Family Conflict

adalah 51,02 dan standar deviasi 12,07. Responden

menyatakan Work-Family Conflict dengan rentang

kategori sangat tinggi sebesar 0%, Work-Family

Conflict berada pada kategori tinggi sebesar 8%,

Work-Family Conflictberada pada kategori sedang

sebesar 27 %, Work-Family Conflict berada pada

kategori rendah sebesar 59%, Work-Family Conflict

pada kategori sangat rendah sebesar 6%.

Berdasarkan pilihan jawaban responden tersebut

Skor Kategori N %

88,2 ≤ X < 105 Sangat

tinggi

0 0%

71,4 ≤ X < 88,2 Tinggi 8 8%

54,6 ≤ X < 71,4 Sedang 27 27%

37,8 ≤ X < 54,6 Rendah 59 59%

21 ≤ X < 37,8 Sangat

Rendah

6 6%

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

90

menunjukkan bahwa Work-Family Conflict sudah

sepenuhnya berada pada tingkat yang diharapkan,

karena pada dasarnya, para pendeta wanita memiliki

Work-Family Conflict yang sudah tergolong dalam

kategori rendah dan sangat rendah sehingga para

pendeta harus mempertahankan Work-Family

Conflictnya dalam melaksanakan kinerja

pelayanannya sebagai pendeta di GMIT wilayah

Klasis Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah, Nusa

Tenggara Timur.

4.3.2. Variabel Work-Family Conflict Self-Efficacy

Skala Work-Family Conflict Self-Efficacy yang

digunakan dalam penelitian menggambarkan Work-

Family Conflict Self-Efficacy pendeta wanita dalam

bekerja di GMIT wilayah Klasis Kota Kupang dan

Klasis Kupang Tengah. Dalam hal ini responden

diminta untuk memberikan penilaian atau tanggapan

sejauh mana tingkat Work-Family Conflict Self-

Efficacy. Skala Work-Family Conflict Self-Efficacy

terdiri dari 17 item pernyataan dengan 5 pilihan

jawaban yaitu skor 5 untuk sangat sangat setuju, 4

untuk setuju, 3 untuk ragu-ragu, 2 untuk tidak

setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. 5 pilihan

jawaban ini berlaku untuk pernyataan yang bersifat

positif, dan sebaliknya untuk pernyataan bersifat

negatif. Skor total empiris yang diperoleh dalam

penelitian ini menyebar dari skor terendah 17 sampai

skor tertinggi 85. Semakin tinggi skor total

menunjukkan Work-Family Conflict Self-Efficacy yang

semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah skor total

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

91

menunjukkan Work-Family Conflict Self-Efficacy yang

semakin rendah. Skor total data Work-Family Conflict

Self-Efficacy yang diperoleh masing-masing

responden, diklasifikasikan dalam 5 kategori yakni

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat

rendah.

Cara membuat kategori :

Jumlah item yang digunakan untuk mengukur

Work-Family Conflict Self-Efficacy adalah 17 item ,

maka secara teoritik skor minimum yang diperoleh

adalah 17 dan skor maksimum yang diperoleh

adalah 85.

Menentukan panjang kelas interval (p) dengan cara

:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Sehingga kategorinya adalah:

i = 85 – 17

5

= 13,6

Dengan demikian, gambaran tinggi rendahnya Work-

Family Conflict Self-Efficacy dikategorikan pada Tabel 4.5.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

92

Tabel 4.5

Deskripsi Pengukuran Variabel Work-Family Conflict Self-

Efficacy

Tabel di 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata skor

Work-Family Conflict Self-Efficacy pendeta di Klasis

Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah adalah

sebesar dengan standar deviasi. Adapun gambaran

sebaran Work-Family Conflict Self-Efficacy adalah

sebesar 33% pendeta wanita berada pada kategori

Work-Family Conflict Self-Efficacy yang sangat tinggi

dan pada kategori tinggi, 57%, pada kategori sedang

sebesar 10% . Berdasarkan pilihan jawaban

responden tersebut menunjukkan bahwa Work-

Family Conflict Self-Efficacy sudah berada pada

kategori yang tinggi, sehingga para pendeta yang

melayani di jemaat pada Klasis Kota Kupang dan

Klasis Kupang Tengah perlu mempertahankan work-

Skor Kategori N %

71,4 ≤ X < 85 Sangat

tinggi

33 33%

57,8 ≤ X < 71,4 Tinggi 57 57%

44,2 ≤ X < 57,8 Sedang 10 10%

30,6 ≤ X < 44,2 Rendah 0 0%

17 ≤ X < 30,6 Sangat

Rendah

0 0%

Mean= 66,76 StDev= 7,90

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

93

family conflict self-efficacy yang sudah dimiliki agar

tidak terjadi penurunan

4.3.3 Variabel Kinerja pendeta wanita

Skala kinerja pendeta wanita yang digunakan

dalam penelitian menggambarkan kinerja pendeta

wanita yang bekerja di Klasis Kota Kupang dan

Klasis Kupang Tengah. Dalam hal ini responden

diminta untuk memberikan penilaian atau tanggapan

sejauh mana tingkat kinerja pendeta wanita. Skala

kinerja pendeta wanita terdiri dari 37 item dengan

menggunakan lima pilihan jawaban yaitu skor lima

untuk sangat setuju, empat untuk setuju, tiga untuk

ragu-ragu, dua untuk tidak setuju dan satu untuk

sangat tidak setuju. Lima pilihan jawaban ini berlaku

untuk pernyataan yang bersifat positif, dan

sebaliknya bila pernyataan bersifat negatif. Skor total

empiris yang diperoleh dalam penelitian ini menyebar

dari skor 37 sampai skor yang tertinggi 185. Semakin

tinggi skor total menunjukkan kinerja pendeta

wanita yang semakin tinggi, sebaliknya semakin

rendah skor total menunjukkan kinerja pendeta

wanita yang semakin rendah.

Cara membuat kategori:

Jumlah item yang digunakan untuk mengukur

kinerja pendeta wanita adalah 37 item valid, maka

secara teoritik skor minimum yang diperoleh adalah

37 dan skor maksimum yang diperoleh adalah 185.

Menentukan panjang kelas interval (p) dengan cara:

i = skor tertinggi – skor terendah

Jumlah kategori

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

94

Sehingga kategorinya adalah:

i = 185– 37

5

= 29,8

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya kinerja

pendeta wanita dikategorikan pada Tabel 4.6

Tabel 4.6

Deskripsi Pengukuran Variabel Kinerja pendeta wanita

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata skor

kinerja pendeta wanita di Klasis Kota Kupang dan

Klasis Kupang Tengah adalah 152,77 dan standar

deviasi 15,13. Adapun gambaran sebaran kinerja

pendeta wanita yang berada kategori sangat tinggi

adalah sebesar 54%, kategori tinggi sebesar 42%,

kategori sedang 4%. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa kinerja pendeta wanita di Klasis

Skor Kategori N %

155,4 ≤ X < 185 Sangat

tinggi

54 54%

125,8 ≤ X < 115,4 Tinggi 42 42%

96,2 ≤ X < 125,8 Sedang 4 4%

66,6 ≤ X < 96,2 Rendah 0 0%

37 ≤ X < 66,6 Sangat

Rendah

0 0%

Mean= 152,77 StDev= 15,13

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

95

Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah, berada

pada kategori yang dapat diharapkan yaitu sangat

tinggi, sehingga perlu dilakukan usaha untuk

mempertahankan kinerja pendeta wanita di kedua

Klasis tersebut.

4.4. Hasil Uji Persyaratan Analisis (Uji Asumsi)

Supramono & Haryanto (2005) menyatakan bahwa

sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu

terlebih dahulu diuji agar memenuhi Criteria Best Linear

Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat menghasilkan

parameter penduga yang sahih. Uji tersebut meliputi uji

normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas,

dan uji linearitas

4.4.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas pada penelitian ini

dilakukan dengan analisa grafik histogram, grafik

normal p-p plot of regression standardized residual,

dan uji one somple Kolmogorov Smirnov. Pada analisa

grafik, normalitas dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik

atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Adapun dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut :

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

96

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009).

Gambar 4.1 Histogram

Tampilan histogram pada Gambar 4.1 di atas

menunjukkan pola distribusi normal. Sebab

memperlihatkan grafik mengikuti sebaran kurva

normal, di mana kurva berbentuk lonceng/bell

shapped curve yang tidak melenceng ke kiri atau ke

kanan.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

97

Gambar 4.2 Grafik P-Plot Test

Berdasarkan grafik normal p-p plot of regression

standardized residual pada Gambar 4.2.

menunjukkan bahwa sebaran data (berupa titik-titik)

berada di sekitar garis diagonal dan penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal tersebut,dari angka

terendah sampai angka tertinggi secara signifikan

sehingga asumsi normalitas dapat dipenuhi.

Uji normalitas data dapat pula dilakukan secara

statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov. Data dikatakan terdistribusi secara normal,

bila nilai signifikansi pada output kolmogorov-smirnov

di atas nilai alpha (p>0,05). Adapun hasil uji

normalitas data dengan menggunakan kolmogorov-

smirnov ditunjukkan pada tabel 4.8.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

98

Tabel 4.7

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Residual

Dari tabel di 4.8 dapat diketahui bahwa

berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikasi

(Asymp. Sig 2-tailed) 0,754. Karena nilai signifikansi

lebih dari 0,05 (0,754>0,05), maka ketiga variabel ini

berdistribusi normal.

Secara keseluruhan, dengan menggunakan

metode grafik histogram, grafik normal p-p plot of

regression standardized residual, dan one sample

kolmogorov-smirnov dapat dinyatakan bahwa data

penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan

model regresi ini layak untuk digunakan.

4.4.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain.

Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu

asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi

variabel sama untuk semua pengamatan atau

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

99

disebut homokedastisitas (Gujarati, 1995). Model

regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000). Pengujian

asumsi ini dilakukan dengan analisis grafik

scatterplot dengan komitmen organisasi sebagai

variabel dependennya. Dasar pengambilan

keputusan adalah jika titik-titik pada output

tersebut membentuk suatu pola tertentu yang

teratur maka terjadi heterokedastisitas. Bentuk

grafik scatterplot yang dihasilkan dapat dilihat

sebagai berikut:

Gambar 4.3 Scatterplot

Gambar 4.3. Scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-

titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola

tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi dapat

dipakai untuk memprediksi variabel kinerja pendeta wanita

berdasarkan Work-Family Conflict dan Work-Family Conflict

Self-Efficacy.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

100

4.4.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji

ada tidaknya hubungan linear secara sempurna atau

mendekati sempurna antara variabel bebas

(independen) dalam model regresi. Asumsi klasik

yang digunakan pada model regresi berganda adalah

bahwa tidak adanya masalah multikolinearitas dalam

hal ini tidak terjadi korelasi antar variabel

independen. Pedoman yang digunakan dalam

pengujian ini adalah nilai tolerance dan VIF (Variance

Inflation Factor). Multikolinearitas terjadi apabila nilai

tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 (Ghozali, 2009).

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 4.9. menunjukkan bahwa kedua variabel

bebas yang digunakan memiliki nilai tolerance

sebesar 0.807 lebih besar dari 0.10 dan nilai

Variance Inflation Factor sebesar 1.239 lebih kecil

dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel

yang digunakan.

Selain melihat nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF), matriks korelasi antar variabel

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

101

independen (zero order correlation matrix) juga dapat

digunakan untuk melihat ada tidaknya

multikolinearitas dalam model regresi, jika antar

variabel bebas (independen) ada korelasi yang tinggi

(umumnya di atas 0,90) maka hal ini merupakan

indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2009).

Hasil uji zero order correlation matrix dapat dilihat

pada Tabel 4.10.

Tabel 4.9

Hasil Uji Zero Order Correlation Matrix

Correlations

Work-

Family

Conflict

Work-

Family

Conflict

Self-

Efficacy

Kinerja

Pendeta

Wanita

Work-

Family

Conflict

Pearson

Correlation

1 -.439** -.325**

Sig. (2-

tailed)

.000 .001

N 100 100 100

Work-

Family

Conflict

Self-

Efficacy

Pearson

Correlation

-.439** 1 .648**

Sig. (2-

tailed)

.000

.000

N 100 100 100

Kinerja

Pendeta

Wanita

Pearson

Correlation

-.325** .648** 1

Sig. (2- .001 .000

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

102

tailed)

N 100 100 100

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa besaran

koefisien korelasi antar variabel Work-Family Conflict dan

Work-Family Conflict Self-Efficacy berada di bawah 0,90

yaitu, -0,439. Berpijak dari kedua model uji

multikolinearitas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

model regresi dalam penelitian ini bebas dari masalah

multikolinearitas.

4.4.4. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui

linearitas hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi

penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut.

Suatu data dikatakan adanya hubungan linear

apabila nilai ρ pada linearity > 0.05. Hasil uji

linearitas terhadap variabel Work-Family Conflict

transformasional, Work-Family Conflict Self-Efficacy,

dan kinerja pendeta wanita dinyatakan pada Tabel

4.11.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

103

Tabel 4.10

Hasil Uji Linearitas

Work-Family Conflict dengan Kinerja Pendeta Wanita

Hasil uji linearitas variabel Work-Family Conflict

dengan Kinerja Pendeta Wanita dapat diketahui

pada Tabel 4.10, yaitu nilai ρ sebesar 0,000 (ρ < 0,05)

dengan nilai F sebesar 14.411 sehingga dapat

disimpulkan terdapat linearitas antara Work-Family

Conflict dengan kinerja pendeta wanita.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

104

Tabel 4.11

Hasil Uji Linearitas

Work-Family Conflict Self-Efficacy dengan Kinerja Pendeta

Wanita

Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji linearitas

terhadap variabel gaya Work-Family Conflict Self-

Efficacy dengan kinerja pendeta wanita di mana hasil

uji linearitas dengan nilai ρ sebesar 0,00 (ρ<0,05)

dengan nilai F sebesar 25.990 yang berarti Work-

Family Conflict Self-Efficacy dengan kinerja pendeta

wanita terdapat hubungan yang linear.

Secara keseluruhan hasil uji asumsi klasik

menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan

untuk menguji hipotesis penelitian karena memenuhi

beberapa persyaratan analisis yaitu data terdistribusi

secara normal, tidak terjadi heteroskedastisitas,

seluruh variabel independen tidak terdapat problem

multikolinearitas, dan adanya hubungan linear

antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

105

4.5. Uji Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis yang telah

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

berganda baik secara simultan maupun parsial yang

melibatkan 2 variabel independen yaitu Work-Family

Conflict dan Work-Family Conflict Self-Efficacy serta 1

variabel dependen yaitu kinerja.

Hipotesis: Pengaruh yang signifikan Work-Family

Conflict dan Work-Family Self-Efficacy secara

bersamaan terhadap kinerja Pendeta Wanita di Klasis

Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah Gereja

Masehi Injili di Timor (GMIT).

Hasil Uji Anova

WFC (X1) dan WFCSE (X2) terhadap Kinerja Pendeta(Y)

Tabel.4.12

Untuk membuktikan hipotesis digunakan uji

signifikansi simultan (uji F) dengan tujuan untuk

mengetahui keberartian koefisien regresi secara

bersama-sama dan uji signifikansi parameter

individual (uji statistik t) untuk mengetahui

keberartian koefisien secara parsial serta analisis

regresi linear berganda.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

106

Melalui tabel di atas, diketahui nilai Fhitung

sebesar 35,468 dengan nilai signifikansi sebesar

0.000 (nilai p < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa

secara simultan Work-Family Conflict dan Work-

Family Conflict Self-Efficacy secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja Pendeta Wanita. Dari hasil ini maka hipotesis

dalam penelitian diterima.

4.5.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui

pengaruh secara parsial antara Work-Family Conflict

dan Work-Family Conflict Self-Efficacy terhadap

kinerja pendeta wanita. Hasil uji statistik secara

parsial untuk variabel Work-Family Conflict dan

Work-Family Conflict Self-Efficacy terhadap variabel

kinerja pendeta wanita diperoleh hasil pada Tabel

4.13.

Hasil uji t X1 dan X2 terhadap Y

WFC dan WFCSE terhdap Kinerja Pendeta

Tabel 4.13

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

107

Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh persamaan regresi

linear sebagai berikut:

Y = � + ��1 + ��2

Y = 75.774 + -0.062X1 + 1.201 X2

Keterangan:

1. Koefisien regresi Work-Family Conflict Self-Efficacy

bernilai positif yaitu 1,201 yang berarti bahwa

terdapat pengaruh positif Work-Family Conflict self-

efficacy terhadap kinerja Pendeta wanita. Dalam hal

ini setiap penambahan satu satuan atau tingkat

Work-Family Conflict self-efficacy akan berdampak

pada meningkatnya kinerja pendeta wanita sebesar

1,201, dengan asumsi bahwa variabel independen

yang lain dari model regresi adalah tetap.

2. Koefisien regresi work-family conflict bernilai negatif

yaitu -0,62 yang berarti terdapat pengaruh negatif

terhadap kinerja pendeta wanita. Dalam hal ini

setiap peningkatan satu satuan atau tingkat pada

work-family conflict akan berdampak pada

menurunnya kinerja pendeta wanita sebesar -062

dengan asumsi bahwa variabel independen lainnya

adalah tetap.

3. Melalui analisa uji t (Tabel 4.14) dapat diketahui

bahwa variabel Work-Family Conflict mempunyai nilai

thitung sebesar -0,576 dengan signifikansi 0,566

(p>0,05), yang berarti Work-Family Conflict tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

Pendeta wanita. Variabel Work-Family Conflict self-

efficacy mempunyai nilai thitung sebesar 7,297 dengan

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

108

signifikansi 0,000 (p<0,05), yang berarti Work-Family

Conflict self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pendeta wanita. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa secara parsial hanya Work-Family

Conflict self efficacy yang memengaruhi kinerja

pendeta wanita.

Tabel 4.14

Hasil Uji Regresi X1 dan X2 terhadap Y

Dari tabel 4.14 diketahui nilai r (koefisien

korelasi) sebesar 0,650 menggambarkan bahwa

terdapat korelasi secara simultan antara Work-Family

Conflict dan Work-Family Conflict self-efficacy

terhadap kinerja Pendeta wanita. Koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,422, menggambarkan

bahwa sumbangan pengaruh Work-Family Conflict

dan work –family conflict self-efficacy terhadap

kinerja pendeta wanita sebesar 42,2% sedangkan

sisanya 57,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil analisis

data diketahui bahwa hanya terdapat pengaruh yang

signifikan Work-Family Conflict self-efficacy terhadap

kinerja Pendeta wanita di Klasis Kota Kupang dan

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

109

Klasis Kupang Tengah Gereja Masehi Injili di Timor

(GMIT).

4.5.2. Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif digunakan untuk

mengetahui berapa besar sumbangan efektif masing-

masing variabel bebas. Sumbangan efektif semua

variabel bebas sama dengan koefisen determinasi

(Budiono, 2004).Untuk mengetahui sumbangan

efektif dari tiap variabel independen terhadap

variabel dependen dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

SE X1 = Nilai β x koefisien Korelasi X1Y x 100%

SE X2 = Nilai β x koefisien korelasi X2Y x 100%

Nilai β yang digunakan dalam perhitungan

adalah nilai yang sudah distandarisasi, untuk dapat

membandingkan besarnya pengaruh dari variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.15

Sumbangan Efektif Variabel Independen

Terhadap Variabel Dependen

Variabel Sumbangan

Efektif

X1(Work-Family Conflict) 2,2%

X2 (Work-Family Conflict self-

efficacy)

40%

Total 42,2%

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

110

Tabel 4.15 memaparkan besarnya sumbangan

efektif yang diberikan oleh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen, dimana

Work-Family Conflict tidak memberikan pengaruh

yang signifikan sebesar 2,2% (β= -0.62 dan koefisien

korelasi 0,325) dan Work-Family Conflict self efficacy

memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 40%

(β=0,627 dan koefisien korelasi 0,648). Dari hasil ini

juga menunjukkan bahwa work –family conflict self-

efficacy berpengaruh lebih besar terhadap Kinerja

pendeta wanita dan ada sedikit pengaruh yang

signifikan dari Work-Family Conflict terhadap kinerja

pendeta wanita.

Diskusi

Secara umum hasil pengukuran di atas

membuktikan bahwa hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa Work-Family Conflict dan Work-

Family Conflict self-efficacy secara bersamaan dapat

dijadikan sebagai prediktor terhadap kinerja pendeta

wanita. variabel Work-Family Conflict self-efficacy

secara parsial menjadi prediktor positif signifikan.

Secara simultan pengaruh Work-Family Conflict dan

Work-Family Conflict Self-Efficacy terhadap Kinerja

Pendeta Wanita tercermin dalam hasil penelitian

dengan uji F (uji signifikansi simultan) dengan nilai F

sebesar 35,468 pada taraf signifikansi 0,000

(ρ<0,05) yang artinya kedua variabel secara simultan

mempengaruhi kinerja pendeta wanita karena

tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Sehingga

hipotesis dalam penelitian ini terjawab, dan variabel

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

111

work-family conflict tetap harus diperhitungkan.

Temuan ini juga didukung dengan pembuktian nilai

R square (R2) sebesar 0,422 yang menjelaskan bahwa

42,2% dari total varians Kinerja pendeta wanita

dapat dijelaskan secara simultan oleh Work-Family

Conflict dan Work-Family Conflict self-efficacy, sisanya

sebesar 57,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Dengan demikian kinerja pendeta wanita di Klasis

Kota Kupang dan Klasis Kupang Tengah, hanya

dipengaruhi oleh Work-Family Conflict self-efficacy.

Dengan kata lain, makin tinggi Work-Family Conflict

self-efficacy maka makin tinggi pula kinerja kerja

pendeta wanita yang dihasilkan. Sebaliknya, makin

rendah Work-Family Conflict self- efficacy maka

makin rendah pula kinerja pendeta wanita. Hal ini

mungkin terjadi karena para pendeta wanita

menyadari bahwa dalam melakukan peran sebagai

pelayan dalam gereja dan peran sebagai ibu rumah

tangga konfliknya rendah sehingga dibutuhkan

keyakinan akan kemampuan diri sendiri dalam

menghadapi konflik tersebut yang disebut dengan

Work-Family Conflict self-efficacy. Pengaruh Work-

Family Conflict self-efficacy yang kuat pengaruhnya

terhadap kinerja pendeta wanita yang nampak pada

penelitian ini juga mendukung pernyataan bahwa

self efficacy adalah karakteristik internal yang

mempengaruhi perilaku dan reaksi dalam cara yang

relatif konstan dan terprediksi, ditentukan oleh

situasi dan merupakan suatu konstrak dalam

domain motivasi yang sangat relevan dengan kinerja

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

112

(Bandura, 1997; Stajkovic & Luthans, 1998 dalam

Sonnentag & Frese, 2001).

Dalam hasil penelitian ini juga diperoleh

sumbangan efektif dari Work-Family Conflict sebesar

2,2% (β= -0,062 dan koefisien korelasi 0,325) ini

menjelaskan 2,2% dari varians kinerja pendeta

wanita dapat dijelaskan oleh dan sisanya 97,8%

dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan demikian

tidak ada pengaruh Work-family conflict terhadap

kinerja Pendeta Wanita di Klasis Kota Kupang dan

Klasis Kupang Tengah GMIT. Hal ini dapat

disebabkan oleh lama masa kerja seorang pendeta

wanita di GMIT dan juga tingkat pendidikan yang

dimiliki dan atau seperti yang ditemukan dalam

penelitian ini yaitu tingginya keyakinan diris akan

kemampuan dalam menghadapi work-family conflict

yang ada pada diri pendeta wanita yang berakar pada

iman seorang pendeta wanita kepada Tuhan dimana

mereka yakin bahwa Tuhan akan memampukan

mereka dalam menghadapi segala sesuatu. Hasil

penelitian ini didukung oleh hasil penelitian oleh

Netemeyer, et al., (1996) yang menyatakan work-

family conflict sangat jarang berkorelasi dengan

variabel-variabel yang biasa dipakai untuk mengukur

kinerja.

Hasil uji t dalam penelitian ini menyatakan

bahwa variabel Work-Family Conflict mempunyai nilai

thitung sebesar -0,576 dengan signifikansi 0,566

(p>0,05), yang berarti Work-Family Conflict tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

113

Pendeta wanita. Variabel Work-Family Conflict self-

efficacy mempunyai nilai thitung sebesar 7,297 dengan

signifikansi 0,000 (p<0,05), yang berarti Work-Family

Conflict self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pendeta wanita. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa secara parsial hanya Work-Family

Conflict self efficacy yang memengaruhi kinerja

pendeta wanita.

Dalam penelitian ini semua data berdistribusi

normal. Data penelitian juga bersifat linear namun

untuk data work-family conflict bersifat linear negatif

yaitu ketika work-family conflict meningkat maka

akan terjadi penurunan pada tingkat kinerja seorang

pendeta wanita dan sebaliknya. Sedangkan pada

hubungan linearitas antara work-family conflict self-

efficacy dan kinerja pendeta wanita bersifat positif

yaitu ketika work-family conflict self-efficacy

meningkat maka kinerja pendeta wanita juga ikut

meningkat.

Hal ini terlihat pada persentase pada variabel

work-family conflict pada kategori rendah sebesar

59% sedangkan work-family conflict self-efficacy

sebesar 57% pada kategori tinggi dan kinerja pendeta

wanita sebesar 54% pada kategori sangat tinggi.

Hasil persentase ini menunjukkan hubungan

linearitas seperti yang tersebut di atas. Dengan

tingkat persentase di atas, maka para pendeta wanita

perlu berusaha mempertahankan Work-family conflict

self-efficacy dan kinerjanya pada tingkat tinggi dan

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN deskripsi responden ......validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan, hasil pengukuran variabel, dan uji statistik melalui teknik analisis regresi

114

sangat tinggi agar work-family conflict tetap berada

pada tingkat rendah.