bab iv hasil dan pembahasan penelitian€¦ · masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas...
TRANSCRIPT
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Sekolah
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 beralamat di
Jalan Telaga Sarangan No. 91 Kecamatan Magelang
Tengah Kota Magelang. Wilayah ini merupakan bagian
timur Kota Magelang yang berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Magelang. SD Negeri Rejowinangun Utara 1
berdiri pada tahun 1985, memiliki lahan seluas 1.200
m² dengan luas bangunan lebih kurang 542 m². Nomor
Statistik Sekolah 101036003029, Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN) 20327573, dan terakreditasi B.
Visi SD Negeri Rejowinangun Utara 1 “Unggul
dalam Perolehan Nilai Akademik, Santun dalam
Berperilaku”. Untuk mencapai visi tersebut
dirumuskan misi sebagai berikut: Meningkatkan proses
belajar mengajar yang inovatif, Meningkatkan kegiatan
belajar mengajar dengan pendekatan PAIKEM,
Meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM),
Mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, Menumbuhkembangkan disiplin,
penghayatan agama dan budi pekerti, Menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat, instansi
terkait yang peduli terhadap pendidikan, Membuat
lingkungan sekolah yang indah, aman, nyaman
sehingga terwujud iklim sekolah yang kondusif dan
menyenangkan.
46
Tujuan yang ditetapkan adalah Menghasilkan
Lulusan yang Berkualitas Baik di Bidang Akademik
Maupun Bidang Sosial, serta Berkarakter Kebangsaan
yang Kuat.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah, pada
Tahun Pelajaran 2014/2015 memiliki jumlah peserta
didik 177 anak terdiri dari 94 laki-laki dan 83
perempuan, yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar.
Adapun rincian rombongan belajarnya adalah kelas I
berjumlah 32 anak, kelas II berjumlah 34 anak, kelas
III berjumlah 29 anak, kelas IV berjumlah 30 anak,
kelas V berjumlah 26 anak, dan kelas VI berjumlah 28
anak
Prestasi akademik yang diraih dari rata-rata hasil
Ujian Nasional Tahun pelajaran 2013/2014 pada tiga
mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,71, Matematika
5,30 dan Ilmu Pengetahuan Alam 5,70 dengan jumlah
kelulusan 100%, serta melanjutkan ke jenjang sekolah
berikutnya (SMP). Prestasi di bidang non akademik
yang pernah diraih pada tahun 2013 adalah Juara II
lomba catur tingkat Kota Magelang yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Juara I bulu
tangkis dan Juara Harapan I menyanyi tingkat
Kecamatan Magelang Tengah.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah dapat
diketahui bahwa jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang berjumlah 14 orang terdiri dari 4 orang laki-
laki dan 10 orang perempuan. Adapun guru berstatus
PNS ada 9 orang, telah berijazah S1 ada 7 orang,
47
berijazah D2 ada 2 orang, dan telah bersertifikat
pendidik ada 5 orang.
Seorang guru yang bernama Budi Supriyati, S.Pd.
menjadi Juara I Lomba Guru Berprestasi di Tingkat
Gugus Sultan Agung dan mewakili Kecamatan
Magelang Tengah menjadi Juara II Lomba Guru
Berprestasi Tingkat Kota Magelang pada tahun 2014.
Data sarana dan prasarana sekolah berupa ruang
kelas berjumlah 6, ruang guru, ruang kepala sekolah,
ruang tata usaha dengan kondisi baik, dan ruang
perpustakaan dilengkapi dengan koleksi buku dan
berbagai fasilitas penunjang. Tersedia juga ruang
penunjang yaitu gudang, dapur sekolah, kamar mandi
dan WC (guru dan siswa). Berbagai perabot melengkapi
ruangan yang ada di SD Negeri Rejowinangun Utara 1
Kota Magelang.
4.1.2 Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan
Kelas
Pelaksanaan penelitian dimulai tanggal 18 April
2015 sampai dengan tanggal 15 Mei 2015, melalui
kegiatan tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2. Pada
tahap awal, ditemukan/diperoleh beberapa
permasalahan pada obyek penelitian. Permasalahan-
permasalahan tersebut diperoleh dari hasil
pengumpulan data melalui observasi dan wawancara
yang ditujukan kepada subyek penelitian yaitu guru
kelas IV.
Observasi dilakukan terhadap dokumen Sasaran
Kinerja Pegawai (guru) pada aspek tugas jabatan tahun
2014. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat
dijelaskan bahwa ketercapaian pelaksanaan tugas
48
jabatan guru yaitu pada proses pembelajaran dan
pendukung tugas. Adapun kegiatan pengembangan
diri, publikasi ilmiah, karya inovatif, dan perolehan
penghargaan/tanda jasa belum tercapai. Secara
khusus guru belum melakukan publikasi ilmiah karena
tidak memahami bagaimana melakukannya.
Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
melalui observasi benar-benar kredibel maka dilakukan
triangulasi data hasil observasi dengan hasil
wawancara, data hasil wawancara dengan sumber lain
berupa dokumen produk/administrasi guru untuk
memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi guru. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya. Hal tersebut terbukti dari
jawaban guru terhadap 25 butir pertanyaan yang
diajukan yang dicocokkan dengan dokumen
administrasi, mengatakan sebagai berikut:
1. Memiliki dokumen SK pembagian tugas mengajar
dari kepala sekolah tahun pelajaran terakhir, setiap
semester ada tetapi sebagai dokumen sekolah.
2. Memiliki jadwal mengajar minimal 24 jam per
minggu, membuat program tahunan, program
semester, dan memiliki RPP yang disusun sendiri.
Sedangkan silabus tidak dibuat sendiri tetapi hasil
download dan direvisi sesuai dengan kondisi
sekolah.
3. Melakukan pembelajaran sesuai jadwal dan
menggunakan buku teks dan buku referensi.
49
4. Memiliki instrumen, kunci, rubrik, dan kriteria
ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester, serta mengoreksi hasil ulangan.
5. Kadang-kadang membuat instrumen, kunci, rubrik,
dan kriteria penilaian ulangan harian, program dan
instrumen serta mendokumenkan kegiatan
terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur,
menyusun dan melaksanakan program pengayaan,
da melakukan pengembangan bahan ajar.
6. Memiliki buku daftar nilai berisi nilai ulangan
harian, remidi, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan nilai tugas. Melakukan analisis
hasil evaluasi ulangan harian, menyusun dan
melaksanakan program remedial.
7. Mendapatkan tugas tambahan dan memiliki data
administrasi tugas selain mengajar.
8. Memiliki agenda mengajar dan Permendiknas
nomor 22, 23 Tahun 2006 serta Permendiknas
nomor 20 Tahun 2007 dalam bentuk softcopy.
9. Tidak memiliki buku-buku panduan (panduan
pengembangan RPP, panduan pengembangan
silabus, panduan pengembangan bahan ajar).
10. Tidak memiliki karya ilmiah popular dan hasil PTK.
Setelah data hasil observasi dan data hasil
wawancara dibandingkan melalui triangulasi teknik,
kemudian data hasil wawancara dicocokkan pula
dengan dokumen administrasi guru. Secara fisik guru
belum pernah melakukan kegiatan penelitian dan tidak
memiliki dokumen PTK.
Dari hasil triangulasi data dapat disimpulkan
bahwa terdapat kesamaan data yaitu guru belum
50
melakukan publikasi ilmiah dari hasil penelitian.
Sehingga data yang diperoleh benar-benar kredibel dan
dapat digunakan untuk memperkuat fokus penelitian
dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
pengumpulan data melalui wawancara lebih mendalam,
secara lebih khusus dalam hal Penelitian Tindakan
Kelas, guru kesulitan menentukan topik yang akan
dijadikan judul, kesulitan menyusun latar belakang,
kesulitan menemukan referensi atau landasan teori,
kesulitan dan tidak menguasai model, strategi, dan
metode pembelajaran, dan kesulitan dalam menyusun
laporan.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah
diuraikan di atas kemudian dilakukan prioritas
terhadap permasalahan yang perlu segera
mendapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
atau tindakan. Prioritas permasalahan yaitu guru yang
belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas
dikarenakan guru tidak memahami prosedur
penelitian. Beberapa ahli mendefinisikan prosedur
penelitian adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan
untuk menyelesaikan penelitian dengan urutan waktu
dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah
ditentukan.
4.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah dalam
Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan yang menjadi prioritas yaitu guru
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang yang
belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas
dikarenakan guru tidak memahami prosedur
51
penelitian. Terhadap permasalahan tersebut dilakukan
identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalahnya.
Identifikasi alternatif pemecahan masalah dilakukan
bersama pengawas dengan didasarkan pada kebutuhan
guru dalam peningkatan kinerja dan dimaksudkan agar
tidak menghambat kegiatan pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan identifikasi alternatif-alternatif
pemecahan permasalahan tersebut kemudian
ditentukan rencana tindakannya. Setelah alternatif
pemecahan masalah ditentukan, maka peneliti
mengusulkan kepada Kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang untuk menyusun rencana
tindakan dan melakukan tindakan yaitu melalui
kegiatan pendampingan praktik penyusunan proposal
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model
siklus dan teknik andragogi. Setelah mendapatkan
persetujuan dari kepala sekolah, peneliti ditunjuk oleh
kepala sekolah bertindak sebagai
fasilitator/pendamping dalam kegiatan tersebut.
4.1.4 Pemecahan Masalah pada Siklus 1
Refleksi Awal - (Permasalahan PTK:
topik dan judul)
- Diskusi bersama
(pengawas dan KS)
Tindakan Siklus 1 - Perencanaan,
pelaksanaan, ,
observasi, refleksi,
evaluasi, indikator
keberhasilan. - Pengambilan data
Respon Pertanyaan, usulan,
praktik penyusunan
judul proposal PTK.
Hasil Pendampingan
Judul Efektif
52
Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan
refleksi awal terhadap permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan PTK di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Hasil refleksi awal tersebut
dilaporkan kepada pengawas dan Kepala SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang untuk
didiskusikan dan dijadikan dasar pelaksanaan
tindakan siklus 1 melalui tahapan perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan. Selain melaksanakan tindakan siklus 1
peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru pada awal
tindakan siklus 1 setelah refleksi awal dilakukan.
Guru memberikan respon terhadap tindakan
siklus 1 dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang konsep, prosedur, dan manfaat PTK. Guru juga
menyampaikan kesulitan-kesulitan untuk
melaksanakan PTK yang berhubungan dengan
penentuan topik dan penyusunan judul penelitian.
Terhadap pertanyaan dan kesulitan guru diberikan
jawaban dan pendampingan kegiatan praktik
penentuan topik dan penyusunan judul PTK dengan
mengacu pada pendapat Mulyasa (2010:93-102).
Praktik penentuan topik dan penyusunan judul
dilakukan melalui dikusi dalam kelompok dengan tanya
jawab. Subyek penelitian menyusun judul penelitian
berdasarkan permasalahan yang ditemukan dari
masukan rekan-rekan sejawat yaitu tentang operasi
hitung campuran bilangan bulat. Dimana terdapat
anggapan jika di kelas 4 peserta didik sudah menguasai
konsep operasi hitung campran bilangan bulat dengan
53
baik maka di kelas 6 menjadi lebih mudah dalam
mengerjakan soal ujian.
Pada awal penyusunan, judul yang disusun
belum memenuhi syarat judul penelitian (Mulyasa,
2010:60). Judul yang disusun adalah “Peningkatan
Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat”. Judul tersebut tidak lebih dari dua puluh kata,
telah mencerminkan sebuah aktivitas, mudah
dipahami, mata pelajaran yang dijadikan PTK, dan
telah menggambarkan isi penelitian. Namun judul
tersebut belum memuat keterangan tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, agar judul memuat
tentang lokasi, waktu, serta kelas yang dijadikan
penelitian maka dilakukan refleksi dengan pemberian
fasilitasi tentang cara menetapkan sebuah judul
penelitian berdasarkan pada topik yang bisa diangkat
menjadi judul penelitian. Dari topik-topik yang
disajikan, guru berdiskusi dan berkolaborasi
memperbaiki judul yang telah disusun oleh subyek
penelitian (guru kelas 4) menjadi “Peningkatan Prestasi
Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Melalui Penerapan
Metode T.
Selain mengajukan pertanyaan dan
menyampaikan kesulitan, guru mengajukan usulan
agar dilakukan pendampingan lebih lanjut untuk
praktik penyusunan proposal PTK secara langsung
tidak hanya berupa teori-teori saja pada pertemuan
selanjutnya. Hal tersebut disampaikan kepada peneliti
54
selaku fasilitator karena guru merasakan manfaat dari
pendampingan, kemudahan menyerap materi dengan
teknik yang lebih sederhana, dan termotivasi untuk
melakukan PTK agar dapat memenuhi penilaian
kinerja.
Bersamaan dengan pelaksanaaan tindakan
dilakukan observasi oleh kepala SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang tentang keaktifan
guru dalam mengikuti pendampingan. Pada akhir
kegiatan diberikan evaluasi untuk mengukur
pemahaman guru terhadap materi pendampingan yang
telah diberikan. Dengan demikian diperoleh gambaran
kemampuan guru pada tindakan siklus 1 dan sebagai
bahan pertimbangan dalam melaksanakan tindakan
siklus 2 yaitu penyusunan proposal PTK.
4.1.5 Pemecahan Masalah pada Siklus 2
Seperti halnya pada tindakan siklus 1 yang
didasarkan pada refleksi awal, pelaksanaan tindakan
siklus 2 dilakukan berdasarkan pada hasil refleksi
tindakan siklus 1. Hasil refleksi tersebut didiskusikan
bersama dengan pengawas, kepala sekolah, dan guru.
Refleksi Awal
- Permasalahan PTK (latar
belakang dan referensi)
Tindakan Siklus 1
- Perencanaan,
pelaksanaan,
observasi,
refleksi, dan indikator
keberhasilan
- Penyusunan
proposal PTK
Respon
Penyusunan proposal PTK
Hasil Pendampingan
- Proposal PTK (Bab I, Bab II, dan Bab III
55
Hasil diskusi dijadikan dasar untuk melaksanakan
tindakan siklus 2 melalui tahapan perencanaan,
tindakan, observasi, refleksi, dan penentuan indikator
keberhasilan.
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan
pada tindakan siklus 2 adalah guru kesulitan
merumuskan latar belakang masalah dan menemukan
referensi. Terhadap kesulitan guru tersebut diberikan
pendampingan berupa praktik penyusunan proposal
PTK menggunakan teknik andragogi dalam
merumuskan masalah dan menemukan referensi yang
sesuai dengan topik dan judul proposal penelitian.
Materi pendampingan yang diberikan adalah materi
yang berhubungan dengan Bab I tentang pendahuluan,
Bab II tentang Landasan teori, dan Bab III tentang
Prosedur Penelitian yang merujuk pada Mulyasa
(2010:61-74).
Terhadap tindakan siklus 2 guru memberikan
respon dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan diskusi mengenai masalah-masalah yang dapat
diangkat dalam penyusunan proposal PTK. Guru juga
mengusulkan pada fasilitator agar diajarkan bagaimana
cara mencari dan menemukan referensi yang sesuai
dengan permasalahan melalui buku-buku dan internet.
Pada pelaksanaan praktik penyusunan
proposal, subyek penelitian bersama rekan sejawat
secara kolaborasi menyusun proposal PTK. Pada Bab I
yang berisi pendahuluan telah disusun latar belakang
masalah yaitu kurangnya penguasaan konsep
matematika pada operasi hitung campuran bilangan
bulat oleh peserta didik kelas 4 yang mengakibatkan
56
prestasi belajar yang rendah. Kemudian dilakukan
identifikasi masalah dan penentuan rumusan masalah
untuk mengetahui bagaimana cara memecahkan
masalah yang ada, telah dirumuskan tujuan dan
manfaat dari penelitian, tetapi tidak ditentukan
hipotesis tindakannya. Pada Bab II yang berisi tentang
landasan teori, sudah dipilih teori-teori yang
berhubungan dengan masalah akan tetapi belum
dicantumkan penelitian terdahulu. Terhadap
permasalah tersebut guru difasilitasi untuk melakukan
penelusuran melalui browsing internet dan diberikan
pinjaman buku-buku tentang cara menentukan teori
yang dapat digunakan sebagai alat menyelesaikan
masalah. Pada akhir Bab II subyek penelitian
menyusun kerangka pikir sebagai gambaran pola
kerjanya dan hasil yang diharapkan. Berkaitan dengan
Bab III yang berisi metodologi penelitian, subyek
penelitian bersama rekan sejawatnya menentukan
waktu dan tempat penelitian di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang, populasi dan
sampel adalah kelas 4. Prosedur penelitian yang
digunakan mengikuti model Kurt Lewin dan indikator
keberhasilan yang ditetapkan adalah nilai rata-rata
siswa 70, 80% peserta didik mendapat nilai 70 dan
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes,
dan dokumentasi proses pembelajaran. Subyek
penelitian juga mencantumkan teknik analisis data
yang menggambarkan tentang data hasil pengumpulan
data yang diolah menggunakan asumsi data kuantitatif
menjadi bersifat kualitatif. Selain itu dilakukan
57
pembandingan terhadap hasil belajar peserta didik
pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2.
Perbaikan terhadap hasil penyusunan proposal
yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, dan
metodologi penelitian dengan dilakukan diskusi dan
tanya jawab melalui review bersama. Pembahasan-
pembahasan terhadap bagian-bagian yang masih
janggal dengan membandingkan teori Mulyasa
(2010:61-74). Guru melakukan revisi atau perbaikan
proposal PTK agar mendapat persetujuan untuk
melaksanakan tindakan dan melaporkan hasilnya.
Guru berharap dapat melaksanakan tindakan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik
dan melaporkan hasil PTK sebagai bahan pada proses
penilaian kinerja guru (PKG).
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan Pendampingan Praktik
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan
Kelas
Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan
dan pengendalian kegiatan. Perencanaan yang telah
disusun dengan baik akan memudahkan para
pelaksana untuk mengetahui apakah tindakan mereka
menyimpang atau sesuai dengan rencana. Dengan
adanya perencanaan yang cermat dapat ditetapkan
kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan dilakukan
secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap
yang semestinya. Perencanaan pendampingan praktik
58
penyusunan proposal penelitian tindakan kelas
disusun dalam tindakan siklus-siklus.
Praktik penyusunan proposal PTK dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan pada tindakan siklus 1 dan
tindakan siklus 2. Perencanaan pada tindakan siklus 1
digambarkan sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran penelitian.
Sasaran penelitian adalah SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang dengan alasan
letak sekolah tersebut berdekatan dengan tempat
tugas peneliti sehingga tidak mengganggu kegiatan
kedinasan baik peneliti maupun sasaran.
2. Meminta ijin kepada kepala SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang untuk melakukan
pendampingan.
Ijin sangat penting dalam penelitian sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas data dan hasil
penelitian. Data dan hasil penelitian selalu
dikonfirmasikan dengan kepala SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
3. Menyusun rencana pendampingan dan jadwal
kegiatan.
Rencana pendampingan dan jadwal kegiatan
digunakan sebagai panduan oleh subyek penelitian
dalam melaksanakan kegiatan praktik penyusunan
proposal melalui tahapan-tahapan yang telah
ditetapkan dengan tertib.
4. Menyusun program pendampingan
Suatu kegiatan atau tindakan manajemen
harus terdapat suatu program yang dijadikan
pedoman pada pelaksanaannya. Program
59
pendampingan praktik penyusunan proposal PTK
dalam penelitian ini, disusun berdasarkan pada
fungsi dan tujuan pendampingan itu sendiri. Selain
itu juga memperhatikan prinsip-prinsip dan strategi
dalam pelaksanaan pendampingan.
Fungsi pendampingan adalah untuk
memfasilitasi, memotivasi, dan mengawal agar
kegiatan pendampingan sesuai dengan maksud dan
tujuan yang dikehendaki yaitu praktik penyusunan
proposal PTK oleh guru di SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang. Melalui pendampingan
praktik penyusunan proposal PTK mampu
memotivasi guru untuk menyusun proposal,
melakukan tindakan, dan melaporkan hasil PTK.
Tujuan pendampingan adalah perubahan
yang mengarah kepada situasi dan kondisi yang
lebih baik, diantaranya yaitu: meningkatkan
kapasitas, menciptakan rasa keadilan,
kesejahteraan, dan tercapainya hak-hak penerima
pendampingan, yaitu guru dapat menyusun proposal
PTK. Kapasitas guru sebagai agen pembelajaran
menjadi lebih baik jika guru melakukan penelitian
terhadap kegiatan pembelajarannya. Memberikan
rasa keadilan bagi guru karena bagi guru yang
melakukan kegiatan penelitian memperoleh
penetapan angka kredit. Kesejahteraan dan hak-hak
guru berupa penghargaan kenaikan pangkat dan
penghasilan sesuai peraturan yang berlaku.
Program pendampingan yang disusun
memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan, yaitu
untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
60
di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang
dalam praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas. Pemilihan fasilitator mampu
menumbuhkan sikap percaya bahwa informasi,
saran, dan contoh yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan guru. Informasi, saran, dan contoh yang
disampaikan dalam proses pendampingan digunakan
sebagai penguatan yang akan memantapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan
praktik penyusunan proposal PTK, dan terjadi
hubungan profesional secara berkelanjutan melalui
email.
Berkaitan dengan strategi dalam
pendampingan praktik penyusunan proposal PTK,
pendamping membangun hubungan kemanusiaan
dengan membaur dalam kegiatan guru untuk
memperoleh informasi tentang kebutuhan guru di SD
Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang. Guru
diberikan kesempatan mengambil keputusan sendiri
untuk menentukan topik dan judul penelitian sesuai
dengan tugas pembelajaran agar diperoleh
pengalaman melalui pemikiran dan tindakannya.
Pendamping juga memfasilitasi guru dalam proses
pendampingan dan peran-peran guru dengan
keterampilan teknis melakukannya. Fasilitasi yang
diberikan berupa materi, media, dan alat-alat
pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan
pendampingan. Selanjutnya pendamping
menganalisis keadaan, menyamakan persepsi,
menilai kekuatan dan kelemahan, dan mengerahkan
tindakan menata kebersamaan dengan guru untuk
61
melakukan praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas melalui model tindakan siklus.
5. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan yang disiapkan adalah
materi yang berhubungan dengan cara menentukan
topik dan judul. Materi pendampingan yang
disiapkan tersebut didasarkan pada permasalahan
dan kesulitan guru dalam melaksanakan praktik
penelitian tindakan kelas. Materi pendampingan
tentang topik dan judul penelitian merujuk pada
Mulyasa (2010).
Menentukan Topik dan Judul PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
a. Topik Penelitian
Topik atau masalah penelitian yang dapat diangkat
adalah yang berhubungan tugas pembelajaran
antara lain: keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran, metode pembelajaran, motivasi belajar
peserta didik, kreativitas belajar peserta didik,
strategi pembelajaran, model-model pembelajaran,
penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-
nilai, alat peraga, media, dan sumber belajar, minat
dan bakat peserta didik, materi pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran terpadu, pembelajaran
bermakna, mekanisme penilaian pembelajaran,
feedback atau umpan balik dalam pembelajaran,
penggunaan hadiah dan hukuman dalam
pembelajaran, pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, kerja sama mutualisme sekolah
dengan masyarakat, dsb (Mulyasa, 2010).
b. Judul Penelitian
Judul penelitian harus memenuhi kriteria sebagai
berikut: dirumuskan secara singkat, padat, spesifik,
dan tidak memberi kemungkinan penafsiran yang
62
beragam, serta mencerminkan permasalahan pokok
yang akan dipecahkan. Tidak lebih dari dua puluh
kata, mencerminkan sebuah aktivitas, mudah
dipahami, dan menggambarkan isi penelitian
tersebut. Memuat keterangan tentang lokasi, waktu,
serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK (Mulyasa, 2010).
6. Menentukan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam menentukan kompetensi yang akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan,
dirumuskan melalui indikator-indikator keberhasilan
pendampingan sebagai berikut: mampu memahami
konsep, prosedur, dan manfaat penelitian tindakan
kelas, mampu menentukan topik Penelitian Tindakan
Kelas, dan mampu menentukan judul Penelitian
Tindakan Kelas.
7. Mengembangkan skenario pendampingan
Skenario pendampingan disusun dengan desain
tindakan siklus 1 menggunakan teknik andragogi dan
metode kolaborasi. Teknik ini lebih mengutamakan
pengungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan,
menganalisis, menyimpulkan, dan menggeneralisasi
dalam suasana pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Teknik tersebut digunakan
dengan alasan bahwa orang dewasa mendapatkan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya (Problem
Centered Orientation).
Metode yang sesuai dengan teknik andragogi
dalam pendampingan praktik penyusunan proposal
PTK adalah metode kolaborasi. Menurut Alwasilah
63
(2007:25) mengatakan bahwa pengertian kolaborasi
adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan
melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi.
Kolaborasi adalah ajang bertegur sapa dan
bersilaturahmi ilmu pengetahuan. Selain itu ada
pembelajaran berjamaah/bersama (social learning).
Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang
memiliki kelebihan tersendiri.
Alasan pemilihan metode kolaborasi karena
metode ini memiliki kelebihan sebagai berikut:
Menanamkan kerjasama dan toleransi terhadap
pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan
menyatakan gagasan. Menanamkan sikap akan
menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok
menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari
sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah
mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat.
Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok
dan menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami
dalam dunia profesional di masa mendatang.
Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara
berulang, siswa menjadi pembacanya yang paling setia
(Alwasilah: 2007:109).
8. Menyiapkan lembar observasi, instrumen wawancara
dan evaluasi.
Lembar instrumen observasi dan lembar
instrumen wawancara berisi pernyataan-pernyataan
dan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada
subyek penelitian dan sebagai alat pengambilan atau
pengumpulan data digambarkan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
64
Lembar observasi berisi instrumen
pernyataan-pernyataan adanya dokumen tentang
kegiatan guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya. Lembar observasi yang disiapkan
digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan
data tentang kinerja guru dalam melaksanakan
tugas utama jabatan yang telah dan belum
tercapai angka kreditnya dalam proses penilaian
sasaran kinerja pegawai.
Tabel 4.1 Lembar Observasi Sasaran Kinerja Guru
No.
Indikator/Kegiatan Tugas
Jabatan
Keterlaksanaan
Tercapai Tidak
Tercapai
1 Melaksanakan proses
pembelajaran
2 Melaksanakan
pengembangan diri
3 Melaksanakan publikasi
ilmiah
4 Melaksanakan karya
inovatif
5 Melaksanakan kegiatan
yang mendukung tugas
6 Perolehan
penghargaan/tanda jasa
b. Lembar Instrumen Wawancara
Lembar instrumen wawancara yang disusun
ditujukan untuk guru dan digunakan untuk
pengambilan atau pengumpulan data tentang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam
kegiatan pembelajaran.
65
c. Lembar Instrumen Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk mengukur
pemahaman dan keberhasilan guru menguasai
materi pendampingan praktik penyusunan
proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Evaluasi
berisi pernyataan-pernyataan yang memberikan
gambaran sejauh mana guru menguasai konsep,
prosedur, dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Pernyataan-pernyataan tersebut ditetapkan
sesuai dengan indikator-indikator keberhasilan
pada tindakan siklus 1.
Tabel 4.2 Lembar Evaluasi Tindakan Siklus 1
No
Pernyataan
Pilihan
Jawaban
SS KS TS
1 PTK merupakan penelitian tindakan
oleh guru di kelas
2 PTK dilatarbelakangi oleh adanya
rasa kepenasaran/ketidakpuasan
guru terhadap praktik
pembelajaran yang dilakukan
3 PTK dilakukan secara kolaborasi
bersama rekan sejawat
4 PTK melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaanya di kelas
5 PTK dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik dan
kompetensi guru (profesional dan
PKG)
66
Perencanaan tindakan pada siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan subyek penelitian dan pihak-pihak yang
terlibat.
Peneliti melakukan diskusi bersama guru
untuk menentukan subyek penelitian tindakan kelas.
Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa guru
kelas 4 sebagai subyek penelitian dengan alasan
belum pernah melaksanakan PTK. Sedangkan guru
lain (guru kelas II, V, dan VI) bertindak sebagai
kolaborator dalam praktik penyusunan proposal PTK.
Artinya rekan sejawat guru peneliti bertindak sebagai
pemberi masukan-masukan dalam diskusi dan tanya
jawab pada praktik penyusunan proposal penelitian
tindakan kelas.
2. Menyiapkan materi pendampingan.
Materi pendampingan pada tindakan siklus 2
berhubungan dengan penyusunan proposal PTK
dengan merujuk pada pendapat Mulyasa (2010)
sebagai berikut:
Materi Pendampingan
Praktik Penyusunan Proposal PTK
(disusun oleh Dwi Ampriyati, S.Pd.)
Proposal merupakan langkah penting dalam penelitian
tindakan kelas, karena menjadi pedoman peneliti dalam
melaksanakan tahap-tahap penelitian. Proposal
merupakan gambaran pikiran peneliti dan rancangan
kegiatan penelitian yang bersifat tentatif. Proposal PTK
memuat: 1) Judul penelitian: mencerminkan sebuah
aktivitas, mudah dipahami, dan menggambarkan isi
67
penelitian tersebut. Judul memuat tentang lokasi,
waktu, serta kelas yang dijadikan penelitian dan mata
pelajaran yang dijadikan PTK. 2) Bidang kajian: berisi
mata pelajaran yang akan diteliti. 3) Latar belakang
masalah: berisi uraian tentang keresahan,
kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong penelitian
tersebut dilakukan. 4) Identifikasi dan perumusan
masalah: berisi kegiatan mendeteksi, melacak, dan
menjelaskan berbagai aspek permasalahan yang
berkaitan dengan topik penelitian dan masalah yang
akan diteliti. 5) Cara memecahkan masalah: berisi
uraian alternatif tindakan yang akan dilakukan, dengan
pendekatan yang sesuai kaidah penelitian tindakan
kelas. 6) Hipotesis masalah: berisi jawaban sementara
terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif
tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti
melalui PTK, 7) Tujuan dan kegunaan penelitian: berisi
keinginan peneliti atas hasil tindakan dengan
mengetengahkan indikator-indikator yang hendak
ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian. 8) Kajian teori: berisi teori-teori yang relevan
dapat dipergunakan untuk menjelaskan masalah
penelitian, sebagai dasar mengembangkan pedoman. 9)
Rencana dan prosedur penelitian: berisi uraian
berbagai metode dan prosedur yang akan ditempuh,
sifatnya operasional dan menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam penelitian. 10) Jadwal kegiatan,
merupakan urutan kerja mulai dari awal sampai
penyusunan laporan PTK. Mencakup jenis kegiatan dan
waktu yang terinci jadwal pelaksanaannya. 10)
Pembiayaan, berisi rincian semua biaya yang
diperlukan untuk PTK yang akan dilakukan. 11)
Personalia penelitian, berisi tim yang terlibat beserta
tugas masing-masing. 12) Daftar pustaka, berisi bahan-
bahan pustaka yang dijadikan rujukan. 13) dan
68
lampiran-lampiran, yang berisi bahan-bahan yang
diperlukan dalam penelitian tindakan kelas.
3. Menyusun skenario tindakan.
Skenario tindakan disusun sesuai dengan
desain tindakan siklus 2 dengan teknik andragogi.
Teknik ini lebih mengutamakan pengungkapan
kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis,
menyimpulkan, dan menggeneralisasi dalam suasana
pelatihan yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, dan bermakna), peranan pelatih
lebih sebagai fasilitator. Metode yang digunakan
peneliti dalam pendampingan tersebut adalah metode
diskusi dalam kelompok kolaborasi.
4. Melaksanakan pendampingan penyusunan proposal
PTK.
Pelaksanaan pendampingan merupakan
implementasi rencana tindakan siklus 2. Peneliti
sebagai fasilitator mendampingi guru praktik
menyusun proposal PTK berorientasi pada materi
yang telah disiapkan dan dengan sistematika yang
merujuk pada pendapat Mulyasa (2010) yang terdiri
dari judul, bab I, bab II, dan bab III. Materi
pendampingan diberikan melalui kegiatan diskusi
dalam kolaborasi antara subyek penelitian dengan
guru kelas lain. Kegiatan pendampingan berpedoman
pada jadwal penelitian yang telah disusun daan
disepakati bersama kepala sekolah.
69
5. Menetapkan kompetensi yang akan dicapai.
Dalam menentukan kompetensi yang akan
dicapai setelah guru melaksanakan pendampingan
dirumuskan melalui indikator keberhasilan sebagai
berikut: mampu menyusun proposal Penelitian
Tindakan Kelas.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada
perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
disimpulkan bahwa perencanaan yang cermat dapat
digunakan untuk memandu pelaksanaan tindakan
sesuai dengan yang diharapkan.
4.2.2 Pelaksanaan Pendampingan Praktik
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan
Kelas
Peneliti melaksanakan pendampingan praktik
penyusunan proposal penelitian tindakan kelas melalui
tindakan siklus 1 dan siklus 2 dengan teknik
andragogi. Pelaksanaan pendampingan sesuai dengan
tahap-tahap perencanaan, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Peneliti mengambil dan mengumpulkan data melalui
observasi dan wawancara terhadap guru. Hasil
pengumpulan data dianalisis untuk menentukan
subyek penelitian yaitu guru kelas 4 yang belum
pernah melaksanakan PTK.
2. Dilakukan tanya jawab untuk mengetahui wawasan
guru tentang penelitian tindakan kelas dan diskusi
untuk menentukan topik yang akan diangkat dan
dijadikan judul PTK. Pada saat tanya jawab dan
diskusi berlangsung peneliti melakukan observasi
terhadap keaktifan guru mengikuti kegiatan
70
pendampingan. Hasil observasi dapat dijelaskan
bahwa terdapat guru yang sudah senior tidak
berminat untuk melakukan praktik penyusunan
dikarenakan guru merasa sudah tua tinggal
menunggu masa pensiun tiba. Jika dilihat dari
peraturan yang ada bahwa kegiatan pengembangan
diri berlaku pada semua guru tidak memandang
usia. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan
terhadap subjek penelitian yaitu guru kelas 4, dapat
digambarkan bahwa guru kurang aktif dalam
berdiskusi dengan teman sejawatnya, berbagi
pengalaman, berpendapat dan berkomentar. Alasan
yang dikemukakan bahwa guru belum memiliki
gambaran/konsep tentang PTK karena belum pernah
melaksanakan PTK. Tetapi guru aktif dalam
menemukan solusi permasalahan dan memberikan
respon dengan alasan guru menguasai teknologi
informasi untuk menemukan bahan-bahan
pemecahan masalah dan harapan akan mampu
melaksanakan PTK.
3. Topik yang diangkat berhubungan dengan metode
pembelajaran yaitu metode T. Penerapan metode T
dalam pembelajaran matematika diyakini guru
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
4. Menentukan permasalahan yang paling penting
untuk segera diambil tindakan, yaitu tentang
prestasi belajar peserta didik kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada operasi
hitung campuran bilangan bulat yang perlu
ditingkatkan.
71
5. Berdasarkan topik dan permasalahan yang diangkat
dirumuskan judul proposal PTK “Peningkatan
Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan
Metode T.” Judul proposal PTK tersebut telah
memenuhi kriteria penyusunan judul yang
disampaikan oleh Mulyasa (2010:60).
6. Dilakukan refleksi dan evaluasi hasil pendampingan
untuk mengetahui pemahaman guru terhadap materi
tindakan melalui pencapaian indikator-indikator
keberhasilan. Diperoleh informasi bahwa guru
memahami tentang konsep, prosedur, dan manfaat
PTK. Oleh karena itu guru mampu menentukan topik
dan menyusun judul proposal PTK.
7. Peneliti melakukan kegiatan pendampingan
selanjutnya yaitu praktik penyusunan proposal PTK
melalui kegiatan diskusi. Dalam diskusi, disepakati
penyusunan proposal PTK merujuk pada Mulyasa
(2010) dengan memenuhi sistematika penyusunan
proposal meliputi bab I, bab II, dan bab III. Bab I
merupakan pendahuluan berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Pada Bab II adalah landasan
teori berisi tentang teori-teori yang dijadikan sebagai
landasan dan pendukung pendapat guru yaitu
tinjauan tentang matematika, tinjauan tentang
metode T, tinjauan tentang hasil belajar peserta
didik, tinjauan tentang operasi hitung campuran
bilangan bulat, dan kerangka berpikir. Bab III
merupakan metodologi penelitian berisi tentang
72
waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel,
prosedur penelitian, indikator keberhasilan, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
8. Guru dalam kelompok kolaborasi melakukan refleksi
terhadap proposal PTK yang telah disusun bersama.
Hasil refleksi guru menginginkan adanya tindakan
nyata di kelas dan disusun laporan penelitian agar
dapat memberikan pengaruh bagi prestasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran dan kinerja guru
(profesionalitas dan PKG). Hasil refleksi
ditindaklanjuti bersama dalam kegiatan
pendampingan di luar kegiatan tindakan penelitian.
Berdasarkan hasil wawancara di lapangan,
salah seorang guru yang bernama D. Wara Widiyanti
(pada hari Sabtu tanggal 18 April 2015) mengatakan
bahwa pendampingan praktik penyusunan proposal
dan desain tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang
diberikan (menggunakan teknik andragogi) dirasa lebih
sederhana, mudah dipahami, dan memberikan motivasi
untuk melaksanakan PTK.
Berdasarkan analisis data hasil observasi dan
wawancara terdapat salah seorang guru yang belum
pernah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas,
bersedia melaksanakan tindakan penelitian. Rekan
sejawat peneliti yang sudah pernah melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas memberi dukungan berupa
masukan-masukan pada perencanaan tindakan,
bersedia menjadi observer pada tindakan siklus 1 dan
siklus 2, dan pada kegiatan penyusunan pelaporan
hasil tindakan.
73
4.2.3 Hasil Pendampingan Praktik Penyusunan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Pembahasan mengenai hasil pendampingan
praktik penyusunan proposal PTK merujuk pada
pendapat Mulyasa (2010). Berkaitan dengan proposal
PTK, judul yang ditetapkan telah mencerminkan
sebuah aktivitas, mudah dipahami, dan
menggambarkan isi penelitian tersebut. Judul juga
memuat keterangan tentang lokasi, waktu, serta kelas
yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang
dijadikan PTK. Judul tersebut adalah “Peningkatan
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 4 di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada Operasi
Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan
Metode T.” Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
memahami cara merumuskan judul sesuai dengan
bidang kajian yaitu mata pelajaran matematika pada
operasi hitung campuran bilangan bulat.
Pada bagian pendahuluan telah dirumuskan
latar belakang masalah, yang menguraikan tentang
keresahan, kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong
penelitian tersebut dilakukan. Masalah yang
melatarbelakangi ketertarikan peneliti melakukan
tindakan yaitu kurangnya pemahaman pada konsep
matematika operasi hitung campuran bilangan bulat
oleh peserta didik kelas 4 SD Negeri Rejowinangun
Utara 1 Kota Magelang sehingga prestasi belajarnya
rendah. Secara ideal peneliti juga menyampaikan
pendapat Erik Temple Bell bahwa matematika adalah
ratu dan abdi ilmu pengetahuan, karena matematika
mampu menjadi bahasa kedua bagi manusia sekaligus
74
sebagai bahasa ilmu pengetahuan, dimana tanpa
matematika ilmu pengetahuan menjadi bisu, diam,
statis, dan bila ilmu pengetahuan telah diam, maka
peradaban manusia tidak pernah akan ada dan
manusia tidak akan jauh berbeda dengan makhluk
lainnya. Matematika harus dipelajari dari dasarnya,
dan waktu paling ideal untuk mengajaran matematika
dasar adalah di jenjang Sekolah Dasar (SD). Oleh
karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak
diperlukan dan konsep-konsep matematika harus
dipahami dengan benar sejak dini.
Guru juga telah merumuskan permasalahan
yang merupakan titik tolak hipotesis, yang akan
dikemas menjadi judul penelitian, sehingga harus jelas,
padat, dan tidak bertele-tele, serta berisi implikasi yang
menunjukkan adanya data untuk memecahkan
masalah (Mulyasa, 2010:62). Rumusan masalah
tersebut berupa kalimat pertanyaan lengkap dengan
alternatif tindakan yaitu Apakah Penerapan Metode T
Pada Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat
Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik
Kelas IV di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang? Data dan alternatif tindakan yang
digunakan untuk memecahkan masalah peningkatan
prestasi belajar peserta didik kelas IV di SD Negeri
Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat adalah
metode T.
Adapun tujuan penelitian telah dirumuskan
berdasarkan topik atau masalah penelitian yang akan
dipecahkan, sebagai jawaban terhadap masalah
75
penelitian. Tujuan penelitian adalah Mengetahui
Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IV di
SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang pada
Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan
Metode T. Keinginan peneliti atas hasil tindakan, belum
diketengahkan indikator-indikator yang hendak
ditemukan, terutama yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
Pada kegunaan atau manfaat penelitian, guru
telah merumuskan hal-hal positif yang akan diperoleh
melalui pencapaian tujuan PTK. Manfaat penelitian
ditujukan untuk membantu peserta didik memahami
konsep operasi hitung bilangan bulat sehingga dapat
mengalami peningkatan prestasi belajar melalui metode
T yang digunakan guru dalam pembelajaran. Bagi guru
bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelas melalui berbagai metode
atau model-model pembelajaran. Dan bagi sekolah
dapat digunakan sebagai masukan untuk mengambil
kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.
Berkaitan dengan kajian teori, merujuk pada
pendapat Mulyasa (2010) teori-teori yang relevan dapat
digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian,
sebagai dasar mengembangkan pedoman penelitian.
Kajian teori memegang peranan sangat penting dalam
membangun kerangka pikir atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Kajian teori sangat
berguna untuk menjawab permasalahan secara teoritis,
menemukan akar masalah, mengoperasikan penelitian,
merumuskan jawaban sementara terhadap masalah,
76
dan menemukan metode yang paling tepat untuk
menjawab dan memecahkan masalah. Berkenaan
dengan hal tersebut, guru telah memperhatikan
kesesuaian antar sumber dengan topik penelitian.
Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah
dan mengandung isi serta menunjang teori yang
ditelaah dan dikembangkan. Guru juga telah
memperhatikan tentang unsur kekinian (up to date),
yaitu sumber yang dikaji menunjukkan hal yang
aktual, terbaru, dan mutakhir, tidak terbatas pada
buku teks, tetapi peneliti juga menggali dari internet.
Terhadap sumber atau hasil penelitian yang dapat
memberi arahan dalam mengidentifikasi masalah
penelitian dan operasionalnya, guru belum melakukan
penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan untuk dijadikan rujukan. Alasan
dikemukakan bahwa pendampingan pelaksanaan PTK
yang pernah diterima dahulu tidak ada kajian teori dari
penelitian terdahulu.
Proposal penelitian tindakan kelas yang disusun
guru berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Peserta
Didik di SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
Magelang pada Pembelajaran Operasi Hitung
Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Metode T”,
topik-topik yang dijadikan sebagai kajian teorinya
antara lain: tinjauan tentang matematika, tinjauan
tentang metode T, hasil belajar peserta didik, dan
materi operasi hitung bilangan bulat.
Berkaitan dengan rencana dan prosedur
penelitian, guru telah menentukan setting penelitian
yaitu di kelas IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota
77
Magelang, dilaksanakan pada minggu pertama bulan
Mei 2015, subyek penelitian adalah peserta didik kelas
IV SD Negeri Rejowinangun Utara 1 Kota Magelang.
Setting ini dipilih karena dengan alasan bahwa kelas IV
adalah dasar peletakan konsep matematika tentang
materi operasi hitung campuran bilangan bulat yang
akan menentukan keberhasilan di kelas selanjutnya
yaitu kelas V dan kelas VI saat ujian dilakukan.
Guru juga telah mendesain tindakan penelitian
dengan alur siklus 1 dan siklus 2, melalui tahapan
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi, dan evaluasi. Desain tindakan siklus
1 dan siklus 2 direncanakan pelaksanaanya
menggunakan model lesson study berbasis sekolah.
Berkenaan dengan jadwal dan biaya penelitian tidak
dirumuskan, tetapi melibatkan personalia penelitian
yaitu guru kelas II, V, dan guru kelas VI bertindak
sebagai observer dan pemberi masukan-masukan pada
tindakan siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa pendampingan praktik penyusunan
proposal dan desain tindakan Penelitian Tindakan
Kelas bermanfaat bagi guru untuk dapat
merencanakan tindakan penelitian meskipun terdapat
guru yang tidak berminat untuk terlibat karena merasa
sudah berusia tua, tidak butuh pengembangan diri,
angka kredit, kenaikan tingkat, dan tinggal menunggu
masa pensiun tiba.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah
melalui tahapan dua siklus dapat ditemukan solusi
terhadap permasalahan yaitu melalui pendampingan
78
model siklus dengan teknik andragogi. Hasil tindakan
berupa dokumen proposal PTK. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa praktik PTK penting untuk
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Peningkatan kinerja tersebut dibuktikan dengan
terpenuhinya indikator kinerja sebagai berikut: guru
lebih profesional, penghargaan berupa angka kredit,
dan adanya perubahan prestasi belajar peserta didik.
Berkaitan dengan hal guru lebih profesional,
sesuai dengan penelitian Amat Jaedun (2011, 7 Nov
2014) menyatakan bahwa penulisan karya ilmiah
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang
guru profesional. Cara yang paling mudah untuk
menulis artikel ilmiah adalah menulis dari hasil
penelitian. Guru profesional juga harus selalu
meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penelitian
Sutrisna Wibawa (2012, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa peningkatan kualitas pembelajaran
dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Salah
satu cara yanag sistematis dan terkendali itu adalah
dengan memanfaatkan penelitian pendidikan, yang
memfokuskan pada masalah praktik dengan teknik
kolaborasi yang kemudian dikenal dengan action
research atau PTK. Hal ini didukung oleh penelitian
Miguel Baptista Nunes dan Maggie McPherson yang
menyatakan bahwa “subjek” harus berpartisipasi
secara langsung dalam proses penelitian dan bahwa
proses tersebut harus diterapkan dengan cara yang
menguntungkan semua peserta. Diperkuat lagi dengan
penelitian Richard Donato (2003) bahwa sebuah proyek
penelitian tindakan berusaha untuk menciptakan
79
pengetahuan, mengusulkan dan melaksanakan
perubahan, dan meningkatkan praktik dan kinerja.
Berkaitan dengan penghargaan angka kredit,
penelitian Suharsimi (2007, 7 Nov 2014) menyatakan
bahwa laporan penelitian yang baik dan benar akan
dapat penghargaan berupa angka kredit yang
selanjutnya dapat digunakan untuk melengkapi
persyaratan kenaikan golongan kepangkatan guru.