bab iv hasil dan pembahasan ) untuk meningkatkan...
TRANSCRIPT
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi
pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan keterampilan
proses sains dan penguasaan konsep siswa pada konsep difusi dan osmosis di
kelas VIII. Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan pada pokok
bahasan difusi dan osmosis. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang
terdiri dari 30 orang siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data
lembar observasi, data hasil tes keterampilan proses sains, data tes hasil
penguasaan konsep, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
Dalam penelitian ini, konsep difusi dan osmosis disampaikan dengan
strategi pembelajaran POE yang terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap memprediksi
(predict), tahap mengamati (observe) dan tahap menjelaskan (explain). Pada
tahap predict, siswa diminta untuk menuliskan prediksi awal mereka berdasarkan
demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru. Setelah siswa menuliskan prediksi
awal mereka, kemudian siswa diminta untuk melakukan pengamatan untuk
membuktikan prediksi yang telah mereka buat. Pengamatan dilakukan dalam
kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap orang dalam
setiap kelompok diminta untuk melakukan pengamatan dan kemudian siswa
diminta untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja siswa
yang telah disiapkan.
47
Pada tahap yang terakhir yaitu tahap explain, siswa diminta untuk
menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah mereka buat dengan hasil
pengamatan yang telah mereka dapatkan. Setelah praktikum selesai, guru
memfasilitasi kelompok untuk melaporkan hasil pengamatan kelompok mereka
kepada kelompok-kelompok lain. Siswa yang tampil menyimpulkan data hasil
pengamatan mereka, dan menjelaskan kesesuaian dan ketidaksesuaian antara
prediksi mereka sebelumnya dengan hasil pengamatan dan kesimpulan setelah
melakukan praktikum.
Praktikum yang dilaksanakan pada penelitian ini meliputi tiga jenis
praktikum, yaitu praktikum difusi pada tumbuhan, praktikum osmosis
kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Praktikum difusi
pada tumbuhan dilaksanakan pada pertemuan pertama. Praktikum ini cukup
sederhana dan tidak membutuhkan terlalu banyak alat dan bahan. Bahan-bahan
yang digunakan dalam praktikum difusi pada tumbuhan ini antara lain tanaman
pacar air, serbuk pewarna dan air. Pada pertemuan kedua dilaksanakan 2 jenis
praktikum osmosis yaitu praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka
menutupnya stomata. Kedua jenis praktikum ini cukup sederhana, namun
membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup banyak. Untuk praktikum
osmosis pada kentang bahan yang digunakan diantaranya umbi kentang, air, dan
larutan garam sedangkan praktikum membuka menutupnya stomata
membutuhkan bahan-bahan antara lain daun tanaman Rhoe discolor, aquades, dan
larutan garam.
48
Data hasil penelitian didapatkan melalui tes, lembar observasi dan angket.
Tes yang diberikan meliputi tes penguasaan konsep yang berupa soal pilihan
ganda sebanyak 25 soal dan tes keterampilan proses sains yang berupa soal uraian
sebanyak 5 soal. Kedua tes tersebut diberikan pada awal dan akhir pembelajaran.
Selain data tes penguasaan konsep dan data tes keterampilan proses sains,
terdapat data lembar observasi dan data angket. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui kemunculan keterampilan proses siswa dalam melaksanakan
praktikum dengan strategi POE. Data angket digunakan untuk menjaring respon
siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian yang telah didapat, kemudian akan
disusun menjadi tiga bagian berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama
adalah penyajian data keterampilan proses sains siswa (keterampilan
memprediksi, mengamati dan menjelaskan) sebelum dan setelah diterapkannya
strategi pembelajaran POE. Pada bagian kedua adalah penyajian data penguasaan
konsep siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE.
Pada bagian terakhir, akan dikemukakan tentang tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis.
Hasil dari penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Keterampilan Proses Sains
a. Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE
Keterampilan proses sains yang dimaksud disini adalah keterampilan
memprediksi, mengamati dan menjelaskan siswa sebelum mendapatkan
pembelajaran dengan strategi POE dan setelah mendapatkan pembelajaran dengan
49
strategi POE. Data didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa
sebelum pembelajaran dan melalui tes akhir yang diberikan setelah pembelajaran
berlangsung. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes
keterampilan proses sains.
Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE
No. Faktor yang Dihitung
Data Hasil Tes Tes Awal Tes Akhir
1. Rata-rata 37,93 78,89 2. Standar Deviasi 12,02 8,41 3. Nilai Ideal 100 100 4. Nilai Tertinggi 60 93,33 5 Nilai Terendah 20 66,67 6. N-Gain 0,65
Tabel 4.1 menunjukkan data keterampilan proses sains dari 30 orang
siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes awal siswa adalah 37,93 dengan
nilai maksimal yaitu 60 dan nilai minimal 20, serta memiliki standar deviasi
sebesar 12,02. Sedangkan rata-rata nilai tes akhir siswa adalah 78,89 dengan nilai
maksimal yaitu 93,33 dan nilai minimal 66,67, serta memiliki standar deviasi
sebesar 8,41. Peningkatan keterampilan proses sains siswa diperoleh dengan cara
menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk
soal tes keterampilan proses yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil
perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65
dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan
keterampilan proses sains siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE
pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang.
50
Adapun persentase penguasaan dan pengkategorian tiap aspek
keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh
dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Persentase Penguasaan dan Pengkategorian KPS
No. Jenis KPS Tes Awal
(%) Kategori Tes Akhir
(%) Kategori
1. Memprediksi 46.67 Kurang sekali 97.78 Baik sekali
2. Mengamati 55.56 Kurang 86.67 Baik sekali
3. Menjelaskan 29.3 Kurang sekali 70 Cukup
Tabel 4.2 menunjukkan persentase penguasaan keterampilan proses sains
siswa pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada tes awal penguasaan
keterampilan memprediksi siswa memiliki persentase sebesar 46,67% dan
berdasarkan kriteria penguasaan menurut Purwanto termasuk ke dalam kategori
kurang sekali sedangkan tes akhir sebesar 97,78% dan termasuk ke dalam
kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan mengamati siswa
memiliki persentase sebesar 55,56% dan termasuk ke dalam kategori kurang
sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 86,67% dan temasuk ke dalam
kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan menjelaskan siswa
memiliki persentase sebesar 29,3% dan termasuk ke dalam kategori kurang sekali
sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 70% dan termasuk ke dalam
kategori cukup.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penguasaan KPS siswa pada
tes awal termasuk ke dalam kategori kurang dan kurang sekali. Pada tes akhir
penguasaan KPS siswa pada setiap aspek mengalami peningkatan. Pada tes akhir
persentase penguasaan KPS siswa yang paling tinggi adalah pada keterampilan
memprediksi dengan persentase sebesar 9
keterampilan mengamati dengan persentase sebesar
terendah adalah kete
Adapun diagram persentase penguasaan tiap aspek keterampilan proses sains
siswa sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada
Gambar 4.
Keterangan: A: Keterampilan memprediksiB: Keterampilan mengamatiC: Keterampilan menjelaskan
Adapun persentase peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains
siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari
proses sains disajikan dalam bentuk
Tabel 4.
No. Jenis KPS
1. Memprediksi
2. Mengamati
3. Menjelaskan
0
20
40
60
80
100
Per
sent
ase
Pen
guas
aan
KP
S (%
)
memprediksi dengan persentase sebesar 97,78%, kemudian diikuti oleh
keterampilan mengamati dengan persentase sebesar 86,67% dan persentase yang
terendah adalah keterampilan menjelaskan dengan persentase sebesar
Adapun diagram persentase penguasaan tiap aspek keterampilan proses sains
siswa sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.1 Persentase Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa untuk Setiap Jenis KPS
A: Keterampilan memprediksi B: Keterampilan mengamati C: Keterampilan menjelaskan
Adapun persentase peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains
siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan
proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase Peningkatan Tiap Aspek KPS
Jenis KPS Tes Awal Tes Akhir <g>
Memprediksi 46.67 97.78 0,93
Mengamati 55.56 86.67 0,71
Menjelaskan 29.3 70 0,57
Rata-rata 0,65
A B C
Jenis KPS
Tes Awal
Tes Akhir
51
%, kemudian diikuti oleh
% dan persentase yang
rampilan menjelaskan dengan persentase sebesar 70%.
Adapun diagram persentase penguasaan tiap aspek keterampilan proses sains
ambar 4.1.
Keterampilan Proses
Adapun persentase peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains
tes keterampilan
Peningkatan Tiap Aspek KPS
Kategori
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tes Awal
Tes Akhir
52
Tabel 4.3 menunjukkan persentase peningkatan kemampuan siswa pada
setiap jenis keterampilan proses sains. Untuk keterampilan memprediksi memiliki
persentase tes awal sebesar 46,67 dan tes akhir sebesar 97,78. Indeks gain untuk
keterampilan memprediksi adalah sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori
tinggi. Untuk keterampilan mengamati siswa memiliki persentase tes awal
sebesar 55,56 dan tes akhir sebesar 86,67. Indeks gain untuk keterampilan
mengamati sebesar 0,71. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa
keterampilan mengamati siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk
keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase tes awal sebesar 29,3 dan
tes akhir sebesar 70. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,57.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa
meningkat dengan kategori sedang. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
semua KPS mengalami peningkatan. Peningkatan KPS yang tertinggi adalah pada
keterampilan memprediksi dan mengamati dengan kategori tinggi kemudian
keterampilan menjelaskan yang mengalami peningkatan dalam kategori sedang.
b. Kemunculan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi dan Lembar Kerja Siswa
Kemunculan tiap keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran
dijaring dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kerja siswa. Hasil
dari analisis lembar observasi dan lembar kerja siswa ini dijadikan sebagai data
penunjang untuk mengetahui kemunculan kemampuan keterampilan
memprediksi, keterampilan mengamati dan keterampilan menjelaskan. Adapun
53
hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.8, dan terangkum dalam
Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Rata-Rata Persentase Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa
No. Aspek KPS % Kemunculan
1. Keterampilan Memprediksi 71.11%
2. Keterampilan Mengamati 77.23%
3. Keterampilan Menjelaskan 62.08%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata persentase kemunculan aspek
keterampilan proses sains dalam pembelajaran yang paling tinggi adalah
keterampilan mengamati dengan rata-rata kemunculan sebesar 77.23%, kemudian
diikuti oleh keterampilan memprediksi dengan rata-rata kemunculan sebesar
71.11%. Keterampilan menjelaskan memiliki persentase rata-rata kemunculan
terendah sebesar 62.08%.
2. Penguasaan Konsep
a. Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE
Data penguasaan konsep didapatkan melalui tes awal yang diberikan
kepada siswa sebelum pembelajaran dan tes akhir yang diberikan setelah
dilakukan pembelajaran dengan strategi POE. Instrumen tes akhir adalah
instrument yang sama yang digunakan untuk tes awal. Berikut adalah hasil
perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes penguasaan konsep.
54
Tabel 4.5 Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE
No. Faktor yang
Dihitung Data Hasil Tes
Tes Awal Tes Akhir 1. Rata-rata 55,6 72,67
2. Standar Deviasi 15,38 14,56 3. Nilai Ideal 100 100 4. Nilai Tertinggi 84 92 5. Nilai Terendah 32 48
6. N-Gain 0,38 Tabel 4.5 menunjukkan data penguasaan konsep dari 30 orang siswa
sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa sebelum diterapkannya strategi
pembelajaran POE adalah 55,6 dengan nilai maksimal yaitu 84 dan nilai minimal
32, serta memiliki standar deviasi sebesar 15,38. Sedangkan rata-rata nilai siswa
setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 72,67 dengan nilai
maksimal yaitu 92 dan nilai minimal 48, serta memiliki standar deviasi sebesar
14,56. Peningkatan penguasaan konsep siswa diperoleh dengan cara menghitung
gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes
penguasaan konsep yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan
gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk
ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa
setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis
yang berkategori sedang.
Peningkatan penguasaan konsep siswa juga dapat dianalisis dari tiap
jenjang kognitifnya mulai dari C1, C2, C3. Caranya adalah dengan
55
mengelompokkan instrument tes yang mengukur tiap jenjang kognitif tersebut,
kemudian dihitung rata-rata gain ternormalisasinya. Adapun persentase
peningkatan tiap aspek penguasaan konsep siswa untuk setiap jenjang kognitif
mulai dari C1 hingga C3 disajikan dalam bentuk Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa untuk Setiap Jenjang Kognitif pada Konsep Difusi dan Osmosis
Jenjang Kognitif Nomor Soal
Tes Awal
Tes Akhir N-Gain Kategori
C1 1,2,3 64.44 67.78 0.11 Rendah C2 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12,14, 17,20, 22, 23, 24, 25 51.93 71.46 0.43 Sedang
C3 13, 16, 19, 15, 18, 21 56.83 78.33 0.5 Sedang
Rata-rata 57.73 72.53 0.35 Sedang
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pada
setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3, yang dapat dilihat dari tes akhir
siswa. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa setiap jenjang kognitif
mengalami peningkatan. Untuk jenjang kognitif C1 memiliki rata-rata nilai test
awal sebesar 64,44 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 67,78. Dilihat dari
rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,11 maka peningkatan penguasaan
konsep siswa pada jenjang C1 termasuk dalam kategori rendah. Untuk jenjang
kognitif C2 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 51,93 sedangkan rata-rata
nilai tes akhir sebesar 71.46. Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu
sebesar 0,43 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C2
termasuk dalam kategori sedang. Untuk jenjang kognitif C3 memiliki rata-rata
nilai test awal sebesar 56,83 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 78,33.
Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu
penguasaan konsep siswa pada jenjang C3 termasuk dalam kategori
3. Data Hasil Angket Siswa
Selain menggunakan soal tes dan lembar observasi, untuk mengetahui
gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada
konsep difusi dan osmosis juga digunakan angket siswa untuk menjaring respon
dan tanggapan siswa setelah pembelajar
pembelajaran dengan strategi POE untuk setiap kriteria yang diberikan dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
Keterangan: A: Ketertarikan siswa terhadap strategi B: Tanggapan pada saat proses C: Penilaian terhadap strategi pembelajaran
Gambar 4.2 menunjukkan
siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE.
angket, respon yang ditunjukkan siswa pada setiap kategori menunjukkan respon
positif diatas 50%. Untuk ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan
materi, persentase respon positif sebesar 80% lebih tinggi dibandingkan respon
0
20
40
60
80
100
Per
sent
ase
rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,5 maka peningkatan
penguasaan konsep siswa pada jenjang C3 termasuk dalam kategori
Data Hasil Angket Siswa
Selain menggunakan soal tes dan lembar observasi, untuk mengetahui
gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada
osmosis juga digunakan angket siswa untuk menjaring respon
dan tanggapan siswa setelah pembelajaran dilakukan. Respon siswa terhadap
pembelajaran dengan strategi POE untuk setiap kriteria yang diberikan dapat
ambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi Tanggapan pada saat proses pembelajaran Penilaian terhadap strategi pembelajaran
menunjukkan hasil rata-rata respon positif dan respon negatif
siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE. Dari semua perhitungan
angket, respon yang ditunjukkan siswa pada setiap kategori menunjukkan respon
positif diatas 50%. Untuk ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan
materi, persentase respon positif sebesar 80% lebih tinggi dibandingkan respon
80 83.3 83.3
20 16.7 16.7
A B C
Kriteria
Respon Positif Respon Negatif
56
maka peningkatan
penguasaan konsep siswa pada jenjang C3 termasuk dalam kategori sedang.
Selain menggunakan soal tes dan lembar observasi, untuk mengetahui
gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada
osmosis juga digunakan angket siswa untuk menjaring respon
an dilakukan. Respon siswa terhadap
pembelajaran dengan strategi POE untuk setiap kriteria yang diberikan dapat
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
respon positif dan respon negatif
Dari semua perhitungan
angket, respon yang ditunjukkan siswa pada setiap kategori menunjukkan respon
positif diatas 50%. Untuk ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan
materi, persentase respon positif sebesar 80% lebih tinggi dibandingkan respon
negatif sebesar 20%. Untuk tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran,
siswa yang memberikan respon positif adalah sebesar 83,33% lebih tinggi
dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Untuk penilaian siswa terhadap
strategi pembelajaran yang digunakan, memiliki respon
lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%.
setiap pernyataan disajikan dalam
Gambar
Keterangan: 1 : Pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang baru
saya. 2 : Materi difusi dan
3 : Saya tertarik dengan materi difusi
4 : Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi osmosis mudah dipahami.
5 : Praktikum dengan POE, membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
6 : Petunjuk-petunjuk dalam LKS praktikum urutan POE mudah dipahami.
7 : Saya lebih suka belajar biologi melaluilaboratorium.
8 : Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi POE, kesempatanuntuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak.
9 : Pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui langsung.
10 : Menurut saya, semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE.
0
20
40
60
80
100
1 2
Per
sent
ase
%. Untuk tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran,
siswa yang memberikan respon positif adalah sebesar 83,33% lebih tinggi
dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Untuk penilaian siswa terhadap
strategi pembelajaran yang digunakan, memiliki respon positif sebesar 83,3%
lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Respon
setiap pernyataan disajikan dalam Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaranuntuk Setiap Pernyataan
Pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang baru dan menarik
dan osmosis merupakan materi yang sulit bagi saya.
Saya tertarik dengan materi difusi dan osmosis.
Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi osmosis menjadi lebih
Praktikum dengan POE, membuat saya mampu menjawab pertanyaan
petunjuk dalam LKS praktikum urutan POE mudah dipahami.
aya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di
Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi POE, kesempatanuntuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. Pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan
Menurut saya, semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan
2 3 4 5 6 7 8
Pernyataan
Respon Positif Respon Negatif
57
%. Untuk tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran,
siswa yang memberikan respon positif adalah sebesar 83,33% lebih tinggi
dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Untuk penilaian siswa terhadap
positif sebesar 83,3%
Respon siswa untuk
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
dan menarik bagi
osmosis merupakan materi yang sulit bagi saya.
menjadi lebih
Praktikum dengan POE, membuat saya mampu menjawab pertanyaan
petunjuk dalam LKS praktikum urutan POE mudah dipahami.
pengamatan langsung di
Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi POE, kesempatan
Pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat pengamatan
Menurut saya, semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan
9 10
58
B. Pembahasan
1. Keterampilan Proses Sains
Berdasarkan Tabel 4.1 didapat rata-rata tes awal siswa adalah sebesar
37,93 dan rata-rata tes akhir adalah sebesar 78,89. Dari hasil tersebut, dapat
diketahui bahwa hasil tes akhir siswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tes awal. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian
dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar
0,65. Berdasarkan kriteria N-gain menurut Hake, nilai N-gain yang didapat
termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran POE dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa.
Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan peningkatan
keterampilan proses sains siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan
strategi POE ini memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Siswa dituntut
untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti siswa harus
membuat prediksi kemudian melakukan pengamatan untuk membuktikan
jawaban dari prediksi yang telah dibuat dan menjelaskan kesesuaian antara
prediksi dengan hasil pengamatan. Dari keterlibatan siswa dalam kegitan
pembelajaran tersebut secara tidak langsung keterampilan proses sains siswa
dapat meningkat. Menurut Rogers (dalam Dimyati & Mudjiono 2009:16) belajar
yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab
dalam proses belajar.
Selain itu, siswa cukup tertarik dengan materi yang disampaikan. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil angket yang menunjukkan bahwa 73.33% siswa tertarik
59
dengan materi difusi dan osmosis. Bila siswa sudah tertarik dengan materi yang
akan disampaikan siswa tentu akan lebih termotivasi dalam mempelajari materi
tersebut. Walaupun siswa menganggap materi difusi dan osmosis ini sebagai
materi yang sulit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sudjana (2010: 61) yang
menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
proses belajar mengajar yaitu dapat dilihat dari motivasi belajar yang ditunjukkan
oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Untuk keterampilan memprediksi siswa mengalami peningkatan dengan
kategori sedang yaitu dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,93. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat
dengan kategori tinggi. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup
keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada (Devi et al, 2009).
Peningkatan keterampilan memprediksi siswa ini, mungkin dikarenakan
pada pembelajaran dengan strategi POE siswa dituntut untuk melakukan prediksi
sehingga secara tidak langsung keterampilan memprediksi siswa dapat
berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan
memprediksi siswa yaitu siswa diminta untuk mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum diamati, salah satunya siswa diminta untuk
mengemukakan kemungkinan yang akan terjadi bila potongan kentang di rendam
dalam larutan garam dengan konsentrasi yang berbeda. Dari jawaban prediksi
siswa tersebut dapat dilihat pengetahuan awal siswa terhadap konsep difusi dan
osmosis itu sendiri. Sebagian besar siswa dapat membuat prediksi dengan baik,
60
walaupun pada kenyataannya prediksi yang telah dibuat berbeda dengan hasil
pengamatan yang dilakukan.
Selain itu, pertanyaan yang diajukan untuk memprediksi juga membuat
siswa tertarik dalam pembelajaran hal tersebut dapat dilihat dari angket respon
siswa yang disajikan pada Gambar 4.3 butir ke 9 dengan pernyataan bahwa
“pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya
tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung”, dan siswa
yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar
76,67%.
Untuk keterampilan mengamati siswa mengalami peningkatan dengan
kategori tinggi. Peningkatan keterampilan mengamati, mungkin disebabkan pada
pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan
pengamatan sehingga secara tidak langsung keterampilan mengamati siswa dapat
berkembang. Selain itu, observasi merupakan salah satu keterampilan proses sains
yang telah dimiliki siswa dan sering dilakukan dalam pembelajaran sains bukan
hanya pada pembelajaran biologi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Semiawan (1996: 19) bahwa keterampilan mengamati (observasi) merupakan
keterampilan ilmiah yang mendasar.
Berdasarkan data hasil lembar observasi dapat dilihat bahwa keterampilan
mengamati siswa selama pembelajaran dengan strategi POE. Data lembar
observasi menunjukkan bahwa keterampilan mengamati siswa memiliki
persentase sebesar 97.41%. Selama pembelajaran dengan strategi POE siswa
diminta untuk mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi secara langsung
61
dengan menggunakan indera juga mencatat dengan rinci fakta yang relevan dari
objek dan segala sesuatu di sekitarnya, misalnya siswa diminta untuk mengamati
tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam dengan
menggunakan sebanyak mungkin indera kemudian mencatat perubahan berat dan
panjang kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan kinerja yang baik sehingga
hasilnya pun menunjukkan hasil yang positif. Selain itu siswa juga lebih tertarik
dengan pembelajaran dengan pengamatan langsung. Hal tersebut dapat dilihat
dari angket dengan pernyataan bahwa “Saya lebih suka belajar biologi melalui
pengamatan langsung di laboratorium”, dan siswa yang menunjukkan respon
positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 93,33%.
Untuk keterampilan menjelaskan memiliki rata-rata indeks sebesar 0,57.
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa
meningkat dengan kategori sedang. Keterampilan menjelaskan disini berarti siswa
mengajukan hipotesis dan mampu menjelaskan perbedaan antara prediksi yang
dibuatnya dengan hasil observasinya (Indrawati dan Setiawan, 2009: 45).
Peningkatan keterampilan menjelaskan, mungkin disebabkan pada
pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan penjelasan
sehingga secara tidak langsung keterampilan menjelaskan siswa dapat
berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan
menjelaskan siswa cukup baik. Sebagian besar siswa mampu menjelaskan
kesesuaian antara prediksi yang telah dibuat dengan hasil pengamatan yang telah
62
dilakukan, misalnya siswa diminta menjelaskan terjadinya perubahan berat,
panjang dan tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam.
Berdasarkan hasil pengerjaan LKS tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang dibuat dengan
hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bila prediksi yang dibuat siswa sesuai
dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka akan terjadi penguatan
konsep dalam diri siswa. Namun bila prediksi yang dibuat siswa berbeda dengan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka siswa akan membangun kembali
konsep yang telah ada dalam diri siswa berdasarkan pengamatan yang telah siswa
lakukan sendiri. Hal tersebut juga sejalan dengan teori belajar Piaget (1972,
dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan
hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa,
sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan
terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam
pikiran siswa.
2. Penguasaaan Konsep
Selain keterampilan proses sains, penguasaan konsep juga diukur dalam
penelitian ini. Hal ini dikarenakan setiap pembelajaran akan berdampak pada
hasil belajar siswa yang berupa pemahaman atau penguasaan konsep yang
diajarkan. Penguasaan konsep siswa dijaring melalui soal pilihan ganda yang
terdiri dari 25 soal dengan jenjang kognitif yang berbeda. Jenjang kognitif yang
digunakan pada penelitian ini mulai dari C1, C2, C3 berdasarkan taksonomi
63
Bloom yang sudah direvisi. Tes penguasaan konsep ini diberikan bersamaan
dengan soal tes keterampilan proses yaitu sebelum dan setelah pembelajaran
berlangsung.
Secara keseluruhan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata tes awal siswa sebesar
55,6 dan rata-rata tes akhir siswa sebesar 72,67. Rendahnya hasil tes awal siswa
diduga disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak adanya kesiapan siswa,
selain itu bisa juga disebabkan oleh faktor lain seperti siswa belum memahami
konsep yang diberikan atau konsep yang diberikan merupakan suatu konsep yang
belum diketahui siswa. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa penguasaan
konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE mengalami
peningkatan. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari
nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan
termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan
konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep
difusi dan osmosis dengan berkategori sedang.
Peningkatan hasil penguasaan konsep ini menunjukkan adanya perubahan
(penambahan pengetahuan) dan perubahan itu merupakan salah satu ciri proses
belajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dewey, Gage dan Berliner (dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2009: 116) yang menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses belajar yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu
kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan
dan sikapnya.
64
Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan peningkatan
penguasaan konsep siswa, salah satunya adalah pada pembelajaran dengan
strategi POE ini, siswa ditekankan untuk melakukan suatu pembuktian mengenai
konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak
akan mudah luntur dari pikiran. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Piaget
(1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama
dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki
siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka
akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam
pikiran siswa.
Bagi siswa pembelajaran dengan strategi POE merupakan kegiatan belajar
yang membantu siswa memahami bahan ajar dan merupakan kegiatan belajar
yang menyenangkan, sebagaimana pernyataan Thorndike (Sagala, 2009: 54) yang
mengungkapkan bahwa hasil belajar yang baik ditunjang dengan tumbuhnya rasa
senang terhadap apa yang sedang dipelajari. Pernyataan tersebut didukung oleh
respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 3 dengan pernyataan “Saya
tertarik dengan materi dan difusi osmosis” dan persentase siswa yang
menunjukkan respon positif sebesar 73,3%. Artinya, siswa cukup tertarik dengan
materi difusi dan osmosis yang disampaikan dalam pembelajaran.
Selain itu, siswa juga menilai pembelajaran dengan strategi POE dapat
membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut
sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 4 dengan
pernyataan bahwa “Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi dan
65
osmosis menjadi lebih mudah dipahami”, dan siswa yang menunjukkan respon
positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 83,33%. Selain itu, Gambar
4.3 butir ke 5 dengan pernyataan bahwa “Praktikum dengan POE membuat saya
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan”, dan siswa yang menunjukkan
respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 90%.
Djamarah dan Zain (2006: 69) mengungkapkan bahwa kebermaknaan
bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran, memiliki peranan sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan
respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 10 dengan pernyataan
“Menurut saya semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode
POE” dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut
adalah sebesar 76,67%.
3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Angket digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan dengan strategi POE (Predict-Observe-Explain).
Angket yang digunakan memiliki 3 kriteria respon yaitu ketertarikan siswa
terhadap strategi pembelajaran dan materi, tanggapan pada saat proses
pembelajaran dan penilaian terhadap strategi pembelajaran. Untuk kriteria
ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi mendapat respon
positif dari siswa dengan persentase 80%. Ketertarikan siswa terhadap suatu
pembelajaran dipengaruhi oleh adanya minat siswa untuk belajar yang pada
akhirnya akan mempengaruhi proses pemahaman siswa pada konsep atau materi
66
pelajaran yang disampaikan. Ketika minat siswa untuk belajar sudah baik maka
kegiatan belajar pun akan berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Untuk kriteria tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, sebanyak
83,33% responden memberikan tanggapan positif. Tanggapan positif tersebut
dapat dilihat dari beberapa pernyataan diantaranya “strategi POE dapat
memudahkan mereka dalam memahami materi difusi dan osmosis” dan sebanyak
83,33% siswa memberikan respon positif. Selain itu 93,33% siswa menganggap
melalui strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi
lebih banyak. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa siswa memberikan
tanggapan yang positif terhadap pembelajaran dengan strategi POE ini.
Penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran juga mendapat respon
yang positif dari siswa yaitu sebanyak 83,3%. Berdasarkan persentase tersebut
dapat dilihat bahwa strategi POE dinilai positif sebagai strategi pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep difusi dan osmosis. Hal
tersebut sejalan dengan pernyataan Suryosubroto (2002: 96) yang menyatakan
bahwa siswa dapat belajar dengan hasil yang baik jika pengajarannya
menggunakan sistem atau cara yang tepat.