bab iv hasil pembahasan dan...
TRANSCRIPT
1
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
4.1 Profil Sekolah
SD Negeri 2 Tambakrejo terletak ditengah desa
Tambakrejo, biarpun desa tapi mudah dijangkau dari
arah manapun, beralamat di Jalan Lini Utama RT 3 RW
3 Desa Tambakrejo. SD Negeri 2 Tambakrejo berdiri
pada Tahun 1971 SD Negeri 2 Tambakrejo memiliki
NPSN 2032180 dan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
101032416007 sedangkan nilai Akreditasi mendapat
nilai B.
Visi SD Negeri 2 Tambakrejo adalah Mewujudkan
sekolah yangkondusif dalam upaya menciptakan
peserta didik yang memiliki kecerdasan dalam berfikir,
terampil dalam berkarya, berakhlak mulia, mandiri dan
siap beradaptasi menghadapi tantangan masa depan.
Misi SD Negeri 2 Tambakrejo adalah
Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan
keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
Menanamkan dan melaksanakan tutur kata dan
perilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif dan efisien. Sehingga kemampuan dasar peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Menambah jam pelajaran secara rutinitas
Mendorong dan membantu peserta didik menggali
potensi diri, sehingga memiliki ketrampilan yang memadai.
2
Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan
ketrampilan agar kelak mampu menuju hidup mandiri.
Pada tahun 2015/2016 SD Negeri 2 Tambakrejo
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal memiliki peserta
didik 118 siswa, siswa laki-laki 60 dan siswa
perempuan 58 yang terbagi dalam 6 rombongan belajar.
Sekolah yang dinamis dan efektif sangat
ditentukan pada keseimbangan jumlah guru yang
mengajar di kelas. Banyaknya jumlah guru yang
memadai di kelas sangat menunjang keberhasilan
proses pembelajaran aktif di sekolah.Dan guru adalah
komponen penting dalam kegiatan belajr mengajar di
kelas. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SD
Negeri 2 Tambakrejo berjumlah 9 orang dengan rincian
guru berjumlah 8 orang dan penjaga sekolah 1 orang.
Sedangkan guru yang berjumlah 8 terdiri dari 5 guru
yang berstatus PNS dan sebanyak 3 orang wiyata
bhakti. Adapun guru-guru tersebut mengajar sebagai
guru kelas sebanyak 6 oarang, guru olah raga1orang,
guru agama 1 orang.
Kepala Sekolah telah menjabat kurang lebih 1
tahun. Walaupun belum lama menjadi Kepala Sekolah,
Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tambakrejo bisa
menciptakan rasa kekeluargaan yang baik.
Adapun sarana dan prasarana SD Negeri 2
Tambakrejo sudah ada perpustakaan, alat-alat peraga
3
juga ada, ada tempat parkir siswa, toilet siswa juga
dirasa cukup.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Tindakan (siklus) I
4.2.1.1 Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15
Januari 2016 berakhir tanggal 19 Februari 2016. Data
yang disajikan dari proses wawancara, studi
dokumentasi dan observasi. Wawancara dilakukan
antara peneliti dengan kepala sekolah yang memberi
kesempatan peneliti untuk mengamati supervisi klinis
di SDN 2 Tambakrejo pada awal ajaran semester 2.
Guru yang merasa mengalami kesulitan-kesulitan
dalam pembelajaran guru kelas I ,III, guru kelas IV dan
guru agama. Untuk itu diperlukan suatu supervisi yang
dapat memberikan bantuan kepada guru agar masalah
yang dihadapi guru dikelas bisa teratasi yang berujung
pada peningkatan kinerja mengajar guru. Supervisor
bisa melihat ketrampilan mengajar guru di kelas.
Pada tindakan I antara supervisor dengan guru
kelas I , III, kelas IV dan guru agama menceritakan
kesulitan-kesulitan yang mereka alami saat
pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian supervisi
klinis masalah-masalah yang dihadapi guru saat
pembelajaran di kelas berlangsung diantaranya guru
kelas IV mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya saat pembelajaran yaitu RPP yang
4
digunakan pembelajaran merupakan buatan
percetakan. Guru kelas IV merasa kesulitan dalam
pembuatan RPP. Media pembelajaran sering lupa
dipersiapkan saat pembelajaran terlihat monoton.
Kurang menguasai kelas sehingga siswa kurang
terkendali dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa
yang ngomong sendiri tidak memperhatikan saat
pembelajaran berlangsung, ada juga yang dengan
sungguh-sungguh memperhatikan guru saat
pembelajaran. Suasana kelas kadang menjenuhkan
bagi siswa karena saya kurang kreatif dalam
menyampaikan materi agar anak merespon dengan
baik apa yang saya disampaikan pada mereka.
Permasalahan yang dihadapi guru kelas I adalah
siswa kurang berperan aktif dalam merespon materi
yang telah disampaikan. Dalam pengelolaan waktu saat
pembelajaran belum maksimal. Akhir pembelajaran
guru kadang tidak memberikan evaluasi, karena guru
kurang memperhatikan waktu yang tersedia sehingga
sering mengambil jam mata pelajaran lain untuk
menambah kekurangan waktunya tersebut. Kurang
menguasai kelas sehingga siswa kurang terkendali
dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang ngomong
sendiri tidak memperhatikan saat pembelajaran
berlangsung, ada juga yang dengan sungguh-sungguh
memperhatikan guru saat pembelajaran.
5
Untuk guru kelas III masalah yang dihadapi
dalam hal pengelolaan kelas dan dalam hal
pengalokasian waktu yang belum optimal. Sedangkan
untuk guru agama masalah yang dihadapi adalah
dalam hal pengendalian kelas juga merasa kesulitan,
saat memberikan materi.
4.2.1.2 Aktifitas Tindakan I
Tindakan yang perlu dilakukan untuk guru
kelas IV yaitu: kemampuan dalam menyusun RPP
sendiri, penyediaan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi, pengelolaan kelas, peningkatan
kreatifitas guru saat pembelajaran,sedangkan tindakan
yang perlu dilakukan oleh guru kelas I yaitu dengan
menciptakan suasana kelas yang lebih hidup siswa
dapat berperan aktif dalam pembelajaran, pengelolaan
waktu yang maksimal, dan juga dalam pengelolaan
kelas masih belum maksimal. Untuk guru kelas III
tindakan yang dilakukan supervisor antara lain
mengenai pengelolaan kelas guru kelas III meras
kesulitan dalam mengendalikan peserta didiknya,
selain pengendalian kelas guru kelas III juga merasa
pengalokasian waktu juga belum maksimal. Untuk
guru PAI merasa kesulitan dalam pengelolaan kelas.
Langkah yang perlu ditempuh untuk mengatasi
masalah guru kelas IV antara lain dengan berusaha
membuat RPP sendiri sesuai dengan keadaan siswa
kelas IV di SDN 2 Tambakrejo, karena RPP buatan
6
percetakan tidak sama dengan kondisi keadaan peserta
didik kita. Selain itu media pembelajaran dipersiapkan ,
karena dengan penggunaan alat peraga saat
pembelajaran itu dapat merangsang daya fikir dan
nalar serta kreativitas siswa. Dengan alat peraga dapat
membantu materi pembelajaran yang sulit dipahami.
Masalah yang dihadapi guru kelas IV diantaranya
pengelolaan kelas, langkah yang perlu dilakukan guru
supervisor memberi masukan pada awal pembelajaran
berikanlah permainan dengan bertepuk tangan, tebak-
tebakan, bernyanyi bersama, bercerita, kuis berhadiah
atau permainan-permainan yang dapat mencuri
perhatian siswa. Hindari mengendalikan kelas dengan
marah-marah, berikan pujian dan hadiah pada anak
yang tenang, berikan hukuman yang mendidik
misalnya menghafal pelajaran di depan
kelas.Sedangkan langkah-langkah untuk masalah
kurangnya kreatifitas guru kelas IV menurut supervisor
dapat dilakukan dengan menggunakan pemberian
pengguatan pada siswa, ciptakan suasana humoris dan
juga metode tanya jawab dapat meningkatkan
kreatifitas siswa.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk
mengatasi masalah guru kelas I yaitu , siswa yang
kurang aktif saat pembelajaran masukan dari
supervisor guru mencoba untuk mengaitkan lagi materi
7
pelajaran sebelumnya, ajukan pertanyaan tentang
materi pelajaran sebelumnya kemudian hubungkan
topik dengan materi pelajaran sekarang. Dalam hal
pembagian waktu guru harus profesional dengan
pengalokasian waktu agar pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien, menurut supervisor ruangan
kelas perlu ada jam dinding yang tepat waktu dan guru
harus memperhatikan waktu sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam
pengelolaan kelas sama masukan supervisor kepada
guru kelas I yaitu dengan memberikan permainan
dengan bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi
bersama, bercerita, kuis berhadiah atau permainan-
permainan yang dapat mencuri perhatian siswa.
Hindari pengelolaan kelas dengan marah-marah,
berikan pujian dan hadiah pada anak yang tenang,
berikan hukuman yang mendidik misalnya menghafal
pelajaran di depan kelas.
Untuk mengatasi permasalahan guru kelas III
dan guru PAI dalam hal pengelolaan kelas dan
pengalokasian waktu sama seperti masukan dari
supervisor kepada guru kelas I dan guru kelas IV.
4.2.1.3 Hasil dan refleksi tindakan I
Di bawah ini merupakan hasil pengamatan mengajar
di kelas.
8
1. Guru Kelas I ( Satu )
Guru kelas I juga merasa pembelajaran yang
telah dilaksanakan dirasa kesulitan yang
dihadapinya belum terjawab dengan hasil yang
kurang memuaskan. Dalam menciptakan suasana
kelas yang aktif belum maksimal, dalam pengelolaan
waktu juga belum maksimal, dalam pengelolaan
kelas dirasa guru dalam pertemuan ini belum
maksimal juga.
Dengan melihat hasil skor nilai pertama
dengan skor 108 kita bisa lihat prosentasenya.
PR=108 X 100 = 62
175
Dengan perolehan skor 62, guru kelas I masuk
dalam kategori kurang, untuk itu perlu diadakan
pembelajarn selanjutnya dengan memperhatikan
kesulitan-kesulitan yang di alaminya.
2. Guru Kelas III
Hasil dari observasi yang dilakukan terhadap
guru kelas III diperoleh hasil :
PR=105 X 100 = 60
175
Skor 60 tersebut diperoleh dengan kategori
kurang, karena guru kelas III dalam melaksanakan
pembelajaran dalam mengelola kelas belum berhasil
selain itu dalam pengelolaan waktu juga belum
optimal.
9
3.Guru Kelas IV ( Empat )
Hasil pengamatan mengajar dikelas guru
kelas IV merasa belum puas karena langkah-langkah
yang telah disarankan supervisor belum sepenuhnya
dilaksanakan oleh guru kelas IV, diantaranya RPP
belum dibuat sendiri masih menggunakan
percetakan. Penggunaan media pembelajaran belum
dipersiapkan,dalam pelaksanaan pengendalian kelas
belum dirasa maksimal, guru juga belum
merangsang siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran belum adanya penguatan bagi siswa.
Dengan melihat hasil skor nilai pertama dengan
skor 100 kita bisa lihat prosentasenya.
PR=Skor rata-rata x 100
Skor maksimum
PR=100 x 100 = 57
175
Dengan melihat skor yang diperoleh guru kelas IV
yaitu skor 57 berada pada kategori kurang. Guru
dikatakan belum berhasil memenuhi standar
keberhasilan minimal yaitu cukup, untuk itu guru
kelas IV masih perlu melaksanakan pembinaan
melalui supervisi klinis pada tahap 2 atau siklus 2.
4. Guru Agama
Dengan melihat hasil skor nilai pertama dengan
skor 105 kita bisa lihat prosentasenya.
PR=105 X 100 = 60
10
175
Sama seperti guru kelas III perelohan nilai 60
dikategorikan kurang untuk itu perlu adanya
pemantapan pada tahap 2.
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Mengajar
No Kode Guru Prosentase Nilai Kategori
1 Kelas I 62 Kurang
2 Kelas III 60 Kurang
3 Kelas IV 57 Kurang
4 Guru PAI 60 Kurang
Sumber : Data diolah, 2016
Dengan melihat hasil pengamatan diatas
perlu sekali dilakukan pmbelajaran lagi di tahap 2
untuk membenahi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
guru saat pembelajaran di karenakan kurang kesipan
guru saat pembelajaran saat itu.
Setelah memperhatikan seluruh rangkaian
pelaksanaan tindakan I yang dilakukan kepala
sekolah.Untuk itu supervisor merefleksi apa yang telah
dilakukan, mengapa guru-guru yang mengalami
kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran masih
mengalami kesulitan saat observasi yang I. Supervisor
melakukan sharing kemudian mendengarkan
penjelasan guru yang bersdangkutan.Hali ini dilakukan
11
untuk mengetahui berbagai kesulitan dan kelebihan
guru saat pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada pembelajaran berikutnya,
antara lain :
1) Guru perlu dibekali untuk menyusun RPP
yang benar agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
2) Guru perlu menambah variasi media dalam
media pembelajaran.
3) Guru perlu diberikan masukan-masukan cara
mengendalikan kelas dengan baik agar
pembelajarannya dapat lebih menarik tidak
monoton.
4) Guru perlu juga diberi masukan untuk
menciptakan suasana kelas yang hidup siswa
dapat berperan aktif dalam pembelajaran.
5) Guru perlu memperhatikan dalam hal
pengelolaan waktu dengan baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan melalui
gambar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan melalui
gambar
4.1 Tindakan Siklus I
Masalah
Guru masih menemukan
kesulitan- kesulitan saat melaksanakan
pembelajaran
Identifikasi masalah
- Guru jarang membuat dan
menggunakan RPP dalam proses belajar mengajar
- Pengelolaan suasana kelas terkadang
tidak terkontrol karena tidak ada kreatifitas guru dalam pembelajaran
- Pengelolaan waktu yang tidak terprogram disebabkan tidak
menggunakan RPP
- Siswa belum berperan aktif dalam
- pembelajaran karena pembelajaran yang monoton
- Kurangnya variasi media dalam
penyampaian materi pelajaran, sehingga siswa merasa jemu atau bosan
12
4.2.2 Tindakan ( siklus ) 2
4.2.2.1 Identifikasi Masalah
Masalah yang ada setelah tindakan I dilakukan
yaitu: guru masih menggunakan RPP buatan
percetakan, dalam pembelajaran lebih efektif
menggunakan alat peraga pada tahap I ini guru belum
menggunakan alat peraga, masih memanfaatkan buku
paket, gambar-gambar yang ada di dalam buku paket
Refleksi - Guru perlu dibekali dalam
menyusun RPP dan juga menggunakan RPP tersebut
- Saat proses belajar mengajar dalam pengelolaan
kelas bias menggunakan cara games dengan
bertepuk tangan, tebak-tebakan, atau cara lain yang
bias membuat siswa tertarik
pada materi pembelajaran yang akan disampaikan
- Pengelolaan waktu disesuaikan dengan RPP
yang dibuat dan di ruang kelas harus ada jam dinding
untuk mengontrol waktu dalam pembelajaran
- Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan
mengaitkan lagi materi pelajaran sebelumnya
kemudian menghubungkan topik dengan materi
pelajaran sekarang
- Guru lebih bervariasi dalam
penggunaan media pembelajaran
Tindakan I
Guru di berikan bantuan pendekatan
melalui supervisi klinis.
Hasil I
- Karena kurang kesiapan dari
guru, hasil yang diperoleh belum maksimal untuk itu
perlu adanya pembenahan lagi di pembelajaran
berikutnya
13
digunakan sebagai alat peraga hal ini kurang efektif
untuk merangsang siswa agar fokus pada materi
pembelajaran. Dalam pengelolaan kelas guru masih
merasa kesulitan, siswa masih pasif tidak aktif saat
pembelajaran.Dalam pengelolaan waktupun belum
maksimal, Ini masalah yang perlu dibenahi di tahap 2
ini.
4.2.2.2 Aktifitas Tindakan 2
Pada tindakan 2 pada tahap balikan hal-hal yang
telah disepakati antara lain Tindakan yang perlu
dilakukan untuk langkah-langkah yang perlu ditempuh
untuk mengatasi masalah guru kelas I yaitu , siswa
yang kurang aktif saat pembelajaran masukan dari
supervisor guru mencoba untuk mengaitkan lagi materi
pelajaran sebelumnya, ajukan pertanyaan tentang
materi pelajaran sebelumnya kemudian hubungkan
topik dengan materi pelajaran sekarang. Dalam hal
pembagian waktu guru harus profesional dengan
pengalokasian waktu agar pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien, menurut supervisor ruangan
kelas perlu ada jam dinding yang tepat waktu dan guru
harus memperhatikan waktu sesuai denga
perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam
pengendalian kelas masukan supervisor kepada guru
kelas I yaitu dengan memberikan games dengan
bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi bersama,
bercerita, kuis berhadiah atau permainan-permainan
14
yang dapat mencuri perhatian siswa. Hindari
mengendalikan kelas dengan marah-marah, berikan
pujian dan hadiah pada anak yang tenang, berikan
hukuman yang mendidik misalnya menghafal pelajaran
di depan kelas.
Sedangkan untuk guru kelas IV hal yang perlu
dibenahi yaitu: kemampuan dalam menyusun RPP
sendiri, penyediaan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi, pengelolaan kelas, peningkatan
kreatifitas guru saat pembelajaran.sedangkan tindakan
yang perlu dilakukan oleh guru kelas I yaitu dengan
menciptakan suasana kelas yang lebih hidup siswa
dapat berperan aktif dalam pembelajaran, pengelolaan
waktu yang maksimal, dan juga dalam mengendalikan
kelas masih belum maksimal.
Langkah yang perlu ditempuh untuk mengatasi
masalah guru kelas IV antara lain dengan berusaha
membuat RPP sendiri sesuai dengan keadaan siswa
kelas IV di SDN 2 Tambakrejo, karena RPP buatan
percetakan tidak sama dengan kondisi keadaan peserta
didik kita. Selain itu media pembelajaran dipersiapkan ,
karena dengan penggunaan alat peraga saat
pembelajaran itu dapat merangsang daya fikir dan
nalar serta kreativitas siswa. Dengan alat peraga dapat
membantu materi pembelajaran yang sulit dipahami.
Masalah yang dihadapi guru kelas IV diantaranya
15
pengelolaan kelas, langkah yang perlu dilakukan guru
supervisor memberi masukan pada awal pembelajaran
berikanlah games dengan bertepuk tangan, tebak-
tebakan, bernyanyi bersama, bercerita, kuis berhadiah
atau permainan-permainan yang dapat mencuri
perhatian siswa. Hindari mengendalikan kelas dengan
marah-marah, berikan pujian dan hadiah pada anak
yang tenang, berikan hukuman yang mendidik
misalnya menghafal pelajaran di depan
kelas.Sedangkan langkah-langkah untuk masalah
kurangnya kreatifitas guru kelas IV menurut supervisor
dapat dilakukan dengan menggunakan pemberian
pengguatan pada siswa, ciptakan suasana humoris dan
juga metode tanya jawab dapat meningkatkan
kreatifitas siswa.
langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk
mengatasi masalah guru kelas I yaitu , siswa yang
kurang aktif saat pembelajaran masukan dari
supervisor guru mencoba untuk mengaitkan lagi materi
pelajaran sebelumnya, ajukan pertanyaan tentang
materi pelajaran sebelumnya kemudian hubungkan
topik dengan materi pelajaran sekarang. Dalam hal
pembagian waktu guru harus profesional dengan
pengalokasian waktu agar pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien, menurut supervisor ruangan
kelas perlu ada jam dinding yang tepat waktu dan guru
16
harus memperhatikan waktu sesuai denga
perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam
pengelolaan kelas sama masukan supervisor kepada
guru kelas I yaitu dengan memberikan games dengan
bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi bersama,
bercerita, kuis berhadiah atau permainan-permainan
yang dapat mencuri perhatian siswa. Hindari
mengendalikan kelas dengan marah-marah, berikan
pujian dan hadiah pada anak yang tenang, berikan
hukuman yang mendidik misalnya menghafal pelajaran
di depan kelas.
Untuk guru kelas III dan guru agama hal yang
perlu diperhatikan yaitu tentang pengendalian kelas,
langkah yang harus ditempuh sama seperti diatas
dengan memberikan games. Selain itu dalam masalah
pengalokasian waktu yang menjadi masalah guru kelas
III langkah yang ditempuh sama juga dengan guru
kelas I.
4.2.2.3 Hasil dan Refleksi 2
Di bawah ini merupakan pengamatan mengajar
di kelas tahap 2:
2. Guru Kelas I ( Satu )
Guru kelas I saat pengamatan mengajar di kelas
juga mengalami peningkatan, guru kelas I sudah
menciptakan suasana yang menarik, siswa diajak
bernyanyi bersama, kuis maupun bercerita sehingga
siswa merasa senang saat pembelajaran berlangsung.
17
Siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran. Dalam
pengalokasian waktu guru sudah bisa memanage
waktu dengan baik dengan pengalokasian waktu yang
baik dapat menghasilkan output yang lebih baik pula.
Dalam mengaktifkan siswa guru sudah menerapkan
masukan supervisor untuk mencoba mengaitkan lagi
materi pelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan
tentang materi pelajaran sebelumnya kemudian
menghubungkan topik dengan materi pelajaran
sekarang, ternyata siswa menjadi lebih aktif dari
sebelumnya.
Dibawah ini dapat kita lihat hasil skor 141
kita bisa lihat.
PR=Skor rata-rata x 100
Skor maksimum
PR=141 X 100 = 81
175
2. Guru Kelas III ( Tiga )
Dalam pengamatan mengajar di kelas guru kelas
III mengalami peningkatan dalam hal pengendalian
kelas. Suasana kelas menjadi menarik dan siswa
merasa senang sehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan siswa menjadi aktif dalam
pembelajaran. Dalam mengalokasikan waktu sudah
lebih efektif dengan memperhatikan alokasi waktu per
sesion.
18
Dengan melihat hasil skor kita bisa lihat
prosentasenya.
PR=Skor rata-rata x 100
Skor maksimum
PR=146 X 100 = 83 175
1.Guru Kelas IV ( Empat )
Dengan pengamatan mengajar di kelas guru
kelas IV mengalami peningkatan dalam ketrampilan
mengajar di kelas. RPP sudah mulai dibuat sendiri,
dalam pembelajaran sudah menggunakan alat peraga,
dalam mengajar sudah menggunakan strategi games,
dalam mengaktifkan peran siswa guru sudah
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan buat siswa dan
sudah ada umpan balik dari siswa, sudah ada
penguatan-penguatan yang dilakukan guru.
Dengan melihat hasil skor 148 kita bisa lihat
prosentasenya.
PR=Skor rata-rata x 100
Skor maksimum
PR=148 x 100 = 84
175
2. Guru PAI
Sama dengan guru yang lainnya guru PAI juga
mengalami peningkatan dalam ketrampilan mengajar
dalam masalah yang dihadapainya saat pembelajaran
yang berkaitan dengan mengendalikan suasana di
kelas, seperti saran supervisor guru PAI telah
menjalankan masukan tersebut sehingga kesulitan
19
yang dihadapinya dapat terpecahkan. Dapat kita lihat
skor yang diperoleh oguru PAI :
PR=151 x 100 = 86
175
Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan Mengajar
No Kode Guru Prosentase Nilai Kategori
1 Kelas I 81 Baik
2 Kelas III 83 Baik
3 Kelas IV 84 Baik
4 PAI 86 Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas I ( Satu ) dalam pembelajaran setelah
dilakukan supervisi klinis oleh kepala sekolah diperoleh
data pada pertemuan pertama skor penilaian
ketrampilan mengajar guru 108 berada pada kategori
56 diantara 65 dan kategori kurang.
Guru kelas III setelah dilakukan supervisi klinis
oleh kepala sekolah diperoleh data pada pertemuan
pertama skor penilaian ketrampilan mengajar guru 105
berada pada kategori 56 diantara 65 dengan kategori
kurang. Sedangkan pada pertemuan kedua meperoleh
skor 146 berada pada kategori 81 diantara 90 dengan
kategori baik.
Guru kelas IV (Empat) dalam pembelajaran
setelah dilakukan supervisi klinis oleh kepala sekolah
diperoleh data pada pertemuan pertama skor penilaian
20
ketrampilan mengajar guru 100 berada pada kategori
56 diantara 65 dan dikategorikan kurang. Sedangkan
pada pertemuan kedua skor penilaian ketrampilan
mengajar guru 148 berada pada kategori 81 diantara
90 dan dikategori baik. Jadi bisa dilihat ada
peningkatan dalam ketrampilan mengajar.
Untuk guru PAI setelah dilakukan supervisi klinis
pada oleh kepala sekolah diperoleh data pada
pertemuan pertama skor penilaian ketrampilan
mengajar guru 105 berada pada kategori 56 diantara
65 dan dikategorikan kurang. Sedangkan pada
pertemuan kedua skor penilaian ketrampilan mengajar
guru 151 berada pada kategori 81 diantara 90 dan
dikategori baik.
Untuk itu ternyata dengan supervisi klinis
bermanfaat sekali bagi guru untuk mengungkapkan
kesulitan-kesulitanya sehingga dapat membantu dan
memberi motivasi guru untuk memperbaiki
ketrampilan mengajar di kelas yang berpengaruh sekali
dengan kinerja mengajar guru yang meningkat selain
itu juga materi yang diberikan guru dapat terserap oleh
siswa sehingga menghasilkan output nilai siswa yang
meningkat. Untuk itu bisa kita lihat rekapan nilai dari
siklus 1 dan 2 kita cari rata-ratanya, dibawah ini
disajikan data rekapan dari siklus 1 dan siklus 2.
21
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Mengajar di Kelas Responden
Kelompok Eksperimen Pada Pertemuan Pertama dan
Pertemuan Kedua
Kode Guru
Skor Nilai Pertama
Kategori
Skor
Nilai
Kedua
Kategori
I 108 Kurang 141 Baik
III 105 Kurang 146 Baik
IV 100 Kurang 148 Baik
PAI 105 Kurang 151 Baik
Rata-
rata
104,5
60 % Kurang
146,5
84 % Baik
Dari tabel 3 dapat kita lihat peningkatan
prosentase ketrampilan guru dalam pembelajaran
setelah dilakukan supervisi klinis. Dengan adanya
supervisi klinis yang dilakukan di SDN 2 Tambakrejo
memberikan bantuan terhadap guru yang mengalami
kesulitan atau kelemahan didalam pembelajaran yang
dilakukan. Supervisi klinis disini bukan untuk
mengevaluasi atau menilai akan tetapi semacam
bantuan atau pertolongan untuk mengatasi kesulitan –
kesulitan yang dihadapi guru saat memberikan
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori tujuan
khusus supervisi klinis Sagala (2014:200) bahwa
tujuan dari supervisi klinis tujuan khusus adalah (1)
menyediakan suatu balikan yang objektif dari kegiatan
guru yang baru saja dilaksanakan; (2) Mendiagnosis,
22
memecahkan atau membantu, memecahkan masalah
mengajar; (3) membantu guru mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan
strategi-strategi dan model mengajar; (4) sebagai dasar
untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan,
promosi, jabatan atau pekerjaan mereka; (5) membantu
guru mengembangkan sikap positif terhadap
pengembangan diri secara terus menerus dalam karier
dan profesi mereka secara mandiri; dan (6) perhatian
utama pada kebutuhan guru dalam mengajar.
Juga dapat meningkatkan kualitas peserta
didik dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini sesuia
dengan teori yang disampaikan pada Bab II tujuan
pokok dari supervisi klinis Sagala (2014:200) adalah
meningkatkankualitas instruksional yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar peserta
didik yang dilakukan melalui proses bantuan
supervisor kepada guru baik atas rencana kerja
supervisor maupun atas permintaan guru.
4.2.2.4 Tindak Lanjut
Setelah dilakukan tindakan 2 diperoleh hasil
yang meningkat untuk itu perlu adanya tindak lanjut
agar perolehan hasil ini bisa dipertahankan dan lebih
bagus lagi mengalami peningkatan lagi. Hal-hal yang
perlu diperhatikan bagi guru adalah dalam mengelola
kelas, guru harus kreatif untuk membuat suasana
23
kelas menjadi menarik, ini merupakan kunci
keberhasilan guru dalam mengajar, apabila suasana
kelas sudah bisa guru kendalikan maka materi
pembelajaran akan lebih mudah diserap siswa,
begitupula sebaliknya apabila guru tidak bisa
mengelola kelas, maka materi yang guru sampaikan
bisa dipastikan tidak bisa terserap oleh siswa. Untuk
itu dalam pengelolaan kelas ini merupakan point
penting dalam pembelajaran.Hal-hal yang diatas tadi
menjadi kesulitan-kesulitan yang dialami guru,
strategi-strategi masukan dari supervisor untuk selalu
dilakukan apabila masalah-masalah itu muncul
dikemudian hari.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan melalui
gambar
4.2 Tindakan Siklus II
Identifikasi masalah
- Guru jarang membuat dan
menggunakan RPP dalam proses belajar mengajar
- Pengelolaan suasana kelas terkadang tidak terkontrol karena tidak ada
kreatifitas guru dalam pembelajaran
- Pengelolaan waktu yang tidak terprogram disebabkan tidak
menggunakan RPP
- Siswa belum berperan aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran yang
monoton
- Kurangnya variasi media dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga
siswa merasa jemu atau bosan
Masalah :
Kesulitan yang di hadapai
guru saat pembelajaran masih dirasakan guru saat
pembelajaran.
24
4.3 Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat secara teoritis dan praktis. Secara teori
manfaat penelitian ini memberi masukan dan
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan supervisi
klinis. Secara praktis penelitian berguna bagi guru
untuk meningkatkan kinerja mengajar guru SDN 2
Tambakrejo. Bagi Kepala Sekolah dapat meningkatkan
kompetensi profesional dan mengetahui kondisi guru
dalam pembelajaran, guna melaksanakan pembinaan
berkesinambungan. Bagi pengawas untuk memberikan
masukan kepada kepala sekolah untuk melakukan
supervisi klinis . Bagi Dinas Pendidikan dapat
Tindakan II
Masih di perlukan observasi dalam pembelajaran melalui pendekatan supervisi
klinis.
Hasil
- Dari keempat guru masing-masing kesulitan sudah ada peningkatan dalam
penyelesaian masalah yang dihadapinya, untuk itu kinerja mengajar guru menjadi
meningkat nilainya.
Refleksi
- Pengelolaan kelas merupakan point terpenting dalam pembelajaran
untuk menghasilkan output dengan nilai yang memuaskan apabila
suasana kelas sudah bisa dikendalikan maka materi
pembelajaran akan lebih mudah diserap siswa begitu pula sebaliknya
- Masukan-masukan yang telah
disampaikan supervisor untuk selalu diingat apabila masalah-
masalah itu muncul di kemudian
hari
25
digunakan sebagai acuan bahwa supervisi klinis sangat
dibutuhkan guru-guru dalam mengatasi kesulitan
pembelajaran.
4.3.1 Peningkatan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan mengajar guru
di kelas peningkatan kinerja mengajar guru yang
dilakukan supervisi klinis lebih tinggi dibandingkan
dengan peningkatan kinerja guru yang tidak dilakukan
supervisi klinis. Hal ini disebakan karena dengan
pelaksanaan supervisi klinis guru merasa terbantu
dalam mengatasi kelemahan-kelemahan atau
kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam
pembelajaran.
Supervisi klinis yang dilakukan melalui 2
tahap bererpengaruh sekali dengan meningkatnya
pembelajaran di kelas dan meningkat pula kinerja
mengajar guru.Tahap pelaksanaan supervisi klinis yang
dapat meningkatkan kinerja mengajar guru terletak
pada tahap balikan, karena pada tahap ini guru
mendapat solusi dan motivasi dari kepala sekolah
untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Dengan meningkatnya kinerja mengajar guru
dapat meningkat pula prestasi siswa sehingga dapat
memberikan kepuasan terhadap usaha guru dalam
pembelajaran di kelas, guru merasa puas karena tidak
26
sia-sia materi yang di sampaikan guru terhadap
siswanya dapat terserap dengan baik.
4.3.2 Supervisi klinis untuk Meningkatkan
Kinerja Mengajar Guru.
Hasil penelitian tindakan sekolah ini
menunjukkan bahwa supervisi klinis dapat
meningkatkan kinerja mengajar guru di SDN 2
Tambakrejo dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan supervisi klinis ini melibatkan
guru-guru yang merasa mengalami kesulitan-kesulitan
dalam pembelajaran. Guru diberi kesempatan untuk
mengutarakan kesulitan yang dihadapinya saat
pembelajaran. Dengan perencanaan yang baik supervisi
klinis dapat terlaksana dengan baik dan dapat
membantu mengatasi masalah atau kesulitan yang di
hadapi guru saat pembelajaran.
Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat
dari Sagala (2010) bahwa supervisi klinis sebagai
sistem instruksional yang menggambarkan perilaku
supervisor yang berhubungan secara langsung dengan
guru atau kelompok guru untuk memberikan
dukungan membantu dan melayani guru untuk
meningkatkan hasil kerja guru dalam mendidik para
siswa.
Hasil temuan ini juga sesuai dengan tujuan
supervisi klinis yang dikemukakan oleh Acheson dan
Gall (1987) dalam Sagala (2010) mengatakan tujuan
27
supervisi klinis adalah pengajaran efektif dengan
menyediakan umpan balik, mengevaluasi guru,
membantu guru untuk berprilaku yang baik sebagai
upaya pengembangan profesional para guru, dengan
suatu penekanan pada peningkatan kecakapan guru
dan mengajar pada ruangan kelas.
Dari pengamatan menunjukkan kesulitan-
kesulitan yang di hadapi guru saat pembelajaran sudah
dapat teratasi, antara lain penyusunan RPP guru sudah
membuat dengan kalimat sendiri tidak copy paste.
Dalam pengendalian kelas guru sudah kreatif dalam
melakukan permainan-permainan, bernyanyi, tebak-
tebakan sehingga suasana pembelajaran di kelas
menjadi lebih menarik. Untuk pengelolaan waktu
dengan menggunakan RPP yang dibuat sendiri guru
bisa mengelola RPP dengan baik dan juga media
pembelajaran guru sudah menggubakan media
pembelajaran yang menarik.
Setelah pelaksanaan supervisi klinis kepala
sekolah melakukan tindak lanjut dengan menunjukkan
data hasil observasi, kemudian data ini diulas lagi
untuk dibicarakan dengan guru, agar guru dapat
mencermati, menganalisis dan juga mendiskusikan
dengan terbuka apa yang menjadi kontrak atau
kesepakatan awal dalam melakukan supervisi klinis ini.
28
Tujuan dari tindak lanjut supervisor ini agar guru lebih
termotivasi lagi dalam pelaksanaan pembelajaran.
Hasil pengamatan (observasi) di dalam kelas
yang dilakukan supervisor pada pertemuan pertama
dan kedua sesuai denga hasil penelitian Luh Amani,
nyoman Dantes, Wayan Lasmana (2013) yang berjudul
Implementasi Supervisi Klinis Dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Guru Mengelola Proses
Pembelajaran Pada Guru SD Se. Gugus VII Kecamatan
Sawan menunjukkan bahwa supervisi klinis dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas.