bab iv hasil penelitian 4.1 deskripsi kondisi...
TRANSCRIPT
33
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus
SDN 05 Bleboh beralamat di Dusun Sambong Desa Bleboh Kecamatan
Jiken Kabupaten Blora. Berdasarkan lokasinya SDN 05 Bleboh berada di
tengah-tengah wilayah perkampungan Desa Bleboh yang dikelilingi oleh hutan
jati. Jumlah total siswa kelas 5 di SDN 05 Bleboh adalah 18 siswa yang terdiri
dari 12 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Jumlah kepala sekolah, guru
dan karyawan di SDN 05 Bleboh 10 orang. 1 Kepala Sekolah Sarjana, Guru
Sarjana 5 orang, D2 ada 2 orang, D1 ada 1 orang dan SMP 1 orang (Penjaga
Sekolah). Sarana dan prasarana yang ada di SDN 05 Bleboh kurang baik. Alat-
alat peraga sudah tersedia tetapi sebagian besar sudah rusak sehingga tidak bisa
digunakan secara maksimal. SDN 05 Bleboh memiliki 5 ruang kelas, 1 ruang
kantor guru, 1 ruang UKS, WC, dan gudang sekolah. Tata ruang SDN 05
Bleboh berbentuk leter I dengan lapangan serbaguna yang ada di depan
bangunan yang bisa dimanfaatkan untuk upacara bendera, tempat olahraga, dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang dilaksanakan di tempat terbuka.
Kondisi prasiklus atau kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum
penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan pada siswa kelas 5 SDN 05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten
Blora tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 siswa pada pembelajaran
IPA, bahwa guru melakukan proses belajar mengajar dengan model
konvensional yaitu ceramah. Dengan model konvensional tersebut siswa hanya
duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan selanjutnya mengerjakan
evaluasi yang diberikan oleh guru, sehingga hasil belajarnya berdasarkan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan oleh sekolah sebesar 65 hanya
66,66 % siswa yang dapat mencapainya. Kemudian peneliti dan guru kelas
berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 44,44 % siswa nilainya
masih dibawah KKM. Masalah yang ditemukan adalah rendahnya tingkat
penguasaan materi pembelajaran oleh siswa dan dari 18 siswa yang mengikuti
34
pelajaran hanya 2 sampai 5 siswa yang terlihat aktif dalam proses
pembelajaran. Karenanya peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang disampaikan dapat lebih optimal yaitu dengan penerapan
model pembelajaran guided discovery. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru
termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut adalah 70, jika
siswa belum mencapai KKM 70 maka dinyatakan belum tuntas dalam
belajarnya.
Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian, perolehan nilai dari
hasil UAS ketuntasan belajar siswa dari 18 siswa terdapat 8 siswa yang
mencapai ketuntasan dan 10 siswa yang belum mencapai ketuntasan dengan
kriteria ketuntasan minimum 70. Hal ini dapat terlihat dari tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 Pada Prasiklus
Skor Ketuntasan Frekuansi Persentase (%)
≥ 70 Tuntas 8 44,44
< 70 Tidak Tuntas 10 55,56
Jumlah 18 100
Dilihat dari tabel 3 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum
maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Dari tabel
diatas diketahui terdapat hanya 8 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sesuai
dengan KKM yang diterapkan dan terdapat 10 siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran IPA dengan Standar Deviasi 8,38. Sehingga peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil
belajar siswa, khususnya siswa kelas 5 SD Negeri 05 Bleboh Kecamatan Jiken
Kabupaten Blora pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan tabel 3 dapat
digambarkan dalam diagram kerucut pada gambar 3.
35
Gambar 3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 Pada Prasiklus
Berdasarkan penelitian sebelumnya, rendahnya hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran sehari-hari adalah model pembelajaran konvensional yang
ditandai dengan guru mengajar hanya dengan ceramah dan tanya-jawab dan
tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas 5 di SD Negeri 05 Bleboh
Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran
2012/2013 di atas, peneliti akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan pembelajaran
dengan model pembelajaran guided discovery dalam setiap pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi sifat-sifat cahaya,
36
menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan, menyusun
instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan media yang
diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang sifat-sifat cahaya.
Merencanakan personal yang akan dilibatkan dalam penelitian yaitu dengan
guru kelas yang mengajar di kelas 5 pada tempat penelitian dilakukan.
Merancang tes formatif dan menyiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
a. Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama pada siklus 1 berlangsung pada hari Senin, 18
Maret 2013 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai,
untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,
mengkondisikan siswa, mengabsen siswa dan melakukan apersepsi dengan
bertanya pada siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah
selanjutnya yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan
pada model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran
guided discovery.
2) Kegiatan inti
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :
siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara
berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat peraga dan LKS
dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah melakukan percobaan dengan
media yang telah disediakan dan mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang
telah duduk secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan
dengan alat yang telah disediakan oleh guru mengenai sifat-sifat cahaya
yaitu merambat lurus dan menembus benda bening. Guru membimbing
selama proses percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan
pengamatan siswa mengisi LKS, membuat kesimpulan serta
mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Siswa bersama-sama
37
dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang
telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan. Guru mengumumkan materi yang akan dipelajari di
pertemuan kedua dan guru menutup pelajaran. Pelajaran diakhiri pukul
09.10 WIB.
b. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari selasa, 19 Maret 2013. Uraian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali
dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada
pertemuan kedua meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang
diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari guru : “Kemarin
kita sudah belajar tentang sifat-sifat cahaya, sifatnya apa saja anak-anak?”.
Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya,
selanjutnya guru menyampaikan langkah-langkah dan prosedur
pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :
siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara
berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat peraga dan LKS
dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah melakukan percobaan dengan
media yang telah disediakan dan mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang
telah duduk secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan
dengan alat yang telah disediakan oleh guru mengenai sifat-sifat cahaya
yaitu cahaya dapat dipantulkan. Guru membimbing selama proses
38
percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan pengamatan siswa
mengisi LKS, membuat kesimpulan serta mempresentasikan hasil
percobaan di depan kelas. Siswa bersama-sama dengan guru meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang
telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan. Siswa mengerjakan LKS dan dicocokkan bersama-sama
dan hasilnya dikumpulkan kepada guru. Pelajaran diakhiri pukul 09.10
WIB.
c. Pertemuan ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu, 20 Maret 2013. Uraian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali
dengan ucapan salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada
pertemuan ketiga adalah guru mengatur tempat duduk siswa dan
mempersiapkan soal yang akan diujikan.
2) Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :
siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru
membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. Siswa mulai
mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal dan jawaban. Guru
mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan.
3) Kegiatan Akhir
Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar
jawaban kepada guru. Evaluasi diakhiri pukul 08.30 WIB.
39
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi
atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran.
Hasil observasi kinerja guru oleh observer Siklus I, pada perencanaan
pembelajaran guru menggunakan RPP, pada pelaksanaan pembelajaran guru
melakukan apersepsi dan memberikan motivasi, kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa
untuk menemukan sendiri sebuah konsep, pada manajemen kelas guru
melaksanakan tata tertib kelas, pada penilaian guru melakukan penilaian pada
siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada
kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika
memberikan bimbingan pada siswa dalam pelaksanaan kerja kelompok,
pengelolaan waktu yang belum maksimal sehingga proses pembelajaran masih
terkesan kacau, dan penilaian pada setiap siswa juga belum maksimal sehingga
perlu diperbaiki lagi. Lebih rinci untuk hasil observasi siswa dan guru dapat
dilihat di lampiran halaman 109.
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Siklus I, dan tes
formatif yang dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Maret 2013 diambil data secara
kuantitatif melalui penilaian unjuk kerja hasil belajar materi sifat-sifat cahaya
maka dapat diperoleh hasil belajar yaitu nilai tertinggi yang dicapai sebelum
tindakan sebesar 90 dan nilai terendah 59. Siswa yang telah mencapai KKM 70
ada 8 siswa (44,44 %), sedangkan yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 10
siswa (55,56 %). Pada Siklus I nilai tertinggi yang bisa dicapai siswa telah
meningkat yaitu 94, sedangkan nilai terendah 64,5. Siswa yang mencapai
KKM 70 sebanyak 5 anak (27,78 %) sedangkan siswa yang belum mencapai
KKM 70 sebanyak 13 anak (72,22%). Standar deviasi yang diperoleh 1,08.
Berikut ini tabel perolehan nilai siklus I.
40
Tabel 4. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 70 Tuntas 13 72,22
< 70 Tidak Tuntas 5 27,78
Adapun hasil belajar IPA dengan menggunakan model guided discovery
siswa telah mencapai 72,22 % karena dari 18 siswa yang memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 70 ada 5 siswa, sedangkan 13 siswa telah
memperoleh nilai KKM atau dinyatakan tuntas belajar. Kondisi tersebut
dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut.
Gambar 4. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Refleksi dan analisis hasil tes unjuk kerja pada Siklus I terdapat 13
siswa yang tuntas dan 5 siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan
perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran Siklus I
diketahui masih terdapat beberapa siswa yang tidak aktif mengikuti kegiatan
percobaan pengamatan atau kurang serius pada saat model guided discovery
diterapkan. Serta ada sebagian siswa kurang memahami materi sifat-sifat
cahaya. Akan tetapi pada Siklus I telah terjadi peningkatan pembelajaran
41
materi sifat-sifat cahaya yaitu pada kondisi awal yang dapat dilihat pada
ketuntasan pembelajaran dari 44,44 % naik menjadi 72,22 % pada hasil belajar
Siklus I. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada Siklus I, ada 5
siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Maka
peneliti akan memperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II,
agar pembelajaran materi dalam KD (Kompetensi Dasar) selanjutnya tercapai
secara optimal. Hal perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada
Siklus II antara lain dengan cara:
a. Pengelolaan waktu oleh guru yang ditingkatkan agar proses belajar lebih
terarah dan teratur sesuai langkah-langkah pembelajaran.
b. Dalam proses penemuan guru mempatenkan konsep yang telah ditemukan
oleh siswa selama percobaan.
c. Dalam penyampaian langkah-langkah pembelajaran memberi contoh dengan
demostrasi dalam penggunaan alat peraga, sehingga siswa dapat
menggunakan alat peraga dengan tepat.
d. Pemerataan mobilitas guru saat menjadi fasilitator dalam proses
pembelajaran.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang
belum dipahami.
f. Penegasan bahwa semua siswa harus melakukan pengamatan selama
percobaan sehingga setiap siswa terkonsep dengan teori yang ditemukan.
Refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, peneliti, dan siswa kelas 5. Dalam
diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran IPA melalui model
pembelajaran guided discovery. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas
dengan menerapkan model pembelajaran guided discovery mendapat
pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa lebih
mudah dalam mengajar, tidak menguras tenaga guru karena siswa yang lebih
aktif dalam proses pembelajaran sedangkan hanya menjalankan perannya
sebagai fasilitator pembimbing. Bagi siswa pembelajaran dirasa dapat
menimbulkan gairah belajar, menanamkan konsep yang kuat dan materi mudah
42
dipahami. Pembelajaran melibatkan pengalaman langsung siswa dengan jerih
payah penyelidikan sendiri secara bersama kelompoknya sehingga mereka
merasa lebih senang dan mudah menangkap konsep dan prinsip yang telah
ditemukan selama percobaan. Selain itu siswa merasa lebih leluasa dan mudah
menerima penjelasan dari teman karena kesetaraan tingkat bahasa dalam
komunikasi serta siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh
temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti karena mereka lebih leluasa
bertanya pada teman tanpa merasa takut atau malu.
Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari model
pembelajaran guided discovery. Refleksi ini digunakan sebagai bahan
perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses
pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang diharapkan. Setelah selesai
pembelajaran pada siklus I pada hari Senin, 18 Maret 2013 dilakukan
pertemuan untuk melaksanakan tes formatif untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam penguasaan materi. Berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa peneliti
memberikan patokan 80% dari keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat
dengan mencapai nilai ≥ 70 berdasarkan hasil evaluasi siswa.
Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran terarah dengan baik karena memang
sudah diprogramkan dengan baik.
2. Rasa antusias dari siswa yang sangat besar karena mereka merasa
mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga bisa menekan rasa
jenuh mereka terhadap pelajaran.
3. Dalam kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup karena siswa belajar
secara multi arah.
4. Siswa merasa lebih senang dengan model pembelajaran yang
dilaksanakan karena mereka terlibat langsung dalam kegiatan
43
pembelajaran. Sehingga mereka dapat mengingat lama konsep yang telah
ditemukan selama penemuan terbimbing.
5. Bermanfaat karena dapat menumbuhkan dan memupuk keberanian siswa
saat berada dalam proses belajar dikelas, yang dulunya tidak mau
menjawab menjadi mau menjawab, mereka juga merasa percaya diri
menyampaikan pendapatnya didepan kelas melalui presentasi, dan
mengurangi rasa rendah diri.
6. Melatih tanggung jawab siswa dalam keikutsertaanya dalam kelompok.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan model pembelajaran guided discovery membutuhkan alat
peraga yang memadai untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Persiapan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan
menerapkan model guided discovery membutuhkan waktu yang
lama.
3. Adanya siswa yang belum siap dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Penyelesaian
1. Pihak sekolah seharusnya memanfaatkan dana bos untuk melengkapi
sarana prasarana dan alat peraga yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
2. Perlu adanya rencana lebih awal untuk menerapkan model
pembelajaran guided discovery.
3. Guru menyampaikan apa yang akan dipelajari esok hari sehingga
siswa belajar dirumah.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Praktik pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat
kekurangan dan kelebihan pada Siklus I. Pelaksanaan Siklus II merupakan
upaya perbaikan pada Siklus I dengan lebih memberi semangat kepada siswa.
Dalam Siklus II, terdapat dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
44
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang dilakukan adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi penerapan sifat-sifat
cahaya, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan,
menyusun instrumen penilaian, menyusun pedoman observasi, menyiapkan
media yang diperlukan dalam pembelajaran nantinya yaitu materi tentang
penerapan sifat-sifat cahaya. Merencanakan personal yang akan dilibatkan
dalam penelitian yaitu dengan guru kelas yang mengajar di kelas 5 pada tempat
penelitian dilakukan. Merancang tes formatif dan menyiapkan lembar
observasi.
Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama pada siklus 2 berlangsung pada hari Senin, 25
Maret 2013 pukul 08.00 WIB setelah kegiatan upacara bendera selesai,
untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam,
menginstruksikan pada siswa untuk merapikan tempat duduknya,
mengabsen siswa dan melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa
mengenai materi sifat-sifat cahaya. Langkah selanjutnya yaitu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan
menjelaskan langkah-langkah atau prosedur tindakan pada model
pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran guided
discovery.
2) Kegiatan inti
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :
siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara
berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat peraga dan LKS
dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah melakukan percobaan dengan
media yang telah disediakan dan mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang
45
telah duduk secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan
dengan alat yang telah disediakan oleh guru mengenai sifat-sifat cahaya
yaitu cahaya dapat dibiaskan dan diuraikan. Guru membimbing selama
proses percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan
pengamatan siswa mengisi LKS, membuat kesimpulan serta
mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Siswa bersama-sama
dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengumumkan materi
yang akan dipelajari di pertemuan kedua dan guru menutup pelajaran.
Pelajaran diakhiri pukul 09.10 WIB.
b. Pertemuan Kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari selasa, 26 Maret 2013. Uraian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali
dengan ucapan salam dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan pada
pertemuan kedua meliputi guru bertanya pada siswa tentang materi yang
diterima pada pertemuan sebelumnya dan pertanyaan dari guru :
“Kemarin kita sudah belajar tentang pelangi, sekarang siapa yang tahu
sifat-sifat cermin datar kemarin?”. Guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran tentang penerapan sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru
menyampaikan langkah-langkah dan prosedur pembelajaran yang akan
dilakukan.
46
2) Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :
siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang dan duduk secara
berkelompok. Masing-masing kelompok menerima alat, bahan yang
diperlukan dan LKS dari guru, selanjutnya tugas siswa adalah
membuatan periskop sederhana dengan bahan yang telah disediakan dan
mengisi LKS. Selanjutnya siswa yang telah duduk secara berkelompok
merancang untuk membuat periskop sederhana dengan alat dan bahan
yang telah disediakan oleh guru. Guru membimbing selama proses
percobaan berlangsung. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi
LKS, membuat kesimpulan serta mempresentasikan hasil percobaan di
depan kelas. Siswa bersama-sama dengan guru meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan membuat kesimpulan.
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa mengerjakan LKS
dan dicocokkan bersama-sama dan hasilnya dikumpulkan kepada guru.
Pelajaran diakhiri pukul 09.10 WIB.
c. Pertemuan ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu, 27 Maret 2013. Uraian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB yang diawali
dengan ucapan salam, berdoa dan presensi oleh guru. Uraian kegiatan
pada pertemuan ketiga adalah guru mengatur tempat duduk siswa dan
mempersiapkan soal yang akan diujikan.
47
2) Kegiatan Inti
Uraian kegiatan pada kegiatan inti pertemuan kedua ini meliputi :
siswa duduk ditempat masing-masing dan menyiapkan alat tulis. Guru
membagikan lembar soal dan jawaban kepada siswa. Siswa mulai
mengerjakan setelah mendapatkan lembar soal dan jawaban. Guru
mengawasi jalannya proses evaluasi agar tidak ada kecurangan.
3) Kegiatan Akhir
Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan
lembar jawaban kepada guru. Evaluasi diakhiri pukul 08.30 WIB.
Refleksi
Berdasarkan refleksi dan analisis hasil belajar pada Siklus II terdapat 16
siswa yang tuntas dan ada 2 siswa yang tidak tuntas belajar. Dari hasil
pelaksanaan pembelajaran Siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan
pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat pada ketuntasan hasil belajar siswa
yang sudah mencapai KKM.
Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada Siklus II ini, pada
perencanaan pembelajaran guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran
menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi, memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata
tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran dengan lebih baik dan efisien, pada
penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan
memberikan pujian. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap
siswa terlihat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran, siswa merasa
senang dan hampir keseluruhan siswa memiliki keaktifan, konsentrasi dan
mampu bekerja sama dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada tabel rekapitulasi
hasil pengamatan siswa dan guru pada Siklus II yang dapat dilihat di lampiran
halaman 125.
Berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada Siklus II dan tes formatif
yang dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2013, yaitu nilai tertinggi yang
dicapai pada Siklus I sebesar 94, dan nilai terendah 64,5. Siswa yang telah
48
mencapai KKM 70 ada 13 siswa (72,22 %), sedangkan yang belum mencapai
KKM 70 sebanyak 5 siswa (27,78 %). Pada Siklus II nilai tertinggi yang bisa
dicapai siswa telah meningkat yaitu 100 sedangkan nilai terendah 66,5. Siswa
yang mencapai KKM 70 sebanyak 16 siswa (88,89 %) dan sedangkan siswa
yang tidak mencapai KKM ada 2 siswa (11,11 %). Standar deviasi yang
diperoleh 1,15. Berikut tabel perolehan nilai Siklus II.
Tabel 5. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)
≥ 70 Tuntas 16 88,89
< 70 Tidak Tuntas 2 11,11
Berdasarkan tabel 4.3 bahwa peningkatan hasil belajar mencapai 88,89
% dari 18 siswa yang mengikuti tes, 16 siswa nilainya tuntas sedangkan siswa
yang tidak tuntas atau memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 70 ada 2 (11,11 %). Kondisi tersebut digambarkan menggunakan
diagram kerucut sebagai berikut.
Gambar 5. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Gambar 5 di atas mendeskripsikan persentase dari 18 siswa pada Siklus
II yaitu siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan
atau lebih besar dari KKM 70 sebanyak 16 siswa (88,89 %), sedangkan siswa
49
yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 70 masih
ada 2 siswa (11,11 %)
4.4 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan setelah melakukan
pembelajaran guided discovery pada mata pelajaran IPA siswa SD kelas 5 di
SD Negeri 05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Tahun Pelajaran
2012/2013 dengan materi sifat-sifat cahaya terdapat peningkatan pada hasil
belajar. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I,
Siklus II
Ketuntasan
Belajar Skor
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tidak
Tuntas
< 70
10
55,56
5
27,78
2
11,11
Tuntas
70
8
44,44
13
72,78
16
88,89
Jumlah 18 100 18 100 18 100
Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA, pada prasiklus terdapat 55,56% siswa tidak
tuntas dan 44,44% siswa tuntas, siklus I terdapat 27,78% siswa tidak tuntas dan
72,78% siswa tidak tuntas sedangkan pada siklus II 11,11% siswa tidak tuntas
dan 88,89% siswa tuntas. Hal ini dapat digambarkan pada gambar diagram
perbandingan ketuntasan hasil belajar di bawah ini.
50
Gambar 6. Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri
05 Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora ditemukan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah, hal ini disebabkan guru sering mendominasi proses
pembelajaran dengan metode ceramah sehingga siswa kurang memahami
konsep dan tidak bergairah ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas. Sarana dan prasarana misal alat peraga yang digunakan untuk
menyampaikan mata pelajaran IPA kurang memadai bahkan banyak yang
rusak. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 68,5.
Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) hanya 8 siswa
atau 44,44% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal sebanyak 10 siswa atau 55,56%.
Menurut (eggen & Kauchak, 2007 dan Mayer, 2004) Guided
discovery merupakan suatu model pengajaran yang dirancang untuk
mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep. Ketika menggunakan
strategi ini, guru menyajikan contoh-contoh pada siswa, memandu mereka saat
mereka berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-contoh tersebut, dan
memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu mendeskripsikan
51
gagasan yang diajarkan oleh guru (Clark & Mayer, 2003 ; Moreno, 2004).
Ketika menggunakan strategi ini, guru menyajikan contoh-contoh pada siswa,
memandu mereka saat mereka berusaha menemukan pola-pola dalam contoh-
contoh tersebut, dan memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu
mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru (Clark & Mayer, 2003 ;
Moreno, 2004). Guided discovery cenderung menghasilkan ingatan dan
transfer jangka panjang yang lebih baik daripada pengajaran ekspositori
(Mayer, 2008, hlm. 310)
Teori dari (eggen & Kauchak, 2007 dan Mayer, 2004) tersebut selaras
dengan model pembelajaran yang diterapkan penulis. Karena saat penulis
menggunakan model pembelajaran guided discovery, hasil belajar siswa akan
meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan
nilai siklus I dan II.
1. Siklus I
Siklus I dengan penerapan model pembelajaran guided discovery
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 13
siswa atau 72,78% dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal ada 5 siswa atau 27,78%..
2. Siklus II
Siklus II dengan penerapan model pembelajaran guided discovery
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) meningkat
menjadi 16 siswa atau 88,89% dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal ada 2 siswa atau 11,11%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Yulis Purwati (2010) dengan judul “Penerapan guided
discovery learning dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan penguasaan
konsep bagian-bagian tumbuhan pada siswa kelas II SDN Pringo Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang”. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dengan penerapan model pembelajaran guided discovery dapat
meningkatkan penguasaan konsep yang berdampak pada hasil belajar siswa.
52
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dengan penerapan Guided Discovery Learning. Sebelum tindakan nilai rata-
rata 65 dengan ketuntasan 60%. Setelah penerapan Guided Discovery Learning
nilai rata-rata siswa pada siklus I naik menjadi 79 dengan ketuntasan belajar
80%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 87,5 dengan
ketuntasan belajar 100%. Penerapan Guided Discovery Learning juga
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Rata-rata skor
keaktifan siswa pada siklus I 3,5 atau 75% dan dikatakan baik, sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 3,75 atau 93,75% dikatakan sangat baik.
Berdasarkan perolehan nilai pada siklus I dan siklus II didapatkan
bahwa pembelajaran menggunakan model guided discovery dapat
meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas 5 SD Negeri 05 Bleboh
Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran
2012/2013.