bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6009/4/t2... ·...
TRANSCRIPT
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Profil Sekolah
Data lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Identitas Sekolah
Nama sekolah tempat penelitian ini adalah SD
Negeri Bergaskidul 03, yang memiliki NPSN/NSS
dengan nomor 20320838/101032213038. Adapun
jenjang pendidikan di SD Negeri Bergaskidul 03 adalah
jenjang pendidikan dasar (SD) dengan status sekolah
adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN).
B. Visi dan Misi SD Negeri Bergaskidul 03
Visi SD Negeri Bergaskidul 03:
“Membentuk insan berakhlak mulia, berbudi
luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun
dalam berperilaku.”
Misi SD Negeri Bergaskidul 03:
a. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan siswa
kepada Tuhan YME.
b. Membiasakan siswa berperlaku sopan dalam
pergaulan.
c. Meningkatkan prestasi mutu pendidikan di
sekolah.
d. Mengembangkan bakat dan minat siswa untuk
diterapkan dalam kehidupan.
42
C. Lokasi Sekolah
Alamat SD Negeri Bergaskidul 03 berada di Jl.
Lemah Abang – Bandungan KM.3, RT. 03/RW.03,
berada di dusun Kemloko, Desa/kel. Bergaskidul,
Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kode Pos:
50552.
Data Pelengkap Sekolah:
SK Pendirian Sekolah: 421-2/002/II/53/87,
Tanggal SK: 1987-08-01, status kepemilikian SD
Negeri Bergaskidul 03 adalah Pemerintah Daerah
dengan SK Ijin Operasional: 421-2/002/II/53/87.
SD Negeri Bergaskidul 03 memiliki SK Akre-
ditasi: Dd 038387. Adapun kepemilikian tanah dengan
status luas tanah milik: 0 m2 sedangkan luas tanah
bukan milik: 3.500 m2.
D. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tahun
Ajaran 2013/2014
No Nama Jenis
Kelamin Jabatan
Tunjangan Sertifikasi
1 Anang Istiawan, A.Ma,Pust. L Tenaga Administrasi
-
2 Ayu Purwantini, S.Pd. SD P Guru kelas -
3 CH Jumaningsih, S.Pd P Guru Mapel Pend. Jasmani
4 Daryati, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD
5 Dwi Ratnasari, S.Pd P Guru Mapel -
6 Eny Poerwaningsih, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD
7 Laili MQ, M.Si P Guru Mapel -
8 Munaroh, S.Pd. SD P Guru kelas Guru kelas SD
9 Ngatemiyati, S.Pd. SD P Guru kelas Guru kelas SD
10 Parjiyanto L Tng Teknis -
11 Subagiyo, SPd L Guru Mapel -
12 Sumarno, SPd L Guru kelas Guru kelas SD
13 Yuni Erikawati, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD
43
E. Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2013/2014
No
Nama Rombel
Jumlah siswa Wali kelas
L P Jml
1 Kelas I Kelas 1 29 16 45 Ayu Purwantini, S.Pd.SD
2 Kelas II Kelas 2 29 17 46 Munaroh, S.Pd.SD
3 Kelas III Kelas 3 15 27 42 Ngatemiyati, S.Pd.SD
4 Kelas IV Kelas 4 14 17 31 Yuni Erikawati, S.Pd.SD
5 Kelas V Kelas 5 21 13 34 Eny Poerwaningsih, S.Pd.SD
6 Kelas VI Kelas 6 16 20 36 Daryati, S.Pd.SD
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan Penerapan Pendidikan Karakter
Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang
Pada tahap I proses pembelajaran dalam
membina karakter kebangsaan pada siswa SDN
Bergaskidul 03 Kab. Semarang berupa perencanaan.
Perencanaan pembelajaran dilaksanakan oleh guru
secara terprogram dan terencana dari awal. Pemilihan
nilai karakter yang dipilih juga harus sesuai dengan
materi pembelajaran yang dibuat. Guru mengelola
pembelajaran dengan mempersiapkan berbagai keper-
luan guna menunjang kelancaran pembelajaran. Guru
mengawali proses pembelajaran dengan melakukan
perencanaan pembelajaran minimal 1 minggu sebelum
dimulai pembelajaran sehingga pembelajaran berlang-
sung secara efektif dan efisien.
44
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Perencanaan disusun ketika jauh hari sebelum
KBM dilaksanakan, sehingga sampai persiapan
matang dengan mengumpulkan materi pembela-jaran dari berbagai sumber sebagai penunjang,
seperti: video, artikel. Dalam penyusunan RPP,
guru sudah memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter di dalamnya (CLG1.A-2).
YE selaku guru kelas IV mengungkapkan
sebagai berikut:
RPP saya buat setiap hari ketika akan mengajar
(CLG2. A-3).
Hal ini juga dikemukakan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut:
Perencanaan pembelajaran disesuaikan oleh masing-masing waktu yang dimiliki oleh guru di
kelas, namun saya tetap mengistruksikan agar
perencanaan harus sudah siap sebelum memasuki pembelajaran kelas. Saya hanya menginstruksi-
kan, mengawasi dan memberikan saran kepada
semua guru di sini, serta memberikan motivasi beserta pengarahan keterkaitan persiapan pem-
belajaran (CLKS.A-1).
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-
masi bahwa perencanaan pembelajaran disusun ketika
jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, meskipun ada
guru yang menyusun tiap hari. Dengan demikian
persiapan matang untuk mengumpulkan materi pem-
belajaran dari berbagai sumber sebagai penunjang,
seperti: video, artikel yang sesuai dengan materi.
45
Kepala sekolah menginstruksikan agar perencanaan
pembelajaran harus sudah siap sebelum memasuki
pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya mengin-
struksikan, mengawasi dan memberikan saran kepada
semua guru, serta memberikan motivasi dan penga-
rahan keterkaitan persiapan pembelajaran di SDN
Bergaskidul 03 kec. Bergas Kab. Semarang.
Pada tahap perencanaan pembelajaran ini, guru
mempersiapkan segala perlengkapan administrasi baik
dalam bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga
media pendukung lainnya seperti power point dan
video pembelajaran. Prota dan promes biasanya
diperoleh dari tim KKG, sementara silabus mengacu
pada kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Ya benar. Saat perencanaan ini, saya mempersiap-
kan perlengkapan administrasi pembelajaran se-perti RPP, silabus, media (PPT,Video), dan materi
penunjang lainnya. Silabus dibuat secara bersa-
ma-sama untuk masing-masing kelas, ke tingkat gugus (CLG1.A-4).
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-
masi bahwa guru mempersiapkan perlengkapan admi-
nistrasi pembelajaran selengkap-lengkapnya seperti
penyusunan RPP, silabus, media dan materi penun-
jang pembelajaran lainnya.
Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh
guru sendiri baik yang berupa prota, promes dan juga
46
RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing
dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga
sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang
lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-
naan pembelajaran menjadi semakin matang, dalam
memilih kesesuaian materi pengajaran dengan pena-
naman nilai karakter kepada anak, guru semakin siap
dan pembelajaran semakin terarah.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Perlengkapan saya persiapkan sendiri, namun terkadang meminta saran kepada guru-guru lain
agar persiapan pembelajarannya dapat lebih mak-
simal (CLG.A-3).
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut:
Ya, tentu mendukung. dukungan dari saya berupa
pengarahan-pengarahan saja, namun tak jarang juga memberikan saran mengenai persiapan
penerapan karakter bangsa dalam pembelajaran
agar harus direncanakan secara matang dan
terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswanya (CLKS.A-2).
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-
masi bahwa guru mempersiapkan secara mandiri. Jika
menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga
meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan
proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram
dan terarah. Kepala sekolah memberikan dukungan
berupa pengarahan-pengarahan, tak jarang juga
47
kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan
pembelajaran agar harus direncanakan secara matang
dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman
siswa pada materi pembelajaran termasuk pembinaan
karakter kebangsaan pada diri siswa.
Maksud guru dalam persiapan perencanaan
pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas
bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih
bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih
menguasai materi dan mudah dalam menyampaikan
pada siswa. Persiapan yang maksimal ini meningkat-
kan pemahaman siswa pada materi pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Ya tujuannya agar PBM menjadi lebih terarah dan
tepat pada sasaran, sehingga pemahaman siswa pada materi pembelajaran bertambah maksimal
juga. (CLG.A-4)
YE selaku guru kelas IV mengemukakan sebagai
berikut:
karakter yang diharapkan: disiplin, rasa hormat
dan perhatian, tekun tanggungjawab dan kete-
litian.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa tujuan adanya penyusunan persiap-
an perencanaan pembelajaran adalah agar PBM men-
jadi lebih terarah dan tepat pada sasaran. Pemilihan
strategi dan metode pembelajaran juga terencana dari
48
awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-
belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah
maksimal. Karakter bangsa yang diharapkan dalam
pembelajaran ini adalah disiplin, rasa hormat dan
perhatian, tekun tanggungjawab dan penuh ketelitian.
Guru dalam persiapan perencanaan pembelajar-
an tidak nampak merasa kesulitan. Guru justru
terlihat lancar dan sudah terbiasa dengan persiapan
administrasi pembelajaran termasuk persiapan silabus
dan RPP. Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku
guru kelas VI sebagai berikut:
Tidak kesulitan, karena saya sudah menyusun
rencana pembelajaran ini jauh-jauh hari sehingga
perencanaannya pun hampir bisa saya lengkapi (CLG.A-5).
Sementara itu N selaku guru kelas III menya-
takan sebagai berikut:
Saya tidak kesulitan, karena pendidikan karakter
tercermin pada perilaku diri siswa (CLG5.A-1).
Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut
diperoleh informasi bahwa guru tidak merasa ada
kesulitan yang berarti, karena guru sudah menyusun
rencana pembelajaran (RP) beberapa hari sebelum
pembelajaran dimulai sehingga perencanaannya pun
cukup lengkap dan baik. Apalagi guru telah cukup
lama mengampu guru kelas di tingkat sekolah dasar.
Hal ini juga karena keaktifan guru cukup baik, dan
49
didukung oleh berbagai prestasi yang telah diraihnya
sebagai guru berprestasi.
Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-
an tidak menyusun secara sembarangan melainkan
mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan
oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari
pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah.
Kurikulum pusat sebagai acuan utama sementara
kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Ya benar. Saya mengacu pada Silabus, kurikulum
2013, dan berbagai sumber lain yang menunjang
(CLG.A-6)
N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai
berikut:
Acuan saya silabus, SKKD, indikator, tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran
(CLG.A-7)
YE sebagai guru kelas IV menyampaikan.
Acuan RPP, meliputi:
Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari;
Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok
dan uraian materi pelajaran secara garis besar;
Silabus, SKKD.
Kepala Sekolah mengemukakan sebagai berikut:
Pada prinsipnya harus menggunakan acuan kuri-kulum yang diberlakukan, termasuk kurikulum
50
dari pusat dan pengembangannya, silabus dan
RPP serta sumber media lainnya yang relevan dengan materi pembelajaran pendidikan karakter
kebangsaan (CLKS.A.4).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan
Kepala Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa
guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal
kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan
utama pembelajaran yang didukung oleh sumber
penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-
dikan karakter khususnya.
Guru memiliki target utama dalam tahap per-
siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu
kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
Pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-
saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter ke-
bangsaan siswa bisa meningkat dalam bentuk peru-
bahan sikap dan perilaku, di samping peningkatan
nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas KKM
yang telah ditentukan.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Target dari perencanaan ini agar siswa mampu
memahami setiap materi yang disampaikan oleh
guru sehingga siswa tercapai nilai KKM yang memuaskan. Siswa juga bisa menampilkan dalam
kegiatan sehari-hari (CLG.A-7).
N selaku guru kelas III juga mengemukakan
sebagai berikut:
51
Target dari perencanaan ini adalah agar siswa
mampu berubah tingkah lakunya dengan menerapkan nilai-nilai karakter baik di lingkungan
sekolah, rumah maupun masyarakat (CLG.A-7)
Kepala Sekolah SDN Bergaskidul 03 juga
menegaskan sebagai berikut:
Ya, tentunya respon saya sangat positif, dan tak jarang saya memberikan apresiasi yang besar
terhadap guru yang telah merancang perangkat
pembelajaran dengan baik. Saya berasumsi dengan perencanaan yang baik maka target
pembelajaran akan tercapai. (CLKS.A-3)
Berdasarkan hasil wawancara guru dan Kepala
Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru
target dari perencanaan pembelajaran agar siswa
mampu memahami setiap materi yang disampaikan
oleh guru, dan siswa dapat mencapai nilai KKM yang
telah ditentukan. Dengan adanya target yang cukup
bagus, perencanaan pembelajaran mendapat apresiasi
yang cukup baik dari Kepala Sekolah.
Tujuan utama pada tahap persiapan perenca-
naan pembelajaran oleh guru adalah berupa maksi-
malnya persiapan guru sehingga mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-
jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-
rambu yang telah ditentukan.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Tujuannya agar guru lebih siap sebelum terjun langsung ke dalam kelas dan nantinya akan
52
menciptakan suasana yang kondusif dan terarah
di dalam kelas. (CLG.A-10)
Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-
peroleh informasi bahwa tujuan persiapan perenca-
naan pembelajaran agar guru lebih siap sebelum
terjun ke dalam kelas dan akan menciptakan suasana
yang kondusif dan terarah di dalam kelas.
4.2.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam
Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Karakter
Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas
Kab. Semarang
Pada prinsipnya pelaksanaan pembelajaran
dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-
siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang tidak jauh
berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain.
Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang
harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran
sebagai bentuk komitmen bersama. Salah satu tata
tertib itu berupa “pembacaan doa” sebelum memulai
pembelajaran. Sesuai visi misi yang telah dibuat
sekolah dan dalam perwujudan pendidikan karakter
anak di sekolah serta dalam masyarakat pada umum-
nya.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Saya memulai pembelajaran dengan berdoa terle-
bih dahulu dan memberikan gambaran secara garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke
53
mana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan
(CLG.B-1).
WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-
kan sebagai berikut:
Benar, kami memulai pembelajaran dengan berdoa
terlebih dahulu. setelah berdoa dilanjutkan dengan appersepsi oleh guru, absensi dan pema-
nasan materi pelajaran Pembelajaran (CLS.A-1).
Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-
peroleh informasi bahwa guru memulai pembelajaran
dengan serangkaian bacaan berdoa dan dilanjutkan
dengan memberikan gambaran secara garis besar
terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana arah pem-
belajaran yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru
secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk
tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga
selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu
pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada tahap-
an perencanaan. Pengaturan waktu tersebut meliputi
alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu penyampai-
an materi dan alokasi waktu evaluasi serta penutupan
pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Saya mengatur urutan ini dengan membatasi dengan waktu semisal pembukaaan 10 menit
materi 30 menit penutup 5 menit (CLG.B-2).
54
N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai
berikut:
Saya mengatur alokasi waktu yang tersedia.
Alokasi waktu ini saya sesuaikan dengan protah,
promes, silabus, RH, dan jadwal pembelajaran (CLG.B-1).
JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-
kan sebagai berikut:
Betul, guru selalu mengatur jam pembelajaran
secara terprogram dan sistematis. Sehingga alo-kasi waktu pembelajaran sesuai dengan jadwal
pembelajaran hingga usai (CLS.B-2).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa guru mengatur urutan pembelajaran
ini dengan membatasi aturan waktu semisal pembu-
kaaan selama kurun waktu 10 menit, materi 30 menit,
dan penutup 5 menit. Penggunaan waktu ini disesuai-
kan dengan silabus dan RPP yang telah disusun di
awal.
Guru mengatur pelaksanaan pembelajaran
secara maksimal, baik pengaturan waktu, pengaturan
tempat duduk, persiapan media pembelajaran.
Sehingga menjadikan proses pelaksanaan pembelajar-
an menarik bagi siswa. Siswa sangat memperhatikan
materi pelajaran pembelajaran yang disampaikan oleh
guru dengan seksama. Siswa juga menghormati dan
menghargai guru saat menyampaikan materi pelajar-
an. Guru juga mampu mengajak komunikasi pada
siswa secara interaktif. Komunikasi dua arah antara
55
guru dan siswa ini menjadikan suasana pembelajaran
menjadi kondusif.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut.
Kondisi siswa sangat kondusif, dan banyak siswa
yang aktif bertanya kepada guru sehingga
pembelajaran berjalan dengan lancar (CLG.B-4)
AGR, selaku siswa menuturkan sebagai berikut:
Saya merasa asyik. Teman-teman juga sama, tak
ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran ataupun cerita sendiri. Kondisi siswa cukup aman
dan tenang saat pembelajaran (CLG.B-2).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa kondisi siswa dalam pembelajaran
sangat kondusif. Banyak siswa yang aktif bertanya
kepada guru, ada interaksi guru dengan siswa dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan
lancar. Siswa menanyakan materi yang kurang dipa-
hami dan guru memberikan penjelasan kembali pada
siswa. Tidak ada siswa yang mengantuk ataupun
cerita sendiri, melainkan semua siswa memperhatikan
pembelajaran.
Guru juga secara maksimal dalam menyediakan
fasilitas kelas sebagai tempat pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Selain menata tempat
duduk, guru juga menyediakan fasilitas pembelajaran
seperti LCD, komputer, papan tulis elektrik guna
mendukung kondisi tempat pembelajaran yang kon-
dusif.
56
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut.
Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas
yang cukup lengkap sebagai penunjang pembela-
jaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, AC, dll. (CLG.B-5).
N selaku guru kelas mengungkapkan sebagai
berikut:
Siswa merasa senang. Hal ini saya rasa karena dalam pembelajaran didukung pula oleh beberapa
fasilitas yang mendukung seperti internet, ling-
kungan sekitar, siswa dan guru yang cukup interaktif (CLG.B3,B4).
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut.
Saya lihat cukup kondusif. Sebagai kepala seko-
lah saya hanya mengarahkan dan mengfasilitasi setiap ada laporan kepada saya ketika ada ber-
bagai permasalahan yang ada di kelas baik siswa,
guru, maupun fasilitas penunjang pembelajaran,
seperti LCD dan komputer (CLKS.B-1).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa kondisi kelas sangat baik dengan
berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penun-
jang pembelajaran semisal LCD, komputer, papan tulis
elektrik, dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan
mengfasilitasi setiap ada laporan kepadanya ketika
ada berbagai permasalahan yang ada di kelas baik
siswa dan guru, maupun fasilitas penunjang pem-
belajaran lainnya, seperti LCD dan komputer.
57
Bentuk pendidikan karakter kebangsaan dalam
pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual
dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual
pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-
an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara
setiap hari senin, upacara peringatan hari besar
nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya.
Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga
diselipkan pada setiap pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Iya benar. Pada prinsipnya ada, namun secara
tekstual akan terlihat pada kegiatan pendukung
seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong
royong menjalin persatuan.
Saya juga sering menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran,
seperti sikap siswa dalam kerjasama saat pem-
belajaran.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa pendidikan karakter kebangsaan
secara tekstual akan terlihat pada kegiatan sekunder
seperti upacara peringatan hari besar nasional, sema-
ngat kegiatan kerja bakti, semangat gotong-royong
menjalin persatuan. Guru menyelipkan materi pendi-
dikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran,
seperti sikap siswa untuk saling bekerjasama saat
pembelajaran dilaksanakan.
58
Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam
pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada
kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-
naan pembelajaran oleh guru karena mendapat
dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan
semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran.
Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung
seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut.
Tidak ada yang sifatnya dominan, karena dari siswa sangat aktif dalam pembelajaran dan pera-
latan yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap
(CLG.B-6).
WS menuturkan sebagai berikut:
Saya lihat guru aman dan lancar dalam menge-
lola pembeljaran di kelas, dan mampu mengkon-
disikan kelas dengan baik. (CLS1.B-7)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa guru tidak menemui kesulitan yang
sifatnya dominan dan vital, karena dari siswa sangat
aktif dalam mengikuti pembelajaran, peralatan pem-
belajaran yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap
dan mendukung.
Guru menemui hambatan dalam keberlang-
sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan
pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan
karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang
59
sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus
listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan
terlebih dahulu. Sementara belum tersedia mesin
generator sebagai pengganti arus listrik saat padam.
Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat
menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruang-
an menjadi gelap dan suhu panas karena AC juga
tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharap-
kan siswa mensikapi secara bijak, karena hal itu
adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap
melanjutkan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana
biasanya.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut.
Hambatannya terkadang listrik padam sehingga
tidak bisa menggunakan media LCD. Hal ini dika-renakan mungkin ada guru yang lupa mematikan
computer, selain ini hambatan cukup kecil
(CLG.B-7).
N selaku guru kelas III mengemukakan sebagai
berikut:
Salah satu hambatannya minimnya sarana dan
prasarana, seperti terkadang listrik padam sehing-
ga tidak bisa menggunakan media LCD. Solusi dari hal ini adalah guru harus benar-benar mem-
persiapkan sebelum pelaksanaannya, sehingga
kekurangan-kekurangannya dapat dilebgkapi ter-lebih dahulu (CLG5.B7, B8).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa guru menemui beberapa hambatan
saat pembelajaran berlangsung. Hambatan pembela-
60
jaran nampak pada minimnya sarana prasarana,
berupa listrik padam sehingga tidak bisa mengguna-
kan media LCD. Hal ini dikarenakan adanya aliran
listrik yang mati secara tidak terjadwal ataupun
pemberitahuan terlebih dahulu.
Lebih lanjut, YE selaku guru kelas IV menge-
mukakan:
Ya ada. Hambatan yang saya rasakan seperti
minimnya buku paket yang tersedia, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap, serta silabus
dan protah belum disediakan dari pemerintah.
Lebih sulitnya lagi saya masih cukup bingung dalam penggunaan instrumen penilaian yang saya
lihat belum baku.
Sebagaimana hasil observasi peneliti pada pelak-
sanaan pembelajaran bahwa guru yang memiliki LCD
masih bisa dihitung apalagi kemampuan guru dalam
penggunaan LCD juga terbatas sehingga cukup meng-
hambat penggunaan LCD dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
tersebut diperoleh informasi bahwa hambatan pem-
belajaran pendidikan pembinaan karakter bangsa juga
nampak pada minimnya buku paket yang tersedia di
sekolah, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap
karena hanya tersedia 2 unit sehingga harus bergan-
tian, serta silabus dan protah belum disediakan dari
pemerintah sehingga guru harus menyusun secara
mandiri. Lebih sulit lagi instrumen penilaian yang
dimiliki oleh masing-masing guru berbeda, sehingga
instrumen penilaian belum valid secara nasional.
61
Guru berusaha secara maksimal agar menjadi-
kan pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara
efektif dan efisien. Untuk mewujudkan kelancaran
pembelajaran, guru mengelola pembelajaran dengan
menjadikan siswa agar aktif dalam proses pembela-
jaran dan tercipta proses pembelajaran yang bersifat
interaktif.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Yang menarik bagi siswa: terdapat pada pelak-
sanaan pembelajaran dimana siswa dituntun agar aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
tidak searah dan guru sebagai pusat pembelajar-
an semata, melainkan ada interaksi 2 arah antara guru dengan siswa (CLG.B-8).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa guru mengelola pembelajaran secara
interaktif. Pada pelaksanaan pembelajaran siswa di-
tuntun agar aktif, kreatif dan motivasi dalam pem-
belajaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah
dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata,
melainkan ada interaksi 2 arah antara guru dengan
siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung
antara guru dan siswa.
Guru menggunakan media pembelajaran guna
mendukung keberlangsungan pelaksanaan pembela-
jaran. Media yang digunakan cukup bervariasi dari
yang sederhana hingga yang bernuansa elektronik.
Seperti LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.
62
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Media yang saya gunakan berupa LCD, komputer,
penghapus, papan tulis dan kapur tulis.
Terkadang alat peraga semisal supersemar, dll. (CLG.B-9)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa guru menggunakan media pembela-
jaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan
pembelajaran. Media yang digunakan berupa LCD,
komputer, penghapus, papan tulis dan kapur tulis.
Hal ini didukung oleh penggunaan alat peraga semisal
supersemar.
YE selaku guru kelas IV mengemukakan:
Benar, faktor eksternal yang mendukung pem-
belajaran pembinaan pendidikan karakter bangsa
di SDN Bergaskidul 03 cukup berpotensi seperti (1) SDN Bergaskidul 03 menjadi SD inti, (2) SDM
memiliki kualifikasi yang cukup dengan adanya 5
guru telah memiliki sertifikasi pendidik, (3) siswa SDN Bergaskidul 03 memiliki kemampuan untuk
bisa mengikuti pembelajaran lebih dari 75%,
(4) kepala sekolah cukup berkompeten (CLG.B-8).
Lebih lanjut, Kepala Sekolah mengemukakan
sebagai berikut:
Ya, pada prinsipnya kami selalu optimis. Beberapa
hal yang mendukung pembelajaran pendidikan karakter di sini antara lain: (1) SDN Bergaskidul
03 menjadi SD inti, (2) diminati oleh banyak siswa,
(3) merupakan salah satu SD sasaran pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat kecamatan,
(4) fasilitas cukup menunjang,(5) berbagai program
kegiatan ekstrakurikuler tersedia (CLKS.B-6).
63
Sebagaimana hasil observasi peneliti, dimana
diketahui bahwa di SDN Bergaskidul 03 diminati
banyak siswa terbukti ketika pendaftaran siswa baru
terjadi overloud jumlah pendaftar dari batas maksimal,
fasilitas pembelajaran juga cukup menunjang.
Berdasar hasil wawancara dan observasi diper-
oleh informasi bahwa pembinaan karakter kebangsaan
di SDN Bergaskidul 03 didukung oleh berbagai faktor
baik internal maupun eksternal yang terkombinasi.
Faktor pendukung tersebut seperti: (1) keberadaan
SDN Bergaskidul 03 sebagai SD inti; (2) SDN Bergas-
kidul 03 diminati oleh banyak siswa, SDM memiliki
kualifikasi yang cukup dengan adanya 5 guru telah
memiliki sertifikasi pendidik; (3) siswa SDN Bergas-
kidul 03 memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti
pembelajaran lebih dari 75%; (4) kepala sekolah cukup
berkompeten; (5) merupakan salah satu SD sasaran
pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat
kecamatan Bergas; (6) fasilitas yang tersedia cukup
menunjang; (7) berbagai program kegiatan ekstrakuri-
kuler tersedia di SDN Bergaskidul 03 baik yang
berkategori umum maupun keagamaan.
Sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas,
Guru mengajak siswa menyimpulkan materi pembela-
jaran yang telah disampaikan oleh guru. Siswa diberi
kesempatan satu persatu memberikan kesimpulan
sesuai kemampuannya. Seusai siswa, guru juga
memberikan kesimpulan atas materi pembelajaran,
menegaskan kembali materi yang kurang dipahami
64
dan meluruskan hasil kesimpulan-kesimpulan yang
telah disusun oleh siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Cara mengakhiri dengan menarik kesimpulan dari
seluruh materi yang disampaikan dan saya selalu
memberikan motivasi agar siswa lebih rajin lagi dalam belajar. (CLG.B-10)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa guru sebelum mengakhiri pembela-
jaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa me-
nyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampai-
kan oleh guru. Guru selalu memberikan motivasi agar
siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam
pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat
persatuan dan nasionalisme yang tinggi.
4.2.3 Evaluasi dalam Pembinaan Pendidikan
Karakter bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kab
Semarang
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam serang-
kaian proses pembelajaran di SDN Bergaskidul 03.
Evaluasi dilaksanakan secara terprogram dan teren-
cana oleh guru setelah pembelajaran selesai. Guru
juga memberikan evaluasi pada siswa dalam waktu
yang tidak terjadwal guna mengetahui kesiapan siswa
pada setiap pembelajaran.
65
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Setiap 2 minggu sekali, UTS,UAS, dan terkadang
diadakan evaluasi secara mendadak/insidentil.
Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran (CLG.C-1).
Setiap SK 1 kali evaluasi, biasanya dilaksanakan
per 2 minggu sekali (CLG.C-6).
Kepala SDN Bergaskidul 03 menegaskan sebagai
berikut:
Dalam hal evaluasi, saya berikan hak seluas-
luasnya kepada masing-masing guru, namun biasanya 2 minggu sekali diadakan evaluasi per
pokok bahasan. (CLKS.C-1)
WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-
kan sebagai berikut:
Evaluasi biasanya setiap 2 minggu sekali, UTS,
UAS, dan terkadang diadakan evaluasi secara
spontanitas tanpa ada pemberitahuuan terlebih dahulu. (CLS.1.C-1)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diper-
oleh informasi bahwa guru mengadakan evaluasi pada
akhir pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1
kali. Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2
minggu sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga
mengadakan evaluasi secara mendadak/insidentil
pada siswa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal
ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan
siswa dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi,
yang biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.
66
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan
secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara
indivudu maupun kelompok. Sehingga guru memberi-
kan evaluasi minimal dua jenis baik yang idividual
maupun kelompok.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Pelaksanaan evaluasi dengan tugas individu dan
tugas masing-masing kelompok kelas (CLG.C-2).
JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-
kan sebagai berikut:
Iya, benar. Pelaksanaan evaluasi dengan pemberi-
an tugas individu dan tugas kelompok atau berpasangan (CLS.3.C-2).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran
diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa
terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik
secara indivudu maupun kelompok.
Model evaluasi pembelajaran beraneka ragam
bentuk. Model evaluasi disusun secara menyeluruh
keterkaitan materi pembelajaran yang telah disampai-
kan. Model evaluasi pembelajaran berupa pertanyaan-
pertanyaan singkat, berbentuk pilihan ganda (multiple
choice), dan juga dalam bentuk pendiskripsian perma-
salahan.
67
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Iya, beraneka ragam bentuk sehingga siswa men-
jadi lebih memahami secara menyeluruh. Bentuk-
nya berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan mendis-
kripsikan sebuah permasalahan yang ada (CLG.C-
3).
AGR selaku siswa menuturkan sebagai berikut:
Iya benar, bentuk soal beraneka ragam, ada yang berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay,
pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan pendis-
kripsian permasalahan, namun yang terakhir dirasa cukup sulit (CLS.2.C-1).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran
diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar
siswa menjadi lebih mudah memahami secara menye-
luruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan
singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak
tokoh gambar, dan pendeskripsian sebuah perma-
salahan yang ada.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran yang berane-
ka ragam dan secara rutin dilaksanakan pada akhir
pembelajaran ini adalah agar guru mudah memantau
tingkat keberhasilan siswa dan sejauhmana pema-
haman siswa pada materi pembelajaran. Guru menjadi
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-
ma materi pembelajaran.
68
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana
pemahaman siswa terhadap materi yang disam-
paikan oleh guru, selain itu guru bisa mengukur karakter kebangsaan yang dimiliki siswa, seperti
saling membantu sesama, gotong-royong, dan
semangat persatuan (CLG.C-4).
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut:
Tujuannya cukup penting antara lain untuk
mengukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, hal ini berdampak
terhadap kebijakan yang nantinya saya ambil
setelah evaluasi dilaksanakan (CLKS.C-3).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa tujuan dari evaluasi pembelajaran
adalah agar memudahkan guru dalam memantau
tingkat keberhasilan siswa dan mengetahui sejauh-
mana pemahaman siswa pada materi pembelajaran
berikut untuk mengetahui karakter kebangsaan yang
dimiliki siswa. Guru bisa mencari solusi tindak
lanjutnya.
Guru tidak cukup hanya mengetahui keberhasil-
an siswa dalam kemampuan kognitif siswa. Guru juga
berharap mengetahui karakter yang dimiliki siswa
setelah pembelajaran usai disampaikan. Keberhasilan
pembinaan karakter diri siswa SDN Bergaskidul 03
dengan melihat tingkat karakter yang tertanam dalam
pribadi siswa saat proses pembelajaran.
69
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
(1) dengan melihat karakter yang tertanam dalam
proses pembelajaran yang telah dilakukan,
(2) dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya
mengenai karakter kebangsaan seperti semangat
persatuan, religius, kerjasama (CLG.C-5).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa keberhasilan siswa akan bisa dilihat
dari berbagai cara tidak hanya pada kemampuan
kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini
adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat
karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran
yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat
kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pem-
belajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan
seperti semangat persatuan dan religius.
Aspek-aspek penilaian (evaluasi) pembelajaran
di SDN Bergaskidul 03 cukup menyeluruh. Evaluasi
pendidikan karakter pada pembelajaran mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek
ini merupakan aspek utama. Namun khusus aspek
pada penilaian pendidikan karakter kebangsaan siswa
dapat dilihat melalui penilaian sikap/akhlak siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Ada 3 aspek utama dan 1 aspek khusus, yaitu: aspek Kognitif, afektif, psikomotorik dan aspek
nilai akhlak. (CLG.C-8)
70
N selaku guru kelas mengemukakan sebagai
berikut:
Ada, misalnya religius, jujur, toleransi dan disi-
plin. Terutama nilai sikap yang tertera pada
lembar observasi (CLG.C-6).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa evaluasi pendidikan karakter pada
pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter
kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam
mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan
kebangsaan.
Format penilaian pembelajaran dalam membina
karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-
kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-
acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-
mana yang tersedia dalam RPP.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Format penilaian seperti yang ada di dalam RPP,
penilaian mulai dari pengetahuan siswa, partisi-
pasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas
(CLG.C-9)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa format penilaian pembelajaran dalam
membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN
Bergaskidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan
mengacu pada perencanaan awal pembelajaran seba-
71
gaimana yang tersedia dalam RPP. Penilaian mulai dari
pengetahuan siswa, partisipasi siswa, dan kelakuan
siswa dalam kelas.
Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-
belajaran membina karakter kebangsaan merupakan
gabungan dari berbagai aspek pembelajaran. Hasil
komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai nilai
yang diperoleh dengan standar nilai KKM.
Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru
kelas VI sebagai berikut:
Dilihat dari nilai kognitif, partisipasi, dan afektif dijumlahkan mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah (CLG.C-10).
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah
sebagai berikut:
Saya menanggapinya dengan positif, karena saya akan mampu melihat kinerja masing-masing guru
untuk dituntut agar mampu melaksanakan tugas-
nya semaksimal mungkin agar hasil akhirnya memuaskan (CLKS.C-4).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh
informasi bahwa kriteria siswa yang dinilai berhasil
dalam pembelajaran membina karakter kebangsaan
merupakan gabungan dari berbagai aspek pembela-
jaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psiko-
motorik. Hasilnya dijumlahkan dirata-rata dengan
mengacu pada KKM yang telah ditentukan dengan
nilai 75.
72
4.3 Pembahasan
4.3.1 Persiapan Perencanaan Guru dalam Pembina-
an Karakter Bangsa di SDN Bergaskidul 03
Semarang tahun ajaran 2013/2014
Proses pembelajaran dalam membina karakter
kebangsaan di SDN Bergaskidul 03 Semarang berupa
perencanaan. Perencanaan pembelajaran dilaksana-
kan oleh guru secara terprogram dan terencana dari
awal. Guru mengelola pembelajaran dengan memper-
siapkan berbagai keperluan guna menunjang kelan-
caran pembelajaran. Guru mengawali proses pembela-
jaran dengan melakukan perencanaan pembelajaran
minimal 1 minggu sebelum dimulai pembelajaran
sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien. Dalam hal perencanaan ini sesuai dengan
Abidinsyah (2011), guru hendaknya memulai dengan
hal yang sederhana dan merasakan bahwa penerapan
pendidikan karakter di sekolah adalah hal yang me-
nyenangkan dengan mengacu pada beberapa strategi
yang diperlukan, meliputi: (1) kegembiraan baru,
bukan beban baru, (2) mulai dengan yang mudah,
murah dan mengembirakan, (3) mulai dari diri sendiri,
(4) berbagi dan berbagi, (5) apresiasi dan apresiasi.
Dari kondisi riil perencanaan pendidikan karak-
ter di SDN Bergaskidul 03 tidak jauh dari konsep
perencanaan pendidikan karakter. Seperti disampai-
kan Abidinsyah (2011), artinya guru dalam mengapli-
kasikan pendidikan karakter di SDN Bergaskidul 03
73
merencanakan dengan dasar kegembiraan, memulai
dengan yang sederhana dan juga merencanakan
pendidikan karakter harus dimulai dari sikap guru itu
sendiri sehingga lebih mudah ditularkan pada peserta
didik. Hal ini juga sesuai dengan visi SDN Bergaskidul
03 yang menyebutkan salah satu visinya adalah
membentuk insan yang berbudi luhur dan berakhlak
mulia, artinya seorang guru sebelum terjun dalam
memberikan bimbingan pada siswa hendaknya me-
miliki akhlak yang mulia dan berbudi luhur baik
secara lahir maupun batin.
Perencanaan pembelajaran disusun ketika jauh
hari sebelum KBM dilaksanakan, sehingga persiapan
matang dengan mengumpulkan materi pembelajaran
dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti:
video, artikel yang sesuai dengan materi. Kepala
sekolah menginstruksikan agar perencanaan pembela-
jaran (Pembelajaran) harus sudah siap sebelum me-
masuki pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya
menginstruksikan, mengawasi dan memberikan saran
kepada semua guru, serta memberikan motivasi dan
pengarahan keterkaitan persiapan pembelajaran di
SDN Bergaskidul 03 Semarang.
Pada perencanaan pembelajaran, guru memper-
siapkan segala perlengkapan administrasi baik dalam
bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga media
pendukung lainnya seperti power point dan video
pembelajaran. Protah dan promes biasanya diperoleh
dari tim KKG, sementara silabus mengacu pada
74
kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru. Guru
mempersiapkan perlengkapan administrasi pembela-
jaran selengkap-lengkapnya seperti penyusunan RPP,
silabus, media (PPT, video), dan materi penunjang
pembelajaran lainnya. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh Uzer Usman (2008: 61), bahwa
perencanaan pembelajaran atau biasa disebut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang
akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.
Bagi guru, rencana pengajaran ini berfungsi sebagai
acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di
kelas agar lebih efisien dan efektif. Hal ini mengan-
dung arti bahwa konsep pendidikan karakter di SDN
Bergaskidul 03 perlu dirancang secara maksimal oleh
guru guna mencapai target yang diharapkan. Dalam
hal ini tentunya perencanaan pembelajaran juga
mengarah pada visi sekolah yaitu membentuk insan
berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas,
terampil, dan santun dalam berperilaku.
Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh
guru sendiri baik yang berupa protah, promes dan
juga RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing
dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga
sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang
lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-
naan pembelajaran menjadi semakin matang, guru
semakin siap dan pembelajaran semakin terarah.
75
Guru mempersiapkan secara mandiri. Jika
menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga
meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan
proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram
dan terarah sehingga kesesuaian nilai karakter yang
ditanamkan pada siswa dengan materi yang ingin
diajarkan. Kepala sekolah memberikan dukungan
berupa pengarahan-pengarahan. Tak jarang juga
kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan
pembelajaran agar direncanakan secara matang dan
terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswa
pada materi pembelajaran termasuk pembinaan
karakter kebangsaan pada diri siswa.
Maksud guru dalam persiapan perencanaan
pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas
bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih
bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih
menguasai materi dengan keterkaitan nilai pendidikan
karakter yang telah dipilih dan mudah dalam
menyampaikan pada siswa. Persiapan yang maksimal
ini meningkatkan pemahaman siswa pada materi
pembelajaran. Tujuan adanya penyusunan persiapan
perencanaan pembelajaran adalah agar PBM menjadi
lebih terarah dan tepat pada sasaran, pemilihan
strategi dan metode pembelajaran juga terencana dari
awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-
belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah
maksimal. Terlebih perencanaan pendidikan karakter
ini diharapkan mampu menyentuh aspek kognitif,
76
afektif dan psikomotorik. Hal ini senada dengan
pendapat Suwardi (2007: 30) bahwa perencanaan
pembelajaran merupakan suatu proses dan cara
berpikir mengenai sesuatu hal yang akan dilakukan
dengan tujuan agar diri seseorang dapat berubah.
Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Guru tidak merasa ada kesulitan yang berarti,
karena guru sudah menyusun rencana pembelajaran
(RP) beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai
sehingga perencanaannya pun cukup lengkap dan
baik. Apalagi guru telah cukup lama mengampu guru
kelas di tingkat sekolah dasar. Hal ini juga karena
keaktifan guru cukup baik, dan didukung oleh ber-
bagai prestasi yang telah diraihnya sebagai guru
berprestasi.
Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-
an tidak menyusun secara sembarangan melainkan
mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan
oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari
pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah.
Kurikulum pusat sebagai acuan utama, sementara
kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum.
Guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal
kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan
utama pembelajaran yang didukung oleh sumber
penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-
dikan karakter khususnya.
77
Guru memiliki target utama dalam tahap per-
siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu
kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-
saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter
kebangsaan siswa bisa meningkat di samping pening-
katan nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas
KKM yang telah ditentukan.
Tujuan utama pada tahap persiapan perencana-
an pembelajaran oleh guru adalah berupa maksimal-
nya persiapan guru sehingga mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-
jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-
rambu yang telah ditentukan.
4.3.2 Pelaksanaan Pembinaan Karakter Bangsa SDN
Bergaskidul 03 Semarang
Tahap kedua adalah pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam membina
karakter kebangsaan pada siswapsiswa SDN Bergas-
kidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang tidak jauh
berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain.
Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang
harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran.
Salah satu tata tertib itu berupa “pembacaan doa”
sebelum memulai pembelajaran. Guru memulai pem-
belajaran dengan serangkaian bacaan berdoa dan
dilanjutkan dengan memberikan gambaran secara
78
garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana
arah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru
secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk
tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga
selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu
pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada
tahapan perencanaan. Pengaturan waktu tersebut
meliputi alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu
penyampaian materi dan alokasi waktu evaluasi serta
penutupan pembelajaran. Guru mengatur urutan
pembelajaran ini dengan membatasi aturan waktu
semisal pembukaaan selama kurun waktu 10 menit,
materi 30 menit, dan penutup 5 menit.
Guru mengatur pelaksanaan pembelajaran seca-
ra maksimal, baik pengaturan waktu, pengaturan
tempat duduk, maupun persiapan media pembelajar-
an. Hal ini menjadikan proses pelaksanaan pem-
belajaran menarik bagi siswa. Siswa sangat memper-
hatikan materi pelajaran Pembelajaran yang disampai-
kan oleh guru dengan seksama. Siswa juga menghor-
mati dan menghargai guru saat menyampaikan materi
pelajaran. Guru juga mampu mengajak komunikasi
pada siswa secara interaktif. Komunikasi dua arah
antara guru dan siswa ini menjadikan suasana
pembelajaran menjadi kondusif. Banyak siswa yang
aktif bertanya kepada guru, ada interaksi guru dengan
siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
berjalan dengan lancar. Siswa menanyakan materi
79
yang kurang dipahami dan guru memberikan penje-
lasan kembali pada siswa. Tidak ada siswa yang
mengantuk ataupun cerita sendiri, melainkan semua
siswa memperhatikan pembelajaran.
Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai
fasilitas yang cukup lengkap sebagai penunjang pem-
belajaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik,
dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan mengfasili-
tasi setiap ada laporan kepadanya ketika ada berbagai
permasalahan yang ada di kelas, baik siswa dan guru,
maupun fasilitas penunjang pembelajaran lainnya,
seperti LCD dan komputer.
Faktor pendukung dari SDN Bergaskidul 03
sudah ada sejak visi misi yang dibuat bersama-sama
kepala sekolah dan guru, sehingga mau tidak mau
siswa-siswi SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab.
Semarang dapat mewujudkan visi misi sekolah yang
sudah ditetapkan.
Bentuk pendidikan karakter bangsa dalam
pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual
dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual
pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-
an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara
setiap hari Senin, upacara peringatan hari besar
nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya.
Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga
diselipkan pada setiap pembelajaran. Pendidikan
karakter kebangsaan secara tekstual akan terlihat
80
pada kegiatan sekunder seperti upacara peringatan
hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti,
semangat gotong-royong menjalin persatuan. Guru
menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan
pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa untuk
saling bekerjasama saat pembelajaran dilaksanakan.
Hal ini menunjukkan adanya pendidikan karakter
dalam hal kerjasama, komunikasi antar siswa dan
guru, dan pendidikan karakter mengenai hubungan
dengan orang lain.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Berkowitz,
Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan
bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari
hasil penelitiannya dijelaskan bahwa, paling tidak ada
25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendi-
dikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang
paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya
ada 10, yaitu:
(1) Perilaku seksual; (2) Pengetahuan tentang
karakter (Character knowledge); (3) Pemahaman tentang moral sosial; (4) Ketrampilan pemecahan
masalah; (5) Kompetensi emosional; (6) Hubungan
dengan orang lain (Relationships); (7) Perasaan
keterikan dengan sekolah (Attachment to school). (8) Prestasi akademis; (9) Kompetensi berkomuni-
kasi; (10) Sikap kepada guru (Attitudes toward teachers).
Jika dibandingkan antara penelitian Berkowitz,
Battistich, dan Bier dengan penelitian ini terdapat
perbedaan, dimana penelitian ini lebih sempit karna
fokus pada pendidikan karakter yang berorientasi
81
pada karakter kebangsaan, namun menyentuh hasil
penelitian yang diteliti oleh Berkowitz, Battistich, dan
Bier yang cakupannya lebih luas.
Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam
pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada
kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-
naan pembelajaran oleh guru karena mendapat
dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan
semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran.
Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung
seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.
Guru menemui hambatan dalam keberlang-
sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan
pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan
karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang
sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus
listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terle-
bih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator
sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya
listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan
LCD, demikian juga menjadikan ruangan menjadi
gelap dan suhu panas karena AC juga tidak berfungsi.
Meskipun demikian guru mengharapkan siswa men-
sikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang
pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelak-
sanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.
Guru mengelola pembelajaran secara interaktif.
Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntun agar
82
aktif, kreatif dan memiliki motivasi dalam pembela-
jaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan
guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata,
melainkan ada interaksi dua arah antara guru dengan
siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung
antara guru dan siswa.
Guru menggunakan media pembelajaran guna
mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajar-
an. Media yang digunakan cukup bervariatif dari yang
sederhana hingga yang bernuansa elektronik. Seperti
LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.
Guru sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas
terlebih dahulu mengajak siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Guru
selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin
dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter
kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasio-
nalisme yang tinggi.
4.3.3 Evaluasi yang Dilakukan oleh Guru dalam
Pembinaan Karakter Bangsa pada Siswa SDN
Bergaskidul 03 Semarang
Tahap ketiga adalah evaluasi sebagai tahap
akhir dalam serangkaian proses pembelajaran di SDN
Bergaskidul 03. Dalam evaluasi pendidikan karakter
sesuai dengan materi pembelajaran yang ada secara
terprogram dan terencana juga dapat dinilai pada saat
awal pembelajaran, inti pembelajaran. Evaluasi dilak-
83
sanakan secara terprogram dan terencana oleh guru
setelah pembelajaran selesai. Guru juga memberikan
evaluasi pada siswa dalam waktu yang tidak terjadwal
guna mengetahui kesiapan siswa pada setiap pem-
belajaran. Guru mengadakan evaluasi pada akhir
pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1 kali.
Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2 minggu
sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga mengada-
kan evaluasi secara mendadak/insidentil pada siswa
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sengaja
dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa
dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi, yang
biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan
secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara
individu maupun kelompok, sehingga guru memberi-
kan evaluasi minimal dua jenis, baik yang idividual
maupun kelompok.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan
dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa
menjadi lebih mudah memahami secara menyeluruh.
Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan
singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak
tokoh gambar, dan pendiskripsian sebuah perma-
salahan yang ada.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah agar
memudahkan guru dalam memantau tingkat keber-
84
hasilan siswa dan mengetahui sejauhmana pemaham-
an siswa pada materi pembelajaran. Guru menjadi
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-
ma materi pembelajaran, sehingga guru bisa mencari
solusi tindak lanjutnya.
Keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari ber-
bagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif
siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus
pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter
yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan
siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran
khususnya mengenai karakter kebangsaan.
Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajar-
an mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,
khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa
dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan
yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.
Format penilaian pembelajaran dalam membina
karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-
kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-
acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-
mana yang tersedia dalam RPP. Format penilaian
pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan
pada siswa-siswa SDN Bergaskidul Semarang diper-
siapkan oleh guru dengan mengacu pada perencanaan
awal pembelajaran sebagaimana yang tersedia dalam
85
RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, parti-
sipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.
Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-
belajaran dalam membina karakter kebangsaan meru-
pakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran.
Hasil komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai
nilai yang diperoleh dengan standar nilai KKM. Kriteria
siswa yang dinilai berhasil dalam pembelajaran mem-
bina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari
berbagai aspek pembelajaran yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasilnya dijumlah-
kan dirata-rata dengan mengacu pada KKM yang telah
ditentukan dengan nilai 75. Hasil nilai pendidikan
karakter dapat dilihat juga dalam perilaku anak
sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam
masyarakat yang mencerminkan visi misi SDN
Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang.