bab iv hasil penelitian dan...

17
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan di SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Sebelum melaksanakan penelitian, harus melakukan kegiatan pra siklus/observasi terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata kelas yang nantinya akan dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin, 7 Maret 2016 didapatkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 masih rendah atau dibawah KKM yaitu 66. Berikut merupakan hasil belajar IPS pra siklus: Tabel 4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus Nilai jumlah siswa Presentase Keterangan 40-45 2 8,33% Tidak Tuntas 46-50 3 12,50% Tidak Tuntas 51-55 2 8,33% Tidak Tuntas 56-60 2 8,33% Tidak Tuntas 61-65 4 26,66% Tidak Tuntas 66-70 2 8,33% Tuntas 71-75 3 12,50% Tuntas 76-80 2 8,33% Tuntas 81-85 3 12,50% Tuntas 86-90 1 4,16% Tuntas Jumlah 24 100% Ketuntasan 11 45,83% Belum Tuntas 13 54,17% Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 44 Rata-rata 63,66

Upload: nguyenminh

Post on 16-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Awal

Penelitian dilakukan di SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati, Kabupaten

Blora. Sebelum melaksanakan penelitian, harus melakukan kegiatan pra

siklus/observasi terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata

kelas yang nantinya akan dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin, 7 Maret 2016 didapatkan bahwa

hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 masih rendah atau dibawah

KKM yaitu 66. Berikut merupakan hasil belajar IPS pra siklus:

Tabel 4.1

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus

Nilai jumlah siswa Presentase Keterangan40-45 2 8,33% Tidak Tuntas46-50 3 12,50% Tidak Tuntas51-55 2 8,33% Tidak Tuntas56-60 2 8,33% Tidak Tuntas61-65 4 26,66% Tidak Tuntas66-70 2 8,33% Tuntas71-75 3 12,50% Tuntas76-80 2 8,33% Tuntas81-85 3 12,50% Tuntas86-90 1 4,16% Tuntas

Jumlah 24 100%Ketuntasan 11 45,83%

Belum Tuntas 13 54,17%Nilai Tertinggi 88Nilai Terendah 44

Rata-rata 63,66

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

49

Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai

tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44

dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang

mendapatkan nilai ≥ 65 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum

tuntas atau siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan

tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus

Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SDN Randulawang 03

menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru

menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang

kurang tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga

pembelajaran berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalahan tersebut maka

perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat

melatih kerja sama antar siswa dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPS

kelas III SDN Randulawang 03 dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud

adalah pembelajaran menggunakan model role playing berbantuan media benda

konkrit yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

TidakTuntas

Tuntas

13

49

Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai

tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44

dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang

mendapatkan nilai ≥ 65 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum

tuntas atau siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan

tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus

Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SDN Randulawang 03

menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru

menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang

kurang tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga

pembelajaran berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalahan tersebut maka

perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat

melatih kerja sama antar siswa dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPS

kelas III SDN Randulawang 03 dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud

adalah pembelajaran menggunakan model role playing berbantuan media benda

konkrit yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.

Tuntas NilaiTerendah

NilaiTertinggi

Rata-rata

11

44

88

63,66

Tidak Tuntas

Tuntas

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

49

Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai

tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44

dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang

mendapatkan nilai ≥ 65 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum

tuntas atau siswa yang mendapatkan nilai ≤ 65 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan

tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus

Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas III SDN Randulawang 03

menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru

menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang

kurang tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga

pembelajaran berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalahan tersebut maka

perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, sehingga dapat

melatih kerja sama antar siswa dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPS

kelas III SDN Randulawang 03 dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud

adalah pembelajaran menggunakan model role playing berbantuan media benda

konkrit yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.

Tidak Tuntas

Tuntas

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

50

4.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari

awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan setiap siklus

dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

4.2.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan

kelas. Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 sampai

dengan 26 Maret 2016.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 pada jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada

pertemuan pertama adalah memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan

sekolah. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, berdoa

bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan

siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru

dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan

media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi

dengan tanya jawab tentang “apakah kalian pernah membeli barang?, dimana?.

Guru mengaitkan materi dengan pengalaman siswa sehari-hari tentang jual beli.

Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dan

menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.

Kegiatan inti dimulai dengan mengaitkan materi lalu dan menumbuhkan

partisipasi siswa untuk dapat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa

diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebangku untuk berbagi

pengalaman tentang membeli barang. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam 6

kelompok kecil. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu belajar

dikolaborasikan dengan bermain. Guru membuat aturan permainan. Dalam

bermain peran, siswa di dalam kelompok dituntut agar dapat bekerjasama dalam

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

51

bermain peran. Setelah guru menjelaskan aturan permainan, mereka akan

berdiskusi untuk mencari memilih peran yang paling tepat. Hasil yang didapat

akan dituangkan dalam praktik secara langsung dan guru juga menyediakan

lembar kerja siswa. Setelah kelompok selesai melakukan praktik bermain peran,,

guru meminta LKS pada setiap kelompok yang mengamati temannya. Kelompok

yang lain bertugas untuk menilainya. Apabila semua kelompok sudah

mempresentasikan kerja kelompok dalam bermain peran, maka siswa mencoba

untuk membuat kesimpulan pembelajaran yang disempurnakan oleh guru. Pada

kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas

tentang materi yang disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang

dicapai siswa. Setelah soal terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan

memberikan refleksi, pesan moral, menyampaikan materi ajar yang akan datang,

dan memberi salam.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Maret 2016 pada jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada

pertemuan kedua adalah menyebutkan tempat jual beli di lingkungan rumah dan

sekolah. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, berdoa

bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan

siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru

dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan

media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi

dengan tanya jawab tentang “dimana kalian membeli alat tulis?, selain itu, dimana

kalian membeli perlengkaan sekolah seperti alat tulis dan tas sekolah?”.

Kemudian guru mengaitkan apersepsi dengan materi ajar yang akan dilaksanakan.

Setelah siswa siap untuk mengikuti proses pembelajaran, guru menjelaskan materi

pelajaran secara garis besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak

dicapai.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan kesempatan siswa untuk

kembali berkelompok sesuai pertemuan sebelumnya. Guru memulai menjelaskan

kembali kegiatan pembelajaran hari ini untuk mengamati benda atau barang-

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

52

barang nyata yang dipersiapkan oleh guru. Siswa diminta memperhatikan benda

konkrit yang berkaitan dengan materi yaitu kegiatan jual beli di lingkungan rumah

dan sekolah. Setiap kelompok dituntut untuk berkonsentrasi. Siswa akan

mengumpulkan informasi-informasi saat pembelajaran berlangsung. Informasi

tersebut berguna untuk mengerjakan soal evaluasi. Setelah mengumpulkan

informasi dengan kelompok masing-masing, siswa kembali ke tempat duduk

masing-masing. Hasil yang di dapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa

yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok selesai melihat benda-benda konkrit

dan memperhatikan penjelasan guru, siswa bersama-sama menyimpulkan apa

yang dipelajari hari ini. Apabila masih ada jawaban siswa yang kurang tepat, guru

meluruskan jawaban siswa sehingga menjadi jelas dan benar.

Pada kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang disampaikan. Setelah itu guru membagikan soal

evaluasi dan meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu

untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa. Setelah soal terselesaikan,

guru menutup pelajaran dengan memberikan refleksi, pesan moral,

menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2016 pada jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada pertemuan

ini guru mengulas materi dua pertemuan yang lalu dan memberikan evaluasi di

akhir siklus I. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam,

berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan

keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan

berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti LKS, alat tulis,

dan media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan

apersepsi dengan tanya jawab tentang materi lalu. “Siapa yang masih ingat,

pelajaran IPS yang kita pelajari pertemuan yang lalu?”. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.

Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

siklus I secara individu. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan

penelitian pada siklus I. Materi soal adalah kegiatan jual beli di lingkungan rumah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

53

dan sekolah. Hasil dari siklus I akan menjadi acuan pada siklus II. Pada kegiatan

penutup, guru memberi refleksi dan pesan moral yang berguna bagi kemajuan

belajar siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan

memberi salam.

Selama penelitian berlangsung, peneliti sebagai observer mengamati

kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer mengisi lembar observasi guru

dan siswa sebagai berikut: (terlampir)

Tabel 4.2

Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus 1

KegiatanPengamatan

Siklus 1

Objekyang

Diamati

Sintaks JumlahKeseluruhan

SintaksDilaksanakanBelum

Dilaksanakan

PertemuanPertama

Guru 14 6 20

Siswa 8 5 13

Pertemuan KeduaGuru 19 1 20

Siswa 13 0 13

Dari tabel di atas terlihat bahwa penilaian observasi terhadap guru dan

siswa mengalami peningkatan. Terjadi perbaikan dari pertemuan satu ke

pertemuan yang kedua. Untuk pertemuan ketiga tidak banyak yang dilakukan

karena peran guru sebatas memberikan evaluasi. Selama proses pembelajaran

berlangsung masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus

berikutnya. Di bawah ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1

dapat kita lihat sebagai berikut:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

54

Tabel 4.3

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1

Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan46-50 1 4,16% Tidak Tuntas51-55 3 12,50% Tidak Tuntas56-60 3 12,50% Tidak Tuntas61-65 0 0% Tidak Tuntas66-70 5 20,83% Tuntas71-75 4 16,66% Tuntas76-80 4 16,66% Tuntas81-85 2 8,33% Tuntas86-90 1 4,16% Tuntas91-95 1 4,16% Tuntas

Jumlah 24 100%Ketuntasan 17 70,83%

Belum Tuntas 7 29,17%Nilai Tertinggi 95Nilai Terendah 50

Rata-rata 71,67

Dari tabel diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai

tertinggi 95 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 50 yang

dicapai oleh 1 (4,16%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang

mendapatkan nilai diatas KKM yaitu ≥66 sebanyak 17 (70,83%) siswa, sementara

siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada 7 (29,17%) siswa.

Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus 1

berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil

belajar pada kegiatan pra siklus tetapi masih ada 7 (29,17%) siswa yang belum

tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat

dilihat pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, seperti: Masih ada

beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru selama kegiatan pembelajaran,

guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, belum memberikan stimulus

berupa pertanyaan sehingga masih ada beberapa siswa yang pasif, guru kurang

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

55

dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok

masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan

hasil belajar dibawah KKM ≤66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS

siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat dilihat pada diagram batang dibawah

ini:

Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1

Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada siklus I berakhir.

Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran role

playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS kelas III SDN

Randulawang 03 menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak

kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak

selalu benar.

c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan

memainkan peran.

d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role

playing.

e) Guru belum menguasai model pembelajaran role playing secara menyeluruh.

f) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak

yang belum mencapai KKM.

0

20

40

60

80

100

TidakTuntas

Tuntas

7

55

dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok

masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan

hasil belajar dibawah KKM ≤66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS

siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat dilihat pada diagram batang dibawah

ini:

Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1

Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada siklus I berakhir.

Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran role

playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS kelas III SDN

Randulawang 03 menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak

kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak

selalu benar.

c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan

memainkan peran.

d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role

playing.

e) Guru belum menguasai model pembelajaran role playing secara menyeluruh.

f) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak

yang belum mencapai KKM.

Tuntas NilaiTerendah

NilaiTertinggi

Rata-rata

17

50

95

71,67

55

dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok

masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan

hasil belajar dibawah KKM ≤66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS

siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat dilihat pada diagram batang dibawah

ini:

Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1

Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada siklus I berakhir.

Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran role

playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS kelas III SDN

Randulawang 03 menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak

kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak

selalu benar.

c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan

memainkan peran.

d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role

playing.

e) Guru belum menguasai model pembelajaran role playing secara menyeluruh.

f) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak

yang belum mencapai KKM.

Tidak Tuntas

Tuntas

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

56

4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan

kelas. Pelaksanaan tindakan siklus II yaitu pada hari Sabtu, 2 April 2016 sampai

dengan hari Sabtu, 16 April 2016. Pertemuan ini dilaksanakan pada jam pelajaran

pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada pertemuan

keempat adalah sejarah uang, jenis uang. Pada kegiatan awal, guru memulai

dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa.

Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti

pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar

seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan.

Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang uang.

“Apakah kamu masih ingat, ketika di kantin kalian membeli makanan

menggunakan apa?”. Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dan

menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.

Kegiatan inti dimulai dengan mengaitkan materi lalu dan menumbuhkan

partisipasi siswa untuk dapat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa

diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Untuk materi

uang, guru meminta siswa untuk menyiapkan setiap kelompok memerankan

permainan yang solah-olah siswa berada dalam kondisi nyata dengan materi uang.

Peran yang dipersiapkan yaitu siswa ada yang menjadi penjual toko, ada pula

siswa yang menjadi pembeli atau pemilik uang. Guru mempersiapkan alat peraga

berupa uang mainan sebagai alat pembayaran yang sah. Pemeran memperhatikan

penjelasan dari guru dalam setiap langkah memainkan peran, sehingga

pembelajaran terkesan begitu nyata pada keadaan sebenarnya dan menyenangkan.

Selain itu, ada kelompok yang memainkan peran sebagai masyarakat yang

membayar suatu barang tetapi tidak dengan uang tunai. Guru meminta siswa atau

kelompok pemeran mengkondisikan keadaan pada saat seseorang mentransfer

uang dari ATM. Siswa ada yang berperan sebagai penerima transfer uang dengan

mengecek di ATM. Setelah kegiatan berlangsung, guru kembali menjelaskan

materi dan membuat simpulan materi uang bersama siswa. Pada kegiatan penutup,

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

57

guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang

disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa. Setelah soal

terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan memberikan refleksi, pesan moral,

menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 April 2016 pada jam

pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada

pertemuan kelima adalah macam-macam uang dan pengelolaan uang. Pada

kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta

mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan

kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa

menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media

pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa, ”apakah kalian membawa uang saku?, siapa yang

membawa bekal hari ini?” Guru bermaksud menjelaskan macam-macam uang,

dan pengelolaanya. Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan materi pelajaran

secara garis besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan kesempatan siswa untuk

berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.

Guru mempersiapkan alat peraga berupa uang mainan, dan barang-barang yang

dijual di toko. Guru meminta siswa untuk memerankan penggunaan uang sehari-

hari dengan bimbingan guru. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, hasil

yang didapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa yang disediakan oleh

guru. Setelah siswa selesai menjawab lembar kerja, guru meminta siswa mencoba

untuk membuat kesimpulan pembelajaran. Apabila kurang tepat atas simpulan

yang diambil siswa, guru akan menyempurnakanya. Pada kegiatan penutup, guru

memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang

disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

58

Setelah soal terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan memberikan

refleksi, pesan moral, dan memberi salam. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada

hari Sabtu, 16 April 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi

waktu 2x35 menit. Pada pertemuan ini guru mengulas materi dua pertemuan yang

lalu dan memberikan evaluasi di akhir siklus II. Pada kegiatan awal, guru

memulai dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen

kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa

dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan

alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang

akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab

tentang materi lalu. “Siapa yang masih ingat, pelajaran IPS kemarin kita belajar

tentang apa?”. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.

Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II

secara individu. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan

penelitian pada siklus II. Materi soal adalah sejarah uang, macam-macam uang

dan pengelolaan uang. Pada kegiatan penutup, guru memberi refleksi dan pesan

moral yang berguna bagi kemajuan belajar siswa dan memberi salam.

Selama penelitian berlangsung, peneliti sebagai observer mengamati

kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer mengisi lembar observasi guru

dan siswa. Hasil observasi terhadap guru dan siswa yang di lakukan observer,

hasilnya menunjukkan bahwa semua sintak sudak terlaksana. Berikut adalah hasil

observasi kinerja guru dan siswa selama proses pembelajaran:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus II

KegiatanPengamatan

Siklus 1

Objekyang

Diamati

Sintaks JumlahKeseluruhan

SintaksDilaksanakanBelum

Dilaksanakan

PertemuanPertama

Guru 20 0 20

Siswa 13 0 13

Pertemuan KeduaGuru 20 0 20

Siswa 13 0 13

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

59

Dari tabel di atas, terlihat bahwa penilaian observasi terhadap guru dan

siswa meningkat. Dari kegiatan siklus II ini guru sudah melakukan perbaikan dari

kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan oleh

guru membuat hasil belajar siswa meningkat. Untuk pertemuan ketiga tidak

banyak yang dilakukan karena peran guru sebatas memberikan evaluasi. Dibawah

ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPS siklus II dapat kita lihat sebagai

berikut:

Tabel 4.5Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

NilaiJumlahSiswa Persentase Keterangan

51-55 1 4,16% Tidak Tuntas56-60 0 0% Tidak Tuntas61-65 1 4,16% Tidak Tuntas66-70 1 4,16% Tuntas71-75 3 12,50% Tuntas76-80 4 16,66% Tuntas81-85 3 12,50% Tuntas86-90 4 16,66% Tuntas91-95 4 16,66% Tuntas96-100 3 12,50% TuntasJumlah 24 100%

Ketuntasan 22 91,67%Belum Tuntas 2 8,33%Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55

Rata-rata 84,58

Dari tabel diatas, menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai

tertinggi 100 yang dicapai oleh 3 (12,50%) siswa, sementara nilai terendah 55

yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa. Siswa kelas III SDN Randulawang 03 yang

mendapatkan nilai diatas KKM yaitu ≥66 sebanyak 22 (91,67%) siswa, sementara

siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada 2 (8,33%) siswa.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

60

Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus

II berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil

belajar pada kegiatan siklus 1, tetapi masih ada 2 (8,33%) siswa yang belum

tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh kedua siswa tersebut hiperaktif

sehingga selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak

bisa berkonsentrasi dan selalu membuat kegaduhan di dalam kelas. Ada pula

seorang siswa yang memiliki masalah pribadi dirumah. Untuk lebih jelasnya

tentang hasil ketuntasan belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat

dilihat pada diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Tahap refleksi siklus II dilaksanakan setelah penelitian pada siklus II

berakhir. Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model

pembelajaran role playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran

IPS kelas III SDN Randulawang 03 menunjukkan hasil yang baik meskipun masih

ada beberapa kekurangan. Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut:

a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru.

c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

TidakTuntas

Tuntas

2

60

Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus

II berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil

belajar pada kegiatan siklus 1, tetapi masih ada 2 (8,33%) siswa yang belum

tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh kedua siswa tersebut hiperaktif

sehingga selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak

bisa berkonsentrasi dan selalu membuat kegaduhan di dalam kelas. Ada pula

seorang siswa yang memiliki masalah pribadi dirumah. Untuk lebih jelasnya

tentang hasil ketuntasan belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat

dilihat pada diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Tahap refleksi siklus II dilaksanakan setelah penelitian pada siklus II

berakhir. Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model

pembelajaran role playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran

IPS kelas III SDN Randulawang 03 menunjukkan hasil yang baik meskipun masih

ada beberapa kekurangan. Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut:

a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru.

c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.

Tuntas NilaiTerendah

NilaiTertinggi

Rata-rata

22

55

100

84,58

Tidak Tuntas

Tuntas

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

60

Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus

II berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil

belajar pada kegiatan siklus 1, tetapi masih ada 2 (8,33%) siswa yang belum

tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh kedua siswa tersebut hiperaktif

sehingga selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak

bisa berkonsentrasi dan selalu membuat kegaduhan di dalam kelas. Ada pula

seorang siswa yang memiliki masalah pribadi dirumah. Untuk lebih jelasnya

tentang hasil ketuntasan belajar IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 dapat

dilihat pada diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Tahap refleksi siklus II dilaksanakan setelah penelitian pada siklus II

berakhir. Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model

pembelajaran role playing berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran

IPS kelas III SDN Randulawang 03 menunjukkan hasil yang baik meskipun masih

ada beberapa kekurangan. Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut:

a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru.

c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.

Tidak Tuntas

Tuntas

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

61

d) Siswa mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah role playing

e) Guru dapat memainkan peran sesuai arahan guru.

f) Guru dapat memaksimalkan penggunaan alat peraga.

g) Rata-rata hasil belajar siswa melebihi KKM.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian siklus I di kelas III SDN

Randulawang 03, ditemukan bahwa hasil belajar IPS siswa masih rendah. Hal ini

disebabkan guru belum mampu menginovasi model pembelajaran dan belum

mampu memahami karakteristik siswa yang memiliki kemampuan belajar

berbeda. Siswa cenderung mendengarkan ceramah dari guru dan mengerjakan

LKS secara individu saja. Kegiatan mengerjakan tugas secara individu akan

mematikan rasa kerjasama dan berbagi pengetahuan dengan temannya. Sedangkan

metode ceramah menyebabkan kemampuan berfikir kritis siswa menjadi lemah.

Siswa selalu diberi materi dan penjelasan secara langsung oleh guru, oleh sebab

itu ingatan akan materi yang disampaikan tidak sekuat apabila siswa menemukan

sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Akibat dari pembelajaran

yang monoton ini, kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 66) hanya 11 siswa,

sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 13 siswa.

Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan

model pembelajaran role playing berbantuan media benda konrit dapat

meningkatkan hasil belajar IPS SDN Randulawang 03 Kabupaten Blora.

4.3.1 Siklus I

Pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran role playing

berbantuan media benda konkrit, siswa mencapai KKM ≥ 66 sebanyak 17 siswa

atau 70,83% dan sebanyak 7 siswa atau 29,17% mendapat nilai di bawah KKM.

4.3.2 Siklus II

Pada siklus II dengan menerapkan model pembelajaran role playing

berbantuan media benda konkrit, siswa mencapai KKM ≥ 66 sebanyak 22 siswa

atau 91,67% dan sebanyak 2 siswa atau 8,33% mendapat nilai di bawah KKM.

Setelah melakukan evaluasi pada siklus II, ternyata masih ada 2 siswa yang

belum mencapai KKM walaupun rata-rata kelas sudah mencapai KKM. Peneliti

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

62

berupaya untuk mengevaluasi ulang kedua anak tersebut, namun hasilnya

memang jauh dari KKM. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan siswa

dan guru kelas guna mencari tahu sebab ketidaktuntasan siswa tersebut. Kedua

siswa merupakan siswa yang memerlukan perhatian khusus. Mereka memiliki

latar belakang keluarga yang kurang harmonis dan sikap anak yang hiper aktif

sehingga mempengaruhi hasil belajar di sekolah. Peneliti memutuskan untuk

menyerahkan hasil belajar siswa tersebut kepada wali kelas untuk diadakan home

visit atau bimbingan khusus.

4.3.3 Perbandingan Antar Siklus

Dari data yang diperoleh pada kegiatan pra siklus yang dilakukan pada

kelas III SDN Randulawang 03 ditemukan permasalahan pada hasil belajar IPS,

maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus yaitu

siklus 1 dan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran role playing

berbantuan media benda konkrit. Berikut merupakan hasil perbandingan pra

siklus, siklus 1, dan siklus II yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

NoKetentusan KKM

Pra Siklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

1 Tuntas ≥66 11 45,83% 17 70,83% 22 91,67%

2 Tidak Tuntas <66 13 54,17% 7 29,17% 2 8,33%

Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%

Dari tabel diatas menyatakan bahwa hasil belajar pada pra siklus siswa

kelas III SDN Randulawang 03 memperoleh ketuntasan mencapai 11 (45,83%)

siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 (54,17%) siswa . Setelah guru

menggunakan model role playing berbantuan media benda konkrit, hasil siklus I

sudah meningkat meskipun belum optimal, siswa yang tuntas sebanyak 17

(70,83%) siswa, dan yang tidak tuntas sebanyak 7 (29,17%) siswa.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

63

Kemudian guru melanjutkan ke siklus II dan hasil belajar IPS siswa kelas

III SDN Randulawang 03 mencapai 22 (91,67%) siswa, sementara yang tidak

tuntas sebanyak 2 (8,33%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

batang dibawah ini:

Gambar 4.4. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Berdasarkan perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II

bahwa penerapan model pembelajaran role playing berbantuan media benda

konkrit sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang memiliki

keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Peningkatan hasil belajar

IPS dengan model pembelajaran role playing berbantuan media benda konkrit

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi meningkat.

Peningkatan ini juga disertai dengan alat peraga sebagai media pembelajaran yang

menarik. Antusian belajar anak menjadi meningkat, semangat bekerja di dalam

kelompok, dan kerjasama yang tinggi membuktikan bahwa model pembelajaran

role playing berbantuan media benda konkrit berhasil meningkatkan hasil belajar

IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 Kabupaten Blora.

0

5

10

15

20

25

TidakTuntas

Pra Siklus

13

63

Kemudian guru melanjutkan ke siklus II dan hasil belajar IPS siswa kelas

III SDN Randulawang 03 mencapai 22 (91,67%) siswa, sementara yang tidak

tuntas sebanyak 2 (8,33%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

batang dibawah ini:

Gambar 4.4. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Berdasarkan perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II

bahwa penerapan model pembelajaran role playing berbantuan media benda

konkrit sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang memiliki

keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Peningkatan hasil belajar

IPS dengan model pembelajaran role playing berbantuan media benda konkrit

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi meningkat.

Peningkatan ini juga disertai dengan alat peraga sebagai media pembelajaran yang

menarik. Antusian belajar anak menjadi meningkat, semangat bekerja di dalam

kelompok, dan kerjasama yang tinggi membuktikan bahwa model pembelajaran

role playing berbantuan media benda konkrit berhasil meningkatkan hasil belajar

IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 Kabupaten Blora.

Tuntas TidakTuntas

Tuntas TidakTuntas

Tuntas

Pra Siklus Siklus I Siklus II

11

7

17

2

63

Kemudian guru melanjutkan ke siklus II dan hasil belajar IPS siswa kelas

III SDN Randulawang 03 mencapai 22 (91,67%) siswa, sementara yang tidak

tuntas sebanyak 2 (8,33%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

batang dibawah ini:

Gambar 4.4. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Berdasarkan perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II

bahwa penerapan model pembelajaran role playing berbantuan media benda

konkrit sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang memiliki

keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Peningkatan hasil belajar

IPS dengan model pembelajaran role playing berbantuan media benda konkrit

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi meningkat.

Peningkatan ini juga disertai dengan alat peraga sebagai media pembelajaran yang

menarik. Antusian belajar anak menjadi meningkat, semangat bekerja di dalam

kelompok, dan kerjasama yang tinggi membuktikan bahwa model pembelajaran

role playing berbantuan media benda konkrit berhasil meningkatkan hasil belajar

IPS siswa kelas III SDN Randulawang 03 Kabupaten Blora.

Tuntas

Siklus II

22

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10299/4/T1_292012021_BAB IV... · BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... adalah

64

Berdasarkan pembahasan di atas maka implikasi teroritis dan implikasi praktis

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa melalui model pembelajaran

role playing berbantuan media benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar

IPS siswa.

2. Implikasi Praktis

a) Bagi siswa

Manfaat praktis bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menguasai pelajaran IPS dengan model pembelajaran role playing berbantuan

media benda konkrit. Selain itu siswa tidak merasa bosan dan lebih

bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPS karena pembelajarannya

menyenangkan dengan berbagai variasi, sehingga siswa bisa lebih antusias

dalam belajar. Siswa juga dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelompok,

mengerti bahwa setiap permainan ada yang menang dan kalah.

b) Bagi Guru

Sebagai masukan agar dalam pelaksanan proses pembelajaran perlu

memperhatian cara pemberian tugas secara tepat dalam upaya meningkatkan

minat belajar siswa, menambah wawasan guru dalam menjadikan pelajaran

IPS di kelas agar lebih menarik dengan menggunakan model pembelajaran role

playing berbantuan media benda konkrit.

c) Bagi Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan

pembinaan dan pengelolaan metode mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.