bab iv hasil penelitian dan...

32
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas VI SDN Salatiga 08, dengan jumlah siswa 33 pada mata pelajaran IPA pokok materi perubahan benda melalui model pembelajaran aktif tipe Quiz Team. 4.1 Pelaksanaan Siklus 4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus diadakan dengan tujuan melihat kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II pembelajaran melalui model pembelajaran aktif tipe Quiz Team. Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan melihat nilai ulangan harian IPA pada materi Perubahan Benda yakni dari 33 siswa, hanya terdapat 14 siswa yang nilainya telah memenuhi KKM (75) sedangkan nilai 19 siswa masih berada dibawah KKM. Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa kelas VI Pra Siklus No Skor Ketuntasan Jumlah siswa Persentase (%) 1 ≥ 75 Tuntas 14 42 2 < 75 Belum Tuntas 19 58 Total 33 100 Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.1 terlihat perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥75 adalah sebanyak 14 siswa (42%) sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19 siswa (58%). Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Salatiga 08 dikarenakan dalam pembelajaran belum tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa merasa bosan. Guru menggunakan metode konvensional dalam menjelaskan materi sehingga pembelajaran tidak komunikatif dan membuat siswa sangat pasif. Dengan

Upload: vudang

Post on 11-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas VI SDN

Salatiga 08, dengan jumlah siswa 33 pada mata pelajaran IPA pokok materi

perubahan benda melalui model pembelajaran aktif tipe Quiz Team.

4.1 Pelaksanaan Siklus

4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus

Pelaksanaan pra siklus diadakan dengan tujuan melihat kondisi awal siswa

sebelum diadakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II pembelajaran melalui

model pembelajaran aktif tipe Quiz Team. Pelaksanaan pra siklus dilakukan

dengan melihat nilai ulangan harian IPA pada materi Perubahan Benda yakni dari

33 siswa, hanya terdapat 14 siswa yang nilainya telah memenuhi KKM (75)

sedangkan nilai 19 siswa masih berada dibawah KKM.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa kelas VI

Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Jumlah

siswa

Persentase

(%)

1 ≥ 75 Tuntas 14 42

2 < 75 Belum Tuntas 19 58

Total 33 100

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat perbandingannya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥75 adalah sebanyak 14 siswa

(42%) sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19

siswa (58%).

Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas

VI SD Negeri Salatiga 08 dikarenakan dalam pembelajaran belum tercipta

suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa merasa bosan. Guru

menggunakan metode konvensional dalam menjelaskan materi sehingga

pembelajaran tidak komunikatif dan membuat siswa sangat pasif. Dengan

53

diperolehnya data hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar atau memenuhi KKM ≥ 75 dari kelas VI SD Negeri Salatiga 08,

maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka

peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas VI mengenai penyebab dari

rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang ada. Setelah

mengetahui penyebabnya, peneliti mencari solusi yang akan digunakan

untuk memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran aktif tipe Quiz Team. Langkah pertama yang dilakukan

adalah dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada

materi perubahan benda serta segala kebutuhan yang diperlukan dalam

siklus I diantaranya LKS, alat dan bahan untuk percobaan, materi diskusi,

lembar evaluasi, lembar observasi guru dan siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada

hari Rabu 23 November 2016, Kamis 24 November 2016. Dalam

penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu rekan

sejawat sebagai pengajar. Pada pertemuan pertama akan dilakukan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

berbantuan LKS. Pada pertemuan kedua dilakukan evaluasi guna

mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.

a. Pertemuan Pertama

Siklus 1 pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 23 November

2016 pada jam ke 5-6 dengan alokasi waktu 2x35 menit.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal

diantaranya, kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan dengan alokasi

waktu kurang lebih 10 menit, pada tahap I (eksplorasi) diawali dengan

guru memberikan salam, guru mengabsensi siswa, guru melakukan

apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Saat mati lampu, pasti kalian

54

menggunakan lilin untuk menerangi ruangan bukan? Lalu apa yang terjadi

pada lilin jika sudah dinyalakan menggunakan korek api?”, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa diharapkan mampu

menjelaskan perubahan benda berdasarkan faktor yang mempengaruhinya

(pemanasan).

Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 55 menit yang terdiri

dari 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Tahap I (eksplorasi) diawali dengan, guru menuliskan topik pembelajaran

(perubahan benda akibat pemanasan). Guru bertanya kepada siswa

mengenai materi penyebab perubahan benda akibat pemanasan.

“Pernahkah kalian melihat mentega padat berubah menjadi minyak (cair) ?

mengapa demikian?”, kemudian beberapa siswa menyusun gagasan atau

pendapatnya. Guru menyampaikan materi, tugas-tugas dan sesi Quiz Team

dengan waktu kurang dari 10 menit. Siswa kelas VI SD Negeri Salatiga

08 dibagi menjadi 3 kelompok (A, B, dan C).

Tahap 2 (elaborasi) diawali dengan siswa yang mengambil alat dan

bahan untuk percobaan kemudian melakukan percoban berdasarkan LKS,

selanjutnya siswa berdiskusi dan dilanjutkan sesi pertandingan akademik

dengan Quiz Team. Tim A menyiapkan kuis jawaban singkat, dengan

waktu persiapan tidak lebih dari 5 menit. Sedangkan waktu pembuatan

soal yang dilakukan tim A dipakai tim B dan C untuk belajar dan

memeriksa catatan mereka, tim A memberi kuis kepada tim B, lalu tim B

dapat menjawab dan pertanyaan tersebut tidak dilempar kepada tim C,

skor 1 untuk tim B, seluruh siswa memberikan tepuk tangan untuk tim B.

Kemudian tim A memberikan pertanyaan selanjutnya kepada tim C dan

tim C dapat menjawab, maka pertanyaan tersebut tidak dilempar kepada

tim B, jadi skor tim B dan C satu sama, berikut seterusnya sampai kuis

dari tim A habis, ketika kuis dari tim A selesai maka siswa melanjutkan ke

segmen kedua dan tim B sebagai pemandu kuis dan mengulang proses

tersebut hingga selesai dan masuk ke segmen ke tiga dimana tim C sebagai

55

pemandu kuis. Siswa terlihat sangat antusias hingga tidak terasa jam

pelajaran usai.

Tahap 3 (konfirmasi), guru bersama siswa mengevaluasi dan

merefleksi proses pembelajaran yaitu dengan guru menanyakan kepada

siswa mengenai hal yang belum dipahami atau diketahui siswa,

selanjutnya guru menjelaskan ulang mengenai apa yang belum dipahami

siswa sebelumnya.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5

menit, dengan menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pertemuan selanjutnya, guru dan siswa membuat penegasan atau

kesimpulan tentang perubahan benda karena pemanasan atau pendinginan,

guru mengakhiri pembelajaran.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 24 November 2016 pada

jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Selanjutnya langkah-

langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 pertemuan kedua sebagai

berikut :

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang

lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam dan meminta siswa

untuk berdoa, guru mengabsensi siswa, guru melakukan apersepsi yang

berkaitan dengan pembelajaran “Pernahkah kalian melihat besi atau paku

berwarna kuning kecoklatan? mengapa bisa demikian?”, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa diharapkan mampu

menjelaskan perubahan benda berdasarkan faktor yang mempengaruhinya.

Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 55 menit yang terdiri

dari 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap 1

(eksplorasi) diawali dengan guru menuliskan topik pembelajaran

(perubahan benda akibat perkaratan), guru bertanya mengenai materi

penyebab perubahan benda akibat perkaratan “mengapa benda-benda dari

logam dapat mengalami perubahan warna dan bau? coba sebutkan faktor

penyebab berubahnya benda-benda logam? siswa menyusun gagasan atau

56

pendapatnya. Guru menjelaskan materi, tugas-tugas dan sesi Quiz Team

dengan waktu tidak lebih dari 10 menit. Siswa membentuk kelompok (A,

B, dan C) seperti pada pertemuan lalu. Tahap 2 (elaborasi) masing-masing

siswa dari perwakilan kelompok mengambil alat dan bahan untuk

percobaan perkaratan pada paku, siswa mengamati alat dan bahan,

kemudian segera menuliskan hasil percobaan mereka ke dalam lembar

kerja yang sudah disediakan. Siswa mengambil materi diskusi,

membacanya dan berdiskusi sedangkan tim A menyiapkan kuis jawaban

singkat, dan kegiatan pertandingan akademis segera dimulai, siswa terlihat

cukup aktif dan antusias. Di akhir kuis guru membacakan perolehan skor

untuk masing-masing kelompok mulai dari pertemuan lalu tentang

pemanasan atau pendinginan hingga perkaratan. Tahap 3 (elaborasi) guru

bersama siswa mengevaluasi dan merefleksi proses pembelajaran.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5

menit dengan menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada

pertemuan berikutnya, guru dan siswa membuat penegasan atau

kesimpulan tentang Perkaratan, guru mengakhiri pembelajaran.

Hasil Tindakan Siklus I

Dari hasil observasi mengenai evaluasi yang diadakan pada siklus

1 pertemuan 1, dan siklus 1 pertemuan 2 mengenai materi perubahan

benda diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak

19 siswa, serta siswa yang belum mengalami ketuntasan sebanyak 14

siswa. Pada siklus I diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan

belajar sebanyak 28 siswa serta siswa yang belum mengalami ketuntasan

sebanyak 5 siswa, dengan nilai rata-rata sebesar 80,9. Nilai minimum

siswa adalah 65 dan nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 90 (lihat

tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1).

Secara lebih jelas, hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran aktif tipe Quiz Team dengan berbantuan LKS menyatakan

bahwa 85 % siswa mengalami ketuntasan dan hanya 15% siswa yang

belum tuntas dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Dari

57

perbandingan diatas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa

pada siklus I ini, namun masih perlu diadakan perbaikan karena masih

terdapat 5 siswa yang masih belum mengalami ketuntasan.

Hasil Observasi Siklus I

Selama guru mengajar, peneliti mengamati jalannya pembelajaran

dengan mengisi instrumen observasi siswa dan guru yang telah

disediakan. Terdapat 15 item dalam instrumen siswa dan guru yang

berdasar pada penerapan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team.

Berikut ini hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus 1.

a. Pertemuan 1

1. Analisis data dari hasil mengajar guru

Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan 1 yang

dilakukan oleh observer pada guru kelas VI mata pelajaran IPA saat

mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 1

No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %

1 Indikator kegiatan

mengajar yang

dilakukan oleh guru.

1, 2, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 14

10 66,7

2 Indikator kegiatan

mengajar yang tidak

dilakukan oleh guru.

3, 4, 5, 13, 15 5 3.33

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer

Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan,

pengamatan dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengamati

jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara

mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan

untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta

aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran

aktif tipe Quiz Team. Berdasarkan tabel 4.2 ada 15 indikator penilaian

58

kegiatan mengajar yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan

lembar observasi mengajar guru. Tapi masih ada 5 indikator yang belum

dilakukan oleh guru yaitu belum menyampaikan tujuan, belum

menyampaikan pertanyaan terbuka tentang materi, guru belum meminta

siswa menyusun pendapat atau gagsannya, guru belum menyimpulkan

materi pembelajaran, guru belum melakukan refleksi. Sebenarnya guru

sudah melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model

pembelajaran aktif tipe Quiz Team cukup baik, hal ini terbukti hampir

semua indikator penilaian kegiatan mengajar guru sudah dilaksanakan.

Guru sudah mempersiapkan alat dan media pembelajaran berupa alat dan

bahan untuk percobaan, LKS, materi diskusi Quiz Team. Guru juga

memberi salam terlebih dahulu ketika memulai pembelajaran, melakukan

absensi, dan menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa

Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah

sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru menyiapkan alat

dan bahan untuk percobaan dan membagikan kepada siswa, memberikan

materi kepada masing-masing kelompok untuk membuat kuis beserta

jawaban singkatnya, memberi kesempatan pada siswa untuk

menyampaikan pendapatnya. Guru sudah menyampaikan topik yang akan

dipelajari. Guru juga sudah memberikan penjelasan tentang cara kerja

kelompok dan memberi pengarahan supaya menggunakan LKS yang

sudah disediakan oleh guru supaya siswa dapat melakukan percobaan

dengan terstruktur. Guru juga sudah menjalankan kegiatan pembelajaran

aktif tipe Quiz Team dengan baik, sehingga siswa dapat saling berbagi

informasi secara luas namun masih ada sebagian siswa yang ramai sendiri.

Pada siklus 1 pertemuan 1, observasi tidak hanya ditujukan pada guru saja,

melainkan juga siswa.

59

2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang dilakukan

oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 1

No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %

1 Indikator kegiatan

belajar yang

dilakukan oleh siswa.

1, 2, 7, 8, 9, 10, 11 7 46.7

2 Indikator kegiatan

belajar yang tidak

dilakukan oleh siswa.

3, 4, 5, 6, 12, 13,

14, 15

8 53,3

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi belajar siswa. Siswa sudah

mengikuti pembelajaran dengan cukup baik meskipun belum menyeluruh.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya item yang sudah dilakukan oleh

siswa, meliputi siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa

mengamati alat dan bahan untuk percobaan, siswa memperhatikan

langkah-langkah percobaan melalui lembar kerja siswa, siswa sungguh-

sungguh dalam menyelesaikan percobaan, siswa berani menyampaikan

hasil temuan, siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-

langkah pembelajaran aktif tipe Quiz Team, sehingga siswa dapat

melakukan semua alur belajar dengan baik dan mendapat pengetahuan

yang luas ketika pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif

tipe Quiz Team berlangsung. Interaksi positif siswa dan guru sudah dapat

berlangsung dengan baik, namun siswa masih ramai sendiri saat quiz team

dimulai (pertandingan akademik) dan sulit dikendalikan.

60

b. Pertemuan 2

1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru

Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan 2 yang

dilakukan oleh observer pada guru kelas VI mata pelajaran IPA saat

mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 2

No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %

1 Indikator kegiatan

mengajar yang

dilakukan oleh guru.

1, 2, 4, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14

12 80

2 Indikator kegiatan

mengajar yang tidak

dilakukan oleh guru.

3, 5, 15 3 20

Jumlah 15 100

Berdasarkan tabel 4.4 ada 15 indikator penilaian kegiatan mengajar

yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi

mengajar guru dan masih ada 3 indikator yang belum dilakukan oleh guru

yaitu guru masih lupa menyampaikan tujuan pembelajaran seperti pada

RPP, guru belum meminta siswa menyusun gagasan atau pendapatnya,

guru belum melakukan refleksi. Dalam kegiatan inti, guru sudah

melaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru

sudah membagi kelas menjadi 3 kelompok, guru sudah menyampaikan

topik yang akan dipelajari. Guru juga sudah memberikan penjelasan

tentang bekerja dalam kelompok supaya setiap anak terlibat dalam

mengerjakan LKS. Ketika kegiatan kelompok dan Quiz Team berlangsung

guru juga aktif untuk membimbing dan mengamati siswa. Guru melakukan

tes formatif (evaluasi) dalam siklus 1 pertemuan terakhir ini. Selain itu

guru juga sudah melakukan tanya jawab bersama siswa pada materi yang

61

belum jelas. Guru juga mengingatkan siswa untuk belajar dirumah agar

pembelajaran yang didapatkan pada pertemuan ini tidak mudah lupa.

2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang dilakukan

oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 2

No Indikator

Penilaian Nomor Frekuensi

%

1 Indikator kegiatan

belajar yang

dilakukan oleh

siswa.

1, 2, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 14

9 60

2 Indikator kegiatan

belajar yang tidak

dilakukan oleh

siswa.

3, 4, 5, 6, 13, 15 6 40

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi belajar siswa. Siswa sudah

mengikuti pembelajaran dengan cukup baik meskipun belum menyeluruh.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya item yang sudah dilakukan oleh siswa,

meliputi siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa

mengamati alat dan bahan untuk percobaan, siswa memperhatikan langkah-

langkah percobaan melalui lembar kerja siswa, siswa sungguh-sungguh

dalam menyelesaikan percobaan, siswa berani menyampaikan hasil temuan,

siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah

pembelajaran aktif tipe Quiz Team, sehingga siswa dapat melakukan semua

alur belajar dengan baik dan mendapat pengetahuan yang luas ketika

pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

berlangsung. Siswa aktif menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat,

siswa menyelesaikan soal evaluasi dengan baik dan tepat waktu.

62

3. Refleksi Siklus I

Setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan pada siklus I

pertemuan I dan II, kegiatan selanjutnya adalah refleksi tentang seluruh

kegiatan yang telah dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

refleksi ini mengacu pada seluruh kegiatan yang telah dilakukan saat

pembelajaran berlangsung diantaranya adalah hasil belajar siswa, hasil

observasi kegiatan mengajar guru dan hasil obervasi kegiatan belajar siswa

mengenai faktor-faktor perubahan benda (pemanasan dan perkaratan),

yang telah dilaksanakan pada siklus I pertemuan I dan II. Kegiatan ini

dilakukan untuk bahan perbaikan dengan membandingkan proses

pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai indikator keberhasilan yang

ingin dicapai dalam penelitian. Temuan yang muncul pada siklus I,

sebagai berikut :

1. Siswa belum memiliki rasa ingin tahu yang besar saat percobaan,

terbukti masih ada siswa yang ramai sendiri ketika dalam diskusi

kelompok dan percobaan.

2. Siswa kurang memperhatikan bimbingan guru, fokus dan asyik

dalam percobaan sehingga siswa mengulang pertanyaan yang

pernah disampaikan temannya (bertanya hal yang sama).

3. Kondisi kelas kurang kondusif ketika Quiz Team, banyak siswa

yang tidak mau kalah saat sesi Quiz Team, terjadi perebutan skor

antar kelompok.

Berdasarkan refleksi ini perlu adanya tindakan lebih lanjut terhadap

permasalahan yang dialami pada siklus I untuk digunakan sebagai dasar

perbaikan dalam pelaksanaan siklus II agar hasil belajar IPA siswa kelas VI

SDN Salatiga 08 dapat meningkat. Dengan KKM 75 pembelajaran

dikatakan berhasil apabila memenuhi KKM, namun masih terdapat 5 siswa

yang belum tuntas, untuk itu dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II

agar 33 siswa kelas 6 SDN Salatiga 08 dapat mengalami ketuntasan belajar

secara keseluruhan.

63

4.1.3 Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan

Setelah melihat hasil refleksi pada siklus I, peneliti segera membuat

perencaan pembelajaran pada siklus II yang merupakan perbaikan pada

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sehingga indikator kerja

akan dapat tercapai pada siklus II ini. Serta diharapkan hasil belajar siswa

juga dapat meningkat apabila indikator kerja sesuai dengan perencanaan.

Pada perencanaan siklus II ini diawali dengan guru mempersiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, alat dan bahan untuk

percobaan, materi diskusi, lembar evaluasi, lembar observasi guru dan

siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada

hari Jum’at 25 November 2016, Sabtu 26 November 2016. Dalam

penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu rekan

sejawat sebagai pengajar. Pada pertemuan pertama dan kedua akan

dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz

Team dengan berbantuan LKS dan akan dilakukan evaluasi pembelajaran

guna mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 25 November 2016

pada jam ke5-6 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Langkah-langkah

pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal diantaranya:

Kegiatan Pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang

lebih 10 menit, diawali dengan guru memberikan salam, guru melakukan

absensi, guru melakukan persepsi dengan bertanya kepada siswa :

“Pernahkah kalian melihat buah yang sudah terlalu matang? Bagaimana

ciri-cirinya? Mengapa bisa terjadi demikian”, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran siswa diharapkan mampu menjelaskan perubahan benda

berdasarkan faktor yang mempengaruhinya (pembusukan).

64

Selanjutnya langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada

siklus II sebagai berikut :

Kegiatan Inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 55

menit yang terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, laborasi dan konfirmasi.

Pada tahap 1 (eksplorasi), guru menuliskan topik pembelajaran (Perubahan

Benda Akibat Pembusukan), guru memberikan pertanyaan terbuka tentang

materi penyebab perubahan benda akibat pembusukan “Mengapa roti

tawar yang dibiarkan lama diruang terbuka terlihat berjamur?” Siswa

menyusun gagasan atau pendapatnya. Guru menjelaskan materi, tugas-

tugas dan sesi Quiz Team seperti pada pertemuan lalu dengan waktu

kurang dari 10 menit. Masing-masing siswa berkelompok sesuai

pembagian kelompok pada pertemuan lalu yaitu kelompok A, B, dan C.

Pada tahap ke 2 (elaborasi) diawali dengan siswa mengambil alat dan

bahan untuk percobaan pembusukan pada roti tawar, lalu berdiskusi dan

mencatat hasil percobaan pada lembar kerja siswa. Tim A menyiapkan

kuis dengan jawaban singkat. Kuis tersebut harus dibuat dalam waktu

kurang lebih 5 menit. Proses pembelajaran lebih kondusif, diskusi

berlangsung dengan baik, Quiz Team dilanjutkan hingga segmen ketiga

kelompok C sebagai pemandu. Pada tahap 3 yaitu tahap (konfirmasi), guru

memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa. Dengan

menyimpulkan dari hasil bermain Quiz Team, pencatatan hasil bermain

Quiz Team, guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan

memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi, guru bersama siswa

merefleksi proses pembelajaran.

Sedangkan kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu

kurang lebih 5 menit, langkah-langkahnya sebagai berikut: guru dan siswa

membuat penegasan atau kesimpulan tentang Perubahan Benda karena

Pembusukan, guru mengakhiri pembelajaran.

.

65

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 26 November 2016 pada

jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Langkah yang

dilakukan dalam kegiatan awal antara lain:

Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan alokasi waktu kurang

lebih 10 menit, diawali dengan guru memberikan salam dan meminta

siswa berdoa, guru mengabsensi siswa, guru melakukan apersepsi dengan

bertanya: “Pernahkah kalian melihat kayu yang mudah patah? atau

pernahkah kalian melihat batu yang mudah rapuh? Kira-kira apa yang

terjadi pada kayu dan batu tersebut?”, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran siswa diharapkan mampu menjelaskan perubahan benda

berdasarkan faktor yang mempengaruhinya (pelapukan). Selanjutnya

langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 pertemuan ke

dua sebagai berikut: Kegiatan Inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang

lebih 55 menit yang terdiri dari 3 tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi,

konfirmasi.

Pada tahap 1 (eksplorasi) guru menuliskan topik pembelajaran

(perubahan benda akibat pembusukan), guru memberikan pertanyaan

terbuka tentang materi penyebab perubahan benda akibat pelapukan

“Mengapa kayu untuk pembuatan perkakas rumah tangga lebih awet

dibandingkan kayu bakar biasa yang dibiarkan terkena panas dan

hujan?”Cukup banyak siswa yang berani mengemukakan gagasan atau

pendapatnya dibandingkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,

setelah bertanya jawab dengan guru siswa langsung membentuk keompok

seperti pada pertemuan berikutnya dimana mereka terbagi menjadi 3

kelompok.

Pada tahap 2 (elaborasi) : Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk

percobaan pelapukan kayu, siswa mengerjakan lembar kerja siswa dengan

sungguh dan teliti. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk mengambil

materi diskusi, membagikan pada anggota kelompoknya, membaca

bersama dan berdiskusi, selanjutnya tim A mulai menyiapkan kuis

66

jawaban singkat, dengan waktu persiapan tidak lebih dari 5 menit.

Pertandingan akademik dimulai hingga tim C menjadi pemandu kuis pada

segmen ke tiga. Pembelajaran lebih kondusif dibanding pertemuan-

pertemuan lalu, tidak ada masalah pada waktu namun terlihat antusias

siswa yang sangat terlihat supaya kelompok mereka mendapatkan jumlah

poin tertinggi.

Pada tahap 3 (konfirmasi), guru membacakan perolehan skor total

mulai dari pembelajaran tentang perubahan benda akibat pemanasan,

perkaratan, pembusukan dan yang terakhir pelapukan. Guru bersama siswa

melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui pada

materi Perubahan Benda akibat Pelapukan. Sedangkan kegiatan penutup

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Kegiatan Penutup dilakukan dengan alokasi waktu krang lebih 5

menit, guru mengulang kembali materi pembelajaran yang telah

disampaikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua guna

mengingatkan kembali pengetahuan siswa. Setelah siswa dapat mengingat

kembali, guru memberikan soal evaluasi yang sebelumnya telah diuji

validitas dan reliabilitasnya yang berjumlah 20 soal. Selanjutnya, guru

bersama siswa mengkoreksi hasil evaluasi tersebut guna melihat hasil dari

penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz

Team dengan berbantuan LKS.

Hasil Tindakan Siklus II

Dari hasil observasi mengenai evaluasi yang diadakan pada siklus

2 pertemuan I, dan siklus 2 pertemuan II mengenai materi perubahan

benda diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak

33 siswa. Pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 89,894. Nilai minimum

siswa adalah 80 dan nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 100 (Tabel

4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II). Secara lebih jelas,

hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif

tipe Quiz Team dengan berbantuan LKS menyatakan bahwa 100 % dari

67

nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Dari perbandingan diatas jelas

terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini.

Hasil Observasi Siklus II

Selama guru mengajar, peneliti mengamati jalannya pembelajaran

dengan mengisi instrumen observasi siswa dan instrumen observasi guru

yang telah disediakan. Terdapat 15 item dalam instrumen siswa dan guru

yang berdasar pada penerapan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

dengan berbantuan LKS. Berikut hasil observasi kegiatan pembelajaran

pada siklus II.

a. Pertemuan 1

Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan,

pengamatan dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengamati

jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara

mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan

untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta

aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran

aktif tipe Quiz Team dengan berbantuan LKS. Berikut ini tabel hasil

observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada

siklus II pertemuan 1.

Pada siklus II pertemuan 1, observasi tidak hanya ditujukan pada

guru saja, melainkan juga siswa. Berikut hasil observasi siswa dapat

dilihat pada tabel 4.6.

a. Pertemuan 1:

1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru

Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus 2 pertemuan 1 yang

dilakukan oleh observer pada guru kelas 6 mata pelajaran IPA saat

mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat

dilihat pada tabel 4.6.

68

Tabel 4.6

Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 1

No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %

1 Indikator kegiatan

mengajar yang

dilakukan oleh guru.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 14,

15

14 93,3

2 Indikator kegiatan

mengajar yang tidak

dilakukan oleh guru.

13 1 6,6

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 ada 14 indikator penilaian kegiatan mengajar

yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi

mengajar guru. Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan

mengunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team, dan indikator

penilaian kegiatan mengajar guru sudah dilaksanakan. Guru sudah

mempersiapkan alat dan media pembelajaran berupa alat dan bahan untuk

percobaan, lembar diskusi untuk Quiz Team, LKS. Guru mengajak siswa

untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, serta

melakukan absensi. Guru juga sudah menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa.

Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah

sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru membagi kelas

menjadi 3 kelompok kemudian siswa mengambil alat dan bahan untuk

percobaan dan LKS yang disediakan guru didepan kelas, setiap kelompok

dibimbing dalam mengerjakan pekerjaanya, guru juga sudah memberikan

penjelasan tentang cara kerja kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran

aktif tipe Quiz Team guru sudah melakukan dengan baik sesuai dengan

rancangan pembelajaran, sehingga siswa dapat saling berbagi informasi

secara luas. Namun masih ada 1 indikator yang belum dilakukan yaitu

guru belum mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari, dan 1 hal di luar indikator mengenai alokasi waktu

69

yaitu dalam pengaturan waktu guru melebihi sedikit waktu alokasi yang

ditentukan.

2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan 1 yang dilakukan

oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi Tindakan Siswa dalam pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 1

No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %

1 Indikator kegiatan

belajar yang dilakukan

oleh siswa.

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,

10, 12, 14

11 73,3

2 Indikator kegiatan

belajar yang tidak

dilakukan oleh siswa.

6, 11, 13, 15 4 26,7

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi belajar siswa. Siswa sudah

mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan semua

item yang sudah dilakukan oleh siswa, meliputi siswa secara mandiri

mengambil alat dan bahan untuk percobaan, melakukan percobaan

bersama teman sekelompoknya, mempersiapkan alat tulis, siswa dalam

kondisi siap walau tidak harus diminta siap oleh guru, siswa

mendengarkan penjelasan guru dengan baik, siswa mampu menjawab

pertanyaan–pertanyaan dari guru dan ketika Quiz Team berlangsung.

Bukan hanya itu saja siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya

untuk melakukan percobaan berdasarkan langkah-langkah dalam LKS.

Siswa juga sudah aktif untuk bertanya tentang hal yang kurang dipahami,

misalnya tentang kata yang menurut siswa sulit (ozon).

Namun masih ada indikator yang belum terlaksana yaitu siswa

belum mengalami rasa ingin tahu yang besar tentang bahan untuk

70

percobaan, siswa menyepelekan guru ketika menjelaskan mengenai

langkah-langkah Quiz Team karena siswa merasa pada pertemuan-

pertemuan yang lalu sudah pernah dijelaskan dan siswa sudah paham,

siswa tidak membuat rangkuman. Beberapa siswa masih ada yang ramai,

tetapi dapat dimaklumi karena terlalu aktif dalam pembelajaran siswa

merasa senang dan sulit dalam pengendalian kelas. Sebagian siswa malas

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.

b. Pertemuan 2

1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru

Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus 2 pertemuan 2 yang

dilakukan oleh observer pada guru kelas VI mata pelajaran IPA saat

mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat

dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 2

No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %

1 Indikator kegiatan

mengajar yang

dilakukan oleh guru.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13,

14,15

15 100

2 Indikator kegiatan

mengajar yang tidak

dilakukan oleh guru.

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 15 indikator yang

ada guru sudah melakukan semuanya sehingga dapat dikatakan guru dalam

mengajar sudah sesuai dengan lembar observasi mengajar guru Mulai dari

kegiatan guru mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk

proses pembelajaran serta mempersiapkan alat dan bahan percobaa. Guru

sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah

sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru membagikan alat

dan bahan untuk percobaan dan LKS kepada masing-masing kelompok.

71

Setelah selesai guru membagikan materi diskusi untuk masing-masing

kelompok, kemudian siswa membuat pertanyaan dalam waktu 5 menit

beserta jawabannya, lalu siswa membacakan pertanyaannya untuk

kelompok lain, dan terjadi pertandingan akademik, dimana masing-maisng

kelompok berlomba-lomba untuk dapat menjawab pertanyaan sebanyak-

banyaknya dan mendapatkan poin terbanyak. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa tentang materi yang belum jelas, guru bersama

siswa menarik kesimpulan.

Guru juga sudah melakukan refleksi, guru meminta siswa untuk

belajar lebih giat agar tidak mudah lupa pembelajaran yang telah didapat,

setiap siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan salam.

2. Analisis data dari hasil observasi siswa

Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan 2 yang dilakukan

oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team

dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Distribusi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 2

No Indikator Penilaian Nomor Item yang

Dilakukan Siswa Frekuensi

%

1 Indikator kegiatan

belajar yang dilakukan

oleh siswa.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13,

14

14 93,4

2 Indikator kegiatan

belajar yang tidak

dilakukan oleh siswa.

15 1 6,6

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.9 dari 15 kegiatan, siswa sudah melakukan 15

kegitan dengan begitu siswa dapat dikatakan sudah melakukan semua

kegiatan yang dicantumkan dalam lembar observasi. Siswa dapat

dikatakan sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini cukup baik

72

karena pada siklus 2 pertemuan 2 siswa juga sudah melakukan semua

kegiatan yang tercantum dalam lembar observasi. Dengan begitu kondisi

belajar yang kondusif, dan kegiatan pembelajaran berjalan sesuai alur.

Kondisi yang seperti inilah yang mendukung siswa dalam belajar sehingga

untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran,

bukan hanya itu kondisi kelas pun akan menjadi nyaman untuk sebuah

proses pembelajaran.

Siswa sudah berani mengemukakan pendapat atau gagasannya,

mempersiapkan alat tulis, siswa selalu dalam kondisi siap belajar ketika

guru sudah masuk ruang kelas. Siswa sudah mulai secara keseluruhan

berpartisipasi mengeluarkan dan bertukar pendapat saat kerja kelompok,

siswa sudah mulai memahami kegiatan berbagi informasi dan menggali

informasi antar siswa dalam kelompok, siswa sudah mengerjakan soal

evaluasi dengan baik dan tepat waktu.

Namun masih ada sedikit keramaian saat pembelajaran

berlangsung karena pembelajaran berjalan dengan menyenangkan volume

pembicaraan siswa terdengar sedikit keras, tetapi hal ini dapat dimengerti.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Quiz Team

pada siswa kelas VI SDN Salatiga 08, pada akhir siklus I & siklus II dan

melihat dari hasil observasi yang ada, dapat terlihat bahwa pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II ini sudah jauh lebih baik daripada siklus I.

Keberhasilan ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami kenaikan.

Pada siklus I hanya terdapat 85 % siswa yang mengalami ketuntasan

sedangkan pada siklus II naik menjadi 100 % siswa yang mengalami

ketuntasan.

Melihat hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 100 % siswa

mengalami ketuntasan, hal ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang

menyatakan minimal 90% siswa mengalami ketuntasan, dapat dikatakan

penerapan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dengan berbantuan

73

LKS berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, pelaksanaan tindakan

telah cukup tanpa perlu diadakan siklus selanjutnya.

4.2.1 Hasil Penelitian

4.2.1.1 Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA

kelas VI SDN Salatiga 08 masih rendah dari KKM yang ditentukan yaitu

75. Dari 33 siswa, 14 siswa sudah mencapai target ketuntasan dan 19

siswa belum memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 69,84.

Diperoleh data nilai minimum pra siklus adalah 45 dan nilai maksimum

85. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang masih konvensional

tanpa adanya penerapan model pembelajaran sehingga siswa kurang

tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Untuk

mengetahui lebih jelas persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas VI

pada kondisi awal (pra siklus) dapat dilihat pada tabel 4.10 .

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa

Kelas VI Pra Siklus

No. Skor Frekuensi Persentase (%)

1 45 1 3,0

2 50 1 3,0

3 55 2 6,0

4 60 1 3,0

5 65 7 21,3

6 70 7 21,3

7 75 6 18,1

8 80 7 21,3

9 85 1 3,0

Jumlah 33 100

Sumber : Data Primer

Hasil belajar pra siklus juga dapat dilihat pada gambar 4 diagram

lingkaran hasil belajar IPA Pra siklus berikut :

74

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Berdasarkan

Ketuntasan Siswa Kelas VI SDN Salatiga 08 Berdasarkan Pra Siklus

4.2.1.2 Siklus I

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka

peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas VI mengenai penyebab dari

rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian

diterapkannya model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dalam

pembelajaran.

Hasil yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebanyak 28 siswa

mengalami ketuntasan belajar sedangkan 5 siswa lainnya belum mencapai

ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 80,9.

Dalam pelaksanaan siklus I ini, masih terdapat beberapa

kekurangan diantaranya guru kurang membimbing siswa dalam percobaan

dan pengisian LKS sehingga terdapat beberapa siswa masih kebingungan

dalam mengerjakan tugas kelompok, ketersediaan materi diskusi untuk

Quiz Team masih kurang sehingga beberapa siswa tampak kurang

merespon masalah yang diberikan guru dan terlihat pasif.

Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan model

pembelajaran aktif tipe Quiz Team didapat hasil belajar pada siklus I

dengan rentang nilai yang dapat dilihat pada tabel 4.11

58%

42%

Tidak Tuntas Tuntas

75

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa

Kelas VI Siklus 1

No. Skor Frekuensi Persentase (%)

1 65 3 9,0

2 70 2 6,0

3 75 4 12,1

4 80 9 27,3

5 85 7 21,3

6 90 8 24,3

Jumlah 33 100

Sumber : Data Primer

Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa siklus 1 dapat dilihat

pada diagram di bawah ini:

Gambar 4.2 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan

Skor Siswa Kelas VI SDN Salatiga 08 Siklus 1

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat distribusi frekuensi persebaran

nilai hasil belajar siswa kelas VI SDN Salatiga 08 pada siklus 1. Dapat

diketahui bahwa nilai kebanyakan siswa berada pada batang keempat,

yaitu nilai batang pertama 65 - 68 berjumlah 3 siswa, batang nilai kedua

69 - 72 berjumlah 2 siswa, batang nilai ketiga 73 - 76 berjumlah 4 siswa,

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

65 70 75 80 85 90

Frek

uen

si

Skor

Frekuensi

76

batang nilai keempat 77 - 80 sebanyak 9 siswa, batang nilai kelima 81 – 84

berjumlah 7 siswa dan siswa yang mendapat nilai pada batang terakhir 85

– 88 adalah 8 siswa.

4.2.1.3 Refleksi Siklus I

Dilihat dari hasil observasi, guru belum 100% menguasai kelas

sehingga masih ada kekurangan di dalam proses kegiatan belajar mengajar

di kelas, sehingga model pembelajaran Quiz Team belum berlangsung

dengan baik. Banyak siswa yang ramai sendiri ketika pembagian

kelompok dan saat berdiskusi. Dalam pembelajaran IPA siswa kelas VI

SDN Salatiga 08 setelah dilaksanakan siklus I sudah mengalami

peningkatan. Tetapi masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM yang ditentukan yaitu 75.

Dari kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus I, akan

digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada

siklus II. Pada siklus II ini guru diharapkan lebih mampu menguasai

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quiz Team. Guru

harus menguasai keadaan kelas ketika penyampaian materi sehingga kelas

dalam keadaan kondusif. Guru juga harus memberikan kesempatan pada

kelompok untuk lebih aktif dalam berdiskusi dan menyampaikan

pendapat. Untuk mengaktifkan siswa pada siklus 2 guru membagikan

materi diskusi lebih banyak untuk masing-masing kelompok supaya semua

anggota kelompok ikut ambil bagian dalam pembuatan kuis, dan hal ini

diharapkan menjadi fasilitas untuk meningkatkan pemahaman dan hasil

nilai siswa.

77

4.2.1.4 Siklus II

Hasil belajar IPA pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman

siswa tentang menjelaskan tentang materi pembelajaran perubahan benda

akibat pembusukan dan pelapukan. Distribusi frekuensi hasil belajar IPA

siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa

Kelas VI Siklus 2

No. Skor Frekuensi Persentase (%)

1 80 2 6,1

2 85 10 30,3

3 90 10 30,3

4 95 9 27,2

5 100 2 6,1

Jumlah 33 100

Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa siklus 2 dapat dilihat

pada diagram batang di bawah ini:

Gambar 4.3 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA

Berdasarkan Skor Siswa Kelas VI SDN Salatiga 08 Siklus II

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat distribusi frekuensi

persebaran nilai hasil belajar siswa kelas VI SDN Salatiga 08 pada siklus

0

2

4

6

8

10

12

80 85 90 95 100

Frek

uen

si

Skor

Column1

78

2. Dapat diketahui bahwa nilai kebanyakan siswa berada pada posisi

kedua dan keempat yaitu nilai pertama antara 80 - 82 berjumlah 2 siswa,

kedua yaitu 83 – 85 berjumlah 10 siswa, batang nilai ketiga 89 - 91

berjumlah 10 siswa ,dan batang nilai keempat 95 – 97 berjumlah 9 siswa,

pada batang nilai kelima 98 – 100 berjumlah 2 siswa.

Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, secara keseluruhan

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quiz

Team lebih baik dibandingkan pembelajaran pra siklus atau siklus I.

Terjadi peningkatan yang lebih baik dari siswa maupun guru.

Kelebihan dari guru yaitu guru lebih menguasai kelas karena siswa

fokus pada materi kuis yang diberikan. Hanya ada beberapa siswa yang

masih ramai namun masih bisa diatur oleh guru. Keaktifan dan keberanian

siswa sudah terlihat dalam siswa menjawab berpartisipsi menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, dan keberanian siswa

mengungkapkan pendapatnya.

Analisis data ini dilakukan dalam 2 (dua) tahapan yaitu tahap analisis

ketuntasan dan analaisis komparatif. Analisis ketuntasan merupakan analisis

yang menyajikan data hasil belajar siswa yang berupa nilai yang didapat

dari hasil belajar. Nilai dapat dituliskan dalam bentuk tabel maupun

berbentuk diagram atau grafik. Analisis komparatif merupakan teknik

analisa yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan hasil belajar

yang sama untuk beberapa periode yang berurutan, yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran tentang arah perubahan sebuah periode. Oleh

karena itu dalam mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Salatiga

08 peneliti menggunakan analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Untuk

lebih jelasnya dalam mengetahui hasil belajar siswa kelas VI SDN Salatiga

08 dapat dijelaskan dalam analisis ketuntasan dan analisis komparatif

dibawah ini.

79

Analisis Ketuntasan Siklus I

Hasil belajar IPA pada akhir siklus I sebagai tingkat pemahaman

siswa tentang perubahan benda akibat pemanasan atau pendinginan dan

perkaratan masih kurang. Untuk mengetahui Distribusi ketuntasan hasil

belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

Siklus I

No Rentang

Nilai

Ketuntasan Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

1 < 70 Tidak tuntas 5 15

2 ≥ 75 Tuntas 28 85

Jumlah 33 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan sebanyak 28 siswa sudah

tuntas dan sebanyak 5 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa pada siklus I adalah 90 dan nilai terendahnya 65 dengan nilai rata-

rata 80,9. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Salatiga 08

dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team jumlah

siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM terlihat ada peningkatan

dibandingkan dengan pra siklus. Ketuntasan hasil belajar IPA siklus I bila

disajikan dalam diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Berdasarkan

Ketuntasan Siswa Kelas VI Siklus I

15%

85%

Tidak Tuntas Tuntas

80

Analisis Ketuntasan Siklus II

Hasil belajar IPA pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman

siswa tentang perubahan benda akibat pembusukan dan pelapukan sudah

tuntas secara klasikal.

Sebanyak 33 siswa sudah tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa adalah 100, dan nilai terendah 80 dengan nilai rata-rata 83.

Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II sudah

mencapai 100% dan nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM yaitu 75.

Ketuntasan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan pokok

bahasan menjelaskan faktor-faktor penyebab perbahan benda (pelapukan,

perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan sudah mencapai indikator

keberhasilan yaitu 100% tuntas dan rata-rata kelas lebih besar dari KKM

yaitu 89,84. Untuk KKM yang telah ditentukan oleh sekolah adalah 75.

Berdasarkan tabel 2.8 dapat kita lihat bahwa pada siklus II ini seluruh

siswa mengalami ketuntasan dengan persentase 100 % dengan rata-rata

nilai 89,84.Dalam siklus II ini, pembelajaran dianggap telah baik karena

dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu 100 % dari 90 % siswa yang

diharapkan mengalami ketuntasan. Sehingga tidak perlu diadakan siklus

III.

Analisis Komparatif

Perbandingan Tingkat Keberhasilan Pra Siklus, Siklus I, dan

Siklus II

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui

telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model

pembelajaran aktif tipe Quiz Team dengan Standar Kompetensi memahami

faktor penyebab perubahan benda kelas VI SDN Salatiga 08 semester 1

tahun pelajaran 2016/2017. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel

dan gambar diagram berikut ini:

81

Tabel 4.14

Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

Siswa Kelas VI Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II

Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus Siklus 1 Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tuntas 19 42 28 85 33 100

Tidak Tuntas 14 58 5 15 0 0

Jumlah 33 100 33 100 33 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat adanya peningkatan hasil

belajar siswa kelas VI SDN Salatiga 08. Pada pra siklus ada 14 siswa yang

tuntas dan 19 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang berhasil diperoleh

siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 85 sedangkan nilai terendah 45

dengan rata-rata 69,84. Setelah diadakan tindakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team, pada siklus I ada

28 siswa yang tuntas dan 5 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada siklus I adalah 90, dan nilai terendah 65 dengan rata-

rata 80,9. Sedangkan siklus II ada 33 siswa yang tuntas dan tidak ada

siswa yang tidak tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II

adalah 100, dan nilai terendah 80, rata-rata siklus II 89,84. Ini

membuktikan bahwa proses belajar mengajar menggunakan model

pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat meningkatkan hasil siswa pada

pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Perubahan Benda. Perbandingan

rata-rata pra siklus dengan siklus I yaitu 11,06, sedangkan perbandingan

siklus I dengan siklus II yaitu 8,94 dengan indikator keberhasilan 75%

siswa tuntas dengan nilai minimal 80. Rekapitulasi perbandingan hasil

belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II bila disajikan dalam

diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.5.

82

Gambar 4.5 Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA

Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas VI Pra Siklus, Siklus 1, dan

Siklus II

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran aktif

tipe Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN

Salatiga 08. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa yang

semakin meningkat. KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah adalah

75. Dari jumlah keseluruhan 33 siswa, saat pra siklus ada 14 siswa (42%)

yang tuntas dengan nilai rata-rata 69,84, pada siklus I meningkat menjadi 28

siswa (85%) tuntas dengan nilai rata-rata 80,9, dan pada siklus II meningkat

menjadi 33 siswa (100%) tuntas dengan nilai rata-rata 89,84.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II

dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya

pada pokok bahasan Perubahan Benda sehingga berpengaruh terhadap hasil

belajar IPA yang diperoleh siswa. Hasil tersebut selaras dengan teori

Hisyam Zaini (2011: 54) Pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu

pembelajaran yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frek

uen

si

Tuntas

83

Hasil Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian PTK yang

dilakukan oleh Vigustina Tika dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Sejarah dengan pembelajaran Quiz Team pada Siswa kelas XI IPS

SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2012-2013”.

Dari hasil analisis terdapat empat tahap untuk meningkatkan hasil belajar

siswa yaitu tahap pembentukan kelompok, tahap diskusi, tahap tanya jawab,

dan tahap evaluasi. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1

dari jumlah rata-rata prasiklus 61,70 meningkat pada siklus I menjadi 78,10

dan kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,48. Hal ini berarti

penerapan model pembelajaran aktif Quiz Team berpengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan paparan hasil penelitan diatas, maka hipotesis yang

menyatakan peningkatan hasil belajar IPA diduga dapat diupayakan melalui

model pembelajaran aktif tipe quiz team siswa kelas VI SDN Salatiga 08

semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Terbukti ditunjukkan oleh

perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan (1) ketuntasan hasil belajar,

antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 42%: 85%: 100%, (2) skor

minimum, antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 45: 65: 80, skor

maksimum, antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 85: 90: 100. (4) skor

rata-rata, antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 69,84: 80,9: 89,84.

Jadi dapat di simpulkan bahwa kegiatan pembelajaran siswa kelas VI di

SDN Salatiga 08 terlihat ada peningkatan hasil belajar siswa setelah

menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team.