bab iv hasil penelitian dan...

26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Paduan Suara Quinta Chamber Quinta Chamber terbentuk pada tahun 2009 yang diprakarsai oleh Teguh Prihantoro, S.Pd yang merupakan guru baru di SMA N 3 Magelang. Diawali dari sebuah vokal grup, Quinta Chamber terbentuk. Vokal grup tersebut terbentuk karena adanya lomba vokal grup pada tahun 2011 yang langsung mendapatkan juara pertama di tingkat kota dan mendapat peringkat 11 di tingkat Provinsi. Setelah vokal grup, muncul sebuah band bernama Latulip Band yang pernah berhasil mendapatkan juara 3 Jingle Dare pada tahun 2010 dan kemudian menghasilkan siswa yang berbakat dalam bidang musik. Terhitung dari lomba tersebut, Teguh Prihantoro, S.Pd selaku pembimbing dan beberapa siswa dari Latulip dan kelompok vocal group, merencanakan untuk mengadakan sebuah kegiatan ekstra seni musik yang dapat menampung bakat seni yang dimiliki oleh siswa SMA N 3 Magelang. Kegiatan ekstrakurikuler seni musik akhirnya terbentuk dalam bentuk kelompok paduan suara dengan nama Quinta Chamber. Quinta Chamber sendiri berasal dari bahasa Georgia, Quinta berarti suara yang indah, dan yang Chamber berarti gabungan.

Upload: phamnguyet

Post on 13-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Paduan Suara Quinta Chamber

Quinta Chamber terbentuk pada tahun 2009 yang

diprakarsai oleh Teguh Prihantoro, S.Pd yang merupakan

guru baru di SMA N 3 Magelang. Diawali dari sebuah

vokal grup, Quinta Chamber terbentuk. Vokal grup

tersebut terbentuk karena adanya lomba vokal grup pada

tahun 2011 yang langsung mendapatkan juara pertama

di tingkat kota dan mendapat peringkat 11 di tingkat

Provinsi. Setelah vokal grup, muncul sebuah band

bernama Latulip Band yang pernah berhasil

mendapatkan juara 3 Jingle Dare pada tahun 2010 dan

kemudian menghasilkan siswa yang berbakat dalam

bidang musik.

Terhitung dari lomba tersebut, Teguh Prihantoro,

S.Pd selaku pembimbing dan beberapa siswa dari Latulip

dan kelompok vocal group, merencanakan untuk

mengadakan sebuah kegiatan ekstra seni musik yang

dapat menampung bakat seni yang dimiliki oleh siswa

SMA N 3 Magelang. Kegiatan ekstrakurikuler seni musik

akhirnya terbentuk dalam bentuk kelompok paduan

suara dengan nama Quinta Chamber. Quinta Chamber

sendiri berasal dari bahasa Georgia, Quinta berarti suara

yang indah, dan yang Chamber berarti gabungan.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Seiring berjalannya waktu, Quinta Chamber mulai

memantapkan dan memberanikan diri untuk mengikuti

berbagai macam perlombaan. Lomba pertama yang

diikuti atas nama Quinta Chamber adalah lomba vocal

group pada tahun 2009 yang diikuti oleh 6 siswa. Namun

pada lomba ini, SMA N 3 belum berhasil mendapatkan

juara. Quinta Chamber juga mulai lebih sering mengikuti

lomba – lomba yang ada di Magelang. Mulai dari

menyanyi tunggal putra maupun putri, vocal group

hingga paduan suara.

Mulai tahun 2011, nama Quinta Chamber mulai

terangkat dan diperhitungkan di Magelang. Nama Quinta

Chamber mulai terdengar di seluruh Magelang setelah

memenangkan Festifal Paduan Suara Pekan Raya

Magelang pada tahun 2011 yang menduduki peringkat ke

dua.

Kemenangan-kemenangan yang mulai diperoleh

Quinta Chamber ini seolah menjadi cambuk yang terus

memacu agar Quinta Chamber dapat menjadi tolok ukur

musik di Magelang. Hal ini dapat dilihat dari prestasi -

prestasi yang terus dihasilkan oleh Quinta Chamber

sebagai bukti dari eksistensinya di bidang musik yang

sudah memasuki tahun ke-7.

Quinta Chamber juga memiliki beberapa program

kerja yang telah dilaksanakan dan beberapa program

kerja yang dijadikan target bagi Quinta Chamber.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Program kerja yang telah dilaksanakan adalah The

Gooms dan Recording. Sedangkan Pogram kerja yang

akan dilaksanakanmeliputi Konser sewindu Quinta

Chamber, Festival Band, Roadshow, dan Outbond.

Visi dan Misi Kelompok Paduan Suara Quinta Chamber

adalah sebagai berikut:

VISI : Membentuk organisasi yang maju, berkembang,

berprestasi, dan mandiri

MISI

1. Mempererat persaudaraan siswa SMA Negeri 3 pada

umumnya dan peserta Quinta Chamber pada

khususnya

1. Mengangkat nama SMA N 3 pada umumnya dan

Quinta Chamber sama khususnya di luar lingkungan

sekolah SMA N 3 Magelang.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa melalui

program – program kerja yang bermutu dan menarik

3. Mengembangkan dan melanjutkan program kerja

sebelumnya yang telah dilaksanakan

4. Membuat inovasi untuk perkembangan seni musik di

SMA Negeri 3 Magelang.

4.2 Hasil Penelitian

Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

triangulasi. Ada empat komponen analisis yang dilakukan

dengan model ini yaitu: a) Pengumpulan data; b) Reduksi data;

c) Sajian data; dan d) Penarikan kesimpulan (Maleong,

2006:22).

Berdasarkan hasil reduksi data dan fokus penelitian yang

telah diuraikan, maka paparan data dapat dikelompokkan

menjadi empat yaitu : a) Perencanaan pembelajaran; b)

Pengorganisasian pembelajaran; c) Penggerakan pembelajaran;

dan d) Pengawasan pembelajaran.

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran pada kelompok paduan

suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang.

Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA

Negeri 3 Magelang mengenai perencanaan pembelajaran seni

musik sebagai berikut:

“ Dalam merencanakan pembelajaran kami memperhatikan kedalaman dan keluasan materi serta alokasi waktu yang tersedia. Selain itu kami juga mempertimbangkan media pembelajaran yang tersedia serta sumber belajar yang ada. Stratregi yang kami gunakan adalah strategi yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik materi pelajaran”.

Hasil wawancara tersebut sejalan dengan penjelasan Guru

Seni Musik yang mengajar kelas XI yang menyampaikan

penjelasan sebagai berikut:

“ Kami membuat analisis jam, hari, dan minggu efektif kemudian menelaah SK dan KD dan memperhitungkan alokasi waktu yang tersedia. Untuk scenario pembelajaran kami sesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran”.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Penjelasan Kepala SMA Negeri 3 Magelang berikut ini

menambah informasi tentang perencanaan pembelajaran yang

disusun oleh guru-guru SMA Negeri 3 Magelang:

“ SMA Negeri 3 Magelang pada tahun ini masih

memberlakukan Kurikulum tahun 2006 yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Dalam KTSP guru wajib

mengembangkan silabus dan RPP. Guru-guru kami aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran atau MGMP. Dalam kegiatan MGMP inilah silabus dan RPP dikembangkan bersama oleh guru-guru sesuai dengan kelompok mata

pelajarannya masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing sekolahnya. Hal ini juga berlaku bagi guru seni

musik. Pada prinsipnya pengembangan silabus dan RPP harus memperhatikan kedalaman dan

keluasan materi pelajaran, alokasi waktu yang tersedia serta sarana dan prasarana pendukung yang ada di sekolah. Mengenai strategi

pembelajaran yang dipilih kami memberikan kebebasan kepada guru sesuai dengan mata pelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan.

Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan adalah prota, promes, silabus, dan RPP”.

Ketiga hasil wawancara di atas memberikan informasi

bahwa perancangan pembelajaran seni musik pada paduan

suara Quinta Chamber SMA Magelang mengacu pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana

pengembangannya diserahkan kepada pihak sekolah dalam hal

ini oleh guru, dengan harapan pembelajaran yang dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kebutuhan siswa pada

umumnya. Adapunn perangkat pembelajaran yang harus

disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

pembelajaran adalah: prota, promes, silabus, dan RPP. Pada

pembelajaran seni pada kelompok paduan suara Quinta

Chamber SMA Negeri 3 Magelang guru menggunakan strategi

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3

Magelang menyesuaikan dengan Permendiknas Nomor 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses dimana perencanaan

proses pembelajaran meliputi silabus dan rencanan

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sekurang-kurangnya

memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,

sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Setiap guru pada

satuan pendidikan wajib menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran yang berlangsung interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, serta memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup

bagi prakrasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

Dalam menyusun perencanaan pembalajaran seni musik

dengan strategi pembelajaran kontekstual, guru seni musik

pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3

Magelang harus mampu menciptakan suasana kelas yang

dinamis, difokuskan pada kebutuhan siswa. Selain itu kegiatan

yang dirancang harus dapat menghancurkan kebiasaan-

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

kebiasaan buruk dalam belajar dan menggantikannya dengan

kebiasaan-kebiasaan baik.

Berdasarkan observasi pada dokumen perangkat

pembelajaran yang disiapkan oleh guru seni musik SMA Negeri

3 Magelang, semua guru sudah menyusun program tahunan

dan program semester. Guru mengembangkan silabus bersama

dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

tingkat Kota Magelang. Semua guru menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk satu RPP setiap satu

atau dua kali pertemuan . Dalam hal pembelajaran seni musik

bagi kelompok paduan suara Quinta Chamber berlaku hal yang

sama satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran atau 2 X 45

menit. RPP yang disusun oleh guru memuat identitas, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode atau pendekatan, alokasi waktu, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran, penilaian, dan alat atau media

pembelajaran.

Menurut informasi yang peneliti peroleh melalui

wawancara dan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa dalam

menyusun perencanaan pembelajaran guru seni musik pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3

Magelang menyesuaikan dengan Permendiknas Nomor 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses. Perencanaan proses

pembelajaran yang disusun meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber

belajar, dan penilaian hasil belajar. Setiap guru pada satuan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran guru seni

musik pada kelompok paduan suara Quinta Chammber SMA

Negeri 3 Magelang menerapkan pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning. RPP disusun mengacu pada

silabus yang telah dikembangkan bersama dalam kegiatan

MGMP. Penerapan pendekatan pembelajaran CTL diharapkan

mampu membuat siswa termotivasi, dan berpartisipasi aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

4.2.2 Pengorganisasian Pembelajaran pada kelompok

paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang.

Yang dimaksud dengan pengorganisasian ialah proses

pengelompokan orang-orang berdasarkan tugas, wewenang,

dan tanggungjawabnya. Dengan demikian akan tercipta suatu

organisasi yang siap menjalankan rencana yang telah

ditetapkan. Dalam proses pengorganisasian, semua sumber

daya organisasi digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan

masing-masing. Dalam manajemen lembaga pendidikan

terdapat unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga

tersebut, diantaranya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

sekolah terbagi dalam dua katagori yaitu lingkungan internal

dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal sekolah

misalnya tempat belajar mengajar, pendidik, peserta didik,

karyawan, alat-alat, fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah,

dan aktivitas pembelajaran. Semua secara keseluruhan terlibat

lalngsung dalam suasana interaktif yang membentuk budaya

sekolah.

Lingkungan lembaga pendidikan yang bersifat eksternal

adalah lingkungan yang keberadaannya di luar lembaga,

misalnya lingkungan masyarakat, hubungan strukural sekolah

dengan pemerintah, dan interaksi pihak lembaga dengan

keluarga seluruh anak didik.

Berkenaan dengan pengorganisasian pembelajaran seni

pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3

Magelang, baik lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal saling berkait dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Masing-masing berperan sesuai dengan fungsinya. Hal tersebut

sesuai dengan penjelasan Rimbawati sebagai berikut:

“ Dalam pengorganisasian pembelajaran seni untuk

kelompok paduan suara Quinta Chamber, semua unsur yang membentuk organisasi bertanggungjawab sesuai perannya. Dalam hal ini

baik lingkungan internal maupun eksternal semua berperan dalam rangka mempertahankan

keberadaan kelompok paduan suara. Guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran harus berani keluar dari zona kenyamanan. Gutu harus mampu

melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga mudah diserap oleh siswa.

Setiap permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran harus disikapi sebagai embrio

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

tumbuhnya kreativitas baru untuk memperbaiki keadaan ke depan. Guru harus mampu

menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis”.

Penjelasan mengenai pengorganisasian pembelajaran

pada kelompok paduan suara Quinta Chamber juga

disampaikan oleh Joko Tri Haryanto selaku Kepala Sekolah

SMA Negeri 3 Magelang sebagai berikut:

“ Siswa-siswi anggota kelompok paduan suara Quinta Chamber pada dasarnya adalah anak-anak

yang pandai. Akan tetapi tidak semua anak yang pandai dapat berhasil dalam belajar. Oleh karena itu dalam merekrut anggota sekolah membuat

aturan yang ketat. Sebelum masuk menjadi anggota anak-anak melalui tahapan seleksi. Tidak semua

yang berkeinginan menjadi anggota dapat terpenuhi. Paduan Suara Quinta Chamber benar-benar berangggotakan siswa pilihan. Biasanya

mereka sudah memiliki kebiasaan belajar yang bagus. Orang tua siswa-siswi anggota paduan suara mendukung sekali seluruh kegiatan paduan suara

baik berupa dukungan yang bersifat moril maupun yang bersifat materiil. Anak-anak Quinta terbiasa

mandiri. Sekolah tinggal memberikan fasilitas yang mereka perlukan untuk dapat berhasil dalam efent-efent lomba yang diikuti”

Selanjutnya Aberawa Listyarini menjelaskan tentang

manajemen pembelajaran seni pada kelompok paduan suara

Quinta Chamber sebagai berikut:

“ Dalam melaksanakan pembelajaran seni pada

kelompok ini kami menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Penggunaan pendekatan ini lebih mengutamakan

pemanfaatan lingkungan belajar siswa, guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

dunia nyata. Hal ini mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan anggota

masyarakat. Sarana dan prasarana cukup memadai. Dalam melaksanakan pembelajaran kami memperhitungkan alokasi waktu baik dalam proses

penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun kegiatan setelah pembelajaran. Semua tahap harus direncanakan dengan baik sehingga guru mudah

dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan”.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru seni

musik pada kelompok paduan suara Quinta Chamber

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

CTL. Masing-masing guru mengorganisasikan kegiatan

pembelajaran dengan target waktu yang sudah ditentukan.

Kegiatan meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta kegiatan setelah

pembelajaran sudah diorganisir dengan baik. Tahap

perencanaan meliputi penyusunan RPP yang harus memenuhi

prinsip menguasai bahan ajar, memahami prinsip-prinsip

pembelajaran, serta memahami model pembelajaran yang

digunakan. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru harus

memperhatikan pengelolaan dan pengendalian kelas.

Sedangkan tahapan setelah mengajar meliputi kegiatan menilai

hasil belajar siswa, melaksanakan analisis hasil belajar,

melaksanakan kegiatan tindak lanjut serta menyusun

perencanaan pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran yang

akan datang. Ketiga kegiatan tersebut harus mampu

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

menggambarkan hasil belajar dari tiga ranah yaitu kognitif,

afektif, dan

psikomotor,

4.2.3 Pengelolaan Penggerakan Pembelajaran pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri

3 Magelang.

Penggerakan adalah proses manajemen yang

berhubungan dengan orang-orang. Penggerakan juga

mengandung arti tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok mau berusaha mencapai sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan agar sesuai dengan perencanaan yang

telah dibuat.

Dalam hal pelaksanaan perencanaan pembelajaran harus

berorientasi kepada upaya penyiapan individu siswa agar

mampu melaksanakan perangkat kompetensi yang telah

direncanakan pada tahap awal pengembangan perencanaan

pembelajaran. Kompetensi yang akan dicapai dalam

pembelajaran diupayakan untuk dapat dicapai secara optimal.

Agar kegiatan pembelajaran dapat memberdayakan seluruh

potensi yang ada pada siswa kegiatan pembelajaran

hendaknya: a) Berpusat pada peserta didik; b) mengembengkan

kreatifitas peserta didik; c) menciptakan kondisi yang

menantang dan menyenangkan; d) bermuatan nilai, etika,

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

estetika, logika; dan e) menyediakan pusat pengalaman belajar

yang beragam.

Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran seni pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3

Magelang menunjukkan bahwa siswa mempunyai pengetahuan

prasyarat yang kemudian lebih jauh dikembangkan dalam

kegiatan pembelajaran. Guru berusaha menjadikan lingkungan

sebagai sumber belajar. Siswa terlibat secara langsung untuk

menemukan materi pelajaran. Siswa berusaha menghubungkan

materi pelajaran dengan kehidupan nyata.

4.2.4 Pengelolaan Pengawasan Pembelajaran pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri

3 Magelang

Pengawasan adalah tindakan manajerial yang

mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Karena itu proses ini

harus dilakukan sepanjang pekerjaan berlangsung agar dapat

segera diketahui apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan

atau kesalahan-kesalahan sehingga dapat segera dilakukan

perbaikan.

Pada umumnya dikenal 5 langkah pengawasan yaitu: a)

Menentukan standar; b) Melakukan pengukuran; c)

Memonitoring dan mengevaluasi; d) Membandingkan prestasi

yang dicapai dengan standar; dan e) Melakukan perbaikan yang

dilakukan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Dalam hal standar kepengawasan SMA Negeri 3 Magelang

menentukan standar pengawasan program sekolah, standar

pengawasan supervisi guru, serta standar kelulusan siswa.

Untuk mengukur prestasi siwa dilakukan pengukuran awal

semester dan pengukuran prestasi setiap akhir tahun

pembelajaran. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan

dengan cara supervisi proses belajar mengajar oleh kepala

sekolah, dan evaluasi proses belajar mengajar. Selanjutnya

sekolah membandingkan apakah prestasi yang dicapai siswa

lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil anlisis

tersebut sekolah melaksanakan perbaikan terhadap program

serta menindaklanjuti saran dan kritik.

Dari semua kegiatan pengawasan evaluasi merupakan

kegiatan yang dapat langsung memberikan gambaran efektif

tidaknya suatu program. Hasil belajar merupakan tujuan akhir

dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil

belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan

secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif

yang kemudian disebut sebagai proses belajar. Akhir dari

proses belajar adalah perolehan hasil belajar. Hasil tersebut

merupakan hasil dari proses interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil

belajar merupakan penanda berakhirnya proses pengajaran

dan puncak dari proses belajar.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Hasil penelitian tentang pelaksanaan evaluasi

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning pada kelompok paduan

suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang tergambarkan

gari hasil wawancara dengan guru seni musik sebagai berikut:

“Evaluasi pembelajaran kami laksanakan pada setiap akhir pertemuan dengan meminta siswa mengerjakan soal-soal yang kami sediakan secara

mandiri. Dengan demikian kami akan memperoleh gambaran tentang kemajuan belajar siswa serta

dapat kami upayakan agar dalam setiap pertemuan kami memperoleh hasil yang lebih baik dengan penerapan pembelajaran kontekstual.”

Hasil wawancara tersebut menggambarkan bahwa dalam

setiap akhir pembelajaran guru meminta siswa mengerjakan

soal evaluasi untuk mendapatkan gambaran tentang kemajuan

belajar siswa. Dari jawaban yang diberikan guru memperoleh

gambaran tentang peningkatan prestasi belajar anggota

kelompok paduan suara Quinta Chamber dengan penerapan

Contextual Teaching and Learning.

Hasil wawancara dengan guru seni music pada kelas yang

berbeda menambahkan informasi tentang pelaksanaan evaluasi

pembelajaran yang berbeda sebagai berikut :

“Dalam setiap akhir keggiatan pembelajaran, kami menyediakan waktu lima belas menit untuk siswa

mengerjakan soal evaluasi. Soal yang kami berikan kadang-kadang berbentuk pilihan ganda, kadang-kadang berbentuk isian atau uraian. Soal essay lebih

banyak kami berikan agar kami benar-benar dapat mengukur pemahaman siswa akan materi pelajaran

yang disampaikan .”

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Penjelasan di atas memberikan gambaran entang waktu

pelaksanaan kegiatan evaluasi dalam setiap akhir kegiatan

pembelajaran. Soal yang diberikan oleh guru lebih banyak

bernetuk essay dikandung maksud agar mampu memberikan

gambaran tentang pemahaman siswa akan materi pembelajaran

yang disampaikan oleh guru.

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri

individu yang melakukan kegiatan belajar. Perubahan yang

terjadi bukan hanya perubahan dalam hal pengetahuan akan

tetapi juga kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam

bersikap. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa

setelah melalui proses pembelajaran dalam kurun waktu

tertentu dan diukur menggunakan alat evaluasi tertentu. Hasil

belajar kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3

Magelang setelah melalui kegiatan pembelajaran dengan

penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

dijelaskan oleh Sisca Maharani anggota kelompok paduan suara

Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang sebagai berikut :

“Setelah mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning hasil belajar saya mengalami peningkatan dibandingkan

ketika guru menggunakan pembelajaran konvensional. Saya lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru karena pembelajaran

yang dilaksanakan lebih menarik dan menantang .”

Penjelasan siswa anggota kelompok paduan suara

tersebut memberikan gambaran bahwa siswa lebih merasa

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

senang belajar dengan penggunaan pendekatan Contextual

Teaching and Learning. Mereka lebih mudah memahami materi

pelajaran karena penyajian materi yang diberikan oleh guru

lebih menarik.

Penjelasan tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan

oleh Angga Saputra anggota kelompok paduan suara Quinta

Chamber yang berasal dari kelas X sebagai berikut :

“ Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang

membuat pelajaran yang saya terima lebih menarik. Dengan demikian saya senang mengikuti kegiatan pembelajaran karena saya lebih mudah memahami

materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.”

Penjelasan siswa diatas memberikan informasi bahwa

penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning

pada kelompok paduan Suara Quinta Chamber membuat

pelajaran yang mereka terima lebih menarik. Mereka lebih

mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh

guru.

Dari hasil tes yang diberikan oleh guru terlihat bahwa

penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning pada kelompok paduan suara Quinta Chamber SMA

Negeri 3 Magelang efektif untuk diterrapka. Penjelasan tersebut

disampaikan oleh Rimbawati sebagai berikut:

“Terdapat kenaikan hasil ulangan dari ulangan sebelum penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan setelah penerapan pendekatan Contextual Teaching and learning untuk masing-

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

masing angkatan sebagai berikut: untuk angkatan ke-8 sebesar 10% , angkatan ke-7 sebesar 8%, serta

untuk angkatan ke-6 sebesar 5% . Rerata kenaikan dari ketiga angkatan sebesar 7,66 %

Dari hasil wawancara di atas dapat diperoleh gambaran

bahwa dari hasil ulangan yang dilakukan sebelum penerapan

pendekatan Contextual Teaching and Learning bila

dibandingkan dengan setelah penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning terdapat kenaikan hasil

belajar yang cukup signifikan yaitu sebesar 10 % untuk

angkatan ke-8, 8% untuk angkatan ke-7 dan sebesar 5% untuk

angkatan ke-6. Daari ketiga nagkatan tersebut rerata kenaikan

adalah sebesar 7,66%.

Secara keseluruhan hasil belajar dengan penerapan

pendekatan Contextual Teaching and Learning berdampak

terhadap peningkatan hasil belajar anggota kelompok paduan

suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang. Hal tersebut

memberikan sumbangan yang besar terhadap semangat

anggota kelompok paduan suara untuk tetap mempertahankan

keberadaannya dan berkontribusi terhadap peningkatan

prestasi yang diperoleh oleh kelompok paduan suara tersebut.

4.3 Pembahasan

Manajemen pembelajaran seni pada kelompok paduan

suara Quinta Chamber SMA Negeri 3 Magelang dengan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

menggunakan model pembelajaran CTL ternyata memiliki

banyak keunggulan.

4.3.1 Pengelolaan Perencanaan Pembelajaran CTL pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber.

Perencanaan pembelajaran seni pada kelompok

paduan suara Quinta Chamber mangacu pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dimana

pengembangannnya diserahkan kepada pihak sekolah

dengan harapan agar sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Model pembelajaran CTL diterapkan pada pembelajaran

semi agar mampu memberikan pembelajaran yang

menyenangkan bagi peserta didik.

Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran CTL menyesuaikan dengan

Permendikans Nomor 41 Tahun 2007 dimana

perencanaan pembelajaran meliputi silabus, dan rencana

pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber

belajar dan penilaian hasil belajar. Setiap guru pada

satuan pendidikan berkewajiban menyususn RPP secara

lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik peserta didik.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran

dengan strategi CTL, mengacu pada silabus, kamudian

disusun dan dikembangkan sesuaui dengan tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode mengajar, sumber

belajar, dan penilaian hasil belajar. Perencanaan

pembelajaran dibuat sedapat mungkin mampu membuat

siswa termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Jazuli (2001:35) yang mengatakan bahwa perencanaan

adalah serangkaian tindakan yang di lakukan sebelum

usaha dimulai hingga proses usaha masih berlangsung.

Perencanaan juga dapat diartikan sebagai penetapan

tujuan kebijakan prosedur, program, pembiayaan,

standar mutu dari suatu organisasi. Perencanaan

program di sini mengandung makna sebagai sebuah

tujuan atau harapan dari pekerjaan untuk mencapai

sesuatu yang di harapkannya. Perencanaan perlu

mendasarkan pada beberapa alternative, antara lain 1)

kemampuan, 2) kondisi lingkungan, 3)kompetensi, 4)

kerja sama, 5) program (Jazuli,1995:91)

4.3.2 Pengelolaan Pengorganisasian Pembelajaran CTL pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber.

Pengorganisasian pembelajaran meliputi tahap

persiapan, pelaksanaan dan pasca pembelajaran.

Tahapan-tahapan tersebut harus terencana dan

terprogram dengan baik agar guru mudah dalam

melaksanakan pembelajaran.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

Dalam rangka pengorganisasian pembelajaran,

sebelum mengajar guru harus menyususn RPP. Dalam

menyususn RPP perlu memperhatikan prisip-prinsip

penyusunan RPP yang meliputi: menguasai bahan ajar,

memahami prinsip-prinsip mengajar, memahami model

pembelajaran yang digunakan. Pada tahap pelaksanaan

pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah

pengelolaan dan pengendalian kelas dengan

memperthatikan langkah-langkah pembelajaran yang

digunakan. Pada tahap pasca pembelajaran guru perlu

melaksanakan: penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa,

membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya,

serta melakukan refleksi terhadap pelaksanaan

pembelajaran yang sudah dilakukan. Ketiga tahap

tersebut harus mampu mencerminkan hasil belajar siswa

yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam

menentukan kualitas serta kuantitas pengajaran yang

dilaksanakan. Oleh sebab itu guru harus memikirkan

dan membuat perencanaan pembelajaran secara

seksama serta meningkatkan kesempatan bagi siswa agar

kualitas pembelajaran lebih baik. Pengorganisasian

pembelajaran merupakan aspek pendidikan yang

menjadi perhatian utama para guru yang berkeinginan

agar pembelajaran yang dilaksanakan optimal.

Dalam hal perencanaan pembelajaran guru SMA

Negeri 3 Magelang wajib menyusun silabus dan RPP yang

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

dikembangkan bersama melalui kegiatan MGMP.

Penyusunan perencanaan ini dimaksudkan untuk

memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dengan

langkah-langkah yang terprogram. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Mukitat (1984:20) yang mengatakan

bahwa mengorganisasi adalah menggolongkan kegiatan –

kegiatan yang penting untuk melaksanakan rencana –

rencana dalam kesatuan – kesatuan administratif dan

menentukan hubungan – hubungan antara pimpinan –

pimpinan dangan karyawan – karyawan dalam bentuk

kesatuan.

4.3.3 Pengelolaan Penggerakan Pembelajaran CTL pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber.

Pada pembelajaran CTL pembelajaran didahului

dengan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran.

Selain itu guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

serta memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam

aktivitas yang dipilih. Pada langkah selanjutnya guru

membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)

Pada pelaksanaan pembelajaran CTL guru harus

mampu mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,

hipotesis, pemecahan masalah. Untuk selanjutnya guru

membantu peserta didik dalam merencanakan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan

membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Pada

tahapan akhir guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Pembelajaran CTL mampu melibatkan komponen-

komponen utama seperti kemampuan bertanya,

menemukan, masyarakat belajar, refleksi serta penilaian

autentik.

Pembelajaran yang dilaksanakan mampu

menggerakkan semua unsur yang ada di SMA Negeri 3

Magelang untuk berperan aktif dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Jazuli (2001:39) yang mengatakan bahwa

penggerakan menyangkut tindakan – tindakan yang

menyebabkan suatu organisasi bisa berjalan, sehingga

semua yang terlibat didalam organisasi harus berupaya

kearah sasaran agar sesuai dengan perencanaan

manajerial.

Dalam hal fungsi penggerakan ini Kepala SMA

Negeri 3 Magelang berperan sentral. Kepala sekolah

memberikan ruang yang cukup kepada guru dan siswa

untuk berinovasi dalam berkesenian. Ruang yang cukup

inilah yang membuat kelompok paduan suara Quinta

Chamber mampu bersaing dengan kelompok lainnya dan

mampu mempertahankan kreatifitas dan eksistensinya

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

di tengah persaingan yang semakin ketat antar kelompok

paduan suara di kota Magelang.

Sejalan dengan pendapat tersebut Sudianto

(1989:169) menjelaskan secara umum actuating atau

penggerakan mempunyai arti suatu kegiatan yang

menggerakakan para bawahan kearah tujuan yang telah

ditetapkan. Karena menggerakkan para bawahan, maka

dengan demikian seorang pemimpin berada ditengah -

tengah para bawahan yang dengan sendirinya akan

diterima oleh para bawahan sebagai pendorong

(motivator). Tipe-tipe penggerakkan dapat berupa : 1)

motiovasi, semangat, inspirasi yang dapat memacu

tindakan kesadaran para pekerja, 2) bimbingan melalui

tindakan keteladanan, seperti dalam mengambil

keputusan, kesatuan bahasa, komunikasi, memperbaiki

pengetahuan dan ketrampilan bawahan, 3) pengarahan

yang jelas dan konstruktif terhadap bawahan agar bisa

melakukan pekerjaan dengan baik dan koordinasi bisa

lebih teratur.

4.3.4 Pengelolaan Pengawasan Pembelajaran CTL pada

kelompok paduan suara Quinta Chamber.

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan

agar berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan

tujuan kegiatan tercapai. Kegiatan ini dapat mendeteksi

ada tidaknya penyimpangan, dan bila terjadi

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

penyimpangan maka diperlukan tindakan untuk

mengatasinya.

Pada tahap pengawasan pembelajaran maksud dan

tujuan yang akan dicapai adalah untuk melihat hasil

akhir dari pelaksanaan pembelajaran. Guru akan melihat

apa saja yang telah dicapai dan pengaruhnya bagi siswa.

Selain itu guru juga harus melihat apakah tujuan

pembelajaran telah tercapai. Guru harus mampu

memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Setelah itu guru harus membuat laporan

untuk diserahkan kepada pihak-pihak penerima laporan

yaitu kepala sekolah dan wali murid sebagai bahan

utama laporan hasil pendidikan.

Evaluasi merupakan kagitan utama yang harus

dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Dalam tahapan ini guru harus mampu mengetahui

perkembangan hasil belajar siswa. Kepala sekolah

melalui kegiatan supervisi dan pemantauan melakukan

pengawasan terhadap kegiatan kelompok paduan suara.

Kegiatan pembelajaran CTL pada kelompok paduan

suara Quinta Chamber ini terbukti mampu

meningkatkan hasil belajar siswa sehingga kelompok

paduan suara ini tetap mampu mempertahankan

kreativitas dan eksistensinya sebagai salah satu

kelompok paduan suara di kota Magelang yang

senantiasa diperhitungkan keberadaannya. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Sudianto (1989:169) yang

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10666/4/T2_942014704_BAB IV...Hasil wawancara dengan Guru Seni Musik kelas X SMA Negeri 3 Magelang mengenai

mengatakan bahwa pengawasan merupakan fungsi

seorang manajer dalam melaksanakan penilaian dan

mengendalikan jalannya operasi atau suatu kegiatan

badan usaha yang mengarah demi tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan.