bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Kondisi Awal
Penelitian di lakukan di SD N Klero 01 dengan jumlah siswa 30 siswa. Pada
pembelajaran matematika, biasanya sebagian guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Berdasarkan hasil observasi hal
serupa juga terjadi pada pembelajaran Matematika di SDN Klero 01. Guru hanya
menyampaikan pembelajaran dengan ceramah. Guru tidak menggunakan media
pembelajaran atau alat peraga untuk memperjelas materi yang di sampaikan.
Guru juga tidak menggunakan model pembelajaran inovatif untuk menarik
perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kuranya ketertarikan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran mengakibatkan siswa kurang
memperhatikan penjelasan dari guru.Banyak siswa yang bermain sendiri
sehingga mereka tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. Hal demikianlah
yang mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Berdasarkan hasil dari tes awal
untuk siswa kelas 4 menunjukkan 63,3% siswa yang tuntas pada mata pelajaran
matematika dari jumlah siswa. Terdapat 11 anak yang tidak tuntas dari nilai
KKM yang telah di tentukan yaitu 70.
Berdasarkan observasi dan hasil belajar siswa yang menunjukkan rendahnya
hasil belajar siswa maka diadakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran SAVI pada materi sifat-sifat bangun ruang dan
jaring-jaring bangun ruang yang akan dilaksanakan pada 2 siklus.
Pelaksanaan tindakan yang pertama dilaksanakan dengan pokoksifat-sifat
bangun ruang sederhana. Pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 2
pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
4.1.1.1 Pertemuan 1
Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, terlebih dahulu dilakukan observasi pada siswa
kelas IV untuk mata pelajaran matematika. Dari hasil observasi diperoleh
beberapa faktor yang menghambat hasil belajar siswa kelas IV pada mata
2
pelajaran matematika sebelum pelaksanaan siklus 1. Adapun faktor penghambat
hasil belajar antara lain: 1) Dalam penyampaian materi guru hanya menggunakan
model ceramah. 2) Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam
menyampaikan materi. 3) Kurangnya minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran. 4) Kurangnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 5)
Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat dirumuskan alternative tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus 1,yaitu
a. Menentukan model pembelajaran yang inovatif dan menarik minat siswa.
b. Merumuskan rencana pembelajaran
c. Menyediakan media atau alat peraga
d. Membuat lembar observasi
e. Membuat soal evaluasi hasil belajar
Pelaksanaan tindakan
Pertemuan pertama pada siklus pertama ini di laksanakan pada tanggal 28
februari 2013 dengan melalui beberapa tindakan yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
pertama guru menyiapkan kondisi ruangan untuk belajar. Guru membuka
pelajaran dengan doa dan dilanjudkan dengan apersepsi. Untuk apersepsi
guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu mengenai macam-macam
bangun ruang. Guru bertanya jawab tentang isi lagu tersebut. Guru
menyampaikan tujuan dan dilanjudkan pada kegiatan inti.
b. Kegiatan inti
Guru mengajak siswa untuk mengamati lingkungan kelas dan
menyebutkan contoh bangun yang ada di kelas. Mengapa disebut bangun
ruang. Guru menunjukkan contoh balok untuk memikat rasa ingin tahu
siswa. Guru mrnanyakan benda-benda yang termasuk balok. Guru
membagi kelompok dan setiap kelompok akan menjadi mendapat alat
peraga dan lembar diskusi. Dengan menggunakan balok atau kubus yang
telah di berika pada masing – masing kelompok maka siswa mencari ciri-
ciri kubus dan balok melalui pengamatan benda. Siswa di minta berdiskusi
3
tentang sifat-sifat dari balok dan kubus tersebut. Siswa mempresentasikan
hasil diskusi. Guru menanyakan hal yang belum jelas dan meraik
kesimpulan
c. Penutup
Pada kegiatan penutup guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan kedua dan guru memberikan motivasi pada siswa
Observasi
Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama palaksanaan kegiatan
pembelajaran sudah baik tetapi masih terdapat beberapa kendala antara lain:
(1) Siswa belum terbiasa dengan model diskusi sehingga kurang
bersemangat.
(2) Banyak siswa yang ramai sehingga mengganggu teman yang lain.
(3) Pembagian kelompok kurang maksimal sehingga banyak yang
kurang senang dengan teman kelompoknya.
(4) Penggunaan media pembelajaran kurang maksimal baik guru
maupun siswa.
(5) Pengalokasian waktu masih sulit.
Refleksi
Berdasarkan observasi dan analisis hasil belajar siswa terdapat beberapa
tindakan yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
1) Guru harus menggunakan cara lain dalam pembagian kelompok.
2) Guru menggunakan media pembelajaran dengan baik
3) Guna mengatasi banyaknya siswa yang ramai dan memperlambat waktu
diskusi, guru harus memberikan batasan waktu dalam pelaksanaan diskusi
kelompok.
4.1.1.2 Pertemuan 2
Perencanaan.
Dari hasil refleksi pada pertemuan pertama maka pada pertemuan kedua
menyusun perencanaan yang dapat memperbaiki pada pertemuan pertama antara
lain
a. Merumuskan rencana pembelajaran
4
b. Menyediakan media atau alat peraga
c. Membuat lembar observasi
d. Membuat soal evaluasi hasil belajar
Pelaksanaan tinadakan
Pertemuan kedua pada siklus pertama dilaksanakan pata tanggal 4 Maret
2013 dengan melalui beberapa tindakan yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
pertama guru menyiapkan kondisi ruangan untuk belajar. Guru membuka
pelajaran dengan doa dan dilanjudkan dengan apersepsi. Untuk apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang telah di pelajarai pada pertemuan yang lalu. Guru
menyampaikan tujuan dan dilanjudkan pada kegiatan inti.
b. Kegiatan inti
Guru mengajak siswa untuk mengamati lingkungan kelas dan Guru
meminta siswa untuk menyebutkan benda yang merupakan bangun ruang
tabung, bola dan kerucut. Guru membagi kelompok dan setiap kelompok
akan menjadi mendapat alat peraga dan lembar diskusi. Dengan
menggunakan tabung dan kerucut yang telah di berika pada masing –
masing kelompok maka siswa mencari ciri-ciri tabung dan kerucut melalui
pengamatan benda. Siswa di minta berdiskusi tentang sifat-sifat dari
tabung dan kerucut tersebut. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Guru
menanyakan hal yang belum jelas dan menarik kesimpulan
c. Penutup
Guru memberi soal untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
Pada kegiatan penutup guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan kedua dan guru memberikan motivasi pada siswa
Observasi
Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama palaksanaan kegiatan
pembelajaran sudah baik tetapi masih terdapat beberapa kendala antara lain:
(1) Siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran dan mulai tertarik.
(2) Masih beberapa siswa yang rame dan bermain sendiri.
5
(3) Ketika berdiskusi memerlukan waktu yang lama.
(4) Siswa hanya memperhatikan media yang di peragakan oleh guru
Refleksi
Berdasarkan observasi dan analisis hasil belajar siswa terdapat beberapa
tindakan yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
1) Guru menegur keras pada siswa yang ramai.
2) Guru memberikan batasan waktu unruk diskusi
3) Memberikan bimbingan kepada siswa untuk menggunakan media dalam
tiap-tiap kelompok.
Dalam pelaksanaan tindakan guru menggunakan model pembelajaran yang
lebih inovatif. Guru menggunakan model pembelajaran SAVI yang bertujuan agar
siswa mampu bekerjasama dalam kelompok dan menemukan sendiri materi yang
akan di pelajari. Guru juga menggunakan media tiga dimensi yang dapat
digunakan siswa berdiskusi dan menemukan materi. Penggunakan media
pembelajaran ini siswa akan mudah mengingat pelajaran. Dengan mempraktikan
secara langsung pada media pembelajaran akan mudah memahami dan
mengingat materi tersebut.
. Pada siklus 1 terdapat 22 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas
sehingga di perlukan perbaikan pada siklus 2. Tingkat ketuntasan siswa
diharapkan mencapai 80% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas. Sedangkan pada
siklus 1 ini tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 73,3% akan tetapi telah
terjadi peningkatan antara kondisi awal atau pra siklus dan siklus 1. Pada pra
siklus tingkat ketuntasan mencapai 63,35 pada siklus 1 sudah mengalami
peningkatan yaitu mencapai 73,3%. Akan tetapi criteria ketuntasan pada siklus 1
belum mencapai criteria yang diharapkan sehingga perlu diadakan perbaikan
pada siklus 2.
4.1.2 Siklus 2
Berdasarkan analisis data hasil belajar dari pelaksanaan siklus 1, menunjukan
ada 8 siswa yang tidak tuntas dari 30 siswa.dari hasil tersebut, pelaksanaan siklus
1 belum memenuhi standar yang diharapkan pada indicator kinerja yang
6
mengharapkan lebih dari 80 % siswa tuntas. Dengan demikian perlu diadakan
perbaikan untuk mencapai hasil yang diharapkan sehingga gegiatan penelitian
dilanjudkan dengan pelaksanaan siklus 2. ada beberapa hal yang perlu di
perbaiki dalam siklus 2.
4.1.3.` Pertemuan pertama siklus 2
Perencanaan
a. Menyusun rencana pembelajaran yang lebih menekankan pada
praktik yang dilakukan siswa dan lebih menarik.
b. Memberikan batasan waktu dalam pelaksanaan diskusi kelompok
c. Memberikan contoh penggunaan media pembelajaran
Pelaksanaan
Pertemuan pertama pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 6 maret
2013 dengan melalui beberapa tindakan antara lain:
a. Kegiatan awal
pertama guru menyiapkan kondisi ruangan untuk belajar. Guru membuka
pelajaran dengan doa dan dilanjudkan dengan mengajak siswa
menyanyikan lagu jaring-jaring bangun ruang versi sedang apa. Guru
bertanya jawab dengan siswa. Guru menyampaikan tujuan dan dilanjudkan
pada kegiatan inti.
a. Kegiatan inti
Guru mengajak siswa untuk mengamati lingkungan kelas dan Guru
meminta siswa untuk menyebutkan benda yang merupakan bangun ruang
kubus. Guru membagi kelompok dan setiap kelompok akan menjadi
mendapat alat peraga dan lembar diskusi. Dengan menggunakan kubus
dan alat-alat yang telah di berikan pada masing – masing kelompok .
Siswa dibimbing oleh guru mencari jaring-jaring kubus melalui
pengamatan benda. Siswa di minta berdiskusi dan mengisi lembar diskusi
tentang jaring-jaring kubus tersebut. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi. Guru menjelaskan tentang macam-macam jaring-jaring kubus
7
yang telah di presentasikan. Guru menanyakan hal yang belum jelas dan
menarik kesimpulan
d. Penutup
Pada kegiatan penutup guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan kedua dan guru memberikan motivasi pada siswa
untukbelajar dengan baik.
Observasi
Pada siklus 2 siswa mampu menggunakan media pembelajaran dengan
bimbingan dari guru. Guru memberikan batasan waktu kepada siswa pada saat
mengerjakan soal diskusi. Dengan memberikan batasan siswa lebih bersungguh-
sungguh dalam mengerjakan soal diskusi. Proses pembelajaran berjalan dengan
baik sesuai dengan harapan.Akan tetapi masih terdapat beberapa kendala antara
lain:
a. Ada beberapa siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi.
b. Hanya siswa tertentu yang aktif dalam diskusi.
c. Penggunaan media cukup baik dengan bimbingan dari guru.
Refleksi
Pada pertemuan pertama guru lebih menekankan memberikan bimbingan
pada masing-masing kelompok untuk berdiskusi sesuai dengan langkah-langkah
yang ada pada lembar diskusi.
4.1.3.2Pertemuan kedua
Perencanaan
a. Merumuskan rencana pembelajaran
b. Menyediakan media atau alat peraga
c. Memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok dalampenggunaan
media pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan
Pada siklus kedua pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 maret
2013 dengan melalui beberapa tindakan antara lain:
a. Kegiatan Awal
8
pertama guru menyiapkan kondisi ruangan untuk belajar. Guru membuka
pelajaran dengan doa dan dilanjudkan dengan mengajak siswa untuk
mengulang kembali pelajaran pada pertemuan yang lalu. Guru
menyampaikan tujuan dan dilanjudkan pada kegiatan inti.
b. Kegiatan inti
Guru mengajak siswa untuk mengamati sebuah balok dilingkungan kelas
dan Guru meminta siswa untuk menyebutkan benda yang merupakan
bangun ruang balok. Guru membagi kelompok dan setiap kelompok akan
menjadi mendapat alat peraga dan lembar diskusi. Dengan menggunakan
alat peraga siswa mengerjakan perintah yang ada pada lembar diskusi.
Siswa di minta berdiskusi tentang jaring-jaring balok. Siswa
mempresentasikan hasil diskusi. Guru menjelaskan macam jari-jaring
balok seperti yang telah di presentasikan oleh masing-masing kelompok.
Guru menanyakan hal yang belum jelas dan menarik kesimpulan.
c. Penutup
Pada kegiatan penutup guru memberikan lembar evaluasi yang harus di
kerjakan oleh siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Observasi
Pada pertemuan kedua pelaksanaan pembelajaran sudah bagus dan sesuai
harapan. Siswa dibimbing dalam kelompok. Siswa mampu mambuktikan dan
menemukan macam jaring-jaring balok.siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan baik.
Refleksi
Pada pertemua kedua proses oembelajaran berjalan dengan baik sesuai
dengan harapan. Pada siklus 2 guru memberikan soal evaluasi yang berkaitan
dengan materi yang telah di sampaikan pada siklus 2 yaitu mengenai jaring-
jaring kubus dan balok. Hasil belajar pada siklus 2 terdapat 4 siswa yang belum
tuntas dari jumlah siswa yaitu 30 siswa. . Bila dibandingkan dengan hasil
belajara pada siklus 1 terdapat peningkatan dari 73,3% naik menjadi 86,6%.
Kenaikan hasil belajar siswa ini membuktikan bahwa kegiatan pada siklus 2
dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1
9
4.2 Hasil Analisis data
4.2.1 Analisis data hasil belajar
4.2.1.1 Pra siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap sebelum diadakan penelitian. Hasil
belajarr pada tahap ini diambil sebelum siswa mengalami proses pembelajaran
yang sesuai dengan model pembelajaran. Pada tahap ini masih banyak siswa
yang memiliki nilai rendah dengan rincian yang di tunjukkan pada tabel 4.1:
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi pra siklus
No Nilai Jumlah
siswa
1. ≤ 59 6
2. 60-69 5
3. 70-79 16
4. 80-89 3
5. ≥90 0
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang mendapat
nilai ≤ 59, 5 siswa yang mendapat nilai 60-69, 16 siswa mendapat nilai berkisar
antara 70-79, 3 anak mendapat nilai berkisar antara 80-89, tidak ada anak
mendapat nilai ≥90
Berdasarkan data di atas persentase ketuntasan hasil belajar siswa SD N
Klero 01 sebelum dikenai tindakan diketahui bahwa dari 30 siswa yang ada di
kelas 4A ada 11 siswa yang nilainya di bawah KKM yaitu dibawah 70. Pada
tahap pra siklus presentase ketuntasan mencapai 63.3% dan tidak tuntas 36,6%.
Dengan rincian yangh tergambar pada diagram 4.2:
10
Diagram 4.1
Persentase ketuntasn pra siklus
Berdasarkan pengamatan masih banyak siswa yang tidak tuntas. Dari sinilah
diadakan suatu penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang
inovatif.
4.2.1.2 siklus 1
siklus 1 merupakan tahap awal diterapkannya model pembelajaran yang
inovatif. Hasil belajar pada tahap siklus 1 diambil setelah digunakannnya model
pembelajaran SAVI dengan menggunakan modei tiga dimensi. Pengambilan nilai
dilakukan pada pertemuan terakhir siklus 1. Dari data yang diperoleh pada siklus
1 ada peningkatan nilai yang terjadi dari pra siklus ke siklus 1 walaupun masih
ada siswa yangmemiliki nilai rendah. Berikut rincian nilai yang diperoleh siswa
pada siklus 1
63,3%
36,6%
Persentase ketuntasan pra siklus
Tuntas
Tidak tuntas
11
Tabel 4.2
Daftar nilai siklus 1
No Nilai Jumlah
siswa
1. ≤ 59 1
2. 60-69 7
3. 70-79 13
4. 80-89 8
5. ≥90 1
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa terdapat 1 siswa yang mendapat
nilai ≤ 59, 7 siswa yang mendapat nilai 60-69, 13 siswa mendapat nilai berkisar
antara 70-79, 8 anak mendapat nilai berkisar antara 80-89, 1 anak mendapat nilai
≥90
Ketuntasan hasil belajar tersebut masih ada beberapa siswa yang belum
tuntas, 73,3% siswa sudah tuntas dan 26,6% siswa yang belum tuntas. Bila di
bandingkan dengan kondisi pada pra siklus, siklus I sudah mengalami kenaikan
hasil belajar yang tadinya terdapat 63,3% siswa yang tuntas kini sudah
mengalami kenaikan dengan persentase 73,3% siswa yang tuntas. Sudah
mengalami kenaikan 10%.
Hasil tersebut tergambar pada diagram 4.4:
Diagram 4.2
Persentase ketuntasan siklus 1
73,3%
26,6%
Persentase ketuntasan siklus I
Tuntas
Tidak tuntas
12
Kenaikan hasil belajar tersebut dikarenakan pada proses pembelajaran sudah
menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan menarik ahari siswa. Siswa
dapat memprakyikkan secara langsung mengenai materi pembelajaran. Meskipun
antara pra siklus dan siklus 1 sudah mengalami peningkatan , namun siklus I ini
belum mencapai harapan seperti yang di harapkan yaitu siswa yang tuntas ≥80%
sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus 2.
4.2.1.3 siklus 2
Pada siklus 1 hasil belajar banyak yang belum mencapai ketuntasa dan
selama proses pembelajaran masih banyak kekurangan-kekurangn, kegiatan pada
siklus 1 akan di perbaiki pada siklus 2. Pada siklus ini pengambilan nilai hasil
belajar dilakukan pada pertemuan kedua. Pada pengambilan hasil belajar pada
siklus 2 ini mengalami peningkatan dari siklus 1. Tingkat ketuntasan siswa juga
mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari rincian nilai siklus 2 pada
tabel 4.3 :
Tabel 4.3
Nilai hasil belajar siklus 2
No Nilai Jumlah
siswa
1. ≤ 59 1
2. 60-69 3
3 70-79 14
4. 80-89 10
5. ≥90 2
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa terdapat 1 siswa yang mendapat
nilai ≤ 59, 3 siswa yang mendapat nilai 60-69, 14 siswa mendapat nilai berkisar
antara 70-79, 10 anak mendapat nilai berkisar antara 80-89, 2 anak mendapat
nilai berkisar antara ≥90
Data diatas dapat ditunjukakn dalam bentuk diagram yang menunjukkan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa SD N Klero 01 setelah dikenai tindakan
pada siklus 2 diketahui bahwa dari 30 siswa yang ada di kelas 4A ada 4 siswa
13
yang nilainya di bawah KKM yaitu dibawah 70. Pada tahap siklus II persentase
ketuntasan mencapai 86,6% dan tidak tuntas 13,3%. Hal tersebut tergambar pada
diagram 4.3:
Diagram 4.3
Ketuntasan siklus 2
Pada siklus II ini telah mencapai indikator keberkasilan yaitu ≥80%. Hal ini
karena guru telah mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan model
pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah di tentukan. Guru
memberikan bimbingan penuh kepada siswa .
4.2.1.4 Perbandingan hasil pembelajaran
Dari beberapa hasil belajar diatas mengalami kenaikan dari tiap tindakan.
Dari pra siklus ke siklus 1 ketuntasan siswa mengalami kenaikan dan dari siklus I
ke siklus II juga ketuntasan siswa mengalami kenaikan. Berikut rincian kenaikan
hasil belajar dari tiap-tiap siklus yang tersusun dalam tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Perbandingan hasil belajar antar siklus
No Nilai
(x)
Katego
ri
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 X
<70
Belum
Tuntas
11 36,6 8 26,6 4 13,3
2 x
≥70
Tuntas 19 63,3 22 73,3 26 86,6
86.6%
13,3%
Persentase Ketuntasan Siklus II
Tuntas
Tidak tuntas
14
Dari data di atas diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dari jumlah
siswa sekeluruhan yaitu 30 anak terdapat 19 anak yang tuntas pada pra siklus dan
mengalami kenaikan pada siklus 1 yaitu 22 anak yang tuntas. Dari siklus I ke
siklus II juga mengalami kenaikan yaitu dari 22 siswa yang tuntas menjadi 26
siswa yang tuntas.data tersebut akan diperjelas pada diagram 4.4:
Diagram 4.4
Perbandingan ketuntasan hasil belajar
Dari data diatas di peroleh hasil bahwa pada kondisi awal atau pra siklus
tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 63,3%. Setelah dilakukan tindakan
pada siklus 1 ketuntasan siswa meningkat hingga73,3%. Akan tetapi presentase
tersebut belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥
80% siswa dinyatakan tuntas. Pada siklus 2 tingkat ketuntasan siswa telah
mencapai atau memenuhi indicator ketuntasan yaitu 86,6% siswa dinyatakan
tuntas.
Hasil belajar siswa dapat meningkat hingga 86.6% dengan usaha dari guru
maupun siswa. Guru telah melakukan pembelajaran yang menarik hati siswa.
Dengan begitu siswa menjadi senang dengan pelajaran tersebut. Dengan model
pembelajaran SAVI siswa terlibat langsung dan mempraktikan sendiri hal ini
akan lebih mudah diingat oleh siswa.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
kondisi awal siklus I siklus II
63.3 %
73.3 %
86.6 %
36.6 %
26.6 %
13.3 %
Pre
sen
tase
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Tuntas
Tidak Tuntas
15
4.2.2 Analisis data hasil observasi
Kenaikan hasil belajar siswa juga didukung dengan adanya perubahan
penyampaian atau pengkondisian guru dalam proses pembelajaran. Dari siklus 1
ke siklus 2 terjadi perubahan pengkondisian kelas. Hal tersebut tercantum dalam
lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Observer melakukan observasi
mulai dari pengamatan aktivitas guru hingga aktivitas belajar siswa. Berikut hasil
observasi dari siklus1 dan siklus 2.
4.2.2.1 Siklus 1
Pada siklus 1 pertemuan pertama guru belum begitu memahami langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran. Pada pertemuan
ke 2 guru mulai menyesuaikan dengan model pembelajaran hal ini tercermin
dalam tabel 4.5:
Tabel 4.5
Hasil observasi aktivitas guru siklus 1
No Pelaksanaan Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Pertemuan 1 1 7 22 2 89
2. Pertemuan 2 0 1 26 7 100
Pada pertemuan 1 jumlah skor yang di peroleh guru mencapai 88 dan
termasuk dalam kategori nilai C. Nilai C merupakan nilai yang kurang baik. Pada
pertemuan 2 jumlah skor yanag dipeeoleh guru mencapai 100 dan termasuk
dalam kategori nilai B atau baik.
Apabila data tersebut ditunjukkan dalam diagram maka dapat dilihat pada
diagram 4.5:
16
Diagram 4.5
Hasil observsi guru siklus 1
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari
pertemuan 1 ke pertemuan 2.
Selain aktivitas guru, observer juga melakukan observasi terhadap aktivitas
belajar siswa. Hasil observasi keaktivan siswa dapat dilihat dari tabel 4.6:
Tabel 4.6
Hasil observasi aktivitas belajar siswa
No Pelaksanaan Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Pertemuan 1 1 15 5 2 54
2. Pertemuan 2 0 2 14 7 78
Dari tabel diperoleh bahwa pada pertemuan pertama hasil observasi
mengenai aktivitas belajar siswa menunjukkan skor 54 yang termasuk dalam
kategori nilai C atau lkurang baik. Pada pertemuan kedua mengalami kenaikan
yaitumenunjukkan skor 75 yang termasuk dalam kategori nilai B atau baik.
Apabila data tersebut ditunjukkan dalam diagram maka dapat dilihat pada
tabel 4.6 :
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4
1
7
22
2 0 1
26
7 Pe
role
han
Skor
Hasil observasi aktivitas guru siklus 1
Pertemuan 1
Pertemuan 2
17
Diagram 4.6
Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus 1
Dari diagram di atas jelas terlihat adanya peningkatan dari pertemuan
pertama ke pertemuan kedua
.
4.2.2.2 Siklus 2
Pada siklus 2 guru mampu melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan model pembelajaran. Hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada
tabel 4.7:
Tabel 4.7
Aktivitas guru pada siklus 2
No Pelaksanaan Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Pertemuan 1 0 0 16 16 112
2. Pertemuan 2 0 0 6 26 122
Dari data di atas pada pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 112 yang
termasuk dalam kategori nilai B atau baik. Pada pertemuan kedua diperoleh
jumlah skor 122 yang termasuk dalam kategori nilai A atau sangat baik.
Bila di gambar dalam bentuk diagram maka dapat dilihat pada diagram 4.7:
0
5
10
15
1 2 3 4
1
15
5
2 0
2
14
7
Pe
role
han
Skor
Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus 1
Pertemuan 1
Pertemuan 2
18
Diagram 4.7
Hasil observasi aktvitas guru siklus 2
Dari diagram di atas guru melakukan aktivitas dengan baik dan terjadi
kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2.
Selain guru siswa juga mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti
yang telah di gambarksn pada tabel 4.8:
Tabel 4.8
Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus 2
No Pelaksanaan Skor
Jumlah 1 2 3 4
1. Pertemuan 1 0 0 10 13 82
2. Pertemuan 2 0 0 4 19 88
Dari data di atas pada pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 82 yang
termasuk dalam kategori nilai B atau baik. Pada pertemuan kedua diperoleh
jumlah skor 88 yang termasuk dalam kategori nilai A atau sangat baik.
Apabila digambarkan dalam bentuk diagram 4.11:
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4
0 0
16 16
0 0
6
26 p
ero
leh
an
skor
Hasil observasi aktivitas guru siklus 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
19
Diagram 4.8
Hasil observasi keaktivan belajar siswa siklus 2
Dari data di atas jelas sekali bahwa keaktifan siswa mengalami kenaikan.
Kenaikan hasil belajar siswa bukan hanya karena menggunakan model
pembelajaran yang inovatif akan tetapi juga didukung dengan aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan aktivitas belajar siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Cara penyampaian guru dan penguasaan materi serta penguasaan
kelas juga mempengaruhi hasil belajran siswa.
4.3 Pembahasan
Siklus 1 dan siklus 2
Hasil evaluasi pembelajaran selalu mengalami peningkatan dari tiap siklus.
Pada tahap awal sebelum menggunakan model pembelajaran SAVI hasil belajar
siswa cukup rendah. 11 siswa dari 30 siswa dinyatakan tidak tuntas. Tingkat
keberhasilan hanya mencapai 63,3 % dengan nilai KKM ≥70. Pada siklus 1
dengan menggunakan model pembelajaran SAVI hasil belajar siswa mengalalami
peningkatan. 19 siswa dari 30 siswadinyatakan tuntas. Tingkat keberhasilan siswa
mencapai 73.3% siswa yang tuntas. Hal tersebut menunjukkan terjadinya
peningkatan dari kondisi awal ke siklus 1. Pada siklus 2 juga mengalami
peningkatan dari 30 siswa terdapat 26 siswa yang dinyatakan tuntas. Tingkat
ketuntasan siswa mencapai 83.3% siswa yang tuntas. Dengan demikian dengan
menggunakan model pembelajaran SAVI hasil belajar siswa dari kondisi awal,
0
5
10
15
20
1 2 3 4
pe
role
han
Skor
Hasil observsai aktivitas belajar siswa siklus 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
20
siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan mulai dari 67,7% menjadi 73,3 %
dan menjadi 86,65.
Proses pembelajaran dari kondisi awal guru hanya menyampaikan materi
pembelajran dengan ceramah. Guru juga tidak menggunakan media membelajaran
dalam menyampaikan materi. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi
tendah. Pada siklus 1 guru menggunakan model pembelajaran SAVI yang
menuntut siswa untuk aktif dalam kelompok. Guru juga memberikan media tiga
dimensi yang dapat digunakan siswa untuk berdiskusi. Media tiga dimensi ini
digunakan untuk belajar dengan melihat benda nyata dan sesuai dengan aspek
visual. Pada aspek somatic siswa mempraktikkan dalam kelompok. Untuk aspek
audio yaiti siswa saling bertukar pendapat dan mendengarkan pendapat teman
dalam satu kelompok. Pada aspek intelektual siswa belajar menemukan sendiri
materi yang akan dipelajarai yaitu pada siklus 1 menemukan sifat-sifat bangun
ruang dan pada siklus 2 menemukan jaring-jaring kubus dan balok. Untuk tiap-
tiap siklus keempat aspek tersebut. Pada siklus pertama penggunaan media
pembelajaran kurang efektif. Siswa kurang menggunakan media pembelajaran
dalam kegiatan diskusi. Pada siklus 2 guru mulai menggunakan media
pembelajaran dan menuntut keaktifan siswa. Guru memberikan bimbingan pada
tiap-tiap kelompok untuk menggunakan media yang diberikan dan membimbing
siswa untuk menemukan hal yang berkaitan dengan materi yang di babahas pada
siklus 2. Dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih memahami tentang materi
yang disampaikan. Dengan mempraktikan secara langsung maka materi tersebut
akan lebih tertanam dalam ingatan para siswa.
Siswa menjadi terbiasa bekerjasama dalam kelompok. Siswa tidak mudah lupa
karena siswa membangun sendiri pengetahuannya.Suasana dalam proses
pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan sehingga siswa
tidak cepat bosan untuk belajar matematika.dalam proses pembelajaran
memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif