bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Susukan yang
beralamat Desa Susukan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Pada
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-C dan
kelas VIII-D SMP Negeri 1 Susukan tahun pelajaran 2011/2012. Siswa kelas
VIII-C sebagai kelas eksperimen terdiri dari 29 siswa dan kelas VIII-D
sebagai kelas kontrol terdiri dari 30 siswa. Siswa hadir semua pada saat
pretest dan posttest maka subjek penelitian keseluruhan ada 59 siswa.
B. Analisis Validitas dan Reabilitas Instrumen
1. Instrumen Pretest
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item
dengan skor total. Menggunakan formula Pearson Product Moment, dan
perhitungan yang dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 16.00. Hasil
uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal Pretest di SMP Negeri 1 Susukan
Kelas VIII-A dan di SMP Negeri 2 Susukan kelas VIII-A
Indikator Empirik
r Keterangan Indikator Empirik
r Keterangan
Soal 1 .024 Tidak Valid Soal 16 .049 Tidak Valid
Soal 2 .282 Valid Soal 17 .511 Valid
Soal 3 -.109 Tidak Valid Soal 18 .511 Valid
Soal 4 .257 Valid Soal 19 .181 Tidak Valid
Soal 5 .170 Tidak Valid Soal 20 .290 Valid
Soal 6 .078 Tidak Valid Soal 21 .260 Valid
Soal 7 .174 Tidak Valid Soal 22 .759 Valid
Soal 8 .438 Valid Soal 23 -.021 Tidak Valid
Soal 9 .429 Valid Soal 24 .708 Valid
Soal 10 -.014 Tidak Valid Soal 25 .339 Valid
Soal 11 .563 Valid Soal 26 .410 Valid
Soal 12 .486 Valid Soal 27 .414 Valid
Soal 13 .017 Tidak Valid Soal 28 .004 Tidak Valid
Soal 14 .309 Valid Soal 29 .171 Tidak Valid
Soal 15 .029 Tidak Valid Soal 30 .439 Valid
26
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 53 siswa yang diteliti
pada uji coba pretest, dengan jumlah soal tes sebanyak 30 soal, hanya 17
soal yang valid dan 13 soal dinyatakan gugur. Sebanyak 17 soal yang valid,
diuji lagi validitas dan reabilitas dari butir-butir soal tersebut. Hasil uji
validitas dan reabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Butir Soal Pretest
Indikator Empirik
r Keterangan Indikator Empirik
r Keterangan
Soal 2 .307 Valid Soal 20 .369 Valid
Soal 4 .207 Valid Soal 21 .388 Valid
Soal 8 .599 Valid Soal 22 .788 Valid
Soal 9 .538 Valid Soal 24 .696 Valid
Soal 11 .583 Valid Soal 25 .377 Valid
Soal 12 .567 Valid Soal 26 .476 Valid
Soal 14 .378 Valid Soal 27 .439 Valid
Soal 17 .532 Valid Soal 30 .430 Valid
Soal 18 .506 Valid
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa 17 soal tes valid, indeks data
deskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari
0,207 sampai dengan 0,788. Analisis reliabilitas instrumen menggunakan
Alpha dari Cronbach yang memberikan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar
0,862.
Hasil analisis data Tabel 4.2 menunjukkan bahwa instrumen layak
digunakan mengukur variabel penelitian. Blue print akhir instrumen yang
digunakan untuk pretest kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Blue Print Butir Soal Pretest
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NOMOR SOAL JUMLAH
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Menurunkan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat.
1, 2, 3, 4, 6, 12, 13
7
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat.
5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17
10
Total 17
27
2. Instrumen Posttest
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item
dengan skor total. Menggunakan formula Pearson Product Moment, dan
perhitungan yang dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 16.00. Hasil
uji coba dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal Posttest di SMP Negeri 1 Susukan
Kelas VIII-A dan VIII-B
Indikator Empirik
r Keterangan Indikator Empirik
r Keterangan
Soal 1 .513 Valid Soal 16 .504 Valid
Soal 2 .480 Valid Soal 17 .015 Tidak Valid
Soal 3 -.143 Tidak Valid Soal 18 .332 Valid
Soal 4 .550 Valid Soal 19 .631 Valid
Soal 5 .635 Valid Soal 20 .236 Valid
Soal 6 .494 Valid Soal 21 .589 Valid
Soal 7 .468 Valid Soal 22 .453 Valid
Soal 8 .431 Valid Soal 23 .431 Valid
Soal 9 .618 Valid Soal 24 .061 Tidak Valid
Soal 10 .386 Valid Soal 25 .041 Tidak Valid
Soal 11 .525 Valid Soal 26 -.020 Tidak Valid
Soal 12 .363 Valid Soal 27 .367 Valid
Soal 13 .416 Valid Soal 28 .125 Tidak Valid
Soal 14 .489 Valid Soal 29 .271 Valid
Soal 15 .331 Valid Soal 30 .239 Valid
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa dari 56 siswa yang diteliti
pada uji coba posttest, dengan jumlah soal tes sebanyak 30 soal, hanya 24
soal yang valid dan 6 soal dinyatakan gugur. Sebanyak 24 soal yang
dinyatakan valid, diuji lagi validitas dan reabilitas dari butir-butir soal
tersebut. Hasil uji validitas dan reabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Butir Soal Posttest
Indikator Empirik
r Keterangan Indikator Empirik
r Keterangan
Soal 1 .603 Valid Soal 14 .406 Valid
Soal 2 .529 Valid Soal 15 .299 Valid
Soal 4 .662 Valid Soal 16 .511 Valid
Soal 5 .607 Valid Soal 18 .253 Valid
Soal 6 .605 Valid Soal 19 .573 Valid
28
Indikator Empirik
r Keterangan Indikator Empirik
r Keterangan
Soal 7 .385 Valid Soal 20 .213 Valid
Soal 8 .522 Valid Soal 21 .551 Valid
Soal 9 .700 Valid Soal 22 .519 Valid
Soal 10 .401 Valid Soal 23 .544 Valid
Soal 11 .544 Valid Soal 27 .356 Valid
Soal 12 .280 Valid Soal 29 .425 Valid
Soal 13 .331 Valid Soal 30 .279 Valid
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa 24 soal tes valid, indeks data
deskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari
0,213 sampai dengan 0,700. Analisis reliabilitas instrumen menggunakan
Alpha dari Cronbach yang memberikan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar
0,884.
Hasil analisis data Tabel 4.5 menunjukkan bahwa instrumen layak
digunakan mengukur variabel penelitian. Blue print akhir instrumen yang
digunakan untuk postest kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Blue Print Butir Soal Posttest
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NOMOR SOAL JUMLAH
Menghitung luas permukaaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
Menghitung luas permukaan permukaaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
1, 2, 4, 9, 10, 11, 18, 19
8
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NOMOR SOAL JUMLAH
Menghitung luas permukaaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.
5, 6, 7, 8, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 27, 29, 30
16
Total 24
C. Hasil Pretest Prestasi Belajar Siswa
Pretest dilakukan untuk kedua kelompok baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal
sama, bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa berkenaan
dengan bahan pelajaran yang akan diberikan dan untuk mengukur
homogenitas kemampuan awal siswa sehingga penelitian dapat
dilanjutkan. Hasil pretest ditunjukkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
29
Tabel 4.7
Hasil Uji Pretest
Prestasi Belajar
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.049
Sig. .310
t-test for Equality of Means
t -.070 -.070
df 57 53.665
Sig. (2-tailed) .945 .945
Mean Difference -.39770 -.39770
Std. Error Difference 5.69114 5.71235
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -11.79402 -11.85191
Upper 10.99862 11.05650
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui hasil F hitung levene test sebesar
1,049 dengan probabilitas 0,310 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas
homogen. Analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal
variance assumed. Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai t adalah -0,070 dengan
probabilitas signifikansi 0,310, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nilai pretest. Kedua kelas memiliki kemampuan awal
yang sama.
Tabel 4.8
Kategori Prestasi Belajar Pretest Siswa SMP Negeri 1 Susukan Kelas STAD
dan Kelas Jigsaw
Aspek Interval Kategori f %
Kelas STAD
90 – 100 Baik Sekali 1 3,33
80 – 89,9 Baik 2 6,66
70 – 79,9 Lebih dari Cukup 5 16,66
60 – 69,9 Cukup 6 20
0 – 59,9 Hampir Cukup 16 53,33
Total 30 100
Aspek Interval Kategori f %
Kelas Jigsaw
90 – 100 Baik Sekali 3 10,34
80 – 89,9 Baik 3 10,34
70 – 79,9 Lebih dari Cukup 2 6,89
60 – 69,9 Cukup 1 3,44
0 – 59,9 Hampir Cukup 20 68,96
Total 29 100
30
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut maka prestasi belajar pretest siswa
SMP Negeri 1 Susukan Kelas VIII-D yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa dari 30 subjek
penelitian yang memiliki prestasi baik sekali sebanyak 1 siswa (3,33%),
tingkat prestasi baik sebanyak 2 siswa (6,66%), tingkat prestasi lebih dari
cukup sebanyak 5 siswa (16,66%), tingkat prestasi cukup sebanyak 6 siswa
(20%), tingkat prestasi hampir cukup sebanyak 16 (53,33%).
Kategori untuk prestasi belajar pretest siswa SMP Negeri 1 Susukan
Kelas VIII-C yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
menunjukkan bahwa dari 29 subjek penelitian yang memiliki prestasi baik
sekali sebanyak 3 siswa (10,34%), tingkat prestasi baik sebanyak 3 siswa
(10,34%), tingkat prestasi lebih dari cukup sebanyak 2 siswa (6,89%),
tingkat prestasi cukup sebanyak 1 siswa (3,44%), tingkat prestasi hampir
cukup sebanyak 20 siswa (68,96%).
Tabel 4.9
Analisis Deskriptif Pretest
Descriptive Statistics
Model N Mean Minimum Maximum
Std. Deviation Std. Error Mean
Prestasi Jigsaw 29 56.0690 11.00 100.00 24.14085 4.48284
STAD 30 56.4667 17.00 100.00 19.39202 3.54048
Berdasarkan Tabel 4.9 prestasi belajar pretest siswa SMP Negeri 1
Susukan Kelas VIII-D yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menunjukkan bahwa dari 30 subjek penelitian, nilai terendah
sebesar 17 dan nilai tertinggi sebesar 100. Rata-rata prestasi belajar siswa
56,47 yang berada dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi
19,39.
Prestasi belajar pretest siswa SMP Negeri 1 Susukan Kelas VIII-C
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
menunjukkan bahwa dari 29 subjek penelitian, nilai terendah sebesar 11
dan nilai tertinggi sebesar 100. Rata-rata prestasi belajar siswa 56,07 yang
berada dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi 24,14.
31
D. Hasil Posttest Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibagi dalam lima
kategori acuan penilaian berdasarkan acuan penilaian di SMP Negeri 1
Susukan.
0 – 59,9 : hampir cukup
60 – 69,9 : cukup
70 – 79,9 : lebih dari cukup
80 – 89,9 : baik
90 – 100 : baik sekali
Hasil pengukuran prestasi belajar matematika tehadap subjek
penelitian adalah tampak seperti pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Kategori Prestasi Belajar Posttest Siswa SMP Negeri 1 Susukan Kelas
STAD dan Kelas Jigsaw
Aspek Interval Kategori f %
Kelas STAD
90 – 100 Baik Sekali 1 3,33
80 – 89,9 Baik 1 3,33
70 – 79,9 Lebih dari Cukup 1 3,33
60 – 69,9 Cukup 8 26,66
0 – 59,9 Hampir Cukup 19 63,33
Total 30 100
Aspek Interval Kategori f %
Kelas Jigsaw
90 – 100 Baik Sekali 8 27,58
80 – 89,9 Baik 6 20,68
70 – 79,9 Lebih dari Cukup 7 24,13
60 – 69,9 Cukup 4 13,79
0 – 59,9 Hampir Cukup 4 13,79
Total 29 100
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut maka prestasi belajar posttest
siswa SMP Negeri 1 Susukan Kelas VIII-D yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa dari 30 subjek
penelitian yang memiliki prestasi baik sekali sebanyak 1 siswa (3,33%),
tingkat prestasi baik sebanyak 1 siswa (3,33%), tingkat prestasi lebih dari
cukup sebanyak 1 siswa (3,33%), tingkat prestasi cukup sebanyak 8 siswa
(26,66%), tingkat prestasi hampir cukup sebanyak 19 (63,33%).
Kategori untuk prestasi belajar posttest siswa SMP Negeri 1 Susukan
Kelas VIII-C yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
menunjukkan bahwa dari 29 subjek penelitian yang memiliki prestasi baik
sekali sebanyak 8 siswa (27,58%), tingkat prestasi baik sebanyak 6 siswa
32
(20,68%), tingkat prestasi lebih dari cukup sebanyak 7 siswa (24,13%),
tingkat prestasi cukup sebanyak 4 siswa (13,79%), tingkat prestasi hampir
cukup sebanyak 4 siswa (13,79%).
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif Posttest
Descriptive Statistics
Model N Mean Minimum Maximum
Std. Deviation
Std. Error Mean
Prestasi Jigsaw 29 76.5172 25.00 100.00 18.98424 3.52529
STAD 30 52.5667 29.00 100.00 15.85861 2.89537
Berdasarkan Tabel 4.11 prestasi belajar posttest siswa SMP Negeri
1 Susukan Kelas VIII-D yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menunjukkan bahwa dari 30 subjek penelitian, nilai terendah
sebesar 29 dan nilai tertinggi sebesar 100. Rata-rata prestasi belajar siswa
52,57 yang berada dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi
15,86.
Prestasi belajar posttest siswa SMP Negeri 1 Susukan Kelas VIII-C
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
menunjukkan bahwa dari 29 subjek penelitian nilai terendah sebesar 25
dan nilai tertinggi sebesar 100. Rata-rata prestasi belajar siswa 76,52 yang
berada dalam kategori lebih dari cukup dengan standar deviasi 18,98.
E. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-
Smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu P > 0,05 maka sebaran data tersebut
normal, sedangkan jika P ˂ 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas
Prestasi belajar
VIII-C VIII-D
Kolmogrov-Smirnov Z 0,850 0,779
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,466 0,578
Analisis data Kolmogrov-Smirnov Z sebesar 0,850 dan P = 0,466
pada kelas VIII-C dan nilai Kolmogrov-Smirnov Z sebesar 0,779 dengan P =
0,578 pada kelas VIII-D. Probabilitas dari kedua sampel lebih besar dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi kedua sampel adalah normal.
33
F. Uji Beda Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan independent sample
t-test bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata prestasi belajar
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan tipe Jigsaw. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Uji Beda Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD dan Tipe Jigsaw
Prestasi Belajar
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F .222
Sig. .639
t-test for Equality of Means
t 5.266 5.250
df 57 54.550
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 23.95057 23.95057
Std. Error Difference 4.54791 4.56189
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 14.84355 14.80665
Upper 33.05760 33.09450
Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat F hitung levene test sebesar 0,222
dengan probabilitas 0,639 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa populasi
memiliki varience sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen.
Analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equel variance
assumed. Tabel 4.13 terlihat nilai t adalah 5,266 dengan probabilitas
signifikansi 0,000 ˂ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika dengan model
kooperatif tipe STAD dan prestasi belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Perbedaan
rata-ratanya berkisar antara 14,84 sampai 33,05 dengan perbedaan rata-
rata adalah 23,95.
Rata-rata prestasi belajar matematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah 76,52 lebih tinggi daripada
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang rata-rata prestasi
34
belajarnya adalah 52,57. Prestasi belajar matematika pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil eksperimen diperoleh nilai prestasi dari posttest menunjukkan
taraf signifikansi 0,000 ˂ 0,05 berarti ada perbedaan signifikansi antara
prestasi belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
temuan eksperimen ini sejalan dengan Munawaroh (2010: 35) dan
Angraini (2008: 70) yang menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
dengan model kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada model kooperatif
tipe STAD.
Pretest siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Susukan yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan
bahwa rata-rata prestasi belajar siswa 56,47 yang berada dalam kategori
hampir cukup dengan standar deviasi 19,39, sedangkan pretest siswa Kelas
VIII-C yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa 56,07 yang berada
dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi 24,14. Probabilitas
dari kedua sampel lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
distribusi kedua sampel adalah normal. Populasi memiliki varience sama
atau dengan kata lain kedua kelas homogen, terlihat F hitung levene test
sebesar 1,049 dengan probabilitas 0,310 > 0,05.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa lebih memahami materi luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma, limas dibandingkan dengan
kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini
ditunjukkan prestasi belajar posttest pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan dengan kelas
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Posttest siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Susukan yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan
bahwa rata-rata prestasi belajar siswa 52,57 yang berada dalam kategori
hampir cukup dengan standar deviasi 15,86, sedangkan posttest siswa
kelas VIII-C yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
35
menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa 76,52 yang berada
dalam kategori lebih dari cukup dengan standar deviasi 18,98.
Hasil pengamatan terhadap siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih aktif dari
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw suasana kelas belajar terlihat lebih menarik, terlihat dari
antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih menekankan kepada tanggung jawab pribadi
sebagai kelompok ahli yang harus mengajarkan serta memberikan
pemahaman materi yang telah ia pelajari kepada teman kelompok asalnya
sehingga setiap siswa mempunyai tanggung jawab agar kelompoknya
memahami materi keseluruhan.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tanggung jawab yang
diberikan adalah memahami dan menyelesaikan tugas bersama-sama.
Kedua model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe Jigsaw tersebut
dapat merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama,
berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam
pembelajaran sehingga mereka dapat mengkontruksi sendiri pemahaman
materi mereka secara bersama-sama.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD tanggung jawab siswa memahami dan
menyelesaikan tugas bersama-sama sehingga pembelajaran kurang
bervariasi. Berbeda dengan kelas menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, proses pembelajaran menjadi sangat
menyenangkan, menarik, tidak membosankan, tidak menegangkan karena
siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dalam mengemukakan
pendapat yang siswa miliki tanpa ada rasa takut, pendapat siswa dihargai,
pengetahuan yang siswa peroleh berasal dari siswa sendiri, dan siswa
sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran.