bab iv hasil penelitian dan...

29
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang berada di perkampungan daerah perkebunan karet. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa ialah buruh petani. siswa kelas 5 pada SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 33 siswa, laki- laki sebanyak 19 orang, perempuan sebanyak 14 orang. Karakteristik siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Tlogo beragam ada yang kritis, ada yang sedikit lamban dalam mencerna pelajaran. Sehingga hasil belajar yang mereka peroleh pun berbeda- beda, dapat dilihat pada data sekunder yang tertera di tabel 1 pada bab I persebaran nilai. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 45,5% siswa belum lulus KKM pada mata pelajaran IPA, karena itu diperlukan sebuah penelitian tindakan untuk mengubah kondisi ini. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1.Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebelum tindakan adalah situasi pembelajaran, minat dan hasil belajar belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, sebelum diberikan tindakan dengan menerapkan model pembelajran Discovery Learning. 4.2.1.1. Deskriptif Kondisi Awal Minat Belajar Siswa Pada saat sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 5 tentang minat belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas 5 dan hasilnya terdapat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Upload: dangquynh

Post on 15-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi SD Negeri Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang berada di perkampungan daerah perkebunan karet.

Rata-rata pekerjaan orang tua siswa ialah buruh petani. siswa kelas 5 pada SD

Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 33 siswa, laki-

laki sebanyak 19 orang, perempuan sebanyak 14 orang. Karakteristik siswa-siswi

kelas 5 SD Negeri Tlogo beragam ada yang kritis, ada yang sedikit lamban dalam

mencerna pelajaran. Sehingga hasil belajar yang mereka peroleh pun berbeda-

beda, dapat dilihat pada data sekunder yang tertera di tabel 1 pada bab I

persebaran nilai. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 45,5% siswa belum

lulus KKM pada mata pelajaran IPA, karena itu diperlukan sebuah penelitian

tindakan untuk mengubah kondisi ini.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1.Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi sebelum tindakan adalah situasi pembelajaran, minat dan hasil

belajar belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang, sebelum diberikan tindakan dengan menerapkan model

pembelajran Discovery Learning.

4.2.1.1. Deskriptif Kondisi Awal Minat Belajar Siswa

Pada saat sebelum tindakan peneliti ingin mengetahui kondisi awal kelas 5

tentang minat belajar, maka peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas 5

dan hasilnya terdapat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

37

Tabel 4.1

Hasil Angket Minat Belajar Siswa Pada Pra Siklus

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase

Sangat tinggi 121-130 9 27,27%

Tinggi 110-120 8 24,24%

Sedang 99-109 11 33,33%

Rendah 88-98 4 12,12%

Sangat rendah 76-87 1 3,03%

Jumlah 33 100 %

Dari tabel 4.1 kondisi awal belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa

siswa yang memiliki minat sangat tinggi ada 8 anak (24,24%), siswa yang

memiliki minat tinggi ada 12 anak (36,36% ), siswa yang memiliki minat sedang

ada 9 anak (27,27% ), siswa yang memiliki minat rendah ada 4 anak (12,12%),

sedangkan siswa yang memiliki nilai sangat rendah ada 1 anak (3,03%)

4.2.1.2. Deskriptif Kondisi Awal Ketuntasan Dan Hasil Belajar Siswa

Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011) yang

menggunakan rumus K=1+3,3 log n.

Adapun rumus untuk menentukan Kelas Interval ditentukan dengan rumus

Sturges:

K= 1 + 3,3 log n

K = jumlah kelas interval

log= logaritma

n = jumlah data

karena datanya terdiri 33 siswa maka :

K = 1 + 3,3 log(33)

K = 1 + 3,3 . 1,51

K = 1 + 4,983

K = 4,983 dapat dibulatkan menjadi 5

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

38

Ketuntasan belajar pada kondisi sebelum tindakan ini, diketahui bahwa

dari 33 siswa, hanya 18 siswa yang lulus kriteria ketuntasan, sedangkan 15 siswa

lainnya belum lulus pada kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah

pada pelajaran IPA, yaitu 62. Berikut disajikan perolehan hasil belajar siswa dan

jumlah siswa yang belum tuntas belajar sebelum tindakan, melalui tabel b erikut

ini:

Tabel 4.2

Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar IPA Siswa Sebelum Tindakan (Pra

siklus)

No Interval Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 53-61 15 45,45 Belum tuntas

2 62-70 5 15,15 Tuntas

3 71-79 1 3,03 Tuntas

4 80-88 10 30,30 Tuntas

5 89-97 2 6,06 Tuntas

Jumlah 33 100

Rata-rata 70,48

Nilai tertinggi 94

Nilai terendah 53

Mengacu pada tabel 4.2, diketahui bahwa perbandingan siswa yang

belum mencapai KKM adalah 15 siswa atau sebesar 45,45%, sedangkan siswa

yang tuntas ada 18 siswa atau 54,54 %. Uraian siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1, yaitu siswa yang mendapatkan

nilai pada interval nilai 53-61 sebanyak 15 siswa dengan persentase sebesar

45,45%. Sementara siswa yang tuntas KKM, yang mendapatkan nilai pada

interval 62-70 sebanyak 5 siswa, dengan persentase sebesar 15,15%; siswa yang

mendapatkan nilai pada interval nilai 71-79 sebanyak 1 siswa dengan persentase

3,03%; siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 80-88 sebanyak 10 siswa

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

39

atau 30,30%, dan siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai antara 89-97

sebanyak 2 siswa atau 6,06%.

Perolehan nilai rata-rata adalah 70,48 dengan perolehan nilai tertinggi

yaitu 94 dan terendah 53. Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada interval yang

disebutkan di atas, dan jumlah siswa yang tuntas berdasarkan interval nilai

tersebut, disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.1. Diagram Jumlah Ketuntasan Siswa Berdasarkan Interval Nilai

pada Pra siklus.

Berdasarkan interval nilai pada pra siklus maka direncanakan sebuah

tindakan kelas untuk mengubah situasi tersebut. Adapun tindakan yang dilakuan

dipaparkan berikut ini:

4.2.2. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum dilaksanakan tindakan, langkah pertama yang dilakukan adalah

menyusun rencana tindakan perbaikan. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam

rencana tindakan untuk memperbaiki situasi pembelajaran, hasil belajar maupun

ketuntasan belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Kecamatan

Tuntang adalah sebagai berikut:

1. Memilih dan memutuskan menerapkan model pembelajaran yang perlu

digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, maka dipilih model

Discovery Learning sebagai model pembelajaran.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

53-61 62-70 71-79 80-88 89-97

Frekuensi

2

10

1

5

15

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

40

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut media ataupun alat

peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran untuk

digunakan dalam pembelajaran IPA.

3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, mengenai model

pembelajaran yang dipilih, RPP dan media maupun alat peraga yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran, maupun lembar obervasi pembelajaran,

termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus, dimana

masing-masing siklus akan dilakukan dalam 3 pertemuan.

4. Setelah mendapatkan persetujuan dengan dosen pembimbing dan guru kelas ,

dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP,

media maupun alat peraga, serta lembar observasi yang akan digunakan dalam

tindakan nanti.

b. Pelaksanaan

Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan, maka hal berikut yang

dilakukan bersama guru kelas adalah melakukan tindakan. Rincian tindakan pada

siklus I diuraikan dalam dua pertemuan berikut ini:

Pertemuan 1 Siklus I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan seperti yang telah direncanakan dalam RPP dengan

langkah-langkah berurutan sebagai berikut: memberikan salam, mengkondisikan

kelas untuk berdoa, kemudian mengecek kehadiran siswa melalui absensi,

membawa siswa lebih rileks sekaligus siap dalam belajar dengan bertanya

kesiapan belajar berupa menyiapkan buku-buku atau alat-alat pendukung belajar

lainnya, kemudian guru menyiapkan segala keperluan belajar mengajar, meliputi

materi pelajaran, alat peraga, dan lembar observasi. Setelah menyiapkan

perlengkapan belajar mengajar, guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa

memperhatikan benda-benda yang sudah guru siapkan d atas meja sambil

bertanya” anak-anak ketika lampu tiba-tiba mati di malam hari,apakah kalian

dapat melihat benda-benda disekelilingmu?kenapa kalian tidak dapat melihat

padahal mata kalian terbuka? Setelah siswa menjawab apersepsi, selanjutnya,

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

41

guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai melalui percobaan

dan penemuan dengan model pembelajaran Discovery Learning.

2) Kegiatan Inti

Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran yang perlu dicapai oleh siswa, langkah

berikut yang dilakukan guru antara lain bertanya jawab mengenai sumber cahaya,

kemudian meminta siswa menyebutkan sumber cahaya. setelah Tanya jawab, guru

membagi siswa dalam 5 kelompok secara heterogen. Setelah kelompok terbentuk,

selanjutnya, guru membagikan alat peraga yang telah disiapkan kepada masing-

masing kelompok. Setelah alat peraga ada pada masing-masing kelompok,

kemudian meminta siswa melakukan 3 kegiatan percobaan , pertama percobaan

pada cermin datar,cermin cembung dan cermin cekung, kedua percobaan tentang

pemantulan cahaya, dan ketiga tentang penguraian cahaya. Setiap kegiatan

berakhir. Setelah waktu yang diberikan untuk berdiskusi selesai, guru selanjutnya

memanggil salah satu anggota kelompok dan meminta kepada anggota kelompok

tersebut untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing.

Setelah dilakukan presentasi, guru meminta anggota kelompok lain untuk

memberikan tanggapan pada hasil kerja kelompok. Langkah berikut yang

dilakukan guru adalah membahas hasil kerja kelompok bersama dengan siswa

secara keseluruhan, juga mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab. Sebagai

konfirmasi, guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatan yaitu tentang cahaya

merambat lurus dan cahaya menembus benda bening dan pemantulan cahaya.

3) Kegiatan Penutup

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mengingatkan bahwa pada masih ada

pertemuan berikutnya, karena itu, meminta untuk siswa terlebih dahulu belajar

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2 Siklus I

1) Kegiatan Awal

Pertemuan ke 2 dilaksanakan dua hari setelah pertemuan pertama. Seperti pada

pertemuan pertama, guru melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

memberikan salam, mengkondisikan kelas untuk berdoa, kemudian mengecek

kehadiran siswa melalui absensi, membawa siswa lebih rileks sekaligus siap

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

42

dalam belajar dengan bertanya kesiapan belajar berupa menyiapkan buku-buku

atau alat-alat pendukung belajar lainnya, kemudian guru menyiapkan segala

keperluan belajar mengajar, meliputi materi pelajaran, alat peraga, dan lembar

observasi. Setelah menyiapkan perlengkapan belajar mengajar, guru melakukan

apersepsi dengan meminta siswa memperhatikan benda-benda yang sudah guru

siapkan di atas meja sambil bertanya “anak-anak siapa diantara kalian yang tadi

pagi bercermin ?” Setelah siswa menjawab apersepsi yang diberikan guru,

selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari

itu.

2) Kegiatan Inti

Langkah-langkah yang dilakukan guru pada kegiatan inti pada pertemuan kedua

ini adalah mendiskusikan tentang cermin datar dan cermin cekung, pembiasan

cahaya dan penguraian cahaya. Langkah pertama yang dilakukan adalah bertanya

jawab. Selanjutkan, dengan kelompok yang telah terbentuk pada pertemuan

sebelumnya, guru membagikan alat peraga yang telah disiapkan kepada setiap

kelompok, kemudian meminta siswa melakukan 3 kegiatan percobaan , pertama

percobaan pada cermin datar,cermin cembung dan cermin cekung, kedua

percobaan tentang pemantulan cahaya, dan ketiga tentang penguraian cahaya.

Setiap kegiatan berakhir, guru memanggil salah satu anggota kelompok dari

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,

sementara kelompok lain diminta untuk jadi penanggap. Setelah presentasi selesai,

guru bersama-sama dengan seluruh siswa membahas hasil kerja dari masing-

masing kelompok, sambil melakukan tanya jawab. Setelah membahas hasil dari

masing-masing kelompok bersama-sama, guru bertanya pada siswa hal-hal apa

saja yang belum diketahui mengenai materi yang baru saja dibahas. Selanjutnya,

guru memberikan penguatan dan menyimpulkan secara keseluruhan materi yang

baru dibahas.

3) Kegiatan Penutup

Menegaskan kesimpulan yang baru saja dibicarakan guru, guru bersama siswa

menyimpulkan secara bersama-sama, menutup pelajaran, guru masih tetap

mengingatkan bahwa masih ada pertemuan berikutnya dengan materi yang sama

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

43

Pertemuan 3 siklus 1

1). Kegiatan awal

Persiapan pembelajaran. Selanjutnya guru mengingatkan kembali siswa tentang

pembelajaran pada pertemuan1 dan pertemun 2. Selanjutnya guru membagikan

soal evaluasi kepada siswa.

2). Kegiatan inti

Siswa mengerjakan soal evalusi dengan memperhatikan ketentuan yang

dicantumkan pada lembar soal. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.

Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk tetap duduk di bangkunya

masing-masing hingga semua siswa selesai.

3). Kegiatan Akhir

Guru bersam siswa membahas evaluasi bersama-sama. Setelah selesai, soal

dikumpulkan. Selanjutnya guru mengakhiri pelajarandengan memberikan salam

dan ucapan terima kasih. Tidak lupa guru menyampaikan bahwa masih ada

pertemuan selanjutnya dengan materi pemanfaatan sifat-sifat cahaya pada

karya/model sederhana.

c. Observasi

Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah

keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Fokus pengamatannya adalah bagaimana menerapankan model pembelajaran

Discovery Learning dalam pembelajaran IPA sumber cahaya dan sifat-sifatnya,

serta implikasi dari Discovery Learning pada hasil belajar IPA. Berkenaan

dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi pengamatan selama proses PBM

berlangsung yaitu:

1) Kinerja Guru

Mengamati kinerja guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan

adalah lembar observasi guru dalam model pembelajaran Discovery Learning

pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hasil amatan tentang kinerja

guru dipaparkan melalui tabel berikut ini:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

44

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Menerapkan Discovery Learning

Siklus Materi Total skor Nilai aktivitas Kriteria

I Sumber cahaya dan

sifat- sifat cahaya

14 70 % baik

Data hasil observasi kinerja guru, dengan menggunakan model Discovery

Learning dalam pembelajaran, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas,

2003):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Berdasarkan perolehan di atas, maka diketahui bahwa kinerja guru dalam

menggunakan model pembelajaran Discovery masuk dalam kategori baik, dengan

perolehan yaitu 70%.

2). Minat Belajar Siswa

Mengukur skala minat belajar dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan

model pembelajaran Discovery Learning, digunakan skala menggunakan rumus

libert yang terdiri dari 5 kategori yaitu sangat setuju,setuju, tidak mempunyai

pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hasil pengamatan tentang minat

belajar siswa dipaparkan melalui tabel berikut:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

45

Tabel 4.4

Lembar Observasi Minat Belajar Siswa Siklus I Dengan Model

Pembelajaran Discovery Learning

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase

Sangat tinggi 121-130 12 36,36%

Tinggi 110-120 10 30,30%

Sedang 99-109 8 24,24%

Rendah 88-98 3 09,09%

Sangat rendah 76-87 0 0%

Jumlah 33 100 %

Jumlah siswa dengan perolehan pada masing-masing interval minat, akan

disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.2. Diagram Jumlah Minat Belajar Siswa Berdasarkan Rentang

Nilai Siklus I

3). Hasil Belajar Siswa

Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus I pertemuan 3, dalam

bentuk tes tertulis pilihan ganda. Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel

berikut ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

sangatrendah

rendah sedang tinggi sangat tinggi

jumlah siswa

3

8

10

12

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

46

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Interval

Nilai

Siklus I Keterangan

F Persentase (%)

1 ≥50 1 3,03 Belum tuntas

2 53 - 61 4 12,12 Belum tuntas

3 62 - 70 9 27,27 Tuntas

4 71 - 79 3 9,09 Tuntas

5 80 - 88 8 24,24 Tuntas

6 89 - 97 8 24,24 -

Jumlah 33 100

Rata-rata 76,81

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 50

Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa terjadi perubahan hasil belajar siswa

pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I, yang

mencapai kentuntasan belajar (KKM= 62) sebanyak 28 siswa atau 84,8% dari

kondisi awal yaitu 54,5%, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar menurun menjadi 5 siswa atau sebanyak 15,15%, dari kondisi awal

sebelum tindakan yaitu 45,5%. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas setelah

tindakan pada siklus I adalah 76,81 dengan perolehan nilai terendah yaitu 50 dan

tertinggi 95. Rincian perolehan nilai berdasarkan interval nilai adalah sebagai

berikut: siswa yang mendapatkan nilai ≥50 satu siswa atau 3,03%, siswa yang

mendapatkan nilai pada interval nilai 53-61 sebanyak 4 siswa dengan persentase

sebesar 12,12%. Sementara siswa yang tuntas KKM, yang mendapatkan nilai pada

interval 62-70 sebanyak 9 siswa, dengan persentase sebesar 27,27%; siswa yang

mendapatkan nilai pada interval nilai 71-79 sebanyak 3 siswa dengan persentase

9,09%; siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 80-88 sebanyak 8 siswa

atau 24,24%, dan siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai antara 89-97

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

47

sebanyak 8 siswa atau 24,24%. Jumlah siswa dengan perolehan pada masing-

masing interval nilai, akan disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.3. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan

Interval Nilai siklus I

Berdasarkan tabel 4.5 dan diagram 4.3, diketahui bahwa persentase

ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 1 mengalami

peningkatan yaitu menjadi 84,8%, sedangkan jumlah yang tidak tuntas belajar

berkurang menjadi 15,5%.

Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa, namun peningkatan

ini belum memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, dimana

diharapkan bahwa ketuntasan belajar siswa terjadi minimal 85% dari total siswa di

kelas mendapatkan nilai ≥ 62.

4). Perbandingan Minat dan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan

Siklus 1

Dalam maksud untuk mengetahui terjadinya peningkatan minat, hasil

belajar dan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I,

maka berikut ini akan disajikan perbandingan hasil belajar maupun ketuntasan

belajar siswa sebelum diberikan tindakan dengan setelah diberikan tindakan pada

siklus I.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

≥50 53-61 62-70 71-79 80-88 89-97

Frekuensi

1

4

9

3

8 8

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

48

Tabel 4.6

Perbandingan Ketuntasan Angket Minat Pra siklus dan Siklus I

No Minat Belajar Pra siklus Siklus I

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1 Sangat Tinggi 9 27,27% 12 36,36%

2 Tinggi 8 24,24% 10 30,30%

3 Sedang 11 33,33% 8 24,24%

4 Rendah 4 12,12% 3 09,09%

5 Sangat Rendah 1 3,03% 0 0%

Dari tabel 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa ada peningkatan minat belajar

siswa. siswa yang minat belajarnya sangat tinggi bertambah menjadi 12 anak,

siswa yang minat belajarnya tinggi menjadi 10 anak, siswa yang minat belajarnya

sedang menjadi 8, siswa yang minat belajarnya rendah menjadi 3 anak,dan tidak

ada siswa yang minat belajarnya sangat rendah.

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa terjadi perubahan jumlah dan

persentase ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I.

Sebelum tindakan, diketahui bahwa 18 siswa atau 54,5% yang lulus KKM. Hasil

ini berubah setelah tindakan pada siklus I, dimana siswa yang lulus KKM menjadi

28 siswa dengan persentase 84.8%. Sementara itu siswa yang belum tuntas

sebelum tindakan adalah 15 siswa dengan persentase 45,5%, berkurang setelah

diberikan tindakan pada siklus I menjadi 5 siswa dengan persentase 15,5%.

d. Refleksi

Setelah diberikan tindakan pada siklus I pertemuan 2, maka berdasarkan

temuan-temuan maupun diskusi dengan guru kelas ada beberapa hal yang perlu

menjadi masukan untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Hal-hal tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kinerja Guru

Perolehan skor pada kinerja guru secara keseluruhan pada siklus I berada pada

kategori cukup baik. Meskipun begitu, jika diperhatikan per item berdasarkan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

49

langkah-langkah pembelajaran Discovery Learning ada beberapa hal yang

perlu menjadi perbaikan, yaitu:

a. Mengkondisikan siswa dalam membagi kelompok. Guru masih berada

pada kategori kurang baik, karena masih terdapat beberapa siswa yang

ngomong sendiri atau ribut pada saat pembentukan kelompok.

b. Dalam mengerjakan tugas kelompok masih terdapat siswa yang belum

mengerti.

2. Minat Belajar Siswa

Minat siswa, secara keseluruhan berada pada kategori cukup baik. Namun, jika

mndiamati lembar observasi minat siswa, maka akan ditemukan ada beberapa

hal yang perlu diperbaiki dari siswa.

a. Masih ada beberapa siswa yang minat belajarnya kurang

b. Masih ada beberapa siswa yang kurang berani dalam mengeluarkan

pendapat.

c. Ada siswa yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas secara mandiri

dengan baik, kemampuan bekerjasama dengan baik, namun belum

memiliki keberanian untuk tampil di depan kelas.

3. Hasil Belajar Siswa

Selain kinerja guru dan minat belajar siswa, hal yang harus menjadi masukan

untuk diperbaiki pada siklus II adalah hasil belajar atau ketuntasan belajar

siswa. Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar dari sebelum tindakan (pra

siklus) ke setelah tindakan pada siklus I, hasil ini belum memberikan hasil

yang diharapkan, dimana ketuntasan kelas belum mencapai minimal 85% dari

total siswa.

4.2.3. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I pertemuan 3, maka hal-hal yang

direncanakan untuk dijadikan perbaikan pada pelaksanan tindakan pada siklus

II adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

50

1) Kinerja Guru

Kinerja guru pada siklus I , masuk dalam kategori cukup baik, namun

demikian, ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan tindakan pada

siklus II pertemuan 1 adalah sebagai berikut:

a. Memperhatikan setiap langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model

Discovery Learning agar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang

dimaksud.

b. Membentuk siswa berkelompok secara heterogen dan Pada saat siswa

berdiskusi kelompok guru berkeliling untuk mengarahkan siswa yang belum

paham.

2) Minat Siswa

Sementara itu, pada Minat belajar siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan agar

menjadi perbaikan pada siklus II adalah keragaman karakteristik personal

siswa. Karena itu, hal-hal yang perlu diperbaiki guru adalah dengan

melakukan pendekatan dengan siswa, dan mengorganisir siswa agar semua

siswa dapat menjadi aktif dengan cara:

a. Menanyakan kesulitan yang dialami siswa selama pembelajaran

berlangsung, memotivasi dan memberi dukungan kepada siswa agar rajin

belajar.

b. Meminta siswa yang kurang berani untuk mengeluarkan pendapat.

c. Siswa yang kurang berani tampil di depan kelas diminta maju di depan kelas

untuk menjadi perwakilan teman-teman kelomoknya.

3) Hasil Belajar Siswa

Hal yang harus diperhatikan dalam tindakan adalah mengupayakan dan

melakukan pengkondisian tertentu agar ketuntasan belajar siswa, minimal

mencapai target minimal yaitu 85% dari total jumlah siswa, tuntas dalam

KKM.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

51

b. Pelaksanaan

Pertemuan 1

1) Kegiatan Awal

Kegiatan di awali dengan salam pembuka, selanjutnya guru mengkondisikan agar

siswa siap menerima pelajaran, guru memperhatikan murid satu persatu dan

memotivasi siswa, terkait dengan kondisi siswa yang ditemui guru mengacu pada

hasil refleksi. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa

bernyanyi” Orang Pelaut” selanjutnya guru mengaitkan lagu tersebut dengan

kapal selam yang dapat berada di permukaan laut,tetapi dapat melihat keadaan di

atas permukaan laut berkat adanya periskop.Mengacu pada kondisi siswa pada

siklus I pertemuan 2, kali ini guru mengorganisir dan meminta siswa yang belum

berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan apersepsi.

selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan garis besar materi.

2) Kegiatan Inti

Setelah selesai menyampaikan tujuan pembelajaran, Selanjutnya guru

mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya yang dapat dimanfaatkan dalam

pembuatan alat-alat sederhana, dan meminta siswa untuk menyebutkan alat-alat

apa saja yang dapat dibuat dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Kemudian

guru mengarahkan jawaban pertanyaan dengan meminta siswa untuk membaca

buku pegangannya . Setelah itu peserta didik menyebutkan masing-masing

kegunaan alat-alat seperti periskop, kaleidoskop,lup sederhana dan cakram

warna.

Selanjutnya, guru membagi siswa dalam 3 kelompok. Kegiatan 1: guru

menunjukkan 2 periskop sederhana dengan ukuran kardus yang berbeda. Setelah

itu, guru membagikan periskop dan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok.

Setelah dibagikan, siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan

mendiskusikannya dengan anggota kelompoknya masing-masing. Selama diskusi,

guru berkeliling untuk mengarahkan siswa yang belum paham dan mengorganisir

diskusi agar diskusi tidak didominasi oleh siswa yang berani berpendapat saja.

Setelah selesai berdiskusi, tiap kelompok maju didepan kelas menyampaikan hasil

diskusinya. Kembali siswa yang kurang berani presentasi diminta untuk

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

52

presentasi, sementara siswa yang berani, ditugaskan menjadi tim penyanggah jika

ada sanggahan dari kelompok lain. Setelah semua kelompok menyampaikan hasil

diskusinya, siswa dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi kelompok

secara keseluruhan, kemudian siswa bersama dengan guru menyimpulkan

pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan II : Guru memperlihatkan sebuah

kaleidoskop sederhana,kemudian meminta salah satu siswa yang kurang berani

untuk maju meliahat cahaya yang dihasilkan oleh kaleidoskop,dan memintanya

untuk menunjukkan pada teman-temannya apa yang dia lihat dalam kaleidoskop

tersebut. Selanjutnya kegiatan inti dilakukan sama seperti kegiatan I.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menarik kesimpulan bahwa sifat-sifat

cahaya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan karya sederhana. Setelah itu, guru

mengingatkan untuk lebih giat lagi belajar di rumah, guru mengakhiri pelajaran

dengan mengucapkan salam sambil memberitahukan untuk melanjutkan materi

selanjutnya pada pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

Pada pertemuan pertama ini pembelajaran berjalan dengan lancar dan sangat baik

adapun hal yang harus diperhatikan, yaitu Dalam interaksi dengan murid guru

masih kurang.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi maka perlu perbaikan pada pertemuan 2 siklus II,

yaitu guru harus meningkatkan interaksi dengan murid.

Pertemuan 2

1) Kegiatan Awal

Pertemuan ke 2 dilaksanakan dua hari setelah pertemuan pertama. Sama dengan

pertemuan sebelumnya, kegiatan diawali dengan salam pembuka, Agar siap

menerima pelajaran, guru mengkondisikan siswa dengan cara mengingatkan siswa

bahwa memberikan kesempatan kepada yang lain, mendengarkan yang lain, dan

berbagi dengan yang lain, seperti yang telah dilakukan pada pertemuan

sebelumnya adalah hal yang positif. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan

bertanya “anak-anak pernahakah kalian bermain dengan menggunakan kaca

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

53

pembesar? Bagaimana bnda yang kamu lihat?”. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu pemanfaatan sifat-sifat cahaya pada lup sederhana dan cakram

warna.

2) Kegiatan Inti

Langkah-langkah yang dilakukan guru pada kegiatan inti pada pertemuan kedua

ini adalah mendiskusikan tentang lup sederhana dan cakram warna. Langkah

pertama yang dilakukan adalah bertanya jawab. Selanjutkan, dengan kelompok

yang telah terbentuk pada pertemuan sebelumnya, guru membagikan alat peraga

yang telah disiapkan kepada setiap kelompok, kemudian meminta siswa

melakukan 2 kegiatan percobaan , pertama percobaan pada lup sederhana, dan

kedua percobaan tentang cakram warna. Setiap kegiatan berakhir, guru

memanggil salah satu anggota kelompok dari masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sementara kelompok lain diminta

untuk jadi penanggap. Setelah presentasi selesai, guru bersama-sama dengan

seluruh siswa membahas hasil kerja dari masing-masing kelompok, sambil

melakukan tanya jawab. Setelah membahas hasil dari masing-masing kelompok

bersama-sama, guru bertanya pada siswa hal-hal apa saja yang belum diketahui

mengenai materi yang baru saja dibahas. Selanjutnya, guru memberikan

penguatan dan menyimpulkan secara keseluruhan materi yang baru dibahas.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, sebelum menutup pelajaran, siswa diminta membuat

rangkuman secara individu, dan kemudian guru dan siswa menarik kesimpulan

bahwa lup sederhana dan cakram warna memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Setelah

itu guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, mengucapkan sala,m dan tidak lupa

mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang telah dipelajari,karena masih

ada pertemuan selanjutnya yaitu evaluasi pembelajaran.

Pertemuan 3

1). Kegiatan awal

Persiapan pembelajaran. Selanjutnya guru mengingatkan kembali siswa tentang

pembelajaran pada pertemuan1 dan pertemun 2. Selanjutnya guru membagikan

soal evaluasi kepada siswa.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

54

2). Kegiatan inti

Siswa mengerjakan soal evalusi dengan memperhatikan ketentuan yang

dicantumkan pada lembar soal. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri.

Setelah selesai mengerjakan soal, siswa diminta untuk tetap duduk di bangkunya

masing-masing hingga semua siswa selesai.

3). Kegiatan Akhir

Guru bersam siswa membahas evaluasi bersama-sama. Setelah selesai, soal

dikumpulkan. Selanjutnya guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan salam

dan ucapan terima kasih.

Observasi

Seperti pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, pada siklus II pertemuan

pertama dan kedua ini, yang diamati adalah keseluruhan aktivitas atau proses

pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah

bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam

pembelajaran IPA, serta implikasi dari model pembelajaran Discovery Learning

pada minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. Berkenaan dengan penelitian ini,

maka hal-hal yang menjadi pengamatan selama proses belajar mengajar

berlangsung yaitu:

1) Kinerja Guru

Mengamati kinerja guru, maka instrumen amatan yang digunakan adalah lembar

observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning pada

pembelajaran IPA. Hasil amatan tentang kinerja guru dipaparkan melalui tabel

berikut ini:

Tabel 4.7

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Menerapkan Model

Pembelajaran Disovery Learning

Siklus Materi Total

skor

Nilai

aktivitas

Kriteria

II Membuat suatu karya/model,

misalnya periskop,

kaleidoskop,dan lup sederhana

18 90% Sangat

baik

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

55

Data hasil observasi kinerja guru, dengan menggunakan model Discovery

Learniang dalam pembelajaran, dinilai dengan rumus di bawah ini (Depdiknas,

2003):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = sangat baik

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Berdasarkan perolehan di atas, maka diketahui bahwa kinerja guru dalam

menggunakan model Discovery Learning masuk dalam kategori baik sekali

dengan perolehan yaitu 90%.

2) Minat Belajar Siswa

Mengukur skala minat belajar dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan

model Discovery Learning, digunakan skala menggunakan rumus Libert yang

terdiri dari 5 kategori yaitu sangat setuju,setuju, tidak mempunyai pilihan, tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Hasil pengamatan tentang minat siswa dipaparkan

melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Analisis Angket Minat Belajar Pada Siklus II

Kategori Rentan nilai Frekuensi Prosentase

Sangat Tinggi 121-130 18 54,54%

Tinggi 110-120 12 36,36%

Sedang 99-109 3 9,09%

Rendah 88-98 0 0%

Sangat rendah 76-87 0 0%

Jumlah 33 100%

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

56

Dari tabel 4.8 siklus II minat belajar siswa dapat dideskripsikan bahwa

siswa yang memiliki minat sangat tinggi ada 18 anak (54,54%), siswa yang

memiliki minat tinggi ada 12 anak (36,36% ), siswa yang memiliki minat sedang

ada 3 anak (9,09% ), sedangkan siswa yang memiliki minatrendah dan sangat

rendah tidak ada.

3) Hasil Belajar Siswa

Evaluasi dilaksanakan pada pertemuan 3 pada siklus II. Evaluasi dimaksudkan

untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA,

setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning.

Berikut ini disajikan dalam tabel perolehan hasil belajar setelah tindakan

pada siklus II.

Tabel 4.9

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Interval Nilai Siklus II Keterangan

F Persentase (%)

1 53-61 1 3,03

2 62-70 13 39,39 -

3 71-79 1 3,03 -

4 80-88 11 33,33 Tuntas

5 89-97 7 21,21

Jumlah 33 100 KKM 62

Rata-rata 77,87

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 60

Siswa yang Tuntas 33

Siswa yang Belum Tuntas -

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa terjadi peningkatan siswa yang

tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus II. Jika pada siklus I

siswa yang tuntas adalah 28 siswa, maka setelah tindakan pada siklus II, siswa

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

57

yang tuntas menjadi meningkat yaitu 32 siswa dari jumlah keseluruhan 33 siswa,

atau hanya satu siswa yang belum tuntas dalam belajarnya. Adapun perolehan

nilai siswa pada siklus II diuraikan berikut ini: 1 siswa yang mendapat nilai pada

interval 53-61 dengan persentase 3,03%; 13 siswa mendapatkan nilai pada interval

62-70 dengan persentase 39,39%; 1 siswa mendapatkan nilai pada interval nilai

71-79 dengan persentase 3,03%; 11 siswa mendapatkan nilai pada interval nilai 80

– 88 dengan persentase 33,33%; dan 7 siswa mendapatkan nilai pada interval 89-

97 dengan persentase Setelah diberikan tindakan, terjadi perubahan pada

perolehan nilai rata-rata yaitu meningkat menjadi 21,21%. Juga terjadi perubahan

perolehan nilai terendah yaitu menjadi 60 dan nilai tertinggi yaitu 95. Berikut ini

disajikan dalam diagram jumlah siswa yang memperoleh nilai berdasarkan pada

interval nilai.

Gambar 4. 4 Jumlah Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai Siklus II

Berikut ini akan disajikan jumlah total siswa yang tuntas belajar, setelah

diberikan tindakan pada siklus II:

0

2

4

6

8

10

12

14

53-61 62-70 71-79 80-88 89-97

Frekuensi7

11

1

13

1

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

58

Gambar 4. 5 Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II

Di bawah ini akan disajikan dalam tabel persentase ketuntasan belajar

siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II

Tabel 4. 10

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 < 62 1 3,03 Belum tuntas

2 ≥ 62 32 96,96 Tuntas

Jumlah 33 100

Rata-rata 77,72

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 60

Persentase siswa yang tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada

siklus II adalah 96,96% Atau seluruh satu siswa tidak tuntas dalam belajar, setelah

diberikan tindakan pada siklus II. Dengan hasil ini dapat ditarik simpulan bahwa,

dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam menggunakan model Discovery

Learning dalam pembelajaran IPA, terjadi peningkatan ketuntasan belajar.

Dengan kata lain, pengunaan model Discovery Learning berhasil meningkatkan

hasil belajar IPA, siswa kelas 5 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

0

5

10

15

20

25

30

35

tidak tuntas tuntas

tidak tuntas

tuntas

1

32

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

59

4) Perbandingan Minat dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II

Dalam maksud untuk mengetahui terjadinya peningkatan minat belajar dan

hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka berikut ini akan

disajikan perbandingan hasil belajar maupun ketuntasan belajar siswa pada siklus

I dengan setelah diberikan tindakan pada siklus II

Tabel 4.11

Perbandingan Minat Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Minat Belajar Pra siklus Siklus I Siklus II

F % F % F %

1 Sangat Tinggi 9 27,27% 12 36,36% 18 54,54%

2 Tinggi 8 24,24% 10 30,30% 12 36,36%

3 Sedang 11 33,33% 8 24,24% 3 9,09%

4 Rendah 4 12,12% 3 9,09% 0 0%

5 Sangat Rendah 1 3,03% 0 0% 0 0%

Dari tabel 4.11 diketahui bahwa minat siswa pada kondisi awal yang

sangat tinggi dan tinggi ada 17 siswa (51,51%), siklus I ada 22 siswa (66,66%),

siklus II ada 30 siswa ( 90%). Minat belajar sedang dan rendah pada kondisi awal

ada 15 siswa (45,45%),pada siklus I dan II ada 3 siswa ( 9,09%), sedangkan

minat sangat rendah kondisi awal ada 1 siswa (3,03%) dan siklus I dan siklus II

tidak ada.Jadi peningkatan minat belajar siswa dari yang sangat tinggi dan tinggi

dari kondisi awal 51,51% ,siklus I 66,66%, dan 90,90% pada siklus II.

Pada siklus I, diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar adalah 28 siswa

dari 33 siswa. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan

dimana siswa yang tuntas menjadi 32 siswa dari 33 siswa. Mengacu pada tabel di

atas, diketahui bahwa juga terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar yaitu 76,81%

pada siklus I, menjadi 77,72% pada siklus II. Terjadi juga perubahan perolehan

nilai tertinggi dan terendah. Pada siklus I, perolehan nilai tertinggi adalah 95,

sedangkan pada siklus II perolehan nilai tertinggi mencapai 95. Sementara

perolehan nilai terendah pada siklus I adalah 50, sedangkan pada siklus II

perolehan nilai terendah meningkat menjadi 60.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

60

Berikut ini disajikan perbandingan jumlah siswa dan persentase ketuntasan

belajar siswa setelah tindakan pada siklus I dengan siklus II, melalui tabel berikut

ini:

Tabel 4. 12

Perbandingan Jumlah Siswa dan Persentase Ketuntasan Pada Siklus I

Siklus II

No Kategori Siklus I Siklus II

Jumlah siswa (%) Jumlah Siswa (%)

1 Tuntas 28 84,84 32 96,96

2 Belum Tuntas 5 15,15 1 3,03

Jumlah 33 100 33 100

Perbandingan jumlah siswa yang tuntas belajar setelah diberikan tindakan

pada siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II akan disajikan melalui

diagram berikut ini:

Gambar 4. 6 Perbandingan Jumlah Ketuntasan Belajar Pada Siklus I dengan

Siklus II

0

5

10

15

20

25

30

35

Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

28

5

32

1

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

61

5) Perbandingan dan Perubahan Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum

Tindakan, Siklus I dengan Siklus II.

Dengan maksud mengetahui terjadinya perubahan hasil belajar dan

ketuntasan belajar IPA siswa setelah diberikan tindakan sejak siklus I, hingga

siklus II dengan digunakannya model Discovery Learning, berikut disajikan

dalam tabel perbandingan hasil maupun ketuntasan belajar siswa baik sebelum

tindakan (pra siklus) maupun setelah tindakan baik pada siklus I maupun siklus II,

berikut ini.

Tabel 4. 13

Perbandingan Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan (pra siklus),

Siklus I dengan Siklus II

No Hasil Belajar Tuntas Belum Tuntas

Jumlah

siswa

% Jumlah

siswa

%

1 Sebelum tindakan (pra siklus) 18 54,54 15 45,45

2 Siklus I 28 84,84 5 15,15

3 Siklus II 32 96,96 1 3,03

Gambar 4.7. Perbandingan Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan (pra

siklus),Siklus I dengan Siklus II

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas Tuntas

15 18

5

28

1

32

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

62

Berdasarkan tabel 4.13 dan gambar 4.7, diketahui bahwa sebelum tindakan

(pra siklus) siswa yang tuntas belajar adalah 18 siswa dengan persentase 54,54%.

Setelah diberikan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan ketuntasan

belajar menjadi 28 siswa dengan persentase 84,84%. Dengan demikian, setelah

diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas

belajar sebelum tindakan ke siklus I, yaitu 30,3%. Setelah diberikan lagi tindakan

pada siklus II, terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar yaitu 32 siswa dengan

persentase 96,96%. Dengan demikian, setelah diberikan tindakan pada siklus II,

terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 12,12%.

Dengan demikian, total keseluruhan peningkatan hasil belajar sebelum tindakan

ke siklus II adalah 42,42%. Berdasarkan perolehan peningkatan jumlah siswa dan

persentase ketuntasan dalam belajar IPA, maka dapat dikatakan bahwa

penggunaan model Discovery Learning dalam pelajaran IPA, berhasil.

e. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan pada siklus I, dan

setelah guru memperbaiki kinerjanya, maka diketahui bahwa minat belajar dan

jumlah serta persentase ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat setelah

diberikan tindakan pada siklus II. Hal ini memberikan refleksi bahwa

memperhatikan proses dan memperhatikan karakteristik personal siswa selama

KBM berlangsung adalah sesuatu yang penting dan mendasar demi mencapai

hasil belajar dan ketuntasan belajar yang diharapkan.

4.3. Pembahasan

Berikut ini pembahasan hasil penelitian bahwa berdasarkan latar belakang

masalah ditemukan fakta-fakta masih banyak nilai siswa di bawah (KKM) yaitu

62. Dalam wawancara dengan guru kelas 5 SD Negeri Tlogo menyebutkan siswa

kelas 5 berjumlah 33 siswa dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda

sehingga gaya belajar mereka juga berbeda-beda, dari data terlihat siswa kelas 5

berjumlah 33 tersebut yang tunta 18 siswa atau 54,5%, sedangkan yang tidak

tuntas 15 siswa atau 45,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA

yang dilaksanakan belum berhasil. Untuk meningkatkan minat siswa dalam

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

63

pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar maka peneliti menggunakan salah

satu model pembelajaran yaitu model Discovery Learning.

Pada intinya, model pembelajaran discovery learning ini mengubah

kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang

teacher oriented dimana guru menjadi pusat informasi menjadi student oriented;

siswa menjadi subjek aktif belajar. Peran aktif anak dalam belajar ini diterapkan

melalui cara penemuan.Discovery merupakan proses mental di mana siswa

mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.Proses mental yang di

maksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Mengacu pada pemaparan di atas diketahui bahwa penggunaan model

pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

IPA pada siswa kelas 5 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

dari pra siklus ke siklus 1 dan siklus 1 ke siklus 2 hal ini dapat dibuktikan dengan

terjadinya peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada kondisi

awal yang sangat tinggi dan tinggi ada 17 siswa (51,51%), siklus I ada 22 siswa

(66,66%), siklus II ada 30 siswa ( 90%). Minat belajar sedang dan rendah pada

kondisi awal ada 15 siswa (45,45%),pada siklus I dan II ada 3 siswa ( 9,09%),

sedangkan minat sangat rendah kondisi awal ada 1 siswa (3,03%) dan siklus I dan

siklus II tidak ada.Jadi peningkatan minat belajar siswa dari yang sangat tinggi

dan tinggi dari kondisi awal 51,51% ,siklus I 66,66%, dan 90,90% pada siklus II.

Selain minat belajar terjadi juga peningkatan hasil belajar siswa sebelum

tindakan (pra siklus) siswa yang tuntas belajar adalah 18 siswa dengan persentase

54,54%. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan

ketuntasan belajar menjadi 28 siswa dengan persentase 84,84%. Dengan

demikian, setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan persentase

siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan ke siklus I, yaitu 30,3%. Setelah

diberikan lagi tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan ketuntasan belajar

yaitu 32 siswa dengan persentase 96,96%. Dengan demikian, setelah diberikan

tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8222/4/T1_292010333_BAB IV.pdfSehingga hasil belajar yang mereka ... belajar belajar IPA siswa kelas 5

64

siklus II yaitu 12,12%. Dengan demikian, total keseluruhan peningkatan hasil

belajar sebelum tindakan ke siklus II adalah 42,42%.

Hasil ini dengan demikian mendukung hipotesis penelitian yang telah

dirancang yaitu dengan menggunakan model discovery dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata

pelajaran IPA di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Hasil Penelitian ini juga mendukung hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sibarani,Hartha L dengan judul

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Discovery Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Negeri 101880 Tanjung Morawa

Tahun Ajaran 2012/2013.Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah

rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya di kelas V SD

Negeri 101880 Tanjung Morawa Jalan Batang Kuis No.1 Tanjung Morawa.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery pada pokok bahasan sifat-sifat

cahaya dan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Discovery

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini dengan demikian juga mendukung pernyataan teoritis

hubungan minat dan hasil belajar terhadap model pembelajaran Discovery

Learning bahwa minat siswa terhadap sesuatu yang merupakan hasil belajar dan

menyokong belajar selanjutnya. Siswa dapat berusaha sendiri dalam memahami

belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku antara lain: mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.Dengan teknik tersebut, siswa

dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya

membimbing dan memberikan intruksi.

Hal ini dapat dilihat melalui perubahan nilai siswa setelah menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning yang pada awalnya jauh di bawah KKM,

sehingga ketika pada saat menerapkan model Discovery Learning siswa menjadi

aktif dan kreatif dan minat belajar siswa juga menjadi meningkat sehingga

mempengaruhi peningkatan minat dan hasil belajar.