bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2017. 5. 3. · 31 bab iv hasil penelitian dan pembahasan...
TRANSCRIPT
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian tindakan kelas menggunakan
model Example Non Example menggutarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
pra siklus,siklus I dan siklus II.
4.1 Kondisi Sekolah
SDN Dukuh 01 berada di kecamatan sidomukti, kabupaten Salatiga. SD ini
terletak cukup strategis dan tidak jauh dengan rumah penduduk setempat yang berada
dekat sekolah. SDN Dukuh 01 memiliki 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 6 ruang
kelas, 1 UKS, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang WC guru, 4 ruang WC siswa, 1 ruang
untuk sholat bagi para guru dan siswa 1 ruang kesenian, 1 ruang computer, dan
lapangan tempat upacara yang cukup luas.
Fasilitas yang ada di SDN Dukuh 01 cukup lengkap,terdapat 2 buah
komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data
administrasi yang diperlukan dan 1 buah komputer untuk mengelola data-data
perpustakaan. Selain itu juga sekolah ini juga memiliki alat peraga yang cukup
lengkap untuk memfasilitasi para guru dalam melakukan pembelajaran jika harus
digunakan alat peraga tersebut. Buku-buku yang ada di sekolah ini, khususnya di
perpustakaan juga cukup lengkap dan banyak buku-buku yang baru.
4.1.1 Kondisi Awal Penelitian
Diketahui bahwa subyek penelitian berjumlah 34 siswa. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini dilakukan selama 2 (dua) siklus, yaitu siklus 1 ( pada tanggal 20
April 2016 dan 23 April 2016 ) dan siklus 2 ( pada tanggal 4 Mei 2016 dan 7 Mei
2016 ). Berikut ini sajian paparan hasil penelitian yang terdiri atas hasil belajar PKN
32
melalui model pembelajaran Example Non Example dan hasil observasi terhadap
proses belajar.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
No Nama Nilai Kemunculan Ket
Tuntas Tidak tuntas
1 Dimas Aro Abib Wicaksana 62 * Tt
2 Jovita Sola Gracia Prames 66 * Tt
3 Anisa Ayu Nabila Putri A 72 * T
4 Annisa Minkhatul Ulya 60 * Tt
5 Arel Radytia Zora Eka S 70 * T
6 Aswin Rafif Istihsan 68 * Tt
7 Ata Maulana Wakhid 92 * T
8 Dea Aulia Fauzia 80 * T
9 Dwi Ayu Septa Nania S 68 * Tt
10 Elsabath Rommel Widi S 68 * Tt
11 Gelsya Hezkila Stexa 70 * T
12 Gilang Ananda Delta 81 * T
13 Hikmah Rona Valya 67 * Tt
14 Mario Titus Alvaro 75 * T
15 Muhammad Faisal 62 * Tt
16 Muhammad Thoriq M 82 * T
17 Nabila Puspa Annastasya 72 * T
18 Nova Adinda Setiawan 60 * Tt
19 Putri Maharani S 62 * Tt
20 Radit Danar Gunawan 63 * Tt
21 Rayatatiya 65 * Tt
22 Rayhan Adika Roja 70 * T
23 Renanda Katleya 68 * Tt
24 Ridho Surya Satrianto 61 * Tt
25 Safira Aura Tirzabilla 75 * T
26 Satria Tegar Kurniawan 82 * T
27 Sovia Larasati 68 * Tt
28 Stevian Roselino 70 * T
29 Syifaa Desi Kurnia Sari 65 * Tt
30 Tiara Anggraeni 80 * T
31 Tio Fajar Pamungkas 60 * Tt
32 Yosua Pandu Putra W 68 * Tt
33 Naraya Maulani Nova 79 * T
34 Annisa Zahra Parapi 72 * T
Jumlah
2.383
16
18
Rata-rata/persentase
70,08
47,06%
52,94 %
33
Keterangan :
* : siswa tidak tuntas
: siswa tuntas
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan
nilai 90-100 sebanyak 1 siswa atau 2,94%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai
80-89 sebanyak 5 siswa atau 14,70%, siswa yang mendapatkan nilai 70-79 sebanyak
10 siswa atau 29,42% yang telah mencapai nilai KKM 70. Sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM 70 meliputi nilai 60-69 sebanyak 18 siswa atau
52,94%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 59-60 tidak ada.
Secara jelas tentang tingkat ketuntasan siswa pada pembelajaran pra siklus
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Pkn Pra Siklus
Siklus
Jumlah siswa
Nilai Ketuntasan
Banyak siswa Persentase
TT T T TT
Prasiklus 34 70 18 16 47,06 % 52,94 %
Interval Frekuensi Persentase (%) Keterangan
90-100 1 2,94 Tuntas
80-89 5 14,70 Tuntas
70-79 10 29,42 Tuntas
60-69 18 52,94 Tidak tuntas
Jumlah 34 100
34
Berdasarkan tabel 4.3 tentang tingkat ketuntasan siswa pada pembelajaran
pra siklus dapat dijelaskan bahwa siswa yang tuntas dan mencapai nilai 70 ke atas
hanya berjumlah 16 siswa atau dengan persentase 47,06% dan yang belum tuntas 18
siswa atau dengan persentase 52,94 % dari jumlah siswa kelas IV SDN Dukuh 1 yang
ada 34 siswa.
Adapun untuk lebih jelasnya tentang tingkat ketuntasan siswa pada
pelaksanaan pembelajaran pra siklus dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1
Diagram Tingkat Ketuntasan Pra Siklus
Melihat gambar 4.1 tentang tingkat ketuntasan siswa yang sangat mengecewakan
tersebut dikarenakan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada pra
siklus tidak menggunkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa atau peserta
didik aktif dan senang dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan temuan-temuan pada
pembelajaran pra siklus tersebut peneliti mempunyai pemikiran untuk melakukan
47%
53%
Diagram tingkat ketuntasan hasil belajar pra
siklus
Tuntas
Tidak tuntas
35
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas PTK. Di dalam perbaikan
itu peneliti menggunkan model pembelajaran Example Non Example .
4.1.2 Deskripsi Siklus I
4.1.3 Perencanaan
Pada tahap perencanaan pembelajaran siklus I, perencanaan dibuat
berdasarkan kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi pada tahap pra siklus untuk
dicari pemecahannya. Adapun tindakan perbaikan yang akan dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non Example yaitu lebih menekankan
kepada pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil. Peneliti dengan dibantu oleh
teman sejawat membuat rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Langkah pembelajaran yang direncanakan dan akan dilaksanakan pada
pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran ?
4.1.4 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan pada bulan april 20 pada tahun 2016
dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertungas untuk mengamati kinerja guru
dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran Pkn dengan
materi Tata tertib di sekolah. Pada pembelajaran siklus I ini diawali dengan guru
memberi salam dan mengkondisikan kelas, kemudian mengabsen siswa dan
dilanjutkan dengan mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan metode yang
digunakan yaitu model Example Non Example. Setelah itu guru memberi tahu
kompetensi dasar dan indicator pembelajaran yang akan dilaksanakan kemudian guru
memberi apersepsi berupa pertanyaan yang menyinggung materi yang akan
disampaikan.
36
Adapun untuk pertanyaan apersepsi yang diberikan kepada siswa adalah
sebagai berikut: (1) apakah yang kalian ketahui tentang globalisasi ?.yang diberikan
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman awal siswa tentang materi yang akan
dibahas dalam pembelajaran. Masuk pada pembelajaran inti, sebelumnya guru
menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran yaitu
tentang globalisasi. Guru menjelaskan panjang lebar tentang materi pembelajaran
kemudian guru membentuk kelompok kecil sesuai dengan model Example Non
Example yaitu mengelompokan siswa dengan anggota masing-masing kelompok 4-5
siswa dan masing-masing kelompok diberi lembar kerja siswa untuk didiskusikan.
Selesai berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok, siswa bersama guru membahas
hasil kerja kelompok dan menyimpulkannya serta dilanjutkan dengan guru membuat
rangkuman dari materi yang didiskusikan untuk dicatat oleh siswa.
Masuk pada kegiatan akhir yang dilaksanakan selama 20 menit pada
pembelajaran siklus I ini, guru memberikan tes akhir atau tes formatif yang bertujuan
untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Selesai
mengerjakan tes formatif kemudian guru bersama siswa mengoreksi hasil tes formatif
dan menganalisisnya. Guru memberi penghargaan berupa tepuk tangan kepada siswa
yang benar dalam mengerjakan. Dari hasil analisis tes formatif ternyata hasil belajar
Pkn pada siswa meningkat jika dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus. Setelah
itu guru memberikan perbaikan dan pengayaan sebagai pekerjaan rumah (PR) dan
dilanjutkan guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran dan guru menutup
pembelajaran dengan memberi salam.
4.2 Pengamatan/Pengumpulan Data
Data pengamatan pada siklus I tentang tindakan guru dan siswa bahwa
guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik, hanya masih terdapat kelemahan-
kelemahan antara lain guru dalam memberikan penjelasan perlu diingatkan, karena
teridentifikasikan guru masih menjelaskan terlalu cepat dan terburu-buru sehingga
banyak siswa yang tidak paham akan penjelasan tersebut. Guru dalam menanggapi
37
pertanyaan dari siswa teridentifikasi kurang, dan guru kurang menumbuhkan
kepercayaan diri siswa, karena guru kurang dalam memberikan penghargaan kepada
siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.
Adapun tentang sarana dan prasarana yang digunakan saat pembelajaran
sudah teridentifikasikan baik dan lengkap, hanya guru kurang terampil dalam
mendemonstrasikan alat peraga, sedangkan tentang perilaku siswa saat mengikuti
pelajaran hanya teridentifikasi tentang keberanian siswa dalam bertanya tergolong
masih kurang.
Tabel 4.4 hasil belajar siklus I
No Nama Nilai Kemunculan Ket
Tuntas Tidak tuntas
1 Dimas Aro Abib Wicaksana 65 * Tt
2 Jovita Sola Gracia Prames 80 T
3 Anisa Ayu Nabila Putri A 90 * T
4 Annisa Minkhatul Ulya 65 * Tt
5 Arel Radytia Zora Eka S 80 * T
6 Aswin Rafif Istihsan 75 T
7 Ata Maulana Wakhid 100 * T
8 Dea Aulia Fauzia 80 * T
9 Dwi Ayu Septa Nania S 65 Tt
10 Elsabath Rommel Widi S 75 T
11 Gelsya Hezkila Stexa 95 * T
12 Gilang Ananda Delta 90 * T
13 Hikmah Rona Valya 70 T
14 Mario Titus Alvaro 85 T
15 Muhammad Faisal 65 Tt
16 Muhammad Thoriq M 85 * T
17 Nabila Puspa Annastasya 80 * T
18 Nova Adinda Setiawan 85 T
19 Putri Maharani S 80 T
20 Radit Danar Gunawan 65 * Tt
21 Rayatatiya 85 T
22 Rayhan Adika Roja 90 * T
23 Renanda Katleya 85 T
24 Ridho Surya Satrianto 80 T
25 Safira Aura Tirzabilla 90 * T
26 Satria Tegar Kurniawan 95 * T
27 Sovia Larasati 65 Tt
28 Stevian Roselino 75 * T
29 Syifaa Desi Kurnia Sari 65 * Tt
30 Tiara Anggraeni 90 * T
38
Keterangan :
: Siswa tuntas
* : Siswa tidak tuntas
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
90-100 9 26,47% Tuntas
80-89 12 35,30% Tuntas
70-79 4 11,76% Tuntas
60-69 9 26,47% Tidak tuntas
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar Pkn
melalui kolaborasi model pembelajaran Example Non Example pada siklus 1 terdapat
25 siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 atau 26,47 % baik sekali, dan siswa yang
belum mencapai nilai dari 70 sebanyak 9 siawa atau dengan criteria masih kurang dan
masih perlu perbaikan pada siklus ke II.
31 Tio Fajar Pamungkas 65 * Tt
32 Yosua Pandu Putra W 65 Tt
33 Naraya Maulani Nova 80 * T
34 Annisa Zahra Parapi 90 * T
Jumlah
2.721
25
9
Rata-rata/persentase
80,02
73,53 %
26,47 %
39
Tabel 4.6
Data Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Pkn Siklus I
Siklus
Jumlah
siswa
Nilai
Ketuntasan
Banyak siswa Persentase
TT T T TT
Prasiklus 34 70 9 25 73,53 % 26,47 %
Berdasarkan tabel 4.6 tentang tabel tingkat ketuntasan siswa pada pembelajaran
siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example dan dengan
penambahan alat peraga diperoleh data bahwa siswa yang tuntas dan berhasil meraih
nilai 70 ke atas berjumlah 25 siswa dari 34 siswa kelas IV yang ada atau dengan
persentase ketuntasan 73,53%, sedangkan untuk siswa yang belum tuntas atau yang
belum mencapai nilai 70 berjumlah 9 siswa dari 34 siswa kelas IV SDN Dukuh 1 yang
ada atau dengan persentase ketuntasan sebesar 26,47%, dan rata-rata kelas secara
klasikal mencapai 80,02%. Jadi, tindakan perbaikan siklus I dengan menggunakan
model pembelajara Example Non Example ini sudah terdapat peningkatan hasil belajar
siswa jika dibandingkan dengan hasil tes formatif pada tahap pra siklus walupun belum
mencapai tingkat ketuntasan maksimal sebesar 80,02%. Secara jelas tentang tingkat
ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus I dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut
ini.
40
.
Gamabar 4.2
diagram tingkat ketuntasan siklus I
Berdasarkan gambar 4.2 jelas terlihat bahwa tingkat ketuntasan siswa pada
pembelajaran siklus I dengan menggunkan model Example Non Example hasilnya
meningkat meskipun belum maksimal sesaui yang diharapkan.
4.2.1 Refleksi
Refleksi dimaksud untuk evaluasi terhadap semua temuan dalam
pembelajaran baik kelemahan maupun kekurangan yang ada pada siklus I dan
dicarikan pemecahannya. Observer menemukan kekurangan guru dalam proses
pembelajaran. Dari hasil pengamatan diperoleh data kelemahan sebagai berikut :
1. Guru kurang menanggapi dan merespon setiap pertanyaan siswa.
Hal ini terliha pada saat siswa bertanya kepada guru yang berhubungan dengan tata
tertib, guru jarang menjawab karena terlalu asik menjelaskan materi pelajaran
tersebut.
74%
26%
Diagram tingkat ketuntasan hasil belajar siklus I
Tuntas
Tidak tuntas
41
2. Guru kurang memberi motivasi yang dapat menumbuhkan
kepercayaan diri siswa. Motivasi yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri dapat
berupa pemberian pertanyaan yang lebih mudah sehingga siswa dapat menjawab
dengan benar,carasepertiitu membuat siswa termotivasi.
3. Guru perlu meningkatkan pemberian kesempatan untuk bertanya kepada siswa
dengan menerapkan Tanya jawab secara lisan.
Berdasarkan hasil temuan kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran siklus I
yang sudah menggunakan model Example Non Example tersebut perlu adanya
pembenahan. Tindakan selanjutnya yaitu pada tindakan siklus II dengan membuat
perencanaan perbaikan pembelajaran yang lebih terfokus. Tidak hanya itu saja, guru
dalam perbaikan siklus II juga lebih memberikan motivasi berupa pertanyaan-
pertanyaan lisan yang lebih mudah sebagai free tes dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertnya jawab tentang materi yang sedang dipelajari tersebut.
4.3 Deskripsi Siklus II
4.3.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan pembelajaran siklus II, perencanaan dibuat dilihat
hasil dari pada tahap siklus I masih harus ditingkatkan dan untuk dicari
pemecahannya. Adapun tindakan perbaikan yang akan dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Example Non Example yaitu lebih menekankan
pada media gambar yang digunakan. Peneliti dengan dibantu oleh teman sejawat
membuat rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Langkah pembelajaran yang direncanakan dan akan dilaksanakan pada
pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran ?
42
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaa siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 4 mei 2016 dengan dibantu
oleh teman sejawat yang bertugas untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran Pkn dengan materi menyikapi
pengaruh dari globalisasi Pada pembelajaran siklus II ini diawali dengan guru
memberi salam dan mengkondisikan kelas, kemudian mengabsen siswa kemudian
mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan model yang digunakan yaitu model
Example Non Example Setelah itu guru memberi tahu kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mengetahui pemahaman awal siswa
tentang materi yang akan dipelajari maka guru memberikan apersepsi berupa free tes
berupa pertanyaan lisan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Masuk pada pembelajaran inti, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
tata tertib di sekolah dan di rumah kemudian siswa diminta untuk maju kedepan
menjelaskan satu contoh tata tertib. Setelah selesai guru melakukan Tanya jawab
tentang contoh yang sudah dijelaskan oleh siswa yang sudah maju kedepan guru
memberikan umpan balik kepada siswa yang bertujuan supaya siswa aktif dalam
pembelajaran dan menumbuhkan keberanin siswa untuk berkomentar. Kemudian
dilanjutkan dengan siswa diminta untuk membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi
dengan diberi lembar kerja untuk dikerjakan secara berkelompok. Selesai
mengerjakan lembar kerja, wakil dari masing-masing kelompok membacakan hasil
kerjanya dan siswa yang lain memberi tanggapan. Selesai pembahasan hasil diskusi
maka guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kerja dari kelompok yang
melaporkan hasil kerjanya. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan materi
dengan membuat rangkuman untuk dicatat siswa.
Pada akhir pembelajaran, siswa diberi tes formatif sebagai tolak ukur
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Kemudian secara
bersama-sama antara guru dan siswa mengoreksi tes formatif dan guru
menganalisisnya. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang benar dalam
43
mengerjakan soal tes formatif berupa pemberian tepuk tangan.
hasil analisis tes formatif siklus II dapat dilihat pada lampiran? Skripsi ini.
Berdasarkan hasil analisis tersebut ternyata dengan penerapan model pembelajaran
Example Non Example mampu meningkatkan prestasi siswa. Setelah menganalisis tes
formatif tersebut, guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
4.3.3 Pengamatan/Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan pada saat pembelajaran siklus II berlangsung.
Data tersebut adalah berupa lembar pengamatn yang diperoleh dari teman-teman
sejawat sebagai pengamat cara kerja guru dan perilaku siswa dalam pembelajaran
dapat dilihat pada lampiran?
Berdasarkan hasil pengamatan pada lampiran? Tentang hasil pengamatan
tindakan guru dan siswa pada siklus II tersebut diperoleh data bahawa cara guru
melaksanakan pembelajaran sudah teridentifikasikan baik dan sempurna. Demikian
juga tentang sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran juga
teridentifikasi baik. Adapun tentang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
juga sudah teridentifikasi baik.
44
Tabel 4.7 Hasil belajar siklus II
No Nama Nilai Kemunculan Ketereangan
Tuntas Tidak tuntas
1 Dimas Aro Abib Wicaksana 65 * Tt
2 Jovita Sola Gracia Prames 90 * T
3 Anisa Ayu Nabila Putri A 95 * T
4 Annisa Minkhatul Ulya 90 * T
5 Arel Radytia Zora Eka S 90 * T
6 Aswin Rafif Istihsan 80 * T
7 Ata Maulana Wakhid 100 * T
8 Dea Aulia Fauzia 95 * T
9 Dwi Ayu Septa Nania S 85 * T
10 Elsabath Rommel Widi S 85 * T
11 Gelsya Hezkila Stexa 95 * T
12 Gilang Ananda Delta 95 * T
13 Hikmah Rona Valya 80 * T
14 Mario Titus Alvaro 90 * T
15 Muhammad Faisal 80 * T
16 Muhammad Thoriq M 95 * T
17 Nabila Puspa Annastasya 90 * T
18 Nova Adinda Setiawan 95 * T
19 Putri Maharani S 90 * T
20 Radit Danar Gunawan 80 * T
21 Rayatatiya 95 * T
22 Rayhan Adika Roja 100 * T
23 Renanda Katleya 90 * T
24 Ridho Surya Satrianto 90 * T
25 Safira Aura Tirzabilla 90 * T
26 Satria Tegar Kurniawan 95 * T
27 Sovia Larasati 85 * T
28 Stevian Roselino 80 * T
29 Syifaa Desi Kurnia Sari 75 * T
30 Tiara Anggraeni 95 * T
31 Tio Fajar Pamungkas 95 * T
32 Yosua Pandu Putra W 85 * T
33 Naraya Maulani Nova 90 * T
34 Annisa Zahra Parapi 95 * T
Jumlah
3.037
33
1
Rata –rata/persentase
89,32
97,06%
2,94 %
Keterangan :
: siswa tuntas
* : siswa tidak tuntas
45
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pkn Siklus II
Berdasarkan tabel 4.8 tentang distribusi frekuensi hasil belajar siklus II dapat
dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai 90-100 sebanyak 23 siswa atau
67,64% dan siswa yang mencapai nilai 80-89 sebanyak 9 siswa atau 26,48%,
sedangkan siswa yang mencapai nilai 70-79 sebanyak 1 siswa atau 2,94%, dan siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM antara 60-69 sebanyak 1 siswa atau
2,94%. Pencampaian tingkat ketuntasan pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut.
Tabel 4.9
Data Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Pada tabel 4.9 tentang tingkat ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus II
dapat dijelaskan bahwa siswa yang tuntas berjumlah 33 siswa atau 97,06% dari 34
siswa yang ada dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa atau jika dipersentasikan
sebesar 2,94%.
Secara jelas tentang ketuntasan siswa pada siklus II ini akan disajikan dalam
bentuk diagram seperti pada gamabr 4.3 berikut.
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
90-100 23 67,64% Tuntas
80-89 9 26,48% Tuntas
70-79 1 2,94% Tuntas
60-69 1 2,94% Tidak tuntas
Jumlah 34 100
Siklus
Jumlah siswa
Nilai Ketuntasan
Banyak siswa Persentase
TT T T TT
Prasiklus 34 70 1 33 97,06% 2,94 %
46
Gambar 4.3
gambar diagram tingkat ketuntasan siklus II
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang tuntas
meningkat menjadi 33 siswa atau 97,06%. Melihat hasil yang begitu memuaskankan
jelas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Example Non
Example mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran mata
pelajaran Pkn tentang menyikapi pengaruh globalisasi.
4.3.4 Refeleksi
Gambar dengan dibantu teman merefleksikan perubahan sikap selama proses
pembelajaran siklus II dan peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi.
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan menggunakan model
pembelajaran Example Non Example diperoleh refleksi sebagai berikut.
1. Setiap penyusunan dari siswa sudah ditanggapi dengan memberikan
waktu untuk Tanya jawab.
2. Guru dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa, dengan baik melalui
perbaikan pertanyaan secara lisan yang lebih mudah untuk dijawab oleh siswa
sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
97%
3%
Diagram tingkat ketuntasan siklus II
Tuntas
Tidak tuntas
47
3. Proses pelaksanaan pembelajaran teridentifikasi baik karena sudah menerapkan
model Example Non Example dengan benar dan sesuai dengan perencanaan.
4. Hasil belajar siswa meningkat dengan tingkat ketuntasan mencapai 97,06% atau
33 siswa yang telah mencapai ketuntasan dengan meraih nilai tes formatif di atas
70 dan yang belum tuntas hanya 1 siswa atau 2,94%. dengan rata-rata klasikal
sebesar 89,32.
4.3.5 Pembahasan
Pembelajaran pada mata pelajaran Pkn tentang sikap terhadap pengaruh
golbalisasi yang dilakukan selama penelitian berlangsung terdapat peningkatan-
peningkatan ke arah perbaikan. Secara jelas tentang peningkatan-peningkatan jumlah
ketuntasan siswa dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4. 10 berikut.
Tabel 4.10
Data Tingkat Ketuntasan Pra Siklus,Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 4. 10 dapat dijelaskan bahawa masing-masing siklus sudah
terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pra siklus, jumlah siswa
yang tuntas 16 atau jika dipersentasekan sebesar 47,06% dan yang belum tuntas
sebanyak 18 siswa atau 52,94% . kemorosotan pada tahap awal atau yang disebut
Siklus
Jumlah
siswa
KKM Banyak siswa Persentase
Tuntas Tidak
tuntas
Tuntas Tidak
tuntas
Pra siklus
34
70
16
18
47,06%
52,94 %
Siklus I 34 70 25 9 73,53 % 26,47 %
Siklus II 34 70 33 1 97,06% 2,94 %
48
dengan pra siklus tersebut. Karena guru dalam melaksanakan pembelajaran belum
menggunkan metode yang sesuai, untuk itu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus
selanjutnya.
Perbaikan pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran
Example Non Example, sesuai dengan pendapat Felder (1994: 2) bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam
kelompok untuk mendapatkan tujuan bersama. Siswa dibentuk kelompok yang
beranggotakan 4-5 perkelompok dan hasil belajar Pkn tentang menyikapi pengaruh
globalisasi pada. Siswa kelas IV SD Dukuh 01 meningkat. Hal ini terbukti dengan
jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 16 siswa atau 47,06% pada pembelajaran
prasiklus menjadi 25 siswa atau jika dipersentasekan sebesar 73,53% dengan rata-rata
klasikal sebesar 80,02%, jadi dalam pelaksanaan siklus I ini sudah ada peningkatan
ketuntasan sebesar 47,06%. Karena belum memenuhi target ketuntasan maka
dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tindakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II dengan menggunakan pendapat Wahyuni (2001: 8) yang menyebutkan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai kemampuan
berbeda, pertama gurumemberi petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan gambar/menganalisis gambar, lalu membagi siswa 4-5 siswa
dalam satu kelompok dan didalam kelompok siswa mendiskusikan tugas yang telah
diberikan serta mencatatnya pada kertas,kemudian setiap kelompok diberi
kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya. Setelah semua kelompok selesai
membacakan hasil kelompok, guru membagikan soal evaluasi pada siswa dan dari
hasil evaluasi yang telah dikerjakan, dapat dilihat yang tuntas meningkat pesat
menjadi 33 siswa atau jika dipersentasekan sebesar 97,06% dan hanya 1 siswa yang
belum tuntas dengan nilai di bawah 70 atau jika dipersentasekan sebesar 2,94%. Rata-
rata nilai klasikal siklus II ini sebesar 89,32%Jika dibandingkan dengan siklus I.
49
Hasil pembelajaran siklus II jelas terlihat peningkatan dari siklus sebelumnya
yang hanya mencapai ketuntasan sebesar 73,53% atau 25 siswa menjadi 97,06% atau
33 siswa dari 34 siswa yang ada.
Lebih jelasnya tentang peningkatan dari masing-masing siklus dapat dilihat
pada gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4
diagram perbandingan hasil belajar pra siklus,siklus I dan siklus II
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra siklus Siklus I Siklus II
Ju
mla
h s
isw
a
Diagram batang perbandingan pra
siklus,siklus I,dan siklus II
Tuntas
Tidak tuntas
50
Dari hasil yang telah diperoleh pada pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat
dikatakan bahwa ada perbadingan antara peneliti yang sebelumnya, dari tingkat
keberhasilan nilai siswa, dapat dilihat dari ketuntasan pra siklus persentase nilai siswa
sebesar 47,06% meningkat menjadi 73,53% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi
97,06% pada siklus II pada hasil penelitian yang sekarang . Pada peningkatan ini bila
dilihat dari hasil penelitian yang sebelumnya atau yang terdahulu tingkat keberhasilan
atau persentase nilai siswa bisa dikatakan lebih meningkat pada penelitian yang
sekarang, dari hasil persentase nilai siswa pada pra siklus 36,36% meningkat menjadi
68,19% pada siklus I dan meningkat menjadi 90,90% pada siklus II.
Dalam hal ini juga ada persamaan pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa ke
2 peneliti ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang pada awalnya tingkat
persentasenya rendah menjadi meningkat. Artinya ke 2 peneliti berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Example Non Example
yang telah dilaksanakan pada penelitian.
4.3.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah dibahas secara menyeluruh
penerapan model Example Non Example siswa kelas IV SD Negeri Dukuh 01
Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 dapat dilihat dari pra siklus, siklus I,
siklus II. Bisa diketahui jika terjadi peningkatan yang cukup signifikan setelah guru
menerapakan model Example Non Example. Sebelum dilakukan penelitian hasil
belajar siswa tergolong rendah karena metode mengajar guru masi bersifat
konvesional dan menoton ditandai dengan penjelasan materi dan diakhiri dengan
pemberian tugas, hal tersebut terjadi secara berulang-ulang. Sehingga murid merasa
bosan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil kajian yang
relevan Defri Haryono, (2012). Pengaruh model pembelajaran Example Non Example
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 Kec. Sidomukti
51
Kota Salatiga semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil nilai rata-rata
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 19,4848,
sedangkan nilai rata-rata kelas control sebesar 8,2500. Hal tersebut menunjukkan
pengaruh pada kelas yang telah menggunkkan model pembelajaran example non
example. Artinya bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
control. Hasil dari uji t menggunakan equel variansed assumed ( diasumsikan kedua
varian sama ) untuk itu dibandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas. Karena
t hitung > t tabel ( 4,759>1,996 ) dan signifikan ( 0,000<0,05 ), maka Ho ditolak.
Artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan rata-rata
nilai kelas control.
Cipto Harsoyo, (2012). Upaya meningkatkan hasil belajar IPA melalui
model pembelajaran Example Non Example dengan media power point siswa kelas 5
SDN Genuh 01 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang Semester II Tahun
pelajaran 2011/2012. Hasil yang telah dilaksanakan dan dianalisis maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran example non example dengan
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Genuh
01 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang terbukti dengan tercapainya indikator
keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas dari kondisi awal 36,36% menjadi
68,19% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 90,90%.
Hasil penelitian sebelum dilakukan tindakan atau dikatakan dengan pra
siklus jumlah siswa yang tuntas 16 siswa dengan persentase 47,36% sedangkan yang
tidak tuntas 18 siswa dengan persentase 52,64%. Pada pra siklus rata-rata yang di
peroleh nilai 60, nilai maksimum 92 dan nilai minimum 60. Setelah dilakukan
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example
mengalami peningkatan pada siklus I siswa yang tuntas 25 siswa dengan persentase
73,53% , sedangkan yang tidak tuntas 9 siswa dengan persentase 26,47% . pada
siklus I rata-rata nilai yang diperoleh 80, nilai maksimum 100 dan nilai minimum 65.
Dan mengalami peningkatan pada siklus II yang tuntas 33 siswa dengan persentase
52
97,06% sedangkan yang tidak tuntas ada 1 siswa dengan persentase 2,94%. Pada
siklus II rata-rata yang diperoleh 85, nilai maksimum 100 dan nilai minimum 65.
Dari yang ditulis diatas dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran Pkn pada
siswa kelas IV. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang sudah
direncanakan maka pembelajaran tersebut dapat dikatakn berhasil pada siklus II.
Adapun hambatan utama yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran
Example Non Example adalah pada awalnya siswa belum terbiasa berkerjasama
dalam kelompok dan menggunakan model pembelajaran Example Non Example
dalam pembelajaran Pkn. Namun, hal tersebut dapat diselesaikan dengan pengarahan
dan bimbingan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilakasanakan siswa oleh
guru, sehingga akhirnya siswa bisa berkerjasama dan saling membantu dalam belajar.
Selain itu, hambatan lainnya adalah pemakaian alokasi waktu yang kurang sesuai.
Dari pelaksanaan penggunaan model Example Non Example ini juga dapat
dikatakan bahwa penggunaan model Example Non Example untuk siswa Sekolah
Dasar bagi guru yang mengajar akan merasa termudahkan dalam penyampaian materi
kepada siswa dan dapat membuat siswa merasa senang dengan media gambar yang
digunakan. Dan bagi siswa sendiri, dengan penggunaan model Example Non
Example, siswa dapat lebih tahu maksud dan tujuan dari materi yang disampaikan
oleh guru yang mengajar, dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang
dijelaskan oleh guru.