bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2017. 8. 11. · 63 bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi awal
Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun pada semester
II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 siswa pada pelajaran IPA,
sebelum memulai penelitian untuk mengetahui hasil belajar IPA penulis
mengambil nilai ulangan materi pesawat sederhana.
Berdasarkan hasil ulangan pada semester I yang telah dilakukan bisa
terlihat dari nilai hasil belajar IPA yang telah dilakukan di mana sebagian besar
siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70).
Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang
dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal siswa kelas 5 SDN 02
Mlowokarangtalun
No Ketuntasan
Belajar
Nilai
(X)
Jumlah Siswa
Jumlah Prosentase (%)
1 Tuntas >70 8 33.33%
2 Belum Tuntas <70 16 66.67%
Jumlah Siswa 24 100%
Nilai Minimum 42
Nilai Maksimum 86
Rata-Rata Kelas 65.51
Berdasarkan table 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum
diadakan tindakan hanya 8 siswa yang tuntas dan 16 siswa yang tidak tuntas.
Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 86 dengan
nilai terendah 42.
Adapun penjeasan dari tabel 4.1 dapat dilihat pada gambar diagram hasil
belajar kondisi awal siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun sebelum dilakukan
tindakan pada gambar 4.1 berikut:
64
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun
Kondisi Awal
Dengan kondisi seperti gambar 4.1 dengan ketuntasan siswa hanya
sebanyak 8 siswa atau dengan prosentasi 33,33%. Rendahnya hasil belajar IPA
siswa kelas 5 disebabkan oleh guru kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun kurang
efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran guru hanya
berceramah saja tanpai disertai dengan media apapun, model pembelajaran kurang
bervariasi serta kurang melibatkan siswa.
Dari hasil analisis data hasil belajar IPA pada kondisi awal SD Negeri 02
Mlowokarangtalun, penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus
dilakukan 3 kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam pembelajaran siswa kelas 5 dengan mata pelajaran IPA.
4.2 Deskripsi Siklus I
Dalam Siklus I terdapat 3 kali pertemuan, adapun materi pelajaran IPA
kelas V pada semester II adalah pokok bahasan yaitu “gaya gravitasi dan gaya
gesek”.
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, perlu adanya perencanaan
terlebih dahulu. Perencanaan disusun dengan melihat identifikasi masalah yang
33%
67%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
Tuntas
Belum Tuntas
65
ada dalam kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun. Hal ini dimaksudkan supaya
pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. Perencanaan
dalam tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
4.2.1.1 Pertemuan I
Peneliti sebeleum melakukan penelitian melakukan tahap observasi
dikelas 5, setelah mendapatkan informasi maka peneliti bersama guru kelas 5
mengadakan diskusi tentang materi pembelajaran yang akan diajarkan, dalam
diskusi dibahas juga mengenai alat yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Sebelum melaksanakan pertemuan I, penulis menyiapkan segala
sesuatu yang digunakan selama proses belajar mengajar. Persiapan yang
dilakukan yakni dengan menyusun RPP, mebuat alat peraga, alat-alat yang
digunakan untuk membuktikan gaya gravitasi, menyiapkan proyektor sebagai
LCD, lembar observasi siswa, menyiapkan lembar observasi guru buku-buku
pelajaran, dan lembar kerja kelompok. Peneliti menyusun RPP atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dengan pokok bahasan “Gaya Gravitasi”. Penulis
kemudian menentukan tujuan pembelajaran, dari tujuan pembelajaran ini
kemudian guru menetapkan alat peraga dan sarana yang akan digunakan selama
proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Dalam pertemuan I ini siswa
akan dibagi menjadi kelompok-kelopok yang akan membuktikan tentang
terjadinya gaya gravitasi di bumi.
4.2.1.2 Pertemuan II
Pada tahap perencanaan II ini merupakan tindak lanjut dari hasil belajar
siswa serta kelemahan belajar siswa pada pertemuan I, maka dalam perencanaan
pertemuan II masih sama dengan perencanaan pertemuan I, namun dalam
pertemuan II ini siswa bersama kelompok akan membahas pokok bahasan yang
berbeda yakni “gaya gesek”. Sebelum mengajar pada pertemuan II penulis
menyiapkan segala hal yang diperlukan selama mengajar, diantaranya RPP
dengan materi gaya gesek, menyiapkan proyektor sebagai LCD pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, buku pelajaran, alokasi waktu pembelajaran dan
kuis pertemuan II.
66
4.2.1.3 Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan II sebagai penyempurnaan dan
tindak lanjut dari pertemuan I dan pertemuan II. Dalam pertemuan III ini guru
mengulas kembali materi mengenai “Gaya Gravitasi dan Gaya magnet kemudian
guru meberikan soal evaluasi kepada siswa. Sebelum mengajar pada pertemuan
III, penulis menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,
diantaranya RPP, buku pembelajaran, ruang/lokasi yang akan digunakan untuk
proses pembelajaran dan lembar evaluasi untuk siswa baik lembar soal maupun
lembar jawaban.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Pembelajaran pada siklus I dilakukan untuk pokok bahasan gaya gravitasi
dan gaya gesek. Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan 1 dilaksanakan
pada tanggal 5 April 2014, pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014,
dan pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014, dengan alokasi setiap
pertemuan adalah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
4.2.2.1 Pertemuan 1
Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan I, di kegiatan awal guru
mengucapkan salam guna mengawali pembelajaran kemudian guru mengajak
siswa untuk berdoa. Guru mengajak siswa untuk melakukan “tepuk diam” ini
dimaksudkan untuk mengecek kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi dengan
melempar bola kasti, bola volley keatas dan guru bertanya “Mengapa saat jatuh,
bola tidak melayang ke angkasa tetapi jatuh ke bawah” ini bertujan untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, setah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti, guru meminta 2 orang siswa untuk maju ke depan
kelas. Siswa pertama melempar bola dan siswa kedua mengamati arah jatuhnya
bola setiap kali dilempar. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang percobaan yang telah dilakukan, menggali pengetahuan siswa dengan
meminta siswa menyebutkan contoh gaya gravitasi yang mereka ketahui.
Kemudian guru menjelaskan materi tentang gaya gravitasi secara singkat dengan
berbantuan LCD pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan materi dengan
67
LCD pembelajaran, guru meminta siswa untuk berkelompok mengerjakan lembar
kerja siswa.
Sebelum siswa mengerjakan lembar kerja siswa yang dibagikan guru, guru
memberikan skor awal kepada semua siswa dengan memberi kelompok 5 bintang.
Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen (baik dari
agama, suku, ras, dan lain-lain) terlebih, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
(tim). Kemudian, guru membagikan lembar kerja siswa untuk masing-masing
kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan tentang gaya gravitasi sesuai
dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa
melakukan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja siswa.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru
meminta salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk
menanggapi/ bertanya kepada kelompok yang maju tentang gaya gravitasi. Guru
memberikan bintang kepada siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa
yang bertanya maupun siswa yang menjawab petanyaan.
Setelah siswa selesai presentasi kelompok, siswa mengumpulkan bintang
yang didapat kepada kelompok masing-masing. Guru dan siswa bersama-sama
menghitung bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok. Guru mencatat
bintang yang diperoleh kelompok untuk mendapatkan penghargaan sebagai
kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru bertanya jawab
dengan siswa tentang kejelasan materi, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, kemudian memberikan refleksi pembelajaran.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa membuat kesimpulan
dari hasil pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu (kuis), dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk
melakukan koreksi silang. Setelah selesai, guru menghitung skor perkembangan
individu (skor kemajuan individual). Setelah itu guru menghitung skor kelompok.
Guru memberikan penghargaan berupa Kalung kekompakan kepada kelompok
berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh (pernghargaan/rekognisi tim)
kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
68
4.2.2.2 Pertemuan 2
Dalam pelaksanaan pertemuan II langkah-langkahn pembelajarannya sama
dengan pertemuan I. naman materi yang diajarkan berbeda, yakni “Gaya Gesek”,
pertemuan II ini penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan yang ada pada
pertemuan I.
Kegiatan awal pada pertemuan II ini guru tidak melakukan sikap doa
karena pelajaran IPA dimulai pada jam ke-3. Siswa bersama guru tetap melakukan
“Tepuk Diam” untuk mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran,
setelah itu siswa diajak bernyanyi “Ayo Belajar IPA” hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak bosan pada pelajaran IPA. Kemudian guru memperkenalkan materi
yang akan dipelajari yaitu gaya gesek, selanjutnya guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa dan menjelaskan kepada siswa langkah-langkah dalam
pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam kegiatan
apersepsi, guru meminta salah satu siswa mendorong dan menarik meja dan
bertanya kepada siswa “Mengapa meja dapat bergerak?”
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
dorongan dan tarikan, menggali pengetahuan siswa dengan meminta siswa
menyebutkan contoh peristiwa dorongan dan tarikan yang mereka ketahui.
Kemudian guru menjelaskan materi tentang gaya gesek secara singkat dengan
berbantuan LCD pembelajaran (presentasi kelas). Setelah guru selesai
menjelaskan materi dengan LCD pembelajaran, guru meminta siswa untuk
berkelompok mengerjakan lembar kerja siswa.
Siswa diberikan 5 bintang sebagai skor awal sebelum mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5
kelompok yang heterogen (baik dari agama, suku, ras, dan lain-lain), setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa (tim). Kemudian, guru membagikan lembar kerja
siswa untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan
tentang gaya gesek sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa.
Guru membimbing siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja
siswa.
69
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru
meminta salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk
menanggapi/ bertanya kepada kelompok yang maju tentang gaya gesek. Guru
memberikan bintang kepada siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa
yang bertanya maupun siswa yang menjawab petanyaan.
Kemudian setelah selesai presentasi, siswa mengumpulkan bintang yang
didapat kepada kelompok masing-masing. Guru dan siswa bersama-sama
menghitung bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok. Guru mencatat
bintang yang diperoleh kelompok untuk mendapatkan penghargaan sebagai
kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru bertanya jawab
dengan siswa tentang kejelasan materi, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, kemudian memberikan refleksi pembelajaran.
Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil
pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan
secara individu (kuis). Guru memberikan penghargaan berupa sertifikat kepada
kelompok berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh
(pernghargaan/rekognisi tim), kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
4.2.2.3 Pertemuan 3
Pada pelaksanaan pertemuan 3, mengajak siswa untuk kembali
menyanyikan lagu “ayo belajar IPA”, kemudian guru melakukan apersepsi dengan
bertantanya “apa kalian masih ingat apa yang dipelajari dari pertemuan
kemarin?”guru mengulas kembali materi tentang gaya gravitasi dan gaya gesek
yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, guru membagikan
lembar evaluasi kepada setiap siswa.
Selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung, penulis
menerima bantuan Observer (guru kelas 5 dan Guru Kelas 6) untuk mengamati
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item
untuk mengamati guru kelas saat melakukan proses belajar mengajar.
70
4.2.3 Hasil Observasi Siklus I
Penulis dibantu observer melakukan observasi keaktifan siswa saat proses
belajar mengajar.
4.2.3.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Penggunaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Berbantuan dengan LCD
Hasil observasi keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD Berbantuan LCD pada siklus I diperoleh dari pada
pertemuan 1 dan 2. Hasil rata-rata yang didapatkan dari penilaian observer guru
kelas 5 dan guru kelas 6 sudah dapat dikategorikan baik. Dalam kegiatan awal
yang dibagi dalam 3 point guru sudah melakkukan kegiatan sesuai dengan
indikator yang sudah ada, dalam kegiatan inti terbagi dalam 13 point dan dalam
kegiatan tersebut semua telah dilakukan oleh guru dengan baik, dan dalam
kegiatan penutup yang terbagi dalam 5 point guru juga telah melakukan kegiatan
dengan jelas dan baik. Hasil dan kegiatan yang telah dilakukan oleh guru dapat
dilihat pada tabel 4.2. hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD siklus I.
Tabel 4.2
Tabel Penggunaan Kinerja Guru dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD berbantuan dengan LCD
Indikator Pelaksanaan
Model Pembelajaran
Hasil Pelaksanaan
Model Pembelajaran
Kesimpulan
Paling rendah indikator
yang diterapkan 17 dari
21 indikator penggunaan
model
20 indikator Sudah baik dilaksanakan
Dari tabel 4.2 semua indikator sudah diterapkan, namun masih ada I
indikator yang belum diterapkan dengan baik. Hal ini lah yang akan menjadi
acuan refleksi dalam pelaksanaan siklus II.
71
4.2.3.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Berdasarkan observasi yang dilakukan hasil rekapan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran siklus I pada siswa kelas 5 SD Negeri 02
Mlowokarangtalun, dengan jumlah siswa 24 orang, serta penulis dibantu oleh
guru kelas 5 dan kelas 6 sebagai observer dan mengamati siswa dalam belajar
mengajar. Keaktifan siswa pada siklus I sudah melebihi separuh dari jumlah
siswa.. Dari hal tersebut dapat dilihat prosentase keaktifan klasikal pada siklus I.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut
Tabel 4.3
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan
1 < 25 2 8.33% Kurang Aktif
2 26 – 50 7 29.17% Cukup Aktif
3 51 – 75 10 41.66% Aktif
4 < 75 5 20.83% Sangat Aktif
Jumlah Siswa 24 100% -
Rata-Rata Keaktifan Siswa 83.33%
Kategori Keaktifan Siswa Sangat Aktif
Keterangan Indikator
1. Siswa mengamati pemeragaan yang dilakukan oleh guru
2. Siswa mengamati percobaan yang di peragakan oleh guru
3. Siswa diminta untuk mengikuti percobaan yang di lakukan oleh guru
4. Siswa diminta membacakan langkah-langkah dalam membuat karya/ model
5. Siswa diminta membacakan hasil diskusinya tentang materi yang di dapatnya
6. Siswa diminta mengukur bahan untuk membuat karya/ model sederhana
7. Siswa diminta untuk membuat suatu karya/ model
8. Siswa diminta untuk berdiskusi kelompok sesuai materi yang di dapat
9. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru apabila kurang memahami
10. Siswa meminta pendapat orang lain dan menghormati pendapat orang tersebut
dalam diskusi
11. Siswa mau berkerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan
72
12. Siswa berani menanggapi pendapat temannya
13. Siswa bertanya pada kelompok lain ketika belum paham dengan hasil yang
dipresentasikan kelompok lain tersebut
14. Siswa menceritakan hasil yang mereka bahas dengan kelompoknya dan
menceritakan ke kelompok lain
15. Siswa mendengarkan apa bila temannya mengemukakan pendapat
16. Siswa mendengarkan apa bila guru memberi tanggapan atau masukan dalam
kelompok yang berpresentasi
17. Siswa melaporkan hasil pekerjaannya maupun karyanya secara tertulis
maupun barang
18. Siswa menceritakan hasil karyanya di depan kelas
19. Siswa berani mengemukakan ide atau pikirannya kepada guru/ tman
sekelasnya
20. Siswa mampu mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan
Kriteria Penilaian :
1. Siswa yang mendapatkan skor aktif < 25 : Kurang Aktif
2. Siswa yang mendapatkan skor aktif 26 – 50 : Cukup Aktif
3. Siswa yang mendapatkan skor aktif 51 – 75 : Aktif
4. Siswa yang mendapatkan skor aktif > 75 : Sangat Aktif
Dari tabel siswa pada siklus I menunjukkan 2 siswa masuk dalam kategori
siswa kurang aktif , 7 siswa masuk dalam kategori cukup aktif, 10 siswa masuk
dalam kategori aktif, dan 5 siswa masuk dalam kategori sangat aktif. yang belum
aktif saat mengikuti pembelajaran siklus I. Ada indikator yang tidak digunakan
untuk menilai pada pertemuan pertama siklus ke-1 pada pertemuan tersebut, tetapi
akan digunakan pada siklus ke-2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
4.2 berikut:
73
Gambar 4.2
Diagram Keaktifan Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokrangtalun Siklus 1
Diagram 4.2 keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan ada 2 siswa
masuk dalam kategori kurang aktif dengan prosentase 8.33%, 7 siswa masuk
dalam kategori cukup aktif dengan prosentase 29.17%, 10 siswa masuk dalam
kategori aktif dengan prosentase 41.66%, dan 5 siswa masuk dalam kategori
sangat aktif dengan prosentase 20.83%. dengan demikian hasil keaktifsn siswa
pada siklus I
4.2.4 Hasil Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh hasil
pembelajaran dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil
perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus I
Indikator Hasil
Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa Keterangan
Frekuensi %
KKM = 80%≥70 ≥70 = 21 87.50%
Hasil Belum Mencapai KKM <70 = 3 12.50%
24 100%
Rata-Rata Kelas 82.70
8.33%
29.17%
41.66%
20.83%
Keaktifan Siswa Siklus I
<25 Kurang aktif
26-50 Cukup Aktif
51-75 Aktif
>75 Sangat Aktif
74
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus I adalah
82,70 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65,58. Jumlah siswa
yang tuntas belajarnya pada siklus I meningkat menjadi 21 siswa, sementara pada
pra siklus 8 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus I sudah ada yang
mencapai nilai tertinggi yaitu 95, nilai terendah 65. Perolehan hasil belajar IPA
siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun dengan menerapkan model
Pembelajaran kooperatif tipe STAD pada jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau
yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat. Hasil tes pada siklus I apabila
dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram
4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus
I
Siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 87,50% atau 21 siswa,
sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 12,50% atau 3 siswa
meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang
diperoleh pada siklus 1 belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada
indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 21 siswa nilainya
tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal 80%. Dari data dapat diperoleh
informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 1 mencapai 87,50% (21
siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2.
87.50%
12.50%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
75
4.2.5 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I, II, dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer, dan peneliti. Hasil
refleksi diambil dari hasil observasi pelaksanaan dari setiap pertemuan I, II, dan
III pada siklus I dan hasil keaktifan dan hasil nilai siswa pada pertemuan ke III
yaitu pada akhir siklus I. refleksi ini digunakan sebagai hasil perbaikan dengan
membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai
dengan indikator kinerja.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil observasi siklus I
didapatkan bahwa:
A. Hambatan siklus I
1. Keaktifan belajar siswa pada siklus I rata-rata keaktifan siswa dengan
prosesntasi siswa aktif sebesar 83.33%. lebih meningkat dari pada keaktifan
siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan dengan LCD pada siswa kelas 5 di SDN 02 Mlowokarangtalun
tahun ajar 2013/2014
2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siklus I juga mengalami
peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan dengan LCD, yang semuala pada kondisi awal siswa yang tuntas
sebesar 33,33% siswa atau 8 orang siswa, kemudian meningkat menjadi
87,50% siswa tuntas atau sebanyak 21 orang siswa yang tuntas.
3. Pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
dengan LCD guru sudah mampu menerapkan indikator yang sudah
ditetapkan. Akan tetapi masih ada indikator-indikator yang belum
dilaksanakan, hal ini lah yang akan dijadikan refleksi pembelajaran pada
siklus II.
B. Perbaikan Siklus II
1. Guru kembali menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
dengan LCD untuk mendapatkan rata-rata keaktifan belajar siswa >90%.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan
76
LCD kembali dilakukan pada pembelajaran IPA dalam pembelajaran siklus
II, supaya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 100% siswa tuntas.
3. Dalam pelaksanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan LCD perlu diperhatikannya indikator-indikator pembelajaran
yang belum dilaksanakan dalam siklus I.
4.3 Deskripsi Siklus II
Praktik pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat refleksi
pada Siklus I. Dalam Siklus II, terdapat tiga kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II
Persiapan yang dilakukan penulis untuk melaksanakan pertemuan Siklus II
dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Perencanaan siklus 2
meliputi : (1) Merevisi RPP dan (2) Penyusunan skenario pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan LCD pembelajaran, serta
alat dan bahan untuk yang disesuaikan dengan refleksi dari hasil belajar pada
siklus I. Secara rinci, perencanaan siklus II adalah sebagai berikut.
4.3.1.1 Pertemuan 1
Dengan didapatkannya hasil refleksi pada siklus I, dilaksanakan diskusi
dengan guru kelas 5 tentang materi yang akan diajarkan serta alat yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Sebelum melakukan pembelajaran pada
pertemuan I, penulis menyiapkan hal-hal yang diperlukan saat mengajar, RPP,
alat peraga, alat yang digunakan untuk membuktikan gaya magnet, media LCD
pembelajaran, lembar evaluasi, lembar observasi untuk guru dan siswa, buku
pelajaran.
Penulis juga merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
pokok bahasan “gaya magnet”. Dengan adanya refleksi kelemahan pada siklus I,
kemudian menentukan tujuan pembelajaran. Setelah menentukan tujuan
pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga
yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Pada
pertemuan I siswa akan membuktikan terjadinya gaya magnet bersama kelompok.
77
4.3.1.2 Pertemuan 2
Perencanaan pertemuan II ini juga termasuk sebagai tidakan yang kurang pada
pembelajaran pertemuan I. Maka perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan
peremuan 1. Pada siklus II pertemuan II ini siswa bersama kelompoknya
melakukan percobaan tentang gaya magnet. Sebelum malakssanakan pengajaran
penulis menyiapkan hal-hal yang diperlukan, diantaranya menyusun RPP,
menyiapkan proyektor sebagai LCD pembelajaran, lembar observasi guru dan
siswa, alat dan bahan yang membuktikan gaya magnet,dan ruang/alokasi waktu
saatproses belajar mengajar berlangsung.
4.3.1.3 Pertemuan 3
Perencanaan pertemuan 3 pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari
pertemuan 1 dan 2. Pertemuan ke 3 ini guru mengulas kembali materi yang sudah
dijelaskan yakni tentang “gaya magnet”, kemudian guru memberikan evaluasi
sebagai tindak lanjutnya. Sebeleum melaksanakan pengajaran guru menyiapkan
hal-hal yang berhubungan atau diperlukan, misalnya RPP, buku pelajaran, lembar
evaluasi untuk siswa, dan alokasi waktu/ruang yang akan digunakan sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar nanti.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Pembelajaran pada siklus II dilakukan untuk pokok bahasan gaya magnet.
Siklus II terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 11
April 2014, pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014, dan pertemuan
3 dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014, dengan alokasi setiap pertemuan
adalah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
4.3.2.1 Pertemuan 1
Dalam pelaksanaan pertemuan 1, di kegiatan awal guru mengucapkan
salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa. Setelah itu guru memberi motivasi
siswa aga mengikuti pelajaran IPA dengan penuh semangat dengan bernyanyi
“Ayo Belajar IPA”. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya
jawab tentang pintu kulkas, diakhir kegiatan awal guru menyampaikan tujuan
pembelajaran apa yang akan dipelajari pada hari ini, dan menjelaskan kepada
siswa langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran
78
kooperatif tipe STAD
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
magnet, menggali pengetahuan siswa dengan meminta siswa menyebutkan contoh
gaya magnet yang mereka ketahui. Kemudian guru menjelaskan materi tentang
gaya magnet secara singkat dengan berbantuan LCD pembelajaran (presentasi
kelas). Setelah guru selesai menjelaskan materi dengan LCD pembelajaran, guru
meminta siswa membagi ke dalam 5 kelompok yang heterogen (baik dari agama,
suku, ras, dan lain-lain) terlebih, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa (tim)
untuk mengerjakan lembar kerja siswa.
Sebelum mengerjakan lembar kerja siswa yang dibagikan guru, guru
memberikan skor awal kepada semua siswa berdasarkan hasil belajar IPA pada
siklus I.. Selanjutnya, guru membagikan lembar kerja siswa untuk masing-masing
kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan tentang gaya magnet sesuai
dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa
melakukan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja siswa.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru
meminta kelompok pertama maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya, dilanjutkan kelompok dua sampai kelompok lima. Guru
meminta siswa yang tidak presentasi untuk menanggapi/bertanya kepada
kelompok yang maju tentang gaya magnet. Guru memberikan bintang kepada
siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa yang bertanya maupun siswa
yang menjawab petanyaan.
Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, siswa
mengumpulkan bintang yang didapat kepada kelompok masing-masing. Guru dan
siswa bersama-sama menghitung bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok.
Guru mencatat bintang yang diperoleh kelompok untuk mendapatkan
penghargaan sebagai kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu,
guru bertanya jawab dengan siswa tentang kejelasan materi, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, kemudian memberikan refleksi
pembelajaran.
79
Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil
pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan
secara individu (kuis), dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk melakukan
koreksi silang. Setelah selesai, guru menghitung skor perkembangan individu
(skor kemajuan individual). Guru memberikan penghargaan berupa sertifikat
kepada kelompok berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh
(pernghargaan/rekognisi tim) kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
4.3.2.2 Pertemuan 2
Pada pertemuan 2, langkah-langkah pembelajaran sama dengan pertemuan
1 yaitu tentang gaya magnet. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam kepada siswa. Untuk doa dan presensi tidak dilaksanakan
karena pembelajaran berlangsung pada jam ke-4, seperti pada pertemuan 1.
Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa dengan bernyanyi “Ayo Belajar IPA”.
Kemudian guru memperkenalkan materi yang akan dipelajari yaitu gaya magnet,
sama seperti materi pada pertemuan 1, selanjutnya menjelaskan kepada siswa
langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa .
Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa, mengulang
kembali materi gaya magnet pada peremuan 1 (pesentasi kelas). Setelah guru
selesai mengulas materi gaya magnet dan menmpilkan video pembelajaran
tentang berbagai bentuk magnet dengan LCD pembelajaran.
Sebelum mengerjakan lembar kerja siswa yang dibagikan guru, guru
memberikan skor awal kepada semua siswa berdasarkan nilai kuis pada
pertemuan 1. Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang
heterogen (baik dari agama, suku, ras, dan lain-lain) terlebih, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa (tim). Kemudian, guru membagikan lembar kerja siswa
untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan
tentang gaya magnet, yaitu membuktikan adanya medan magnet dan membuat
magnet, sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa. Guru
membimbing siswa melakukan diskusi.
80
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru
meminta kelompok pertama maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk
menanggapi/ bertanya kepada kelompok yang maju tentang gaya magnet.
Presentasi dilakukan oleh semua kelompok, seperti pada pertemuan 1. Guru
memberikan bintang kepada siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa
yang bertanya maupun siswa yang menjawab petanyaan.
Setelah selesai presentasi, siswa mengumpulkan bintang yang didapat
kepada kelompok masing-masing. Guru dan siswa bersama-sama menghitung
bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok. Guru mencatat bintang yang
diperoleh kelompok untuk mendapatkan penghargaan sebagai kelompok teraktif
dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru bertanya jawab dengan siswa
tentang kejelasan materi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
kemudian memberikan refleksi pembelajaran.
Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil
pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan
secara individu (kuis), dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk melakukan
koreksi silang. Setelah selesai, guru menghitung skor perkembangan individu
(skor kemajuan individual). Guru memberikan penghargaan berupa sertifikat
kepada kelompok berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh
(pernghargaan/rekognisi tim), kemudian guru mengakhiri pembelajaran.
4.3.2.3 Pertemuan 3
Pada pertemuan 3, memberikan motivasi pada sisawa agar kembali giat
dan semangat ketika mengikuti pelajaran IPA dengan bernyanyi “Ayo Belajar
IPA”. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya “apa kalian masih
ingat apa yang dipelajari dari pertemuan kemarin?”guru mengulas kembali materi
tentang gaya magnet yang telah dijelaskan pada pertemuan 1 dan 2. Guru
menyampaikan tujuan pelajaran.
Pada kegitan inti Selanjutnya, guru membagikan lembar evaluasi kepada
setiap siswa. Selama kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung, penulis
menerima bantuan Observer (guru kelas 5, dan guru kelas 6) untuk mengamati
81
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item
untuk mengamati guru kelas saat melakukan proses belajar mengajar.
4.3.3 Hasil Observasi Siklus II
Penulis dibantu observer melakukan observasi kinerja guru dan aktivitas
siswa saat proses belajar mengajar.
4.3.3.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Dalam Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan dengan LCD
Hasil observasi keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD Berbantuan LCD pada siklus II diperoleh dari pada
pertemuan 1 dan 2. Hasil rata-rata yang didapatkan dari penilaian observer guru
kelas 5 dan guru kelas 6 sudah dapat dikategorikan baik. Dalam kegiatan awal
yang dibagi dalam 3 point guru sudah melakkukan kegiatan sesuai dengan
indikator yang sudah ada, dalam kegiatan inti terbagi dalam 13 point dan dalam
kegiatan tersebut semua telah dilakukan oleh guru dengan baik, dan dalam
kegiatan penutup yang terbagi dalam 5 point guru juga telah melakukan kegiatan
dengan jelas dan baik. Hasil dan kegiatan yang telah dilakukan oleh guru dapat
dilihat pada tabel hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD siklus II. Pelaksanaan pmbelajaran
pada siklus II lebih terorganisir karena pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
Tabel 4.5
Tabel Kinerja Guru Dalam Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD berbantuan LCD Siklus II
Indikator Pelaksanaan
Model Pembelajaran
Hasil Pelaksanaan
Model Pembelajaran
Kesimpulan
Paling rendah indikator
yang diterapkan 17 dari
21 indikator penggunaan
model
21 indikator Sudah baik dilaksanakan
82
4.3.3.2 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I dan Siklus II
Hasil observasi keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD Berbantuan LCD pada siklus I dan siklus II diperoleh dari
pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I dan pertemuan 1 dan 2 pada siklus II. Hasil
rata-rata yang didapatkan dari penilaian observer guru kelas 5 dan guru kelas 6
sudah dapat dikategorikan baik. Dalam kegiatan awal yang dibagi dalam 3 point
guru sudah melakkukan kegiatan sesuai dengan indikator yang sudah ada, dalam
kegiatan inti terbagi dalam 13 point dan dalam kegiatan tersebut semua telah
dilakukan oleh guru dengan baik, dan dalam kegiatan penutup yang terbagi dalam
5 point guru juga telah melakukan kegiatan dengan jelas dan baik. Hasil dan
kegiatan yang telah dilakukan oleh guru dapat dilihat pada tabel 4.5 (terlampir)
hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbantuan dengan LCD siklus II.
Pelaksanaan pmbelajaran pada siklus I dan siklus II lebih terorganisir karena
pelaksanaan siklus I menjadi acuan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus
II perbaandinga hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sikus I dan siklus II dapat dilihat dalam
lampiran tabel 4.6.
4.3.3.3 Hasil Keaktifan Belajar Siklus II
Berdasrkan observasi yang dilakukan hasil rekapan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran siklus I. Keaktifan siswa pada siklus I sudah melebihi
separuh dari jumlah siswa. Dari hal tersebut dapat dilihat prosentase keaktifan
klasikal pada siklus I. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Keaktifan Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus II
No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan
1 < 25 1 4.17% Kurang Aktif
2 26 – 50 4 16.87% Cukup Aktif
3 52 – 75 8 33.33% Aktif
4 < 75 11 45.83% Sangat Aktif
Jumlah Siswa 24 100% -
83
Rata-Rata Keaktifan Siswa 99.84%
Kategori Keaktifan Siswa Sangat Aktif
Keterangan Indikator:
1. Siswa mengamati pemeragaan yang dilakukan oleh guru
2. Siswa mengamati percobaan yang di peragakan oleh guru
3. Siswa diminta untuk mengikuti percobaan yang di lakukan oleh guru
4. Siswa diminta membacakan langkah-langkah dalam membuat karya/ model
5. Siswa diminta membacakan hasil diskusinya tentang materi yang di dapatnya
6. Siswa diminta mengukur bahan untuk membuat karya/ model sederhana
7. Siswa diminta untuk membuat suatu karya/ model
8. Siswa diminta untuk berdiskusi kelompok sesuai materi yang di dapat
9. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru apabila kurang memahami
10. Siswa meminta pendapat orang lain dn menghormati pendapat orang tersebut
dalam diskusi
11. Siswa mau berkerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan
12. Siswa berani menanggapi pendapat temannya
13. Siswa bertanya pada kelompok lain ketika belum paham dengan hasil yang
dipresentasikan kelompok lain tersebut
14. Siswa menceritakan hasil yang mereka bahas dengan kelompoknya dan
menceritakan ke kelompok lain
15. Siswa mendengarkan apa bila temannya mengemukakan pendapat
16. Siswa mendengarkan apa bila guru memberi tanggapan atau masukan dalam
kelompok yang berpresentasi
17. Siswa melaporkan hasil pekerjaannya maupun karyanya secara tertulis
maupun barang
18. Siswa menceritakan hasil karyanya di depan kelas
19. Siswa berani mengemukakan ide atau pikirannya kepada guru/ teman
sekelasnya
20. Siswa mampu mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan
Kriteria Penilaian :
1. Siswa yang mendapatkan skor aktif < 25 : Kurang Aktif
2. Siswa yang mendapatkan skor aktif 26 – 50 : Cukup Aktif
84
4.17% 16.67%
33.33%
45.83%
Diagram Keaktifan Belajar Siswa
Siklus II
< 25 Kurang Aktif
26-50 Cukup Aktif
51-75 Aktif
>75 Sangat Aktif
3 Siswa yang mendapatkan skor aktif 51 – 75 : Aktif
4 Siswa yang mendapatkan skor aktif > 75 : Sangat Aktif
Dari tabel siswa pada siklus II 1 siswa kurang aktif 4 siswa cukup aktif 8
siswa sudah masuk dalam kategori siswa aktif dan 11 siswa masuk kategori sangat
aktif dalam belajar kelompok dan bertanya pada kelompok yang berpresentasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut
Gambar 4.4
Diagram Keaktifan Siswa Kelas 5 SDN 02
Mlowokarangtalun Siklus II
Diagram 4.4 keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan siswa kurang
aktif dengan prosentase 4.17%, 4 siswa cukup aktif dengan prosentase 16.67%, 8
siswa sudah masuk dalam kategori siswa aktif atau prosentasenya 33.33%, dan 11
siswa masuk kategori sangat aktif dengan prosentase 45.83.
4.3.4 Hasil Belajar IPA Siklus II
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti yang sudah dijelaskan pada poin
sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada pertemuan kedua saat mau selesai.
Berikut merupakan hasil belajar IPA pada siklus 2 dilihat pada tabel 4.7 sebagai
berikut:
85
Tabel 4.5
Hasi Belajar IPA Sisw kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus II
Indikator Hasil
Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa Keterangan
Frekuensi %
KKM = 80%≥70 ≥70 = 24 100%
Hasil Sudah Mencapai KKM <70 = 0 0%
24 100%
Rata-Rata Kelas 90.20
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah
90,20. meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65,58 dan siklus 1
adalah 82,70. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat
menjadi 24 siswa, sementara pada pra siklus hanya 8 siswa dan siklus 1 yaitu 21
siswa. Tabel 4.5 menunjukan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD
Negeri 02 Mlowokarangtalun dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang
memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila
dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram
4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 S N 02 Mlowokarangtalun
siklus II
100%
0%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
Diagram 4.5 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada
siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada
86
penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil karena 24
siswa kelas 5 tuntas hasil belajranya. Dari data tersebut dapat diperoleh informasi
bahwa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 100% (24 siswa). Dari
hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar
siswa yang sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.
4.3.5 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengalaman atau temuan observer pada siklus 2.
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD rata-rata
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SDN 02
Mlowokarangtalun meningkat menjadi 99,84% dan dikategorikan sebagai
siswa yang sangat aktif
2. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN 02 Mlowokarangtalun dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan
LCD juga meningkat menjadi 100% siswa tuntas atau sebanyak 24 orang
siswa yang tuntas.
3. Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
dengan LCD semua indikator-indikator pembelajaran sudah dilaksanakan
dengan baik pula. Hal ini dpat dilihat dari hasil observer mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan dengan semua indikator pembelajaran yang
sudah dilaksanakan.
4.3.6 Analisis Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus
II, berikut tabel 4.8 yang akan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA
siklus I dan siklus II.
87
Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus
I dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar Nilai
Siklus 1 Siklus 2
Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥ 70 21 87,50 % 24 100 %
2. Belum Tuntas < 70 3 12,50 % 0 0 %
Jumlah Siswa 24 100% 224 100%
Nilai maksimum 95 95
Nilai minimum 60 75
Niali Rata-rata kelas 82,70 90,20
Tabel 4.6 menunjukkan indikator ketuntasan belajar siswa meningkat dari
siklus I sebesar 87,50%, dengan 21 siswa yang sudah tuntas dan masih ada 3
siswa yang belum tuntas atau sebesar 12,50%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa pembelajaran tersebut sudah tuntas karena indikator ketuntasan sudah
mencapai 85% yaitu 87,50%. Peningkatan juga terjadi pada siklus II, hasil
ketuntasan belajar siswa diketahui sebesar 100% meningkat 12,50% dari siklus I
dengan semua 24 siswa tuntas. Begitu juga dengan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa meningkat 10,80 dari siklus I sebesar 81,20 dan siklus 2 sebesar 92,00.
Berikut hasil belajar IPA siklus I dan siklus II bila digambarkan dalam gambar 4.6
berikut :
Gambar 4.6
Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02
Mlowokarangtalun Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Tuntas 21 24
Belum Tuntas 3 0
05
1015202530
Jum
lah
Sia
wa
Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
88
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah siswa yang
belum tuntas dari siklus I ke siklus II. Siklus I masih ada 1 siswa yang belum
mencapai ketuntasan, setelah dilakukan tindakan siklus II semua siswa tuntas.
4.4 Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif dan deskriptif yang berasal dari hasil belajar IPA
siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Perbandingan motivasi,
aktifitas siswa, aktifitas guru, lembar kerja siswa, dan nilai siswa kelas 5 saat
kondisi awal, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di
SDN 02 Mlowokarangtalun diketahui bahwa dari hasil belajar IPA siswa kelas 5
saat kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan.
Berhasil atau tidaknya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
diketahui dengan mengambil nilai ulangan pada materi gaya dengan jumlah 24
siswa dan membandingkannya dengan hasil tes evaluasi yang diberikan pada
akhir siklus I dan siklus II. Hasil perbandingannya dapat dilihat pada tabel 4.9 di
bawah ini.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa kelas 5 SDN 02
Mlowokarangtalun Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Hasil Belajar Kondisi
Awal Siklus I Siklus II Keterangan
Rata-Rata Kelas 65.51 82.70 90.20 Rata-Rata
Meningkat
KKM 80≥70 33.33%≥70 87.50%≥70 100%≥70 KKM tercapai
Jumlah Siswa 24 24 24
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar dari pra
siklus, siklus 1 sampai siklus 2. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus yaitu 8
siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 21 siswa, meningkat lagi pada siklus 2
24 siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas 5 SD
89
Negeri 02 Mlowokarangtalun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
4.7 dibawah ini:
Gambar 4.7
Digram Perbandingan Hasil Belajar IPA kelas 5 SDN 02
Mlowokarangtalun Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan
belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari
nilai rata-rata 65,51 dengan ketuntasan klasikal 33,33% siswa tuntas dan setelah
dilaksanakan tindakan dengan menggunakn model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 82,70dengan ketuntasan
belajar mencapai 87,50%% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 90,20 dengan ketuntasan klasikal mencapai 100%
siswa tuntas hasil belajarnya.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian (revisi)
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SDN 02
Mlowokarangtalun kecamatan Pulokulon semester II ditemukan bahwa keaktifan
dan hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran
yang berlangsung masih didominasi ceramah oleh guru, metode yang digunakan
guru juga belum bervariatif, kurangnya komunikasi antara guru dengan siswa,
sehingga mengakibatkan keaktifan belajar siswa pada kondisi awal rendah. Hasil
belajar siswa yang belum mencapai KKM (≥70) sebanyak 16 orang siswa atau
Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata-rata
Pra Siklus 8 16 65.58
Siklus I 21 3 82.7
Siklus II 24 0 90.2
0
20
40
60
80
100
Perbandingan Hasil Belajar IPA Kelas 5
90
66,67%. Berdasarkan data tentang ketuntasan dan rata-rata hasil belajar IPA
kondisi awal, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar IPA.
Oleh karena itu diperlukan tindakan yang sesuai bagai mana meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa, dengan penggunaan model pembelajaran yang
menarik serta inovatif. Siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan
pemahaman materi apabila siswa dapat melihat sesuatu yang nyata dalam
pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam
mengikuti pelajaran IPA.
Dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD. Guru mengaitkan
pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya, siswa mulai terlihat
aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan
pembelajaran IPA guru membetuk kelompok yang teridiri dari 4-5 siswa secara
heterogen berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat adanya
peningkatan dan hasil belajar IPA.
Peningkatan keaktifan belajar IPA siswa kelas 5 di SDN 02
Mlowokarangtalun pada kondisi awal yang rendah meningkat dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan
LCD, peningkatan keaktifan pada siklus I rata-rata keaktifan kelas adalah sebesar
83,33%, dan kemudian pada siklus II meningkat menjadi 99,84% hasil keaktifan
belajar siswa ini dapat dikategorikan sangat aktif (≥75). Hasil belajar IPA siswa
kelas 5 di SDN 02 Mlowokarangtalun dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD pada kondisi awal dari 24 orang
siswa 8 orang siswa yang mendapat nilai tuntas (≥70) atau 33,33%, kemudian
meningkat pada siklus I menjadi 21 siswa tuntas atau 87,50%, dan meningkat
menjadi 24 siswa yang tuntas atau 100% dengan nilai diatas KKM (≥70).
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun semester
II tahun ajaran 2013/2014.