bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2017. 8. 11. · 63 bab iv hasil penelitian dan...

28
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 siswa pada pelajaran IPA, sebelum memulai penelitian untuk mengetahui hasil belajar IPA penulis mengambil nilai ulangan materi pesawat sederhana. Berdasarkan hasil ulangan pada semester I yang telah dilakukan bisa terlihat dari nilai hasil belajar IPA yang telah dilakukan di mana sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun No Ketuntasan Belajar Nilai (X) Jumlah Siswa Jumlah Prosentase (%) 1 Tuntas >70 8 33.33% 2 Belum Tuntas <70 16 66.67% Jumlah Siswa 24 100% Nilai Minimum 42 Nilai Maksimum 86 Rata-Rata Kelas 65.51 Berdasarkan table 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan hanya 8 siswa yang tuntas dan 16 siswa yang tidak tuntas. Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 86 dengan nilai terendah 42. Adapun penjeasan dari tabel 4.1 dapat dilihat pada gambar diagram hasil belajar kondisi awal siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun sebelum dilakukan tindakan pada gambar 4.1 berikut:

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi awal

Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun pada semester

II tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 siswa pada pelajaran IPA,

sebelum memulai penelitian untuk mengetahui hasil belajar IPA penulis

mengambil nilai ulangan materi pesawat sederhana.

Berdasarkan hasil ulangan pada semester I yang telah dilakukan bisa

terlihat dari nilai hasil belajar IPA yang telah dilakukan di mana sebagian besar

siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70).

Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang

dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal siswa kelas 5 SDN 02

Mlowokarangtalun

No Ketuntasan

Belajar

Nilai

(X)

Jumlah Siswa

Jumlah Prosentase (%)

1 Tuntas >70 8 33.33%

2 Belum Tuntas <70 16 66.67%

Jumlah Siswa 24 100%

Nilai Minimum 42

Nilai Maksimum 86

Rata-Rata Kelas 65.51

Berdasarkan table 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum

diadakan tindakan hanya 8 siswa yang tuntas dan 16 siswa yang tidak tuntas.

Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 86 dengan

nilai terendah 42.

Adapun penjeasan dari tabel 4.1 dapat dilihat pada gambar diagram hasil

belajar kondisi awal siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun sebelum dilakukan

tindakan pada gambar 4.1 berikut:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

64

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

Kondisi Awal

Dengan kondisi seperti gambar 4.1 dengan ketuntasan siswa hanya

sebanyak 8 siswa atau dengan prosentasi 33,33%. Rendahnya hasil belajar IPA

siswa kelas 5 disebabkan oleh guru kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun kurang

efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran guru hanya

berceramah saja tanpai disertai dengan media apapun, model pembelajaran kurang

bervariasi serta kurang melibatkan siswa.

Dari hasil analisis data hasil belajar IPA pada kondisi awal SD Negeri 02

Mlowokarangtalun, penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus

dilakukan 3 kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam pembelajaran siswa kelas 5 dengan mata pelajaran IPA.

4.2 Deskripsi Siklus I

Dalam Siklus I terdapat 3 kali pertemuan, adapun materi pelajaran IPA

kelas V pada semester II adalah pokok bahasan yaitu “gaya gravitasi dan gaya

gesek”.

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, perlu adanya perencanaan

terlebih dahulu. Perencanaan disusun dengan melihat identifikasi masalah yang

33%

67%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

Tuntas

Belum Tuntas

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

65

ada dalam kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun. Hal ini dimaksudkan supaya

pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. Perencanaan

dalam tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

4.2.1.1 Pertemuan I

Peneliti sebeleum melakukan penelitian melakukan tahap observasi

dikelas 5, setelah mendapatkan informasi maka peneliti bersama guru kelas 5

mengadakan diskusi tentang materi pembelajaran yang akan diajarkan, dalam

diskusi dibahas juga mengenai alat yang akan digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Sebelum melaksanakan pertemuan I, penulis menyiapkan segala

sesuatu yang digunakan selama proses belajar mengajar. Persiapan yang

dilakukan yakni dengan menyusun RPP, mebuat alat peraga, alat-alat yang

digunakan untuk membuktikan gaya gravitasi, menyiapkan proyektor sebagai

LCD, lembar observasi siswa, menyiapkan lembar observasi guru buku-buku

pelajaran, dan lembar kerja kelompok. Peneliti menyusun RPP atau Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dengan pokok bahasan “Gaya Gravitasi”. Penulis

kemudian menentukan tujuan pembelajaran, dari tujuan pembelajaran ini

kemudian guru menetapkan alat peraga dan sarana yang akan digunakan selama

proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Dalam pertemuan I ini siswa

akan dibagi menjadi kelompok-kelopok yang akan membuktikan tentang

terjadinya gaya gravitasi di bumi.

4.2.1.2 Pertemuan II

Pada tahap perencanaan II ini merupakan tindak lanjut dari hasil belajar

siswa serta kelemahan belajar siswa pada pertemuan I, maka dalam perencanaan

pertemuan II masih sama dengan perencanaan pertemuan I, namun dalam

pertemuan II ini siswa bersama kelompok akan membahas pokok bahasan yang

berbeda yakni “gaya gesek”. Sebelum mengajar pada pertemuan II penulis

menyiapkan segala hal yang diperlukan selama mengajar, diantaranya RPP

dengan materi gaya gesek, menyiapkan proyektor sebagai LCD pembelajaran,

lembar observasi guru dan siswa, buku pelajaran, alokasi waktu pembelajaran dan

kuis pertemuan II.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

66

4.2.1.3 Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan II sebagai penyempurnaan dan

tindak lanjut dari pertemuan I dan pertemuan II. Dalam pertemuan III ini guru

mengulas kembali materi mengenai “Gaya Gravitasi dan Gaya magnet kemudian

guru meberikan soal evaluasi kepada siswa. Sebelum mengajar pada pertemuan

III, penulis menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,

diantaranya RPP, buku pembelajaran, ruang/lokasi yang akan digunakan untuk

proses pembelajaran dan lembar evaluasi untuk siswa baik lembar soal maupun

lembar jawaban.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

Pembelajaran pada siklus I dilakukan untuk pokok bahasan gaya gravitasi

dan gaya gesek. Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan 1 dilaksanakan

pada tanggal 5 April 2014, pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014,

dan pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014, dengan alokasi setiap

pertemuan adalah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

4.2.2.1 Pertemuan 1

Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan I, di kegiatan awal guru

mengucapkan salam guna mengawali pembelajaran kemudian guru mengajak

siswa untuk berdoa. Guru mengajak siswa untuk melakukan “tepuk diam” ini

dimaksudkan untuk mengecek kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi dengan

melempar bola kasti, bola volley keatas dan guru bertanya “Mengapa saat jatuh,

bola tidak melayang ke angkasa tetapi jatuh ke bawah” ini bertujan untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, setah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru meminta 2 orang siswa untuk maju ke depan

kelas. Siswa pertama melempar bola dan siswa kedua mengamati arah jatuhnya

bola setiap kali dilempar. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa

tentang percobaan yang telah dilakukan, menggali pengetahuan siswa dengan

meminta siswa menyebutkan contoh gaya gravitasi yang mereka ketahui.

Kemudian guru menjelaskan materi tentang gaya gravitasi secara singkat dengan

berbantuan LCD pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan materi dengan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

67

LCD pembelajaran, guru meminta siswa untuk berkelompok mengerjakan lembar

kerja siswa.

Sebelum siswa mengerjakan lembar kerja siswa yang dibagikan guru, guru

memberikan skor awal kepada semua siswa dengan memberi kelompok 5 bintang.

Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen (baik dari

agama, suku, ras, dan lain-lain) terlebih, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa

(tim). Kemudian, guru membagikan lembar kerja siswa untuk masing-masing

kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan tentang gaya gravitasi sesuai

dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa

melakukan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja siswa.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru

meminta salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk

menanggapi/ bertanya kepada kelompok yang maju tentang gaya gravitasi. Guru

memberikan bintang kepada siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa

yang bertanya maupun siswa yang menjawab petanyaan.

Setelah siswa selesai presentasi kelompok, siswa mengumpulkan bintang

yang didapat kepada kelompok masing-masing. Guru dan siswa bersama-sama

menghitung bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok. Guru mencatat

bintang yang diperoleh kelompok untuk mendapatkan penghargaan sebagai

kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru bertanya jawab

dengan siswa tentang kejelasan materi, memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, kemudian memberikan refleksi pembelajaran.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa membuat kesimpulan

dari hasil pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu (kuis), dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk

melakukan koreksi silang. Setelah selesai, guru menghitung skor perkembangan

individu (skor kemajuan individual). Setelah itu guru menghitung skor kelompok.

Guru memberikan penghargaan berupa Kalung kekompakan kepada kelompok

berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh (pernghargaan/rekognisi tim)

kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

68

4.2.2.2 Pertemuan 2

Dalam pelaksanaan pertemuan II langkah-langkahn pembelajarannya sama

dengan pertemuan I. naman materi yang diajarkan berbeda, yakni “Gaya Gesek”,

pertemuan II ini penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan yang ada pada

pertemuan I.

Kegiatan awal pada pertemuan II ini guru tidak melakukan sikap doa

karena pelajaran IPA dimulai pada jam ke-3. Siswa bersama guru tetap melakukan

“Tepuk Diam” untuk mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran,

setelah itu siswa diajak bernyanyi “Ayo Belajar IPA” hal ini dimaksudkan agar

siswa tidak bosan pada pelajaran IPA. Kemudian guru memperkenalkan materi

yang akan dipelajari yaitu gaya gesek, selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa dan menjelaskan kepada siswa langkah-langkah dalam

pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam kegiatan

apersepsi, guru meminta salah satu siswa mendorong dan menarik meja dan

bertanya kepada siswa “Mengapa meja dapat bergerak?”

Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

dorongan dan tarikan, menggali pengetahuan siswa dengan meminta siswa

menyebutkan contoh peristiwa dorongan dan tarikan yang mereka ketahui.

Kemudian guru menjelaskan materi tentang gaya gesek secara singkat dengan

berbantuan LCD pembelajaran (presentasi kelas). Setelah guru selesai

menjelaskan materi dengan LCD pembelajaran, guru meminta siswa untuk

berkelompok mengerjakan lembar kerja siswa.

Siswa diberikan 5 bintang sebagai skor awal sebelum mengerjakan

Lembar Kerja Siswa (LKS). Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5

kelompok yang heterogen (baik dari agama, suku, ras, dan lain-lain), setiap

kelompok terdiri dari 4-5 siswa (tim). Kemudian, guru membagikan lembar kerja

siswa untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan

tentang gaya gesek sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa.

Guru membimbing siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja

siswa.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

69

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru

meminta salah satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk

menanggapi/ bertanya kepada kelompok yang maju tentang gaya gesek. Guru

memberikan bintang kepada siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa

yang bertanya maupun siswa yang menjawab petanyaan.

Kemudian setelah selesai presentasi, siswa mengumpulkan bintang yang

didapat kepada kelompok masing-masing. Guru dan siswa bersama-sama

menghitung bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok. Guru mencatat

bintang yang diperoleh kelompok untuk mendapatkan penghargaan sebagai

kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru bertanya jawab

dengan siswa tentang kejelasan materi, memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, kemudian memberikan refleksi pembelajaran.

Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil

pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu (kuis). Guru memberikan penghargaan berupa sertifikat kepada

kelompok berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh

(pernghargaan/rekognisi tim), kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

4.2.2.3 Pertemuan 3

Pada pelaksanaan pertemuan 3, mengajak siswa untuk kembali

menyanyikan lagu “ayo belajar IPA”, kemudian guru melakukan apersepsi dengan

bertantanya “apa kalian masih ingat apa yang dipelajari dari pertemuan

kemarin?”guru mengulas kembali materi tentang gaya gravitasi dan gaya gesek

yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, guru membagikan

lembar evaluasi kepada setiap siswa.

Selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung, penulis

menerima bantuan Observer (guru kelas 5 dan Guru Kelas 6) untuk mengamati

jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi

lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item

untuk mengamati guru kelas saat melakukan proses belajar mengajar.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

70

4.2.3 Hasil Observasi Siklus I

Penulis dibantu observer melakukan observasi keaktifan siswa saat proses

belajar mengajar.

4.2.3.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Penggunaan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Berbantuan dengan LCD

Hasil observasi keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD Berbantuan LCD pada siklus I diperoleh dari pada

pertemuan 1 dan 2. Hasil rata-rata yang didapatkan dari penilaian observer guru

kelas 5 dan guru kelas 6 sudah dapat dikategorikan baik. Dalam kegiatan awal

yang dibagi dalam 3 point guru sudah melakkukan kegiatan sesuai dengan

indikator yang sudah ada, dalam kegiatan inti terbagi dalam 13 point dan dalam

kegiatan tersebut semua telah dilakukan oleh guru dengan baik, dan dalam

kegiatan penutup yang terbagi dalam 5 point guru juga telah melakukan kegiatan

dengan jelas dan baik. Hasil dan kegiatan yang telah dilakukan oleh guru dapat

dilihat pada tabel 4.2. hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD siklus I.

Tabel 4.2

Tabel Penggunaan Kinerja Guru dalam Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD berbantuan dengan LCD

Indikator Pelaksanaan

Model Pembelajaran

Hasil Pelaksanaan

Model Pembelajaran

Kesimpulan

Paling rendah indikator

yang diterapkan 17 dari

21 indikator penggunaan

model

20 indikator Sudah baik dilaksanakan

Dari tabel 4.2 semua indikator sudah diterapkan, namun masih ada I

indikator yang belum diterapkan dengan baik. Hal ini lah yang akan menjadi

acuan refleksi dalam pelaksanaan siklus II.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

71

4.2.3.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Berdasarkan observasi yang dilakukan hasil rekapan keaktifan siswa

dalam mengikuti pembelajaran siklus I pada siswa kelas 5 SD Negeri 02

Mlowokarangtalun, dengan jumlah siswa 24 orang, serta penulis dibantu oleh

guru kelas 5 dan kelas 6 sebagai observer dan mengamati siswa dalam belajar

mengajar. Keaktifan siswa pada siklus I sudah melebihi separuh dari jumlah

siswa.. Dari hal tersebut dapat dilihat prosentase keaktifan klasikal pada siklus I.

Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut

Tabel 4.3

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan

1 < 25 2 8.33% Kurang Aktif

2 26 – 50 7 29.17% Cukup Aktif

3 51 – 75 10 41.66% Aktif

4 < 75 5 20.83% Sangat Aktif

Jumlah Siswa 24 100% -

Rata-Rata Keaktifan Siswa 83.33%

Kategori Keaktifan Siswa Sangat Aktif

Keterangan Indikator

1. Siswa mengamati pemeragaan yang dilakukan oleh guru

2. Siswa mengamati percobaan yang di peragakan oleh guru

3. Siswa diminta untuk mengikuti percobaan yang di lakukan oleh guru

4. Siswa diminta membacakan langkah-langkah dalam membuat karya/ model

5. Siswa diminta membacakan hasil diskusinya tentang materi yang di dapatnya

6. Siswa diminta mengukur bahan untuk membuat karya/ model sederhana

7. Siswa diminta untuk membuat suatu karya/ model

8. Siswa diminta untuk berdiskusi kelompok sesuai materi yang di dapat

9. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru apabila kurang memahami

10. Siswa meminta pendapat orang lain dan menghormati pendapat orang tersebut

dalam diskusi

11. Siswa mau berkerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

72

12. Siswa berani menanggapi pendapat temannya

13. Siswa bertanya pada kelompok lain ketika belum paham dengan hasil yang

dipresentasikan kelompok lain tersebut

14. Siswa menceritakan hasil yang mereka bahas dengan kelompoknya dan

menceritakan ke kelompok lain

15. Siswa mendengarkan apa bila temannya mengemukakan pendapat

16. Siswa mendengarkan apa bila guru memberi tanggapan atau masukan dalam

kelompok yang berpresentasi

17. Siswa melaporkan hasil pekerjaannya maupun karyanya secara tertulis

maupun barang

18. Siswa menceritakan hasil karyanya di depan kelas

19. Siswa berani mengemukakan ide atau pikirannya kepada guru/ tman

sekelasnya

20. Siswa mampu mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan

Kriteria Penilaian :

1. Siswa yang mendapatkan skor aktif < 25 : Kurang Aktif

2. Siswa yang mendapatkan skor aktif 26 – 50 : Cukup Aktif

3. Siswa yang mendapatkan skor aktif 51 – 75 : Aktif

4. Siswa yang mendapatkan skor aktif > 75 : Sangat Aktif

Dari tabel siswa pada siklus I menunjukkan 2 siswa masuk dalam kategori

siswa kurang aktif , 7 siswa masuk dalam kategori cukup aktif, 10 siswa masuk

dalam kategori aktif, dan 5 siswa masuk dalam kategori sangat aktif. yang belum

aktif saat mengikuti pembelajaran siklus I. Ada indikator yang tidak digunakan

untuk menilai pada pertemuan pertama siklus ke-1 pada pertemuan tersebut, tetapi

akan digunakan pada siklus ke-2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

4.2 berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

73

Gambar 4.2

Diagram Keaktifan Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokrangtalun Siklus 1

Diagram 4.2 keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan ada 2 siswa

masuk dalam kategori kurang aktif dengan prosentase 8.33%, 7 siswa masuk

dalam kategori cukup aktif dengan prosentase 29.17%, 10 siswa masuk dalam

kategori aktif dengan prosentase 41.66%, dan 5 siswa masuk dalam kategori

sangat aktif dengan prosentase 20.83%. dengan demikian hasil keaktifsn siswa

pada siklus I

4.2.4 Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh hasil

pembelajaran dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) data hasil

perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus I

Indikator Hasil

Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa Keterangan

Frekuensi %

KKM = 80%≥70 ≥70 = 21 87.50%

Hasil Belum Mencapai KKM <70 = 3 12.50%

24 100%

Rata-Rata Kelas 82.70

8.33%

29.17%

41.66%

20.83%

Keaktifan Siswa Siklus I

<25 Kurang aktif

26-50 Cukup Aktif

51-75 Aktif

>75 Sangat Aktif

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

74

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus I adalah

82,70 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65,58. Jumlah siswa

yang tuntas belajarnya pada siklus I meningkat menjadi 21 siswa, sementara pada

pra siklus 8 siswa. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus I sudah ada yang

mencapai nilai tertinggi yaitu 95, nilai terendah 65. Perolehan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun dengan menerapkan model

Pembelajaran kooperatif tipe STAD pada jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau

yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat. Hasil tes pada siklus I apabila

dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram

4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus

I

Siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 87,50% atau 21 siswa,

sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 12,50% atau 3 siswa

meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang

diperoleh pada siklus 1 belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada

indikator kinerja pada penelitian ini dianggap berhasil apabila 21 siswa nilainya

tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal 80%. Dari data dapat diperoleh

informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 1 mencapai 87,50% (21

siswa), oleh karena itu penelitian dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2.

87.50%

12.50%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Tuntas

Belum Tuntas

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

75

4.2.5 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

I, II, dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer, dan peneliti. Hasil

refleksi diambil dari hasil observasi pelaksanaan dari setiap pertemuan I, II, dan

III pada siklus I dan hasil keaktifan dan hasil nilai siswa pada pertemuan ke III

yaitu pada akhir siklus I. refleksi ini digunakan sebagai hasil perbaikan dengan

membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai

dengan indikator kinerja.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil observasi siklus I

didapatkan bahwa:

A. Hambatan siklus I

1. Keaktifan belajar siswa pada siklus I rata-rata keaktifan siswa dengan

prosesntasi siswa aktif sebesar 83.33%. lebih meningkat dari pada keaktifan

siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbantuan dengan LCD pada siswa kelas 5 di SDN 02 Mlowokarangtalun

tahun ajar 2013/2014

2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siklus I juga mengalami

peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbantuan dengan LCD, yang semuala pada kondisi awal siswa yang tuntas

sebesar 33,33% siswa atau 8 orang siswa, kemudian meningkat menjadi

87,50% siswa tuntas atau sebanyak 21 orang siswa yang tuntas.

3. Pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

dengan LCD guru sudah mampu menerapkan indikator yang sudah

ditetapkan. Akan tetapi masih ada indikator-indikator yang belum

dilaksanakan, hal ini lah yang akan dijadikan refleksi pembelajaran pada

siklus II.

B. Perbaikan Siklus II

1. Guru kembali menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

dengan LCD untuk mendapatkan rata-rata keaktifan belajar siswa >90%.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

76

LCD kembali dilakukan pada pembelajaran IPA dalam pembelajaran siklus

II, supaya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa menjadi 100% siswa tuntas.

3. Dalam pelaksanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbantuan LCD perlu diperhatikannya indikator-indikator pembelajaran

yang belum dilaksanakan dalam siklus I.

4.3 Deskripsi Siklus II

Praktik pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dengan melihat refleksi

pada Siklus I. Dalam Siklus II, terdapat tiga kali pertemuan dengan rincian

sebagai berikut:

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Persiapan yang dilakukan penulis untuk melaksanakan pertemuan Siklus II

dengan melihat kekurangan dan kelebihan pada siklus I. Perencanaan siklus 2

meliputi : (1) Merevisi RPP dan (2) Penyusunan skenario pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan LCD pembelajaran, serta

alat dan bahan untuk yang disesuaikan dengan refleksi dari hasil belajar pada

siklus I. Secara rinci, perencanaan siklus II adalah sebagai berikut.

4.3.1.1 Pertemuan 1

Dengan didapatkannya hasil refleksi pada siklus I, dilaksanakan diskusi

dengan guru kelas 5 tentang materi yang akan diajarkan serta alat yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Sebelum melakukan pembelajaran pada

pertemuan I, penulis menyiapkan hal-hal yang diperlukan saat mengajar, RPP,

alat peraga, alat yang digunakan untuk membuktikan gaya magnet, media LCD

pembelajaran, lembar evaluasi, lembar observasi untuk guru dan siswa, buku

pelajaran.

Penulis juga merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

pokok bahasan “gaya magnet”. Dengan adanya refleksi kelemahan pada siklus I,

kemudian menentukan tujuan pembelajaran. Setelah menentukan tujuan

pembelajaran kemudian guru menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga

yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Pada

pertemuan I siswa akan membuktikan terjadinya gaya magnet bersama kelompok.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

77

4.3.1.2 Pertemuan 2

Perencanaan pertemuan II ini juga termasuk sebagai tidakan yang kurang pada

pembelajaran pertemuan I. Maka perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan

peremuan 1. Pada siklus II pertemuan II ini siswa bersama kelompoknya

melakukan percobaan tentang gaya magnet. Sebelum malakssanakan pengajaran

penulis menyiapkan hal-hal yang diperlukan, diantaranya menyusun RPP,

menyiapkan proyektor sebagai LCD pembelajaran, lembar observasi guru dan

siswa, alat dan bahan yang membuktikan gaya magnet,dan ruang/alokasi waktu

saatproses belajar mengajar berlangsung.

4.3.1.3 Pertemuan 3

Perencanaan pertemuan 3 pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari

pertemuan 1 dan 2. Pertemuan ke 3 ini guru mengulas kembali materi yang sudah

dijelaskan yakni tentang “gaya magnet”, kemudian guru memberikan evaluasi

sebagai tindak lanjutnya. Sebeleum melaksanakan pengajaran guru menyiapkan

hal-hal yang berhubungan atau diperlukan, misalnya RPP, buku pelajaran, lembar

evaluasi untuk siswa, dan alokasi waktu/ruang yang akan digunakan sebagai

tempat berlangsungnya proses belajar mengajar nanti.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dilakukan untuk pokok bahasan gaya magnet.

Siklus II terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 11

April 2014, pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014, dan pertemuan

3 dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014, dengan alokasi setiap pertemuan

adalah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

4.3.2.1 Pertemuan 1

Dalam pelaksanaan pertemuan 1, di kegiatan awal guru mengucapkan

salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa. Setelah itu guru memberi motivasi

siswa aga mengikuti pelajaran IPA dengan penuh semangat dengan bernyanyi

“Ayo Belajar IPA”. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan bertanya

jawab tentang pintu kulkas, diakhir kegiatan awal guru menyampaikan tujuan

pembelajaran apa yang akan dipelajari pada hari ini, dan menjelaskan kepada

siswa langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

78

kooperatif tipe STAD

Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

magnet, menggali pengetahuan siswa dengan meminta siswa menyebutkan contoh

gaya magnet yang mereka ketahui. Kemudian guru menjelaskan materi tentang

gaya magnet secara singkat dengan berbantuan LCD pembelajaran (presentasi

kelas). Setelah guru selesai menjelaskan materi dengan LCD pembelajaran, guru

meminta siswa membagi ke dalam 5 kelompok yang heterogen (baik dari agama,

suku, ras, dan lain-lain) terlebih, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa (tim)

untuk mengerjakan lembar kerja siswa.

Sebelum mengerjakan lembar kerja siswa yang dibagikan guru, guru

memberikan skor awal kepada semua siswa berdasarkan hasil belajar IPA pada

siklus I.. Selanjutnya, guru membagikan lembar kerja siswa untuk masing-masing

kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan tentang gaya magnet sesuai

dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa

melakukan diskusi untuk mengerjakan lembar kerja siswa.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru

meminta kelompok pertama maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya, dilanjutkan kelompok dua sampai kelompok lima. Guru

meminta siswa yang tidak presentasi untuk menanggapi/bertanya kepada

kelompok yang maju tentang gaya magnet. Guru memberikan bintang kepada

siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa yang bertanya maupun siswa

yang menjawab petanyaan.

Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, siswa

mengumpulkan bintang yang didapat kepada kelompok masing-masing. Guru dan

siswa bersama-sama menghitung bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok.

Guru mencatat bintang yang diperoleh kelompok untuk mendapatkan

penghargaan sebagai kelompok teraktif dalam proses pembelajaran. Setelah itu,

guru bertanya jawab dengan siswa tentang kejelasan materi, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, kemudian memberikan refleksi

pembelajaran.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

79

Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil

pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu (kuis), dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk melakukan

koreksi silang. Setelah selesai, guru menghitung skor perkembangan individu

(skor kemajuan individual). Guru memberikan penghargaan berupa sertifikat

kepada kelompok berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh

(pernghargaan/rekognisi tim) kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

4.3.2.2 Pertemuan 2

Pada pertemuan 2, langkah-langkah pembelajaran sama dengan pertemuan

1 yaitu tentang gaya magnet. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam kepada siswa. Untuk doa dan presensi tidak dilaksanakan

karena pembelajaran berlangsung pada jam ke-4, seperti pada pertemuan 1.

Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa dengan bernyanyi “Ayo Belajar IPA”.

Kemudian guru memperkenalkan materi yang akan dipelajari yaitu gaya magnet,

sama seperti materi pada pertemuan 1, selanjutnya menjelaskan kepada siswa

langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa .

Pada kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab dengan siswa, mengulang

kembali materi gaya magnet pada peremuan 1 (pesentasi kelas). Setelah guru

selesai mengulas materi gaya magnet dan menmpilkan video pembelajaran

tentang berbagai bentuk magnet dengan LCD pembelajaran.

Sebelum mengerjakan lembar kerja siswa yang dibagikan guru, guru

memberikan skor awal kepada semua siswa berdasarkan nilai kuis pada

pertemuan 1. Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang

heterogen (baik dari agama, suku, ras, dan lain-lain) terlebih, setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa (tim). Kemudian, guru membagikan lembar kerja siswa

untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok mengerjakan percobaan

tentang gaya magnet, yaitu membuktikan adanya medan magnet dan membuat

magnet, sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar kerja siswa. Guru

membimbing siswa melakukan diskusi.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

80

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan lembar kerja siswa, guru

meminta kelompok pertama maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk

menanggapi/ bertanya kepada kelompok yang maju tentang gaya magnet.

Presentasi dilakukan oleh semua kelompok, seperti pada pertemuan 1. Guru

memberikan bintang kepada siswa yang aktif pada saat presentasi, baik itu siswa

yang bertanya maupun siswa yang menjawab petanyaan.

Setelah selesai presentasi, siswa mengumpulkan bintang yang didapat

kepada kelompok masing-masing. Guru dan siswa bersama-sama menghitung

bintang yang diperoleh untuk setiap kelompok. Guru mencatat bintang yang

diperoleh kelompok untuk mendapatkan penghargaan sebagai kelompok teraktif

dalam proses pembelajaran. Setelah itu, guru bertanya jawab dengan siswa

tentang kejelasan materi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,

kemudian memberikan refleksi pembelajaran.

Pada kegiatan akhir, guru dan siswa membuat kesimpulan dari hasil

pembelajaran. Kemudian guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan

secara individu (kuis), dilanjutkan dengan membimbing siswa untuk melakukan

koreksi silang. Setelah selesai, guru menghitung skor perkembangan individu

(skor kemajuan individual). Guru memberikan penghargaan berupa sertifikat

kepada kelompok berdasarkan skor kelompok yang mereka peroleh

(pernghargaan/rekognisi tim), kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

4.3.2.3 Pertemuan 3

Pada pertemuan 3, memberikan motivasi pada sisawa agar kembali giat

dan semangat ketika mengikuti pelajaran IPA dengan bernyanyi “Ayo Belajar

IPA”. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya “apa kalian masih

ingat apa yang dipelajari dari pertemuan kemarin?”guru mengulas kembali materi

tentang gaya magnet yang telah dijelaskan pada pertemuan 1 dan 2. Guru

menyampaikan tujuan pelajaran.

Pada kegitan inti Selanjutnya, guru membagikan lembar evaluasi kepada

setiap siswa. Selama kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung, penulis

menerima bantuan Observer (guru kelas 5, dan guru kelas 6) untuk mengamati

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

81

jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi

lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item

untuk mengamati guru kelas saat melakukan proses belajar mengajar.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus II

Penulis dibantu observer melakukan observasi kinerja guru dan aktivitas

siswa saat proses belajar mengajar.

4.3.3.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Dalam Penggunaan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan dengan LCD

Hasil observasi keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD Berbantuan LCD pada siklus II diperoleh dari pada

pertemuan 1 dan 2. Hasil rata-rata yang didapatkan dari penilaian observer guru

kelas 5 dan guru kelas 6 sudah dapat dikategorikan baik. Dalam kegiatan awal

yang dibagi dalam 3 point guru sudah melakkukan kegiatan sesuai dengan

indikator yang sudah ada, dalam kegiatan inti terbagi dalam 13 point dan dalam

kegiatan tersebut semua telah dilakukan oleh guru dengan baik, dan dalam

kegiatan penutup yang terbagi dalam 5 point guru juga telah melakukan kegiatan

dengan jelas dan baik. Hasil dan kegiatan yang telah dilakukan oleh guru dapat

dilihat pada tabel hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD siklus II. Pelaksanaan pmbelajaran

pada siklus II lebih terorganisir karena pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan

pembelajaran pada siklus II.

Tabel 4.5

Tabel Kinerja Guru Dalam Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD berbantuan LCD Siklus II

Indikator Pelaksanaan

Model Pembelajaran

Hasil Pelaksanaan

Model Pembelajaran

Kesimpulan

Paling rendah indikator

yang diterapkan 17 dari

21 indikator penggunaan

model

21 indikator Sudah baik dilaksanakan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

82

4.3.3.2 Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus I dan Siklus II

Hasil observasi keterampilan guru dalam penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD Berbantuan LCD pada siklus I dan siklus II diperoleh dari

pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I dan pertemuan 1 dan 2 pada siklus II. Hasil

rata-rata yang didapatkan dari penilaian observer guru kelas 5 dan guru kelas 6

sudah dapat dikategorikan baik. Dalam kegiatan awal yang dibagi dalam 3 point

guru sudah melakkukan kegiatan sesuai dengan indikator yang sudah ada, dalam

kegiatan inti terbagi dalam 13 point dan dalam kegiatan tersebut semua telah

dilakukan oleh guru dengan baik, dan dalam kegiatan penutup yang terbagi dalam

5 point guru juga telah melakukan kegiatan dengan jelas dan baik. Hasil dan

kegiatan yang telah dilakukan oleh guru dapat dilihat pada tabel 4.5 (terlampir)

hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe

STAD berbantuan dengan LCD siklus II.

Pelaksanaan pmbelajaran pada siklus I dan siklus II lebih terorganisir karena

pelaksanaan siklus I menjadi acuan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus

II perbaandinga hasil observasi kinerja guru dalam penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sikus I dan siklus II dapat dilihat dalam

lampiran tabel 4.6.

4.3.3.3 Hasil Keaktifan Belajar Siklus II

Berdasrkan observasi yang dilakukan hasil rekapan keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran siklus I. Keaktifan siswa pada siklus I sudah melebihi

separuh dari jumlah siswa. Dari hal tersebut dapat dilihat prosentase keaktifan

klasikal pada siklus I. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Keaktifan Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan

1 < 25 1 4.17% Kurang Aktif

2 26 – 50 4 16.87% Cukup Aktif

3 52 – 75 8 33.33% Aktif

4 < 75 11 45.83% Sangat Aktif

Jumlah Siswa 24 100% -

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

83

Rata-Rata Keaktifan Siswa 99.84%

Kategori Keaktifan Siswa Sangat Aktif

Keterangan Indikator:

1. Siswa mengamati pemeragaan yang dilakukan oleh guru

2. Siswa mengamati percobaan yang di peragakan oleh guru

3. Siswa diminta untuk mengikuti percobaan yang di lakukan oleh guru

4. Siswa diminta membacakan langkah-langkah dalam membuat karya/ model

5. Siswa diminta membacakan hasil diskusinya tentang materi yang di dapatnya

6. Siswa diminta mengukur bahan untuk membuat karya/ model sederhana

7. Siswa diminta untuk membuat suatu karya/ model

8. Siswa diminta untuk berdiskusi kelompok sesuai materi yang di dapat

9. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru apabila kurang memahami

10. Siswa meminta pendapat orang lain dn menghormati pendapat orang tersebut

dalam diskusi

11. Siswa mau berkerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan

12. Siswa berani menanggapi pendapat temannya

13. Siswa bertanya pada kelompok lain ketika belum paham dengan hasil yang

dipresentasikan kelompok lain tersebut

14. Siswa menceritakan hasil yang mereka bahas dengan kelompoknya dan

menceritakan ke kelompok lain

15. Siswa mendengarkan apa bila temannya mengemukakan pendapat

16. Siswa mendengarkan apa bila guru memberi tanggapan atau masukan dalam

kelompok yang berpresentasi

17. Siswa melaporkan hasil pekerjaannya maupun karyanya secara tertulis

maupun barang

18. Siswa menceritakan hasil karyanya di depan kelas

19. Siswa berani mengemukakan ide atau pikirannya kepada guru/ teman

sekelasnya

20. Siswa mampu mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan

Kriteria Penilaian :

1. Siswa yang mendapatkan skor aktif < 25 : Kurang Aktif

2. Siswa yang mendapatkan skor aktif 26 – 50 : Cukup Aktif

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

84

4.17% 16.67%

33.33%

45.83%

Diagram Keaktifan Belajar Siswa

Siklus II

< 25 Kurang Aktif

26-50 Cukup Aktif

51-75 Aktif

>75 Sangat Aktif

3 Siswa yang mendapatkan skor aktif 51 – 75 : Aktif

4 Siswa yang mendapatkan skor aktif > 75 : Sangat Aktif

Dari tabel siswa pada siklus II 1 siswa kurang aktif 4 siswa cukup aktif 8

siswa sudah masuk dalam kategori siswa aktif dan 11 siswa masuk kategori sangat

aktif dalam belajar kelompok dan bertanya pada kelompok yang berpresentasi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut

Gambar 4.4

Diagram Keaktifan Siswa Kelas 5 SDN 02

Mlowokarangtalun Siklus II

Diagram 4.4 keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan siswa kurang

aktif dengan prosentase 4.17%, 4 siswa cukup aktif dengan prosentase 16.67%, 8

siswa sudah masuk dalam kategori siswa aktif atau prosentasenya 33.33%, dan 11

siswa masuk kategori sangat aktif dengan prosentase 45.83.

4.3.4 Hasil Belajar IPA Siklus II

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti yang sudah dijelaskan pada poin

sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada pertemuan kedua saat mau selesai.

Berikut merupakan hasil belajar IPA pada siklus 2 dilihat pada tabel 4.7 sebagai

berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

85

Tabel 4.5

Hasi Belajar IPA Sisw kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus II

Indikator Hasil

Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa Keterangan

Frekuensi %

KKM = 80%≥70 ≥70 = 24 100%

Hasil Sudah Mencapai KKM <70 = 0 0%

24 100%

Rata-Rata Kelas 90.20

Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah

90,20. meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 65,58 dan siklus 1

adalah 82,70. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat

menjadi 24 siswa, sementara pada pra siklus hanya 8 siswa dan siklus 1 yaitu 21

siswa. Tabel 4.5 menunjukan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD

Negeri 02 Mlowokarangtalun dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang

memenuhi KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila

dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram

4.5 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 S N 02 Mlowokarangtalun

siklus II

100%

0%

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

Diagram 4.5 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada

siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

86

penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil karena 24

siswa kelas 5 tuntas hasil belajranya. Dari data tersebut dapat diperoleh informasi

bahwa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai 100% (24 siswa). Dari

hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar

siswa yang sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.

4.3.5 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya

diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan

pengalaman atau temuan observer pada siklus 2.

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD rata-rata

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SDN 02

Mlowokarangtalun meningkat menjadi 99,84% dan dikategorikan sebagai

siswa yang sangat aktif

2. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN 02 Mlowokarangtalun dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan

LCD juga meningkat menjadi 100% siswa tuntas atau sebanyak 24 orang

siswa yang tuntas.

3. Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

dengan LCD semua indikator-indikator pembelajaran sudah dilaksanakan

dengan baik pula. Hal ini dpat dilihat dari hasil observer mengamati proses

pembelajaran yang dilakukan dengan semua indikator pembelajaran yang

sudah dilaksanakan.

4.3.6 Analisis Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus

II, berikut tabel 4.8 yang akan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA

siklus I dan siklus II.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

87

Tabel 4.8

Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun Siklus

I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar Nilai

Siklus 1 Siklus 2

Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 70 21 87,50 % 24 100 %

2. Belum Tuntas < 70 3 12,50 % 0 0 %

Jumlah Siswa 24 100% 224 100%

Nilai maksimum 95 95

Nilai minimum 60 75

Niali Rata-rata kelas 82,70 90,20

Tabel 4.6 menunjukkan indikator ketuntasan belajar siswa meningkat dari

siklus I sebesar 87,50%, dengan 21 siswa yang sudah tuntas dan masih ada 3

siswa yang belum tuntas atau sebesar 12,50%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa pembelajaran tersebut sudah tuntas karena indikator ketuntasan sudah

mencapai 85% yaitu 87,50%. Peningkatan juga terjadi pada siklus II, hasil

ketuntasan belajar siswa diketahui sebesar 100% meningkat 12,50% dari siklus I

dengan semua 24 siswa tuntas. Begitu juga dengan nilai rata-rata yang diperoleh

siswa meningkat 10,80 dari siklus I sebesar 81,20 dan siklus 2 sebesar 92,00.

Berikut hasil belajar IPA siklus I dan siklus II bila digambarkan dalam gambar 4.6

berikut :

Gambar 4.6

Diagram Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN 02

Mlowokarangtalun Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Tuntas 21 24

Belum Tuntas 3 0

05

1015202530

Jum

lah

Sia

wa

Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

88

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah siswa yang

belum tuntas dari siklus I ke siklus II. Siklus I masih ada 1 siswa yang belum

mencapai ketuntasan, setelah dilakukan tindakan siklus II semua siswa tuntas.

4.4 Hasil Analisis Data

Analisis data kuantitatif dan deskriptif yang berasal dari hasil belajar IPA

siswa saat sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Perbandingan motivasi,

aktifitas siswa, aktifitas guru, lembar kerja siswa, dan nilai siswa kelas 5 saat

kondisi awal, siklus I, dan siklus II berdasarkan hasil penelitian yang dikakukan di

SDN 02 Mlowokarangtalun diketahui bahwa dari hasil belajar IPA siswa kelas 5

saat kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan.

Berhasil atau tidaknya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

diketahui dengan mengambil nilai ulangan pada materi gaya dengan jumlah 24

siswa dan membandingkannya dengan hasil tes evaluasi yang diberikan pada

akhir siklus I dan siklus II. Hasil perbandingannya dapat dilihat pada tabel 4.9 di

bawah ini.

Tabel 4.9

Rekapitulasi Pengelompokan Hasil Belajar IPA Siswa kelas 5 SDN 02

Mlowokarangtalun Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Hasil Belajar Kondisi

Awal Siklus I Siklus II Keterangan

Rata-Rata Kelas 65.51 82.70 90.20 Rata-Rata

Meningkat

KKM 80≥70 33.33%≥70 87.50%≥70 100%≥70 KKM tercapai

Jumlah Siswa 24 24 24

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar dari pra

siklus, siklus 1 sampai siklus 2. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus yaitu 8

siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 21 siswa, meningkat lagi pada siklus 2

24 siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas 5 SD

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

89

Negeri 02 Mlowokarangtalun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

4.7 dibawah ini:

Gambar 4.7

Digram Perbandingan Hasil Belajar IPA kelas 5 SDN 02

Mlowokarangtalun Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan

belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari

nilai rata-rata 65,51 dengan ketuntasan klasikal 33,33% siswa tuntas dan setelah

dilaksanakan tindakan dengan menggunakn model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 82,70dengan ketuntasan

belajar mencapai 87,50%% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata

siswa meningkat menjadi 90,20 dengan ketuntasan klasikal mencapai 100%

siswa tuntas hasil belajarnya.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian (revisi)

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 5 SDN 02

Mlowokarangtalun kecamatan Pulokulon semester II ditemukan bahwa keaktifan

dan hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan karena pembelajaran

yang berlangsung masih didominasi ceramah oleh guru, metode yang digunakan

guru juga belum bervariatif, kurangnya komunikasi antara guru dengan siswa,

sehingga mengakibatkan keaktifan belajar siswa pada kondisi awal rendah. Hasil

belajar siswa yang belum mencapai KKM (≥70) sebanyak 16 orang siswa atau

Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata-rata

Pra Siklus 8 16 65.58

Siklus I 21 3 82.7

Siklus II 24 0 90.2

0

20

40

60

80

100

Perbandingan Hasil Belajar IPA Kelas 5

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 8. 11. · 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Penelitian dilakukan di kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun

90

66,67%. Berdasarkan data tentang ketuntasan dan rata-rata hasil belajar IPA

kondisi awal, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar IPA.

Oleh karena itu diperlukan tindakan yang sesuai bagai mana meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa, dengan penggunaan model pembelajaran yang

menarik serta inovatif. Siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan

pemahaman materi apabila siswa dapat melihat sesuatu yang nyata dalam

pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam

mengikuti pelajaran IPA.

Dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD. Guru mengaitkan

pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya, siswa mulai terlihat

aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan

pembelajaran IPA guru membetuk kelompok yang teridiri dari 4-5 siswa secara

heterogen berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat adanya

peningkatan dan hasil belajar IPA.

Peningkatan keaktifan belajar IPA siswa kelas 5 di SDN 02

Mlowokarangtalun pada kondisi awal yang rendah meningkat dengan

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan

LCD, peningkatan keaktifan pada siklus I rata-rata keaktifan kelas adalah sebesar

83,33%, dan kemudian pada siklus II meningkat menjadi 99,84% hasil keaktifan

belajar siswa ini dapat dikategorikan sangat aktif (≥75). Hasil belajar IPA siswa

kelas 5 di SDN 02 Mlowokarangtalun dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD pada kondisi awal dari 24 orang

siswa 8 orang siswa yang mendapat nilai tuntas (≥70) atau 33,33%, kemudian

meningkat pada siklus I menjadi 21 siswa tuntas atau 87,50%, dan meningkat

menjadi 24 siswa yang tuntas atau 100% dengan nilai diatas KKM (≥70).

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan LCD dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 02 Mlowokarangtalun semester

II tahun ajaran 2013/2014.