bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15600/4/t1... ·...
TRANSCRIPT
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa
Penelitian ini terlaksana pada tanggal 17 April 2017 sampai dengan tanggal
22 April 2017. Adapun penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah dasar yang
berlokasi di Ambarawa, tepatnya di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu
Ambarawa. SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa beralamat di Desa
Jambu, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Selain itu, sekolah
dasar ini berada di tengah perkampungan, sehingga suasana SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan
kendaraan umum. SD tersebut juga memiliki luas tanah yang cukup luas, yakni
sekitar 2,290 m² dengan jumlah ruang kelas sebanyak 12 ruang. Karena berada di
daerah perkampungan, mayoritas walid murid siswa bekerja sebagai petani.
Sarana dan prasarana di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa sudah
cukup lengkap dan fasilitas mengajar seperti alat peraga, lapangan untuk kegiatan
olahraga, perpustakaan, LCD dan sumber- sumber belajar lainnya (buku) sudah
sangat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
Siswa SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa berjumlah 181 siswa
yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas 6. Adapun komposisinya yaitu
siswa laki-laki sebanyak 97 siswa dan siswa perempuan sebanyak 84 siswa.
Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.20
siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul
07.00 sampai dengan pukul 10.45.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal atau pra siklus merupakan kondisi dimana ketuntasan belajar
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa sebelum diterapkan
model pembelajaran PBL pada pelajaran Matematika. Pada kondisi ini, guru
masih menerapkan model pembelajaran ceramah atau konvensional, sehingga
siswa kurang aktif, bosan dan mengantuk dalam pelajaran matematika. Hal
45
tersebut mengakibatkan ketuntasan hasil belajar siswa rendah karena siswa tidak
memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan tahap observasi awal
yang telah dilakukan, penulis memperoleh data berupa banyak nilai siswa yang
tidak memenuhi KKM yakni 65. Berikut ini merupakan data berupa nilai hasil
belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu pada kondisi awal yang
akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sebelum menyusun tabel, penulis
terlebih dahulu menentukan interval nilai siswa dengan langkah sebagai berikut:
Banyaknya kelas = 1 + 3,3 x log .n
= 1 + 3,3 x log 29
= 1 + 3,3 x 1,462
= 5,83 = 6
Interval (i)
Hasil distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Kondisi Awal
No Interval Frekuensi Presentase
1. 50-54 6 21%
2. 55-59 0 0%
3. 60-64 9 31%
4. 65-69 0 0%
5. 70-74 13 45%
6. 75-79 0 0%
≥ 80 1 3%
Jumlah 29 100%
Rata-Rata 63,1
Nilai Max 80
Nilai Min 50
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada kondisi
awal dari siswa adalah 80 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 63,1.
46
Kemudian, dapat diperjelas bahwa siswa yang mendapat nilai antara 50-54
sebanyak 6 siswa atau 21% dari keseluruhan siswa. Selanjutnya, tidak ada siswa
yang mendapatkan nilai antara 55-59. Pada interval nilai antara 60-64 sebanyak 9
siswa atau 31% dari keseluruhan siswa. Kemudian untuk interval nilai 65-69,
tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval tersebut. Siswa yang
mendapatkan nilai antara 70-74 cukup banyak, yakni sebanyak 13 siswa atau 45%
dari keseluruhan siswa. Selanjutnya, sama dengan interval kedua pada tabel 4.1,
untuk interval nilai 75-79 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval
tersebut. Adapun siswa yang mendapatkan nilai antara ≥80 sebanyak 1 siswa atau
3% dari keseluruhan siswa. Jika melihat nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai
63,1, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa masih rendah. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN
Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal juga dapat disajikan
pada diagram berikut:
Gambar 4.1
Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Kondisi Awal
Jika melihat diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa batang tertinggi
berada pada interval nilai antara 70-74. Batang tertinggi kedua yakni pada interval
nilai antara 60-64 disusul tertinggi pada urutan ketiga yakni pada interval nilai
antara 50-54 dan diikuti tertinggi keempat yakni pada nilai ≥ 80. Kemudian, untuk
47
melihat ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa pada Kondisi Awal
No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase
1. Tuntas ≥ 65 14 48%
2. Belum Tuntas < 65 15 52%
Jumlah 29 100%
Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 15 siswa atau 52% dari jumlah siswa secara menyeluruh,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 14 siswa dengan presentase 48% dari jumlah secara
keseluruhan. Berikut presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu
01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada kondisi awal disajikan dalam gambar di
bawah ini:
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Kondisi Awal
48
Diagram lingkaran di atas dimaksudkan untuk menggambarkan ketuntasan
hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu
Ambarawa pada kondisi awal. Warna merah pada diagram adalah untuk kategori
belum tuntas dan warna biru untuk kategori tuntas. Dengan dibantu diagram
tersebut, penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong
rendah. Hal itu tergambar jelas bahwa warna merah (belum tuntas) masih
mendominasi jika dibandingkan dengan warna biru (tuntas). Komposisi warna
merah yakni 52% dan warna biru hanya mencapai 48%. Artinya, hasil belajar
siswa pada kondisi awal lebih banyak didominasi oleh kategori belum tuntas. Hal
inilah yang menjadi dasar perlu adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam
penelitian ini.
4.2.2 Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar 6.1 menjelaskan arti pecahan
dan urutannya yang dilakukan melalui empat tahap yang telah peneliti jelaskan
pada bab sebelumnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Langkah
pelaksanaan siklus I diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang
diperlukan dan dilaksanakan saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, kemudian
diuraikan pada tahap refleksi berdasarkan hasil observasi. Adapun pelaksanaan
siklus I pada setiap pertemuan dapat diuraikan seperti berikut.
4.2.2.1 Pertemuan Pertama Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan
oleh peneliti, antara lain:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
model pembelajaran PBL.
2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I yaitu
pada hari Senin tanggal 17 April 2017 pada jam pelajaran ke 1 dan 2.
3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam
kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.
49
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan
siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.
b. Pelaksanaan (action)
Pertemuan pertama siklus I dilakukan hari Senin tanggal 17 April 2017
pada jam pelajaran ke 1 dan 2 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang
melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)
kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai
observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model
pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang
bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui
model pembelajaran PBL.
Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang
telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran
siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara
mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan
apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi
yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai
guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan
pembelajaran selesai.
Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL
yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali
pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan
materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi
pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing
siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan
50
bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran
tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai
tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan
keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa
untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)
mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi
siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri
dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan
LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model
PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling
dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan
kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang
disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil
diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya
adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan
mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang
telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil
diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.
Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam
PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada
51
kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada
yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan
hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama
siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.
Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni kegiatan
penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari
tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi
yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru
menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan
terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan
mengucapkan salam penutup.
c. Observasi (observation)
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL
berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang
dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada
pertemuan pertama siklus I dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Pertemuan Pertama Siklus I
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran serta mengajak siswa berdoa
2 Melakukan presensi
3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan semangat
siswa
4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
52
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
dipelajari
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
6 Menggali pengetahuan awal siswa yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
8 Melakukan tanya jawab dengan siswa, kemungkinan
masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi
pelajaran.
9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan
masalah dari masalah yang ditemukan bersama.
10 Membimbing siswa terkait dengan solusi masalah
yang ditemukan.
11 Menyampaikan materi pelajaran.
12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan Inti: Elaborasi Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.
14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus
dilakukan siswa dalam pembelajaran.
15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok
yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi
pelajaran.
16 Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah
diberikan.
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengumpulkan informasi dalam
pemecahan masalah.
18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.
19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan dari
masalah tersebut.
20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk
mempersiapkan laporan hasil diskusinya.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta
untuk maju membacakan hasil laporan yang telah
disusun.
53
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil
diskusi.
23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan
memberikan tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
24 Memberikan penguatan terhadap kelompok yang
menyajikan hasil diskusi.
25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran yang
belum diketahui.
26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
C Kegiatan Penutup
27 Dengan siswa membuat rangkuman.
28 Memberikan umpan balik kepada siswa
29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR
30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Skor 7 14 36 16
Total Skor 73
Kategori Baik
Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator
juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL
berlangsung. Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus I
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1
Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan
untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan
benar
2 Keaktifan dalam menanggapi apersepsi dari guru
3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
54
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
4
Keberanian menjawab pertanyaan tentang
pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
5 Memperhatikan guru menyampaikan materi
pelajaran
Kegiatan Inti: Elaborasi
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
6
Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk
kelompok belajar, masing-masing kelompok terdiri
dari 5-6 orang.
7
Memperhatikan guru menyampaikan langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran.
8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi
masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
9
Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan oleh
guru
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi
dalam pemecahan masalah.
11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
12
Siswa dari perwakilan kelompok maju
menyampaikan hasil diskusi dalam bentuk laporan
yang telah disusun.
13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.
14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan
tanggapan
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap
kelompok yang menyajikan hasil diskusi.
16
Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru
tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum
diketahui.
17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi
pelajaran bersama guru.
C Kegiatan Penutup
18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman dari
materi yang sudah dipelajari
55
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran
20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam
dari guru
Skor 4 18 18 8
Total Skor 44
Kategori Baik
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam
dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul
pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif
maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru
kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan
yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang
masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar
penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi
pertemuan pertama siklus I ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai
berikut:
1. Guru dengan menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran sudah
cukup baik, selain itu guru juga telah melaksanakan pembelajaran sesuai
urutan model PBL. Namun masih ada beberapa aspek yang harus lebih
ditingkatkan lagi seperti mengajukan apersepsi, menggali pengetahuan awal
siswa. Sebab guru di awal pembelajaran kurang maksimal dan terkesan
terburu-buru dalam menyampaikan apersepsi dan menggali pengetahuan awal
siswa. Selain itu beberapa aspek yang harus ditingkatkan adalah meminta
siswa untuk mencari solusi, membantu siswa dalam menyiapkan laporan,
memberikan umpan balik serta memberikan tindak lanjut.
2. Siswa dengan mengikuti pembelajaran model PBL sudah menunjukkan
keaktifan. Selain itu, siswa juga tampak senang dalam belajar secara
56
berkelompok. Namun di sisi lain perlu adanya peningkatan pada aspek,
seperti siswa bingung dalam menjawab apersepsi dari guru. Selanjutnya
dalam membuat laporan, masih ditemukan siswa yang kebingungan dan pada
saat membuat rangkuman masih ada siswa yang ribut sendiri dengan teman
sebangkunya.
Pada pertemuan pertama siklus I ini masih terdapat beberapa kekurangan
dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, hasil observasi pada pertemuan pertama
siklus I ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk kemudian dijadikan sebagai bahan
perbaikan untuk pertemuan berikutnya. Kemudian saran dari guru kelas 4 atau
observer kepada peneliti yang bertindak sebagai guru adalah untuk lebih tenang
dalam melakukan pengajaran kepada siswa, sehingga dalam menyampaikan
segala sesuatu, akan lebih mudah dipahami oleh siswa.
4.2.2.2 Pertemuan Kedua Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan
oleh peneliti, antara lain:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
model pembelajaran PBL.
2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus I yaitu pada
hari Selasa tanggal 18 April 2017 pada jam pelajaran ke 5-6.
3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam
kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan
siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.
b. Pelaksanaan (action)
Pertemuan kedua siklus 1 dilakukan hari Selasa tanggal 18 April 2017 pada
jam pelajaran ke 5-6 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang
melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)
kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai
observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model
pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru
57
yang bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan
melalui model pembelajaran PBL.
Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang
telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran
siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara
mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan
apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi
yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai
guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan
pembelajaran selesai.
Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL
yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali
pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan
materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi
pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing
siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan
bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran
tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai
tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan
keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa
untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)
mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi
siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri
58
dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan
LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model
PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling
dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan
kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang
disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil
diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya
adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan
mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang
telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil
diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.
Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam
PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada
kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada
yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan
hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama
siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.
Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni
kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti
pada hari tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman
59
mengenai materi yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi
pelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya. Kegiatan terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan
berdoa bersama dan mengucapkan salam penutup.
c. Observasi (observation)
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL
berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang
dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada
pertemuan kedua siklus I dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus I
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran serta mengajak siswa berdoa
2 Melakukan presensi
3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan
semangat siswa
4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
6 Menggali pengetahuan awal siswa yang
berkaitan dengan materi pelajaran..
7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman
yang berkaitan dengan materi pelajaran.
8 Melakukan tanya jawab dengan siswa,
kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait
dengan materi pelajaran.
9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan
masalah dari masalah yang ditemukan bersama.
60
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
10 Membimbing siswa terkait dengan solusi
masalah yang ditemukan.
11 Menyampaikan materi pelajaran.
12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
Kegiatan Inti: Elaborasi
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
belajar, masing-masing kelompok terdiri dari 5-
6 orang.
14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus
dilakukan siswa dalam pembelajaran.
15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok
yang berisi masalah yang berkaitan dengan
materi pelajaran.
16
Memberikan kesempatan kepada setiap
kelompok berdiskusi untuk memecahkan
masalah yang telah diberikan.
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengumpulkan informasi dalam
pemecahan masalah.
18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.
19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan
dari masalah tersebut.
20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk
mempersiapkan laporan hasil diskusinya.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok
diminta untuk maju membacakan hasil laporan
yang telah disusun.
22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil
diskusi.
23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan
dan memberikan tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi
masalah
24 Memberikan penguatan terhadap kelompok
yang menyajikan hasil diskusi.
61
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran
yang belum diketahui.
26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
C Kegiatan Penutup
27 Dengan siswa membuat rangkuman.
28 Memberikan umpan balik kepada siswa
29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan
PR
30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam
Skor 2 22 39 16
Total Skor 79
Kategori Baik
Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator
juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL
berlangsung. Data hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran
pertemuan kedua siklus I disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus I
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1
Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan
untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan
benar
2 Keaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi dari
guru
3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
4
Keberanian menjawab pertanyaan tentang
pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
5 Memperhatikan guru menyampaikan materi
pelajaran
Kegiatan Inti: Elaborasi
62
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
6 Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk
kelompok belajar.
7
Memperhatikan guru menyampaikan langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran.
8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi
masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
9
Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan oleh
guru
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi
dalam pemecahan masalah.
11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut. Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
12 Siswa dari perwakilan kelompok maju membacakan
hasil laporan yang telah disusun.
13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.
14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap
kelompok yang menyajikan hasil diskusi.
16
Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru
tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum
diketahui.
17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi
pelajaran bersama guru.
C Kegiatan Penutup
18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman dari
materi yang sudah dipelajari
19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran
20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam
dari guru
Skor 2 12 30 12
Total Skor 52
Kategori Baik
63
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam
dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul
pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif
maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru
kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan
yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang
masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar
penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi
pertemuan kedua siklus I ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai
berikut:
1. Guru dengan menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran sudah
lebih baik jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya, selain itu guru
juga lebih tenang dalam melaksanakan pembelajaran sesuai urutan model
PBL. Sehingga guru dalam mengajukan apersepsi lebih maksimal. Pada
intinya, kekurangan aktivitas guru pada pertemuan pertama telah tertutupi
pada pertemuan kedua siklus I ini. Namun, masih ada satu kekurangan yang
belum tertutupi yakni dalam mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi
yang akan dipelajari.
2. Aktivitas siswa di pertemuan kedua siklus I ini lebih meningkat. Siswa lebih
fokus, menunjukkan rasa senang kemudian siswa juga nampak lebih
bersemangat dalam pertemuan kedua ini. Guru juga menegur siswa yang ribut
sendiri sehingga suasana kelas lebih kondusif.
4.2.2.2 Pertemuan Ketiga Siklus I
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017. Perlu
penulis jelaskan bahwa pertemuan ketiga siklus I ini hanya digunakan untuk
mengerjakan tes evaluasi untuk menjaring hasil belajar siswa setelah model PBL
diterapkan. Sebelum memulai mengerjakan tes evaluasi guru membuka kegiatan
pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas
64
untuk memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi
kehadiran siswa, pada pertemuan ketiga ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran untuk
mengerjakan tes evaluasi. Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk
mengerjakan tes evaluasi dengan cara mengecek kerapian siswa dan mengatur
tempat duduk siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu prosedur mengerjakan tes evaluasi. Siswa
diberikan lembar soal. Soal berjumlah 20 soal yang berupa pilihan ganda dan
diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal tes evaluasi. Sebelum
mengerjakan siswa dipandu guru untuk menuliskan identitas pada lembar soal dan
lembar jawaban. Adapun hasil tindakan pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Sebelum menyusun tabel, penulis terlebih dahulu menentukan interval nilai
siswa dengan langkah sebagai berikut:
Banyaknya kelas = 1 + 3,3 x log .n
= 1 + 3,3 x log 29
= 1 + 3,3 x 1,462
= 5,83 = 6
Interval (i)
Hasil distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
65
Tabel 4.7
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Siklus I
No Interval Frekuensi Presentase
1. 50-56 8 28%
2. 57-63 6 21%
3. 64-70 4 14%
4. 71-77 4 14%
5. 78-84 4 14%
6. 85-91 3 10%
Jumlah 29 100%
Rata-Rata 66,5
Nilai Max 90
Nilai Min 50
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus I
dari siswa adalah 90 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 66,5. Kemudian,
dapat diperjelas bahwa siswa yang mendapat nilai antara 50-56 sebanyak 8 siswa
atau 28% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan nilai antara 57-63
sebanyak 6 siswa atau 21% dari keseluruhan siswa. Kemudian untuk interval nilai
64-70 sebanyak 4 siswa atau 14% dari keseluruhan siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai antara 71-77 sebanyak 4 siswa atau 14% dari keseluruhan
siswa. Selanjutnya, untuk interval nilai 78-84 sebanyak 4 siswa atau 14% dari
keseluruhan siswa. Adapun siswa yang mendapatkan nilai antara 85-91 sebanyak
3 siswa atau 10% dari keseluruhan siswa. Jika melihat nilai rata-rata kelas yang
mencapai 66,5 pada siklus I ini, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa
kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa menunjukkan adanya
peningkatan namun masih kurang memuaskan. Sebab, presentase terbanyak
berada pada interval nilai 50-56 yakni dengan presentase 28%. Hasil belajar siswa
kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus I juga dapat
disajikan pada diagram berikut:
66
Gambar 4.3
Diagram Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus I
Jika melihat diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa batang tertinggi
berada pada interval nilai antara 50-56. Batang tertinggi kedua yakni pada interval
nilai antara 57-63. Selanjutnya, disusul tertinggi pada urutan ketiga yakni pada
interval nilai antara 64-70, 71-77 dan 78-84. Batang tertinggi keempat yakni pada
interval nilai antara 85-91. Kemudian, untuk melihat ketuntasan hasil belajar
matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus I
No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase
1. Tuntas ≥ 65 15 52%
2. Belum Tuntas < 65 14 48%
Jumlah 29 100%
Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 14 siswa atau 48% dari jumlah siswa secara menyeluruh,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 15 siswa dengan presentase 52% dari jumlah secara
67
keseluruhan. Berikut presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu
01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus I disajikan dalam gambar di bawah
ini:
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus I
Diagram lingkaran di atas dimaksudkan untuk menggambarkan ketuntasan
hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu
Ambarawa pada siklus I. Warna merah pada diagram adalah untuk kategori nilai
belum tuntas dan warna biru untuk kategori nilai tuntas. Melalui bantuan diagram
di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I sudah
meningkat. Hal itu tergambar jelas bahwa warna biru (nilai tuntas) mulai
mendominasi jika dibandingkan dengan warna merah (nilai belum tuntas).
Komposisi warna merah yakni 48% dan warna biru lebih besar komposisinya
yakni sebesar 52%. Pada siklus I ini warna biru (nilai tuntas) pada diagram
lingkaran di atas mulai mendominasi yakni sebesar 52%. Namun, hasil belajar
siswa pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja yakni sebanyak 80% siswa
mendapat nilai tuntas sedangkan pada siklus I ini siswa yang mampu memenuhi
standar ketuntasan hanya sebesar 52%.
68
Pada siklus I ini, selain mendapatkan data berupa hasil belajar matematika
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa, peneliti juga
mendapatkan data berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Observasi
dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua. Adapun hasil observasi siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus I
Pertemuan Guru Siswa
Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori)
Pertama 73 (baik) 44 (baik)
Kedua 79 (baik) 52 (baik)
Rata-Rata Skor
(Kategori) 76 (baik) 48 (baik)
Dari tabel di atas, penulis menjelaskan hasil observasi aktivitas guru dan
siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus I. Hasil observasi guru, pada
pertemuan pertama memperoleh skor 73 dan dalam kategori baik. Pada pertemuan
kedua, guru mendapatkan lebih dari pada pertemuan sebelumnya, yaitu skor 79
dan masuk dalam kategori baik. Selanjutnya, rata-rata skor aktivitas guru adalah
76 dan masuk dalam kategori baik.
Selanjutnya, hasil observasi siswa. Pada pertemuan pertama siswa
memperoleh skor 44 dan masuk dalam kategori baik. Pada pertemuan kedua,
aktivitas siswa mengalami peningkatan. Skor yang diperoleh siswa adalah 52 dan
juga masuk dalam kategori baik. Kemudian, rata-rata skor yang diperoleh siswa
yaitu 48 yang artinya aktivitas siswa dalam siklus I ini masuk dalam kategori baik.
4.2.3 Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan kompetensi dasar 6.3 menjumlahkan pecahan
yang dilakukan melalui empat tahap yang telah peneliti jelaskan pada bab
sebelumnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan
(action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Langkah pelaksanaan
siklus II diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang diperlukan dan
dilaksanakan saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan
69
pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat, kemudian diuraikan pada tahap
refleksi berdasarkan hasil observasi. Adapun pelaksanaan siklus II pada setiap
pertemuan dapat diuraikan seperti berikut.
4.2.3.1 Pertemuan Pertama Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang
direncanakan oleh peneliti, antara lain:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
model pembelajaran PBL.
2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I yaitu
pada hari Kamis tanggal 20 April 2017 pada jam pelajaran ke 5 dan 6.
3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa
dalam kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan
siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.
b. Pelaksanaan (action)
Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II ini masih sama dengan apa
yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua siklus I.
Pertemuan pertama siklus II dilakukan hari Kamis tanggal 20 April 2017
pada jam pelajaran ke 5 dan 6 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang
melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)
kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai
observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model
pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang
bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui
model pembelajaran PBL.
Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang
telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran
70
siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara
mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan
apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi
yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai
guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran
selesai.
Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL
yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali
pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan
materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi
pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing
siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan
bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran
tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai
tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan
keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa
untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)
mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi
siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri
dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan
LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model
71
PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling
dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan
kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang
disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil
diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya
adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan
mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang
telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil
diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.
Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam
PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada
kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada
yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan
hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama
siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.
Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni kegiatan
penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari
tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi
yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru
menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan
terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan
mengucapkan salam penutup.
72
c. Observasi (observation)
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL
berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang
dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada
pertemuan pertama siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus II
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran serta mengajak siswa berdoa
2 Melakukan presensi
3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan semangat
siswa
4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
6 Menggali pengetahuan awal siswa yang berkaitan
dengan materi pelajaran..
7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
8 Melakukan tanya jawab dengan siswa, kemungkinan
masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi
pelajaran.
9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan
masalah dari masalah yang ditemukan bersama.
10 Membimbing siswa terkait dengan solusi masalah
yang ditemukan.
11 Menyampaikan materi pelajaran.
12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Kegiatan Inti: Elaborasi
73
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.
14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus
dilakukan siswa dalam pembelajaran.
15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok
yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi
pelajaran.
16 Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah
diberikan.
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengumpulkan informasi dalam
pemecahan masalah.
18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.
19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan dari
masalah tersebut.
20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk
mempersiapkan laporan hasil diskusinya.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta
untuk maju membacakan hasil laporan yang telah
disusun.
22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil
diskusi.
23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan
memberikan tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
24 Memberikan penguatan terhadap kelompok yang
menyajikan hasil diskusi.
25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran yang
belum diketahui.
26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
C Kegiatan Penutup
27 Dengan siswa membuat rangkuman.
28 Memberikan umpan balik kepada siswa
29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR
74
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Skor 0 16 42 36
Total Skor 94
Kategori Sangat Baik
Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator
juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL
berlangsung. Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama Siklus II
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1
Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan
untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan
benar
2 Keaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi dari
guru
3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
4
Keberanian menjawab pertanyaan tentang
pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
5 Memperhatikan guru menyampaikan materi
pelajaran
Kegiatan Inti: Elaborasi
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
6 Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk
kelompok belajar.
7
Memperhatikan guru menyampaikan langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran.
8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi
masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
9
Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan oleh
guru
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
75
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi
dalam pemecahan masalah.
11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
12 Siswa dari perwakilan kelompok maju
membacakan hasil laporan yang telah disusun.
13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.
14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi
masalah
15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap
kelompok yang menyajikan hasil diskusi.
16
Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru
tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum
diketahui.
17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi
pelajaran bersama guru.
C Kegiatan Penutup
18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman
dari materi yang sudah dipelajari
19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran
20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam
dari guru
Skor 0 8 36 20
Total Skor 60
Kategori Sangat Baik
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam
dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul
pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif
maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru
kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan
yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
76
Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang
masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar
penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi
pertemuan pertama siklus II ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan dalam
pembelajaran. Namun, pada pertemuan pertama siklus II ini sudah tidak dijumpai
lagi kekurangan, yang dijumpai hanya kelebihan yang ada pada pembelajaran
sebagai berikut:
1. Siswa secara keseluruhan menunjukkan tingkat konsentrasi yang tinggi.
2. Tidak ada lagi siswa yang mengantuk dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas.
3. Siswa sangat aktif dalam diskusi dengan rekannya dalam kelompok.
4.2.3.2 Pertemuan Kedua Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang
direncanakan oleh peneliti, antara lain:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
model pembelajaran PBL.
2. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus II yaitu
pada hari Jum’at tanggal 21 April 2017 pada jam pelajaran ke 3-4.
3. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa
dalam kegiatan pembelajaran seperti buku dan media belajar lainnya.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mendapatkan data aktivitas guru dan
siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL berlangsung.
b. Pelaksanaan (action)
Pertemuan kedua siklus II dilakukan hari Jum’at tanggal 21 April 2017 pada
jam pelajaran ke 3-4 yang dihadiri oleh: (1) peneliti, yaitu orang yang
melaksanakan penelitian di SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa; 2)
kolaborator, ialah orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai
observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan model
pembelajaran PBL. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang
77
bertugas mengajar mata pelajaran matematika tentang bilangan pecahan melalui
model pembelajaran PBL.
Pada kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan kegiatan seperti yang
telah dirancang dalam RPP. Kegiatan tersebut yaitu membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam. Kemudian guru meminta ketua kelas untuk
memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru melakukan absensi kehadiran
siswa, pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan pembelajaran.
Kemudian, guru mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar dengan cara
mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa dan melakukan
apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi
yang telah dipelajari sebelumnya dengan guru kelas. Tidak lupa peneliti sebagai
guru juga menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran
selesai.
Masuk dalam kegiatan inti, kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru memasuki tahap 1 PBL
yakni mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini, guru menggali
pengetahuan awal siswa, dengan mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan
materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait dengan materi
pelajaran. Setelah bertanya jawab dengan siswa, guru meminta serta membimbing
siswa untuk mencari solusi pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan
bersama. Kemudian, tahap selanjutnya guru mulai menerangkan materi pelajaran
tentang mengenal arti pecahan dan letak pecahan pada garis bilangan. Sesuai
tahap dalam RPP, tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Menginjak kegiatan elaborasi, guru memasuki tahapan kedua, ketiga dan
keempat dalam fase PBL. Tahapan tersebut yakni (2) mengorganisasikan siswa
untuk belajar; (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok; dan (4)
mengembangkan dan mempresentasikan. Dalam tahap kedua PBL, guru membagi
siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri
78
dari 5-6 siswa. Setelah kelompok terbentuk, guru menyampaikan langkah-langkah
yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL. Setelah semua siswa siap dan mengerti, guru membagikan
LKS (lembar kerja siswa) kepada setiap kelompok yang berisi masalah yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Kemudian, setiap kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan. Memasuki fase ketiga dalam model
PBL, guru membantu siswa dalam kelompok untuk menemukan solusi dari
permasalahan yang disajikan memalui LKS (lembar kerja siswa). Guru berkeliling
dan melihat satu persatu pekerjaan siswa dalam kelompok dan memberikan
kesempatan bertanya apabila ada siswa yang tidak paham mengenai materi yang
disajikan dalam permasalahan tersebut. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan, guru meminta dan membantu siswa untuk menyusun laporan hasil
diskusinya. Sesuai dengan RPP yang telah dirancang, kegiatan guru selanjutnya
adalah memasuki fase keempat dalam PBL yakni mengembangkan dan
mempresentasikan hasil diskusi. Dalam fase keempat ini, guru meminta siswa
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju membacakan hasil laporan yang
telah disusun dalam kelompok. Setelah siswa selesai menyampaikan hasil
diskusinya, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah menyampaikan hasil diskusinya.
Selesai memasuki kegiatan inti elaborasi, kegiatan inti selanjutnya adalah
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru memasuki tahapan terakhir dalam
PBL yakni tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Pada
kegiatan ini, guru mengkonfirmasi kepada siswa apakah di antara siswa masih ada
yang belum paham mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Selain itu, guru juga memberi penguatan terhadap kelompok yang menyajikan
hasil diskusi. Memasuki tahapan dalam kegiatan inti yang terakhir, guru bersama
siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini.
Menginjak kegiatan terakhir dalam kegiatan belajar mengajar yakni kegiatan
penutup. Dalam kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti pada hari
tersebut. Setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi
79
yang telah dipelajari pada hari itu. Selesai merangkum materi pelajaran, guru
menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan
terakhir yakni guru menutup kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan
mengucapkan salam penutup.
c. Observasi (observation)
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap
aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran PBL
berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang
dirancang oleh peneliti. Adapun hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada
pertemuan kedua siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus II
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1 Mengucap salam pembuka, menyiapkan siswa
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran serta mengajak siswa berdoa
2 Melakukan presensi
3 Memotivasi siswa untuk menumbuhkan semangat
siswa
4 Mengajukan apersepsi dengan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
6 Menggali pengetahuan awal siswa yang berkaitan
dengan materi pelajaran..
7 Bertanya kepada siswa tentang pengalaman yang
berkaitan dengan materi pelajaran.
8 Melakukan tanya jawab dengan siswa,
kemungkinan masalah yang bisa terjadi terkait
dengan materi pelajaran.
9 Meminta siswa untuk mencari solusi pemecahan
80
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
masalah dari masalah yang ditemukan bersama.
10 Membimbing siswa terkait dengan solusi masalah
yang ditemukan.
11 Menyampaikan materi pelajaran.
12 Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
Kegiatan Inti: Elaborasi
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
13 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
belajar, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6
orang.
14 Menyampaikan langkah-langkah yang harus
dilakukan siswa dalam pembelajaran.
15 Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok
yang berisi masalah yang berkaitan dengan materi
pelajaran.
16 Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok
berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah
diberikan.
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
17 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mengumpulkan informasi dalam
pemecahan masalah.
18 Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok.
19 Meminta siswa untuk menyusun sebuah laporan
dari masalah tersebut.
20 Membantu dan memfasilitasi siswa untuk
mempersiapkan laporan hasil diskusinya.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
21 Meminta siswa perwakilan dari kelompok diminta
untuk maju membacakan hasil laporan yang telah
disusun.
22 Membimbing siswa dalam menyampaikan hasil
diskusi.
23 Meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan
memberikan tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi
masalah
24 Memberikan penguatan terhadap kelompok yang
menyajikan hasil diskusi.
81
No Aspek Pengamatan Guru Skor
1 2 3 4
25 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal dalam pembelajaran yang
belum diketahui.
26 Bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
C Kegiatan Penutup
27 Dengan siswa membuat rangkuman. 3
28 Memberikan umpan balik kepada siswa 3
29 Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR 3
30 Menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam
4
Skor 0 2 39 64
Total Skor 105
Kategori Sangat Baik
Selain mengamati aktivitas guru, peneliti dengan dibantu guru kolaborator
juga mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model PBL
berlangsung. Data hasil pengamatan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua Siklus II
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
A. Kegiatan Awal
1
Menjawab salam dari guru, menunjukkan kesiapan
untuk mengikuti pembelajaran serta berdoa dengan
benar
2 Keaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi dari
guru
3 Memperhatikan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
B. Kegiatan Inti: Eksplorasi
Fase PBL: 1. Orientasi siswa pada masalah
4
Keberanian menjawab pertanyaan tentang
pengalaman yang mereka miliki yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
5 Memperhatikan guru menyampaikan materi
pelajaran
Kegiatan Inti: Elaborasi
82
No Aspek Pengamatan Siswa Skor
1 2 3 4
Fase PBL: 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
6 Siswa terlibat dalam pengorganisasian membentuk
kelompok belajar.
7
Memperhatikan guru menyampaikan langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa dalam
pembelajaran.
8 Setiap kelompok mengerjakan LKS yang berisi
masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
9
Keaktifan siswa dalam berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang telah diberikan oleh
guru
Fase PBL: 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok
10 Mengumpulkan informasi dalam sebagai solusi
dalam pemecahan masalah.
11 Menyusun sebuah laporan dari masalah tersebut.
Fase PBL: 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
12 Siswa dari perwakilan kelompok maju membacakan
hasil laporan yang telah disusun.
13 Keberanian siswa menyampaikan hasil diskusi.
14 Kelompok lain memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
Kegiatan Inti: Konfirmasi
Fase PBL: 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
15 Memperhatikan penguatan dari guru terhadap
kelompok yang menyajikan hasil diskusi.
16
Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru
tentang hal-hal dalam pembelajaran yang belum
diketahui.
17 Keterlibatan siswa dalam menyimpulkan materi
pelajaran bersama guru.
C Kegiatan Penutup
18 Keterlibatan siswa dalam menyusun rangkuman dari
materi yang sudah dipelajari
19 Memperhatikan guru merefleksikan pembelajaran
20 Menutup pembelajaran dengan menjawab salam
dari guru
Skor 0 0 33 40
Total Skor 69
Kategori Sangat Baik
83
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam
dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul
pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif
maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru dan observer yang diperankan oleh guru
kelas 4 melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan
yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran.
Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang
masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar
penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi
pertemuan kedua siklus II ditemukan beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Guru semakin memantapkan keahliannya dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model pembelajaran PBL.
2. Guru nampak sangat mudah dalam menyampaikan materi pelajaran
dengan model pembelajaran PBL.
3. Secara keseluruhan siswa sangat aktif dan fokus terhadap materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru.
4. Siswa semakin percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas.
5. Keberanian siswa bertanya maupun menanggapi hasil diskusi dari
kelompok sudah sangat meyakinkan.
4.2.3.3 Pertemuan Ketiga Siklus II
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 April
2017. Perlu penulis jelaskan bahwa pertemuan ketiga siklus II ini hanya
digunakan untuk mengerjakan tes evaluasi untuk menjaring hasil belajar siswa
setelah model PBL diterapkan. Sebelum memulai mengerjakan tes evaluasi guru
membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian guru
meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama. Setelah berdo’a, guru
melakukan absensi kehadiran siswa, pada pertemuan ketiga ini semua siswa kelas
84
4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa dapat hadir dalam kegiatan
pembelajaran untuk mengerjakan tes evaluasi. Kemudian, guru mengkondisikan
siswa agar siap untuk mengerjakan tes evaluasi dengan cara mengecek kerapian
siswa dan mengatur tempat duduk siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu prosedur mengerjakan tes evaluasi. Siswa
diberikan lembar soal. Soal berjumlah 25 soal yang berupa pilihan ganda dan
diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal tes evaluasi. Sebelum
mengerjakan siswa dipandu guru untuk menuliskan identitas pada lembar soal dan
lembar jawaban. Adapun hasil tindakan pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini. Sebelum menyusun tabel, penulis terlebih dahulu menentukan
interval nilai siswa dengan langkah sebagai berikut:
Banyaknya kelas = 1 + 3,3 x log .n
= 1 + 3,3 x log 29
= 1 + 3,3 x 1,462
= 5,83 = 6
Interval (i)
Hasil distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bahah ini.
Tabel 4.14
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Siklus II
No Interval Frekuensi Presentase
1. 56-63 3 10%
2. 64-71 5 17%
3. 72-79 7 24%
4. 80-87 8 28%
5. 88-95 4 14%
6. ≥ 96 2 7%
Jumlah 29 100%
Rata-Rata 77,51
Nilai Max 96
Nilai Min 56
85
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi pada siklus II
dari siswa adalah 96 dan nilai terendah 56 dengan nilai rata-rata 77,51. Kemudian,
dapat diperjelas bahwa siswa yang mendapat nilai antara 56-63 sebanyak 3 siswa
atau 10% dari keseluruhan siswa, siswa yang mendapatkan nilai antara 64-71
sebanyak 5 siswa atau 17% dari keseluruhan siswa. Kemudian untuk interval nilai
72-79 sebanyak 7 siswa atau 24% dari keseluruhan siswa. Siswa yang
mendapatkan nilai antara 80-87 sebanyak 8 siswa atau 28% dari keseluruhan
siswa. Selanjutnya, untuk interval nilai 88-95 sebanyak 4 siswa atau 14% dari
keseluruhan siswa. Adapun siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 96 yakni
sebanyak 2 siswa atau 7% dari keseluruhan siswa. Jika melihat nilai rata-rata kelas
yang mencapai 77,51 pada siklus II ini, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa menunjukkan adanya
peningkatan yang memuaskan. Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II juga dapat disajikan pada diagram
berikut:
Gambar 4.5
Diagram Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus II
Jika melihat diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa batang tertinggi
berada pada interval nilai antara 80-87. Batang tertinggi kedua yakni pada interval
nilai antara 72-79. Kemudian, disusul tertinggi pada urutan ketiga yakni pada
86
interval nilai antara 64-71. Disusul tertinggi selanjutnya yakni pada interval nilai
antara 88-95, 56-63. Adapun siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan
96 yaitu 2 siswa. Kemudian, untuk melihat ketuntasan hasil belajar matematika
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.15
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus II
No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase
1. Tuntas ≥ 65 24 83%
2. Belum Tuntas < 65 5 17%
Jumlah 29 100%
Berdasarkan data yang disajikan dengan tabel di atas, dapat diketahui
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 5 siswa atau 17% dari jumlah siswa secara menyeluruh,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 24 siswa dengan presentase 83% dari jumlah secara
keseluruhan. Berikut presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu
01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada siklus II disajikan dalam gambar di bawah
ini:
Gambar 4.6
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4
SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada Siklus II
87
Diagram lingkaran di atas dimaksudkan untuk menggambarkan ketuntasan
hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu
Ambarawa pada siklus II. Warna merah pada diagram adalah untuk kategori nilai
belum tuntas dan warna biru untuk kategori nilai tuntas. Melalui bantuan diagram
di atas, penulis dapat menjelaskan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal itu tergambar jelas bahwa biru (nilai
tuntas) lebih mendominasi jika dibandingkan dengan warna merah (nilai belum
tuntas). Komposisi warna merah yakni 17% dan warna biru mencapai 83%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II telah
memenuhi indikator kinerja yakni sebanyak 80% siswa mendapat nilai tuntas.
Pada siklus II ini, selain mendapatkan data berupa hasil belajar matematika
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa, peneliti juga
mendapatkan data berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Observasi
dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua. Adapun hasil observasi siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.16
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus II
Pertemuan Guru Siswa
Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori)
Pertama 94 (Sangat baik) 60 (Sangat baik)
Kedua 105 (Sangat baik) 69 (Sangat baik)
Rata-Rata Skor
(Kategori) 99,5 (Sangat baik) 64,5 (Sangat baik)
Dari tabel di atas, penulis menjelaskan hasil observasi aktivitas guru dan
siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus II. Hasil observasi guru, pada
pertemuan pertama memperoleh skor 94 dan dalam kategori sangat baik. Pada
pertemuan kedua, guru mendapatkan lebih dari pada pertemuan sebelumnya, yaitu
skor 105 dan masuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya, rata-rata skor
aktivitas guru adalah 99,5 dan masuk dalam kategori sangat baik.
Selanjutnya, hasil observasi siswa. Pada pertemuan pertama siswa
memperoleh skor 60 dan masuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan
88
kedua, aktivitas siswa mengalami peningkatan. Skor yang diperoleh siswa adalah
69 dan juga masuk dalam kategori baik. Kemudian, rata-rata skor yang diperoleh
siswa yaitu 64,5 yang artinya aktivitas siswa dalam siklus II ini masuk dalam
kategori sangat baik.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa
matematika nilai kondisi awal, nilai siklus I dan siklus II selalu mengalami
peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.17
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN
Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa
Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
≥ 65 14 48% 15 52% 24 83%
< 65 15 52% 14 48% 5 17%
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
Tabel di atas dimaksudkan untuk menjelaskan ketuntasan hasil belajar siswa
kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa pada mata pelajaran
matematika, khususnya pada materi operasi bilangan pecahan. Pada kondisi awal,
dimana hasil belajar siswa didapat pada saat guru belum menerapkan PBL. Dari
29 siswa, yang mampu mencapai KKM hanya 14 siswa dengan presentase 48%.
Kemudian pada siklus I, guru mulai menerapkan model pembelajaran PBL dan
hasilnya menunjukkan adanya peningkatan namun belum memenuhi indikator
ketuntasan. Pada siklus I, siswa yang mampu memenuhi KKM meningkat menjadi
15 siswa dengan presentase 52%. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada
siklus II. Pada siklus II, siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM yakni
sebanyak 24 orang dengan presentase sebesar 83%. Artinya, hasil belajar siswa
paa siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 80% siswa mampu
mendapat nilai lebih dari KKM yakni 65. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa implementasi model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar
89
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu Ambarawa. Ketuntasan hasil
belajar siswa juga dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 4.7
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu Ambarawa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Melalui diagram di atas, penulis menjelaskan bahwa batang warna merah
adalah untuk kategori nilai belum tuntas dan batang warna biru untuk kategori
nilai tuntas. Terlihat jelas bahwa batang warna merah untuk kategori nilai belum
tuntas selalu mengalami penurunan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Sebaliknya, batang warna biru untuk kategori nilai tuntas selalu mengalami
peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.
Pada kondisi awal, batang warna biru (kategori nilai tuntas) hanya mencapai
48%. Ketuntasan hasil belajar kondisi awal adalah dimana guru masih
menerapkan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar. Kemudian, setelah
adanya tindakan dengan menerapkan model PBL, hasil belajar siswa mulai
meningkat. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dan mencapai
presentase 52%. Selanjutnya, pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa
meningkat dan mencapai presentase 83%.
4.3.2 Data Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Selain mendapat data berupa hasil belajar, dalam penelitian ini penulis juga
mendapatkan data berupa aktivitas guru yang diperoleh melalui lembar observasi.
Belum Tuntas
Tuntas
90
Berikut ini penulis menyajikan data hasi pengamatan aktivitas guru dari setiap
siklusnya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.18
Rekapitulasi Skor Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
Siklus Guru Siswa
Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori)
Siklus I 76 (Baik) 48 (Baik)
Siklus II 99,5 (Sangat Baik) 64,5 (Sangat Baik)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari skor dan kategori yang diperoleh keduanya dalam setiap
siklus. Untuk guru, mendapat skor 76 pada siklus I dan masuk dalam kategori
baik. Kemudian pada siklus II, aktivitas guru mendapat skor 99,5 yang berarti
aktivitas guru dalam pembelajaran sangat baik. Selanjutnya, pada siswa, dalam
pembelajaran siklus I mendapat skor 48 dan masuk dalam kategori baik. Setelah
itu, dalam pembelajaran siklus II aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari skor yang didapat siswa yakni 64,5 dan masuk dalam
kategori sangat baik. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model PBL
dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa.
4.4 Pembahasan
Berangkat dari kondisi awal, ketuntasan hasil belajar siswa masih terbilang
kurang memuaskan. Sebanyak 14 siswa dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan
presesntase sebesar 48%. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM
sebanyak 15 siswa dengan presentase sebesar 52%. Hal ini disebabkan oleh cara
guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan
siswa pasif dan bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Setelah adanya tindakan pada siklus I,
jumlah siswa dengan nilai tuntas sebanyak 15 siswa dengan presentase sebanyak
52%, sedangkan siswa dengan nilai belum tuntas sebanyak 14 siswa dengan
presentase sebesar 48%. Senada dengan siklus II, pada siklus II hasil belajar siswa
91
juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24
siswa dengan presentase ketuntasan 83% dan hanya 5 siswa yang belum dapat
memenuhi KKM dengan presentase 17%.
Selain itu, hasil pengamatan pada aktivitas guru dan siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran di setiap siklusnya juga menunjukkan adanya
peningkatan. Adapun peningkatan aktivitas guru dan siswa tersebut dapat dilihat
dari skor dan kategori yang diperoleh keduanya dalam setiap siklus. Untuk guru,
mendapat skor 76 pada siklus I dan masuk dalam kategori baik. Kemudian pada
siklus II, aktivitas guru mendapat skor 99,5 yang berarti aktivitas guru dalam
pembelajaran sangat baik. Selanjutnya, pada siswa, dalam pembelajaran siklus I
mendapat skor 48 dan masuk dalam kategori baik. Setelah itu, dalam
pembelajaran siklus II aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hal tersebut
dapat dilihat dari skor yang didapat siswa yakni 64,5 dan masuk dalam kategori
sangat baik. Artinya, melalui model PBL, dapat membantu siswa lebih fokus
terhadap makna dari materi pelajaran. Pembelajaran yang bermakna dapat
diperoleh siswa dengan cara melibatkan lingkungan belajar. Pembelajaran
lingkungan akan lebih bermakna bagi siswa, hal tersebut dikarenakan selain
memperoleh ilmu pengetahuan secara langsung dari guru, siswa juga mempunyai
keleluasaan memahami pembelajaran dengan cara kooperatif melalui interaksi
sosial. Dengan demikian, siswa mempunyai kesempatan untuk belajar berfikir
lebih kreatif dan efektif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang
dihadapi.
Selain itu, model pembelajaran PBL juga dapat mengembangkan motivasi
dalam diri siswa. Dengan meningkatnya motivasi dalam diri siswa, maka siswa
akan lebih merasa nyaman dan senang dalam belajar, karena siswa dengan tingkat
motivasi belajar yang rendah akan cenderung bosan mengikuti pelajaran.
Implementasi PBL dalam kelas juga dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan
positif. Positif dalam hal ini adalah siswa dapat mengisi kekurangan dari siswa
lain dan saling membantu dalam suatu kelompok tersebut.
Berdasarkan dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran melalui penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui
92
model pembelajaran PBL, dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada
siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu, Ambarawa.
Hipotesis tindakan secara umum adalah jawaban sementara dari masalah
yang diteliti. Secara teknik jika dilakukan tindakan ini maka akan dapat
memecahkan masalah. Sehingga jawaban dari masalah yang diteliti dapat
diketahui. Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa, penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
PBL sesuai sintak, mampu membuat siswa kelas 4 SDN Jambu 01
Kecamatan Jambu, Ambarawa lebih aktif dan mempunyai motivasi tinggi
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
2. Bahwa, penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik melalui model
pembelajaran PBL sesuai sintak, dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas 4 SDN Jambu 01 Kecamatan Jambu,
Ambarawa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Fatimatuz Zahro (2014) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Operasi Perkalian dan Pembagian melalui Model Problem Based Learning pada
Siswa Kelas IV SD 3 Ngembalrejo. Sebelum adanya tindakan, ketuntasan hanya
42.85% dengan rata-rata kelas 55. Setelah dilakukan tindakan, pada siklus I
ketuntasan belajar siswa 71.42% dengan nilai rata-rata 61.45. Pada siklus II
ketuntasan belajar siswa 85.71% dengan nilai rata-rata kelas 70.47. Selanjutnya,
penelitian yang dilakukan Asih Diyah Arini, Putri (2014) Penerapan Model
Problem Based Learning Untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus yang membuktikan
bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus
I diperoleh rata-rata 69,25 dengan persentase sebesar 65% dan pada siklus II
diperoleh rata-rata 81,75 dengan persentase mencapai 95%.
Kemudian, penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahardiyan Bayu
Hananto. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas VII A Semerster
93
Genap SMP Negeri 02 Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian
terdahulu ini juga memperkuat dan membuktikan bahwa penerapan model PBL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I presentase ketuntasan
mencapai 34,29% dan pada siklus II meningkatt menjadi 71,43%. Selanjutnya, Ni
Putu Sri Handayani (2016) dengan judul penelitian Penerapan Pendekatan
Saintifik berbantuan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA Siswa Kelas IV SD No 1 Dalung,
Badung. Penelitiannya menunjukkan penerapan pendekatan saintifik dengan
model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. hasil belajar
siswa kelas IV SD No 1 Dalung, Badung pada siklus I 79% berada pada kriteria
sedang dengan ketuntasan klasikal 67,5%, dan pada siklus II persentase rerata
hasil belajar meningkat menjadi 88,8% dan berada pada kriteria tinggi dengan
ketuntasan klasikal 87,5%.
Selain beberapa penelitian di atas, penelitian yang juga memberikan
kontribusi berupa penguatan dan pembuktian bahwa penerapan pendekatan
saintifik melalui model PBL adalah penelitian Hunaidah, Luh Sukariasih. (2016)
dengan judul Penerapan Model Problem Based Learning dengan Pendekatan
Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas VIIIi SMP Negeri 5 Kendari Semester saya Akademik
Tahun 2014/2015). Hal tersebut dapat dilihat dari skor siklus I skor rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I dengan persentase 71,43%, sedangkan dalam siklus II
dari hasil belajar persentase siswa yang tuntas menjadi 91,43%. Dari beberapa
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Metode Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.