bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4...48 jelasnya data prasiklus dapat ditunjukan denagn...
TRANSCRIPT
-
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang pada kelas 3 dengan jumlah siswa 15. Penelitian ini terdiri dari dua
siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut.
4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi sebelum tindakan adalah kondisi awal siswa sebelum adanya
penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
telah dilakukan di kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswanya 15 siswa pada
pembelajaran matematika. Kondisi ini terlihat bahwa hasil belajarnya masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa yang telah
dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika bahwa sebagian siswa
mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu di bawah 60. Dapat diperoleh data
hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian pada tabel
4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas 3
Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Sebelum Tindakan
Interval Frekuensi Persentase (%)
60-69 7 47
50-59 8 53
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa sebelum
dilakukan tindakan pada mata pelajaran Matematika terdapat 8 siswa berada
pada interval 50 – 59 (53 %) dan 7 siswa pada interval 60 – 69 (47 %).
Dengan nilai tertingginya 68. Sedangkan nilai terendahnya 50. Untuk lebih
-
48
jelasnya data prasiklus dapat ditunjukan denagn diagram seperti pada gambar
4.1.
Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa
Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Sebelum Tindakan
Selain frekuensi hasil ulangan harian siswa didapat juga ketuntasan hasil
belajar siswa. berikut merupakan data hasil ketuntasan siswa sebelum
dilakukan tindakan yang disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan
belajar:
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 3 Semester 2
SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Sebelum Tindakan
No Ketuntasan Jumlah Persentase
1 Tuntas (≥ KKM 60) 7 53
2 Belum tuntas (< KKM 60) 8 47
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat perbandingan siswa yang mencapai
ketuntasan belajar Tuntas (≥ KKM 60) sebanyak 7 siswa (53%) dan siswa
yang belum mencapai batas ketuntasan belajar adalah 8 siswa (47%). Hasil
6,4
6,6
6,8
7
7,2
7,4
7,6
7,8
8
8,2
60-69 50-59
Hasil Ulangan Harian Siswa
frekuensi
-
49
skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata pra siklus dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Skor Maksimum, Skor
Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Pra Siklus
Deskripsi Skor
Skor Maksimum 68
Skor Minimum 50
Skor Rata-rata 57, 06
Dari data yang didapat terdapat 8 siswa yang belum tuntas. Penyebab
belum tuntasnya nilai siswa karena kurang memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru, karena kurangnya media dan alat peraga yang
dibutuhkan dan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan cara
konvensional sehingga membuat siswa kurang antusias dan sering bosan.
Tetapi berbeda dengan 7 siswa lainnya yang telah mencapai ketuntasan
dengan cara penyampaian guru yang sama. 7 siswa tersebut masih bisa
memahami materi yang disampaikan guru, karena kemampun setiap siswa itu
berbeda-beda dan kemungkinan ada faktor luar sekolah yaitu bimbingan
belajar yang dilakukan siswa saat berada di luar sekolahan.
Dari penyebab belum tuntasnya nilai siswa, diperlukan penggunaan
metode, pendekatan atau model agar dapat membantu siswa lebih mudah
memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan bantuan pendekatan,
model atau metode pembelajaran dapat membuat siswa lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Jika guru tidak menggunakan penekatan, model atau
metode pembelajaran, akan berdampak pada hasil belajar siswa. Karena
dengan menariknya suatu pendekatan, model atau metode dapat membantu
siswa mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak merasa bosan.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 3 SD
Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang masih rendah, oleh karena
itu peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai
-
50
rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada
penelitian di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, peneliti
akan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, yang dilakukan dengan dua siklus.
4.1.2 Deskripsi Siklus 1
Praktek pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan dengan Standar
Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan
Kompetensi Dasar 4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana
menurut sifat atau unsurnya. Penelitian pada siklus 1 ini dilakukan sebanyak
tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 30 Maret 2017 selanjutnya pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 31 Maret 2017 dan pertemun ketiga dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 1 April 2017. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 1
sebagai berikut.
4.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan hal yang paling mendasar yaitu
dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah
dan izin dari guru kelas 3 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan
peneliti pada kelas 3 sebagai subjek penelitian. Selanjutnya peneliti
mendiskusikan hal yang akan dilakukan peneliti dengan guru mata
pelajaran matematika. Peneliti memilih mata pelajaran matematika
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan.
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru yang
bersangkutan, hal yang pertama dilakukan peneliti adalah melakukan
wawancara kepada guru kelas 3 dengan bertanya beberapa pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tentang subjek yang akan digunakan
peneliti pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti berdiskusi
dengan guru mata pelajaran matematika yang sekaligus menjadi guru
kelas 3 untuk membeicarakan materi yang akan digunakan peneliti.
-
51
Selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas 3 saat mata pelajaran
matematika berlangsung dan bertanya kendala apa saja yang dialami
guru saat mengajar Matematika dan meminta hasil ulangan harian pada
materi sebelumnya.
Dari permasalahan tersebut maka peneliti menyiapkan teknik untuk
memperbaiki hasil belajar Matematika pada kelas 3 SD Negeri Seloprojo
Ngablak Kabupaten Magelang. Persiapan yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dan membicarakan masalah kepada
pihak yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar
mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan media
yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) pada mata
pelajaran Matematika.
3. Penyusunan instrumen observasi yang akan digunakan sebagai
panduan dalam mengamati pencapaian proses pembelajaran
maupun peserta didik saat pembelajaran berlangsung dengan
model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen).
4. Penyusunan alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja
siswa yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta
didik.
Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk
berdiskusi. Pertama peneliti mengenalkan model yang akan digunakan
peneliti yaitu model TGT (Team Games Tournamen) untuk
menindaklanjuti masalah yang ada di SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang khususnya pada siswa kelas 3. Peneliti
memperkenalkan model yang akan digunakan peneliti agar guru dapat
memberikan masukan tentang penggunaan model TGT (Team Games
Tournamen) kepada peneliti. Dengan adanya masukan dari guru peneliti
-
52
akan lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model TGT
(Team Games Tournamen). Selanjutnya peneliti mendiskusikan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan tindakan di
SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang khususnya kelas 3.
Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan rencana pelaksaan
pembelajaran dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.
Peneliti melakukan uji coba intrumen untuk pretest maupun
posttest untuk mengetahui kondisi awal dan hasil belajar siswa. Uji coba
instrumen dilakukan di sekolah yang sama. Uji coba ini dilakukan di
kelas yang tingkatnya satu kelas lebih tinggi dari kelas yang dilakukan
tindakan. Peneliti melakukan uji coba istrumen di kelas 4 SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang.
4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan dan observasi siklus 1 dilakukan pada setiap
pertemuan. Siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama
dilakukan pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 dengan materi bangun
datar persegi dan sifat-sifatnya dan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran
atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran
Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
bertugas sebagai observer. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan
saat pembelajaran Matematika berlangsung untuk mengetahui sintaks
model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) berjalan dengan
baik. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks
model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan
guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sintaks
pembelajaran dirancang untuk selesai dalam 3 kali pertemuan.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,
-
53
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih
50 menit. Pada tahap eksplorasi guru mengawali dengan menguji
kemampuan siswa menggunakan soal pretest, setelah siswa mengerjakan
soal pretest guru menunjukkan gambar-gambar bangun datar sederhan,
guru menyebutkan macam-macam bangun datar sederhana.
Pada tahap elaborasi, guru membagi bangun datar berbentuk pesegi
kepada setiap siswa dan guru menyuruh siswa mengamati bangun datar
persegi tersebut, guru menjelaskan pengertian sisi pada bangun datar,
guru menyuruh siswa menunjukan sisi bangun datar persegi, guru
menjelaskan pengertian sudut, guru menunjukan sudut pada bangun
datar persegi, guru menjelaskan bangun datar persegi dan sifat-sifatnya,
guru membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi lembar kerja
siswa kepada setiap kelompok, guru menyuruh siswa bediskusi
kelompok, guru mernyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas.
Pada tahap konfirmasi, guru membimbing siswa menarik
kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal
yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal
yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk
melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran
dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi
waktu kurang lebih 5 menit.
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Jumat tanggal 31 Maret
2017 dengan materi bangun datar persegi panjang, bangun datar segitiga
dan sifat-sifatnya dan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70
menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika
-
54
SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai
observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih
50 menit. Pada tahap eksplorasi guru membagi bangun datar persegi
panjang dan bertanya benda yang berbentuk persegi panjang yang ada di
dalam kelas, guru membagikan bangun datar persegi panjang pada
masing-masing siswa.
Pada tahap elaborasi guru menyuruh siswa mengamati bangun
datar persegi panjang dan menyebutkan sifat-sifatnya, guru menjelaskan
bangun datar persegi panjang dan sifat-sifatnya, guru menyuruh siswa
manju ke depan kelas untuk melakukan percobaan bangun datar segitiga
dengan bimbingan guru, guru menjelaskan jenis-jenis bangun datar
segitiga dan menyuruh siswa mengamati segitiga menurut jenisnya, guru
membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru
membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok, guru menyuruh
perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil
diskusinya.
Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik
kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal
yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal
yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
-
55
Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk
melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran
dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi
waktu kurang lebih 5 menit.
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 1 April 2017
dengan melakukan game tournamen dan mengerjakan soal posttest
dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti
melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 50 menit, diawali
dengan membuat meja-meja turnamen, guru membacakan aturan
turnamen, guru mengawasi jalannya turnamen, guru mengakhiri
turnamen, guru menghitung skor turnamen, guru memberi penghargaan
kepada siswa yang mendapat skor tertinggi, selanjutnya siswa
mengerjakan soal posttest secara individu.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5
menit yang digunakan guru untuk menyampaikan materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan
memberikan salam.
Pada siklus 1pertemuan 1, 2 dan 3 dari hasil observasi guru dan
siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa
kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh
dapat dilihat pada lampiran.
-
56
4.1.2.3 Hasil Keaktifan Siswa
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) yang telah dilaksanakan
menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran siklus 1. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa
siklus 1:
Tabel 4.4
Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1
No Interval Frekuensi Kiteria
1. 53 – 68 12 C (Cukup)
2. 37 – 52 3 D (Kurang)
Jumlah 15 -
4.1.2.4 Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 1 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum
diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dengan cara memberikan
soal pretest kepada masing-masing siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo
Ngablak Kabupaten Magelang. Setelah melakukan pengujian dengan
pretest selanjutnya guru menguji kemampuan siswa setelah melakukan
tindakan siklus 1 dengan cara memberikan soal posttest kepada masing-
masing siswa. Dari hasil posttest tersebut didapatkan hasil belajar siswa
yang dikerjakan masing-masing siswa pada akhir pertemuan siklus 1.
Hasil posttest tersebut merupakan ukuran keberhasilan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mate pelajaran Matematika pada semester 2 tahun
pelajaran 2016/2017. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisa
agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan pembelajaran
yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 dengan materi bangun datar
sederhana dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 60.
-
57
Hasil belajar yang sudah dianalisis oleh peneliti menunjukan masih
terdapat beberapa siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang telah ditentukan pada mata pelajaran Matematika.
Kemampuan awal siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang setelah mengerjakan soal Pretest pada mata
pelajaran Matematika dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang
Siklus 1
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 65 – 74 1 6,7
2 55 – 64 12 80
3 45 – 54 2 13,3
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil pretest siswa kelas
3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata
pelajaran Matematika diperoleh 2 siswa pada interval 45 – 54 (13,3%),
12 siswa pada interval 55 – 64 (80%) dan 1 siswa berada pada interval
65 – 74 (6,7%). Dengan nilai tertinggi 65. Sedangkan nilai terendah
adalah 45. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi hasil pretest dapat
dilihat dengan diagram 4.4 di bawah ini:
-
58
Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas 3
Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
Hasil belajar soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada
mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang
Siklus 1
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 75 – 84 1 6,7
2 65 – 74 5 33,3
3 55 – 64 6 40
4 45 – 54 3 20
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas
3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata
pelajaran Matematika diperoleh 3 siswa pada interval 45 – 54 (20%), 6
siswa pada interval 55 – 64 (40%), 5 siswa pada interval 65 – 74
0
2
4
6
8
10
12
14
65-74 55-64 45-54
Hasil Pretest
Frekuensi
-
59
(33,3%) dan 1 siswa pada interval 75 – 84 (6,7%). Dengan nilai tertinggi
80. Dan nilai terendah 45. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi
hasil posttest dapat dilihat dengan diagram 4.5 di bawah ini:
Gambar 4.5 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Siswa Kelas 3
Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
Selain frekuensi hasil posttest siswa juga didapatkan data
kekuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang pada siklus 1 yang sudah disederhanakan di dalam
tabel distribusi ketuntasan belajar:
Tabel 4.7
Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa
Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
No Ketuntasan Jumlah Persentase
1 Tuntas (≥ KKM 60) 10 66,7%
2 Belum tuntas (
-
60
Hasil skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasrkan Skor Maksimum, Skor
Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Siklus I
Deskripsi Skor
Skor Maksimal 80
Skor Minimum 45
Rata-rata 60,67
4.1.2.5 Refleksi
Tahap ini bertujuan mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada siklus 1, agar tidak terulang lagi pada siklus 2. Ada beberapa
masalah yang ada pada siklus 1, yaitu:
1. Siswa terfokus pada satu hal yang sedang dilakukan yang
membuat siswa tidak mendengarkan intruksi dari guru.
2. Siswa mengobrol dengan teman satu kelompoknya tentang hal di
luar kegiatan pembelajaran sehingga membuat siswa tidak
mendengarkan penjelasan guru.
Berdasarkan permasalahan yang ada dapat dilihat bahwa siswa
kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada
siklus 1 terdapat masalah dalam kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa siklus 1 masih rendah di bawah KKM yang ditentukan.
Berdasarkan rekaptulasi hasil belajar siswa terdapat 5 dari 15 siswa
mendapat nilai yang berada dibawah KKM yang telah ditentukan
dan 10 siswa telah mencapai KKM yang ditentukan dan dinyatakan
tuntas. Berdasarkan refleksi ini perlu adanya tindakan terhadap
masalah yang dialami di siklus 1 untuk di gunakan sebagai dasar
perbaikan dalam pelaksanaan siklus 2 agar hasil belajar mata
-
61
pelajaran matematika kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang menjadi lebih baik.
4.1.3 Deskripsi Siklus 2
Pelaksanaansiklus 2 hampir sama dengan siklus 1. Praktek pembelajaran
pada siklus 2 ini dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 4. Memahami
unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan Kompetensi Dasar 4.2
Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut. Penelitian pada siklus 2 ini
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 3 April 2017 selanjutnya pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017 dan pertemun ketiga
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017. Tahap-tahap yang
dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.
4.1.3.1 Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan
permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1,
permasalahan atau kekurangan tersebut akan menjadi dasar dalam
perencanaan siklus 2 agar pelaksanaan tindakan siklus 2 ini menjadi
lebih baik.
Dari permasalahan yang ditemui peneliti maka peneliti
menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar Matematika pada
kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang. Persiapan
yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah berdasarkan
hasil refleksi siklus 1 dan membicarakan masalah kepada pihak
yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar
mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan media
yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model
pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) pada mata
pelajaran Matematika.
-
62
3. Penyusunan instrumen observasi yang akan digunakan sebagai
panduan dalam mengamati pencapaian proses pembelajaran
maupun peserta didik saat pembelajaran berlangsung dengan
model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen).
4. Penyusunan alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja
siswa yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk
berdiskusi. Pertama peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi
di siklus 1 kepada guru, agar guru dapat memberi masukan pelaksanaan
tindakan di siklus 2. Dengan adanya masukan dari guru peneliti akan
lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model TGT (Team
Games Tournamen) pada siklus 2. Selanjutnya peneliti mendiskusikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan
tindakan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
khususnya kelas 3. Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan
rencana pelaksaan pembelajaran pada siklus 2 dapat mendapatkan hasil
yang lebih baik dari pada siklus 1.
4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan dan observasi siklus 2 dilakukan pada setiap
pertemuan. Siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama
dilakukan pada hari Senin tanggal 3 April 2017 dengan materi sudut
lancip dan sudut siku-siku dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran
atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran
Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas
sebagai observer. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat
pembelajaran Matematika berlangsung untuk mengetahui sintaks model
pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) berjalan dengan baik.
Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks
model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan
-
63
guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sintaks
pembelajaran dirancang untuk selesai dalam 3 kali pertemuan.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih
50 menit. Pada tahap eksplorasi guru mengawali dengan menguji
kemampuan siswa menggunakan soal pretest, setelah siswa mengerjakan
soal pretest guru menunjuk papan tulis dan menjelaskan pengertian
sudut, guru menjelaskan jenis-jenis sudut.
Tahap elaborasi, guru menunjukan gambar sudut lancip dan
menjelaskan tentang sudut lancip, guru menunjukan gambar sudut siku-
siku dan menjelaskan tentang sudut siku-siku, guru membagi siswa
kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok, guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke
depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya.
Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik
kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal
yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal
yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk
melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran
dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi
waktu kurang lebih 5 menit.
-
64
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017
dengan materi sudut tumpul, mengurutkan besar sudut, membandingkan
sudut, sudut sebagai jarak putar dengan alokasi waktu selama 2 jam
pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata
pelajaran Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang bertugas sebagai observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih
50 menit. Pada tahap eksplorasi guru menjelaskan tentang sudut tumpul,
guru menjelaskan cara mengurutkan sudut dari yang terbesar dan dari
yang terkecil, guru menyuruh siswa membandingkan sudut lancip dan
sudut siku-siku, guru menjelaskan cara membandingkan sudut, guru
menjelaskan sudut sebagai jarak putar.
Pada tahap elaborasi guru membagi siswa kedalam kelompok, guru
membagi LKS, guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok,
guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk
membacakan hasil diskusinya.
Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik
kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal
yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal
yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk
melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran
-
65
dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi
waktu kurang lebih 5 menit.
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017
dengan melakukan game tournamen dan mengerjakan soal posttest
dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti
melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 50 menit, diawali
dengan membuat meja-meja turnamen, guru membacakan aturan
turnamen, guru mengawasi jalannya turnamen, guru mengakhiri
turnamen, guru menghitung skor turnamen, guru memberi penghargaan
kepada siswa yang mendapat skor tertinggi, selanjutnya siswa
mengerjakan soal posttest secara individu.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5
menit yang digunakan guru untuk menyampaikan materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan
memberikan salam.
Pada siklus 2 pertemuan 1, 2 dan 3 dari hasil observasi guru dan
siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa
kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh
dapat dilihat pada lampiran.
4.1.3.3 Hasil Keaktifan Siswa
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) yang telah dilaksanakan
-
66
menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Pada siklus 1 kriteria keaktifan siswa masih cukup dan
ada juga yang kurang, pada siklus ke 2 mengalami peningkatan menjadi
sangat baik. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa siklus 2:
Tabel 4.9
Hasil Keaktifan Siswa siklus II
No Interval Frekuensi Kiteria
1. 85 – 100 9 A (Sangat Baik)
2. 69 – 84 5 B (Baik)
3. 53 – 68 1 C (Cukup)
Jumlah - -
4.1.3.4 Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 2 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum
diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dengan cara memberikan
soal pretest kepada masing-masing siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo
Ngablak Kabupaten Magelang. Setelah melakukan pengujian dengan
pretest selanjutnya guru menguji kemampuan siswa setelah melakukan
tindakan siklus 2 dengan cara memberikan soal posttest kepada masing-
masing siswa. Dari hasil posttest tersebut didapatkan hasil belajar siswa
yang dikerjakan masing-masing siswa pada akhir pertemuan siklus 2.
Hasil posttest tersebut merupakan ukuran keberhasilan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mate pelajaran Matematika pada semester 2 tahun
pelajaran 2016/2017. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisa
agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan pembelajaran
yang sudah dilaksanakan pada siklus 2 dengan materi sudut dengan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 60.
-
67
Hasil belajar yang sudah dianalisis oleh peneliti menunjukan hasil
yang sangat memuaskan pada siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo
Ngablak Kabupaten Magelang karena semua siswa kelas 3 telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan
pada mata pelajaran Matematika.
Kemampuan awal siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang setelah mengerjakan soal Pretest pada mata
pelajaran Matematika dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang
Siklus 2
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 65 – 74 1 6,7
2 55 – 64 13 86,6
3 45 – 54 1 6,7
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil pretest siswa kelas
3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata
pelajaran Matematika diperoleh 1 siswa pada interval 45 – 54 (6,7%), 13
siswa pada interval 55 – 64 (86,6%) dan 1 siswa pada interval 65 – 74
(6,7%). Dengan nilai tertinggi 65. Dan nilai terendah 45. Untuk lebih
jelas data distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat dengan gambar
4.9 di bawah ini:
-
68
Gambar 4.8 Diagram Batang Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas 3
Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 2
Hasil belajar soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada
mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang
Siklus 2
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 90 – 99 1 6,7
2 80 – 89 5 33,3
3 70 – 79 5 33,3
4 60 – 69 4 26,7
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas
3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata
pelajaran Matematika diperoleh 4 siswa pada interval 60 – 69 (26,7%), 5
siswa pada interval 70 – 79 (33,3%), 5 siswa pada interval 80 – 89
0
2
4
6
8
10
12
14
65-74 55-64 45-54
Hasil Pretest
Frekuensi
-
69
(33,3%) dan 1 siswa pada interval 90 – 99 (6,7%). Dengan nilai tertinggi
95. Dan nilai terendah 60. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi
hasil posttest dapat dilihat dengan diagram 4.9 di bawah ini:
Gambar 4.9 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Siswa Kelas 3
Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 2
Selain frekuensi hasil posttest siswa juga didapatkan data
kekuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang pada siklus 2bahwa semua siswa kelas 3 SD
Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dengan jumlah siswa
semua anak 15 telah mengalami ketuntasan belajar (KKM ≥ 60).
Hasil skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
90-99 80-89 70-79 60-69
Hasil Posttest
Frekuensi
-
70
Tabel 4.12
Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasrkan Skor Maksimum, Skor
Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Siklus II
Deskripsi Skor
Skor Maksimal 95
Skor Minimum 60
Skor Rata-rata 74, 33
4.1.3.5 Refleksi
Pada siklus 2 ini pelaksanaan model pembelajaran Team Games
Tournamen (TGT) pada siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang secara keseluruhan sudah sangat baik. Dalam
proses pembelajaran guru sangat menguasai penerapan model
pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) sehingga lebih
meningkatkan aktifitas siswa dari sebelumnya dan lebih meningkatkan
hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan
pada akhir pertemuan siklus 2. Hasilnya 15 siswa kelas 3 SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang mencapai ketuntasan belajar
yang sudah ditentukan yaitu KKM ≥ 60.
4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2, Hasil
Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)
pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 bahwa dapat dilihat mengalami
perubahan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal menunjukan bahwa 8 dari 15
siswa belum mencapai KKM ≥ 60. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika pada siklus 1 mengalami perubahan yaitu 5 dari 15 siswa belum
mencapai KKM ≥ 60. Selanjutnya hasil belajar pada siklus 2 mengalami
perubahan dari siklus sebelumnya yaitu semua siswa kelas 3 atau 15 siswa
mencapai KKM ≥ 60. Berikut ini adalah hasil belajar siswa pada pelajaran
matematika pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2:
-
71
Tabel 4.13
Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Kondisi awal, Posttest Siklus 1, dan Posttest Siklus 2.
No Nilai
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
F Persen
(%)
Posttest Posttest
F Persen
(%)
F Persen
(%)
1 Tuntas 7 46,67% 10 66,67% 15 100%
2 Belum
Tuntas
8 53,33% 5 33,33% 0 0%
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%
Berdasarkan tabel rekaptulasi ketuntasan hasil belajar matematika terjadi
peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 15 dalam mata pelajaran
matematika. Terbukti dari kondisi awal siswa yang belum tuntas dan setelah
dilakukan tidakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas bn meningkat menjadi 10
siswa, dapat dilihat dari hasil posttest. Pada siklus 2 juga terjadipeningkatan hasil
belajar siswa yaitu 15 siswa atau seluruh siswa kelas 3 mencapai KKM ≥ 60. Hal
ini terbukti dari pengaruh penggunaan metode, model atau pendekatan yang
menarik dan sesuai dengan materi dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.
Dengan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) membuat
siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pemahaman siswa
dapat dilihat dari hasil turnamen. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
diagram berikut:
-
72
Gambar 4.11 Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Kondisi Awal, Posttest Siklus 1, Posttest Siklus 2
Dari diagram yang disajikan terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil
belajar siswa yang terjadi pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
Hasil keaktifan siswa dengan penggunaan model Team Games Tournamen
(TGT) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Data tersebut dapat dilihat dari
peningkatan jumlah skor yang di dapat dari lembar observasi keaktifan siswa pada
siklus 1 dan siklus 2. Jumlah skor dapat mempengaruhi kriteria yang di dapatkan.
Berikut ini adalah rekaptulasi hasil keaktifan siklus 1 dan siklus 2:
Tabel 4.14
Perbandingan Rekaptulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
No Siklus 1 Siklus 2
Interval Frekuensi Kriteria Interval Frekuensi Kriteria
1. 53 – 68 12 C (Cukup) 85 – 100 9 A (Sangat Baik)
2. 37 – 52 3 D (Kurang) 69 – 84 5 B (Baik)
3. - - - 53 – 68 1 C (Cukup)
Jumlah 15 - Jumlah 15 -
0
2
4
6
8
10
12
14
16
KondisiAwal
PosttestSiklus 1
PosttestSiklus 2
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Tuntas
Belum Tuntas
-
73
4.3 Pembahasan
Pada hasil observasi kondisi awal sebelum adanya tindakan di kelas 3 SD
Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, terdapat beberapa masalah pada
proses pembelajarannya yaitu kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran
matematika dapat dilihat dari hasil ulangan harian matematikanya yang sebagian
siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 60) dan kurangnya
keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dapat
disebabkan dari berbagai hal dari guru, siswa atau sarana dan prasarana yang ada
di sekolah kurang memadahi. Peneliti saat melakukan observasi di kelas 3 SD
Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang menemui guru dalam
menyampaian materi pada proses pembelajaran berlangsung menggunakan cara
konvensional yang cenderung membuat siswa menjadi lebih bosan dan
konsentrasi siswa menjadi rendah. Pada pembelajaran sebelum tindakan hasil
belajar siswa yang belum mencapai KKM ≥ 60 adalah 8 siswa sedangkan siswa
yang mencapai KKM adalah 7 siswa dengan nilai tertinggi 68 dan nilai terendah
50.
Dengan adanya masalah ini peneliti melakukan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak
Kabupaten Magelang dengan 2 siklus. Setelah dilakukannya tindakan didapatkan
hasil belajar siswa kelas 3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dari
analisis data yang dilakukan peneliti terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa
dari keadaan awal hingga siklus 2. Dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi
peningkatan dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 10 siswa.
Selanjutnya yang tuntas pada siklus 2 sebanyak 15 siswa atau semua siswa kelas 3
telah mencapai KKM yang sudah ditentukan.
Penggunaan model Team Games Tournamen (TGT) tidak hanya
berpengaruh pada hasil belajar yang meningkat tetapi juga keaktifan siswa
meningkat pada siklus 1 ke siklus 2. Hasil keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada siklus 1 3 siswa mendapat skor
berkriteria D (Kurang) dan 12 siswa mendapat skor berkriteria C (Cukup).
-
74
Sedangkan pada siklus 2 hasil keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo
Ngablak Kabupaten Magelang meningkat dimana 9 siswa mendapat kriteria A
(Sangat Baik), 5 siswa mendapat kriteria B (Baik) dan 1 siswa mendapat kriteria
C (Cukup).
Berdasarkan penerapan model pembelajaran Team Games Tournamen
(TGT) hasil belajar siswa dapat meningkat dan siswa lebih aktif dan antusias
dalam mengikuti pelajaran. Siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh
guru dengan lebih mudah dengan adanya alat peraga yang digunakan oleh guru
dalam menjelaskan materi pelajaran. Siswa juga sangat senang karena di dalam
pelajaran ada turnamen untuk menjawab soal tentang materi yang telah diajarkan
oleh guru. Dengan adanya turnamen tersebut dapat membantu siswa memahami
konsep yang telah diajarkan oleh guru. Dari hasil penggunaan model TGT hasil
yang diperoleh pada siklus 1 dan 2 menunjukan peningkatan hasil belajar dan
peningkatan keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten
Magelang, karena dengan turnamen tersebut siswa mampu memahami konsep-
konsep yang telah diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran dan siswa lebih
aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dapat
meningkat kan hasil belajar siswa sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dwi Purnomosari (2014) dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 44,
12% meningkat menjadi 82,35% pada siklus 2. Penelitian Yuni Astuti (2016)
pada hasil belajar siswa menggunakan model TGT (Team Games Tournamen)
dapat berhasil dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa pada siklus 2. Penelitian
Wurini Suci (2016) pada penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games
Tournamen) dapat berhasil, semua siswa kelas VI dapat tuntas mencapai
KKM.Penelitian Suwato (2015) model TGT (Team Games Tournamen) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III, 18 siswa mencapai ketuntasan dan 2
siswa belum mencapai ketuntasan. Penelitian Erna Ratnasari (2017) penggunaan
model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) berhasil meningkatkan 23
siswa (semua siswa) mendapat nilai tuntas. Dan pada penelitian Anggraeni Vian
(2014) pada penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games
-
75
Tournamen)berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa pada
siklus 1 dan siklus 2.