bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran …€¦ · 4.2.1 deskripsi pelaksanaan pra...
TRANSCRIPT
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian diadakan di SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga yang terletak di Kota
Salatiga, tepatnya di Jalan Imam Bonjol No 117 Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan
Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini dipilih berdasarkan
pertimbangan kemudahan akses dan juga mengenal sedikit banyak kondisi sekolah
sehingga hal ini memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.
4.2 Pelaksanaan Setiap Siklus
4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga, pada
mata pelajaran IPA semester II Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa
sebanyak 24 siswa, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
serta mendominasi kegiatan belajar mengajar. Di sini buku paket masih merupakan
sumber belajar utama. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi pasif. Model
pembelajaran yang seperti itu mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa 67%
belum tuntas atau memperoleh nilai dibawah KKM (KKM≥70)
Dengan latar belakang kondisi tersebut maka peneliti berupaya mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Team Games
Tournament (TGT). Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mendapatkan data-data awal yang
ada di lapangan. Data-data ini yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya.
Pelaksanaan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2014. Hasil
observasi awal yang peneliti lakukan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
44
masih rendah dari KKM. Dari 24 siswa, 8 siswa sudah mencapai ketuntasan dengan
KKM yang ditentukan oleh guru kelas yaitu 70. Dan 16 siswa belum memenuhi
target ketuntasan. Rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPA yaitu 62,3. Hal ini
disebabkan oleh tingkat pemahaman yang kurang terhadap materi pelajaran. Cara
mengajar guru yang masih konvensional. Guru belum mampu mengadakan inovasi
pembelajaran seperti penggunaan metode-metode pembelajaran yang menarik dan
sesuai dengan materi. Berikut ini adalah tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPA
dengan KKM≥70 data hasil perolehan nilai sebelum diadakan tindakan dapat
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
Rekapitulasi Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Kelas V
SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa
1 40 – 44 Belum tuntas 1
2 45 – 49 Belum tuntas 2
3 50 – 54 Belum tuntas 2
4 55 – 59 Belum tuntas 2
5 60 – 64 Belum tuntas 6
6 65 – 69 Belum tuntas 3
7 70 – 74 Tuntas 3
8 75 – 80 Tuntas 3
9 81 – 85 Tuntas 2
Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas V pada
kondisi pra siklus dapat lebih jelas dilihat pada tabel dibawah ini
45
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata Pelajaran IPA
Kelas V SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa pada pra siklus ini sebanyak 24 siswa
terdapat 8 siswa atau yang sudah tuntas dalam belajarnya yaitu yang memperoleh
nilai ≥70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan 16
siswa lainnya atau belum mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh
nilai <70. Berikut ini disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus.
Gambar 1
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata Pelajaran
IPA kelas V SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No. Ketuntasan Skor Jumlah
Presentase (%)
1. Tuntas ≥70 8 33
2. Belum Tuntas <70 16 67
Jumlah 24 100
46
4.2.2 Pelaksanaan Siklus I
4.2.2.1 Perencanaan
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus, maka peneliti melakukan diskusi
dengan guru kelas V mengenai penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA, yang kemudian dilanjutkan melaksanakan Siklus I. Pelaksanaan
siklus I ini peneliti bertindak sebagai guru atau pengajar sedangkan guru/ wali kelas
V berperan sebagai observer. Pertemuan pertama pada Siklus I dilaksanakan pada
tanggal 24 Maret 2014. Siklus 1 ini dibagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014 dengan materi terbentuknya
tanah dan jenis-jenis tanah pada pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 26 Maret
2014 dengan materi macam-macam pelapukan dan jenis-jenis tanah. Sebelum
mengajar pada pertemuan pertama dan kedua, maka peneliti menyiapkan
perlengkapan yang nantinya digunakan pada saat mengajar. Perlengkapan tersebut
diantaranya adalah membuat RPP, menyiapkan soal-soal yang berjumlah 20 butir
soal untuk setiap pertemuan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya,
menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan alat peraga
yang akan digunakan pada saat mengajar.
4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan
1. Pertemuan I
I. Kegiatan Awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kegiatan awal ini guru
memberikan salam kepada semua siswa, meminta perwakilan dari siswa untuk
memimpin doa, guru mengadakan absensi dan menyediakan media yang
digunakan pada saat mengajar, guru mempersiapkan kelengkapan siswa dalam
menerima pelajaran kemudian guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi
“gunung meletus biasanya mengeluarkan apa saja?”. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai batu-batuan.
47
II. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan materi pelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang “batu-batuan”
menggunakan media gambar macam-macam batuan kepada siswa.
b. Tanya jawab
Guru memberikan tanya jawab kepada siswa tentang macam-macam batuan,
seperti batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan.
c. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa dengan cara berhitung 1 sampai 8 kemudian siswa
diminta untuk berkumpul bersama teman-teman yang lain sesuai dengan no
yang mereka ucapkan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa di dalam
kelompok tersebut siswa berkelompok secara heterogen.
d. Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT) dan sebelumnya siswa diberikan materi, diskusi
kelompok kemudian siswa mengerjakan LKS yang dikerjakan secara
berkelompok mengenai batu-batuan.
e. Belajar kelompok
Setiap kelompok berkumpul sesuai dengan anggota kelompoknya dan
membacakan hasil diskusinya. Setiap kelompok diminta untuk memberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil dari kelompok lain.
f. Game/Tournament
Setelah melakukan diskusi kelompok perwakilan dari setiap kelompok
ditempatkan pada meja turnamen untuk mengikuti turnamen. Di dalam meja
turnamen setiap siswa diberikan amplop yang berisikan kartu soal dan kartu
jawaban.
48
g. Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dari hasil diskusi setiap kelompok dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan bersama
kelompok.
h. Kesimpulan
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa berupa pilihan ganda sebanyak
20 butir soal dan guru bersama dengan siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
III. Kegiatan Penutup
i. Refleksi
Guru mendorong siswa untuk menginterprestasikan pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pertemuan II
I. Kegiatan Awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kegiatan awal ini guru
memberikan salam kepada semua siswa, meminta perwakilan dari siswa untuk
memimpin doa, guru mengadakan absensi dan menyediakan media yang
digunakan pada saat mengajar, guru mempersiapkan kelengkapan siswa dalam
menerima pelajaran kemudian guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi
“jika kita menanam tanaman, media apa yang digunakan?”. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai proses pembentukan tanah,
komposisi dan jenis-jenis tanah.
II. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan materi pelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang “proses pembentukan
tanah, komposisi dan jenis-jenis tanah” menggunakan media gambar macam-
macam jenis tanah dan alat peraga komposisi tanah.
49
b. Tanya jawab
Guru memberikan tanya jawab kepada siswa tentang macam-macam batuan,
seperti batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan.
c. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa dengan cara berhitung 1 sampai 8 kemudian siswa
diminta untuk berkumpul bersama teman-teman yang lain sesuai dengan no
yang mereka ucapkan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa di dalam
kelompok tersebut siswa berkelompok secara heterogen.
d. Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT) dan sebelumnya siswa diberikan materi, diskusi
kelompok kemudian siswa mengerjakan LKS yang dikerjakan secara
berkelompok mengenai batu-batuan.
e. Belajar kelompok
Setiap kelompok berkumpul sesuai dengan anggota kelompoknya dan
membacakan hasil diskusinya. Setiap kelompok diminta untuk memberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil dari kelompok lain.
f. Game/Tournament
Setelah melakukan diskusi kelompok perwakilan dari setiap kelompok
ditempatkan pada meja turnamen untuk mengikuti turnamen. Di dalam meja
turnamen setiap siswa diberikan amplop yang berisikan kartu soal dan kartu
jawaban.
g. Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dari hasil diskusi setiap kelompok dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan bersama
kelompok.
50
h. Kesimpulan
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa berupa pilihan ganda sebanyak
20 butir soal dan guru bersama dengan siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
III. Kegiatan Penutup
i. Refleksi
Guru mendorong siswa untuk menginterprestasikan pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.2.3 Hasil Tindakan Siklus I
4.2.2.3.1 Hasil Belajar Siswa
Pada pelaksanaan siklus I telah diterapkan pendekatan Team Games
Tournament (TGT) dalam pembelajaran. Siklus I ini dilakukan selama dua kali
pertemuan. Pada siklus I ini mengalami peningkatan dari pra siklus. Pada siklus I
pertemuan I ini siswa yang tuntas dengan KKM ≥70 terdapat 18 siswa, sedangkan
yang belum mengalami ketuntasan belajar 6 siswa. Pada pertemuan II mengalami
peningkatan hasil belajar. Siswa yang tuntas dengan KKM ≥70 terdapat 21 siswa,
sedangkan yang belum mengalami ketuntasan belajar 3 siswa.
4.2.2.3.2 Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur
dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan dan kelebihan selama pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3.
51
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I
No Skor Hasil penelitian
observer Jumlah skor
1 1 - 0
2 2 - 0
3 3 6 18
4 4 16 64
Jumlah 82
Tabel 4.3 mendiskripsikan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran
oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus I, terdapat 6 untuk skor 3 dan 16
untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus I ini mencapai 82. Jumlah
82 termasuk kualifikasi A. Selanjutnya, untuk melihat hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kinerja Siswa Pada Siklus I
No Skor Hasil penelitian
observer Jumlah skor
1 1 - 0
2 2 - 0
3 3 6 18
4 4 8 32
Jumlah 40
Tabel 4.4 mendiskripsikan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran
oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus I, terdapat 6 untuk skor 3 dan 8
untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus I ini mencapai 40. Jumlah
40 termasuk kualifikasi B.
52
4.2.2.3.3 Refleksi
Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat kelebihan dan
kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihan yang didapat dalam pembelajaran
pada siklus I ini kemudian dipertahankan untuk melanjutkan tindakan ke siklus II
sedangkan kekurangan atau kendalanya harus dicarikan penyelesainnya untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II.
Identifikasi kelebihan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1. Guru sudah baik dalam memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran.
2. Guru sudah melaksanakan apersepsi sesuai dengan materi ajar.
3. Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pelajaran.
4. Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut.
5. Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
6. Guru sudah dapat membuat siswa aktif bertanya dan menjawab atau
mengemukakan pendapatnya.
7. Guru sudah menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengajar.
8. Guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dalam membuat pertanyaan.
9. Guru sudah mampu melatih siswa untuk memahami makna tanggung jawab.
Identifikasi kekurangan atau kendala pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai
berikut:
I. Pertemuan 1
a. Kurang menggunakan waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.
b. Guru belum memantau kemajuan belajar siswa.
c. Kurangnya pengelolaan kelas sehingga situasi kelas menjadi tidak kondusif.
d. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk membuat
rangkuman
II. Pertemuan 2
a. Kurang menggunakan waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.
b. Kurangnya tanya jawab antara guru dengan siswa.
53
c. Siswa belum mampu membuat rangkuman atau kesimpulan dengan bahasa
mereka sendiri, masih terpaku pada guru.
d. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk membuat
rangkuman
Cara mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut :
1. Guru mengalokasikan waktu di setiap kegiatan pembelajaran dan berusaha
cermat dalam mengtur waktu
2. Guru memantau kemajuan belajar dari setiap kelompok dan merespon positif
terhadap pertanyaan yang timbul dalam kelompok.
3. Guru memberikan sedikit ice breaking untuk melepas ketegangan saat
pembelajaran kemudian setelah itu meminta siswa untuk tenang. Maka dari itu
guru dapat mengelola kelas dengan lebih baik.
4. Untuk membimbing siswa membuat rangkuman, maka guru memberikan
catatan penting pada siswa dan dituliskan di papan tulis.
5. Guru memberikan pertanyaan pada seluruh siswa
6. Untuk melatih siswa membuat kesimpulan dengan bahasa sendiri agar tidak
terpaku pada guru, maka guru menyuruh siswa untuk menuliskan tentang apa
yang dipahami dari materi yang telah diajarkan.
4.2.3 Pelaksanaan Siklus II
4.2.3.1 Perencanaan
Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan kelemahan dan kelebihan pada
Siklus I. Siklus II ini merupakan tahap penyempurnaan dari siklus I. Siklus II
dilaksanakan selama 2 pertemuan. Pertemuan I pada tanggal 1 April 2014 dengan
materi struktur lapisan bumi dan pertemuan kedua pada tanggal 2 April 2014 dengan
materi struktur lapisan matahari. Sebelum mengajar pada pertemuan pertama dan
kedua, maka peneliti menyiapkan perlengkapan yang nantinya digunakan pada saat
mengajar. Perlengkapan tersebut, diantaranya adalah membuat RPP, mempersiapkan
alat peraga yang berhubungan dengan struktur lapisan matahari, menyiapkan soal-
54
soal yang berjumlah 20 butir soal setiap pertemuan yang sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya, menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa.
1. Pertemuan I
I. Kegiatan Awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kegiatan awal ini guru
memberikan salam kepada semua siswa, meminta perwakilan dari siswa untuk
memimpin doa, guru mengadakan absensi dan menyediakan media yang digunakan
pada saat mengajar, guru mempersiapkan kelengkapan siswa dalam menerima
pelajaran kemudian guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi “siapa yang tahu
planet mana yang di tinggali oleh mahkluk hidup ?”. Setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran mengenai struktur lapisan bumi.
II. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan materi pelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang “struktur lapisan bumi”
menggunakan media gambar macam struktur lapisan bumi.
b. Tanya jawab
Guru memberikan tanya jawab kepada siswa tentang bagian-bagian struktur
bumi, contohnya kulit bumi, mantel bumi dan inti bumi.
c. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa dengan cara berhitung 1 sampai 8 kemudian siswa
diminta untuk berkumpul bersama teman-teman yang lain sesuai dengan no
yang mereka ucapkan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa di dalam
kelompok tersebut siswa berkelompok secara heterogen.
d. Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT) dan sebelumnya siswa diberikan materi, diskusi
55
kelompok kemudian siswa mengerjakan LKS yang dikerjakan secara
berkelompok mengenai batu-batuan.
e. Belajar kelompok
Setiap kelompok berkumpul sesuai dengan anggota kelompoknya dan
membacakan hasil diskusinya. Setiap kelompok diminta untuk memberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil dari kelompok lain.
f. Game/Tournament
Setelah melakukan diskusi kelompok perwakilan dari setiap kelompok
ditempatkan pada meja turnamen untuk mengikuti turnamen. Di dalam meja
turnamen setiap siswa diberikan amplop yang berisikan kartu soal dan kartu
jawaban.
g. Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dari hasil diskusi setiap kelompok dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan bersama
kelompok.
h. Kesimpulan
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa berupa pilihan ganda sebanyak
20 butir soal dan guru bersama dengan siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
III. Kegiatan Penutup
i. Refleksi
Guru mendorong siswa untuk menginterprestasikan pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pertemuan II
I. Kegiatan Awal
Sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kegiatan awal ini guru
memberikan salam kepada semua siswa, meminta perwakilan dari siswa untuk
memimpin doa, guru mengadakan absensi dan menyediakan media yang digunakan
56
pada saat mengajar, guru mempersiapkan kelengkapan siswa dalam menerima
pelajaran kemudian guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi “siapa yang tahu
planet mana yang di tinggali oleh mahkluk hidup?”. Setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran mengenai struktur lapisan bumi.
II. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan materi pelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu tentang “struktur lapisan bumi”
menggunakan media gambar macam struktur lapisan bumi.
b. Tanya jawab
Guru memberikan tanya jawab kepada siswa tentang bagian-bagian struktur
bumi, contohnya kulit bumi, mantel bumi dan inti bumi.
c. Pembagian Kelompok
Guru membagi siswa dengan cara berhitung 1 sampai 8 kemudian siswa
diminta untuk berkumpul bersama teman-teman yang lain sesuai dengan no
yang mereka ucapkan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa di dalam
kelompok tersebut siswa berkelompok secara heterogen.
d. Teknik pembelajaran
Guru menjelaskan teknik pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT) dan sebelumnya siswa diberikan materi, diskusi
kelompok kemudian siswa mengerjakan LKS yang dikerjakan secara
berkelompok mengenai batu-batuan.
e. Belajar kelompok
Setiap kelompok berkumpul sesuai dengan anggota kelompoknya dan
membacakan hasil diskusinya. Setiap kelompok diminta untuk memberi
pendapat, pertanyaan dan tanggapan hasil dari kelompok lain.
f. Game/Tournament
Setelah melakukan diskusi kelompok perwakilan dari setiap kelompok
ditempatkan pada meja turnamen untuk mengikuti turnamen. Di dalam meja
57
turnamen setiap siswa diberikan amplop yang berisikan kartu soal dan kartu
jawaban.
g. Pembahasan
Guru membahas hasil diskusi dari hasil diskusi setiap kelompok dan setiap
kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan bersama
kelompok.
h. Kesimpulan
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa berupa pilihan ganda sebanyak
20 butir soal dan guru bersama dengan siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
III. Kegiatan Penutup
i. Refleksi
Guru mendorong siswa untuk menginterprestasikan pengetahuan dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.3.2 Hasil Tindakan Siklus II
4.2.3.2.1 Hasil Belajar Siswa
Pada pelaksanaan siklus II masih menerapkan pendekatan Team Games
Tournament (TGT) dalam pembelajaran. Siklus II ini dilakukan selama dua kali
pertemuan. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II
pertemuan I siswa yang tuntas dengan KKM ≥70 terdapat 20 siswa, sedangkan yang
belum mengalami ketuntasan belajar 4 siswa. Pada pertemuan II, seluruh siswa tuntas
dengan KKM ≥70.
4.2.3.2.2 Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur
dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan dan kelebihan selama pembelajaran
berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5.
58
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II
No Skor Hasil penelitian
observer Jumlah skor
1 1 - 0
2 2 - 0
3 3 5 15
4 4 17 66
Jumlah 81
Tabel 4.5 mendiskripsikan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran
oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus II, terdapat 5 untuk skor 3 dan 17
untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus II ini mencapai 81. Jumlah
81 termasuk kualifikasi A. Selanjutnya, untuk melihat hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Kinerja Siswa Pada Siklus II
No Skor Hasil penelitian
observer Jumlah skor
1 1 - 0
2 2 - 0
3 3 2 6
4 4 12 48
Jumlah 54
Tabel 4.6 mendiskripsikan bahwa implementasi pelaksanaan pembelajaran
oleh peneliti yang diamati oleh observer pada siklus II, terdapat 2 untuk skor 3 dan 12
untuk skor 4. Dapat diketahui skor perolehan pada siklus II ini mencapai 54. Jumlah
54 termasuk kualifikasi A.
59
4.2.3.2.3 Refleksi
Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat kelebihan dan
kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihan yang didapat dalam pembelajaran
pada siklus I ini kemudian dipertahankan untuk melanjutkan tindakan ke siklus II
sedangkan kekurangan atau kendalanya harus dicarikan penyelesainnya untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II.
Identifikasi kelebihan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1. Guru sudah baik dalam memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran.
2. Guru sudah melaksanakan apersepsi sesuai dengan materi ajar.
3. Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pelajaran.
4. Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut.
5. Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
6. Guru sudah dapat membuat siswa aktif bertanya dan menjawab atau
mengemukakan pendapatnya.
7. Guru sudah menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengajar.
8. Guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dalam membuat pertanyaan.
9. Guru sudah mampu melatih siswa untuk memahami makna tanggung jawab.
Identifikasi kekurangan atau kendala pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai
berikut:
I. Pertemuan 1
a. Kurang menggunakan waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
b. Guru belum memantau kemajuan belajar siswa
c. Kurangnya pengelolaan kelas sehingga situasi kelas menjadi tidak kondusif
d. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk membuat
rangkuman
II. Pertemuan 2
a. Kurang menggunakan waktu sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
b. Kurangnya tanya jawab antara guru dengan siswa
60
c. Siswa belum mampu membuat rangkuman atau kesimpulan dengan bahasa
mereka sendiri, masih terpaku pada guru
d. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk membuat
rangkuman
Cara mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:
1. Guru mengalokasikan waktu di setiap kegiatan pembelajaran dan berusaha
cermat dalam mengtur waktu
2. Guru memantau kemajuan belajar dari setiap kelompok dan merespon positif
terhadap pertanyaan yang timbul dalam kelompok
3. Guru memberikan sedikit ice breaking untuk melepas ketegangan saat
pembelajaran kemudian setelah itu meminta siswa untuk tenang. Maka dari itu
guru dapat mengelola kelas dengan lebih baik
4. Untuk membimbing siswa membuat rangkuman, maka guru memberikan
catatan penting pada siswa dan dituliskan di papan tulis
5. Guru memberikan pertanyaan pada seluruh siswa
6. Untuk melatih siswa membuat kesimpulan dengan bahasa sendiri agar tidak
terpaku pada guru, maka guru menyuruh siswa untuk menuliskan tentang apa
yang dipahami dari materi yang telah diajarkan
4.3 Analisis Data
4.3.1 Pra Siklus
Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA kelas V SDN
Sidorejo Lor 02 Salatiga masih rendah dari KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu
≥70. Dari 24 siswa, 11 siswa sudah mencapai target ketuntasan dan 13 siswa belum
memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 62,3. Hal ini disebabkan oleh
cara mengajar guru yang masih konvensional.
61
4.3.2 Siklus I
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti
melakukan diskusi dengan guru kelas 5 mengenai penyebab dari rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian diterapkannya pendekatan Team
Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran. Siklus I ini dilakukan selama dua
kali pertemuan. Berdasarkan proses belajar mengajar dengan pendekatan Team
Games Tournament (TGT), didapat hasil belajar pada pertemuan I dengan rentang
nilai yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus I Pertemuan I Mata Pelajaran IPA
Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa
1 50 – 59 Tidak tuntas 1
2 60 – 69 Tidak tuntas 5
3 70 – 79 Tuntas 11
4 80 – 89 Tuntas 7
Dari data tersebut diperoleh rata-rata 71,04 dengan nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi 80. Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada
kondisi siklus I pertemuan I dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.8.
62
Tabel 4.8
Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I Mata
Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Kategori
Ketuntasan Skor Jumlah siswa
Presentase
(%)
1 Tuntas ≥70 18 75
2 Tidak tuntas <70 6 25
Jumlah 24 100
Pada siklus I pertemuan I ini mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu
dari 24 siswa terdapat 6 siswa atau 25% yang belum tuntas dalam belajarnya yaitu
yang memperoleh nilai <70, sedangkan 18 siswa lainnya atau 75% telah mencapai
ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥70. Berikut ini disajikan diagram
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I.
75%
25%Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 2
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I
Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
Terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dalam siklus I pertemuan II. Hasil
belajar siswa pada pertemuan II ini lebih baik dari pertemuan I. Rentang nilai pada
pertemuan II secara jelas dapat dilihat pada tabel 4.9.
63
Tabel 4.9
Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus I Pertemuan II Mata Pelajaran IPA
Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa
1 60 – 69 Belum tuntas 3
2 70 – 79 Tuntas 5
3 80 – 89 Tuntas 9
4 90 – 99 Tuntas 7
Dari data tersebut diperoleh rata-rata 80,63 dengan nilai terendah 60 dan nilai
tertinggi 95. Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada
kondisi siklus I pertemuan II dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II
Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Kategori
Ketuntasan Skor Jumlah siswa
Presentase
(%)
1 Tuntas ≥70 21 87,5
2 Tidak tuntas <70 3 12,5
Jumlah 24 100
Pada siklus I pertemuan II ini mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan
I yaitu dari 24 siswa terdapat 3 siswa atau 12,5% yang belum tuntas dalam belajarnya
yaitu yang memperoleh nilai <70 sesuai dengan KKM yang ditentukan oleh peneliti,
sedangkan 21 siswa lainnya atau 87,5% telah mencapai ketuntasan belajarnya yaitu
yang memperoleh nilai ≥70. Berikut ini disajikan diagram ketuntasan hasil belajar
siswa pada siklus I pertemuan II
64
Gambar 3
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II
Mata Pelajaran IPA kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
4.3.3 Siklus II
Siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam siklus I ini kemudian di sempurnakan di dalam siklus II. Siklus
II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pada siklus II ini mengalami
peningkatan dari pra siklus dan siklus I. Selanjutnya, untuk melihat secara jelas
rentang nilai hasil belajar pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11
Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus II Pertemuan I Mata Pelajaran IPA
Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa
1 50 – 59 Belum tuntas 1
2 60 – 69 Belum tuntas 3
3 70 – 79 Tuntas 9
4 80 – 89 Tuntas 9
5 90 – 99 Tuntas 2
65
Dari data tersebut diperoleh rata-rata 75 dengan nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi 90. Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada
siklus II pertemuan I dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I
Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Kategori
Ketuntasan Skor Jumlah siswa
Presentase
(%)
1 Tuntas ≥70 20 83
2 Tidak tuntas <70 4 17
Jumlah 24 100
Pada siklus I pertemuan II ini mengalami peningkatan dari pra siklus dan
siklus I yaitu dari 24 siswa terdapat 4 siswa atau 17% yang belum tuntas dalam
belajarnya yaitu yang memperoleh nilai <70 sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan oleh peneliti, sedangkan 20 siswa lainnya atau 83% telah mencapai
ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥70. Berikut ini disajikan diagram
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I.
Gambar 4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I
Mata Pelajaran IPA kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
66
Dalam siklus II pertemuan II ini tergolong sukses. Ketuntasan belajar kelas
pada pertemuan II ini telah melebihi pencapaian indikator keberhasilan penelitian
yaitu 90%. Hasil ketuntasan belajar pertemuan II secara lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.13.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus II Pertemuan II Mata Pelajaran IPA
Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa
1 60 – 69 Belum tuntas 2
2 70 – 79 Tuntas 3
3 80 – 89 Tuntas 12
4 90 – 99 Tuntas 7
Dari data tersebut diperoleh rata-rata 84,17 dengan nilai terendah 65 dan nilai
tertinggi 95. Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 pada
kondisi siklus I pertemuan II dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan II
Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN SidorejoLor 02 Salatiga
No Kategori
Ketuntasan
Skor Jumlah siswa Presentase
(%)
1 Tuntas ≥70 22 92
2 Tidak tuntas <70 2 8
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dari 24 siswa terdapat 2 siswa atau 8% yang
belum tuntas dalam belajarnya yaitu yang memperoleh nilai <70 sesuai dengan KKM
67
yang telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan 22 siswa lainnya atau 92% telah
mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥70. Berikut ini
disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan II.
Gambar 5
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan II
Mata Pelajaran IPA kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
4.3.4 Pembahasan
Berdasarkan obervasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SDN
Sidorejo Lor 02 Salatiga ditemukan bahwa hasil siswa masih rendah, hal ini
disebabkan siswa diberikan materi tentang “Bumi dan Alam Semesta” melalui
metode ceramah saja yang dilakukan oleh guru, sehingga anak kurang tertarik dengan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa
siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja
secara individual tidak tampak kreatif siswa, belum ada gagasan yang muncul. Siswa
terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton sehingga
nilai rata-rata pelajaran IPA rendah khususnya pada materi “Bumi dan Alam
Semesta”.
Upaya perbaikan pembelajaran di kelas dilakukan agar siswa dapat beraktivitas
dengan aktif dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Upaya tersebut yaitu dengan
cara menerapkan pendekatan Team Games Tournament (TGT) selama siklus I dan
68
siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari pra siklus ke
siklus I kemudian ke siklus II, dengan hasil belajar pada siklus II telah mencapai
ketuntasan secara klasikal yaitu lebih dari 90% sehingga dapat dikatakan tuntas. Hal
ini sesuai dengan pendapat Triatno (2011:64) dalam Dhimas Lutfi (2008), yang
menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas jika telah memenuhi target
ketuntasan belajar 75%. Hasil pembelajaran tersebut membuktikan bahwa dengan
mengaktifkan siswa melalui pendekatan Team Games Tournament (TGT) dapat
membantu siswa dalam memahami konsep IPA khususnya materi Bumi dan Alam
Semesta. Peningkatan hasil ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
secara jelas dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15
Rekapitulasi Kenaikan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II Mata
Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
No Kondisi
Jumlah siswa
yang belum
tuntas
Persentase
(%)
Jumlah
siswa yang
tuntas
Persentase
(%)
1 Pra siklus 16 67 8 33
2 Siklus I
Pertemuan I 6 25 18 75
Pertemuan II 3 12,5 21 87,5
3 Siklus II
Pertemuan I 4 17 20 83
Pertemuan II 2 8 22 92
Perbandingan ketuntasan belajar siswa secara lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 6.
69
Gambar 6
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga
Berdasarkan pengamatan pada gambar 6, secara keseluruhan rangkaian proses
penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pendekatan Team Games
Tournament (TGT) pada pokok bahasan bumi dan alam semesta dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Penerapan pendekatan Team Games Tournament (TGT) ini dapat
membuat pembelajaran yang dilakukan lebih bervariasi, sehingga siswa akan
termotivasi untuk belajar, guru dapat memantau dan mengidentifikasi sejauh mana
keaktifan siswa, dan membuat pembelajaran lebih menarik bahkan menyenangkan
tidak monoton seperti sebelumnya. Selain itu, guru juga dapat mengetahui siswa yang
kurang aktif dalam proses belajar mengajar untuk dapat menjadi aktif, sehingga akan
berpengaruh baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hamalik ( 2003: 172 ) Dhimas Lutfi (2008) yang menyatakan
bahwa aktivitas belajar diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa
pada proses pembelajaran, dimana siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga
dengan demikian siswa tersebut memperoleh pengetahuan, pengalaman, pemahaman
dan aspek-aspek lain tentang apa yang ia lakukan. Oleh karena itu, dengan
mengaktifkan siswa dalam kelompok belajar dapat membuat siswa cenderung terlatih
70
berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun ada dua siswa yang
belum tuntas mengenai hasil belajarnya setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Team Games Tournament (TGT) itu dikarenakan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi seperti yang sudah dijelaskan dalam kajian teori bab II
mengenai faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar pada dua siswa yang belum tuntas terutama pada faktor
ekstern yaitu faktor pada keluarga dan sekolah.