bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran …€¦ · belajar, alat lembar kerja siswa,...
TRANSCRIPT
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Kanisius Kaliwinong
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran
2013/2014. Obyek penelitian adalah siswa kelas III yang berjumlah 27 siswa,
terdiri dari 13 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Letak SD Kanisius
Kaliwinong berada di Dusun Kaliwinong, Desa Banyukuning, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang. Sarana di SD Kanisius Kaliwinong diantaranya
6 ruang kelas, 1 ruang tamu, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1
gudang, 1 ruang multimedia, 1 ruang gudang, 1 WC untuk guru dan 3 WC untuk
siswa. Keadaan setiap ruangan baik, terdapat ventilasi yang memadai, penerangan
yang cukup dan suasana yang nyaman. Selain itu, halaman juga cukup luas yang
biasanya digunakan untuk upacara bendera dan kegiatan sekolah lainnya.
Lingkungan di SD Kanisius Kaliwinong sangat tenang karena berada di
dalam desa sehingga lingkungan belajar kondusif karena jauh dari hirukpikuk
jalan raya. Sebagian besar siswa di SD Kanisius Kaliwinong ini dibesarkan dalam
keluarga menengah ke bawah, dengan pekerjaan orang tua sebagian besar adalah
petani dan buruh pabrik. Karakteristik peserta didik memang dikategorikan baik,
tetapi karena siswa dari desa menyebabkan siswa kurang maksimal menerima
pelajaran. Selain itu dari keluarga atau orang tuanya yang dulu belum pernah
sekolah dan masih buta huruf membuat anaknya sulit untuk belajar di rumah.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan
1) Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru lebih
mendominasi dalam proses belajar mengajar. Sejauh ini berdasarkan observasi
yang dilakukan, penggunaan metode ceramah, tanya jawab dan mengerjakan tugas
masih sering digunakan dalam proses pembelajaran khususnya di SD Kanisius
Kaliwinong. Hanya sedikit guru yang menerapkan model pembelajaran dalam
64
proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa masih kurang
maksimal. Khususnya dalam pembelajaran Matematika di sekolah dasar.
Berdasarkan data dokumentasi nilai hasil ulangan pada mata pelajaran
Matematika siswa kelas III memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal. Hal
ini dapat dilihat dari hasil ulangan Matematika masih banyak siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM > 65 dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai
63,33. Hasil belajar yang kurang maksimal tersebut dikarenakan guru cenderung
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah,
kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar dan suasana pembelajaran yang
monoton. Dengan demikian diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum
dilakukan tindakan penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika
III Semester II SD Kanisius Kaliwinong Tahun Pelajaran 2013/2014
No. Ketuntasan Skor Jumlah Presentase(%)
1. Tuntas KKM ≥ 65 13 482. Belum Tuntas KKM < 65 14 52
Total 27 100
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa siswa yang mencapai ketuntasan
belajar, dengan nilai KKM ≥ 65 sebanyak 13 siswa (48%) sedangkan siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa (52%). Dengan nilai rata-
rata 63,33 dan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 45.
Berdasarkan data hasil belajar yang kurang maksimal dari siswa kelas III
SD Kanisius Kaliwinong Tahun Pelajaran 2013/2014, peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
Pendekatan RME melalui Media Visual dalam pembelajaran guna meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika yang akan dilakukan dalam
dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dimana 2 kali pertemuan
menggunakan Pendekatan RME melalui Media Visual dan pertemuan ketiga
evaluasi untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa.
65
4.2.2 Pelaksanaan Siklus I
1. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan pada pertemuan I, maka peneliti
menyusun materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang
perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya RPP, media
belajar, alat lembar kerja siswa, serta lembar observasi aktivitas guru dan siswa
lembar evaluasi. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan pokok bahasan “Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang”,
kemudian menentukan tujuan serta membagi kelompok yang terdiri dari 5-6
siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 April 2014, pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 April 2014, dan pertemuan ketiga pada
hari kamis tanggal 24 April 2014 dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2
jam pelajaran (2 x 35 menit).
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 21 April 2014 pukul 07.35-08.45 WIB dengan kompetensi
dasar menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Pada pertemuan pertama
terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu membandingkan
persegi dan persegi panjang, menaksir keliling, luas persegi dan persegi panjang
dengan menghitung petak satuan. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran
pada Siklus I pertemuan pertama:
66
a. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, di kegiatan awal guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam kepada siswa. Pembelajaran dilaksanakan pada
jam pertama sehingga pada kegiatan awal ini dilaksanakan kegiatan doa,
presensi dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi,
selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan
menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan
Pendekatan RME melalui Media Visual. Dalam kegiatan apersepsi Siswa
diajak menyebutkan benda sekeliling ruangan.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru memberikan materi dan tanya jawab
dengan siswa tentang keliling persegi dan persegi panjang. Guru memberikan
contoh masalah kontekstual dan cara menyelesaikan masalah dengan
menggunakan media.
Pada kegiatan elaborasi guru kemudian membagi siswa dalam 5 kelompok,
tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru kemudian memberi masalah
kontekstual berupa lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok dan
meminta siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah kontekstual
dalam lembar kerja siswa. Selama proses belajar berlangsung guru mengamati
dan membimbing siswa atau kelompok yang belum mengerti dan belum paham
dengan permasalahan yang diterima.
Pada kegiatan konfirmasi, setelah semua kelompok selesai mengerjakan
lembar kerja siswa, masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa yang tidak presentasi
menyimak dan menanggapi hasil kelompok lain. Selanjutnya guru bertanya
jawab dengan siswa tentang kejelasan materi, meluruskan pemahaman dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru memberi umpan
balik positif berdasarkan hasil diskusi bersama. Siswa bersama guru membuat
kesimpulan bersama.
67
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini guru melakukan refleksi yaitu dengan mengaitkan materi
yang telah dipelajari dengan situasi nyata kehidupan siswa. Kemudian guru
menanyakan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran matematika yang telah
dilaksanakan dengan pendekatan RME melalui media visual. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya, kemudian guru menutup dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 23 April 2014 pukul 07.35-08.45 WIB dengan kompetensi
dasar menghitung luas persegi dan persegi panjang. Pada pertemuan kedua
terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan keliling,
luas persegi, menemukan keliling, luas persegi panjang. Berikut adalah langkah-
langkah pembelajaran pada Siklus I pertemuan kedua:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan kedua, di kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam kepada siswa. Pembelajaran dilaksanakan pada jam
pertama sehingga pada kegiatan awal ini dilaksanakan kegiatan doa, presensi
dan memeriksa kesiapan siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi,
selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan
menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan
Pendekatan RME melalui Media Visual. Dalam kegiatan apersepsi Siswa
diajak berjalan mengitari ruang kelas.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru memberikan materi dan tanya jawab
dengan siswa tentang keliling persegi dan persegi panjang. Guru memberikan
contoh masalah kontekstual dan cara menyelesaikan masalah dengan
menggunakan media.
68
Pada kegiatan elaborasi guru kemudian membagi siswa dalam 5
kelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru kemudian memberi
masalah kontekstual berupa lembar kerja siswa kepada masing-masing
kelompok dan meminta siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah
kontekstual dalam lembar kerja siswa. Selama proses belajar berlangsung guru
mengamati dan membimbing siswa atau kelompok yang belum mengerti dan
belum paham dengan permasalahan yang diterima.
Pada kegiatan konfirmasi, setelah semua kelompok selesai mengerjakan
lembar kerja siswa, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya, siswa yang tidak presentasi menyimak dan menanggapi hasil
kelompok lain. Selanjutnya guru bertanya jawab dengan siswa tentang
kejelasan materi, meluruskan pemahaman dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya. Guru memberi umpan balik positif berdasarkan hasil
diskusi bersama. Siswa bersama guru membuat kesimpulan bersama.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini guru melakukan refleksi yaitu dengan mengaitkan materi
yang telah dipelajari dengan situasi nyata kehidupan siswa. Kemudian guru
menanyakan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran matematika yang telah
dilaksanakan dengan pendekatan RME melalui media visual. Selanjutnya guru
menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya, dan guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Kamis, 24 April 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pembelajaran pada pertemuan
ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua yang telah guru pengajar laksanakan pada hari Senin dan Rabu
secara berturut-turut. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru
pengajar melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika setelah
69
pembelajaran dengan pendekatan RME melalui Media Visual pada siswa kelas III
SD Kanisius Kaliwinong Kecamatan Bandungan.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali
dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan
siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Sebelum guru pengajar mengadakan tes evaluasi, guru memberikan sedikit
penjelasan dan contoh soal yang merasa sulit bagi siswa. Setelah itu guru
pengajar menjelaskan kepada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal
tes evaluasi hasil belajar, kemudian guru pengajar membagikan soal evaluasi
pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru
pengajar mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan soal evaluasi, lembar evaluasi dikumpulkan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan diakhiri dengan pemberian tugas rumah dan menyampaikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru pengajar
mengucapkan salam penutup.
70
3. Tahap Observasi Tindakan Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan
pembelajaran. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau sejauh mana
pengaruh upaya tindakan perbaikan melalui penerapan pembelajaran dengan
pendekatan RME melalui media visual terhadap tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi
kegiatan siswa dengan cara mengamati aktifitas siswa dan menyesuaikan dengan
indikator respon siswa pada lembar observasi.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru pengamat (observer) untuk
mengamati aktivitas selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, baik itu
aktivitas guru maupun kegiatan siswa. Hasil observasi atau pengamatan kegiatan
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20 aspek aktivitas
guru dan 20 aspek kegiatan siswa. Masing-masing aspek dalam lembar observasi
tersebut hanya terdapat jawaban “ya” atau “tidak”. Untuk jawaban “ya’ berarti
aspek dalam lembar observasi tersebut telah dilakukan, dan untuk jawaban “tidak”
berarti aspek dalam lembar observasi tersebut tidak dilakukan selama melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi tindakan guru pada siklus I pertemuan pertama
dan pertemuan kedua dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan RME
melalui Media Visual pada pelajaran Matematika dapat dilihat pada tabel 4.2
sebagai berikut.
71
Tabel 4.2Data Kegiatan Guru Pendekatan RME melalui Media Visual Siklus I
No Kegiatan GuruPertemuan
1 2YA YA
1 Guru memberikan salam pembuka √ √2 Guru memberikan apersepsi dan motivasi. √ √3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √
4Guru memberi penjelasan dan gambaran umum mengenaimateri yang akan dipelajari.
√ √
5 Guru menyampaikan materi dan pemberian contoh. √ √6 Memberikan masalah kontekstual kepada siswa. √ √
7Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahamimasalah kontekstual
√ √
8Menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan caramemberikan petunjuk-petunjuk.
√ √
9Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalahkontekstual.
√ √
10Mengarahkan siswa menyelesaikan masalah melaluimedia yang disediakan.
√ √
11Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media secaraefektif dan efisien.
√ √
12Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk salingmengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok
√ √
13Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi danmembantu siswa yang memerlukan bantuan.
√ √
14Guru melibatkan siswa aktif bertanya dan menyampaikanpendapat pada saat kerja kelompok / presentasi.
√ √
15 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ √
16Mengarahkan diskusi antar kelompok untuk menemukanpenyelesaian.
√ √
17Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarikkesimpulan.
√ √
18Guru melibatkan siswa dalam membuat penegasan ataukesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasilpemecahan siswa.
√ √
19Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas pekerjaanrumah kepada siswa.
√ √
20 Menyisipkan pesan moral dan pesan penutup. √ √
72
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua semua langkah pembelajaran
berdasarkan masalah telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah
sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran
berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Berarti pada siklus I ini, variabel tindakan telah mencapai indikator
keberhasilan.
Selain langkah-langkah yang kesemuanya telah berhasil dilakukan,
keberhasilan tersebut juga didukung dengan respon positif siswa selama
pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. Respon-respon siswa yang
ditunjukkan adalah respon positif terhadap pembelajaran berdasarkan masalah,
seperti ketertarikan terhadap masalah yang disajikan, keantusiasan siswa dalam
belajar, keterlibatan siswa, keaktifan siswa dan kerja sama siswa dalam
pembelajaran. Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi
kegiatan siswa dengan cara mengamati aktifitas-aktifitas setiap siswa dan
menyesuaikan dengan indicator-indikator respon siswa pada lembar observasi.
Dari hasil observasi, respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai
berikut.
73
Tabel 4.3Data Respon Siswa Pendekatan RME melalui Media Visual Siklus I
No Respon SiswaPertemuan
1 2YA YA
1 Siswa membalas salam guru. √ √
2Siswa memperhatikan guru memberikan apersepsi danmotivasi.
√ √
3Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuanpembelajaran.
√ √
4Siswa menyimak penjelasan dan gambaran umummengenai materi yang akan dipelajari.
√ √
5Siswa memperhatikan materi dan contoh yang diberikanguru.
√ √
6 Siswa aktif dan antusias mendalami materi. √ √7 Siswa aktif untuk memahami masalah kontekstual √ √
8Siswa memperhatikan guru saat memberikan petunjuk-petunjuk mengenai masalah kontekstual.
√ √
9 Siswa tidak ramai sendiri tetapi aktif mengerjakan. √ √
10Siswa aktif berdiskusi untuk menyelesaikan masalahkontekstual melalui media yang disediakan.
√ √
11 Siswa memanfaatkan media secara efektif dan efisien. √ √
12Siswa aktif dan saling mengeluarkan pendapat dalamkerja kelompok
√ √
13 Siswa berani membacakan hasil kerja kelompok. √ √14 Siswa memperhatikan teman saat presentasi. √ √
15Siswa aktif bertanya dan menyampaikan pendapat padasaat kerja kelompok / presentasi.
√ √
16 Siswa memperhatikan konfirmasi guru. √ √17 Siswa secara aktif dapat membuat kesimpulan. √ √
18Siswa menanggapi dan menyimpulkan pembelajaranbersama guru.
√ √
19 Siswa memperhatikan guru saat pemberian tugas rumah. √ √
20Siswa mendengarkan motivasi guru dan membalas salamguru
√ √
74
4. Tahap Refleksi Siklus I
Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
dilakukan setiap pertemuan dalam 1 siklus. Refleksi bertujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan
bersama antara guru pengajar (peneliti), guru kelas (observer) dan perwakilan
beberapa siswa. Rincian tahapan refleksi setiap pertemuan sebagai berikut.
a) Pertemuan Pertama
Kegiatan refleksi pada pertemuan pertama diadakan pada akhir kegiatan
pembelajaran dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru pengajar,
guru observer, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas III. Kegiatan diskusi
tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan Pendekatan RME melalui Media Visual.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui observasi aktivitas
guru pada siklus I pertemuan pertama masih terdapat 3 indikator
pembelajaran yang belum dijalankan dari 20 indikator. Hasil persentase
perolehan aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 85%. Sedangkan
aktivitas siwa terdapat 4 indikator yang belum terlaksana dengan baik dan
presentase perolehan aktivitas siswa pada pertemuan pertama ada 80%.
Dari hasil refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan pertemuan
pertama siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan Pendekatan RME melalui
Media Visual. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:
1) Kelebihan
a. Rancangan pembelajaran sudah terprogram.
b. Siswa mulai tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dengan adanya
media yang digunakan.
2) Kekurangan
a. Guru belum memberikan penjelasan dan gambaran umum materi.
b. Guru belum memberikan kesempatan siswa untuk membuat
kesimpulan sendiri.
c. Guru belum melibatkan siswa dalam penegasan materi.
75
Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran pada pertemuan pertama, maka yang menjadi bahan
pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan kedua pada siklus I sebagai berikut:
a) Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru pengajar terlebih
dahulu menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai jalannya
pembelajaran
b) Guru pengajar lebih melibatkan siswa dalam melakukan penyimpulan.
c) Guru pengajar saat melakukan penegasan materi, siswa harus
dilibatkan.
b) Pertemuan Kedua
Kegiatan refleksi pada pertemuan kedua dilaksanakan bersama guru
pengajar, guru observer dan perwakilan dari beberapa siswa kelas III.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui observasi aktivitas
guru pada siklus I pertemuan kedua masih terdapat 1 indikator pembelajaran
yang belum dijalankan dari 20 indikator. Hasil persentase perolehan aktivitas
guru pada pertemuan pertama sebesar 95%. Sedangkan aktivitas siwa terdapat
2 indikator yang belum terlaksana dengan baik dan presentase perolehan
aktivitas siswa pada pertemuan pertama ada 90%.
Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan
pertemuan kedua siklus I terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan RME
melalui Media Visual. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:
a) Kelebihan
1) Guru pengajar sudah menerapkan langkah-langkah Pendekatan RME
melalui Media Visual dengan baik dan sesuai rencana.
2) Siswa mulai terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran.
3) Siswa mampu bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya.
b) Kekurangan
1) Guru masih belum terlihat memberi kesempatan siswa untuk
meyimpulkan pembelajaran.
76
Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran pada pertemuan pertama, maka yang menjadi bahan
pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan kedua pada siklus I sebagai berikut:
a) Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru pengajar terlebih
dahulu menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai jalannya
pembelajaran
b) Guru pengajar saat melakukan penegasan materi dan kesimpulan,
siswa harus dilibatkan.
Dan Melalui hasil refleksi ini, peneliti memutuskan untuk mengadakan
tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai pemantapan keberhasilan
pembelajaran setelah diterapkannya Pendekatan RME melalui Media Visual.
4.2.3 Pelaksanaan Siklus II
1. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II
Setelah diperoleh informasi pada pelaksanaan siklus I, maka peneliti
menyusun materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang
perlu digunakan diantaranya RPP, media visual (puzzle), lembar kerja siswa,
lembar observasi aktivitas guru serta lembar observasi keaktifan siswa. Peneliti
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan
“Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang”.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal selasa 29 April 2014, pertemuan kedua dilaksanakan
pada tanggal rabu 30 April 2014, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal
jumat 2 Mei 2014, dengan alokasi setiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran (2 x 35
menit). Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 29 April 2014 pukul 07.35-08.45 WIB dengan kompetensi
dasar menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Pada pertemuan pertama
terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu membandingkan luas
77
persegi dan persegi panjang dan mencari luas persegi dan persegi panjang yang
paling luas pada petak satuan. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada
Siklus II pertemuan pertama:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, di kegiatan awal guru membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam kepada siswa. Pembelajaran dilaksanakan pada
jam pertama sehingga pada kegiatan awal ini dilaksanakan kegiatan doa,
presensi dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi,
selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan
menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan
Pendekatan RME melalui Media Visual. Dalam kegiatan apersepsi Siswa
diajak mengitung jumlah otak pada atap/ ternit ruang kelas.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru memberikan materi dan tanya
jawab dengan siswa tentang keliling persegi dan persegi panjang. Guru
memberikan contoh masalah kontekstual dan cara menyelesaikan masalah
dengan menggunakan media.
Pada kegiatan elaborasi guru kemudian membagi siswa dalam 5 kelompok,
tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru kemudian memberi masalah
kontekstual berupa lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok dan
meminta siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah kontekstual
dalam lembar kerja siswa. Selama proses belajar berlangsung guru
mengamati dan membimbing siswa atau kelompok yang belum mengerti dan
belum paham dengan permasalahan yang diterima.
Pada kegiatan konfirmasi, setelah semua kelompok selesai mengerjakan
lembar kerja siswa, masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa yang tidak presentasi
menyimak dan menanggapi hasil kelompok lain. Selanjutnya guru bertanya
jawab dengan siswa tentang kejelasan materi, meluruskan pemahaman dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru memberi umpan
78
balik positif berdasarkan hasil diskusi bersama. Siswa bersama guru membuat
kesimpulan bersama.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini guru melakukan refleksi yaitu dengan mengaitkan materi
yang telah dipelajari dengan situasi nyata kehidupan siswa. Kemudian guru
menanyakan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran matematika yang
telah dilaksanakan dengan pendekatan RME melalui media visual.
Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, kemudian guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 30 April 2014 pukul 07.35-08.45 WIB dengan kompetensi
dasar menghitung luas persegi dan persegi panjang. Pada pertemuan kedua
terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu mengurutkan persegi
dan persegi panjang dari yang luas dan menyelesaikan soal cerita yang
berhubungan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang. Berikut langkah-
langkah pembelajaran pada Siklus II pertemuan kedua:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pada pertemuan II, di kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam kepada siswa. Pembelajaran dilaksanakan pada jam
pertama sehingga pada kegiatan awal ini dilaksanakan kegiatan doa, presensi
dan memeriksa kesiapan siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi,
selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan
menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan
Pendekatan RME melalui Media Visual. Dalam kegiatan apersepsi Siswa
diajak mengurutkan benda yang paling besar di ruang kelas.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru memberikan materi dan tanya
jawab dengan siswa tentang keliling persegi dan persegi panjang. Guru
79
memberikan contoh masalah kontekstual dan cara menyelesaikan masalah
dengan menggunakan media.
Pada kegiatan elaborasi guru kemudian membagi siswa dalam 5
kelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru kemudian memberi
masalah kontekstual berupa lembar kerja siswa kepada masing-masing
kelompok dan meminta siswa untuk memahami dan menyelesaikan masalah
kontekstual dalam lembar kerja siswa. Selama proses belajar berlangsung
guru mengamati dan membimbing siswa atau kelompok yang belum mengerti
dan belum paham dengan permasalahan yang diterima.
Pada kegiatan konfirmasi, setelah semua kelompok selesai mengerjakan
lembar kerja siswa, masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa yang tidak presentasi
menyimak dan menanggapi hasil kelompok lain. Selanjutnya guru bertanya
jawab dengan siswa tentang kejelasan materi, meluruskan pemahaman dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru memberi umpan
balik positif berdasarkan hasil diskusi bersama. Siswa bersama guru membuat
kesimpulan bersama.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini guru melakukan refleksi yaitu dengan mengaitkan materi
yang telah dipelajari dengan situasi nyata kehidupan siswa. Kemudian guru
menanyakan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran matematika yang
telah dilaksanakan dengan pendekatan RME melalui media visual.
Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, kemudian guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Jumat 2 Mei 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Pembelajaran pada pertemuan
ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua yang telah guru pengajar laksanakan pada hari Senin dan Rabu
80
secara berturut-turut. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru
pengajar melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika setelah
pembelajaran dengan pendekatan RME melalui Media Visual pada siswa kelas III
SD Kanisius Kaliwinong Kecamatan Bandungan.
a. Kegiatan Pendahuluan
Pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan
dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Sebelum guru pengajar mengadakan tes evaluasi, guru memberikan sedikit
penjelasan dan contoh soal yang merasa sulit bagi siswa. Setelah itu guru
pengajar menjelaskan kepada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan
soal tes evaluasi hasil belajar, kemudian guru pengajar membagikan soal
evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan
guru pengajar mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua
siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, lembar evaluasi dikumpulkan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan diakhiri dengan mengumumkan hasil perolehan nilai tes siswa
dan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Guru pengajar mengucapkan salam penutup.
2. Tahap Observasi Tindakan Siklus II
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan
pembelajaran. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau sejauh mana
pengaruh upaya tindakan perbaikan melalui penerapan pembelajaran dengan
pendekatan RME melalui media visual terhadap tujuan pembelajaran yang
81
diinginkan. Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi
kegiatan siswa dengan cara mengamati aktifitas siswa dan menyesuaikan dengan
indikator respon siswa pada lembar observasi.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru pengamat (observer) untuk
mengamati aktivitas selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, baik itu
aktivitas guru maupun kegiatan siswa. Hasil observasi atau pengamatan kegiatan
pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20 aspek aktivitas
guru dan 20 aspek kegiatan siswa. Masing-masing aspek dalam lembar observasi
tersebut hanya terdapat jawaban “ya” atau “tidak”. Untuk jawaban “ya’ berarti
aspek dalam lembar observasi tersebut telah dilakukan, dan untuk jawaban “tidak”
berarti aspek dalam lembar observasi tersebut tidak dilakukan selama melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi tindakan guru pada siklus II pertemuan pertama
dan pertemuan kedua dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan RME
melalui Media Visual pada mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut.
82
Tabel 4.4Data Kegiatan Guru Pendekatan RME melalui Media Visual Siklus II
No Kegiatam GuruPertemuan
1 2YA YA
1 Guru memberikan salam pembuka √ √2 Guru memberikan apersepsi dan motivasi. √ √3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √
4Guru memberi penjelasan dan gambaran umum mengenaimateri yang akan dipelajari.
√ √
5 Guru menyampaikan materi dan pemberian contoh. √ √6 Memberikan masalah kontekstual kepada siswa. √ √
7Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahamimasalah kontekstual
√ √
8Menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan caramemberikan petunjuk-petunjuk.
√ √
9Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan masalahkontekstual.
√ √
10Mengarahkan siswa menyelesaikan masalah melaluimedia yang disediakan.
√ √
11Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media secaraefektif dan efisien.
√ √
12Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk salingmengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok
√ √
13Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi danmembantu siswa yang memerlukan bantuan.
√ √
14Guru melibatkan siswa aktif bertanya danmenyampaikan pendapat pada saat kerja kelompok /presentasi.
√ √
15 Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ √
16Mengarahkan diskusi antar kelompok untuk menemukanpenyelesaian.
√ √
17Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarikkesimpulan.
√ √
18Guru melibatkan siswa dalam membuat penegasan ataukesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasilpemecahan siswa.
√ √
19Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas pekerjaanrumah kepada siswa.
√ √
20 Menyisipkan pesan moral dan pesan penutup. √ √
83
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua semua langkah pembelajaran
berdasarkan masalah telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah
sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran
berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Berarti pada siklus I ini, variabel tindakan telah mencapai indikator
keberhasilan.
Selain langkah-langkah yang kesemuanya telah berhasil dilakukan,
keberhasilan tersebut juga didukung dengan respon positif siswa selama
pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. Respon-respon siswa yang
ditunjukkan adalah respon positif terhadap pembelajaran berdasarkan masalah,
seperti ketertarikan terhadap masalah yang disajikan, keantusiasan siswa dalam
belajar, keterlibatan siswa, keaktifan siswa dan kerja sama siswa dalam
pembelajaran. Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi
kegiatan siswa dengan cara mengamati aktifitas-aktifitas setiap siswa dan
menyesuaikan dengan indicator-indikator respon siswa pada lembar observasi.
Dari hasil observasi, respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai
berikut.
84
Tabel 4.5Data Respon Siswa Pendekatan RME melalui Media Visual Siklus II
No Respon SiswaPertemuan
1 2YA YA
1 Siswa membalas salam guru. √ √
2Siswa memperhatikan guru memberikan apersepsi danmotivasi.
√ √
3Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuanpembelajaran.
√ √
4Siswa menyimak penjelasan dan gambaran umummengenai materi yang akan dipelajari.
√ √
5Siswa memperhatikan materi dan contoh yang diberikanguru.
√ √
6 Siswa aktif dan antusias mendalami materi. √ √7 Siswa aktif untuk memahami masalah kontekstual. √ √
8Siswa memperhatikan guru saat memberikan petunjuk-petunjuk mengenai masalah kontekstual.
√ √
9 Siswa tidak ramai sendiri tetapi aktif mengerjakan. √ √
10Siswa aktif berdiskusi untuk menyelesaikan masalahkontekstual melalui media yang disediakan.
√ √
11 Siswa memanfaatkan media secara efektif dan efisien. √ √
12Siswa aktif dan saling mengeluarkan pendapat dalam kerjakelompok
√ √
13 Siswa berani membacakan hasil kerja kelompok. √ √14 Siswa memperhatikan teman saat presentasi. √ √
15Siswa aktif bertanya dan menyampaikan pendapat padasaat kerja kelompok / presentasi.
√ √
16 Siswa memperhatikan konfirmasi guru. √ √17 Siswa secara aktif dapat membuat kesimpulan. √ √
18Siswa menanggapi dan menyimpulkan pembelajaranbersama guru.
√ √
19 Siswa memperhatikan guru saat pemberian tugas rumah. √ √
20Siswa mendengarkan motivasi guru dan membalas salamguru.
√ √
85
3. Tahap Refleksi Siklus IITahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan pada setiap pertemuan dalam siklus II. Refleksi bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan
refleksi dilakukan bersama antara guru pengajar (peneliti), guru kelas (observer)
dan perwakilan beberapa siswa. Rincian tahapan refleksi pada setiap pertemuan
sebagai berikut.
1. Pertemuan Pertama
Kegiatan refleksi pada pertemuan pertama diadakan dalam bentuk diskusi,
diskusi ini dilakukan oleh guru observer, peneliti, dan perwakilan dari
beberapa siswa kelas III. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan RME melalui
Media Visual.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi
aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama menunjukkan hasil yang
sangat bagus, terbukti hanya ada 1 indikator dari 20 indikator yang belum
dilakukan. Hasil persentase perolehan aktivitas guru pada pertemuan pertama
sebesar 95% dan pada aktivitas siswa ada 2 indikator yang belum terlaksana.
Hasil perolehan aktivitas siswa mencapai 90%
Dari hasil refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan pertama dapat diketahui beberapa kelebihan dalam pelaksanaan
tindakan pembelajaran menggunakan Pendekatan RME melalui Media
Visual. Kelebihan tersebut diantaranya:
1. Kelebihan
a. Guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara terprogram.
b. Siswa mulai terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Siswa merasa nyaman dengan pembelajaran.
2. Kelemahan
a. Guru kurang melibatkan siswa dalam membuat penegasan atau
kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan
siswa.
86
Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran pada pertemuan pertama, maka yang menjadi bahan
pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan kedua pada siklus I sebagai berikut:
a) Karena guru sudah mengenal peserta didik, harus lebih banyak
komunikasi.
b) Guru pengajar lebih melibatkan siswa dalam melakukan penyimpulan
dan penegasan.
2. Pertemuan Kedua
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi
aktivitas guru maupun aktivitas siswa pada siklus II pertemuan kedua
menunjukkan hasil yang sangat bagus, terbukti dalam kegiatan pembelajaan
semua langkah Pendekatan RME melalui Media Visual dilakukan. Dari hasil
observasi pada pertemuan kedua dengan indikator penilaian aktivitas guru
sebanyak 20 item, hasil persentase perolehan aktivitas guru pada pertemuan
kedua sebesar 100%.
Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sangat bagus.
Pertemuan pertama dan pertemuan kedua menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan. Dari hasil pengamatan aktivitas guru terbukti hasil perolehan
pada lembar observasi yang diamati pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua secara berturut-turut sebesar 95% dan 100%. Sehingga penulis
memutuskan penerapan metode pembelajaran matematika dengan pendekatan
RME melalui media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1 Hasil Belajar
4.3.1.1 Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan pada hari Jumat 24 April
2014 didapatkan hasil belajar 27 siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I
dalam mata pelajaran matematika kelas III SD Kanisius Kaliwinong dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut:
87
Tabel 4.6Distribusi hasil belajar Siklus I
NO KATEGORI NILAI FREKUENSI PRESENTASE1 TIDAK TUNTAS 59 – 65 2 7,41 %
2 TUNTAS
66 – 72 7 25,93 %73 – 79 4 14,81 %80 – 86 9 33,33 %87 – 93 4 14,81 %94 – 100 1 3,70 %
Jumlah 27 100%Rata 76
Tertinggi 100Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran matematika dengan pendekatan RME melalui media visual pada
siklus I dengan nilai rata-rata 76 dan nilai tertinggi dengan nilai 100 sedangkan
nilai terendah 60. Keseluruhan hasil belajar siswa yang mendapat nilai antara 59-
65 sebanyak 2 siswa dengan presentase 7,41%, nilai antara 66-72 ada 7 siswa
dengan presentase 25,93%, nilai antara 73-79 ada 4 siswa dengan presentase
14,81%, nilai antara 80-86 ada 9 siswa dengan presentase 33,33%, nilai antara 87-
93 ada 4 siswa dengan presentase 14,81% dan siswa yang mendapat nilai antara
94-100 sebanyak 1 siswa dengan presentase 3,70%.
Kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan pada kondisi awal
sebelum dilakukannya tindakan penelitian. Dimana pada kondisi awal sebelum
dilakukan tindakan untuk nilai terendah adalah 45, nilai tertinggi adalah 80 dan
rata-rata nilai siswa pada kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan penelitian
adalah 63,33. Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=65) dapat disajikan dan dilihat dalam bentuk tabel
4.7 berikut:
88
Tabel 4.7Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
No NilaiSiklus I
KeteranganJumlahSiswa
Presentase
1 < 65 2 7,41% Belum Tuntas2 ≥ 65 25 92,59% TuntasJUMLAH 27 100%
Berdasarkan tabel 4.7 presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus
I dalam mata pelajaran matematika kelas III SD Kanisius Kaliwinong,
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 2 siswa atau sebesar 7,41% dari total
keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 25 siswa atau sebesar 92,59% dari total
keseluruhan siswa.
Kondisi ini mengalami perbaikan dibandingkan pada kondisi awal sebelum
tindakan. Dimana pada kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan, siswa yang
hasil belajarnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65)
sebanyak 14 siswa atau sebesar 51,85% dari total keseluruhan siswa. Kini setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I, siswa yang belum tuntas turun menjadi 2
siswa atau sebesar 7,41% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan untuk tingkat
ketuntasan pada kondisi awal jumlah siswa yang hasil belajarnya telah dinyatakan
tuntas hanya sebanyak 13 siswa atau sebesar 48,15% dari total keseluruhan siswa.
Kini setelah dilaksanakan tindakan penelitian pada siklus I, siswa yang hasil
belajarnya dinyatakan tuntas naik menjadi 25 siswa atau sebesar 92,59% dari total
keseluruhan siswa.
4.3.1.2 Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Mei 2014
didapatkan hasil belajar 27 siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II
dalam mata pelajaran matematika kelas SD Kanisius Kaliwinong Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang pada tabel 4.8 adalah sebagai berikut:
89
Tabel 4.8Distribusi Hasil Belajar Siklus II
NO KATEGORI NILAI FREKUENSI PRESENTASE1 TIDAK TUNTAS 59 – 65 0 0%
2 TUNTAS
66 – 72 1 3,70 %73 – 79 1 3,70 %80 – 86 4 14,81 %87 – 93 13 66,67 %94 – 100 8 29,63 %
Jumlah 27 100%Rata 90
Tertinggi 100Terendah 67
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran matematika dengan pendekatan RME melalui media visual pada
siklus II dengan nilai rata-rata 90 dan nilai tertinggi dengan nilai 100 sedangkan
nilai terendah 67. Keseluruhan hasil belajar siswa yang mendapat nilai antara 59-
65 sebanyak 0 siswa dengan presentase 0%, nilai antara 66-72 ada 1 siswa dengan
presentase 370%, nilai antara 73-79 ada 1 siswa dengan presentase 3,70%, nilai
antara 80-86 ada 4 siswa dengan presentase 14,81%, nilai antara 87-93 sebanyak
13 siswa dengan presentase 66,67% dan siswa yang mendapat nilai antara 94-100
sebanyak 8 siswa dengan presentase 29,63%.
Kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dimana
pada siklus I untuk nilai terendah adalah 60, nilai tertinggi adalah 100 dan rata-
rata nilai siswa pada siklus I adalah 76. Berdasarkan data perolehan hasil belajar
dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dapat disajikan dalam
bentuk tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
No NilaiSiklus II
KeteranganJumlahSiswa Presentase
1 < 65 0 0 Belum Tuntas2 ≥ 65 27 100 % TuntasJUMLAH 27 100
90
Berdasarkan tabel 4.9 presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus
II dalam mata pelajaran matematika kelas III SD Kanisius Kaliwinong,
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 0 siswa atau sebesar 0% dari total
keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 27 siswa atau sebesar 100% dari total
keseluruhan siswa.
Kondisi ini mengalami perbaikan dibandingkan pada kondisi awal sebelum
tindakan. Dimana pada siklus I, siswa yang hasil belajarnya belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 2 siswa atau sebesar 7,41%
dari total keseluruhan siswa. Kini setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II,
siswa yang belum tuntas turun menjadi 0 siswa atau sebesar 0% dari total
keseluruhan siswa. Sedangkan untuk tingkat ketuntasan pada siklus I jumlah
siswa yang hasil belajarnya telah dinyatakan tuntas sebanyak 25 siswa atau
sebesar 92,59% dari total keseluruhan siswa. Kini setelah dilaksanakan tindakan
penelitian pada siklus II, siswa yang hasil belajarnya dinyatakan tuntas naik
menjadi 27 siswa atau sebesar 100% dari total keseluruhan siswa.
4.3.1.3 Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I,
dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk table 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Nilai Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus IIJumlahSiswa
Persen(%)
Jumlahsiswa
Persen(%)
Jumlahsiswa
Persen(%)
1 <65 Belum Tuntas 14 51,85% 2 7,41% 0 0%2 ≥65 Tuntas 13 48,15% 25 92,59% 27 100%
Jumlah 27 100 27 100 27 100Nilai rata-rata 63,33 76 90Nilai Tertinggi 80 100 100NilaiTerendah 45 60 67
91
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dalam belajar. Sebelum diadakan tindakan, siswa yang tuntas
belajar hanya 13 siswa dan 14 siswa belum tuntas dalam belajar matematika.
Setelah dilaksanakan siklus I terdapat 25 siswa tuntas dalam belajar dan hanya 2
siswa yang belum tuntas. Selanjutnya dilaksanakan siklus II dimana keseluruhan
siswa mengalami ketuntasan belajar yaitu 27 siswa dan 0 siswa belum tuntas. Hal
ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan RME melalui media visual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Untuk lebih mudah membandingakan ketuntasan hasil belajar siswa
selama kegaitan penelitian ini. Maka disajikan ketuntasan hasil belajar siswa dari
kodisi awal, pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Diagram 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Diagram ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan adanya
perkembangan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, diagram tertinggi
menunjukkan gambaran data nilai siswa yang tidak tuntas KKM. Jumlah siswa
yang tidak tuntas KKM sebanyak 14 siswa. Lebih dari 50% siswa kelas III tidak
tuntas KKM pada kondisi awal. Pada diagram siklus I menunjukkan adanya
kenaikan pada jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM. Sedangkan untuk
PRA SIKLUS
13
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
91
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dalam belajar. Sebelum diadakan tindakan, siswa yang tuntas
belajar hanya 13 siswa dan 14 siswa belum tuntas dalam belajar matematika.
Setelah dilaksanakan siklus I terdapat 25 siswa tuntas dalam belajar dan hanya 2
siswa yang belum tuntas. Selanjutnya dilaksanakan siklus II dimana keseluruhan
siswa mengalami ketuntasan belajar yaitu 27 siswa dan 0 siswa belum tuntas. Hal
ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan RME melalui media visual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Untuk lebih mudah membandingakan ketuntasan hasil belajar siswa
selama kegaitan penelitian ini. Maka disajikan ketuntasan hasil belajar siswa dari
kodisi awal, pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Diagram 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Diagram ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan adanya
perkembangan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, diagram tertinggi
menunjukkan gambaran data nilai siswa yang tidak tuntas KKM. Jumlah siswa
yang tidak tuntas KKM sebanyak 14 siswa. Lebih dari 50% siswa kelas III tidak
tuntas KKM pada kondisi awal. Pada diagram siklus I menunjukkan adanya
kenaikan pada jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM. Sedangkan untuk
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
13
2527
14
20
Ketuntasan Hasil Belajar SiswaTUNTAS BELUM TUNTAS
91
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dalam belajar. Sebelum diadakan tindakan, siswa yang tuntas
belajar hanya 13 siswa dan 14 siswa belum tuntas dalam belajar matematika.
Setelah dilaksanakan siklus I terdapat 25 siswa tuntas dalam belajar dan hanya 2
siswa yang belum tuntas. Selanjutnya dilaksanakan siklus II dimana keseluruhan
siswa mengalami ketuntasan belajar yaitu 27 siswa dan 0 siswa belum tuntas. Hal
ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan RME melalui media visual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Untuk lebih mudah membandingakan ketuntasan hasil belajar siswa
selama kegaitan penelitian ini. Maka disajikan ketuntasan hasil belajar siswa dari
kodisi awal, pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Diagram 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Diagram ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan adanya
perkembangan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, diagram tertinggi
menunjukkan gambaran data nilai siswa yang tidak tuntas KKM. Jumlah siswa
yang tidak tuntas KKM sebanyak 14 siswa. Lebih dari 50% siswa kelas III tidak
tuntas KKM pada kondisi awal. Pada diagram siklus I menunjukkan adanya
kenaikan pada jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM. Sedangkan untuk
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
92
diagram tidak tuntas KKM turun sangat pesat. Hanya ada 2 siswa yang tidak
tuntas KKM. Ini menunjukkan tindakan siklus I memberikan pengaruh perubahan
yang signifikan bagi hasil belajar siswa kelas III dalam mata pelajaran
Matematika. Hasil belajar siswa yang masuk kriteria tuntas KKM naik sebanyak
25 siswa. Pemberian tindakan pada siklus II, juga memberikan pengaruh pada
kenaikan presentase hasil belajar siswa. Dari diagram pada siklus II, menunjukkan
adanya peningkatan sebanyak 2 siswa, yang tuntas KKM. Jika pada kondisi awal
siswa yang tuntas KKM hanya sebanyak 48,14%. Maka pada siklus I, presentase
siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM sebanyak 92,59%. Sedangkan hasil yang
diperoleh siklus II, menunjukkan kenaikan presentase sebanyak 100%.
4.3.2 Hasil Observasi
4.3.2.1 Analisis Data Hasil Observasi Siklus I
Hasil obeservasi siklus I pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
diisi oleh observer. Data yang menunjukkan kegiatan pembelajaran guru dan
siswa di pembelajaran siklus I pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
yang dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.11Hasil Observasi Kegiatan Siklus I
No Kegiatan Pembelajaran KeteranganPertemuan I Pertemuan II
Aktivitas Guru1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik2 Kegiatan Inti Baik Baik3 Kegiatan Penutup Cukup Baik
Aktivitas Siswa1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik2 Kegiatan Inti Cukup Baik3 Kegiatan Penutup Cukup Cukup
4.3.2.2 Analisis Data Hasil Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dalam pembelajaran siklus II sama dengan siklus I.
Menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, yang diisi oleh observer.
Data hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran di siklus II pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang dapat dilihat pada tabel 4.13.
93
Tabel 4.12Hasil Observasi Kegiatan Siklus II
No Kegiatan Pembelajaran KeteranganPertemuan 1 Pertemuan 2
Aktivitas Guru1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik2 Kegiatan Inti Baik Baik3 Kegiatan Penutup Baik Baik
Aktivitas Siswa1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik2 Kegiatan Inti Baik Baik3 Kegiatan Penutup Baik Baik
4.3.2.3 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksankan oleh observer terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan RME melalui media
visual, terjadi peningkatan dari setiap pertemuannya dan setiap siklusnya.
Perbandingan hasil observasi ini dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.13Hasil Observasi Kegiatan Siklus I dan Siklus II
NoKegiatan
PembelajaranSiklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan IIAktivitas Guru
1 KegiatanPendahuluan
Baik Baik Baik Baik
2 Kegiatan Inti Baik Baik Baik Baik3 Kegiatan
PenutupCukup Baik Baik Baik
Aktivitas Siswa1 Kegiatan
PendahuluanBaik Baik Baik Baik
2 Kegiatan Inti Cukup Baik Baik Baik3 Kegiatan
PenutupCukup Cukup Baik Baik
Berdasarkan data pada tabel 4.13, dapat diketahui bahwa kegiatan pada
siklus I masih dinilai cukup yang dilaksanakan guru dan siswa. Pada siklus I
pertemuan pertama, aktivitas guru pada kegiatan penutup masuk dalam kriteria
cukup. Namun dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti,
aktivitas guru sudah dinilai baik. Pada siklus I pertemuan kedua, kegiatan guru
94
pada kegiatan penutup mengalami peningkatan dan sudah baik dilaksanakan oleh
guru. Secara keseluruhan di siklus I, kegiatan guru selama pembelajaran
dilaksanakan dengan baik. Baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan pada
aktivitas yang dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan tidak ada hambatan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan RME melalui media visual.
Untuk hasil observasi terhadap aktivitas siswa, pada siklus I pertemuan
pertama, ada kegiatan yang dinilai cukup. Nilai cukup, ada pada pelaksanaan
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sedangkan kegiatan pendahuluan sudah
dilaksanakan dengan baik. Pada pertemuan kedua, aktivitas siswa dinilai baik dan
ada yang dinilai cukup pada kegiatan penutupnya. Ini berarti, hanya terjadi
peningakatan aktivitas siswa pada kegiatan intinya saja. Hal ini menunjukkan ada
hambatan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran yaitu pada
kegiatan penutup.
Sedangkan pada siklus II baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa sudah
berjalan dengan baik. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan RME melalui
media visual pada mata pelajaran Matematika siklus II juga sudah dilaksanakan
dengan baik. Hal ini menunjukkan tidak ada hambatan dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME melalui media visual yang
dialami siswa dalam siklus II.
4.4 Pembahasan
Sebelum diadakan tindakan perbaikan, di kelas telah diperoleh hasil
observasi di SD Kanisius Kaliwinong dan diketahui bahwa:
1. Hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika lebih rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
2. Keaktifan peserta didik dalam kelas kurang maksimal.
3. Peserta didik belum bisa menentukan keliling, luas persegi dan persegi
panjang, sehingga peserta didik merasa kesulitan untuk menghitung dan
akhirnya tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan maksimal.
95
4. Siswa yang diajar merasa belum paham karena pembelajaran yang bersifat
konsep atau abstrak.
5. Beberapa siswa kurang berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
dari guru.
Beberapa masalah tersebut disebabkan karena beberapa faktor dari guru
maupun peserta didik, diantaranya:
1. Dilihat cara guru mengajar, guru tidak menggunakan pendekatan yang
tepat dan pembelajaran masih terfokus pada guru (teacher centered).
2. Dengan pembelajaran yang berfokus pada guru membuat siswa kurang
aktif dan hanya menjadi pendengar saja.
3. Pembelajaran guru kurang bervariasi dan media yang digunakan guru
kurang mendukung. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga
dalam proses pembelajaran.
4. Pembelajaran yang berfokus pada guru membuat pembelajaran yang
abstrak sulit untuk dipahami oleh siswa.
5. Karena siswa merasa matematika pelajaran yang sulit, ada beberapa siswa
yang tidak berani bertanya, karena takut dan bingung untuk bertanya.
Dari permasalah yang ada peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
yaitu menggunakan Pendekatan RME melalui Media Visual. Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini pada tanggal 21 April sampai 2 Mei 2014. Adapun
yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas III SD Kanisius Kaliwinong
Bandungan. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan peneliti
selama 6 kali pertemuan, menggunakan model yang sama yaitu penerapan
Pendekatan RME melalui Media Visual. Dalam rangka peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi guru dan siswa serta hasil
tes atas penerapan Pendekatan RME melalui Media Visual pada mata pelajaran
Matematika, dijabarkan di atas telah menunjukkan bukti bahwa penerapan
Pendekatan RME melalui Media Visual dalam pembelajaran Matematika, dapat
meningkatkan hasil belajar dan telah terbukti. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru.
96
Dalam penelitian tindakan dengan Pendekatan RME melalui Media Visual
proses pembelajaran sebelum diadakan tindakan menunjukkan bahwa siswa
belum aktif, siswa terlihat jenuh dan bosan karena pembelajaran selalu menonton
dan mendengarkan saja sehingga mengakibatkan motivasi belajar dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah. Sebelum diadakan tindakan,
siswa hanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 13 dari
27 siswa dengan persentase 48,15%.
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi peningkatan siswa yang
tuntas menjadi 11 siswa (78,56%). Pada siklus II, terjadi lagi peningkatan
ketuntasan belajar siswa menjadi 14 siswa (100%). Siswa yang belum tuntas
sebelum diberikan tindakan adalah 14 siswa dari 27 siswa (51,85%). Setelah
diberikan tindakan pada siklus I, terjadi penurunan menjadi 2 siswa (7,41%).
Setelah diberikan tindakan pada siklus II, tidak ada lagi siswa yang belum tuntas
dalam belajar, artinya 27 siswa (100%) telah tuntas mencapai KKM=65.
Hasil penelitian ini dengan demikian mendukung pendapat Ahmad
Susanto (2013:205), bahwa Pendekatan Matematika Realistik (PMR) merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada siswa,
bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan
secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa ke pengalaman belajar
yang berorientasi pada hal-hal yang real (nyata). Prinsip utama PMR adalah siswa
harus berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Siswa harus diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri.
Konsep matematika yang bersifat abstrak perlu ditransformasikan menjadi hal-hal
yang bersifat real bagi siswa. PMR tidak harus selalu menggunakan masalah yang
ada dalam kehidupan nyata, tetapi yang terpenting adalah masalah matematika
yang bersifat abstrak dapat dibuat menjadi nyata dalam pikiran siswa. Dalam
pendidikan matematika realistik, matematika disajikan sebagai suatu proses,
sebagai kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi. Unsur menemukan kembali
sangat penting. Bahan pelajaran disajikan melalui bahan yang sesuai dengan
lingkungan siswa. PMR menekankan kepada konstruksi dari konteks benda-benda
konkret sebagai titik awal bagi siswa guna memperoleh konsep matematika.
97
Berdasarkan penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan RME melalui media
visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Hal ini sejalan
dengan yang dilakukan peneliti terdahulu yaitu Andriani Ika Prasanti dan Dewi
Ratnawati bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan
RME melalui Media Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hipotesis tindakan setelah melakukan penelitian tindakan perbaikan adalah
sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan pendekatan RME melalui media visual pada mata
pelajaran matematika hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
2. Penerapan Pendekatan RME melalui Media Visual pelajaran Matematika
pada materi menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang.
Pada ekslporasi guru memberi materi dan memberikan contoh masalah
kontekstual dan cara menyelesaikan masalah dengan media visual. Pada elaborasi
Guru membagi siswa kedalam kelompok heterogen dan memberikan masalah
kontekstual yang harus dikerjakan oleh kelompok. Kemudian siswa memahami
masalah kontekstual yang diberikan oleh guru melalui lembar kerja siswa. Guru
membagi media visual yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan. Dan
guru menjelaskan soal dengan memberikan petunjuk tertentu yang belum
dipahami siswa. Setelah itu siswa menyelesaikan masalah kontekstual dan
menemukan kembali permasalahan yang sama bersama kelompok melalui media
visual dan mencatat hasilnya.Guru mengamati siswa dan membimbing siswa atau
kelompok yang belum mengerti atau tidak paham dengan permasalahannya.
Sedangkan pada konfirmasinya, setiap perwakilan dari kelompok membacakan
hasil kerja di depan kelas secara bergantian dan kelompok lain menyimak serta.
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan berdasarkan hasil diskusi
siswa dikelas. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama sesuai dengan
pengetahuan yang telah diperoleh.
Dengan menggunakan pendekatan RME melalui media visual pada mata
pelajaran matematika hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan membuat
siswa lebih antusias dan memahami. Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka
dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut.
98
4.4.1 Implikasi Teoritis
Setelah membandingkan teori penggunaan pendekatan RME melalui
media visual dengan penelitian ini maka didapatkan hasil yang sejalan dan saling
melengkapi. Setelah pembelajaran disesuaikan dengan standar proses maka
didapatkan hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME
melalui media visual pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME melalui
media visual dapat diterapkan bagi siswa yang kurang memahami pelajaran yang
abstrak, kurang aktif dalam pembelajaran, kurang adanya interaksi antar siswa
maupun antar guru.
4.4.2 Implikasi Praktis
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME melalui media
visual pada dapat digunakan dalam mata pelajaran matematika dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena pendekatan RME melalui
media visual memfasilitasi diperolehnya pengetahuan melalui penemuan masalah
kontekstual dengan menggunakan media visual yang dikaitkan dengan kehidupan
nyata. Selain itu dapat mengkonkritkan materi pelajaran yang abstrak. Pada
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME melalui media visual siswa
dituntut untuk dapat memahami masalah kontekstual, menyelesaikan masalah
kontekstual dengan menemukan kembali permasalahan yang pernah dilakukan
lewat media visual. Pada pembelajaran menggunakan pendekatan RME melalui
media visual guru dapat mengetahui variasi strategi belajar mengajar yang dapat
digunakan sebagai salah satu usaha meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD
Kanisius Kaliwinong pada mata pelajaran Matematika.