bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil...
TRANSCRIPT
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kota Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan
merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai
ibukota Propinsi Sulawesi Utara. Secara geografis terletak di antara
1°25‟88”-1°39‟50” LU dan 124°47‟00”-124°56”00” Bujur Timur.
Sedangkan batas administratif adalah sebagai berikut :
Batas wilayah utara : Kabupaten Minahasa
Batas wilayah timur : Kabupaten Minahasa
Batas wilayah selatan : Kabupaten Minahasa
Batas wilayah barat : Laut Sulawesi
Luas dan kondisi geografis wilayah kota Manado terdiri dari
wilayah daratan dan wilayah kepulauan dengan luas keseluruhan 15.726
ha. Wilayah kepulauan meliputi pulau Bunaken, pulau Manado Tua dan
pulau Siladen. Selain itu Manado dialiri oleh banyak sungai yang
umumnya mengalir dari wilayah perbukitan dan bermuara di teluk
Manado, antara lain sungai Tondano, sungai Tikala, sungai Bailang,
sungai Sario, dan sungai Malalayang. Sungai Tondano berhulu di danau
Tondano di kabupaten Minahasa dan bergabung dengan sungai Tikala di
2
tengah kota sebelum bermuara di Teluk Manado. Saat ini keberadaan
sungai Tondano dimanfaatkan dan dikelola oleh PT Air Kota Manado
sebagai salah satu sumber air bersih.
PT. Air Manado yang adalah satu-satunya perseroan terbatas
yang dimiliki oleh pemerintah kota Manado dalam hal ini sebagai
perusahaan daerah air minum. PT Air Manado sebagai Perusahaan
Daerah Air Minum dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 yang adalah pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas yang disahkan dan diundangkan pada
tanggal 16 Agustus 2007 yang merupakan produk kerjasama dengan
pihak Belanda melalui anak perusahaan Tirta Sulawesi.
Adapun yang menjadi Visi dan Misi dari PT Air Manado
adalah : “ Menjadikan PT. Air Manado penyedia air minum terbaik di
Indonesia”. Berdasarkan visi dari PT. Air Manado maka ditetapkan Misi
PT. Air Manado adalah :
a. Mewujudkan manajemen PT. Air Manado yang Good
Coorporate Governance.
b. Menyediakan Air Minum yang berkualitas, kuantitas dan
kontinuitas dengan harga terjangkau kepada masyarakat Kota
Manado.
c. Meningkatkan pelayanan prima dan full cost recovery.
3
PT. Air Manado mempunyai tugas/fungsi untuk memenuhi
kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Manado dan sekitarnya
secara kuantitas, kualitas serta kontinuitas dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip perusahaan dalam pengelolaannya serta tidak
mengabaikan aspek sosial, budaya dan kondisi masyarakat.
Komponen sumber air bersih yang dikelolah oleh PT. Air
Manado terdiri dari Mata air yang digunakan sebagai sumber air berasal
dari 3 mata air yaitu :
1. Mata Air Kumahukur Warembungan
Bron Kumahukur dibngun pada tahun 1922 di Desa
Warembungan. Sebelumnya, sistem penyediaan air bersih di Kota
Manado disuplay oleh mata air ini. Mata air ini terletak pada
ketinggian ± 475 ASL di sebelah selatan Kota Manado.
Kapasitasnya semula adalah 30 lt/dt, dan saat ini menurun menjadi
± 10 lt/dt.
2. Mata Air Koka
Mata air Koka terletak di Desa Koka Kecamatan Tombulu
Kabupaten Minahasa, mempunyai ketinggian ± 210 m SL dengan
kapasitas 20 lt/dt
3. Mata Air Malalayang
4
Mata air ini terletak di Kelurahan Malalayang dengan ketinggian ±
9,8 m ASL dan kapasitas 200 lt/dt, hanya dapat dimanfaatkan
sebesar ± 120 lt/dt
Sedangkan sumber air lainnya yaitu jenis sumber air permukaan sungai
juga memiliki 3 sumber air, yaitu :
1. IPA Paal Dua
Lokasi Instalasi Paal 2 berada di Kelurahan Paal 2, terletak pada
ketinggian ±5,6 m ASL. Sumber air baku adalah dari Sungai
Tondano dengan kapasitas terpasang sebesar 375 lt/dt.
2 IPA Lota
Lokasi instalasi ini berada di desa Lota Kecamatan Pineleng
Kabupaten Minahasa, terletak pada ketinggian ± 186 m ASL.
Sumber air baku diambil dari Sungai Malalayang dan diproses
dengan sistem Saringan Pasir Cepat, dan air bersih hasil pengolahan
disalurkan secara gravitasi ke Reservoir Winangun (± 141 m ASL).
Kapasitas Instalasi Lota adalah 150 lt/dt
3. IPA Pancuran IX
Lokasi instalasi berada di Desa Winangun (Jambore) Kota Manado,
terletak pada ketinggian ± 100 m ASL. Sumber air baku dari Sungai
Malalayang dan diproses dengan sistem Saringan Pasir Lambat
(SPL), dan air bersih hasil proses pengolahan dipompa ke Reservoir
5
Winangun (± 141 m ASL). Kapasitas produksi Instalasi Pancuran IX
saat ini adalah 34 lt/dt.
Di bawah ini adalah data tabel pengolahan air bersih di kota
Manado yang dikelola oleh PT. Air Manado :
Tabel 4.1
Data Pengolahan Air Bersih
NO URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayananan Penduduk
1 Jumlah Penduduk Jiwa 434.845
2 Jumlah Pelanggan Jiwa 16.907
II. Data Produksi
1 Kapasitas termanfaatkan 1/dtk 830
2 Kapasitas Desain 1/dtk 787,50
3 Kapasitas Pasang 1/dtk 1.010
4 Produksi Aktual m³/thn 1.237.119
III. Data Distribusi
1 Kapasitas distribusi 1/dtk 868
2 Asumsi kebutuhan air 1/dtk 45.117.200
3 Ratio kebutuhan % 0,29
4 Air terjual m³/thn 4.254.385
5 Air terdistribusi m³/thn 19.601.625
6 Total penjualan air Rp 26.056.485.077
7 Cakupan pelayanan air % 38
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk
kebutuhan air bersih kota Manado sebesar 15%, dan kebutuhan ideal
adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk kota
Manado disajikan dalam table berikut ini:
6
Tabel 4.2
Data Kebutuhan Air Bersih Kota Manado
lt/dtk Lt/hr
434.845 868 54.432.000 100 45.117.200 9.314.800
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kapasitas Produksi
EksistingKebutuhan Ideal
(lt/org/hr)
Kebutuhan Total
(lt/hrSelisih (lt/hr)
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Manado dengan jumlah
penduduk 434.845 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 45.117.200
liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan
dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk kota Manado (100 lt/org/hr).
Namun PT. Air Manado dapat memproduksi sebanyak 54.432.000
liter/hari. Sehingga terdapat kelebihan (surplus) kapasitas produksi
sebanyak 9.314.800 liter/hari.
Data berikut ini adalah data pelayanan air bersih kota Manado
yang dikelola oleh PT.Air Manado yang ditunjukkan lewat tabel:
Tabel 4.3
Data Pelayanan Air Bersih Kota Manado
NO URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayananan Penduduk
1 Jumlah Penduduk Jiwa 434.845
2 Jumlah Pelanggan Jiwa 16.907
II. Data Tarif
1 Rumah sangat sederhana Rp 3.383
2 Rumah selain mewah dan selain
RSS Rp 3.791
3 Rumah mewah Rp 6.415
7
4 Hidran umum Rp 2.624
5 Kamar mandi/wc umum Rp 2.624
6 Terminal air Rp 2.624
7 Niaga kecil Rp 5.599
8 Industri rumah tangga Rp 6.415
9 Industri dan niaga besar Rp 7.700
10 Tempat ibadah Rp 2.624
11 Panti asuhan Rp 3.033
12 Yayasan sosial Rp 3.033
13 Rumah sakit Rp 4.199
14 Instansi pemerintah dan ABRI
tingkat kecamatan/kelurahan Rp 3.791
15 Instansi pemerintah dan TNI
tingkat propinsi/pusat Rp 6.182
16 Sekolah 3.383
17 Kedutaan dan konsulat asing Rp 5.832
III. Data Konsumen
1 Jumlah sambungan rumah Unit 26.918
2 Jumlah sambungan rumah tangga Unit 25.630
3 Jumlah sambungan niaga Unit 12
4 Jumlah sambungan industry Unit 389
5 Jumlah sambungan sosial Unit 340
6 Jumlah sambungan instansi Unit 409
7 Terminal air Unit 138
8 Hidran umum Unit 133
9 Kran umum Unit 40
10 Konsumsi rumah tangga m³/thn 390.324
11 Konsumsi non rumah tangga m³/thn 145.399
12 Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR 6
13 Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/Unit 170
Tugas pokok PT. Air Manado adalah pelayanan kepada
masyarakat, khususnya melaksanakan pelayanan air bersih di kota
8
Manado. Dalam rangka kegiatan tersebut PT. Air Manado mempunyai
kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan Teknik
a. Kegiatan teknik operasi, mencakup :
- Kegiatan mengenai pengadaan, peningkatan kemampuan
peralatan dan perlengkapan yang ada.
- Kegiatan mengenai pengoperasian sistem dan perlengkapan
perpompaan dan pengolahan air.
- Kegiatan mengenai perencanaan, transmisi dan
pendistribusian air bersih.
b. Kegiatan teknik pemeliharaan, mencakup :
- Kegiatan mengenai pemeliharaan sarana perpompaan,
pengolahan dan pendistribusian air serta pemanfaatan
material, perlengkapan, dan peralatan (aksesoris) yang ada
dalam menunjang kelancaran pelayanan air bersih.
- Kegiatan pelayanan pemeliharaan/perbaikan sarana
distribusi air dilokasi pelanggan.
2. Kegiatan administrasi dan keuangan.
a. Kegiatan umum/personalia, mencakup :
- Kegiatan mengenai pengadaan aktiva dan
pendistribusiannya.
- Kegiatan mengenai komposisi dan mutasi pegawai.
9
b. Kegiatan administrasi hubungan langganan, mencakup :
- Kegiatan mengenai sambungan langganan.
- Kegiatan yang berkaitan dengan jenis pelayanan, sanksi
dan administrasinya.
c. Kegiatan administrasi keuangan, mencakup :
- Kegiatan penerbitan, penerimaan dan penagihan rekening
air.
- Kegiatan administrasi yang menyangkut transaksi pem
transaksi pembayaran dan penerimaan lainnya (utang-
piutang perusahaan).
Struktur organisasi PT. Air Manado disusun berdasarkan hasil
dari keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dengan susunan
sebagai berikut :
Direksi terdiri dari :
1. Direktur Utama;
Dalam menjalankan tugas Direktur Utama dibantu oleh Satu (1)
Sekretaris Perusahaan.
2. Direktur Keuangan dan Urusan Umum membawahi 4 (empat)
Manajer Departemen:
1) Manajer Departemen Keuangan dan Akuntansi, dengan
membawahi 6 (enam) Pengawas Bagian:
a. Pengawas Bagian Keuangan
10
b. Pengawas Bagian Akuntansi
c. Pegawas Bagian Entri Data
d. Pengawas Bagian Pembayaran Tunai
e. Pengawas Bagian Penerimaan Kas
f. Pengawa Bagian Penagihan dan Klaim
2) Manajer Departemen Penjualan dan Pemasaran, dengan
membawahi 4 (empat) Pengawas Bagian:
a. Pengawas Bagian Pelayanan Pelanggan
b. Pengawas Bagian Penjualan dan Pemasaran
c. Pengawas Bagian Penjualan Tangki Air
d. Pengawas Bagian Humas
3) Manajer Departemen Bagian Urusan Umum, membawahi 4
(empat) Pengawas Bagian:
a. Pengawas Bagian Administrasi Umum dan Keamanan
b. Pengawas Bagian Pembelian
c. Pengawas Bagian Gudang
d. Pengawas Bagian Keamanan dan Penertiban
4) Manajer Departemen Sumber Daya Manusia, membawahi 2
(dua ) Penagwas Bagian:
a. Pengawas Administrasi Personalia
b. HRD
11
3. Direktur Bidang Teknik membawahi 4 (empat) Manajer
Departemen:
1. Manajer Departemen Perencanaan Teknis, membawahi 3 (tiga)
Pengawas Bagian:
a. Pengawas Bagian Konstruksi
b. Pengawas Perencanaan Anggaran
c. Pengawas Bagian Perencanaan dan Pengembangan
2. Manajer Departemen Distribusi, membawahi Pengawas Bagian:
a. Pengawa Bagian Assman Distribusi, membawahi 7 (enam)
Kepala Cabang:
a) Kepala Cabang Khusus Instansi/HANKAM, membawahi
2 (dua) Kordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
Koordinator Pembaca Meter
b) Kepala Cabang Zona A Instalasi Paal II Konfensional,
membawahi 3 (dua) Kordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
Koordinator Pembaca Meter
Koordinator Pembaca Meter
c) Kepala Cabang Zona B Instalasi Paal II Degreemon,
membawahi 3 (dua) Koordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
12
Koordinator Pembaca Meter
Koordinator Pembaca Meter
d) Kepala Cabang Zona C Instalasi Lotta, membawahi 2
(dua) Koordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
Koordinator Pembaca Meter
e) Kepala Cabang Zona D Instalasi Pancuran IX,
membawahi 2 (tiga) Koordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
Koordinator Pembaca Meter
f) Kepala Cabang Zona E Instalasi Malalayang,
membawahi 3 (empat) Koordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
Koordinator Pembaca Meter
Koordinator Pembaca Meter
g) Kepala Cabang zona F Instalasi Warembungan/Koka,
membawahi 3 (tiga) Koordinator Lapangan:
Koordinator Pelanggan
Koordinator Pembaca Meter
Koordinator Pembaca Meter
b. Pengawas Bagian Sambungan
c. Pengawas Bagian Meter/Segel
13
d. Pengawas TPKA
e. Pengawas Bagian Transportasi/Distribusi Pemeliharaan Manado
Utara
f. Pengawas Bagian Transportasi/Distribusi Pemeliharaan Manado
Tengah
g. Pengawas Bagian Transportasi/Distribusi Pemeliharaan Manado
Selatan
3. Manajer Departemen Produksi dan Laboratorium, membawahi 5
(lima) Pengawas Bagian:
a. Pengawas Bagian Instalasi Paal II Konfensional
b. Pengawas Bagian Instalasi Paal II Degreemon
c. Pengawas Bagian Instalasi Lotta
d. Pengawas Bagian Instalasi Pancuran IX
e. Pengawas Bagian Instalasi Malalayang
Berikut ini adalah Gambar Struktur Organisasi PT. Air Manado :
Gambar 2.4
Struktur Organisasi PT. Air Manado
14
15
Sebagai perusahaan air minum yang dapat memberikan
kontribusi yang sangat penting untuk membantu penyediaan air minum
yang aman bagi masyarakat salah satunya yaitu masyarakat kota
Manado. Perusahaan air minum Belanda sangat antusias untuk
membantu. Melalui program-program kembaran (twinning) mereka
menawarkan dukungan teknis dan pelatihan kepada mitra-mitranya di
Indonesia berdasarkan prinsip “tidak mencari untung”. Pendekatan
serius yang dilakukan Perusahaan Air Minum Drenthe (WMD) di
Indonesia bagian Timur adalah contoh kasus yang tepat. Sasaran proyek
ini adalah untuk menyediakan air bersih layak minum bagi tiga juta
orang.
Fokus utama kegiatan WMD adalah di Manado, tempat di
mana salah satu PDAM terbesar di Timur Indonesia berada. Manado
juga merupakan lokasi di mana kantor perwakilan WMD, laboratorium
air, dan pusat pelatihan Wenang berada. Perusahaan daerah air minum
yang baru ini diproyeksikan dapat meningkatkan jumlah sambungan
pelanggan rumah tangga dari 25.000 menjadi 100.000 dalam waktu lima
belas tahun.
Perusahaan-perusahaan air minum di Indonesia tengah
berjuang mengatasi kehilangan air yang diakibatkan kebocoran dan
kurangnya perawatan. Tidak tersedia dana yang memadai untuk
memperbaiki dan mengembangkan jaringan pipa. Hanya dua puluh per
16
sen rumah tangga yang tersambung ke jaringan pipa pelayanan dan air
bersih layak minum sulit diperoleh. Air permukaan seringkali sudah
tercemar dan menimbulkan penyakit. Banyak orang tidak punya pilihan
selain membeli air kemasan, yang mahal dan bagi sebagian orang bias
menghabiskan lebih dari 10% penghasilannya. Didukung oleh
Kementerian Kerjasama Pembangunan (7,5 juta euro), WMD
(3,5 juta euro) dapat membantu dalam peningkatan sistem penyediaan
air minum, yang betul-betul sangat dibutuhkan. Keberadaan WMD di
Indonesia Timur antara lain berkat masyarakat Maluku yang banyak
tinggal di provinsi Drenthe. Perusahaan air minum Groningen dan
Vitens-Evides International juga mengambil bagian dalam proyek ini
dengan menyediakan sumber daya manusianya. Perusahaan Air Minum
„gaya baru‟ WMD berusaha untuk memulihkan pelayanan air minum di
sebelas lokasi di Sulawesi Utara, Maluku dan Papua. Target yang ingin
dicapai adalah terselenggaranya pelayanan air minum yang lebih baik
dan berkelanjutan, perusahaan air minum yang sehat dan mampu
membiayai sendiri, dan meningkatkan jumlah masyarakat yang
memperoleh akses terhadap air yang bersih dan sehat, dari semula 0,6
juta menjadi tiga juta jiwa serta untuk mengurangi tingkat kehilangan air
dari lima puluh per sen menjadi sepuluh per sen.
Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan air minum Belanda
ini menjalin kemitraan dengan perusahaan air minum setempat dan
17
mengambil alih kegiatan manajemen operasional untuk jangka waktu
lima belas tahun. Status hukum badan usaha penyelenggara kemitraan
ini adalah perseroan terbatas (PT). Pemerintah daerah berkontribusi
menyediakan tenaga kerja dan perijinan-perijinan yang dibutuhkan.
WMD menyediakan manajemen, teknologi, dan pendanaan bagi
kegiatan investasi tersebut. Pendekatan ini difokuskan pada perbaikan
dan pembangunan infrastruktur, dukungan teknis, pengenalan sistem
administrasi dan keuangan yang modern, serta pelatihan personil.
Sasarannya yang ingin dicapai adalah terciptanya perusahaan-
perusahaan air minum di Indonesia yang mandiri dan mampu
membiayai sendiri dalam kurun waktu lima belas tahun. Setelah
selesainya proyek tersebut, WMD berdasarkan prinsip pemulihan biaya
penuh, akan mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada perusahaan air
minum setempat (PDAM) sesuai nilai nominalnya.
Saat ini sudah ada enam perusahaan air minum “gaya baru”
yang telah beroperasi, yaitu di Biak, Merauke dan Sorong (Papua),
Ambon (Maluku), Manado dan Tomohon (Sulawesi Utara). Blok
Renovasi di Manado Fokus utama kegiatan WMD adalah di Manado,
tempat di mana salah satu PDAM terbesar di Timur Indonesia berada.
Manado juga merupakan lokasi di mana kantor perwakilan WMD,
laboratorium air, dan pusat pelatihan Wenang berada.
18
Perusahaan daerah air minum yang baru ini diproyeksikan
dapat meningkatkan jumlah sambungan pelanggan rumah tangga dari
25.000 menjadi 100.000 dalam waktu lima belas tahun. Pada tahun
2020, 600.000 orang diharapkan sudah dapat menikmati air yang dapat
langsung diminum. Perusahaan SNS Reaal Water Fund telah
memberikan pinjaman sebesar dua juta euro untuk rehabilitasi
infrastruktur PT Air Manado. Ini adalah investasi pertama terbesar dari
lembaga pendanaan tersebut. Kegiatan rehabilitasi mencakup pemulihan
sebagian instalasi pengolahan air Manado.
Jaringan distribusi dan sambungan rumah di Manado berada
dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Banyak pipa bocor. Meter
air sangat kurang atau tidak berfungsi dengan baik dan terdapat banyak
sambungan rumah yang tidak terdaftar. Sungguh suatu tantangan yang
berat untuk memperbaiki kondisi saat ini: seluruh jaringan pelayanan
perlu diperiksa untuk menentukan tingkat kerusakannya. Itulah
sebabnya kota ini dibagi menjadi beberapa zona distribusi dan perbaikan
menyeluruh dilakukan di setiap zona atau „blok‟ distribusi, sehingga
kegiatan tersebut disebut juga blok renovasi. Meter-meter induk
dipasang pada setiap blok, kebocoran dicari dan diperbaiki, sambungan-
sambungan rumah direnovasi dan seluruh basis-data pelanggan
diperbaharui. Kehilangan air secara teknis dan administratif secara terus
menerus akan dikurangi hingga maksimal 15 persen dan pelayanan air
19
bersih kepada pelanggan akan ditingkatkan sedemikian rupa sehingga
para pelanggan mau membayar tagihan air mereka.
Peningkatan pendapatan dari hasil perbaikan tersebut
diharapkan dapat menutupi biaya-biaya operasional. Pada saat yang
sama seluruh jaringan pelayanan akan dimasukan dalam Sistem
Informasi Jaringan Pelayanan. Semua itu sudah selesai dilaksanakan di
Sorong dan Biak. Pelatihan Personil Pelatihan merupakan suatu hal yang
sangat penting agar perusahaan-perusahaan air minum dapat beroperasi
secara mandiri. Pusat pelatihan Wenang di Manado secara resmi dibuka
pada bulan Agustus 2006. Di sini, seluruh pegawai perusahaan air
minum se-Indonesia tidak lama lagi akan dapat mengikuti berbagai
kursus, yang telah dipersiapkan modul-modulnya sehingga bias dipilih
sesuai kebutuhan. Pelatihan juga akan menjamin keseragaman dan
konsistensi dalam hal pelaksanaan pekerjaan, penggunaan material, dan
kualitas yang tinggi. Pusat pelatihan ini juga memiliki laboratorium
pelatihan sehubungan dengan rencana pengoperasian laboratorium
sederhana di masing-masing lokasi, yang dapat melakukan pemeriksaan
pH, klorin, kadar oksigen dan coli. Para personil dilatih mengenai
metode analisis, penyusunan program pemantauan, pengaturan instalasi
pengolahan dan klorinasi.
PT. Air Manado dalam rangka menunjang program pemerintah
kota Manado yang adalah Kota Tujuan Ekowisata yang menyenangkan,
20
berjati diri, berdaya saing dan mampu mempercepat proses peningkatan
kesejahteraan masyarakat, mempunyai juga tanggung jawab untuk
memberikan yang terbaik bagi masyarakat kota Manado dalam
menyediakan air bersih baik secara kuantitas maupun kualitas.
4.1.2. Analisis Jawaban Responden Terhadap Variabel Struktur
Organisasi dan Kinerja Organisasi
Pengujian ada tidaknya pengaruh dari Struktur Organisasi
terhadap Kinerja PT. Air Manado di uji dengan Analisis Regresi dimana
sebelumnya dari data yang diperoleh dari kuesioner yang masih berskala
ordinal dinaikan skalanya menjadi interval dengan menggunakan
metode Measurrement Succesive Interval. Dan berdasarkan hasil
Measurrement Succesive Interval diperoleh data sebagai berikut :
n = 69
X = 7890.483
Y = 4089.539
2X = 920082.494
2Y = 248315.146
XY = 469814.999
Perhitungan untuk mengetahui koefisien korelasi atau besarnya
hubungan antara Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado
dengan korelasi Pearson (Product Moment) adalah sebagai berikut :
21
rxy = 2222 )Y(Yn)X(Xn
YXXYn
keterangan :
n = Jumlah sampel
X = Jumlah skor jawaban variabel X
Y = Jumlah skor jawaban variabel Y
2X = Jumlah kuadrat skor jawaban variabel X
2Y = Jumlah kuadrat skor jawaban variabel Y
XY = Jumlah perkalian skor jawaban variabel X dengan skor
jawaban variabel Y
maka diperoleh nilai koefisen korelasi :
rxy=
22 )539,4089(-)146,248315(69)483,7890(-)494,920082(69
)539,4089)(483,7890(-)999,469814(69
rxy = 0.210
Sedangkan untuk mengetahui koefisien determinasi atau
besarnya pengaruh ( r2 ) dari Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT.
Air Manado adalah sebagai berikut:
r2 = r
2xy maka r
2 = (0,210)
2 = 0,044
22
Tabel 4.4
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Pengetahuan masyarakat
Struktur
Organisasi
Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi
0,210 0,044
Sumber Data : Hasil Olahan Data
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, besarnya
hubungan antara Struktur Organisasi dengan Kinerja PT. Air Manado
adalah sebesar 0,210, dan besarnya dari Struktur Organisasi terhadap
Kinerja PT. Air Manado adalah sebesar 4,4 %. Untuk mengetahui
apakah pengaruh dari dari Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air
Manado berarti atau tidak, dilakukan Analisis Regresi.
Hipotesis Uji :
H0 : 0i Tidak ada pengaruh yang berarti dari dari Struktur
Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado.
H1 : 0i Ada pengaruh yang berarti dari dari Struktur
Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado.
Model persamaan regresi linear sederhana untuk menguji
hipotesis diatas dirumuskan dalam persamaan regresi berikut :
Y = a + b X
23
Dengan :
Y : Nilai variabel terikat yang diprediksikan (Kinerja PT.
Air Manado)
a : Rata-rata nilai variabel terikat apabila tanpa dipengaruhi
variabel bebas
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan
angka peningkatan atau penurunan variabel terikat akibat
pengaruh satu satuan variabel Independen.
X : Nilai variabel bebas yang digunakan untuk memprediksi
variabel terikat (Struktur Organisasi)
Perhitungan Nilai a dan b pada persamaan regresi diatas adalah sebagai
berikut :
22
2
)(
))(())((
XXn
XYXXYa
a = 2)483,4890(-)494,920082(69
)999,469814)(483,7890(-)494,920082)(539,4089(= 45,390
22 )(
))((
XXn
YXXYnb
b = 2)483,7890(-)494,920082(69
)539,4089)(483,7890(-)999,469814(69 = 0.121
maka Model regresinya : Y = 45,390 + 0,121 X
Sedangkan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari dari
Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado dilakukan
24
perhitungan nilai-nilai yang diperlukan dalam tabel ANAVA sebagai
berikut :
JK Total =22 1
Yn
Y = ( 248315,146) - 69
1(4089,539)
2 =
5933,518
JK Regresi = b YXn
XY1
= 0.121 )539,4089)(483,7890(69
1)999,469814( =
261,717
JK Residu = JK Total – JK Regresi
= (5933,518) – (5671,801) = 5671,801
RJK Reg = gRedk
gReJK=
1
717,261= 261,717
RJK Residual = sidualRedk
sidualReJK=
269
801,5671= 84,654
F hitung = sidualReRJK
gReRJK=
654,84
717,261= 3,092
F tabel dengan taraf kepercayaan 95 % dan dk1 = 1 dk2 =67
Dari tabel F diperoleh : 3.98
Setelah dilakukan perhitungan, nilai-nilai tersebut disusun dalam
bentuk tabel ANOVA sebagai berikut :
25
Tabel 4.5
Tabulasi ANOVA
Model Dk JK RJK F F tabel
Regression 1 261,717 261,717 3,092 2.684
Residual 67 5671,801 84,654
Total 68 5933,518 Ket : Ho diterima
Sumber Data : Hasil Olahan dengan menggunakan Soft Ware SPSS
Berdasarkan hasil ANOVA diatas, nilai F hitung > F tabel
maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang berarti dari Struktur
Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado. Pengaruh dari Struktur
Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado dapat terlihat jelas pada
grafik regresi berikut :
Grafik 4.1
Regresi Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00KIn
erj
a P
T.
Air
man
ad
o
Struktur Organisasi
Grafik Regresi
Y = 45,390 + 0,121 X
D = 4,4 %
Model persamaan regresi yang diperoleh : Y = 45,390 + 0,121 X
26
Konstanta 45,390 menyatakan bahwa jika tidak dipengaruhi
oleh Struktur Organisasi ( X ) maka rata-rata nilai Kinerja PT. Air
Manado ( Y ) adalah 45,390. Koefisien Regresi sebesar 0,121
menyatakan bahwa setiap penambahan ( karena bertanda positif )
Struktur Organisasi ( X ) sebesar 1 satuan, maka Struktur Organisasi ( X
) akan meningkatkan rata-rata Kinerja PT. Air Manado ( Y ) sebesar
0,121 satuan. Koefisien Regresi sebesar 0,121 dari Variabel Struktur
Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado dan besarnya pengaruh
dari Struktur Organisasi hanya sebesar 4,4 % terhadap Kinerja PT. Air
Manado.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Deskripsi Struktur Organisasi PT. Air Manado
Memahami struktur organisasi PT. Air Manado dalam telaahan
penelitian ini didasarkan pada enam aspek penting yaitu spesialisasi
pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali,
sentralisasi/desentralisasi dan formalisasi. Keenam aspek atau dimensi
ini di telaah lebih lanjut dengan mengembangkannya ke dalam enam
belas indikator yang kemudian dijabarkan ke dalam pertanyaan
sebagaimana terdapat dalam anket penelitian.
Analisis atas dimensi spesialisasi pekerjaan dijabarkan ke
dalam empat indikator yaitu kesesuaian jabatan dengan kebutuhan,
27
kesesuaian jabatan dengan pendidikan, kesesuaian jabatan dengan
pengalaman dan kesesuaian jabatan dengan ketrampilan. Dari empat
indikator ini terlihat dengan jelas bahwa permasalaha kinerja dalam
katrannya dengan spesialisasi pekerjaan memiliki keterkaitan terutama
menyangkut pendidikan dan keterampilan kerja yang dimiliki oleh
setiap pegawai yang menduduki jabatan struktural pada PT. Air Manado.
Menjadi salah dari visi PT. Air Manado adalah menyediakan
air minum yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat
Kota Manado. Mewujudkan hal ini memerlukan tindakan nyata dari PT.
Air selaku pengelola air bersih dengan menyiapkan sumberdaya yang
memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang ada dalam struktur
organisasi. Spesialisasi pekerjaan ini perlu dimiliki bukan hanya dengan
tersedianya struktur yang menopang pekerjaan.
Dari deskripsi hasil anket memperlihatkan bahwa responden
lebih besar memberikan perhatian pada kesesuaian jabatan dengan
pendidikan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki. Kondisi
lapangan menunjukkan bahwa dari enam puluh sembilan responden
dengan kondisi pegawai yang menduduki jabatan struktural lebih
didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana dan
diikuti oleh Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Akan tetapi dari aspek
pengalaman dan keterampilan yang dimiliki sebagian besar pegawai
merasa belum memiliki pengalaman yang cukup menyangkut beban
28
pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka sehingga diperlukannya
pembekalan dalam jabatan yang di percayakan kepadanya.
Aspek kedua yang dianalisis dalam variabel struktur organisasi
adalah departementalisasi melalui tiga dimensi melalui kejelasan fungsi,
kejelasan output produk yang dihasilkan dan kejelasan proses. Kejelasan
fungsi ini mengandung pemahaman bahwa pegawai yang menduduki
jabatan structural di PT. Air Manado memahami dengan jelas fungsi
yang melekat pada struktur organisasi yang dipercayakan kepadanya.
Demikian pulah halnya dengan kejelasan output produk atau kejelasan
hasil kerja berdasarkan struktur serta proses kerja yang harus berjalan
sebagaimana struktur tersebut.
Melalui departementalisasi fungsi, output produk dan proses
kerja menjadikan struktur organisasi dimana pegawai atau karyawan
yang ditempatkan memahami dengan jelas proporsi pekerjaan yang
dikerjakan setiap hari. Sebuah kenyataan yang banyak terlihat dalam
penyelenggaraan kerja baik organisasi pemerintah maupun swasta
dimana pegawai sehing kebingungan dengan apa yang harus dikerjakan
dan bahkan apa pegawai yang tidak tahu apa yang harus dikerjakan
sementara ada sekian banyak pekerjaan yang belum terselesaikan.
Analisis atas dimensi departementalisasi ini memperluhatkan
bahwa kondisi PT. Air Manado perlu diikuti dengan melakukan
pembenahan pada kejelasan proses kerja untuk menghasilkan output
29
pekerjaan sesuai dengan jabatan yang dipercayakan kepada karwayan
berdasarkan fungsi yang melekat pada masing – masing jabatan yang
ada. Dengan hal tersebut menjadikan PT. Air Manado memperoleh
kinerja yang baik dan mendukung pada pencapaian tujuan organisasi
sebagaimana yang diharapkan oleh Pemerintah Kota Manado dalam
pelayanan air bersih untuk masyarakat Kota Manado.
Rantai komando merupakan aspek yang ketiga yang dianalisis
dalam variabel struktur organisasi. Dengan melakukan analisis pada
indikator kejelasan alur perintah, wewenang, tangungjawab, dan
kesatuan komando. Organisasi apapun dan dimanapun memerlukan
yang namanya rantai komando. Rantai komando ini menjadi bagian
yang tidak dapat dipisahkan dengan jabatan yang dipercayakan
sebagaimana struktur yang ada.
Seorang direktur utama memiliki wewenang dan tanggung
jawab berdasarkan rantai komando dalam strukur organisasi untuk
mendelegasikan wewenang dan tangungjawab kepada bawahannya
sebagaimana yang diamantakan oleh aturan organisasi tersebut. Rantai
komando di PT. Air ini memudahkan pimpinan atau pegawai yang
memegang jabatan srukural mendelegasikan pekerjaan kepada staf dan
meminta pertangungjawaban atas keperjaan yang dikerjakan. Para
pegawaipun memahami dengan jelas kepada siapa mereka mendapatkan
perintah dan mempertangungjawabkan pekerjaan yang dikerjakannya.
30
Sebuah kenyataan yang mengemuka dalam penelitian ini
bahwa para pegawai yang memegang jabatan struktural kelihatan belum
mempergunakan dengan baik rantai komando yang melekat pada
jabatannya. Hal ini terlihat antara lain dengan masih banyaknya
pekerjaan yang menumpuk pada bagian – bagian tertentu. Kendala yang
dihadapi saat melakukan penelitian dimana untuk mendapatkan data
sekunder peneliti memiliki kesulitan memperoleh data dengan lengkap.
Data yang seharusnya ada di bagian umum menjadi sulit dikumpulkan
oleh karena tidak semua ada di bagian tersebut.
Demikian pula halnya dengan rentang kendali yang merupakan
dimensi keempat yang dianalisis dari variable sruktur organisasi. Baik
dilihat dari kesesuaian jumlah pegawai dengan jabatan struktural yang
ada maupun kesesuaian jumlah pegawai dengan volume pekerjaan yang
ada. Melalui kajian ini nampak terlihat bahwa pada bagian – bagian
tertentu terjadi penumpukan karyawan. Seperti pada bagian administrasi
umum terjadi penumpukan pegawai sementara pada produksi, distribusi
dan perbengkelan banyak masih terjadi kekurangan tenaga, dan
kalaupun ada didominasi oleh pegawai harian lepas atau honorer.
Kondisi yang demikian menunjukkan adanya ketimpangan kerja yang
dapat berefek pada kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan dalam hal
ini PT. Air Manado.
31
Terjadinya banyak aliran air yang putus, tidak terdatanya
dengan baik penggunaan air di masyarakat pelanggan, sering terjadinya
pencurian air atau pemasangan instalasi air illegal sebagai bukti dari
tidak berjalannya dengan baik kerja petugas lapangan. Akan tetapi
dengan kondisi ketimpangan pekerja menjadi hal yang tidak dapat
disalahkan pada pegawai lapangan oleh karena beban kerja yang tidak
berimbang dengan jumlah pekerja atau pegawai.
Proses pemasangan dan pemeliharaan sarana pipa air maupun
instalasi hanya dilaksanakan secara manual. Secara teknis administrasi
dalam kondisi yang terjadi belum dipedomaninya gambar nyata laksana
berimplikasi terjadinya kebocoran/kehilangan air yang sulit terdeteksi.
Jika gambar nyata laksana yang sudah dibuat dapat dipedomani sebagai
bahan evaluasi dan pemeliharaan secara rutin, akan mudah bagi petugas
teknis lapangan dengan segera memperbaiki kerusakan secara cepat dan
akurat sehingga tingkat kehilangan dan kebororan air akan mudah
terdeteksi lokasi dan jenis kerusakannya.
Dalam kondisi yang demikian juga mempengaruhi sentralisasi
maupun desentralisasi melalui pelimpahan wewenang, pengambilan
keputusan maupun pemusata keputusan. Pegawai yang memegang
jabatan sebagaimana struktur yang ada diperhadapkan pada kesulitan
dalam melimpahkan wewenang, dalam melakukan pengambilan
keputusan. Pegawai yang diperhadapkan pada keterbatasan staf untuk
32
didelegasikan pekerjaan maupun kekurangan informasi dari pegawai
untuk mengambil keputusan mempengaruhi kinerja organisasi.
Oleh karenanya salah satu langkah perbaikan yang dapat
dilakukan dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki dengan
didukung oleh formalisasi struktur organisasi melalui tertatanya
pekerjaan yang terlihat dari adanya standar operasional prosedur (SOP)
dan pelaksanaan standar operasioanl prosedur (SOP) sebagaimana
jabatan yang diemban.
Prosedur operasi standar adalah panduan manual yang dibuat
oleh dewan direksi sebagai pedoman bagi para karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan yang disesuaikan dengan bidang tugas
perusahaan, baik yang menyangkut bidang teknik maupun bidang non
teknik. Pedoman pekerjaan dalam bidang teknik dibuat oleh direktur
teknik, sedangkan pedoman bidang non teknik atau yang bersifat
administratif dibuat oleh direktur umum.
Bentuk prosedur operasi standar ini berupa pedoman dan
ketentuan-ketentuan pelaksanaan kerja sesuai dengan bidang tugas dari
bagain/seksi pada satuan kerja di kantor pusat dan bidang tugas dari
kantor cabang/unit di tingkat kecamatan. Sedangkan jenis prosedur
tersebut, misalnya : prosedur pencampuran bahan kimia untuk
menjernihkan air, prosedur pencatatan rekening air sesuai water meter,
prosedur pemasangan saluran pelanggan baru, prosedur pelaksanaan
33
riset/pemeriksaan hasil produksi air, prosedur kenaikan
pangkat/golongan karyawan, prosedur pembayaran gaji dan tunjangan
pegawai, prosedur pemotongan biaya transportasi pegawai.
Dalam kondisi PT.. Air Manado yang secara struktur telah
sangat jelas posisi dan proporsi pekerjaan yang ada akan tetapi ketika
struktur organisasi tersebut dalam pelaksanaan pekerjaan tidak diikuti
dengan diterapkannya standar operasional prosedur (SOP) dan
pelaksanaan standar operasioanl prosedur (SOP) pada akhirnya juga visi
dan misi PT. Air Manado akan sangat sulit dicapai, termasuk dalam
upaya memberikan pelayanan air bersih kepada seluruh masyarakat di
wilayah Kota Manado.
Contoh lainnya yang dapat menunjukkan bahwa belum
dipedomani seluruhnya prosedur operasi standar adalah pelaksanaan
riset hasil produksi/pemeriksaan yang harus dilaksanakan 1 (satu)
minggu sekali, namun dalam implementasinya baru dilaksanakan 2
(dua) minggu sekali. Dengan kata lain, prosedur operasi standar yang
telah dibuat baru sebagian yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan
kerja.
4.2.2 Deskripsi Kinerja Organisasi PT. Air Manado
Sementara itu variable terikat yang dianalisis dalam penelitian
ini adalah kinerja PT. Air Manado yang terbagi dalam empat dimensi
34
dan enam belas indikator. Keempat dimesi yaitu keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal dan proses belajar dan berkembang, dan ke enam
belas indicator yaitu pendapatan perusahaan yang meningkat,
peningkatan persentase pendapatan pegawai, peningkatan persentase
pendapatan perusahaan, peningkatan laba bersih perusahaan, adanya
penambahan jumlah konsumen baru, penurunan jumlah konsumen yang
berhenti/keluar, adanya kecepatan waktu layanan, tingkat kepuasan
konsumen meningkat, turunnya jumlah keluhan pelanggan, waktu
produksi yang tepat (cycle time), melayani pelanggan tanpa kekecewaan,
peningkatan permintaan produk barang dan jasa, peningkatan frekuensi
penyelenggaraan pendidkan, peningkatan keahlian dan kompetensi,
pengembangan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan distribusi
pelatihan cukup dan adil untuk pegawai.
Dengan menggunakan anket penelitian yang disebarkan pada
enam puluh sembilan responden diperoleh data yang dianalisis sebagai
gambaran nyata atas kondisi kinerja PT. Air Manado dalam upaya
mencapai visi dan misis perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan
sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu
dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan
hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan
kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati.
35
Dimensi keuangan yang digambarkan melalui empat indicator
yaitu pendapatan perusahaan yang meningkat, peningkatan persentase
pendapatan pegawai, peningkatan persentase pendapatan perusahaan dan
peningkatan laba bersih perusahaan menunjukan antara lain bahwa yang
yang dapat menjadi sorotan penting pada dimensi keuangan bahwa
kinerja PT. Air Manado berdasarkan pendapat responden belum mampu
meningkatkan pendapatan atau omset yang diharapkan. Dengan kondisi
yang demikian diakui oleh infomran bahwa berjalan sejajar dengan
pendapatan atau tingkat kesejahtraan karyawan yang belum juga
mengalami peningkatan yang berarti.
Suatu makna yang terkandung dalam profit oriented
(profitisasi) yang diharapkan dari PT, Air Manado adalah mampu
meningkatkan laba perusahaan setiap tahunnya melalui penambahan
luas cakupan pelayanan pelanggan, menekan sekecil mungkin tingkat
pengeluaran beban biaya administratif perusahaan yang tidak perlu
(defiden efficiency) serta menekan jumlah kehilangan air (kebocoran
air). Dalam kondisi dilapangan yang masih banyak ditemukannya
kebocoran air, kualitas air yang masih jauh dari harapan pelanggan serta
besarnya biaya operasioanl perusahan menjadikan salah satu penyebab
PT. Air belum mampu meningkatkan pendapatan perusahaan.
Sementara itu dari dimensi pelanggan para responden menilai
bahwa penambahan jumlah konseumen atau pelanggan baru belum
36
mencapai target yang direncanakan sejak terjasinya perubahan dari
PDAM ke PT. Air Manado. Semenara itu keluhan pelanggan atas
layanan masih dijumlah di dalam pelayanan yang ada. Sementara untuk
jumlah konsumen yang berhenti/keluar cukup mmeberkan arti yang baik
dimana pelanggan yang ada dalam beberapa bulan terakhir ini sangat
sedikit yang keluar akan tetapi dari hal kecepatan waktu layanan dan
tingkat kepuasan konsumen maupun jumlah keluhan pelanggan masih
menjadi catatan tersendiri bagi PT. Air Manado untuk terus diperhatikan
dalam penyelenggaraan kerja yang ada.
Pelanggan oleh sebagaian besar pebisnis mengakui sebagai
modal untuk mendapatkan keuntungan dan dalam menjaga
keberlangsungan usaha. Dengan ahanya pelanggan usaha akan semakin
berjalan dengan baik yang diikuti dengan peningkatan keuntungan atas
terjualnya produk yang yang dihasilkan.
Keberlangsungan pelanggan dalam perusahaan menjamin maju
mundurnya usaha yang dijalankan, dan hal ini akan terlihat dari proses
internal bisnis PT. Air Manado melalui waktu produksi yang tepat (cycle
time), melayani pelanggan tanpa kekecewaan maupun peningkatan
permintaan produk barang dan jasa. Waktu produksi dapat dilihat dari
kecepatan debet air yang diterima oleh pelanggan.
Kondisi Kota Manado yang pelanggan PT. Air ada yang
berdomisili di daerah pegunungan seperti seputaran wilayah Winangun,
37
Bumi Beringin, Teling, Pumorou, Malalayang serta Wawonasa menjadi
wilayah yang sering mengeluhkan kecepatan debet air termasuk
kejernian air yang diterima. Kondisi ini dapat merupakan gambaran atas
ketepatan waktu produksi serta kecepatan pelayanan. Ketika pelanggan
diperhadapkan pada tidak mengalirnya atau terputusnya air dapat
menimbulkan kekecewaan atas pelayanan yang diberikan. Dalam
kondisi yang demikian akan menggangu peningkatan produk yang
dihasilkan yaitu berupa air yang berkualitas baik.
Dengan kondisi yang demikian, maka PT Air diperharapkan
pada tantangan untuk dapat mencapai visi dan misis perusahan. Langkah
perbaikan guna peningkatan kinerja adalah salah satunya dengan
diterapkannya proses belajar dan berkembang para karyawan baik yang
meduduki jabatan structural maupun para staf yang ada. Proses belajar
dan berkembangang berkaitan dengan peningkatan frekuensi
penyelenggaraan pendidikan, peningkatan keahlian dan kompetensi para
karyawan, pengembangan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan
distribusi pelatihan cukup dan adil untuk pegawai yang ada.
Sebuah kenyataan yang ada memperlihatkan bahwa aspek
proses belajar dan berkembang belum begitu diperhatikan oleh PT. Air
Manado dalam mempersiapkan karyawannya untuk mencapai kinerja
yang maksimal dalam bekerja. Kurangnya program pendidikan dan
pelatihan guna meningkatkan keahlian dan kompetensi para karyawan
38
sebagaimana jabatan yang dipercayakan serta pendistribusian pelatihan
secara adil dan merata sesuai dengan struktuk pekerjaan yang ada
menjadi suatu tanatngan bagi PT. Air Manado saat ini dan kedepan.
4.2.3. Besar Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja
PT. Air Manado
Analisis regresi menjelaskan bagaimana satu variable
dihubungngkan dengan variable lainnya. Yang dalam penelitian ini
bagaimana variable struktur organisasi dihubungkan dengan variable
kinerja PT. Air Manado yang dinyatakan dalam bentuk persamaan
hubungan dimana nilai dari variable struktur organisasi diketahui dapat
digunakan menduga nilai variable kinerja PT. Air Manado. Dengan hasil
demikian diperolehnya dugaan atau prediksi serta diketahuinya bentuk
hubungan persamaan.
Dengan diperolehnya persamaan regresi untuk variable struktur
organisasi dan kinerja PT. Air Manado dengan model regresinya : Y =
45,390 + 0,121 X serta dengan nilai F hitung > F tabel (3,092 >
2.684) maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang berarti dari
Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado. Konstanta 45,390
menyatakan bahwa jika tidak dipengaruhi oleh Struktur Organisasi ( X )
maka rata-rata nilai Kinerja PT. Air Manado ( Y ) adalah 45,390.
39
Dengan hasil perhitungan koefisien determinasi atau besarnya
pengaruh ( r2 ) dari Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air
Manado adalah r2 = r
2xy maka r
2 = (0,210)
2 = 0,044, dan Koefisien
Regresi sebesar 0,121 menyatakan bahwa setiap penambahan ( karena
bertanda positif ) Struktur Organisasi ( X ) sebesar 1 satuan, maka
Struktur Organisasi ( X ) akan meningkatkan rata-rata Kinerja PT. Air
Manado ( Y ) sebesar 0,121 satuan. Koefisien Regresi sebesar 0,121 dari
Variabel Struktur Organisasi terhadap Kinerja PT. Air Manado dan
besarnya pengaruh dari Struktur Organisasi hanya sebesar 4,4 %
terhadap Kinerja PT. Air Manado.
Dalam tangungjawab kerjanya, PT. Air Manado memiliki
kewajiban menjalankan fungsi ekonomi, yakni mencari keuntungan
(profit oriented) dan menjalankan fungsi sosial yang berkaitan dengan
maksud dari pasal 33 UUD‟45, yakni mengelola usaha yang menguasai
hajat hidup orang banyak, khususnya penyediaan pelayanan sarana air
bersih dan sehat bagi masyarakat. Struktur organisasi PT. Air Manado
saat ini yang secara sruktural dipercayakan pada 69 orang berdasarkan
jabatan structural yang ada diantara 269 orang pegawai belum termasuk
tenaga harian lepas dan honorer, menunjukkan diperlukannya perbaikan
kinerja guna mewujudkan visi perusahaan menjadikan PT. Air Manado
sebagai penyedia air minum terbaik.
40
Dalam kondisi lapangan yang menunjukkan dalam
operasionalisasinya terdapat kecenderungan bahwa kinerja perusahaan
banyak mengalami penurunan. Dari satu sisi kurang menghasilkan
keuntungan maksimal. Pada sisi lain, pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan (customers) semakin kurang optimal. Kenyataan ini
setidaknya sejalan dengan pemikiran para ahli yang antara lain Josef
Riwu Kaho (2001:168-172) berdasarkan hasil penelitiannya pada tahun
1982 menyimpulkan bahwa : “…lemahnya perusahaan daerah dalam
menopang pendapatan daerah paling tidak disebabkan oleh tiga hal,
yaitu pertama berkaitan dengan profesionalisme pegawai yang tidak
mampu menyeimbangkan antara misi ekonomi dan misi sosialnya;
kedua bekaitan dengan organisasi perusahaan yang tidak memiliki
syarat-syarat kualifikasi organisasi bisnis sehingga menyebabkan
terbengkalainya pertimbangan efisiensi, efektivitas dan kepraktisan
dalam pengelolaanya; ketiga kurangnya fasilitas untuk mengelola dan
mengembangkan perusahaan.
Dalam operasionalisasinya kebanyakan organisasi perusahaan
milik pemerintah berada dalam sistem manajemen yang tidak berfungsi
dengan baik (sedikit yang mengukur kinerja), mempunyai misi ganda;
sedikit yang menghadapi persaingan langsung; sedikit yang mempunyai
bottom line yang jelas; dan sedikit sekali yang bisa
dipertanggungjawabkan kepada pelanggan mereka. Realitas sistem ini
41
menciptakan kondisi yang mendorong organisasi perusahaan bertindak
dengan gaya birokrasi.
Upaya yang perlu dilakukan dalam rangka penyehatan
organisasi adalah dengan melakukan perubahan dan pengembangan
organisasi (change and development) sebagaimana pendapat Winardi
(1994:213-214) bahwa : “..secara komprehensif, tujuan-tujuan dasar
pengembangan orgasinasi berhubungan dengan upaya memperbaiki
kesehatan organisasi, perbaikan dalam kemampuannya untuk
memecahkan masalah-masalah dan perbaikan dalam kemampuannya
untuk menghadapi kondisi-kondisi lingkungan yang mengalami
perubahan terus menerus”.
Kinerja organisasi dalam salah satu aspek yang dianalisis
adalah menyangkut proses belajar dan berkembang, yang dari hasil
lapaangan menunjukkan kondisi yang belum sepenuhnya diperhatikan
oleh pihak perusahaan dalam hal ini PT. Air Manado. Menjadikan
perusahaan sehat salah satunya dengan melakukan pengembangan
organisasi yang antara lain melalui peningkatan frekuensi
penyelenggaraan pendidkan, peningkatan keahlian dan kompetensi,
pengembangan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan distribusi
pelatihan cukup dan adil untuk pegawai.
Salah satu konsep baru yang mendukung proses perubahan
adalah good governance. Bintoro (2001:24-26) menyebutkan bahwa
42
good governance mendukung proses perubahan yang empower sumber
daya dan pengembangan institusi yang sehat dalam menunjang sistem
produksi yang efisien. Konsep ini sejalan dengan misi PT. Air Manado
yang pertama yaitu “Mewujudkan Manajemen PT. Air Manado yang
Good Corporate Governance.
Berkaitan dengan pengelolaan perusahaan, maka salah satu sub
domain dari private sector governance adalah good corporate
governance. Wacana baru corporate governance ialah perlunya
perhatian tidak hanya pada pemegang saham tetapi juga bagi pemegang
kepentingan. Good corporate governance dapat memberi peluang bagi
peningkatan kinerja perusahaan (Bintoro, 2001:70).
Dalam good corporate governance mensyaratkan perlunya
perhatian terhadap aspek internal dan aspek eksternal perusahaan. Aspek
internal dapat menyangkut pembiayaan, pemasaran, produksi dan
operasional yang sehat. Aspek eksternal berhubungan social
responsibility bisnis maupun etika bisnis. Perusahan harus mempunyai
tanggungjawab kepada masyarakat, antara lain hasil produksi cukup
berkualitas, tidak membahayakan kesehatan atau merusak lingkungan.
Dapat juga perusahaan menyumbang untuk kepentingan umum,
misalnya memelihara jalan lokasi perusahaan dan sumbangan fasilitas
social, yang dalam kinerja dianalisis melalui dimnesi pelanggan melalui
adanya penambahan jumlah konsumen baru, penurunan jumlah
43
konsumen yang berhenti/keluar, adanya kecepatan waktu layanan,
tingkat kepuasan konsumen meningkat dan turunnya jumlah keluhan
pelanggan.
Untuk menjalankan hal itu, diperlukannya struktur organisasi
yang dapat mendukung jalannya visi dan misi perusahaan termasuk
kesiapan dan potensi pegawai yang menduduki jabatan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001:262) pada organisasi bisnis, struktur organisasi
dapat diarahkan kepada pendekatan kepemilikan sistem (system
ownership approach), diantaranya terdiri dari sistem yang berfokus
kepada produk (product focused system) dan sistem berfokus pada
pelanggan (customer focused system). Dalam banyak hal, pendekatan
kepemilikan sistem struktur ini dapat mengatasi berbagai kelemahan
organisasi yang bersifat hirarkis dengan merekstrukturisasi organisasi
atas dasar kemampuan produksi dan pendekatan pada pelanggan.
Dengan berjalannya struktur organisasi dan didukung oleh
Adanya standar operasional prosedur (SOP) dan pelaksanaan standar
operasioanl prosedur (SOP) pada masing masing struktur dalam
organisasi maka baik pertangungjawaban maupun pembagian kerja akan
dengan jelas terlihat dan dijalankan. Sekalipun memang harus diakui
bahwa perusahaan milik pemerintah, sistem pertanggungjawaban
bersifat ganda, yakni mempertanggungjawabkan kepada pemerintah
sebagai pemilik aset (share holder) dan kepada pelanggan (stake holder)
44
atas dasar pencapaian hasil kinerja perusahaan. Demikian pula halnya
dengan sistem laporan kepada pemerintah dilakukan atas dasar prosedur
hasil kinerja dalam periode waktu tertentu serta alokasi penggunan dana
penyertaan modal bagi operasional perusahaan. Sedangkan kepada
pelanggan dapat dilakukan melalui kegiatan survei untuk melakukan
pamastian mutu pelanggan.
Penyelenggaraan kinerja yang baik juga akan sangat berkaitan
dengan system control yang berlaku pada perusahaan. Sistem kontrol
yang digunakan berupaya mengurangi kontrol berlebihan dari bagian –
bagian tertentu maupun dari pihak luar seperti badan eksekutif maupun
legislatif termasuk yang berkaitan dengan deregulasi organisasional
yang terkadang dapat menimbulkan kekauan dalam cara mengurangi
sistem manajemen hirarkis dan otoriter. Akan tetapi dalam hal lain,
kontrol dapat dilakukan melalui desentralisasi kontrol administratif,
yakni mengalihkan wewenang kepada badan-badan pelaksana untuk
mengelola kontrol keuangan, personil, dan lain sebagainya. Teknik ini
memungkinkan unit-unit pelaksana lapangan secara bertahap mampu
mandiri (survive).
Gambaran linieritas hubungan struktur organisasi terhadap
kinerja juga diwarnai oleh adanya penghasilan baik menyangkut omset
perusahaan maupun penghasilan karyawan. Menghasilkan kinerja yang
maksimal merupakan sumbangan kerja dari para pegawai yang juga
45
berkinerja individu maksimal untuk perusahaan. Dan setiap pekerja
berhak mendapatkan upah serta mengharapkan upah maupun tambahan
penghasilan sebagaimana yang telah diberikan kepada perusahaan.
PT. Air Manado diakui oleh para responden belum
menerapkan system insentif yang diharapkan sebagaimana beban kerja
yang ada. Untuk menggunakan manajemen kinerja, maka harus
dirancang sistem insentif baru. Sistem insentif memfokuskan pada
kinerja, yakni alokasi dana digunakan untuk meningkatkan kinerja.
Sistem insentif dapat bersifat positif maupun negatif. Sistem insentif
yang bersifat positif memberikan pengharggaan baik yang bersifat
finansial, seperti bonus maupun non finansial, seperti piagam atau
bentuk lainnya atas dasar berprestasi kerja. Sedangkan yang bersifat
negatif dapat berupa sanksi dikarenakan seringnya melanggar aturan
main perusahaan . Sistim insentif dapat diberikan, baik kepada individu
maupun kepada kelompok kerja.
Semenatara itu dalam hal kewenangan maupun rantai komando
dan desentralisasi menjadi catatan pada enerapan sistem desentralisasi
bagi organsasi perusahaan milik pemerintah tidak hanya diberlakukan
dari pemerintah sebagai pemilik aset kepada pihak manajemen
perusahaan, melainkan juga adanya pengaturan desentralisasi dari dewan
direksi kepada para bawahannya. Pola korporatisasi mensyaratkan
perlunya penerapan desentralisasi dalam rangka menyerahkan urusan
46
pengelolaan perusahaan dari pemerintah kepada dewan direksi. Refleksi
dari penerapan desentralisasi ini dapat diukur melalui tingkat kejelasan
secara terperinci serta pelaksanaanya atas dasar kepercayaan sesuai
keahlian dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana batas-batas
kewenangan.
Sebagai contoh penerapan kewenangan yang perlu menjadi
perhatian guna pencapaian kinerja PT. Air Manado dapat dipahami
melalui pendelegasian wewenang dari Dewan Direksi kepada seluruh
karyawan secara politis sifatnya sama dengan keadaan di atas, yakni
pendelegasian wewenang sudah jelas, namun belum dibuat daftar
rinciannya. Sedangkan peraturan perusahaan yang sudah dibuat hanya
memuat mengenai pelanggaran disiplin, pemberian penghargaan, serta
prosedur kenaikan pangkat. dan belum memuat hal-hal yang berkaitan
langsung dengan ketegasan batas-batas kewenangan para karyawan.
Selain itu, pendelegasian wewenang dari Dewan Direksi
kepada para bawahannya masih didasarkan atas jabatan masing-masing
karyawan, belum didasarkan atas keahlian karyawan. Hal inipun
memungkinkan dapat terhambatnya kreatifitas dan inovasi bagi
karyawan yang memiliki kemampuan dan keahlian, tetapi tidak
memiliki jabatan.
Oleh karenanya, pendelegasian wewenang yang diberikan dari
Pemda Kota Manado sebagai pemilik aset kepada pihak manajemen PT.
47
Air Manado perlu diperinci mengenai jenis dan jumlahnya. Demikian
juga pendelegasian wewenang dari Dewan Direksi kepada para
bawahannya tidak perlu hanya didasarkan atas jabatan saja, tetapi yang
lebih penting adalah atas dasar keahlian karwayan. Hal ini perlu
dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan dan peluang kepada
seluruh karyawan perusahaan untuk mengembangkan kreatifitas dan
inovasinya demi kemajuan perusahaan yang tentunya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Langkah perbaikan menuju inovasi kerja adalah dengan
mengubah cara berpikir karyawan menuju sifat wirausaha dapat
dilakukan melalui pemberian kesempatan untuk mengikuti pendidikan
dan keterampilan yang berkaitan dengan tugas, melakukan studi
banding dengan perusahaan lain secara rutin serta pembentukan tim
kerja sama dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan.