bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...
TRANSCRIPT
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakasanakan di Kecamatan Argomulyo, di SD
Negeri Ledok 2 yang terletak di Jalan.Veteran nomor 43.Saat melakukan uji validitas
soal post test, peneliti menggunakan subjek dari siswa-siswi kelas 6 SD Negeri Ledok
2. Yang terdiri dari 18 siswi perempuan, dan 16 siswa laki-laki.Sedangkan Subjek
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Ledok 2, dengan jumlah murid
42.Terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan.
Dari hasil observasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, kondisi
ruang kelas 5 cukup luas dan baik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.Selaian
itu dinding-dinding kelas banyak dihiasi oleh gambar-gambar Pahlawan Nasional
yang merupakan hasil kreativitas murid kelas 5.Selain gambar pahlawan, terdapat
juga karangan puisi dan pantun yang ditempelkan di dinding kelas 5.
Karakteristik siswa di kelas 5 memang berbeda, ada siswa yang aktif dalam
pelajaran tetapi adabeberapa siswa yang pasif saat kegiatan pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran sudah cukup baik, terkadang minat belajar siswa kurang
maksimal karena siswa cenderung ramai dan berbicara sendiri. Saat ditanya guru
mengenai materi pembelajaran siswa menjawab tahu dan bisa, tetapi saat diberi soal
posttest, beberapa siswa yang menjawab ya dan bisa masih mendapatkan hasil yang
kurang maksimal.
4.1.1 Pra Siklus
Dalam kegiatan pra siklus diperoleh data hasil belajar siswa kelas 5 pada mata
pelajaran IPA, terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang
sudah di tetapkan yaitu 70.nilai siswa pada kondisi awal sebelum penelitian dapat
dilihat pada tabel.
48
Tabel 9
Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase
< 70 Belum Tuntas 10 24%
≥ 70 Tuntas 32 76%
Jumlah Seluruhnya 42 100%
Dari tabel 4.2. dapat dilihat bahwa Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus siswa
yang belum mencapai KKM 70 adalah 10 siswa atau 24% sedangkan siswa yang
mencapai KKM adalah 32 atau 76% siswa. Dari data diatas dapat kita lihat
presentase siswa yang sudah memenuhi KKM dalam diagram lingkaran dibawah.
Gambar 3
Ketuntasan Hasil Belajar siswa
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian diantaranya. Peneliti
meminta Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan di pakai dalam
penelitian. Memastikan hari jam pembelajaran yang akan digunakan penelitian.
Kemudian, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang di dalamnya terdapat
sintak pembelajaran Two Stay Two Stray.Selain menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, peneliti juga menyusun lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas murid.Setelah menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaranpeneliti dan lembar observasi peneliti bekerjasama dengan guru kelas,
dalam hal ini peneliti menjelaskan bagaimana sintak yang akan digunakan dalam
49
kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Selain itu, peneliti harus membuat alat peraga yang kemudian diberikan
kepada guru kelas yang akan dipakai saat menjelaskan materi dalam siklus I dan II.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1
a. Kegiatan Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Dalam
perencanaan peneliti menanyakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
akan digunakan penelitian kepada guru kelas 5 SDN Ledok 2 Salatiga. Kemudian
menanyakan hari dan jam pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah
mendapatkan SK dan KD penilit menyusun RPP yang akan digunakan dalam
penelitian, dalam penyusunan RPP, tak lupa peneliti juga membuat media
pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA.
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai peneliti menyiapkan materi ajar,
media dan bahan ajar siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi aktivitas guru,
lembar observasi aktivitas siswa.
b. Pertemuan I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan dimana pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 3 April 2014 pukul 09.00-10.45.
Sebelum mengadakan kegiatan siklus 1, peneliti bertemu dengan Kepala Sekolah SD
Negeri Ledok 02 untuk memberikan surat keterangan penelitian skripsi. Kemudian
bertemu guru kelas dan bersama-sama menuju ruang kelas 5.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyiapkan siswa dan memberikan
kesempatan kepada sekretaris kelas untuk mengabsen dan mencatat siapa yang tidak
masuk sekolah.Kemudian guru melakukan apresepsi dengan bertanya kepada siswa
“apakah air di bumi bisa habis?Jika bisa berikan alasan kalian”.Dengan mengangkat
tangan siswa diberi kesempatan untuk mengutarakan jawaban yang mereka
miliki.Ketika beberapa siswa sudah memberikan pendapatnya, guru meluruskan
pendapat siswa dengan memberikan sedikit jawaban tentang materi daur air bahwa air
50
di bumi tidak bisa habis, mengapa? Karena jawaban selengkapnya akan dijelaskan
guru saat menerangkan materi.
Pada kegiatan inti, guru menerangkan apa itu daur air dengan menggunakan
alat peraga berupa gambar skema daur air di bumi. Guru menjelaskan dengan baik
dan lengkap tentang materi daur air. Kemudian guru membagi siswa menjadi 7
kelompok. Dimana setiap kelompok terdiri dari 6 orang anggota kelompok dengan
cara berhitung. Kemudian guru memberikan soal kepada setiap kelompok untuk
didiskusikan. Guru memberikan waktu 25 menit untuk semua kelompok guna
mendiskusikan lembar diskusi. Dalam kegiatan diskusi beberapa kedapatan berbicara
sendiri dan asyik mengobrol dengan kelompok lain. Sehingga guru memberikan
perhatian khusus bagi siswa tersebut dengan memberikan tugas untuk mencatat
pekerjaan atau pendapat yang diutarakan oleh temannya.Waktu yang diberikan oleh
guru ternyata kurang dan siswa meminta tambahan waktu untuk menyelesaikan
lembar diskusi, sehingga guru memberikan tambahan waktu 5 menit untuk
menyelesaikan.Setelah diberikan tambahan waktu guru meminta setiap kelompok
menyiapkan 2 anggota kelompok untuk menjadi tamu yang akan mempresentasikan
hasil diskusi kepada teman di kelompok lain. Saat waktu dirasa cukup guru
mempersilahkan 2 anggota kelompok yang menjadi tamu untuk kembali ke kelompok
asal.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya pada hari
senin tanggal 7 April 2014 supaya siswa membawa artikel yang diperoleh dari Koran,
majalah, internet dan media massa lainnya yang berhubungan dengan bencana alam
di Indonesia yang disebabkan oleh air.
c. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus pada pertemuan II adalah lanjutan dari pertemuan
I. Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Senin, pada tanggal 7 April 2013
pukul 09.00-10.45 WIB. Siswa berbaris di depan kelas sebelum memasuki ruang
kelas. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada sekretaris kelas untuk absensi
kelas.Pada pertemuan ke dua semua siswa hadir. Guru melakukan aprsepsi dengan
51
membacakan artikel atau berita tentang kondisi alam Indonesia yang berhubungan
dengan air. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang
sudah dibacakan oleh guru, mengapa bisa terjadi peristiwa yang telah dibacakan oleh
guru.
Guru meminta siswa untuk menunjukkan artikel yang sudah dibawa dari
rumah, dan menunjuk beberapa siswa untuk membacanya. Kemudian guru enjelaskan
materi kepada siswa kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air di
bumi.Dengan menggunakan artikel siswa, guru dapat memberikan beberapa contoh
kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air.
Guru membagi siswa kedalam 7 kelompok dimana setiap anggota
beranggotakan enam siswa. Setelah berkumpul dengan kelompoknya, guru
membagikan lembar diskusi untuk setiap anggota kelompok dan memberikan waktu
25 menit untuk mendiskusikan lembar diskusi dengan temannya.Saat diskusi
berlangsung, masih terdapat beberapa siswa yang terlihat asyik mengobrol dan
bermain dengan teman lainnya, sehingga mengganggu teman yang sedang
berdiskusi.Setelah mendengarkan dan memahami aturan pembelajaran dari
pertemuan 1, setiap anggota kelompok sudah menyiapkan 2 anggota kelompoknya
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan kelompok
lainnya.Sehingga guru tidak perlu menjelaskan ulang kepada siswa aturan
pembelajaran berlangsung.
Setelah semua kelompok menyelesaikan presentasinya siswa diminta kembali
ke tempat duduk masing-masing. Guru bersama siswa membuat kesimpulan belajar
pada hari itu. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah
disampaikan.Bel istirahat berbunyi semua siswa diijinkan untuk keluar kelas dengan
tertib.
d. Pertemuan III
Pada pertemuan tiga pada siklus I digunakan untuk mengevaluasi seberapa
dalam materi yang dikuasai siswa yang telah diberikan.Kegiatan awal hanya berisi
tanya jawab dan pembahasan ulang dari materi yang telah dibahas pada pertemuan I
52
dan II selanjutnya peneliti menyiapkan lembar soal tes dan lembar jawaban. Siswa
tetap duduk di tempatnya masing-masing.Sebelum siswa melakukan tes, guru
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
materi yang belum dipahami.Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
sebelum tes berlangsung.Setelah itu siswa mengerjakan soal secara individu.Pada tes
siklus I ini siswa lebih mandiri dalam mengerjakan soal. Peneliti menjumpai adanya
beberapa siswa yang bertanya pada siswa lain atau pun mencontek. Guru langsung
memberikan teguran dan membuat peraturan jika kedapatan siswa yang mencontek
akan di hokum mengerjakan ulangan di luar kelas. Setelah tes dilaksanakan siswa dan
guru mengadakan refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4.1.3 Observasi
Observasi dilakukan pada setiap pertemuan.Hasil tindakan siklus I berupa
hasil observasi praktik pembelajaran dan aktivitas siswa selama siklus I dan hasil
nilai siswa.Observasi yang dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan pada
pertemuan kedua.Sedangkan pada pertemuan ketiga tidak diadakan observasi karena
pertemuan ketiga hanya untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi
yang disampaikan dengan menerapkan model kooperatif tipe Two Stay Two
Stray.Observasi dilakukan olehpeneliti di SD Negeri Ledok 02.
4.1.4 Refleksi
Refleksi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I
dari pertemuan I, II,dan III. Yaitu merefleksi semua kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi dengan cara menggunakan nilai tes evaluai dan nilai
lembar hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini dilaksanakan
supaya peneliti dapat digunakan untuk menganalisis kekurangan–kekurangan yang
ada sehingga peneliti mampu merencanakan strategi yang dapat digunakan untuk
perbaikan pada siklus II dan juga sekaligus dapat digunakan untuk membandingkan
hasil tindakan pada siklus I dan sebelum menggunakan tindakan.
Secara keseluruhan penerapan model kooperatif tipe Two Stay Two
Strayterkadang mengalami hambatan karena beberapa faktor diantaranya:
53
1. Penerapan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray belum terbiasa
digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa belum memahami sepenuhnya
aturan permainan dan tentunya mengalami kendala untuk dikembangkan.
2. Kelas yang digunakan untuk penelitian tergolong kelas yang cukup besar,
dimana siswa berjumlah 42. Sehingga saat berdiskusi cenderung ramai karena
kelompok besar, karena tidak ada pembeda antar anggota kelompok.
3. Terbatasnya waktu yang digunakan untuk setiap kali pertemuan, sehingga
tidak semua kelompok dapat menerima anggota kelompok yang akan
mempresentasikan.
4. Diskusi kelompok belum berjalan dengan maksimal. Masih banyak siswa
yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
4.1.5 Pelaksanaan Siklus 2
Siklus II dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan tatap muka.Sama seperti yang
dilakaukan pada siklus I, sebelum melaksanakan penelitian peneliti menyusun
beberapa perencanaan yan terdiri dari yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, dan
refleksi.
a. Kegiatan Perencanaan
Pada pembelajaran siklus II pertemuan satu adalah tindak lanjut dan
perbaikan pada pembelajaran siklus I. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan
dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dan disertai hasil refleksi pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II dengan
Standar Kompetensi Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya dan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi peristiwa
alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan
Sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai peneliti menyiapkan peralatan dan
perlengkapan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar
Observasi kegiatan siswa, Lembar observasi kegiatan guru, Lembar kerja siswa,
Lembar Penilaian, dan diorama gunung berapi yang akan digunakan untuk kegiatan
percobaan di kelas.
54
b. Pertemuan I
Pertemuan pertaman siklus II dimulai pada Senin tanggal 14 April pukul
09.00-10.45 WIB.Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru merapikan siswa
berbaris, memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, berdoa dan memeriksa
kehadiran siswa.Pada pertemuan pertama terdapat 2 siswa yang tidak bisa mengikuti
pelajaran karena sakit.Setelah itu guru melakukan apresepsi dengan bertanya kepada
siswa “apakah diantara murid-murid ada yang pernah mengalami bencana
alam?”.Dengan mengangkat tangannya, siswa mencoba menjawab pertanyaan dari
guru.Kemudian guru menunjuk salah seorang siswa untuk menceritakan
pengalamannya berhubungan dengan bencana alam. Kmudian guru membacakan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari itu.
Saat kegiatan Eksplorasi, guru memberikan beberapa contoh tentang bencana
alam yang biasa terjadi di Indonesia.Dalam kesempatan tersebut guru mengambil
contoh kejadian gunung meletus.Tidak hanya menerangkan, guru juga melakukan
percobaan/mendemonstrasikan kejadian gunung meletus dengan diorama yang sudah
disiapkan oleh peneliti. Ketika melakukan percobaan di depan kelas, siswa
diperbolehkan untuk maju dan mendekat agar dapat melihat secara jelas percobaan
yang dilakukan oleh guru. Dalam kegiatan ini siswa sangat antusias. Bahkan seorang
siswa haru ditenangkan oleh karena berebut posisi yang paling depan. Ketika dirasa
semua siswa sudah siap, guru mejelaskan bagian-bagian dari diorama gunung seperti
kawah, puncak, lereng dll.Selain itu guru juga menyebutkan bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat diorama dan bahan percobaan yang dibutuhkan.
Selesai melakukan percobaan, guru mempersilahkan siswa untuk kembali ke
tempat duduknya masing-masing.Kemudian guru membagi siswa kedalam 10
kelomppok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.Guru memberikanlembar
diskusi tentang bencana alam yang terjadi di Indonesia. Dengan waktu yang yang
diberikan 25 menit untuk mendiskusikan dengan anggota kelompok lain.Diskusi
berlangsung lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I, karena dalam diskusi ini
setiap kelompok hany beranggotakan 4 orang, sehingga semua anggota siswa benar
55
mendapatkan tugas yang harus dikerjakan.Selain itu guru lebih mudah untuk
mengontrol siswa yang dianggap mendapat perhatian khusus.Ketika waktu habis,
guru meminta menyiapkan 2 orang setiap kelompok untuk mempresentasikan tugas di
hadapan kelompok lainnya.Setelah selesai, siswa diminta untuk kembali ke
tempatnya masing-masing.
Bersama siswa, guru melakukan Tanya jawab tentang materi yang sudah
diterangkan. Salah seorang siswa bertanya kepaa guru “apakah bencana alam yang
terjadi di setiap Negara itu sama?” kemudian guru menjawab “tidak semua bencana
alam bisa disamakan satu Negara dengan negara lainnya. Contoh jika di Indonesia
bisa terjadi Tsunami, lain halnya di negara Jerman.Mengapa?Karena di negara
Jerman tidak memiliki laut seperti negara Indonesia yang sebagian besar wilayahnya
adalah wilayah perairan”. Setelah dirasa cukup menjawab, guru bertanya apakah ada
yang ingin ditanyakan lagi?.Begitu seterusnya hingga dirasa sudah tidak ada
pertanyaan lagi. Kemudian guru memberikan kesimpulanpembelajarandan meminta
siswa untuk membawa sebuah artikel yang diambil dari koran, majalah, internet dll
tentang bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Indonesia.
c. Pertemuan II
Pertemuan kedua adalah tindak lanjut dari pertemuan pertama.Kegiatan
pembelajaran dilaksankan pada hari kamis 17 April 2014 dimulai pukul 09.00-10.45
WIB.Sama seperti pertemuan pertama, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
guru merapikan siswa berbaris, memeriksa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran,
berdoa dan memeriksa kehadiran siswa awal guru akan menyiapkan siswa, berdoa,
dan memeriksa kehadiran siswa. Pada pertemuan ini terdapat 1 orang siswa yang
tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan urusan keluarga.Apresepsi
dilakukan denganmembacakan artikel atau berita tentang kondisi alam Indonesia
yang terkena bencana alam. Kemudian .memberitahukan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai yaitu “setelah siswa berdiskusi dengan anggota kelompok lainnya,
siswa mampu memberikan saran atau usulan cara mencegah banjir dan tanah longsor.
Siswa mampu membuat laporan berdasrkan artikel yang sudah dibawa”.
56
Guru meminta salah seorang siswa untuk membaca artikel yang sudah dibawa
dari rumah. Setelah mendengarkan salah seorang siswa membaca, kini guru
memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menanggapi mengapa bencana
tersebut bisa terjadi.Dengan mengangkat tangan siswa bergantian memberikan
jawaban dan tanggapannya.Kemudian guru membagi siswa menjadi 10 kelompok,
terdapat 1 kelompok dimana anggotanya menjadi 5 orang karena jumlah siswa yang
ganjil. Guru memberikan sebuah lembar diskusi dan diberikan kepada setiap
kelompok. Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menulis sebanyak-banyaknya
saran, cara untuk menanggulangi bencana banjir dan tanah longsor. Ketika waktu
habis dua perwakilan kelompok menuju ke kelompok lain untuk mempresentasikan di
anggota lain hingga waktu yang ditentukan dan kembali ke kelompok masing-
masing.
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru bersama siswa
menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran pada hari itu dilanjutkan dengan tanya
jawab tentang materi yang sudah diterangkan. Kemudian siswa diminta belajar untuk
pertemuan selanjutnya karena akan diadakan evaluasi hasil belajar.
d. Pertemuan III
Pertemuan ke III digunakan peneliti untuk mengadakan evaluasi dengan
mengerjakan soal–soal tes individu. Pembelajaran dibuka dengan pemberian
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu materi pada pertemuan I dan II. Guru kemudian merespon pertanyaan yang
diajukan oleh siswa. Setelah itu dilanjutkan siswa mengerjakan soal tes
individu.Selama mengerjakan soal tes individu, guru dan peneliti mengawasi dengan
seksama bagaimana siswa mengerjakan.Ada beberapa siswa yang masih bertanya
pada teman sebangkunya. Namun sebagian besar siswa sudah mandiri dan bisa
membedakan nama yang tugas kelompok dan mana yang tugas individu. Guru
memberikan waktu 1x45 menit untuk menyelesaikan soal setelah siswa
menyelesaikan tes siswa siswa dan guru membahas tentang hal- hal yang belum
diketahui siswa dan menutup pertemuan
57
4.1.6 Observasi
Observasi dilakukan pada setiap pertemuan.Hasil tindakan siklus I berupa
hasil observasi praktik pembelajaran dan aktivitas siswa selama siklus I dan hasil
nilai siswa.Observasi yang dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan pada
pertemuan kedua.Sedangkan pada pertemuan ketiga tidak diadakan observasi karena
pertemuan ketiga hanya untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi
yang disampaikan dengan menerapkan model kooperatif tipe Two Stay Two
Stray.Observasi dilakukan olehpeneliti di SD Negeri Ledok 02.
4.1.7 Refleksi
Refleksi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
pengamatan pada siklus II. Guru sudah bisa menerapkan model kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dengan baik sesuai RPP. Dengan pengamatan yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa siswa telah mengikuti pembelajaran dengan aktif.Diskusi dan
presentasi dapat berjalan dengan lancar.Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok,
dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas
kelompok.Model pembelajaran ini diterapkan dengan sesungguh-sungguhnya
sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.Dalam
pelaksanaan ini terlihat setiap kelompok mudah dikenali karena memakai
lambing/penanda yang digunakan setiap anggota kelompok. Sehingga saat bertamu
ke kelompok lain, guru lebih mudah untuk memperhatikan.
4.2 Hasil Penelitian
Setelah melakukan kegiatan penelitian dari kegiatan pra siklus hingga siklus 2
diperoleh data yang akan digunakan untuk mengukur dan membandingkan apakah
terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 2. Data tersebut
diperoleh dari nilai yang diperoleh siswa saat mengerjakan lembar evaluasi
siswa.Sedangkan untuk kegiatan pra siklus diperoleh melalui wawancara dengan guru
kelas.Untuk melihat terlaksananya sintak dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat
melalui lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa.
58
4.2.1 Deskripsi Data
a. Deskripsi Data Siklus 1
Pengukuran keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe Two Stay Two Stray berupa hasil belajar siswa.Sehingga diperoleh
nilai pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel.
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Nilai Siklus 1
No Rentang Nilai Frekuensi Presentase
1 50 – 59 2 5 %
2 60 – 69 7 17 %
3 70 – 79 14 33,5 %
4 80 – 89 13 29 %
5 90 – 99 6 15,5 %
Jumlah 42 100%
Dari tabel destribusi frekuensi diatas, dapat dilihat bahwa setelah tindakan
siklus I siswa yang memperoleh nilai 90-99 adalah 15,5% atau sebanyak 6 siswa,
yang mendapat nilai 80-89 adalah 29% atau 13 orang, siswa yang mendapatkan nilai
70-79 sebanyak 33,5% atau 14 orang siswa, yang mendapat nilai 60-69 yaitu
sebanyak 17% atau 7 orang siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 50-59
adalah 5% dengan jumlah 2 orang siswa. Dapat kita lihat melalui diagram batang
59
Gambar 4
Diagram Batang Perolehan Nilai IPASiswa kelas 5 SD Negeri Ledok 2 tahun
ajaran 2013/2014 pada Siklus 1
Dengan data yang diperoleh, terdapat 33 siswa yang sudah memenuhi KKM
dan siswa yang tidak memenuhi KKM berjumlah 9 orang.Perbandingan tersebut
dapat kita lihat dalam tabel perbandingan nilai siswa sebagai berikut.
Tabel 11
Ketuntasan nilai siswa nilai IPA Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 2 tahun
ajaran 2013/2014 pada Siklus 1
Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase
< 70 Belum Tuntas 9 21,5 %
≥ 70 Tuntas 33 78,5 %
Jumlah Keseluruhan 42 100%
0
2
4
6
8
10
12
14
50 – 59 Belum Tuntas
60 – 69 Belum Tuntas
70 – 79 Tuntas
80 – 89 Tuntas
90 – 99 Tuntas
Fre
kue
nsi
60
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 5
Perbandingan nilai siswa memenuhi KKM dan siswa yang belum memenuhi
KKM
b. Deskripsi Data Siklus 2
Pengukuran keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe Two Stay Two Stray berupa hasil belajar siswa.Sehingga diperoleh
nilai pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel.
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Nilai Siklus 2
No Rentang Nilai Frekuensi Presentase
1 41 – 50 1 2,5 %
2 51 – 60 1 2,5 %
3 61 – 70 1 2,5 %
4 71 – 80 13 31 %
5 81 – 90 10 24 %
6 91 – 100 16 37,5 %
Jumlah 42 100 %
Dari tabel destribusi frekuensi diatas, dapat dilihat bahwa setelah tindakan
siklus I siswa yang memperoleh nilai 91-100 adalah 37,5% atau sebanyak 16 siswa,
yang mendapat nilai 81-90 adalah 24% atau 10 orang, siswa yang mendapatkan nilai
71-80 sebanyak 31% atau 13 orang siswa, yang mendapat nilai 61-70 yaitu
61
sebanyak 2,5% atau 1 orang siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 51-
60adalah 2,5% dengan jumlah 1 orang siswa. Dan siswa yang mendapatkan nilai 41-
50 adalah 2,5% dengan jumlah 1 orang siswa. Dapat kita lihat melalui diagram batang
dibawah
Gambar 5
Diagram Batang Perolehan Nilai IPA Siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 2 tahun
ajaran 2013/2014 pada Siklus 2
Dengan data yang diperoleh, dari jumlah keseluruhan siswa terdapat 39 siswa
yang sudah memenuhi KKM dan siswa yang tidak memenuhi KKM berjumlah 3
orang.Dalam fase ini terdapat peningkatan yang cukup signifikan, namun masih
terdapat siswa yang belum memenuhi KKM.Perbandingan tersebut dapat kita lihat
dalam tabel perbandingan nilai siswa sebagai berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
41 – 50 Belum Tuntas
51 – 60 Belum Tuntas
61 – 70 Belum Tuntas
71 – 80 Tuntas
81 – 90 Tuntas
91 – 100 Tuntas
62
Tabel 13
Perbandingan Nilai siswa
Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase
< 70 Belum Tuntas 3 7 %
≥ 70 Tuntas 39 93 %
Jumlah Keseluruhan 42 100%
Dapat dilihat pada diagram lingkaran, terdapat 93% siswa mampu memenuhi
KKM.Sedangkan sisanya 7% masih di bawah KKM.
Tuntas
TidakTuntas
Gambar 6
Perbandingan nilai siswa memenuhi KKM dan siswa yang belum memenuhi
KKM
4.2.2 Analisis Data
Pada bagian ini dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa mulai dari Pra
siklus,Siklus I, dan Siklus II.Nilai yang diperoleh pada pra siklus, siklus I dan siklus
II sangat berbeda.Terdapat dua jenis analisis yang digunakan yaitu, Analisis
Ketuntasan dan Analisis Komparatif.
a. Analisis Ketuntasan
Pada bagian analisis ketuntasan dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh
siswa mulai dari Pra Siklus, Siklus 1 hingga Siklus 2.Tolak ukur analisis ketuntasan
63
sendiri dilihat dari nilai siswa apakah sudah diatas KKM atau sebaliknya. Analisis
Ketuntasan dapat dilihat dalam tabel
Tabel 14
Ketuntasan nilai siswa Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Waktu Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Keterangan T BT T BT T BT
Jumlah Siswa 32 10 33 9 39 3
Jumlah Keseluruhan 42 42 42
b. Analisis Komparatif
Pada bagian ini akan dibandingkan persentase pada Pra siklus,Siklus I, dan
Siklus II. Nilai yang diperoleh pada pra siklus, siklus I dan siklus II sangat
berbeda.Nilai tertinggi dan terendahnya berbeda tiap siklus.Maka dapat dibuat
destribusi frekuensi nilai pra siklus, siklus I dan siklus II seperti yang terlihat pada
tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 15
Destribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Interval nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek (%) Frek (%) Frek (%)
40 – 49 1 2% - - 1 2,5%
50 – 59 4 9,5% 2 5% 1 2,5%
60 – 69 5 12% 7 17% 1 2,5%
70 – 79 10 24% 14 33,5% 13 31%
80 – 89 12 28,5% 13 29% 10 24%
90 - 100 10 24% 6 15,5% 16 37,5%
Jumlah 42 100% 42 100% 42 100%
Rata - Rata 76.190476 76.4285714 85.243902
64
Pada pra siklus, siklus I dan siklus II siswa yang memperoleh nilai 40-49 pada
pra siklus sebanyak 1 siswa atau 2% pada siklus I 0 dan siklus II 1 siswa atau 2,5%,
yang memperoleh 50-59 pada pra siklus 4 siswa atau 9,5%, pada siklus I terdapat 2
siswa atau 5%,pada siklus 2 menjadi 1 siswa atau 2,5%. Pada pra siklus siswa yang
memperoleh nilai 60-69 adalah 5 siswa atau 12% pada siklus II menjadi 7 siswa atau
17% sedangkanpada siklus II turun menjadi1 siswa atau 2,5%. Siswa yang
memperoleh nilai 70-79 pada pra siklus 10 siswa atau 24%, pada siklus I naik
menjadi 14 siswa atau 33,5%, dan pada siklus II menjadi 13 siswa atau 31%. Siswa
yang mendapat nilai 80-89 pada pra siklus ada 12 siswa atau 28,5%, pada siklus I
meningkat menjadi 13 siswa atau 29%% dan pada siklus II menjadi 10 siswa atau
24%. Siswa yang mendapatkan nila 90-100 saat pra siklus terdapat 10 siswa atau 24%
siklus 1 terdapat 6 siswa atau 15,5% dan siklus 2 meningkat menjadi 16 siswa atau
37,5%.
Tabel 16
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 76% 79 % 93 %
Belum Tuntas 24% 21 % 7 %
Jumlah 100% 100% 100%
Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran IPA pada siswa
kelas 5 SD Negeri Ledok 2 mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Ketuntasan
belajar siswa pada pra siklus 76%, meningkat menjadi 79 % pada siklus I, dan pada
siklus II meningkat lagi menjadi 93%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan
3% dari pra siklus ke siklus I. Setelah diadakan refleksi dan evaluasi selama siklus I
hasil belajar siswa kembali mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar
14%.Dari yang siklus I 79% menjadi 93% pada akhir siklus II.Peningkatan tersebut
dapat digambarkan dalam diagram batang seperti dibawah ini.
65
Gambar 7
Perbandingan ketuntasan belajar siswa
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penggunaan metode Two Stay Two Stray terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 2 Kecamatan Argomulyo.Peningkatan
tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan tiap-tiap aspek dalam aktivitas guru
selama proses pembelajaran dan aktivitas siswa saat pembelajaran. Pada siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan.Sedangkan hasil belajar dari awal sebelum tindakan,
siklus I, dan siklus II juga mengalami peningkatan.Indikator kinerja hasil
pembelajaran yang ditentukan oleh peneliti sudah tercapai pada siklus II.
Hambatan yang pertama terjadi karena guru dan siswa belum terbiasa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Tetapi hal
tersebut bisa diatasi dengan baik dan melihat aktivitas guru dan siswa yang
mengalami perkembangan menjadi lebih baik. Guru memberikan usaha yang
maksimal untuk lebih baik lagi dalam membimbing siswanya melakukan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray. Guru kelas tidak sungkan bertanya pada peneliti tentang RPP dan juga tentang
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
66
kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. Setiap pertemuan guru
melakukan peningkatan dalam menerapkan model ini. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya peningkatan positif dalam aktivitas kinerja guru selama proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray siswa lebih berperan dalam pembelajaran dan guru hanya
membimbing dan memfasilitasi siswa. Dengan karakteristik siswa kelas 5 SD Negeri
Ledok 2 yang cukup ramai Karen kelas yang tergolong cukup besar penerapan model
kooperatif Two Stay Two Stray saja belum bisa membuat seluruh siswa aktif dalam
proses pembelajaran. Diperlukan adanya stimulus lain berupa contoh soal dan
pembahasannya.
Pada dasarnya siswa sudah bisa memahami dan pernah melihat peristiwa alam
yang ada disekitar, namun mereka mengalami kesulitan saat diminta menyebutkan
dampak yang terjadi, apa penyebab terjadinya peristiwa alam tersebut, material apa
yang dikeluarkan saat terjadi peristiwa alam dan masih banyak lagi. Untuk tipe kelas
yang ramai seperti kelas 5 SD Negeri Ledok 2 kegiatan mempresentasikan hasil kerja
kelompok menjadi lebih hidup. Siswa lain yang tidak maju aktif dalam memberikan
tanggapan dan juga saran terhadap hasil jawaban kelompok lain. Hal ini melatih
keberanian dan juga konsentrasi siswa.Ada juga beberapa siswa yang bertipe pendiam
menjadi bisa lebih aktif dalam menyampaikan pendapat.Secara keseluruhan siswa
bisa mengikuti pembelajaran dengan tertib, hanya saja beberapa siswa yang bertipe
pembuat onar harus bisa diredam oleh guru. Dengan cara diberikan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan materi. Oleh karena itu mereka akan lebih
banyak berbicara tentang materi dan bukan hal lain diluar pembelajaran.