bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. orientasi ......37 bab iv hasil penelitian dan...

26
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini berjudul Pengaruh kecerdasan emosional dan self- efficacy terhadap psychological well-being (PWB) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah ada pengaruh secara simultan dari kecerdasan emosional dan self-efficacy terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM. UKIM adalah salah satu universitas yang berada di Kota Ambon. UKIM terletak di Jl. Ot Pattimaipauw Talake Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon Maluku. UKIM memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas Teologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, dan Fakultas Kesehatan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang disebarkan pada 50 mahasiswa Fakultas Teologi UKIM angkatan 2016 setelah melalui proses uji coba skala pada tanggal 14 Agustus 2017 sampai dengan 25 Agustus 2017 dan dilakukan penyebaran skala psikologi yang telah mempunyai daya diskriminasi yang baik pada tanggal 11 September 2017 sampai dengan 13 September 2017. Tujuan dari diadakan uji coba skala adalah agar skala psikologi yang akan dibagikan nanti telah memiliki daya diskriminasi yang baik dan bebas dari aitem yang gugur. Uji coba skala dan penelitian dilakukan pada Fakultas Teologi UKIM dengan pertimbangan mahasiswa memiliki karakter yang mirip. 4.2. Prosedur penelitian 4.2.1. Pengambilan data awal Sebelum memasuki tahap penelitian lebih lanjut, peneliti melakukan proses mencari informasi pada senat mahasiswa dan

Upload: others

Post on 09-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian ini berjudul “Pengaruh kecerdasan emosional dan self-

efficacy terhadap psychological well-being (PWB) pada mahasiswa

tahun pertama Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku

(UKIM)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah ada

pengaruh secara simultan dari kecerdasan emosional dan self-efficacy

terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM.

UKIM adalah salah satu universitas yang berada di Kota Ambon.

UKIM terletak di Jl. Ot Pattimaipauw – Talake Kecamatan Nusaniwe

Kota Ambon – Maluku. UKIM memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas

Teologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi,

Fakultas Teknik, dan Fakultas Kesehatan.

Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui skala psikologi yang

disebarkan pada 50 mahasiswa Fakultas Teologi UKIM angkatan 2016

setelah melalui proses uji coba skala pada tanggal 14 Agustus 2017

sampai dengan 25 Agustus 2017 dan dilakukan penyebaran skala

psikologi yang telah mempunyai daya diskriminasi yang baik pada

tanggal 11 September 2017 sampai dengan 13 September 2017. Tujuan

dari diadakan uji coba skala adalah agar skala psikologi yang akan

dibagikan nanti telah memiliki daya diskriminasi yang baik dan bebas

dari aitem yang gugur. Uji coba skala dan penelitian dilakukan pada

Fakultas Teologi UKIM dengan pertimbangan mahasiswa memiliki

karakter yang mirip.

4.2. Prosedur penelitian

4.2.1. Pengambilan data awal

Sebelum memasuki tahap penelitian lebih lanjut, peneliti

melakukan proses mencari informasi pada senat mahasiswa dan

38

asisten dosen. Pencarian informasi ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran PWB mahasiswa angkatan 2016 dan untuk mengetahui

jumlah mahasiswa.

4.2.2. Penyusunan alat ukur dan validitas permukaan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga skala

psikologi, yaitu skala PWB, skala kecerdasan emosional, dan skala

self-efficacy.

a. Skala PWB yang digunakan adalah skala yang dibuat oleh Ryff

(1989) dan dimodifikasi oleh penulis sesuai kebutuhan penelitian.

Aspek PWB yang digunakan adalah penerimaan diri, memiliki

hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan

lingkungan, tujuan hidup, dan menjadi pribadi yang berkembang.

b. Skala kecerdasan emosional yang digunakan adalah skala yang

dibuat oleh Goleman (1995) dan dimodifikasi oleh penulis sesuai

kebutuhan penelitian. Aspek PWB yang digunakan adalah

kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati,

dan ketrampilan sosial.

c. Skala self-efficacy yang digunakan adalah skala yang dibuat oleh

Schwarzer dan Jerusalem (1995) dan dimodifikasi oleh penulis

sesuai kebutuhan penelitian. Aspek self-efficacy yang digunakan

adalah magnitude, strength, dan generality.

Setelah skala-skala tersebut dimodifikasi maka penulis

mengajukan skala tersebut pada dosen pembimbing I dan dosen

pembimbing II untuk dilihat dan dilengkapi sebagai salah satu syarat

lolos uji validitas permukaan. Penulis juga memberikan skala

psikologi yang telah disusun kepada enam orang mahasiswa untuk

dibaca dan memberikan masukan apakah bahasa yang digunakan

dapat dimengerti atau tidak.

39

4.2.3. Perizinan

Proses perizinan kepada Fakultas Teologi UKIM diawali

dengan mengajukan permohonan izin kepada Magister Sains

Psikologi UKSW Salatiga. Setelah pihak fakultas mengeluarkan surat

izin, penulis ke Ambon untuk melakukan uji coba skala dan

penelitian. Penulis membawa surat izin uji coba kepada Dekan

Fakultas Teologi UKIM pada tanggal 24 Juli 2017 sebagai syarat

melakukan proses uji coba skala. Proses uji coba skala baru

dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2017 sampai dengan 25

Agustus 2017 dikarenakan mahasiswa sementara ada dalam masa

libur semester. Untuk pelaksanaan penelitian, penulis membawa surat

izin penelitian kepada Dekan Fakultas Teologi UKIM pada tanggal 8

September 2017 dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal

11 September 2017 sampai dengan 13 September 2017.

4.3. Deskripsi Uji Coba Skala

4.3.1. Deskrispsi Data Uji Coba Skala

Data uji coba diolah pada penelitian ini adalah data primer

dalam bentuk skala psikologi dari hasil jawabah responden terkait

PWB, kecerdasan emosional, dan self-efficacy. Skala psikologi

diberikan langsung kepada mahasiswa Fakultas Teologi angkatan

2016 yang berjumlah 40 orang.

4.3.2. Distribusi Frekuensi Identitas Responden Uji Coba Skala

Distribusi frekuensi responden uji coba berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

40

Tabel 4.1

Demografi Responden Uji Coba Skala Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

1 Laki-laki 13 orang 32,5%

2 Perempuan 27 orang 67,5%

TOTAL 40 orang 100%

Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa responden uji coba

skala yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 13 orang dengan

presentase sebesar 32,5% dan perempuan berjumlah 27 orang dengan

presentase sebesar 67,5%.

4.4. Uji Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala

Seleksi aitem dan reliabilitas skala psikologi perlu dilakukan

terlebih dahulu untuk memilih aitem yang ukurannya sesuai dengan hasil

ukur skala secara keseluruhan dan sejauh mana konsistensi alat ukur

yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, seleksi aitem

dilakukan pada proses uji coba skala sehingga pada proses pengambilan

data dengan responden penelitian akan mendapatkan hasil yang benar-

benar dapat dipertanggungjawabkan.

4.4.1. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala PWB

Aitem yang digunakan untuk memperoleh data PWB adalah

sebanyak 45 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem melalui item

total corrected maka terdapat 10 aitem yang memiliki koefisien

korelasi <0,20 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem yang gugur

tersebut adalah aitem nomor 4, 13, 14, 17, 24, 38, 40, 41, 42, dan 43.

Pada Tabel 4.2 penyebaran aitem valid dan aitem gugur pada uji coba

skala.

Pengujian reliabilitas skala psikologi pada penelitian ini

menggunakan pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien

alpha cronbach’s. Dalam proses uji coba diuji reliabilitasnya agar

41

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai

dalam proses penelitian.

Tabel 4.2

Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala PWB

NO

ASPEK INDIKATOR

SEBARAN

ITEM TOTAL

F U

1 Penerimaan

diri

Memiliki sikap positif

terhadap diri sendiri

1, 12 37 3

Memahami dan

menerima berbagai

aspek diri termasuk di

dalamnya kualitas baik

dan buruk

44 13* 1

Menilai positif

kehidupan yang

sedang dijalani

38* 18 1

2 Memiliki

hubungan

positif dengan

orang lain

Kemampuan individu

untuk membina

hubungan hangat

dengan orang lain

(memiliki kedekatan

dengan orang lain)

29 10,

16,

43*

3

Memiliki perasaan

yang kuat akan empati

sesama manusia

4* 14*,

15

1

Mampu mencintai dan

membina hubungan

interpersonal yang

dibangun atas dasar

saling percaya

40* 35 1

3 Otonomi Mampu mengarahkan

diri dan bersikap

mandiri

7, 27 8 3

Mengevaluasi diri

dengan standar

personal

26 17* 1

Mengatur tingkah laku 20 33 2

42

secara mandiri

4 Penguasaan

lingkungan

Mampu mengelola dan

mengontrol

lingkungan sekitar

2 19 2

Mampu menciptakan

lingkungan yang

cocok dengan kondisi

psikologisnya sendiri

dalam rangka

pengembangan diri

22,

23,

42*

28 3

5 Tujuan hidup Adanya kejelasan

tujuan hidup

11 5 2

Merasakan arti dalam

hidup masa kini

maupun yang telah

dijalani

6, 25 24* 2

Memiliki tujuan dan

sasaran hidup yang

jelas

30,

36

41* 2

6 Pengembangan

diri

Keinginan untuk terus

mengembangkan

potensinya

31 1

Terbuka terhadap

pengalaman baru

9, 34,

39

3, 45

Menyadari potensi-

potensi yang

dimilikinya

21 32 2

Total 20 15 35

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Skala PWB

Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.881 35

43

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.3 diketahui

bahwa variabel PWB memiliki koefisien Cronbach’s alpha sebesar

0.881 dari batas minimal yang ditetapkan adalah >0.60 sehingga skala

psikologi dalam variabel PWB dinyatakan reliabel.

4.4.2. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional

Aitem yang digunakan untuk memperoleh data kecerdasan

emosional adalah sebanyak 55 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi

aitem melalui corrected item maka terdapat 10 aitem yang memiliki

koefisien korelasi ≤0,20 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem yang

gugur tersebut adalah aitem nomor 1, 9, 10, 11, 21, 28, 29, 33, 36, dan

41. Pada Tabel 4.4 penyebaran aitem valid dan aitem gugur pada uji

coba.

Pengujian reliabilitas skala psikologi pada penelitian ini

menggunakan pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien

alpha cronbach’s. Dalam proses uji coba diuji reliabilitasnya agar

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai

dalam proses penelitian.

Tabel 4.4

Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Kecerdasan Emosional

NO. ASPEK INDIKATOR

SEBARAN

ITEM TOTAL

F U

1 Kesadaran

diri

Mengenal dan

merasakan emosi

sendiri

6, 19 1*, 52 4

Memahami penyebab

perasaan yang

muncul

47, 16 2

Mengenal pengaruh

perasaan terhadap

tindakan

27, 34,

26, 40

4

44

2 Mengelola

emosi

Mampu

mengungkapkan

amarah yang tepat

17 42, 55 3

Mampu

mengendalikan

perilaku agresif yang

merusak diri sendiri

dan orang lain

31, 43 38 3

Memiliki perasaan

positif tentang diri

sendiri dan

lingkungan

23, 49 2

Memiliki

kemampuan untuk

mengatasi stres

11*, 32 1

3 Memotivasi

diri sendiri

Mampu

mengendalikan diri

2, 7, 44 33* 3

Bersikap optimis 8, 39 28*, 21 3

Mampu memusatkan

perhatian pada tugas

yang dikerjakan

3, 13,

18

37 4

4 Empati Mampu menerima

sudut pandang orang

lain

4 45 2

Memiliki sikap

empati atau kepekaan

terhadap perasaan

orang lain

9*, 24 53 2

Mampu

mendengarkan orang

lain

5, 10* 54 3

5 Keterampilan

sosial

Memahami

pentingnya membina

hubungan dengan

orang lain

29*,

30, 51

22, 12 4

Mampu

menyelesaikan

konflik dengan orang

lain

46 36* 1

45

Memiliki

kemampuan untuk

berkomunikasi

dengan orang lain

25, 48,

50

14 4

Memiliki perhatian

terhadap kepentingan

orang lain

20, 35 2

Dapat hidup selaras

dengan kelompok

15, 41* 1

Total 33 12 45

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional

Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.905 45

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.5 diketahui

bahwa variabel kecerdasan emosional memiliki koefisien Cronbach’s

alpha sebesar 0.905 dari batas minimal yang ditetapkan adalah >0.60

sehingga skala psikologi dalam variabel kecerdasan emosional

dinyatakan reliabel.

4.4.3. Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Self-efficacy

Aitem yang digunakan untuk memperoleh data self-efficacy

adalah sebanyak 22 aitem. Setelah dilakukan diskriminasi aitem

melalui corrected item maka terdapat 3 aitem yang memiliki koefisien

korelasi <0,20 dan dinyatakan gugur. Adapun aitem yang gugur

tersebut adalah aitem nomor 19, 21, dan 22. Pada Tabel 4.4

penyebaran aitem valid dan aitem gugur pada uji coba.

Pengujian reliabilitas skala psikologi pada penelitian ini

menggunakan pengujian internal konsistensi dengan melihat koefisien

46

alpha cronbach’s. Dalam proses uji coba diuji reliabilitasnya agar

diketahui reliabilitas dari skala psikologi yang nantinya akan dipakai

dalam proses penelitian.

Tabel 4.6

Sebaran Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Self-efficacy

NO ASPEK INDIKATOR

SEBARAN

ITEM

TOTAL

F U

1 Magnitude Berwawasan optimis 15, 16 1, 20 4

Merasa yakin dapat

menyelesaikan

tugas-tugas dengan

baik

3, 5,

19*, 21*

10, 14 5

2 Strength Meningkatkan upaya

sebaik-baiknya

6, 8 17 3

Berkomitmen

melaksanakan tugas

7 13 2

3 Generality Menyikapi situasi

dan kondisi yang

beragam dengan cara

yang baik dan positif

2, 4, 11 18,

22*

4

Berpedoman pada

pengalaman

9, 12 2

Total 12 7 19

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang gugur

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Skala Self-efficacy

Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha N of Items

.864 19

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.7 diketahui

bahwa variabel kecerdasan emosional memiliki koefisien Cronbach’s

alpha sebesar 0.864 dari batas minimal yang ditetapkan adalah >0.60

47

sehingga skala psikologi dalam variabel kecerdasan emosional

dinyatakan reliabel.

4.5. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas

Teologi UKIM Angkatan 2016 yang berjumlah 50 orang. Karakteristik

responden dapat digambarkan sebagai berikut:

4.5.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.8

Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Kelamin Presentase (%)

1 Laki-laki 17 orang 34%

2 Perempuan 33 orang 66%

TOTAL 50 orang 100%

Tabel 4.8 menunjukkan jumlah mahasiswa sebanyak 50 orang

yang terdiri dari 17 laki-laki dengan presentase 34% dan 33

perempuan dengan presentase 66%. Dapat dilihat bahwa responden

perempuan lebih banyak dari responden laki-laki.

4.5.2. Analisis deskriptif

Tabel 4.9

Analisis Deskriptif

N Jarak Minimum Maximum Rata-rata Std. Deviasi

PWB_Y 50 50 88 138 113.18 13.490

KE_X1 50 65 105 170 139.56 13.602

SE_X2 50 27 37 64 50.64 5.749

Valid N (listwise) 50

Dari Tabel 4.9 hasil output analisis deskriptif, dapat diartikan

sebagai berikut:

48

1. Variabel PWB memiliki rata-rata hitung sebesar 113.18 dengan

standar deviasi sebesar 13.490.

2. Variabel kecerdasan emosional memiliki rata-rata hitung sebesar

139.56 dengan standar deviasi sebesar 13.602.

3. Variabel self-efficacy memiliki rata-rata hitung sebesar 50.65

dengan standar deviasi sebesar 5.749.

4.6. Identifikasi Skor

4.6.1. Identifikasi Skor PWB

Skala PWB menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap diri

mereka terkait PWB baik itu kepada diri sendiri maupun terhadap

orang lain, artinya bahwa responden diminta untuk menilai sejauh

mana PWB mereka.

Dalam menentukan tinggi rendahnya PWB mahasiswa, maka

digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,

dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam variabel ini

adalah 29 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh bergerak dari 145

(5x29) sampai 29 (1x29). Untuk mengetahui PWB digunakan interval

ukuran sebagai berikut:

𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

𝑖 =5(29) − 1(29)

5

𝑖 =145 − 29

5

𝑖 = 23,2.

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil PWB dapat

dilihat pada Tabel 4.10

49

Tabel 4.10

Kategori Skor PWB

No. Kategori Interval N Presentase (%)

1 Sangat tinggi 121,8 ≤ x ≤ 145 18 36%

2 Tinggi 98,6 ≤ x ≤ 121,8 24 48%

3 Sedang 75,4 ≤ x <98,6 8 16%

4 Rendah 52,2 ≤ x <75,4 -

5 Sangat rendah 29 ≤ x <52,2 -

Jumlah 50 100%

Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa PWB mahasiswa tahun

pertama Fakultas Teologi UKIM mempunyai tingkat PWB yang dapat

dikategorikan sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tepatnya 18%

mahasiswa memiliki PWB pada kategori sangat tinggi, 24% memiliki

PWB pada kategori tinggi, dan 8% pada kategori sedang.

4.6.2. Identifikasi Skor Kecerdasan Emosional

Skala kecerdasan emosional menggambarkan persepsi

mahasiswa terhadap diri mereka terkait kecerdasan emosional baik itu

kepada diri sendiri maupun terhadap orang lain, artinya bahwa

responden diminta untuk menilai sejauh mana kecerdasan emosional

mereka.

Dalam menentukan tinggi rendahnya kecerdasan emosional

mahasiswa, maka digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah, dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan

dalam variabel ini adalah 36 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh

bergerak dari 180 (5x36) sampai 36 (1x36). Untuk mengetahui

kecerdasan emosional digunakan interval ukuran sebagai berikut:

𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

𝑖 =5(36) − 1(36)

5

50

𝑖 =180 − 36

5

𝑖 = 28,8.

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil kecerdasan

emosional dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11

Kategori Skor PWB

No. Kategori Interval N Presentase (%)

1 Sangat tinggi 151,2 ≤ x ≤ 180 8 16%

2 Tinggi 122,4 ≤ x ≤ 151,2 38 76%

3 Sedang 93,6 ≤ x <122,4 4 8%

4 Rendah 64,8 ≤ x <93,6 -

5 Sangat rendah 36 ≤ x <64,8 -

Jumlah 50 100%

Dari Tabel 4.11 diketahui bahwa kecerdasan emosional

mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM mempunyai

tingkat kecerdasan emosional yang dapat dikategorikan sedang,

tinggi, dan sangat tinggi. Tepatnya 16% mahasiswa memiliki

kecerdasan emosional pada kategori sangat tinggi, 76% memiliki

kecerdasan emosional pada kategori tinggi, dan 8% pada kategori

sedang.

4.6.3. Identifikasi Skor Self-efficacy

Skala self-efficacy menggambarkan persepsi mahasiswa

terhadap diri mereka terkait self-efficacy baik itu kepada diri sendiri

maupun terhadap orang lain, artinya bahwa responden diminta untuk

menilai sejauh mana self-efficacy mereka.

Dalam menentukan tinggi rendahnya self-efficacy mahasiswa,

maka digunakan lima kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah. Jumlah aitem yang digunakan dalam

variabel ini adalah 14 aitem valid. Skor empiris yang diperoleh

51

bergerak dari 70 (5x14) sampai 14 (1x14). Untuk mengetahui self-

efficacy digunakan interval ukuran sebagai berikut:

𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖

𝑖 =5(14)−1(14)

5

𝑖 =70 − 14

5

𝑖 = 11,2.

Dengan demikian gambaran tinggi rendahnya hasil self-

efficacy dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12

Kategori Skor Self-efficacy

No. Kategori Interval N Presentase (%)

1 Sangat tinggi 58,8 ≤ x ≤70 7 14%

2 Tinggi 47,6 ≤ x ≤58,8 32 64%

3 Sedang 36,4 ≤ x <47,6 11 22%

4 Rendah 11,2 ≤ x <36,4 -

5 Sangat rendah 14 ≤ x <11,2 -

Jumlah 50 100%

Dari Tabel 4.12 diketahui bahwa self-efficacy mahasiswa

tahun pertama Fakultas Teologi UKIM mempunyai tingkat self-

efficacy yang dapat dikategorikan sedang, tinggi, dan sangat tinggi.

Tepatnya 14% mahasiswa memiliki self-efficacy pada kategori sangat

tinggi, 64% memiliki self-efficacy pada kategori tinggi, dan 22%

pada kategori sedang.

4.7. Uji Asumsi Klasik

Pengujian untuk asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedasitas, dan uji linearitas.

52

4.7.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data

terdistribusi normal. Pengujian normalitas secara statistik dapat

dilakukan dengan uji one sample Kolmogorv-smirnov dengan p>0.05.

Sedangkan bila menggunakan metode grafik dapat dilihat pada grafik

histogram dan P-P Plot Test. Hasil uji normalitas dengan

menggunakan aplikasi SPSS 16 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1

Histogram

Data dikatakan berdistribusi normal apabila histogram

berbentuk lonceng (bell shaped curve) (Santoso, 2000). Gambar 4.1

memperlihatkan bahwa data berdistribusi normal karena kurva

membentuk lonceng (bell shaped curve), dengan standar deviasi

sebesar 0,979. Selain menggunakan histogram, normalitas juga dapat

dilihat melalui grafik P-P Plot Test.

53

Gambar 4.2

Grafik P-P Plot Test

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebaran data merupakan

titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga asumsi normalitas

dapat dipenuhi.

Tabel 4.13

Hasil Uji Kormogorov-Smirnov

UjiSatu Sampel Kolmogorov-Smirnov

PWB_Y KE_X1 SE_X2

N 50 50 50

Parameter Normal Rata-rata 113.18 139.56 50.64

Std. Deviasi 13.490 13.602 5.749

Perbedaan yang paling ekstrim

Absolut .079 .112 .175

Positif .073 .112 .175

Negatif -.079 -.108 -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .558 .793 1.238

Asymp. Sig. (2-tailed) .914 .555 .093

a. Uji Distribusi Normal.

54

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

untuk PWB sebesar 0,914, kecerdasan emosional sebesar 0,555, dan

self-efficacy sebesar 0,093. Nilai signifikansi variabel terikat (PWB)

berada di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal.

Tabel 4.14

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal

Uji Satu Sampel Kolmogorov-Smirnov

Residual yang tak terbakukan

N 50

Parameter Normal

Rata-rata .0000000

Std. Deviasi 8.26362315

Perbedaan yang Paling Ekstrim

Absolut .080

Positif .063

Negatif -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .568

Asymp. Sig. (2-tailed) .903

a. Uji Distribusi Normal.

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai koefisien Kolmogorov-

Smirnov 0,568 dengan signifikansi sebesar 0,903 (p>0,05) maka

disimpulkan bahwa data nilai residual terdistribusi normal.

Secara keseluruhan dengan menggunakan metode statistik

maupun grafik histogram dan grafik P-P Plot Test menunjukkan

bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi secar normal sehingga

dapat dinyatakan bahwa asumsi normalitas dalam penelitian ini

terpenuhi dan model regresi layak digunakan untuk menjadi alat

penganalisa PWB berdasarkan kecerdasan emosional dan self-

efficacy.

4.7.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerence

dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika

55

nilai tolerence ≤ 0.10 dan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009). Berikut adalah

tabel uji multikolinearitas.

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Statistik Kolinearitas

Toleransi VIF

1 (Konstanta)

KE .782 1.278

SE .782 1.278

a. Dependent Variable: PWB

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai tolerance kecerdasan

emosional dan self-efficacy 0,782 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF

kecerdasan emosional dan self-efficacy 1,278 lebih kecil dari 10 maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

4.7.3. Uji Heterokedasitas

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas yaitu

melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual

SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak

di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

heterokedasitas (Santoso, 2000).

56

Gambar 4.3

Scatterplot

Scatterplot menunjukkan titik-titik terpencar dengan tidak

membentuk pola tertentu di sekitar garis diagonal, tetapi titik-titik

tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedasitas

sehingga model regresi dapat dipakai untuk memprediksi PWB

berdasarkan kecerdasan emosional dan self-efficacy.

4.7.4. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear

antara variabel bebas dan variabel terikat untuk mengetahui

signifikansi penyimpangan dari linearitas dengan p<0.05.

57

Tabel 4.16

Hasil Uji Linearitas PWB dengan kecerdasan emosional

ANOVA Table

Jumlah Kuadrat df

Kuadrat Tengah F Sig.

PWB * KE

Antar Kelompok

(Gabungan) 8043.130 30 268.104 5.827 .000

Linearitas 5466.500 1 5466.500 118.803 .000

Simpangan dari Linearitas

2576.630 29 88.849 1.931 .069

Dalam Kelompok 874.250 19 46.013

Total 8917.380 49

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearitas

sebesar 0,000 (p<0,05) dengan nilai penyimpangan linearitas sebesar

0,069 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

linear antara PWB dan kecerdasan emosional.

Tabel 4.17

Hasil Uji Linearitas PWB dengan Self-efficacy

ANOVA Table

Jumlah Kuadrat df

Kuadrat Tengah F Sig.

PWB * SE

Antar Kelompok

(Gabungan) 4558.118 20 227.906 1.516 .150

Linearitas 646.500 1 646.500 4.301 .047

Simpangan dari Linearitas

3911.618 19 205.875 1.370 .217

Dalam Grup 4359.262 29 150.319

Total 8917.380 49

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai signifikansi linearitas

sebesar 0,047 (p<0,05) dengan nilai penyimpangan linearitas sebesar

0,217 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

linear antara PWB dan self-efficacy.

58

4.8. Uji Hipotesis

Hipotesis: ada pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy

secara simultan terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

Teologi UKIM.

4.8.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Hasil uji statistik secara simultan untuk variabel independen

(kecerdasan emosional dan self-efficacy) terhadap variabel dependen

(PWB) diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.18

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F

ANOVAb

Model Jumlah Kuadrat df Kuadrat Tengah F Sig.

1 Regresi 5571.294 2 2785.647 39.128 .000a

Sisa 3346.086 47 71.193

Total 8917.380 49

a. Prediktor: (Konstanta), SE, KE

b. Peubah Gayut: PWB

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 39,128

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti ada

pengaruh signifikan dari kecerdasan emosional dan self-efficacy

secara bersamaan terhadap PWB. Dari hasil perhitungan ini maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima.

4.8.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Hasil uji statistik secara parsial untuk variabel bebas

(kecerdasan emosional dan self-efficacy) terhadap variabel dependen

(PWB) diperoleh hasil sebagai berikut:

59

Tabel 4.19

Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Koefisien

Model

Koefisien tidak terbakukan

Koefisien terbakukan

t Sig. B Kesalahan baku Beta

1 (Konstanta) 11.464 13.580 .844 .403

KE_X1 .833 .100 .840 8.317 .000

SE_X2 -.288 .237 -.123 -1.213 .231

a. Peubah Gayut: PWB_Y

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai thitung kecerdasan

emosional sebesar 8,317 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05).

Hasil ini memberikan arti bahwa variabel bebas kecerdasan emosional

secara parsial mempunyai pengaruh terhadap PWB.

Nilai thitung self-efficacy sebesar -1,213 dengan tingkat

signifikansi 0,231 (p>0,05). Hasil ini memberikan arti bahwa variabel

bebas self-efficacy secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap

PWB.

Berdasarkan Tabel 4.19 diperoleh persamaan regresi yang

dapat disusun, yaitu:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 sehingga dapat ditulis

Y = 11,464 + 0,840 X1 + -0,123 X2

Dapat dilihat bahwa koefisien regresi kecerdasan emosional

menunjukkan tanda positif (+) dan self-efficacy menunjukkan tanda

negatif (-). Persamaan regresi berganda dapat diartikan sebagai

berikut:

1. Konstanta a sebesar 11,464 mengandung arti bahwa jika variabel

bebas dianggap konstan maka nilai variabel PWB sebesar 11,464.

2. Koefisien regresi kecerdasan emosional sebesar 0,833 memberikan

pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan

60

kecerdasan emosional akan berdampak pada meningkatnya PWB

sebesar 0,833.

3. Koefisien regresi self-efficacy sebesar -0,288 memberikan

pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan self-

efficacy akan berdampak pada menurunnya PWB sebesar 0,288.

4.8.3. Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh antara kecerdasan emosional dan

self-efficacy terhadap PWB mahasiswa tahun pertama Fakultas

Teologi UKIM. Berdasarkan pengolahan secara statistik, diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Ringkasan Model

Model R R2 R

2 terkoneksi Kesalahan Baku Taksiran Durbin-Watson

1 .790a .625 .609 8.438 1.379

a. Prediktor: (Konstanta), SE_X2, KE_X1

b. Peubah Gayut: PWB_Y

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa Nilai R sebesar 0,790 dengan

demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional

dan self-efficacy terehadap PWB dengan koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,625. Dengan demikian variabel kecerdasan emosional dan

self-efficacy memberikan pengaruh terhadap perubahan variabel PWB

sebesar 62,5% sedangkan sisanya 37,5% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

61

4.9. Pembahasan

Mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan maka

dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional dan self-efficacy secara

simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap PWB.

Besarnya pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy terhadap

PWB tercermin dalam hasil perhitungan uji F (uji signifikansi simultan)

dengan nilai Fhitung sebesar 39,128 dan nilai signifikansi sebesar 0,000

(p<0,05). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,625, dengan

demikian variabel kecerdasan emosional dan self-efficacy secara

simultan memberikan pengaruh terhadap variabel PWB sebesar 62,5%.

Hal ini berarti bahwa dari variasi yang terjadi pada variabel PWB dapat

dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional dan self-efficacy dan

sisanya sebesar 37,5% dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang

signifikan antara kecerdasan emosional dan self-efficacy terhadap PWB.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka hipotesis yang menyatakan

ada pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy secara simultan

terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM

dapat diterima. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Adeyemo dan Adeleye (2015) yang memberikan hasil

bahwa kecerdasan emosional dan self-efficacy secara simultan dapat

memengaruhi PWB.

Kekuatan kecerdasan emosional dan self-efficacy sebagai

pengaruh terhadap PWB pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

Teologi UKIM dapat dilihat melalui hasil analisis regresi berganda yang

menunjukkan tanda positif pada kecerdasan emosional yang berarti

semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi PWB dan

tanda negatif pada self-efficacy yang berarti bahwa semakin rendah self-

efficacy maka semakin rendah PWB. Hasil temuan ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Shaheen dan Shaheen (2016)

memberikan hasil bahwa ada korelasi positif yang kuat antara PWB dan

62

kecerdasan emosional dan penelitian yang dilakukan oleh Onuoha dan

Bada (2016) menemukan hasil bahwa tidak ada kontribusi yang

signifikan dari self-efficacy untuk PWB.

Dari determinasi parsial dapat dilihat bahwa kecerdasan

emosional memiliki nilai determinasi parsial sebesar 0.840 dan nilai

signifikansi secara parsial sebesar 0.000 (p<0,05). Dengan demikian

kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh terhadap PWB

mahasiswa tahun pertama Fakultas Teologi UKIM. Terdapat hubungan

yang signifikan antara kecerdasan emosional dan PWB memberikan arti

bahwa kecerdasan emosional dapat memprediksi PWB. Hasil penelitian

ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goleman

(dalam Shaheen & Shaheen, 2016) menemukan bahwa siswa dengan

kecerdasan emosional yang tinggi siap untuk menghadapi tantangan

lingkungan baru, menyiapkan jadwal dan rencana studi secara

tertanggung jawab, bertemu orang-orang baru tanpa rasa canggung, dan

dapat mengatasi frustrasi dan kecemasan yang berada di luar kendali

lingkungan. Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam

kesejahteraan psikologis seseorang, semakin tinggi kecerdasan

emosional yang dimiliki maka semakin tinggi pula PWB.

Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa self-efficacy tidak

memberikan sumbangan dengan determinasi parsial sebesar -0.123 dan

nilai signifikansi sebesar 0.231 (p>0.05) yang berarti bahwa variabel

self-efficacy secara parsial tidak memberi pengaruh secara signifikan

terhadap PWB. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa self-efficacy

tidak berpengaruh pada PWB mahasiswa angkatan pertama Fakultas

Teologi UKIM. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Onouha dan Bada (2016) yang menemukan bahwa self-

efficacy tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PWB.